Ada di Spotify / Apple Podcast / Google Podcast guysss semua episode lama kita (1-60) hehe. Ni klo Spotify open.spotify.com/episode/4G8cczcis1IcuvXskvbI3r?si=uLZ2CUHiSA-TWtnSXov36A
@@cryptonema waktu recording dengan Sabda, kita masih full audio saja. Kalau mau cek semua episode 1-60 (sebelum kami punya budget untuk shoot video), bisa cek list lengkapnya di website thirtydaysoflunch.com
- Empati merupakan keterampilan yang sangat penting untuk membangun hubungan yang baik. - Kecerdasan emosional memiliki peran yang lebih besar daripada kepintaran atau IQ dalam keberhasilan seseorang. - Berempati melibatkan memahami sudut pandang dan perasaan orang lain. - Berkomunikasi secara empatik memerlukan penyesuaian pesan dan cara menyampaikannya. - Penting untuk mengubah paradigma dan memahami objektifitas dalam upaya berempati dan mengubah perilaku.
Jadi inget bang sabda pernah bilang dia nge-like tweet atau post sesuatu doesn't mean he agree or on a same boat with it tp lebih ke tertarik sama apa yg ada di balik pikiran atau alasan knp org bisa tweet dan post itu😁
Jujur, nonton podcast ini aku makin sadar bahwa wahh nggak sia2 aku belajar ilmu2 logis seperti matematika, fisika dll selama ini, yg mungkin beberapa orang menganggap susah dan ujung2nya nggak kepake di kehidupan sehari-hari. Di posdcast ini bahkan cara ber-relationship, empati, komunikasi aja kepake ilmu tersebut. Thanks kak Cania udah berbagi, caranya kak Cania menjelaskan juga mudah di pahami
Thank youu udah berkenan ngikutin diskusinya!😊✨ nah, memang itu fondasinya siih.. makanya aku support untuk itu jadi bagian dari pendidikan dasar universal yang harusnya bisa diakses oleh semua orang🙌🏻
Orang orang dengan core paradigm 'resource awareness value' yang asli dan otentik seperti cania ini menurut saya yg harusnya jadi pemimpin pemimpin, jika kita mundur sedikit dan melihat dari kacamata ras manusia sbg sekelompok spesies.(terlepas dari value2 turunan yg dia percaya) Saya pribadi ketika di challenge ternyata lebih jatuh di kategori yg individualistik. Dan saya sangat yakin banyak sekali yang core paradigm individualistik ini yg sekarang posisinya ngelead bangsa kita.
Diskusi yg asik, lumayan berat tp berbobot buat kehidupan. Krn mayoritas org pikir “empati” itu identik dgn rasa “kasihan, mengerti & ya sudah biarkan”, ternyata dr 3 jenis empati yg dijelaskan di sini membuat kita lebih bs empati dgn bener & bahkan bs menggunakan jenis empati tertentu utk org tertentu. Setuju bgt di mn dijelasin dlm cari pasangan hidup jgn hanya dari sisi irasional, tp hrs dr sisi rasionalnya jg. Krn ketika pasangan mmg klop bgt dr segi mikir dll, maka membina keluarga jg pastinya bs diajarkan lebih klop sampe ke generasi selanjutnya. Krn nyatanya byk yg terlihat somehow lost, krn generasi sebelumnya jg gak tau bnr2 apa yg mrk mau & hanya jalanin hidup mengalir ngikut arus kacamata mayoritas masyarakat. Thank you for having this podcast 👍
aku ngikutin cania dari jaman belom nikah, sempet ga ngikutin lagi karena merasa sering blunder ahaha. trus pas dia ngeshare gimana dia belajar untuk memahami orang lain, jadi penyampaiannya lebih clear, trus jadi ngikutin lagii deh sekarang. Merasa misinya dia bagus banget dan aku sepakat itu yang manusia butuhkan ke depannya. mungkin yang jadi masih ngeganjel adalah istilah2 yg dia gunain, konsep2nya masih agak 'langit', kalo bisa lebih sederhana lagi mungkin bakal lebih banyak lagi orang yang ngerti. btw thanks ruby, aryo, dan cania. aku suka eps ini, berasa diingetin lagi, thank you💕
Makasih banyak buat second chance-nya🥹 soal kosakata, sejujurnya emang tetap akan selalu ada konsep2 yg gabisa diganti lagi siih penyebutannya.. kalo diganti ke yg lain yg lebih familiar/umumnya dikenal orang, bukan jadi sederhana malah jadi gak akurat (beda maknanya gituu kalo pake kata lain itu). Jadi paling upaya yang bisa gue lakukan adalah menjelaskan & memberi contoh maksud kosakatanya itu apa hehe
Seneng liat milenials mulai menemukan jalanya sbg generasi yg mewarisi tradisi intelektual seperti generasi tahun 20-40an, smangat mereka sama seperti generasi sukarno, tan malaka yg mencintai ilmu pengetahuan.melinials ini yg nantinya memperbaiki kerusakan yg dibuat baby boomers
Sebagai org yg udah bbrp tahun terakhir follow Cania, aku seneng bgt liat gimana Cania menjadi semakin baik lg dlm explaining logical thinking. Soalnya sebagai follower aku jg jadi merasa ikut tumbuh 🙂❤
maju terus chanel medsos seperti ini, salut skli dapat menambah wawasan zitizen indonesia. chanel yang mampu membendung konten2 fleksing, umbar2 gaya hidup mewah yang membawa gaya hidup konsumeristis. lebih lagi untuk membuka wawasan masyarakat agar tidak ditindas oleh algoritma buruk yang berbahaya bagi masa depan bangsa ini
Ngikutin Cania sejak pertama kali nongol di tv as a speaker di ILC, dan dari situ aja gw langsung amaze dg cara berpikirnya dia yg lain dr yg lain tp logis. Dari situ lalu ngikutin semua socmednya dan mulai terekspos cara berpikir yg lbh rasional dan scientific, mulai tiap minggu menyortir konten2 terbaru dari dia yg ada di youtube dan dengerin podcastnya, nyimak q&a di ig dan cari2 tulisan dia. Kalau orang lain bilang bahasa dia terlalu sulit dimengerti, justru disitu yg gw suka krn setiap kata yg blm gw tau mjd kosakata baru yg gw cari artinya dan jdi mengerti. Makin kesini setelah menikah gw ngrasa kalau kecerdasan Cania menurun krn term yg dia gunain gak se asing dlu dan penjelasannya ga se dar der dor dlu, dan perlahan mulai mengerti bahwa itu bukanlah penurunan kecerdasan tp justru Cania menyesuaikan diri dan belajar memahami audiens sehingga dia sesuaikan bahasa dan penjelasannya, dan disitu jg mulai tau bahwa Cania mulai bisa berempati dan understanding cara berpikir mayoritas audiensnya. Kalau menurutku tetap gunain aja term2 yg jarang didenger publik itu dg dijelasin makna dan maksudnya beserta contoh, seperti yg selama ini udh dilakuin dan menurutku itu udah cukup bangett buat mudah dipahami. Thank youu so much for giving us insight from the way of u think, dan udah berusaha buat mengerti audiens. It means a lot for the society dan msh akan tetap selalu gw tunggu dan sortir setiap minggu konten terbaru dr Cania ❤
Ga tau kenapa saya sih ga peduli komen orang lain di luar keluarga ke saya. Yang menjadi pikiran saya hanya bagaimana orang terdekat saya paham pola pikir masing masing agar kami hidup damai aja tanpa mencampuri urusan satu sama lain, dan jangan saling memaksa pendapatmu paling benar.
Baru banget lihat ini, gue baca buku Daniel goleman gak terlalu rinci dan ada bagian yg gue sendiri kurang paham soal empati. Cania bagus banget ngejelasinnya dan bikin pemahaman baru yg nambah buat gue jadi paham.
I feel it , selama ini suka bertanya-tanya tentang sisi emosional dan cara berempati yang ada di diri, merasa suka less-empathy, padahal ga begitu, aku mungkin sudah berempati tapi cara empati nya aku yang beda sama cara empati orang lain. This podcast elighten me how to be more self awareness towards empathy. Thank youuu TDOL!!!!
Setuju, Kak. Saya dulu begitu juga (i.e., bertanya-tanya). Tuhan pun izinkan pernah berhubungan sangat dekat dengan seseorang, sebut saja namanya X, yang (saya izinkan untuk) memanfaatkan hubungannya dengan saya untuk mengasah 'hobi' mengkritiknya. Salah satu kritik yang paling sering saya dapat dari dia adalah saya "kurang empatik" dengan keadaannya. Saya sempat konsultasikan ini semua ke psikolog dan saya mendapati bahwa kondisi yang diminta oleh X kepada saya itu tidak realistis karena sikap empatik yang dia inginkan dari saya itu harus diutarakan melalui WhatsApp chat, sedangkan pesan berbasis teks itu memiliki jauh lebih banyak keterbatasan dibandingkan komunikasi tatap muka. Namun di sisi yang lain, psikolog tsb juga menyarankan saya mengevaluasi lagi hubungan saya dengan X, karena bisa jadi saya sedang tanpa saya sadari menjadi sasaran target dari seseorang dengan kesehatan mental yang kurang baik. Beberapa bulan setelahnya, Tuhan memisahkan saya dan X melalui kejadian yang tidak disangka-sangka. Selepas berakhirnya hubungan, saya cek kesehatan mental saya ke psikolog lagi (yang lain), dan setelah mendengar arahan dari psikolog, ternyata betul bahwa 'hobi' mengkritiknya X masuk ke dalam kategori kekerasan emosional, dan definisi "empati" milik X itu eksklusif menurutnya saja, yang mana sangat tidak realistis. Saya pun akhirnya belajar dari 2 psikolog langsung apa itu empati sesuai dengan riset-riset psikologi, dan ternyata kuncinya adalah... saya hanya perlu cari yang definisi "empati"-nya cocok dengan saya saja!
Tbh, gue pake empati klo gue punya inisiatif dan mau deliver ke tim lain. Basically, tiap tim punya OKR nya beda2, so gue soal berpikir seperti mereka. Jadi supaya mereka 'believe' dgn idea gue (ide baik), pasti ke tiap tim cara ngomongnya beda
i remember when once i met mba Cania on October 16, 2018. She was a speaker at a national seminar organized by my university at that time. when she was invited, I didn't actually know much about mba Cania's background and what her presentation style and content would be like. however, when mba Cania started the seminar and began speaking, her delivery and the content she presented turned out to be very engaging and insightful. honestly, my interest in politics sparked because of mba Cania. After the seminar, I started following and keeping up with the opinions that mba Cania updates on Twitter and Instagram until now. Anyway, thank you to Mas Ario, Mas Ruby and Thirty Days of Lunch for inviting such an amazing guest speaker. I've learned a lot from this episode.
Sebenernya sebagai orang yg ngikutin podcast thirty days of lunch dan follower cania&sabda sejak lama (tapi baru mulai avid dengerin circa 2020) gue ngerasa mereka ini beda approachnya, klo TDOL lebih ke praktikal, sabda cania lebih fokus ke fundamental & paradigm. Melihat berdua ngobrol bareng gini seru aja gitu. Reaksi Ario yg seperti dapet eksposur pertama relationshipnya sabda cania kaya gue dulu pas pertama kenal mereka wkwkkww
Bener. Imho Sudut pandang ario itu tipikal sudut pandang orang extrovert yang udah khatam banget tentang relationship, pertemanan, komunikasi dll sedari dini yg biasanya menggunakan pendekatan emosional. Sehingga udah otomatis aja bisa dilakuin sama alam bawah sadarnya. Tapi pendekatan sabda dan cania itu ibaratnya kek lebih ilmiah aja gitu, lebih ke pendekatan kognitifnya gitu.
seorang dokter dlm film the constant gardener prnh berujar : 'seluruh sistem ini digerakkan oleh rasa bersalah'., Yg tak lain adalah kekurangan (lack), trs menerus merasa brdosa trs menerus merasa kurang ,trs mnrs mrasa kasihan dgn negara dunia ketiga tempat seluruh kerja material di-outsource, yg berimplikasi pd pluralitas opini. afirmasi thd transendensi (mediasi, negatifitas, lack, apapun namanya) yg tak bukan adalah filsafatnya para burjuis😅
podcast yang sangat menarik, walaupun bagi saya bahasan yang berat. mungkin sampai sekarang bisa dibilang saya seorang yang individualis dan sering sekali ditegur untuk berempati dengan teman. karena bagi saya jika itu tidak mengganggu hidup saya kenapa saya harus peduli. sangat melehkan. namun, saya mulai sadar bahwa empati memang harus diasah karna itu sangat berkaitan dengan bagaimana kita bersikap ke keluarga, kekasih, dan teman. terimakasih sudah banyak memberi insight yang bagus.
Mau bilang makasi banyak untuk Podcast ini karena dalam setiap episode nya selalu memberikan insight2 baru. Aku new comer disini, tapi langsung membulatkan tekad untuk menjadi penonton setia, at least 1x dalam sehari.. ❤
aku gak tonton ini sampai habis, karena emang cuman mau tau beberapa part aja dan ternyata menarik banget pembahasannya! aku pernah berdebat sama temenku soal empati dan sebetulnya dari pembahasan ini aku kurang setuju sama kak cania, karena dari contoh yang dibilang terkait kognitif & emosional empathy kok kayaknya dirasa gak ada perbedaan ya? menurutku pribadi, aku malah kepikiran sebenernya empathy itu bisa jadi gak bergerak satu satu baik logic or feelings, melainkan mereka bergerak dengan keduanya alias gak terlepas satu dengan yang lain. soalnya dilihat dari contoh, dengan menggunakan logic untuk bisa "how to get into someone shoes" dan endingnya kayak menerima situasi itu dan berusaha untuk memahami orang lain menurutku itu masuk ke dalam "emotion". mungkin pemikiranku bisa salah ya dan aku terbuka untuk dikoreksi. thanks TDOL dan kak cania! jujur keren dan menarik bangeeeetttt
Tapi ngertiin orang lain itu sesuatu yang melelahkan, terlebih saat orang yang kita berusaha ngertiin udah nyaman lalu berlanjut menjadi bergantung sama kita tapi tidak ada upaya dari orang itu untuk aware sama dirinya sendiri.
Terima kasih untuk videonya.Saya pertama kali mendengar istilah emotional quotient atau kecerdasan sosial waktu training JRP dari ibu Indayati Oetomo di tahun 2005
so good 🎉 i really like her vast amount of vocabularies and the way she uses them in the right way accompanied by easy-to-understand examples gak bikin merasa diceramahi dan digurui tp lebih ke sharing session hal-hal yg memang necessary to be shared. dapet banget pesannya, the best episode so far for me! ❤
mbeeuuh... ini podcast mahal banget. asli. gilak sih. insight nya parah bgt. nontonin ini bener² berasa "orgasme pikiran" berkali². thanks buat semua tim diobrolan podcast ini 🙏🏽❤️
saya pikir konten ini perlu buat saya tonton 3 sampai 4 kali ya. Ehehee.. luara biasa. Tetap semangat buat konten yg bisa membagi pengetahuan. Baru pertama kali tonton video di channel ini langsung saya subscribe👍🏽👍🏽
keren banget eps kali ini, mungkin dapat membantu kita atau mengoreksi cara kita berkominikasi, memahami seseorang yang mungkin slama ini kurang baik dan semoga dapat mengubah pola mindset kita untuk lebih baik lagi
Kak Cania dan podcast 30days of lunch, terima kasih udah ngomong banyak hal tentang ini. Bener, makj jleb banget nontonnya. Gw baru diputusin, cuma 3,5 bulan. Delta perkembangan dia naik konstan, tapi deltaku stalled. Alasan dia marah juga karena gw sering ga empati denger ceritanya dia. Dia gak punya resources (waktu dan energi) untuk pertahanin gw dan ga mau kayak Sabda yang bikin kurikulum buat bikin gw berubah. Gw ngerasa innocent pas diputusin, jadi malah balik marah ke dia pas malam putus itu. 2 bulan sejak putus gw ngobrol dengan banyak orang, gw baru sadar banyak salah, terlebih setelah nonton ini. Maaf ya jadi curhat. huhuhu.
SETUJU BANGET PERKARA SIM HAHAHA ORANG HARUSNYA PUNYA STANDAR BERPIKIR TERTENTU UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM BERLALU LINTAS YA WOY... AGAR SUPAYA TIDAK MEMBAHAYAKAN PENGENDARA LAIN PLIS
Bagus banget episode ini. This is what I need! Bagaimana kita bisa "nyambung" dengan segala perbedaan yang ada dan merespon dengan tepat baik dalam perkataan dan tindakan.
Menarik bgt nih diskusinya, banyak hal baru yg baru ku tau disini. Jadi banyak bahan utk self reflection, semoga bisa mempertajam self awareness dan rasa empati to others.
Caleg harusnya di tes juga nih EQnya. Yg empati dan nasionaiisnya tipis sebaiknya minggir. Apalagi yang terbukti kurang nilainya dlm indentifikasi (bedain uan sendiri dan uang rakyat) hahahaha
Jujurly aku sebenarnya belum pernah tau siapa Mba Cania Citta dan baru ketemu sama podcast TDOLP :) bagusss bangeet kaa podcast nya, karena selama ini empati yg aku rasain itu nguras energi aku, bisa merasakan apa yg orang rasakan kadang itu gak enak dan menghambat produktivitas ku, berkat podcast ini aku jadi dapat insight cara berempati tanpa menguras energi ku sendiri.
sangat relate into our daily life dan bisa banget di praktekin apalagi buat yg people pleaser, goin’ with the flow ajah. belajar untuk hard communication. mantap 👍
Menurut aku pribadi kk Cania sebenarnya memiliki emosi kok karena emosi sendiri sebenarnya memiliki arti sebagai pola reaksi kompleks yang melibatkan pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan untuk menangani masalah atau peristiwa penting yang dialami individu. Hanya saja pengertian emosi yang banyak orang2 pahami adalah emosi negatif. Bahkan aku salut dengan goalsnya kk Cania sangat penuh empati ❤
Emosi negatif pun ya gpp, selama masih bisa dicerna sebagai common sense reaction. Orang tua meninggal kita sedih, ya itu hal yg wajar sbg natural reaction. Tapi ada kesamaan perilaku & pattern yg kurang lebih sama, kalau saya cermati dari beberapa filsuf atau org yg belajar filsafat secara berlebihan. Menurut saya ada 2 hal yg berbeda antara "maintaining our emotion" and "pressing our emotion". Ibarat dalam mengelola uang ada perbedaan signifikan antara hidup hemat dan hidup kikir, yg satu di-maintain secara sehat, yg satu dipaksa secara tidak sehat. Itu sebabnya ada beberapa perbedaan pandangan antara penganut mindfulness dan stoikisme...
Selain "emosi negatif", juga orang kadang mengasumsikan emosi itu datangnya karena apa (triggernya apa). Seperti misalnya contoh pertanyaan soal "kenapa gak hamil2" itu hehe mungkin banyak orang mikirnya kalo ditanya gitu, pasti marah. Padahal belum tentu kann.. karena tergantung bagaimana seseorang itu beremosi😊 nah, ketika orang gak marah, dikira orang itu gak punya emosi hehe padahal ya bisa aja dia marah kalo kena trigger lain yang buat dia bisa bikin marah.
Di kehidupan masyarakat, tidak jarang ditemukan orang yang empati nya tinggi suka dimanfaatkan oleh orang yang gk tau diri 🤔🤔🤔.... Namun terbantu juga dengan filsafat stoik, jadi gk mudah dimanfaatin, dan harus tahan banting dengan sikap "bodo amat" untuk hal2 yng bikin berisik di fikiran.....😁😁😁
@@FellexandroRuby betul ko Ruby, yang menjadi menarik adalah bukan karena beliau si expert dalam hal empathy (karena biasanya tamunya org yg expert dibidang tertentu). Tapi dia ceritain experiencenya dlm hal emptahy dan mengenalkan framework empathy (kognitif, emosional, dan caompassionate). Jadinya lebih make sense untuk diterapakan (karena selama ini mengenal empathy sesuatu yang abstrak)
Thankyouu For Good Discussion Kaka² Semua .... Terimakasih Kaka Cania, Yang Sdh kasih Banyak Insight..... Suka Sama Bagian Make it Make Sense... Pesan ini, Rasanya Buat saya 🤣🤣 48 menit yang Tidak Terasa Lama sama Sekali, Tiba² udah habis aja ... 😁😁😁 I Love This Conversation Guysss..🔥🔥🔥🔥🔥 God bless All Of Youuu ❤️❤️❤️
Pertanyaan punya anak / tidak setelah menikah itu soal Norma dan etika sosial aja, seakan2 memaksakan semua orang yang menikah harus mempunyai anak untuk tolak ukur ke-normalan. Tidak harus marah sih hanya pertanyaan seperti ini memperlihatkan tingkat EQ 1. Kenapa masih single dan tidak memiliki pasangan? 2. Kenapa kamu menyukai sesama jenis? 3.Kenapa kamu percaya kepada agama tertentu? 4.Kenapa anda sudah bekerja lama tapi tidak sukses2? Stupid question .
Mantap TDOL sukses ngajak ngobrol suami-istri dalam episode yang berbeda 🤣 Sama2 brilian sih, walau gw lumayan berseberangan dalam apa yang gw percaya/pikirin dengan mereka. I think I'll give second chance buat nyimak konten2nya Cania lagi. Dulu ngerasa kadang helpful soal berpikir logis tapi ya gitu, kenapa banyak kesan snob dan blunder2 ignorantnya hahaha.
@@cania_citta oh ya, padahal baru mau searching, aku follow kakak Aja deh, langsung dapat ilmunya yang sangat membuka wawasan berpikir, kayaknya 1 podcast seperti rangkuman 10Buku psikologi....ah Karen sekali kak, makasih sudah dinotice 💛💚
kalo ada yang tau ESQ training, silakan ikuti itu bagus dan berguna untuk memahami siapa anda, dimana anda, dan untuk apa anda di dunia ini. basicnya memahami IQ EQ dan SQ.
EPISODE YG ADA SABDA-NYA DIMANA YA? KOK SUDAH SAYA CARI DI YT, GA NEMU? BOLEH PIN LINK-NYA.. 😊😊
Ada di Spotify / Apple Podcast / Google Podcast guysss semua episode lama kita (1-60) hehe.
Ni klo Spotify open.spotify.com/episode/4G8cczcis1IcuvXskvbI3r?si=uLZ2CUHiSA-TWtnSXov36A
Seru. Undang lagi dong Cania sama Sabda. Boleh kasih saran gak? Konten Spotify diupload juga di UA-cam, soalnya gue audio visual nih wkwk. Lebih ngerti kalau "menampilkan ekspresi" wajah juga. Thanks
emang ga ada versi videonya kah?@@thirtydaysoflunch
@@cryptonema waktu recording dengan Sabda, kita masih full audio saja. Kalau mau cek semua episode 1-60 (sebelum kami punya budget untuk shoot video), bisa cek list lengkapnya di website thirtydaysoflunch.com
@@thirtydaysoflunch indonesiaku@rekaputri🇮🇩
- Empati merupakan keterampilan yang sangat penting untuk membangun hubungan yang baik.
- Kecerdasan emosional memiliki peran yang lebih besar daripada kepintaran atau IQ dalam keberhasilan seseorang.
- Berempati melibatkan memahami sudut pandang dan perasaan orang lain.
- Berkomunikasi secara empatik memerlukan penyesuaian pesan dan cara menyampaikannya.
- Penting untuk mengubah paradigma dan memahami objektifitas dalam upaya berempati dan mengubah perilaku.
Jadi inget bang sabda pernah bilang dia nge-like tweet atau post sesuatu doesn't mean he agree or on a same boat with it tp lebih ke tertarik sama apa yg ada di balik pikiran atau alasan knp org bisa tweet dan post itu😁
Jujur, nonton podcast ini aku makin sadar bahwa wahh nggak sia2 aku belajar ilmu2 logis seperti matematika, fisika dll selama ini, yg mungkin beberapa orang menganggap susah dan ujung2nya nggak kepake di kehidupan sehari-hari. Di posdcast ini bahkan cara ber-relationship, empati, komunikasi aja kepake ilmu tersebut. Thanks kak Cania udah berbagi, caranya kak Cania menjelaskan juga mudah di pahami
Thank youu udah berkenan ngikutin diskusinya!😊✨ nah, memang itu fondasinya siih.. makanya aku support untuk itu jadi bagian dari pendidikan dasar universal yang harusnya bisa diakses oleh semua orang🙌🏻
Orang orang dengan core paradigm 'resource awareness value' yang asli dan otentik seperti cania ini menurut saya yg harusnya jadi pemimpin pemimpin, jika kita mundur sedikit dan melihat dari kacamata ras manusia sbg sekelompok spesies.(terlepas dari value2 turunan yg dia percaya) Saya pribadi ketika di challenge ternyata lebih jatuh di kategori yg individualistik. Dan saya sangat yakin banyak sekali yang core paradigm individualistik ini yg sekarang posisinya ngelead bangsa kita.
Diskusi yg asik, lumayan berat tp berbobot buat kehidupan. Krn mayoritas org pikir “empati” itu identik dgn rasa “kasihan, mengerti & ya sudah biarkan”, ternyata dr 3 jenis empati yg dijelaskan di sini membuat kita lebih bs empati dgn bener & bahkan bs menggunakan jenis empati tertentu utk org tertentu.
Setuju bgt di mn dijelasin dlm cari pasangan hidup jgn hanya dari sisi irasional, tp hrs dr sisi rasionalnya jg. Krn ketika pasangan mmg klop bgt dr segi mikir dll, maka membina keluarga jg pastinya bs diajarkan lebih klop sampe ke generasi selanjutnya. Krn nyatanya byk yg terlihat somehow lost, krn generasi sebelumnya jg gak tau bnr2 apa yg mrk mau & hanya jalanin hidup mengalir ngikut arus kacamata mayoritas masyarakat.
Thank you for having this podcast 👍
aku ngikutin cania dari jaman belom nikah, sempet ga ngikutin lagi karena merasa sering blunder ahaha. trus pas dia ngeshare gimana dia belajar untuk memahami orang lain, jadi penyampaiannya lebih clear, trus jadi ngikutin lagii deh sekarang. Merasa misinya dia bagus banget dan aku sepakat itu yang manusia butuhkan ke depannya.
mungkin yang jadi masih ngeganjel adalah istilah2 yg dia gunain, konsep2nya masih agak 'langit', kalo bisa lebih sederhana lagi mungkin bakal lebih banyak lagi orang yang ngerti.
btw thanks ruby, aryo, dan cania. aku suka eps ini, berasa diingetin lagi, thank you💕
Makasih banyak buat second chance-nya🥹 soal kosakata, sejujurnya emang tetap akan selalu ada konsep2 yg gabisa diganti lagi siih penyebutannya.. kalo diganti ke yg lain yg lebih familiar/umumnya dikenal orang, bukan jadi sederhana malah jadi gak akurat (beda maknanya gituu kalo pake kata lain itu). Jadi paling upaya yang bisa gue lakukan adalah menjelaskan & memberi contoh maksud kosakatanya itu apa hehe
@@HaniSaputri-bt8zr iyaa paling diupayakan ke situ emang.. cuman kalo upayanya belum sempurna ya emang masih berproses berarti🙂
Seneng liat milenials mulai menemukan jalanya sbg generasi yg mewarisi tradisi intelektual seperti generasi tahun 20-40an, smangat mereka sama seperti generasi sukarno, tan malaka yg mencintai ilmu pengetahuan.melinials ini yg nantinya memperbaiki kerusakan yg dibuat baby boomers
Sebagai org yg udah bbrp tahun terakhir follow Cania, aku seneng bgt liat gimana Cania menjadi semakin baik lg dlm explaining logical thinking. Soalnya sebagai follower aku jg jadi merasa ikut tumbuh 🙂❤
Makasiih banyak udah ngikutin & mengapresiasi kontenku🥰✨
Waduh di notice senpai 👀
@@cania_cittamakasii banyak yeahh
maju terus chanel medsos seperti ini, salut skli dapat menambah wawasan zitizen indonesia. chanel yang mampu membendung konten2 fleksing, umbar2 gaya hidup mewah yang membawa gaya hidup konsumeristis. lebih lagi untuk membuka wawasan masyarakat agar tidak ditindas oleh algoritma buruk yang berbahaya bagi masa depan bangsa ini
Ngikutin Cania sejak pertama kali nongol di tv as a speaker di ILC, dan dari situ aja gw langsung amaze dg cara berpikirnya dia yg lain dr yg lain tp logis. Dari situ lalu ngikutin semua socmednya dan mulai terekspos cara berpikir yg lbh rasional dan scientific, mulai tiap minggu menyortir konten2 terbaru dari dia yg ada di youtube dan dengerin podcastnya, nyimak q&a di ig dan cari2 tulisan dia. Kalau orang lain bilang bahasa dia terlalu sulit dimengerti, justru disitu yg gw suka krn setiap kata yg blm gw tau mjd kosakata baru yg gw cari artinya dan jdi mengerti. Makin kesini setelah menikah gw ngrasa kalau kecerdasan Cania menurun krn term yg dia gunain gak se asing dlu dan penjelasannya ga se dar der dor dlu, dan perlahan mulai mengerti bahwa itu bukanlah penurunan kecerdasan tp justru Cania menyesuaikan diri dan belajar memahami audiens sehingga dia sesuaikan bahasa dan penjelasannya, dan disitu jg mulai tau bahwa Cania mulai bisa berempati dan understanding cara berpikir mayoritas audiensnya. Kalau menurutku tetap gunain aja term2 yg jarang didenger publik itu dg dijelasin makna dan maksudnya beserta contoh, seperti yg selama ini udh dilakuin dan menurutku itu udah cukup bangett buat mudah dipahami. Thank youu so much for giving us insight from the way of u think, dan udah berusaha buat mengerti audiens. It means a lot for the society dan msh akan tetap selalu gw tunggu dan sortir setiap minggu konten terbaru dr Cania ❤
Ga tau kenapa saya sih ga peduli komen orang lain di luar keluarga ke saya.
Yang menjadi pikiran saya hanya bagaimana orang terdekat saya paham pola pikir masing masing agar kami hidup damai aja tanpa mencampuri urusan satu sama lain, dan jangan saling memaksa pendapatmu paling benar.
Baru banget lihat ini, gue baca buku Daniel goleman gak terlalu rinci dan ada bagian yg gue sendiri kurang paham soal empati. Cania bagus banget ngejelasinnya dan bikin pemahaman baru yg nambah buat gue jadi paham.
I feel it , selama ini suka bertanya-tanya tentang sisi emosional dan cara berempati yang ada di diri, merasa suka less-empathy, padahal ga begitu, aku mungkin sudah berempati tapi cara empati nya aku yang beda sama cara empati orang lain. This podcast elighten me how to be more self awareness towards empathy. Thank youuu TDOL!!!!
Setuju, Kak. Saya dulu begitu juga (i.e., bertanya-tanya). Tuhan pun izinkan pernah berhubungan sangat dekat dengan seseorang, sebut saja namanya X, yang (saya izinkan untuk) memanfaatkan hubungannya dengan saya untuk mengasah 'hobi' mengkritiknya. Salah satu kritik yang paling sering saya dapat dari dia adalah saya "kurang empatik" dengan keadaannya. Saya sempat konsultasikan ini semua ke psikolog dan saya mendapati bahwa kondisi yang diminta oleh X kepada saya itu tidak realistis karena sikap empatik yang dia inginkan dari saya itu harus diutarakan melalui WhatsApp chat, sedangkan pesan berbasis teks itu memiliki jauh lebih banyak keterbatasan dibandingkan komunikasi tatap muka. Namun di sisi yang lain, psikolog tsb juga menyarankan saya mengevaluasi lagi hubungan saya dengan X, karena bisa jadi saya sedang tanpa saya sadari menjadi sasaran target dari seseorang dengan kesehatan mental yang kurang baik.
Beberapa bulan setelahnya, Tuhan memisahkan saya dan X melalui kejadian yang tidak disangka-sangka. Selepas berakhirnya hubungan, saya cek kesehatan mental saya ke psikolog lagi (yang lain), dan setelah mendengar arahan dari psikolog, ternyata betul bahwa 'hobi' mengkritiknya X masuk ke dalam kategori kekerasan emosional, dan definisi "empati" milik X itu eksklusif menurutnya saja, yang mana sangat tidak realistis. Saya pun akhirnya belajar dari 2 psikolog langsung apa itu empati sesuai dengan riset-riset psikologi, dan ternyata kuncinya adalah... saya hanya perlu cari yang definisi "empati"-nya cocok dengan saya saja!
Tbh, gue pake empati klo gue punya inisiatif dan mau deliver ke tim lain. Basically, tiap tim punya OKR nya beda2, so gue soal berpikir seperti mereka. Jadi supaya mereka 'believe' dgn idea gue (ide baik), pasti ke tiap tim cara ngomongnya beda
i remember when once i met mba Cania on October 16, 2018. She was a speaker at a national seminar organized by my university at that time. when she was invited, I didn't actually know much about mba Cania's background and what her presentation style and content would be like. however, when mba Cania started the seminar and began speaking, her delivery and the content she presented turned out to be very engaging and insightful. honestly, my interest in politics sparked because of mba Cania. After the seminar, I started following and keeping up with the opinions that mba Cania updates on Twitter and Instagram until now. Anyway, thank you to Mas Ario, Mas Ruby and Thirty Days of Lunch for inviting such an amazing guest speaker. I've learned a lot from this episode.
Kenapa mesti pakai bahasa Inggris? 🙄
Sebenernya sebagai orang yg ngikutin podcast thirty days of lunch dan follower cania&sabda sejak lama (tapi baru mulai avid dengerin circa 2020) gue ngerasa mereka ini beda approachnya, klo TDOL lebih ke praktikal, sabda cania lebih fokus ke fundamental & paradigm. Melihat berdua ngobrol bareng gini seru aja gitu. Reaksi Ario yg seperti dapet eksposur pertama relationshipnya sabda cania kaya gue dulu pas pertama kenal mereka wkwkkww
Jadi sinetron bang
Bener. Imho Sudut pandang ario itu tipikal sudut pandang orang extrovert yang udah khatam banget tentang relationship, pertemanan, komunikasi dll sedari dini yg biasanya menggunakan pendekatan emosional. Sehingga udah otomatis aja bisa dilakuin sama alam bawah sadarnya. Tapi pendekatan sabda dan cania itu ibaratnya kek lebih ilmiah aja gitu, lebih ke pendekatan kognitifnya gitu.
Naah jadi pengen ngomong/ngobrol pas ada bang sabdanya juga kayaknya menarik sih
Bacod
seorang dokter dlm film the constant gardener prnh berujar : 'seluruh sistem ini digerakkan oleh rasa bersalah'., Yg tak lain adalah kekurangan (lack), trs menerus merasa brdosa trs menerus merasa kurang ,trs mnrs mrasa kasihan dgn negara dunia ketiga tempat seluruh kerja material di-outsource, yg berimplikasi pd pluralitas opini. afirmasi thd transendensi (mediasi, negatifitas, lack, apapun namanya) yg tak bukan adalah filsafatnya para burjuis😅
podcast yang sangat menarik, walaupun bagi saya bahasan yang berat. mungkin sampai sekarang bisa dibilang saya seorang yang individualis dan sering sekali ditegur untuk berempati dengan teman. karena bagi saya jika itu tidak mengganggu hidup saya kenapa saya harus peduli. sangat melehkan. namun, saya mulai sadar bahwa empati memang harus diasah karna itu sangat berkaitan dengan bagaimana kita bersikap ke keluarga, kekasih, dan teman. terimakasih sudah banyak memberi insight yang bagus.
Mau bilang makasi banyak untuk Podcast ini karena dalam setiap episode nya selalu memberikan insight2 baru. Aku new comer disini, tapi langsung membulatkan tekad untuk menjadi penonton setia, at least 1x dalam sehari.. ❤
Kalo ada Cania langsung aku klik deh. Excited banget dengan cara logical thinkingnya dia. Keren aslii
aku gak tonton ini sampai habis, karena emang cuman mau tau beberapa part aja dan ternyata menarik banget pembahasannya! aku pernah berdebat sama temenku soal empati dan sebetulnya dari pembahasan ini aku kurang setuju sama kak cania, karena dari contoh yang dibilang terkait kognitif & emosional empathy kok kayaknya dirasa gak ada perbedaan ya? menurutku pribadi, aku malah kepikiran sebenernya empathy itu bisa jadi gak bergerak satu satu baik logic or feelings, melainkan mereka bergerak dengan keduanya alias gak terlepas satu dengan yang lain. soalnya dilihat dari contoh, dengan menggunakan logic untuk bisa "how to get into someone shoes" dan endingnya kayak menerima situasi itu dan berusaha untuk memahami orang lain menurutku itu masuk ke dalam "emotion". mungkin pemikiranku bisa salah ya dan aku terbuka untuk dikoreksi.
thanks TDOL dan kak cania! jujur keren dan menarik bangeeeetttt
Menarik banget, ngasi tau orang secara gak langsung lewat film/tontonan/bacaan. Boleh nih diterapin di keseharian🔥
Setuju banget, relate banget juga dengan Be Proactive dari prinsipnya 7 Habits of Highly Effective People
Sepanjang nonton refleks bilang “oh iya yaa, oh iya yaaa”. Rasanya banyak betul yang harus dihighlight saking berbobotnyaaa, keren banget Cania
Makasih banyak udah berkenan menyimak obrolannya! Glad to know you find it insightful🫶
tercerdaskan secara emosional, konten terbiaik dengan pembicara yg super cerdas
Pantesannn semenjak sama Sabda, Cania jadi lebih bijak dan adem
berkali kali pause and rewind dan sampe bikin mind map biar afdol dengerinnya.. thank you for the insights..
Makasih apresiasinya. Titip bagikan ke temen” ya, supaya makin banyak yg paham berempati. 😊👌
Bisa diskusi hal-hal tabu (uang, sex, budaya sampai how someone react) sama sahabat itu juara sih
Banyak belajar dari eps ini pola pikir dari sudut pandang orang lain n apa itu empati😯😯
Ilmu banget
Tapi ngertiin orang lain itu sesuatu yang melelahkan, terlebih saat orang yang kita berusaha ngertiin udah nyaman lalu berlanjut menjadi bergantung sama kita tapi tidak ada upaya dari orang itu untuk aware sama dirinya sendiri.
Terima kasih untuk videonya.Saya pertama kali mendengar istilah emotional quotient atau kecerdasan sosial waktu training JRP dari ibu Indayati Oetomo di tahun 2005
so good 🎉 i really like her vast amount of vocabularies and the way she uses them in the right way accompanied by easy-to-understand examples gak bikin merasa diceramahi dan digurui tp lebih ke sharing session hal-hal yg memang necessary to be shared. dapet banget pesannya, the best episode so far for me! ❤
mbeeuuh... ini podcast mahal banget. asli.
gilak sih. insight nya parah bgt. nontonin ini bener² berasa "orgasme pikiran" berkali².
thanks buat semua tim diobrolan podcast ini 🙏🏽❤️
saya pikir konten ini perlu buat saya tonton 3 sampai 4 kali ya.
Ehehee.. luara biasa. Tetap semangat buat konten yg bisa membagi pengetahuan.
Baru pertama kali tonton video di channel ini langsung saya subscribe👍🏽👍🏽
Maybe I'll rewatch this episode while I take notes. Too much important and useful information. I really like this content. Thank you TDOL❤
keren banget eps kali ini, mungkin dapat membantu kita atau mengoreksi cara kita berkominikasi, memahami seseorang yang mungkin slama ini kurang baik dan semoga dapat mengubah pola mindset kita untuk lebih baik lagi
Saya belajar dari beliau bagaimana seharusnya manusia itu kritis dalam berfikir. ❤ Belajarnya di UA-cam 😊
Same here. Member UA-camnya Cania jg. 😊
Same here, salam kenal
Kak Cania dan podcast 30days of lunch, terima kasih udah ngomong banyak hal tentang ini. Bener, makj jleb banget nontonnya. Gw baru diputusin, cuma 3,5 bulan. Delta perkembangan dia naik konstan, tapi deltaku stalled. Alasan dia marah juga karena gw sering ga empati denger ceritanya dia. Dia gak punya resources (waktu dan energi) untuk pertahanin gw dan ga mau kayak Sabda yang bikin kurikulum buat bikin gw berubah. Gw ngerasa innocent pas diputusin, jadi malah balik marah ke dia pas malam putus itu. 2 bulan sejak putus gw ngobrol dengan banyak orang, gw baru sadar banyak salah, terlebih setelah nonton ini. Maaf ya jadi curhat. huhuhu.
Kak, sama kasusnya 😭😭😭 yg penting kita udh tau kita salah dan belajar dari kesalahan itu
Bahasan perkembangan delta dmn ya? Bs bantu info?
Keren bgt obrolannya. Pertanyaannya dapet, jawabanny ngena...
Gue ngambil banyak banget catetan dari podcast ini, very insightful. Terima kasih.
SETUJU BANGET PERKARA SIM HAHAHA ORANG HARUSNYA PUNYA STANDAR BERPIKIR TERTENTU UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM BERLALU LINTAS YA WOY... AGAR SUPAYA TIDAK MEMBAHAYAKAN PENGENDARA LAIN PLIS
Bagus banget episode ini. This is what I need! Bagaimana kita bisa "nyambung" dengan segala perbedaan yang ada dan merespon dengan tepat baik dalam perkataan dan tindakan.
Jadi ubek2 teori empathy. thanks Cania, insightful. Thanks utk podcastnya, Ario and Fellexandrio.
Menarik bgt nih diskusinya, banyak hal baru yg baru ku tau disini. Jadi banyak bahan utk self reflection, semoga bisa mempertajam self awareness dan rasa empati to others.
Baru mau mulai upgrade mindset salah satunya lewat podcast ini daan ga nyesel & bosen dengerin ini ❤
Boleh tuh Sabda dan Vania talk about romantic relationship. When to involve feelings and be rational.
sering sering invite bintang tamu yang kayak kak cania ya kak
ini seru parah sih, kita dibuat pelan pelan mencerna apa setiap perkataan cania dan ngikut flow dan sampai di titik "oooo giniii"
Seneng banget ternyata obrolannya cukup bisa dinikmati🙂 makasih udah berkenan menyimak!
Konten yang berkualitas. Terima kasih Mba Cania dan tim host atas pembicaraan yang keran. Dapat banyak pembelajaran...🙏😍
Bagus bgt materinya
MIND BLOWN ,.GOOD PODCAST,.
definisi kenyang ilmu sih, ini isinya daging smua!🤘🏼
13 menit pertama sudah mampu membuka pola pikir dan banyak pengetahuan yang gua dapet.
Caleg harusnya di tes juga nih EQnya. Yg empati dan nasionaiisnya tipis sebaiknya minggir. Apalagi yang terbukti kurang nilainya dlm indentifikasi (bedain uan sendiri dan uang rakyat) hahahaha
あっぷ
Kesini gara-gara Cania ❤
w juga hahaha
Waaaah banyak hal yang baru gua sadariiii
Jujurly aku sebenarnya belum pernah tau siapa Mba Cania Citta dan baru ketemu sama podcast TDOLP :) bagusss bangeet kaa podcast nya, karena selama ini empati yg aku rasain itu nguras energi aku, bisa merasakan apa yg orang rasakan kadang itu gak enak dan menghambat produktivitas ku, berkat podcast ini aku jadi dapat insight cara berempati tanpa menguras energi ku sendiri.
sangat relate into our daily life dan bisa banget di praktekin apalagi buat yg people pleaser, goin’ with the flow ajah. belajar untuk hard communication. mantap 👍
Menurut aku pribadi kk Cania sebenarnya memiliki emosi kok karena emosi sendiri sebenarnya memiliki arti sebagai pola reaksi kompleks yang melibatkan pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan untuk menangani masalah atau peristiwa penting yang dialami individu. Hanya saja pengertian emosi yang banyak orang2 pahami adalah emosi negatif. Bahkan aku salut dengan goalsnya kk Cania sangat penuh empati ❤
Emosi negatif pun ya gpp, selama masih bisa dicerna sebagai common sense reaction. Orang tua meninggal kita sedih, ya itu hal yg wajar sbg natural reaction.
Tapi ada kesamaan perilaku & pattern yg kurang lebih sama, kalau saya cermati dari beberapa filsuf atau org yg belajar filsafat secara berlebihan. Menurut saya ada 2 hal yg berbeda antara "maintaining our emotion" and "pressing our emotion". Ibarat dalam mengelola uang ada perbedaan signifikan antara hidup hemat dan hidup kikir, yg satu di-maintain secara sehat, yg satu dipaksa secara tidak sehat. Itu sebabnya ada beberapa perbedaan pandangan antara penganut mindfulness dan stoikisme...
Selain "emosi negatif", juga orang kadang mengasumsikan emosi itu datangnya karena apa (triggernya apa). Seperti misalnya contoh pertanyaan soal "kenapa gak hamil2" itu hehe mungkin banyak orang mikirnya kalo ditanya gitu, pasti marah. Padahal belum tentu kann.. karena tergantung bagaimana seseorang itu beremosi😊 nah, ketika orang gak marah, dikira orang itu gak punya emosi hehe padahal ya bisa aja dia marah kalo kena trigger lain yang buat dia bisa bikin marah.
Di kehidupan masyarakat, tidak jarang ditemukan orang yang empati nya tinggi suka dimanfaatkan oleh orang yang gk tau diri 🤔🤔🤔.... Namun terbantu juga dengan filsafat stoik, jadi gk mudah dimanfaatin, dan harus tahan banting dengan sikap "bodo amat" untuk hal2 yng bikin berisik di fikiran.....😁😁😁
soo good 👍 jadi mau nulis reflection pribadi soal asik 1 asik 2
Dari tiktok langsung k sini.. Belajar banget 😊
Kok ada obrolan se deep ini yang selama ini w pikirin tapi ga sadar ada banyak orang yang mikirin kyak gini 😅😅
Asik bgt kyknya bisa ngobrol sama kak cania
best podcast i've ever listened
Thanks for listening. Hope the other episodes are interesting for you too. Please enjoy!
si paling logic diajak membahas empathy
Hahaha nah menarik kan. Yg logis aja akhirnya mau menggali & belajar empati 😉
Terlalu banyak yang dipotong
@@FellexandroRuby betul ko Ruby, yang menjadi menarik adalah bukan karena beliau si expert dalam hal empathy (karena biasanya tamunya org yg expert dibidang tertentu). Tapi dia ceritain experiencenya dlm hal emptahy dan mengenalkan framework empathy (kognitif, emosional, dan caompassionate). Jadinya lebih make sense untuk diterapakan (karena selama ini mengenal empathy sesuatu yang abstrak)
quality content always finds its audience ✨✨
Ini skripsi aku kecerdasan emosional, doain ya guysss
Thankyouu For Good Discussion Kaka² Semua ....
Terimakasih Kaka Cania, Yang Sdh kasih Banyak Insight.....
Suka Sama Bagian Make it Make Sense...
Pesan ini, Rasanya Buat saya 🤣🤣
48 menit yang Tidak Terasa Lama sama Sekali, Tiba² udah habis aja ... 😁😁😁
I Love This Conversation Guysss..🔥🔥🔥🔥🔥
God bless All Of Youuu ❤️❤️❤️
Menarik banget pembahasannya
Cania lo pinter bangetttt 😢😢😢😢😢😢
Cura personalisas ✨ Makasih banyak TDOLP dan Kak Cania🙏
Pantesan mba cania yang sekarang jauh lebih tenang dan bijak dalam berbicara👍
suka konten ini karena bisa melihat POV yang sangat tidak umum nya Cania, ternyata dia terdengar "njelimet" dan "aneh" karena itu
Pertanyaan punya anak / tidak setelah menikah itu soal Norma dan etika sosial aja, seakan2 memaksakan semua orang yang menikah harus mempunyai anak untuk tolak ukur ke-normalan.
Tidak harus marah sih hanya pertanyaan seperti ini memperlihatkan tingkat EQ
1. Kenapa masih single dan tidak memiliki pasangan?
2. Kenapa kamu menyukai sesama jenis?
3.Kenapa kamu percaya kepada agama tertentu?
4.Kenapa anda sudah bekerja lama tapi tidak sukses2?
Stupid question .
Selesai nonton
Mantap TDOL sukses ngajak ngobrol suami-istri dalam episode yang berbeda 🤣 Sama2 brilian sih, walau gw lumayan berseberangan dalam apa yang gw percaya/pikirin dengan mereka. I think I'll give second chance buat nyimak konten2nya Cania lagi. Dulu ngerasa kadang helpful soal berpikir logis tapi ya gitu, kenapa banyak kesan snob dan blunder2 ignorantnya hahaha.
😅😅 jadi paham kenapa mesti belajar aljabar & aritmatika di sekolah... ngasah logic thinking sedini mungkin
Ih suka banget bahasan podcast ini
dari dulu aku suka banget dengerin cania podcast ☺️😉
Pas banget podcast ini dengan isi pikiran saya bbrp minggu terakhir...mumet sama anggota tim 😊 ... Thanks mba cania
MasyaAllah, mantap...😮
Satu jam yang bermanfaat
Wihhh, ada Mba Cania. 🔥
Ditunggu podcast Ario undang Cania dan Sabda untuk diskusi relationship mereka, hehehe.
Bantu jawab, kalo mau dengerin diskusi ka Sabda dan ka Cania bisa dengerin podcast mereka sendiri di Noice kak
Kerenn bgtt nih kontennya🔥🔥 awal videonya juga dah keren bgtt
58:11 duh bner bgt lgi
Seneng banget sama kak cania, berasa ikut tumbuh bareng 🌻
Heyy! So gald to hear that🤗
IQ EQ SQ itu seperti fase. IQ fase MENGAMBIL, EQ fase MEMBERI, SQ fase berkorban.
THANKYOU KAKA2 YANG KEREN.. setiap lunch dikantor jadi bermakna bgtt ..
Selalu tertarik dengan insight dari cania
Thank you!😊
Bagus banget bahasannya. Sukaaak 💕
Keren parah section terakhir
Aku like podcast ini karena ft mba cania.😊😊😊
daging nih diskusinya
Podcast keren, membuka POV kita menjadi lebih luas lagii❤
Thanks! Semoga episode yg lainnya juga bermanfaat ya
baguss nihh.......
Relate sekali dengan Cania, Align dengan Cara berpikirnya, jadi pengen nonton West Wind
*West Wing
@@blanktobefilled ah iya hehe ....
@@shemoraqueen yey enjoy!
Sayangnya ini series susahh dicariii siih hehe so far aku ngaksesnya dengan cara beli di Amazon pake credit card US🥲
@@cania_citta oh ya, padahal baru mau searching, aku follow kakak Aja deh, langsung dapat ilmunya yang sangat membuka wawasan berpikir, kayaknya 1 podcast seperti rangkuman 10Buku psikologi....ah Karen sekali kak, makasih sudah dinotice 💛💚
kalo ada yang tau ESQ training, silakan ikuti itu bagus dan berguna untuk memahami siapa anda, dimana anda, dan untuk apa anda di dunia ini. basicnya memahami IQ EQ dan SQ.