Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim Semoga Allah berikan kita semua hati yg murah, mudah memberi, ngga perhitungan dg Allah,, Aamin 🤲🤲
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Pembelajaran Ke-34 hadits Ke-381 dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Dan kita masih membahas hadits keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, سبْعَةٌ يُظِلُّهُم اللَّه في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ : إِمامٌ عادِلٌ ، وَشَابٌ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجلَّ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مَعلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ ورَجُلان تَحَابَّا في اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، ورَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فقال : إِنِّي أَخافُ اللَّه ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ ، فَأَخْفَاهَا حَتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ » متفقٌ عليه “Ada 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil; Pemuda yang tumbuh dalam ibadah ke pada Allah Subhanahu wa Ta’ala; Seorang laki-laki yang hatinya terikat dengan Masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah atas dasar cinta kepada Allah; Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan menawan lalu dia berkata, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’; Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; Dan Seorang laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian, maka kedua matanya mengucurkan air mata” (Muttafaq ‘alaih). Dan kita masih membahas tentang golongan ke-6 dari 7 golongan akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya yaitu وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ ، فَأَخْفَاهَا حَتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُهُ “Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya”. Al Imam Al Qurtubi menjelaskan bahwa ‘Ucapan Rasulullah ﷺ dalam hadits ini bahwa ini adalah penekanan yang sangat dalam tentang menyebunyikan sedekah, sampai tangan kiri tidak tahu apa yang diinfaq-an oleh tangan kanan dan ini benar-benar rahasia’. Lalu apa maksudnya? Al-Qadhi Iyadh mengatakan, ‘Penyebutan tangan kanan dan tangan kiri itu karena begitu dekatnya jarak mereka berdua dan betapa kompak dan solidnya mereka dan senantiasa bersama-sama dalam menjalankan sebuah aktivitas, amalan dan ibadah’. Jadi pesannya adalah hukum asalnya kalau kita bisa sembunyikan dari orang yang paling dekat dengan kita maka sembunyikan kecuali ada maslahat lain. Jadi sampai ke orang atau pihak yang selama ini dekat atau bersama dengan kita, sebagaimana kebersamaan tangan kanan dan tangan kiri, kalau bisa tidak tahu dan ini hukum asal kecuali kalau ada maslahat lain seperti untuk menjaga diri dari fitnah atau tuduhan dan seterusnya maka seringkali seseorang atau pihak perlu menjelaskan dan memberitahukan agar jangan salah paham. Dijelaskan oleh Al Imam Al-Qurtubi, beliau mengatakan, ‘Sebagian guru-guru kami mengatakan, ada makna lain dan sedikit berbeda tetapi sama bahwa ini sedekah rahasia tetapi dengan bentuk yang sedikit berbeda yaitu ketika seseorang ingin bersedekah dengan orang yang miskin, fakir dan lemah tetapi dalam bentuk menjadi pembeli, maksudnya dia membeli barang atau jualan seseorang yang memang sedang membutuhkan uang atau dana dan barangnya itu seharga ½ Dirham, tetapi dia berikan 1 Dirham, jadi bentuk penampilan luarnya adalah jual beli, tetapi niat di hati sebenarnya sejatinya adalah sedekah’. Jadi bisa jadi penjualnya juga tidak tahu dan tidak menyadarinya, intinya bahwa sembunyikan dari orang-orang terdekat kita kecuali ada maslahat lain. Maka itu akan membuat kita dinaungi oleh Allah pada hari Kiamat, di hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Ini pelajaran besar dari contoh ini bahwa lihat menggabungkan antara berinfaq, bersedekah secara rahasia dan juga menjaga kehormatan yang kita beri dengan level yang sangat tinggi. Karena bisa jadi tidak harus demikian, tetapi wisdom atau maknanya sama yaitu sama-sama rahasia dan tidak semua orang yang sedang butuh mampu punya jualan atau pedagang yang bisa kita beli. Dan kita lihat bagaimana para ulama itu berusaha menyembunyikan amal lalu menjaga kehormatan orang yang kita beri tersebut. Jadi orang-orang shalih itu sampai berfikir seperti itu bahwa kita sedang mempelajari nilai-nilai atau values atau peradaban profile orang-orang shalih dan orang-orang baik yang hidup di muka bumi ini, bahwa kebaikannya sampai pada tingkat itu. Mereka bermain di level kebaikan pada tingkat itu dan ini real. Jadi kita bukan diajarkan untuk memberi, tetapi kita diajarkan untuk merahasiakan dan bukan hanya merahasiakan tetapi beri seakan-akan jual beli sampai berfikir seperti itu para ulama dalam berbuat baik. Di saat banyak orang melakuan trick-trick khusus untuk mengambil uang orang, namun ulama itu di level mencari trick-trick khusus untuk memberi orang dengan cara yang paling baik. Maka sebuah keanehan ajaran, nilai-nilai atau ilmu seperti ini ditinggalkan oleh umat atau masyarakat, mereka menjauhi dan bahkan sebagian orang membenci. Ini ilmu yang mengajarkan kebaikan di level tertinggi. Dan hal-hal seperti ini bukan hanya meluaskan wawasan kita, tetapi membuat kita lebih beriman dengan ajaran Rasulullah ﷺ dan arahan-arahan para ulama. Jadi para ulama mengajarkan atau mengarahkan kita itu memang benar-benar kebaikan di level tertinggi, seperti contoh di atas dan ini prinsip dasarnya, makanya kita butuh untuk belajar dari para ulama karena itu dan benar-benar bernilai. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita dan semoga kita dijadikan orang-orang yang suka memberi dan mensuport orang dengan memberi dan bersedekah dan semoga Allah tetap menjaga keikhlasan kita. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Kamis, 28 Rabi’ath-Thani 1446 AH/31 Oktober 2024 Ahida Muhsin
Masya ALlah Tabarakallah
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
Semoga Allah berikan kita semua hati yg murah, mudah memberi, ngga perhitungan dg Allah,, Aamin 🤲🤲
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع
جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Pembelajaran Ke-34 hadits Ke-381 dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Dan kita masih membahas hadits keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, سبْعَةٌ يُظِلُّهُم اللَّه في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ : إِمامٌ عادِلٌ ، وَشَابٌ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجلَّ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مَعلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ ورَجُلان تَحَابَّا في اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، ورَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فقال : إِنِّي أَخافُ اللَّه ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ ، فَأَخْفَاهَا حَتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ » متفقٌ عليه “Ada 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil; Pemuda yang tumbuh dalam ibadah ke pada Allah Subhanahu wa Ta’ala; Seorang laki-laki yang hatinya terikat dengan Masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah atas dasar cinta kepada Allah; Seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan menawan lalu dia berkata, 'Sesungguhnya saya takut kepada Allah’; Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; Dan Seorang laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian, maka kedua matanya mengucurkan air mata” (Muttafaq ‘alaih). Dan kita masih membahas tentang golongan ke-6 dari 7 golongan akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari di mana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya yaitu وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ ، فَأَخْفَاهَا حَتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُهُ “Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya”. Al Imam Al Qurtubi menjelaskan bahwa ‘Ucapan Rasulullah ﷺ dalam hadits ini bahwa ini adalah penekanan yang sangat dalam tentang menyebunyikan sedekah, sampai tangan kiri tidak tahu apa yang diinfaq-an oleh tangan kanan dan ini benar-benar rahasia’. Lalu apa maksudnya? Al-Qadhi Iyadh mengatakan, ‘Penyebutan tangan kanan dan tangan kiri itu karena begitu dekatnya jarak mereka berdua dan betapa kompak dan solidnya mereka dan senantiasa bersama-sama dalam menjalankan sebuah aktivitas, amalan dan ibadah’. Jadi pesannya adalah hukum asalnya kalau kita bisa sembunyikan dari orang yang paling dekat dengan kita maka sembunyikan kecuali ada maslahat lain. Jadi sampai ke orang atau pihak yang selama ini dekat atau bersama dengan kita, sebagaimana kebersamaan tangan kanan dan tangan kiri, kalau bisa tidak tahu dan ini hukum asal kecuali kalau ada maslahat lain seperti untuk menjaga diri dari fitnah atau tuduhan dan seterusnya maka seringkali seseorang atau pihak perlu menjelaskan dan memberitahukan agar jangan salah paham.
Dijelaskan oleh Al Imam Al-Qurtubi, beliau mengatakan, ‘Sebagian guru-guru kami mengatakan, ada makna lain dan sedikit berbeda tetapi sama bahwa ini sedekah rahasia tetapi dengan bentuk yang sedikit berbeda yaitu ketika seseorang ingin bersedekah dengan orang yang miskin, fakir dan lemah tetapi dalam bentuk menjadi pembeli, maksudnya dia membeli barang atau jualan seseorang yang memang sedang membutuhkan uang atau dana dan barangnya itu seharga ½ Dirham, tetapi dia berikan 1 Dirham, jadi bentuk penampilan luarnya adalah jual beli, tetapi niat di hati sebenarnya sejatinya adalah sedekah’. Jadi bisa jadi penjualnya juga tidak tahu dan tidak menyadarinya, intinya bahwa sembunyikan dari orang-orang terdekat kita kecuali ada maslahat lain. Maka itu akan membuat kita dinaungi oleh Allah pada hari Kiamat, di hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
Ini pelajaran besar dari contoh ini bahwa lihat menggabungkan antara berinfaq, bersedekah secara rahasia dan juga menjaga kehormatan yang kita beri dengan level yang sangat tinggi. Karena bisa jadi tidak harus demikian, tetapi wisdom atau maknanya sama yaitu sama-sama rahasia dan tidak semua orang yang sedang butuh mampu punya jualan atau pedagang yang bisa kita beli. Dan kita lihat bagaimana para ulama itu berusaha menyembunyikan amal lalu menjaga kehormatan orang yang kita beri tersebut. Jadi orang-orang shalih itu sampai berfikir seperti itu bahwa kita sedang mempelajari nilai-nilai atau values atau peradaban profile orang-orang shalih dan orang-orang baik yang hidup di muka bumi ini, bahwa kebaikannya sampai pada tingkat itu. Mereka bermain di level kebaikan pada tingkat itu dan ini real. Jadi kita bukan diajarkan untuk memberi, tetapi kita diajarkan untuk merahasiakan dan bukan hanya merahasiakan tetapi beri seakan-akan jual beli sampai berfikir seperti itu para ulama dalam berbuat baik. Di saat banyak orang melakuan trick-trick khusus untuk mengambil uang orang, namun ulama itu di level mencari trick-trick khusus untuk memberi orang dengan cara yang paling baik. Maka sebuah keanehan ajaran, nilai-nilai atau ilmu seperti ini ditinggalkan oleh umat atau masyarakat, mereka menjauhi dan bahkan sebagian orang membenci. Ini ilmu yang mengajarkan kebaikan di level tertinggi.
Dan hal-hal seperti ini bukan hanya meluaskan wawasan kita, tetapi membuat kita lebih beriman dengan ajaran Rasulullah ﷺ dan arahan-arahan para ulama. Jadi para ulama mengajarkan atau mengarahkan kita itu memang benar-benar kebaikan di level tertinggi, seperti contoh di atas dan ini prinsip dasarnya, makanya kita butuh untuk belajar dari para ulama karena itu dan benar-benar bernilai. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita dan semoga kita dijadikan orang-orang yang suka memberi dan mensuport orang dengan memberi dan bersedekah dan semoga Allah tetap menjaga keikhlasan kita.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Kamis, 28 Rabi’ath-Thani 1446 AH/31 Oktober 2024
Ahida Muhsin
Alhamdulillah, jazaakumullah khayran wa Baarakallahu fiikum Ustadzunna Nuzul Dzikri dan tim kajian atas ilmunya pagi ini 🙏
🙏
Cawang hadir ,ustadz
Jazakumullah khair
Barakallahu fiikum
MasyaAllah antum selalu hadir, semoga Allah mudahkan kita untuk selalu menuntut ilmu Barakallahu fiik
@@asruddinasruddin5012insyaaAllah, syukron
😅