Dokter, di kota ku yang kecil ini saya sudah 3 kali ganti psikeater dan mereka mengecewakan sekali, bahkan ada yang bilang begini "umur kamu sekarang 23 ? Sudahlah menikah saja", saya berhenti seeking help from professional kecuali nonton vidio dokter dan berharap suatu hari bisa " Tertolong" Oleh dokter yang benar profesional.
@@saelkaestherlyna7093 lucu dan jahat menurutku, waktu itu dia sendiri diagnosa aku PTSD dan depresi jadi rasanya dia yang profesional pun gamau nolong, aku merasa aku harus kemana lagi? Lagian dia dokter praktik gitu kok, aku ga pake bpjs
Saran saya kalo cari Psikiater Googling dl dokter2 di RS terdekat, setelah keluar nama2nya, cari sosial medianya, di lihat apakah dokter tersebut sering membicarakan soal kesehatan jiwa, kan keliatan dokter yg mempunyai kepedulian kepada kesehatan jiwa, apakah sering di undang sebagai pembicara, di dengarkan kalo ada video2 dokternya, apa saja yg di bicarakan, bagaimana cara berbicaranya.. Nanti kalo ketemu yg klik baru kita coba konsul dgn dokter tsb
@kholida6277 itu sudah tidak asing krn saya jg dikota besar ttp sudah cari sp.kj yg bener padahal sp.kj yg saya temui sudah puluhan tahun praktek tp mrk malah ngejudge pasiennya
Tuhan emang ga pernah salah dalam memutuskan sesuatu. Aku lagi carut marut beberapa hari ini,, and i found this video?! It's sooo relieving. Thank you so much, dok.
Bagian tersakit yaitu mengetahui bahwa gue sedang gak baik" Aja, sering banget emosi gak stabil hingga meluapkan ke orang-orang terdekat, beberapa menit kemudian menyesalinya, kenapa gue garus marah dll ;)
aku termasuk sensitif sama orang yg berkata kasar dan cenderung menjauhinya. namun itu bukan karna trauma. tapi karna memang terlahir dan berada di lingkungan yang berinteraksi secara lembut dan baik. jadi ketika berada ditempat baru yang cenderung kasar kayak berasa ada jleb di hati dan langsung memutuskan tidak cocok bergaul dengan mereka.
Saya ingin berbagi perspektif. Mungkin tidak tepat karena saya juga tidak tau persis keadaan lingkungan Kakak. Tapi... Jangan-jangan dengan kultur interaksi "lembut dan baik" itu jadi kurang ada toleransi terhadap ekspresi-ekspresi lain, misalnya marah dan kecewa. Ada shaming saat orang mengekspresikan kemarahan secara terbuka. Padahal marah adalah bagian dari diri manusia yang perlu diungkapkan juga. Dengan marah orang bisa ngasih tau bahwa ada yang ga beres dalam dinamika hubungannya.
@@ivon_xentahlah, anda dan saya sama... Saya adalah orang eksak. Suka yg jelas. Ekspresi itu, muncul dikarenakan keadaan. We just aren't controling everything. Di dunia ini, sudah semakin maju. HARUSNYA orang-orang mulai belajar DIALEKTIKA HEGEL! We are just the fuckin same ... Do u like math?
@ivon_x mungkin kasarnya cara berbicaranya bkn krna marah. Aku pun gt udh terbiasa tumbuh dikeluarga yg cara bicaranya sopan dan santun,jd ketika ketemu org yg biasa ngmng kasar bnr2 buat gk nyaman.
Makasih dok, aku kok merasa diterima dengan mendengar kalimat "itu bukan hal kecil, itu hal yg significant dan bermakna". Rasanya apa yg dialami selama ini dan menganggu akhirnya ada yg mengiyakan itu sebuah masalah yg perlu diselesaikan, bukan dibiarkan karna sepele. 😢
Aku bersyukur banget, jaman sekarang sudah banyak orang2 hebat yang memberikan edukasi yang sangat bermanfaat bagi pelaku audiens seperti saya ini masyarakat biasa🙏 semoga channelnya selalu berkembang dan tetap memberikan konten2 yang edukatif, informatif, dan bermanfaat bagi kita semua
Pantes saya kalo di rendahkan paling gasuka dan marah banget, ternyata ini penyebabnya, saya ga harus cerita apa yang terjadi pada saya di masa kecil, tapi saya jadi paham, makasih dokt
Aku 26th akibat orgtua yg punya pengendalian mental rendah, maklum hidup dikampung, dan aku kebawa sifat mereka sampai besar, karena hidupku sllu mereka atur, mereka memutuskan mimpiku tp mereka jg tidak memberi solusi, mereka berkata tidak akan membuatku hidup susah tp diri mereka sendiri tdk bisa melengkapi kebutuhanku sehingga aku mencari pelarian lain ke sosmed berkenalan dg seserang yg bs melengkapi kebutuhanku dan mau membantu mimpiku, tapi sekali lagi mereka tidak membolehkanku berhubungan dg lelaki manapun, tp sekali lagi, mereka tidak mau memberi solusi thdp kebutuhanku akan pasangan, aku seperti katak dalam tempurung, atau seperti boneka yg hidup tp tdk boleh bergerak, atau seperti hewan dalam kerangkeng, dimana dia hanya diberi makanan tp tdk diberi baju ataupun tdk diberi permainan. Skrg diriku yg dewasa, sllu ketrigger masalah kecil, terimakasih Tuhan semoga diriku dimasa depan mendapatkan free finansial shg aku bs membahagiakan diriku sendiri tanpa hrs tergantung kepada orglain baik itu anak suami maupun keluarga
seenggaknya lo ga pernah ditampar di tempat umum atau dipermaluin depan temen temen tk sd sampe dilihatin semua orang cuma gara gara gak menang lomba dan cuma bisa nangis. alhasil gue bangga karna diri gue yang sekarang punya jiwa psikopat tapi gue manfaatin itu buat mengejar cita cita dan berbagai pencapaian di dunia kerja yang harus gue capai demi cuan yang layak. gue berterimakasih pada mommy gue yang single parent yang didik gw tiger parenting sampe gw trauma gangguan kecemasan cabut rambut bahkan sampe psikopat kek sekarang tapi gw punya banyak pencapaian akademis dan non akademis. sekarang Puji Tuhan karir bagus cuan bagus bisa beli rumah walaupun rasa psikopat mau musnahin orang orang tanpa sebab itu masih ada dan suka muncul apalagi deket pms beruntung walau psikopat tapi diarahkan buat yang berguna & tdk sampai menghabisi nyawa orang😎
Tiba-tiba muncul.. ini yg sedang aku tanya" kan pada diri sendiri. Kenapa mudah sekali ke trigger hal yg sepele. Yg akhirnya merasa menyesal knapa melakukan itu.. Pengen rasanya ke psikiater, tpi tkut nemu yg gk cocok. Jdi tkut ngerasa percuma, sia-sia. Ditambah mungkin bayarannya jg cukup mahal.. Aku pengen menyelesaikan ini semua sebelum berkeluarga. Krena takut menyakiti pasangan, keluarganya, ataulun org" trdekatnya.. Pengen jg menjadi anak yg berbakti biar jdi contoh untuk anak" ku klk. Krena skrg ini ntah knapa, lebih mudah ke trigger sama orgtua.. tkut hal ini nntinya jdi contoh yg tdk baik untuk anak" ku klk
banyak orang bilang kalau semua keadaan harus diterima, coba berdamai, dan syukuri saja. semua orang menyederhanakan kata itu dengan kata "sabar". but, this is not about patience anymore. luka jiwa itu memang harus disembuhkan. luka itu nggak segampang omongan orang yg ngomong sabar. itu hal urgent yang perlu diatasi. karena mungkin banyak anak muda sekarang yang merasa bingung sama dirinya sendiri. tubuh orang dewasa namun jiwanya masih anak kecil.
Saya di diagnosis sama psikolog saya mengalami self low esteem, dan benar triger hal kecil itu adalah betuk trauma alam bawah sadar yg terluka, aku menjadi orang yang sangat cepat emosian tidak bisa mendengar kritik terhadap hidup saya, saya tidak bisa mengontrol hidup saya
Sama mba kaya saya cuman saya belum ke psikolog, dan kadang orang pada nyalahin kita atas ekspresi emosional kita akibat trigger atau trauma, sedangkan yg membuat kita sakit berasa tersakiti oleh ekspresi emosional kita
Gimana penangannanya kak, aku juga gampang ke trigger sama hal sepele misal dibilang pake jilbab itu gak bagus atau gak ditwarin makan. Dan aku bisa marah Sampek 2 Minggu diem tidur"an tanpa makan😢
Tuhan seakan² ngasih reminder video dokter tiba² lewat di beranda. Pas lg kondisiku habis dirujuk k psikiater. Hanya karena masalah si "sepele" itu yg menjadi anggapan ibu terhadapku tp aku ngerasa selama hidup gak pernah di hargai dan merasa direndahkan. Sekalipun aku lulusan mhw psikologi nyatanya aku runtuh selama bertahun² mencaba untuk keep semua sendiri dan cari tau coping stress nya harus gimana. Berawal dr tahun 2019 aku kadang² merasa jantungku tiba² sakit saat beraktivitas, tp saat k rs di cek sp jantung dan ekg hasilnya normah bahkan dokter sempat bilang curiga masalahnya faktor psikis tp aku hiraukan. Terasa makin lama ko seakan² sering sakit dada, sampai setahun lebih terakhir sering merasa sakit di bagian dada kiri (jantung), terasa sesak. Kondisi tsb sampai mengganggu waktu istirahat dan tidur. Puncaknya 3 minggu lalu tiba² ditengah² aku tidur, ritme jantung sangat cepat sekali+terasa nyeri di jantung. Sampai terakhir kemarin setelah aku dirujuk k psikiater diberi 2 obat, 1 antidepresan dan 1 obat untuk jantung. Bingung bgt dok aku, diperiksa kondisi jantung (tekanan darah dll) katanya semua normal tp ko di kasih obat yg aku cek itu biasa di berikan untuk kondisi antihipertensi. Kedua obat itu katanya harus aku konsumsi sampai pertemuan selanjutnya dgn psikiater tsb di bulan agustus awal. Waktu aku bertemu dgn psikiater nya jujur aja merasa kurang puas dok, beliau fokus dgn laptopnya. Akupun ngerasa kurang informasi yg pada akhirnya aku sendiri bingung obatnya harus diminum atau tidak khususnya yg untuk jantung itu. Berharap dokter baca komentar ku dan bisa jawab kebingunganku, jujur aku tinggal di daerah yg mana psikiater susah ditemukan kalaupun ada (maaf) dirasa kurang. Terimakasih..
Dan psikiater yg ku temui kemarin responnya sebatas : 1. Keluhannya apa? 2. Lingkungan gak bisa di ubah, jadi kita sendiri harus belajar menerima 3. Ada pikiran bunuh diri? 4. Kasih obat Jujur aku gak puas, kalau responnya seperti itu kaya gak perlu aku ke psikiater krn 4 tahun belajar psikologi pun aku paham konsep self acceptance. Makanya aku coba bertahan sendiri pun krn aku sambil belajar kontrol diri sendiri dok walau sulit.
@@lutfiatiasyifakayak.x prefer ke psikolog dulu ka sebelum ke psikiater soalnya kalo psikiater jatuhnya "dokter" jd beliau ngasih obat untuk meredakan gejala di otaknya/tubuhnya. kalo pengen dapetnya secara terapi, motivasi dll lebih ke psikolog
@@lutfiatiasyifaKe psikolog dlu kak, baru dirujuk ke pskiater. Dlu ku pernah nanya lgsng, bedanya psikolog sama pskiater. Katanya psikolog itu buat masalah secara lisan, dan pskiater jika sudah parah sehingga diberikan obat. Jadi harusnya awalan berobatnya ke psikolog dlu kak, biar psikolog bisa kerjasama sama pskiater buat nanganin masalah pasien.
selama ini aku bertanya2 sebenernya aku ini kenapa krn sensi bgt sm hal2 sepele bahkan sampe meledak2 trs sering bgt sampe nangis, trs denger penjelasan dr jiemi makin nangis sesenggukan krn relate, oh ternyata emg ada trauma yg blm sembuh:’(((
Mungkin pengalaman diroraki waktu belajar tari bali...dan pelajaran bahasa indonesia cara pengucapan yg salah dicela didepan kelas itu yg sangat membekas...menimbulkan ketakutan yg membuat aku tdk bertumbuh maksimal...sekarang minimal tdk membuly dan bagaimana membuat anak dan cucuku tumbuh sehat bebas dr rasa takut untuk salah ....GBU dokter J 🙏
Materi dokter tentang diri yang bermacam-macam ini mengingatkan saya pada salah satu bagian dalam buku The Body Keeps the Score (recommended untuk dibaca, temen-temen, meskipun banyak yang bilang bukunya bisa triggering karena banyak dicritain kasus-kasus secara eksplisit dan sebenernya mungkin lebih ditujukan bagi profesional (?)). Jadi ada salah satu pendekatan yang diulas di buku itu yang melihat manusia punya banyak diri. Ada si anak kecil yang terluka. Ia ketakutan, merasa tak berdaya, membenci diri sendiri. Bagian ini disingkirkan jauh-jauh. Keberadaannya disangkal kuat-kuat. Muncullah diri-diri lain yang bermacam-macam dan tak jarang saling bertentangan. Diri yang selalu ingin ambil kendali, selalu kritis dan keras. Diri yang destruktif. Diri yang merawat. Dll. Yang seluruhnya dibangun sesungguhnya untuk melindungi si manusia dari rasa sakit dalam dirinya sendiri. Tapi sepanjang si anak kecil yang terluka ini tidak disembuhkan, dinamika dalam diri menjadi tidak seimbang. (sepemahaman saya sebagai pembaca awam) Baca buku ini, saya yang: iya ya. Seluruh bagian itu adalah diri saya, upaya saya sebagai manusia untuk melindungi dirinya sendiri. Bagian yang marah ketika ada yang bikin komentar yang menurut saya melanggar batas. Bagian yang merasa kehilangan. Bagian yang suka melamun atau scrolling-scrolling tanpa akhir, alih-alih segera menghadapi tanggung jawab. Bagian yang ingin menyakiti diri sendiri. Dll. Juga si anak kecil yang harus diyakinkan terus-menerus bahwa ia berada dalam keadaan aman. Sayang sekali saya belum dapat mengakses terapi semacam ini (layanan klinik jiwa yang saya akses pake bpjs dan cukup minimalis 😅). Tapi materi dokter ini memberikan insight yang menarik sekali.
Memang k, sy juga pernah dibilang begitu, tapi semenjak di gituin sy berfikir mungkin ini memang cara Tuhan mendidik sy supaya lebih dewasa lagi dalam menjalani kehidupan ini, dan semakin dewasa semakin banyak mengalah demi orang lain malah semakin kuat jiwa dan batin ini dalam melawan ego diri sendiri k. Semoga bermanfaat
Saya pernah terluka. Dihina, ricaci, tidak dihargai, salah sedikit dibesar²kan, kesalahan orang lain saya yang disalahkan, disuruh mengerti perasaan orang dewasa dan menjaga perasaan orang dewasa ketika saya masih belasan tahun. Efeknya, sekarang saya berumur 20 tahun dan sering merasa susah kontrol emosi, mudah tersinggung, merasa tidak nyaman ketika mendengar nada tinggi. Ini video ketiga tentang emosi yang saya tonton malam ini, setelah saya merasa bersalah karena tidak mengontrol emosi saya tadi siang
aku ketrigger kalo ada yang bilang/bahas hal-hal tentang "pasangan", "jodoh", "pernikahan", "percintaan" bisa meledak. bukan apa-apa sih karena aku lagi struggle masalah percintaan malah disuruh menikah. ditambah sebagian dari mereka bilang "jangan lama-lama nanti perawan tua" apa gak darting 😤
Dulu sering ngerasa kalo trigger dan ketakutan saya soal 'diomongi jelek di belakang' itu berlebihan. Karena emang normalnya diomomgin orang udsh jadi hal biasa yang mungkin dialamin hampir semua orang. Tapi buatku, diomongin di belakang, di cap jelek di belakang, rasanya sslalu kaya dihantam. Sakit banget rasanya. And yes, ini semua berawal dari pengalaman pertama saya ketika diomongin sama temen deket saya sendiri semasa sd. Dan dari situ malah meramnah ke banyak perasaan negatif, kaya low self esteem, insecure, dll. Yang akhirnya ketika saya nyempetin ke psikiater karena kondisi saya udah makin parah (self-harm & suicidal), saya didiagnosis kena depresi dan anxiety.
Dulu masa remaja, saya bbrp X dikecewakan teman2 yg saya rasa dekat dng saya. Tapi saya akhirnya merenung dan belajar utk tdk lagi mau berada di posisi mengerahkan sgl upaya utk seorg teman. Teman sejati saya sekarang ya teman hidup saya. Membuat Pencipta yg Maha Pengasih nyata dalam hidup saya juga menjadi motivasi terbesar saya utk terus menikmati hidup krn hidup ini sangat berharga. Trims
Tadi pagi aku nangis sesegukan cuman karena 4x aku mau pakai kamar mandi tapi papasan terus dipakai sama anggota keluarga lain, akhirnya aku baru bisa pake setelah permintaan aku yg kelima. Awalnya otak aku bingung, kenapa masalah sepele kaya gitu bisa tiba-tiba bikin aku nangis. Tapi yg hati aku rasain sedih banget, dan pengen marah. Ternyata setelah nonton video ini baru aku nyadar, aku inget-inget lagi dulu aku sering disepelein sama temen-temen, sering gak diajakin kalau ada acara acara di sekolah, dan kalau aku ada keperluan yg sama dengan teman, aku sering ngalah/ bahkan gak kebagian kesempatan. Mungkin penyebab aku nangis tadi, itu karena memori kurang menyenangkan di masa lalu ku yang kepanggil lagi😢
Dok keren bgt si kalo di jogja mungkin aku bakal lgsg konsultasi. Bbrp kali ketemu psikiater disni sangat kurang informatif , lgsg cepat sekali kasih resep obat. Untuk masalahnya cm dibilang "cm km yg bisa selesaikan" ya kan gimanaa ga ngerti caranya. Bahkan ada yg lgsg judging "bahaya ini kalo km ga minum obat" 😢. Dan ini kebetulan bgt video ini mampir Kmrn akhirnya ambil sesi hipnoterapi. Dan ya lebih baik jauh Betul trnyta emg harus ditelusur ke akar traumanya , dikeluarkan dan disembuhkan Saat trigger muncul rasanya udh ga ada rasa kesal Hanya memang saking banyaknya trauma 1x sesi hipnoterapi kynya msh kurang
waw, ini relate sekali dgn kejadian yg kualami baru2 ini. Aku mendapat trigger dimarahi teman dekat, di tempat kerja di beri nada tinggi oleh kakak kelasku. merespon hal itu aku gampang sekali menangis. krna aku nangis terus, dikomen oleh kakak kelasku kalau ia merasa terganggu dengan nangisku. "gtu aja nangis, jgn nangis terus napa. kamu jdi bawa energi negatif dsini" tambah nangis pula aku. Ia menyuruhku untuk mengubah paradigma hidup. aku dalam hati merespon, bukan itu jawaban yg kubutuhkan. aku bisa mengontrol itu. tpi yg diherankan adalah mengapa aku nangis terus, tanyaku pada diri sendiri. mengubah paradigma tdk menjawab permasalahanku. aku ngga ngerti dgn diri sendiri, ngga bisa kontrol utk tdk menangis, tpi aku terus disalahkan dgn nangisku. sampai akhirnya suatu saat aku meledak. belum pernah aku se ngamuk itu dalam 10 tahun terakhir. Jambak rambut, dsb. ku biarkan diriku yg terluka menangis sekeras2 nya. disisi lain, versi dewasaku menghibur.. "jgn sampai depresi,, sabar yaa Anakku,, sabar Anakku".. diriku yg terluka pun perllahan2.. membaik yg buatku kaget, kata "anakku" itu ngga pernah aku pakai kata itu sbelumna utk menghibur diri. tpi ini spontan tersebut kata itu tersebut olehku. aku yg menyebut aja kaget. Nah stelah mendengar penjelasan dr. jiemi, baru aku ngeh. oh innerchild! innerchild ku yg terluka ternyata. dan secara tanpa sadar ternyata diriku sdh mengetahui duluan kalau trigger nangis, adalah bagian dari innerchildku yg terluka.
Aku cukup sensi sih, pas bgt ini lewat beranda, smpe kepikiran apa harus berobat apa ya karna aku mudah banget tersinggung, smpe pernah brantem dimotor minta diturunin dan minta putus hampir batal nikah, gk cma sekali dua kali tersinggung sama beberapa hal, ntah itu wajar atau nggak, dan itu hal sepele, cma perkara mau ngasih orang pempek, tp gatau harus beli atau buat😅, aku mau nya buat suami aku blg beli aja trs blg aku pelit aku jd tersinggung smpe minta putus, itu saat pacaran😅 skrg dah nikah 1 tahun smoga kedepannya jd lebih stabil emosi ku
relate banget sama dua bagian diri yang satu tau itu sepele sama yang satu tetep ngerasa panik... trus saya nangis dong di bagian akhir.. sampai skrg belum tau caranya sembuh padahal udah ke psikiater, ke psikolog..
Seumur hidup saya sampai di usia 44 thn baru pertama kali saya ngalami itu... Jadi gampang tersinggung,merasa orang disekitar saya membenci saya itu terjadi pasca lepas dri seorang NPD narc.... tapi Alhamdulillah Itu tidak berlangsung Lama
Temen2 pernah ga ketemu temen, dia ngelakuin hal yg luar biasa jahatnya, sampai buat kita marah, tp dia ga merasa sudah berbuat jahat. Lalu kita di anggap tukang marah. Pernah ga?
Ntah ngerasa kalo liat dokter jiemi , ngerasa dokter mungkin memang takdir terlahir untuk jadi dokter jiwa Bner² auranya pas bgt buat komunikasi ke pasien² yg "terluka" Nadanya , ekspresinya bner² bisa masuk dan infomasinya jadi dapat tercerna dgn baik Video ky gini ngebantu bgt dok isinya daging , dan durasinya ga melulu panjang
Aku pernah dibentak seseorang yang mengatakan aku hanya menyusahkan dan menghabiskan uang orang tua (ibu) karena ayahku pengangguran, padahal aku tidak pernah foya-foya namun uang itu habis karena biaya pendidikanku sebagai anaknya. Apakah salah jika aku ingin pendidikan yang baik. Alhamdulillah aku sudah lulus kuliah dan memberikan uang gaji pertamaku untuk ibuku. Namun untuk luka itu sudah kulupakan , hanya saja bekas lukanya masih ada Satu lagi aku pernah dibercandai " Semoga cepat kerja ya, agar tidak perlu lagi membiayai kebutuhan makanmu" Ternyata omongan itu datang dari keluarga sendiri😢 Cuman bisa ngadu sama sang Pencipta, dan nangis sejadi-jadinya dan meledak ketika sendirian 😢😢😭
Sama juga kak. Saya juga ngalami posisi ini. Jangankan dibentak, diomongin aja / dpet cerita dri orng lain aja saya langsung sedih. Trus bedanya saya sedihnya karna sekarang posisi belum kerja lagiKlo muncul perasaan sedih saya pasti mendem . Trus pas malem nangis sejadi2nya. Meskipun memang nggak bersuara.
Saya type orng klo pas nangis paati ngerasa sedih banget. Trus pas nangis selalu keinget semua hal sedih yg peenah saya alami. Oh iya, pas lagi sedih + nangis.saya juga ngerasa kalo saya ini orang yg nggk berharga. Bhkan saya merasa lebih hina dri seluruh orang yg ada didunia.
Sebenarnya sy engga mihak ortu atau pun anda k, cuma sedikit memberi arahan sedikit , m3mang tiap keluarga punya masalah masing² bahkan ada yg sampai benar² broken home ,termasuk sy juga mengalami nya k, tapi sy selalu berfikir cobaan ini pasti ada yg lebih berat dari sy, jadi sy berusaha untuk menjadi tetap kuat walau sebenarnya dalamnya sudah luka berat ,. Kalau kata Ust.Hanan:BELAJAR LAH DARI ORANG SEBELUM KAMU (PENDAHULU ALIAS PARA NABI) mohon maaf tidak bermaksud menggurui 🙏🏻
dr saya berterima kasih untuk mau memberi diri untuk aktif youtube. Sy yakin pasti bkn hanya sy yg tertolong dan dikuatkan. Pasca diputusin krn tdk direstui dgn klg mantan saya lalu tahu ternyata dia banyak melakukan kebohongan, membuat sy jd mempertanyakan keberhargaan diri dan memiliki kepahitan. Tp tiap pagi sblm krja dgr video2 dr jd lbh menenangkan. Kalau suatu hari aku sdh benar2 sembuh dr luka hati ini, pgn rasanya ke siloam bogor untuk sampaikan trima ksh secara langsung ke dr yg baik hatinya ini
Masyaallah, pikiran lagi kalang kabut krn terus-terusan diserang emosi dengan hal sepele, dan diri sendiri slalu menanyakan kenapa kenapa dan kenapa. Buka youtube nemu video ini. Trimakasi dok, saya support dengan subscribe nya ☺semoga selalu berkah
biasa nya hal hal yg ngebuat kita ke trigger tuh kalo di spiritual namanya shadow , biasanya cara aku ngeregulasi emosi kek gitu : aku ambil kertas langsung aku tulis di kertas ,dan mengakui bahwa aku masih ada rasa rasa itu dan coba untuk maafin situasi dan kejadian itu yg buat aku ke triger * Tapi emg sih untuk cabut akar dari trauma tersebut biasanya butuh dibantu sama orang yg paham ( di coaching ), karna gak semua luka bisa kita sembuhin sendiri kannnnnn
Sudah sangat bingung menghadapi diri sendiri. Mau nyari bantuan tapi takut di judge bahkan untuk ke profesional lagi rasanya ga berani. Makasih dok videonya, aku rasa bagian inner child ku ini dominan sekali perannya dalam diri. Semoga bisa pelan2 bagian diri aku yg lebih dewasa bisa ngambil alih saat situasi panik.
Saya suka ketriger sama hal2 sepele tapi besar menurutku,emosional apalagi soal pertemanan dan pasangan..tapi saya pendem² sendiri tapi sekalinya udah stress langsung ungkit2 sambil nangis² yang aku gak suka selama ini pdhl aku gak mau itu saat udah meledak stress,aku hanya pengen di dengerin aja "ooh gitu yah,iyah,iyah" gitu aja🥲 Tapi kembali lagi saya cmn yah di otakku "kita semua manusia pasti ada alasan dari karakter mereka kek gitu,semua orang itu gak ngerti" itu aja udah bikin "okey" dan lupakan
Pengalaman ku waktu kecil ternyata berdampak saat dewasa ya, kataibu ku sih lebay, tapigimana ya emosi ku makin umur makin labil, kek berantakan gtu, jadi semenjak nonton dr. Jiemi di ka radit, akumakin yakin klo aku butuh pembenahan diri secara mental baru memulai hubungan,memori aku sering maju mundur, jadi ya pelan2 tapi pasti, akutahan aku inget2 kejadian yg mirip trus baru menghela napas berpikir sejenak apa yg harus dilakukan atau dikatakan, tpiklo dibikin ga bisa ngomong ga bisa macem2 dan ga diarahin juga ya ujung2 nya meledak, karnaketidak pastian sikap
dokter, youtube, semesta, dan Tuhan makasih banyakkk udh bikin video ini lewat beranda :") jujur, memang sejak kuliah, first time ngerantau, ada masalah pertemanan, curhat ke orang tua bukannya mendingan malah makin jadi, kepikiran. aku makin sadar, kalo ada yg ga beres sama aku. aku takut mau bilang ke psikolog ke orang tua :") pengen konsul ke ahlinya kalo udah kerja nanti, bismillah semoga nutut dan ga makin jadi trigernya haha
Tiba² lewat di home page... Baru aja 2 hari ini emosiku meletup² cuma karena hal sepele. Dan aku sadar ini emosi negatif yg timbul karena ada luka dengan momen yg sama makanya imbul emosi di luar kendali :(
Jadi inget lagi Pernah ke kunci pas nyetek²in kunci(ke kunci sendiri) Terus ga bisa buka sendiri, kek macet gitu Udah panik mau nangis Tapi entah pikiran dari mana Kuncinya di ambil Di slobogin lewat rongga bawah pintu Teriak² minta tolong, untung masih ada mamah Nb: pas masih tk
8:05 mau dok, tapi gada duit aku ke terapist🥹 aslinya aku cape banget sama sikapku yang kaya gini, gara2 beberapa hari lalu aku merasa direndahkan sama temen2ku, aku ga ngomong lagi sama mereka.. trus emosiku sering meledak2 banget walau sebenarnya masalahnya sepele
Dokter terima kasih untuk penjelasannya. Hari ini emosi meledak tapi bukan marah,, meledaknya sedih dan nangis. Saat di kasih kabar ada kalau kakak ipar sakit, tapi perkataan suami seakan engga peduli dan justru bilang "mampus" dsb. Tiba2 saya sedih dan nangis, dan saya suruh suami diam. karena rasanya nyesek bgt. Lalu saya ingat dulu waktu saya sakit, engga pernah bapak saya itu kasih perhatian, hanya sekedar pegang kepala , masih demam apa engga ini anakku, tapi yg dilakukan justru ngomel dan ngantain bahwa sakit akibat ulahku yg ga mau dengerin. Padahal waktu kecil, yg saya butuhkan adalah rasa kasih sayang itu,bukan omelan. Dok, kalau saya sudah tahu bahwa inner child saya seperti ini,,cara mengobati nya seperti apa? Terima kasih dok..semoga dijawab dan dibuatkan video singkat saja. 🙏
😢 ini terjadi pd saya sampai sekarang sdh menikah masih ada sedikit,,saya takut gelap gulita,saya takut petir dimalam hari,saya qak suka ditinggalkan apalagi dibohongin...dan semua itu terbawah dari cerita hidup sy waktu kecil,kalo papa dan mama sy bertengkar mlm hari itu papa suka matikan lampu tiba-tiba dan pernah suatu hari itu hujan badai petir kenceng banget sy ketakutan dikamar menahan tangis didlm selimut sendirian...saya takut tiba-tiba ditinggalkan tanpa alasan Krn waktu kecil sering ditinggal sm mama saya diam" utk kerja ke kota dan mama pergi begitu sj sy ditinggalkan tempat nenek...Jd sy kalau terbangun tiba-tiba qak ad suami seperti orang linglung ketakutan.,,,,,😢
thank you dok, dulu ngereferensi konten dokter buat selesaiin tugas akhir. sekarang PR-nya aku harus belajar untuk re-parenting diriku sendiri untuk healing :') forever grateful bisa ketemu konten dokter jiemi
Sy juga kurang lebih punya pengalama sama...menurut saya ada beberapa hal yg menyebabkan pengalaman ke psikiater jari begitu : 1. Kurang nya waktu untuk berinteraksi antara psiakter dengan pasien (1 jam?mungkin cerita kita aja belum selesai) 2. Kurang nya refernsi psikater yg kita datengin terkait ganggun mental yg kita alami Ada lho psikater yg ga tau kalau vit D atau sinar matahari itu bagus untuk mood 3. ya psikater nya cari praktis nya aja lah....(Beneran klo sesi konsultasi yg bener bener itu sangat menguras waktu dan energi psikater juga pasien sendiri)
Saya trauma dg ipar yg terlalu ikut campur dan bahkan fitnah saya dg..suami sempat renggang..😢saya berusahahadapi dg lebih tekun ibadah...semoga bisa self healing...thanks infonya dok
Dok, bener banget.. sebagai orang tua kadang kalo anak ngeluh hal "sepele" kadang ditanggapi dengan kalimat yg mengarah "masak gitu aja kamu pikirin". Atau kadang kalo ngasih nasehat ternyata tidak memuaskan anak sampai akhirnya anak malas bicara lagi krn merasa ah jawaban mama paling itu-itu saja. Dan akhirnya membawa anak masuk PICU & berlanjut psikoterapi selama 6 bln. Ternyata selama ini hal sepele itu ternyata jadi "bom waktu" dalam anak saya, yg paling nyesek waktu anak bilang : sebetulnya aku tau ini salah & aku butuh psikolog tapi gak berani bilang mama. Sekarang pun kadang masih ada hal2 sepele yg membuat dia terganggu, tapi lebih cepat dia menguasai diri
Ak orangnya gni dok, ak pgen konsul psikiater tp wktunya blm cck😅ak tuh gmpg ke trigger, panikan, kl ad sesuatu ak pgen sesuatu itu selesai pd saat itu jg, gmw di tunda
Dokter terimakasih untuk ilmu yang sudah dokter bagikan, Saya sudah lama ikutin dokter di berbagai platform dan berharap bisa ketemu langsung dan konsul bersama dokter. Tuhan tidak pernah salah memilih, tuhan memilih pundak dokter jiemi untuk berbagai masalah dan tantangan hidup yang dokter jalani karena tuhan tahu dokter yang sanggup. Sempat saya melihat wawancara dokter di suatu vidio disana dokter bilang bahwa dokter juga pernah berfikir untuk mengakhiri hidp. Tapi dokter memilih bertahan, meskipun dengan penuh luka dan cucuran air mata.Terimakasih dokter sudah bertahan, dengan izin tuhan dokter sudah menebar begitu banyak manfaat. Dari berbagai hal yang sudah dokter jalani , dari berbagai pengalaman tidak menyenangkan yg sudah berhasil dokter lalui, ternyata tuhan takdirkan dokter menjadi orang yang menebar banyak manfaat untuk orang lain, bahkan untuk orang-orang yang tidak pernah dokter kenal. Memberikan semangat dan ruang bagi orang-orang yang sangat ingin perasaannya di validasi tanpa penghakiman. Merasa dimegerti dan didengarkan meski hanya lewat penjelasan . Tuhan telah mengukir dokter dengan sebegitu indahnya, hingga tibalah dokter menjadi orang yang amat welas asih kepada sesama. Semoga allah selalu menuntun dokter di setiap langkah , menjaga dokter dan keluarga dari berbagai keburukan. God bless you dokter jiemi ardian .🌸
dok, tolong buatkan cara melepaskan traumanya dok, saya kebetulan posisinya saat ini tidak berpenghasilan dan mahasiswa akhir di perantauan dok. Pengen sekali terlepas dari trauma ini. 2 hari lalu abang saya cuma nanya Lagi apa tapi saya langsung marah sekali dan penjelasan dokter benar, saya ke trigger abang saya yg pernah memaki saya dan merasa keluarga selalu menuntut saya sehingga saya marah sekali. mohon izin penjelasan dokter baiknya saya bagaimana agar bisa terlepas dari situasi ini dok 🙏🏻 terima kasih sebelumnya ya dok.
Ke psikiater bisa pake bpjs full ditanggung seobat2nya kak (ttp tergantung obat yg mana tp rata2 yg umum ditanggung kok), klo psikolog blm bisa pake bpjs kak, semangatt
Aku pernah konsultasiin ini ke psikolog tapi responnya nggak sesuai dan kek menyalahkanku. Beliau bilang kalo aku terlalu fokus ke memori padahal memori itu nggak bisa dilupainn cuma bisa diterima. Kalo sedih kita cukup bilang oh aku sedih dan biarin itu berlalu. Tp dia nggak ngasih aku tips untuk bisa sembuh dari ketriger itu dan malah katanya selama itu nggak membahayakan karena hal berbahaya itu hrs jelas bukan cuma dari pikiran kita ya kita harus ngejalanin itu, karena itu bagian dari pendewasan. Padahal dengan konsultasi ke dia aja aku udah nggak tahan dengan ke triger digituin malah makin ke triger.
Dok sy suka banget nonton video dokter, tolong dok bahas tentang kenapa kita suka merasa kurang terhadap pasangan Dan cenderung suka dengan orang yang tidak suka dengan Kita , makasih dokter
Setelah nonton beberapa konten tik tok dokter saya jd lebih memahami knp saya merasa sensitif dgn beberapa kejadian yang terlihat sederhana. Saya jd bisa menentukan keputusan yg lebih bijak jika itu terjadi.
Saya sama kaya dokter katakan 😢sering sekali marah dengan hal2 yg menuurt org lain sepele, marah krn g didengar.... Terus abis marah2 aku merasakan kegelisahan,dn merasa bersalah 😭 Aku merasa berdosa ,aku takut TUHAN marah😭 Tapi entah kenapa susah bgt nenahan emosi ,apalagi kalo udah marah,pasti keluar kata2 ktor nya😭😭
dari kemaren ini muncul terus di tl ku, karena kepo aku klik lah dan aku tonton. ternyata relate😭😭 aku suka ke trigger sama hal-hal sepele dan berujung menyalahkan diri sendiri karena ngerasa “kamu gak seharusnya kaya gitu”😔😔
Dok.. bener banget. Kedua org tua ku cerai 3th yg lalu, mama ku pergi dari rumah membawa 2 adik ku yg kecil tanpa pamit ke aku. Sejak saat itu rasanya ada bagian yg bolong, yg hilang, yg kosong.. dari diri saya. Impactnya adalah saya menjadi manusia yg takuuuttt ditinggalkan, takuttt kesepian, dan sempat menggantungkan hidup dgn pasangan saya yg sebelumnya endingnya sangat2 tidak baik buat diri saya. Ketika saya sudah menjalin hubungan kembali, merasa takut ditinggalkan itu masih sangat amat besar dok, tapi saya berusaha utk tidak lagi menggantungkan hidup ke siapapun dan berusaha utk tidak memperlihatkan jika saya 'takut ditinggal dan kesepian' di depan orang, termasuk pasangan saya saat ini.. karena saya gamau dicap berlebihan, cegil, dan berakhir ditinggalkan lagi
makasih ilmu gratisnya dokteeer.. aku nangis nnton ini hehe keinget kejadian kemarin kenapa ketika saya menanggapi sesuatu hal kecil itu bikin org tsb bereaksi lbh besar dan saya langsung ketrigger balik sm dia 😭
Kakkk tolong bahas dong, tentang rasa yang gengsi untuk takut, gengsi untuk malu, gengsi untuk jadi rendah dari orang lain. Kadang ada beberapa moment yang saya takutin, saya malu, saya gak mau. Tapi karna saya gengsi, saya paksa buat diri saya buat bisa. Dan ngeliat orang yang segampang itu tunjukan rasa takut/malu dia, saya jadi iri rasanya
("Tidak pernah di dengar, melakukan sesuatu jarang di apresiasi di abaikan bahkan di cemooh di masa kecil") itu yang saya rasa membuat saya emosi berlebihan terhadap sesuatu yang padahal tidak perlu seperti itu
Teeima kasih dokter, situasi seperti ketiduran saya alami dengan pasangan.. Awalnya ngk sadar emosi meledak, tapi setelah di respon pasangan berlebihan, jadi mikir.. Dan minta pengertian pasangan klw sebenarnya ngk maksud utk emosi... Tapi masih bingung bagaimana menjelaskan bagaimana.. Dan dokter memberikan penjelasan untuk bisa mewakilkan apa yang saya rasakan... Krn saya sbelumnya depresi ditinggal ibu waktu kecil dan nenek (klw detailnya panjang intinya begitu) jadi setiap sesi video setiap dokter bertanya.. Saya langsung jawab spontan sambil menonton.. Sekali terima kasihhh dokter..
dok, saya gak berhenti nangis nonton ini ... dari kecil saya di asuh oleh ibu dg kasih sayang & di manja , tapi di sekolah saya habis di bully karena saya gendut , dari SD-SMA , ini menjadi luka di hati saya yg membekas, ketika anak saya bilang kalo sy gendut dalam konteks bercanda, saya langsung ke triger marah. jangan ucapkan itu ke orang lain, orang bisa sakit hati. tapi dok, akhir2 ini, saya sedang ke triger marah tapi silent treatment ketika saya di salahkan karena suatu masalah. akhirnya dalam diam saya, saya mengutuki diri sendiri, dan menyalahkan diri sendiri dg afirmasi negatif, bahwa saya pantas di benci & di judge. untuk hal yg terakhir saya gak tau luka apa dimasa kecil yg mengakibatkan saya jadi selalu menyalahkan diri sendiri seperti itu. apakah ada hubungannya dg luka bully'ing masa lalu / perlakuan manja ibu yg membuat saya lemah ???
Yang disampaikan dokter sesuai tepat dengan keadaan saya, Meskipun sudah sebesar ini saya masih sering tantrum dan ketika itu terjadi saya memposisikan di dalam diri saya ada seorang kakak laki-laki yang akan mengayomi saya, mengarahkan dan meredakan kemarahan saya untuk melepaskan dan menyampaikan hal yang mengganggu saya dengan cara yang lebih baik. 😊
Terimakasih ilmunya dok. Meski tdk dlm bentuk amarah, Inner child saya terpicu gara-gara nonton anime lawas yang berjudul binchoutan 😅. Terdengar aneh dan receh si..hahaha. Tapi faktanya emg anime tersebut membuat saya sedih hingga hari ini. Dan setelah saya merenung, membaca bbrp literatur tentang emosi, hingga curhat dan diskusi dengan chatGPT, ternyata inner child yang terpicu adalah rasa kesepian. Dan ternyata hal tersebut selaras dengan kondisi dari tokok utama dari anime tersebut. Sampai hari ini saya masih mencari cara agar bisa meminimalisir emosi ini dan tidak parah ketika terpicu kembali.
Saya kenal dokter Jiemi di Snack Video, akhirnya ketemu juga di UA-cam, alhamdulillah ... pas temanya soal ketrigger 🙂 alhamdulillahnya dikit ketrigger sih 😂 mendengar uraian penjelasan dari dokter tp bukan emosi marah untungnya tp lebih ke ... flashback, sedih mengasihani diri sendiri. Sbnrnya bnyk sih yg mau saya utarakan tp berhubung saya dengar sambil jahit n belum selesai jadinya saya urungkan niat buat cerita atau menanggapi hal2 yg bertema trigger saat ini. Salam kenal dok dari Surabaya 🙏😇
Klo ada trigger kita lebih mengedepankan logika serta bukti2 konkrit valid jelas dari perkataan perbuatan berulang dan solusinya. Sadari, sadari jg penyebabnya knapa, lalu meleapskan dan melatih (unlearn dan relearn), latihan agar jd pola pikir, perasaan, perilaku yg menetap.
Kalo aku ketika dapat teguran, walaupun hny masalah spele. Rasanya hancur ga berguna jadi manusia, ga guna lg hidup, selalu salah dan merasa gabisa apa2, cemas berlebih (kambuh). Sudah terapi dari 2015, skrg sudah bisa mengkontrol, cmn ketika lagi lengah atau lelah kadang kambuh 😁
Dok aku cut off banyak org krna masalah sepele spt yg dokter jelaskan. Skrg di usia 28tahun stelah aku kehilangan kedua ortuku, aku ngrasa sendiriii bgt gapunya siapa" . Aku mulai sadar gaada org yg betah lama suka sama aku dan emosiku selama ini jelek setelah ditinggal kedua ortuku dan skrg hidup sendiri. Disatu sisi aku terus pengen ngebenerin hubku dgn org" di masa laluku, menurutku itu adl cara untuk selesai dgn masalalu, tp bnyak dr mreka yg ga nerima aku lagi dan jadi beban baru buat akuu. Di sisi lain aku blm bener" pulih. Aku masih butuh dan haus validasi. Aku masih sulit ngontrol emosi dan pikirankuuu😔😔 Aku ngrasa rendaah diri, gak layak, rusak dan gak pantas untuk mndapat apapun. Aku mgrasa bnyak keputusan salah yg kuperbuat, aku ngrasa semua org di dunia ini mgtahui keburukanku sehingga aku gak layak dapet perlakuan baik. Saya sering nangis terharu ketika diperlakukan baik oleh org lain, sampe org ybs bingung hehehehe Saya sadar itu semua salah dok.ada luka dimasa kecil saya. Rasanya ovt bgt, akhir" ini Saya sering cemass dan konsumsi bbrapa obat penenang resep psikiater spt q**tvell dan d**akot* Sering merasa ramaiii sekali di kepala dan hanya ingin tidur seharian. Sempat melakukan prcobaan bunuh diri dan membunuh hewan peliharaan. Saya butuh bantuan tenaga profesional Dok. Bila tidak keberatan Saya ingin dibantu terapi oleh dokter.
Semangat sembuh ❤ Ingat selalu bahwa sembuh adalah hak kita, dan sekaligus tanggung jawab kita thdp diri sendiri dan komunitas. Normalisasi orang yg terapi adalah org bertanggung jawab. Bukan ODGJ saja yg memerlukan dokter. Karena kita terbatas dalam perilaku kita, bisa saja kita menyakiti org lain tanpa sadar. Begitupun orang lain mungkin ga sadar akan perilakunya terhadap kita. Tapi itu semua gapapa. Berjuanglah ❤
Hmm...sy rasa pemaknaan kecil atau besar itu tdk melulu krn ada 'luka inner child'. Contoh kasus: kita marah karena pasangan ketiduran (yg sdh berkali² terjadi dan tdk ada perubahan wlp sdh dibicarakan dgn baik²). Kemarahan tersebut intinya bukan lagi pada 'ketiduran'nya, tp kemarahan yg sdh bercampur dgn kekecewaan krn pasangan tdk menunjukkan effort utk membuat hubungan lbh baik. Sy rasa kemarahan tersebut wajar dan tdk ada kaitannya dgn luka inner child. Sbg tambahan, sepele atau tdknya suatu hal, bersifat relatif. Jika memang hubungan dgn seseorg dianggap penting, maka kita juga sehrsnya bisa mengerti dan tdk menjudge bhw org itu bereaksi dgn lebay.
Pertanyaan sy.untuk org2 yg seperti ini,yg sering beranggapan "sy tdk dibutuhkan lg disini" krn merasa direndahkan atau tdk merasa diakui keberadaannya lalu kita jaga jarak atau menghindar,justru org2 itu mencap kita berkepribadian buruk,sombong,krn gak ingin bersosialisasi.Atau mereka menganggap kita tdk ingin berhubungan lg dgn mereka.Padahal (jika mmg kondisinya mereka benar2 tdk menghargai kita),mereka kan jg penyebab dr itu semua?lalu jika begitu,siapa yg bermasalah?apakah kita tdk boleh sedih dan harus kuat terus?apakah org2 ini perilakunya bs dianggao wajar sj?
Aku bingung harus lanjut terapi dan minum obat atau engga. Karena setiap kali aku membahas kesehatan mental, ibu aku kurang banget sama hal kayak gini, masih tabu. Padahal beliau sendiri berlatarbelakang S1 Pendidikan Guru. Aku terdiagnosa Anxiety dan BPD, umurku sekarang 19 tahun. Respon ibuku terhadap kesehatan mentalku, selalu dikaitkan dengan hal agama. Alhasil beliau pernah meruqyah aku sampai 3x. Semenjak itu, aku ngga mau kasi tau ibu aku kalau aku sebenarnya belum sembuh. Beliau taunya kalau aku sudah 3-7 kali konsultasi ke dokter, dikasi obat. Udah, berarti sembuh. Dan ibuku katanya takut dan malu kalau aku berobat ke dokter kejiwaan. Takut nnti aku masuk rumah sakit jiwa dan meninggal di rsj. Dan malu kalau misalnya aku meninggal karena jiwa ku terganggu.
Video udah 2 bulan yang lalu, ini jam 12.26 siang, muncul di beranda. Tuhan baik banget aku dipertemukan sama video ini saat lagi kacau kacaunya dan emosi emosinya 😭
Kalo dokter jiemy yg bagiin terasa lebih paham. Semua yg dibagikan saya udah dengar. Di ulang2x. Jadi paham diri dan orang lain. Jadi dak mudah menghakimi. Orang lain dan diri sendiri
❤😮👍👍Waah giLa sih. Aku merasa tertolong dengan adanya video ini🙏 makasih Tuhan, udah mengarahkan aku sehingga aku menemukan video ini untuk ku Tonton. Makasih juga pa dokter atas iLmunya🙏 pas banget, saya punya trauma masa kecil dimasalalu yang STUCK hingga dimasa sekarang😢
Makasih banyak dok, lagi struggling sama trauma yang membuncah dengan sangat intens akhir-akhir ini. Udah mau sebulan diliputi stress, rasa bersalah, cemas, yang ternyata aku perlu belajar soal trigger ini
Bude ku Dok 😢 anaknya masih 5 tahun setiap hari dimaki-maki perkara salah pake sendal aja diteriakin ampe berjam-jam. Sedih aku liatnya sama mental si anak kedepannya gimana? Tapi mau nasehatin aku takut kena semprot, suaminya juga ga pernah negur kalo istrinya lagi tantrum.
sepertinya bude km pnya masalah, lalu melampiaskan emosinya ke anaknya. kasian sih anaknya yg kena imbasnya 😢. dan bisa jd bakal begitu terus nantinya klo ga diperbaiki
Itu kata dokter hal2 kecil yg menurut org spele bagi bude mu itu masalah besar jd dia meledak2. Klo ga bisa di tangani sendiri mau gamau ke profesional. Kasian anaknya ibunya punya luka masa lalu anaknya kena imbas
@@adesetiawan-wg9ty yg lebih heran lagi maaf ini anak adopsi Krn bude ku ini ga bisa hamil😭 dia segitunya menginginkan anak tapi kok begitu dikasih jalan sama Allah malah anaknya diperlakukan dengan kasar.
Yang bener aja ilmu mahal begini dibagiin gratisss. Sehat-sehat dokkkk
Dokter, di kota ku yang kecil ini saya sudah 3 kali ganti psikeater dan mereka mengecewakan sekali, bahkan ada yang bilang begini "umur kamu sekarang 23 ? Sudahlah menikah saja", saya berhenti seeking help from professional kecuali nonton vidio dokter dan berharap suatu hari bisa " Tertolong" Oleh dokter yang benar profesional.
Lah dokter nya lucu ya nyaranin orang nikah
@@saelkaestherlyna7093 lucu dan jahat menurutku, waktu itu dia sendiri diagnosa aku PTSD dan depresi jadi rasanya dia yang profesional pun gamau nolong, aku merasa aku harus kemana lagi?
Lagian dia dokter praktik gitu kok, aku ga pake bpjs
Saran saya kalo cari Psikiater Googling dl dokter2 di RS terdekat, setelah keluar nama2nya, cari sosial medianya, di lihat apakah dokter tersebut sering membicarakan soal kesehatan jiwa, kan keliatan dokter yg mempunyai kepedulian kepada kesehatan jiwa, apakah sering di undang sebagai pembicara, di dengarkan kalo ada video2 dokternya, apa saja yg di bicarakan, bagaimana cara berbicaranya.. Nanti kalo ketemu yg klik baru kita coba konsul dgn dokter tsb
Indeed
@kholida6277 itu sudah tidak asing krn saya jg dikota besar ttp sudah cari sp.kj yg bener padahal sp.kj yg saya temui sudah puluhan tahun praktek tp mrk malah ngejudge pasiennya
Tuhan emang ga pernah salah dalam memutuskan sesuatu. Aku lagi carut marut beberapa hari ini,, and i found this video?! It's sooo relieving. Thank you so much, dok.
Bagian tersakit yaitu mengetahui bahwa gue sedang gak baik" Aja, sering banget emosi gak stabil hingga meluapkan ke orang-orang terdekat, beberapa menit kemudian menyesalinya, kenapa gue garus marah dll ;)
7:40 ".. Luka itu disembuhkan, ngga hanya diajak berdamai.."
Bisa ga sih disembuhkam tanpa obat2an gt?
aku termasuk sensitif sama orang yg berkata kasar dan cenderung menjauhinya. namun itu bukan karna trauma. tapi karna memang terlahir dan berada di lingkungan yang berinteraksi secara lembut dan baik. jadi ketika berada ditempat baru yang cenderung kasar kayak berasa ada jleb di hati dan langsung memutuskan tidak cocok bergaul dengan mereka.
Saya ingin berbagi perspektif. Mungkin tidak tepat karena saya juga tidak tau persis keadaan lingkungan Kakak. Tapi...
Jangan-jangan dengan kultur interaksi "lembut dan baik" itu jadi kurang ada toleransi terhadap ekspresi-ekspresi lain, misalnya marah dan kecewa. Ada shaming saat orang mengekspresikan kemarahan secara terbuka. Padahal marah adalah bagian dari diri manusia yang perlu diungkapkan juga. Dengan marah orang bisa ngasih tau bahwa ada yang ga beres dalam dinamika hubungannya.
@@ivon_xentahlah, anda dan saya sama... Saya adalah orang eksak. Suka yg jelas. Ekspresi itu, muncul dikarenakan keadaan. We just aren't controling everything. Di dunia ini, sudah semakin maju. HARUSNYA orang-orang mulai belajar DIALEKTIKA HEGEL!
We are just the fuckin same ... Do u like math?
Same here
@ivon_x mungkin kasarnya cara berbicaranya bkn krna marah. Aku pun gt udh terbiasa tumbuh dikeluarga yg cara bicaranya sopan dan santun,jd ketika ketemu org yg biasa ngmng kasar bnr2 buat gk nyaman.
aku jg sm cuma lingkungan aku tinggal emg toxic
Makasih dok, aku kok merasa diterima dengan mendengar kalimat "itu bukan hal kecil, itu hal yg significant dan bermakna".
Rasanya apa yg dialami selama ini dan menganggu akhirnya ada yg mengiyakan itu sebuah masalah yg perlu diselesaikan, bukan dibiarkan karna sepele. 😢
Peluk kak.... ❤
Capek punya perasaan traumatik, mengganggu sekali dikehidupan saat ini yg sedang dijalani
I can feel you
Sama kak
sama
Aku bersyukur banget, jaman sekarang sudah banyak orang2 hebat yang memberikan edukasi yang sangat bermanfaat bagi pelaku audiens seperti saya ini masyarakat biasa🙏
semoga channelnya selalu berkembang dan tetap memberikan konten2 yang edukatif, informatif, dan bermanfaat bagi kita semua
Pantes saya kalo di rendahkan paling gasuka dan marah banget, ternyata ini penyebabnya, saya ga harus cerita apa yang terjadi pada saya di masa kecil, tapi saya jadi paham, makasih dokt
Terima kasih.
Aku 26th akibat orgtua yg punya pengendalian mental rendah, maklum hidup dikampung, dan aku kebawa sifat mereka sampai besar, karena hidupku sllu mereka atur, mereka memutuskan mimpiku tp mereka jg tidak memberi solusi, mereka berkata tidak akan membuatku hidup susah tp diri mereka sendiri tdk bisa melengkapi kebutuhanku sehingga aku mencari pelarian lain ke sosmed berkenalan dg seserang yg bs melengkapi kebutuhanku dan mau membantu mimpiku, tapi sekali lagi mereka tidak membolehkanku berhubungan dg lelaki manapun, tp sekali lagi, mereka tidak mau memberi solusi thdp kebutuhanku akan pasangan, aku seperti katak dalam tempurung, atau seperti boneka yg hidup tp tdk boleh bergerak, atau seperti hewan dalam kerangkeng, dimana dia hanya diberi makanan tp tdk diberi baju ataupun tdk diberi permainan. Skrg diriku yg dewasa, sllu ketrigger masalah kecil, terimakasih Tuhan semoga diriku dimasa depan mendapatkan free finansial shg aku bs membahagiakan diriku sendiri tanpa hrs tergantung kepada orglain baik itu anak suami maupun keluarga
seenggaknya lo ga pernah ditampar di tempat umum atau dipermaluin depan temen temen tk sd sampe dilihatin semua orang cuma gara gara gak menang lomba dan cuma bisa nangis. alhasil gue bangga karna diri gue yang sekarang punya jiwa psikopat tapi gue manfaatin itu buat mengejar cita cita dan berbagai pencapaian di dunia kerja yang harus gue capai demi cuan yang layak. gue berterimakasih pada mommy gue yang single parent yang didik gw tiger parenting sampe gw trauma gangguan kecemasan cabut rambut bahkan sampe psikopat kek sekarang tapi gw punya banyak pencapaian akademis dan non akademis. sekarang Puji Tuhan karir bagus cuan bagus bisa beli rumah walaupun rasa psikopat mau musnahin orang orang tanpa sebab itu masih ada dan suka muncul apalagi deket pms beruntung walau psikopat tapi diarahkan buat yang berguna & tdk sampai menghabisi nyawa orang😎
Tiba-tiba muncul.. ini yg sedang aku tanya" kan pada diri sendiri. Kenapa mudah sekali ke trigger hal yg sepele. Yg akhirnya merasa menyesal knapa melakukan itu..
Pengen rasanya ke psikiater, tpi tkut nemu yg gk cocok. Jdi tkut ngerasa percuma, sia-sia. Ditambah mungkin bayarannya jg cukup mahal..
Aku pengen menyelesaikan ini semua sebelum berkeluarga. Krena takut menyakiti pasangan, keluarganya, ataulun org" trdekatnya..
Pengen jg menjadi anak yg berbakti biar jdi contoh untuk anak" ku klk. Krena skrg ini ntah knapa, lebih mudah ke trigger sama orgtua.. tkut hal ini nntinya jdi contoh yg tdk baik untuk anak" ku klk
banyak orang bilang kalau semua keadaan harus diterima, coba berdamai, dan syukuri saja. semua orang menyederhanakan kata itu dengan kata "sabar". but, this is not about patience anymore. luka jiwa itu memang harus disembuhkan. luka itu nggak segampang omongan orang yg ngomong sabar. itu hal urgent yang perlu diatasi. karena mungkin banyak anak muda sekarang yang merasa bingung sama dirinya sendiri. tubuh orang dewasa namun jiwanya masih anak kecil.
Trauma masa lalu,labelling dan fatherless itu seakan telah membunuh emosi dalam jiwaku 🥲
Sependapat dan kayanya saya juga sama deh. Semoga menemukan dokter/solusi yg tepat ya kak. Semangat❤
Saya di diagnosis sama psikolog saya mengalami self low esteem, dan benar triger hal kecil itu adalah betuk trauma alam bawah sadar yg terluka, aku menjadi orang yang sangat cepat emosian tidak bisa mendengar kritik terhadap hidup saya, saya tidak bisa mengontrol hidup saya
Sama mba kaya saya cuman saya belum ke psikolog, dan kadang orang pada nyalahin kita atas ekspresi emosional kita akibat trigger atau trauma, sedangkan yg membuat kita sakit berasa tersakiti oleh ekspresi emosional kita
setahun lalu sempet gini, waktu mamaku komen “baju itu buat gemuk” aku langsung je triger dan marah banget sampe ga makan seharian
Trus gimana kak penanganannya? Mungkin kalo berkenan boleh berbagi 🙏 Terimakasih sebelumnya
Gimana penangannanya kak, aku juga gampang ke trigger sama hal sepele misal dibilang pake jilbab itu gak bagus atau gak ditwarin makan. Dan aku bisa marah Sampek 2 Minggu diem tidur"an tanpa makan😢
Tuhan seakan² ngasih reminder video dokter tiba² lewat di beranda.
Pas lg kondisiku habis dirujuk k psikiater.
Hanya karena masalah si "sepele" itu yg menjadi anggapan ibu terhadapku tp aku ngerasa selama hidup gak pernah di hargai dan merasa direndahkan.
Sekalipun aku lulusan mhw psikologi nyatanya aku runtuh selama bertahun² mencaba untuk keep semua sendiri dan cari tau coping stress nya harus gimana.
Berawal dr tahun 2019 aku kadang² merasa jantungku tiba² sakit saat beraktivitas, tp saat k rs di cek sp jantung dan ekg hasilnya normah bahkan dokter sempat bilang curiga masalahnya faktor psikis tp aku hiraukan.
Terasa makin lama ko seakan² sering sakit dada, sampai setahun lebih terakhir sering merasa sakit di bagian dada kiri (jantung), terasa sesak. Kondisi tsb sampai mengganggu waktu istirahat dan tidur.
Puncaknya 3 minggu lalu tiba² ditengah² aku tidur, ritme jantung sangat cepat sekali+terasa nyeri di jantung.
Sampai terakhir kemarin setelah aku dirujuk k psikiater diberi 2 obat, 1 antidepresan dan 1 obat untuk jantung.
Bingung bgt dok aku, diperiksa kondisi jantung (tekanan darah dll) katanya semua normal tp ko di kasih obat yg aku cek itu biasa di berikan untuk kondisi antihipertensi. Kedua obat itu katanya harus aku konsumsi sampai pertemuan selanjutnya dgn psikiater tsb di bulan agustus awal.
Waktu aku bertemu dgn psikiater nya jujur aja merasa kurang puas dok, beliau fokus dgn laptopnya. Akupun ngerasa kurang informasi yg pada akhirnya aku sendiri bingung obatnya harus diminum atau tidak khususnya yg untuk jantung itu.
Berharap dokter baca komentar ku dan bisa jawab kebingunganku, jujur aku tinggal di daerah yg mana psikiater susah ditemukan kalaupun ada (maaf) dirasa kurang.
Terimakasih..
Dan psikiater yg ku temui kemarin responnya sebatas :
1. Keluhannya apa?
2. Lingkungan gak bisa di ubah, jadi kita sendiri harus belajar menerima
3. Ada pikiran bunuh diri?
4. Kasih obat
Jujur aku gak puas, kalau responnya seperti itu kaya gak perlu aku ke psikiater krn 4 tahun belajar psikologi pun aku paham konsep self acceptance. Makanya aku coba bertahan sendiri pun krn aku sambil belajar kontrol diri sendiri dok walau sulit.
@@lutfiatiasyifacari bantuan profesional lainnya bisa dengan hipnoterapis
@@lutfiatiasyifakayak.x prefer ke psikolog dulu ka sebelum ke psikiater soalnya kalo psikiater jatuhnya "dokter" jd beliau ngasih obat untuk meredakan gejala di otaknya/tubuhnya. kalo pengen dapetnya secara terapi, motivasi dll lebih ke psikolog
@@EchaAkun-t2csetuju
@@lutfiatiasyifaKe psikolog dlu kak, baru dirujuk ke pskiater. Dlu ku pernah nanya lgsng, bedanya psikolog sama pskiater. Katanya psikolog itu buat masalah secara lisan, dan pskiater jika sudah parah sehingga diberikan obat.
Jadi harusnya awalan berobatnya ke psikolog dlu kak, biar psikolog bisa kerjasama sama pskiater buat nanganin masalah pasien.
selama ini aku bertanya2 sebenernya aku ini kenapa krn sensi bgt sm hal2 sepele bahkan sampe meledak2 trs sering bgt sampe nangis, trs denger penjelasan dr jiemi makin nangis sesenggukan krn relate, oh ternyata emg ada trauma yg blm sembuh:’(((
Mungkin pengalaman diroraki waktu belajar tari bali...dan pelajaran bahasa indonesia cara pengucapan yg salah dicela didepan kelas itu yg sangat membekas...menimbulkan ketakutan yg membuat aku tdk bertumbuh maksimal...sekarang minimal tdk membuly dan bagaimana membuat anak dan cucuku tumbuh sehat bebas dr rasa takut untuk salah ....GBU dokter J 🙏
Semoga kita tidak melanjutkan siklus kekerasan ini. Dan semoga suatu hari kitapun terbebaskan 🙏
Dengerin ini sambil nangis ga bisa berhenti.. pas banget.. ini yg sy alami akhir² ini.
Be strong kaka
Dok next nya boleh bahas ga mengenai kenapa semakin dewasa kita semakin ga excited sama banyak hal
Materi dokter tentang diri yang bermacam-macam ini mengingatkan saya pada salah satu bagian dalam buku The Body Keeps the Score (recommended untuk dibaca, temen-temen, meskipun banyak yang bilang bukunya bisa triggering karena banyak dicritain kasus-kasus secara eksplisit dan sebenernya mungkin lebih ditujukan bagi profesional (?)). Jadi ada salah satu pendekatan yang diulas di buku itu yang melihat manusia punya banyak diri. Ada si anak kecil yang terluka. Ia ketakutan, merasa tak berdaya, membenci diri sendiri. Bagian ini disingkirkan jauh-jauh. Keberadaannya disangkal kuat-kuat. Muncullah diri-diri lain yang bermacam-macam dan tak jarang saling bertentangan. Diri yang selalu ingin ambil kendali, selalu kritis dan keras. Diri yang destruktif. Diri yang merawat. Dll. Yang seluruhnya dibangun sesungguhnya untuk melindungi si manusia dari rasa sakit dalam dirinya sendiri. Tapi sepanjang si anak kecil yang terluka ini tidak disembuhkan, dinamika dalam diri menjadi tidak seimbang. (sepemahaman saya sebagai pembaca awam)
Baca buku ini, saya yang: iya ya. Seluruh bagian itu adalah diri saya, upaya saya sebagai manusia untuk melindungi dirinya sendiri. Bagian yang marah ketika ada yang bikin komentar yang menurut saya melanggar batas. Bagian yang merasa kehilangan. Bagian yang suka melamun atau scrolling-scrolling tanpa akhir, alih-alih segera menghadapi tanggung jawab. Bagian yang ingin menyakiti diri sendiri. Dll. Juga si anak kecil yang harus diyakinkan terus-menerus bahwa ia berada dalam keadaan aman.
Sayang sekali saya belum dapat mengakses terapi semacam ini (layanan klinik jiwa yang saya akses pake bpjs dan cukup minimalis 😅). Tapi materi dokter ini memberikan insight yang menarik sekali.
Bukunya pakai bahasa inggris ngga kak?
@@miauw_2050 iya bahasa Inggris, kurang tau udah ada terjemahannya belum ya
@@miauw_2050uda ada terjemahannya dari penerbit elex media
😭 gw banget..sampe dibilang temen gw kekanak kanakan banget..baperan banget..mungkin bagi mereka sepele tp bagi gw itu sesuatu hal yg gak sepele
Memang k, sy juga pernah dibilang begitu, tapi semenjak di gituin sy berfikir mungkin ini memang cara Tuhan mendidik sy supaya lebih dewasa lagi dalam menjalani kehidupan ini, dan semakin dewasa semakin banyak mengalah demi orang lain malah semakin kuat jiwa dan batin ini dalam melawan ego diri sendiri k.
Semoga bermanfaat
Saya pernah terluka. Dihina, ricaci, tidak dihargai, salah sedikit dibesar²kan, kesalahan orang lain saya yang disalahkan, disuruh mengerti perasaan orang dewasa dan menjaga perasaan orang dewasa ketika saya masih belasan tahun. Efeknya, sekarang saya berumur 20 tahun dan sering merasa susah kontrol emosi, mudah tersinggung, merasa tidak nyaman ketika mendengar nada tinggi. Ini video ketiga tentang emosi yang saya tonton malam ini, setelah saya merasa bersalah karena tidak mengontrol emosi saya tadi siang
aku ketrigger kalo ada yang bilang/bahas hal-hal tentang "pasangan", "jodoh", "pernikahan", "percintaan" bisa meledak. bukan apa-apa sih karena aku lagi struggle masalah percintaan malah disuruh menikah. ditambah sebagian dari mereka bilang "jangan lama-lama nanti perawan tua" apa gak darting 😤
Dulu sering ngerasa kalo trigger dan ketakutan saya soal 'diomongi jelek di belakang' itu berlebihan. Karena emang normalnya diomomgin orang udsh jadi hal biasa yang mungkin dialamin hampir semua orang.
Tapi buatku, diomongin di belakang, di cap jelek di belakang, rasanya sslalu kaya dihantam. Sakit banget rasanya.
And yes, ini semua berawal dari pengalaman pertama saya ketika diomongin sama temen deket saya sendiri semasa sd.
Dan dari situ malah meramnah ke banyak perasaan negatif, kaya low self esteem, insecure, dll. Yang akhirnya ketika saya nyempetin ke psikiater karena kondisi saya udah makin parah (self-harm & suicidal), saya didiagnosis kena depresi dan anxiety.
Dulu masa remaja, saya bbrp X dikecewakan teman2 yg saya rasa dekat dng saya. Tapi saya akhirnya merenung dan belajar utk tdk lagi mau berada di posisi mengerahkan sgl upaya utk seorg teman. Teman sejati saya sekarang ya teman hidup saya. Membuat Pencipta yg Maha Pengasih nyata dalam hidup saya juga menjadi motivasi terbesar saya utk terus menikmati hidup krn hidup ini sangat berharga. Trims
Sangat membantu memahani diri sendiri ,ketika bicara pd org terdekat ingin menyampaikan kondisi kita saja disalahkan 😢
Tadi pagi aku nangis sesegukan cuman karena 4x aku mau pakai kamar mandi tapi papasan terus dipakai sama anggota keluarga lain, akhirnya aku baru bisa pake setelah permintaan aku yg kelima.
Awalnya otak aku bingung, kenapa masalah sepele kaya gitu bisa tiba-tiba bikin aku nangis. Tapi yg hati aku rasain sedih banget, dan pengen marah. Ternyata setelah nonton video ini baru aku nyadar, aku inget-inget lagi dulu aku sering disepelein sama temen-temen, sering gak diajakin kalau ada acara acara di sekolah, dan kalau aku ada keperluan yg sama dengan teman, aku sering ngalah/ bahkan gak kebagian kesempatan.
Mungkin penyebab aku nangis tadi, itu karena memori kurang menyenangkan di masa lalu ku yang kepanggil lagi😢
Dok keren bgt si kalo di jogja mungkin aku bakal lgsg konsultasi. Bbrp kali ketemu psikiater disni sangat kurang informatif , lgsg cepat sekali kasih resep obat. Untuk masalahnya cm dibilang "cm km yg bisa selesaikan" ya kan gimanaa ga ngerti caranya. Bahkan ada yg lgsg judging "bahaya ini kalo km ga minum obat" 😢. Dan ini kebetulan bgt video ini mampir
Kmrn akhirnya ambil sesi hipnoterapi. Dan ya lebih baik jauh
Betul trnyta emg harus ditelusur ke akar traumanya , dikeluarkan dan disembuhkan
Saat trigger muncul rasanya udh ga ada rasa kesal
Hanya memang saking banyaknya trauma 1x sesi hipnoterapi kynya msh kurang
waw, ini relate sekali dgn kejadian yg kualami baru2 ini. Aku mendapat trigger dimarahi teman dekat, di tempat kerja di beri nada tinggi oleh kakak kelasku. merespon hal itu aku gampang sekali menangis. krna aku nangis terus, dikomen oleh kakak kelasku kalau ia merasa terganggu dengan nangisku. "gtu aja nangis, jgn nangis terus napa. kamu jdi bawa energi negatif dsini" tambah nangis pula aku. Ia menyuruhku untuk mengubah paradigma hidup. aku dalam hati merespon, bukan itu jawaban yg kubutuhkan. aku bisa mengontrol itu. tpi yg diherankan adalah mengapa aku nangis terus, tanyaku pada diri sendiri. mengubah paradigma tdk menjawab permasalahanku. aku ngga ngerti dgn diri sendiri, ngga bisa kontrol utk tdk menangis, tpi aku terus disalahkan dgn nangisku. sampai akhirnya suatu saat aku meledak. belum pernah aku se ngamuk itu dalam 10 tahun terakhir.
Jambak rambut, dsb. ku biarkan diriku yg terluka menangis sekeras2 nya. disisi lain, versi dewasaku menghibur.. "jgn sampai depresi,, sabar yaa Anakku,, sabar Anakku".. diriku yg terluka pun perllahan2.. membaik
yg buatku kaget, kata "anakku" itu ngga pernah aku pakai kata itu sbelumna utk menghibur diri. tpi ini spontan tersebut kata itu tersebut olehku. aku yg menyebut aja kaget. Nah stelah mendengar penjelasan dr. jiemi, baru aku ngeh. oh innerchild! innerchild ku yg terluka ternyata. dan secara tanpa sadar ternyata diriku sdh mengetahui duluan kalau trigger nangis, adalah bagian dari innerchildku yg terluka.
Aku cukup sensi sih, pas bgt ini lewat beranda, smpe kepikiran apa harus berobat apa ya karna aku mudah banget tersinggung, smpe pernah brantem dimotor minta diturunin dan minta putus hampir batal nikah, gk cma sekali dua kali tersinggung sama beberapa hal, ntah itu wajar atau nggak, dan itu hal sepele, cma perkara mau ngasih orang pempek, tp gatau harus beli atau buat😅, aku mau nya buat suami aku blg beli aja trs blg aku pelit aku jd tersinggung smpe minta putus, itu saat pacaran😅 skrg dah nikah 1 tahun smoga kedepannya jd lebih stabil emosi ku
relate banget sama dua bagian diri yang satu tau itu sepele sama yang satu tetep ngerasa panik... trus saya nangis dong di bagian akhir.. sampai skrg belum tau caranya sembuh padahal udah ke psikiater, ke psikolog..
Anakku ketrigger ny kl liht tmnny pulng kerja dok...dia sdng pngobtnnke psikiater..alhmdulillah sdh 1.5 bln sdh gk self hrm ..mski kkeinginan itu msh kuat
Tlong brikan sdikit tips bgmna bisa mengenal dan mngurangi trauma dok...
Mgkin bnyak dari viewers yg punya mslah biaya utk ke Psikiater dll
tiga kali nangis hari ini karena: 1. Satu alasan yang masih ga tau kenapa, 2. Baca buku Laut Bercerita, 3. Nonton video ini
Makasih dok udh bilang bahwa luka itu perlu disembuhkan dan tidak dgn cara damai, sabar dan ikhlas ajaa
Seumur hidup saya sampai di usia 44 thn baru pertama kali saya ngalami itu... Jadi gampang tersinggung,merasa orang disekitar saya membenci saya itu terjadi pasca lepas dri seorang NPD narc.... tapi Alhamdulillah Itu tidak berlangsung Lama
Sangat membantu
Pingin bgt jadi orang yg santai😢
Temen2 pernah ga ketemu temen, dia ngelakuin hal yg luar biasa jahatnya, sampai buat kita marah, tp dia ga merasa sudah berbuat jahat. Lalu kita di anggap tukang marah. Pernah ga?
Ntah ngerasa kalo liat dokter jiemi , ngerasa dokter mungkin memang takdir terlahir untuk jadi dokter jiwa
Bner² auranya pas bgt buat komunikasi ke pasien² yg "terluka"
Nadanya , ekspresinya bner² bisa masuk dan infomasinya jadi dapat tercerna dgn baik
Video ky gini ngebantu bgt dok isinya daging , dan durasinya ga melulu panjang
Aku pernah dibentak seseorang yang mengatakan aku hanya menyusahkan dan menghabiskan uang orang tua (ibu) karena ayahku pengangguran, padahal aku tidak pernah foya-foya namun uang itu habis karena biaya pendidikanku sebagai anaknya. Apakah salah jika aku ingin pendidikan yang baik. Alhamdulillah aku sudah lulus kuliah dan memberikan uang gaji pertamaku untuk ibuku. Namun untuk luka itu sudah kulupakan , hanya saja bekas lukanya masih ada
Satu lagi aku pernah dibercandai " Semoga cepat kerja ya, agar tidak perlu lagi membiayai kebutuhan makanmu"
Ternyata omongan itu datang dari keluarga sendiri😢 Cuman bisa ngadu sama sang Pencipta, dan nangis sejadi-jadinya dan meledak ketika sendirian 😢😢😭
Sama juga kak. Saya juga ngalami posisi ini.
Jangankan dibentak, diomongin aja / dpet cerita dri orng lain aja saya langsung sedih.
Trus bedanya saya sedihnya karna sekarang posisi belum kerja lagiKlo muncul perasaan sedih saya pasti mendem . Trus pas malem nangis sejadi2nya. Meskipun memang nggak bersuara.
Saya type orng klo pas nangis paati ngerasa sedih banget. Trus pas nangis selalu keinget semua hal sedih yg peenah saya alami.
Oh iya, pas lagi sedih + nangis.saya juga ngerasa kalo saya ini orang yg nggk berharga. Bhkan saya merasa lebih hina dri seluruh orang yg ada didunia.
Sebenarnya sy engga mihak ortu atau pun anda k, cuma sedikit memberi arahan sedikit , m3mang tiap keluarga punya masalah masing² bahkan ada yg sampai benar² broken home ,termasuk sy juga mengalami nya k, tapi sy selalu berfikir cobaan ini pasti ada yg lebih berat dari sy, jadi sy berusaha untuk menjadi tetap kuat walau sebenarnya dalamnya sudah luka berat ,.
Kalau kata Ust.Hanan:BELAJAR LAH DARI ORANG SEBELUM KAMU (PENDAHULU ALIAS PARA NABI)
mohon maaf tidak bermaksud menggurui 🙏🏻
dr saya berterima kasih untuk mau memberi diri untuk aktif youtube. Sy yakin pasti bkn hanya sy yg tertolong dan dikuatkan. Pasca diputusin krn tdk direstui dgn klg mantan saya lalu tahu ternyata dia banyak melakukan kebohongan, membuat sy jd mempertanyakan keberhargaan diri dan memiliki kepahitan. Tp tiap pagi sblm krja dgr video2 dr jd lbh menenangkan. Kalau suatu hari aku sdh benar2 sembuh dr luka hati ini, pgn rasanya ke siloam bogor untuk sampaikan trima ksh secara langsung ke dr yg baik hatinya ini
Masyaallah, pikiran lagi kalang kabut krn terus-terusan diserang emosi dengan hal sepele, dan diri sendiri slalu menanyakan kenapa kenapa dan kenapa. Buka youtube nemu video ini. Trimakasi dok, saya support dengan subscribe nya ☺semoga selalu berkah
biasa nya hal hal yg ngebuat kita ke trigger tuh kalo di spiritual namanya shadow , biasanya cara aku ngeregulasi emosi kek gitu : aku ambil kertas langsung aku tulis di kertas ,dan mengakui bahwa aku masih ada rasa rasa itu dan coba untuk maafin situasi dan kejadian itu yg buat aku ke triger
* Tapi emg sih untuk cabut akar dari trauma tersebut biasanya butuh dibantu sama orang yg paham ( di coaching ), karna gak semua luka bisa kita sembuhin sendiri kannnnnn
Sudah sangat bingung menghadapi diri sendiri. Mau nyari bantuan tapi takut di judge bahkan untuk ke profesional lagi rasanya ga berani. Makasih dok videonya, aku rasa bagian inner child ku ini dominan sekali perannya dalam diri. Semoga bisa pelan2 bagian diri aku yg lebih dewasa bisa ngambil alih saat situasi panik.
Saya suka ketriger sama hal2 sepele tapi besar menurutku,emosional apalagi soal pertemanan dan pasangan..tapi saya pendem² sendiri tapi sekalinya udah stress langsung ungkit2 sambil nangis² yang aku gak suka selama ini pdhl aku gak mau itu saat udah meledak stress,aku hanya pengen di dengerin aja "ooh gitu yah,iyah,iyah" gitu aja🥲
Tapi kembali lagi saya cmn yah di otakku "kita semua manusia pasti ada alasan dari karakter mereka kek gitu,semua orang itu gak ngerti" itu aja udah bikin "okey" dan lupakan
Pengalaman ku waktu kecil ternyata berdampak saat dewasa ya, kataibu ku sih lebay, tapigimana ya emosi ku makin umur makin labil, kek berantakan gtu, jadi semenjak nonton dr. Jiemi di ka radit, akumakin yakin klo aku butuh pembenahan diri secara mental baru memulai hubungan,memori aku sering maju mundur, jadi ya pelan2 tapi pasti, akutahan aku inget2 kejadian yg mirip trus baru menghela napas berpikir sejenak apa yg harus dilakukan atau dikatakan, tpiklo dibikin ga bisa ngomong ga bisa macem2 dan ga diarahin juga ya ujung2 nya meledak, karnaketidak pastian sikap
Kok sama ya kak... kaya capek sendiri kadang...😢
dokter, youtube, semesta, dan Tuhan makasih banyakkk udh bikin video ini lewat beranda :")
jujur, memang sejak kuliah, first time ngerantau, ada masalah pertemanan, curhat ke orang tua bukannya mendingan malah makin jadi, kepikiran. aku makin sadar, kalo ada yg ga beres sama aku. aku takut mau bilang ke psikolog ke orang tua :") pengen konsul ke ahlinya kalo udah kerja nanti, bismillah semoga nutut dan ga makin jadi trigernya haha
Ya Allah Dokter, ini terdengar seperti hal sepele banget, tapi bagi saya sangat berguna. Terima kasih banyak atas videonya.
Tiba² lewat di home page...
Baru aja 2 hari ini emosiku meletup² cuma karena hal sepele. Dan aku sadar ini emosi negatif yg timbul karena ada luka dengan momen yg sama makanya imbul emosi di luar kendali :(
Jadi inget lagi
Pernah ke kunci pas nyetek²in kunci(ke kunci sendiri)
Terus ga bisa buka sendiri, kek macet gitu
Udah panik mau nangis
Tapi entah pikiran dari mana
Kuncinya di ambil
Di slobogin lewat rongga bawah pintu
Teriak² minta tolong, untung masih ada mamah
Nb: pas masih tk
8:05 mau dok, tapi gada duit aku ke terapist🥹
aslinya aku cape banget sama sikapku yang kaya gini, gara2 beberapa hari lalu aku merasa direndahkan sama temen2ku, aku ga ngomong lagi sama mereka.. trus emosiku sering meledak2 banget walau sebenarnya masalahnya sepele
Dokter terima kasih untuk penjelasannya. Hari ini emosi meledak tapi bukan marah,, meledaknya sedih dan nangis. Saat di kasih kabar ada kalau kakak ipar sakit, tapi perkataan suami seakan engga peduli dan justru bilang "mampus" dsb. Tiba2 saya sedih dan nangis, dan saya suruh suami diam. karena rasanya nyesek bgt. Lalu saya ingat dulu waktu saya sakit, engga pernah bapak saya itu kasih perhatian, hanya sekedar pegang kepala , masih demam apa engga ini anakku, tapi yg dilakukan justru ngomel dan ngantain bahwa sakit akibat ulahku yg ga mau dengerin. Padahal waktu kecil, yg saya butuhkan adalah rasa kasih sayang itu,bukan omelan.
Dok, kalau saya sudah tahu bahwa inner child saya seperti ini,,cara mengobati nya seperti apa? Terima kasih dok..semoga dijawab dan dibuatkan video singkat saja. 🙏
😢 ini terjadi pd saya sampai sekarang sdh menikah masih ada sedikit,,saya takut gelap gulita,saya takut petir dimalam hari,saya qak suka ditinggalkan apalagi dibohongin...dan semua itu terbawah dari cerita hidup sy waktu kecil,kalo papa dan mama sy bertengkar mlm hari itu papa suka matikan lampu tiba-tiba dan pernah suatu hari itu hujan badai petir kenceng banget sy ketakutan dikamar menahan tangis didlm selimut sendirian...saya takut tiba-tiba ditinggalkan tanpa alasan Krn waktu kecil sering ditinggal sm mama saya diam" utk kerja ke kota dan mama pergi begitu sj sy ditinggalkan tempat nenek...Jd sy kalau terbangun tiba-tiba qak ad suami seperti orang linglung ketakutan.,,,,,😢
Trauma kali ya
Allahu.. sembuh yuk Kak
@@RohmaDearniSaragih amiin
Makasih dok, ini aku banget. Smga aku segera sembuh 😢❤ 6:56
thank you dok, dulu ngereferensi konten dokter buat selesaiin tugas akhir. sekarang PR-nya aku harus belajar untuk re-parenting diriku sendiri untuk healing :') forever grateful bisa ketemu konten dokter jiemi
Suka banget sama pembawaan dr. Jiemi yang tenang, boleh kali dibahas cara pembawaan yang se tenang dokter itu gimana apa ada tips-tips nya gitu
Sy juga kurang lebih punya pengalama sama...menurut saya ada beberapa hal yg menyebabkan pengalaman ke psikiater jari begitu :
1. Kurang nya waktu untuk berinteraksi antara psiakter dengan pasien (1 jam?mungkin cerita kita aja belum selesai)
2. Kurang nya refernsi psikater yg kita datengin terkait ganggun mental yg kita alami
Ada lho psikater yg ga tau kalau vit D atau sinar matahari itu bagus untuk mood
3. ya psikater nya cari praktis nya aja lah....(Beneran klo sesi konsultasi yg bener bener itu sangat menguras waktu dan energi psikater juga pasien sendiri)
Saya trauma dg ipar yg terlalu ikut campur dan bahkan fitnah saya dg..suami sempat renggang..😢saya berusahahadapi dg lebih tekun ibadah...semoga bisa self healing...thanks infonya dok
Dok, bener banget.. sebagai orang tua kadang kalo anak ngeluh hal "sepele" kadang ditanggapi dengan kalimat yg mengarah "masak gitu aja kamu pikirin". Atau kadang kalo ngasih nasehat ternyata tidak memuaskan anak sampai akhirnya anak malas bicara lagi krn merasa ah jawaban mama paling itu-itu saja.
Dan akhirnya membawa anak masuk PICU & berlanjut psikoterapi selama 6 bln.
Ternyata selama ini hal sepele itu ternyata jadi "bom waktu" dalam anak saya, yg paling nyesek waktu anak bilang : sebetulnya aku tau ini salah & aku butuh psikolog tapi gak berani bilang mama.
Sekarang pun kadang masih ada hal2 sepele yg membuat dia terganggu, tapi lebih cepat dia menguasai diri
Ak orangnya gni dok, ak pgen konsul psikiater tp wktunya blm cck😅ak tuh gmpg ke trigger, panikan, kl ad sesuatu ak pgen sesuatu itu selesai pd saat itu jg, gmw di tunda
Dokter terimakasih untuk ilmu yang sudah dokter bagikan,
Saya sudah lama ikutin dokter di berbagai platform dan berharap bisa ketemu langsung dan konsul bersama dokter.
Tuhan tidak pernah salah memilih, tuhan memilih pundak dokter jiemi untuk berbagai masalah dan tantangan hidup yang dokter jalani karena tuhan tahu dokter yang sanggup. Sempat saya melihat wawancara dokter di suatu vidio disana dokter bilang bahwa dokter juga pernah berfikir untuk mengakhiri hidp.
Tapi dokter memilih bertahan, meskipun dengan penuh luka dan cucuran air mata.Terimakasih dokter sudah bertahan, dengan izin tuhan dokter sudah menebar begitu banyak manfaat.
Dari berbagai hal yang sudah dokter jalani , dari berbagai pengalaman tidak menyenangkan yg sudah berhasil dokter lalui, ternyata tuhan takdirkan dokter menjadi orang yang menebar banyak manfaat untuk orang lain, bahkan untuk orang-orang yang tidak pernah dokter kenal.
Memberikan semangat dan ruang bagi orang-orang yang sangat ingin perasaannya di validasi tanpa penghakiman.
Merasa dimegerti dan didengarkan meski hanya lewat penjelasan .
Tuhan telah mengukir dokter dengan sebegitu indahnya, hingga tibalah dokter menjadi orang yang amat welas asih kepada sesama.
Semoga allah selalu menuntun dokter di setiap langkah , menjaga dokter dan keluarga dari berbagai keburukan.
God bless you dokter jiemi ardian .🌸
dok, tolong buatkan cara melepaskan traumanya dok, saya kebetulan posisinya saat ini tidak berpenghasilan dan mahasiswa akhir di perantauan dok. Pengen sekali terlepas dari trauma ini. 2 hari lalu abang saya cuma nanya Lagi apa tapi saya langsung marah sekali dan penjelasan dokter benar, saya ke trigger abang saya yg pernah memaki saya dan merasa keluarga selalu menuntut saya sehingga saya marah sekali.
mohon izin penjelasan dokter baiknya saya bagaimana agar bisa terlepas dari situasi ini dok 🙏🏻 terima kasih sebelumnya ya dok.
Ke psikiater bisa pake bpjs full ditanggung seobat2nya kak (ttp tergantung obat yg mana tp rata2 yg umum ditanggung kok), klo psikolog blm bisa pake bpjs kak, semangatt
Kak meditasiii
Aku pernah konsultasiin ini ke psikolog tapi responnya nggak sesuai dan kek menyalahkanku. Beliau bilang kalo aku terlalu fokus ke memori padahal memori itu nggak bisa dilupainn cuma bisa diterima. Kalo sedih kita cukup bilang oh aku sedih dan biarin itu berlalu. Tp dia nggak ngasih aku tips untuk bisa sembuh dari ketriger itu dan malah katanya selama itu nggak membahayakan karena hal berbahaya itu hrs jelas bukan cuma dari pikiran kita ya kita harus ngejalanin itu, karena itu bagian dari pendewasan. Padahal dengan konsultasi ke dia aja aku udah nggak tahan dengan ke triger digituin malah makin ke triger.
Dok sy suka banget nonton video dokter, tolong dok bahas tentang kenapa kita suka merasa kurang terhadap pasangan Dan cenderung suka dengan orang yang tidak suka dengan Kita , makasih dokter
Setelah nonton beberapa konten tik tok dokter saya jd lebih memahami knp saya merasa sensitif dgn beberapa kejadian yang terlihat sederhana. Saya jd bisa menentukan keputusan yg lebih bijak jika itu terjadi.
Saya sama kaya dokter katakan 😢sering sekali marah dengan hal2 yg menuurt org lain sepele, marah krn g didengar....
Terus abis marah2 aku merasakan kegelisahan,dn merasa bersalah 😭
Aku merasa berdosa ,aku takut TUHAN marah😭
Tapi entah kenapa susah bgt nenahan emosi ,apalagi kalo udah marah,pasti keluar kata2 ktor nya😭😭
dari kemaren ini muncul terus di tl ku, karena kepo aku klik lah dan aku tonton. ternyata relate😭😭 aku suka ke trigger sama hal-hal sepele dan berujung menyalahkan diri sendiri karena ngerasa “kamu gak seharusnya kaya gitu”😔😔
Dok.. bener banget. Kedua org tua ku cerai 3th yg lalu, mama ku pergi dari rumah membawa 2 adik ku yg kecil tanpa pamit ke aku. Sejak saat itu rasanya ada bagian yg bolong, yg hilang, yg kosong.. dari diri saya. Impactnya adalah saya menjadi manusia yg takuuuttt ditinggalkan, takuttt kesepian, dan sempat menggantungkan hidup dgn pasangan saya yg sebelumnya endingnya sangat2 tidak baik buat diri saya.
Ketika saya sudah menjalin hubungan kembali, merasa takut ditinggalkan itu masih sangat amat besar dok, tapi saya berusaha utk tidak lagi menggantungkan hidup ke siapapun dan berusaha utk tidak memperlihatkan jika saya 'takut ditinggal dan kesepian' di depan orang, termasuk pasangan saya saat ini.. karena saya gamau dicap berlebihan, cegil, dan berakhir ditinggalkan lagi
makasih ilmu gratisnya dokteeer.. aku nangis nnton ini hehe keinget kejadian kemarin kenapa ketika saya menanggapi sesuatu hal kecil itu bikin org tsb bereaksi lbh besar dan saya langsung ketrigger balik sm dia 😭
Ntah udh kesekian kalinya mampir ke video ini.. the real sadar bahwa ini sepele tpi rasanya sulit banget buat kontrolnya:)
Kakkk tolong bahas dong, tentang rasa yang gengsi untuk takut, gengsi untuk malu, gengsi untuk jadi rendah dari orang lain.
Kadang ada beberapa moment yang saya takutin, saya malu, saya gak mau. Tapi karna saya gengsi, saya paksa buat diri saya buat bisa.
Dan ngeliat orang yang segampang itu tunjukan rasa takut/malu dia, saya jadi iri rasanya
("Tidak pernah di dengar, melakukan sesuatu jarang di apresiasi di abaikan bahkan di cemooh di masa kecil") itu yang saya rasa membuat saya emosi berlebihan terhadap sesuatu yang padahal tidak perlu seperti itu
Teeima kasih dokter, situasi seperti ketiduran saya alami dengan pasangan.. Awalnya ngk sadar emosi meledak, tapi setelah di respon pasangan berlebihan, jadi mikir.. Dan minta pengertian pasangan klw sebenarnya ngk maksud utk emosi... Tapi masih bingung bagaimana menjelaskan bagaimana.. Dan dokter memberikan penjelasan untuk bisa mewakilkan apa yang saya rasakan... Krn saya sbelumnya depresi ditinggal ibu waktu kecil dan nenek (klw detailnya panjang intinya begitu) jadi setiap sesi video setiap dokter bertanya.. Saya langsung jawab spontan sambil menonton.. Sekali terima kasihhh dokter..
Oh ya, yb dokter udah saya subcribe dri bulan maret lalu
dok, saya gak berhenti nangis nonton ini ... dari kecil saya di asuh oleh ibu dg kasih sayang & di manja , tapi di sekolah saya habis di bully karena saya gendut , dari SD-SMA , ini menjadi luka di hati saya yg membekas, ketika anak saya bilang kalo sy gendut dalam konteks bercanda, saya langsung ke triger marah. jangan ucapkan itu ke orang lain, orang bisa sakit hati.
tapi dok, akhir2 ini, saya sedang ke triger marah tapi silent treatment ketika saya di salahkan karena suatu masalah.
akhirnya dalam diam saya, saya mengutuki diri sendiri, dan menyalahkan diri sendiri dg afirmasi negatif, bahwa saya pantas di benci & di judge.
untuk hal yg terakhir saya gak tau luka apa dimasa kecil yg mengakibatkan saya jadi selalu menyalahkan diri sendiri seperti itu. apakah ada hubungannya dg luka bully'ing masa lalu / perlakuan manja ibu yg membuat saya lemah ???
great explanation, it helps. thank you dok
Yang disampaikan dokter sesuai tepat dengan keadaan saya, Meskipun sudah sebesar ini saya masih sering tantrum dan ketika itu terjadi saya memposisikan di dalam diri saya ada seorang kakak laki-laki yang akan mengayomi saya, mengarahkan dan meredakan kemarahan saya untuk melepaskan dan menyampaikan hal yang mengganggu saya dengan cara yang lebih baik. 😊
Terimakasih ilmunya dok. Meski tdk dlm bentuk amarah, Inner child saya terpicu gara-gara nonton anime lawas yang berjudul binchoutan 😅. Terdengar aneh dan receh si..hahaha. Tapi faktanya emg anime tersebut membuat saya sedih hingga hari ini. Dan setelah saya merenung, membaca bbrp literatur tentang emosi, hingga curhat dan diskusi dengan chatGPT, ternyata inner child yang terpicu adalah rasa kesepian. Dan ternyata hal tersebut selaras dengan kondisi dari tokok utama dari anime tersebut. Sampai hari ini saya masih mencari cara agar bisa meminimalisir emosi ini dan tidak parah ketika terpicu kembali.
Saya kenal dokter Jiemi di Snack Video, akhirnya ketemu juga di UA-cam, alhamdulillah ... pas temanya soal ketrigger 🙂 alhamdulillahnya dikit ketrigger sih 😂 mendengar uraian penjelasan dari dokter tp bukan emosi marah untungnya tp lebih ke ... flashback, sedih mengasihani diri sendiri. Sbnrnya bnyk sih yg mau saya utarakan tp berhubung saya dengar sambil jahit n belum selesai jadinya saya urungkan niat buat cerita atau menanggapi hal2 yg bertema trigger saat ini. Salam kenal dok dari Surabaya 🙏😇
Klo ada trigger kita lebih mengedepankan logika serta bukti2 konkrit valid jelas dari perkataan perbuatan berulang dan solusinya. Sadari, sadari jg penyebabnya knapa, lalu meleapskan dan melatih (unlearn dan relearn), latihan agar jd pola pikir, perasaan, perilaku yg menetap.
Kalo aku ketika dapat teguran, walaupun hny masalah spele. Rasanya hancur ga berguna jadi manusia, ga guna lg hidup, selalu salah dan merasa gabisa apa2, cemas berlebih (kambuh). Sudah terapi dari 2015, skrg sudah bisa mengkontrol, cmn ketika lagi lengah atau lelah kadang kambuh 😁
Bagus pemilihan bahasanya mudah dimengerti sama orang awam, apalagi orang yang suka bilang "itukan cuman hal sepele lebay amat"
Dok aku cut off banyak org krna masalah sepele spt yg dokter jelaskan. Skrg di usia 28tahun stelah aku kehilangan kedua ortuku, aku ngrasa sendiriii bgt gapunya siapa" .
Aku mulai sadar gaada org yg betah lama suka sama aku dan emosiku selama ini jelek setelah ditinggal kedua ortuku dan skrg hidup sendiri.
Disatu sisi aku terus pengen ngebenerin hubku dgn org" di masa laluku, menurutku itu adl cara untuk selesai dgn masalalu, tp bnyak dr mreka yg ga nerima aku lagi dan jadi beban baru buat akuu. Di sisi lain aku blm bener" pulih. Aku masih butuh dan haus validasi. Aku masih sulit ngontrol emosi dan pikirankuuu😔😔
Aku ngrasa rendaah diri, gak layak, rusak dan gak pantas untuk mndapat apapun. Aku mgrasa bnyak keputusan salah yg kuperbuat, aku ngrasa semua org di dunia ini mgtahui keburukanku sehingga aku gak layak dapet perlakuan baik.
Saya sering nangis terharu ketika diperlakukan baik oleh org lain, sampe org ybs bingung hehehehe
Saya sadar itu semua salah dok.ada luka dimasa kecil saya.
Rasanya ovt bgt, akhir" ini Saya sering cemass dan konsumsi bbrapa obat penenang resep psikiater spt q**tvell dan d**akot*
Sering merasa ramaiii sekali di kepala dan hanya ingin tidur seharian. Sempat melakukan prcobaan bunuh diri dan membunuh hewan peliharaan.
Saya butuh bantuan tenaga profesional Dok. Bila tidak keberatan Saya ingin dibantu terapi oleh dokter.
Semangat sembuh ❤ Ingat selalu bahwa sembuh adalah hak kita, dan sekaligus tanggung jawab kita thdp diri sendiri dan komunitas. Normalisasi orang yg terapi adalah org bertanggung jawab. Bukan ODGJ saja yg memerlukan dokter. Karena kita terbatas dalam perilaku kita, bisa saja kita menyakiti org lain tanpa sadar. Begitupun orang lain mungkin ga sadar akan perilakunya terhadap kita. Tapi itu semua gapapa. Berjuanglah ❤
Hmm...sy rasa pemaknaan kecil atau besar itu tdk melulu krn ada 'luka inner child'. Contoh kasus: kita marah karena pasangan ketiduran (yg sdh berkali² terjadi dan tdk ada perubahan wlp sdh dibicarakan dgn baik²). Kemarahan tersebut intinya bukan lagi pada 'ketiduran'nya, tp kemarahan yg sdh bercampur dgn kekecewaan krn pasangan tdk menunjukkan effort utk membuat hubungan lbh baik. Sy rasa kemarahan tersebut wajar dan tdk ada kaitannya dgn luka inner child.
Sbg tambahan, sepele atau tdknya suatu hal, bersifat relatif. Jika memang hubungan dgn seseorg dianggap penting, maka kita juga sehrsnya bisa mengerti dan tdk menjudge bhw org itu bereaksi dgn lebay.
Pertanyaan sy.untuk org2 yg seperti ini,yg sering beranggapan "sy tdk dibutuhkan lg disini" krn merasa direndahkan atau tdk merasa diakui keberadaannya lalu kita jaga jarak atau menghindar,justru org2 itu mencap kita berkepribadian buruk,sombong,krn gak ingin bersosialisasi.Atau mereka menganggap kita tdk ingin berhubungan lg dgn mereka.Padahal (jika mmg kondisinya mereka benar2 tdk menghargai kita),mereka kan jg penyebab dr itu semua?lalu jika begitu,siapa yg bermasalah?apakah kita tdk boleh sedih dan harus kuat terus?apakah org2 ini perilakunya bs dianggao wajar sj?
aku nonton sambil nangis ini relate bgt, mau cerita tentanf masalah ini susah dikira aku berlebiham huhi thankyou dok, sehat selalu ❤
Aku bingung harus lanjut terapi dan minum obat atau engga. Karena setiap kali aku membahas kesehatan mental, ibu aku kurang banget sama hal kayak gini, masih tabu.
Padahal beliau sendiri berlatarbelakang S1 Pendidikan Guru.
Aku terdiagnosa Anxiety dan BPD, umurku sekarang 19 tahun.
Respon ibuku terhadap kesehatan mentalku, selalu dikaitkan dengan hal agama. Alhasil beliau pernah meruqyah aku sampai 3x.
Semenjak itu, aku ngga mau kasi tau ibu aku kalau aku sebenarnya belum sembuh. Beliau taunya kalau aku sudah 3-7 kali konsultasi ke dokter, dikasi obat. Udah, berarti sembuh.
Dan ibuku katanya takut dan malu kalau aku berobat ke dokter kejiwaan. Takut nnti aku masuk rumah sakit jiwa dan meninggal di rsj. Dan malu kalau misalnya aku meninggal karena jiwa ku terganggu.
Dookkk... sebentar lagi bakal ada silver play button.. kontennya bagus sekali ini ❤❤❤
Video udah 2 bulan yang lalu, ini jam 12.26 siang, muncul di beranda.
Tuhan baik banget aku dipertemukan sama video ini saat lagi kacau kacaunya dan emosi emosinya 😭
Kalo dokter jiemy yg bagiin terasa lebih paham. Semua yg dibagikan saya udah dengar. Di ulang2x. Jadi paham diri dan orang lain. Jadi dak mudah menghakimi. Orang lain dan diri sendiri
ngeliat video ini dan di bagian dokter bilang sensasinya sama, tibatiba ngalir aja air matanya
❤😮👍👍Waah giLa sih. Aku merasa tertolong dengan adanya video ini🙏 makasih Tuhan, udah mengarahkan aku sehingga aku menemukan video ini untuk ku Tonton. Makasih juga pa dokter atas iLmunya🙏
pas banget, saya punya trauma masa kecil dimasalalu yang STUCK hingga dimasa sekarang😢
Dokk mau bahas tentang bagaimana kita kuat hidup di keluarga yang toxic, toxic nya itu menyakiti mental tidak mengerti perasaaan anak,
Makasih banyak dok, lagi struggling sama trauma yang membuncah dengan sangat intens akhir-akhir ini. Udah mau sebulan diliputi stress, rasa bersalah, cemas, yang ternyata aku perlu belajar soal trigger ini
Dok, tolong bahas tema "trigger for additions," dan tips meminimalisir hal tersebut. Terima kasih
Dokter makasih banyak... Sekarang saya ngerti saya kenapa... 😭😭😭😭
Aku langsung subscribe dok, jelasinnya masuk ke otak dan hatiku. Tolong jelasin juga supaya kita selalu bersyukur dok
Bude ku Dok 😢 anaknya masih 5 tahun setiap hari dimaki-maki perkara salah pake sendal aja diteriakin ampe berjam-jam. Sedih aku liatnya sama mental si anak kedepannya gimana? Tapi mau nasehatin aku takut kena semprot, suaminya juga ga pernah negur kalo istrinya lagi tantrum.
Sedih bgt baca nya ....byk yg bgtu....heran...tp ada
sepertinya bude km pnya masalah, lalu melampiaskan emosinya ke anaknya. kasian sih anaknya yg kena imbasnya 😢. dan bisa jd bakal begitu terus nantinya klo ga diperbaiki
Itu kata dokter hal2 kecil yg menurut org spele bagi bude mu itu masalah besar jd dia meledak2. Klo ga bisa di tangani sendiri mau gamau ke profesional. Kasian anaknya ibunya punya luka masa lalu anaknya kena imbas
@@larassani3821nanti, anaknya yg memberontak ~
@@adesetiawan-wg9ty yg lebih heran lagi maaf ini anak adopsi Krn bude ku ini ga bisa hamil😭 dia segitunya menginginkan anak tapi kok begitu dikasih jalan sama Allah malah anaknya diperlakukan dengan kasar.
Dok tlg bahas ttg trauma korban Npd dong..