Apakah Catatan Sejarah Kita Elitis? -
Вставка
- Опубліковано 25 чер 2024
- Budaya bukan sekadar dapat dipahami secara rekonstruktif, tetapi juga proyektif. Artinya, interpretasi yang kita lakukan tidak hanya bisa mengungkap makna ekspresi budaya tersebut di masa lampau. Akan tetapi, juga bisa kita refleksikan makna dan kebijaksanannya bagi hari ini dan esok. Seakan-akan, kebudayaan tersebut hidup kembali di hadapan kita.
Begitu juga spirit dari percakapan kali ini. Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristekdikti, Hilmar Farid, mengajak kita untuk menilik kembali jati diri Indonesia sebagai bangsa yang bukan sekadar ‘merayakan’ keberagaman dan kompleksitas, tetapi juga ulung dalam mengelolanya. Beliau juga memantik kita untuk becermin dan bertindak-apakah hari ini kita sudah berlenggang dengan jati diri tersebut, atau jangan-jangan kita malah berjalan menjauhinya.
#GitaWirjawan #Endgame #HilmarFarid
---------------------
Kunjungi siniar Kultur Wawas milik Pak Hilmar:
@HilmarFarid_
---------------------
Dapatkan buku Hilmar Farid, “Perang Suara: Bahasa dan Politik Pergerakan” di sini:
komunitasbambu.id/product/per...
---------------------
Catatan dari episode ini:
sgpp.me/eps189notes
---------------------
Kunjungi dan subscribe:
@Endgame_Clips
@SGPPIndonesia
---------------------
Bagian
0:01:33 - Masa kecil dan pengaruhnya pada Hilmar hari ini
0:11:29 - Budaya Indonesia sejati: Cakap merawat kompleksitas
0:17:08 - Obat amnesia historis: Relevansi
0:20:55 - Belajar dari perancang dan pembangun Borobudur
0:32:12 - Budaya baca dan budaya perfeksionisme Korea Selatan
0:44:07 - Budaya konfrontasi vs perfeksionisme
0:55:10 - Peran swasta, sains, dan teknologi dalam memajukan budaya
1:06:13 - Cagar Budaya Muarajambi
1:08:31 - Pendidikan, geopolitik, peradaban klasik
1:14:50 - Membangun kembali budaya: Top-down atau bottom-up?
1:24:24 - Endgame kita: Budaya sebagai pijakan pembangunan
“Segala warisan dari nenek moyangmu, raihlah kembali dengan usahamu jika engkau ingin benar-benar memilikinya.” -Goethe
Terima kasih, teman-teman, sudah menyimak. Siapa pemikir/sejarawan/budayawan berikutnya yang perlu kami undang?
Dr Anhar Gonggong, JJ Rizal,...Pak Gita
Great episode, Pak Gita and Pak Fay. Inspiring
Bung Bonnie Triyana, Pak Gita.
Keren Endgame, makin membangun kesadaran diri dalam ikatan bangsa, usul berikutnya Prof. Ahmad Mansyur Suryanegara ...terimakasih
Perlunya kita memiliki Kementerian Kebudayaan dan Peradaban
saya rasa notion mengenai menciptakan storyteller harus lebih dari sekadar memperbanyak english speaker di Indonesia, tetapi “english speaker yang berbudaya indonesia”. karena sbg remaja yg tinggal di jabodetabek, hampir semua teman” saya bisa berbahasa inggris dan banyak yg sangat fasih. tp common problemnya adalah, mereka yg fasih berbahasa inggris ini biasanya kurang ‘berbudaya indonesia’. sehingga ketika berkomunikasi tdk bisa dijadikan representasi indonesia.
teman” saya menjadi fasih berbahasa inggris krn sering terekspos dgn media dari luar. game, film, kartun, hingga postingan media sosial. otomatis budaya” luar ini jg yg ‘fasih’ dilakukan teman” saya. jadi, saya rasa pemerintah perlu segera memfasilitasi pembelajaran bahasa inggris di indonesia. biar bahasa internasional ini bisa dipelajari dgn kearifan lokal.
Betul ini kak. Maka saya seting ajak anak2 saya ke museum, supaya mereka tahu akar budayanya sendiri.
betul banget ini
Ya, agreee bangett kak kebanyakan ni orang " India banyak yang jadi CO IN AMERICAN COMPANY tu kebanyakan dari warganya bisa English fluent, so their country is developed.
betull.. sebagai orang awam di perkotaan/daerah urban, kondisinya sekarang jauh lebih mudah saya akses pengetahuan berbahasa inggris/pengetahuan internasional dibanding informasi tentang kekayaan budaya lokal. Jadi terasa kurang eksposure gt 😅
@@petrausie7917 ini dia! summed up in one sentence
Baru tadi siang saya berkesempatan menonton bapak ini di channel Narasi-nya Mbak Najwa Shihab soal komplek candi Muaro Jambi, dan kebetulan sekali malam ini beliau ada di channel-nya Pak Gita.
sama, btw suara bapaknya ngebas berwibawa haha
sama lagi
Pengalaman yg serupa
Saya pertama kali menikmati ketajaman nalar dan keluasan wawasan Hilmar Farid, saat beliau masih mhsw, melalui artikelnya dlm jurnal Prisma berupa resensi atas sebuah buku sejarah. Betapa dlm tulisan yg tak panjang itu ia bs mengerahkan sekaligus bbrp pendekatan filsafat sejarah, termasuk yg saat itu terhitung sbg paling mutakhir.
sama 😅 baru tadi lihat di channel mbak Nana sekarang muncul lagi ini di timeline 😅
Pak Gita seolah menyampaikan pesan tersembunyi, kemampuan berbahasa inggris yang baik sangat ditentukan oleh kemampuan berbahasa Indonesia yang juga baik. :))
Tepat.
Itu tidak pernah tersembunyi. Hanya tidak tersadari.
Ad yg menarik kritiknya Byung-Chul Han (filsuf Korea kontemporer) dimana ada perubahan masyarakat yg memiliki kultur disiplin berubah menjadi kultur prestasi yg berlomba2 utk menghasilkan kesuksesan. Intinya ada pergeseran nilai pada generasi modern di setiap negara dikarenakan faktor globalisasi dan mimpi untuk "sukses".
Kelelahan mendasar sebagaimana definisi Byung-Chul Han sudah terjadi di Indonesia, terkhususnya perkotaannya. Tetapi negaranya masih gini gini aja🤣🤣🤣🤣
Itulah yg di bahasakan disrupsi oleh pak gita.
ngeriiiii...openingnya bikin merinding.
setuju bgt dialog kedua tokoh yg luar biasa, Pak Gita bicara ttg STEM dgn Pak Hilmar yang basically Social, keunggulan STEM Korea betul bgt bs dilawan dgn keunggulan kita di PANGAN, sedihnya di negeri ini petani jd pekerjaan yg miris bnyk petani berharap anaknya bs sekolah dan hanya sekedar jadi karyawan, pdhal di amrik pangan luar biasa, dan emg btul teknologi harus dikembangin, kita jangan teknologi pangan yg mewah yg biasa macem traktor aja dikorupsi proyeknya
Selalu senang dengan pertanyaan pembukanya "masa kecil dengan pendidikan IBU dan AYAH" beserta lingkungan🌻sekitar.
Kalau kita bisa mengdangdutkan dunia, kenapa tidak pak. Hal ini terpikirkan oleh saya juga. Kalau ini jadi hal yang akan meningkatkan percaya diri dan jati diri, kenapa tdk dilakukan.
Kita punya pedoman Pancagatra (IPOLEKSOSBUDHANKAM), pelajaran paling awal saat masuk Lemhannas. Tetapi dalam prakteknya penggarapannya hanya dominan di bidang politik, politik dan politik. Segala sesuatunya, ujung-ujungnya disangkut-pautkan dengan kepentingan politik, keuntungan politik, yang sifatnya sangat short-term. Sementara di sektor SOSBUD (yang cenderung lebih bersifat long-term), masih sangat minim penggarapannya. Padahal kekuatan soft-power nya bagi kepentingan nasional justru sangat powerful sebagai daya tawar dalam berdiplomasi di dunia internasional!
Oh menarik ini. Saudara Pernah kuliah di lemhanas ?
ngomongin sejarah coba undang Sinta Ridwan Pak Gita, beliau budayawan dan sejarawan perempuan yang mendalami aksara-aksara sejarah atau filologi, nusantara
6:41 Orang-orang di luar pulau Jawa memang tak banyak sukses di dunia politik, tapi banyak yang sukses dan jadi orang besar lewat jalur lain.
heh? Empat dari lima pendiri bangsa itu orang luar Jawa. Tiga orang Minang, satu orang Batak Mandailing. Yang satu orang Jawa juga pun, setengah orang Bali.
Sepakat. Seharusnya kalau Indonesia masih stagnan orang Jawa besarlah yang paling banyak terpantik untuk merenung tapi realitanya urusan makan untuk dapat porsi paling besar jadi kesibukan utama sampai lupa merenung.
Orang Jawa sibuk di politik dan birokrasi, payah di kewirausahaan. Ketika jadi politisi minta sumbangan dari pengusaha Etnis Tionghoa.
Here we go again
@@wenderisdatanya apa bro pendiri Bangsa cuma 5 orang ??? Pendiri Bangsa Indonesia itu ada di BPUPKI dan PPKI. Di situ justru mayoritas orang Jawa.
Segala hal hasil budaya yg berkualitas tidak terlepas dari pola pikir serta pola kerja yg idealis dan perfeksionis. Hal hal yg spektakuler yg ada di dunia ini adalah wujud nyata dari idealis dan perfeksionis. Apa pun itu.
Membangun jati diri bangsa yg berkualitas berarti menumbuhkembangkan suatu budaya hidup yg dilandasi moral dan integritas dalam segala aspek.
Itu adalah hal mendasar yg dibutuhkan negeri ini untuk bergerak secara dinamis dengan akselerasi yg optimal.
Edealis dan perfeksionis bukan berarti tdk memiliki keterbatasan namun seiring dengan proses segala keterbatasan dan kendala itu tentunya bisa diatasi dengan keuletan serta kesabaran kesabaran.
Tingginya kualitas suatu hal sangat berbanding lurus dengan kadar rasa idealis dan perfeksionis yg ditopang oleh skill di dalamnya baik dari faktor internal maupun eksternal.
😊😊🙏🙏
Terima kasih
Dengan era digialtalisasi, kreatifitas dan nilai-nilai budaya oleh beberapa orang sudah dianggap kuno dan terlupakan
Mari bersama kolaborasikan kearifan budaya bangsa dengan digital modern dimana kebijaksanaan dan kreatifitas yang menjadi warisan dari nenek moyang dapat dilestarikan dan dikembangkan di era digital 🙏🏻
54:41 Semoga Indonesia bisa bikin film yang mengaitkan ciri khasnya mulai dari berbagai bahasa daerah"nya, berbagai jenis makanannya, temuan"nya dan toleransi antar umat beragamanya.
Pak Gita, tolong undang Dandhy Laksono, gagasannya tentang ke Indonesiaan menarik sekali.
Panggil juga prof peter carey pak... Dosen oxford yg nulis sejarah perang Diponegoro
Siap segera🙏🏼
Ijin Pak Gita..
Paket komplit stlh konten Pak Dirjen Hilmar bisa undang Prof Bambang Sugiharto spill dg bukunya "Kebudayaan dan Kondisi post- Tradisi" Makna dn kompleksitas dimensi Kebudayaan, posisisoning n konteks Indonesia kajian filosofis permaslahan budaya Abad 21🙏 Terimakasih
@@gwirjawanbaik pak Gita, Terima kasih banyak..
Menjadi Relevan Pembanguan Candi Borobudur vs Pembanguan Ibu Kota Nusantara.... Pembicaraan Awal / Perencanaan & Penyelesaian / Bentuk Akhirnya Memakan Waktu serta melampaui Umur plus generasi ??? Belajar Dari Sejarah BISA.......
Bang Gita...
Coba undang Kiyai Imaduddin Utsman Al Bantani seorang yang cerdas dan tokoh muda pejuang kesetaraan umat manusia.
JATI DIRI (mengetahui keunggulan dan kelemahan kita)....sehingga kita fokusa untuk ngembangin keunggulan....agar menjadi ahli sehingga mendapatkan nilai penghargaan yang tinggi secara ekonomi sehingga kita sejahtera
Saya biasa nya ngobrol atas reverensi sejarah ...
Dan semua menjadi runut....dan realistis
tak terbayangkan akan jadi se-maju dan se-berkembang apa peradaban nusantara jika sejarah tulis abad ke-7/8 serta arsitektur Candi Borobudur itu nyata, ada dan tersimpan rapih. luar biasa, dibalik segala dinamika yang terjadi di masa itu, dengan asumsi mungkin saja dan bisa salah adalah budaya tutur orang timur yang kental sampai masa kini membuat budaya tulis di waktu itu kurang diperhatikan, padahal itu yang akan menjadi penentu arah perkembangan dr suatu peradaban di kemudian hari
Sepertinya kebudayaan yang diperkapkan meliputi 3 hal:
1. Warisan budaya. Persoalan hulu dan hilirnya. Perlu kementerian warisan budaya, seni, dan ekonomi kreatif. Semoga pula berbagai regulasi yang mengatur persoalan hulu hilir ini secara teknis dapat dibuat dan diterapkan lebih cepat.
2. Pembudayaan. Persoalan membentuk generasi masa depan. Persoalan ini yang melibatkan berbagai kementerian, lembaga, dan juga partisipasi masyarakat. Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan perlu diperkuat dan menterinya harus seorang teknokrat.
3. Komitmen bersama kebudayaan sebagai pijakan untuk menentukan arah bangsa dan negara.
Fiks. Untuk ini Presiden harus terjun langsung sebagai panglimanya.
😊
Dekatatkan Bangsa Indonesia pada sejarah dan budaya peradaban nya
Terima kasih Endgame, Pak Gita. Terima kasih Pak Hilmar...
Semoga kedepan berkenan menghadirkan Romo A. Setyo Wibowo atau Seno Gumira Ajidarma.
kalo bangsa mau maju faktor moralitas bangsa harus ditingkatkank ke level maksimum baru yg lain lainnya menyusul
seberapa maju sebuah bangsa hampir/ selalu berbanding lurus dengan seberapa jauh dan otentik sebuah bangsa mampu menarik sejarah bangsanya sendiri.
dengan bahasa romantic "menggendong masalalu untuk meminang masa depan."
Terima kasih Pak Gita, Sudah memberikan wawasan baru dan perspektif baru
Kalo ada Kementrian Kebudayaan, salah satu kandidatnya ya pak Hilman Farid ini, yg mengerti masalah. Cocok jg utk Fadli Dzon yg mengerti dan suka sama Kebudayaan. Analisa yg logis aja, bukan partisan yah 😁😁😁
Selama kita tdk terperangkap dan terjebak geopolitik strategi negara adikuasa, harapan untuk kemajuan masa depan masih terbuka
Saya setuju kita butuh lebih banyak storyteller yg mampu menceritakan dan mencitrakan Indonesia kepada dunia dlm berbagai wujud. Jika ini dibawa ke bidang pendidikan/pengajaran bahasa Inggris, pertanyaannya: Apakah kurikulum bahasa Inggris di sekolah/kampus kita mendukung upaya itu? Bagaimana hasilnya selama ini? Kalau saya lihat cara orang Indonesia berbahasa Inggris hari ini, yang pada umumnya hanya terbatas pada "Hello, Mister," "How are you?", "Thank you," "I'm sorry," dll., tampaknya perlu ada pembenahan besar-besaran.
Sistem tata kelola dari nilai2 keberagaman leluhur kita mulai mengalami disrupsi . System membuat demikian . Aturan2, regulasi yg mendesain semua harus berbasis competence..
Alhamdulillah terimakasih Pak Gitawi, Narasumber2 top2 la,, @Felix Siauw barangkali juga bisa salah satu opsi utk narasumber berikut ny pak Gitawi😊
terimakasih untuk ilmunya pak
Terimakasihv😊
Muaranya pada pendidikan.
Pendidikan muaranya pada guru
Dan guru muaranya pada budaya
Budaya muaranya pada sejarah
yang selalu ditunggu-tunggu😊
channel penuh ilmu dan pengetahuan 💗
Nyimak Pak... Terimakasih. Menambah khazanah kehidupan.
Entah kenapa selalu bergetar saat menonton Podcast nya Pak Gita. Hatur Nuhun Pak Gita
Benar sekali dengan banyaknya perbedaan kita masih bisa bersatu, di eropa dan timur tengah etnisnya saling gontok gontokan
Belajarlah sejarah, sebab dari sejarah kamu akan tahu darimana haru belajar dan darimana harus berjalan.
Indonesia Bangkit dan Jaya ❤
Selalu lugassssss dan seru kalo uda dengerin pak dirjen bicaraaaa
Berpikir historis pada akhirnya akan membangun kolaborasi penelitian.
Kebetulan baru saja mengunjungi Asian Civilization Museum di Singapura. Banyak benda sejarah asal Indonesia tersimpan di dalamnya dan menjadi satu rangkaian cerita lengkap dan apik tentang Peradaban Orang Asia. Apa yang tersampaikan dalam obrolan ini cukup relevan dengan apa yang baru saja saya simak di dalam museum itu
Keren dan Luar Biasa 😊😊😊
Mungkin karena kebanyakan orang Indonesia sudah lupa dengan proses menanam, merawat pohon kelapa. Sehingga yang menanam seringkali tidak menikmati buah kelapa yang dia tanam, tetapi generasi sesudahnya yang akan menikmati itu.
Nyimak
Setuju Pak Gita, kita kekurangan banyak story teller. Waktu saya bekerja di Perusahaan Multi Nasional, orang kita tidak pandai berbicara, tetapi jago dan handy dalam bekerja. Beda dengan orang AS dan India yang bagus dalam menjual. Saya pernah dapat program mementor puluhan mahasiswa Indonesia (UI, Itb, Atmajaya, dll), dan saya encourage mereka untuk berbicara setiap meeting, bahkan dalam PRE-BID (rapat penjelasan) kepada Potensial Supplier. Thanks God, berhasil, semua mahasiswa yang internship di Chevron, yang saya bimbing, banyak menjadi orang hebat & berani berbicara. Cuma, budaya berbicara setara (antara junior vs senior) kurang begitu digalakkan di Indonesia.
Tema warisan Syailendra menarik apabila mendapat porsi sendiri pada chanel ini. Keren
Topik2 dan NarSum di ~ End Games ~ condong berkiblat ke barat dengan bahasa dan istilah yang sangat " berat " untuk dicerna " akar rumput " .....
Luar biasa Pak Gita 👍🏻
dari dulu selalu nungguin episode ini,akhirnya rilis jugaa terimakasih pak gita
Sehat selalu Pak Gita🤲
Pak Gita mungkin bisa undang Prof Melani Budianta, pelopor pemikiran cultural studies di Indonesia dan pakar literatur/sastra, gurunya Bang Hilmar Farid dr FIB UI.
Saya suka Pak Gita, tapi di episode ini mohon maaf bapak terlalu banyak bicara.🙏
Saya ingin dengar Pak Hilmar yg lebih banyak cerita.
Selalu nungguin konten terbarunya pak gita 👍🙏🔥
Kesulitan para tokoh2 masyarakat negeri ini yang mau mengakui kejujuran budaya peradaban bangsa ini sebelumnya
Antara Perfeksionis dan Publik opinion yang massif.
Diskusi yg luar biasa bagus. I like and enjoy very much. It will help the society to understand how important a history. Saya setuju sekali tentang perlunya story teller. Bagaimana kalau Ubud Writer Festival yg setiap tahun diadakan di Ubud di perluas sebagai ajang penulis local juga ?
wow warga jatinegaraaaa
Hadir
*MEMAHAMI DIRI KITA*
Membaca Sejarah adalah.
Membaca DNA kita sebagai Bangsa.
_Siapa diri kita_ .
Ingin tahu tentang diri kita.
Harus membaca sejarah.
_Tentang Bangsa kita_ .
Mengetahui tentang sejarah.
Membuat kita Percaya Diri.
_Siapa diri kita_ .
Jangan meremehkan diri sendiri.
Kita harus tahu.
_Siapa diri kita_ .
Sejarah adalah sarana.
Pintu pembuka.
_Siapa diri kita_ .
Baca Sejarah yang nyata.
Bukan Sejarah yang dibuat Kolonial.
_Agar tahu siapa diri kita_ .
*Sebenarnya* ....
_Selasa, 18 Juni 2024_
_Disarikan dan terispirasi_
_Dari pernyataan Sejarawan dan Penulis_
*_Peter Carey_*
Semoga Pak Gita berkenan mengundang Mas Sabrang, anaknya Caknun, utk membahas dampak Pendidikan, Humaniora, dan Spiritual di jaman yg mulai rusak ini.
Sudah pernah dindang kak, ada di UA-cam endgame
sentralisasi street food dan event pusat budaya
openingnya bagus bgt
🌹🌹
Pak Gita,
oleh karena itu kementrian pendidikan, budaya dan riset teknologi segera dipisah. jika ingin mekonsolidasi budaya alam indonesia.
Kalau bisa ada khusus kementrian kebudayaan. aktifkan kejuaraan tari, masak, bahkan mempublikasikan daerahnya untuk pariwisata tanpa menghilangkan nilai nilai budaya dari daerah tersebut.
Seperti Bali, sekarang sudah jauh dari adat leluhurnya tp mereka maju..tp yang maju bukan warga lokal.
beda jauh dengan daerah sumatera barat yang masih menjaga budaya nya sampai2 bisa dibilang kota mati karena takut diambil oleh investor dan warga lokal kehilangan tempat tinggal.
nah contoh ke dua daerah ini harus di carikan solusinya. Pariwisata oke tapi tidak menghilangkan nilai leluhur.
Pak..
Jangan jadikan sejarah budaya pariwisata ini hanyaa viralitas semata..karena ada daerah yang tak ada SDA yg bs membuat mereka menjalankan perekonomian..tp yang ga ada SDA, mungkin ada budaya nya yg bs mereka publikasikan..dengan SDM yg ada...
1:08:51 wah baru tau. Saya suka basket untuk melatih tingkat fokus.
Ok pak Gita, time to get najwa and have a deep talk about Indonesia. Pretty please.
Tak ada negara maju manapun yang meninggalkan budaya Leluhurnya
daleem pak
Syailendra dari sumatera menetap dijawa setelah masa penghukuman sesuai dengan prasasti kota kapur mendarat di pantai utara jawa memahat prasasti pertama sojomerto berbahasa melayu kuna dan pemimpin digelari dapunta sesuai dengan gelar sriwijaya baru kemudian menyesuaikan dengan adat adat india bergelar maharaja
Perlu ada upaya mengkonversi pengetahuan sejarah menjadi ilmu yg dapat digunakan di masa kini pun mendatang. Berijutnya kita harus bisa membangun narasi bahwa kita juga menurunkan sejarah via tulisan melalui prasasti, lontar dan jenis dokumentasi lain.
Obatnya udah pada tau saya yakin yaitu hukuman mati bagi koruptor, penjara seumur hidup pelaku nepotisme & hilangkan conflict of interest. Terapkan Sistem meritokrasi yg transparan untuk rekrutmen bagi pns, asn, pegawai bumn dan seluruh aparat hukum tni polri semua level. Terapkan Pembiayaan partai politik oleh negara yg transparan.
Karena menurut saya percuma mau benerin di berbagai macam aspek seperti ekonomi, pendidikan, budaya dll. Klo penegakan hukum nya kacau dan budaya korup / nepotisme msh merajalela.
Next undang Pandji Pragiwaksono, Pak Gita.. 🫡
Pak, pernah mengudang Prof. Yohanes Surya? Kalau belum, rasanya boleh untuk dihadirkan, menarik untuk disimak mengenai pendidikan di Indonesia.
Belajar dari jepang setelah di bom atom. Berapa guru yang masih hidup. Kunci membangun bangsa Indonesia.
Ken Arok anak dari kasta tinggi,
Gajah Mada juga demikian. Eli-
tisme memang khas Asia, tidak
melulu Indonesia.
Inggris Raya memang monarki,
tetapi raja pernah dipenggal ;
Perancis sebuah republik, teta-
pi semua bocah sekolah paham
kepala Louis XVI terpotong !
Indonesia mirip Jepang, kosmo-
logi yang berorientasi ke dalam ;
orang-orang lebih suka harmoni,
meski risiko stagnasi tidak mus-
tahil meruntuhkan negara semi-
sal karena faktor multikultur !
Pancasila seumpama "jembatan",
tetapi mirip versi sungguhan, bi-
la tidak dirawat akan ambruk ka-
rena berhenti relevan alias usang !
Buat film kolosal sejarah sih pak, semacam cut nyak dien. Temanya banyak sekali, dari jaman kerajaan sampai jaman kerusuhan 1998.. Mohon lah dibuatkan movie. Lebih bagus lagi film serial. Kalau film serial tentu saja bisa kita bisa ceritakan tentang budaya, aksara, kuliner kita atau hubungan kita dengan 1/3 dunia untuk berdagang atau mengeksplorasi. Pelaut-pelaut sriwijaya bisa berlayar ke semua arah dimana kehidupan kita belum multi-polar. Banyak yang dapat kita ceritakan disini. Bikinkan kostum yang megah dengan ornamen-ornamen keemasan, karena orang dari seluruh penjuru datang ke nusantara, salah satunya untuk berdagang emas dan rempah. Dengan demikian akan banyak yang menunggu ceritanya. I look forward for that.
khusus Indonesia, mnrt saya kita jangan takut untuk melihat banyak problem di Indonesia oleh karena faktor agama. Pernah denger, ada pemuka agama yg mengatakan " ngapain belajar bahasa inggris, karena di surga tidak pakai bahasa inggris" what a stupidity
tapi anehnya SISTEM PENDIDIKAN DI INDO bertolak belakang dengan basis JATI DIRI (BAKAT DAN MINAT)....sehingga setiap anak bangsa dikubur dari muda bakat dan minatnya...COBA SILAHKAN SURVEY STATISTIK....tanyakan bakat dan minat anak SMA....pasti mereka gak tahu...padahal bangsa kan terdiri dari anak bangsa....
Akar nya msh nyangkut di korupsi juga
Kebayang kl byk rakyat yg cerdas, ntar minta koruptor minimal mati. Trus pejabat jd susah korup
🐭🙄
Please undang Prof. Ariel Heryanto, pak. Beliau punya banyak fokus terhadap kajian keindonesiaan dan Asia. Pasti bakal banyak nyambung dengan obrolan Pak Gita. Hahaha 😀
☕🇮🇩☕🇮🇩☕🇮🇩🙏🙏🙏
Sebenarnya secara umum Korea tidak pernah membuat movie dan musik yang bagus.
mereka itu hanya mengisi kekosongan pasar.
Saya curiga kalau kualitas movie mereka ditingkatkan lebih kearah yang lebih dalam.
malah mereka akah ditinggalkan oleh penggemarnya sekarang ini.
Pak Gitaaaa.... Undang Romo Setyo Wibowo dong... 😊🙏
Editingnya kerenn pak🎉
Yang bikin opening layak naik gaji
opening keren banget pak gittt 😭
Ditanya apa endgamenya dirjen kebudayaan. Udah 9 th loh. "Mau bikin pondasi dari apa yg pak Gita sampaikan". Saya lebih suka kalo jawabannya "Saya ingin sekali mendorong percepatan 1000 film Indonesia go internasional" maka ini terdengar lebih serius dan tidak main-main. Kalau jawabannya spt itu pak, bpk masih mau wacana mulu namanya. Indonesia butuh dirjen kebudayaan yang ambisius.
Undang Dedy Corbuzier dong pak
Dan lebih bodohnya kita diajarkan dan disuruh percaya prambanan dibangun 1 malam
Pak Gita, undang Gus Ach Dhofir Zuhry🙏🏼
Up
Saya sekarang hidup di LN ,, saya punya pikiran kenapa makanan indonesia yg enak2 ini tidak populer. Saya udah punya jawabannya. Karena kuliner indonesia terlalu BANYAK dan tidak 1 pun kuliner yg bisa mewakili dari sabang sampai Merauke,, tidak ada kesepakatan budaya ttg kuliner indonesia, contoh Rendang... gak bisa mewakili indonesia timur, begitu pula sebaiknya. Kita ambil contoh Japan Sushi...mereka sepakati sebagai kuliner khas japan...akhirnya sushi begitu populer di dunia... ini yg sangat saya sayangkan. Tapi gak sederhana itu juga ..ini juga ada faktor geo politik jepang sendiri yg bagus hubungan luar negerinya,, mereka bisa menjual budaya mereka di tanah asing. Sementara kita masih bingung dgn identitas Indonesia yg begitu Kompleks. Gitu pak Gita.......
ok
Bahkan bibir pun bisa jadi salah satu etika dalam berbicara. Itu ringan..tapi saya memperhatikan.
Fay gendutan pas jadi birokrat. Ga nyangka si gondrong fay bisa segininya
17:03🎉