Hindu. Untuk dapat melihat Tuhan diperlukan persyaratan khusus yang non ilmiah. Tuhan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah Ibarat angka ; berapakah angka termessr atau terkecil?
Mgkn siabang mesti nonton vidio2 gugem yg lain. Beliau selalu menempatkan suatu kaidah ilmu berdasarkan apa yg lagi dibahas. Contoh coba antum cari vidio gugem yg bahas kenapa saya masih beragama yg pembahasannya perihal kanker disitu abang gabakal bilang lagi gugem teis agnostik. Kalo abang nontonnya cmn satu vidio apalagi cmn ktmu satu statement. Ya abang cmn bakal dpt satu sudut pandang. Saya baraya dari subs beliau msh 30rb an dan diawal2 dia bwt konten, dia slalu berstatement dan berharap penontonya semakin byk dapet sudut pandang di konten2 org lain
@@CahyaningNalar terlihat dari komentar anda, yang ingin anda sampaikan itu edukasi atau menyebarkan kebencian??? Pakaian anda merupakan simbol dari agama, namun komentar anda sangat tidak pantas... Jangan gara2 kelakuan anda, netizen jadi membenci sebuah agama... Disini anda punya tanggung jawab menjaga nama baik diri sendiri dan agama yang anda pegang...
Mnding liat lagi bang video2 gugem... Dia salah satu pemikir yg patut diperhitungkan.. Dan gw cukup dpt sesuatu hal yg baru yg bahkan luput di bahas orang lain..
Saya islam. Dan ada ayat yg berbunyi "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat". Ya sudah itu sudah menjawab kenapa Allah SWT tidak akan bisa diilmiahkan dengan ilmu2 manusia yg terbatas ini. Jadi saya hanya bisa ber IMAN. Dan ini sudah di peringati imam2 di zaman dulu jangan mempertanyakan Tuhan 🙏 kalau ada yg salah silahkan diskusi ya 🤣
@@CahyaningNalar waduh.. saya niatnya cuman mau diskusi dgn akal sehat sama @dandynugraha5530 perihal keimanan bro, bukan langsung mau ngejudge keyakinan orang, apalagi sampe ngatain "ga pakai otak". Saya pikir Anda adalah youtuber yg cukup bijak, rupanya tidak.
Bro, tuhan yang di imani guru gembul itu adalah Tuhan yang tidak bergantung dengan apapun dan tidak serupa dengan apapun. ALLAH. Jika dia membicarakan zatnya, maka dia akan bertentangan dengan apa yang dia imani karena kalau sudah tidak serupa dengan apapun dan tidak bergantung dengan apapun berarti tidak ada analogi atau apapun yang bisa dia bayangkan yang bisa mempresentasikan Tuhannya. Jadi, dia bilang berhenti sampai di sana adalah hal yang konsisten dan sesuai dengan apa yang dia imani. Kalau lu tertarik bahas ngalor ngidul tentang ketuhanan ya seharusnya lu cari orang lain. Tapi kayaknya lu cuma pengen pansos aja.
Pemilik Channel ini sepertinya mau membantah metode pemikiran Guru Gembul tapi argumennya masih setengah mateng. Hal yang paling menonjol dari yang dia sampaikan adalah pertanyaan maksud guru gembul atau spekulasi pemikiran guru gembul terhadap sesuatu. Jadi walaupun dia sudah memberikan kesimpulannya tapi argumennya masih lemah untuk bisa dipercaya. Seperti hal hal yang dia analogikan saya tangkap belum pas dengan konteks yang dia bicarakan. Gw saranin sih dia minta collab ke guru gembul biar bisa dijelaskan secara langsung oleh yang bersangkutan. Tapi meskipun gitu gw cukup berharap sama channel ini agar bisa berkembang supaya ada pembanding argumennya guru gembul.
Jika tuhan tidak serupa dengan apapun berarti dia tidak ada dong!!!! Dan jika tuhan tidak bergantung pada apapun, kenapa ada iblis, nabi, rasul, dan malaikat yg di berikan tugas, mestinya Tuhan melakukannya sendi
@@TanWir-sf2nb justru kalau dia serupa dengan sesuatu maka dia harus bergantung pada sesuatu. Tuhan di agama islam sendiri adalah absolute, misterius dan tunggal. Kalaupun dia menciptakan sesuatu untuk suatu tujuan bukan berarti dia tidak bisa melakukan itu. Jawabannya sebenernya udah jelas, terserah Tuhan mau melakukannya lewat menciptakan suatu mahkluk atau cara lain, ga ada hal yang salah dari itu.
Proses ilmiah yang dapat di terapkan itu bagaimana? Contoh penciptaan motor/hp/kaca. Bisa terangkan proses-proses ilmiah industri primitif dan modern, dan alasan kenapa benda-benda ini harus ada dan tercipta, bisa jelaskan agar mudah dipahami oleh orang awam?
Bg coba belajar metodologi ilmiah bg, seperti yg digunakan untuk penelitian S1 - S3, mungkin abg bisa dapat gambaran besarnya, ilmiah itu gabungan dari rasional + empirik
Apakah anda mahasiswa? Izin bertanya, jika ilmiah harus rasional dan empirik atau terbukti secara panca indera apakah sesuatu yang rasional tapi tidak bisa dibuktikan secara empirik tidak dianggap ilmiah?
@@sypoos2417 bantu jawab. Tapi saya gak kuliah. Malah gak tamat sekolah. Agar gak salah faham mari kita tetapkan duduk perkaranya. Dengan menjelaskan apa itu Rasional dan apa itu ilmiah. Perbedaan antara rasional dan ilmiah terletak pada pendekatan dan konteks penggunaannya: Rasional: Rasionalitas merujuk pada kemampuan untuk berpikir secara logis dan menggunakan akal untuk menganalisis informasi, menarik kesimpulan, dan membuat keputusan. Pendekatan rasional dapat mencakup pertimbangan subjektif dan intuitif, serta penggunaan argumen yang bersifat filosofis atau normatif. Rasionalitas tidak selalu bergantung pada bukti empiris; seseorang dapat menggunakan pemikiran rasional untuk mempertimbangkan nilai, etika, atau ide-ide yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Dalam hal ini, rasionalitas sering kali bersifat lebih umum dan dapat mencakup berbagai disiplin ilmu dan konteks. Ilmiah: Pendekatan ilmiah, di sisi lain, lebih spesifik dan terfokus pada metode empiris dan sistematis untuk memahami fenomena alam. Ilmu pengetahuan menggunakan metode ilmiah yang melibatkan observasi, pengukuran, percobaan, dan analisis data untuk mengembangkan teori dan hukum. Pendekatan ilmiah memerlukan bukti yang dapat diuji dan diulang, serta selalu terbuka untuk revisi berdasarkan penemuan baru. Oleh karena itu, pendekatan ilmiah lebih terbatas pada konteks fenomena yang dapat diukur dan diuji secara objektif. Dengan demikian, meskipun keduanya melibatkan penggunaan akal, rasionalitas mencakup pemikiran logis yang lebih luas, sedangkan pendekatan ilmiah berfokus pada pengujian empiris dan metode sistematis untuk memahami sebuah isu atau fenomena. Jadi, meskipun kita bisa menyimpulkan sesuatu dengan secara rasional. Tapi untuk di sebut ilmiah memerlukan metode ilmiah. Misal, dengan melihat benda jatuh, kita secara intuitif bisa menyimpulkan pasti ada sesuatu yang menyebabkannya. Gravitasi. Nah untuk membuktikan bahwa gravitasi itu ada secara ilmiah, dibutuhkan eksperimen dengan metode ilmiah. Contoh. Gravitasi dapat diukur dan diuji melalui berbagai metode yang telah terbukti konsisten dan dapat diandalkan. Salah satu cara untuk mengukur gravitasi adalah menggunakan alat seperti gravimeter, yang mendeteksi perubahan kecil dalam gaya gravitasi di permukaan bumi. Pengukuran ini dapat menunjukkan variasi gravitasi di berbagai lokasi, yang disebabkan oleh perbedaan kepadatan material di bawah permukaan. Selain itu, hukum gravitasi universal yang dirumuskan oleh Isaac Newton memungkinkan ilmuwan untuk menghitung gaya tarik menarik antara objek berdasarkan massa dan jarak, yang telah diverifikasi melalui pengamatan jatuhnya benda dan gerakan planet. Eksperimen dan pengamatan lainnya juga mendukung keberadaan dan konsistensi gravitasi. Misalnya, gerakan planet di sekitar matahari dan bulan di sekitar bumi mengikuti hukum gravitasi, dan orbit mereka dapat diprediksi dengan akurasi tinggi. Selain itu, teori relativitas umum yang dikembangkan oleh Albert Einstein menjelaskan gravitasi sebagai lengkungan ruang-waktu yang disebabkan oleh massa, dan telah diuji melalui berbagai eksperimen, seperti pengamatan pergeseran cahaya bintang selama gerhana matahari. Semua bukti ini menunjukkan bahwa gravitasi dapat diukur dan dibuktikan secara empiris.
@@avrhyzeo saya lihat keterangan anda masih menekankan bahwa ilmiah itu harus empirik. Oke nggak masalah karena itu pandangan anda. Tapi yang masalah bagi saya dan mohon anda bantu menjawab, jika sesuatu disebut ilmiah itu harus ada pembuktian secara inderawi yang hasilnya konsisten maka yang saya tanyakan apakah ilmu filsafat, ilmu bahasa atau gramatika dan ilmu moral atau adabiyah tidak bisa disebut ilmu karena tidak ilmiah sesuai keterangan anda?
@@sypoos2417 oke saya jawab, supaya mudah saya analogikan saja, ibarat ilmu itu terbagi jadi 3 macam, ada ilmu aqidah(keyakinan, agama dsb), ilmu filsafat(logika, etika & moral, bahasa dsb) dan ilmu Ilmiah (empirik + logic, dapat di uji). jadi filsafat dan aqidah itu adalah bagian dari ilmu tapi bukan ilmiah. Ilmiah sudah pasti ilmu, tapi ilmu belum tentu ilmiah...
Kita hidup berdasarkan kesepakatan , kita tau tuhan berdasarkan kesepakatan , ilmu dan pengetahuan yang kita miliki juga berdasarkan kesepakatan , pikiran kita juga hasil dari income informasi orang lain dan itu juga hasil dari kesepakatan . Saya heran dengan orang orang yang suka berdebat dan merasa dirinya paling tau tentang sesuatu , apalagi memperdebatkan tuhan itu ilmiah atau tidak ilmiah . Bagi saya tuhan itu ilmiah dan tidak ilmiah artinya bisa keduanya , jika kita lepas dari dimensi dan tidak terikat apapaun kita bisa mengilmiahkan tuhan , jika kita masih berada di dalam dimensi dan masih terkitat dengan sesuatu maka tuhan tidak bisa di illmiahkan . Jadi please lah berhenti memperdebatkan tentang tuhan , karna itu sia sia .
Siapa yg bs membuktikan bahwa tuhan itu ada? Dan siapa yg bs membuktikan bahwa tuhan itu tdk ada? Sepanjang sejarah perjalanan manusia sepertinya tdk pernah ada yg membuktikan keduanya. Jika percaya kpd tuhan membuat hidup anda lbh baik, itu bagus. Jika tdk percaya dan itu membuat hidup anda lbh baik, itupun bagus hehe
Kalau dari penjelasan ini,saya mengidentifikasi diri saya sebagai Teis gnostik dan agnostik , gnostik dan agnostik saya pakai sesuai konteks apa yg jadi pembahasan dan tujuan dari konteks awal tadi. dan saya meyakini Tuhan karna kesadaran dan penalaran logika. tapi kalau data secara empiris memang tidak bisa dibuktikan. Ilmiah sudah pasti logis dan logis belum tentu bisa dianggap secara ilmiah.
Menarik nih pembahasan ni Abang membuka pikiran kita dengan mengkritik metode ilmiah yang menarik itu soal gravitasi sih emng kita TDK bisa melihatnya dengan mata kepala TPI dia bisa diteliti maka bisa dibilang gravitasi itu ada kan??
Gravitasi, angin, bau kentut, telinga diri sendiri itu empiris walaupun masing² diantaranya ada yang tidak bisa dilihat, dicium, diraba, dirasa, didengar.
dih, tau darimana lu gw ngambek? 😂 gw gk peduli sm Lu, Lu siapa? kenapa juga gw harus jelaskan karya gw ke lu? lu gk kenal gw, gw jg gj kenal lu kalau gw kasi tau karya gw ke lu apa faedah nya? kalau pun 'ada' juga lu gk bakal puas dan tetap bakal nyerang gw dgn argunen lu. yaudah gini aja, gw gak suka berdebat , gw kasi nasehat aja, sebaik dan sepintar apapun lu jelasin "ilmiahnya Tuhan" yg penting saat waktunya sholat, kita sholat. udah gitu aja. salam
Anda cukup diskusi aja bang, kebanyakan teori, keimanan seseorang itu tidak bisa di analisa atau di ukur walaupun anda mengumpulkan seluruh buku di dunia ini
Keimanan itu bisa naik turun om, makanya pentingnya belajar nambah ilmu pengetahuan untuk menambah keimanan , bukan memperbodoh diri dgn doktrin dogma.😅
Bro collab aja sama Guru Gembul, udah.. Anda punya pemahaman filosofis yang menarik. Banyak yang kena clickbait sama judulmu bro 🤝 Mau nanggapin aja video ini.. ilmiah itu sendiri konsensus.
saran saya mas, video ini takedown aja. pahami lebih banyak buku tentang ilmu, penelitian dan definisi ilmiah lebih dalam dari berbagai perspektif. ingin menyimpulkan tentang tuhan seseorang? pahami lebih banyak lagi orangnya, pahami lebih banyak lagi pikirannya. peace out
Tuhan dia Allah bro, nabinya Muhammad saw. Cuman dia milih cara beragama yg "berbeda" dari mainstream. Dia memilih menjadikan kitab suci dan hadits nabi sebagai inspirasi dalam tindakan di dunia nyata, dan membatasi banyak bicara ranah metafisika seperti yg dibahas di ilmu kalam, fiqh, tasawuf, filsafat. Dia lebih apresiatif ke sirah nabawiyah karena lebih konkret, bagaimana kitab suci diejawantahkan dalam dunia nyata oleh nabi. Namun, dia skeptis terhadap ajaran Islam yang melembaga di era pasca nabi wafat. Dia anggap hanya sebagai produk budaya Apakah ada yg tau istilah akademis dari cara beragama yg seperti itu?
Hal yang gw pahami setelah menelisik sejarah agama islam sampai saat ini adalah 'ajaran' agama islam tidak pernah sama dari zaman ke zaman, selalu ada perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu sampai sekarang, dan hanya beberapa ajaran yang termanuskripkan yang bisa relatif 'sama' dari produk keluaran awal. Sisanya lebih banyak dimodifikasi dan di biarkan sama tapi tidak laksanakan.
tidak ada rosul kecuali menasah syariat yang berlaku di masa rosul pendahulunya. (kecuali kaidah tauhid) contoh syariat di hari ini mengharamkan adik kakak menikah sedang di masa nabi adam as tidaklah haram. juga ghanimah dll.
beda mas,,, sepertinya ada logical falacy disini LISTRIK berkausalitas dengan LAMPU karena bisa dideteksi dengan alat tertentu bahwa lampu ini menyala TAK LAIN DAN TAK BUKAN disebabkan oleh adanya aliran listrik yang bisa diukur dengan mata melalui Voltmeter, Amperemeter, dll dan eksistensi listrik itu emphiris dan aktual. berbeda dengan tuhan, jika anda mengatakan TUHAN itu ilmiah dilihat dari kausalitas CIPTAAN-CIPTAAN-Nya, yang jadi pertanyaan tahu dari mana kalo semua ini diciptakan oleh tuhan? ada bukti ? untuk mengatakan alam semesta ini ciptaan tuhan apa buktinya kalo itu bukan ngarang? bisa aja kan yang nyiptain semua ini adalah bukan tuhan tp sesuatu yg ada di dimensi ke-10 misal, mengatakan alam semesta diciptakan oleh tuhan sebenarnya kan jumping conclusion makanya saya sepakat dgn gugem, anda boleh saja ngoceh apapun tentang ketuhanan itu ilmiah, tapi ujung2nya bakal mentok di ranah keimanan yang subjektif
Jika tuhan tdk bs dibuktikan scr ilmiah tdk ada masalah. Selama tuhan tdk memerintahkan manusia utk berbuat jahat, mencuri, menyakiti, merugikan, mengambil nyawa dan harta benda org lain. Tuhan ada atau tdk itu tdklah penting, krn buat apa percaya kpd tuhan jika kepercayaan itu tdk membuat seseorang menjadi pribadi yg bermanfaat bagi sesama dan lingkungan.
Menyalanya lampu oleh sebab ada aliran listrik,, ini ilmiah menurut anda 😂 Bisa ditunjukkan secara empiris melalui gejala dan dampaknya. Anda komparasikan dengan gejala terciptanya alam semesta... apakah Tuhan yang menciptakannya.. apakah tidak mungkin ciptakan selain Tuhan. Yang jadi pertanyaan... bagaimana penemu "sebab" itu dulunya kok bisa menamai listrik?. Apakah listrik itu yang ngasih tahu?.. Tentu tidak!. Munculnya kata LISTRIK itu ya dari klaim si penemu.. Lalu di "iyakan" oleh orang lain. Di sini sebenarnya ada subyetifitas juga. Karena berdasarkan klaim orang pertama. Bukan dari SESUATU YANG MENYEBABKAN LAMPU MENYALA itu sendiri. Coba dulu dikatakan itu namanya lontong...maka hingga saat ini pun akan dikatakan orang "yang menyebabkan lampu menyala adalah LONTONG". Bagaimana dengan alam tercipta?. Jika klaim tentang Tuhan sebagai PENCIPTA itu ada sejak orang pertama (entah dari mana dulu berasal sebutan itu),lalu diikuti oleh orang orang berikutnya hingga sekarang...maka untuk mengatakan alam mungkin diciptakan selain Tuhan ya silahkan.. Asal klaim itu diterima oleh orang banyak. Apa atau siapa jika pencipta itu selain Tuhan?... Ya Tuhan juga namanya 😂
Sebenarnya gak penting bahas hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan, kepercayaan atau sejenisnya, yg penting itu adalah landasan moral yg ada pada ajaran agama dan bagaimana itu bisa diterapkan pada kehidupan manusia sehari-hari. Bukannya itu yg sering kali ditekankan pada agama-agama tertentu secara garis besar?
Intinya sepintar apapun manusia tdk akan bisa menjadikan dzat Allah sebagai bahan kajian ilmiah.. Itu yg ingin di debat kan guru gembul.. Bukan aqidah islam yg lainnya
Menurut saya, apa yang Guru Gembul maksud dengan ilmiah, berlandaskan pada pemikiran Karl Popper, tentang Falsifikasionisme, yaitu suatu cara untuk mensistemisasikan klaim kebenaran dengan koreksi atas kesalahannya (Falsifikasi). Bagaimana suatu pengetahuan dapat dianggap ilmiah adalah dengan cara menguji klaim pengetahuan tersebut dengan mencari bukti-bukti untuk menggugurkannya, dan jika bukti-bukti tersebut menggugurkan suatu klaim pengetahuan, maka pengetahuan tersebut bisa dianggap tidak saintifik, seperti yang beliau lakukan saat debat tentang nasab Habib.
Pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu didasarkan pada perbedaan mendasar dalam metode, tujuan, dan objek kajian. Ilmu pengetahuan modern menggunakan pendekatan empiris yang melibatkan observasi, eksperimen, serta verifikasi untuk menghasilkan klaim yang dapat diuji dan diulang. Setiap temuan ilmiah harus mampu diverifikasi oleh pihak lain, sehingga menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan. Sebaliknya, agama lebih mengandalkan wahyu, tradisi, dan pengalaman spiritual yang bersifat subjektif serta tidak bisa diuji secara empiris. Dalam agama, pengetahuan sering kali dianggap absolut dan tidak memerlukan verifikasi melalui metode ilmiah, seperti keyakinan tentang Tuhan atau kehidupan setelah kematian. Dari perspektif epistemologis, ilmu pengetahuan mendapatkan pemahamannya melalui pengamatan dan pengujian yang bersifat tentatif. Ini berarti setiap penemuan ilmiah selalu terbuka untuk direvisi atau ditolak jika ada bukti baru yang bertentangan. Sementara itu, agama memperoleh pengetahuan melalui keyakinan dan wahyu, yang dianggap tidak memerlukan pengujian empiris dan tetap mutlak. Contohnya, ajaran agama tentang eksistensi Tuhan tidak memerlukan pembuktian ilmiah karena diyakini sebagai kebenaran yang diwahyukan. Secara ontologis, ilmu pengetahuan berfokus pada dunia material yang dapat diukur dan diamati. Ini mencakup fenomena fisik, kimia, biologi, dan berbagai aspek lain yang ada dalam alam semesta yang dapat dianalisis melalui metode ilmiah. Di sisi lain, agama berurusan dengan realitas metafisik yang melampaui batas-batas pengamatan manusia. Realitas ini mencakup konsep-konsep seperti Tuhan, jiwa, atau kehidupan setelah kematian, yang tidak dapat dijelaskan atau diuji melalui metode empiris. Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk memahami alam semesta dan meningkatkan kehidupan manusia melalui penerapan teknologi dan pengetahuan yang dihasilkan dari pengujian empiris. Sebaliknya, agama berfokus pada pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan moral, seperti makna hidup, tujuan hidup, dan bagaimana manusia harus hidup secara etis. Agama memberikan panduan moral dan spiritual yang sering kali tidak disentuh oleh ilmu pengetahuan, karena fokus utama ilmu pengetahuan adalah memahami mekanisme alam, bukan menentukan nilai-nilai atau tujuan hidup. Meskipun terdapat perbedaan yang jelas dalam metodologi, objek kajian, dan tujuan, dialog antara agama dan ilmu pengetahuan tetap mungkin terjadi. Sejarah mencatat banyak ilmuwan yang religius, seperti Isaac Newton dan Al-Ghazali, yang memandang studi ilmiah sebagai cara untuk memahami ciptaan Tuhan. Namun, di era modern, beberapa ketegangan muncul ketika klaim agama tampak bertentangan dengan temuan ilmiah. Contoh paling terkenal adalah perdebatan antara teori evolusi dan kepercayaan penciptaan. Meskipun demikian, banyak yang berpendapat bahwa agama dan ilmu pengetahuan dapat berjalan beriringan, masing-masing memberikan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami realitas.
Pemahaman Gurgem itu justru sejalan dengan pandangan kaum Sunni pada masa Abbasiyah. Argumentasi mereka sangat sederhana, kalau Tuhan itu bisa dicapai lewat akal,.logika dan saintifik, ya Nabi ga perlu turun. Manusia cukup cari dan buktikan keberadaannya. Justru karena tidak bisa dibuktikan keberadaannya itu secara akal maka cuma lewat Nabi kita bisa mengenal Tuhan dan itu bila kita PERCAYA pada Nabi yang mengaku mendapat wahyu.
Klw saya, dlm konteks yg anda sebut itu termasuk wilayah iman dan ilmu. Jadi tetap ilmiah sekalipun tidak melalui penelitian empiris. Iman TDK bisa terbentuk tanpa ada ilmux. Al Qur'an jg dikatakan sumber ilmu, bukan sumber iman saja. Artinya dlm Islam terkait agama, meliputi ilmu (ilmiah) dan iman. Sedangkan dlm sains yg diperoleh melalui empiris hanya ilmiah tanpa value (iman) di dalamnya
@@nahlahmarkarma1574 yang bisa diukur, bisa dibuat teorinya, bisa dihitung, bisa diverifikasi cuma yang empiris. Di luar itu cuma bisa diimani, tak bisa diverifikasi.
@@HerryNovri apa dasar anda mengatakan bhw hanya yg bisa diukur, terlihat, yg ilmiah? Sementara kebenaran lainnya tidak ilmiah? Saya mau tanya, mana yg lebih tinggi posisinya, yg bisa diukur menurut Anda dalam hal ini empiris atau yg diimani?
@@HerryNovri selain itu dr Al Qur'an juga bisa kita buat teori, bukan sekedar yg berasal dr empiris. Empiris subjektif dan obyektif, Al Qur'an juga subjektif dan obyektif serta universal. Bedax, apa yg ada di Al Qur'an bukan teori dr manusia dr teori dr Tuhan. Jadi lebih benar mana Tori manusia atau teori Tuhan? Lebih ilmiah mana?
Contoh listrik Listrik bisa diuji berulang2 dengan hasil yg sama. Itu ilmiah.. Pertanyaan nya kok bisa dengan gaya itu bisa menimbulkan listrik? Jawabannya kuasa tuhan.. Pertanyaan selanjutnya: bagaimana cara tuhan membuat listrik?pakai bahan apa? Apakah ada manusia yg bisa menjawabnya? Apalagi tentang zat tuhan,tidak mungkin ada manusia yg bisa jawab... Menurut sy ilmiah itu sesuatu yg bisa dipelajari,dikaji,dan bisa dibuktikan secara berulang ulang dari berbagai sudut pandang manusia..
@@CahyaningNalarbang mau nanya soal yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang seperti gravitasi bukannya gravitasi itu diteliti klo diteliti berarti ada objeknya kan bang ? Gak mungkin neliti hal ghaib menurut saya ilmiah itu empiris tidak hanya dri bisa dilihat dengan mata telanjang bahkan yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang pun klo dia ada objeknya maka bisa diteliti dan bisa masuk ke metode ilmiah
@@CahyaningNalarSalah penalaran anda mas 🙏 Mohon maaf 🙏 Gravitasi itu masih dkatakan Empiris mas, Bukan karena bisa dilihat langsung tapi gravitasi dikatakan empiris dari penurun an fakta-fakta lain yg bisa diamati, Rumusnya: g = F/m Ket : F = gaya yg bisa diamati m = massa dengan satuannya gram atau kilogram g = gravitasi jadi, nilai gravitasi itu masih empiris karena hasil dari hubungan fakta lain.
@@alghoffary_21 ngaji sama yahudi outputnya cm jadi manusia yg plongo dan emosian. Jauh dari kriteria kaum akademis dan berfikir. Kemiskinan dan kebodohan adalah surga buat yahudi azkenazi menjalankan misi besar mereka. Pengikutnya didoktrin buat jadi keset dan tameng hidup.
@@CahyaningNalarbaru ribuan subs aja udh star sindrom😂 kecuali lu punya prestasi hebat seperti guru gembul. Bilang aja takut berdebat secara langsung kwkw, atau gak mau keliatan berwawasan kurang? 😂
jika Tuhan ada dengan dalih karena ada ciptaanNya (alam semesta beserta isinya), lalu jika alam semesta ini tidak ada, apakah Tuhan masih tetap ada? kan ga ada bukti ciptaan.
Saya pikir ada kekacauan linguistik jika menggabungkan dua istilah menjadi satu makna, karena hanya akan mengaburkan makna,menggabungkan kata teis dan gnostik juga kata yang lain jelas2 kacau dan bersifat paradoks anda gak bisa dalam waktu bersamaan menyatakan percaya tuhan tapi dilain sisi juga bisa membuktikannya... karena percaya berarti ketiadaan data empiris sebaliknya data empiris tidak memerlukan kepercayaan...
Bnyak yg gak paham di komentar ini, Apa yg di sampaikan oleh cahya coba pahami dulu diskusinya g gembul dan pahami yg di sampaikan oleh beliau nya..cahya, haduhhh banyak krisis berfikir di sini..apakah km tahu kalo km tidak tahu atau km tidak tahu kalo km tidak tahu?
Manusia memandang TUHAN harus melalui DUA SUDUT PANDANG, maka akan menemukan : - kebenaran RELATIF 25 %, sebagai ruang terbatas semua aktifitas manusia, termasuk utk kepentingan Ilmu Pengetahuan, riset - kebenaran MUTLAK 75 %, sebagai ruang TAK TERBATAS, penuh MISTERI yg tak pernah terungkap. Manusia DILARANG memasukinya yg bisa menimbulkan kesewenangan wenangan, Curang, Dusta & Korup. Kemudian TUHAN memandang manusia termasuk ciptaanNYA hanya dari SATU SUDUT PANDANG yg akan melahirkan : - Kebenaran MUTLAK - Keadilan MUTLAK - Kejujuran MUTLAK - Pengetahuan MUTLAK - Kecerdasan MUTLAK - dst dst dalam arti kata segalanya 100 % milik Tuhan, tak terdefinisikan, satu & tak terbatas. Hubungan Tuhan dgn manusia ibarat bangun SEGITIGA atau titik koordinat (0,0) sebagai PUSAT yg dikelilingi oleh titik2 koordinat lainnya
Apalah abang ni , inti dri percakapan Guru gembul terkait tuhan ,keberadaan ada & tiada tuhan itu beriringan jdi kita tidak bisa membuktikannya krn itu di luar kemampuan kita sebagai manusia yg bisa kita lakukan Sebagai Ciptaanya hanya Percaya & mengikuti perintahnya serta menjauhi laranganya ,sekian 🗿
Gw inget teori guru gembul soal 'mahkluk' 1 dimensi, 2 dimensi, 3 dimensi, dimana hukumnya tidak bisa suatu mahkluk mengetahui pengetahuan diatas wujud dimensinya tanpa diberikan kewenangan oleh mahkluk dimensi atas. Misal gambar/anime merupakan mahkluk 2 dimensi yang hidup di alam 3 dimensi yang hanya bisa berperilaku dan berwujud sesuai dengan kewenangan penciptanya yaitu manusia. Anime tidak bisa melampaui hukum yang diberikan oleh penciptanya mau seberapapun dicoba. Manusia adalah mahkluk 3 dimensi yang hidup di alam 4 dimensi. Seperti yang gw bilang diawal, manusia ga mungkin bisa menguak misteri mahkluk 4 dimensi jika mahkluk 4 dimensi tidak mengizinkannya kecuali manusia bisa berevolusi menjadi mahkluk 4 dimensi.
Beliau sedang membandingkan listrik, gravitasi dan tuhan. Yang sudah sangat sangat jelas perbedaan tentang pembuktiannya. Tuhan itu keadaan dan ketiadaannya sama sama tidak empiris. Yang dimaksud empiris itu bisa dibuktikan secara berulang n konsisten dengan metode harus indrawi, objektif. Listrik n gravitasi bisa kita indra, sedangkan tuhan, tidak. Beda dengan konsep tuhan, yang mana mirip dengan teori elektron. Ketika dalam pencariannya anda menemukan tuhan, pasti itu bukan tuhan. Hanya perasaan dan dipikiran kamu saja, subjektif, tidak dengan indrawi. Sehingga cukup di percaya saja, tanpa mungkin untuk di indra dst. Pengetahuan tentang konsep tuhan dan mengetahui tuhan itu sangat berbeda. Maka perdebatan itu di konsep saja. Tidak di ranah kepercayaan karena sangat2 subjektif. Tiap orang tuhannya itu pasti beda beda. Sekian terimagaji
Yg mas bilang teis gnostik bisa membuktikan tuhan secara ilmiah setelah dikaji kan itu bukan ilmiah mas. Itu spekulasi atau asumsi bukan bukti. Kalo mau disebut bukti, ya berarti itu bukti subjektif atau bukti teologis, bukan bukti ilmiah. Kecuali mas mau pake definisi ilmiah itu dari kata ilmi yg bhs arab artinya itu ilmu yg konteksnya umum bukan ilmu yg scientific. Dan konsekuensi logisnya karena ilmi itu terlalu umum, maka ga salah dong kalo bilang zodiak, sihir, weton, tarot, dan apapun yg sudah dirumuskan manusia dan kaidah berpikirnya disebut ilmiah. Kalo saya pribadi sih cenderung ilmiah itu dgn definisi scientific, artinya harus ketat, objektif, terukur, transparan, bisa di uji, konsiten. Lagian menurut saya aneh sih mengembalikan kata ilmiah ke bhs arab. Ketika kata serapan sudah diserap, ya dia akan berdiri sendiri sesuai konsensus dmn bhs tsb disebut diserap, bukan lg mengembalikan ke bahasa aslinya. Dalam bhs indonesia, ilmiah itu scientific, bukan ilmu umum.
Saya penasaran, bagaimana guru gembul membuktikan kebenaran alquran SECARA ILMIAH.... Tidak ada manusia yang menyaksikan nabi saw menerima wahyu di gua hira, tidak ada manusia yang menyaksikan nabi ber isra miraj, dll
@@syahrulsafitrarahul1699syahadat itu kesaksian, bukan "percaya". Bersaksi artinya memiliki bukti dari kebenaran. Kalo cuma sekedar percaya dogma, itu seperti tetangga kita.
@@syahrulsafitrarahul1699di qur'an surah muhammad ayat 19 Allah bilang : fa'lam annahu la ilaha illallah. Fa'lam itu maknanya kita disuru ilmui, pelajari, ketahui. Setelah kita bisa pelajari, baru kita bilang "la ilaha illallah", tiada tuhan yang patut disembah kecuali allah.
@@apoetrayasudah coba terangkan gimana caranya untuk mengetahui Tuhan itu ada dan agama islam itu benar? Jangan nyuruh orang lain untuk membuktikannya karna orang lain termasuk saya dan guru gembul meyakini agama islam adalah benar tanpa perlu dibuktikan. Nah yang minta pembuktian kan anda, ya anda cari sendiri buktinya jangan nyuruh org yang percaya mencari bukti😂 orang lain sudah final tapi anda masih belum, jadi anda sendiri yang harus membuktikannya, selamat mencoba.
@@AniatyaYuanat sebenarnya problem tentang menalar Dzat tuhan ini sudah ada di zaman ke khalifahan, contohnya mutazilah yg ngotot banget ingin merasionalisasikan Dzat tuhan, baru setelahnya perdebatan itu ditutup oleh salah satu ulama (lupa saya namanya, nanti kalo ingat insyaallah saya edit), dan konklusinya adalah untuk persoalan Dzat tuhan itu tak bisa kita nalar... Sekian
Secetek apapun pengetahuan kita, apakah ada yg pernah membaca karya ilmiah penelitian gg? Seperti orang pada umunya gg hanya duduk dibelakg meja membaca banyak bahan untuk memproduksi hipotesa. Mari berpikir manusiawi dengan satu pertanyaan simple "dimana dan sejak kapan fakta tunggal lokal dipakai ilmuwan untuk mengkongklusikan kebenaran?" padahal bumi ini luas. Bukankah gagasan gg tidak memiliki fundamental untuk diklaim ilmiah, Semua gagasan "ilmiah" nya sudah ditumpahkan di depan RA bahwa latar belakang gagasannya adalah kritik personal terhadap oknum. Adakah yg bisa menyebutkan ilmuwan masyhur dunia yg terdorong membuat hipotesa karena sikap sentimen personal? Mengapa banyak kalngan akademik dan influencer non sponsor yg berpendidikan memadai tidak pro terhadap teori ilmiah gg? Karena mereka lebih lama terliterasi dan lebih banyak melakukan penelitian nyata dibanding siapapun apalagi dibandingkan gg.
Penampilan gg di ra itu mewakili dua keresahan, yang pertama itu kesalahpahaman menangani isu nasab, ini adalah keresahan yang anda sebut personal dan itu memang benar. Keresahan kedua adalah gg menemukan kejanggalan soal metodologi nasab baalawi, dan alih-alih mengkritik manuskripnya gg justru fokus terhadap metodologi pencatatan nasab yang ia anggap lemah. Sebenernya saya ga peduli sama keresahan kedua gg, yang saya pedulikan adalah keresahan pertama dimana oknum habib bersikap arogan dan superior serta sering kali menyeleweng dan mengubah dasar ajaran agama islam. Saya sih ga peduli baalawi keturunan nabi atau bukan, tapi saya sebagai salah satu org yang resah dengan arogansi oknum habib menuntut klarifikasi dari RA untuk menjelaskan dengan gamblang bahwa keturunan nabi sama sekali tidak memiliki privilege apapun mau itu kecil ataupun besar di masyarakat dan ajaran agama islam. Ada tidaknya pendapat keturunan nabi tidak akan mempengaruhi umat islam kecuali pribadi mereka adalah orang yang baik, bertaqwa dan berwawasan luas.
MARI KITA SEMUA BERJAMAAH JADI ATHEIS BIAR PINTAR SEPERTI YANG DI KATAKAN GURU GEMBUL. Atheis adalah orang yang tidak percaya pada keberadaan Tuhan atau dewa-dewi. Kata "ateis" berasal dari bahasa Yunani, yaitu a yang berarti "tidak" atau "tanpa" dan theos yang berarti "Tuhan" atau "para dewa". 😂😂😂😂😂😂 GEMBUL GEMBUL, BENER TAPI KEBELINGER
Mas, Colab aja sama Gurgem, dia suka kok colab sama youtuber kecil, daripada anda berargumentasi searah, biar keliatan siapa yg lebih pinter 😂, kalo gini kan keliatan maksa kalo anda mau pansos dg nama guru gembul 😂
@@erosmaya4811 siapa yg bilang jumlah pengikut adalah indikator kepintaran? Maksud gua daripada ngedompleng nama Gurgem di konten terus, mending sekalian colab aja, kalo hanya komunikasi satu arah begini kelihatan pansos doang
@@erosmaya4811benar, tetapi guru gembul sering dipanggil oleh universitas2 utk mengisi seminar, pernah berduet dengan rocky gerung, dam dipuji oleh dosen senior UI yaitu ade ermando....
1. Kasih soal matematika aja guru gembul....2 x 2 = 4.... gak usah di tulis pun setiap orang akan menjawab hasilnya adalah 4. Jadi sesuatu (termasuk Tuhan yang ia yakini eksistensinya) yang tidak nampak secara empirik bukan berarti ia tidak rasional. Seperti penjumlahan 2 x 2 = 4 2. Meyakini eksistensi Tuhan bukan sekedar percaya tok. Ia harus mampu membuktikan eksistensi Tuhan yang ia yakini. Ya, memang Tuhan tidak bisa di buktikan secara empirik oleh indera manusia. Namun bukan berarti eksistensi Tuhan tidak bisa di buktikan secara ilmiah. Akal (rasional) adalah alatnya, bukan inderawi 3. Laisa kamitslihi sai'un. Ya, memang Tuhan tidak serupa dengan apapaun. Jika sama, ia bukan Tuhan, tapi makhluk atau ciptaannya yang menempati ruang dan waktu. Bersambung.,....😅
atheis tidak sama dgn anti-theis. di benak banyak orang atheis adalah anti tuhan dan tidak percaya adanya tuhan. padahal, atheis hanya tidak mempercayai tuhan yang bersumber dari persepsi teks-teks dan tafsir buku agama. karena buku2 agama itu semua buatan manusia. analoginya seperti golput yang tidak mau memilih parpol. Sebab konsep tuhan sendiri selalu berubah seiring perkembangan zaman. Semua agama pada dasarnya adalah produk perpaduan budaya dan ajaran yang lebih dahulu ada sebelumnya. Begitu pula Islam, selain mengalami evolusi kontekstual juga mengalami sinkretis. Kita bisa melihat salah satu pilar agama Islam, haji, adalah budaya kafir pagan Arab kuno yang kemudian diislamkan. Kakbah dan haji hanyalah ritus kafir pagan yang menjadi bagian dari ajaran agama Islam awal.
Seolah pintar tapi ilmu hanya secuil... tau orang itu bisa dicek hipertensi tapi sekaligus yidak hipertensi... pengecekan hipertensi atau tidak itu berdasarkan kadar kolesterol dalam darah... kolesterol tinggi maka akan terindikasi hipertensi... tapi bila kolesterol nya tidak menyumbat pembuluh darah maka tidak termasuk hipertensi... jadi ilmu anda yang menggunakan istilah ini ternyata malah mementahkan argumen anda...
Izin, Saya kurang setuju dengan anda 🙏 Empiris yg anda maksud Sesuatu yg bisa dilihat langsung oleh mata, Saya Kurang setuju 🙏 Kalau mau cek lagi, empiris itu adalah suatu percobaan atau pengamatan. Jadi bukan hanya langsung dilihat oleh mata, Misalnya bakteri/virus itu sangat kecil dan tidak kasat mata, apa bukan empiris?? Tentu Empiris karena kita menggunakan alat bantu dalam pengamatannya.
Gravitasi itu masih dkatakan Empiris, Bukan karena bisa dilihat langsung tapi gravitasi dikatakan empiris dari penurun an fakta-fakta lain yg bisa diamati, Rumusnya: g = F/m Ket : F = gaya yg bisa diamati m = massa dengan satuannya gram atau kilogram g = gravitasi jadi, nilai gravitasi itu masih empiris karena hasil dari hubungan fakta lain.
@@onepunch6517 mau bagaimanapun bakteri atau virus itu, ia tetaplah memiliki bentuk begini dan begitu. Artinya, bentuk materi masih bisa dilihat dengan mata meskipun dengan microscope misalnya. Percobaan dan pengamatan yang dilakukan untuk menetapkan adanya gravitasi, tetap saja, yang dijadikan percobaan dan pengamatan itu bukan gravitasi itu sendiri, tetapi tanda2 indrawi yang menunjukkan adanya gravitasi. Sedangkan gravitasi itu sendiri tidak bisa dilihat.
@@ahmadfauzy3866 kalau anda bilang gravitasi itu tidak bisa dilihat makanya dikatakan tidak Empiris Jadi, Angin juga bukan objek yg Empiris dong. Kan sama2 tidak bisa dilihat.. Makanya Empiris itu bukan hanya yg bisa kita lihat langsung tapi juga kita amati dari alat2 bantu atau yg bisa diukur perubahannya 🙏👍
Makanya maaf sekali 🙏 Kalau definisi dari video ini tentang empiris kurang tepat 🙏 Boleh juga kita cek atau pelajari dan bandingkan tentang empiris dari sumber lain 🙏
@@onepunch6517 loh, bukan begitu maksudnya😅. Gravitasi itu sendiri kan tidak bisa dilihat. Terus, knp ia tetap disebut ilmiah? Jawabannya karena gravitasi itu sendiri bisa ditetapkan keberadaannya dengan percobaan dan pengamatan. Saya membenarkan hal ini. Anda jangan mengira saya menolak keilmiahan gravitasi. Coba pahami pernyataan saya dengan baik dan benar. Ketika seseroang menetapkan keberadaan gravitasi, apa yang dijadikan percobaan dan apa yang diamati? Apakah gravitasi itu sendiri atau objek lain yang menandakan adanya gravitasi? Tentu objek lain ini yang dijadikan percobaan dan diamati. Masalahnya, bukankah keberadaan Tuhan juga ditetapkan dengan cara mengamati alam semesta? Terus kenapa ada tuduhan "gravitasi itu ilmiah, sedangkan penetapan keberadaan Tuhan tidak Ilmiah"? Kan aneh di situ. Gitu maksud saya. Dan di vidio itu, slaah satunya, juga ingin menunjukkan keanehan itu
Dahlah bang, awalnya gw exited nonton video lu, akhir2 ini lu kbanyakan milking dri figur guru gembul buat menarik viewer beliau. Udah gitu yg lu debunk ga tepat lagi, lu jdi terlihat sok tau.
Kami percaya tuhan spinosa😹👍 Aliran kami rasionalisme. Agama itu alat/strategi politik yg mencatut nama tuhan untuk menunundukan & mengatur org/rakyat/negara untuk mencapai ambisi si pembuat politik agama. Tugas kita semua sekarang adalah menuntut org2 yg sok tau agama untuk menunjukan bukti kalau mereka sering piknik ke sorga & kongko2 dg tuhan lengkap dg saksi2 dan dokumentasi audiovisualnya. Itu!!! Untuk itu jangan kita sotoy & merasa paling benar.
Ilmiah itu bukan untuk mencari kebenaran. Ilmiah itu mencari fakta. Fakta itu objektif.Science itu bebas nilai..ilmiah itu objektif, terukur, sistematis.. dua kata lucu tuh ilmiah subjektif.. wkwk
gak Usah di tonton baca komen aja guys😂, subscriber gugem tu dah faham drpda nilai cmn potongan video bwt konten😂😂😂
Saya anak pesantren, saya juga senang sain. Saran saya, jangan mengukur iman orang lain. Iman kadang kita dapati dengan cara masing masing
Ilmiah contohnya buat saya sih simpel, membuat mobil & motor misalnya, fisiknya ada, bermanfaat, bisa di gunakan, bisa di buat berulang-ulang.
Listrik bisa diindra x. Rasa Kesetrum itu bagian dari indra. Kamu jgn patokan cuma dari 5 indra aja😂. Rasa lapar haus jg bagian dari indra.
Bisakah tuhan dimasukan ke dalam suatu rumus untuk memprediksi gejala selanjutnya?
Kalau gravitasi dan listrik sudah bisa dan hasilnya konsisten
Hindu. Untuk dapat melihat Tuhan diperlukan persyaratan khusus yang non ilmiah. Tuhan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah
Ibarat angka ; berapakah angka termessr atau terkecil?
tolong bisa sebutkan apa persyaratan khususnya itu ya ?
Mgkn siabang mesti nonton vidio2 gugem yg lain. Beliau selalu menempatkan suatu kaidah ilmu berdasarkan apa yg lagi dibahas. Contoh coba antum cari vidio gugem yg bahas kenapa saya masih beragama yg pembahasannya perihal kanker disitu abang gabakal bilang lagi gugem teis agnostik. Kalo abang nontonnya cmn satu vidio apalagi cmn ktmu satu statement. Ya abang cmn bakal dpt satu sudut pandang. Saya baraya dari subs beliau msh 30rb an dan diawal2 dia bwt konten, dia slalu berstatement dan berharap penontonya semakin byk dapet sudut pandang di konten2 org lain
@@aputhantu1210 Jangan cuma tongkrongin "Gemar Ngibul" coba tonton2 video2 bagus lainnya,
@@CahyaningNalarwaduh nih org udh adhominem aja. Gw ngmng gitu bkn brarti gw cmn nonton sigugem justru dri gugem gw makin niat mencari POV lain dri suatu kaidah ilmu. Kekny ente bnran pansos deh. Kirain bakal punya perspektif lain apa yg mau dipaparin dri tulisan gw diatas😂
@@CahyaningNalarguyonan rocky dijadiin kesimpulan dan dianggap kebenaran wkwk, bung rocky bakal ketawa asli
@@CahyaningNalar terlihat dari komentar anda, yang ingin anda sampaikan itu edukasi atau menyebarkan kebencian???
Pakaian anda merupakan simbol dari agama, namun komentar anda sangat tidak pantas...
Jangan gara2 kelakuan anda, netizen jadi membenci sebuah agama...
Disini anda punya tanggung jawab menjaga nama baik diri sendiri dan agama yang anda pegang...
Yg pny cenel kl duduk bersama gurgem diskusi bakal ngangguk² terbata² krn pinter ngomongnya divideo doang
Mnding liat lagi bang video2 gugem...
Dia salah satu pemikir yg patut diperhitungkan..
Dan gw cukup dpt sesuatu hal yg baru yg bahkan luput di bahas orang lain..
Ilmiah memang harus empiris selebihnya ranah kerja filsafat .. Sepertinya setiap kemajuan ilmiah selalu dahului kerja filosofis ilmuwan.
Saya islam. Dan ada ayat yg berbunyi "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat". Ya sudah itu sudah menjawab kenapa Allah SWT tidak akan bisa diilmiahkan dengan ilmu2 manusia yg terbatas ini. Jadi saya hanya bisa ber IMAN. Dan ini sudah di peringati imam2 di zaman dulu jangan mempertanyakan Tuhan 🙏 kalau ada yg salah silahkan diskusi ya 🤣
Boleh nanya? Kenapa kok Anda percaya sama ayat-ayat itu? 😁
@@andiktaufiq5037 Nah ini baru Cerdas,,, ?? G mau pakai otak si @dandynugraha5530 ini
@@CahyaningNalar waduh.. saya niatnya cuman mau diskusi dgn akal sehat sama @dandynugraha5530 perihal keimanan bro, bukan langsung mau ngejudge keyakinan orang, apalagi sampe ngatain "ga pakai otak". Saya pikir Anda adalah youtuber yg cukup bijak, rupanya tidak.
@@andiktaufiq5037 heheee... Santai bro.. biar semangat diskusi harus keras...
@@CahyaningNalar wkwkwk keras boleh bego jangan😂😂
Bro, tuhan yang di imani guru gembul itu adalah Tuhan yang tidak bergantung dengan apapun dan tidak serupa dengan apapun. ALLAH.
Jika dia membicarakan zatnya, maka dia akan bertentangan dengan apa yang dia imani karena kalau sudah tidak serupa dengan apapun dan tidak bergantung dengan apapun berarti tidak ada analogi atau apapun yang bisa dia bayangkan yang bisa mempresentasikan Tuhannya.
Jadi, dia bilang berhenti sampai di sana adalah hal yang konsisten dan sesuai dengan apa yang dia imani.
Kalau lu tertarik bahas ngalor ngidul tentang ketuhanan ya seharusnya lu cari orang lain.
Tapi kayaknya lu cuma pengen pansos aja.
Well said
Pemilik Channel ini sepertinya mau membantah metode pemikiran Guru Gembul tapi argumennya masih setengah mateng. Hal yang paling menonjol dari yang dia sampaikan adalah pertanyaan maksud guru gembul atau spekulasi pemikiran guru gembul terhadap sesuatu. Jadi walaupun dia sudah memberikan kesimpulannya tapi argumennya masih lemah untuk bisa dipercaya. Seperti hal hal yang dia analogikan saya tangkap belum pas dengan konteks yang dia bicarakan. Gw saranin sih dia minta collab ke guru gembul biar bisa dijelaskan secara langsung oleh yang bersangkutan.
Tapi meskipun gitu gw cukup berharap sama channel ini agar bisa berkembang supaya ada pembanding argumennya guru gembul.
Kasian dia TDK di anggap oleh GUGEM 🤣🤣
Jika tuhan tidak serupa dengan apapun berarti dia tidak ada dong!!!! Dan jika tuhan tidak bergantung pada apapun, kenapa ada iblis, nabi, rasul, dan malaikat yg di berikan tugas, mestinya Tuhan melakukannya sendi
@@TanWir-sf2nb justru kalau dia serupa dengan sesuatu maka dia harus bergantung pada sesuatu. Tuhan di agama islam sendiri adalah absolute, misterius dan tunggal. Kalaupun dia menciptakan sesuatu untuk suatu tujuan bukan berarti dia tidak bisa melakukan itu. Jawabannya sebenernya udah jelas, terserah Tuhan mau melakukannya lewat menciptakan suatu mahkluk atau cara lain, ga ada hal yang salah dari itu.
Proses ilmiah yang dapat di terapkan itu bagaimana?
Contoh penciptaan motor/hp/kaca. Bisa terangkan proses-proses ilmiah industri primitif dan modern, dan alasan kenapa benda-benda ini harus ada dan tercipta, bisa jelaskan agar mudah dipahami oleh orang awam?
Bg coba belajar metodologi ilmiah bg, seperti yg digunakan untuk penelitian S1 - S3, mungkin abg bisa dapat gambaran besarnya, ilmiah itu gabungan dari rasional + empirik
@@syahrulsafitrarahul1699 dia cuma pengen pansos. Poin argumentasinya aja gak jelas. 🤣🤣
Apakah anda mahasiswa?
Izin bertanya, jika ilmiah harus rasional dan empirik atau terbukti secara panca indera apakah sesuatu yang rasional tapi tidak bisa dibuktikan secara empirik tidak dianggap ilmiah?
@@sypoos2417 bantu jawab. Tapi saya gak kuliah. Malah gak tamat sekolah.
Agar gak salah faham mari kita tetapkan duduk perkaranya. Dengan menjelaskan apa itu Rasional dan apa itu ilmiah.
Perbedaan antara rasional dan ilmiah terletak pada pendekatan dan konteks penggunaannya:
Rasional: Rasionalitas merujuk pada kemampuan untuk berpikir secara logis dan menggunakan akal untuk menganalisis informasi, menarik kesimpulan, dan membuat keputusan. Pendekatan rasional dapat mencakup pertimbangan subjektif dan intuitif, serta penggunaan argumen yang bersifat filosofis atau normatif. Rasionalitas tidak selalu bergantung pada bukti empiris; seseorang dapat menggunakan pemikiran rasional untuk mempertimbangkan nilai, etika, atau ide-ide yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Dalam hal ini, rasionalitas sering kali bersifat lebih umum dan dapat mencakup berbagai disiplin ilmu dan konteks.
Ilmiah: Pendekatan ilmiah, di sisi lain, lebih spesifik dan terfokus pada metode empiris dan sistematis untuk memahami fenomena alam. Ilmu pengetahuan menggunakan metode ilmiah yang melibatkan observasi, pengukuran, percobaan, dan analisis data untuk mengembangkan teori dan hukum. Pendekatan ilmiah memerlukan bukti yang dapat diuji dan diulang, serta selalu terbuka untuk revisi berdasarkan penemuan baru. Oleh karena itu, pendekatan ilmiah lebih terbatas pada konteks fenomena yang dapat diukur dan diuji secara objektif.
Dengan demikian, meskipun keduanya melibatkan penggunaan akal, rasionalitas mencakup pemikiran logis yang lebih luas, sedangkan pendekatan ilmiah berfokus pada pengujian empiris dan metode sistematis untuk memahami sebuah isu atau fenomena.
Jadi, meskipun kita bisa menyimpulkan sesuatu dengan secara rasional. Tapi untuk di sebut ilmiah memerlukan metode ilmiah.
Misal, dengan melihat benda jatuh, kita secara intuitif bisa menyimpulkan pasti ada sesuatu yang menyebabkannya. Gravitasi. Nah untuk membuktikan bahwa gravitasi itu ada secara ilmiah, dibutuhkan eksperimen dengan metode ilmiah. Contoh.
Gravitasi dapat diukur dan diuji melalui berbagai metode yang telah terbukti konsisten dan dapat diandalkan. Salah satu cara untuk mengukur gravitasi adalah menggunakan alat seperti gravimeter, yang mendeteksi perubahan kecil dalam gaya gravitasi di permukaan bumi. Pengukuran ini dapat menunjukkan variasi gravitasi di berbagai lokasi, yang disebabkan oleh perbedaan kepadatan material di bawah permukaan. Selain itu, hukum gravitasi universal yang dirumuskan oleh Isaac Newton memungkinkan ilmuwan untuk menghitung gaya tarik menarik antara objek berdasarkan massa dan jarak, yang telah diverifikasi melalui pengamatan jatuhnya benda dan gerakan planet.
Eksperimen dan pengamatan lainnya juga mendukung keberadaan dan konsistensi gravitasi. Misalnya, gerakan planet di sekitar matahari dan bulan di sekitar bumi mengikuti hukum gravitasi, dan orbit mereka dapat diprediksi dengan akurasi tinggi. Selain itu, teori relativitas umum yang dikembangkan oleh Albert Einstein menjelaskan gravitasi sebagai lengkungan ruang-waktu yang disebabkan oleh massa, dan telah diuji melalui berbagai eksperimen, seperti pengamatan pergeseran cahaya bintang selama gerhana matahari. Semua bukti ini menunjukkan bahwa gravitasi dapat diukur dan dibuktikan secara empiris.
@@avrhyzeo saya lihat keterangan anda masih menekankan bahwa ilmiah itu harus empirik.
Oke nggak masalah karena itu pandangan anda.
Tapi yang masalah bagi saya dan mohon anda bantu menjawab, jika sesuatu disebut ilmiah itu harus ada pembuktian secara inderawi yang hasilnya konsisten maka yang saya tanyakan apakah ilmu filsafat, ilmu bahasa atau gramatika dan ilmu moral atau adabiyah tidak bisa disebut ilmu karena tidak ilmiah sesuai keterangan anda?
@@sypoos2417 oke saya jawab, supaya mudah saya analogikan saja, ibarat ilmu itu terbagi jadi 3 macam, ada ilmu aqidah(keyakinan, agama dsb), ilmu filsafat(logika, etika & moral, bahasa dsb) dan ilmu Ilmiah (empirik + logic, dapat di uji).
jadi filsafat dan aqidah itu adalah bagian dari ilmu tapi bukan ilmiah.
Ilmiah sudah pasti ilmu, tapi ilmu belum tentu ilmiah...
Kita hidup berdasarkan kesepakatan , kita tau tuhan berdasarkan kesepakatan , ilmu dan pengetahuan yang kita miliki juga berdasarkan kesepakatan , pikiran kita juga hasil dari income informasi orang lain dan itu juga hasil dari kesepakatan .
Saya heran dengan orang orang yang suka berdebat dan merasa dirinya paling tau tentang sesuatu , apalagi memperdebatkan tuhan itu ilmiah atau tidak ilmiah .
Bagi saya tuhan itu ilmiah dan tidak ilmiah artinya bisa keduanya , jika kita lepas dari dimensi dan tidak terikat apapaun kita bisa mengilmiahkan tuhan , jika kita masih berada di dalam dimensi dan masih terkitat dengan sesuatu maka tuhan tidak bisa di illmiahkan .
Jadi please lah berhenti memperdebatkan tentang tuhan , karna itu sia sia .
Bagi saya obyek yg dhohir/nyata waijib ilmiah(masuk akal),tapi untuk hal yang ghaib tak masuk akal gak masalah cukup di percayai berdasarkan iman.
Siapa yg bs membuktikan bahwa tuhan itu ada? Dan siapa yg bs membuktikan bahwa tuhan itu tdk ada? Sepanjang sejarah perjalanan manusia sepertinya tdk pernah ada yg membuktikan keduanya. Jika percaya kpd tuhan membuat hidup anda lbh baik, itu bagus. Jika tdk percaya dan itu membuat hidup anda lbh baik, itupun bagus hehe
Pengen bangat kayaknya viral bg,ngebahas gugem terosss...😂
@@oktoharyanto2588
😂😂😂
😂😂😅😅😅
bang bikin konten ngobrol dengan chat gpt
@@amria5725 betul saya sedang menyiapkan ini. Terimakasih masukannya .
Kalau dari penjelasan ini,saya mengidentifikasi diri saya sebagai
Teis gnostik dan agnostik ,
gnostik dan agnostik saya pakai sesuai konteks apa yg jadi pembahasan dan tujuan dari konteks awal tadi.
dan saya meyakini Tuhan karna kesadaran dan penalaran logika.
tapi kalau data secara empiris memang tidak bisa dibuktikan.
Ilmiah sudah pasti logis dan logis belum tentu bisa dianggap secara ilmiah.
Menarik nih pembahasan ni Abang membuka pikiran kita dengan mengkritik metode ilmiah yang menarik itu soal gravitasi sih emng kita TDK bisa melihatnya dengan mata kepala TPI dia bisa diteliti maka bisa dibilang gravitasi itu ada kan??
Ilmiah bukan hanya bisa dilihat tetapi bisa di ukur atau dihitung bg
@@syahrulsafitrarahul1699betul
Gravitasi, angin, bau kentut, telinga diri sendiri itu empiris walaupun masing² diantaranya ada yang tidak bisa dilihat, dicium, diraba, dirasa, didengar.
Bangsa lain udah bikin teknologi macam² yg canggih bgt, kaum beragama di Indonesia masih berdebat soal Definisi "ilmiah" 😢
@@fhandeyzzz ente udah bikin apa tong??
udah bg lanjut aja debat nya, gk mau komen lagi gw👍🏻
@@fhandeyzzz hehehe.. baru ditanya gambek??
dih, tau darimana lu gw ngambek? 😂
gw gk peduli sm Lu, Lu siapa? kenapa juga gw harus jelaskan karya gw ke lu? lu gk kenal gw, gw jg gj kenal lu kalau gw kasi tau karya gw ke lu apa faedah nya? kalau pun 'ada' juga lu gk bakal puas dan tetap bakal nyerang gw dgn argunen lu.
yaudah gini aja, gw gak suka berdebat , gw kasi nasehat aja, sebaik dan sepintar apapun lu jelasin "ilmiahnya Tuhan" yg penting saat waktunya sholat, kita sholat. udah gitu aja. salam
Lihat komen disini, banyak yg kritik cahyaning..
Anda cukup diskusi aja bang, kebanyakan teori, keimanan seseorang itu tidak bisa di analisa atau di ukur walaupun anda mengumpulkan seluruh buku di dunia ini
Keimanan itu bisa naik turun om, makanya pentingnya belajar nambah ilmu pengetahuan untuk menambah keimanan , bukan memperbodoh diri dgn doktrin dogma.😅
@@cenel2an naik turunnya itu hanya anda dan tuhan yang tau
@@cenel2an anda bisa menyimpulkan gak sih sepenggal kalimat?
orang yang gak percaya tuhan itu ada... bakal berakhir menyembah 2 hal ...uang dan orang lain
Saya hanya ga mengerti yg namanya WAHYU TUHAN, mohon pencerahan suhu semua
Bro collab aja sama Guru Gembul, udah.. Anda punya pemahaman filosofis yang menarik.
Banyak yang kena clickbait sama judulmu bro 🤝
Mau nanggapin aja video ini.. ilmiah itu sendiri konsensus.
saran saya mas, video ini takedown aja. pahami lebih banyak buku tentang ilmu, penelitian dan definisi ilmiah lebih dalam dari berbagai perspektif. ingin menyimpulkan tentang tuhan seseorang? pahami lebih banyak lagi orangnya, pahami lebih banyak lagi pikirannya. peace out
Setuju
Tuhan dia Allah bro, nabinya Muhammad saw. Cuman dia milih cara beragama yg "berbeda" dari mainstream. Dia memilih menjadikan kitab suci dan hadits nabi sebagai inspirasi dalam tindakan di dunia nyata, dan membatasi banyak bicara ranah metafisika seperti yg dibahas di ilmu kalam, fiqh, tasawuf, filsafat.
Dia lebih apresiatif ke sirah nabawiyah karena lebih konkret, bagaimana kitab suci diejawantahkan dalam dunia nyata oleh nabi. Namun, dia skeptis terhadap ajaran Islam yang melembaga di era pasca nabi wafat. Dia anggap hanya sebagai produk budaya
Apakah ada yg tau istilah akademis dari cara beragama yg seperti itu?
Hal yang gw pahami setelah menelisik sejarah agama islam sampai saat ini adalah 'ajaran' agama islam tidak pernah sama dari zaman ke zaman, selalu ada perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu sampai sekarang, dan hanya beberapa ajaran yang termanuskripkan yang bisa relatif 'sama' dari produk keluaran awal. Sisanya lebih banyak dimodifikasi dan di biarkan sama tapi tidak laksanakan.
tidak ada rosul kecuali menasah syariat yang berlaku di masa rosul pendahulunya. (kecuali kaidah tauhid) contoh syariat di hari ini mengharamkan adik kakak menikah sedang di masa nabi adam as tidaklah haram. juga ghanimah dll.
Yg sy tau. Klo ulama2 islam, guru2 disekolah, berfikiran seperti guru gembul. Sudah maju sdm kita
mungkin kalo bahasa modern sekarang sebutannya muslim yang berpandangan reformis
dalam artian terus menelaah wahyu agar membumi/diimplementasikan
beda mas,,, sepertinya ada logical falacy disini
LISTRIK berkausalitas dengan LAMPU karena bisa dideteksi dengan alat tertentu bahwa lampu ini menyala TAK LAIN DAN TAK BUKAN disebabkan oleh adanya aliran listrik yang bisa diukur dengan mata melalui Voltmeter, Amperemeter, dll dan eksistensi listrik itu emphiris dan aktual.
berbeda dengan tuhan, jika anda mengatakan TUHAN itu ilmiah dilihat dari kausalitas CIPTAAN-CIPTAAN-Nya, yang jadi pertanyaan tahu dari mana kalo semua ini diciptakan oleh tuhan? ada bukti ? untuk mengatakan alam semesta ini ciptaan tuhan apa buktinya kalo itu bukan ngarang? bisa aja kan yang nyiptain semua ini adalah bukan tuhan tp sesuatu yg ada di dimensi ke-10 misal, mengatakan alam semesta diciptakan oleh tuhan sebenarnya kan jumping conclusion
makanya saya sepakat dgn gugem, anda boleh saja ngoceh apapun tentang ketuhanan itu ilmiah, tapi ujung2nya bakal mentok di ranah keimanan yang subjektif
Jika tuhan tdk bs dibuktikan scr ilmiah tdk ada masalah. Selama tuhan tdk memerintahkan manusia utk berbuat jahat, mencuri, menyakiti, merugikan, mengambil nyawa dan harta benda org lain. Tuhan ada atau tdk itu tdklah penting, krn buat apa percaya kpd tuhan jika kepercayaan itu tdk membuat seseorang menjadi pribadi yg bermanfaat bagi sesama dan lingkungan.
Betull, settuju banget
Narasumber belajar dari pesantren keknya.. tidak pernah belajar sains dengan serius..
(maaf, adhominem jg)
😂😂😂
Menyalanya lampu oleh sebab ada aliran listrik,, ini ilmiah menurut anda 😂
Bisa ditunjukkan secara empiris melalui gejala dan dampaknya.
Anda komparasikan dengan gejala terciptanya alam semesta... apakah Tuhan yang menciptakannya.. apakah tidak mungkin ciptakan selain Tuhan.
Yang jadi pertanyaan... bagaimana penemu "sebab" itu dulunya kok bisa menamai listrik?.
Apakah listrik itu yang ngasih tahu?.. Tentu tidak!.
Munculnya kata LISTRIK itu ya dari klaim si penemu..
Lalu di "iyakan" oleh orang lain.
Di sini sebenarnya ada subyetifitas juga.
Karena berdasarkan klaim orang pertama.
Bukan dari SESUATU YANG MENYEBABKAN LAMPU MENYALA itu sendiri.
Coba dulu dikatakan itu namanya lontong...maka hingga saat ini pun akan dikatakan orang "yang menyebabkan lampu menyala adalah LONTONG".
Bagaimana dengan alam tercipta?.
Jika klaim tentang Tuhan sebagai PENCIPTA itu ada sejak orang pertama (entah dari mana dulu berasal sebutan itu),lalu diikuti oleh orang orang berikutnya hingga sekarang...maka untuk mengatakan alam mungkin diciptakan selain Tuhan ya silahkan.. Asal klaim itu diterima oleh orang banyak.
Apa atau siapa jika pencipta itu selain Tuhan?...
Ya Tuhan juga namanya 😂
@@paitro1342 kl tdk diciptakan oleh tuhan, sebutlah yg setara tuhan kita namai lontong jg boleh hehe
😂😂😂
Masbro, cuma bahas nasab ba alawi berdasarkan pengetahuan yg anda ketahui..
Kita2 pingin dengar..
Ciusss..
😂
Sebenarnya gak penting bahas hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan, kepercayaan atau sejenisnya, yg penting itu adalah landasan moral yg ada pada ajaran agama dan bagaimana itu bisa diterapkan pada kehidupan manusia sehari-hari. Bukannya itu yg sering kali ditekankan pada agama-agama tertentu secara garis besar?
Intinya sepintar apapun manusia tdk akan bisa menjadikan dzat Allah sebagai bahan kajian ilmiah.. Itu yg ingin di debat kan guru gembul.. Bukan aqidah islam yg lainnya
mantapp bang lanjutkan
Menurut saya, apa yang Guru Gembul maksud dengan ilmiah, berlandaskan pada pemikiran Karl Popper, tentang Falsifikasionisme, yaitu suatu cara untuk mensistemisasikan klaim kebenaran dengan koreksi atas kesalahannya (Falsifikasi). Bagaimana suatu pengetahuan dapat dianggap ilmiah adalah dengan cara menguji klaim pengetahuan tersebut dengan mencari bukti-bukti untuk menggugurkannya, dan jika bukti-bukti tersebut menggugurkan suatu klaim pengetahuan, maka pengetahuan tersebut bisa dianggap tidak saintifik, seperti yang beliau lakukan saat debat tentang nasab Habib.
bang bikin podcast sama guru gembul biar seru
@@choirul-tx7zu nah ini...
Terlalu pendek pengambilan kesimpulan ttg gugem 😁
Hehehe..
Narasumber kek keledai membawa keranjang berisi buku2..
😂 🤭@@cokroisme
Saya setuju dengan anda
Pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan dalam filsafat ilmu didasarkan pada perbedaan mendasar dalam metode, tujuan, dan objek kajian. Ilmu pengetahuan modern menggunakan pendekatan empiris yang melibatkan observasi, eksperimen, serta verifikasi untuk menghasilkan klaim yang dapat diuji dan diulang. Setiap temuan ilmiah harus mampu diverifikasi oleh pihak lain, sehingga menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan. Sebaliknya, agama lebih mengandalkan wahyu, tradisi, dan pengalaman spiritual yang bersifat subjektif serta tidak bisa diuji secara empiris. Dalam agama, pengetahuan sering kali dianggap absolut dan tidak memerlukan verifikasi melalui metode ilmiah, seperti keyakinan tentang Tuhan atau kehidupan setelah kematian.
Dari perspektif epistemologis, ilmu pengetahuan mendapatkan pemahamannya melalui pengamatan dan pengujian yang bersifat tentatif. Ini berarti setiap penemuan ilmiah selalu terbuka untuk direvisi atau ditolak jika ada bukti baru yang bertentangan. Sementara itu, agama memperoleh pengetahuan melalui keyakinan dan wahyu, yang dianggap tidak memerlukan pengujian empiris dan tetap mutlak. Contohnya, ajaran agama tentang eksistensi Tuhan tidak memerlukan pembuktian ilmiah karena diyakini sebagai kebenaran yang diwahyukan.
Secara ontologis, ilmu pengetahuan berfokus pada dunia material yang dapat diukur dan diamati. Ini mencakup fenomena fisik, kimia, biologi, dan berbagai aspek lain yang ada dalam alam semesta yang dapat dianalisis melalui metode ilmiah. Di sisi lain, agama berurusan dengan realitas metafisik yang melampaui batas-batas pengamatan manusia. Realitas ini mencakup konsep-konsep seperti Tuhan, jiwa, atau kehidupan setelah kematian, yang tidak dapat dijelaskan atau diuji melalui metode empiris.
Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk memahami alam semesta dan meningkatkan kehidupan manusia melalui penerapan teknologi dan pengetahuan yang dihasilkan dari pengujian empiris. Sebaliknya, agama berfokus pada pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan moral, seperti makna hidup, tujuan hidup, dan bagaimana manusia harus hidup secara etis. Agama memberikan panduan moral dan spiritual yang sering kali tidak disentuh oleh ilmu pengetahuan, karena fokus utama ilmu pengetahuan adalah memahami mekanisme alam, bukan menentukan nilai-nilai atau tujuan hidup.
Meskipun terdapat perbedaan yang jelas dalam metodologi, objek kajian, dan tujuan, dialog antara agama dan ilmu pengetahuan tetap mungkin terjadi. Sejarah mencatat banyak ilmuwan yang religius, seperti Isaac Newton dan Al-Ghazali, yang memandang studi ilmiah sebagai cara untuk memahami ciptaan Tuhan. Namun, di era modern, beberapa ketegangan muncul ketika klaim agama tampak bertentangan dengan temuan ilmiah. Contoh paling terkenal adalah perdebatan antara teori evolusi dan kepercayaan penciptaan. Meskipun demikian, banyak yang berpendapat bahwa agama dan ilmu pengetahuan dapat berjalan beriringan, masing-masing memberikan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi dalam memahami realitas.
Pemahaman Gurgem itu justru sejalan dengan pandangan kaum Sunni pada masa Abbasiyah. Argumentasi mereka sangat sederhana, kalau Tuhan itu bisa dicapai lewat akal,.logika dan saintifik, ya Nabi ga perlu turun. Manusia cukup cari dan buktikan keberadaannya. Justru karena tidak bisa dibuktikan keberadaannya itu secara akal maka cuma lewat Nabi kita bisa mengenal Tuhan dan itu bila kita PERCAYA pada Nabi yang mengaku mendapat wahyu.
Klw saya, dlm konteks yg anda sebut itu termasuk wilayah iman dan ilmu. Jadi tetap ilmiah sekalipun tidak melalui penelitian empiris. Iman TDK bisa terbentuk tanpa ada ilmux. Al Qur'an jg dikatakan sumber ilmu, bukan sumber iman saja. Artinya dlm Islam terkait agama, meliputi ilmu (ilmiah) dan iman. Sedangkan dlm sains yg diperoleh melalui empiris hanya ilmiah tanpa value (iman) di dalamnya
@@nahlahmarkarma1574 yang bisa diukur, bisa dibuat teorinya, bisa dihitung, bisa diverifikasi cuma yang empiris. Di luar itu cuma bisa diimani, tak bisa diverifikasi.
@@HerryNovri apa dasar anda mengatakan bhw hanya yg bisa diukur, terlihat, yg ilmiah?
Sementara kebenaran lainnya tidak ilmiah? Saya mau tanya, mana yg lebih tinggi posisinya, yg bisa diukur menurut Anda dalam hal ini empiris atau yg diimani?
@@HerryNovri selain itu dr Al Qur'an juga bisa kita buat teori, bukan sekedar yg berasal dr empiris. Empiris subjektif dan obyektif, Al Qur'an juga subjektif dan obyektif serta universal. Bedax, apa yg ada di Al Qur'an bukan teori dr manusia dr teori dr Tuhan. Jadi lebih benar mana Tori manusia atau teori Tuhan? Lebih ilmiah mana?
Jalaluddin rumi mengatakan, "kebenaran itu bersemayam di dalam hakekat, tp org2 bodoh mencarinya dalam penampakan"
Contoh listrik
Listrik bisa diuji berulang2 dengan hasil yg sama. Itu ilmiah..
Pertanyaan nya kok bisa dengan gaya itu bisa menimbulkan listrik? Jawabannya kuasa tuhan..
Pertanyaan selanjutnya: bagaimana cara tuhan membuat listrik?pakai bahan apa? Apakah ada manusia yg bisa menjawabnya?
Apalagi tentang zat tuhan,tidak mungkin ada manusia yg bisa jawab...
Menurut sy ilmiah itu sesuatu yg bisa dipelajari,dikaji,dan bisa dibuktikan secara berulang ulang dari berbagai sudut pandang manusia..
"Ilmiah harus empiris, saya kira sudah tidak memenuhi. Ini perlu dibuang ke tong sampah menurut saya", saya suka pernyataan ssmean yg ini pak, hehehe😅
@@ahmadfauzy3866 😀😀😀😀... Provokator.. 😎😎
@@CahyaningNalarbang mau nanya soal yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang seperti gravitasi bukannya gravitasi itu diteliti klo diteliti berarti ada objeknya kan bang ? Gak mungkin neliti hal ghaib menurut saya ilmiah itu empiris tidak hanya dri bisa dilihat dengan mata telanjang bahkan yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang pun klo dia ada objeknya maka bisa diteliti dan bisa masuk ke metode ilmiah
@@muhammadsyukril3298 Gravitasi itu tidak terlihat,, punya fotonya gravitasi??
@@CahyaningNalarSalah penalaran anda mas 🙏
Mohon maaf 🙏
Gravitasi itu masih dkatakan Empiris mas,
Bukan karena bisa dilihat langsung tapi gravitasi dikatakan empiris dari penurun an fakta-fakta lain yg bisa diamati,
Rumusnya:
g = F/m
Ket : F = gaya yg bisa diamati
m = massa dengan satuannya gram atau kilogram
g = gravitasi
jadi, nilai gravitasi itu masih empiris karena hasil dari hubungan fakta lain.
dan nilai gravitasi juga bisa diukur dngan persamaan2nya 🙏
Lebih jelas ini dari pada pernyataan gembul, yang ngalor ngidul waktu debat dgn gus wafi
Masa sih😂😂,, Mana ada mukibin yg berpikir ilmiah😂
@@gitariadi kaya lu wkwk
@@alghoffary_21 ngaji sama yahudi outputnya cm jadi manusia yg plongo dan emosian. Jauh dari kriteria kaum akademis dan berfikir. Kemiskinan dan kebodohan adalah surga buat yahudi azkenazi menjalankan misi besar mereka. Pengikutnya didoktrin buat jadi keset dan tameng hidup.
1:34 - gimana ceritanya pembuktian tuhan itu bisa dilakukan oleh para teolog secara ilmiah 😁
Kapan bang collab bareng guru gembul, dia pasti 100% mau kok soalnya ga pilih pilih orang nya
@@raflydermawan200 hehee... Nunggu undangan bung.. 😀😀😀
@@CahyaningNalarsama martin suryajaya aja, gugem mah lari ke politik
Kok nunggu di undang, bintang nya siapa ?@@CahyaningNalar
@CahyaningNalar..nunggu di undang ?? Emang lu siapa le 🤣🤣🤣
@@CahyaningNalarbaru ribuan subs aja udh star sindrom😂 kecuali lu punya prestasi hebat seperti guru gembul. Bilang aja takut berdebat secara langsung kwkw, atau gak mau keliatan berwawasan kurang? 😂
jika Tuhan ada dengan dalih karena ada ciptaanNya (alam semesta beserta isinya), lalu jika alam semesta ini tidak ada, apakah Tuhan masih tetap ada? kan ga ada bukti ciptaan.
Saya pikir ada kekacauan linguistik jika menggabungkan dua istilah menjadi satu makna, karena hanya akan mengaburkan makna,menggabungkan kata teis dan gnostik juga kata yang lain
jelas2 kacau dan bersifat paradoks anda gak bisa dalam waktu bersamaan menyatakan percaya tuhan tapi dilain sisi juga bisa membuktikannya... karena percaya berarti ketiadaan data empiris sebaliknya data empiris tidak memerlukan kepercayaan...
Bnyak yg gak paham di komentar ini, Apa yg di sampaikan oleh cahya coba pahami dulu diskusinya g gembul dan pahami yg di sampaikan oleh beliau nya..cahya, haduhhh banyak krisis berfikir di sini..apakah km tahu kalo km tidak tahu atau km tidak tahu kalo km tidak tahu?
Manusia memandang TUHAN harus melalui DUA SUDUT PANDANG, maka akan menemukan :
- kebenaran RELATIF 25 %, sebagai ruang terbatas semua aktifitas manusia, termasuk utk kepentingan Ilmu Pengetahuan, riset
- kebenaran MUTLAK 75 %, sebagai ruang TAK TERBATAS, penuh MISTERI yg tak pernah terungkap. Manusia DILARANG memasukinya yg bisa menimbulkan kesewenangan wenangan, Curang, Dusta & Korup.
Kemudian TUHAN memandang manusia termasuk ciptaanNYA hanya dari SATU SUDUT PANDANG yg akan melahirkan :
- Kebenaran MUTLAK
- Keadilan MUTLAK
- Kejujuran MUTLAK
- Pengetahuan MUTLAK
- Kecerdasan MUTLAK
- dst dst
dalam arti kata segalanya 100 % milik Tuhan, tak terdefinisikan, satu & tak terbatas.
Hubungan Tuhan dgn manusia ibarat bangun SEGITIGA atau titik koordinat (0,0) sebagai PUSAT yg dikelilingi oleh titik2 koordinat lainnya
Apalah abang ni , inti dri percakapan Guru gembul terkait tuhan ,keberadaan ada & tiada tuhan itu beriringan jdi kita tidak bisa membuktikannya krn itu di luar kemampuan kita sebagai manusia yg bisa kita lakukan Sebagai Ciptaanya hanya Percaya & mengikuti perintahnya serta menjauhi laranganya ,sekian 🗿
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,"
Gw inget teori guru gembul soal 'mahkluk' 1 dimensi, 2 dimensi, 3 dimensi, dimana hukumnya tidak bisa suatu mahkluk mengetahui pengetahuan diatas wujud dimensinya tanpa diberikan kewenangan oleh mahkluk dimensi atas. Misal gambar/anime merupakan mahkluk 2 dimensi yang hidup di alam 3 dimensi yang hanya bisa berperilaku dan berwujud sesuai dengan kewenangan penciptanya yaitu manusia. Anime tidak bisa melampaui hukum yang diberikan oleh penciptanya mau seberapapun dicoba.
Manusia adalah mahkluk 3 dimensi yang hidup di alam 4 dimensi. Seperti yang gw bilang diawal, manusia ga mungkin bisa menguak misteri mahkluk 4 dimensi jika mahkluk 4 dimensi tidak mengizinkannya kecuali manusia bisa berevolusi menjadi mahkluk 4 dimensi.
Rupanya ada yg mau mempridiksinya 😂👍
Seputar ke imanan, Mana yang menurut anda lebih baik????
Menurut saya ngak ada. Klo menurutku lho... Semua keimanan dalam tanah moral baik atau buruk masih kalah sama humanisme.
@@peluangbisnis8561 semua "isme" Itu memiliki sisi gelap dan terang, tergantung pada kondisi.
Beliau sedang membandingkan listrik, gravitasi dan tuhan. Yang sudah sangat sangat jelas perbedaan tentang pembuktiannya. Tuhan itu keadaan dan ketiadaannya sama sama tidak empiris. Yang dimaksud empiris itu bisa dibuktikan secara berulang n konsisten dengan metode harus indrawi, objektif. Listrik n gravitasi bisa kita indra, sedangkan tuhan, tidak. Beda dengan konsep tuhan, yang mana mirip dengan teori elektron.
Ketika dalam pencariannya anda menemukan tuhan, pasti itu bukan tuhan. Hanya perasaan dan dipikiran kamu saja, subjektif, tidak dengan indrawi. Sehingga cukup di percaya saja, tanpa mungkin untuk di indra dst.
Pengetahuan tentang konsep tuhan dan mengetahui tuhan itu sangat berbeda. Maka perdebatan itu di konsep saja. Tidak di ranah kepercayaan karena sangat2 subjektif. Tiap orang tuhannya itu pasti beda beda. Sekian terimagaji
Yg mas bilang teis gnostik bisa membuktikan tuhan secara ilmiah setelah dikaji kan itu bukan ilmiah mas. Itu spekulasi atau asumsi bukan bukti. Kalo mau disebut bukti, ya berarti itu bukti subjektif atau bukti teologis, bukan bukti ilmiah.
Kecuali mas mau pake definisi ilmiah itu dari kata ilmi yg bhs arab artinya itu ilmu yg konteksnya umum bukan ilmu yg scientific. Dan konsekuensi logisnya karena ilmi itu terlalu umum, maka ga salah dong kalo bilang zodiak, sihir, weton, tarot, dan apapun yg sudah dirumuskan manusia dan kaidah berpikirnya disebut ilmiah. Kalo saya pribadi sih cenderung ilmiah itu dgn definisi scientific, artinya harus ketat, objektif, terukur, transparan, bisa di uji, konsiten.
Lagian menurut saya aneh sih mengembalikan kata ilmiah ke bhs arab. Ketika kata serapan sudah diserap, ya dia akan berdiri sendiri sesuai konsensus dmn bhs tsb disebut diserap, bukan lg mengembalikan ke bahasa aslinya. Dalam bhs indonesia, ilmiah itu scientific, bukan ilmu umum.
😂😂😂😂, pendapatmu ya sah, nurut keyakinannu broo
bener 😂😂 ranah privat orang dkontenin
Antitesis pak gembul yang berkualitas🙏
Saya penasaran, bagaimana guru gembul membuktikan kebenaran alquran SECARA ILMIAH....
Tidak ada manusia yang menyaksikan nabi saw menerima wahyu di gua hira, tidak ada manusia yang menyaksikan nabi ber isra miraj, dll
Makanya agama dinamakan kepercayaan, kepercayaan itu tidak perlu pembuktian, kalo percaya harus memakai pembuktian maka namanya bukan kepercayaan bg
@@syahrulsafitrarahul1699syahadat itu kesaksian, bukan "percaya". Bersaksi artinya memiliki bukti dari kebenaran. Kalo cuma sekedar percaya dogma, itu seperti tetangga kita.
@@syahrulsafitrarahul1699di qur'an surah muhammad ayat 19 Allah bilang : fa'lam annahu la ilaha illallah. Fa'lam itu maknanya kita disuru ilmui, pelajari, ketahui. Setelah kita bisa pelajari, baru kita bilang "la ilaha illallah", tiada tuhan yang patut disembah kecuali allah.
@@apoetrayasudah coba terangkan gimana caranya untuk mengetahui Tuhan itu ada dan agama islam itu benar? Jangan nyuruh orang lain untuk membuktikannya karna orang lain termasuk saya dan guru gembul meyakini agama islam adalah benar tanpa perlu dibuktikan. Nah yang minta pembuktian kan anda, ya anda cari sendiri buktinya jangan nyuruh org yang percaya mencari bukti😂 orang lain sudah final tapi anda masih belum, jadi anda sendiri yang harus membuktikannya, selamat mencoba.
@@AniatyaYuanat sebenarnya problem tentang menalar Dzat tuhan ini sudah ada di zaman ke khalifahan, contohnya mutazilah yg ngotot banget ingin merasionalisasikan Dzat tuhan, baru setelahnya perdebatan itu ditutup oleh salah satu ulama (lupa saya namanya, nanti kalo ingat insyaallah saya edit), dan konklusinya adalah untuk persoalan Dzat tuhan itu tak bisa kita nalar...
Sekian
Secetek apapun pengetahuan kita, apakah ada yg pernah membaca karya ilmiah penelitian gg?
Seperti orang pada umunya gg hanya duduk dibelakg meja membaca banyak bahan untuk memproduksi hipotesa.
Mari berpikir manusiawi dengan satu pertanyaan simple "dimana dan sejak kapan fakta tunggal lokal dipakai ilmuwan untuk mengkongklusikan kebenaran?" padahal bumi ini luas.
Bukankah gagasan gg tidak memiliki fundamental untuk diklaim ilmiah,
Semua gagasan "ilmiah" nya sudah ditumpahkan di depan RA bahwa latar belakang gagasannya adalah kritik personal terhadap oknum.
Adakah yg bisa menyebutkan ilmuwan masyhur dunia yg terdorong membuat hipotesa karena sikap sentimen personal?
Mengapa banyak kalngan akademik dan influencer non sponsor yg berpendidikan memadai tidak pro terhadap teori ilmiah gg? Karena mereka lebih lama terliterasi dan lebih banyak melakukan penelitian nyata dibanding siapapun apalagi dibandingkan gg.
Penampilan gg di ra itu mewakili dua keresahan, yang pertama itu kesalahpahaman menangani isu nasab, ini adalah keresahan yang anda sebut personal dan itu memang benar.
Keresahan kedua adalah gg menemukan kejanggalan soal metodologi nasab baalawi, dan alih-alih mengkritik manuskripnya gg justru fokus terhadap metodologi pencatatan nasab yang ia anggap lemah.
Sebenernya saya ga peduli sama keresahan kedua gg, yang saya pedulikan adalah keresahan pertama dimana oknum habib bersikap arogan dan superior serta sering kali menyeleweng dan mengubah dasar ajaran agama islam. Saya sih ga peduli baalawi keturunan nabi atau bukan, tapi saya sebagai salah satu org yang resah dengan arogansi oknum habib menuntut klarifikasi dari RA untuk menjelaskan dengan gamblang bahwa keturunan nabi sama sekali tidak memiliki privilege apapun mau itu kecil ataupun besar di masyarakat dan ajaran agama islam. Ada tidaknya pendapat keturunan nabi tidak akan mempengaruhi umat islam kecuali pribadi mereka adalah orang yang baik, bertaqwa dan berwawasan luas.
bagus ini..ada ulasan sehingga ada pembanding thp GurGem...selama ini GurGem merasa pandaiii sendiri 😂😂😂
Ngga juga ah, gugem selalu bilang kok utk selalu melakukan penelitian sendiri
@@tzl9 paling tdk ada perspektif lain yg bs di jadikan rujukan di luar pendapat yg di utarakan GurGem...
MARI KITA SEMUA BERJAMAAH JADI ATHEIS BIAR PINTAR SEPERTI YANG DI KATAKAN GURU GEMBUL.
Atheis adalah orang yang tidak percaya pada keberadaan Tuhan atau dewa-dewi. Kata "ateis" berasal dari bahasa Yunani, yaitu a yang berarti "tidak" atau "tanpa" dan theos yang berarti "Tuhan" atau "para dewa".
😂😂😂😂😂😂
GEMBUL GEMBUL, BENER TAPI KEBELINGER
Ngapain bahas masalah privat orang lain
Cari pasar
Bilang orang ga jelas bahkan dia sendiri ga jelas..omongannya...kek gni definisi orang berilmu di indonesia ya...kaapan indonesia maju..
Mas, Colab aja sama Gurgem, dia suka kok colab sama youtuber kecil, daripada anda berargumentasi searah, biar keliatan siapa yg lebih pinter 😂, kalo gini kan keliatan maksa kalo anda mau pansos dg nama guru gembul 😂
Kepintaran tidak di jamin oleh jumlah pengikut/follower....
@@erosmaya4811 siapa yg bilang jumlah pengikut adalah indikator kepintaran? Maksud gua daripada ngedompleng nama Gurgem di konten terus, mending sekalian colab aja, kalo hanya komunikasi satu arah begini kelihatan pansos doang
@@erosmaya4811benar, tetapi guru gembul sering dipanggil oleh universitas2 utk mengisi seminar, pernah berduet dengan rocky gerung, dam dipuji oleh dosen senior UI yaitu ade ermando....
Gini amat mau bantu orang biar matanya melek , please bro buka mata hati loe juga
1. Kasih soal matematika aja guru gembul....2 x 2 = 4.... gak usah di tulis pun setiap orang akan menjawab hasilnya adalah 4. Jadi sesuatu (termasuk Tuhan yang ia yakini eksistensinya) yang tidak nampak secara empirik bukan berarti ia tidak rasional. Seperti penjumlahan 2 x 2 = 4
2. Meyakini eksistensi Tuhan bukan sekedar percaya tok. Ia harus mampu membuktikan eksistensi Tuhan yang ia yakini. Ya, memang Tuhan tidak bisa di buktikan secara empirik oleh indera manusia. Namun bukan berarti eksistensi Tuhan tidak bisa di buktikan secara ilmiah. Akal (rasional) adalah alatnya, bukan inderawi
3. Laisa kamitslihi sai'un. Ya, memang Tuhan tidak serupa dengan apapaun. Jika sama, ia bukan Tuhan, tapi makhluk atau ciptaannya yang menempati ruang dan waktu.
Bersambung.,....😅
atheis tidak sama dgn anti-theis. di benak banyak orang atheis adalah anti tuhan dan tidak percaya adanya tuhan. padahal, atheis hanya tidak mempercayai tuhan yang bersumber dari persepsi teks-teks dan tafsir buku agama. karena buku2 agama itu semua buatan manusia. analoginya seperti golput yang tidak mau memilih parpol. Sebab konsep tuhan sendiri selalu berubah seiring perkembangan zaman.
Semua agama pada dasarnya adalah produk perpaduan budaya dan ajaran yang lebih dahulu ada sebelumnya. Begitu pula Islam, selain mengalami evolusi kontekstual juga mengalami sinkretis. Kita bisa melihat salah satu pilar agama Islam, haji, adalah budaya kafir pagan Arab kuno yang kemudian diislamkan. Kakbah dan haji hanyalah ritus kafir pagan yang menjadi bagian dari ajaran agama Islam awal.
anda ?
Seolah pintar tapi ilmu hanya secuil... tau orang itu bisa dicek hipertensi tapi sekaligus yidak hipertensi... pengecekan hipertensi atau tidak itu berdasarkan kadar kolesterol dalam darah... kolesterol tinggi maka akan terindikasi hipertensi... tapi bila kolesterol nya tidak menyumbat pembuluh darah maka tidak termasuk hipertensi... jadi ilmu anda yang menggunakan istilah ini ternyata malah mementahkan argumen anda...
Izin, Saya kurang setuju dengan anda 🙏
Empiris yg anda maksud Sesuatu yg bisa dilihat langsung oleh mata,
Saya Kurang setuju 🙏
Kalau mau cek lagi, empiris itu adalah suatu percobaan atau pengamatan.
Jadi bukan hanya langsung dilihat oleh mata,
Misalnya bakteri/virus itu sangat kecil dan tidak kasat mata, apa bukan empiris??
Tentu Empiris karena kita menggunakan alat bantu dalam pengamatannya.
Gravitasi itu masih dkatakan Empiris,
Bukan karena bisa dilihat langsung tapi gravitasi dikatakan empiris dari penurun an fakta-fakta lain yg bisa diamati,
Rumusnya:
g = F/m
Ket : F = gaya yg bisa diamati
m = massa dengan satuannya gram atau kilogram
g = gravitasi
jadi, nilai gravitasi itu masih empiris karena hasil dari hubungan fakta lain.
@@onepunch6517 mau bagaimanapun bakteri atau virus itu, ia tetaplah memiliki bentuk begini dan begitu. Artinya, bentuk materi masih bisa dilihat dengan mata meskipun dengan microscope misalnya.
Percobaan dan pengamatan yang dilakukan untuk menetapkan adanya gravitasi, tetap saja, yang dijadikan percobaan dan pengamatan itu bukan gravitasi itu sendiri, tetapi tanda2 indrawi yang menunjukkan adanya gravitasi. Sedangkan gravitasi itu sendiri tidak bisa dilihat.
@@ahmadfauzy3866 kalau anda bilang gravitasi itu tidak bisa dilihat makanya dikatakan tidak Empiris
Jadi, Angin juga bukan objek yg Empiris dong.
Kan sama2 tidak bisa dilihat..
Makanya Empiris itu bukan hanya yg bisa kita lihat langsung tapi juga kita amati dari alat2 bantu atau yg bisa diukur perubahannya 🙏👍
Makanya maaf sekali 🙏
Kalau definisi dari video ini tentang empiris kurang tepat 🙏
Boleh juga kita cek atau pelajari dan bandingkan tentang empiris dari sumber lain 🙏
@@onepunch6517 loh, bukan begitu maksudnya😅. Gravitasi itu sendiri kan tidak bisa dilihat. Terus, knp ia tetap disebut ilmiah? Jawabannya karena gravitasi itu sendiri bisa ditetapkan keberadaannya dengan percobaan dan pengamatan. Saya membenarkan hal ini. Anda jangan mengira saya menolak keilmiahan gravitasi. Coba pahami pernyataan saya dengan baik dan benar.
Ketika seseroang menetapkan keberadaan gravitasi, apa yang dijadikan percobaan dan apa yang diamati? Apakah gravitasi itu sendiri atau objek lain yang menandakan adanya gravitasi? Tentu objek lain ini yang dijadikan percobaan dan diamati.
Masalahnya, bukankah keberadaan Tuhan juga ditetapkan dengan cara mengamati alam semesta? Terus kenapa ada tuduhan "gravitasi itu ilmiah, sedangkan penetapan keberadaan Tuhan tidak Ilmiah"? Kan aneh di situ.
Gitu maksud saya. Dan di vidio itu, slaah satunya, juga ingin menunjukkan keanehan itu
Penjelasan samean terlalu jauh pak. Kepala para penyembah gugem kepanasan karena gak nyampe 😂
Dahlah bang, awalnya gw exited nonton video lu, akhir2 ini lu kbanyakan milking dri figur guru gembul buat menarik viewer beliau. Udah gitu yg lu debunk ga tepat lagi, lu jdi terlihat sok tau.
Orang ini hny bsa mnilai spintas sja banyak orang yng sudh mngrti kata ateis dn agnostik , ga usah ceramahi kita donk !
Tidak memuaskan secuil pun.
Kami percaya tuhan spinosa😹👍
Aliran kami rasionalisme.
Agama itu alat/strategi politik yg mencatut nama tuhan untuk menunundukan & mengatur org/rakyat/negara untuk mencapai ambisi si pembuat politik agama.
Tugas kita semua sekarang adalah menuntut org2 yg sok tau agama untuk menunjukan bukti kalau mereka sering piknik ke sorga & kongko2 dg tuhan lengkap dg saksi2 dan dokumentasi audiovisualnya. Itu!!!
Untuk itu jangan kita sotoy & merasa paling benar.
Kalau aku sih lebih se7 guru gembul
Pembenaran vs pembenaran 🤣
😂😂😂😂pandai kali kau cari makan dek dek, tau dri mana kau barng abstrak kau tebak 😂😂😂 klik bait unfullow
😂
Mengungkap kebenaran itu gak harus ilmiah objektif tapi bisa jg ilmiah subjektif. Keduanya bisa diukur sehingga kebenaran yg diungkap semakin jujur.
Ilmiah itu bukan untuk mencari kebenaran. Ilmiah itu mencari fakta. Fakta itu objektif.Science itu bebas nilai..ilmiah itu objektif, terukur, sistematis.. dua kata lucu tuh ilmiah subjektif.. wkwk
Ilmiah subjektif itu kacau nya minta ampun. Pengen bikin dunia sendiri dia. Isinya dia semua.
Kebayang kacaunya, apakah itu neraka ya?
Mas, coba diskusi dengan @ApriadiYadi
pasti seru sih
Malu maluin diri sendiri aja kamu ini mas
Aelah Konten Kreator sok pinter, gue kira beneran Filsuf 😂😂😂
@@fauzimahendra5729 ape lo tong.. ??
Lu ngomong apaan sih kagak nyambung
kek tambah gembul pipinya ea
@@Minggirin kena gondongen sepertinya.. 😀😀😀 penyakit tidak ilmiah 😀
Tidak faedah
Dak mutu
Atheis yang sebenarnya adalah manusia sok paling benar tak pernah takut menipu apapun dan siapapun yang di balut agama apapun