Batas Ilmu Pengetahuan
Вставка
- Опубліковано 15 вер 2024
- Hari ini umat manusia punya banyak sekali ilmu pengetahuan, dari yang paling abstrak hingga paling konkrit, dari yang paling umum hingga paling khusus. Apakah ilmu kita memiliki batas? Ketika ditanya soal batas ilmu dan batas nalar, orang religius akan bilang batas itu adalah Tuhan, yang maha segalanya sampai-sampai tidak bisa dinalar sama sekali. Di video ini, saya akan menjelajahi batasan lain: suatu batas ilmu yang tidak perlu memanggil-manggil Tuhan untuk jadi hakim garis ilmu pengetahuan. Bayangkan sebuah skenario ini: himpunlah segala hal yang terjadi pada hari Rabu, sembarang hari Rabu, sebagai objek kajian keilmuan. Mulai dari aneka jenis jamur yang tumbuh subur dan kurang subur, pergerakan awan-awan di Semarang, kejadian-kejadian di planet Kepler-22b, semua novel dan kumpulan puisi, keadaan geopolitik Laut Cina Selatan, hingga sifat-sifat segitiga sama kaki, semuanya termasuk dalam himpunan tersebut asalkan semua itu ada di hari Rabu. Pertanyaan kita: apakah mungkin ada ilmu yang membahas tentang himpunan itu, yakni ilmu tentang segala hal yang terjadi pada hari Rabu? Lewat video ini kita akan menggali kenapa pertanyaan yang sepele ini sulit sekali dijawab. Lewat video ini akan kita lihat bahwa di balik hal yang kedengaran konyol ini tersimpan rahasia ilmu pengetahuan manusia.
#filsafat #sastra #budaya #batasilmu #filsafatilmu
--------------------------------------------------
Website: www.martinsury...
Instagram: / martinsuryajaya
Facebook: / martin.suryajaya
Goodreads: / 4400055.martin_suryajaya
Mas martin, bahas tentang hermeneutika dong mas.
Harusnya filsafat diajarkan sejak SMP. serius. Tujuannya agar generasi muda kita rapi dalam berpikir dan berargumen.
Jangan lah pak nanti bukannya dikurangin malah ditambah
Kalo tujuannya biar bisa berpikir dan berargumen dengan rapi, mending diajarin logika aja dulu. Susah kl msh bch disuruh belajar ttg filsafat dan tetek bengeknya
@@alyfaputra3985 tapi saya diajarin kaka saya filsafat dari 13 tahun pak
saya lulusan smp dan saya sedang belajar menjadi Platoist😁
Insomnia, trus buka UA-cam Nemu channel ini, akhirnya bisa tidur, bangun tidur jadi suka sama channel ini hingga sekarang bukan karena membantu gangguan insomnia, karena gua emang suka filsafat
Sama bro
"Terdapat semacam teori yang bersembunyi dibalik upaya kita mengklasifikasi." - Martin Suryajaya.
Dari 1 kalimat tadi saya jadi teringat dengan Socrates yang mengatakan bahwa "ilmu pengetahuan pada dasarnya sudah ada pada diri manusia sejak mereka dilahirkan".
Tapi saya rasa pendapat mas martin itu bukan mengacu kesitu. Tapi, terdapat semacam asumsi yang belum lengkap dan still begging the question dibalik upaya kita mengklasifikasi.
Nah, asumsi ini biasanya dikarenakan adanya kehendak berkuasa kita disitu (Bung Martin mengutip Nietszche)
@@neneklampir6664 Iya, boleh jadi benar pendapat anda.
Yah itu benar Ada Ilmu pengetahuan didalam diri kita, Yang sangat susah untuk dikeluarkan serta diungkapkan. Kita ungkapan pun terkadang yang mendengar tidak dapat mencernanya karena kita sendiri pun bingung untuk mengungkapkan. Sehingga kebanyakan orang lebih mempermudah ilmu tersebut dengan pengandaian dan ibarat agar pendengarannya dapat mencernanya mungkin itu saja karena saya juga tidak tahu apa-apa. Berkat dalem🙏🙏
Yang saya rasakan sebagai manusia kita punya keutamaan hidup nya masing-masing yang jelas berbeda, dan kita harus menghormati perbedaan itu.
14 klasifikasi dunia dr Jorge Louis Borges adalah sindiran sastrais yg paling satire. Thanks bung sharingnya. Good job!
saya selalu mengikuti kajian dari Pak Martin, semoga terus sharing ilmunya, dengan itu sedikit demi sedikit sangat membantu saya memahami dunia. terimakasih
denger pak martin jadi gampang tidur makasih pak martin
Sama nih
Menurutku, kaum pragmatis pun, jg pasti akan menganggap ilmu tentang hari rabu memang tidak mungkin. Karna kepentingan atau keinginan apaun tentang adanya sebuah ilmu itu, tetap saja akan selalu dikondisikan oleh struktur alam semesta yang melingkupi kenyataan. Dalam sebuah contoh, dalam sebuah kotak, terdapat dua bola merah. Kemudian misalnya, seseorang memiliki kendali tentang berapa jumlah bola merah yang terlihat didalam kotak itu. Ia bisa menunjukkan ada 1, atau 2, atau bahkan tidak ada bola merah, tetapi dia tidak akan pernah bisa mengatakan tidak ada kotak. Karna kota itu adalah tempat bola itu berada, atau sesuatu yang menyanggah kenyataan tentang bola. Persis seperti itu pula, kita tidak bisa seenaknya, membuat potongan-potongan ilmu dan keluar dari batas-batas struktur objektif material yang melingkupi ilmu.
Itu mungkin bang.dan saya setuju ataupun percaya dengan apa hal yang akan mungkin akan terjadi di hari Rabu. Trmksh 🙏 dengan menonton video dari channel ini saya pun semangat untuk menunggu video terbaru dari Abang. Mantappp😁
Abis ngaji Ta'limul Muta'alim nih, kata Zarnuji, Mulailah belajar pada hari rabu~
Jika persoalannya seperti itu, berarti segala ilmu pengetahuan tentang apapun itu masih tetap terikat dengan kategori-kategori apriori paling mendasar, maupun seberapa pragmatis pun ilmu tersebut. Tetap pada hukum kemungkinan, hukum hubungan, hukum kausalitas, hukum kuantitas, kualitas, modalitas dan sebagainya itu. Dan kalaupun ilmu tersebut masih berusaha untuk melenceng dari kategori kategori tersebut, maka itulah beban yang harus ditanggungnya, seperti kata Bung Martin tadi.
Nah saya mikir gini juga
Semakin kita berupaya untuk tahu segala hal, semakin kita tahu bahwa kita tidak tahu apa-apa. Itulah kenapa para ulama menutup statemennya dengan, wallahu a'lam bisawab.
Ilmu tentang hari Rabu, mungkin bisa saja ada semisal hari Rabu bagi para pekerja kantoran atau PNS dilihat dari segi psikologisnya mungkin atau perilaku khas berkaitan dengan konsumsinya. Karena sebagai pedagang kaki lima saya sendiri merasa ada yang khas dari hari rabu. Karena hari rabu secara rata rata adalah hari yang paling sepi berjualan dibandingkan hari2 lainnya, sehingga menurut saya pribadi adalah hari yang cocok untuk saya libur. Tentunya secara logika sederhana saya ada sesuatu yg unik dihari rabu yg mempengaruhi psikologi dan pola konsumsi para konsumen.
Ilmu itukan harus memperhatikan kebutuhan dan manfaatnya juga bang .... Tdk sembarang dirumuskan
Bang, next bahas tentang kecanduan rasa takut
Mencacah Segala macam probabilitas takdir yang akan ditanggung oleh manusia berdasarkan kapan seorang manusia tsb dikirim ke bumi, ilmu Weton.
Sehat-sehat bung Martin, semoga selalu bisa memberikan karya yang keren dan menambah wawasan. Tuhan memberkati.
Secara universal kita mengetahui ada 7 hari. Hari pertama dimulai dari hari Minggu, di tengah hari Rabu dan terakhir hari Sabtu. Rabu berada tepat di tengah antar 7 hari tsb yg menurut hemat saya hari tersebut sebagai penghubung diantara hari2 lainnya. Bisa diartikan ilmu tentang hari Rabu adalah ilmu tentang keseluruhan (7) hari mulai Minggu-Sabtu.
Contoh sederhana untuk mematahkan kaum2 pragmatis. 👍
kenapa ada simbol Tak Terhingga / Infinite, objek nya yg infinite atau kalkulasi rasio manusia yg terbatas mendefinisikan sesuatu yg tak terbatas?
Konsep infinity justru tercipta dari otak manusia yang finite.
@@Asdfgh12jkl34 dan terjadi secara paradox
kalo di jurusan Matematika sesuatu yg mendekati nilai Infinite pasti sebisa mungkin dijauhi karena akan membuktikan pikiran manusia itu finite
kita yang terbatas bro
karena perkataan "rabu" sebagai salah satu nama hari di tiap minggunya adalah berdasar manasuka. Tiada sebab mengapa hari sesudah hari sla adalah hari rabu dan sebelum hari kms. Artinya bisa jadi adanya ilmu tentang hari rabu tapi juga tidak berarti apa-apa, kecuali hari rabu adalah hari kelahiran kita.
Gokil, di tunggu bnget 🔥
Mas bahas weton, naga dino, naga wulan, naga tahun, dina pasaran, wuku, neptu dong
Luar biasa sangat bermanfaat sekali bung 🙏
Kak, bagaimana manusia bisa memiliki konsistensi berpikir padahal hipotesis selalu ada untuk menyelimuti?
Hipotesis kita jg bergerak dgn pakem2 konsisten ya
Konsisten itu Adalah sematik sematik yang tidak memiliki kontradiksi artinya Tidak berubah berubah tapi kalau dihubungkan dengan Hipotesis-hipotesis Itu hanya Keraguan manusia Dalam Pola pikirnya gitu sih jawabanya.
Hipotesis adalah dugaan sementara artinya masih perlu pembuktian yg lebih lanjut, menurut saya hipotesis bukan hasil dari konsistensi pemikiran itu sendiri melainkan sebuah proses dari konsistensi itu sendiri
Dengan adanya hipotesis manusia mampu untuk konsisten
@@gusyogi7583 untuk menjadi konsisten, manusia harus lulus dari berbagai hipotesa yg menguji konsistensi nya. Menjadi lebih realistis.
Kalau ada hipotesis yg selalu menyelimuti, ya jangan berharap memiliki pikiran yg konsisten.
Justru kita harus selalu merevisi pikiran kita jika ada pemikiran(ntah produk pikiran kita sendiri ataupun orang lain) yg lebih memuaskan(baik). Kita harus merevisi pemahaman kita menuju ke yg lebih baik.
Jd hasilnya pemikiran kita bisa maju,berkembang,gk mandek(macet) di situ aja.
Untuk mencapai itu,kita harus rendah hati,gk boleh merasa paling benar(sombong).
Orang bijak berkata,"Saya tau bahwa saya tdk tau apa2!"
Hsdir nyimak
Bang bahas tentang konsep pemberdayaan masyarakat dong secara lebih speifik
Kita adalah fana yang berambisi menjadi nyata.
Ttg hari Rabu, kami biasa memulai kembali aktifitas di TPQ atau PONPES dari libur semester atau libur yg lain adalah hari RABU
om bahas dong tentang filsatat eksistensi kita hidup di dunia ini
Saya masih kurang mengerti : Kenapa teori realis tidak bisa membuat ilmu hari rabu tersebut? Penjelasannya masih gantung. Maksudnya, kenapa tidak bisa teori yang mendasarkan pada objektifitas alam itu bisa membuat ilmu hari rabu tersebut jika haru rabu tersebut sendiri adalah bagian dari alam itu sendiri? Apa mungkin ilmu hari rabu itu sendiri tidak objektif secara keseluruhan?
Mungkin permasalahannya disini adalah bahwa mungkin terdapatnya false pattern di ilmu hari rabu itu, makanya teori realis itu tidak bisa merangkum itu.
Masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan pendekatan intradisipliner, sehingga mendapatkan ilmu secara menyeluruh dan objektif. Walaupun keobjektifan itu sendiri terbatas dari fenomena kita sendiri. Sehingga tidak ada yang benar benar objektif karena pada dasarnya kitalah yang menaruh makna berdasarkan hasrat kita sendiri.
Hal yang bisa kita lakukan untuk dekat dengan kesuatu objektivitasan adalah dengan menyingkirkan makna makna absurd dari bahasa kita.
Contoh : Hidup.
Apa itu hidup? Kan ini kata yang arbitrary. Bagi saya yang materialis ini akan mengatakan bahwa tidak ada itu hidup. Yang ada reaksi dan respon dari benda mati. Pola pola dan reaksi dari benda mati itulah yang kita duga hidup padahal hidup itu tidak ada.
Nah, menurut saya pola pola dan mengacu keras pada pandangan matrialistic dengan menyingkirkan segala penyalahgunaan bahasa dan kata akan membuat kita lebih dekat dengan keobjektifitasan.
Nah, untuk ilmu hari rabu itu sebenarnya secara pragmatis bisa dilakukan untuk melihat pola pola baru. Nah, pola pola baru dari ilmu hari rabu itu bisa kita lihat apakah ini false pattern atau tidak dengan membandingkan dan melakulan pendekatan intradispliner
Tawaran saya adalah dengan menekankan filsafat analitik agar terciptanya jembatan yang menghubungkan ilmu ilmu itu dimana ilmu alam seperti fisika adalah inti corenya dan ilmu ilmu yang makro adalah ilmu hari rabunya. Sehingga antara ilmu hari rabu tersebut (atau teori pragmatis tadi) dilihat pola polanya kemudian dihubungkan vertikal ke ilmu hari rabu lain kemudian dihubungkan juga secara horizontal dengan ilmu inti yaitu teori realis (Atau filsafat analitik) guna melihat jembatan diantaranya.
Nah, dengan begitu maka lengkaplah ilmu kita secara absolut walaupun ada batasan dari fenomena kita.
Tugas selanjutnya adalah menggali dunia Noumena itu agar sebagai fenomena baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan kita
@dayang sumbi Saya rasa dalam video ini, seorang pragmatis itu juga memakai itu kok. Hanya saja, bisa saja kausalitasnya itu salah yang menyebabkan kesimpulannya salah. (Karena adanya false conclusion dari pola pola yang disimpulkan secara tidak koheren dengan ilmu lain) Karena hanya spesifik pada ilmu itu sendiri.
Kalau itu bagi saya jelas.
Tapi yang gk jelas itu penjelasan tentang teori realis dari bung martin ini saya kurang paham. Kenapa teori realis tidak bisa membuat ilmu hari rabu?
2 kalimat terakhir idealis sekali. pertama yg hrs ditanya knp dunia bersepakat mencacah hari menjadi 7, bknnya 5 yg lbh realis sesuai jmlh jari di satu tangan mcm penanggalan jawa, atau 10 utk 2 tangan mcm mesir kuno. setelah tahu 7 berasal dari benda langit yg mdh ditandai jaman babilonia yg kemudian disesuaikan dgn fase bulan, kita jadi paham knp tdk ada ilmu khusus membahas hari keempat (rabu dari arba'), toh trnyata hari keempat berkaitan langsung/tdk independen dgn keberadaan hari ketiga dst. sory kalo penjelasan sederhana ini blm cukup
mungkin gini bung; hari rabu di video maksudnya arbitrer, jd bukan dlm kerangka taksonomi tertentu. sembarang hari bisa saja hari rabu, tp ada semacam "kesepakatan bersama" untuk hari yg disebut hari rabu, bukan dari struktur natural tertentu.
Bang coba sekali-sekali buat interaksi dengan penonton, misalnya anda sekali" Membaca komentar-konentar yg bagi anda bagus, dan bisa jawab!!!
hmm.. menarik!
Terima kasih bang
Ayolah mas martin, update konten lagi. Tentang sastra atau apapun.
Mengapa filsafat dianggap sebagai kegiatan pikiran yg tak berguna ? Dari pengamatan saya filsafat itu berguna jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan dari kegiatannya. Bukankah Fillsafat adalah aksi pikiran yg bermanfaat untuk mendorong keilmuan empiris utk terus-menerus memproduksi "jawaban-jawaban baru" utk menjawab pertanyaan Filsafat. Kalau tidak ada pertanyaan dari filsafat maka tidak akan pernah ada jawaban-jawaban dari keilmuan empiris.
ua-cam.com/video/EBdQukKQW-k/v-deo.html
Coba di cek, mungkin itu yang anda cari.
Dngn Filsafat kita jadi ada (menanyakan kegunaan) sekaligus dngn Filsafat kita menyadari dan menuju "tanpa kegunaan universal", klo kita tidak ada apa masalahnya? dngn filsafat kita bisa mnyadari tanpa ada kita pun, dunia baik baik saja, sama persis sebelum kita ada
@@kahankahn8703
FILSAFAT KETUHANAN VERSI SAYA
Jika Tuhan itu benar ada biarkan Tuhan membuktikan kepada manusia bahwa diri-Nya ada. Jika Tuhan benar2 mengutus seseorang yang diakui oleh publik atau oleh mulut dia sendiri bahwa dirinya utusan Tuhan biarkanlah Tuhan memberi bukti-bukti akan kebenaran bahwa Tuhan benar-benar mengutusnya.
Janganlah manusia yang sedang sibuk berfilsafat diganggu oleh ajaran bahwa Tuhan itu ada tapi ajaran itu bersumber dari mulut manusia yang mana ajaran itu dia peroleh dari ajaran yang dia terima secara turun-temurun.
Bebaskanlah para manusia untuk berfilsafat lalu berkesimpulan Tuhan ada atau tidak ada. Jika Tuhan benar-benar ingin mendatangi seseorang yang sedang berkesimpulan akan ketidakadaan Tuhan biarkanlah Tuhan yang mendatangi orang itu secara "langsung" dengan cara-cara-Nya untuk membuktikan kepada filsuf itu bahwa diri-Nya ada.
Dengan demikian maka kesimpulan yang dia peroleh benar-benar kesimpulan yang otentik. Bukan dari mulut sesama manusia yang lain atau dari kitab suci agama apapun.
Berarti dunia ini sangat kompleks, kita tidak tau pasti kepastian dari suatu ilmu, karena klasifikasi ilmu yg sudah ada cenderung pragmatis, yg nana tidak mempertimbangkan hukum klausalitas/ sebab-akibat.
Menyimak kang Martin semoga sehat
sehat-sehat selalu
Terimakasih mas buat videonya, boleh request topik tentang self-reference gak mas?
Lebih enak denger koh Martin daripada ocehanya Rocky Gerung..
Topik besar yang tidak cukup dibahas dalam waktu 20 menit, tentunya.
1. Anyway, apakah kalau begitu pernyataan yang tepat adalah carving nature at its joints as our mind constructs it? Apakah sendi-sendi atau segmen-segmen kenyataan itu inherent objectivity dan pikiran manusia tinggal memetakannya saja atau pikiran kita yang mengkonstruksikan cacah-cacah tersebut padahal kenyataan itu sebenarnya by chance dan chaotic in the grand picture of things?
2. Selain kausalitas apakah generalisasi juga termasuk objek pengetahuan? Berdasarkan pemahaman saya, Platon dengan teori formanya, dan Aristoteles dengan proyek klasifikasinya sepertinya lebih cenderung ke generalisasi ya, bung?
3. Apakah teori 4 penyebab Aristoteles bisa dijadikan alat untuk mencacah kenyataan untuk kemudian diteliti dengan pendekatan sains? Artinya, suatu segmen kenyataan mesti memiliki 4 penyebab itu (material, efficient, formal, final) jika ingin bisa didekati secara saintifik. Misalnya, Rabulogi menjadi sah jika kita bisa mengidentifikasi Kerabuan, sebagai salah satu syaratnya.
Mas Martin bisa bahas tentang identitas mahasiswa...🙏
ilmu weton, zodiac, shio, dll.
kritik.
💪💪❤️
Mohon ijin memberikan penjelasan.
Apa ilmu yg mempertanyakan sesuatu subjek tidak akan sempernah,runtutannya ilmu itu tidak bisa menelaah partikel - partikel objek yg akan dijadikan klausal sebagai teori perumusan ilmu.pembelahan cara berpikir utk menentukan paket - paket ilmu secara universal maupun partikular menganalisa ilmu tertentu harus menurut sy harus dengan konsep koherensi berpikir sebagai subjek dengan sosial aktivity.sepertinya hal ini bisa menyimpulkan penelaan cara mencari dan mencermati adakah konsitensi klausal di hari rabu.tks🙏
Menarik. Dalam kajian hadis, setidaknya ada dua riwayat yang cukup representatif mengenai hari Rabu: Jabir bin Abdullah dan Fatimah Az-Zahra. Dua riwayat tersebut senada: waktu terbaik berdoa. Tidak ada penjelasan detail (secara ilmiah) mengapa, selain hanya penjelasan para Ulama tentang kemuliaannya.
Nyimak dulu ah 😭
👍
Bahas Feminisme dong Bang ❤️❤️❤️. Pliss
Rokoknya ga pernah terhisap
Keren
Hadir
Rabu itu wetonku,dimana saat itu tatanan tata surya ....mentok ,bersambung di masa depan
Kita pusing nonton ini. Bung Martin jauh lebih pusing baca kolom komentar.
Selamat malam. Coba kupas Yahya Waloni Effect before after ditangkap.
Kalau hari Rabu dicabut dari sekumpulan 7 hari dalam seminggu. Bagaimana dengan hari lainnya? Secara urutan akan berubah. Kamis tetapkah menjadi kamis? dst.
Rabu menjadi sebuah pengetahuan dalam 7 hari seminggu. Dalam sebulan dan setahun.
yang jadi pertanyaan sekarang adalah, bagaimana kita tau kalau hari ini itu hari rabu ? (misalnya)
Anjirr, iya juga yaa 😦
Bagaimana kalo ada seseorang yg bisa mengendalikan waktu kemudian mensabotase hari. Kita pikir hari ini adalah hari Rabu, padahal aslinya/seharusnya adalah hari Jum'at 😱😱
coba kalian berpikir kalo hari ini hari rabu saja, tidak ada hari sebelum dan sesudah karena hari yg kita lewati sama aja
Ayah saya lahir hari rabu, abang saya lahir hari rabu juga, saya juga lahir hari rabu, semua laki laki dikeluarga saya lahir hari rabu
Pakai Bagan mas Martin biar lebih paham
Ilmu
ironisnya setelah manusia melakukan carving nature,,,at the end / middle manusia menjointkan nya,,, contoh ilmu kedokteran dan atau perdukunan,, kedokteran adalah cabang ilmiah, tapi ilmunya tidak origin , dimana ada kajian kimia, biologi, mekanik, bahkan sosial didalamnya, belum lagi alternatif, ada unsur antropologi, padahal kalo di dikaji lebih dalam bisa saja biologi dan kimia itu bertetangan atau katetori dan ini bukti bahwa manusia ingin mengapai alam semesta seluas mungkin dengan satu bidang ilmu,,,
Hahaha...Ilmu menemukan sesuatu yang tak pernah dicari.
bung MS agar ada bahan tayangannya,,
Kok saya jadi mikir tentang hari-hari baik pernikahan. Apakah mungkin para pragmatis disini mengandaikan hari buruk juga agar bisa mengkaji hari baik?
Waktu itu ada atau tdk ada bang? Maaf pertanyaan saya receh. Kalau bisa tolong di bahas 🙏
Apakah weton dalam perhitungan orang jawa termasuk ilmu yang bisa membuat ilmu hari rabu?
Mas boleh dijelaskan mengapa kita bisa bernafas secara manual dan bisa bernafas secara otomatis??
Mas martin tesis agustus kok ilang ya?
kata Emon, kalau mau dapat jodoh, bangun jam 5 pagi.
Emon siapa bang
@@jagoanneon7794 temennya abdel
Bang makna dari rokok menurut anda itu apa?
Mrngapa aku hidup, atau semua bergerak
Sukses trus Pak Dosen 🟡
Apakah nanti yg gaib2 sperti kebatinan dll bisa terbongkar oleh ilmu pngetahuan, karna dulu komunikasi jarak jauh saja dianggap mustahil tapi akhirnya terjawab oleh ilmu pngetahuan sampai2 Ke sesuatu yg tak terlihat sinyal kuota dan pulsa
beberapa rasanya sudah dicoba dijawab bang, seperti ketindihan(saat tidur diimpit makhluk halus) yg sekarang diartikan sebagai adanya peristiwa sleep paralysis, serta sudah tegak patofisiologi serta mekanisme terapinya, menarik untuk kita ikuti selanjutnya peristiwa apalagi yg mungkin bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan disekitar kita
Hmm iya2, brarti apa mungkin ilmu pengetahuan bisa me logika kan semua yg tak terlihat itu? Takutnya apabila itu terjadi, bisa jadi dajjal yg pada akhir zaman adalah ilmuan, maka saat mereka menguak semua tentang si (tak terlihat/behindthescane) orang jadi tidak percaya lagi dengan doktrin2 kpercayaan , yg di agama saya sudah jelas harus berhati2 dg dajjal padahal mungkin si dajjal (sipembongkar) system kehidupan, mungkin dia nanti bilang gini " hey bro lo tau gak slama ini kita dibodohi dan dikendalikan untuk kepentingan mereka, ni gw punya buktinya gimana Masuk akal kan? " Juga kenapa si (takterlihat) itu sembunyi2 memantau mengawasi kalo dalam logika kan kalo emang bener ngapain takut yakannn... sory berkhayal 🤣
Menurut pendapat saya sih, justru orang jaman dlu menggunakan kebatinan untuk berkomunikasi dengan seseorang yang jaraknya jauh sekali, dengan menghadirkan Roh-nya kepada orang yang dituju. seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang kita bisa melihat teman atau kerabat menggunakan Handphone serta bisa Videocall melihat rupa orang yang dituju.
Saya rasa orang jaman dulu lebih extra dalam menggunakan ilmu pengetahuan karena segala aspek digunakan baik secara lahir dan batin, serta alam pun dimanfaatkan dengan baik. Zaman sekarang seolah-olah kita seperti budak teknologi dan alat, kita seperti ketergantungan dengan teknologi. Sehingga kita tidak bisa mengekspose kualitas dan kemampuan dalam diri kita.
Hanya pendapat saja saya juga tidak tahu apa-apa soal itu. Mohon maaf🙏🙏
@@hidra7359 masuk sih, sejak munculnya jaman material , kecerdasan spiritual udah mulai pudar , padahal mungkin spiritual memiliki lebih dari material
@@mixals3805 Tidak mudah untuk dapat menggali Ilmu spiritual dan kebatinan. Proses menggalinya pun penuh dengan kedisplinan. Banyak hal yang kita tidak tahu tentang itu kawan. Berkat dalem🙏
Meng-construct ilmu berdasarkan kepentingan bersama/cross domain memang tidak bisa dibatasi. Sekalinya dibatasi maka hanya domain tertentu saja yg punya ototritas terhadap produk yg dihasilkan. Konsekuensinya berarti harus memperbanyak domain/diversifikasi sampai tak terhingga. Ujung2nya balik ke teori2 post-mo lagi. Duh.
Masalahnya apakah setiap domain yg berbeda semuanya punya kredibilitas? Kalau tidak, hasil konstruksi ilmunya semakin bersifat spekulatif. Contohnya astrologi atau syncretism.
Politik dan demokrasi, iya gak ?
Entomologi ttg sermagga kan?
it's wednesday my dude..
Keburu rebo Pak!!
Setiap hari rabu harinya rabu.
Bang martin punya agama ga?
Ada bang ..
Ilmu perdukunan tanya aja ama simbah
Auto ngebul
Bung martin terlalu meradiks hehe.. Yah meresapi (pak jujun suriasumantri) ontologi epistemologi aksiologi saya sudah cukup (sementara)
Lanjoot bung!
Yang nonton video ini pada hari rabu, kalian beruntung wkwk
Sekarang hari rabu
#Throwbackwednesday
Bahasanya berat 😂😂😂
🙀🙀🙀🙀🙀🙀
Bahas Marxisme dan ketuhanan dong pak 🙏🙏
Kenapa ga Kamis?
Ada yang bisa jawab dengan nalar, apakah seekor monyet sadar kalau diri mereka monyet?
Nungguin rokok di hisap chek!?🤣
Mana ??
Itu yg ada d pikiran anda saja yg ruwet
Riques nama anak cowo yang filosofis dong :)
Jalaludin nietszche
Ghizali Al Averoues Plato
Apakah rabu itu rabu ?
Ada kok pakar hari Rabu.. tinggalnya di istana..
Bg kenapa lo ngerokok
Otak ku gk nyampe mas😅
Om bagi rokok omm