Peter is a complete gentleman, made a huge difference to the lives of so many sadly injured by landmines in Cambodia. Also did great work in East Timor. Best wishes from Ireland 🇮🇪
Gosh! Great that this work in Cambodia is still remembered - last summer I met with the son of Colonel Colin Mitchell (“Mad Mitch”) of the Argyll and Sutherland Highlanders -who is writing a biography of his father and his work in landmine clearance in Cambodia. We met in Limerick where he is teaching.
Colonel Colin’s son is Angus and he is an accomplished author having just written a biography of Roger Casement. Maybe you should interview him on day.
Dr. Peter Carey, seorang sejarawan ternama yang fokus pada Indonesia, terutama Jawa, memaparkan perjalanan intelektual dan spiritualnya yang panjang dan kaya. Berawal dari ketertarikannya pada sejarah kolonial, Carey menemukan dirinya terpikat oleh spiritualitas Jawa, yang ia yakini menawarkan perspektif unik tentang kehidupan dan kematian. Melalui anekdot-anekdot yang hidup, dia menggambarkan pengalamannya di Indonesia, dari pertemuan mistis dengan warisan Diponegoro hingga pandangannya tentang pentingnya 'rasa' dalam memahami budaya Jawa. Carey juga menyoroti pentingnya identitas Indonesia yang majemuk dan perlunya negara untuk melepaskan diri dari pola pikir 'solusi cepat' demi mencapai potensi penuhnya di dunia. Dia menekankan perlunya Indonesia untuk mengklaim kembali warisan budayanya, seperti prasasti Sangguran dan Pujangan, serta untuk mengembangkan budaya penelitian yang kuat. Carey percaya bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menawarkan perspektif unik kepada dunia, yang didasarkan pada 'rasa' dan penghargaan terhadap dimensi spiritual kehidupan.
Mengenal diri sendiri merupakan langkah penting dalam menjalani kehidupan yang bermakna. Melalui proses ini, seseorang dapat menemukan "misi en valer" atau nilai dari kehidupan itu sendiri, melampaui pencapaian intelektual semata. Melalui penuturan Dr. Peter Carey, menunjukkan bahwa mengenal diri sendiri bukan hanya tentang akumulasi pengetahuan, tetapi juga tentang: Membuka Diri terhadap Berbagai Kemungkinan: Seperti pengalaman Carey yang membawanya ke Indonesia, terkadang kita perlu keluar dari zona nyaman dan menjelajahi jalan yang tak terduga. Pertemuan-pertemuan tak terduga dan tantangan yang dihadapi dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan pribadi dan penemuan jati diri. Mengembangkan Rasa: Carey menekankan pentingnya "rasa" atau intuisi dalam memahami dunia, khususnya dalam konteks budaya Jawa. "Rasa" memungkinkan kita untuk terhubung dengan aspek kehidupan yang lebih dalam dan melampaui batasan analisis intelektual. Merangkul Identitas Ganda: Pengalaman hidup di budaya yang berbeda mendorong Carey untuk mengembangkan "identitas kedua". Proses ini memungkinkannya untuk memahami Jawa tidak hanya dari sudut pandang akademis, tetapi juga melalui lensa budaya dan spiritual. Mencari Makna di Luar Diri: Keterlibatan Carey dengan kebatinan Jawa menunjukkan bahwa pencarian jati diri terkadang melibatkan eksplorasi dunia spiritual. Pengalaman-pengalaman spiritual dapat memberikan perspektif baru tentang kehidupan dan kematian, membantu kita memahami posisi kita dalam kosmos. Pada akhirnya, mengenal diri sendiri merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, mengembangkan rasa, merangkul kompleksitas identitas, dan mengeksplorasi dimensi spiritual dari keberadaan manusia. Melalui proses ini, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman Carey, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan menjalani kehidupan yang lebih kaya dan bermakna.
Hahahh ternyata bukan cuma saya yang berpikir demikian,terutama cara duduk, akibat terlalu banyak nonton dari cara duduk di UA-cam agar terlihat gagah. Tapi ternyata kharisma sesungguhnya di cara duduk yang sopan seperti orang Indonesia sebenarnya, bahkan Mr. Peter menyadari itu bagaimana bersikap ketika berinteraksi dengan orang jawa. Hahaha kalau tiru cara duduk orang barat, bukannya kharisma yang terpancar, malah aura arogansi atau kesombongan hahahah. Sudah jelas orang barat terkesan sombong, malah ikut cara barat hahha
@@Mr.Hamburger179pak peter punya buku biografi, judulnya bikin takjub "urip iku urub" gak lazim buat seorang profesor sejarah dari inggris raya. Ya tapi itu menggambarkan bagaimana passion dia tentang sejarah jawa
bertahun tahun sejarah Indonesia di kontruksi tendensius untuk kepentingan golongan, dan yang dituduh adalah para intelektual dan akademisi barat yang sejati nya malah menguak dan mengulik sejarah Indonesia dari masa mataram kuno sampai mataram islam dengan metode penelitian yang benar tanpa ada tendensi dan famatisme tertentu. thanks for your service to Indonesia Mr Peter Carey.
One of the best episode so far, last line from Peter "Memanusiakan manusia" hella deep. True Javanese in brittish skin. Hats off for Peter Carey and Bagus!
Ketertarikan awal Peter Carey pada Indonesia muncul secara kebetulan dan tidak direncanakan. Pada tahun 1969, setelah lulus dari Oxford, Carey memiliki beasiswa untuk belajar di Cornell University di Amerika Serikat. Dia berencana untuk menulis tesis tentang Revolusi Prancis. Namun, dalam percakapan dengan Profesor Jack Gallagher, dia disarankan untuk mempelajari dampak Revolusi Prancis di Jawa, terutama di bawah pemerintahan Marsekal Daendels. Saran ini menjadi momen penting bagi Carey. Faktor lain yang mendorong ketertarikannya adalah hubungannya dengan program studi Indonesia modern di Cornell, yang dikelola oleh George Kahin. Melalui program ini, Carey belajar bahasa Belanda dan Jawa, yang membantunya memahami sumber-sumber sejarah Indonesia. Sebuah peristiwa penting terjadi ketika Carey melihat cetakan Pangeran Diponegoro yang memasuki perkemahan yang disiapkan di Sungai Progo. Pertemuan visual ini menimbulkan rasa ketertarikan yang mendalam pada sosok Diponegoro. Carey merasa terhubung dengan Diponegoro dan memutuskan untuk memfokuskan penelitiannya pada tokoh tersebut, bukan Daendels.
@@machomarcello211 mungkin yg dimaksud adalah "lukisan" pangeran diponegoro spt di artikel di republika online dgn judul "Gaung Pangeran Diponegoro tak Mampu Dipadamkan Belanda". CMIIW
Litografi Cornelis van Groenewoud (Leiden) atas sketsa Mayor François de Stuers (1792-1885) dari DN sedang masuk oekemahan di Pulau di tengah2 Kali Progo (Metesih)
@@petercarey9119 makasih pak untuk jawaban yg lebih presisi secara citation, btw, saya mengagumi karya2 pak Peter, begitu detail, rapi, dll yg bagi saya seperti membawa "standar baru" buku sejarah yg bagus. salam hangat pak.
Konsep karma, takdir, dan kebatinan merupakan elemen penting dalam eksplorasi Dr. Peter Carey tentang sejarah dan spiritualitas Jawa. Dr. Carey, banyak mengungkap bagaimana ketiga konsep tersebut saling terkait dalam pengalaman dan penelitiannya. Karma dalam konteks ini dapat dipahami sebagai hukum sebab-akibat, di mana tindakan di masa lalu, baik atau buruk, membentuk pengalaman seseorang di masa kini. Carey, misalnya, mengaitkan pertemuannya yang penuh takdir dengan Indonesia sebagai hasil dari karma yang baik. Takdir, di sisi lain, menyiratkan suatu jalan hidup yang telah ditentukan sebelumnya. Carey sering menggunakan kata "sudah ditakdirkan" untuk menggambarkan berbagai kejadian dalam hidupnya, termasuk pertemuannya dengan orang-orang dan pengalamannya yang hampir fatal di Palembang. Pertemuan-pertemuan yang tampaknya acak ini, menurut Carey, merupakan bagian dari rencana yang lebih besar, yang membimbingnya menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri dan hubungannya dengan Indonesia. Kebatinan, tradisi mistik Jawa, memainkan peran penting dalam membentuk perspektif Carey tentang karma dan takdir. Keterlibatannya dengan kelompok Sumatra Kebatinan, yang diperkenalkan oleh temannya Paul Stange, memberinya wawasan tentang dunia spiritual Jawa. Pengalamannya tinggal di Tejakusuman, tempat ia diganggu oleh roh-roh, dan konsultasi selanjutnya dengan seorang peramal menunjukkan keyakinannya pada alam spiritual dan pengaruhnya terhadap dunia material. Carey menekankan pentingnya rasa, atau intuisi, sebagai kunci untuk memahami dunia spiritual Jawa. Rasa, menurutnya, melampaui analisis intelektual dan memungkinkan seseorang untuk terhubung dengan esensi pengalaman manusia. Melalui eksplorasinya tentang kebatinan, Carey mampu mengembangkan "identitas kedua", yang memungkinkannya untuk memahami sejarah dan budaya Jawa tidak hanya sebagai seorang akademisi, tetapi juga sebagai seseorang yang telah mengalami kekuatan transformatif dari tradisi spiritual Jawa.
Lebih lengkap lagi bila beliau membahas tentang reinkarnasi, karena bisa saja Peter carey adalah reinkarnasi dari orang jawa sejati lalu lahir kembali jadi Bule.
Menjelang akhir video yg dikatakan Dr. Peter benar sekali, di masa klasik Indonesia, perempuan memiliki prominent position, kita punya powerful woman sepanjang sejarah masa klasik, bs ditarik makna di sini bahwa itu merupakan wujud tdk adanya ketimpangan gender, perempuan tidak perlu menyuarakan emansipasi krn memang tdk tjd ketimpangan, dan pada abad jauh setelahnya munculllah tokoh R.A. Kartini sbg akibat dari adanya ketimpangan tsb, tanpa mengurangi rasa hormat, situasi ini sejujurnya menjadi miris, untuk memahami jati diri bangsa yg sejati menurut saya, bangsa kita harus menilik lebih jauh ke belakang, fokus yg lebih kepada rupa bangsa kita sejatinya yg peradabannya terbentang bermilenium lamanya, menanamkan kembali value kita yg hilang, pre kolonial itu adalah wujud indonesia sesungguhnya, bisa kita bandingkan seberapa panjangnya dg masa kolonial yg sebenarnya jauh lebih pendek (tentu saja tanpa mengurangi rasa hormat kpd pejuang bangsa).
Sejarah kami orang Jawa sudah dirusak oleh kelompok gerombolan Ba'alawi Hadramaut Yaman dari pembelokan sejarah, makam-makam di-Ba'alawi-kan jadi Marga Ba'alawi. Dan Pak Peter Carey pun ikut meluruskan tentang makam KRT Sumodiningrat di Jejeran, Bantul yang dipalsukan oleh Luthfi bin Yahya Pekalongan. Kami sekarang sedang berjuang untuk menumpas gerakan perusak sejarah dan mereka yang menghapus sejarah leluhur kami.
Betul bro bani dobolowi tahu betul kelemahan sebagian orang kita yg mudah dicekoki ajaran-ajaran surga dan neraka serta mental inlander menghadapi tampang timur tengah. Kita harus sadarkan mereka dengan kontra narasi vs dobolowi.
Baalawi cuma memanfaatkan momentum pasca reformasi, masalah mulanya adalah masuknya faham salafi wahabbi di akhir 80an yang menciptakan paham purifikasi Islam di Jawa dan mulai berkembang sejak itu taklid buta terhadap agama berkembang, disertai perilaku anti budaya lokal
it's very fascinating to see Peter in rage and frustrated with the condition of our country. You really care about the well being of this country! even some Indonesian people didn't know the situation and the problem that this country has as much as you do. I really learn a lot from this interview. Thank you Peter. it's very delightful to see such a well rounded man like Peter who's not just intelligent, knowledgeable and smart.. but also have embrace emotion, empathy and spirituality. Not everyday I came across a man like you on the internet. in summary, this nation is descending because of one religious belief is being too strong, until you have descending rights of women. second, because of corruption that your friend called "broad daylight robbery" (: which means corruption that made Indonesia economy in poor condition, resulting in poverty of Indonesian people. kecewa banget sama mentalitas kita yang masih mentingin uang aja. pantes ga maju-maju. ngeliat jokowi kmrn masih pusing nanganin tikus2 pemerintahan kayak gmn. thirdly, our culture to appreciate and support the intellectual and academians is not well supported. dan mentalitas kita masih mau gratifikasi yang cepet. Dan masih belum terbiasa menerima kritik objektif. fourth, because of poverty, our education also lacking. fifth, we got cut off from our ancient roots with our national relics got taken away. dan baru balik tahun 2015?! astaga ToT terimakasih Jokowi udah bawa balik satu2 pusaka negara kita tapi aku lebih kaget lagi museum kita ga bisa ngejaga dengan bener. kebakaran sampe 3x?!! x_x I can't PR negara kita banyak banget. Dan dari yang aku danger, banyak attitude masyarakat yang harus dirubah. mentalnya harus bisa lebih dewasa. dan yang paling penting, ga mau serba instant dan ngedewain uang. ini yang jadi sumbernya budaya korupsi. klo negara kita miskin, mau majuin pendidikan dan yang lain2 jadi susah. apalagi apresiasi para intelektual indonesia. jangan mau ketinggalan sama negara asia timur. mereka udah bisa bikin mobil, hape sendiri. kita harus bisa nyusul tahun2 kita dijajah belanda.. dan masa gelap pemerintahan soeharto. dan yang pak peter bilang, kita punya inferiority complex. kita harus bisa bikin mental yang lebih positif
Wooo,, beliu tahu hampir seluk beluk sampai sekecil itu di masyarakat indonesia, saya membaca tulisan2 perancis tentang nusantara dari sudut pandang yg sangat mahatau persis seperti yg dikatakan dan berbeda ketika membaca buku beliau dan memndengarkan pendapatnya sekarang, incredible
Always been a fan to Prof. Peter Carey. His research and thorough study to Javanese and Indonesian culture overall might I say surpassed Indonesian themselves. It is my unforgettable memory to meet him when he gave a lecture in my alumni. Mugi pinaringan sehat jasmani lan kelancaran ingkang makarya, Prof.
Sebuah kebijaksaan yang baik untuk membangun kebijaksaan sejarah tersebut melalui para sejarawan sebagai otoritas ilmiah yang semestinya. Mungkin kelak bisa lebih luas dalam merangkul sejarawan, seperti mengadirkan teman2 dari Komunitas Bambu mengingat sebuah tren unik pengiat sejarah di Indonesia yang menyebar tidak sebatas dilingkungana akademik perguruan tinggi, namun juga melalui jaringan penerbit dan komunitas sejarah. Jangan lupa buku G.E. Rumphius dan Andrew Goss seputar tradisi ilmuan dan keilmuan di Hindia Belanda diterbitkan oleh komunitas ini.
Negeri kita hari ini terlalu penuh dengan orang-orang yang tidak pada bidang dan ahlinya... sehingga KKN merupakan budaya nyata dan menonjol. Budaya yang sangat signifikan... Tapi entah disadari atau tidak... entahlah....✨☕☕ 🇮🇩🐣
Tiga momen "eureka" yang mengubah hidup Peter Carey dalam perjalanannya di Indonesia adalah: Penemuan nama "Jakarta Lloyd" di sisi kapal uap Mississippi. Saat itu, Carey sedang belajar tentang Indonesia di Amerika Serikat, namun ia belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Penemuan ini seperti panggilan untuk mewujudkan mimpinya untuk benar-benar merasakan Indonesia. Ia membayangkan petualangan ala Joseph Conrad dengan kapal laut menuju Jakarta. Momen ini diperkuat ketika profesornya menceritakan tentang seorang agen Jakarta Lloyd di New York yang bisa membantunya. Kedatangan di Tegalsari, Yogyakarta, tempat tinggal Diponegoro di masa kecilnya. Momen ini terjadi tanpa rencana, beberapa saat setelah Carey tiba di Yogyakarta untuk pertama kalinya. Ia diajak oleh temannya untuk menonton pertunjukan Wayang Wong di sebuah dalem atau kediaman ningrat. Baru setelahnya, Carey menyadari bahwa tempat tersebut adalah Tegalsari, kediaman Diponegoro di masa kecil. Pertemuan tak terduga ini terasa seperti panggilan spiritual dari Diponegoro sendiri, seolah menegaskan bahwa Carey berada di jalan yang benar. Pertemuan dengan seorang paranormal yang menjelaskan serangkaian kejadian aneh di paviliun tempat tinggalnya di Yogyakarta. Saat itu, Carey mengalami beberapa kejadian kurang menyenangkan secara berturut-turut: sakit perut, motornya rusak, dan atap paviliun bocor. Temannya yang mempelajari Sumara Kabatinan menyarankan untuk menemui seorang paranormal. Paranormal tersebut, dalam keadaan kerasukan, menjelaskan bahwa roh yang menghuni area tersebut tidak senang dengan kehadiran Carey. Roh tersebut adalah Raden Tumenggung Raksapraja, sekretaris Diponegoro. Carey disarankan melakukan beberapa ritual untuk menenangkan roh tersebut. Ketiga momen "eureka" ini merepresentasikan perubahan besar dalam perspektif dan pemahaman Carey tentang Indonesia, khususnya Jawa. Momen-momen tersebut tidak hanya memperkuat ketertarikannya pada sejarah dan budaya Jawa, tetapi juga membimbingnya untuk lebih mendalami dan menghargai dunia spiritualitas Jawa.
@@lolaaritasari1773 Wah, saya buat ringkasan ini pakai AI NotebookLM. Tujuannya memudahkan saya menonton video. Pertanyaan begituan mana bisa dijawab karena sumber video tidak membahas sedalam itu.
Anda sungguh hebat Pak Peter. Saya kehabisan kata-kata. Terimakasih atas kontribusimu untuk Sejarah Indonesia terutama mengenai Kisah Hidup Pangeran Diponegoro. Anak cucu kami akan sangat banyak mengenangmu kelak.. Salam Rasa.❤❤❤
Bertemu dan ngobrol dengan Beliau sangat luarbiasa. Dan sangat bersyukur salah satu karya fofoku dimuat beliau disalah satu bukunya. Orang yg sangat rendah hati dan sangat menghargai semua makluk. Sehat Selalu Prof
13:43 Menarik, kebetulan beberapa bulan yg lalu saat saya sedang "berburu" makam-makam abad 20 awal di kota saya (Yogyakarta), saya mendapati 1 makam seorang Amerika yg dulunya merupakan utusan dari Cornell university untuk Asia Tenggara, namanya Donald, meninggal th 56
It's mindblowing how insightful Peter is on the history if Indonesia. Even my history teacher don't know some of the things that you know, and miss some nuancess and the bigger picture of Indonesia's history. Thank you for this interview And I want to emphasize on how very well rounded Peter is. You look like the more you gain knowledge, the more you gain wisdom, and the more you connected to your spirituality. I think it's rarely happen to a person to have a loving heart, brave soul, and brilliant mind. Also a very handsome gentleman 😄 inside and out
Amazing banget, Pak Bagus. Penting untuk diketahui kita orang Indonesia. Terima kasih untuk siniar ini. Semoga selalu mencerahkan dan siniarnya lancar terus.
1:36:51 Just found out of Dr. Ahmad Mochtar from this podcast, did a little research, and I share the frustration with Peter here. He was allegedly falsely accused of poisoning the vaccines, tortured, forced a confession, and executed by beheading. not only that, his body was steam rolled and thrown into a mass grave. What is frustrating however, was that this murder was a MONTH before the Japanese surrendered and Indonesia declared independence so he could've survived the war.
Saya hanya berandai2 dan bukan merendahkan sejarawan Indonesia. Tapi yang saya tahu literasi sejarah tanah jawa era kolonialisme dari pak peter yang paling lengkap. Jika pak peter gak ada mungkin sejarah jawa masih agak abu2
mas bagus, coba undang mas asisi (asisi chanel) sebagai narasumber, saya yakin beliau sejalan dengan ambisi anda perihal sejarah indonesia tentunya terkait masa hindu-buddha secara detail.
Bang Bagus, 2 jawaban terakhir membuat saya shock, dan saya lihat Bang Bagus juga. Bagaimana saya, abang, dan all friends bisa bersama take action merubah Indonesia?
Dia yg netral tanpa tendensi apapun juga bakal bilang "Hah, Ba'alawy? Emang ada jasanya?". 😂 Nanti dijawab :"Jangan Salah! Ba'alawy itu berjasa. Sangat berjasa. Berjasa bagi negara Belanda. Merekakan kongkalikongnya sama penjajah".
Sungguh pelajaran yg sangat berharga ( jika anda bisa mengontrol budaya, maka anda akan lebih mudah menaklukkan suatu bangsa) dan itulah yg di lakukan balawy kepada kita pribumi, yg dikit² suka bilang kafir haram agar kita lupa akan budaya² luhur jawa kita.
Ada kekuatan kapital besar yang memiliki kepentingan hegemoni kekuasaan dan penguasaan ekonomi untuk memutus tali sejarah penduduk nusantara agar menjadi bangsa yang lemah dan mudah dikendalikan. Bung Karno bilang, Jasmerah!
Mereka (asing) berusaha mengkerdilkan dan meng"inlander"kan mental kita karena mungkin telah mempelajari sejarah kita dimasa lampau DAN ADA SESUATU YANG MEMBUAT MEREKA "TERKESIMA" SEKALIGUS "KETAKUTAN", jadi mereka berusaha memanipulasi dan membelokkan sejarah sebenarnya, karena kalau sejarah itu diberitahukan kepada generasi sekarang, bisa bisa terjadi revolusi yang "luar biasa"....👹👹👹👹
Ternyata pak Peter Carey masih ada hubungan ama George Kahin 👍👍 Wartawan Amerika yang bisa dibilang kunci perubahan sikap Amerika dari yg pro Belanda jadi Pro Indonesia selama perang kemerdekaan Indonesia.
Sudah saya share di Twitter pak bagus. Semoga bisa dinotice pak Imam Zanatul hairi, pak Harry Sofian, pak Sam Ardi, pak Rumail Abbas serta sejarawan2 partikelir lainnya sehingga menjadi diskursus yg mencerahkan. Sehingga tujuan akhirnya bisa menjadi lampu terang atas sejarah yg masih akan terus digali tentang hubungan keraton Ngayogyakarta dan Ottoman, KRT Sumadiningrat dan sejarah2 lainnya di perbincangan publik 🙏🏾
Krt sumodiningrat dibalawikan oleh habib lutfi dan rumail abbas ikut mendukung baalawi. Sudah di konfirmasi oleh pak peter carey kalo krt sumodiningrat bukan baalawi
@@youviral328 iya mas, bahkan pak Peter Carey aja dah minta unjuk naskahnya dgn humble kalau ada biar saling saling bisa membaca/sinau bareng beberapa bulan lalu tapi belum ada tindak lanjutnya (setau info berita yg saya baca)
Bagi orang awam sejarah seperti saya, dengan keterbatasan pengetahuan saya setelah nonton video ini, saya hanya bisa berceloteh.. Warisan sejarah seakan hanya diwadahkan saja di bangunan fisik museum sebagai benda koleksi milik plat merah, yang penting punya, tapi tidak dimanfaatkan dengan baik.. Banyak yang dicuri, terbakar, (ataupun bisa jadi juga dijual oleh oknum) miris banget sih tidak ada konservasi dan preservasi maksimal.. Warisan budaya kurang diterjemahkan sebagai edukasi bagi umum, seakan hanya eksklusif untuk elit intelektual saja.. Adapun sejarah yang sering disuap ke mulut publik hanyalah tentang kebanggaan dari kejayaan masa lalu, tentang dramatisasi sebagai korban peradaban, ataupun tentang jahat dan buruknya si pihak politik yang kalah.. Belum lagi beredarnya mitos diantara sejarah dalam masyarakat sepertinya tidak ada niatan untuk diluruskan.. Apakah memang sengaja dibiarkan atau bagaimana, seakan akses informasi sejarah yang beredar memang disaring hanya informasi tertentu untuk dipublikasi, dan informasi tertentu diubah, dipotong, bahkan ditutup rapat, dan mitos lah sebagai penyamar kekosongan, entahlah.. Sepertinya kurang kepedulian negara terhadap pengembangan keilmuan sejarah dan kurangnya effort orang indo untuk tahu sejarah mereka sendiri, atau memang sejarah tidak sepenting itu bagi keduanya..
Sangat menarik. Betapa agungnya budaya Indonesia, namun sayangnya penjelasan informasi seperti ini justru datang dari orang asing yang sangat mencintai Indonesia.
Terkadang, saya overproud, oversuperior, tanpa memahami 100%😅, Saya terlalu mempercayai Wikipedia, aku menganggap bahwa mempelajari sejarah Indonesia hanya tinggal ber analisis. Dan ya ternyata lebih sulit 100× lipat dari pada sekedar beranalisis
10 minutes in, Peter already casually dropped gazilions of references, Bagus is struggling to keep up. W. F. Yeames and makmilub in one sentence! What an ubermensch begawan!
🎯 Key points for quick navigation: 00:00:00 *🌍 Exploring the Meaning of Life and Identity* - Reflects on the deeper purpose of existence beyond intellectual pursuits. - Emphasizes the diverse paths to enriching human experience. - Explores Java's influence on understanding life's value beyond intellect. 01:08:00 *📚 Peter Carey's Early Encounters with Indonesia* - Details Peter Carey's early travels to Tanjung Priok and subsequent visits to Indonesia. - Discusses his initial academic interests and spiritual connections with Indonesia. - Mentions culinary influences and manuscript insights into his Indonesian experiences. 04:00:00 *🌏 Peter Carey's Colonial Childhood and International Upbringing* - Describes Peter Carey's diverse family background and upbringing across multiple countries. - Highlights the influences of historical events on his family's life and migrations. - Discusses his immigration to the UK and early academic pursuits at Oxford. 07:00:00 *🎓 Academic Journey and Eureka Moments* - Recounts pivotal moments in Peter Carey's academic journey, including influential mentors and decisions. - Details the academic challenges and breakthroughs that shaped his focus on Indonesian studies. - Discusses the transformative experiences at Oxford and insights into choosing research topics. 24:16 *🚢 Introduction to Indonesia and Near-Death Experience* - Peter Carey recounts his extensive journey to Indonesia aboard a ship carrying American grain, highlighting cultural and culinary experiences. - His near-death experience in Palembang due to a burst appendix underscores the dramatic start to his Indonesian adventure. - This section provides insights into the early cultural shocks and challenges faced in Indonesia. 27:27 *🏥 Medical Crisis in Palembang* - Peter Carey's life-threatening medical emergency in Palembang, Indonesia, where he suffered from acute peritonitis after a burst appendix. - The challenging medical conditions and the lone Dutch surgeon's efforts to save his life. - This segment highlights the stark realities of healthcare in Indonesia during Peter Carey's early years there. 31:45 *🛩️ Evacuation and International Intervention* - The story of how Simon Head's intervention and international connections facilitated Peter Carey's medical evacuation from Palembang to New Zealand via a New Zealand Air Force flight. - The role of diplomatic pressure and personal connections in securing emergency medical assistance. - This section illustrates the impact of personal networks and international relations in critical situations abroad. 36:03 *🍽️ Return to England and Personal Reflections* - Peter Carey's return to England after his near-death experience and recovery, reflecting on mortality and life-changing events. - The poignant moment of having a meal with his father after hospitalization, juxtaposed with witnessing a sudden death in a pub. - This part explores themes of resilience, mortality, and the emotional aftermath of life-threatening experiences. 41:23 *🇮🇩 Return to Indonesia and Cultural Immersion* - Despite previous challenges, Peter Carey's determination to return to Indonesia for his fieldwork and academic pursuits. - Settling in Pasar Rumput and engaging deeply with Indonesian culture, language, and academic endeavors. - This section highlights resilience, academic commitment, and deep cultural immersion in Indonesia. 45:45 *🕌 Spiritual Encounter in Yogyakarta* - Peter Carey's unexpected spiritual encounter in Yogyakarta, visiting the historical residence of Prince Diponegoro. - The significance of this encounter in shaping Peter Carey's sense of belonging and purpose in Indonesia. - This part underscores the intersection of personal history, spiritual resonance, and academic exploration in Peter Carey's Indonesian journey. 47:50 *🏠 Peter Carey's initial struggles upon moving into a new pavilion in Indonesia.* - Carey faced a series of unfortunate events: health issues, motorcycle damage, and a leaking roof. - His friend suggested consulting a clairvoyant due to perceived spiritual disturbances. 48:59 *🔮 Clairvoyant consultation and spiritual guidance.* - A clairvoyant identified a troubled spirit, allegedly Dipponogoro's secretary, causing Carey's troubles. - Recommendations included spiritual remedies and community reconciliation through a religious feast. 53:20 *📜 Carey's immersion into Javanese culture and historical research.* - Carey delved into studying Javanese manuscripts and learning Javanese language. - He engaged deeply with Sumara Kabatinan founders, integrating scholarly pursuits with spiritual insights. 54:58 *🌍 Integration of spiritual sensitivity with scholarly research.* - Reflecting on the necessity of emotional and spiritual understanding in historical research. - Contrast between Western intellectualism and Javanese emphasis on 'rasa' (feeling) in understanding culture. 01:05:06 *🌐 Challenging Orientalist perspectives and embracing Javanese spirituality.* - Critique of Western Orientalism and its reductionist view of Eastern spirituality. - Advocacy for decolonizing intellectual and spiritual perspectives to appreciate global cultural diversity. 01:12:04 *🌟 Curse of the Minto Stone and Historical Figures* - The Minto Stone is associated with a curse, leading to misfortunes for those who possessed it incorrectly. - Historical figures like Raffles and Minto faced tragic ends after their encounters with the stone. - Suggestions include returning such artifacts to their cultural origins, akin to Diponogoro's walking staff. 01:14:16 *🏛️ Cultural Significance of Artifacts and Historical Exchange* - Artifacts like the Kiai Chokro hold significant cultural value, returning them symbolizes respect and reconciliation. - Historical exchanges between cultures, such as Dutch-Javanese relations, reflect on cultural preservation efforts. - Calls for strategic negotiations to return artifacts to their rightful places for cultural enrichment. 01:16:29 *📜 Importance of the Puchangan Inscription in Historical Context* - The Puchangan Inscription from 1041 AD provides crucial insights into early Javanese kingship and societal structures. - Its current state in a warehouse in Calcutta highlights challenges in preserving and exhibiting cultural artifacts. - Advocacy for repatriation efforts and international cooperation in safeguarding cultural heritage. 01:19:39 *🌍 Global Perspectives on Cultural Heritage and Diplomacy* - Diplomatic efforts are crucial in negotiating the return of cultural artifacts, emphasizing mutual respect and historical integrity. - Challenges involving regional governments in artifact negotiations underscore the complexity of international cultural diplomacy. - The significance of maintaining and displaying cultural artifacts responsibly in their countries of origin. 01:25:19 *🌏 Indonesia's Contributions to Earth Sciences* - Indonesia, particularly Java, has contributed significantly to Earth sciences, dating back to early geological studies. - The integration of local knowledge, such as Javanese perceptions of volcanic activity, enriches global scientific understanding. - Advocacy for international recognition and scholarly documentation of Indonesia's scientific contributions. 01:30:12 *🎓 Challenges and Opportunities in Indonesian Research Culture* - Challenges in Indonesian research culture include funding, peer review standards, and institutional support. - Calls for reform to elevate Indonesian universities in global rankings and foster academic excellence. - The importance of nurturing a robust research environment to honor and expand upon Indonesia's scientific heritage. 01:37:20 *📚 Scholarly Traditions in Indonesia* - Indonesia possesses remarkable scholarly traditions and historical depth. - The current academic environment favors quick fixes over rigorous scholarship. - There's a need to foster an environment supportive of deep, nuanced academic pursuits. 01:40:07 *🏛️ Pre-colonial Cultural Achievements* - Pre-colonial Indonesia had significant cultural and engineering achievements. - Women held prominent roles in society, including military and political leadership. - The cultural richness of Indonesia's past is often overshadowed by colonial narratives. 01:46:45 *💡 Challenges and Economic Potential* - Indonesia faces challenges rooted in historical colonial stratification and corruption. - There's immense economic potential in sectors like agriculture if managed effectively. - Addressing corruption and making tough decisions are crucial for Indonesia's progress. 01:52:10 *🌍 Indonesia's Role in the World* - Indonesians should embrace their cultural heritage and global significance. - Identity should be inclusive and reflective of Indonesia's diverse history. - Spiritual dimensions of life in Indonesia offer a unique contribution to global humanity. Made with HARPA AI
This is just one, but when we can invite a hundred scholars to reveal Indonesia's civilisation in the past. We would be the centre of world civilisation based on their sturdy intellect papers.
@I1I1A07 sejak musim aliansi kotak-kotak semakin kesini semakin kemari +62 ituh... Mungkin saja kesadaran kolektif pada 280juta jiwa Bangsa Indonesia yang mampu mengubah keadaan tanpa pertikaian dan pertumpahan darah. Hanya saja melihat penegakkan hukum yang berlangsung dan orang-orang yang didalamnya dengan system yang begitu lagi - begitu lagi Suka gumam sendiri "Ya Allah, apa mungkin keadaan bisa berubah?" Sedangkan ekonomi masyarakat kecil saja, ngeronta-ronta. Termasuk akuh pribadi ngalamin dampak itu... Seolah-olah apa yang dirasakan individual masing-masing tidak luput dari impact kebijakan yang dilakukan pemerintah sendiri. Hanya saja entah bagaimana kekuasaan yang mempertontonkan KKN itu benar-benar runtuh pada waktunya Karena menurut dawuh Pendiri Bangsa Indonesia, Bung Karno. Diantara kekuasaan Presiden maupun Rakyat diatasnya kekuasaan Allah SWT. Keselamatan, kesehatan dan pertolongannya Tuhanku dan Tuhanmu nyata dimanapun kita berada 💞✨💖🐣🙏 Aamiin Allahumma Aamiin Ya Rabb 🇮🇩🫂
My five cents on mr. Carey is that he specialises in Javanese history, if not veered towards ultranationalist narrative and historiography, especially if he wanted to work with UI. However he had made rather cringeworthy generalisations of Nusantara Chinese historiography or Indonesian history as a whole. A bit like Mr. Buiskool who had immense knowledge of Medan but very little about Chinese Diaspora yet made generalisations about Chinese diaspora history. There are people like Anthony Reid, Claudine Salmon, Wolfgang Franke, who imparted so much more knowledge of Indonesia, its people, culture, raw unadulterated history based on healthy skepticism, as well as its Chinese diaspora as a whole, but not supported by Indonesian government due to their works not being useful for national historiography narrative. There are also account of Java such as from DeGroot and Schouten/Gautier which are quite precious yet rarely quoted due to the narrative clash with the monolith-isising agenda.
Sayang sekali interviewnya pakai bahasa Inggris. Akan viral itu kalau Dr. Peter's rants pakai bahasa Indonesia 😂 Btw, pekerjaan saya adalah pemandu wisata dan klien saya kebanyakan turis internasional. Sepengalaman saya, turis yang bisa berbahasa Indonesia akan lebih senang menggunakan bahasa Indonesia (meski belepotan), walaupun ngomong dengan pemandu wisata yang sewajarnya lancar berbahasa Inggris. Entah tujuannya apa, tapi sepengalaman saya seperti itu. Pada kasus Dr. Peter yang sudah puluhan tahun di Indonesia, saya yakin dia fluent. Interview ini sangat berharga sekali, dan saya kira akan lebih ngena dan cepat nyebar apabila memakai bahasa Indonesia karena pastinya pasar dari konten ini adalah orang Indonesia. Menurut saya lebih pas kalau mainly menggunakan bahasa Indonesia dan diselipi ungkapan bahasa Inggris untuk menjelaskan suatu yang tidak bisa di jelaskan dengan bahasa Indonesia. Anyway, ini konten anda dan anda berhak akan segala bentuk isinya, ini hanya pendapat saya saja. Good job, subscribed.
Ketika kelompok begal nasab masuk ke forum2 spt ini membuat saya berpikir ada upaya sistematis mengangkat dan menghidup hidupkan kejawen yang sarat kontaminasi akidah. Itulah kenapa mereka sangat benci purifikasi akidah yang diusung para ulama yang sekarang coba mereka nistakan dgn beragam operasi spt begalisasi nasab ini.
Sejarah hanya alakadar nya aja di pelajari,yg paling penting bagaimana membuat inovasi yg bisa memperkuat ekonomi diri sendiri terlebih orang sekitar😂 sejarah g ada habis nya untuk di gali dan sering kali seiring waktu di temukan bukti2 baru yg merubah sejarah sebelum nya😂
halo pak bagus muljadi, saya mau bertanya buku di lemari yang ada di belakang anda itu buku apa yahh. saya tertarik dengan koleksi buku anda secara lengkap ?
Ada beberapa kalimat yg say lakukan dlm bahasan ini. Anda harus nyemplung ke dalam utk memahami ilmu,budaya ttg suatu hal atau negara yg anda pelajari. Dijamin pasti berhasil
Bangsa ini tidak pernah berusaha buat mengambil kembali manuskrip2 yg di Belanda dan Inggris, yg katanya sepanjang 12 km kalo disusun. Penghargaan terhadap milik sendiri tentang sejarah bangsa malah dibiarkan terabaikan. Karena sejarah bangsa perlu ditulis ulang, banyak kasus tentang perabadan perkapalan kita yg menjadi jalur sutera laut tapi kita gak tau, bahwa bangsa nusantara lah yg menjadi bangsa penghubung dengan kapal2 yg sanga besar, yg sudah berlayar jauh dibelahan bumi ini.
Peter is a complete gentleman, made a huge difference to the lives of so many sadly injured by landmines in Cambodia. Also did great work in East Timor. Best wishes from Ireland 🇮🇪
Gosh! Great that this work in Cambodia is still remembered - last summer I met with the son of Colonel Colin Mitchell (“Mad Mitch”) of the Argyll and Sutherland Highlanders -who is writing a biography of his father and his work in landmine clearance in Cambodia. We met in Limerick where he is teaching.
Colonel Colin’s son is Angus and he is an accomplished author having just written a biography of Roger Casement. Maybe you should interview him on day.
Dr. Peter Carey, seorang sejarawan ternama yang fokus pada Indonesia, terutama Jawa, memaparkan perjalanan intelektual dan spiritualnya yang panjang dan kaya. Berawal dari ketertarikannya pada sejarah kolonial, Carey menemukan dirinya terpikat oleh spiritualitas Jawa, yang ia yakini menawarkan perspektif unik tentang kehidupan dan kematian. Melalui anekdot-anekdot yang hidup, dia menggambarkan pengalamannya di Indonesia, dari pertemuan mistis dengan warisan Diponegoro hingga pandangannya tentang pentingnya 'rasa' dalam memahami budaya Jawa. Carey juga menyoroti pentingnya identitas Indonesia yang majemuk dan perlunya negara untuk melepaskan diri dari pola pikir 'solusi cepat' demi mencapai potensi penuhnya di dunia. Dia menekankan perlunya Indonesia untuk mengklaim kembali warisan budayanya, seperti prasasti Sangguran dan Pujangan, serta untuk mengembangkan budaya penelitian yang kuat. Carey percaya bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menawarkan perspektif unik kepada dunia, yang didasarkan pada 'rasa' dan penghargaan terhadap dimensi spiritual kehidupan.
Mengenal diri sendiri merupakan langkah penting dalam menjalani kehidupan yang bermakna. Melalui proses ini, seseorang dapat menemukan "misi en valer" atau nilai dari kehidupan itu sendiri, melampaui pencapaian intelektual semata.
Melalui penuturan Dr. Peter Carey, menunjukkan bahwa mengenal diri sendiri bukan hanya tentang akumulasi pengetahuan, tetapi juga tentang:
Membuka Diri terhadap Berbagai Kemungkinan: Seperti pengalaman Carey yang membawanya ke Indonesia, terkadang kita perlu keluar dari zona nyaman dan menjelajahi jalan yang tak terduga. Pertemuan-pertemuan tak terduga dan tantangan yang dihadapi dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan pribadi dan penemuan jati diri.
Mengembangkan Rasa: Carey menekankan pentingnya "rasa" atau intuisi dalam memahami dunia, khususnya dalam konteks budaya Jawa. "Rasa" memungkinkan kita untuk terhubung dengan aspek kehidupan yang lebih dalam dan melampaui batasan analisis intelektual.
Merangkul Identitas Ganda: Pengalaman hidup di budaya yang berbeda mendorong Carey untuk mengembangkan "identitas kedua". Proses ini memungkinkannya untuk memahami Jawa tidak hanya dari sudut pandang akademis, tetapi juga melalui lensa budaya dan spiritual.
Mencari Makna di Luar Diri: Keterlibatan Carey dengan kebatinan Jawa menunjukkan bahwa pencarian jati diri terkadang melibatkan eksplorasi dunia spiritual. Pengalaman-pengalaman spiritual dapat memberikan perspektif baru tentang kehidupan dan kematian, membantu kita memahami posisi kita dalam kosmos.
Pada akhirnya, mengenal diri sendiri merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, mengembangkan rasa, merangkul kompleksitas identitas, dan mengeksplorasi dimensi spiritual dari keberadaan manusia. Melalui proses ini, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman Carey, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan menjalani kehidupan yang lebih kaya dan bermakna.
Yang Indonesia kebaratan,
Yang londho kejawaan.
Sikap duduk.
Juga pilihan bahasa.
Tapi, jangan sangsikan pada keduanya:
Mereka mencintai negeri ini.
😊 'landa' ,kang.. lengkapnya 'walanda'.
Hahahh ternyata bukan cuma saya yang berpikir demikian,terutama cara duduk, akibat terlalu banyak nonton dari cara duduk di UA-cam agar terlihat gagah. Tapi ternyata kharisma sesungguhnya di cara duduk yang sopan seperti orang Indonesia sebenarnya, bahkan Mr. Peter menyadari itu bagaimana bersikap ketika berinteraksi dengan orang jawa. Hahaha kalau tiru cara duduk orang barat, bukannya kharisma yang terpancar, malah aura arogansi atau kesombongan hahahah. Sudah jelas orang barat terkesan sombong, malah ikut cara barat hahha
@@Mr.Hamburger179pak peter punya buku biografi, judulnya bikin takjub "urip iku urub" gak lazim buat seorang profesor sejarah dari inggris raya. Ya tapi itu menggambarkan bagaimana passion dia tentang sejarah jawa
bertahun tahun sejarah Indonesia di kontruksi tendensius untuk kepentingan golongan, dan yang dituduh adalah para intelektual dan akademisi barat yang sejati nya malah menguak dan mengulik sejarah Indonesia dari masa mataram kuno sampai mataram islam dengan metode penelitian yang benar tanpa ada tendensi dan famatisme tertentu.
thanks for your service to Indonesia Mr Peter Carey.
Menariknya adalah ini 1:54, orang Indonesia duduk selayaknya orang barat, orang barat duduk selayaknya orang Indonesia.
Hmmm menarik
Bener banget lagi 😂
Bener banget lagi 😂
One of the best episode so far, last line from Peter "Memanusiakan manusia" hella deep. True Javanese in brittish skin. Hats off for Peter Carey and Bagus!
Ketertarikan awal Peter Carey pada Indonesia muncul secara kebetulan dan tidak direncanakan. Pada tahun 1969, setelah lulus dari Oxford, Carey memiliki beasiswa untuk belajar di Cornell University di Amerika Serikat. Dia berencana untuk menulis tesis tentang Revolusi Prancis. Namun, dalam percakapan dengan Profesor Jack Gallagher, dia disarankan untuk mempelajari dampak Revolusi Prancis di Jawa, terutama di bawah pemerintahan Marsekal Daendels. Saran ini menjadi momen penting bagi Carey.
Faktor lain yang mendorong ketertarikannya adalah hubungannya dengan program studi Indonesia modern di Cornell, yang dikelola oleh George Kahin. Melalui program ini, Carey belajar bahasa Belanda dan Jawa, yang membantunya memahami sumber-sumber sejarah Indonesia.
Sebuah peristiwa penting terjadi ketika Carey melihat cetakan Pangeran Diponegoro yang memasuki perkemahan yang disiapkan di Sungai Progo. Pertemuan visual ini menimbulkan rasa ketertarikan yang mendalam pada sosok Diponegoro. Carey merasa terhubung dengan Diponegoro dan memutuskan untuk memfokuskan penelitiannya pada tokoh tersebut, bukan Daendels.
"Melihat cetakan Pangeran Diponegoro" yg dimaksud di sini apakah?
@@machomarcello211 mungkin yg dimaksud adalah "lukisan" pangeran diponegoro spt di artikel di republika online dgn judul "Gaung Pangeran Diponegoro tak Mampu Dipadamkan Belanda". CMIIW
Litografi Cornelis van Groenewoud (Leiden) atas sketsa Mayor François de Stuers (1792-1885) dari DN sedang masuk oekemahan di Pulau di tengah2 Kali Progo (Metesih)
@@petercarey9119 makasih pak untuk jawaban yg lebih presisi secara citation, btw, saya mengagumi karya2 pak Peter, begitu detail, rapi, dll yg bagi saya seperti membawa "standar baru" buku sejarah yg bagus. salam hangat pak.
Saya begitu senang mendengar ini - it is great to know that attention to detail is appreciated! Semoga Karya saya ada manfaat!
Konsep karma, takdir, dan kebatinan merupakan elemen penting dalam eksplorasi Dr. Peter Carey tentang sejarah dan spiritualitas Jawa.
Dr. Carey, banyak mengungkap bagaimana ketiga konsep tersebut saling terkait dalam pengalaman dan penelitiannya.
Karma dalam konteks ini dapat dipahami sebagai hukum sebab-akibat, di mana tindakan di masa lalu, baik atau buruk, membentuk pengalaman seseorang di masa kini. Carey, misalnya, mengaitkan pertemuannya yang penuh takdir dengan Indonesia sebagai hasil dari karma yang baik.
Takdir, di sisi lain, menyiratkan suatu jalan hidup yang telah ditentukan sebelumnya. Carey sering menggunakan kata "sudah ditakdirkan" untuk menggambarkan berbagai kejadian dalam hidupnya, termasuk pertemuannya dengan orang-orang dan pengalamannya yang hampir fatal di Palembang. Pertemuan-pertemuan yang tampaknya acak ini, menurut Carey, merupakan bagian dari rencana yang lebih besar, yang membimbingnya menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri dan hubungannya dengan Indonesia.
Kebatinan, tradisi mistik Jawa, memainkan peran penting dalam membentuk perspektif Carey tentang karma dan takdir. Keterlibatannya dengan kelompok Sumatra Kebatinan, yang diperkenalkan oleh temannya Paul Stange, memberinya wawasan tentang dunia spiritual Jawa. Pengalamannya tinggal di Tejakusuman, tempat ia diganggu oleh roh-roh, dan konsultasi selanjutnya dengan seorang peramal menunjukkan keyakinannya pada alam spiritual dan pengaruhnya terhadap dunia material.
Carey menekankan pentingnya rasa, atau intuisi, sebagai kunci untuk memahami dunia spiritual Jawa. Rasa, menurutnya, melampaui analisis intelektual dan memungkinkan seseorang untuk terhubung dengan esensi pengalaman manusia.
Melalui eksplorasinya tentang kebatinan, Carey mampu mengembangkan "identitas kedua", yang memungkinkannya untuk memahami sejarah dan budaya Jawa tidak hanya sebagai seorang akademisi, tetapi juga sebagai seseorang yang telah mengalami kekuatan transformatif dari tradisi spiritual Jawa.
mungkin yg dimaksud bukan "sumatra kebatinan" tetapi "Sumarah", spt di buku karya Paul Stange : Kejawen modern (hakikat dalam penghayatan Sumarah),
Lebih lengkap lagi bila beliau membahas tentang reinkarnasi, karena bisa saja Peter carey adalah reinkarnasi dari orang jawa sejati lalu lahir kembali jadi Bule.
@@putrakudus5198
Emang boleh sereinkernasi ini 😁
Menjelang akhir video yg dikatakan Dr. Peter benar sekali, di masa klasik Indonesia, perempuan memiliki prominent position, kita punya powerful woman sepanjang sejarah masa klasik, bs ditarik makna di sini bahwa itu merupakan wujud tdk adanya ketimpangan gender, perempuan tidak perlu menyuarakan emansipasi krn memang tdk tjd ketimpangan, dan pada abad jauh setelahnya munculllah tokoh R.A. Kartini sbg akibat dari adanya ketimpangan tsb, tanpa mengurangi rasa hormat, situasi ini sejujurnya menjadi miris, untuk memahami jati diri bangsa yg sejati menurut saya, bangsa kita harus menilik lebih jauh ke belakang, fokus yg lebih kepada rupa bangsa kita sejatinya yg peradabannya terbentang bermilenium lamanya, menanamkan kembali value kita yg hilang, pre kolonial itu adalah wujud indonesia sesungguhnya, bisa kita bandingkan seberapa panjangnya dg masa kolonial yg sebenarnya jauh lebih pendek (tentu saja tanpa mengurangi rasa hormat kpd pejuang bangsa).
mirisnya hak wanita sekarang malah jatuh karena kadrun, seperti yang Peter bilang. cuma bisa hela nafas
Exactly
Sejarah kami orang Jawa sudah dirusak oleh kelompok gerombolan Ba'alawi Hadramaut Yaman dari pembelokan sejarah, makam-makam di-Ba'alawi-kan jadi Marga Ba'alawi. Dan Pak Peter Carey pun ikut meluruskan tentang makam KRT Sumodiningrat di Jejeran, Bantul yang dipalsukan oleh Luthfi bin Yahya Pekalongan. Kami sekarang sedang berjuang untuk menumpas gerakan perusak sejarah dan mereka yang menghapus sejarah leluhur kami.
Betul bro bani dobolowi tahu betul kelemahan sebagian orang kita yg mudah dicekoki ajaran-ajaran surga dan neraka serta mental inlander menghadapi tampang timur tengah. Kita harus sadarkan mereka dengan kontra narasi vs dobolowi.
Baalawi cuma memanfaatkan momentum pasca reformasi, masalah mulanya adalah masuknya faham salafi wahabbi di akhir 80an yang menciptakan paham purifikasi Islam di Jawa dan mulai berkembang sejak itu taklid buta terhadap agama berkembang, disertai perilaku anti budaya lokal
klo di rusak belajar, tulis, dalami, sebarkan 😁👊
Kmn aja kok baru sadar
Kelompok begal nasab ini koq bisa juga ya masuk ke sini ya, mencerna hal yg cukup intelek.
it's very fascinating to see Peter in rage and frustrated with the condition of our country. You really care about the well being of this country! even some Indonesian people didn't know the situation and the problem that this country has as much as you do. I really learn a lot from this interview. Thank you Peter.
it's very delightful to see such a well rounded man like Peter who's not just intelligent, knowledgeable and smart.. but also have embrace emotion, empathy and spirituality. Not everyday I came across a man like you on the internet.
in summary, this nation is descending because of one religious belief is being too strong, until you have descending rights of women.
second, because of corruption that your friend called "broad daylight robbery" (: which means corruption that made Indonesia economy in poor condition, resulting in poverty of Indonesian people. kecewa banget sama mentalitas kita yang masih mentingin uang aja. pantes ga maju-maju. ngeliat jokowi kmrn masih pusing nanganin tikus2 pemerintahan kayak gmn.
thirdly, our culture to appreciate and support the intellectual and academians is not well supported. dan mentalitas kita masih mau gratifikasi yang cepet. Dan masih belum terbiasa menerima kritik objektif.
fourth, because of poverty, our education also lacking.
fifth, we got cut off from our ancient roots with our national relics got taken away. dan baru balik tahun 2015?! astaga ToT terimakasih Jokowi udah bawa balik satu2 pusaka negara kita
tapi aku lebih kaget lagi museum kita ga bisa ngejaga dengan bener. kebakaran sampe 3x?!! x_x I can't
PR negara kita banyak banget. Dan dari yang aku danger, banyak attitude masyarakat yang harus dirubah. mentalnya harus bisa lebih dewasa. dan yang paling penting, ga mau serba instant dan ngedewain uang. ini yang jadi sumbernya budaya korupsi.
klo negara kita miskin, mau majuin pendidikan dan yang lain2 jadi susah. apalagi apresiasi para intelektual indonesia.
jangan mau ketinggalan sama negara asia timur. mereka udah bisa bikin mobil, hape sendiri. kita harus bisa nyusul tahun2 kita dijajah belanda.. dan masa gelap pemerintahan soeharto.
dan yang pak peter bilang, kita punya inferiority complex. kita harus bisa bikin mental yang lebih positif
Wooo,, beliu tahu hampir seluk beluk sampai sekecil itu di masyarakat indonesia, saya membaca tulisan2 perancis tentang nusantara dari sudut pandang yg sangat mahatau persis seperti yg dikatakan dan berbeda ketika membaca buku beliau dan memndengarkan pendapatnya sekarang, incredible
Always been a fan to Prof. Peter Carey. His research and thorough study to Javanese and Indonesian culture overall might I say surpassed Indonesian themselves. It is my unforgettable memory to meet him when he gave a lecture in my alumni.
Mugi pinaringan sehat jasmani lan kelancaran ingkang makarya, Prof.
Sebuah kebijaksaan yang baik untuk membangun kebijaksaan sejarah tersebut melalui para sejarawan sebagai otoritas ilmiah yang semestinya. Mungkin kelak bisa lebih luas dalam merangkul sejarawan, seperti mengadirkan teman2 dari Komunitas Bambu mengingat sebuah tren unik pengiat sejarah di Indonesia yang menyebar tidak sebatas dilingkungana akademik perguruan tinggi, namun juga melalui jaringan penerbit dan komunitas sejarah. Jangan lupa buku G.E. Rumphius dan Andrew Goss seputar tradisi ilmuan dan keilmuan di Hindia Belanda diterbitkan oleh komunitas ini.
Negeri kita hari ini terlalu penuh dengan orang-orang yang tidak pada bidang dan ahlinya... sehingga KKN merupakan budaya nyata dan menonjol. Budaya yang sangat signifikan... Tapi entah disadari atau tidak... entahlah....✨☕☕ 🇮🇩🐣
Tiga momen "eureka" yang mengubah hidup Peter Carey dalam perjalanannya di Indonesia adalah:
Penemuan nama "Jakarta Lloyd" di sisi kapal uap Mississippi. Saat itu, Carey sedang belajar tentang Indonesia di Amerika Serikat, namun ia belum pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Penemuan ini seperti panggilan untuk mewujudkan mimpinya untuk benar-benar merasakan Indonesia. Ia membayangkan petualangan ala Joseph Conrad dengan kapal laut menuju Jakarta. Momen ini diperkuat ketika profesornya menceritakan tentang seorang agen Jakarta Lloyd di New York yang bisa membantunya.
Kedatangan di Tegalsari, Yogyakarta, tempat tinggal Diponegoro di masa kecilnya. Momen ini terjadi tanpa rencana, beberapa saat setelah Carey tiba di Yogyakarta untuk pertama kalinya. Ia diajak oleh temannya untuk menonton pertunjukan Wayang Wong di sebuah dalem atau kediaman ningrat. Baru setelahnya, Carey menyadari bahwa tempat tersebut adalah Tegalsari, kediaman Diponegoro di masa kecil. Pertemuan tak terduga ini terasa seperti panggilan spiritual dari Diponegoro sendiri, seolah menegaskan bahwa Carey berada di jalan yang benar.
Pertemuan dengan seorang paranormal yang menjelaskan serangkaian kejadian aneh di paviliun tempat tinggalnya di Yogyakarta. Saat itu, Carey mengalami beberapa kejadian kurang menyenangkan secara berturut-turut: sakit perut, motornya rusak, dan atap paviliun bocor. Temannya yang mempelajari Sumara Kabatinan menyarankan untuk menemui seorang paranormal. Paranormal tersebut, dalam keadaan kerasukan, menjelaskan bahwa roh yang menghuni area tersebut tidak senang dengan kehadiran Carey. Roh tersebut adalah Raden Tumenggung Raksapraja, sekretaris Diponegoro. Carey disarankan melakukan beberapa ritual untuk menenangkan roh tersebut.
Ketiga momen "eureka" ini merepresentasikan perubahan besar dalam perspektif dan pemahaman Carey tentang Indonesia, khususnya Jawa. Momen-momen tersebut tidak hanya memperkuat ketertarikannya pada sejarah dan budaya Jawa, tetapi juga membimbingnya untuk lebih mendalami dan menghargai dunia spiritualitas Jawa.
Kaaak kenapa "roh" RT Reksapraja tdk berkenan dgn kehadiran Peter Carey?
Apakah in facts, dulu antara Diponegara dgn Reksapraja ada suatu konflik?
@@lolaaritasari1773
Wah, saya buat ringkasan ini pakai AI NotebookLM. Tujuannya memudahkan saya menonton video. Pertanyaan begituan mana bisa dijawab karena sumber video tidak membahas sedalam itu.
Big thanks again for the show Pak Bagus Muljadi 🙏. So happy have this watch plus Michael Levitt on Pak Gita's Endgame in the same day 😊
Anda sungguh hebat Pak Peter. Saya kehabisan kata-kata. Terimakasih atas kontribusimu untuk Sejarah Indonesia terutama mengenai Kisah Hidup Pangeran Diponegoro. Anak cucu kami akan sangat banyak mengenangmu kelak.. Salam Rasa.❤❤❤
Peter Carey mengembalikan kita ke identitas dan nila-nilai luhur bangsa ini
Terimakasih sudah menghadirkan Pak Peter, Mas Mul. Salah satu sejarawan favorit saya 🎉❤
Ilmu pengetahuan itu netral melintasi batas2 administrasi negara, kultur, agama, ras, dan budaya... Teruslah hadirkan ilmuwan2 yg mencerahkan utk kemajuan peradaban dan kemaslahatan manusia... Bravo kawan...
Jalan panjang dan berat mencari identitas kita, dan bisa relatif seragam dimaknai bersama
Bertemu dan ngobrol dengan Beliau sangat luarbiasa. Dan sangat bersyukur salah satu karya fofoku dimuat beliau disalah satu bukunya. Orang yg sangat rendah hati dan sangat menghargai semua makluk. Sehat Selalu Prof
13:43
Menarik, kebetulan beberapa bulan yg lalu saat saya sedang "berburu" makam-makam abad 20 awal di kota saya (Yogyakarta), saya mendapati 1 makam seorang Amerika yg dulunya merupakan utusan dari Cornell university untuk Asia Tenggara, namanya Donald, meninggal th 56
"fenomenologi historis" Sejarah Nusantara yang hebat! Thankyou Peter Carey.
Like Bagus Muljadi, I could also listen to Pak Peter forever. This is such a good, delightful episode
It's mindblowing how insightful Peter is on the history if Indonesia. Even my history teacher don't know some of the things that you know, and miss some nuancess and the bigger picture of Indonesia's history.
Thank you for this interview
And I want to emphasize on how very well rounded Peter is. You look like the more you gain knowledge, the more you gain wisdom, and the more you connected to your spirituality. I think it's rarely happen to a person to have a loving heart, brave soul, and brilliant mind. Also a very handsome gentleman 😄 inside and out
Terima kasih Mas Bagus Muljadi. Semoga episode selanjutnya berkenan mengundang Bu Karlina Supelli dan Romo A Setyo Wibowo.
What a fascinating life story Pak Peter has, as captivating as his scholarly works 😄
Terima kasih banyak mas bagus dan dr. Peter Carey..
Amazing banget, Pak Bagus. Penting untuk diketahui kita orang Indonesia. Terima kasih untuk siniar ini. Semoga selalu mencerahkan dan siniarnya lancar terus.
1:36:51 Just found out of Dr. Ahmad Mochtar from this podcast, did a little research, and I share the frustration with Peter here. He was allegedly falsely accused of poisoning the vaccines, tortured, forced a confession, and executed by beheading. not only that, his body was steam rolled and thrown into a mass grave. What is frustrating however, was that this murder was a MONTH before the Japanese surrendered and Indonesia declared independence so he could've survived the war.
My God !! What a brain thrust that was !!
Thank you !!! For such an awesome work
Pak Peter sungguh "Njawani". Dari cara duduk saja sudah terlihat...
@1:52:53: "Spiritual Dimension is not linked to a particular religious tradition"
Saya hanya berandai2 dan bukan merendahkan sejarawan Indonesia. Tapi yang saya tahu literasi sejarah tanah jawa era kolonialisme dari pak peter yang paling lengkap. Jika pak peter gak ada mungkin sejarah jawa masih agak abu2
Thank you Pak Peter for your inspirational story..👍
mas bagus, coba undang mas asisi (asisi chanel) sebagai narasumber, saya yakin beliau sejalan dengan ambisi anda perihal sejarah indonesia tentunya terkait masa hindu-buddha secara detail.
Bang Bagus, 2 jawaban terakhir membuat saya shock, dan saya lihat Bang Bagus juga.
Bagaimana saya, abang, dan all friends bisa bersama take action merubah Indonesia?
Dengerin video ini sambil ngadahi peyek😅,nggak kerasa udah 100 bungkus😅.
Sebagai orang Jawa saya merasa bangga n terimakasih
This is very cool and adds insight into our history
Perjalanan hidup beliau jika dibuat sebuah film sptnya menarik
Dia yg netral tanpa tendensi apapun juga bakal bilang "Hah, Ba'alawy? Emang ada jasanya?". 😂
Nanti dijawab :"Jangan Salah! Ba'alawy itu berjasa. Sangat berjasa. Berjasa bagi negara Belanda. Merekakan kongkalikongnya sama penjajah".
Sejarawan barat yang sangat saya hormati❤, salam Mr. Pet, sehat selalu, aamiin
Maturnuwun Pak Peter Carey lan mas bagus ......gassken
Sungguh pelajaran yg sangat berharga ( jika anda bisa mengontrol budaya, maka anda akan lebih mudah menaklukkan suatu bangsa) dan itulah yg di lakukan balawy kepada kita pribumi, yg dikit² suka bilang kafir haram agar kita lupa akan budaya² luhur jawa kita.
Matur nuwun, Prof Bagus & Pak Peter.
Ada kekuatan kapital besar yang memiliki kepentingan hegemoni kekuasaan dan penguasaan ekonomi untuk memutus tali sejarah penduduk nusantara agar menjadi bangsa yang lemah dan mudah dikendalikan.
Bung Karno bilang, Jasmerah!
Mereka (asing) berusaha mengkerdilkan dan meng"inlander"kan mental kita karena mungkin telah mempelajari sejarah kita dimasa lampau DAN ADA SESUATU YANG MEMBUAT MEREKA "TERKESIMA" SEKALIGUS "KETAKUTAN", jadi mereka berusaha memanipulasi dan membelokkan sejarah sebenarnya, karena kalau sejarah itu diberitahukan kepada generasi sekarang, bisa bisa terjadi revolusi yang "luar biasa"....👹👹👹👹
Ternyata pak Peter Carey masih ada hubungan ama George Kahin 👍👍
Wartawan Amerika yang bisa dibilang kunci perubahan sikap Amerika dari yg pro Belanda jadi Pro Indonesia selama perang kemerdekaan Indonesia.
sejarawan favorit akuu Mr Peter Carey
The Next "Menteri Pendidikan Indonesia" Hopefully❤️🙏🙏🙏
Respect...terutama bagian akhir...
Terima kasih untuk wawancara yang mencerahkan
Cool historian....
The only academic that is allow to explore even believe myth....
But hey all academic are part of something bigger😊
Sudah saya share di Twitter pak bagus. Semoga bisa dinotice pak Imam Zanatul hairi, pak Harry Sofian, pak Sam Ardi, pak Rumail Abbas serta sejarawan2 partikelir lainnya sehingga menjadi diskursus yg mencerahkan. Sehingga tujuan akhirnya bisa menjadi lampu terang atas sejarah yg masih akan terus digali tentang hubungan keraton Ngayogyakarta dan Ottoman, KRT Sumadiningrat dan sejarah2 lainnya di perbincangan publik 🙏🏾
Krt sumodiningrat dibalawikan oleh habib lutfi dan rumail abbas ikut mendukung baalawi. Sudah di konfirmasi oleh pak peter carey kalo krt sumodiningrat bukan baalawi
@@youviral328 iya mas, bahkan pak Peter Carey aja dah minta unjuk naskahnya dgn humble kalau ada biar saling saling bisa membaca/sinau bareng beberapa bulan lalu tapi belum ada tindak lanjutnya (setau info berita yg saya baca)
@@BAGUSVERRY bener itu mas. Makanya saya kecewa dgn rumail abbas
Buset, baru 40 menit nonton udah kerasa kayak, I'm not sure Walter Mitty is real, but this guy is definitely him multiplied by hundreds.
Bagi orang awam sejarah seperti saya, dengan keterbatasan pengetahuan saya setelah nonton video ini, saya hanya bisa berceloteh..
Warisan sejarah seakan hanya diwadahkan saja di bangunan fisik museum sebagai benda koleksi milik plat merah, yang penting punya, tapi tidak dimanfaatkan dengan baik..
Banyak yang dicuri, terbakar, (ataupun bisa jadi juga dijual oleh oknum) miris banget sih tidak ada konservasi dan preservasi maksimal..
Warisan budaya kurang diterjemahkan sebagai edukasi bagi umum, seakan hanya eksklusif untuk elit intelektual saja..
Adapun sejarah yang sering disuap ke mulut publik hanyalah tentang kebanggaan dari kejayaan masa lalu, tentang dramatisasi sebagai korban peradaban, ataupun tentang jahat dan buruknya si pihak politik yang kalah..
Belum lagi beredarnya mitos diantara sejarah dalam masyarakat sepertinya tidak ada niatan untuk diluruskan..
Apakah memang sengaja dibiarkan atau bagaimana, seakan akses informasi sejarah yang beredar memang disaring hanya informasi tertentu untuk dipublikasi, dan informasi tertentu diubah, dipotong, bahkan ditutup rapat, dan mitos lah sebagai penyamar kekosongan, entahlah..
Sepertinya kurang kepedulian negara terhadap pengembangan keilmuan sejarah dan kurangnya effort orang indo untuk tahu sejarah mereka sendiri, atau memang sejarah tidak sepenting itu bagi keduanya..
Seru nih.. ninggalin jejak dulu deh
Sangat menarik.
Betapa agungnya budaya Indonesia, namun sayangnya penjelasan informasi seperti ini justru datang dari orang asing yang sangat mencintai Indonesia.
Indonesia itu adalah RASA, BUDI LUHUR itu RASA, Heart ? Iman ? Feelings ? Tasawuff ? Purposes of life ? Existence ?
Terkadang, saya overproud, oversuperior, tanpa memahami 100%😅, Saya terlalu mempercayai Wikipedia, aku menganggap bahwa mempelajari sejarah Indonesia hanya tinggal ber analisis. Dan ya ternyata lebih sulit 100× lipat dari pada sekedar beranalisis
13:03 is that George Kahin? George McTurnan Kahin? He was a Cornell researcher and had a focus on Indonesian studies.
Oh I got it. That's right, he had the CMIP
Peter Carey and Harry Poeze, My Idol...
Buku yg luar biasa... Takdir
10 minutes in, Peter already casually dropped gazilions of references, Bagus is struggling to keep up. W. F. Yeames and makmilub in one sentence! What an ubermensch begawan!
pengalaman hidup tidak bisa dibeli 🙂
very reflective!
KEREN, MASS BAGUS...!!
😍🌷🤟
subtitle nya harus diperiksa lagi. edit. supaya tidak kasih info yang tidak tepat.
🎯 Key points for quick navigation:
00:00:00 *🌍 Exploring the Meaning of Life and Identity*
- Reflects on the deeper purpose of existence beyond intellectual pursuits.
- Emphasizes the diverse paths to enriching human experience.
- Explores Java's influence on understanding life's value beyond intellect.
01:08:00 *📚 Peter Carey's Early Encounters with Indonesia*
- Details Peter Carey's early travels to Tanjung Priok and subsequent visits to Indonesia.
- Discusses his initial academic interests and spiritual connections with Indonesia.
- Mentions culinary influences and manuscript insights into his Indonesian experiences.
04:00:00 *🌏 Peter Carey's Colonial Childhood and International Upbringing*
- Describes Peter Carey's diverse family background and upbringing across multiple countries.
- Highlights the influences of historical events on his family's life and migrations.
- Discusses his immigration to the UK and early academic pursuits at Oxford.
07:00:00 *🎓 Academic Journey and Eureka Moments*
- Recounts pivotal moments in Peter Carey's academic journey, including influential mentors and decisions.
- Details the academic challenges and breakthroughs that shaped his focus on Indonesian studies.
- Discusses the transformative experiences at Oxford and insights into choosing research topics.
24:16 *🚢 Introduction to Indonesia and Near-Death Experience*
- Peter Carey recounts his extensive journey to Indonesia aboard a ship carrying American grain, highlighting cultural and culinary experiences.
- His near-death experience in Palembang due to a burst appendix underscores the dramatic start to his Indonesian adventure.
- This section provides insights into the early cultural shocks and challenges faced in Indonesia.
27:27 *🏥 Medical Crisis in Palembang*
- Peter Carey's life-threatening medical emergency in Palembang, Indonesia, where he suffered from acute peritonitis after a burst appendix.
- The challenging medical conditions and the lone Dutch surgeon's efforts to save his life.
- This segment highlights the stark realities of healthcare in Indonesia during Peter Carey's early years there.
31:45 *🛩️ Evacuation and International Intervention*
- The story of how Simon Head's intervention and international connections facilitated Peter Carey's medical evacuation from Palembang to New Zealand via a New Zealand Air Force flight.
- The role of diplomatic pressure and personal connections in securing emergency medical assistance.
- This section illustrates the impact of personal networks and international relations in critical situations abroad.
36:03 *🍽️ Return to England and Personal Reflections*
- Peter Carey's return to England after his near-death experience and recovery, reflecting on mortality and life-changing events.
- The poignant moment of having a meal with his father after hospitalization, juxtaposed with witnessing a sudden death in a pub.
- This part explores themes of resilience, mortality, and the emotional aftermath of life-threatening experiences.
41:23 *🇮🇩 Return to Indonesia and Cultural Immersion*
- Despite previous challenges, Peter Carey's determination to return to Indonesia for his fieldwork and academic pursuits.
- Settling in Pasar Rumput and engaging deeply with Indonesian culture, language, and academic endeavors.
- This section highlights resilience, academic commitment, and deep cultural immersion in Indonesia.
45:45 *🕌 Spiritual Encounter in Yogyakarta*
- Peter Carey's unexpected spiritual encounter in Yogyakarta, visiting the historical residence of Prince Diponegoro.
- The significance of this encounter in shaping Peter Carey's sense of belonging and purpose in Indonesia.
- This part underscores the intersection of personal history, spiritual resonance, and academic exploration in Peter Carey's Indonesian journey.
47:50 *🏠 Peter Carey's initial struggles upon moving into a new pavilion in Indonesia.*
- Carey faced a series of unfortunate events: health issues, motorcycle damage, and a leaking roof.
- His friend suggested consulting a clairvoyant due to perceived spiritual disturbances.
48:59 *🔮 Clairvoyant consultation and spiritual guidance.*
- A clairvoyant identified a troubled spirit, allegedly Dipponogoro's secretary, causing Carey's troubles.
- Recommendations included spiritual remedies and community reconciliation through a religious feast.
53:20 *📜 Carey's immersion into Javanese culture and historical research.*
- Carey delved into studying Javanese manuscripts and learning Javanese language.
- He engaged deeply with Sumara Kabatinan founders, integrating scholarly pursuits with spiritual insights.
54:58 *🌍 Integration of spiritual sensitivity with scholarly research.*
- Reflecting on the necessity of emotional and spiritual understanding in historical research.
- Contrast between Western intellectualism and Javanese emphasis on 'rasa' (feeling) in understanding culture.
01:05:06 *🌐 Challenging Orientalist perspectives and embracing Javanese spirituality.*
- Critique of Western Orientalism and its reductionist view of Eastern spirituality.
- Advocacy for decolonizing intellectual and spiritual perspectives to appreciate global cultural diversity.
01:12:04 *🌟 Curse of the Minto Stone and Historical Figures*
- The Minto Stone is associated with a curse, leading to misfortunes for those who possessed it incorrectly.
- Historical figures like Raffles and Minto faced tragic ends after their encounters with the stone.
- Suggestions include returning such artifacts to their cultural origins, akin to Diponogoro's walking staff.
01:14:16 *🏛️ Cultural Significance of Artifacts and Historical Exchange*
- Artifacts like the Kiai Chokro hold significant cultural value, returning them symbolizes respect and reconciliation.
- Historical exchanges between cultures, such as Dutch-Javanese relations, reflect on cultural preservation efforts.
- Calls for strategic negotiations to return artifacts to their rightful places for cultural enrichment.
01:16:29 *📜 Importance of the Puchangan Inscription in Historical Context*
- The Puchangan Inscription from 1041 AD provides crucial insights into early Javanese kingship and societal structures.
- Its current state in a warehouse in Calcutta highlights challenges in preserving and exhibiting cultural artifacts.
- Advocacy for repatriation efforts and international cooperation in safeguarding cultural heritage.
01:19:39 *🌍 Global Perspectives on Cultural Heritage and Diplomacy*
- Diplomatic efforts are crucial in negotiating the return of cultural artifacts, emphasizing mutual respect and historical integrity.
- Challenges involving regional governments in artifact negotiations underscore the complexity of international cultural diplomacy.
- The significance of maintaining and displaying cultural artifacts responsibly in their countries of origin.
01:25:19 *🌏 Indonesia's Contributions to Earth Sciences*
- Indonesia, particularly Java, has contributed significantly to Earth sciences, dating back to early geological studies.
- The integration of local knowledge, such as Javanese perceptions of volcanic activity, enriches global scientific understanding.
- Advocacy for international recognition and scholarly documentation of Indonesia's scientific contributions.
01:30:12 *🎓 Challenges and Opportunities in Indonesian Research Culture*
- Challenges in Indonesian research culture include funding, peer review standards, and institutional support.
- Calls for reform to elevate Indonesian universities in global rankings and foster academic excellence.
- The importance of nurturing a robust research environment to honor and expand upon Indonesia's scientific heritage.
01:37:20 *📚 Scholarly Traditions in Indonesia*
- Indonesia possesses remarkable scholarly traditions and historical depth.
- The current academic environment favors quick fixes over rigorous scholarship.
- There's a need to foster an environment supportive of deep, nuanced academic pursuits.
01:40:07 *🏛️ Pre-colonial Cultural Achievements*
- Pre-colonial Indonesia had significant cultural and engineering achievements.
- Women held prominent roles in society, including military and political leadership.
- The cultural richness of Indonesia's past is often overshadowed by colonial narratives.
01:46:45 *💡 Challenges and Economic Potential*
- Indonesia faces challenges rooted in historical colonial stratification and corruption.
- There's immense economic potential in sectors like agriculture if managed effectively.
- Addressing corruption and making tough decisions are crucial for Indonesia's progress.
01:52:10 *🌍 Indonesia's Role in the World*
- Indonesians should embrace their cultural heritage and global significance.
- Identity should be inclusive and reflective of Indonesia's diverse history.
- Spiritual dimensions of life in Indonesia offer a unique contribution to global humanity.
Made with HARPA AI
Undang juga Martin Suryajaya dong, salah satu intelektual Filsafat di Indonesia dari Driyarkara.
Om Bagus....ayuk kita lakukan Om!
This is just one, but when we can invite a hundred scholars to reveal Indonesia's civilisation in the past. We would be the centre of world civilisation based on their sturdy intellect papers.
Mas bagas bisa berjuang bersama indonesia sejarah indonesia sudah berubah pergerakan kaum wanita diindonesia terhadap penjajahan.
brilian.. terima kasih
One Word to mr.peter
Woow........
Peradaban dunia berawal dari sejarah.. sayangnya kita mulai melupakan karena tidak bisa memaknai... Sungguh ironis
Why? Kenapa?
Segala sesuatu tentu ada sebab musabab nyaa!??
@I1I1A07 karena kita hanya memahami dan sibuk pada akibat-akibatnya tanpa menilik perihal sebab-sebabnya.
@I1I1A07 sejak musim aliansi kotak-kotak semakin kesini semakin kemari +62 ituh... Mungkin saja kesadaran kolektif pada 280juta jiwa Bangsa Indonesia yang mampu mengubah keadaan tanpa pertikaian dan pertumpahan darah.
Hanya saja melihat penegakkan hukum yang berlangsung dan orang-orang yang didalamnya dengan system yang begitu lagi - begitu lagi
Suka gumam sendiri
"Ya Allah, apa mungkin keadaan bisa berubah?"
Sedangkan ekonomi masyarakat kecil saja, ngeronta-ronta. Termasuk akuh pribadi ngalamin dampak itu...
Seolah-olah apa yang dirasakan individual masing-masing tidak luput dari impact kebijakan yang dilakukan pemerintah sendiri.
Hanya saja entah bagaimana kekuasaan yang mempertontonkan KKN itu benar-benar runtuh pada waktunya
Karena menurut dawuh Pendiri Bangsa Indonesia, Bung Karno.
Diantara kekuasaan Presiden maupun Rakyat diatasnya kekuasaan Allah SWT.
Keselamatan, kesehatan dan pertolongannya Tuhanku dan Tuhanmu nyata dimanapun kita berada 💞✨💖🐣🙏
Aamiin Allahumma Aamiin Ya Rabb 🇮🇩🫂
My five cents on mr. Carey is that he specialises in Javanese history, if not veered towards ultranationalist narrative and historiography, especially if he wanted to work with UI. However he had made rather cringeworthy generalisations of Nusantara Chinese historiography or Indonesian history as a whole. A bit like Mr. Buiskool who had immense knowledge of Medan but very little about Chinese Diaspora yet made generalisations about Chinese diaspora history. There are people like Anthony Reid, Claudine Salmon, Wolfgang Franke, who imparted so much more knowledge of Indonesia, its people, culture, raw unadulterated history based on healthy skepticism, as well as its Chinese diaspora as a whole, but not supported by Indonesian government due to their works not being useful for national historiography narrative. There are also account of Java such as from DeGroot and Schouten/Gautier which are quite precious yet rarely quoted due to the narrative clash with the monolith-isising agenda.
Sejarah Jawa masa lalu tidak cukup mewakili sejarah Indonesia. Ada Kalimantan, Papua, Sumatra, NTT, NTB, Maluku, Sulawesi dll
Mohon dipelajari filmnya dan keadaan situasi saat ini.
mampir sekalian latihan english..
Respect 🙏
I’m interested in reading his biography and works. Where do we find his books? And why his latest edition of Destiny is so expensive at Amazon 😮
Sayang sekali interviewnya pakai bahasa Inggris. Akan viral itu kalau Dr. Peter's rants pakai bahasa Indonesia 😂
Btw, pekerjaan saya adalah pemandu wisata dan klien saya kebanyakan turis internasional. Sepengalaman saya, turis yang bisa berbahasa Indonesia akan lebih senang menggunakan bahasa Indonesia (meski belepotan), walaupun ngomong dengan pemandu wisata yang sewajarnya lancar berbahasa Inggris. Entah tujuannya apa, tapi sepengalaman saya seperti itu. Pada kasus Dr. Peter yang sudah puluhan tahun di Indonesia, saya yakin dia fluent.
Interview ini sangat berharga sekali, dan saya kira akan lebih ngena dan cepat nyebar apabila memakai bahasa Indonesia karena pastinya pasar dari konten ini adalah orang Indonesia. Menurut saya lebih pas kalau mainly menggunakan bahasa Indonesia dan diselipi ungkapan bahasa Inggris untuk menjelaskan suatu yang tidak bisa di jelaskan dengan bahasa Indonesia.
Anyway, ini konten anda dan anda berhak akan segala bentuk isinya, ini hanya pendapat saya saja. Good job, subscribed.
15:52 PC says "Geschiedenis van Indonesie = History of Indonesia, not Hasidnes!
Professor, tanggapan donk tentang polemik nasab Klan BaAlwy dan isu pemalsuan sejarah
Ketika kelompok begal nasab masuk ke forum2 spt ini membuat saya berpikir ada upaya sistematis mengangkat dan menghidup hidupkan kejawen yang sarat kontaminasi akidah. Itulah kenapa mereka sangat benci purifikasi akidah yang diusung para ulama yang sekarang coba mereka nistakan dgn beragam operasi spt begalisasi nasab ini.
Dimana bisa beli buku-buku dari Peter Carey yang resmi? Mohon infonya ya
bapak ini ruhaninya sudah ketemu jalan,tp blum dpt rumah
next podcasts, niru konsepnya Lex Fridman bang. Obrolannya nuance dan panjang.
Why all narrations must out from non Indonesian intelektual. Where are they???
Sejarah hanya alakadar nya aja di pelajari,yg paling penting bagaimana membuat inovasi yg bisa memperkuat ekonomi diri sendiri terlebih orang sekitar😂 sejarah g ada habis nya untuk di gali dan sering kali seiring waktu di temukan bukti2 baru yg merubah sejarah sebelum nya😂
halo pak bagus muljadi, saya mau bertanya buku di lemari yang ada di belakang anda itu buku apa yahh. saya tertarik dengan koleksi buku anda secara lengkap ?
Undang Max Lane hehe
Bang set nya pake sofa biar enak ngobrolnya, narsum nya keren bang.👍
Mas udang Pak Ilham Habibie donggg
Ada beberapa kalimat yg say lakukan dlm bahasan ini. Anda harus nyemplung ke dalam utk memahami ilmu,budaya ttg suatu hal atau negara yg anda pelajari. Dijamin pasti berhasil
Bang kursinya ga cocok, better sofa lebih rilex.
A fascinating interview, but how can the subtitler write "sexy intel dua" instead of seksi??
Bangsa ini tidak pernah berusaha buat mengambil kembali manuskrip2 yg di Belanda dan Inggris, yg katanya sepanjang 12 km kalo disusun.
Penghargaan terhadap milik sendiri tentang sejarah bangsa malah dibiarkan terabaikan.
Karena sejarah bangsa perlu ditulis ulang, banyak kasus tentang perabadan perkapalan kita yg menjadi jalur sutera laut tapi kita gak tau, bahwa bangsa nusantara lah yg menjadi bangsa penghubung dengan kapal2 yg sanga besar, yg sudah berlayar jauh dibelahan bumi ini.
Londo ya ini wong om?😊