Sangat setuju Prof, UN bukan hanya meningkatkan motivasi siswa tapi terlebih jg meningkatkan motivasi orang tua siswa untuk memperhatikan proses belajar anak"nya
UN memang perlu untuk menentukan standard mutu pendidikan tapi jangan dijadikan sebagai penentu kelulusan. Mungkin bisa dipakai istilah uji mutu pendidikan nasional dan waktunya pelaksanaannya kapan saja. Di lapangan memang penuh persoalan,seperti : perbedaan Sapras yang cukup tajam antar sekolah; standard kemampuan akademik antara siswa dan antar sekolah sangat bervariasi . Ada sekolah yang para siswanya top karena siswa yang masuk diseleksi secara ketat. Sedangkan ada pula sekolah-sekolah , terutama kebanyakan sekolah swasta,yang menampung para siswa yang tak lulus seleksi di sekolah negeri atau siswa yang masuk tanpa diseleksi secara ketat karena sekolah membutuhkan siswa dan biaya operasional utama dari SPP. Proses seleksi dalam penentuan kenaikan kelas pun penuh perhitungan untung rugi karena berhadapan dengan kenyataan: mencari muridnya saja sudah sulit, mengapa siswa yang sudah ada dibiarkan tidak naik kelas atau pindah ke sekolah lain. Kemudian,kemampuan guru dalam menyusun soal ujian berbasis HOTS tidak merata akibatnya soal yang disusun tanpa dikaji secara komprehensif. Yang penting bukti fisik soalnya ada. Sesudah itu gara-gara UN, dibuatlah program ( proyek) pelajaran tambahan dengan segala macam biaya untuk bimbingan belajar sekian bulan sehingga beban biaya bertambah bagi orang tua.Belum lagi biaya untuk Try out 1, 2, 3 dst sebelum UN. Idealnya: Entah dari siapa dan dari manapun datangnya bahan yang diuji, semua siswa dan sekolah siap untuk diuji dan mempertanggungjawabkan mutunya.
Cara berfikir...lbih baik... Kita mengutamakan apa...? Jika mendukung RAKYAT ya pakai ZONASI ..hilangkan EBTANAS...dampaknya adl NEGARA HANCUR krn kebodohan GENERASI... jika sudut pandangnya Kemajuan , kedaulatan negara, ya harus pakai EBTANAS, PERANGKINGAN... JIka negara maju...otomatis rakyat juga maju...
UN penting diterapkan lagi,,!! Untuk memotivasi siswa kembali bersemangat belajar,,!! -Fakta sekarang,,!! tanpa UN semangat siswa belajar jadi menurun, menyebabkan kecerdasan siswa ikut menurun,,!!
Setuju UN diterapkan kembali. Selama integritas guru tidak goyah oleh godaan pimpinan dan wali murid. Selama Pimpinan memiliki integritas yang kuat dan berani ambil resiko dari intervensi atasannya. Maka yakin mutu lulusan akan semakin meningkat sesuai yang diharapkan semua pihak. menggoda
Bukan msalah UN yang membuat motivasi belajar siswa rendah tapi gurunya yang kurang profesional. Kebanyak guru cuma bisa mengajar tapi belum mampu mendidik, membina, belum paham sebagai motivator. Saya menilai seandainya gurunya betul betul paham dan menerapkan kurikulum merdeka ini, saya yakin kurikulum ini akan sangat mampu merubah cara berpikir guru mempersiapkan Pembelajaran. Masalahnya mutu gurunya yang tidak mampu memahami apalagi menerapkannya kacau sekali. Contohnya pemahaman model pembelajaran differensiasi dalam kurikulum merdeka masih kabur bagi kebanyakan guru... Cuma masalahnya Kumer ini terlalu tergesa gesa.
Saat ini orang merasa puas dengan model seleksi cpns. Adalah lebih baik dan lebih sinkron jika perbiasakan dengan tes standar melalui UN dalam proses pendidikan/pembelajaran
Aneh memang versi satu mengatakan ada peningkatan literasi dan numerasi kita meningkat. Sementara skor pisa kita melorot. Tapi kami ini praktisi di lapangan luar biasa. Banyak siswa tdk bisa membaca. Padahal sudah kelas X. Ini kemampuan pada tingkat paling rendah.
Maaf. Alhamdulillah, hari ini saya hari terakhir sbg PNS. Jujur, saya tetap akan mencintai pendidikan. Maaf. Setelah bbrp tahun tanpa UN, mk saat ini saya ingin kembali ada UN. Tetapi UN yang saya inginkan adalah UN yg dpt utk mengetahui kemampuan siswa yg harus dikuasai pd tingkat tertentu, tetapi bukan yg menakutkan. Maaf, jujur, selama tdk ada UN, soal yg dibuat sekolah, kdg2 soal dibuat krg valid, krg terpercaya, seenaknya sendiri atau terasa beban. Jujur, jika Ujian dibuat sekolah, sebenarnya gpp asal dibuat secara JUJUR, BERTANGGUNG JAWAB, DISIPLIN, BERKUALITAS, TIDAK ASAL DIBUAT.
Sudah ada aturan menyusun soal2,Ujian/ ulangan umum menggunakan kisi kisi ( 1:2:1 ) meliputi semua Pokok Bahasan.Tujuannya spy nilai yang diperoleh siswa minimal 6,0.untuk setiap Mata Pelajaran.
Saya sangat setuju dengan diadakan UN dan anbk itu sebagai kelinci percobaan tupun terbatas jlh nya cuma 30 orang sementara banyak sekolah yang jumlahnya lebih dari 30 orang bagaimana kita mengukurnya???
Pengalaman anak saya di kampung selalu rangking 1 atau 2. Setelah PPDB di jakarta, tidak dianggap. Presentil rapot paling kecil walaupun Nilai rapot lumayan bagus. Kerena presentil rapot kecil otomatis tidak diterima di negeri. Terpaksa ke swasta. Ini contoh real
Jalan tengah... Silahkan sekolah yg mau ikut UN dan silahkan yg tdk mau ikut UN.... Sy yakin masyarakat akan tetap memilih sekolah yg ada UN nya.. Dgn catatan UN bukan satu² nya syarat kelulusan , tp hasil UN sbg pemetaan kualitas pendidikan dan syarat seleksi ke jenjang pendidikan berikutnya
Saya seorang guru SMA usia 53 th Setuju UN dilanjutkan biar anak dan guru punya targey. Tapi nilai UN bukan penentu kelulusan. Stop juga kebijakan anak hrs naik kelas / lulus. Stop juga kebijakan hrs ada standar KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( Kkm)
Ya jelas EBTANAS lebih berkwalitas dan bisa di pertanggungjawabkan... Jelas...baik untuk geberasi bangsa dan negara... Ebtanas jelas bukti negara kuat..berdaulat...
Maaf dari pd asesmen asesmen di mana tdk ada pengaruhnya mutu tdk membuat siswa belajar tidak sama sekali , maka kami rakyat sangat setuju UN agar siswa terpacu belajar , maaf maaf asesmen itu klu sy katakan habuskan dana saja yg hanya sampel saja . Anbk , Ahkmi maaf tdk ada efek mutu , siswa tetap tdk belajar . Yg masyarakat inginkan itu siswa blajar . Persoalan curang , tindak tegas siapa yg bantu pasang cctv . Yakin UN bisa naikkan mutu .
Apanya yang sama Bos.... Sarpras saja tidak merata, gurunya tidak merata, ada guru yang mengajar tidak sesuai bidangnya, adayang mengajar hanya tammatan SMA/SMK sementara ada sekolah yang lengkap gurunya bahkan lebih. Dan bagaimanapun alasanya sarpras turut berpengaruh dalam proses kegiatan pembelajaran. Saya sebagai guru selama 25 tahun mengajar, menilai bahwa sarpras itu sangat penting dalam PBM. Jangan asal bunyi Bos... Dan UN selama ini penuh dengan kemunafikan dan tidak bisa dipercaya hasilnya kecuali dilaksanakan oleh lembaga independen. Mereka yang menyusun soal dan kisi kisinya, mereka yang melaksanakn, dan mereka juga yang harus mengelola nilainya serta menentukan standar kelulusannya. Itu baru bisa dipercaya. Sepanjang sekolah yang menyelenggarakan, saya yakin akan selalu ada tim sukses kelulusan di setiap satuan pendidikan.
Saya seorang guru SD, saya merasakan sejak tidak UN, motivasi anak kurang. Apalagi untuk memasuki ke jenjang yang lebih tinggi memakai zonasi, anak yang jauh dari sekolah otomatis tidak ada kesempatan. Prestasi memakai raport yang standarnya berbeda beda. Susah untuk patokan. Untuk itu UN masih diperlukan selama belum ada formula yang lebih bagus dari UN
Oo
Luar biasa prof.. kami bangga
Sangat setuju Prof, UN bukan hanya meningkatkan motivasi siswa tapi terlebih jg meningkatkan motivasi orang tua siswa untuk memperhatikan proses belajar anak"nya
Sehat selalu Prof..
Sehat2 priof
Motivasi belajar siswa bukan UN, tapi Proses pendidikan dari Rumah/ keluarga sekolah dan lingkungan...
Etty S3 Illmu Pendidikan UNM menyimak
Semoga Kualitas pendidikan lebih baik 🤲
Belitong hadir Prof.
UN memang perlu untuk menentukan standard mutu pendidikan tapi jangan dijadikan sebagai penentu kelulusan. Mungkin bisa dipakai istilah uji mutu pendidikan nasional dan waktunya pelaksanaannya kapan saja. Di lapangan memang penuh persoalan,seperti : perbedaan Sapras yang cukup tajam antar sekolah; standard kemampuan akademik antara siswa dan antar sekolah sangat bervariasi . Ada sekolah yang para siswanya top karena siswa yang masuk diseleksi secara ketat. Sedangkan ada pula sekolah-sekolah , terutama kebanyakan sekolah swasta,yang menampung para siswa yang tak lulus seleksi di sekolah negeri atau siswa yang masuk tanpa diseleksi secara ketat karena sekolah membutuhkan siswa dan biaya operasional utama dari SPP. Proses seleksi dalam penentuan kenaikan kelas pun penuh perhitungan untung rugi karena berhadapan dengan kenyataan: mencari muridnya saja sudah sulit, mengapa siswa yang sudah ada dibiarkan tidak naik kelas atau pindah ke sekolah lain. Kemudian,kemampuan guru dalam menyusun soal ujian berbasis HOTS tidak merata akibatnya soal yang disusun tanpa dikaji secara komprehensif. Yang penting bukti fisik soalnya ada. Sesudah itu gara-gara UN, dibuatlah program ( proyek) pelajaran tambahan dengan segala macam biaya untuk bimbingan belajar sekian bulan sehingga beban biaya bertambah bagi orang tua.Belum lagi biaya untuk Try out 1, 2, 3 dst sebelum UN. Idealnya: Entah dari siapa dan dari manapun datangnya bahan yang diuji, semua siswa dan sekolah siap untuk diuji dan mempertanggungjawabkan mutunya.
Alhamdulillah ada pencerahan tentang hubungan antara indek kecemasan dengan prestasi, trimakasih pak Yanto dan Pak Aris
Pak Yanto dan pak Aris tolong tentang kenaikan gaji itu di sampaikan pak mentri itu buksn program baru. Tidak udah di besar besarkan
Cara berfikir...lbih baik...
Kita mengutamakan apa...?
Jika mendukung RAKYAT ya pakai ZONASI ..hilangkan EBTANAS...dampaknya adl NEGARA HANCUR krn kebodohan GENERASI...
jika sudut pandangnya Kemajuan , kedaulatan negara, ya harus pakai EBTANAS, PERANGKINGAN...
JIka negara maju...otomatis rakyat juga maju...
UN penting diterapkan lagi,,!!
Untuk memotivasi siswa kembali bersemangat belajar,,!! -Fakta sekarang,,!! tanpa UN semangat siswa belajar jadi menurun, menyebabkan kecerdasan siswa ikut menurun,,!!
Setuju UN diterapkan kembali. Selama integritas guru tidak goyah oleh godaan pimpinan dan wali murid. Selama Pimpinan memiliki integritas yang kuat dan berani ambil resiko dari intervensi atasannya. Maka yakin mutu lulusan akan semakin meningkat sesuai yang diharapkan semua pihak.
menggoda
Batam hadir
Kembaikan UN anak didik harus diberikan tekanan supaya memiliki daya pantul
Insya Allah klu UN diadakan sbg penentu kenaikan kls kelulusan , yakin mutu bagus dan moral anak akan baik , Insya Allah
Bukan msalah UN yang membuat motivasi belajar siswa rendah tapi gurunya yang kurang profesional. Kebanyak guru cuma bisa mengajar tapi belum mampu mendidik, membina, belum paham sebagai motivator.
Saya menilai seandainya gurunya betul betul paham dan menerapkan kurikulum merdeka ini, saya yakin kurikulum ini akan sangat mampu merubah cara berpikir guru mempersiapkan Pembelajaran. Masalahnya mutu gurunya yang tidak mampu memahami apalagi menerapkannya kacau sekali.
Contohnya pemahaman model pembelajaran differensiasi dalam kurikulum merdeka masih kabur bagi kebanyakan guru... Cuma masalahnya Kumer ini terlalu tergesa gesa.
Saat ini orang merasa puas dengan model seleksi cpns. Adalah lebih baik dan lebih sinkron jika perbiasakan dengan tes standar melalui UN dalam proses pendidikan/pembelajaran
Aneh memang versi satu mengatakan ada peningkatan literasi dan numerasi kita meningkat. Sementara skor pisa kita melorot. Tapi kami ini praktisi di lapangan luar biasa. Banyak siswa tdk bisa membaca. Padahal sudah kelas X. Ini kemampuan pada tingkat paling rendah.
Ujian Nasional akan tetap relevan sampai sekarang maka mari bahu membahu untuk menghidupkan UN lagi
Kita menemukan beberapa siswa kelas 7 SMP belum bisa baca
Maaf. Alhamdulillah, hari ini saya hari terakhir sbg PNS. Jujur, saya tetap akan mencintai pendidikan. Maaf. Setelah bbrp tahun tanpa UN, mk saat ini saya ingin kembali ada UN. Tetapi UN yang saya inginkan adalah UN yg dpt utk mengetahui kemampuan siswa yg harus dikuasai pd tingkat tertentu, tetapi bukan yg menakutkan.
Maaf, jujur, selama tdk ada UN, soal yg dibuat sekolah, kdg2 soal dibuat krg valid, krg terpercaya, seenaknya sendiri atau terasa beban.
Jujur, jika Ujian dibuat sekolah, sebenarnya gpp asal dibuat secara JUJUR, BERTANGGUNG JAWAB, DISIPLIN, BERKUALITAS, TIDAK ASAL DIBUAT.
Sudah ada aturan menyusun soal2,Ujian/ ulangan umum menggunakan kisi kisi ( 1:2:1 ) meliputi semua Pokok Bahasan.Tujuannya spy nilai yang diperoleh siswa minimal 6,0.untuk setiap Mata Pelajaran.
Membandingkan UN versus ANBK tidak pas.
Saya sangat setuju dengan diadakan UN dan anbk itu sebagai kelinci percobaan tupun terbatas jlh nya cuma 30 orang sementara banyak sekolah yang jumlahnya lebih dari 30 orang bagaimana kita mengukurnya???
Pengalaman anak saya di kampung selalu rangking 1 atau 2. Setelah PPDB di jakarta, tidak dianggap. Presentil rapot paling kecil walaupun Nilai rapot lumayan bagus. Kerena presentil rapot kecil otomatis tidak diterima di negeri. Terpaksa ke swasta. Ini contoh real
Jalan tengah...
Silahkan sekolah yg mau ikut UN dan silahkan yg tdk mau ikut UN....
Sy yakin masyarakat akan tetap memilih sekolah yg ada UN nya..
Dgn catatan UN bukan satu² nya syarat kelulusan , tp hasil UN sbg pemetaan kualitas pendidikan dan syarat seleksi ke jenjang pendidikan berikutnya
Saya seorang guru SMA usia 53 th
Setuju UN dilanjutkan biar anak dan guru punya targey. Tapi nilai UN bukan penentu kelulusan. Stop juga kebijakan anak hrs naik kelas / lulus. Stop juga kebijakan hrs ada standar KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( Kkm)
Ya jelas EBTANAS lebih berkwalitas dan bisa di pertanggungjawabkan...
Jelas...baik untuk geberasi bangsa dan negara...
Ebtanas jelas bukti negara kuat..berdaulat...
Badan Standar Kurikulum Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikdasmen, TIDAK 7UJUR. Makanya UN wajib diadakan kembali.
Jadikan UN sebagai alat ukur kemampuan siswa bukan sebagai penentu kelulusan siswa
Adakan jg pemberlakuan Rapor merah , perengkingan dan Rapor harus di liat langsung orang tua ternyata Rapor anaknya sekian merah .
Maaf dari pd asesmen asesmen di mana tdk ada pengaruhnya mutu tdk membuat siswa belajar tidak sama sekali , maka kami rakyat sangat setuju UN agar siswa terpacu belajar , maaf maaf asesmen itu klu sy katakan habuskan dana saja yg hanya sampel saja . Anbk , Ahkmi maaf tdk ada efek mutu , siswa tetap tdk belajar . Yg masyarakat inginkan itu siswa blajar . Persoalan curang , tindak tegas siapa yg bantu pasang cctv . Yakin UN bisa naikkan mutu .
Setuju UN
UNY hadir
Tdk ada UN tdk ada tantangan, tdk ada evaluasi thd sekolah, guru dan siswa. Anak2 tambah malas belajar.
Apanya yang sama Bos.... Sarpras saja tidak merata, gurunya tidak merata, ada guru yang mengajar tidak sesuai bidangnya, adayang mengajar hanya tammatan SMA/SMK sementara ada sekolah yang lengkap gurunya bahkan lebih. Dan bagaimanapun alasanya sarpras turut berpengaruh dalam proses kegiatan pembelajaran. Saya sebagai guru selama 25 tahun mengajar, menilai bahwa sarpras itu sangat penting dalam PBM. Jangan asal bunyi Bos... Dan UN selama ini penuh dengan kemunafikan dan tidak bisa dipercaya hasilnya kecuali dilaksanakan oleh lembaga independen. Mereka yang menyusun soal dan kisi kisinya, mereka yang melaksanakn, dan mereka juga yang harus mengelola nilainya serta menentukan standar kelulusannya. Itu baru bisa dipercaya. Sepanjang sekolah yang menyelenggarakan, saya yakin akan selalu ada tim sukses kelulusan di setiap satuan pendidikan.
Saya seorang guru SD, saya merasakan sejak tidak UN, motivasi anak kurang. Apalagi untuk memasuki ke jenjang yang lebih tinggi memakai zonasi, anak yang jauh dari sekolah otomatis tidak ada kesempatan. Prestasi memakai raport yang standarnya berbeda beda. Susah untuk patokan. Untuk itu UN masih diperlukan selama belum ada formula yang lebih bagus dari UN
Betulll sekaliii
Sy sepakat dengan pendapat Ibu