Keutamaan mencintai dengan ikhlas: - Di cintai Allah - dapat naungan Allah di hari kiamat - syarat mendapatkan kesempurnaan iman - Mendapatkan manisnya iman
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah Rasulullah ﷺ sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Pembelajaran Ke-7 hadits Ke-390 dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Kita masih membahas hadits ke-11 yaitu hadits terakhir dalam Bab tentang “Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya”, yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Anas, رضي الله تَعَالَى عنه, أَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ ، فَمَرَّ بِهِ ، فَقال : يارسول اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّ هَذا ، فقال له النبيُّ ﷺ : «أَأَعْلمتَهُ ؟ » قَالَ : لا قَالَ : «أَعْلِمْهُ» فَلَحِقَهُ ، فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه ، فقالَ : أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْببْتَنِي لَهُ . رواه أبو داود بإِسنادٍ صحيح “Bahwa ada seorang laki-laki berada di samping Nabi lalu ada seseorang melewatinya dan dia berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini’. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, 'Apakah kamu telah memberitahukannya?' Dia menjawab, 'Belum’. Beliau bersabda, 'Beritahukanlah kepadanya’. Maka dia segera mengejarnya. Lalu berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah’. Maka dia menjawab, 'Semoga engkau dicintai oleh Allah yang karena-Nya engkau telah mencintaiku’." (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih). Ada pelajaran penting sebagaimana yang sudah disampaikan bahwa pentingnya keikhlasan dalam mencintai seseorang. Bukan hanya keikhlasan dalam Shalat, Puasa, Zakat, Berdzikir, Haji atau Umrah saja, tetapi dalam mencintai pun kita butuh keikhlasan. Lalu apa yang akan kita dapatkan ketika kita ikhlas? Dipertemuan yang lalu sudah dijelaskan kita akan mendapatkan cinta الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, kita mencintai Suami kita, maka kita akan dicintai oleh Allah, kita mencintai Istri kita, maka kita akan dicintai oleh Allah. Kita mencintai orangtua, anak, sahabat kita, maka kita akan dicintai oleh Allah. Dan semua keuntungan yang sangat luar biasa yaitu dicintai oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Bahkan terkadang yang kita cintai itu belum tentu mencintai kita. Ada banyak cinta seseorang itu bertepuk sebelah tangan. Maka ketika dia mencintai karena Allah, dia tidak akan kecewa, hancur dan terpuruk. Karena kalau ada kasus dia tidak dicintai, maka Allah mencintai dia dan dia akan mendapatkan yang terbesar dan Maha Besar, maka itu akan menolong dia dalam menjalani aktivitas keseharian. KeDua yaitu, ‘Dia mendapatkan naungan Allah pada hari Kiamat’. Dan kita sudah jelaskan haditsnya yaitu hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, Beliau ﷺ bersabda, سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ “Ada 7 golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya” (Muttafaq ‘Alaih). Dan hadits ini kita sudah jelaskan secara panjang lebar pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Lalu yang keTiga, ‘Syarat mendapatkan kesempurnaan Iman’. Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hamzah Anas bin Malik رضي الله عنه, pembantu Rasulullah ﷺ, dari Nabi ﷺ bersabda, لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ “Tidak beriman salah seorang di antara kalian (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai dan menginginkan untuk saudaranya apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri” (Muttafaq ‘Alaih). Dan ini ciri orang yang mencintai karena Allah. Dan orang yang mencintai karena Allah dia menginginkan untuk saudaranya apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri, dia tidak akan egois, oportunis atau dia tidak akan memanfaatkan orang yang dia cintai atau yang mencintai dia dan dia senatiasa memberikan apa yang dia suka. Kalau dia menginginkan Iman dan ketaqwaan, dia akan menginginkan Iman untuk yang dia cintai, maka dia akan berhasil mendapatkan kesempurnaan Iman. Kemudian yang keEmpat, ‘Dia akan mendapatkan manisnya Iman’. Dan haditsnya pun sudah kita pelajari yaitu hadits dari Anas bin Malik رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ bersabda, ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ “Ada 3 perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka” (Muttafaq ‘Alaih). Dan ternyata Iman itu punya rasa dan rasanya adalah rasa yang begitu indah, lezat dan manis yang tidak bisa diungkapkan dengan kata, karena harus di rasa. Dan syaratnya adalah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى disamping 2 syarat lainnya. Dan kalau kita bisa wujudkan semua syarat kita akan mendapatkan rasa manis yang tidak ada di hal-hal duniawi lain. Keindahan yang begitu spektakuler, rasa manis yang membuat para sahabat bisa bersabar di tengah gempuran di siksa, di maki, fitnah dan celaan yang mereka alami di fase Mekah pada saat itu. Oleh karena itu, kalau orang merasakan manisnya Iman dia akan bisa hidup bahagia di tengah puing-puing musibah. Dan itu level yang sangat tinggi dan minta kepada Allah untuk bisa sampai pada titik itu. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita. Dan semoga kita mendapatkan Ilmu yang bermanfaat dan dijauhkan dari Ilmu yang tidak bermanfaat. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Rabu, 1 Rajab 1446 AH/1 Januari 2025 Ahida Muhsin
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim Semoga Allah Ta'ala tanamkan benih cinta yg tulus yg ikhlas yang terus bertumbuh dalam hati tiap kita Aamin 🤲
الحمد لله رب العالمين
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا
Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri beserta Tim Muhajir hafizhahumullahu ta'ala atas ilmunya
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
Keutamaan mencintai dengan ikhlas:
- Di cintai Allah
- dapat naungan Allah di hari kiamat
- syarat mendapatkan kesempurnaan iman
- Mendapatkan manisnya iman
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah Rasulullah ﷺ sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Pembelajaran Ke-7 hadits Ke-390 dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Kita masih membahas hadits ke-11 yaitu hadits terakhir dalam Bab tentang “Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya”, yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Anas, رضي الله تَعَالَى عنه, أَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ ، فَمَرَّ بِهِ ، فَقال : يارسول اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّ هَذا ، فقال له النبيُّ ﷺ : «أَأَعْلمتَهُ ؟ » قَالَ : لا قَالَ : «أَعْلِمْهُ» فَلَحِقَهُ ، فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه ، فقالَ : أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْببْتَنِي لَهُ . رواه أبو داود بإِسنادٍ صحيح “Bahwa ada seorang laki-laki berada di samping Nabi lalu ada seseorang melewatinya dan dia berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini’. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, 'Apakah kamu telah memberitahukannya?' Dia menjawab, 'Belum’. Beliau bersabda, 'Beritahukanlah kepadanya’. Maka dia segera mengejarnya. Lalu berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah’. Maka dia menjawab, 'Semoga engkau dicintai oleh Allah yang karena-Nya engkau telah mencintaiku’." (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih). Ada pelajaran penting sebagaimana yang sudah disampaikan bahwa pentingnya keikhlasan dalam mencintai seseorang. Bukan hanya keikhlasan dalam Shalat, Puasa, Zakat, Berdzikir, Haji atau Umrah saja, tetapi dalam mencintai pun kita butuh keikhlasan. Lalu apa yang akan kita dapatkan ketika kita ikhlas? Dipertemuan yang lalu sudah dijelaskan kita akan mendapatkan cinta الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, kita mencintai Suami kita, maka kita akan dicintai oleh Allah, kita mencintai Istri kita, maka kita akan dicintai oleh Allah. Kita mencintai orangtua, anak, sahabat kita, maka kita akan dicintai oleh Allah. Dan semua keuntungan yang sangat luar biasa yaitu dicintai oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Bahkan terkadang yang kita cintai itu belum tentu mencintai kita. Ada banyak cinta seseorang itu bertepuk sebelah tangan. Maka ketika dia mencintai karena Allah, dia tidak akan kecewa, hancur dan terpuruk. Karena kalau ada kasus dia tidak dicintai, maka Allah mencintai dia dan dia akan mendapatkan yang terbesar dan Maha Besar, maka itu akan menolong dia dalam menjalani aktivitas keseharian.
KeDua yaitu, ‘Dia mendapatkan naungan Allah pada hari Kiamat’. Dan kita sudah jelaskan haditsnya yaitu hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, Beliau ﷺ bersabda, سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ “Ada 7 golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya” (Muttafaq ‘Alaih). Dan hadits ini kita sudah jelaskan secara panjang lebar pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Lalu yang keTiga, ‘Syarat mendapatkan kesempurnaan Iman’. Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hamzah Anas bin Malik رضي الله عنه, pembantu Rasulullah ﷺ, dari Nabi ﷺ bersabda, لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ “Tidak beriman salah seorang di antara kalian (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai dan menginginkan untuk saudaranya apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri” (Muttafaq ‘Alaih). Dan ini ciri orang yang mencintai karena Allah. Dan orang yang mencintai karena Allah dia menginginkan untuk saudaranya apa yang dia inginkan untuk dirinya sendiri, dia tidak akan egois, oportunis atau dia tidak akan memanfaatkan orang yang dia cintai atau yang mencintai dia dan dia senatiasa memberikan apa yang dia suka. Kalau dia menginginkan Iman dan ketaqwaan, dia akan menginginkan Iman untuk yang dia cintai, maka dia akan berhasil mendapatkan kesempurnaan Iman.
Kemudian yang keEmpat, ‘Dia akan mendapatkan manisnya Iman’. Dan haditsnya pun sudah kita pelajari yaitu hadits dari Anas bin Malik رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ bersabda, ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ “Ada 3 perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka” (Muttafaq ‘Alaih). Dan ternyata Iman itu punya rasa dan rasanya adalah rasa yang begitu indah, lezat dan manis yang tidak bisa diungkapkan dengan kata, karena harus di rasa. Dan syaratnya adalah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى disamping 2 syarat lainnya. Dan kalau kita bisa wujudkan semua syarat kita akan mendapatkan rasa manis yang tidak ada di hal-hal duniawi lain. Keindahan yang begitu spektakuler, rasa manis yang membuat para sahabat bisa bersabar di tengah gempuran di siksa, di maki, fitnah dan celaan yang mereka alami di fase Mekah pada saat itu.
Oleh karena itu, kalau orang merasakan manisnya Iman dia akan bisa hidup bahagia di tengah puing-puing musibah. Dan itu level yang sangat tinggi dan minta kepada Allah untuk bisa sampai pada titik itu. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita. Dan semoga kita mendapatkan Ilmu yang bermanfaat dan dijauhkan dari Ilmu yang tidak bermanfaat.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Rabu, 1 Rajab 1446 AH/1 Januari 2025
Ahida Muhsin
Semoga allah karuniakan rahmatnya yang maha luas dan tampa batas kpd kk
بسم الله الرحمن الرحيم
💫🙏
Jazakumullah khair ,ustadz
Barakallahu fiikum
Alhamdulillahi rabbil alamiin Robbana taqobbal minna
Barrakallahu fiikum
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
Semoga Allah Ta'ala tanamkan benih cinta yg tulus yg ikhlas yang terus bertumbuh dalam hati tiap kita Aamin 🤲
Masya Allah Tabarakallah
Bismillah
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Jazaakumullah khayran Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullah ta'ala atas ilmunya, serta segenap tim kajian yg bertugas, Baarakallahu fiikum 🙏
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع
جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
Ketika kita mencintai seseorang ikhlas karna Allah, maka Allah akan mencintainya
Semoga engkau mencintai dirinya karena Allah ♥️💫
Alhamdulillah.