filosofi ini bukan menekankan kita untuk harus mengikuti teori ini, tapi filosofi itu cara untuk berpikir untuk sebuah pemikiran, dan semua bebas mengungkapkannya, dan dapat diakui kalau sudah terbukti dan masuk akal..
Menarik banget bang... Hingga saya berpikir seperti ini; Seperti kasus John Perry yang membahas subjek "saya" tidak dapat digantikan dengan pendeskripsian yang lain. Maka bagi saya, penyifatan Tuhan dan kontradiksinya juga tidak bisa dideskripsikan oleh hal di luar Tuhan. Sehingga, Tuhan lah yang kemudian bisa menentukan kemungkinan dan ketidakmungkinan atas diri-Nya. Contoh, misalnya saya membuat bolu yang mengembang bagus karena saya menambahkan minuman berkarbonasi. Boleh jadi bagi orang yang mau membuat bolu seperti yang saya buat, akan mengatakan bahwa minuman berkarbonasi adalah syarat untuk membuat bolu yang mengembang bagus. Maka pertanyaannya, apakah yang saya lakukan terhadap adonan kue dengan menambah minuman berkarbonasi itu adalah kehendak saya atau justru merupakan syarat bagi saya? Jika menambahkan minuman berkarbonasi adalah kehendak saya maka yang berjalan adalah kuasa saya, terhadap kemungkinan dan ketidakmungkinan menambahkan minuman berkarbonasi dalam adonan kue. Tapi, jika itu adalah syarat bagi saya maka yang berjalan adalah kuasa di luar saya, yang mampu menentukan kemungkinan dan ketidakmungkinan saya untuk menambahkan minuman berkarbonasi dalam adonan. Maka muncul pertanyaan, apakah Tuhan tak punya kuasa sendiri, sehingga membutuhkan persyaratan dari di luar Dia untuk menentukan kemungkinan dan ketidakmungkinan bagi diri-Nya sendiri?
kwkwwkwk filosofi itu keren yah bisakah tuhan menciptakan gunung tanpa lereng? lalu pertanyaanya gunung itu apa ? apakah sesuatu yang tak memiliki lereng itu gunung? kenapa sesuatu yang tidak memiliki lereng itu HARUS kita sebut dengan istilah "gunung"?
Sulit banget dipahami filsafat kayak gini, darimana kita tahu Tuhan membutuhkan syarat dari luar atas kemungkinan dan ketidakmungkinan dari diri-Nya, kita menyanyakan hal itu dalam konteks apa?? bisa dijelaskan secara awan gak bang, ane makin berpikir keras, hehe mohon bantuannya suhu
@@R_saja bljr filsafat memang bilkij gila bro, tp trgntung kita cara menyikapinya sih. Skrng yah karna gue lumayan bljr tntng filsafat, misalkan ada orng yang gue ajak diskusi tntang suatu hal, tp yang gue kagum itu bukan ucapan yg dia keluarkan, tp malah gmn sih cara dia berpikir dan berlogika sampai perkataan itu muncul, kadang sampe pusing sendiri wkwk
defisini tentang apa itu ketuhanan, selalu berkembang sejak dahulu, jika sekarang manusia mendefinisikan tuhan dengan cara non klasik, itu berarti subjektifitas tentang tuhan itu mengikuti zaman.
Pembuktian eksistensi Tuhan mutlak harus clasic, Konkritnya pembuktian harus berdasarkan wahyu Tuhan itu sendiri. Tidak ada sumber lain yang yang dapat membuktikan eksistensi Tuhan, di luar wahyuNya. Sy kutip suratnya Paulus dalam Roma 9:20-21, "Dapatkah yg dibentuk protes kepada yg membentuk". Kontradiksi atribut Allah tidak bisa kita selesaikan dengan logika kita, karena itu melampaui logika kita. Tak mungkin Tuhan berbuat salah, sehingga Dia harus menciptakan batu yang tak mampu Dia angkat, itu sama dengan menentang diriNya sendiri, yang adalah kebenaran itu sendiri. John Lock, berkata ada 3 cara berpikir. 1. Rasional, 2.Irasional, 3. Supra-Rasional.
Ini sama saja dengan pembuktian tuhan berbasis agama yang bersifat sirkuler(untuk percaya tuhan, perlu percaya agama, tapi untuk percaya agama, perlu percaya tuhan di agama itu dulu) sehingga pembuktian seperti ini tidak konkret.
Ada satu sifat "kemustahilan" dilakukan Tuhan. Seperti menciptakan yang seperti diriNya, menciptakan sesuatu yang tidak mampu diangkatNya misalnya. Sebab itu akan memporak-porandakan hukum yang Tuhan buat sendiri. Bila pun Tuhan mampu Dia tidak akan melakukannya.
Contoh lain, saya dapatkan dari sebuah kumpulan cerita Tiongkok untuk anak-anak. Judulnya "Pandai Besi yang Sombong." Suatu hari, alkisah, si pandai besi ini membuat tombak yang dijualnya sebagai tombak penembus segala tameng. Di hari lain, ia membuat tameng dan menyebutnya sebagai tameng penahan segala tombak. Kebetulan, di pasar, si pembeli tombak membawa tombaknya. Ia lalu bertanya kepada si pandai besi, "Jika tombak penembus segala tameng ini saya lemparkan menghantam tameng penahan segala tombak itu, apakah yang akan terjadi?" Si pandai besi pingsan. Sebagai seorang anak, saya membaca cerita itu sebagai kisah yang menghibur dengan pesan moral yang jelas. Jadi orang jangan suka sesumbar, nanti kamu termakan kata-katamu sendiri. Belakangan, setelah mendengar banyak paradoks termasuk batu berat ciptaan Tuhan saya jadi sadar bahwa yang digugat dalam cerita pandai besi itu bukanlah semata-mata klaim pandai besi yang luar biasa, tapi segala klaim luar biasa. Juga klaim luar biasa tentang Tuhan? Dapatkah Tuhan menciptakan tombak penembus segala tameng dan tameng penahan segala tombak sekaligus? Pada akhirnya, jika Tuhan adalah Tuhan yang ada sekaligus tiada, yang menjawab sekaligus mengabaikan doa, jika kesadaran kita berubah, ketika Tuhan tidak melulu Tuhan yang selalu ada, apakah itu mengubah isi dan cara kita berdoa?
Bagi saya, tuhan itu tidak hanya menciptakan alam semesta serta isi2 nya saja, namun juga berserta hukum2 alam yang bekerja diatasnya. Bagi kita mausia hukum kausalitas itu tidak bisa dihindarkan sebagai konsekuensi bagian dari ciptaan tuhan beserta segala sistem nya. Namun tuhan bisa saja menghindari hukum2 tersebut kausalitas misalnya. Tuhan sangat mungkin tidak terkena efek hukum kausalitas, kontradiksi atau yang lainnya, karna ialah yg menciptakan hukum2 dan ketentuan tersebut.
Otak pikiran manusia terbatas dan tak mampu menjangkaunya . Dan memang begitulah kita dciptakan secara logika tidak dlebihkan atau dkurangkn . Ibaratnya sprti mata kita ini yg hanya mampu melihat dngn jarak beberapa meter ke depan .bahkan mata kita tk mampu melihat kehidupan d ujung kulit kita . Yg kalo dlihat dngn microskop baru kita akn takjub dn bisa melihatnya . Bayangin kalo kita bisa melihat sampe berkilo2 meter jauhnya tanpa alat bantu . Kehidupn jdi tidak normal . Nah sesuatu yg sempurna sprti ini mustahil kalo tidak ada perancangnya .
Sebenarnya ini argumen menyerah sih. Kita kan harus pembuktian diluar dasar kitab suci karena mesti ditinjau dalam berbagai hal dengan kritis. (Kitab suci hampir selalu mengklaim Tuhan) Inilah sebuah kebingunan bagi Atheis.
Kemampuan otak manusia dalam mengeksplorasi Tuhan amat sangat terbatas.... Ibnu Rusyd seorang filosof muslim pernah berkata, "otak/pikiran manusia ini ibarat timbangan emas, maka jangan digunakan utk menimbang gunung... Jika proposisi paradoksial itu diterapkan pada konteks Tuhan, yaitu "bisakah Tuhan menciptakan batu besar yg sangat berat sehingga Dia tidak mampu mengangkatnya?, yaa jawabannya, Tuhan mutlak bisa menciptakan batu yg tidak mampu Dia angkat, tetapi ketidakmampuanNya itu bukan karena Dia tidak Maha Kuasa, tetapi justru karena Dia Maha Kuasa". Dia meliputi semua baik yg kontradiksi maupun yg tidak. Orang bingung dan jadi dilematis terkait tentang Tuhan adalah akibat dari persepsi yg keliru ttg Tuhan. Tuhan dipersepsi dalam konteks makhluk bahkan masuk ke ranah antrpomorphisme. Sehingga, selamanya kita terbentur dan bingung sendiri akhirnya....
Saya ketika belajar dgn Dr. Fahrudin Faiz mendapatkan kesimpulan. Beliau membantah semua argumen logika adanya Tuhan, bukan berarti beliau menafikan Tuhan, tapi itu menunjukkan kelemahan hasil fikiran manusia yang tidak akan mungkin menggambarkan Tuhan. Karena ketika akal manusia menggapai Tuhan, Tuhan akan menjadi subjektif.
pikiran akan menjadi ambrol jika memikirkan apa mau tuhan, sedangkan pengetahuan manusia terbatas dan tuhan maha mengetahui dari apa yg tidak d ketahui manusia, manusia itu terbatas dan hanya bisa mengagumi ciptaanya.
Wah, rupanya selama ini saya bertahun tahun menggunakan logika Non klasik tuk mengkaji konsep ketuhanan. Cita cita saya pingin jadi dokter tapi sepertinya saya berbakat juga dibidang ilmu Filsafat hehe. 😂
Ilmu filsafat itu penting, terutama ketika usia kita semakin lanjut atau jabatan kita semakin tinggi. Ketika tanggung jawab dan kekuasaan kita semakin besar, kita harus semakin bijaksana dalam mengambil keputusan, sebab dampaknya besar terhadap orang-orang lain. Karena itu, kita perlu punya cara berpikir yang tepat.
Dengan berkembangnya cara berfikir manusia, akan aneh jika Tuhan bisa di deskripsikan di masa tertentu. Karena ketika logika berkembang, ia pasti akan dibantah. Konklusinya, selama akal masih berkembang ia tidak akan mungkin mendeskripsikan Tuhan.
Tiba2 tercetus pemikiran tentang kehidupan manusia yang dihubungkan dengan perumpamaan "semut memperebutkan gula tanpa tahu kenapa benda tersebut bisa ada ?siapa yang menciptakan benda tersebut ?sekaligus juga kenapa bisa memiliki rasa manis ?" sama halnya dengan ketidaktahuan manusia tentang tuhan dan ketidaktahuan manusia tentang keberadaan berapa sebenarnya alam semesta/multi parallel universe yang ada sekaligus juga misteri yang ada di balik itu.
Kata siapa bagi Tuhan tiada yang mustahil? Tuhan itu berkehendak kepada sesuatu yang mungkin terjadi. Bukan kepada yang wajib terjadi, bukan pula kepada yang mustahil terjadi. Maksud dari kehendak Tuhan tidak terbatas adalah terhadap sesuatu yang mungkin terjadi.
@@bangdungcikere8442 akal, pikiran, hayalan manusia itu sangat " Terbatas, itu pun pemberian, jk tdk dikasih, ya gk punya apa-apa. Lalu dg egomu, kesombonganmu Tuhan km👉batasi dg kata"nafsu mu, itulah syirik yg nyata. Meskipun demikian saya menghormati pendapat mu. SEKALI LAGI, TUHAN TDK BISA DI BATASI OLEH CIPTAAN NYA / HAMBANYA, ALAM SEMESTA BESERTA ISINYA FANA DAN BERGANTUNG PD SANG KHALIQ🙏
Kalau semuanya mungkin bagi Tuhan, termasuk yg wajib atau yg mustahil, bagaimana akan ada devinisi kebenaran? Bro kehendak Tuhan itu hubungannya ya kpada sesuatu yg mungkin. Bukan kepada sesuatu yg wajib seperti adanya Tuhan & bukan kepada sesuatu yg mustahil seperti tiadanya Tuhan. & Ketiadaan hubungan itu sama sekali tidak melemahkan kemahakuasaannya Tuhan. Karena memang tiada hubungan.
@@bangdungcikere8442 akal, nalar, pikiran, kyalan jangkauanya pendek, dan sangat lemah. Tuhan ada dlm segala hal, ada dlm lahir dan batin, ada dlm ketiadaan itu sendiri, ada dlm mustahil juga. Pokoknya maha sempurna dech, jangan berdebat lagi hanya buang waktu, hamba ttp hamba gk dpt menjangkau kesana. Menyerah dan berserah dirilah sbg hamba yg lemah, agar tak menyesal di kemudian hari 🙏
Kata "tidak bisa" tidak selalu menunjukan kelemahan. Bisa saja kata "tidak bisa" itu malah menunjukan kekuatan. Misalnya tidak bisa kalah, tidak bisa sakit dsb.
Tuhan itu menciptakan alam dengan komplex karna Agar manusia bisa berfikir dan menyeleksi alam. Karna sesuatu yg menjadi sebat akibat adalah rancangan tuhan. Bisa saja Tuhan menciptakan yg tidak bisa di teliti atau tidak sesuai dengan sains penyebabnya adalah manusia tidak berpikir.
Kalo gw mencoba mikir sendiri, mungkin aja Tuhan itu bersifat paradoks juga konsisten sekaligus. Dengan perkembangan fisika quantum aja kita sejauh ini menemukan bahwa alam fisik pun bekerja dengan cara demikian, bahwa hukum alam klasik itu konsisten tapi ternyata elemen penggerak-penggerak terkecil di alam (proton, neutron, elektron) punya sifat-sifat paradoks. Kalo balik ke eksperimen berpikir John Perry tadi, dan masih menurut gw yang orang awam ini, bisa di jawab pakai sifat ketiga Tuhan yaitu Omnipresence, yang juga sebetulnya jamak diketahui. Kalo Omnipotent Maha Kuasa, dan Omniscience Maha Mengetahui, Omnipresence berarti keberadaannya ada dimana-mana/diseluruh tempat; kurang lebih begitu terjemahannya. Sehingga sifat indeksikal tadi bisa 'didobrak'. Tuhan bisa tau dan bisa menggantikan "Saya yang mengotori tempat ini." karena Tuhan hadir sebagai John Perry. Paradoksnya keberadaan Tuhan ini pun boleh jadi bisa dibawa juga ke kehidupan sehari-hari. Tuhan ada, secara konsep jelas ada, implikasi keberadaan Tuhan juga ada, Tuhan secara kongkrit bisa di deteksi indra manusia, yang ini engga. Maka mirip kasus Schrodinger's Cat, Dia ada sekaligus ga ada, berada dalam state Superposition dan state-Nya baru bisa didefinisikan saat ada yang bisa berinteraksi langsung dengan Dia. Gitu.. Mohon maaf kalo malah jadi makin bingung, logika gw baru sampe sini. :D
Jawabannya tuhan tidak bisa membuat batu yg tidak bisa dirinya angkat,di sinilah kita bisa melihat hebatnya sang pencipta,,,kelemahannya masilah sesuatu yg luar biasa Selepas tuhan itu ada ataupun tidak ada,bagi siapapun walaupun berbeda zaman,entah klasik maupun modern,kebenarannya mendeprisikan tentang tuhan mestilah penggambaran yg sangat luar biasa tentang tuhan itu sendiri...dan untuk membangun karakter tersebut dalam pikiran manusia pastilah bisa,,,apakah tuhan itu sempurna,,,kalau pendapat saya dia tidak lah sempurna akan tetapi dia sangat luar biasa,dan keluar biasaannya ini menutupi ketidak sempurnanya,dengan akal sehat yg menyerap nilai2 keuntungan,,,apakah kenyataan demikian tidak cukup untuk menjadikannya tuhan bagi dirimu😊
Pernah ada yang menanyakan kepada saya pribadi, Mungkinkah tuhan menciptakan batu besar yang sangat berat sehingga Dia sendiri pun tidak sanggup mengangkatnya? Sebenarnya pertanyaan seperti ini tidak memiliki dasar, sehingga sebenarnya pertanyaan ini tidak patut di pertanyakan dan tidak patut di jawab. Tapi dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Seperti yang kita ketahui tuhan itu memiliki kemahakuasaan yang maksimal, yang terhadapnya kita tidak bisa memikirkan apa dan siapa yang memiliki kebesaran lebih besar daripada tuhan. Sekarang mengulas pertanyaan tadi, sebenarnya bukan mungkinkah tuhan tapi mungkin kah ada batu yang melebihi kebesaran tuhan? Sedangkan batu tersebut di ciptakan oleh tuhan, dan jika tuhan menciptakan batu tersebut pun ya tidak ada yang tidak mungkin bagi tuhan, sekarang pematahan pertanyaan tersebut mungkinkah ada batu yang melebihi kebesaran yang maksimal itu? Sedangkan dia lebih berkuasa dibandingkan ciptaanya. Jika pertanyaan semacam itu di tujukan untuk manusia, mungkin manusia bisa menciptakan sesuatu yang besarnya, beratnya melebihi manusia, yang bahkan manusia sekalipun tidak bisa mengangkat ciptaanya tersebut, dikarenakan kebesaran manusia hanya memiliki kebesaran yang hanya sebutir debu dibandingkan kebesaran tuhan. Dapat di simpulkan tidak sesuatu yang dapat menandinginya karena tuhan memiliki sifat ke MAHA-AN yang maksimal.
Keilmuan dan kepercayaan sama sama berasal dari pertanyaan, bedanya adalah pembuktian. Dimana kepercayaan tidak butuh pembuktian sementara ilmu ada karena adanya pembuktian. Ilmu membuka celah untuk kritisi sedangkan kepercayaan menutup rapat ruang kritis
Sebenarnya kepercayaan itu dibagi menjadi setidaknya 5 mas, adakalanya dia memastikan (tidak menerima kebalikannya) dan adakalanya tidak memastikan, atau disebut dugaan. Dan dugaan juga adakalanya dia condong kepada meyakini atau condong ke tidak yakin. Adapun jika dia memastikan, adakalanya sesuai kenyataan dan tidak, dan jika sesuai pun, adakalanya dia memastikan itu berdasarkan bukti atau hanya karena mengikuti orang yang sangat ia percaya. Maka seharusnya yg disebut ilmu adalah kepercayaan yg dipastikan yg sesuai dengan kenyataan dan terbuktikan dengan premis2 yg tak terbantahkan. Namun, kenyataannya kata ilmu tak hanya disebutkan pada hal ini saja, bahkan bisa untuk menyebutkan seluruh pembagian kepercayaan di atas. Wallahu a'lam.
Bila acuan dasarnya Manusia adalah gambaran Tuhan. Bisa dianggap Tuhan mnciptakan Manusia, kini manusia mnciptakan robot dgn kecerdasan buatan yg bs berkembang tanpa lg bisa dikendalikan manusia, dmn diprediksi (manusia sudah tahu) bhw kehidupan masa dpn sangat mungkin manusia bisa berperang melawan robot. Kira2 spt Manusia kini yg melawan Tuhan. Ada celah dmn Tuhan tdk bisa mengontrol manusia.
Membuat 2+2 = 10 ... Bisa Membuat persegi sekaligus bulat .... Bisa Membuat Gunung tanpa Lereng... Bisa.... Akal Manusia Terbatas... & slama didunia itu semuanya tdk dpat kita bayangkan..
p2:sayalah yang mengotori tempat ini, "seandainya saya tidak mengetahui bahwa lantai itu kotor karena gula,,!! "maka saya harus bertanggung jawab atas anggapanku". (sayalah yg mengotori tempat ini).
@@agusgozer6530 saya rasa tidak tepat mengatakan kita adalah Tuhan untuk diri kita sendiri, sebab jika begitu, knpa ketika kita sakit,kita masih perlu resep dokter untuk berobat? itu artinya, pengetahuan kita yg terbatas menyangkut diri sendiri menandakan ketidak kuasaan. Atau lebih tepatnya "Manusia itu pada Hakekatnya tidak tahu apa2 tentang diriNya." Lantas bagaimana kita bisa menyebut kita adalah Tuhan untuk diri sendiri? Bahkan, andai saja kita tidak pernah mendengar seseorang berbicara tentang Tuhan, mungkin kita tidak akan pernah tahu Tuhan itu apa.
Contoh Maha kuasa = bisa naik turun cara bersamaan, bisa ke kanan dan ke kiri secara bersamaan, bisa melakukan bisa dan tidak bisa secara bersamaan dll, Kalau tidak bisa melakukan itu berarti belum memiliki title maha kuasa. Karena maha kuasa itu cuma punya satu tanpa ada pembanding untuk setiap sifat dan absolut.
Mas Martin suryaraja aku mau request dong tentang etika lingkungan hidup atau apakah ada pemikiran asli Indonesia yang tidak terpengaruhi oleh pemikiran dari bangsa lain ?
Coba periksa buku “Yang Galau Yang Meracau”Karyanya Fadh Fahlevi. Soal Tuhan yg kontradiktif vs Tuhan yg di deskripsikan dgn logika klasik di bahas cukup memadai disitu.
Butuuh rekomendasi gan karena saya tertarik sama filsafat, saya perlu belajar dari mana ya? saya masih sma sih, cuman rasa keingintahuan saya tinggi, mohon bantuannya
Kalau bagi saya yang jelas kaya program komputer misal creator bikin si player tidak bisa menembus dinding maka player tidak bisa menembus dinding. Tapi creator bisa mengubah rule itu dengan kuasanya. Misal hukum yg diciptakan ada rule kita melakukan sesuatu dengan fikiran, tapi tuhan bisa saja membuat rule kita melakukan sesuatu dengan hal yang belum pernah iya ciptakan. Jadi teori yg dikemukakan manusia itu terbatas pada rule yang sudah diciptakan dan tidak bisa mendefikisikan rule yg belum tuhan ciptakan dan tidak kita ketahui. Jadi untuk pertanyaan yang tidak bisa kita jawab adalah karena keterbatasan berfikir yang tuhan berikan kepada kita dan tidak bisa disimpulkan bahwa itu adalah ketidakmungkinan pada tuhan.
Kita tdk bisa menggambarkan Tuhan dgn pemikiran kita manusia om krn kita tdk memiliki kemampuan utk itu. Tuhan lebih BESAR dari yg manusia bayangkan.. Tuhan itu Maha Tunggal.
Menurut saya. Pembuktian Tuhan itu Ada ( existensi nya ) berdasarkan kitab suci yg saya yakini. Yaitu Alkitab ( kristen ) yang secara ajaib juga sama dengan orang yahudi ( Tanahk ). Kenapa saya meyakini itu karena alkitab itu cocok dengan sejarah.
600 tahun yg lalu para santri mengenal istilah "Ta'aluq sifat Qudroh" Sesuatu yg MUSTAHIL terjadi bukan bagian dari Ranah kekuasaan Tuhan Jadi Tuhan tidak bisa disebut cacat saat tidak menciptakan sesuatu yg mustahil terjadi
wah menarik, jadi tahu soal logika klasik dan non klasik, ini jadi membawa pikiran saya, mungkin saja semakin berkembangnya umat manusia, muncul kemudian logika A B C D. kalau pendapat saya, tentang paradoksial batu itu, kita memakai logika yang kita mampu (klasik atau non klasik) sedangkan tuhan sendiri memiliki logika atau bahasa yang lebih tinggi lagi untuk dirinya. kita cuma bisa memandang tuhan dan beradu argumen ada tidaknya tuhan dengan perspektif seaadanya. ibarat hidup di dunia 2D dan memadang dunia 3D maka hanya ada garis-garis proyeksi (yang mana dunia 3d ada PxLxT). Lalu jika hidup di dunia 3D memandang dunia 4D, hanya muncul proyeksi ruang. intinya tuhan punya sesuatu yang lebih tinggi sehingga manusia tidak bisa melihat kebenarannya
walaupun umat manusia dan ilmu pengetahuan terus berkembang. kita masih berada di titik ini setelah 2000 tahun setelah masehi. atau beribu ribu tahun sejak berpikir muncul
bagi saya saat ini, tuhan hanya ada dalam tataran pemikiran saja. kesimpulan ini dinamis seiring sejauh ini saya berusaha memikirkan tentang keberadaan tuhan. kedepan mungkin bisa berubah tergantung perkembangan data yang saya serap.
Maha bisa nya Tuhan itu bukan berarti Tuhan bisa melakukan segala kata kerja yang kita tahu dan disifati dengan semua kata sifat yang ada di perbendaharaan bahasa kita seperti kecil, rendah, jelek, kotor dll... Dan menyucikan Tuhan dari sifat kemahklukan tidak sama dengan membatasi kekuasaan dan kehebatan Tuhan.. Tuhan tidak terbatas dalam diriNya sendiri, akal manusia lah yang perlu dibatasi dari pemberhalaan dan penteologian yang keliru..
untuk pengikut konsep ketuhanan, jd hukum nya mutlak, tdk bisa di ganggu gugat, sekalipun ada yg kotradiksi dlm konsep itu,tetep yakin aja lebih aman, krn takut doktrin klo ga percaya masuk neraka, krn takut masuk neraka dilakukan penyangkalan setiap ada argumen kontradiksi tsb, krn sepiritual itu pakai emosi bukan pada logika, klo di teruskan akan jd debat kusir, ujung2nya pasti bilang kurang beriman, saya bukan menyalahkan orang beragama krn itu sah sah saja dan tidak merugikan, tpi setidaknya jgn mencoba menyangkal sebuah fakta, krn pada dasarnya agama kan msh sebatas kepercayaan, itu kenyataan yg ada,, bukan kata saya, tpi kata kenyataan, yg jelas klo argumen saya tdk sama dg anda itu hak saya anda tidak bisa mendikte saya salah, krn semua saya kutip dr kenyataan yg ada bukan pendapat pribadi, ini sejalan dg pendapat yg di ceritakan di video ini,
Soal eksperimen pikiran John Perry; bagaimana jika Tuhanlah yang menakdirkan John Perry sebagai penyebab kotornya tempat tersebut? Bukankah itu berarti Tuhan bisa disebut Maha Kuasa dan Maha Mengetahui?
Kalo tuhan yg menakdirkan semua orang begini dan begitu berarti dia maha tidak adil Krn bisa seenaknya sendiri menentukan Muhammad masuk surga Abu lahab masuk neraka dst. Percuma juga ada catatan amal yg begitu teliti kalo cuma unt membuktikan kebenaran dr takdirnya. Adanya ayat ttg tuhan murka dll menunjukkan bahwa Tuhan tidak maha tau. Bagaimana dia bisa bereaksi murka pada kejadian yg sudah dia takdirkan sendiri? Lalu apakah dia berbuat sesuai yg dia takdirkan juga kah? Atau akan sedikit melakukan perubahan pada takdir tsb? Kalo dia berbuat sesuai takdir yg sudah dia gariskan berarti dia tidak maha kuasa. Krn tdk bisa lepas dr takdir yg dia buat sendiri. Kalo bisa membuat takdir baru, buat apa ada takdir juga.
Ya itu tadi, Keberadaan Tuhan bisa dibuktikan secara logika, tapi ketiadaan Tuhan juga bisa dibuktikan secara logika... logika dan filsafat sendiri belum bisa menjawab semua hal secara final mengenai keberadaan Tuhan... pembuktian empiris keberadaan Tuhan hanya bisa dibuktikan saat kita meninggal :D.. jadi sekarang tinggal pilih saja mau jadi seperti apa.. Nice Video pak, auto subsribe...
Hukum alam itu yg buat Tuhan manusia yg membuat rumit...Tuhan jelas maha bisa.. Maha bisa membolak balik hukum alam..ini hanya masalah tinggal tuhan mengganti hukumNya.. paradoks kemahaesaan hanya mempersulit manusia
Dengan kebingungan manusia menalar Tuhan adalah cara Tuhan menunjukan ke Maha Kuasaanya. Tuhan sedang menunjukan pada manusia kemampuan berfikir manusia sangat terbatas pada titik tertentu.
Menurutku, dalam kasus John Perry ini, kejadian pertama berhubungan dengan kejadian kedua. Kejadian kedua ada karena kejadian pertama ada. Dengan kata lain, kejadian pertama mempengaruhi kejadian kedua, atau kejadian kedua merupakan pembuktian kejadian kedua. Karena Perry membuat proposisi: Orang yang karung gulanya bocor adalah orang mengotori lantai. Lalu, Perry ingin membuktikan siapa orang itu, dan ternyata terbukti dia sendiri. Maka dia membuat kesimpulan (bukan proposisi baru): sayalah yang mengotori lantai. Artinya, pembuktian ala Joh Perry ini bukan pembuktian paradoxal keberadaan Tuhan.
Makanya sekarang itu banyak orang yang debat tentang agama...Karena di dunia ini agama itu banyak dan bukan cuman satu..lantas dari sekian banyak itu ada yang mengatakn bahwa..sayalah yang benar dan yang lain salah...lantas muncul pertanyaan sbb: Kalau TuhanMu yang benar Buktikn secara data! Kalau mampu bukti secara data..saya bisa percaya apa yang kamu katakan..
apa yang di ragukan oleh patrick grimms tersebut tentang omniscience terkait dengan dua hal persoalan omni potencenya disatu sisi dan persoalan eksistensi SAYA disisi yang lain. Jawaban ini ada dalam pendapat Mulla sadra tentang eksistensi yang independen dan eksistensi yang bergantung , bahwa SAYA itu adalah sebab yang bergantung pada sebab independen dan mustahil saya sebagai sebab yang bergantung terlepas dari sebab independen . Sebab independen yang dimaksud Mulla Sadra adalah Tuhan. Oleh karena saya secara eksistensi bergantung pada eksitensi independen maka sudah sewajarlah apa-apa yang eksis dalam diri saya akan diketahui oleh eksistensi independen. Tapi TAHU disini bukan berarti deterministik, karena saya sebagai manusia memiliki free will
Berarti tuhan itu maha demokrasi, Patuh pada hukum alam, Ta'at pada prinsip logika, Dan terbuka terhadap kritik makhluknya, Jadi mungkin bukan pernyataan tentang adanya tuhan yang salah, Tetapi pemahaman tentang tuhan yang salah, Buddha gautama telah memberikan pencerahan terhadap kita semua, Tuhan itu tidak abadi, Tuhan itu bisa bereinkarnasi, Makhluk itu tidak abadi, Makhluk itu bisa bereinkarnasi, Tuhan bisa turun menjadi makhluk, Makhluk bisa naik menjadi tuhan, Alam semesta tidak abadi, Alam semesta hadir setiap pemerintahan tuhan berganti, Maka dari itu umat buddis tidak menyembah tuhan karna toh tuhan bisa salah dan diturunkan dari jabatannya oleh makhluk, Hidup adalah ketidakabadian yang abadi.
Tuhan adalah Dzat yg Maha Kuasa,seluruh benda maupun mahluk hidup tunduk kepada,tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya,paradoks Tuhan adalah sebuah pemikiran yang tidak dapat ditanyakan/dimasalahkan.kenapa demikian,karena Tuhan tidak bisa diukur hanya dengan AKAL PEMIKIRAN manusia yang terbatas,tidak bisa dipahami Hanya dengan Meditasi manusia belaka. Jika ada pertanyaan maka yang tepat adalah. 1.juka Tuhan adalah pemberi takdir.kenapa kita yang bertanggung jawab akan takdir itu? 2. dimanakah letak kesempatan kita untuk mengubah takdir yang telah diberikan Tuhan?
Bahkan Free Will pun harus dalam aturan-Nya, tidak ada kata bebas selama semua yang ada telah Tuhan tentukan,, debu yang masuk kemata kita tanpa sengaja pun telah Tuhan tuliskan secara jelas dalam kehidupan kita, Tidak ada hal yang sengaja/tiba-tiba terjadi.kita menganggap hal tersebut sebagai kebetulan/tanpa sengaja karena pemikiran kita yang terbatas sebagai manusia.
@だなンゴ kita sebagai manusia tidak tahu akan hal ini,terlalu terbatas pimikiran kita untuk menerka rencana Tuhan, kita hanya tau apa yang telah disampaikan kepada kita,selebih itu hanya teori-teori untuk memenuhi hasrat keinginan dan pemikiran kita.
Kalau dalam teologi klasik dalam Islam ada namanya teologi Asy'ariyah, Tuhan tidak melakukan sesuatu yang kontradiktif. Artinya ke Maha an tersebut berlaku pada hal yang sifatnya mungkin (Mumkin). Jadi ada 3 hal yang kita ketahui secara logis yaitu wajib, mungkin, dan mustahil. Dalam hal ini Tuhan juga memiliki suatu kemustahilan dan itu diniscayakan secara logis.
Teologi Asy'ariyah banyak dipengaruhi dari rasionalisme Mu'tazilah walaupun penggagasnya sendiri (Abu Al-Hasan Al-Asy'ari) keluar dari ideologi lama yang dianutnya
bulat tp bentuk nya kotak,Bs aja sih..dimata kt melihat bulat,tp yg mncul di imajinasi kt kotak...maka dri situ lah mncul kata keyakinan,dan sbenarnya energi keyakinan slu mengalir ke dlm logika saat kt berfikir
Dalam literatur islam, telah diketahui sifat mustahil dan sifat wajib Tuhan. Ada hal yang tidak bisa dilakukan Tuhan tidak membuat kemahakuasanNya melemah. Ketidakbisaan terhadap hal yang melemahkan kekuasaanNya justru memperkuat kekuasaanNya.
@@darmagandhul2050 Tuhan dibatasi oleh kemahakuasaanNya. Tidak semua hal bisa dilakukan oleh Tuhan, termasuk melakukan hal yang kontradiktif dalam kacamata logika. Ketidakbisaan ini untuk memperkuat kemahakuasaanNya.
Bang menurut saya tentang Tuhan apa yg kita bicara kan ada hal kecil, tapi mari kita coba lupakan sejenak dan lihat alam semesta dan pikirkan Apa kah Tuhan menciptakan semua itu sengaja atau tidak sengaja
Argumen yang di sampaikan nya ialah argumen "saya" itu sendiri. Walaupun ia menyebutkan "orang lain" yang mengotori lantai itu sejatinya tetap saja proposisinya berangkat dari "saya".
jika "saya" itu hanya satu dan tidak ada yg setara dengan "saya", maka kebenaran nya absolut.. jika ada "saya" yg dapat di nilai dari sisi "saya" yang lain (setara), maka kebenaran nya tidak absolut..
Ketidak-mungkinan itu terletak pada manusianya, apakah Tuhan bisa menampakkan wujud? Tentu Dia bisa, namun apakah manusia mampu menanggung wujud Tuhan? Tentu tidak... Kisah yg sama ketika Nabi Musa memohon kpd Tuhan di bukit Sinai untuk melihatNya. Cukup menjelaskan secara gamblang seperti apa & bagaimana Tuhan. Lalu muncul pertanyaan tandingan, kok Tuhan tdk mampu mengontrol wujudNya kpd makhluk ciptaanNya? Silahkan berimajinasi, karena letak imagi manusia tak terbatas untuk menampung wujud Tuhan yg telah menciptakanmu, di benakmu & hatimu.
Tuhan bisa membuat lingkaran yang sekaligus square. Ini ada dalam teori Mekanika kuantum sesuatu bisa terjadi secara bersamaan dimana elektron adalah gelombang sekaligus dia adalah partikel. Jadi logika filsafat bisa terbantahkan, karena sebenar nya Tuhan itu dalam suatu dimensi yang memang diatas dimensi kita....Tuhan bisa sangat jenius tapi juga sekaligus bodoh menurut manusia. Bukti nya, Tuhan Yesus Kristus disalib dan mati, itulah adalah kebodohan bagi manusia, namun itu juga tindakan yang jenius untuk tujuan menyelamatkan manusia...
Kalo alam semesta dan seisinya ini ciptaan tuhan,, apakah tuhan berwujud,? Dan saat ini tuhan da dimana? Bisa menciptakan brrti yg mrnciptakan itu ada. Dan yg mnciptakan alam semesta ini sekarang ada dimana? Sampai sekarang pun akirat bagiku masih katanya.
Argumen Patrick Grim saya rasa ada kurangnya. Tokoh "saya" masih absurd. Manusia hidup dengan kesadaran yang tidak penuh. Yang menentukan kita mau makan nasi goreng atau bakso ketika lapar adalah bakteri di perut kita. Kebiasaan/habit juga mengakar kuat dalam kehidupan manusia. Jika tuhan sendiri yang merancang tokoh "saya" bukankah ia juga turut andil? John Locke pernah mengeluarkan konsep Tabu Rasa, yaitu manusia hanyalah kertas putih yang kemudian berisi coretan yang berasal dari lingkungan luarnya. Bukankah ada kemungkinan tuhan ikut campur dalam pembentukan kepribadian manusia? Walaupun tidak sepenuhnya, tapi opsi2 itu ada
Butuuh rekomendasi gan karena saya tertarik sama filsafat, saya perlu belajar dari mana ya? saya masih sma sih, cuman rasa keingintahuan saya tinggi, mohon bantuannya
@@andikapramana8941 a history of western philosophy - bernars ruzzle bagus mas. Cuma bahasa inggris. Kalau gak mau itu, baca saja buku sejarah filosofi timur atau sejarah filosofi barat versi bahasa indonesia. Dari sana agan kenal banyak tokoh2 filosofi dan idenya secara garis besar. Tokoh yang menurut agan menarik bisa didalami lagi filosofinya dengan membaca bukunya secara mendalam
@@wisnudivayana2344 berguna banget. Nih. Rekomennta gan, sip thx yak. Btw kita filsafat mempelajari pemikiran orang terdahulu ya? Apa cuma sesimpel itu atau lebih kompleks lagi pembahasannya?
@@andikapramana8941 pelajari secara perlahan2. Cari dahulu 1 tokoh filsafat yang agan suka teori dan idenya kemudian baca buku2nya. Kalau sudah 1 tokoh lanjut tokoh lain. Nanti agan akan ketemu diksi dan kata baru. Pengetahuan agan tentang kehidupan juga akan bertambah. Kalau agan mulai dari buku Bernard Russel itu saya yakin mas akan suka
lah gmn tuhan gak maha tau, lawong tuhan aja tau apa yg kita pikirkan, yg kita lihat, yg kita rasakan, walaupun tuhan gak menjadi kita tapi kan dia tahu yg didalam diri kita
Sebenarnya mudah untuk membantah segala argumentasi yang merasasionalisasi gagasan tentang kemustahilan atau ketidakmahakuasaan tuhan. Yaitu: Tuhan itu ADAlah sesuatu yang tidak bisa disamakan, dianalogikan, dipikirkan dalam manusia tentang tuhan itu sendiri. Contoh yang menyebutkan tentang paradox: Tuhan tidak mungkin menciptakan batu yang sedemikian besar sehingga Dia sendiri tak mampu mengagkatnya. Bro, jangankan Tuhan, manusia saja bisa meruntuhkan gunung yang secara perbandingan ukuran antara manusia dengan gunung (pikir aja sendiri), sangan jauh.
Pengetahuan jon peri " Saya yang mengotori tempat ini" Adalah salah satu pengetahuan dan pasti bagian dari semua pengetahuan itu sendiri, dimana yang memiliki semua pengetahuan itu adalah tuhan. Artinya Tuhan pasti mengetahui tentang pengetahuan jon peri tentang " Saya yang mengotori tempat ini " . Mumet ra Koe? Aku dewe mumet
logika tuhan dan manusia itu beda, logika yg sekarang dimiliki manusia, bisa saja diubah oleh tuhan menjadi apapun itu, bisa saja logika yg dimiliki manusia sekarang adalah salah pada kehidupan kehidupan yg sebelumnya
Apakah pernyataan John Perry ini bisa dibantah dengan mengatakan, apa yg sejatinya dilakukan john perry adalah hasil perbuatan Tuhan, maka Tuhan bisa mengetahui bahwa "saya yg mengotori tempat ini". Hal ini didasari pada argumen bahwa segala perbuatan hanya bisa dilakukan oleh satu kehendak. apabila lebih, maka memunculkan kemungkinan kontradiksi. Dan kontradiksi itu tidak mungkin. Maka segala perbuatan hanya diciptakan oleh Tuhan.
Banyak orang yang bertuhan suka menerka2 mungkin tuhan begini begitu merasa diri mereka lebih hebat dari Tuhan Berbeda dengan ateis tidak mau mengada2 tentang Tuhan (ini hanya perspektif gua saja) karena mereka belum tau/ belum bisa membuktikan keberadaan Tuhan (Tuhan yang sebenarnya bukan versi agama) tapi mungkin di dunia ini emang ada agama yang bener 2 berasal dari Tuhan ENTAHLAH. Dan kalo emang benar Tuhan itu ada gua rasa aties lebih aman selagi mereka orang yang Amar Ma'ruf Nahi Munkar daripada beribadah dengan cara yang salah dan entah siapa yang dia sembah
Tuhan yg menciptakan kita atau kita yang menciptakan Tuhan ??? Jika Tuhan tahu segalanya tentang kita itu wajar karna Tuhan yang menciptakan kita. Jika kita mengetahui segalanya tentang Tuhan berarti kita yang menciptakan Tuhan didalam imajinasi kita.
filosofi ini bukan menekankan kita untuk harus mengikuti teori ini, tapi filosofi itu cara untuk berpikir untuk sebuah pemikiran, dan semua bebas mengungkapkannya, dan dapat diakui kalau sudah terbukti dan masuk akal..
Menarik banget bang... Hingga saya berpikir seperti ini; Seperti kasus John Perry yang membahas subjek "saya" tidak dapat digantikan dengan pendeskripsian yang lain. Maka bagi saya, penyifatan Tuhan dan kontradiksinya juga tidak bisa dideskripsikan oleh hal di luar Tuhan. Sehingga, Tuhan lah yang kemudian bisa menentukan kemungkinan dan ketidakmungkinan atas diri-Nya.
Contoh, misalnya saya membuat bolu yang mengembang bagus karena saya menambahkan minuman berkarbonasi. Boleh jadi bagi orang yang mau membuat bolu seperti yang saya buat, akan mengatakan bahwa minuman berkarbonasi adalah syarat untuk membuat bolu yang mengembang bagus. Maka pertanyaannya, apakah yang saya lakukan terhadap adonan kue dengan menambah minuman berkarbonasi itu adalah kehendak saya atau justru merupakan syarat bagi saya?
Jika menambahkan minuman berkarbonasi adalah kehendak saya maka yang berjalan adalah kuasa saya, terhadap kemungkinan dan ketidakmungkinan menambahkan minuman berkarbonasi dalam adonan kue. Tapi, jika itu adalah syarat bagi saya maka yang berjalan adalah kuasa di luar saya, yang mampu menentukan kemungkinan dan ketidakmungkinan saya untuk menambahkan minuman berkarbonasi dalam adonan. Maka muncul pertanyaan, apakah Tuhan tak punya kuasa sendiri, sehingga membutuhkan persyaratan dari di luar Dia untuk menentukan kemungkinan dan ketidakmungkinan bagi diri-Nya sendiri?
kwkwwkwk
filosofi itu keren yah
bisakah tuhan menciptakan gunung tanpa lereng?
lalu pertanyaanya gunung itu apa ? apakah sesuatu yang tak memiliki lereng itu gunung?
kenapa sesuatu yang tidak memiliki lereng itu HARUS kita sebut dengan istilah "gunung"?
Sulit banget dipahami filsafat kayak gini, darimana kita tahu Tuhan membutuhkan syarat dari luar atas kemungkinan dan ketidakmungkinan dari diri-Nya, kita menyanyakan hal itu dalam konteks apa?? bisa dijelaskan secara awan gak bang, ane makin berpikir keras, hehe mohon bantuannya suhu
@@andikapramana8941 sama bro, sy jg berfikir keras utk coba memahami teori yg d sampaikan...hihihi
@@R_saja bljr filsafat memang bilkij gila bro, tp trgntung kita cara menyikapinya sih. Skrng yah karna gue lumayan bljr tntng filsafat, misalkan ada orng yang gue ajak diskusi tntang suatu hal, tp yang gue kagum itu bukan ucapan yg dia keluarkan, tp malah gmn sih cara dia berpikir dan berlogika sampai perkataan itu muncul, kadang sampe pusing sendiri wkwk
@@andikapramana8941 menurutku kalo.filsafat itu continue atau tak hingga
defisini tentang apa itu ketuhanan, selalu berkembang sejak dahulu, jika sekarang manusia mendefinisikan tuhan dengan cara non klasik, itu berarti subjektifitas tentang tuhan itu mengikuti zaman.
harus bikin podcast di spotifyyy nihh😅
UP
Pembuktian eksistensi Tuhan mutlak harus clasic, Konkritnya pembuktian harus berdasarkan wahyu Tuhan itu sendiri. Tidak ada sumber lain yang yang dapat membuktikan eksistensi Tuhan, di luar wahyuNya. Sy kutip suratnya Paulus dalam Roma 9:20-21, "Dapatkah yg dibentuk protes kepada yg membentuk".
Kontradiksi atribut Allah tidak bisa kita selesaikan dengan logika kita, karena itu melampaui logika kita. Tak mungkin Tuhan berbuat salah, sehingga Dia harus menciptakan batu yang tak mampu Dia angkat, itu sama dengan menentang diriNya sendiri, yang adalah kebenaran itu sendiri.
John Lock, berkata ada 3 cara berpikir. 1. Rasional, 2.Irasional, 3. Supra-Rasional.
Ini sama saja dengan pembuktian tuhan berbasis agama yang bersifat sirkuler(untuk percaya tuhan, perlu percaya agama, tapi untuk percaya agama, perlu percaya tuhan di agama itu dulu) sehingga pembuktian seperti ini tidak konkret.
Ada satu sifat "kemustahilan" dilakukan Tuhan. Seperti menciptakan yang seperti diriNya, menciptakan sesuatu yang tidak mampu diangkatNya misalnya. Sebab itu akan memporak-porandakan hukum yang Tuhan buat sendiri. Bila pun Tuhan mampu Dia tidak akan melakukannya.
KAMI CIPTAKAN MANUSIA DARI AIR, LALU TIBA TIBA JADI PENENTANG YANG NYATA
Naudzubillah min dzalik...!!
Contoh lain, saya dapatkan dari sebuah kumpulan cerita Tiongkok untuk anak-anak. Judulnya "Pandai Besi yang Sombong." Suatu hari, alkisah, si pandai besi ini membuat tombak yang dijualnya sebagai tombak penembus segala tameng. Di hari lain, ia membuat tameng dan menyebutnya sebagai tameng penahan segala tombak. Kebetulan, di pasar, si pembeli tombak membawa tombaknya. Ia lalu bertanya kepada si pandai besi, "Jika tombak penembus segala tameng ini saya lemparkan menghantam tameng penahan segala tombak itu, apakah yang akan terjadi?" Si pandai besi pingsan.
Sebagai seorang anak, saya membaca cerita itu sebagai kisah yang menghibur dengan pesan moral yang jelas. Jadi orang jangan suka sesumbar, nanti kamu termakan kata-katamu sendiri. Belakangan, setelah mendengar banyak paradoks termasuk batu berat ciptaan Tuhan saya jadi sadar bahwa yang digugat dalam cerita pandai besi itu bukanlah semata-mata klaim pandai besi yang luar biasa, tapi segala klaim luar biasa. Juga klaim luar biasa tentang Tuhan?
Dapatkah Tuhan menciptakan tombak penembus segala tameng dan tameng penahan segala tombak sekaligus?
Pada akhirnya, jika Tuhan adalah Tuhan yang ada sekaligus tiada, yang menjawab sekaligus mengabaikan doa, jika kesadaran kita berubah, ketika Tuhan tidak melulu Tuhan yang selalu ada, apakah itu mengubah isi dan cara kita berdoa?
ngopi sambil rokokan bisa memberi ilham2 yg menakjubkan
Bagi saya, tuhan itu tidak hanya menciptakan alam semesta serta isi2 nya saja, namun juga berserta hukum2 alam yang bekerja diatasnya. Bagi kita mausia hukum kausalitas itu tidak bisa dihindarkan sebagai konsekuensi bagian dari ciptaan tuhan beserta segala sistem nya. Namun tuhan bisa saja menghindari hukum2 tersebut kausalitas misalnya. Tuhan sangat mungkin tidak terkena efek hukum kausalitas, kontradiksi atau yang lainnya, karna ialah yg menciptakan hukum2 dan ketentuan tersebut.
Otak pikiran manusia terbatas dan tak mampu menjangkaunya . Dan memang begitulah kita dciptakan secara logika tidak dlebihkan atau dkurangkn .
Ibaratnya sprti mata kita ini yg hanya mampu melihat dngn jarak beberapa meter ke depan .bahkan mata kita tk mampu melihat kehidupan d ujung kulit kita . Yg kalo dlihat dngn microskop baru kita akn takjub dn bisa melihatnya . Bayangin kalo kita bisa melihat sampe berkilo2 meter jauhnya tanpa alat bantu . Kehidupn jdi tidak normal . Nah sesuatu yg sempurna sprti ini mustahil kalo tidak ada perancangnya .
Ngak seserem itu, tuhan itu maha asik
Sebenarnya ini argumen menyerah sih. Kita kan harus pembuktian diluar dasar kitab suci karena mesti ditinjau dalam berbagai hal dengan kritis. (Kitab suci hampir selalu mengklaim Tuhan)
Inilah sebuah kebingunan bagi Atheis.
@@gasmang6035 ua-cam.com/video/8cjxeIdwkyI/v-deo.html
Kemampuan otak manusia dalam mengeksplorasi Tuhan amat sangat terbatas.... Ibnu Rusyd seorang filosof muslim pernah berkata, "otak/pikiran manusia ini ibarat timbangan emas, maka jangan digunakan utk menimbang gunung... Jika proposisi paradoksial itu diterapkan pada konteks Tuhan, yaitu "bisakah Tuhan menciptakan batu besar yg sangat berat sehingga Dia tidak mampu mengangkatnya?, yaa jawabannya, Tuhan mutlak bisa menciptakan batu yg tidak mampu Dia angkat, tetapi ketidakmampuanNya itu bukan karena Dia tidak Maha Kuasa, tetapi justru karena Dia Maha Kuasa". Dia meliputi semua baik yg kontradiksi maupun yg tidak. Orang bingung dan jadi dilematis terkait tentang Tuhan adalah akibat dari persepsi yg keliru ttg Tuhan. Tuhan dipersepsi dalam konteks makhluk bahkan masuk ke ranah antrpomorphisme. Sehingga, selamanya kita terbentur dan bingung sendiri akhirnya....
Otak manusia mampu berfikir sesuatu..mau yang baik atau jahat..kerna itu Tuhan munculkan DOSA ASAL
Dapatkah sebuah lukisan atau karya lukis tahu/mengenali siapa yang melukisnya? Apalagi menanyakan adakah yg tak mungkin dilakukan "sang pelukis".
Saya ketika belajar dgn Dr. Fahrudin Faiz mendapatkan kesimpulan.
Beliau membantah semua argumen logika adanya Tuhan, bukan berarti beliau menafikan Tuhan, tapi itu menunjukkan kelemahan hasil fikiran manusia yang tidak akan mungkin menggambarkan Tuhan.
Karena ketika akal manusia menggapai Tuhan, Tuhan akan menjadi subjektif.
pikiran akan menjadi ambrol jika memikirkan apa mau tuhan, sedangkan pengetahuan manusia terbatas dan tuhan maha mengetahui dari apa yg tidak d ketahui manusia, manusia itu terbatas dan hanya bisa mengagumi ciptaanya.
iya, makanya pendekatan gak cukup dengan logika, tp secara spiritual juga.
Wah, rupanya selama ini saya bertahun tahun menggunakan logika Non klasik tuk mengkaji konsep ketuhanan.
Cita cita saya pingin jadi dokter tapi sepertinya saya berbakat juga dibidang ilmu Filsafat hehe. 😂
Ilmu filsafat itu penting, terutama ketika usia kita semakin lanjut atau jabatan kita semakin tinggi. Ketika tanggung jawab dan kekuasaan kita semakin besar, kita harus semakin bijaksana dalam mengambil keputusan, sebab dampaknya besar terhadap orang-orang lain. Karena itu, kita perlu punya cara berpikir yang tepat.
kenapa gk dua duanya aja? kan lebih untung
Request: Filsafat pembunuh atau menghilangkan nyawa orang lain
Dengan berkembangnya cara berfikir manusia, akan aneh jika Tuhan bisa di deskripsikan di masa tertentu.
Karena ketika logika berkembang, ia pasti akan dibantah.
Konklusinya, selama akal masih berkembang ia tidak akan mungkin mendeskripsikan Tuhan.
Cukup dgn surah Al-Ikhlas yg bisa menjawab KeTuhanan..
@@A_Ridwan Menanyakan bukti sejarah?
Itu pertanyaan paradoks..
Silakan perdalam lagi arti paradoks sebelum membuat pertanyaan..
Anda itu keren banget lho sumpah
Tuhan itu ada saat kita mengalami keterbatasan dalam pikiran dan tindakan.
Tiba2 tercetus pemikiran tentang kehidupan manusia yang dihubungkan dengan perumpamaan "semut memperebutkan gula tanpa tahu kenapa benda tersebut bisa ada ?siapa yang menciptakan benda tersebut ?sekaligus juga kenapa bisa memiliki rasa manis ?" sama halnya dengan ketidaktahuan manusia tentang tuhan dan ketidaktahuan manusia tentang keberadaan berapa sebenarnya alam semesta/multi parallel universe yang ada sekaligus juga misteri yang ada di balik itu.
ampun bang yo saya ndak tau
Tuhan maha berkehendak, tdk ada yg dapat membatasi, bagi Tuhan tdk ada yg sulit, bagi Tuhan tdk ada yg mustahil 🙏
Kata siapa bagi Tuhan tiada yang mustahil?
Tuhan itu berkehendak kepada sesuatu yang mungkin terjadi. Bukan kepada yang wajib terjadi, bukan pula kepada yang mustahil terjadi.
Maksud dari kehendak Tuhan tidak terbatas adalah terhadap sesuatu yang mungkin terjadi.
@@bangdungcikere8442 akal, pikiran, hayalan manusia itu sangat " Terbatas, itu pun pemberian, jk tdk dikasih, ya gk punya apa-apa. Lalu dg egomu, kesombonganmu Tuhan km👉batasi dg kata"nafsu mu, itulah syirik yg nyata. Meskipun demikian saya menghormati pendapat mu. SEKALI LAGI, TUHAN TDK BISA DI BATASI OLEH CIPTAAN NYA / HAMBANYA, ALAM SEMESTA BESERTA ISINYA FANA DAN BERGANTUNG PD SANG KHALIQ🙏
Kalau semuanya mungkin bagi Tuhan, termasuk yg wajib atau yg mustahil, bagaimana akan ada devinisi kebenaran?
Bro kehendak Tuhan itu hubungannya ya kpada sesuatu yg mungkin. Bukan kepada sesuatu yg wajib seperti adanya Tuhan & bukan kepada sesuatu yg mustahil seperti tiadanya Tuhan.
& Ketiadaan hubungan itu sama sekali tidak melemahkan kemahakuasaannya Tuhan. Karena memang tiada hubungan.
@@bangdungcikere8442 akal, nalar, pikiran, kyalan jangkauanya pendek, dan sangat lemah. Tuhan ada dlm segala hal, ada dlm lahir dan batin, ada dlm ketiadaan itu sendiri, ada dlm mustahil juga. Pokoknya maha sempurna dech, jangan berdebat lagi hanya buang waktu, hamba ttp hamba gk dpt menjangkau kesana. Menyerah dan berserah dirilah sbg hamba yg lemah, agar tak menyesal di kemudian hari 🙏
@@muhammadparni8874 lah siapa yang bilang gk usah berserah diri..
Ente saja bro yg gk paham hukum akal.
Kata "tidak bisa" tidak selalu menunjukan kelemahan. Bisa saja kata "tidak bisa" itu malah menunjukan kekuatan. Misalnya tidak bisa kalah, tidak bisa sakit dsb.
Tuhan itu menciptakan alam dengan komplex karna Agar manusia bisa berfikir dan menyeleksi alam. Karna sesuatu yg menjadi sebat akibat adalah rancangan tuhan. Bisa saja Tuhan menciptakan yg tidak bisa di teliti atau tidak sesuai dengan sains penyebabnya adalah manusia tidak berpikir.
aq pertah berfikir sampai paradoks tp malah bingung sendiri 😀. Lanjut mantap suhu
Ati2 bro.. Bisa emosi sendiri lho
Kalo gw mencoba mikir sendiri, mungkin aja Tuhan itu bersifat paradoks juga konsisten sekaligus. Dengan perkembangan fisika quantum aja kita sejauh ini menemukan bahwa alam fisik pun bekerja dengan cara demikian, bahwa hukum alam klasik itu konsisten tapi ternyata elemen penggerak-penggerak terkecil di alam (proton, neutron, elektron) punya sifat-sifat paradoks.
Kalo balik ke eksperimen berpikir John Perry tadi, dan masih menurut gw yang orang awam ini, bisa di jawab pakai sifat ketiga Tuhan yaitu Omnipresence, yang juga sebetulnya jamak diketahui. Kalo Omnipotent Maha Kuasa, dan Omniscience Maha Mengetahui, Omnipresence berarti keberadaannya ada dimana-mana/diseluruh tempat; kurang lebih begitu terjemahannya. Sehingga sifat indeksikal tadi bisa 'didobrak'. Tuhan bisa tau dan bisa menggantikan "Saya yang mengotori tempat ini." karena Tuhan hadir sebagai John Perry.
Paradoksnya keberadaan Tuhan ini pun boleh jadi bisa dibawa juga ke kehidupan sehari-hari. Tuhan ada, secara konsep jelas ada, implikasi keberadaan Tuhan juga ada, Tuhan secara kongkrit bisa di deteksi indra manusia, yang ini engga. Maka mirip kasus Schrodinger's Cat, Dia ada sekaligus ga ada, berada dalam state Superposition dan state-Nya baru bisa didefinisikan saat ada yang bisa berinteraksi langsung dengan Dia. Gitu..
Mohon maaf kalo malah jadi makin bingung, logika gw baru sampe sini. :D
Jawabannya tuhan tidak bisa membuat batu yg tidak bisa dirinya angkat,di sinilah kita bisa melihat hebatnya sang pencipta,,,kelemahannya masilah sesuatu yg luar biasa
Selepas tuhan itu ada ataupun tidak ada,bagi siapapun walaupun berbeda zaman,entah klasik maupun modern,kebenarannya mendeprisikan tentang tuhan mestilah penggambaran yg sangat luar biasa tentang tuhan itu sendiri...dan untuk membangun karakter tersebut dalam pikiran manusia pastilah bisa,,,apakah tuhan itu sempurna,,,kalau pendapat saya dia tidak lah sempurna akan tetapi dia sangat luar biasa,dan keluar biasaannya ini menutupi ketidak sempurnanya,dengan akal sehat yg menyerap nilai2 keuntungan,,,apakah kenyataan demikian tidak cukup untuk menjadikannya tuhan bagi dirimu😊
Non Klasik berbasis kebenaran dan hal yang positif berat ke Kanan
Akhirnya manusia sendiri lah yang membuat diri mereka sendiri bingung
Tengah malam menonton ini sangat seru
Pernah ada yang menanyakan kepada saya pribadi, Mungkinkah tuhan menciptakan batu besar yang sangat berat sehingga Dia sendiri pun tidak sanggup mengangkatnya?
Sebenarnya pertanyaan seperti ini tidak memiliki dasar, sehingga sebenarnya pertanyaan ini tidak patut di pertanyakan dan tidak patut di jawab.
Tapi dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Seperti yang kita ketahui tuhan itu memiliki kemahakuasaan yang maksimal, yang terhadapnya kita tidak bisa memikirkan apa dan siapa yang memiliki kebesaran lebih besar daripada tuhan.
Sekarang mengulas pertanyaan tadi, sebenarnya bukan mungkinkah tuhan tapi mungkin kah ada batu yang melebihi kebesaran tuhan? Sedangkan batu tersebut di ciptakan oleh tuhan, dan jika tuhan menciptakan batu tersebut pun ya tidak ada yang tidak mungkin bagi tuhan, sekarang pematahan pertanyaan tersebut mungkinkah ada batu yang melebihi kebesaran yang maksimal itu? Sedangkan dia lebih berkuasa dibandingkan ciptaanya.
Jika pertanyaan semacam itu di tujukan untuk manusia, mungkin manusia bisa menciptakan sesuatu yang besarnya, beratnya melebihi manusia, yang bahkan manusia sekalipun tidak bisa mengangkat ciptaanya tersebut, dikarenakan kebesaran manusia hanya memiliki kebesaran yang hanya sebutir debu dibandingkan kebesaran tuhan.
Dapat di simpulkan tidak sesuatu yang dapat menandinginya karena tuhan memiliki sifat ke MAHA-AN yang maksimal.
Apa bedanya kepercayaan sama keilmuan? Apa percaya boleh tanpa ilmu? Apakah ilmu butuh percaya?
Keilmuan dan kepercayaan sama sama berasal dari pertanyaan, bedanya adalah pembuktian. Dimana kepercayaan tidak butuh pembuktian sementara ilmu ada karena adanya pembuktian.
Ilmu membuka celah untuk kritisi sedangkan kepercayaan menutup rapat ruang kritis
Pengetahuan dulu baru keyakinan.
Mempercayai (keyakinan) dan mengetahui (pengetahuan) hal yg berbeda.
@@cloud02135 itu benar adanya. Bro.. Beragama apa ❓
Sebenarnya kepercayaan itu dibagi menjadi setidaknya 5 mas, adakalanya dia memastikan (tidak menerima kebalikannya) dan adakalanya tidak memastikan, atau disebut dugaan. Dan dugaan juga adakalanya dia condong kepada meyakini atau condong ke tidak yakin. Adapun jika dia memastikan, adakalanya sesuai kenyataan dan tidak, dan jika sesuai pun, adakalanya dia memastikan itu berdasarkan bukti atau hanya karena mengikuti orang yang sangat ia percaya. Maka seharusnya yg disebut ilmu adalah kepercayaan yg dipastikan yg sesuai dengan kenyataan dan terbuktikan dengan premis2 yg tak terbantahkan. Namun, kenyataannya kata ilmu tak hanya disebutkan pada hal ini saja, bahkan bisa untuk menyebutkan seluruh pembagian kepercayaan di atas. Wallahu a'lam.
Bila acuan dasarnya Manusia adalah gambaran Tuhan. Bisa dianggap Tuhan mnciptakan Manusia, kini manusia mnciptakan robot dgn kecerdasan buatan yg bs berkembang tanpa lg bisa dikendalikan manusia, dmn diprediksi (manusia sudah tahu) bhw kehidupan masa dpn sangat mungkin manusia bisa berperang melawan robot. Kira2 spt Manusia kini yg melawan Tuhan. Ada celah dmn Tuhan tdk bisa mengontrol manusia.
Membuat 2+2 = 10 ... Bisa
Membuat persegi sekaligus bulat .... Bisa
Membuat Gunung tanpa Lereng... Bisa....
Akal Manusia Terbatas... & slama didunia itu semuanya tdk dpat kita bayangkan..
p2:sayalah yang mengotori tempat ini,
"seandainya saya tidak mengetahui bahwa lantai itu kotor karena gula,,!!
"maka saya harus bertanggung jawab atas anggapanku".
(sayalah yg mengotori tempat ini).
Mantab banget ini konten... Plus gaya nyibak rambutnya nggak ada lawan 😁
sya berkesimpulan bahwa "Tuhan itu tdak ada secara fisik" tetapi tuhan itu ada didalam pikiran kita karena kita meyakininya.
bisa saya tambahkan bro?
sebenarnya kitalah tuhan untuk diri kita sendiri
@@agusgozer6530 saya rasa tidak tepat mengatakan kita adalah Tuhan untuk diri kita sendiri, sebab jika begitu, knpa ketika kita sakit,kita masih perlu resep dokter untuk berobat? itu artinya, pengetahuan kita yg terbatas menyangkut diri sendiri menandakan ketidak kuasaan.
Atau lebih tepatnya "Manusia itu pada Hakekatnya tidak tahu apa2 tentang diriNya."
Lantas bagaimana kita bisa menyebut kita adalah Tuhan untuk diri sendiri?
Bahkan, andai saja kita tidak pernah mendengar seseorang berbicara tentang Tuhan, mungkin kita tidak akan pernah tahu Tuhan itu apa.
@@agusgozer6530Lelaki adalah israel(hamba Tuhan) dan wanita adalah isra miraj(hamba malam)
@@bukansaya9241Kerna pilihan manusia itu sendiri yang membatasi dirinya..
@@Black_knight72 nggk perlu dibatasi dari sononya manusia udah terbatas, baik penglihatan, pengetahuan maupun fikiran
Contoh Maha kuasa = bisa naik turun cara bersamaan, bisa ke kanan dan ke kiri secara bersamaan, bisa melakukan bisa dan tidak bisa secara bersamaan dll, Kalau tidak bisa melakukan itu berarti belum memiliki title maha kuasa. Karena maha kuasa itu cuma punya satu tanpa ada pembanding untuk setiap sifat dan absolut.
Mas Martin suryaraja aku mau request dong tentang etika lingkungan hidup atau apakah ada pemikiran asli Indonesia yang tidak terpengaruhi oleh pemikiran dari bangsa lain ?
Cari kehidupan sebelum adanya pengaruh bangsa lain, dan cari persamaan dengan pemikiran sekarang, menurut saya si wk
Eren apa kabar?
Coba periksa buku “Yang Galau Yang Meracau”Karyanya Fadh Fahlevi. Soal Tuhan yg kontradiktif vs Tuhan yg di deskripsikan dgn logika klasik di bahas cukup memadai disitu.
Butuuh rekomendasi gan karena saya tertarik sama filsafat, saya perlu belajar dari mana ya? saya masih sma sih, cuman rasa keingintahuan saya tinggi, mohon bantuannya
@@andikapramana8941 latih dulu diri anda "jujur"
Apa niat anda, itu saja
Latih diri sendiri
Kalau bagi saya yang jelas kaya program komputer misal creator bikin si player tidak bisa menembus dinding maka player tidak bisa menembus dinding. Tapi creator bisa mengubah rule itu dengan kuasanya. Misal hukum yg diciptakan ada rule kita melakukan sesuatu dengan fikiran, tapi tuhan bisa saja membuat rule kita melakukan sesuatu dengan hal yang belum pernah iya ciptakan. Jadi teori yg dikemukakan manusia itu terbatas pada rule yang sudah diciptakan dan tidak bisa mendefikisikan rule yg belum tuhan ciptakan dan tidak kita ketahui. Jadi untuk pertanyaan yang tidak bisa kita jawab adalah karena keterbatasan berfikir yang tuhan berikan kepada kita dan tidak bisa disimpulkan bahwa itu adalah ketidakmungkinan pada tuhan.
Gw seneng banget bisa subscribe Bang Martin. Belajar banyak hal :D
Cus ke dr. Faiz bang hehe
Kita tdk bisa menggambarkan Tuhan dgn pemikiran kita manusia om krn kita tdk memiliki kemampuan utk itu. Tuhan lebih BESAR dari yg manusia bayangkan.. Tuhan itu Maha Tunggal.
Menurut saya. Pembuktian Tuhan itu Ada ( existensi nya ) berdasarkan kitab suci yg saya yakini. Yaitu Alkitab ( kristen ) yang secara ajaib juga sama dengan orang yahudi ( Tanahk ). Kenapa saya meyakini itu karena alkitab itu cocok dengan sejarah.
Tuhan itu gak butuh definisi, seseorang akan mengenal Tuhan ketika seseorang mengalami kebangkitan spiritual.
Om MS keren bgt..
Logika non-classic
Akal manusia 2+2=4
Akal manusia juga 2+2pangkat3=10
Tuhan tau apa yg akan kamu pikirkan & ucapkn
600 tahun yg lalu para santri mengenal istilah "Ta'aluq sifat Qudroh"
Sesuatu yg MUSTAHIL terjadi bukan bagian dari Ranah kekuasaan Tuhan
Jadi Tuhan tidak bisa disebut cacat saat tidak menciptakan sesuatu yg mustahil terjadi
wah menarik, jadi tahu soal logika klasik dan non klasik, ini jadi membawa pikiran saya, mungkin saja semakin berkembangnya umat manusia, muncul kemudian logika A B C D.
kalau pendapat saya, tentang paradoksial batu itu, kita memakai logika yang kita mampu (klasik atau non klasik) sedangkan tuhan sendiri memiliki logika atau bahasa yang lebih tinggi lagi untuk dirinya.
kita cuma bisa memandang tuhan dan beradu argumen ada tidaknya tuhan dengan perspektif seaadanya. ibarat hidup di dunia 2D dan memadang dunia 3D maka hanya ada garis-garis proyeksi (yang mana dunia 3d ada PxLxT). Lalu jika hidup di dunia 3D memandang dunia 4D, hanya muncul proyeksi ruang.
intinya tuhan punya sesuatu yang lebih tinggi sehingga manusia tidak bisa melihat kebenarannya
Dari sesuatu yang sangat tinggi itu, sampai kita tak akan pernah benar2 tahu apakah sesuatu itu "dimiliki" atau tidak.
walaupun umat manusia dan ilmu pengetahuan terus berkembang. kita masih berada di titik ini setelah 2000 tahun setelah masehi. atau beribu ribu tahun sejak berpikir muncul
bagi saya saat ini, tuhan hanya ada dalam tataran pemikiran saja. kesimpulan ini dinamis seiring sejauh ini saya berusaha memikirkan tentang keberadaan tuhan. kedepan mungkin bisa berubah tergantung perkembangan data yang saya serap.
Maha bisa nya Tuhan itu bukan berarti Tuhan bisa melakukan segala kata kerja yang kita tahu dan disifati dengan semua kata sifat yang ada di perbendaharaan bahasa kita seperti kecil, rendah, jelek, kotor dll... Dan menyucikan Tuhan dari sifat kemahklukan tidak sama dengan membatasi kekuasaan dan kehebatan Tuhan.. Tuhan tidak terbatas dalam diriNya sendiri, akal manusia lah yang perlu dibatasi dari pemberhalaan dan penteologian yang keliru..
Gusti Tuhan Adonai, Dia lah Maha Mungkin Maha Memanipulasi Sesuatu sifatnya sifatnya Maha Sesuka Suka beliau
untuk pengikut konsep ketuhanan, jd hukum nya mutlak, tdk bisa di ganggu gugat, sekalipun ada yg kotradiksi dlm konsep itu,tetep yakin aja lebih aman, krn takut doktrin klo ga percaya masuk neraka, krn takut masuk neraka dilakukan penyangkalan setiap ada argumen kontradiksi tsb, krn sepiritual itu pakai emosi bukan pada logika, klo di teruskan akan jd debat kusir, ujung2nya pasti bilang kurang beriman, saya bukan menyalahkan orang beragama krn itu sah sah saja dan tidak merugikan, tpi setidaknya jgn mencoba menyangkal sebuah fakta, krn pada dasarnya agama kan msh sebatas kepercayaan, itu kenyataan yg ada,, bukan kata saya, tpi kata kenyataan, yg jelas klo argumen saya tdk sama dg anda itu hak saya anda tidak bisa mendikte saya salah, krn semua saya kutip dr kenyataan yg ada bukan pendapat pribadi, ini sejalan dg pendapat yg di ceritakan di video ini,
Surga, Neraka , diciptakan, tdk bisa dihilangkan/dimusnahkan
Soal eksperimen pikiran John Perry; bagaimana jika Tuhanlah yang menakdirkan John Perry sebagai penyebab kotornya tempat tersebut? Bukankah itu berarti Tuhan bisa disebut Maha Kuasa dan Maha Mengetahui?
Kalo tuhan yg menakdirkan semua orang begini dan begitu berarti dia maha tidak adil Krn bisa seenaknya sendiri menentukan Muhammad masuk surga Abu lahab masuk neraka dst. Percuma juga ada catatan amal yg begitu teliti kalo cuma unt membuktikan kebenaran dr takdirnya. Adanya ayat ttg tuhan murka dll menunjukkan bahwa Tuhan tidak maha tau. Bagaimana dia bisa bereaksi murka pada kejadian yg sudah dia takdirkan sendiri? Lalu apakah dia berbuat sesuai yg dia takdirkan juga kah? Atau akan sedikit melakukan perubahan pada takdir tsb? Kalo dia berbuat sesuai takdir yg sudah dia gariskan berarti dia tidak maha kuasa. Krn tdk bisa lepas dr takdir yg dia buat sendiri. Kalo bisa membuat takdir baru, buat apa ada takdir juga.
Ya itu tadi, Keberadaan Tuhan bisa dibuktikan secara logika, tapi ketiadaan Tuhan juga bisa dibuktikan secara logika... logika dan filsafat sendiri belum bisa menjawab semua hal secara final mengenai keberadaan Tuhan... pembuktian empiris keberadaan Tuhan hanya bisa dibuktikan saat kita meninggal :D.. jadi sekarang tinggal pilih saja mau jadi seperti apa.. Nice Video pak, auto subsribe...
Jika Tuhan MahaKuasa Apakah Tuhan Dapat Meniadakan (Memusnahkan) Dirinya Sendiri Hingga Menjadi Tidak Ada?
Hukum alam itu yg buat Tuhan manusia yg membuat rumit...Tuhan jelas maha bisa..
Maha bisa membolak balik hukum alam..ini hanya masalah tinggal tuhan mengganti hukumNya.. paradoks kemahaesaan hanya mempersulit manusia
klo ini pendapat saya,
tuhan itu adalah kita sendiri
TUHAN itu dialami. Logika adalah kesia-siaan.
Dengan kebingungan manusia menalar Tuhan adalah cara Tuhan menunjukan ke Maha Kuasaanya. Tuhan sedang menunjukan pada manusia kemampuan berfikir manusia sangat terbatas pada titik tertentu.
wahhh lu bisa mengetahui pikiran Tuhan.. Hebat..
siapa yang bingung
Dengan kamu bisa mengetahui pikiran tuhan maka kamu lebih tinggi dari tuhan.
@@Daniel-br1dl absurd pernyataannya
Bisa juga cara manusia berspekulasi dan manipulasi logikanya sendiri
Mantap sekaliii
Menurutku, dalam kasus John Perry ini, kejadian pertama berhubungan dengan kejadian kedua. Kejadian kedua ada karena kejadian pertama ada. Dengan kata lain, kejadian pertama mempengaruhi kejadian kedua, atau kejadian kedua merupakan pembuktian kejadian kedua.
Karena Perry membuat proposisi: Orang yang karung gulanya bocor adalah orang mengotori lantai. Lalu, Perry ingin membuktikan siapa orang itu, dan ternyata terbukti dia sendiri. Maka dia membuat kesimpulan (bukan proposisi baru): sayalah yang mengotori lantai.
Artinya, pembuktian ala Joh Perry ini bukan pembuktian paradoxal keberadaan Tuhan.
Intinya semua pemikiran itu akan ada jawabannya ketika kita sudah Meninggal
Definisi tuhan sesuatu yg tidak tergantung Waktu dan. Ruang .......................................
Makanya sekarang itu banyak orang yang debat tentang agama...Karena di dunia ini agama itu banyak dan bukan cuman satu..lantas dari sekian banyak itu ada yang mengatakn bahwa..sayalah yang benar dan yang lain salah...lantas muncul pertanyaan sbb:
Kalau TuhanMu yang benar Buktikn secara data!
Kalau mampu bukti secara data..saya bisa percaya apa yang kamu katakan..
Aku yg gak tau mendalam apa itu filsafat , kok seru ya liat ginian
menarik bagian terakhir mahakuasa dan maha tidakberdaya kedengarannya tidak asing ajaa gitu,buat orang kristen
Request : kebenaran dalam pandangan Friedrich Nietzche
Sore2 lgsung dapet bahan pembahasan untuk duduk-duduk sore ini
Dikorbankan demi kepentingan namun jika bhayangkari maka X terhadap Y dapat bekerjasama untuk menyelasaikan agitasi
apa yang di ragukan oleh patrick grimms tersebut tentang omniscience terkait dengan dua hal persoalan omni potencenya disatu sisi dan persoalan eksistensi SAYA disisi yang lain. Jawaban ini ada dalam pendapat Mulla sadra tentang eksistensi yang independen dan eksistensi yang bergantung , bahwa SAYA itu adalah sebab yang bergantung pada sebab independen dan mustahil saya sebagai sebab yang bergantung terlepas dari sebab independen . Sebab independen yang dimaksud Mulla Sadra adalah Tuhan. Oleh karena saya secara eksistensi bergantung pada eksitensi independen maka sudah sewajarlah apa-apa yang eksis dalam diri saya akan diketahui oleh eksistensi independen. Tapi TAHU disini bukan berarti deterministik, karena saya sebagai manusia memiliki free will
Saya nggak pinter, tapi nonton terus biar ikutan pinter 🙂
Haha
filsafat itu pecinta-kebijaksanaan love-of-wisdom jadi belum tentu tambah pinter jg. wkkkk iseng
555
Berarti tuhan itu maha demokrasi,
Patuh pada hukum alam,
Ta'at pada prinsip logika,
Dan terbuka terhadap kritik makhluknya,
Jadi mungkin bukan pernyataan tentang adanya tuhan yang salah,
Tetapi pemahaman tentang tuhan yang salah,
Buddha gautama telah memberikan pencerahan terhadap kita semua,
Tuhan itu tidak abadi,
Tuhan itu bisa bereinkarnasi,
Makhluk itu tidak abadi,
Makhluk itu bisa bereinkarnasi,
Tuhan bisa turun menjadi makhluk,
Makhluk bisa naik menjadi tuhan,
Alam semesta tidak abadi,
Alam semesta hadir setiap pemerintahan tuhan berganti,
Maka dari itu umat buddis tidak menyembah tuhan karna toh tuhan bisa salah dan diturunkan dari jabatannya oleh makhluk,
Hidup adalah ketidakabadian yang abadi.
Tuhan adalah Dzat yg Maha Kuasa,seluruh benda maupun mahluk hidup tunduk kepada,tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya,paradoks Tuhan adalah sebuah pemikiran yang tidak dapat ditanyakan/dimasalahkan.kenapa demikian,karena Tuhan tidak bisa diukur hanya dengan AKAL PEMIKIRAN manusia yang terbatas,tidak bisa dipahami Hanya dengan Meditasi manusia belaka.
Jika ada pertanyaan maka yang tepat adalah.
1.juka Tuhan adalah pemberi takdir.kenapa kita yang bertanggung jawab akan takdir itu?
2. dimanakah letak kesempatan kita untuk mengubah takdir yang telah diberikan Tuhan?
Bahkan Free Will pun harus dalam aturan-Nya, tidak ada kata bebas selama semua yang ada telah Tuhan tentukan,, debu yang masuk kemata kita tanpa sengaja pun telah Tuhan tuliskan secara jelas dalam kehidupan kita, Tidak ada hal yang sengaja/tiba-tiba terjadi.kita menganggap hal tersebut sebagai kebetulan/tanpa sengaja karena pemikiran kita yang terbatas sebagai manusia.
Kasihan bener hidup dalam takdir.
Berarti semua manusia hanyalah robot yang diprogram.
@だなンゴ kita sebagai manusia tidak tahu akan hal ini,terlalu terbatas pimikiran kita untuk menerka rencana Tuhan, kita hanya tau apa yang telah disampaikan kepada kita,selebih itu hanya teori-teori untuk memenuhi hasrat keinginan dan pemikiran kita.
Kalau dalam teologi klasik dalam Islam ada namanya teologi Asy'ariyah, Tuhan tidak melakukan sesuatu yang kontradiktif. Artinya ke Maha an tersebut berlaku pada hal yang sifatnya mungkin (Mumkin). Jadi ada 3 hal yang kita ketahui secara logis yaitu wajib, mungkin, dan mustahil. Dalam hal ini Tuhan juga memiliki suatu kemustahilan dan itu diniscayakan secara logis.
Teologi Asy'ariyah banyak dipengaruhi dari rasionalisme Mu'tazilah walaupun penggagasnya sendiri (Abu Al-Hasan Al-Asy'ari) keluar dari ideologi lama yang dianutnya
Makanya Stefan Hawking berkata : apabila manusia bisa membuktikan semuanya dengan ilmu pengetahuan..Mungkin Tuhan tidak lagi di butuhkan...
bulat tp bentuk nya kotak,Bs aja sih..dimata kt melihat bulat,tp yg mncul di imajinasi kt kotak...maka dri situ lah mncul kata keyakinan,dan sbenarnya energi keyakinan slu mengalir ke dlm logika saat kt berfikir
Terima kasih, mas Martin
Kalau membahas omnipotent Tuhan secara logis maka itupun kontradiktif karena membatasi kuasa Tuhan dalam kerangka logis
Benar juga
Dalam literatur islam, telah diketahui sifat mustahil dan sifat wajib Tuhan. Ada hal yang tidak bisa dilakukan Tuhan tidak membuat kemahakuasanNya melemah. Ketidakbisaan terhadap hal yang melemahkan kekuasaanNya justru memperkuat kekuasaanNya.
Berarti Tuhan nurut sama logika manusia.
@@darmagandhul2050 Tuhan dibatasi oleh kemahakuasaanNya. Tidak semua hal bisa dilakukan oleh Tuhan, termasuk melakukan hal yang kontradiktif dalam kacamata logika. Ketidakbisaan ini untuk memperkuat kemahakuasaanNya.
@@gemaadityamahendra7563 Berarti Tuhan nurut sama logika manusia (2)?
Berarti kita bisa mengatur Tuhan dengan logika.
@@darmagandhul2050 Bukan, Tuhan dibatasi oleh logika, bukan nurut logika manusia.
@@darmagandhul2050 Terbatasnya Tuhan oleh hukum logika tidak berarti kita bisa mengatur Tuhan sesuai dengan keinginan kita.
Bang menurut saya tentang Tuhan apa yg kita bicara kan ada hal kecil, tapi mari kita coba lupakan sejenak dan lihat alam semesta dan pikirkan
Apa kah Tuhan menciptakan semua itu sengaja atau tidak sengaja
Argumen yang di sampaikan nya ialah argumen "saya" itu sendiri. Walaupun ia menyebutkan "orang lain" yang mengotori lantai itu sejatinya tetap saja proposisinya berangkat dari "saya".
jika "saya" itu hanya satu dan tidak ada yg setara dengan "saya",
maka kebenaran nya absolut..
jika ada "saya" yg dapat di nilai dari sisi "saya" yang lain (setara),
maka kebenaran nya tidak absolut..
Ketidak-mungkinan itu terletak pada manusianya, apakah Tuhan bisa menampakkan wujud? Tentu Dia bisa, namun apakah manusia mampu menanggung wujud Tuhan? Tentu tidak...
Kisah yg sama ketika Nabi Musa memohon kpd Tuhan di bukit Sinai untuk melihatNya. Cukup menjelaskan secara gamblang seperti apa & bagaimana Tuhan. Lalu muncul pertanyaan tandingan, kok Tuhan tdk mampu mengontrol wujudNya kpd makhluk ciptaanNya?
Silahkan berimajinasi, karena letak imagi manusia tak terbatas untuk menampung wujud Tuhan yg telah menciptakanmu, di benakmu & hatimu.
Tuhan bisa membuat lingkaran yang sekaligus square. Ini ada dalam teori Mekanika kuantum sesuatu bisa terjadi secara bersamaan dimana elektron adalah gelombang sekaligus dia adalah partikel. Jadi logika filsafat bisa terbantahkan, karena sebenar nya Tuhan itu dalam suatu dimensi yang memang diatas dimensi kita....Tuhan bisa sangat jenius tapi juga sekaligus bodoh menurut manusia. Bukti nya, Tuhan Yesus Kristus disalib dan mati, itulah adalah kebodohan bagi manusia, namun itu juga tindakan yang jenius untuk tujuan menyelamatkan manusia...
Kalo alam semesta dan seisinya ini ciptaan tuhan,, apakah tuhan berwujud,?
Dan saat ini tuhan da dimana?
Bisa menciptakan brrti yg mrnciptakan itu ada. Dan yg mnciptakan alam semesta ini sekarang ada dimana?
Sampai sekarang pun akirat bagiku masih katanya.
Argumen Patrick Grim saya rasa ada kurangnya. Tokoh "saya" masih absurd. Manusia hidup dengan kesadaran yang tidak penuh. Yang menentukan kita mau makan nasi goreng atau bakso ketika lapar adalah bakteri di perut kita. Kebiasaan/habit juga mengakar kuat dalam kehidupan manusia. Jika tuhan sendiri yang merancang tokoh "saya" bukankah ia juga turut andil? John Locke pernah mengeluarkan konsep Tabu Rasa, yaitu manusia hanyalah kertas putih yang kemudian berisi coretan yang berasal dari lingkungan luarnya. Bukankah ada kemungkinan tuhan ikut campur dalam pembentukan kepribadian manusia? Walaupun tidak sepenuhnya, tapi opsi2 itu ada
Butuuh rekomendasi gan karena saya tertarik sama filsafat, saya perlu belajar dari mana ya? saya masih sma sih, cuman rasa keingintahuan saya tinggi, mohon bantuannya
@@andikapramana8941 a history of western philosophy - bernars ruzzle bagus mas. Cuma bahasa inggris. Kalau gak mau itu, baca saja buku sejarah filosofi timur atau sejarah filosofi barat versi bahasa indonesia. Dari sana agan kenal banyak tokoh2 filosofi dan idenya secara garis besar. Tokoh yang menurut agan menarik bisa didalami lagi filosofinya dengan membaca bukunya secara mendalam
@@wisnudivayana2344 berguna banget. Nih. Rekomennta gan, sip thx yak. Btw kita filsafat mempelajari pemikiran orang terdahulu ya? Apa cuma sesimpel itu atau lebih kompleks lagi pembahasannya?
@@andikapramana8941 pelajari secara perlahan2. Cari dahulu 1 tokoh filsafat yang agan suka teori dan idenya kemudian baca buku2nya. Kalau sudah 1 tokoh lanjut tokoh lain. Nanti agan akan ketemu diksi dan kata baru. Pengetahuan agan tentang kehidupan juga akan bertambah. Kalau agan mulai dari buku Bernard Russel itu saya yakin mas akan suka
@@wisnudivayana2344 siap thx refrensinya, minat keingin tahuan saya tinggi, mungkin belajar filsafat jadi salah satu opsi, makasi gan
Reques ego dan fanatik mas
Agama tidak dapat di jangkau oleh akal ~Imanuel Kant~
lah gmn tuhan gak maha tau, lawong tuhan aja tau apa yg kita pikirkan, yg kita lihat, yg kita rasakan, walaupun tuhan gak menjadi kita tapi kan dia tahu yg didalam diri kita
Sebenarnya mudah untuk membantah segala argumentasi yang merasasionalisasi gagasan tentang kemustahilan atau ketidakmahakuasaan tuhan.
Yaitu: Tuhan itu ADAlah sesuatu yang tidak bisa disamakan, dianalogikan, dipikirkan dalam manusia tentang tuhan itu sendiri.
Contoh yang menyebutkan tentang paradox: Tuhan tidak mungkin menciptakan batu yang sedemikian besar sehingga Dia sendiri tak mampu mengagkatnya.
Bro, jangankan Tuhan, manusia saja bisa meruntuhkan gunung yang secara perbandingan ukuran antara manusia dengan gunung (pikir aja sendiri), sangan jauh.
Pengetahuan jon peri " Saya yang mengotori tempat ini" Adalah salah satu pengetahuan dan pasti bagian dari semua pengetahuan itu sendiri, dimana yang memiliki semua pengetahuan itu adalah tuhan. Artinya Tuhan pasti mengetahui tentang pengetahuan jon peri tentang " Saya yang mengotori tempat ini "
. Mumet ra Koe? Aku dewe mumet
Masuk akal ya
@だなンゴ ketika jon peri tidak mengetahui maka tuhan juga tidak mengetahui?
logika tuhan dan manusia itu beda, logika yg sekarang dimiliki manusia, bisa saja diubah oleh tuhan menjadi apapun itu, bisa saja logika yg dimiliki manusia sekarang adalah salah pada kehidupan kehidupan yg sebelumnya
Apakah pernyataan John Perry ini bisa dibantah dengan mengatakan, apa yg sejatinya dilakukan john perry adalah hasil perbuatan Tuhan, maka Tuhan bisa mengetahui bahwa "saya yg mengotori tempat ini". Hal ini didasari pada argumen bahwa segala perbuatan hanya bisa dilakukan oleh satu kehendak. apabila lebih, maka memunculkan kemungkinan kontradiksi. Dan kontradiksi itu tidak mungkin. Maka segala perbuatan hanya diciptakan oleh Tuhan.
Banyak orang yang bertuhan suka menerka2 mungkin tuhan begini begitu merasa diri mereka lebih hebat dari Tuhan
Berbeda dengan ateis tidak mau mengada2 tentang Tuhan (ini hanya perspektif gua saja) karena mereka belum tau/ belum bisa membuktikan keberadaan Tuhan (Tuhan yang sebenarnya bukan versi agama) tapi mungkin di dunia ini emang ada agama yang bener 2 berasal dari Tuhan
ENTAHLAH.
Dan kalo emang benar Tuhan itu ada gua rasa aties lebih aman selagi mereka orang yang Amar Ma'ruf Nahi Munkar daripada beribadah dengan cara yang salah dan entah siapa yang dia sembah
Tuhan bekerja dengan "logika-Nya"
Orang ini hanyalah filsuf, dia hidup tidak di hari esok namun di masa depan yang jauh, tuhan hanyalah hadiah buat dia,
Tuhan yg menciptakan kita atau kita yang menciptakan Tuhan ??? Jika Tuhan tahu segalanya tentang kita itu wajar karna Tuhan yang menciptakan kita. Jika kita mengetahui segalanya tentang Tuhan berarti kita yang menciptakan Tuhan didalam imajinasi kita.