Sy sudah menyadari sejak usia 14 tahun, kemudian baru mengerti alasan sesungguhnya di usia 25 dan saya akan melakukan hal yg sama kepada org lain, sad but true.
Saat lepas dari brainwash krn mulai aware (step 1) itu rasanya wadidaw banget😂, campur aduk antara marah nyesel dll sambil tetep menjaga kewarasan supaya nggak menganggap antitesa dari brainwash tersebut adalah satu2nya way out, ibarat keluar dari mulut singa masuk mulut buaya akhirnya. Contoh dulunya kapitalis pas kecewa ganti komunis, dulunya agama A gara2 kecewa sama pemuka agama akhirnya ganti agama B, dulunya NU pas kecewa ganti Wahabi teriak bid'ah, dulunya Wahabi pas kecewa ganti NU dan teriak2 Wahabi.
Setuju, bahaya cara berfikir dikotomis gini "Klo ini salah, pasti itu benar". Gua pernah diposisi ini jg. Kasusnya sama dr gk tau apa2, lalu dpt dakwah wahabi, akhirnya keluar krn kebetulan gua "bandel" cukup bnyk baca, dan smpt tereak2 wahabi jg 😂 Gua pernah denger ada bbrp level berfikir, cara berfikir seperti itu adalah yg level 1 😂. Kyk anak2 yg ortu melarang lgsg menyimpulkan ortu gk sayang. Terlepas dr itu, setuju gk dakwah sekte tsb polanya mirip dgn teknik brainwash yg dijelaskan mas hasan?
@@okyoky405 naaah sama bang, akhirnya saya sekarang jadi wahabi ramah lingkungan😂 Ada juga yang dulunya hobi makan junk food, giliran sadar makan gapake bumbu dan nyinyirin semua yang makan gorengan 😂
@@umarthalib6451 mungkin krn pembawaan gua yg introvert ringan, jd ketika dpt dakwah tsb gua gk nyalah2in org sekampung, cmn di keluarga doang 😂 emg jd semangat bgt beragamanya, tp klo gua introspeksi skrg, kyknya bahan bakar semangatnya dr merasa paling bener. Tp skrg malah jd downgrade iman gua, cmn bisa berharap diampuni dosa2 gua aja sambil meraba lg
Ilmu Sejarah juga ada metodologinya. ini copas: "Metodologi ilmu sejarah bertujuan untuk memahami masa lalu dengan cara yang kritis dan sistematis. Ini melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi sumber-sumber sejarah, serta penyajian narasi sejarah yang obyektif dan berbasis bukti"
Betul, namun “bukti” dalam sejarah berbeda dengan “bukti” dalam empirical science, krn meliputi surat-surat, laporan-laporan, artefak, informasi saksi mata, dll.
@@hasanaskari7 betul mas, tapi tetep bukti-bukti sejarah harus objektif dan tanpa bias politik, kepentingan dll. dan jangan lupa sumber/bukti sejarah harus bisa diverifikasi, diuji, dan dikritisi(kritik sejarah),dll. oleh karena itu metodologi penelitian sejarah juga bagian dari penelitian ilmiah, walaupun ada bedanya dengan sains. simpelnya, Ya, sejarah dapat dikaji secara ILMIAH.
@@AfterEffectsLifebetul, masalahnya, gimana km tau sejarah yg km baca itu 100% benar? Klo misal di PD2 USA kalah, km yakin sejarah yg km baca bakal masih sama? Makanya ada pagar dalam level of confidencenya, yg klo org terdidik akan bertanya, “to what extent that this and that evidence influence this and that?”
Yg dibahas mas hasan di video lbh ke pihak yg mereduksi semuanya hrs empiris. Klo semua hrs empiris konsekuensinya ilmu sejarah gk bisa dipertahankan krn seobjektif2nya ilmuwan sejarah ttp dia gk merasakan lgsg masa tsb jd ada potensi bias interpretasi.
ayo ikut islam aja, agama yang paling sempurna, benar, rahmatan lil alamin, dijamin semua akan masuk surga pada akhirnya, sedangkan yg lain kekal di neraka selamanya. nabi terakhir muhammad saw, manusia paling sempurna, berakhlak paling mulia, teladan sempurna seluruh umat manusia sepanjang zaman. bersholawatlah selalu kepadanya, dan jangan lupa sholat 5 waktu setiap hari dan sholat sunnah agar selalu ingat kepada allah, menjaga, dan mempertebal iman. karena kita hanyalah hamba yang hinaa, lemah dan bersimpuh.
1:19:56 apakah Bang Hasan sudah nonton debat full nya? Soalnya kalau tak lihat dari komen Bang Hasan ke Guru Gembul, aku menduga: 1. Bang Hasan belum melihat video debat fullnya. 2. Bang Hasan punya perbedaan gaya bahasa sama Guru Gembul sehingga "salah tangkap maksud Guru Gembul". 3. Bang Hasan gak nangkep poin utama Guru Gembul. Aku penonton setia Guru Gembul maupun Bang Hasan, dan 90% aku setuju sama opini kalian berdua. Jujur pas di awal video aku setuju sama mayoritas isi video. Pas bagian terakhir, mentolo tak debati 🤣
@@hasanaskari7 Gini bang. Memang semua ilmu itu punya pendekatannya masing2, tapi setauku nggak bisa ngeskip panca indera. Kalau ngeskip panca indera, berarti nggak ilmiah dong. Tak garis bawahin Bang, panca indera "bukan satu2nya", tapi "tahap awal". Guru gembul (dan orang lain juga), itu terkadang TERKESAN "bertentangan omongannya", karena namanya manusia kan ada ngelag2 nya ketika ngomong. Kebetulan dulu aku studinya Bahasa dan Sastra Arab di salah satu Univ di Jatim. Dan sering sekali orang berdebat gara2 "gagal paham" gara2 "beda gaya bahasa". Termasuk Bang Hasan sempat gak bisa menyebutkan kata tertentu untuk menggambarkan "realita yang dimaksud Bang Hasan". Makanya kenapa di setiap ilmu dimulai dari "Definisi", baru bisa dilanjut pembahasan. Kalau definisinya sudah nggak clear, perdebatannya jelas nggak selesai dan kemana2
@1:19:56 ini terkait sosok konten kreator yg guru ndut dkk bukan? dont get me wrong, gua suka konten2nya dia tp statemen dia terkait hal ini gua sgt2 gk setuju
katanya kalau beragama gk boleh pake logika karna logikanya manusia gk sampai,padahal di surat ali imran ayat 7 dijelaskan hanya orang yg berakal yg dapat mengambil hikmah dari qur'an
Mungkin perlu diperjelas disini logika yg dimaksud logika materialisme ya? yang mana lawannya adalah logika mistisisme (memahami realita berdasarkan sistem kepercayaan atau hal2 yg ghoib). Setau gua islam gk pernah dikotomis, keduanya berguna di tiap2 area, dan manfaat keduanya terlalu luas untuk hanya menggunakan salah satunya. Namun emg ada bagian dlm agama Islam yg gk boleh dibicarakan dgn logika materialisme, seperti wujud Allah, tangan Allah, dan sebagainya. Sbnrnya rulesnya jelas cmn krn banyak yg gk tau jd akhirnya ada yg jd fatalis; ekstrim pada salah satu sudut saja, baik itu ekstrim logika materialisme atau ekstrim logika mistisisme.
Kakak tenang aja.. Pokoknya kakak terus aja berada di jalan ini: menimba ilmu & mencari pengetahuan dari masa lalu (agama, sejarah), masa skrg (sekolah, training) dan masa depan (teknologi, analisis prediktif), dari dalam diri (spiritualitas sesuai agama/kepercayaan kakak), dan dari luar diri (keuangan yg dibutuhkan u/ bertahan hidup, berelasi dg sesama manusia melalui psikologi, sosiologi, komunikasi) Nanti seiring dengan berjalannya waktu, Kakak bakal menemukan benang merahnya dari semua ilmu ini.. Banyak kok pengetahuan dalam agama yg makin ke sini makin terbukti kebenarannya lewat ilmu2 eksakta ini.. Malah agama & ilmu eksakta ini bersifat saling melengkapi, dimana yg blm bisa dijawab pengetahuan itu masih banyak juga yg bisa dijawab oleh agama.. Nanti dari semakin banyak ilmu yg kakak timba lintas disiplin, kakak akan semakin merasakan kebesaran Tuhan dalam membimbing umatNya.. Akal dan ilmu pengetahuan, melengkapi dan memperkaya ajaran agama.. Mereka2 yang mempertentangkan ini, rata2 karena ilmunya masih cethek2, entah ilmu agamanya maupun ilmu eksaktanya.. Buktinya juga banyak Kak.. Golden Age semua bangsa dari zaman ke zaman, itu kebanyakan momen dimana keyakinan spiritual dan pengetahuan saling bahu membahu.. Kita juga bisa jadi bangsa yang maju ketika kita berhenti mempertentangkan dan terus belajar dari keduanya
Gua jg penasarin dgn topik utamanya. Kebetulan gua udh dr jauh hari merasa seperti ada yg endorse pihak2 tertentu untuk mengkampanyekan aliran materialisme ekstrim. Gua berasumsi ini msh ada kaitannya dgn Indonesia emas 2030. Skrg jg lg ada isu bombastis sbg bentuk perang antar sistem pemikiran
15:19 start
Thx😊
thx lot
pahala untukmu brader
quota saviour
21:59 nope, it started from here
Sy sudah menyadari sejak usia 14 tahun, kemudian baru mengerti alasan sesungguhnya di usia 25 dan saya akan melakukan hal yg sama kepada org lain, sad but true.
Saat lepas dari brainwash krn mulai aware (step 1) itu rasanya wadidaw banget😂, campur aduk antara marah nyesel dll sambil tetep menjaga kewarasan supaya nggak menganggap antitesa dari brainwash tersebut adalah satu2nya way out, ibarat keluar dari mulut singa masuk mulut buaya akhirnya.
Contoh dulunya kapitalis pas kecewa ganti komunis, dulunya agama A gara2 kecewa sama pemuka agama akhirnya ganti agama B, dulunya NU pas kecewa ganti Wahabi teriak bid'ah, dulunya Wahabi pas kecewa ganti NU dan teriak2 Wahabi.
Setuju, bahaya cara berfikir dikotomis gini "Klo ini salah, pasti itu benar". Gua pernah diposisi ini jg. Kasusnya sama dr gk tau apa2, lalu dpt dakwah wahabi, akhirnya keluar krn kebetulan gua "bandel" cukup bnyk baca, dan smpt tereak2 wahabi jg 😂
Gua pernah denger ada bbrp level berfikir, cara berfikir seperti itu adalah yg level 1 😂. Kyk anak2 yg ortu melarang lgsg menyimpulkan ortu gk sayang.
Terlepas dr itu, setuju gk dakwah sekte tsb polanya mirip dgn teknik brainwash yg dijelaskan mas hasan?
@@okyoky405 naaah sama bang, akhirnya saya sekarang jadi wahabi ramah lingkungan😂
Ada juga yang dulunya hobi makan junk food, giliran sadar makan gapake bumbu dan nyinyirin semua yang makan gorengan 😂
@@umarthalib6451 mungkin krn pembawaan gua yg introvert ringan, jd ketika dpt dakwah tsb gua gk nyalah2in org sekampung, cmn di keluarga doang 😂 emg jd semangat bgt beragamanya, tp klo gua introspeksi skrg, kyknya bahan bakar semangatnya dr merasa paling bener.
Tp skrg malah jd downgrade iman gua, cmn bisa berharap diampuni dosa2 gua aja sambil meraba lg
Ilmu Sejarah juga ada metodologinya. ini copas: "Metodologi ilmu sejarah bertujuan untuk memahami masa lalu dengan cara yang kritis dan sistematis. Ini melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi sumber-sumber sejarah, serta penyajian narasi sejarah yang obyektif dan berbasis bukti"
Betul, namun “bukti” dalam sejarah berbeda dengan “bukti” dalam empirical science, krn meliputi surat-surat, laporan-laporan, artefak, informasi saksi mata, dll.
@@hasanaskari7 betul mas, tapi tetep bukti-bukti sejarah harus objektif dan tanpa bias politik, kepentingan dll. dan jangan lupa sumber/bukti sejarah harus bisa diverifikasi, diuji, dan dikritisi(kritik sejarah),dll. oleh karena itu metodologi penelitian sejarah juga bagian dari penelitian ilmiah, walaupun ada bedanya dengan sains. simpelnya, Ya, sejarah dapat dikaji secara ILMIAH.
Kata guru gembul @@AfterEffectsLife
@@AfterEffectsLifebetul, masalahnya, gimana km tau sejarah yg km baca itu 100% benar? Klo misal di PD2 USA kalah, km yakin sejarah yg km baca bakal masih sama? Makanya ada pagar dalam level of confidencenya, yg klo org terdidik akan bertanya, “to what extent that this and that evidence influence this and that?”
Yg dibahas mas hasan di video lbh ke pihak yg mereduksi semuanya hrs empiris. Klo semua hrs empiris konsekuensinya ilmu sejarah gk bisa dipertahankan krn seobjektif2nya ilmuwan sejarah ttp dia gk merasakan lgsg masa tsb jd ada potensi bias interpretasi.
ayo ikut islam aja, agama yang paling sempurna, benar, rahmatan lil alamin, dijamin semua akan masuk surga pada akhirnya, sedangkan yg lain kekal di neraka selamanya. nabi terakhir muhammad saw, manusia paling sempurna, berakhlak paling mulia, teladan sempurna seluruh umat manusia sepanjang zaman. bersholawatlah selalu kepadanya, dan jangan lupa sholat 5 waktu setiap hari dan sholat sunnah agar selalu ingat kepada allah, menjaga, dan mempertebal iman. karena kita hanyalah hamba yang hinaa, lemah dan bersimpuh.
Sales sales sales MLM berkedok agama .,😂
ironis bgt nih komen
gashlight atau brainwash emang taktik manipulasi paling berbahaya perlu sadar akan hal ini
Thanks bang ilmunya, jadi mikir lagi kadang kita bisa ga sadar bisa masuk ke perangkap orang" manipulatif itu, ngeri juga
Bang, coba diskusi dengan Dharma Pongrekun. Demi menyelamatkan jiwa bangsa. Trmksh
gileeeeeeeee ilmunya keren mas Hasan
22:05
1:19:56 apakah Bang Hasan sudah nonton debat full nya? Soalnya kalau tak lihat dari komen Bang Hasan ke Guru Gembul, aku menduga: 1. Bang Hasan belum melihat video debat fullnya. 2. Bang Hasan punya perbedaan gaya bahasa sama Guru Gembul sehingga "salah tangkap maksud Guru Gembul". 3. Bang Hasan gak nangkep poin utama Guru Gembul.
Aku penonton setia Guru Gembul maupun Bang Hasan, dan 90% aku setuju sama opini kalian berdua.
Jujur pas di awal video aku setuju sama mayoritas isi video. Pas bagian terakhir, mentolo tak debati 🤣
Silahkan didebat bro, beda pendapat itu biasa.
@@hasanaskari7 Gini bang. Memang semua ilmu itu punya pendekatannya masing2, tapi setauku nggak bisa ngeskip panca indera. Kalau ngeskip panca indera, berarti nggak ilmiah dong.
Tak garis bawahin Bang, panca indera "bukan satu2nya", tapi "tahap awal".
Guru gembul (dan orang lain juga), itu terkadang TERKESAN "bertentangan omongannya", karena namanya manusia kan ada ngelag2 nya ketika ngomong. Kebetulan dulu aku studinya Bahasa dan Sastra Arab di salah satu Univ di Jatim. Dan sering sekali orang berdebat gara2 "gagal paham" gara2 "beda gaya bahasa". Termasuk Bang Hasan sempat gak bisa menyebutkan kata tertentu untuk menggambarkan "realita yang dimaksud Bang Hasan". Makanya kenapa di setiap ilmu dimulai dari "Definisi", baru bisa dilanjut pembahasan. Kalau definisinya sudah nggak clear, perdebatannya jelas nggak selesai dan kemana2
Btw aku mau gabung discord bang Hasan nunggu pembahasan mengenai reduksi ilmu pengetahuan.
@1:19:56 ini terkait sosok konten kreator yg guru ndut dkk bukan? dont get me wrong, gua suka konten2nya dia tp statemen dia terkait hal ini gua sgt2 gk setuju
Guru Gembul ya maksudnya
Miris bgt lihat gw yg masih consume content sebagus ini, tpi blm bisa langganan pdhal cuma 20k😢
Karena manusia itu tidak bisa berubah dgn cara dikasih nasihat, motivasi atau mendengarkan podcast saja
katanya kalau beragama gk boleh pake logika karna logikanya manusia gk sampai,padahal di surat ali imran ayat 7 dijelaskan hanya orang yg berakal yg dapat mengambil hikmah dari qur'an
Mungkin perlu diperjelas disini logika yg dimaksud logika materialisme ya? yang mana lawannya adalah logika mistisisme (memahami realita berdasarkan sistem kepercayaan atau hal2 yg ghoib).
Setau gua islam gk pernah dikotomis, keduanya berguna di tiap2 area, dan manfaat keduanya terlalu luas untuk hanya menggunakan salah satunya. Namun emg ada bagian dlm agama Islam yg gk boleh dibicarakan dgn logika materialisme, seperti wujud Allah, tangan Allah, dan sebagainya. Sbnrnya rulesnya jelas cmn krn banyak yg gk tau jd akhirnya ada yg jd fatalis; ekstrim pada salah satu sudut saja, baik itu ekstrim logika materialisme atau ekstrim logika mistisisme.
Kakak tenang aja.. Pokoknya kakak terus aja berada di jalan ini: menimba ilmu & mencari pengetahuan dari masa lalu (agama, sejarah), masa skrg (sekolah, training) dan masa depan (teknologi, analisis prediktif), dari dalam diri (spiritualitas sesuai agama/kepercayaan kakak), dan dari luar diri (keuangan yg dibutuhkan u/ bertahan hidup, berelasi dg sesama manusia melalui psikologi, sosiologi, komunikasi)
Nanti seiring dengan berjalannya waktu, Kakak bakal menemukan benang merahnya dari semua ilmu ini..
Banyak kok pengetahuan dalam agama yg makin ke sini makin terbukti kebenarannya lewat ilmu2 eksakta ini.. Malah agama & ilmu eksakta ini bersifat saling melengkapi, dimana yg blm bisa dijawab pengetahuan itu masih banyak juga yg bisa dijawab oleh agama..
Nanti dari semakin banyak ilmu yg kakak timba lintas disiplin, kakak akan semakin merasakan kebesaran Tuhan dalam membimbing umatNya.. Akal dan ilmu pengetahuan, melengkapi dan memperkaya ajaran agama..
Mereka2 yang mempertentangkan ini, rata2 karena ilmunya masih cethek2, entah ilmu agamanya maupun ilmu eksaktanya..
Buktinya juga banyak Kak.. Golden Age semua bangsa dari zaman ke zaman, itu kebanyakan momen dimana keyakinan spiritual dan pengetahuan saling bahu membahu.. Kita juga bisa jadi bangsa yang maju ketika kita berhenti mempertentangkan dan terus belajar dari keduanya
Orang ekstrimis itu gimana ?
Akasih
Cara join grup discord gimana bang?
Gua jg penasarin dgn topik utamanya. Kebetulan gua udh dr jauh hari merasa seperti ada yg endorse pihak2 tertentu untuk mengkampanyekan aliran materialisme ekstrim. Gua berasumsi ini msh ada kaitannya dgn Indonesia emas 2030.
Skrg jg lg ada isu bombastis sbg bentuk perang antar sistem pemikiran
49:13 🥹
32:23 Sampe bilang nabi muhammad buka rasul terakhir gak bang? Soalnya di daerahku jg ada yg kayak gitu
Serius ka? Astagfirullah
ending
agama terutama, junjungan yg ancur2an perilakunya menurut catatan sejarah diwhitewashing parah jadi orang suci