Apakah Ketiadaan Ada?
Вставка
- Опубліковано 5 лют 2025
- Ada problem berumur 2500 tahun dalam filsafat. Itu adalah problem ketiadaan. Tepatnya, menjawab pertanyaan: Apakah ketiadaan ada atau tiada? Pertanyaan yang sekilas tampak sepele itu telah memusingkan para filsuf selama ribuan tahun karena paradoks ini:
1. Jika ketiadaan ada, maka hal yang tiada itu ada, bukan tidak ada, sehingga jika ketiadaan ada, maka ketiadaan tidak ada.
2. Jika ketiadaan tidak ada, maka ada hal yang tidak ada dan itu adalah ketiadaan, sehingga jika ketiadaan tidak ada, maka ketiadaan ada.
Paradoks ini seperti menunjukkan bahwa ketiadaan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan. Masalah ini sudah diperdebatkan sejak Parmenides 2500 tahun lalu dan belum tuntas dibahas di abad ke-20, dalam filsuf seperti Alexius Meinong, Bertrand Russell dan W.V.O. Quine. Ini melibatkan bukan hanya filsafat metafisika, tetapi juga berdampak ke filsafat bahasa dan bahkan filsafat matematika. Dalam bentuk sederhana, masalah ini dapat diringkas sebagai misteri tentang arti pernyataan ini: "Ada dua orang yang tidak ada di ruangan ini." Apakah dua orang yang tidak ada itu ada atau tidak? Di video ini, saya akan menunjukkan bagaimana masalah ini bisa diterangi oleh puisi TS Eliot, The Wasteland.
#filsafat #sastra #budaya #metafisika #suwung
--------------------------------------------------
Website: www.martinsury...
Instagram: / martinsuryajaya
Facebook: / martin.suryajaya
Goodreads: / 4400055.martin_suryajaya
Apakah Tuhan yang tiada itu ada?
Kalau Tuhan Maha Segalanya, apakah Ia juga Maha Tiada?
Maha Belum dan Maha Sudah.
@@cwbresson nah itu apa lagi artinya?
Saya tahu ada masalah besar akibat keterbatasan bahasa. Tapi, Maha Belum dan Maha Sudah itu bisakah diterjemahkan dalam fisika dan matematika?
Belum dan sudahnya itu titik berangkatnya apa, dan Mahanya itu kerangka acuannya (reference frame) apa?
Apakah kita membicarakan sesuatu yang diluar semesta yang ini, yang kita huni ini.
Apakah kita sedang membicarakan sesuatu yang 'sebelum big bang' dan 'sesudah big freeze?' Jika iya, maka kita membicarakan sesuatu yang sungguh tiada urusannya dengan hidup kita sekarang ini, di sini.
Saya sebagai manusia dulunya saya tidak ada. Saya ada karena saya dilahirkan dari seorang ibu. Lalu apakah black hole itu memang alam yang tiada? Lalu dimanakah alam yang tiada ini di alam semesta? Lalu bagaimana dengan dunia rahim ibu yang dulunya ada tidak ada manusia menjadi ada manusia dengan cara kelahiran bayi? Lalu apakah yang dimaksud dengan Atheis, dengan ketiadaan Tuhan? Lalu dalam matematika ada bilangan nol dan ada himpunan kosong? Apakah perbedaan keduanya?
Ini sebenarnya permainan kata2, premis mayor dan minor..banyak pemuka filsafat yg terjebak dengan permainan kata2, seperti menanyakan apakah tutup botol bundar dan apakah bundar itu memang adalah sesuatu yg dinamakan tutup botol.
Banyak yg ingin berfilsafat tetapi kurang dalam hal penalaran, sehingga terjebak dalam bentuk premis minor.
Jauh sebelum ada pemikiran seperti itu...sebelum bahasa menampilkan wujudnya diatas kesadaran logika manusia.
@@friskamarintan4077 saya ada, karna saya dipirkan’
Menarik mas Martin.... Ketidak adaan merupakan ke adaan yg disadari, tanpa kesadaran ketidak adaan benar benar tidak ada
Mantabb
@@rakfa1163 angka
Teringat iklan binomo "saya menghasilkan uang dari ketiadaan" budi setiawan
:v wkwk
Ini jatuhnya malah mirip Berkley minus kesadaran Tuhan.
Intinya kalo ga sadar yaudah ga ada
Catatan kritis saya, dan ini mesti kita betul-betul sadari. Yang namanya jg teori, teori itu awalnya hanya sekadar konseptual, tapi saat ditemukan objeknya di dunia nyata maka baru disebut "ada" oleh Mazhab Permanides, Russel, Quin, dkk. Artinya, seharusnya apa yg kita sebut sebagai "teori" sebagai entitas yg berawal dari ranah konseptual mestinya mengakomodasi apa yg disebut dengan "ada" yang namanya Wajib wujud (eksistensi), Mumkin wujud (subsistensi), dan Mustahil wujud (absistensi) dari Alexius Meinong. Dan, konsep Meinong ini sudah dipikirkan jauh hari sebelumnya oleh pemikir Muslim.
Apa sih bukti bahwa ada sesuatu yg di luar eksistensi? Visi. Visi itu contoh konkret bahwa Mumkin wujud itu ada (akan ada). Orang zaman dahulu (yg tidak memiliki visi) mengatakan bahwa tidak akan pernah mungkin ada besi yg bisa terbang. Tapi di masa modern sekarang, ada pesawat sebagai eksistensi. Dulu, orang yg tidak memiliki visi mengatakan bahwa mustahil ada orang bisa berbicara kepada temannya yg berjarak ribuan mil tanpa dia harus mengunjungi langsung kawannya. Tapi sekarang berkat jasa orang yg punya visi seperti Bell, meng-eksistensi-kan (menemukan) telepon, sehingga menciptakan eksistensi yg benar-benar baru. Semua peradaban yg kita lihat sampai anda membaca tulisan saya ini, itu berkat orang yg punya visi. Orang yg barangkali berteori tertentu kemudian dianggap absurd atau bahkan dianggap gila, tapi suatu waktu bisa jadi di masa depan, teori filsuf yg dianggap gila tadi akan menjadi eksistensi atau menjadi kenyataan.
Untuk pembahasan lebih seru, silahkan dukung dan bisa menyukai gerakan sosial kami di IG: @salajapustaka
sesungguhnya teori selalu diawali oleh suatu fakta-fakta yang telah ditemukan
Ok bung Martin ilmunya namba gara" nyaksikan channel abang..sehat selalu bang dan sukses selalau dlm mendidik bangsa ini untuk menjadi pemikir" kritis..salam sukses bang..semoga channelnya bertambah viuwers nx🙏
Logika sederhana, tidak pernah dianggap ada bukan berarti tiada. Angka 0 tercipta untuk melengkapi kesempurnaan angka 10 100 1000 dst
Stelah saya ambil S2 lalu belajar filsafat ketemu dgn channel pak Martin......pelan pelan mencoba memahami.....lanjut pak
Menyesal dulu pernah dapat mata kuliah filsafat ilmu selama 1 semester di jurusan saya (pendidikan olahraga) tapi tidak dimaksimalkan (karna pada waktu itu belum tau bahwa filsafat jika dicermati lebih dalam ternyata menarik), menyesal juga kenapa baru lihat video ini baru-baru ini. Terima kasih Kak Martin, meskipun harus ditonton berulang-ulang supaya paham tapi pada akhirnya saya jadi punya ilmu baru dan dapat perspektif baru.
Ilmu Yang sangat Mahal , Terima Kasih 🙏
Trima kasih sudah berargumentasi, dikembalikan kepada masing2 pribadi menganggap tidak ada itu ada, atau tidak ada tetap tidak ada
8:16
"Kebaikan" itu ibarat class, harus dieksekusi oleh objek--yaitu oleh individu yang mengamalkan kebaikan terlebih dulu--untuk menjadi "ada"
Jadi "kebaikan" itu bukan realitas yang bisa berdiri sendiri untuk merealisasikan keberadaannya.
Inti nya kebaika. Itu terjadi dari adanya kebaikan.
Jika keberadaan tidak ada, maka yang ada hanyalah ketiadaan, dan jika ketiadaan itu tidak ada, maka tidak ada apa-apa yang ada hanyalah ketiadaan semata. Tapi justru tidak ada apa-apa itulah ketiadaannya. Yang berarti ketiadaannya masih ada! Berapa kali kita mencoba meniadakan ketiadaan itu, tetap ada.
Mudah sebenarnya untuk memecahkan paradoks tadi! Jalan satu-satunya adalah, harus ada sumber segala sesuatu yang Wajib Ada! Dan menjadi titik hentinya.
Coba kita ulang! Jika keberadaan itu tidak ada, maka yang ada hanyalah ketiadaan, dan jika ketiadaan tidak ada, maka yang ada hanyalah yang Maha Ada.
Itulah yang paling logis menurut saya, dan saya tidak peduli tanggapan orang yang skeptis terhadap Tuhan. Karena tanpa yang Maha Ada ini, maka akan terjadi paradoks yang logikanya seolah-olah ambigu seperti tadi. Dan hanya dengan cara inilah yang paling simpelnya menurut saya.
Lalu, apakah 'Ada' itu milik Tuhan? Ataukah Tuhan itu 'Ada' tersebut?
@bintangcahayawijaya Kita adalah manifestasi-Nya. Termasuk alam semesta ini. Dulu saat blm ada apa² dia sdh ada! Kemudian saat dia ingin me Wujud-Kan diri-Nya, maka nampaklah segalanya ini adalah wujud-Nya jua, tapi kita bukan dia, kita hanya perwujudan atau manifestasi-Nya. Sebab Tuhan ga perlu Wujud, karena dia mutlak, dan absolut!
Namun yg jadi Masalahnya adalah, yg jadi pertanyaan para filsuf yg agnostik, ataupun yg atheis, mereka mikirnya gini begini bang:
Jika Tuhan itu ada, sebelum konsep 'ada' itu ada, maka berarti Tuhan ga bisa disebut ada! Karena kalo kita menyebut Tuhan itu ada! Berarti kita sedang membatasi Tuhan! Berarti yang harus ditanyakan adalah "Apakah Tuhan-Nya tetap ada?
Atau dgn penjelasan lain:
Jika Tuhan itu betul-betul ada, berarti dia absolut, kalo dia absolut, dlm sudut pandang subjek-objek, brrti Tuhan hrs mnjadi subjek mutlak! Yg artinya kita cuma objek belaka (kebebasan kita menjadi palsu), maka utk mngakui kebebasan eksistensi manusia, para atheis, dan agnostik menyatakan "Tuhan harus tidak ada! Kalo dia ada, maka akan menjadi gak logis!"
Jujur, Itu sempat mengganggu pemikiran saya dulunya, hampir jadi agnostik.. Jadi awas hati² dgn kesalahan logika, ntar terjadi (Logikal Pallacy).
Tapi kalo kita pikir lagi, gak mungkin sesuatu itu ada, tanpa ada yg mengadakannya! Ibarat angka 2 itu ada karena ada angka 1, sebab 1 + 1 = 2, begitu juga dgn 3. Lalu dari mana angka 1 berasal?
Kalo dibilang dari angka 0, sedangkan angka 0 itu melambangkan ketiadaan, atau kekosongan. Logikanya, sesuatu yg Wujud, ga bisa mengadakan yg non wujud! Artinya Matematika benar! Bahwa angka 0 + 0 hasilnya = 0, berarti angka 1 sdh ada dari awal! Angka 1 itu tunggal.
Yg artinya 1 itu asal usul adanya seluruh angka! Tuhan adalah asal mula sesuatu. Kemudian dipertanyakan lagi oleh seseorg bahwa, jika Tuhan yg menciptakan segalanya, lantas apa dasar bahan baku Tuhan menciptakan alam semesta?
Pertanyaan itu sdh dijawab Seorang Filsuf Muslim terkenal pada abad pertengahan yaitu Al-Farabi sudah menjawab pertanyaan ini dengan sebuah teori. Beliau adalah seorang polymath muslim yang mempelajari hampir seluruh bidang keilmuan pada kala itu. Teori yang diciptakannya dalam proses penciptaan alam semesta adalah emanasi.
Tuhan sebagai entitas absolut atau sebagai penyebab mutlak (causal prima) memiliki tugas utama yaitu berpikir. Dia berpikir tentang dirinya sendiri. Lalu pikiran Tuhan tersebut mengalami emanasi atau pancaran yang melahirkan setelahnya Akal Kedua (al-aqlu ats-tsani). Kemudian akal tersebut juga berpikir ttg dzatnya maka munculah semesta-semesta sampai 10 tahapan. Dan di akhirnya yaitu Akal Fa'al atau akal ke sepuluh barulah tercipta elemen-elemen bumi yang dari situ menjadi bahan dasar terciptanya manusia dan seterusnya.
Teori dan konsep ini juga dijelaskan pada generasi berikutnya oleh seorang Filsuf Muslim terkenal yang sekaligus polymath juga. Dia adalah Ibnu Sina. Namun nantinya teori emanasi versi Ibnu Sina membedakan di tiap tahap penciptaan tadi dengan adanya jiwa pada tiap akal yang dari jiwa itulah tercipta para malaikat-malaikat Allah.
Sekian, Terimakasih
@@amaludinakhyari9216 keren bang, makasih jaeabannya. Memang harus begitu, Tuhan itu harus bisa di logika, tapi hanya saja kita tidak bisa dan tidak mampu menafsirkan dan menerjemahkannya. Seperti halnya jika ada yang bertanya 'apa bukti surga neraka dan akhirat itu ada? '. Dalam ilmu kita bisa mengenal 2 dimensi seperti gambar kotak, 3 dimensi yang seperti kita tahu. Logikanya dimensi ke 5 ke 6 ke 7 dan seterusnya itu ada, tetapi akal kita terbatas untuk menjangkaunya.
@@amaludinakhyari9216jika anda mengibaratkan Tuhan sebagai angka 1 maka bisa dikatakan, Angka 0 ( Ketiadaan ) lebih dulu dari pada Tuhan, jadi Bisa di bilang Tuhan bukan permulaan, namun Ketiadaan Adalah permulaanya
kalau orang lain ketika membayangkan wisata mungkin akan membayangkan indahnya wisata alam atau kota modern khas eropa. Tapi waktu nonton video om martin, entah kenapa saya membayangkan situasi wisata dimana sekedar duduk menggunakan kursi kayu dibawah pohon yang besar dan teduh, sembari bincang filosofi bersama om martin. Entah kenapa membayangkan saja terasa sangat indah.
Ketika anda berbahasa, pasti anda berbahasa berbasis akan sesuatu. Dan segala sesuatu tidak mungkin tidak ada. Karena begitu anda mengatakannya, maka dia menjadi ada. Karena ketika anda mengatakannya, maka sesuatu yang anda katakan itu pasti terdiri dari sesuatu.
Dulu saya pernah berkutat akan hal ini waktu saya smp. Waktu itu guru Fisika saya ngomong tentang "ruang vakum". Saya bingung maksudnya ruang vakum itu apa. Dia menjelaskan bahwa ruang vakum adalah ruang yang tidak ada apa apa didalamnya. Lantas saya berpikir apa yang dimaksud tidak ada didalam ruang vakum itu? Apa tidak ada di ruang vakum itu atom? Atau partikel? Apa yang dimaksud tidak ada itu?
Kemudian saya lanjut lagi belajar tentang atom yang terdiri dari elektron dan nucleus. Jika atom bagian terkecil, maka apa diantara nucleus dan elektron itu?
Maka masuklah kita ke permasalahan quantum. Didunia quantum fisika ini segalanya menjadi aneh. Ada sesuatu yang tiba tiba ada dan menjadi tidak ada.
Saya menduga einstein pun mendapatkan teori relativitas dia itu dari pemikiran parmenides ini. Karena bagaimana mungkin Einstein bisa berkata bahwa space itu dapat bending ? Space itu apa? Einstein pasti berpikir bahwa space itu pasti sesuatu dan sesuatu pasti tunduk sama hukum fisika.
Pemikiran Parmenides ini sangat berpengaruh di fisika. Bahkan debat dia dengan Demokritus menghasilkan teori atom yang masih dipakai sampai sekarang. (Bayangkan udah brapa ribu tahun itu)
Mungkin bung bisa menjelaskan tentang debat parmenides dan demokritus itu. Karena ini sangat menarik untuk pemahaman matrialisme
Anyway saya lagi kerja. Dan saya bakal tonton video ini lebih detail lagi. Menarik sekali ini bung. Karena saya berkutat dengan ini sejak saya kecil
Jadi bahkan ruang kosong di luar angkasa, atau wadah vakum yang biasa dipakai yang udaranya sudah dihisap keluarpun sebenarnya tidak benar-benar kosong. Fisikawan menemukan bahwa area kosong yang ada di luar angkasapun sebenarnya ada sesuatu yaitu virtual partikel. Virtual partikel ini bisa muncul dari medan kuantum. Jadi sebenarnya tidak ada yang benar-benar kosong di alam semesta, bahkan yang terlihat kosongpun sebenarnya terisi dengan yang namanya "medan". "Nature abhors a vacuum" Aristotle
ketiadaan mungkin kalau penafsiran saya adalah sesuatu yang bersifat sebelum ada, atau melampaui keadaan itu sendiri. Apa yang akan terjadi di masa depan pun kita tidak bisa memperkirakan sebegitu detailnya, maka dari itu ketiadaan menurut saya adalah bentuk sebelum kesadaran menemukan itu ada. Ketiadaan adalah ketidak adaan itu sendiri, kita tidak dapat menafsirkan bahwa sesuatu itu ada jika tidak ada ketidak adaan. Nah ada nya ketidak adaan kan paradoks, namun 'keadaan' juga memiliki paradoks yaitu ketidak adaan, jadi ketiadaan memiliki sifat nya tersendiri dan juga paradoks bahwa untuk menyadari adanya ketidak adaan kita harus menyebrangi pemikiran tentang hal yang berlawanan, untuk menafsirkan atau mendefiniskan sesuatu itu ada maka harus membutuhkan pembuktian yang dasarnya 'pembuktian' adalah sesuatu yang ditimbulkan oleh ketidak adan itu sendiri. Mohon kritiknya.
@@hizkiakumaat2206
Ada nya Dimensi Ruang dan Waktu
Menjadi dasar dari segala yg ada .
Segala sesuatu yg ada akan tiada Jika 2 hal ini ditiadakan ,,,
Cmiiw
terima kasih udah bikin channel yg menambah pengetahuan.. walaupun harus diulang-ulang nontonnya biar paham.. keren..
Dalam kehidupan ini....
Kita selalu butuh kemahiran berdiplomasi....
Ketrampilan bertransaksi ke siapapun...
_Jauh di masa itu....
putra2 bangsa sudah mampu tampil penuh percaya diri... seolah2 tak ada bekas mental2 orang terjajah....
_Kemampuan berbahasa diatas standar rata2 orang2 di masa kini...
_Sungguh luar biasa jika kita tidak kehilangan atas jati diri jiwa kedaerahan dan ke_Indonesiaannya meski tekanan datang bertubi-tubi
_Sungguh jiwa orang2 yang merdeka
Ada idealisme : sesuatu yang dipikirkan
Ada Materialisme : sesuatu yang diindra
Ada dualisme : Keberadaa Manusia (jiwa/raga).
Materi ini dibahas pada metafisika
Idealisme, materialisme, eksistensialisme empirisme dll... itu jenis2 apa..? mohon pencerahan
Tayangan sarat ilmu. Sangat dalam dan dibutuhkan
manusia adalah mahluk yg menghasilkan teori dan mencari orang lain supaya menerima untuk sepakat dg itu..
semua ada saat kita (mahluk) eksis ke dunia dan mulai menyadari serta bereaksi akan realitas disekitarnya..
tugas manusia terutama yg berprofesi sebagai ilmuan adalah menemukan eksistensi yg belum diketahui dan jika eksistensi itu ditemukan manusia akan menamai, mempelajari, mengubah, memanfaatkan. eksistensi tsb dg cara yg bisa diterima oleh manusia itu sendiri.. dah hasilnya bisa dilihat saat ini.. contohnya: agama, hukum, strata sosial, uu, ideologi, teknologi dll..
menarik mas martin no skip iklan, keep it up mas martin please. i really love your channel!!!!!!
Hadir bang Martin Suryajaya
Channel MS ini tiba-tiba nongol di HP, begitu di explore, inilah content yg selama ini saya cari-cari. Narasi argumentatif nya enak dicerna sambil mau tidur. Makasih ya Bang MS.
Pertanyaan gw waktu masih SD. Setelah tua gw baru sadar pertanyaan ini lebih sulit dari membuktikan keberadaan Tuhan sekalipun.
Ketiadaan adalah sesuatu yang melampaui batas "takdir" realita dengan mengasumsikan bahwa sesuatu itu seharusnya eksis ada di dunia ini sehingga membuat seolah-olah sesuatu yang tidak ada itu menjadi ada
Menurut saya keberadaan dan ketiadaan terkait dengan ruang dan waktu. Dan keindahan, sifat seperti yg anda sebutkan melekat pada object. Adanya tarian karena ada penari nya begitu juga rasa pedas yg melekat pada cabai .
Hadir bang martin , ilmunya menyerap salam filsafat tanpo aran 🙏🏾
Ini menarik sekali pembahasannya. Hingga timbul pertanyaan di kepala saya, jika ketiadaan itu ada, apakah "keberedaan" bisa disebut sebagai entitas dari "kesadaran?"
Salam. Menarik topiknya
1. Dalam falsafah jawa ada konsep mencari susuhing angin, galihing kangkung, tapake kunthul mabur dsb. Termasuk bagian yg mana dalam konsep ketiadaan?
2. Mengenai konsep bilangan real (positif, nol, negatif), dan bilangan imajiner. Posisi dalam konsep Meinong gmn bang?
Jika "tidak ada" itu maknanya sama sekali hampa, tdk mungkin kata"tdak ada" itu "ada", itulah alasan kenapa angka 0 itu ada, maskipun makna 0 dr angka2 lain itu nothing, tp tanpa 0 maka angka2 lain tak memiliki makna dn fungsi yg sempurna
Sharing saja ya om. Apa yang anda bahas sudah diajarkan sebelum para filosof itu lahir. Dan itu ada di dalam al Qur'an. Mudah mudahan om bertemu kepada orang yang benar. Terimakasih.
Pak Martin, saya sedang dalam penyusunan tesis terkait "manusia sebagai aset dalam Human Resources Accounting". Apakah memungkinkan saya hubungi Bapak untuk mengajukan wawancara. Saya sangat tertarik dengan object theory Alexius Meinong yang Bapak utarakan dalam video ini. Salam, terima kasih.
Saya sendiri lebih condong ke Meinong. Sayang kalo ketiadaan kemudian dianaktirikan dlm konteks perdebatan filsafat. Memang sih agak ribet karena seperti yg dibilang Bang Martin kalo ontologinya bakal bejibun. Nah urusan menyederhanakan yg bejibun itu biar filsuf2 pro aja yg urus (contoh: Bang Martin).
Sebagai amatir, menurut saya, mungkin ontologi Deleuzian soal virtual dan aktual bisa jadi solusi. Eksistensi sebagai aktual sedangkan subsistensi dan absistensi sebagai virtual. Bagaimana yg virtual lalu bisa menjadi yg aktual (kecuali yg virtual murni). Jadi fokusnya bukan ke daftar hal2 yg ada, mungkin ada, dan mustahil ada. Tetapi bagaimana cara kerja dari proses menjadi tersebut.
Sesuatu yang tidak ada sbenarnya ada dalam ruang tertentu, namun yang dapat membuktikan sesuatu itu ada yaitu objeck ialah eksistensi itu sendiri dengan menggunakan panca indra manusia,
Sesuatu akan kita anggap tidak ada jika indra manusia tdk dapat membuktikan, seprti "ruang dan waktu" adalah sesuatu yang mebatasi indra untuk membuktikan bahwa itu ada, maka di situlah kita akan berasumsi bahwa yang sebenarnya ada itu ialah tidak ada,
🙏
Intinya, sesuatu yang bisa kita ucapkan dan kita pikirkan berarti sesuatu itu ada..begitu juga sebaliknya, ketika kita tidak bisa mengucapkan dan memikirkan sesuatu itu, berrarti hal itu memang tidak ada
Antara ada dan tiada itu suatu hal yg saling melengkapi dan saling berhubungan, tidak ada kata tiada jika tdak ada kata ada,adanya kata ada berarti disitu ada kata tiada, seperti kata atas berarti ada kata bawah, ada kata luar berarti ada kata dalam.
"Keseimbangan alam"
Ketidakadaan dalam hal ini saya sebut "non objek"... non objek itu adalah konsekuensi dari tidak adanya "objek", dan non objek itu hanya bisa di pengaruhi oleh objek, Contoh: "Gelap dan terang" Gelap itu tidak ada atau saya sebut "non objek" artinya gelap itu adalah konsekuensi dari tidak adanya terang atau saya sebut "objek" dan gelap itu hanya bisa di pengaruhi oleh terang... dan gelap itu di akui keberadaanya jika terang itu ada, maka kesimpulannya adalah ketidakadaan itu "ada" jika dalam pikiran manusia memahami bahwa "non objek" itu memiliki pasangan (objek) yang mampu mempengaruhinya. terima kasih
Mau tanya bang MS =
Teknik menghafal dan memahami banyak nama dan cekungan konseptualnya masing-masing individu itu bagaimana ? Makasih atas sharing teknik itu
Dalam sains, bahkan dalam kekosongan itu sebenarnya bukan berarti kosong..
Saat kita membayangkan keberadaan, dan ketiadaan itu tidak ada. Dan konsep ada dan ketiadaan tidak ada. Maka tidak ada apa-apa, dan yang ada hanyalah ketiadaan semata! Tapi bukankah ketiadaannya tadi sudah ditiadakan? Mengapa ketiadaannya masih ada? Lalu saat kita mencoba membayangkan bahwa ketiadaan itu juga tidak ada, maka yang ada hanyalah ketiadaan, yang artinya ketiadaannya ini ngeyel! Saat kita tiadakan, ketiadaannya masih ada! Seolah main petak umpet, dia sembunyi terus muncul disela-sela logika kita.
Sebenarnya mudah untuk memecahkan paradoks ini. Dan tidak ada jalan lain, harus ada suatu sumber segala sesuatu, dan yang jadi sumber segala sesuatu itu untuk menjadi titik hentinya. Dan itu harus wajib ada!
Coba kita ulangi! Saat keberadaan, dan ketiadaan itu tidak ada, dan konsep ada dan ketiadaan juga tidak ada. Maka yang ada hanyalah yang Maha Ada.
Kalau tanpa Maha Ada ini, maka akan terjadi paradoks yang menjadi ketidaklogisan atau ambigu seperti tadi. Dan saya tidak peduli dengan orang yang skeptis terhadap Tuhan. Saya sudah mencari kemana-mana yang logis hanya itulah yang menurut saya paling logis dan simpel.
“Kita tidak bisa mengatakan sesuatu itu tidak ada, karena ketika kita berkata sesuatu itu tidak ada, maka disaat itulah sesuatu itu menjadi ada.”
Kawan kelas.. Hrus juga sesekali bahas konsep wu dan yu.. Being dan non being.. Ada dan ketiaadaan dalam fils. Timur biar komprehensif...ketiaadaan itu hanyalah spekulasi metafisik..
bro Martin @ saya pilih yang A.tapi kenapa kontradiksi ? karena para filsufnya salah.
kesimpulan bahwa jika ketiadaan itu ada maka ketiadaan jadi tidak ada (sebab jadi keberadaan) adalah kesimpulan SALAH.
sebab ketiadaan adalah penilaian imajiner yg dibatasi dalam suatu kurun waktu.
saat para filsuf menilai ketiadaan jadi keberadaan,maka mereka menilai dalam kurun berbeda.
Karena filsuf menggabungkan penilaian dalam kurun berbeda maka jadilah kontradiktif.
contoh :
aku berkata,"besok aku ke rumahmu,Toni." (berjanji)
besoknya aku berkata,"hari ini aku ke rumahmu,Toni."
lalu para filsuf menyimpulkan, aku ingkar janji.
padahal 2 kalimat itu tak kontradiktif jika menilai sesuai waktunya.
Thank you so much for video. From Turkey !
Are u atheis?
Welcome
Kalau menurut saya ketiadaan itu sesuatu yang tadinya ada kemudian hilang makanya di sebut ketiadaan, jadi pada awalnya ketiadaan itu memang ada.
Dan kata Tidak serta kata ada tidak bisa di satukan, karena kata tidak sama dengan angka nol tak bisa di bagi, sementara kata ada sama dengan angka 1 yang masih bisa di bagi.
Well..
Jadi, jika kita percaya(memikirkan) adanya kehidupan stlh kematian maka itu pasti ada ?
Dan Begitupun sebaliknya, ?
ke-tidakada-an atau ketiadaan itu mustahil ada karena adanya Allah subhanahu wa ta'ala yang azali, tidak pernah tidak ada, tidak memiliki permulaan, kekal, tidak terbatas, tidak butuh ruang-waktu, dll
tidak ganjil = genap
tidak rumah = segala hal selain rumah
tidak ada = tidak ada
sepertinya paradoks ketiadaan ini bermula dari problem kata "no" pada "nothing" & "tidak" pada kata ketiadaan.
ini akan menarik jika yang dibahas pada era ini adalah di tema tentang notness atau ketidakan.
saya belum tau apakah di filsafat pernah dibahas atau ini kayaknya pemikiran ngawur gw doang 😎
Makasih sudah buat video ini sudah jadi beban pikiran akhir² ini
Kedua pendekatan itu tidak harus dibentrokkan. Mungkin bisa saja, kedua hal tadi bisa saling melengkapi. Manusia dengan segala kecerdasannya hanya bisa memikirkan suatu hal yang terbukti keberadaannya. Sedangkan keberadaan suatu ketiadaan yang belum ditemukan buktinya, kita hanya bisa percaya bahwa itu ada.
Semua yang dapat dipikirkan oleh pikiran itu adalah ada
Ketika kita tidak sadar dg ketiadaan ingin sejuta tahun semiliar tahun bahkan setriliun tahun ato triliun1000x tahun ketika kita sadar kembali maka akan terasa sekejap, karena ketidaksadaraan tidak pernah tahu ketiadaan telah berlangsung seberapa lama
Al-Kindi lalu mendemontrasikan penciptaan waktu dan gerak yang merupakan dua hal
yang niscaya tidak dapat dipisahkan dari alam semesta. “Karena jasad alam semesta”
telah dibuktikan terbatas, gerak dan waktu, sebagai dua hal yang harus bersamaan
(concomintants), haruslah juga terbatas”.Dalam menolak keabadian waktu, ia
menegaskan:
“Jika “masa lalu” tanpa sebuah permulaan itu mungkin, ia tidak bisa sampai pada
“saat ini”. Kaena hal tersebut akan mengatakan secara tidak langsung bahwa yang
tidak terbatas tidak bia menjadi aktual, karena yang tidak terbatas tidak bisa
“dilintasi” dan mengatakan bahwa yang tidak terbatas tidak bisa “dilintasi”.
Karena itu, waktu adalah terbatas dan diciptakan”.
Saya seorang Atheis (ex Muslim/Murtadin) ...selalu berpikir dg akal dan logika ..berdasarkan ilmu pengt./sains dan teknologi modern.. akan selalu "percaya" bhw sesuatu itu "ada" berdasarkan "fakta" dan "bukti" ...kalau tdk ada dlm kenyataan ..ya "tdk-percaya"...!!
Jadi sampai kapanpun tdk akan percaya pd agama apapun yg meng"ada²" kan sesuatu yg "tdk-ada" (Dewa, Tuhan, Malaikat, dll) ..apalagi dg Agama yg "radikal" dan "intoleran" yg selalu menyebarkan "kebodohan" dg ritual² konyol abad ke7 ... (yg hrs percaya Alloh swt, Surga dg 72 bidadari² jelita, dll) yg penuh "kebohongan dan kemunafikan" ..bahkan sll menebar "kebencian dan kekerasan" dg hukuman² kejam dan biadab (hukum rajam, potong tangan dan pancung) ...!!
Salam Filsafat mas Martin Suryajaya.
Menurut saya ketiadaan itu tidak ada. Kenapa begitu? Karena ketiadan yg dibahas ini bukan kekosongan (ketidakhadiran). Padahal tulisan atau bahasa 'ketiadaan' itu ada untuk kekosongan (ketidakhadiran) saja sebenarnya Jika kita bayangkan atau imajinasikan kita memandang segala sesuatu tidak ada, jadi kita membayangkan hitam saja atau putih saja, itu namanya kekosongan, bukan ketiadaan, karena kita membayangkan ADA warna putih atau hitam yg kosong tanpa material. Jika kita bilang ketiadaan ada seperti membaca kata KETIADAAN itu sendiri yg ada, itu hanyalah KATA, FRASA, atau KALIMAT yg menyatakan ketidak hadiran sesuatu. Bukan tentang ketiadaan itu. Ketiadaan yg dibahas mendalam itu bukanlah ke-tidak-ada-an atau ke-tidak-hadir-an.
Ketiadaan itu menurut saya adalah lawan dari keadaan materil dan keadaan energi. Sedangkan semua yg ada di alam semesta fisik adalah kreasi dari atom dan energi. Maka ketiadaan itu adalah lawan dari ke-ada-an atom dan energi yg berkreasi. Jika tidak ada atom dan energi, maka tidak ada juga ketiadaan. Karena tidak bisa dibayangkan atom dan energi tidak ada. Dan jika tidak ada atom dan energi yang membentuk manusia dan kesadaran manusia itu sendiri, Maka siapa atau apa yg membahas ketiadaan yang ada itu? Karena waktu dan ruang yg saya bayangkan tidak akan ada batas akhir, dan juga berarti tidak ada batas awal, karena yg tidak berakhir berarti tidak berawal, maka ke-ada-an segala sesuatu seperti ruang dan waktu dan isinya, maka tidak ada awal dari KE-ADA-AN, dan tidak ada akhirnya juga. Segala sesuatu ADA abadi, dan berarti ke-ADA-an ruang-waktu-isinya(atom dan energi kreasi) selalu ada dan tidak ada awal akhir yg menyatakan: KETIADAAN itu tidak pernah ada. Itu hanya permainan bahasa 'ketiadaan' atau yg sebenarnya digunakan untuk ketidakhadiran atau kekosongan belaka. Bagaimana mas?
Contoh ketiadaan itu tidak pernah ada adalah:
Ponsel komputer yg dulu tidak ada menjadi ada sekarang, karena atom dan energi kreasi yg membentuk atau menciptakan komputer ada, jadi sebelum komputer dan hp sebagai fisik dan kecerdasannya (misalnya AI robotik pemograman dan algoritma) sdh ada, hanya belum hadir atau disadari oleh manusia. Seperti listrik yg diciptakan adalah energi yg sdh ada tapi belum ditemukan, tapi sudah ada sebagai reaksi atom dan energi kreasi. Atau saya yg sebelum lahir tidak ada menjadi ada sekarang adalah, reaksi atom dan energi hubungan intim manusia dengam segala reaksi kimia tubuh dan komponennya yg ada oleh orangtua dan jauh karena manusia awal ada, yg adalah atom dan energi juga mulanya.
Atau hewan punah yg sekarang tiada adalah ketidakhadiran nya yg dulunya ADA. Jika pun sekarang tiada, itu hanya perubahan kekekalan energi. Dimana atom nya tetap ada dan berubah energi nya menjadi bukan hewan purba tsb. Ketiadaan itu tidak ada, kecuali maksudnya adalah ketidakhadiran atau kekosongan. Lawan dari ketiadaan adalah: ke-ada-an atom materil dan energi.
Gokss, ketiadaanpun bisa jadi konten yg ada.
Keabadian (kekekalan) menggugurkan adanya ketiadaan, bahkan Sains sekalipun mengakui ADANYA yang tidak terciptakan dan Adanya yang tidak termusnakan
Apakah ketiadaan itu ada atau tiada?
Kita bikin istilah sementara aja:
1. Keberadaan artinya (Mutlak Ada! Seperti yang ada saat ini)
2. Keadaan artinya (Situasi dan kondisi yang ada)
3. Ada artinya (Tersedia)
4. Tidak ada artinya (Tidak pada tempatnya, atau tidak hadir, namun belum tentu tiada)
5. Tiada artinya (Tidak pernah ada, tidak ada sebelum, juga tidak ada sesudah)
6. Ketiadaan artinya (Mutlak Tiada! Atau mustahil ada!)
Nah! Kita akan pakai istilah-istilah sementara itu.
Jika kita berasumsi bahwa ketiadaan itu ada, maka itu bukanlah ketiadaan, melainkan hal yang ada. Karena tidak mungkin ketiadaan itu ada, sebab keberadaan ini ada! Jadi mana mungkin ketiadaan itu bisa ada dengan keberadaan. Sebab mereka dua hal yang berlawanan.
Saat belum ada keberadaan (alam semesta), wujud, zat, ruang, waktu, jarak, arah, tempat, dll, dan tidak ada satupun sesuatu yang memuat keberadaan apapun. Maka yang ada hanyalah ketiadaan. Dari sini mereka berpendapat bahwa ketiadaan itu ada! Disaat keberadaan belum ada. Yang berarti ketiadaan itu ada!
Tapi sejak keberadaan ada, maka kemana ketiadaan itu perginya? Apakah ketiadaan menjadi tidak ada? Karena tidak mungkin keberadaan ada tanpa ketiadaan sebab mereka saling berhubungan walau berlawanan. Ibaratnya jika tidak ada kiri, maka tidak ada kanan, dan segalanya berpasang-pasangan atau dualitas.
Lalu menimbulkan asumsi dan tanggapan yang lain, ada yang berasumsi bahwa ketiadaan itu tiada, dan yang ada hanyalah keberadaan. Tapi bukankah keberadaan itu tidak mungkin ada tanpa ketiadaan?
Jadi disini pula mereka berpendapat bahwa ketiadaan itu ada, tapi jika ketiadaan ada, maka bagaimana dengan keberadaan sebab itu berlawanan. Dan saat keberadaan belum ada, maka bagaimana dengan ketiadaan? Karena tidak mungkin ketiadaan ada tanpa keberadaan? Sebab mereka dualitas.
Lalu muncullah pertanyaan paradoks, apakah ketiadaan itu ada atau tiada?
Jika disebut ada, maka itu bukan ketiadaan melainkan hal yang ada! Sehingga ketiadaan tiada.
Jika disebut tiada, maka salah juga, karena ketiadaan tidak mungkin ada tanpa keberadaan, makanya terasa seperti ada yang janggal, alias tidak ada pada posisinya, yaitu adalah ketiadaan.
Sebenarnya paradoks ini muncul karena kesalahan mereka berpikir, sebab mereka itu ada yang gak percaya Tuhan, ada juga yang percaya Tuhan. Ada juga yang gak kepikiran. Alias Tuhan terlupakan dalam benak mereka.
Kalau begitu sesuatu itu harus ada, coba kita buat jadi ganjil aja dari pada genap, karena genap malah gak logis, berarti harus ada yang ganjil, alias gak tersentuh segala sesuatu dualitas hukum sebab akibat:
Kita tambahkan 'Maha Ada' saja!
1. MAHA ADA artinya (Wajib Ada), diluar dari 'ada' dan 'tiada' dan tidak tersentuh oleh keberadaan dan ketiadaan, keadaan, dan ketiadaan, ada, dan tiada. Dan yang mengadakan 'ada' dan 'ketiadaan'.
2. Keberadaan artinya (Mutlak Ada! Seperti yang ada saat ini)
3. Keadaan artinya (Situasi dan kondisi yang ada)
4. Ada artinya (Tersedia)
5. Tidak ada artinya (Tidak pada tempatnya, atau tidak hadir, namun belum tentu tiada)
6. Tiada artinya (Tidak pernah ada, tidak ada sebelum, juga tidak ada sesudah)
7. Ketiadaan artinya (Mutlak Tiada! Atau mustahil ada!)
Disaat keberadaan belum ada, ketiadaan lebih dulu ada sebelum keberadaan, dan ketiadaan itu juga dulunya gak ada, karena si Maha Ada lah yang mengadakan.
Saat keberadaan di adakan, maka ketiadaan itu berpindah posisi, atau dipredikasi, agar tidak berkontradiksi dengan keberadaan.
Sehingga pada akhirnya ketiadaan itu punya jodoh atau pasangannya yaitu keberadaan. Nah sekarang disini sudah tidak ada kontradiksi lagi, sebab sudah lurus.
Dan saat seluruh keberadaan nanti hancur dan musnah lenyap, mereka berpendapat, ketiadaan lah yang ada disaat itu. Padahal jika ketiadaan itu saja yang ada, tidak mungkin ketiadaan ada tanpa keberadaan! Layaknya kiri dan kanan tidak mungkin ada jika salah satunya tiada. Yang artinya ketiadaan juga ikut lenyap dengan keberadaan. Hingga yang Maha Tunggal lah yang Ada!
Jadi pertanyaan itu sudah salah! Dan sebenarnya gak ada yang kontradiktif, cuman kesalahan mereka berpikir aja. Dari sini lah terbukti bahwa Tuhan itu benar-benar ADA, bahkan sebelum 'ada' itu ada dia sudah ada.
Dan mungkin mereka bakalan menyebutkan bahwa, ini gak sepenuhnya, sebab ini hanya menurut perspektif ke-Tuhanan.
Padahal Tuhan emang ADA, dan Wajib Ada! Jadi gak ada yang salah, hanya aja nalar mereka yang b*d*h gak dapet menerima dan memahaminya, atau ada juga yang mengetahui bahwa Tuhan itu benar ada, tapi gak peduli dan menganggap b0d0 amat. 😂
Sekarang logikanya udah lurus! Dan terselesaikan, biarkan mereka mikir dan gak nemu jawabannya sebab ke dangkalan pikirannya, biarkan aja mereka tersesat dalam pikiran mereka, yang selalu mendahului logika dari pada mendahului Tuhan. Cukup dirahasiakan bagi diri sendiri.
@amaludinakhyari9216 keadaan didahului oleh peluang adanya, potensi adanya.
Keadaan peluang selalu mendahului keberadaan itu sendiri, peluang keadaan itu sendiri merupakan keberadaan, merupakan benda abstrak (imajiner/
Bayangkan seperti ini: kita punya botol kosong. Kalau kosong, harusnya isinya benar-benar "tidak ada." Tapi begitu kamu sebut "tidak ada isinya," kamu jadi berpikir, "oh, yang di dalamnya adalah ketiadaan." Seolah-olah ketiadaan itu "ada" di dalam botol kosong itu. Nah, inilah paradoksnya-saat kamu menyebut atau memikirkan "ketiadaan," ketiadaan itu malah seperti ikut "ada" dalam pikiran.
Jadi, pertanyaan "apakah ketiadaan itu ada atau tidak" menjadi rumit karena setiap kali kita membayangkan ketiadaan, kita tanpa sengaja memberinya bentuk atau ide dalam pikiran, sehingga ketiadaan itu terasa "ada," padahal seharusnya tidak ada apa-apa.
Nah! Kalau sudah menemukan dimana letak yang membuatnya kontradiksi, itu adalah. Saat kita menyebutkan ketiadaan itu tidak ada, justru 'tidak ada' itu lah ketiadaannya, jadinya ketiadaan itu kembali ada. Karena tidak mungkin ketiadaan itu meniadakan ketiadaan itu sendiri, sebab yang meniadakan ketiadaan itu,. itulah ketiadaannya! Jadi tidak mungkin ketiadaan itu meniadakan dirinya. Karena dia sudah gak ada! Tapi yang 'gak ada' ini pula ketiadaannya.
Seolah dia ngeyel, pas mau dipisahin sama yang ada .Tapi dia selalu muncul disela-sela logika kita.
Untuk memecahkan paradoks itu mudah sebenarnya! Jadi sebenarnya, kata "tidak ada" itu hanya untuk menerangkan ketiadaan bahwa ketiadaan itu tidak ada. Nah jadi tidak ada yang kontradiktif, hanya kesalahan mereka memahami kata dalam pikiran mereka. Alias keselek kata tidak ada 😄 Padahal itu cuma untuk menerangkan, tapi yang membuat salah paham karena bunyinya sama, jadi itu yang membuat mereka tertipu, sebab kata tidak ada yang meniadakan ketiadaan itu hanyakah seolah fatamorgana. Malah kayak seolah menjadi ada lagi. Padahal tidak!
@amaludinakhyari9216 bahkan ketika segala sesuatu belum ada tetap dinyatakan keberadaan karena peluang keadaan dan peluang kejadian merupakan keberadaan
" Tanpa ketiadaan tak ada apa apa.......maka ketiadaan lah yg menjadi ada "........
Sepertinya manusia harus membuat bahasa baru untuk tiada yg ada
"Ketiadaan" merupakan keadaan atau kondisi dimana kesadaran akan sebuah kondisi baik itu subjek atau objek, belum sampai pada realitasnya. Baik itu merupakan "realitas subjektif" maupun "realitas objektif." Perbedaannya terletak pada kondisi kesadaran akan subjektifitas, maupun kondisi kesadaran akan objektifitas, terhadap objek ruang kesadaran manusia itu sendiri.
pada kasus 2 buah apel, maka proposisi objek apel pada nilai jumlah (abstrak) 2, harus sampai pada "realitas subjek" yang terintregasi nilai abstrak dan symbol angka "2." sehingga dapat dinyatakan sebagai "2 buah apel." Atau dapat dikatakan apel itu berjumlah (baca:bernilai, berabstrak) 2. (DUA).
Sedangkan pada kasus angka 2, itu sendiri untuk dapat dilihat sebagai realitas. Maka, proposisi subjek pada nilai abstrak "2." harus sampai pada "realitas objek" buah apel sebagai indikasi atau indikator. Sehingga dapat dinyatakan dan terealisasi sebagai sebuah realitas jumlah (abstrak) angka "2." Atau dapat dinyatakan angka (baca:abstrak,nilai,jumlah) 2 itu adalah APEL dengan angka (baca:abstrak,nilai,jumlah) jumlah yang terintegrasi dengan Symbol abstrak 2.
*Dari awal video sudah dikasih clue:*
Kalo ada satu masalah yang SULIT SEKALI dibahas dalam filsafat, dan untuk membahasnya dibutuhkan waktu sampai RIBUAN TAHUN, masalah itu adalah KETIADAAN.
.
*Pertanyaanku:*
Ngapain kalian masih di sini?
Merasa umur kalian bisa sampai ribuan tahun, sehingga punya kemungkinan bisa memecahkan masalah ini?
Ayo bubar.., bubar.., bubar..!
Kerja.., kerja.., kerja..! 😎
Menurut sayA teori ini pemicu seseorang menemukan sesuatu yg baru yg belum pernah di pikirkan orang sebelumnya
Menurut sayA teori ini pemicu seseorang menemukan sesuatu yg baru yg belum pernah di pikirkan orang sebelumnya
Semakin dalam semakin kosong(tiada)
Semakin kosong(tiada) semakin isi(ada)
Semakin isi(ada) semakin hampa(tiada)
Semakin hampa(tiada) semakin melebur
Semakin melebur semakin menyatu
Semakin menyatu semakin damai
Dan pada akhirnya tidak ada apa apa
Semua Fana
Maka tertawalah sebelum tertawa itu di larang
Salam Rahayu para dulur
Salam damai seluruh alam
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hi pak Martin, ulasan - ulasan ny bagus semua dan iconik ny sebatang rokok + asbak + gelas + baju hitam 👍
Sesuatu yg tidak terlihat dan tidak berwujud itu bukan berarti tidak ada.
Pikiran misalnya.
Bung Martin, udah pernah bahas sekilas tentang tesis Roland Barthes, 'Matinya Sang Pengarang'?
Ontologi ketidak adaan itu adalah suatu hal yg ada yg tak bisa terpisahkan ketidak adaan itu sesungguhnya suatu yg ada ,tidak ada yg tidak ada.jika disimpulkan suatu yg tidak ada sesungguhnya itu sudah ada.ekstremnya hal yg abstrak itu adalah bagian yg ada.tks
ini dia yang sering saya debatkan tentang ketiadaan
bukan hanya ketiadaan .. ketakhinggan.. ketidaktahuan.. bahkan kebebasan pun kalau diperiksa akan berakhir dengan paradoks
Ketiadaan Itu Ada Ketika Kita Sudah Mati..Sedangkan Keadaan Itu Ada Ketika kita Lahir kedunia..Ngapain di Bikin Pusing Sendiri..Sy Aja yg Kosong gk Tau Apa-2 Bisa Jawab Semua Eksistensi Alam Semesta..Saya Bisa Karna Sesungguhnya Saya Tidak Bisa Apa-2 Saya Tau Karna Sesungguhnya Saya Tidak Tau..
Ketiadaan itu ada pada konteks tertentu tidak melekat secara universal tapi terpisah antara ada dan tiada. Jadi bisa di bilang ketiadaan itu ada tapi ada itu juga ada.
Chanel Kami menghadirkan Kajian Islam dalam Perspektif Sains, sebuah
tema yang memadukan Islam dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga
diharapkan mendapatkan pemahaman yang lebih utuh, dan pengertian yang
lebih luas bermanfaat bagi kehidupan dan berkemajuan.
"ada rokok nggak?", "nggak ada" . percakapan yg banyak dijumpai di tongkrongan2
Padahal di kantongin ya bang 😆
Wkwkwk harusnya, g punya.
Pengangguran itu mah
Bung aku mau nanya kalo ketiadaan itu tidak ada jadi awal mula dunia ini gimana? Langsung muncul aja gitu tanpa adanya proses dari tiada menjadi ada... ????
Kuasa Tuhan / pemikiran Tuhan tidak terbatas melebihi filsafat. Yang tidak bisa di pikirkan. Filsafat = atheis
Sama ae kaya api. Api itu sebenarnya ada atau tidak setelah padam kemana api mangkal?
Aku setuju dengan pendapat meinong.
Setelah nonton vidio ini Aku pikir manusia hanya ada dalam dua dunia saja yaitu eksistensi dan subsistensi. Hal hal yang berada diluar logika dan diluar kemampuan kita berada pada dunia absistensi termasuk tuhan.
Menarik ini untuk di bahas lebih lanjut
Bang Martin harusnya sebentar2 hisap rokoknya bang, agar romantisme terhadap simbol2 tertap terjaga.
Ada dan tidak ada menjadi paradoks jika dibenturkan pada dimensi ruang, waktu, subjek, terlepas makna istilah ada & tidak ada tergantung bagaimana memaknai serta menerima nya hanya masalah ketidak puasan hasrat akan pemikiran yang sebenarnya persoalan sederhana yang dipersulit
Belum ada ≠ Tiada, seperti Ruangan kosong dan mangkok kosong. Mungkin "Ide/ Teori" bisa tidak ada (tiada), namun "Desain/ materialisasi" hanya boleh belum ada. Apapun yang kita fikirkan akan menjadi kenyataan di memori kita, hingga sesuattu yang tiada itu (...Teori/ ide) dapat di materialisasikan. Kalau yang tau reparasi bad sector Hardisk pasti lebih kurang bakal paham kalau solusi untuk meniadakan bad sactor yaitu LEMBIRU (Lempar, Beli baru) dan tidak ada solusi lain walaupun ratusan perusahaan menawarkan produknya dapat mengatasi bad sector. Ya, mati itu mati, yang hidup hanya memori.
Ada & tidak ada; adalah hal yg nyata jelas tercipta,, karena ALLAH SWT menciptakan segala sesuatunya berpasang"an,,
Guru saya pernah bilang bahwa: "Tuhan itu adanya tidak ada.",
Sbg contoh: "Saya 'ada' dirumah saya, namun tidak ada didalam studionya Pak Martin."
Sehingga bukan berarti ketidaaan itu tiada, karena bisa jadi itu hanya faktor lemahnya bukti rasional/empiris yg kita 'peroleh'.
Masalahnya Tuhan itu maha hadir
Saking lemahnya bukti rasional manusia bisa membawa diri nya ke bulan.
@@gilbethpramanasaputra2929 lha memang iya, tapi kan saya beranjak menuju pernyataan: "Saya ada, tapi tidak ada didalam studio Pak Martin."
Tuhan berada disegala arah tuhan ada dan tak diada adakan
Bang Martin, jika berkenan boleh di share literatur filsafat ilmunya atau secara spesifik mengenai ontologi, epistemologi dan aksiologi.. 😊
Pak dosen buat pembahasan mitos dan logos
Kalau saya, konsep ada dan tidak itu berbahaya jadi saya tidak pakai. Saya lebih memilih menggunakan konsep hadir dan tidak hadir, presence and absence.
Hadir/tidak hadir pun hanya harus membahas terkait objek empiris dan objek konsep, bukan objek klasifikasi ke tiga seperti absistensi.
Ketiadaan adalah ada dan tiada artinya kekosongan.
Kekosongan meliputi segalanya..
Tunggal.
Sebagaiman orang awam menyatakan Tuhan satu..bukan dlm jumlah..tetapi satu meliputi segalanya.
T : apakah ketiadaan itu hal yg luput dpikirkan manusia?
J : tadinya iya.. tp stlah kau tanyakan skrng dia sdh mnjd bukan
T : jd ketiadaan murni itu sdh hilang?
J : ya.. tunggulah sampai manusia punah, dgn syarat.. jgn pastikan dia ada
Waktunya senam otak nonton video u bang
kalau dalam ilmu eksak,
Atas lawannya bawah
Kiri Lawannya Kanan
Depan Lawannya Belakang
Ada lawannya Tiada
Kalau kata orang bule Black Hole, mungkin bisa disebut sesuatu yang menelan yang ada menjadi tiada
Saya setuju dengan menong , cuman ada sedikit aneh , karena didalam penjalasan menong , kata-kata , angka dan sejenisnya itu masuk kedalam substensi , namun bagaimana menjembatani absistensi jika tidak punya dasar , saya menghayalkannya seperti orang menaiki tangga , proses menaiki tangga itu sebut saja substensi , dan orang dengan tangga itu eksistensi , lalu bagaimana menjembatani absistensi dengan : proses manaiki + tangga dengan orang ? Saya jadi bingung wkwkwk
Luar biasa abangku...
tiba2 kepikiran 'kontradiksi' dalam Filsafat Hegel yang saya juga masih bingung akan itu.
Apakah bisa dikomparasikan.
Auhh ahh gelap..
ketiadaan adalah ketidak adaan itu sendiri. Atau mungkin ketiadaan adalah adalah sesuatu yang bersifat sebelum ada, beyond being exist?
Adalah Nibbana, sebagaimana api, dimanakah keberadaan api ketika api itu padam?
Mantap sih..cm sy nya jg pusing,berat hahaha
Goks tidak ada jaadi konten keren
Turunin bahasanya bang, biar bisa dimngerti semua kalangan.
Jika pikiran ibarat layar ..maka ia (pikiran) tidak bisa memantulkan "yg tidak ada"..Pikiran mungkin tidak bisa manangkap "semua yg ada" ..(karna keterbatasannya)..namun amankah bila dikatakan bahwa apa pun yg ditangkap dan direfleksikan pikiran mestinya "ada"... Betulkah?
Saya meyakini ketiadaan itu ada sebelum kata ada itu ada atau di adakan oleh yang ada dan menjadi ada
teori Meinong sepertinya lumayan bagus: sehingga bisa disimpulkan bahwa orang gila adalah mereka yang membuat proposisi-proposisi yang dibuat di dunia absistensi, sementara orang matematika hidup di dunia subsistensi, sedangkan orang kebanyakan memang hidup di dunia eksistensi....
orang eksistensi sulit diajak keluyuran di dunia subsistensi apa lagi di dunia absistensi: karena tidak banyak orang yang bersedia untuk masuk ke golongan orang "nerd" subsistensi apalagi ke golongan orang "gila" absistensi...
Bagaimana Mencari terang dalam gelap ?
Harusnya judulnya bagaimana mengatasi ketiadaan dengan keadaan. Logika analitis lebih baik digunakan dalam filsafat pada objek abstrak yg ingin di gali
Bagus ini
hmmmm, apakah ketiadaan itu ada ?apakah keberadaan itu ada? apakah yg pertama dan terakhir itu ada ? apakah itu semua hanya ada pada pemikiran2 antropomorfik?
Itu sama seperti kegelapan dan cahaya, bahwa kegelapan ada ketika terjadi ketiadaan suatu cahaya.
. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Semoga keselamatan atas orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya.
. Bagi yang belum beragama ISLAM, saya perintahkan : "ISLAM lah maka anda selamat dari kekal berada di dalam Naro ( Neraka ), kecuali orang-orang munafiq !"
. Tuhan adalah ILLAH ( sesuatu yang diibadahi ), ILLAH itu jumlahnya sangat banyak dan tidak terhitung oleh kita.
. Tapi ILLAH yang berhak diibadahi hanya satu yaitu ALLAH. Dan selain ALLAH itu bukan ALLAH.
. Sungguh, ketiadaan itu ada. Dan itu sudah dijelaskan oleh Allah di dalam kitab-kitab-Nya yaitu Zabur yang dibawa nabi Dawud, Taurat yang dibawa nabi Musa, Injil yang dibawa nabi Isa ( Yesus ) dan Al-Qur'an yang dibawa nabi Muhammad dan atau suhuf-suhuf yang dibawa oleh nabi sebelum diutusnya mereka.
. Dan sungguh Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini berpasang-pasangan, ada pria maka ada wanita, ada siang maka ada malam, ada panas maka ada dingin, ada gelap maka ada terang, ada positif maka ada negarif, ada kutub utara maka ada kutub salatan, ada sunrise maka ada sunset, ada atom maka ada anti atom, ada materi maka ada anti materi, ada black hole maka ada white hole dan lain semisalnya.
. Oh iya, ada ADA maka ada TIADA.
. Dan Secara naluri manusia, dalam setiap bahasa di dunia ini terdapat istilah yang namanya antonim ( lawan kata ).
. Dan sungguh Allah itu pasti ada tapi bagi jin dan manusia yang masih hidup yang berada di dunia ini dan yang sudah mati yang berada di alam barzah ( alam kematian / alam qubur ) tidak dapat melihat Allah karena Allah bersifat Maha Gaib yaitu sangat jauh lebih gaib daripada makhluk gaib misalnya malaikat, jin, setan dari bangsa jin, iblis dan lainnya. Dan secara umum bagi jin dan manusia yang masih hidup di dunia ini, mereka tidak dapat merasakan keberadaan Allah. Dan kelak di hari ketika iblis serta semua jin dan manusia dibangkitkan dari kematian, mereka semua termasuk kita pasti dapat melihat Allah dan khusus bagi para penghuni Jannah ( Surga ) mereka tetap dapat melihat Allah selama-lamanya. Tetapi bagi para penghuni permanen Naro ( Neraka ) yang sudah masuk Naro ( Neraka ), mereka tidak dapat melihat Allah lagi selama-lamanya dan bagi mereka adzab yang pedih selama-lamanya.
. Yang menyatakan bahwa Tuhan itu maha segalanya adalah orang-orang kafir dan orang-orang ISLAM yang tersesat yang mengikuti pemahaman orang-orang kafir.
. Pemahaman agama ISLAM yang benar adalah bahwa Allah itu Maha Sempurna yang sesuai dengan Keagungan dan Kemuliaan Allah, yang Kesempurnaan-Nya itu tidak dimiliki oleh alam ( ciptaan Allah ). Dan sungguh selain Allah itu adalah alam ( ciptaan Allah ). Dan Allah terpisah dari alam ( ciptaan Allah ). Dan alam adalah makhluq, dan ketiadaan termasuk makhluq.
. Allah menciptakan ketiadaan untuk meniadakan semua yang tidak diciptakan oleh Allah, yang belum diciptakan oleh Allah, yang dilenyapkan oleh Allah dan yang mungkin diciptakan oleh Allah tapi tidak diciptakan oleh Allah.
. Allah itu "Huwal-awalu, Huwal-akhiru" maksudnya Dia wujud tidak ada yang mendahului-Nya, Dia wujud tidak ada yang mengakhiri-Nya.
. Itu klaim dari Allah dalam kitab-kitab-Nya dan para rasul-Nya.
. Atas perhatian kita, semoga Allah memberi hidayah ( petunjuk ) kepada kita semua, aamiin.
Dari pengharap ampunan Allah,
💙
Hasan Wahyu
Nyimak Ketiadaan 👌