1186. MENYIKAPI ADIK YANG TOXIC | Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Вставка
- Опубліковано 31 жов 2024
- 1186. MENYIKAPI ADIK YANG TOXIC
Riyaadhush Shaalihiin
BAB 43 | Memuliakan Keluarga Rasulullah ﷺ & Penjelasan Tentang Keutamaan Mereka
Hadits ke-350 | Hadits Yazid bin Hayyan
Dari Yazid bin Hayyan, beliau berkata,
انْطلَقْتُ أَنا وحُصيْنُ بْنُ سَبْرَةَ ، وعمْرُو بن مُسْلِمٍ إلى زَيْدِ بْنِ أَرقمَ رضي اللَّه عنهم ، فلَمَّا جَلسْنا إِلَيهِ قال له حُصيْنٌ : لَقَد لَقِيتَ يَا زيْدُ خَيْراً كَثِيراً ، رَأَيْتَ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، وسمِعْتَ حَدِيثَهُ ، وغَزَوْتَ مَعَهُ، وَصَلَّيتَ خَلْفَهُ : لَقَدْ لَقِيتَ يا زَيْدُ خَيْراً كَثِيراً ، حَدِّثْنَا يا زَيْدُ ما سمِعْتَ مِنْ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . قال : يا ابْنَ أَخِي واللَّهِ لَقَدْ كَبِرتْ سِنِّي ، وقَدُم عهْدي ، ونسِيتُ بعْضَ الذي كنتُ أَعِي مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَمَا حَدَّثْتُكُمْ ، فَاقْبَلُوا ، وَمَالا فَلا تُكَلِّفُونِيهِ ثُمَّ قال : قام رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَوْماً فِينَا خطِيباً بِمَاءٍ يُدْعي خُمّاء بَيْنَ مكَّةَ وَالمَدِينَةِ ، فَحَمِدَ اللَّه ، وَأَثْنى عَليْه ، ووعَظَ، وَذَكَّرَ ، ثُمَّ قَالَ : «أَمَّا بعْدُ : أَلا أَيُّهَا النَّاسُ ، فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ رسولُ ربي فَأُجيبَ ، وأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ : أَوَّلهُما كِتابُ اللَّهِ ، فِيهِ الهُدى وَالنُّورُ ، فَخُذُوا بِكِتابِ اللَّه ، وَاسْتَمْسِكُوا به» فَحثَّ على كِتَابِ اللَّه ، ورغَّبَ فِيهِ . ثمَّ قَالَ « وأَهْلُ بَيْتِي ، أُذكِّركم اللَّه في أهلِ بيْتي ، أذكِّرُكم اللَّه في أهل بيتي » فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ : ومَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ يا زيْدُ ؟ أليس نساؤُه من أهلِ بيتهِ ؟ قال : نساؤُه منْ أهلِ بيتِهِ وَلَكِن أَهْلُ بيْتِهِ منْ حُرِم الصَّدقَة بعْدَهُ ، قَال : ومَنْ هُم؟ قَالَ : هُمْ آلُ عليٍّ ، وآلُ عَقِيلٍ ، وآلُ جَعْفَر ، وَآلُ عبَّاسٍ ، قَالَ : كُلُّ هُؤلاءِ حُرِمَ الصَّدقَةَ ؟ قَالَ : نعَمْ . رواه مسلم .
"Saya berangkat bersama Hushain bin Sabrah dan Amr bin Muslim menemui Zaid bin Arqam Radhiallahu ‘anhu Ketika kami telah duduk di hadapannya, Hushain berkata kepadanya, 'Sungguh Anda, wahai Zaid, telah mendapatkan kebaikan yang banyak; Anda telah melihat Rasulullah ﷺ telah mendengar hadits beliau, telah berperang bersama beliau dan shalat di belakang beliau. Sungguh Anda telah mendapatkan kebaikan yang banyak, wahai Zaid. Ceritakanlah kepada kami, wahai Zaid, apa yang Anda dengar dari Rasulullah ﷺ Dia berkata, 'Wahai putra saudaraku, demi Allah, usiaku telah lanjut, masa hidupku dengan Rasulullah ﷺ telah lama berlalu dan aku pun telah lupa sebagian yang dulu aku ingat dari Rasulullah ﷺ. Terimalah apa yang aku ceritakan kepada kalian, dan apa yang tidak (aku ceritakan), maka janganlah memaksaku menceritakannya.' Kemudian dia bercerita, 'Pada suatu hari Rasulullah ﷺ berdiri berkhutbah di tengah-tengah kami di sebuah sumber mata air yang disebut Khum, terletak antara Makkah dan Madinah. Beliau memuji Allah, menyanjung-nyanjungNya, menasihati dan memberi peringatan, kemudian bersabda, 'Amma ba' du, ingatlah wahai manusia, sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia, tidak lama lagi utusan Rabbku akan datang kepadaku dan aku pasti menyambutnya. Aku meninggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara yang agung; yang pertama adalah kitab Allah, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, maka ambillah kitab Allah dan berpegang teguhlah kepadanya.' Beliau mendorong dan menganjurkan untuk mengikuti kitab Allah. Kemudian beliau bersabda, 'Dan keluargaku, aku peringatkan kalian; takutlah kepada Allah dalam hal Ahlul Bait (keluarga)ku. Aku peringatkan kalian, takutlah kepada Allah dalam hal Ahlul Bait (keluarga)ku.' Maka Hushain bertanya kepadanya, 'Siapakah Ahlul Bait Rasulullah, wahai Zaid, bukankah istri-istrinya termasuk Ahlul Baitnya?' Dia menjawab, 'Istri-istri beliau termasuk Ahlul Bait beliau, akan tetapi Ahlul Bait beliau adalah orang yang diharamkan memakan sedekah sesudahnya.' Hushain bertanya, ‘Siapakah mereka?' Zaid berkata, 'Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas.' Dia bertanya, 'Mereka semua itu diharamkan menerima sedekah?' Dia menjawab, 'Ya'." (HR. Muslim)
Masya Allah Tabarakallah
Masalah kaka beradik terbentuk dr pola yg sdh mengkristal. Andil terbesar ya dari org tua nya sendiri. Bener ustadz.
Bismillahirrohmanirrohim.alhamdulilah.syukron wa jazakumullah khairan atas ilmu nya ustadz wa yubarokalloh fikum
MasyaAlloh .....jazakalloh ustadz.
Lalai dan kehilangan harapan akan rahmat Alloh (na'udzubillaah)
LAST PART
Tanya: Berbicara tentang aib, apakah perlu seorang HRD mengetahui aib kita yang terjadi di tempat kerja kita yang sebelumnya, sedangkan mungkin kita sudah tahu batas itu. Apakah dengan tersebarnya aib kita itu tanda belum diampuni oleh Allah?
Jawab: Tergantung aibnya, namanya juga HRD dan tugas dia memang seperti itu, kalau tujuannya untuk mendiagnosa dan untuk mencari orang yang tepat, mencari orang yang punya integritas, punya amanah dan di sisi lain punya kapasitas dan skill dan proporsional dan bukan aib pribadi yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan tetapi itu adalah berkaitan dengan pekerjaan kita, maka memang seseorang punya hak untuk itu, sebagaimana seperti pernikahan. Nabi ﷺ di tanya tentang dua sahabat beliau dan beliau menyampaikan kekurangan dan kekurangan tersebut berkaitan dengan konteks pernikahan, yang satu, ‘Beliau tidak meletakkan tongkatnya di atas pundaknya’, maksudnya setidaknya ada dua keterangan dari para ulama, yaitu:
1. Suka khilaf memukul;
2. Suka bepergian.
Dan kenapa diberitahukan demikian? Karena itu berkaitan dengan rumah tangga. Lalu ada yang mengatakan, miskin dan tidak memiliki uang, karena wanita itu berbeda-beda.
Jadi kalau sesuai dengan konteks dengan pekerjaan dan niatnya hanya untuk mencari orang yang tepat. Dan bagi HRD pun harus menjaga dan tidak boleh disebarkan dan secara umum untuk kalangan terbatas saja. Dan kalau kita sudah bertaubat dari itu, tidak usah sedih karena Allah Maha Melihat dan kalau lihat kejujuran Taubat kita, maka nanti Allah akan buka kesempatan lain, dan yang penting kita focus saja. Dan yang yang terpenting lagi Allah sayang kepada kita, bukan sebatas si A atau si B yang sayang kepada kita.
Tanya: Bagaimana cara untuk berhenti membenci diri sendiri, semisal kita ingin melakukan ketaatan, tetapi raga ini justru malah lalai sampai pada kondisi benci dengan diri sendiri, karena tidak bisa setaat awal-awal Hijrah. Mohon nasihatnya.
Jawab: Ketika kita melakukan kelalaian maka ikutilah perintah Allah sebagaimana kita diminta mengikuti perintah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di saat kita tidak lalai. Dan perintah Allah dan Rasul-Nya عليه الصلاة و السلام, ketika kita khilaf atau lalai adalah Istighfar dan Taubat dengan Taubatan Nasuha. Lalu bangkit lagi dan move on lagi. Lalu perbaiki kesalahan tersebut. Dan jangan buka pintu syaitan untuk menghancurkan kita, sehingga harapan itu hilang dan itu salah satu tugas syaitan atau misi syaitan, bukan hanya membuat kita lalai, tetapi membuat kita kehilangan harapan. Karena seringkali menghancurkan orang itu bukan jatuh ke dalam kesalahan, tetapi menghancurkan orang itu kehilangan harapan. Oleh karena itu buat simpel saja, tidak usah bias kemana-mana, ikuti perintah yang Maha Mengetahui, Allah berfirman kepada orang-orang yang lalai, dan ini bukan kepada orang-orang yang sedang berprestasi dalam QS Az-Zumar: 53 yang berbunyi;
۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Yang artinya, “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Az-Zumar: 53).
Jadi yang melampaui batas kepada diri mereka sendiri kata Allah. Makanya setiap dosa dan kesalahan itu menzhalimi diri mereka sendiri, jadi bagian diri kita memudharatkan bagian diri kita juga, dan diri kita melampuai batas pada diri kita juga dan apakah disuruh berkelahi atau di suruh saling membenci antara diri kita sendiri? Tidak! karena itu sama satu tubuh. Allah mengatakan, لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ “janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah”, jangan kehilangan harapan, siapa disuruh membenci, itu hanya permainan syaitan, jadi jangan bingung, sudah dengarkan saja yang Maha Mengetahui dan yang punya Dunia dan Akhirat. إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya” kalau bertaubat. إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Jadi Allah mengampuni semua dosa, jika dia bertaubat. Jadi sudah tidak ada pintu untuk liar dan bias yang akhirnya kemana-mana. Dan berikutnya yang harus kita dengar dan ikuti adalah apa yang Allah firmankan dan apa yang Nabi ﷺ sabdakan, itu saja dan bagaimana ulama menjelaskan maknanya dalam hal ini. Adapun bisikan-bisikan atau arahan-arahan yang jelas-jelas tidak selaras dengan Al-Qur’anul Karim dan bertentangan dengan Al-Qur’an maka itu dari Syaitan. Oleh karena itu focus, Muhasabah, Istighfar dan Taubat lalu bangkit, kemudian perbaiki kesalahan, kalau misalnya terjatuh lagi, bangkit lagi, taubat dan istighfar dan seterusnya sampai wafat. Dan jika orang polanya seperti ini In Sha Allah Husnul Khatimah.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Jum’at, 7 Rabiul Awal 1445 AH/22 September 2023
Ahida Muhsin
MasyaAllah..barakallahu fiik
👍👍
Maa sya Allah barakallahu fiikum
Barakallaahu fiikum Imam Nawawi Rahimahullaah. Barakallaahu fiikum, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri. Jazakallaahu khayran. Hafidzakallaah
Alhamdulillah
Jazakumullahu khairan Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri dan tim atas ilmunya...
Barakallahu fiikum
Barakallahu fiik
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, orangtua beliau, keluarga beliau, guru-guru beliau, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru guru kami dan anak anak kami, keluarga kami, sahabat sahabat kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada. Jazakumullah Khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza ustadz, atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, dan semoga Allah senantiasa menjaga keikhlasannya, barakallah fiikum
Jazaakumullaahu khoiron ustaadz dan team🙏🏻
Alhamdulilah
sebenarnya saya bingung pak ustadz bukan teori tapi saya puasa air cuci hati 2kali mondok dibuya munfasir belum lulus klo teori kitab itu nanti