Glosarium Birokrasi: Sistem administrasi yang kompleks dan seringkali tidak efisien. Budaya ilmiah: Pola pikir yang menghargai pengetahuan berbasis bukti, objektivitas, dan berpikir kritis. Commonwealth: Persemakmuran, yaitu organisasi negara-negara yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania. Envoy: Utusan, perwakilan. Forefront: Garis depan, bidang terdepan. Manpower: Tenaga kerja, sumber daya manusia. Meritokrasi: Sistem yang menempatkan orang berdasarkan kemampuan dan prestasi. Self citation: Mengutip karya sendiri secara berlebihan. Upstream: Hulu, tahap awal dari suatu proses.
Terima kasih banyak mas. konten-konten mas Bagus di channelnya ini banyak menggunkan bahasa yg memang jarang sering didengar atau terkesan sulit dicerna. Tapi alih-laih saya tidak senang menyimaknya tapi malah lebih termotivasi untuk mengetahui setiap arti kata yang beliau sebutkan. Sekali lagi terima kasih mas UdaAkbar. Mencerahkan.
Wah mantan Ketua AIPI. Itu lembaga legendaris, sekiranya dimaksimalkan fungsinya sebenar-benarnya. Saya adalah mahasiswa PhD asal Jambi, Indonesia bidang komposit material di Rusia, dan sangat terasa sekali "pengaruh dan kebesaran" dari Russian Academy of Science - salah satu organisasi saintifik luar biasa di dunia. Ayo AIPI, yang juga punya status academy of science, kita bisa seperti itu juga!
@@mohammadsyaoqi4876saya linear mas, dari S1 ambil material. Bisa banget mas. Beberapa mahasiswa Indonesia S1 fisika di Indonesia juga ambil jurusan material di S2 dan S3-nya di Rusia
@@mohammadsyaoqi4876 Hello mas, saya juga Fisika, sangat bisa mas Kebetulan Saya Fisika Materials focusing on Semiconductor Materials for LED and Solar Cells. Bisa mempelajari Fisika Materials
Glosarium Biogenesis: Proses pembentukan makhluk hidup dari makhluk hidup sejenisnya. DNA Mitokondria: Materi genetik yang terdapat di dalam mitokondria, organel sel yang berperan dalam produksi energi. Lembaga Eijkman: Lembaga penelitian biologi molekuler di Indonesia. Mutasi: Perubahan yang terjadi pada materi genetik (DNA). Scientific Temper: Pola pikir yang didasarkan pada logika, bukti, dan objektivitas. VOC: Vereenigde Oostindische Compagnie, perusahaan dagang Belanda yang memonopoli perdagangan di Asia Timur pada abad ke-17 dan 18.
Terima kasih Pak Bagus telah mengenalkan orang hebat ke kita. Sebelumnya, saya sebagai orang awam hanya tahu tentang Pak Habibie sebagai seorang ilmuan hebat dari indonesia. Lewat podcast ini, saya jadi meyakini bahwa masih banyak orang seperti Pak Habibie yang belum dikenal oleh kami generasi yang biasa di sebut Gen Z. Semoga pada episode-episode berikut semakin banyak lagi sosok yang bisa kami kenal dan bisa kami jadikan motivasi serta inspirasi.
Terima kasih sudah sharing pengetahuannya. Sebetulnya ada banyak referensi buku yang dapat memperdalam pengetahuan mengenai sains di Indonesia. Komunitas Bambu bersama dengan Prof. Sangkot Marzuki juga akan melakukan sesi diskusi untuk membahas Tiga Abad Sains dan Saintis di Indonesia. Berikut buku-buku yang kami rekomendasikan untuk dibaca 1. Kotak Keajaiban Benua Maritim: Ambon Abad XVII karya G.E. Rumphius. 2. Belenggu Ilmuan dan Pengetahuan: Dari Hindia Belanda Sampai Orde Baru karya Andrew Goss. 3. Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang: Tragedi Lembaga Eijkman dan Vaksin Maut Romusha 1944-1945 karya J. Kevin Baird dan Sangkot Marzuki. 4. Kepulauan Nusantara: Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam karya Alfred Russel Wallace. Silakan baca dan beli bukunya di marketplace Komunitas Bambu!
Sejarah ilmu pengetahuan di Indonesia pada masa kolonial memiliki pengaruh yang kompleks terhadap perkembangan sains di Indonesia saat ini. Di satu sisi, masa kolonial meletakkan dasar-dasar sains modern di Indonesia, tetapi di sisi lain, warisan kolonialisme juga menghadirkan tantangan dalam mencapai potensi sains Indonesia sepenuhnya. Berikut beberapa poin penting yang dapat ditarik dari obrolan: Masa kolonial menjadi titik awal perkembangan sains modern di Indonesia. Pak Prof menyebutkan bahwa Indonesia menjadi pusat penelitian yang unik karena banyaknya penelitian penting yang dilakukan di dalam negeri. Hal ini berbeda dengan negara-negara kolonial lain, di mana hasil penelitian sering kali dibawa kembali ke negara asal penjajah. Lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian yang didirikan pada masa kolonial menjadi cikal bakal institusi sains di Indonesia modern. Dalam obrolan menyoroti Stovia sebagai contoh, yaitu sekolah kedokteran pribumi yang didirikan pada era kolonial yang menerapkan standar pendidikan tinggi dan modern setara dengan standar internasional. Meskipun dipimpin oleh ilmuwan asing, interaksi antara ilmuwan kolonial dan siswa pribumi menanamkan budaya dan pola pikir ilmiah yang menjadi warisan berharga bagi Indonesia. Dia menjelaskan bahwa Stovia dipimpin oleh figur-figur seperti Dr. Christiaan Eijkman, yang dikenal dengan penelitiannya tentang beri-beri. Di Stovia, standar pendidikan yang diterapkan sangatlah tinggi dan modern, setara dengan standar internasional, dan buku teks yang digunakan ditulis oleh ilmuwan terkemuka pada masa itu, memastikan siswa mendapatkan pendidikan sains yang mutakhir. Metode pengajaran di Stovia menekankan pentingnya budaya ilmiah, yang ditularkan melalui interaksi intensif antara guru dan murid.
Kalau Indonesia menerapkan sistem fiskal yang lalu u pembiayaan suatu proyek penelitian ilmiah bisa-bisa di Indo budaya penelitian ilmiah akan hilang dan kita nggak mungkin menghasilkan penelitian yang go internasional.
@@bambangprayitno8585Belum jelas sejauh mana adanya Visi terkait hal tsb. Serupa dgn amanat " mencerdaskan kehidupan bangsa", yg dlm praktek diaplikasikan pd tehnik terkait didaktik metodik serta mencukupi gedung" sekolah (reguler), termasuk anggaran 20an% itu. Perumusan tujuan pendidikan nasional pun diperdebatkan dri masa ke masa. LIPI, berfungsi sejauh kepentingan "politik" negara (tepatnya rezim).
Chronicles menjadi penyambung orang berkaliber tinggi nasional dengan masyarakat. Semoga ini menjadi salah satu titik kontribusi untuk menciptakan budaya saintifik di Indonesia.
Mestinya kisah ini menjadi bagian dr catatan sejarah Indonesia yg diajarkn di sekolah2. Hal ini penting agar bangsa kita bisa melihat/menilai sejarah pd masa Hindia Belanda dgn lbh berimbang. Artinya kita jg perlu jujur mengakui bhw ada hal2 positif yg dihasilkn dr masa itu.
"Scientific temper," atau perangai ilmiah, adalah cara berpikir yang mendasarkan kepercayaan pada bukti yang diperoleh melalui eksperimen dan fakta. Scientific temper mengajarkan untuk tidak mempercayai informasi tanpa fakta dan mengakui bahwa apa yang kita yakini bisa berubah karena tidak ada yang absolut. Berikut adalah beberapa poin penting tentang scientific temper: Scientific temper merupakan landasan bagi perkembangan manusia dan mendasari semua cara berpikir, termasuk cara berpikir seorang politisi. Scientific temper adalah bagian penting dari budaya sains dan harus dikembangkan sejak dini. India memasukkan scientific temper ke dalam undang-undang dasarnya, yang mencerminkan pentingnya scientific temper sebagai landasan perkembangan manusia. Sayangnya, budaya sains di Indonesia belum sepenuhnya mengadopsi scientific temper. Hal ini terlihat dari masih adanya isu plagiat dan self-citation di kalangan akademisi. Permasalahan ini muncul karena budaya sains tidak ditanamkan sejak dini.
'Hal ini terlihat dari masih adanya isu plagiat dan self-citation di kalangan akademisi'. Hm... terlihat sekali anda hanyalah sekedar seorang *penikmat sains,* bukan *pelaku sains (scientist)* yang setiap detik minum dan mandi dari mata air sains itu sendiri, sehingga anda memiliki kemampuan untuk membedakan hitam - putih dalam dunia sains (akademis) baik secara lokal maupun int'l. 🤭
Setelah pak sangkot bercerita mengenai ilmuan yang terkesima dgn pesona botani Indonesia dan melakukan penelitian di daerah Ambon. Diri ini langsung flash back dgn bukunya Dea Anugrah yg juga menceritakan Georg Eberhard Rumpf meskipun hanya sekelumit namun sungguh berkesan.
Berapa % dari hampir 300jt penduduk Indonesia yang jiwanya meronta-ronta untuk menjadi scientist? Isi youtube yg seperti ini jg sangat terbatas dg view jg sangat sedikit. Tp sy 1 diantara yg ingin bertambah ilmu....maju terus pendidikan di nusantara ini.❤
Mungkin podcast yang bermutu seperti ini bisa di putar2 di sekolah2 pada waktu-waktu tertentu. walaupun anak2 sdh punya alat untuk mencari banyak sekali pengetahuan di luar sana (smartphone) tapi perlu sekolah menyajikan hal2 seperti ini sebagai lembaga yang menjadi filter untuk anak2 bahwa di youtube, yg notabene tempat anak2 nonton acara vlog atau mukbang dll, bisa loh menjadi apliakasi yg dapat menambah pengetahuan seperti ini. agar2 anak2 tahu memanfaatkan gadget dengan lebih maksimal bukan hanya sebagai alat hiburan.
Ayo peneliti ilmiah Indonesia bersatu jangan hanya bergantung ke publikasi ilmiah yang di dominasi barat yang menghabiskan devisa. Buatlah publikasi ilmiah yang bergengsi di kalangan peneliti Nasional dan Asia. Masak sudah susah-susah meneliti baru dianggap sah kalau publish di jurnal Barat. Buatlah publikasi yang Open Access sehingga publikasinya dapat dibaca oleh masyarakat.
Pembicaraan yg cukup tinggi bagi masyarakat negeri ini sejak sekolah sdh berfikir Indonesia adalah bukan yg suka berkompetisi dan apakah akan ada kompetisi itu next time for Ind...
@@AlgoNudger saya hanya baca2 buku terkait. Karena jurusan saya Fisika dan bergelut dalam bidang riset, jadi merasakan fenomena ini dan seringkali saya tertarik untuk membahas terkait budaya ilmiah.
@@sanschannel7945Oh, ternyata seperti itu ... Suatu saat kelak anda akan mengetahui bahwa ternyata tidak sedikit para Nobel laureate yang berkelakuan buruk. 🤫🤭
Jika kalian sudah berilmu pengetahuan tinggi : jadilah pencipta atau penemu,bukan mengulangi apa yg kalian pelajari untuk orang lain tapi jadilah pencipta sesuatu yg berguna untuk semua orang. Itulah ilmu pengetahun
Setuju.., kalau Pendidikan di 🇮🇩 sedari awal dibiasakan kembali dengan budaya ilmiah, setahu sy dulu Ketika SMA, diwajibkan membuat karya Tulis Ilmiah, kemudian di ujikan hasil riset tsb sebelum kelulusan. Bagus kalau dihidupkan lagi.
Solusinya adalah releasing semua belief ide gagasan konsep tubuh rasa emosi dll .bahwa itu semua bukan kita dan kita yg sebenarnya adalah diri yg menyadari insyaallah semua akan baik baik saja...
Selama manusia tidak menempatkan diri sebagai JEMBATAN penghubung yg ditopang oleh DUA PILAR, nilai INTELEKTUAL & MORAL ditengah beragam aktifitas, maka pada dasarnya pikiran manusia telah terbelenggu untuk melahirkan PERUBAHAN BUDAYA yg bermanfaat bagi kehidupan.
Kata siapa Indonesia kurang mengedepankan Sains ? Indonesia sangat berlandaskan Sains dalam sendi sendi kehidupannya..., .......Sains yang dimaksud : S = Supranatural A= Adalah I= Ideologi N= Nasional S= Seutuhnya
Pak Bagus, thank you untuk episode ini. Aku jadi tahu banyak info dari Pak Sangkot. Aku dari Ambon dan kagum sekali dengan mendiang Rhumpius yg namanya tenggelam, malah yg jd Bapak Taksonomi dunia adalah Linnaeus. This episode semakin membuat aku yakin untuk melanjutkan studi S2 Biologi. Tapi bingung mau ambil Bio molekuler atau Konservasi. Hehehe Sekali lagi, Terima kasih Pak Bagus untuk episode ini.
Setuju sekali dgn Prof sangkot. Hal yg bikin ambur-adul riset di kita adalah di aturan & birokrasi kita. Aturan keuangan terlalu rigid dan masih sangat terasa "service" krn memang birokrasi itu lebih ke service atau pelayanan. Seharusnya aturan utk riset itu khusus dan tidak dicoba dipadankan dgn kepangkatan I, II, III, IV, A, B, C dst. Tp mungkin bbrp "pihak" pengambil kebijakan (yg mayoritas akademisi dan periset juga) merasa paling pinter dan mungkin lebih pinter drpd org2 semacam Prof Sangkot....Ya jadinya seperti sekrg ini.
PNS Periset ya Mas? Susah majunya sptnya. Istilah Kontribusi, Kompetensi, Meritokrasi hanya slogan krn tetap yg dihargai adalah yg Jabatan tinggi dan mampu meraih Angka2 tinggi.
@@Bams-007 Dah pensiun dini . Merdeka 😁. Selama aturan spt ini nggak akan maju. Buang waktu sia2. Banyak temen/kenalan periset yg konon dulunya bagus malah memilih jadi birokrat. Ada yg S3nya intrumentasi, sekarang malah ngurusi anggaran. Dan banyak lagi kasus2 spt itu. Sedang org2 yg "merasa pintar" teriak2 "braindrain". Sontol*y* 🤣Biang utamanya ya di aturan, biang kedua di mentalitas org2 yg merasa "hebat", termasuk peneliti2 sendiri. Yg kedua ini ya berhubungan dgn budaya dan pendidikan (lebih ke mentalitas) kita. Ekosistem riset kita buruk. Mungkin (seharusnya) di perguruan tinggi lebih baik
@sridanawindya1959 ya, sistem & aturan2 bisa membelenggu sendiri u bisa maju. Krn yg dianggap punya prestasi adalah mereka yg mampu mengumpulkan angka2 tinggi. Output & manfaat apapun dr hasil kerja pegawai kalo tidak bisa 'diubah' dlm Angka2 (misal Periset tanpa Jab tertentu, Honorer) TIDAK akan dianggap sbg kontribusi/ prestasi. Mngkn maksudnya u memudahkan penilaian (penilai), mk semua pekerjaan bhk ada yg sampe 'rinci' dibuat angka2 bobotnya. Wajarlah kalo semuanya jd fokus u mengumpulkan angka2. Itu yg terjadi slm bertahun2. 😇
Terimakasih Pak Bagus dan Pak Sangkot, isi pembicaraan ini benar2 hal yang baru saya tahu. Jadi penasaran sejak kapan sebenarnya cara berpikir ilmiah di Indonesia ini mulai memudar. Kalau boleh request bintang tamu selanjutnya undang Cania Citta atau Sabda PS pak, misinya sama kayaknya dengan Pak Bagus, mereka concern dengan menumbuhkan cara berpikir ilmiah untuk anak2 muda.🙏
Maaf, menurut saya pribadi, klo bisa untuk episode-episode selanjutnya *(minimal)* hanya menghadirkan narsum yang selevel dengan Pak Sangkot, atau klo bisa yang lebih tinggi lagi levelnya, seperti: para Nobel Laureate *(selain peace dan literature),* Fields Medalist, Chern Medalist, Abel Prize Winner, Turing Winner, serta para prominent scientist lainnya yang selevel dengan mereka juga. Cukuplah masa lalu menjadi sebuah pelajaran. 😊
@@AlgoNudger justru masalalu menjadi pelajaran kalau kita sudah tau jelas, nggak abu2, biar nggak terulang lagi. Lha ini anak2 muda banyak yg nggak tau sejarah, bagaimana mau menjadikannya sebuah pelajaran.
Dan otoritas lebih memilih berinvestasi di tanah kosong untuk hal yang seremonial. Ratusan triliun diguyur untuk menjadi tiang-tiang beton, sementara kualitas pendidikan seperti tak punya fondasi. Tapi, peduli apa? Seperti kata kepala BKKPN, orang Indonesia itu bahagia walau miskin. Selamat berbahagia untuk Indonesia.
bonus demografi yang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sdm nya. welcome indonesia emas 2045 wiuwiuwiu. terima kasih sudah membuat channel seperti ini.
Hanya saja (mungkin) saat itu beliau belum berhasil mendapatkan restu dari para Londo ireng, kuning dan putih. Sehingga akhirnya visi itu harus terkubur kembali. 😔
Apakah maksudnya dengan menjadikan suasana setiap warkop dan warmindo serasa seperti Institute for Advanced Study (IAS) in Princeton? 🤔 Di mana para interdisciplinary prominent scientist duduk bersama untuk saling berdiskusi, brainstorming dan berdebat sambil asyik ngemil, gitu? 😅
Betul bpk dari dulu indonesia penuh unik dan itu bisa jadi kan ilmu pengetahuan contoh kita memilih buah mangis itu kan di atas ada yg hijau cupat nya yg lain ungu kan kita bisa tahu dari pucuk nya dgn menghitung nya ada 7 ada 5 tergantung dan di pegang juga sudah mengetahui yg buruk nya dan kita juga bisa tahu mulus semuanya dgn cara pegang ada yg mengkeul ada yg lebih dan yg segar dan kita bisa menentukan karena ada harga sesuai karena tukang buah karena sudah biasa dan kebiasaan jadi hapal bisa menentukan harga juga kalau yg propesional di bidang buah 🙏
di negeri+62, hmpir semua instansi (trmsk pndidikn)terpapar Korupsi yg parah dn Tidak ada meritokrasi,yg kental kronism...anggaran dr Pemerintah buat Penelitianpun sgt trbatas...anak2muda cerdas pintar calon Ilmuwan kita buaanyk di"bajak"Sing,krn ketiadaan fasilitas disini😢
NTB hadirr bioteknologi di daerah kami potensinya sangat menjanjikan tapi belum ada kesadaran kolektif dari sisi decision makernya pak lantas sebagai anak muda bagaimana cara kita mengakselerasi potensi tersebut menjadi sesuatu yang bernilai tinggi
Sdrku Renunganku, 40 thn di manca negara, sungguh memprihatinkan, banyak para pengejar ilmu & pendidikan diluar tdk merasa sebagai duta bangsa, tetapi jadi pencari kehidupan pribadi & kebangaan belaka , jadi kalau anak bangsa " kurang akal sehat ", ini hasil dari perubahan sikap tersebut Akibat dari banyak anak bangsa yg di didik di dunia barat, seperti Harpard dll, tak sadar dicuci otak oleh zionis sehingga pola pandangnya jauh dari Agama & peradaban bangsa yg luhur, Nobel, penghargaan, sanjungan. Sumbangan & investasi, semua dikemas zionis & berhasil membuai mereka, baca Makar zionis menguasai dunia, Dalih kata propesional, kebarat- baratan seolah dia org berhasil & bergengsi, tampa disadari yg namanya sanjungan prestasi yg diberikan mereka membuat generasi ini lepas kensali dari peradaban & agama , terlihat saat ini mulai memudar dan negara ini tetap dibawah Hegemony barat & jadi budak. Dan para yg katanya propesional mabok budaya luar dg bangganya merasa jadi org hebat, sungguh miris, kecuali org cerdas & yg paham sejarahlah yg nampu menjadi negarawan bangsa ini & mereka ada disebalik semua geopolitik dunua saat ini, wait and see, sekedar masukan
Menurut saya apapun pengetahuan itu : lahir dari rasa abstrak yang di visualkan dan realisasikan. Jadi logic itu lahir dari pikiran abstrak / astral. Sehebat apapun edukasi manusia jika masi berpikir dari membaca buku / belajar dari pengalaman orang. Artinya manusia yg berilmu semesta manusia yang bisa menciptakan sesuatu yang baru dan berguna untuk alam semesta dan isinya ( di gunakan oleh semua manusia ) contohnya di zaman modern salah satunya Thomas alfa edison
Betul mas kalau berilmu dgn kedokteran harus bisa mengurai dari awal dulu untuk menganalisa secera cermat misal kita tanam bawang kita harus tahu bawang ini bakal tumbuh atau layu kan bisa membedakan dari awal nya dari tunas nya udah lembek berarti itu akan mati dari salah satu tunas nya buang lah secara di pegang saja udah lembek itu jelas menganilisa nya tampa buang waktu 🙏🙏🙏
Setuju sekali, karena jika para anak muda tersebut hanya dibiarkan lontang-lantung dengan bermodal semangat membara serta menggebu-gebu (self-taught), maka nanti dikhawatirkan mereka hanya akan berakhir dengan 'edi tansil' atau bahkan berakhir sebagai seorang pseudo intellectual penderita NPD dan Dunning-Kruger akut. Seperti yang jamak terjadi hari ini. 😂 Disebabkan karena keterbatasan akses terhadap sumber-sumber terbaik dan (ter)benar, serta dana yang cukup besar untuk melakukan R&D. 🤭 Lha wong manusia selevel *Isaac Newton* dan *Srinivasa Ramanujan* saja membutuhkan mentor serta lingkungan yang kondusif dan suportif. 🤭
@@AlgoNudgerBagaimana menurut anda jika saya membuat rencana bikin panti asuhan dengan budaya ilmiah?Tentu, saya tidak berniat memaksakan keinginan saya pada para anak-anak. Hanya ingin mendukung setiap potensi yang dimilikinya. Panti asuhan yang saya kenal, agaknya lebih ke arah agamis. Karena para orang tua pengasuhnya begitu meginginkan surga sehingga budaya inilah yang muncul. Saya pikir ini tindakan yang sangat potensial ke depannya. Berbeda dengan mendidik anak dalam keluarga kecil. Di panti asuhan bisa mendidik lebih banyak anak.(Jadi mirip sekolah asrama, tapi sekolah agak terlalu mengikat muridnya)
@@AmanaHsajSebelum saya menjawab pertanyaan anda, maka izinkan saya untuk mengajukan beberapa pertanyaan terlebih dahulu, yaitu: 1). Sudah sejauh dan sedalam mana anda mengenal dan memahami dunia sains itu sendiri? 2). Sudah sejauh dan sedalam mana anda mengenal dan memahami ajaran agama anda sendiri? Karena terkesan seolah anda sedang memojokkan dan mendiskreditkan ajaran agama (alih-alih pemeluk agama), serta sedang berusaha melakukan dikotomi antara ajaran agama dan sains. 😅
Terbelenggu dogma maksudnya yaitu dogma yg memundurkan kita utk tidak berpikir kritis Dan ilmiah.... contoh matematika diklaim sumbernya dri al khawarizmi Persian Muslim ternyta matematika sumbernya dri India...critikal thinking sumber primer sejarah
@@syamirf4742 jaman apa saat ini orang buta sejarah literasi agama. Sejarah teologi agama itu pelajaran umum...agama justru tidak jarang menyebabkan paradox moral
".....dunia islam..." Terkait "...Obama" lalu juga "science".. perkenankan utk komen terkait hal itu. 1. Bila tentang islam sebaik-baiknya bukan dari "yg berkata islam" karena mereka yg menyembah bukan Yang Disembah. Carilah yg dari Yang Disembah yaitu yg tertulis dlm Al-qur'an, "minimal" dapat dinyatakan itulah "pernyataanNya" 2. PernyataanNya yg terkait "kaidah ilmiah", sebaik-baiknya bacalah dlm bahasa yg paling memudahkanmu untuk mengerti Al-baqarah 213, baca terjemahan murninya, kalimatNya dlm ayat itu lebih dari cukup utk menjawab pertanyaan "apakah memenuhi kaidah ilmiah", setelah baca sendiri pasti pertanyaannya berubah jadi pernyataan "harus memenuhi kaidah yg disebutkanNya dlm ayat tersebut". 3. Dan bila sahabat lebih punya waktu lagi, bersedia membaca keseluruhan kitab tersebut, sahabat akan menemukan jawaban dlm bentuk kalimat kalimatNya yg tersebar dlm beberapa ayat yg dapat menjawab pertanyaan "apakah kaidahNya lebih.... (apa yaa ?, aku nggak nemukan kosa kata yg pas... Intinya: lebih dari yg dimintakan dlm kaidah ilmiah dan dlm persidangan). 4. Sesungguhnya dlm kitabNya itu pun ada yg orang bilang "pintuNya", tapi bukan pintuNya, malah kunci pintuNya yg juga disebutkanNya dlm Al-baqarah 213. Kunci yaitu proses yg sebaiknya dijalani oleh seseorang hingga orang tersebut menyatakan masuk ke dalam agama ini. Dengan mengerti kunci pintu masukNya ini, sahabat dapat mengerti kaitannya dgn manusia yg berbudaya meneliti sebelum membenarkan yg sampai padanya. Saya sarankan sahabat baca sendiri, bukan saya yg menjabarkannya, bukan juga penjelasan/tafsir dari orang lain, karena itulah yg sebaik-baiknya. Semoga Allah menjadikan sahabat mengerti... 🤓 Damai dlm pilihan masing masing.
Orang indonesia negara bermatabat terhormat kita bisa merasakan waktu di ingris itu keliatan santun tertib bisa mengesuaikan diri karena waktu di tempat turis keliatan sekali gitu tidak kampungan di dunia ini yg saya rasakan indonesia penuh adab jadi itu penting etika sopan santun karena kita tamu harus ikut tin aturan nya dimana kita injak kaki di dunia ini karena kita bawa citra bangsa bukan bawa diri saja 🙏🙏🙏
Betul sekali bpk untuk pemerintah atau perusahan tehnologi besar harus ada seorang Adviseor itu sangat penting untuk mencari data yg akurat kalau ada tugaskan untuk mencari data pembeli pesawat karena untuk mendapat speck pesawat itu sulit bisa aja kita bisa mencari di media banyak tapi banyak yg manupulasi data tidak jelas karena itu dunia maya 🙏🙏🙏
Saatnya dunia pendidikan kembali ke pangkuan sains. Buang pengajaran yg bersifat doktrin diusia dini sampai otak rasional anak2 Indonesia berkembang. Tahun 70-80an anak2 Indonesia antusias belajar sains, namun sekarang suasananya berbeda jauh.
sejak aku bisa berpikir srah tujuan hidup sudah aku rancang sendiri cara aklakku kepribadianku ini fakta bagiku sebab Tuhanku selalu membimbingku secara langsung💸✅😭😃💰👅😊😅😮😢🎉😂❤kiamat di seluruh dunia harus bisa merasakan yg sama ini pemboktian dari seorang hamba tuhan yg mampu mengungkap mengapa semua manusia tidak bisa bersukur 😂🎉❤
@@yusriyusalychannel1189 tidak juga buktinya ada jung java tapi ilmunya dihancurkan sendiri oleh mataram sultan agung...justru yg kacau itu sunni syiah yakin ente ke gurun jahiliyah
Apakah laboratorium itu sudah maksimal dan dikembangkan oleh ilmuwan. Dan disebarkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat nusa dan bangsa?.. ini adalah pertanyaan yang reflektif yang jawabannya ada pada diri masing-masing ilmuwan
Harus mencerdaskan pikiran cara pola pikir dan memahami dan saling mengkoreksi dan disitu harus berdebat dgn menunjukan kebenaran dan bisa di pertangungung jawab kan dgn akal sehat harus jelas maka nya perlu debat dgn fokos yg kita masalah kan untuk mencari persamaan berpikir
Semua akal sehat SDH di benggu oleh politik , agama dan kepentingan klompok tertentu , sampai lupa Budi luhur budaya sendiri , yg selalu mengutamakan akal dan hati . Rahayu Rahayu Rahayu.
Saya juga akan selalu bersedia menunggu selama kualitas para narsum yang dihadirkan *(minimal)* seperti Bapak Sangkot ini, atau bahkan melebihi beliau. 😊
riset2 silahkan aja asal jgn jd propaganda kepentingan. meski iq jongkok pun Indonesia tetap tegak berdiri, alunan bahagia menggema, kehidupan tetap berjalan normal, seni dan budaya nusantara menggaung meraung2 ke seantero jagad raya. apakah riset itu sesuai fakta ? para peniliti tidak bisa meneliti dgn tepat siapa bangsa Indonesia yg majemuk ini, penelitian mereka selalu luput, tak akan ada yg bisa, itulah UNIKNYA warga nusantara
Kalau dulu kuliah lulusan dari luar negri kedokteran tidak di akui dulu oleh pemerintah kecuali harus di tugaskan kedaerah terpencil dulu baru diakui dr spesialis nya 🙏
Budaya indonesia itu budaya kerajaan2.. leluhur2 indonesia itu adalah keturunan raja2.. jadi, sampai kapanpun tidak akan pernah dibiarkan rakyat jelata menjadi pemimpin dan penguasa di indonesia.. karena keturunan raja2 di indonesia tidak akan mau dipimpin oleh keturunan rakyat jelata..
Jika budaya dan adat masih dapat beradaptasi pada kondisi lingkungan dan jamannya,tapi bila keagaman,sepertinya kita akan seoeeti menjumpai hidangan anekah buah berupa pajangan serba plastik,yang hanya dilihat disentuh tidak tau daging dan bijinya,maka apapun prodak yang dihasilkan mereka tidak lebih sebuah jenis jenis jilid yang dapat dibaca tidak tau apa yang dibaca apalagi maksud dari yang dibacanya,meteka kebanyakan 85% pemimpi saat tidur dan mimpi disiang hari,memang susah apabila tangan buat kaki bagaimana cara berlari dan maju berjalan bareng dengan mereka yang memakai kaki,ditaruh didepan nalah memposisikan diri ditengah ditauh dibelakan maju kedepan,mereka masih senang bermain air dan masih senang main mobil mobilan dari kulit jeruk bali,yang dia inginkan harus ada tersedia makan tidur lalu bangun tidur lagi mungkin sesungguhnya mereka itu golongan mbah surip😊
Kami memiliki konsep teori gravitasi dan atom baru yang merupakan peluang Nobel terbesar sepanjang sejarah manusia bagi rakyat Indonesia, silahkan kolaborasi. Implementasi akan membentuk inovasi produk teknologi akurasi lebih canggih dari Amerika dan China.
Pak Sangkot sdh bersusah payah menghidupkan ekosistem ilmiah Lembaga Eijkman di gedung bersejarah indah di sebelah RSCM dgn literatur yg bernilai. Ia membangun budaya ilmiah, ilmuwan2 muda Indonesia & asing. Kemudian politikus sok tahu & tak bermoral, membubarkannya & menggabungkan dlm BRIN. Rasanya ingin melempar sandal ke televisi. Ancoor Indonesia. 😢
Justru Ilmuwan2 seperti Einstein, Dirac, Pascal dll, mereka berangkat dari Iman (faith based), dari situlah mereka menghasilkan penemuan2 yg luar biasa... Iman bagi mereka itu bukan kayak mabuk agama yg nggak jelas itu, tapi hubungan yg intim dgn Tuhan😅
Chronicle, Pak Bagus and the team, thank you for this episode. It was truly fascinating to see Prof Sangkot himself talk about the golden age of research in Indonesia. As someone currently involved in the government's move to foster genomic technology in medical health, I can see that (most of) our government's decisions are likely based on ad-hoc moves aimed at leaving a political legacy, rather than longitudinal and long-term thinking that wise. However I am optimistic, with this outreach to emphasize how important the merit and competency system is in our country from you and the Endgame team, I am sure we are heading in the right direction.
Berhubung saat ini anda tengah menggeluti dunia genomic tech. Saya (awam) memiliki dua buah pertanyaan, barangkali anda dapat memberikan sedikit pencerahan, yaitu: 1). Apakah perbedaan antara BRIN (formerly Eijkman), MRIN, dan BGSi, terkait pengumpulan sampel genome yang akan diproses melalui teknologi WGS? 2). Dari ketiga institusi tersebut, di mana sebaiknya seseorang "menghibahkan" sampel genomnya (serum dan plasma darah)? Thanks in advance.
Halo Pak Aldo. BRIN: Badan Riset dan Inovasi Nasional. Ini lembaga riset milik pemerintah Pak. Semua lembaga riset milik pemerintah sekarang di lebur menjadi kesatuan dalam BRIN ini. Termasuk Lembaga Eijkman yang semula ada di Jln. Pangeran Diponegoro Jakarta, sekarang di boyong ke BRIN di Cibinong. MRIN: Mochtar Riyadi Institute for Nanotechnology. Setahu saya, MRIN adalah institusi di bawah/dikelola oleh Universitas Pelita Harapan. Cmiiw. Sebagian periset yang dulu bekerja di Lembaga Eijkman, saat ini bekerja di MRIN. BGSi: Biomedical & Genome Science initiative adalah inisiasi yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan, berfokus pada pengembangan layanan genomik yang melibatkan 9 atau lebih rumah sakit vertikal. BGSi pengelolaan nya di bawah Balai Besar Binomika (sila googling). Pemeriksaan genomik untuk human Whole Genome Sequencing nya saat ini berpusat di GEDUNG EIJKMAN (bukan lembaga Eijkman) yang ada di Jakarta. 2. Sepertinya dalam waktu dekat akan dibuka rekrutmen untuk general population. Yang mana orang tanpa diagnosis penyakit tertentu dapat secara sukarela ikut menyumbangkan sampel untuk pemeriksaan genomik. Namun apabila saat ini subyek memiliki kondisi diagnosis tertentu (misal: Diabetes Melitus/ Psoriasis/ Cancer/ Rare Disease/ Stroke/ Penyakit Jantung/ Tuberkulosis/ dsb) dapat ikut serta dalam rekrutmen di masing-masing RS sesuai dengan fokus penyakit RS tsb. Kindly check on this website: bgsi.kemkes.go.id/en Semoga membantu Pak Aldo. Terima kasih.
Saya rasa tidak, khususnya untuk Islam. Karena banyak scientist berkembang di era tersebut. Kebanyakan di Indonesia adalah Islam hanya sebatas hafalan, jauhnya dari makna dan implementasi. Beberapa buktinya masih banyak yg buang sampah sembarangan, tidak suka membaca padahal diwajibkan membaca, disuruh mempertanyakan segala sesuatu agar berpikir, tetapi memilih jalan instan karena malas berpikir. Jadi pernyataan "terbelenggu agama" saya rasa kurang tepat, lebih cocok kepada "terbelenggu kebiasaan".
Dalam suatu kehidupan yang berbasis system, kebenaran harus diimbangi dengan kebijaksanaan. Ilmu ini namanya teleology. Science dipergunakan sebagai alat untuk memvalidasi kebenaran, Agama dipergunakan sebagai alat untuk memvalidasi kebaikan. Maka terciptalah knowledge based wisdom. Saat ini agama telah terdekonstruksi sebagai hal penghambat kemajuan science, karena mereka para pelaku science saat ini mengabaikan isu sosial dampak dari sains yang digunakan sebagai teknologi. Anda salah jika menyatakan bahwa agama membelenggu, mereka itu agen dari urun / menyumbangkan wisdom. Dasar agama itu adalah spiritual, setiap manusia punya itu. Memang tanpa agama manusia juga bisa mencapai taraf wisdom, namun agama yang telah dikembangkan ribuan tahun telah membuat suatu pola wisdom, sehingga lebih mudah di ikuti ketimbang memulai dari awal. Namun sayang ada beberapa pihak yang hanya menggunakan agama untuk akomodasi untuk memonopoly, merampok, dan melanggengkan kekuasaan, sehingga agama dipelencengkan dari garis awal, disinilah terbentuk dekonstruksi agama.
Di masa depan tidak menutup kemungkinan juga bahwa science dapat digunakan untuk mengakomodir kekuasaan, monopoly suatu bisnis, dan merampok. Contohnya statistika saja sekarang banyak digunakan sebagai alat politik. Kedepannya apa? Rekayasa AI dari orang yang memonopoly ilmu pengetahuan? Sehingga kebenaran bergantung pada jawaban AI? Ini bisa saja terjadi kalau dibarengi dengan tangan besi suatu pihak
@@Itsmesmileyface ya karena sains mostly empiris beda dgn matematika. kalau ingin maju ya sekuler/dipisahkan antara agama dan pemerintahan, atau kl zaman Abbasiyah, nilai wahyu harus di bawah akal, jadi segala sesuatunya tidak dipandang sudah final dan sempurna hingga kebenaran terus dicari gak berhenti di teks Ilahi.
1. strategi cepatnya yaa Pak Bagus jadi Menteri Pendidikan Tinggi, bergaul dengan orang Partai. memasukkan anak2 generasi Z yg budaya science tinggi ke Partai. yg bikin kalau kan dah tahu, bapak dibagian mananya.
Glosarium
Birokrasi: Sistem administrasi yang kompleks dan seringkali tidak efisien.
Budaya ilmiah: Pola pikir yang menghargai pengetahuan berbasis bukti, objektivitas, dan berpikir kritis.
Commonwealth: Persemakmuran, yaitu organisasi negara-negara yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania.
Envoy: Utusan, perwakilan.
Forefront: Garis depan, bidang terdepan.
Manpower: Tenaga kerja, sumber daya manusia.
Meritokrasi: Sistem yang menempatkan orang berdasarkan kemampuan dan prestasi.
Self citation: Mengutip karya sendiri secara berlebihan.
Upstream: Hulu, tahap awal dari suatu proses.
makasih mas
Terima kasih banyak mas. konten-konten mas Bagus di channelnya ini banyak menggunkan bahasa yg memang jarang sering didengar atau terkesan sulit dicerna. Tapi alih-laih saya tidak senang menyimaknya tapi malah lebih termotivasi untuk mengetahui setiap arti kata yang beliau sebutkan. Sekali lagi terima kasih mas UdaAkbar. Mencerahkan.
Makasih kak
👍
Kok ya kepikiran bikin glosarium di kolom komentar😅
Wah mantan Ketua AIPI. Itu lembaga legendaris, sekiranya dimaksimalkan fungsinya sebenar-benarnya. Saya adalah mahasiswa PhD asal Jambi, Indonesia bidang komposit material di Rusia, dan sangat terasa sekali "pengaruh dan kebesaran" dari Russian Academy of Science - salah satu organisasi saintifik luar biasa di dunia. Ayo AIPI, yang juga punya status academy of science, kita bisa seperti itu juga!
S1 sm s2 nya apa mas? Saya fisika ada keinginan buat lanjut di bidang material, apakah bisa untuk lanjut di bidang material?
@@mohammadsyaoqi4876saya linear mas, dari S1 ambil material. Bisa banget mas. Beberapa mahasiswa Indonesia S1 fisika di Indonesia juga ambil jurusan material di S2 dan S3-nya di Rusia
@@teguhimanullah S1 & S2 di UI mas?
@@mohammadsyaoqi4876 Hello mas, saya juga Fisika, sangat bisa mas
Kebetulan Saya Fisika Materials focusing on Semiconductor Materials for LED and Solar Cells.
Bisa mempelajari Fisika Materials
@@teguhimanullah di rusia banyak enaknya atau kurang enaknya mas?
Glosarium
Biogenesis: Proses pembentukan makhluk hidup dari makhluk hidup sejenisnya.
DNA Mitokondria: Materi genetik yang terdapat di dalam mitokondria, organel sel yang berperan dalam produksi energi.
Lembaga Eijkman: Lembaga penelitian biologi molekuler di Indonesia.
Mutasi: Perubahan yang terjadi pada materi genetik (DNA).
Scientific Temper: Pola pikir yang didasarkan pada logika, bukti, dan objektivitas.
VOC: Vereenigde Oostindische Compagnie, perusahaan dagang Belanda yang memonopoli perdagangan di Asia Timur pada abad ke-17 dan 18.
Thanks for doing this!
thanks!
Terima kasih Pak Bagus telah mengenalkan orang hebat ke kita. Sebelumnya, saya sebagai orang awam hanya tahu tentang Pak Habibie sebagai seorang ilmuan hebat dari indonesia. Lewat podcast ini, saya jadi meyakini bahwa masih banyak orang seperti Pak Habibie yang belum dikenal oleh kami generasi yang biasa di sebut Gen Z. Semoga pada episode-episode berikut semakin banyak lagi sosok yang bisa kami kenal dan bisa kami jadikan motivasi serta inspirasi.
Keren kawan 👍
Barangkali anda juga tertarik untuk mengenal
*Prof. Yogi Ahmad Erlangga, Ph.D.* 😊
Terima kasih sudah sharing pengetahuannya.
Sebetulnya ada banyak referensi buku yang dapat memperdalam pengetahuan mengenai sains di Indonesia.
Komunitas Bambu bersama dengan Prof. Sangkot Marzuki juga akan melakukan sesi diskusi untuk membahas Tiga Abad Sains dan Saintis di Indonesia.
Berikut buku-buku yang kami rekomendasikan untuk dibaca
1. Kotak Keajaiban Benua Maritim: Ambon Abad XVII karya G.E. Rumphius.
2. Belenggu Ilmuan dan Pengetahuan: Dari Hindia Belanda Sampai Orde Baru karya Andrew Goss.
3. Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang: Tragedi Lembaga Eijkman dan Vaksin Maut Romusha 1944-1945 karya J. Kevin Baird dan Sangkot Marzuki.
4. Kepulauan Nusantara: Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam karya Alfred Russel Wallace.
Silakan baca dan beli bukunya di marketplace Komunitas Bambu!
Sejarah ilmu pengetahuan di Indonesia pada masa kolonial memiliki pengaruh yang kompleks terhadap perkembangan sains di Indonesia saat ini. Di satu sisi, masa kolonial meletakkan dasar-dasar sains modern di Indonesia, tetapi di sisi lain, warisan kolonialisme juga menghadirkan tantangan dalam mencapai potensi sains Indonesia sepenuhnya.
Berikut beberapa poin penting yang dapat ditarik dari obrolan:
Masa kolonial menjadi titik awal perkembangan sains modern di Indonesia. Pak Prof menyebutkan bahwa Indonesia menjadi pusat penelitian yang unik karena banyaknya penelitian penting yang dilakukan di dalam negeri. Hal ini berbeda dengan negara-negara kolonial lain, di mana hasil penelitian sering kali dibawa kembali ke negara asal penjajah.
Lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian yang didirikan pada masa kolonial menjadi cikal bakal institusi sains di Indonesia modern. Dalam obrolan menyoroti Stovia sebagai contoh, yaitu sekolah kedokteran pribumi yang didirikan pada era kolonial yang menerapkan standar pendidikan tinggi dan modern setara dengan standar internasional.
Meskipun dipimpin oleh ilmuwan asing, interaksi antara ilmuwan kolonial dan siswa pribumi menanamkan budaya dan pola pikir ilmiah yang menjadi warisan berharga bagi Indonesia. Dia menjelaskan bahwa Stovia dipimpin oleh figur-figur seperti Dr. Christiaan Eijkman, yang dikenal dengan penelitiannya tentang beri-beri. Di Stovia, standar pendidikan yang diterapkan sangatlah tinggi dan modern, setara dengan standar internasional, dan buku teks yang digunakan ditulis oleh ilmuwan terkemuka pada masa itu, memastikan siswa mendapatkan pendidikan sains yang mutakhir. Metode pengajaran di Stovia menekankan pentingnya budaya ilmiah, yang ditularkan melalui interaksi intensif antara guru dan murid.
You rock🔥
Kalau Indonesia menerapkan sistem fiskal yang lalu u pembiayaan suatu proyek penelitian ilmiah bisa-bisa di Indo budaya penelitian ilmiah akan hilang dan kita nggak mungkin menghasilkan penelitian yang go internasional.
@@bambangprayitno8585Belum jelas sejauh mana adanya Visi terkait hal tsb.
Serupa dgn amanat " mencerdaskan kehidupan bangsa", yg dlm praktek diaplikasikan pd tehnik terkait didaktik metodik serta mencukupi gedung" sekolah (reguler), termasuk anggaran 20an% itu.
Perumusan tujuan pendidikan nasional pun diperdebatkan dri masa ke masa.
LIPI, berfungsi sejauh kepentingan "politik" negara (tepatnya rezim).
Chronicles menjadi penyambung orang berkaliber tinggi nasional dengan masyarakat. Semoga ini menjadi salah satu titik kontribusi untuk menciptakan budaya saintifik di Indonesia.
Mestinya kisah ini menjadi bagian dr catatan sejarah Indonesia yg diajarkn di sekolah2. Hal ini penting agar bangsa kita bisa melihat/menilai sejarah pd masa Hindia Belanda dgn lbh berimbang. Artinya kita jg perlu jujur mengakui bhw ada hal2 positif yg dihasilkn dr masa itu.
tbh ilmu pengetahuan di jadikan nationality adalah stupidity yang disengaja
"Scientific temper," atau perangai ilmiah, adalah cara berpikir yang mendasarkan kepercayaan pada bukti yang diperoleh melalui eksperimen dan fakta. Scientific temper mengajarkan untuk tidak mempercayai informasi tanpa fakta dan mengakui bahwa apa yang kita yakini bisa berubah karena tidak ada yang absolut.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang scientific temper:
Scientific temper merupakan landasan bagi perkembangan manusia dan mendasari semua cara berpikir, termasuk cara berpikir seorang politisi.
Scientific temper adalah bagian penting dari budaya sains dan harus dikembangkan sejak dini.
India memasukkan scientific temper ke dalam undang-undang dasarnya, yang mencerminkan pentingnya scientific temper sebagai landasan perkembangan manusia.
Sayangnya, budaya sains di Indonesia belum sepenuhnya mengadopsi scientific temper. Hal ini terlihat dari masih adanya isu plagiat dan self-citation di kalangan akademisi. Permasalahan ini muncul karena budaya sains tidak ditanamkan sejak dini.
'Hal ini terlihat dari masih adanya isu plagiat dan self-citation di kalangan akademisi'.
Hm... terlihat sekali anda hanyalah sekedar seorang *penikmat sains,* bukan *pelaku sains (scientist)* yang setiap detik minum dan mandi dari mata air sains itu sendiri, sehingga anda memiliki kemampuan untuk membedakan hitam - putih dalam dunia sains (akademis) baik secara lokal maupun int'l. 🤭
Tugas kuliah ya bang? Suruh ngerangkum
@@Kakuboobimbel Tugas perangkat desa
Terima kasih untuk setiap videonya. Saya dari salah satu desa di pedalaman NTT terus menonton setiap video anda. 🙏
Episode 2 juga nonton? 🤔
Salut dengan Pak Sangkot. Dia berbicara tidak mau campur2 antara bhs Indonesia dan bhs Inggris.
Setelah pak sangkot bercerita mengenai ilmuan yang terkesima dgn pesona botani Indonesia dan melakukan penelitian di daerah Ambon. Diri ini langsung flash back dgn bukunya Dea Anugrah yg juga menceritakan Georg Eberhard Rumpf meskipun hanya sekelumit namun sungguh berkesan.
Berapa % dari hampir 300jt penduduk Indonesia yang jiwanya meronta-ronta untuk menjadi scientist? Isi youtube yg seperti ini jg sangat terbatas dg view jg sangat sedikit. Tp sy 1 diantara yg ingin bertambah ilmu....maju terus pendidikan di nusantara ini.❤
Jangan percaya dengan sains, sains hanyalah akal akalan orang kafir supaya kita jauh dari tuhan
Mungkin podcast yang bermutu seperti ini bisa di putar2 di sekolah2 pada waktu-waktu tertentu. walaupun anak2 sdh punya alat untuk mencari banyak sekali pengetahuan di luar sana (smartphone) tapi perlu sekolah menyajikan hal2 seperti ini sebagai lembaga yang menjadi filter untuk anak2 bahwa di youtube, yg notabene tempat anak2 nonton acara vlog atau mukbang dll, bisa loh menjadi apliakasi yg dapat menambah pengetahuan seperti ini. agar2 anak2 tahu memanfaatkan gadget dengan lebih maksimal bukan hanya sebagai alat hiburan.
Semoga budaya mau mengakui kesalahan - makin membaik dan memperbaiki cara berfikir Masyarakat Indonesia
Ayo peneliti ilmiah Indonesia bersatu jangan hanya bergantung ke publikasi ilmiah yang di dominasi barat yang menghabiskan devisa. Buatlah publikasi ilmiah yang bergengsi di kalangan peneliti Nasional dan Asia. Masak sudah susah-susah meneliti baru dianggap sah kalau publish di jurnal Barat. Buatlah publikasi yang Open Access sehingga publikasinya dapat dibaca oleh masyarakat.
Udah cuci muka, Mas? 🤭
Pembicaraan yg cukup tinggi bagi masyarakat negeri ini sejak sekolah sdh berfikir Indonesia adalah bukan yg suka berkompetisi dan apakah akan ada kompetisi itu next time for Ind...
Ah pas sekali podcast ini muncul ketika saya sedang memikirkan dan membaca-baca buku terkait hal ini. Terima kasih Pak Bagus.
Apakah anda juga hobi membaca high-quality research paper (terkait)? 🤔
@@AlgoNudger saya hanya baca2 buku terkait. Karena jurusan saya Fisika dan bergelut dalam bidang riset, jadi merasakan fenomena ini dan seringkali saya tertarik untuk membahas terkait budaya ilmiah.
@@sanschannel7945Jika demikian, pasti anda sudah sangat paham tentang hitam - putih dunia sains (akademis) baik secara lokal maupun int'l. 🤭🤫
@@AlgoNudger haha.. Tidak terlalu, saya jg baru di dunia perisetan ini
@@sanschannel7945Oh, ternyata seperti itu ... Suatu saat kelak anda akan mengetahui bahwa ternyata tidak sedikit para Nobel laureate yang berkelakuan buruk. 🤫🤭
Channel yang sangat bagus. Ayo kita budayakan budaya cinta sains dan menyingkirkan takhyul yang ada di agama
Jika kalian sudah berilmu pengetahuan tinggi : jadilah pencipta atau penemu,bukan mengulangi apa yg kalian pelajari untuk orang lain tapi jadilah pencipta sesuatu yg berguna untuk semua orang. Itulah ilmu pengetahun
Saya sangat senang bila ada yang membahas topik seperti ini, karna membuat saya bisa berfikir dahulu sebelum percaya pada sesuatu..., terima kasih
Setuju.., kalau Pendidikan di 🇮🇩 sedari awal dibiasakan kembali dengan budaya ilmiah, setahu sy dulu Ketika SMA, diwajibkan membuat karya Tulis Ilmiah, kemudian di ujikan hasil riset tsb sebelum kelulusan.
Bagus kalau dihidupkan lagi.
Chronicles adalah yang selalu saya tunggu setiap episodenya.. terimakasih telah menginspirasi pak Bagus dan pak Sangkot
Solusinya adalah releasing semua belief ide gagasan konsep tubuh rasa emosi dll .bahwa itu semua bukan kita dan kita yg sebenarnya adalah diri yg menyadari insyaallah semua akan baik baik saja...
Selama manusia tidak menempatkan diri sebagai JEMBATAN penghubung yg ditopang oleh DUA PILAR, nilai INTELEKTUAL & MORAL ditengah beragam aktifitas, maka pada dasarnya pikiran manusia telah terbelenggu untuk melahirkan PERUBAHAN BUDAYA yg bermanfaat bagi kehidupan.
Terimakasih
Pak Bagus & Pak Sangkot
Serta seluruh ilmuan indonesia
Barangkali ada sedikit frasa yang perlu diubah (seluruh ilmuwan), menjadi *'Indonesian prominent scientists',* agar lebih spesifik. 🤭
@@AlgoNudgerTerimakasih kerjasamanya untuk perbaikan kalimat saya.
Smg Chronicles terus mewartakan berita yg mencerahkan kaum muda.
Kata siapa Indonesia kurang mengedepankan Sains ? Indonesia sangat berlandaskan Sains dalam sendi sendi kehidupannya...,
.......Sains yang dimaksud :
S = Supranatural
A= Adalah
I= Ideologi
N= Nasional
S= Seutuhnya
Asuuu cook😅😅😅😅
@@HeriSanto-fm1tw hahahahaaaa😂
Taek
Pa Bagus Mulyadi ini Dosen di univ.Amerika yah...
Sempat sy mengikuti materinya mechanical fluid by video ❤❤
Pak Bagus, thank you untuk episode ini. Aku jadi tahu banyak info dari Pak Sangkot. Aku dari Ambon dan kagum sekali dengan mendiang Rhumpius yg namanya tenggelam, malah yg jd Bapak Taksonomi dunia adalah Linnaeus. This episode semakin membuat aku yakin untuk melanjutkan studi S2 Biologi. Tapi bingung mau ambil Bio molekuler atau Konservasi. Hehehe
Sekali lagi, Terima kasih Pak Bagus untuk episode ini.
Bravo Prof. Sangkot, thank you for the constructive paradigm
Coba ngobrol sama dokdes/dr.ryu Hasan,kayanya seru.
Setuju sekali dgn Prof sangkot. Hal yg bikin ambur-adul riset di kita adalah di aturan & birokrasi kita. Aturan keuangan terlalu rigid dan masih sangat terasa "service" krn memang birokrasi itu lebih ke service atau pelayanan. Seharusnya aturan utk riset itu khusus dan tidak dicoba dipadankan dgn kepangkatan I, II, III, IV, A, B, C dst. Tp mungkin bbrp "pihak" pengambil kebijakan (yg mayoritas akademisi dan periset juga) merasa paling pinter dan mungkin lebih pinter drpd org2 semacam Prof Sangkot....Ya jadinya seperti sekrg ini.
PNS Periset ya Mas? Susah majunya sptnya. Istilah Kontribusi, Kompetensi, Meritokrasi hanya slogan krn tetap yg dihargai adalah yg Jabatan tinggi dan mampu meraih Angka2 tinggi.
@@Bams-007 Dah pensiun dini . Merdeka 😁. Selama aturan spt ini nggak akan maju. Buang waktu sia2. Banyak temen/kenalan periset yg konon dulunya bagus malah memilih jadi birokrat. Ada yg S3nya intrumentasi, sekarang malah ngurusi anggaran. Dan banyak lagi kasus2 spt itu. Sedang org2 yg "merasa pintar" teriak2 "braindrain". Sontol*y* 🤣Biang utamanya ya di aturan, biang kedua di mentalitas org2 yg merasa "hebat", termasuk peneliti2 sendiri. Yg kedua ini ya berhubungan dgn budaya dan pendidikan (lebih ke mentalitas) kita. Ekosistem riset kita buruk. Mungkin (seharusnya) di perguruan tinggi lebih baik
@sridanawindya1959 ya, sistem & aturan2 bisa membelenggu sendiri u bisa maju. Krn yg dianggap punya prestasi adalah mereka yg mampu mengumpulkan angka2 tinggi. Output & manfaat apapun dr hasil kerja pegawai kalo tidak bisa 'diubah' dlm Angka2 (misal Periset tanpa Jab tertentu, Honorer) TIDAK akan dianggap sbg kontribusi/ prestasi. Mngkn maksudnya u memudahkan penilaian (penilai), mk semua pekerjaan bhk ada yg sampe 'rinci' dibuat angka2 bobotnya. Wajarlah kalo semuanya jd fokus u mengumpulkan angka2. Itu yg terjadi slm bertahun2. 😇
Terimakasih Pak Bagus dan Pak Sangkot, isi pembicaraan ini benar2 hal yang baru saya tahu. Jadi penasaran sejak kapan sebenarnya cara berpikir ilmiah di Indonesia ini mulai memudar.
Kalau boleh request bintang tamu selanjutnya undang Cania Citta atau Sabda PS pak, misinya sama kayaknya dengan Pak Bagus, mereka concern dengan menumbuhkan cara berpikir ilmiah untuk anak2 muda.🙏
Maaf, menurut saya pribadi, klo bisa untuk episode-episode selanjutnya *(minimal)* hanya menghadirkan narsum yang selevel dengan Pak Sangkot, atau klo bisa yang lebih tinggi lagi levelnya, seperti: para Nobel Laureate *(selain peace dan literature),* Fields Medalist, Chern Medalist, Abel Prize Winner, Turing Winner, serta para prominent scientist lainnya yang selevel dengan mereka juga. Cukuplah masa lalu menjadi sebuah pelajaran. 😊
@@AlgoNudger justru masalalu menjadi pelajaran kalau kita sudah tau jelas, nggak abu2, biar nggak terulang lagi. Lha ini anak2 muda banyak yg nggak tau sejarah, bagaimana mau menjadikannya sebuah pelajaran.
@@sukabacaapaajaNampaknya anda belum memahami gaya bahasa satire. 🤭
Prof Sangkot sangat sopan.....tidak langsung mengatakan..pemerintahan yg sekarang kurang perhatian sama science.....
Perhatiannya pada pencitraan
Menarik sekali, terima kasih pak Sangkot.
Sayang hanya sedikit dr kita yg menyadari dan berusaha menghalangi kemerosotan.
Teriamksih atas pencerahannya terkait dengan sains
Indonesia negara yang lain dari pada yang lain. Banyak keajaiban di negri ini.
Dan otoritas lebih memilih berinvestasi di tanah kosong untuk hal yang seremonial. Ratusan triliun diguyur untuk menjadi tiang-tiang beton, sementara kualitas pendidikan seperti tak punya fondasi.
Tapi, peduli apa? Seperti kata kepala BKKPN, orang Indonesia itu bahagia walau miskin. Selamat berbahagia untuk Indonesia.
Podcast yg sangat mencerahkan, bagi pemerhati sains secara mendalam dan meluas...
bonus demografi yang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sdm nya. welcome indonesia emas 2045 wiuwiuwiu. terima kasih sudah membuat channel seperti ini.
Visi pemimpin yg ingin mencerdaskan, memajukan, mensejahterakan bangsanya. Presiden B.J. Habibie. Jauh sekali dg kondisi saat ini. 😭😭😭
Hanya saja (mungkin) saat itu beliau belum berhasil mendapatkan restu dari para Londo ireng, kuning dan putih. Sehingga akhirnya visi itu harus terkubur kembali. 😔
GAMPANG TERHASUT APALAGI DENGAN
IDIOLOGI KEYAKINAN... SANGAT.... PARAH.
Cara merubah pemikiran-pemikiran mandek ialah membuat ruang-ruang publik yang ramah sains
Apakah maksudnya dengan menjadikan suasana setiap warkop dan warmindo serasa seperti Institute for Advanced Study (IAS) in Princeton? 🤔
Di mana para interdisciplinary prominent scientist duduk bersama untuk saling berdiskusi, brainstorming dan berdebat sambil asyik ngemil, gitu? 😅
Terima kasih mas Bagus atas sajian podcastnya.
Sehat selalu Prof Sangkot, terima kasih Om Bagus, sangat menginspirasi
Pentingnya SDM di tingkatkan untuk lebih berpikir lebih kritis karena dogma agama di manfaatkan untuk kepentingan pribadi seseorang atapun golongan.
Betul bpk dari dulu indonesia penuh unik dan itu bisa jadi kan ilmu pengetahuan contoh kita memilih buah mangis itu kan di atas ada yg hijau cupat nya yg lain ungu kan kita bisa tahu dari pucuk nya dgn menghitung nya ada 7 ada 5 tergantung dan di pegang juga sudah mengetahui yg buruk nya dan kita juga bisa tahu mulus semuanya dgn cara pegang ada yg mengkeul ada yg lebih dan yg segar dan kita bisa menentukan karena ada harga sesuai karena tukang buah karena sudah biasa dan kebiasaan jadi hapal bisa menentukan harga juga kalau yg propesional di bidang buah 🙏
suatu bangsa takkan pernah maju krn mengutamakan pelajaran religi.
di negeri+62, hmpir semua instansi (trmsk pndidikn)terpapar Korupsi yg parah dn Tidak ada meritokrasi,yg kental kronism...anggaran dr Pemerintah buat Penelitianpun sgt trbatas...anak2muda cerdas pintar calon Ilmuwan kita buaanyk di"bajak"Sing,krn ketiadaan fasilitas disini😢
Yg pintar" dibajak utk kepentingan sesaat. Apalagi selain "politik" !
Sekolah atau disekolahkan tinggi" utk berdebat saja.
NTB hadirr bioteknologi di daerah kami potensinya sangat menjanjikan tapi belum ada kesadaran kolektif dari sisi decision makernya pak lantas sebagai anak muda bagaimana cara kita mengakselerasi potensi tersebut menjadi sesuatu yang bernilai tinggi
Luar biasa, semoga bisa sampai ke level beliau 🤲🤲🤲
Sukaa bangett ada podcast inii, membuka wawasan❤
Apakah komentar anda ini ditujukan khusus untuk episode ini saja, atau bagaimana? 🤔
Sdrku
Renunganku, 40 thn di manca negara, sungguh memprihatinkan, banyak para pengejar ilmu & pendidikan diluar tdk merasa sebagai duta bangsa, tetapi jadi pencari kehidupan pribadi & kebangaan belaka , jadi kalau anak bangsa " kurang akal sehat ", ini hasil dari perubahan sikap tersebut Akibat dari banyak anak bangsa yg di didik di dunia barat, seperti Harpard dll, tak sadar dicuci otak oleh zionis sehingga pola pandangnya jauh dari Agama & peradaban bangsa yg luhur, Nobel, penghargaan, sanjungan. Sumbangan & investasi, semua dikemas zionis & berhasil membuai mereka, baca Makar zionis menguasai dunia,
Dalih kata propesional, kebarat- baratan seolah dia org berhasil & bergengsi, tampa disadari yg namanya sanjungan prestasi yg diberikan mereka membuat generasi ini lepas kensali dari peradaban & agama , terlihat saat ini mulai memudar dan negara ini tetap dibawah Hegemony barat & jadi budak. Dan para yg katanya propesional mabok budaya luar dg bangganya merasa jadi org hebat, sungguh miris, kecuali org cerdas & yg paham sejarahlah yg nampu menjadi negarawan bangsa ini & mereka ada disebalik semua geopolitik dunua saat ini, wait and see, sekedar masukan
Menurut saya apapun pengetahuan itu : lahir dari rasa abstrak yang di visualkan dan realisasikan. Jadi logic itu lahir dari pikiran abstrak / astral. Sehebat apapun edukasi manusia jika masi berpikir dari membaca buku / belajar dari pengalaman orang. Artinya manusia yg berilmu semesta manusia yang bisa menciptakan sesuatu yang baru dan berguna untuk alam semesta dan isinya ( di gunakan oleh semua manusia ) contohnya di zaman modern salah satunya Thomas alfa edison
Betul mas kalau berilmu dgn kedokteran harus bisa mengurai dari awal dulu untuk menganalisa secera cermat misal kita tanam bawang kita harus tahu bawang ini bakal tumbuh atau layu kan bisa membedakan dari awal nya dari tunas nya udah lembek berarti itu akan mati dari salah satu tunas nya buang lah secara di pegang saja udah lembek itu jelas menganilisa nya tampa buang waktu 🙏🙏🙏
🍉 Info yg di berikan bintang tamu tentang sel, membuatku berpikir kembali.
Habibi pny peranan terhadap ilmuwan Indonesia.
God has a master plan..
terus kawal anak muda untuk mempunyai mimpi atau bahkan memiliki inisiatif menjadi seorah tokoh yang ahli dalam segala aspek bidang keilmuan
Setuju sekali, karena jika para anak muda tersebut hanya dibiarkan lontang-lantung dengan bermodal semangat membara serta menggebu-gebu (self-taught), maka nanti dikhawatirkan mereka hanya akan berakhir dengan 'edi tansil' atau bahkan berakhir sebagai seorang pseudo intellectual penderita NPD dan Dunning-Kruger akut. Seperti yang jamak terjadi hari ini. 😂
Disebabkan karena keterbatasan akses terhadap sumber-sumber terbaik dan (ter)benar, serta dana yang cukup besar untuk melakukan R&D. 🤭
Lha wong manusia selevel *Isaac Newton* dan *Srinivasa Ramanujan* saja membutuhkan mentor serta lingkungan yang kondusif dan suportif. 🤭
@@AlgoNudgerBagaimana menurut anda jika saya membuat rencana bikin panti asuhan dengan budaya ilmiah?Tentu, saya tidak berniat memaksakan keinginan saya pada para anak-anak. Hanya ingin mendukung setiap potensi yang dimilikinya.
Panti asuhan yang saya kenal, agaknya lebih ke arah agamis. Karena para orang tua pengasuhnya begitu meginginkan surga sehingga budaya inilah yang muncul.
Saya pikir ini tindakan yang sangat potensial ke depannya. Berbeda dengan mendidik anak dalam keluarga kecil. Di panti asuhan bisa mendidik lebih banyak anak.(Jadi mirip sekolah asrama, tapi sekolah agak terlalu mengikat muridnya)
@@AmanaHsajSebelum saya menjawab pertanyaan anda, maka izinkan saya untuk mengajukan beberapa pertanyaan terlebih dahulu, yaitu:
1). Sudah sejauh dan sedalam mana anda mengenal dan memahami dunia sains itu sendiri?
2). Sudah sejauh dan sedalam mana anda mengenal dan memahami ajaran agama anda sendiri?
Karena terkesan seolah anda sedang memojokkan dan mendiskreditkan ajaran agama (alih-alih pemeluk agama), serta sedang berusaha melakukan dikotomi antara ajaran agama dan sains. 😅
Setuju karena terbelenggu agama..( beragama belum tentu memahami ketuhanan,berketuhanan tidak harus punya agama❤
Tidak setuju. Belajar agama yang benar dan baik, akan ketemu Tuhan. Jika konsep ini anda seorang Ateis 😂
Terbelenggu dogma maksudnya yaitu dogma yg memundurkan kita utk tidak berpikir kritis Dan ilmiah.... contoh matematika diklaim sumbernya dri al khawarizmi Persian Muslim ternyta matematika sumbernya dri India...critikal thinking sumber primer sejarah
Anda tdk pernah tau tentang agama
@@syamirf4742 jaman apa saat ini orang buta sejarah literasi agama. Sejarah teologi agama itu pelajaran umum...agama justru tidak jarang menyebabkan paradox moral
Gemar gaduh urusan surga😂😂😂
Terimakasih pak Bagus
Betul di pesawat perusahan air ilne butuh sekali seorang analiz sangat penting 🙏🙏🙏
".....dunia islam..." Terkait "...Obama" lalu juga "science".. perkenankan utk komen terkait hal itu.
1. Bila tentang islam sebaik-baiknya bukan dari "yg berkata islam" karena mereka yg menyembah bukan Yang Disembah. Carilah yg dari Yang Disembah yaitu yg tertulis dlm Al-qur'an, "minimal" dapat dinyatakan itulah "pernyataanNya"
2. PernyataanNya yg terkait "kaidah ilmiah", sebaik-baiknya bacalah dlm bahasa yg paling memudahkanmu untuk mengerti Al-baqarah 213, baca terjemahan murninya, kalimatNya dlm ayat itu lebih dari cukup utk menjawab pertanyaan "apakah memenuhi kaidah ilmiah", setelah baca sendiri pasti pertanyaannya berubah jadi pernyataan "harus memenuhi kaidah yg disebutkanNya dlm ayat tersebut".
3. Dan bila sahabat lebih punya waktu lagi, bersedia membaca keseluruhan kitab tersebut, sahabat akan menemukan jawaban dlm bentuk kalimat kalimatNya yg tersebar dlm beberapa ayat yg dapat menjawab pertanyaan "apakah kaidahNya lebih.... (apa yaa ?, aku nggak nemukan kosa kata yg pas... Intinya: lebih dari yg dimintakan dlm kaidah ilmiah dan dlm persidangan).
4. Sesungguhnya dlm kitabNya itu pun ada yg orang bilang "pintuNya", tapi bukan pintuNya, malah kunci pintuNya yg juga disebutkanNya dlm Al-baqarah 213. Kunci yaitu proses yg sebaiknya dijalani oleh seseorang hingga orang tersebut menyatakan masuk ke dalam agama ini. Dengan mengerti kunci pintu masukNya ini, sahabat dapat mengerti kaitannya dgn manusia yg berbudaya meneliti sebelum membenarkan yg sampai padanya.
Saya sarankan sahabat baca sendiri, bukan saya yg menjabarkannya, bukan juga penjelasan/tafsir dari orang lain, karena itulah yg sebaik-baiknya. Semoga Allah menjadikan sahabat mengerti...
🤓 Damai dlm pilihan masing masing.
Menambah wawasan, dari Kalbar, Kabupaten Melawi..
Akhirnya sy paham... kenaoa film horor dan kisah mistis laris manis di Indonesia...
Kesurupan masih digunakan POLRI
Orang indonesia negara bermatabat terhormat kita bisa merasakan waktu di ingris itu keliatan santun tertib bisa mengesuaikan diri karena waktu di tempat turis keliatan sekali gitu tidak kampungan di dunia ini yg saya rasakan indonesia penuh adab jadi itu penting etika sopan santun karena kita tamu harus ikut tin aturan nya dimana kita injak kaki di dunia ini karena kita bawa citra bangsa bukan bawa diri saja 🙏🙏🙏
Terimakasih
Betul sekali bpk untuk pemerintah atau perusahan tehnologi besar harus ada seorang Adviseor itu sangat penting untuk mencari data yg akurat kalau ada tugaskan untuk mencari data pembeli pesawat karena untuk mendapat speck pesawat itu sulit bisa aja kita bisa mencari di media banyak tapi banyak yg manupulasi data tidak jelas karena itu dunia maya 🙏🙏🙏
Saatnya dunia pendidikan kembali ke pangkuan sains. Buang pengajaran yg bersifat doktrin diusia dini sampai otak rasional anak2 Indonesia berkembang.
Tahun 70-80an anak2 Indonesia antusias belajar sains, namun sekarang suasananya berbeda jauh.
sejak aku bisa berpikir srah tujuan hidup sudah aku rancang sendiri cara aklakku kepribadianku ini fakta bagiku sebab Tuhanku selalu membimbingku secara langsung💸✅😭😃💰👅😊😅😮😢🎉😂❤kiamat di seluruh dunia harus bisa merasakan yg sama ini pemboktian dari seorang hamba tuhan yg mampu mengungkap mengapa semua manusia tidak bisa bersukur 😂🎉❤
Ayo kembalikan asli leluhur Nusantara yg selalu mengutamakan ayo dan akal .
Rahayu rahsyu rahsyu.
Leluhur indo dulu sibuk dgn perkara mistis.. yakin mau di kembalikan ke masa leluluhur?
@@yusriyusalychannel1189 tidak juga buktinya ada jung java tapi ilmunya dihancurkan sendiri oleh mataram sultan agung...justru yg kacau itu sunni syiah yakin ente ke gurun jahiliyah
Keren, saya sangat tertarik ❤
🍉 Ternyata Indonesia gudang ilmu pengetahuan..
Sekedar gudang? Bukan produsen? 🤭
Apakah laboratorium itu sudah maksimal dan dikembangkan oleh ilmuwan. Dan disebarkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat nusa dan bangsa?.. ini adalah pertanyaan yang reflektif yang jawabannya ada pada diri masing-masing ilmuwan
Harus mencerdaskan pikiran cara pola pikir dan memahami dan saling mengkoreksi dan disitu harus berdebat dgn menunjukan kebenaran dan bisa di pertangungung jawab kan dgn akal sehat harus jelas maka nya perlu debat dgn fokos yg kita masalah kan untuk mencari persamaan berpikir
Yg di sebut kang Dicky zainal tentang Sel mikrondia
Mitochondria itu organel dalam cell.
Krisis akal budi dan kultur ialah sebab kapitalisme industrial, semua dihomogenisasi untuk meleestarikan kultur industri tsb
Mungkin begitulah dunia hari ini berjalan. 😁
Luar biasa dan sangat berguna buat bangsa indonesia ke depan 🙏🙏🙏🙏
Setuju!
Selama bangsa ini mau berubah. 😊
Salam kenal Prof Sangkot. Salam sehat dan terus berkarya
Semua akal sehat SDH di benggu oleh politik , agama dan kepentingan klompok tertentu , sampai lupa Budi luhur budaya sendiri , yg selalu mengutamakan akal dan hati .
Rahayu Rahayu Rahayu.
Mulai dari memelihara antusiasme di bidang sains.
Kami selalu menunggu vidio-vidio terbaru dari abang.🙏
Saya juga akan selalu bersedia menunggu selama kualitas para narsum yang dihadirkan *(minimal)* seperti Bapak Sangkot ini, atau bahkan melebihi beliau. 😊
Indonesia adalah bangsa primitif yang hidup di zaman modern
riset2 silahkan aja asal jgn jd propaganda kepentingan. meski iq jongkok pun Indonesia tetap tegak berdiri, alunan bahagia menggema, kehidupan tetap berjalan normal, seni dan budaya nusantara menggaung meraung2 ke seantero jagad raya. apakah riset itu sesuai fakta ?
para peniliti tidak bisa meneliti dgn tepat siapa bangsa Indonesia yg majemuk ini, penelitian mereka selalu luput, tak akan ada yg bisa, itulah UNIKNYA warga nusantara
Kalau dulu kuliah lulusan dari luar negri kedokteran tidak di akui dulu oleh pemerintah kecuali harus di tugaskan kedaerah terpencil dulu baru diakui dr spesialis nya 🙏
Budaya indonesia itu budaya kerajaan2.. leluhur2 indonesia itu adalah keturunan raja2.. jadi, sampai kapanpun tidak akan pernah dibiarkan rakyat jelata menjadi pemimpin dan penguasa di indonesia.. karena keturunan raja2 di indonesia tidak akan mau dipimpin oleh keturunan rakyat jelata..
Jika budaya dan adat masih dapat beradaptasi pada kondisi lingkungan dan jamannya,tapi bila keagaman,sepertinya kita akan seoeeti menjumpai hidangan anekah buah berupa pajangan serba plastik,yang hanya dilihat disentuh tidak tau daging dan bijinya,maka apapun prodak yang dihasilkan mereka tidak lebih sebuah jenis jenis jilid yang dapat dibaca tidak tau apa yang dibaca apalagi maksud dari yang dibacanya,meteka kebanyakan 85% pemimpi saat tidur dan mimpi disiang hari,memang susah apabila tangan buat kaki bagaimana cara berlari dan maju berjalan bareng dengan mereka yang memakai kaki,ditaruh didepan nalah memposisikan diri ditengah ditauh dibelakan maju kedepan,mereka masih senang bermain air dan masih senang main mobil mobilan dari kulit jeruk bali,yang dia inginkan harus ada tersedia makan tidur lalu bangun tidur lagi mungkin sesungguhnya mereka itu golongan mbah surip😊
Kami memiliki konsep teori gravitasi dan atom baru yang merupakan peluang Nobel terbesar sepanjang sejarah manusia bagi rakyat Indonesia, silahkan kolaborasi. Implementasi akan membentuk inovasi produk teknologi akurasi lebih canggih dari Amerika dan China.
Aryanto Misel 2.0? 🤣
Episode paling keren!
Setuju! 👍
Semoga kualitas dari para narasumber seperti beliau dapat dipertahankan, bahkan jika perlu ditingkatkan untuk episode-episode selanjutnya. 😊
Emang episode sebelum-sebelumnya gak keren? 🤔
BUKAN HANYA KRISIS AKAL SEHAT TETAPI YG LEBIH PARAH LAGI PARA PEJABATNYA SUDAH KRISIS AKHLAK !
Pak Sangkot sdh bersusah payah menghidupkan ekosistem ilmiah Lembaga Eijkman di gedung bersejarah indah di sebelah RSCM dgn literatur yg bernilai. Ia membangun budaya ilmiah, ilmuwan2 muda Indonesia & asing. Kemudian politikus sok tahu & tak bermoral, membubarkannya & menggabungkan dlm BRIN. Rasanya ingin melempar sandal ke televisi. Ancoor Indonesia. 😢
Sedih kalo diceritain, Bro! 🤭
Saya sudah sadar ketika magang di Indonesia di tahun 70an
Tak mungkin,tak mungkin...kerna Indo sdh berubah jadi Theokrasi Islam sekarang...jadi harapan maju itu HANYA MIMPI BURUK.😂
Banjir berjilid jilid
Demo berjilid jilid
Ham berat berjilid jilid
Justru Ilmuwan2 seperti Einstein, Dirac, Pascal dll, mereka berangkat dari Iman (faith based), dari situlah mereka menghasilkan penemuan2 yg luar biasa... Iman bagi mereka itu bukan kayak mabuk agama yg nggak jelas itu, tapi hubungan yg intim dgn Tuhan😅
Bersaksi dulu, baru beriman.
Sekarang iman yang utama, bersaksi gak penting.
Akhirnya banyak imam berdasarkan doktrin oknum berkepentingan komersial
Didapat dari iman agama2 Timur, itulah bagusnya org yg beriman tetapi tdk fanatik buta
Iman tanpa nalar sama dengan radikalisme
Negara kita beriman
Chronicle, Pak Bagus and the team, thank you for this episode. It was truly fascinating to see Prof Sangkot himself talk about the golden age of research in Indonesia. As someone currently involved in the government's move to foster genomic technology in medical health, I can see that (most of) our government's decisions are likely based on ad-hoc moves aimed at leaving a political legacy, rather than longitudinal and long-term thinking that wise. However I am optimistic, with this outreach to emphasize how important the merit and competency system is in our country from you and the Endgame team, I am sure we are heading in the right direction.
Berhubung saat ini anda tengah menggeluti dunia genomic tech. Saya (awam) memiliki dua buah pertanyaan, barangkali anda dapat memberikan sedikit pencerahan, yaitu:
1). Apakah perbedaan antara BRIN (formerly Eijkman), MRIN, dan BGSi, terkait pengumpulan sampel genome yang akan diproses melalui teknologi WGS?
2). Dari ketiga institusi tersebut, di mana sebaiknya seseorang "menghibahkan" sampel genomnya (serum dan plasma darah)?
Thanks in advance.
Halo Pak Aldo.
BRIN: Badan Riset dan Inovasi Nasional. Ini lembaga riset milik pemerintah Pak. Semua lembaga riset milik pemerintah sekarang di lebur menjadi kesatuan dalam BRIN ini. Termasuk Lembaga Eijkman yang semula ada di Jln. Pangeran Diponegoro Jakarta, sekarang di boyong ke BRIN di Cibinong.
MRIN: Mochtar Riyadi Institute for Nanotechnology. Setahu saya, MRIN adalah institusi di bawah/dikelola oleh Universitas Pelita Harapan. Cmiiw. Sebagian periset yang dulu bekerja di Lembaga Eijkman, saat ini bekerja di MRIN.
BGSi: Biomedical & Genome Science initiative adalah inisiasi yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan, berfokus pada pengembangan layanan genomik yang melibatkan 9 atau lebih rumah sakit vertikal. BGSi pengelolaan nya di bawah Balai Besar Binomika (sila googling). Pemeriksaan genomik untuk human Whole Genome Sequencing nya saat ini berpusat di GEDUNG EIJKMAN (bukan lembaga Eijkman) yang ada di Jakarta.
2. Sepertinya dalam waktu dekat akan dibuka rekrutmen untuk general population. Yang mana orang tanpa diagnosis penyakit tertentu dapat secara sukarela ikut menyumbangkan sampel untuk pemeriksaan genomik. Namun apabila saat ini subyek memiliki kondisi diagnosis tertentu (misal: Diabetes Melitus/ Psoriasis/ Cancer/ Rare Disease/ Stroke/ Penyakit Jantung/ Tuberkulosis/ dsb) dapat ikut serta dalam rekrutmen di masing-masing RS sesuai dengan fokus penyakit RS tsb. Kindly check on this website: bgsi.kemkes.go.id/en
Semoga membantu Pak Aldo.
Terima kasih.
makasih.......
kelahiran manusia tidak bisa di pesan seperti membeli sesuatu😂seperti nabi Muhammad apa ada pesenan jadi nabi😂tolong jabarkan .✅
Terimakasih dialognya👍
susah terbelenggu agama, budaya sains itu sangat evidence-based inverse dr faith based
Setuju.
Saya rasa tidak, khususnya untuk Islam. Karena banyak scientist berkembang di era tersebut. Kebanyakan di Indonesia adalah Islam hanya sebatas hafalan, jauhnya dari makna dan implementasi. Beberapa buktinya masih banyak yg buang sampah sembarangan, tidak suka membaca padahal diwajibkan membaca, disuruh mempertanyakan segala sesuatu agar berpikir, tetapi memilih jalan instan karena malas berpikir.
Jadi pernyataan "terbelenggu agama" saya rasa kurang tepat, lebih cocok kepada "terbelenggu kebiasaan".
Dalam suatu kehidupan yang berbasis system, kebenaran harus diimbangi dengan kebijaksanaan. Ilmu ini namanya teleology.
Science dipergunakan sebagai alat untuk memvalidasi kebenaran, Agama dipergunakan sebagai alat untuk memvalidasi kebaikan.
Maka terciptalah knowledge based wisdom.
Saat ini agama telah terdekonstruksi sebagai hal penghambat kemajuan science, karena mereka para pelaku science saat ini mengabaikan isu sosial dampak dari sains yang digunakan sebagai teknologi.
Anda salah jika menyatakan bahwa agama membelenggu, mereka itu agen dari urun / menyumbangkan wisdom. Dasar agama itu adalah spiritual, setiap manusia punya itu.
Memang tanpa agama manusia juga bisa mencapai taraf wisdom, namun agama yang telah dikembangkan ribuan tahun telah membuat suatu pola wisdom, sehingga lebih mudah di ikuti ketimbang memulai dari awal.
Namun sayang ada beberapa pihak yang hanya menggunakan agama untuk akomodasi untuk memonopoly, merampok, dan melanggengkan kekuasaan, sehingga agama dipelencengkan dari garis awal, disinilah terbentuk dekonstruksi agama.
Di masa depan tidak menutup kemungkinan juga bahwa science dapat digunakan untuk mengakomodir kekuasaan, monopoly suatu bisnis, dan merampok. Contohnya statistika saja sekarang banyak digunakan sebagai alat politik. Kedepannya apa? Rekayasa AI dari orang yang memonopoly ilmu pengetahuan? Sehingga kebenaran bergantung pada jawaban AI? Ini bisa saja terjadi kalau dibarengi dengan tangan besi suatu pihak
@@Itsmesmileyface ya karena sains mostly empiris beda dgn matematika. kalau ingin maju ya sekuler/dipisahkan antara agama dan pemerintahan, atau kl zaman Abbasiyah, nilai wahyu harus di bawah akal, jadi segala sesuatunya tidak dipandang sudah final dan sempurna hingga kebenaran terus dicari gak berhenti di teks Ilahi.
Kecerdasan awal / potensi ( quotient ) manusia;
~IQ~EQ~PQ~SQ`TQ~ eksplisitnya terdapat Pancasila scara implisit 😀
Belenggunya adlh mental korup, apa iya berscience bisa buat korupsi 😀
1. strategi cepatnya yaa Pak Bagus jadi Menteri Pendidikan Tinggi, bergaul dengan orang Partai. memasukkan anak2 generasi Z yg budaya science tinggi ke Partai. yg bikin kalau kan dah tahu, bapak dibagian mananya.
Gen Z mana tahan lihat menu paha mulus dan dada mentok ayam muda yang dihidangkan oleh para olikaki. 🤭