1192. CERDAS MENYIKAPI KEBERSAMAAN | Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Вставка
- Опубліковано 31 жов 2024
- 1192. CERDAS MENYIKAPI KEBERSAMAAN
Riyaadhush Shaalihiin
BAB 43 | Memuliakan Keluarga Rasulullah ﷺ & Penjelasan Tentang Keutamaan Mereka
Hadits ke-350 | Hadits Yazid bin Hayyan
Dari Yazid bin Hayyan, beliau berkata,
انْطلَقْتُ أَنا وحُصيْنُ بْنُ سَبْرَةَ ، وعمْرُو بن مُسْلِمٍ إلى زَيْدِ بْنِ أَرقمَ رضي اللَّه عنهم ، فلَمَّا جَلسْنا إِلَيهِ قال له حُصيْنٌ : لَقَد لَقِيتَ يَا زيْدُ خَيْراً كَثِيراً ، رَأَيْتَ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، وسمِعْتَ حَدِيثَهُ ، وغَزَوْتَ مَعَهُ، وَصَلَّيتَ خَلْفَهُ : لَقَدْ لَقِيتَ يا زَيْدُ خَيْراً كَثِيراً ، حَدِّثْنَا يا زَيْدُ ما سمِعْتَ مِنْ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . قال : يا ابْنَ أَخِي واللَّهِ لَقَدْ كَبِرتْ سِنِّي ، وقَدُم عهْدي ، ونسِيتُ بعْضَ الذي كنتُ أَعِي مِنْ رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَمَا حَدَّثْتُكُمْ ، فَاقْبَلُوا ، وَمَالا فَلا تُكَلِّفُونِيهِ ثُمَّ قال : قام رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَوْماً فِينَا خطِيباً بِمَاءٍ يُدْعي خُمّاء بَيْنَ مكَّةَ وَالمَدِينَةِ ، فَحَمِدَ اللَّه ، وَأَثْنى عَليْه ، ووعَظَ، وَذَكَّرَ ، ثُمَّ قَالَ : «أَمَّا بعْدُ : أَلا أَيُّهَا النَّاسُ ، فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ رسولُ ربي فَأُجيبَ ، وأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ : أَوَّلهُما كِتابُ اللَّهِ ، فِيهِ الهُدى وَالنُّورُ ، فَخُذُوا بِكِتابِ اللَّه ، وَاسْتَمْسِكُوا به» فَحثَّ على كِتَابِ اللَّه ، ورغَّبَ فِيهِ . ثمَّ قَالَ « وأَهْلُ بَيْتِي ، أُذكِّركم اللَّه في أهلِ بيْتي ، أذكِّرُكم اللَّه في أهل بيتي » فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ : ومَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ يا زيْدُ ؟ أليس نساؤُه من أهلِ بيتهِ ؟ قال : نساؤُه منْ أهلِ بيتِهِ وَلَكِن أَهْلُ بيْتِهِ منْ حُرِم الصَّدقَة بعْدَهُ ، قَال : ومَنْ هُم؟ قَالَ : هُمْ آلُ عليٍّ ، وآلُ عَقِيلٍ ، وآلُ جَعْفَر ، وَآلُ عبَّاسٍ ، قَالَ : كُلُّ هُؤلاءِ حُرِمَ الصَّدقَةَ ؟ قَالَ : نعَمْ . رواه مسلم .
"Saya berangkat bersama Hushain bin Sabrah dan Amr bin Muslim menemui Zaid bin Arqam Radhiallahu ‘anhu Ketika kami telah duduk di hadapannya, Hushain berkata kepadanya, 'Sungguh Anda, wahai Zaid, telah mendapatkan kebaikan yang banyak; Anda telah melihat Rasulullah ﷺ telah mendengar hadits beliau, telah berperang bersama beliau dan shalat di belakang beliau. Sungguh Anda telah mendapatkan kebaikan yang banyak, wahai Zaid. Ceritakanlah kepada kami, wahai Zaid, apa yang Anda dengar dari Rasulullah ﷺ Dia berkata, 'Wahai putra saudaraku, demi Allah, usiaku telah lanjut, masa hidupku dengan Rasulullah ﷺ telah lama berlalu dan aku pun telah lupa sebagian yang dulu aku ingat dari Rasulullah ﷺ. Terimalah apa yang aku ceritakan kepada kalian, dan apa yang tidak (aku ceritakan), maka janganlah memaksaku menceritakannya.' Kemudian dia bercerita, 'Pada suatu hari Rasulullah ﷺ berdiri berkhutbah di tengah-tengah kami di sebuah sumber mata air yang disebut Khum, terletak antara Makkah dan Madinah. Beliau memuji Allah, menyanjung-nyanjungNya, menasihati dan memberi peringatan, kemudian bersabda, 'Amma ba' du, ingatlah wahai manusia, sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia, tidak lama lagi utusan Rabbku akan datang kepadaku dan aku pasti menyambutnya. Aku meninggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara yang agung; yang pertama adalah kitab Allah, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, maka ambillah kitab Allah dan berpegang teguhlah kepadanya.' Beliau mendorong dan menganjurkan untuk mengikuti kitab Allah. Kemudian beliau bersabda, 'Dan keluargaku, aku peringatkan kalian; takutlah kepada Allah dalam hal Ahlul Bait (keluarga)ku. Aku peringatkan kalian, takutlah kepada Allah dalam hal Ahlul Bait (keluarga)ku.' Maka Hushain bertanya kepadanya, 'Siapakah Ahlul Bait Rasulullah, wahai Zaid, bukankah istri-istrinya termasuk Ahlul Baitnya?' Dia menjawab, 'Istri-istri beliau termasuk Ahlul Bait beliau, akan tetapi Ahlul Bait beliau adalah orang yang diharamkan memakan sedekah sesudahnya.' Hushain bertanya, ‘Siapakah mereka?' Zaid berkata, 'Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas.' Dia bertanya, 'Mereka semua itu diharamkan menerima sedekah?' Dia menjawab, 'Ya'." (HR. Muslim)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Kita harus terus meminta pertolongan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, agar Allah memberikan taufik kepada kita untuk memudahkan kita dalam bersyukur. Al Imam Al-Qurtubi رحمه الله تَعَالَى mengatakan, ‘Hakikat syukur itu mengakui kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh yang memberikan nikmat itu dan tidak digunakan untuk yang bukan ketaatan kepada Allah’. Ini bukan hal yang mudah makanya perlu terus diingatkan. Al Hafidz Ibnu Hajar رحمه الله تَعَالَى mengatakan, ‘Syukur itu dengan amal ibadah sebagaimana syukur itu juga dengan lisan, lalu beliau membawakan QS Saba’: 13 yaitu اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا “Beramalah atau bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah)”. Jadi dari dulu mungkin kita berfikir bahwa syukur itu cukup dengan mengucapkan Alhamdulillah dan itupun suka lupa dan ternyata syukur itu bukan hanya Alhamdulillah, tetapi bagaimana kita mengamalkan. Jadi kalau kita bersyukur dengan sebuah kajian itu bukan hanya mengucapkan الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ “Segala puji bagi Allah yang dengan-Nya kebaikan-kebaikan menjadi sempurna”, tapi bagaimana kita mengamalkan isi kajian tersebut. Dan ini PR besar kita, semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk bisa bersyukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Lalu setelah itu bersyukur kepada manusia.
Pembelajaran Ke-6 hadits Ke-350 dari Yazid bin Hayyan رضي الله عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Masih membahas hadits dari Yazid bin Hayyan ketika beliau bersama Hushain bin Sabrah dan Amr bin Muslim menemui Zaid bin Arqam رضي الله عنه. Jadi sekali lagi dijelaskan bahwa orang itu tidak selamanya muda dan semuanya mendapatkan konsekuensi dengan bertambahnya umur daya ingatpun seringkali berkurang, mobilisasi juga berkurang. Maka jika kita mengenal orang-orang yang istimewa dan orang-orang mulia maka manfaatkan selagi mereka masih sehat dan masih bisa membagi ilmu, pengalaman dan pengetahuannya kepada kita dan amalkan itu kalau memang Sunnah Nabi ﷺ. Karena tidak selamanya sosok-sosok tersebut bisa men-share ilmunya dan berbagi ilmu dengan kita. Makanya kalau kita punya kesempatan, akses, kedekatan, kebersamaan maka manfaatkan dengan sebenar-benarnya lalu diamalkan. Kalau kita mau evaluasi ada banyak diantara kita punya pengalaman menyia-nyiakan sosok-sosok seperti itu dalam kehidupan. Namun tidak bagi Hushain, Amr dan Yazid, mereka mendatangi Zaid bin Arqom yang seorang ahli ilmu dan pernah bertemu dengan Nabi ﷺ dan berjuang dengan Nabi ﷺ dan mendengar hadits-hadits Nabi ﷺ juga shalat di belakang Rasulullah ﷺ.
Manfaatkan kesempatan apa yang Allah buka, karena belum tentu Allah buka lagi. Makanya komunikasi ada ilmunya lalu memilih pertanyaan pun ada ilmunya untuk mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar dan jangan pernah meremehkan moment-moment seperti itu. Ada banyak perubahan dalam kehidupan seseorang itu karena memanfaatkan momentum yang singkat tetapi tepat. Seperti minta ilmu, nasihat walaupun hanya sebentar. Dan bisa jadi maklumat itu karena kelalaian kita, karena maksiat kita, Allah tidak buat bermanfaat buat kita tetapi bermanfaat untuk orang lain. Jadi yang diberikan taufik untuk memanfaatkan maklumat itu orang lain bukan kita, sampai kita lupa apa nasihat yang kita berikan buat orang itu. Nabi ﷺ mengatakan, “Betapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih faham dan mengerti tentang ilmu itu di banding yang menyampaikan ilmu tersebut”. Contoh ada banyak anak kecil yang hafal Juz 30, kalau dia diperintahkan untuk menyampaikan ke kita dia akan bisa, tetapi kalau memahaminya dia tidak bisa dan dia hanya membacakan saja suratnya. Hidup itu harus punya wisdom, tidak bisa kita ketahui semuanya. Ada orang kuat di sini maka dia lemah di sini, ada orang kuat dihafalan lemah dalam pemahaman dan sebaliknya. Sekali lagi jangan pernah meremehkan kebaikan atau nasihat sekecil apapun, bisa jadi nasihat yang bagi kita biasa saja itu bagi orang tersebut fower full dan merubah hidupnya dan kita mendapatkan pahala dalam setiap perubahan orang tersebut dan itu pointnya.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Kamis, 13 Rabiul Awal 1445 AH/28 September 2023
Ahida Muhsin
Semoga Allah Subhanahu wata'ala senantiasa merahmati Imam Nawawi, keluarga beliau, orang tua beliau, guru guru beliau. Semoga Allah Subhanahu wata'ala senantiasa merahmati Ustadz Nuzul Zikri, keluarga beliau, orang tua beliau, guru guru beliau ,tim yg terlibat serta seluruh kaum muslimin dimanapun berada. Aamiin ya Rabbal Allamin.
Maa syaa Allah.. Barokallahu Fiik
Menit 25.15-27.00 🙏
Bismillahirrohmanirrohim alhamdulilah .syukron wa jazakumulloh khayran atas ilmu nya ustadz wa yubarokalloh fikum.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, orangtua beliau, keluarga beliau, guru-guru beliau, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru guru kami dan anak anak kami, keluarga kami, sahabat sahabat kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada. Jazakumullah Khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza ustadz, atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, dan semoga Allah senantiasa menjaga keikhlasan ustadz, barakallah fiikum
Alhamdulillah
Jazakumullahu khairan Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri dan tim atas ilmunya...
Barakallahu fiikum
Alhamdulillah. Jazakallahu khairan atas Ilmu nya ustadz. Baarakallahu fikum
Alhamdulilah