Saya pikir, sharing kisah pengalaman Bung saat berkenalan dgn filsafat menampilkan bahwa belajar filsafat sesungguhnya punya keunikan tersendiri. Fakta bahwa belajar filsafat tdk menjamin masa depan para pembelajarnya adalah pernyataan yg jujur dan penting. Ini seperti memberikan panduan kpd mereka yg akan atau sedang belajar filsafat utk berpikir bahwa filsafat bkn membekali para pembelajarnya ilmu utk mencari hidup, alih2 justru merangsang mereka hidup untuk mencari ilmu. Ditunggu konten2 berikutnya Bung.
Jadi ingat kata kata krisna ketika memarahi druna beliau mengatakan "bagaimana bisa kau menukar ilmu yang tak ternilai dengan kesejahteraan dan kemakmuran yang membuat anak mu lupa akan makna kebaikan dan ditutupi dengan perasaan durjana perasaan mu terhadap anakmu merupakan cinta buta dan kau bukan seorang guru durna seorang guru tidak pernah mengharapkan kekayaan yang besar dari para muridnya tpi seorang guru hanya mengharapkan pemberian kecil dari para muridnya"
Ingat sekali waktu masih duduk di SMA kelas 2(3 tahun yang lalu), saya iseng pergi ke perpustakaan sekolah guna menumbuhkan kembali budaya membaca, yang dulu sempat tercetak dengan sebab yang hampir mirip dengan bung Martin, yaitu saya terpengaruh juga oleh diskusi - diskusi yang dilakukan oleh ayah saya dan teman temannya dirumah saya. Kembali lagi ke perpus, waktu itu saya random memilih buku(guna menghukum diri saya yang sempat malas lagi membaca buku), saya ingat buku yang pertama kali saya tunjuk adalah buku karya Pramoedya yang berjudul Efek rumah kaca. Selepas usai membaca buku itu, minat baca saya kembali bertumbuh dan memutuskan untuk meminjam buku - buku yang lain, seperti buku politik,sejarah dll. Setelah buku-buku yang saya pinjam telah selesai dibaca, munculah sedikit kebingungan untuk membaca buku bergenre apa atau membaca buku yang membahas apa, sehingga kembali lagi ke metode awal, dengan cara random menunjuk buku. Dan saya menunjuk salah satu buku yang covernya telah rusak(sehingga tidak terbaca buku itu buku apa), beruntungnya buku yang ditunjuk adalah semacam buku pengantar filsafat. Mau tidak mau harus saya baca hingga tuntas, walaupun saya tidak mengerti atau lebih tepatnya benar benar buta tentang apa itu filsafat. Dengan modal ketidakjelasan itulah saya agak mengenal tentang sesuatu yang bernama filsafat. Saya ingat beberapa yang dibahas di buku tersebut, salah satu yang saya ingat adalah pembahasan mengenai konsep totalitarian nazi beserta uraian propaganda yang sedikit di uraikan disana, dan hal tersebut memicu saya untuk melakukan perbandingan dengan sebuah budaya atau aturan norma yang di terapkan pada beberapa tongkrongan(anak - anak nakal yang hobinya ribut)dilingkungan sekolah saya, dan kebetulan saya salah satu pelaku atau mungkin berposisi sama dengan Hitler saat masa kejayaannya di Nazi. Ternyata ada sedikit kecocokan antara totalitarianisme ala hitler dengan aturan atau norma yang berlaku di kebanyakan tongkrongan di lingkungan sekolah saya, sehingga hal tersebut memicu diri untuk merefleksikan ulang apakah hal tersebut adalah hal yang pantas atau malah sebaliknya?. Dan akhirnya saya memutuskan untuk merombak sebuah ideologi sebuah tongkrongan tersebut dengan ideologi ala ala demokrasi, sekaligus eksperimen penerapan demokrasi dalam sekala kecil berefek seperti apa. Berangkat dari keseruan mempertanyakan ulang berbagai hal yang dianggap pasti benar, hingga berujung pada pemberontakan kecil kecilan pada peraturan sekolah terkait kucuran dana pemerintah yang dirasa kurang maksimal pengelolaannya untuk para siswa, mendiskusikan kebijakan kebijakan sekolah dengan teman teman, mengadvokasi siswi yang dirasa kurang mampu membayar biaya pendidikan agar diberikan keringanan, hingga bereaksi seorang diri untuk tidak membayar uang sekolah dari kelas 2 hinga lulus, dengan sebab tidak terima terkait pemungutan liar yang kian lama diwajarkan disana. Intinya buku secuil mengenai pembahasan filsafat itu mampu merangsang saya untuk menanyakan segala sesuatu yang selama ini diyakini begitu saja, dengan disiplin melewati proses filterisasi berupa pertanyaan tentang benar salah atau baik tidaknya hal tersebut terlebih dahulu. Lewat pengalaman tersebut seolah olah filsafat membekas pada pengalaman saya, sebab, menawarkan rute yang menurut saya sangat menyenangkan sekaligus memusingkan untuk dilalui. Tetap berkarya Bung Martin! Kontent bung menurut saya sangat bermanfaat, khususnya untuk orang yang sangat awam dengan filsafat seperti saya. Dan satu lagi, tolong doakan saya temen temen, agar tahun ini saya bisa diterima masuk UGM jurusan filsafat jalur sbmptn 🙏🏻
Bagi komunitas filsafat, cara berpikir berbeda dg org lain adalah biasa. Namun bagi komunal di luar filsafat dianggap para calon filsuf merupakan org2 "aneh".
Sangat mirip dengan apa yg saya rasakan walapun, saya baru belajar Filsafat namun ada beberapa aspek dari Filsafat yang bisa merubah cara pandang dan karakter saya , yaitu dengan menunda Reaksi-reaksi yang sebetulnya tidak perlu didalam masyarakat kita. Filsafat bagi saya adalah obat penenang bagi fikiran saya bagai orang hidup denga kerumitan-kerumitannya. Namun Filsafat memberikan kita ruang berpikir untuk menengok bahwa sebenarnya dunia ini tidaklah rumit! Yang rumit justru manusianya sendiri!!! Dari belajar filsafat saya juga banyak belajar bagaimana kita perlu berpikir lebih mendalam dan mengkaji sebenarnya apa yg membuat kita itu rumit. Nah dari mempertanyaankan sesuatau inilah saya bisa menemukan bahwa sebenarnya sudah tersaji didalam nya yaitu kebijaksanaan menyikapi Hidup bisa membuat hidup ini sangat bermakna!!!
ya memilih jalur pendidikan tidak harus melulu "untuk apa/ kerja apa nantinya"? artinya pemilihan itu berdasar apa yang kita suka, entah nanti bekerja di mana atau bagaimana yg menjadi penting adalah dari kecenderungan masing-masing yang bila serius yang berangkat dari keniscayaan diri maka akan sampailah kita menjadi dipentingkan (berguna) di masyarakat. Trims mas Martin.
ada seorang teman yang selalu sebut sy "km itu belum paham soal hidup. km itu blm ngerti apapa. kamu tuh belum sampai kedunia kerja sama spt sy jadi kamu itu gak ngerti soal nilai hidup" awalnya saya masih membantah penilaian dia soal kedewasaan sy, tp lama kelamaan sy jg jd mempertanyakn, apa iya sy memang demikian? tp dngr bbrp poin dr omongan mas Martin, sy jd berpikir ulang, dan justru ads banyk pertanyaan di kepala sy soal pernyataan teman sy td ttg kedewasaan sy. standar apa sebenarnya yg dia pakai untuk menilai dan men-judge kedewasaan pribadi sy. terimakasih mas Martin untuk sharingnya ini.
Salah satu doktrin filsafat adalah: pertanyaan sebagai esensi pencariannya, bukan jawabannya. Sementara kita hidup di dunia adalah mencari jawaban mengapa kita hidup di dunia ini.
Keren mas Martin, dari smp sudah menggali nilai2 dan belajar filsafat. Sedikit cerita, saya mengalami belajar filsafat ketika SMA, saat itu yang mengantarkan saya kepada disiplin ilmu filsafat ini adalah novel2 Sherlock Holmes karya Sir Artur Conan Doyle, kemudian novel2 karya Dan Brown. Dari novel2 ini saya mulai mendapatkan kesadaran untuk menanyakan hal2 dasar, realitas2 fiksional yang terjadi dalam novel2 tersebut melahirkan spirit baru dalam pemahaman saya untuk belajar filsafat, walaupun pada saat itu saya tidak tau kalau itu filsafat haha. Pembelajaran dasar yang saya dapat adalah selalu menanyakan hal2 dasar kepada diri sendiri, terutama menghadapi fenomenologi dalam realitas faktual di kehidupan saya pada saat itu. Tetap update video terus mas Martin, sangat bermanfaat!!!!
Pengalaman pribadi saya tentang belajar mempelajari filsafat berawal dari hal hal kecil. Seperti, mengapa saya terlalu bodoh untuk menelaah diri sendiri? dan mengapa saya tidak bisa menilai diri sendiri? Dan karna pertanyaan itulah muncul keingintahuan saya tentang jawaban yang saya pertanyakan. Dan singkat cerita saya bertemu dengan kawan lama saya yang dimana dia seorang mahasiswa yang mengambil jurusan filsafat dan disitulah saya berbincang sepersekkian lamanya, kemudian saya sedikit mendapatkan ilmu baru mengenai ilmu yang melahirkan ilmu. Ya filsafat yang membantu saya membawa pada jawaban yang menarik dan sungguh sangat dalam.
Bagus sekali,,,jarang ada yg berfilsafat dlm keseharian,padahal filsafat bisa membobot tentang apa saja yg kita kerjakan.menjadi nilai dan bermakna lebih
Yang dianggap 'jalan yang benar 'apa tidak menyesatkan? Tersedot segala pemikiran dan pengorbanan olehnya, sehingga pikiran/diri tertinggal (tanpa disadari 'hanya budak peliharaan yang nyata).
Manusia yang utuh jika ada objek yg dipakai untuk mengabdi (devosi) didalam kata kerja abdi terkandung unsur obsesi dan ambisi. Kalau melihat cerita lu nih bro anda tdk butuh yang lain krn apa yg manusia cari sdh anda miliki..selamat!
Apa saran dari bung Martin suryajaya kpd orang yg belajar filsafat secara otodidak? Karna saya sendiri sebelumnya berkenalan dengan filsafat sendiri ketika SMA juga. Namun, menurut saya sendiri, filsafat yg saya pelajari masih sangat random dlm hal ini sehingga saya sangat ingin untuk berkenalan dgn filsafat hingga lebih sistematis sampai pada terperinci. Bahkan pun, dalam lingkungan sosial saya, pergaulan yg saya temukan bahkan circle saya sendiri, tidak terlalu banyak yg membahas terkait dgn filsafat sehingga seakan-akan saya bgitu merasa teralienasi dgn kawan2, sampai-sampai saya sering duduk sendirian untuk bergumul dgn alam pikiran saya sendiri. Oleh sebab itu, saya ingin mencari solusi melalui bung Martin suryajaya terkait hal tersebut. Terimakasih 🙏
Wah sama K. Bertens juga "menarikku" ke dalam dunia filsafat. Pertama kali tertarik filsafat saat SMA. Random aja ketika browsing-browsing internet dan ngobrol kecil bareng teman. Kasusnya klasik sih, tertarik filsafat karena Tuhan.
Saya belajar ilmu filsafat lewat internet dan saya kaget saat mengetahui ada ilmu yang menarik tetapi tak pernah diajarkan sekolah ataupun lingkungan hidup saya. Bahkan saya pernah berpikir apakah ilmu filsafat ini tak boleh dipelajari karena tak pernah ada yang membahasnya di negeri ini tetapi saat saya semakin pelajari saya hidup dengan penuh ketenangan bahkan saya menjadi seseorang yang jarang berbicara karena saya selalu mencari orang yang memiliki pemikiran yang sama untuk diajar berbicara dan berdiskusi.
Seru banget bro, gw ga pernah nyesel sekolah disana, walaupun gw kerjanya di musik dan saham. Ilmunya masi nempel terus dan kepake, soalnya dosen2nya di STF banyak yang praktisi jadi ilmu yg diajarkan selalu fresh dan update dan kita ajak utk mengerti konsep2 dasarnya, bukan sekedar hapal, jadi suasana belajar dan diskusinya bener2 kritis dgn pengolahan logika mandiri. Kita memang dituntut utk punya pemikiran sendiri, bangun argumentasi sendiri. Kondisi kelas dan metode pengajaran disana kurang lebih seperti channel youtube ini.
Saya belajar filsafat secara otodidak sejak awal kuliah 3 tahun lalu, kendati itu bukan major saya. Sedikit menyesal karena terlambat, tapi juga berharap bisa ngejar ketertinggalan. Saya berharap bisa jadi penulis buku, macam om Martin.
Saya nih saya baru belajar filsafat. Mula2 seneng aja baca2 filsafat karl marx. Eh malah sampai pada permasalahan filsafat yg sering ditulis sama bung martin dan bahkan ya saat belajar lebih dalam tentang materialisme dialektik malah tertarik belajar ilmu perang dan kemiliteran😂
Saya pertama mengenal filsafat ketika mulai menggeluti gerakan perempuan, kemudian terus belajar soal Feminist. Barulah tertarik baca soal filsafat. Saya masih begitu awam soal filsafat, bolehkah di kasih gambaran tentang filsafat? Tengang tulisan dan perkembangan filsafat
Jelaslah terkuak sekarang, kesalahan besar,mengapa sekarang sekolah negeri dihimbau untuk pake jilbab,semoga ada yg protes, dan hidup kembali berwarna, tanpa keseragaman yg menjemukan
STRATEGI ISLAM MENGUASAI INDONESIA DENGAN JURUS MABOK AGAMA Bangsa China pernah dikalahkan Bangsa Barat melalui strategi perang Candu, dimana bangsa China dibuat mendem/mabok candu. Jurus yang serupa yang dilakukan bangsa Arab untuk menikmati/menjajah Indonesia dengan cara membuat bangsa Indonesia mabok agama Islam dan mabok Budaya Arab. Henry Kisinger, mantan Menteri Luar Negeri USA yang dijuluki si Kancil, mengatakan dalil kemenangan dalam pertarungan politik:”Siapa yang menguasai informasi yang akan menang”. Rupanya hal ini dipraktekan oleh para pemuja Kilafah pecinta negara Arab (melebihi cintanya pada NKRI). Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia mempunyai nilai yang sangat istimewa bagi Negara Arab asal agama Islam, minimal dari sisi sumber devisa yang besar sebagai hasil bisnisisasi agama dan Indonesia dipakai sebagai contoh kemodernan negara Islam (mampu berdemokrasi). Untuk melaksanakan strategi Henry Kisinger, maka bangsa Indonesia agar tidak dapat lepas dari cengkeraman Islam, maka cara terbaik adalah mengurung “akal sehat” bangsa Indonesia melalui strategi Memabokan Bangsa Indonesia. Bangsa China pernah dikalahkan Bangsa Barat melalui perang Candu, dimana bangsa China dibuat mendem/mabok candu. Jurus membuat mabok agama Islam untuk mengerjain Indonesia antara lain adalah: a. Strategi Brain Washing di Pendidikan Dasar dan Menengah: Islamisasi dan Arabisasi di sekolah Islam (pondok & madrasah), dari TK hingga SMU (minimal 10 tahun), ribuan ayat Al Qouran disuruh hafal, jutaan jam belajar dihamburkan untuk hal yang non sense. Mana ada ortu di negara modern tega menitipkan dan melepas anaknya untuk dididik seperti itu? Kurikulum pendidikan di Indonesia dibanyaki muatan pendidikan agama dari TK hingga universitas. Child labor (kerja dibawah umur) melanggar kemanusiaan (ILO), Child Brain Washing tentunya sama saja, melanggar hak azasi manusia, yang satu: jasmani/pisik, yang lain otak/pikiran; sama2 mengerikan. Joke dari para ahli pendidikan nasional (cucu Ki Hajar Dewantoro): Bagaikan APBN untuk mendanai pendidikan berbasis kurikulum Arab Saudi, dan secara perlahan mematikan pendidikan berbasis perjuangan nasional seperti Taman Siswa. Pondok dan pesantren tumbuh dan berkembang bagaikan jamur cendawan yang siap jadi parasit dan menelan Indonesia secara perlahan seperti coup de tat merangkak ala kasus Prabu Brawijaya. b. Islamisasi Pengetahuan: Hoax Ilmu pengetahuan juga dimunculkan, seperti Borobudur, Diponegoro, Brawijaya, Astronut dengar azan, Teori big bang, teori nuklir, dst. Rasanya, jurus taqiya meniadakan rasa malu “memalsukan ilmu pengetahuan”. Kasus abad pencerahan era kegelapan gereja seolah berulang kembali, kalau dulu ilmuwan2 penemu (Galileo, Darwin, dst) dikucilkan gereja karena dianggap bertentangan dengan kitab suci Kristen, kini dalam kasus Islam jurtru sebalikanya, ilmuwan didorong dan diminta menulis buku atau paper ilmiah yang sumbernya adalah kitab suci Al Qouran. Dijaman kegelapan Eropa, ketika agama mulai ditinggalkan oleh para cerdik-cendekia akibat kebekuan dan kekakuannya, beberapa oknum pemuka agama mencoba mengkelabui umatnya dengan menandaskan bahwa kitab suci itu serba bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Hal ini perlu direkayasa demi menyelamatkan agama dari bahaya ditinggalkan oleh para penganutnya. Para ilmuwan busuk lalu diminta mengarang buku-buku yang isinya, sebenarnya mengada-ada serta mereka-reka, tentang keterkaitan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst., dengan kitab suci; jadi direkayasa bahwa seolah-olah kitab suci itu maha bisa, maha kuasa, dan maha luar biasa (tanpa pernah membahas keterbatasan kitab suci). Syukurlah masyarakat cerdik-cendekia Eropa saat itu tidak terpancing. Mereka tetap menyadari bahwa kitab suci ditulis untuk menjelaskan adanya kehidupan yang jauh lebih baik setelah mati (surga) beserta cara untuk dapat sampai kesana (surga), jadi kitab suci ditulis bukan untuk menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Mereka juga belajar dari kebijaksanaan ilmuwan top para pemenang hadiah Nobel, yang tidak pernah mengkaitkan kepakaran keilmuannya dengan kitab suci! Mereka tidak terpancing dengan iklan kecap nomor 1 dari oknum pemuka agama yang menyesatkan, membodohi serta membuat bodoh umat beragama! Saat ini, di toko-toko buku di Indonesia, banyak dijumpai buku-buku semacam diatas yang menggambarkan kitab suci itu serba bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Rupanya ada usaha Islamisasi ilmu pengetahuan. Pemimpin agama berkonspirasi dengan ilmuwan untuk membodohi umatnya. Sungguh sangat menyesatkan nalar, apabila ada siswa yang belajar ilmu fisika atau ekonomi dari kitab suci Alqouran. c. Bombardir Berita Hoax di Internet: Berbagai cerita, teori, iklan dan dakwah yang tidak benar di buat dan diterbitkan di berbagai mass media, sehingga berita dan fakta yang benar tertimbun sampah taqiya rekayasa para Muslim. Search di Google menjadi sulit karena tumpukan hoax buatan Muslim, misalnya seseorang mencari di google dengan keyword “Kesalahan Al Qouran”, maka hasilnya akan didapatkan pada halaman ke 20 setelah mengklik tombol next, next, next, dst. Itu kalau sabar, kalau tidak, ya berhenti di timbunan berita hoax karya para Muslim berbasis taqiya, pencarian gagal ditengah jalan. d. Bombardir Iklan apapun yang diserempetkan dengan Agama Islam. Setiap buka UA-cam Kristen ditempeli iklan Islam. e. Brain Washing Terselubung - Speaker Masjid: suara speaker azan masjid dan ceramah ustadz yang tidak kenal waktu yang memekakan telinga sampai sejauh k.l 0,5 km; - Inkulturasi budaya: semua orang, apapun agamanya, disalami dgn paksa memakai bhs Arab “asalam mulaikum”; kata2 Arab menggantikan bahasa Indonesia dan lokal, misalnya: marwadah, sakinah, dulkidah; adanya serambi Mekah di Aceh dan Padang dst. - Manipulasi histori/cerita berbasis taqiya: Diponegoro kalifah Turki, Borobudur didirikan nabi Islam, Astronaut dengar suara Azan, dst. - Orang non Muslim “dipaksa” menghormati puasa, dan mengikuti aturan2 tertentu dalam Islam (halal haram) dan cara berpakaian di sekolah dan kantor. Kejujuran kurang dipentingkan karena bohong diperbolehkan (taqiya). f. Bombardir “ruang umum” seperti TV, Radio dan surat kabar secara sengaja dan yang tidak kenal waktu. Demikian pula, mass media seperti majalah, spanduk, pamlet, selebaran, dan koran dipenuhi oleh berita/renungan keagamaan. Sinetron kita juga banyak yang bernuansa mistik campur agamis. Lagu-lagu di televisi dan radio juga banyak mengandung pesan-pesan agama. Yang sangat menyolok mata adalah cara mengkover hari raya Lebaran selama hampir 40 hari, dimulai dari awal puasa, mudik hari H Min, saat Lebaran, mudik hari H plus, dan usai lebaran untuk masuk kerja, sungguh luar biasa. Apakah pemberitaan semacam ini bermanfaat? Apakah tidak menghambur-hamburkan waktu, biaya, dan tenaga? Coba bayangkan bila cara mengcover berita pemberantasan KKN semacam hari Lebaran (full selama 40 hari), dijamin Indonesia cepat bersih! g. Kegiatan Spiritual di Masyarakat: upacara seremonial keagamaan Islam bagaikan tidak pernah berhenti, ditingkat RT pun sedemikian intens. Membuat masyarakat religion alcoholic dan mabok agama. Sebaliknya, bangsa Jepang dan Korea Work Alcoholic! h. Strategi Politik: Terus berjuang untuk menduduki jabatan politik tertingi (RI 1) dan Gubernur serta Lembaga Tinggi lainnya dengan menggunakan bendera dan azas Islam (jurus pengkafiran), contoh korban nyata adalah : Gubernur DKI Ahok. Jaringan politik Islam berskala nasional dan internasional terasa ada, hal ini dapat dengan mudah dilacak melalui aliran dana di bank. Bagi yang berminat ingin tahu “Raksasa Finansial di belakang layar” gerakan Islam sedunia, cukup ketikan di Google atau UA-cam kata kunci: who financing radical Islam around the world”. i. Dst. Pakar budaya dan agama Internasional menjuluki Islam sebagai agama five in one (5 in 1) - islamisasi, Arabisasi, politisasi, bisnisisasi, pembodohan & penjajahan budaya. Sebagai organisasi politik Islam akan selalu dinamis untuk melakukan manuver yang mengerikan dan akan siap menelan mangsanya dengan pelan2 seperti kasus Islam menelan Prabu Brawijaya. Kita yakin bahwa dalang mabok agama ini ada pada tingkatan lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Mereka ini mempunyai jaringan yang rapi sekali bagaikan jaringan multi-level-marketing (MLM), mereka juga mempunyai dana yang besarnya trilyunan rupiah. Negara asing mempunyai kepentingan untuk menjadi penikmat utama kekayaan alam Indonesia serta ingin menjadikan Indonesia sebagai negara boneka. Mengingat semua fakta diatas, diharapkan bangsa Indonesia slalu siap bertempur menghadapi ideologi asing (dari Arab) yang ingin merobohkan negara NKRI dan menggantikannya dengan sistim negara Kalifah berbasis Syariah yang berbudaya Arab yang sudah terbukti ketinggalan jaman dan ditolak oleh banyak cendekiawan Arab melalui gerakan nasional/internasional yang disebut Arab Spring. Semoga bangsa Indonesia segera waras-wiris dan kembali berakal sehat. Rahayu. Ki Sambang Jalan, Keawen, Anggota LSM CBD. Artikel lebih lengkap bersama pustaka tulisan kritis cerdas ada di CERDAS BIJAKSANA BERKAT INTERNET, di bijaksana555.blogspot.com/
Yth, Bung MARTIN. """""""""""""""""""""""" Tanya : Orang Israel keluar dari Mesir dipimpin oleh seorang Nabi yg Filsuf dan Lawyer namanya Musa. Kepadanya Tuhan memberi- tahu mama-NYA yang filosofis juga "AKU ADA YANG AKU ADA" (I Am That I Am.) "Sang ADA/ Being = Hidup" inilah yang menjadi dasar bagi segala "ke-ber-ada-an/ eksistensi." Ketika Descartes mencari apa "yang pasti" di dalam ke-ber -ada-an, dia menemukan "ragu/ sadar/ berfikir/ ya HIDUP/ ADA (Be ing) itu sendiri, tohhh. Kenapa dia tidak sampai pada tegas menyebut Ada itu adalah HIDUP/ Tuhan ... kok, dia cuma menabur kata "ragu" doang. Apa yg menyulitkan ? Heidegger mau menjungkir-balik Descartes dengan berpen -dapat bahwa "yang pasti" di dim ke-ber-ada-an/ eksistensi adalah "MATI." Manusia "ber-ada" terlempar begitu saja, "ber-ada" tdk karena diminta, maka manusia tdk bertang- gung-jawab terhadap apa pun, ... dan akhirnya "mati." (pdhl Heidegger dulunya sekolah Theology ... kok, dia lupa/ tdk tahu arti "anugerah" = ke-ber-ada-an adlh pemberian sema -ta/ tdk karena diminta atau karena jasa.) Aku pikir ... buku "Eksistensialisne" yg paling sempurna ialah "Buku Peng- khotbah" di dalam Alkitab. (Disana diberitahukan segala "ke-ber-ada-an"/ suka-duka hidupnya manusia yg penuh keraguan/ tetapi ... dituntun kpd penghapan yg pasti/ kpd HIDUP/ tidak pada keraguan/ "kematian" yang tiada. Tanya : Kenapa Suara Alkitab yang turun dari atas ... menjadi sulit masuk ... untuk menghidupkan Suara Filsafat yg muncul dari bawah ... (seperti pada Descartes yg cuma ragu dan Heidegger yg menuju mati/ ke-tiada-an ini) ?
@@wakhidhasyiempa9379 kalau matematika saya yakin gak akan kayak gitu pertanyaannya. Pertanyaan isengnya paling "Matematika? Gak bosen apa? Mau jadi guru?". Meskipun matematika erat dengan filsafat, tapi matematika bisa membuktikan apapun (sejauh yang observable) dengan rumusan sistematis yang kita tahu. Entah itu dengan aljabar, geometri, kalkulus, trigonometri, serta aritmatika.
Saya pikir, sharing kisah pengalaman Bung saat berkenalan dgn filsafat menampilkan bahwa belajar filsafat sesungguhnya punya keunikan tersendiri. Fakta bahwa belajar filsafat tdk menjamin masa depan para pembelajarnya adalah pernyataan yg jujur dan penting. Ini seperti memberikan panduan kpd mereka yg akan atau sedang belajar filsafat utk berpikir bahwa filsafat bkn membekali para pembelajarnya ilmu utk mencari hidup, alih2 justru merangsang mereka hidup untuk mencari ilmu. Ditunggu konten2 berikutnya Bung.
Jadi ingat kata kata krisna ketika memarahi druna beliau mengatakan "bagaimana bisa kau menukar ilmu yang tak ternilai dengan kesejahteraan dan kemakmuran yang membuat anak mu lupa akan makna kebaikan dan ditutupi dengan perasaan durjana perasaan mu terhadap anakmu merupakan cinta buta dan kau bukan seorang guru durna seorang guru tidak pernah mengharapkan kekayaan yang besar dari para muridnya tpi seorang guru hanya mengharapkan pemberian kecil dari para muridnya"
@@lordtsarnicholasii6934 kisah ini ada di buku apa bung?
Mengesankan!!
Kebenaran itu adalah kesepakatan2 ..kesepakatan bg pendiri bangsa, pendiri sekolah, pengiriman agama dst..
Ingat sekali waktu masih duduk di SMA kelas 2(3 tahun yang lalu), saya iseng pergi ke perpustakaan sekolah guna menumbuhkan kembali budaya membaca, yang dulu sempat tercetak dengan sebab yang hampir mirip dengan bung Martin, yaitu saya terpengaruh juga oleh diskusi - diskusi yang dilakukan oleh ayah saya dan teman temannya dirumah saya.
Kembali lagi ke perpus, waktu itu saya random memilih buku(guna menghukum diri saya yang sempat malas lagi membaca buku), saya ingat buku yang pertama kali saya tunjuk adalah buku karya Pramoedya yang berjudul Efek rumah kaca. Selepas usai membaca buku itu, minat baca saya kembali bertumbuh dan memutuskan untuk meminjam buku - buku yang lain, seperti buku politik,sejarah dll. Setelah buku-buku yang saya pinjam telah selesai dibaca, munculah sedikit kebingungan untuk membaca buku bergenre apa atau membaca buku yang membahas apa, sehingga kembali lagi ke metode awal, dengan cara random menunjuk buku. Dan saya menunjuk salah satu buku yang covernya telah rusak(sehingga tidak terbaca buku itu buku apa), beruntungnya buku yang ditunjuk adalah semacam buku pengantar filsafat. Mau tidak mau harus saya baca hingga tuntas, walaupun saya tidak mengerti atau lebih tepatnya benar benar buta tentang apa itu filsafat.
Dengan modal ketidakjelasan itulah saya agak mengenal tentang sesuatu yang bernama filsafat. Saya ingat beberapa yang dibahas di buku tersebut, salah satu yang saya ingat adalah pembahasan mengenai konsep totalitarian nazi beserta uraian propaganda yang sedikit di uraikan disana, dan hal tersebut memicu saya untuk melakukan perbandingan dengan sebuah budaya atau aturan norma yang di terapkan pada beberapa tongkrongan(anak - anak nakal yang hobinya ribut)dilingkungan sekolah saya, dan kebetulan saya salah satu pelaku atau mungkin berposisi sama dengan Hitler saat masa kejayaannya di Nazi. Ternyata ada sedikit kecocokan antara totalitarianisme ala hitler dengan aturan atau norma yang berlaku di kebanyakan tongkrongan di lingkungan sekolah saya, sehingga hal tersebut memicu diri untuk merefleksikan ulang apakah hal tersebut adalah hal yang pantas atau malah sebaliknya?. Dan akhirnya saya memutuskan untuk merombak sebuah ideologi sebuah tongkrongan tersebut dengan ideologi ala ala demokrasi, sekaligus eksperimen penerapan demokrasi dalam sekala kecil berefek seperti apa.
Berangkat dari keseruan mempertanyakan ulang berbagai hal yang dianggap pasti benar, hingga berujung pada pemberontakan kecil kecilan pada peraturan sekolah terkait kucuran dana pemerintah yang dirasa kurang maksimal pengelolaannya untuk para siswa, mendiskusikan kebijakan kebijakan sekolah dengan teman teman, mengadvokasi siswi yang dirasa kurang mampu membayar biaya pendidikan agar diberikan keringanan, hingga bereaksi seorang diri untuk tidak membayar uang sekolah dari kelas 2 hinga lulus, dengan sebab tidak terima terkait pemungutan liar yang kian lama diwajarkan disana.
Intinya buku secuil mengenai pembahasan filsafat itu mampu merangsang saya untuk menanyakan segala sesuatu yang selama ini diyakini begitu saja, dengan disiplin melewati proses filterisasi berupa pertanyaan tentang benar salah atau baik tidaknya hal tersebut terlebih dahulu.
Lewat pengalaman tersebut seolah olah filsafat membekas pada pengalaman saya, sebab, menawarkan rute yang menurut saya sangat menyenangkan sekaligus memusingkan untuk dilalui.
Tetap berkarya Bung Martin!
Kontent bung menurut saya sangat bermanfaat, khususnya untuk orang yang sangat awam dengan filsafat seperti saya.
Dan satu lagi, tolong doakan saya temen temen, agar tahun ini saya bisa diterima masuk UGM jurusan filsafat jalur sbmptn 🙏🏻
Belajar filsafat bikin aku belajar memeluk diri sendiri dan membuka mata memandang dunia yang jauh lebih luas
Gara-gara anda , saya jadi suka filsafat.
Agak mirip sih pengalaman pertama x jatuh cinta sama Filsafat.❤
Saya senang mengikuti pemikir2 bebas seperti Mas Martin ini, penjelasannya mudah dicerna, terus berkarya dan penuhi dahaga intelektual kami
👍
Martin i love youuuu!!!
Belajar filsafat ilmu memang asik
Filsafat sangat berpengaruh buat dunia. Tanpa filsafat dunia dalam kegelapan.
Filsafat telah mati, Stephen Hawking
Bagi komunitas filsafat, cara berpikir berbeda dg org lain adalah biasa. Namun bagi komunal di luar filsafat dianggap para calon filsuf merupakan org2 "aneh".
Sangat mirip dengan apa yg saya rasakan walapun, saya baru belajar Filsafat namun ada beberapa aspek dari Filsafat yang bisa merubah cara pandang dan karakter saya , yaitu dengan menunda Reaksi-reaksi yang sebetulnya tidak perlu didalam masyarakat kita. Filsafat bagi saya adalah obat penenang bagi fikiran saya bagai orang hidup denga kerumitan-kerumitannya. Namun Filsafat memberikan kita ruang berpikir untuk menengok bahwa sebenarnya dunia ini tidaklah rumit! Yang rumit justru manusianya sendiri!!! Dari belajar filsafat saya juga banyak belajar bagaimana kita perlu berpikir lebih mendalam dan mengkaji sebenarnya apa yg membuat kita itu rumit. Nah dari mempertanyaankan sesuatau inilah saya bisa menemukan bahwa sebenarnya sudah tersaji didalam nya yaitu kebijaksanaan menyikapi Hidup bisa membuat hidup ini sangat bermakna!!!
Sangat mnambh wawasan
Filsafat memperbaiki psikis
Tidak salah kalo filsafat adalah ibu dari segala ilmu pengetahuan
ya memilih jalur pendidikan tidak harus melulu "untuk apa/ kerja apa nantinya"? artinya pemilihan itu berdasar apa yang kita suka, entah nanti bekerja di mana atau bagaimana yg menjadi penting adalah dari kecenderungan masing-masing yang bila serius yang berangkat dari keniscayaan diri maka akan sampailah kita menjadi dipentingkan (berguna) di masyarakat. Trims mas Martin.
Mantafs
saya suka filsafat semenjak masa SMK, dan setiap kali membaca atau mempelajari ilmu tersebut entah mengapa saya merasa lebih hidup
Keren🙂👍
ada seorang teman yang selalu sebut sy "km itu belum paham soal hidup. km itu blm ngerti apapa. kamu tuh belum sampai kedunia kerja sama spt sy jadi kamu itu gak ngerti soal nilai hidup"
awalnya saya masih membantah penilaian dia soal kedewasaan sy, tp lama kelamaan sy jg jd mempertanyakn, apa iya sy memang demikian?
tp dngr bbrp poin dr omongan mas Martin, sy jd berpikir ulang, dan justru ads banyk pertanyaan di kepala sy soal pernyataan teman sy td ttg kedewasaan sy. standar apa sebenarnya yg dia pakai untuk menilai dan men-judge kedewasaan pribadi sy.
terimakasih mas Martin untuk sharingnya ini.
Musiknya terlalu keras Om
Rekomendasi buku pertama untuk bljr filsafat mas.. 🙏🙏🙏
Sekali kali live UA-cam/Instagram lah.
Jawab pertanyaan-pertanyaan gitu. Yang setuju like. 👍
Terima kasih, mas Martin
Salah satu doktrin filsafat adalah: pertanyaan sebagai esensi pencariannya, bukan jawabannya. Sementara kita hidup di dunia adalah mencari jawaban mengapa kita hidup di dunia ini.
Keren mas Martin, dari smp sudah menggali nilai2 dan belajar filsafat. Sedikit cerita, saya mengalami belajar filsafat ketika SMA, saat itu yang mengantarkan saya kepada disiplin ilmu filsafat ini adalah novel2 Sherlock Holmes karya Sir Artur Conan Doyle, kemudian novel2 karya Dan Brown. Dari novel2 ini saya mulai mendapatkan kesadaran untuk menanyakan hal2 dasar, realitas2 fiksional yang terjadi dalam novel2 tersebut melahirkan spirit baru dalam pemahaman saya untuk belajar filsafat, walaupun pada saat itu saya tidak tau kalau itu filsafat haha. Pembelajaran dasar yang saya dapat adalah selalu menanyakan hal2 dasar kepada diri sendiri, terutama menghadapi fenomenologi dalam realitas faktual di kehidupan saya pada saat itu. Tetap update video terus mas Martin, sangat bermanfaat!!!!
Pengalaman pribadi saya tentang belajar mempelajari filsafat berawal dari hal hal kecil. Seperti, mengapa saya terlalu bodoh untuk menelaah diri sendiri? dan mengapa saya tidak bisa menilai diri sendiri? Dan karna pertanyaan itulah muncul keingintahuan saya tentang jawaban yang saya pertanyakan. Dan singkat cerita saya bertemu dengan kawan lama saya yang dimana dia seorang mahasiswa yang mengambil jurusan filsafat dan disitulah saya berbincang sepersekkian lamanya, kemudian saya sedikit mendapatkan ilmu baru mengenai ilmu yang melahirkan ilmu. Ya filsafat yang membantu saya membawa pada jawaban yang menarik dan sungguh sangat dalam.
'fungsi utama pada filsafat adalah kritik' 9:40
sekarang baru ngerti kenapa RG selalu mengkritik pemerintahan hmmm 🤔
Akan ttp yg tidak suka dgn beliau pasti mengatakan "Apa solusinya, masa cman kritik?"
Bagus sekali,,,jarang ada yg berfilsafat dlm keseharian,padahal filsafat bisa membobot tentang apa saja yg kita kerjakan.menjadi nilai dan bermakna lebih
Kaget neng beranda tiba2 ono the legendary mas martin plekek.. miss you plekek.. sukses kek..👍
Suaranya keren,nyaman di telinga
tertarik dan sangat menarik....
Thank you gold
SMA Kristen Calvin Jakarta ada belajar filsafat bung martin.
Mendengar kisah bang Martin rasanya seperti saya yang berada diposisi itu dan merasakan semua pengalamannya
Filsafat menyesatkannmu ke jalan yang benar
Kenapa bisa seperti itu?
Seperi Rocky Gerung aja
Yang dianggap 'jalan yang benar 'apa tidak menyesatkan?
Tersedot segala pemikiran dan pengorbanan olehnya, sehingga pikiran/diri tertinggal (tanpa disadari 'hanya budak peliharaan yang nyata).
06:30
baik banget beliau...
Nama backsound nya apa bung?
Kerenn wkwk kepseknua
Baguslah saya nyasar kesini, jadi saya lebih tahu jalan saya untuk belajar filsafat 👍
Bang knp setiap yg nyambung ke filsafat mesti harus gondrong😅🙏
Menit 3-4 tt pendidikan
Sd# 2x3=6
Tukang foto# 2x3=10
Mas, tolong bikin konten langkah-langkah belajar filsafat 🙂🙏🙏
Ya tinggal ngelangkah aja kali_-
Manusia yang utuh jika ada objek yg dipakai untuk mengabdi (devosi) didalam kata kerja abdi terkandung unsur obsesi dan ambisi. Kalau melihat cerita lu nih bro anda tdk butuh yang lain krn apa yg manusia cari sdh anda miliki..selamat!
Apa saran dari bung Martin suryajaya kpd orang yg belajar filsafat secara otodidak? Karna saya sendiri sebelumnya berkenalan dengan filsafat sendiri ketika SMA juga. Namun, menurut saya sendiri, filsafat yg saya pelajari masih sangat random dlm hal ini sehingga saya sangat ingin untuk berkenalan dgn filsafat hingga lebih sistematis sampai pada terperinci. Bahkan pun, dalam lingkungan sosial saya, pergaulan yg saya temukan bahkan circle saya sendiri, tidak terlalu banyak yg membahas terkait dgn filsafat sehingga seakan-akan saya bgitu merasa teralienasi dgn kawan2, sampai-sampai saya sering duduk sendirian untuk bergumul dgn alam pikiran saya sendiri. Oleh sebab itu, saya ingin mencari solusi melalui bung Martin suryajaya terkait hal tersebut. Terimakasih 🙏
Sangat menginspirasi..
Pak bahasa buku filsafat yang masih ringan2 utk anak sekolah pak
Bang gimana sih cara mengontrol keliaran pikiran saat berfilsafat
Kees Bertens, betapa besar jasamu. Harun Hadiwijono juga kali ya
Wah sama K. Bertens juga "menarikku" ke dalam dunia filsafat. Pertama kali tertarik filsafat saat SMA. Random aja ketika browsing-browsing internet dan ngobrol kecil bareng teman. Kasusnya klasik sih, tertarik filsafat karena Tuhan.
Jadi sekarang gimana?
Meluk agama mas?
Terima kasih telah berbagi pengalaman salam dari Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng
Frater Projo ya??
krennnnn
Mas mohon bahas filsafat hukum🙏🏼
Luar biasa
Om bahas tentang filsafat dan ilmu metafisik.
mantap bro, izin shre
Saya belajar ilmu filsafat lewat internet dan saya kaget saat mengetahui ada ilmu yang menarik tetapi tak pernah diajarkan sekolah ataupun lingkungan hidup saya. Bahkan saya pernah berpikir apakah ilmu filsafat ini tak boleh dipelajari karena tak pernah ada yang membahasnya di negeri ini tetapi saat saya semakin pelajari saya hidup dengan penuh ketenangan bahkan saya menjadi seseorang yang jarang berbicara karena saya selalu mencari orang yang memiliki pemikiran yang sama untuk diajar berbicara dan berdiskusi.
Sepertinyaa pemikiran kita sama
@@-NURRAHMAWATI نَايْسْ
Pak martin,,tolong menbahas lebih mendalam tentang pemikiran HEGEL&IMANUEL KANT.
Asyik"..
Kereenn. Saya dulu Sekolah di STF Driyarkara juga. Dengerin konten seperti ini jadi membangkitkan diskusi filsafat dalam keseharian saya. Thank you
seru ga kuliah di sana bro
Seru banget bro, gw ga pernah nyesel sekolah disana, walaupun gw kerjanya di musik dan saham. Ilmunya masi nempel terus dan kepake, soalnya dosen2nya di STF banyak yang praktisi jadi ilmu yg diajarkan selalu fresh dan update dan kita ajak utk mengerti konsep2 dasarnya, bukan sekedar hapal, jadi suasana belajar dan diskusinya bener2 kritis dgn pengolahan logika mandiri. Kita memang dituntut utk punya pemikiran sendiri, bangun argumentasi sendiri.
Kondisi kelas dan metode pengajaran disana kurang lebih seperti channel youtube ini.
@@vorapercussion wahh keren22 thanks infonya bro, sukses yaa!🖐
musiknya mengganggu
Mntap bung, saya juga niat baca das kapital klo bgini😁
Mantap🌹
Keren
Peraturan itu dibuat untuk dilanggar
Filsafat ijazah.
Ijazah itu tanda anda pernah sekolah. Bukan tanda anda pernah berpikir.👈😄
Kasih kutipan siapa yg bkin kata2 itu dong
@@kinayadiniazzahra1262 rocky gerung
Fungsi filsafat agama apa ya mas.
Saya belajar filsafat secara otodidak sejak awal kuliah 3 tahun lalu, kendati itu bukan major saya. Sedikit menyesal karena terlambat, tapi juga berharap bisa ngejar ketertinggalan. Saya berharap bisa jadi penulis buku, macam om Martin.
Saya nih saya baru belajar filsafat. Mula2 seneng aja baca2 filsafat karl marx. Eh malah sampai pada permasalahan filsafat yg sering ditulis sama bung martin dan bahkan ya saat belajar lebih dalam tentang materialisme dialektik malah tertarik belajar ilmu perang dan kemiliteran😂
next, bahas filsafat pancasila mas:)
Salam pancasila
Bang kalo boleh, bisa ngebahas marxsisme dan perjuangan klas?
Undang om Rocky Gerung dong
Saya pertama mengenal filsafat ketika mulai menggeluti gerakan perempuan, kemudian terus belajar soal Feminist. Barulah tertarik baca soal filsafat. Saya masih begitu awam soal filsafat, bolehkah di kasih gambaran tentang filsafat? Tengang tulisan dan perkembangan filsafat
Saya sudah bikin seri pengantar filsafat, silakan bisa cek di sini: ua-cam.com/play/PLns_Wpdrrctvxei8pNdh2i0OtxuCLoONe.html
bahas sejarah filsafat barat om
iya bnar waktu mahasiswa saya blajar filsafat hihih
Jelaslah terkuak sekarang, kesalahan besar,mengapa sekarang sekolah negeri dihimbau untuk pake jilbab,semoga ada yg protes, dan hidup kembali berwarna, tanpa keseragaman yg menjemukan
Belajar filsafat
Buku filsafat yang saya baca pertama adalah imanensi dan transendensi
Seharusnya memang dari smp sudah dikenalkan dengan filsafat
Mas, ga berniat buat naskah film dari kisah hidup sampean taa?
dia bukan tokoh besar, siapa yg mau nonton
saya lulusan SMP bekerja sebagai buruh sepatu tapi saya suka filsafat walaupun taunya sedikit
STRATEGI ISLAM MENGUASAI INDONESIA DENGAN JURUS MABOK AGAMA
Bangsa China pernah dikalahkan Bangsa Barat melalui strategi perang Candu, dimana bangsa China dibuat mendem/mabok candu. Jurus yang serupa yang dilakukan bangsa Arab untuk menikmati/menjajah Indonesia dengan cara membuat bangsa Indonesia mabok agama Islam dan mabok Budaya Arab.
Henry Kisinger, mantan Menteri Luar Negeri USA yang dijuluki si Kancil, mengatakan dalil kemenangan dalam pertarungan politik:”Siapa yang menguasai informasi yang akan menang”. Rupanya hal ini dipraktekan oleh para pemuja Kilafah pecinta negara Arab (melebihi cintanya pada NKRI). Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia mempunyai nilai yang sangat istimewa bagi Negara Arab asal agama Islam, minimal dari sisi sumber devisa yang besar sebagai hasil bisnisisasi agama dan Indonesia dipakai sebagai contoh kemodernan negara Islam (mampu berdemokrasi). Untuk melaksanakan strategi Henry Kisinger, maka bangsa Indonesia agar tidak dapat lepas dari cengkeraman Islam, maka cara terbaik adalah mengurung “akal sehat” bangsa Indonesia melalui strategi Memabokan Bangsa Indonesia. Bangsa China pernah dikalahkan Bangsa Barat melalui perang Candu, dimana bangsa China dibuat mendem/mabok candu. Jurus membuat mabok agama Islam untuk mengerjain Indonesia antara lain adalah:
a. Strategi Brain Washing di Pendidikan Dasar dan Menengah: Islamisasi dan Arabisasi di sekolah Islam (pondok & madrasah), dari TK hingga SMU (minimal 10 tahun), ribuan ayat Al Qouran disuruh hafal, jutaan jam belajar dihamburkan untuk hal yang non sense. Mana ada ortu di negara modern tega menitipkan dan melepas anaknya untuk dididik seperti itu? Kurikulum pendidikan di Indonesia dibanyaki muatan pendidikan agama dari TK hingga universitas. Child labor (kerja dibawah umur) melanggar kemanusiaan (ILO), Child Brain Washing tentunya sama saja, melanggar hak azasi manusia, yang satu: jasmani/pisik, yang lain otak/pikiran; sama2 mengerikan. Joke dari para ahli pendidikan nasional (cucu Ki Hajar Dewantoro): Bagaikan APBN untuk mendanai pendidikan berbasis kurikulum Arab Saudi, dan secara perlahan mematikan pendidikan berbasis perjuangan nasional seperti Taman Siswa. Pondok dan pesantren tumbuh dan berkembang bagaikan jamur cendawan yang siap jadi parasit dan menelan Indonesia secara perlahan seperti coup de tat merangkak ala kasus Prabu Brawijaya.
b. Islamisasi Pengetahuan: Hoax Ilmu pengetahuan juga dimunculkan, seperti Borobudur, Diponegoro, Brawijaya, Astronut dengar azan, Teori big bang, teori nuklir, dst. Rasanya, jurus taqiya meniadakan rasa malu “memalsukan ilmu pengetahuan”. Kasus abad pencerahan era kegelapan gereja seolah berulang kembali, kalau dulu ilmuwan2 penemu (Galileo, Darwin, dst) dikucilkan gereja karena dianggap bertentangan dengan kitab suci Kristen, kini dalam kasus Islam jurtru sebalikanya, ilmuwan didorong dan diminta menulis buku atau paper ilmiah yang sumbernya adalah kitab suci Al Qouran. Dijaman kegelapan Eropa, ketika agama mulai ditinggalkan oleh para cerdik-cendekia akibat kebekuan dan kekakuannya, beberapa oknum pemuka agama mencoba mengkelabui umatnya dengan menandaskan bahwa kitab suci itu serba bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Hal ini perlu direkayasa demi menyelamatkan agama dari bahaya ditinggalkan oleh para penganutnya. Para ilmuwan busuk lalu diminta mengarang buku-buku yang isinya, sebenarnya mengada-ada serta mereka-reka, tentang keterkaitan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst., dengan kitab suci; jadi direkayasa bahwa seolah-olah kitab suci itu maha bisa, maha kuasa, dan maha luar biasa (tanpa pernah membahas keterbatasan kitab suci). Syukurlah masyarakat cerdik-cendekia Eropa saat itu tidak terpancing. Mereka tetap menyadari bahwa kitab suci ditulis untuk menjelaskan adanya kehidupan yang jauh lebih baik setelah mati (surga) beserta cara untuk dapat sampai kesana (surga), jadi kitab suci ditulis bukan untuk menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Mereka juga belajar dari kebijaksanaan ilmuwan top para pemenang hadiah Nobel, yang tidak pernah mengkaitkan kepakaran keilmuannya dengan kitab suci! Mereka tidak terpancing dengan iklan kecap nomor 1 dari oknum pemuka agama yang menyesatkan, membodohi serta membuat bodoh umat beragama! Saat ini, di toko-toko buku di Indonesia, banyak dijumpai buku-buku semacam diatas yang menggambarkan kitab suci itu serba bisa-serba pintar, misalnya saja kitab suci bisa menjelaskan fisika, biologi, ekonomi, perbintangan, nuklir, komputer, dst. Rupanya ada usaha Islamisasi ilmu pengetahuan. Pemimpin agama berkonspirasi dengan ilmuwan untuk membodohi umatnya. Sungguh sangat menyesatkan nalar, apabila ada siswa yang belajar ilmu fisika atau ekonomi dari kitab suci Alqouran.
c. Bombardir Berita Hoax di Internet: Berbagai cerita, teori, iklan dan dakwah yang tidak benar di buat dan diterbitkan di berbagai mass media, sehingga berita dan fakta yang benar tertimbun sampah taqiya rekayasa para Muslim. Search di Google menjadi sulit karena tumpukan hoax buatan Muslim, misalnya seseorang mencari di google dengan keyword “Kesalahan Al Qouran”, maka hasilnya akan didapatkan pada halaman ke 20 setelah mengklik tombol next, next, next, dst. Itu kalau sabar, kalau tidak, ya berhenti di timbunan berita hoax karya para Muslim berbasis taqiya, pencarian gagal ditengah jalan.
d. Bombardir Iklan apapun yang diserempetkan dengan Agama Islam. Setiap buka UA-cam Kristen ditempeli iklan Islam.
e. Brain Washing Terselubung
- Speaker Masjid: suara speaker azan masjid dan ceramah ustadz yang tidak kenal waktu yang memekakan telinga sampai sejauh k.l 0,5 km;
- Inkulturasi budaya: semua orang, apapun agamanya, disalami dgn paksa memakai bhs Arab “asalam mulaikum”; kata2 Arab menggantikan bahasa Indonesia dan lokal, misalnya: marwadah, sakinah, dulkidah; adanya serambi Mekah di Aceh dan Padang dst.
- Manipulasi histori/cerita berbasis taqiya: Diponegoro kalifah Turki, Borobudur didirikan nabi Islam, Astronaut dengar suara Azan, dst.
- Orang non Muslim “dipaksa” menghormati puasa, dan mengikuti aturan2 tertentu dalam Islam (halal haram) dan cara berpakaian di sekolah dan kantor. Kejujuran kurang dipentingkan karena bohong diperbolehkan (taqiya).
f. Bombardir “ruang umum” seperti TV, Radio dan surat kabar secara sengaja dan yang tidak kenal waktu. Demikian pula, mass media seperti majalah, spanduk, pamlet, selebaran, dan koran dipenuhi oleh berita/renungan keagamaan. Sinetron kita juga banyak yang bernuansa mistik campur agamis. Lagu-lagu di televisi dan radio juga banyak mengandung pesan-pesan agama. Yang sangat menyolok mata adalah cara mengkover hari raya Lebaran selama hampir 40 hari, dimulai dari awal puasa, mudik hari H Min, saat Lebaran, mudik hari H plus, dan usai lebaran untuk masuk kerja, sungguh luar biasa. Apakah pemberitaan semacam ini bermanfaat? Apakah tidak menghambur-hamburkan waktu, biaya, dan tenaga? Coba bayangkan bila cara mengcover berita pemberantasan KKN semacam hari Lebaran (full selama 40 hari), dijamin Indonesia cepat bersih!
g. Kegiatan Spiritual di Masyarakat: upacara seremonial keagamaan Islam bagaikan tidak pernah berhenti, ditingkat RT pun sedemikian intens. Membuat masyarakat religion alcoholic dan mabok agama. Sebaliknya, bangsa Jepang dan Korea Work Alcoholic!
h. Strategi Politik: Terus berjuang untuk menduduki jabatan politik tertingi (RI 1) dan Gubernur serta Lembaga Tinggi lainnya dengan menggunakan bendera dan azas Islam (jurus pengkafiran), contoh korban nyata adalah : Gubernur DKI Ahok. Jaringan politik Islam berskala nasional dan internasional terasa ada, hal ini dapat dengan mudah dilacak melalui aliran dana di bank. Bagi yang berminat ingin tahu “Raksasa Finansial di belakang layar” gerakan Islam sedunia, cukup ketikan di Google atau UA-cam kata kunci: who financing radical Islam around the world”.
i. Dst.
Pakar budaya dan agama Internasional menjuluki Islam sebagai agama five in one (5 in 1) - islamisasi, Arabisasi, politisasi, bisnisisasi, pembodohan & penjajahan budaya. Sebagai organisasi politik Islam akan selalu dinamis untuk melakukan manuver yang mengerikan dan akan siap menelan mangsanya dengan pelan2 seperti kasus Islam menelan Prabu Brawijaya.
Kita yakin bahwa dalang mabok agama ini ada pada tingkatan lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Mereka ini mempunyai jaringan yang rapi sekali bagaikan jaringan multi-level-marketing (MLM), mereka juga mempunyai dana yang besarnya trilyunan rupiah. Negara asing mempunyai kepentingan untuk menjadi penikmat utama kekayaan alam Indonesia serta ingin menjadikan Indonesia sebagai negara boneka. Mengingat semua fakta diatas, diharapkan bangsa Indonesia slalu siap bertempur menghadapi ideologi asing (dari Arab) yang ingin merobohkan negara NKRI dan menggantikannya dengan sistim negara Kalifah berbasis Syariah yang berbudaya Arab yang sudah terbukti ketinggalan jaman dan ditolak oleh banyak cendekiawan Arab melalui gerakan nasional/internasional yang disebut Arab Spring. Semoga bangsa Indonesia segera waras-wiris dan kembali berakal sehat.
Rahayu.
Ki Sambang Jalan, Keawen, Anggota LSM CBD. Artikel lebih lengkap bersama pustaka tulisan kritis cerdas ada di CERDAS BIJAKSANA BERKAT INTERNET, di bijaksana555.blogspot.com/
harga buku di indonesia sangat mahal...
Apakah tanpa belajar filsafat kita sedang/sudah berfilsafat ?
Marx💓
menarik banget
Tetap semangat bikin video bang. Aku pelanggan mu
Owlahhh lulusan Loyola to,
Saya suka filsafat karena lihat video"nya rocky gerung😂😂😂
Sama haha
Cara masuk jurusan filsafat dikuliahan, pelajaran apa saja yg basic untuk masuk kejurusan filsafat tersebut???
Ikut aja sbmptn bro, liat tergantung dari univ tersebut filsafat tesnya masuk saintek apa soshum.
izin bang,kenapa harus ada musik?
Wah mas e wong Semarang
"Saya menemukan fungsi pertama dari filsafat itu adalah kritik, fungsinya di kenyataan, kalaupun filsafat punya fungsi." Lol...
Nah
Yth,
Bung MARTIN.
""""""""""""""""""""""""
Tanya : Orang Israel keluar dari Mesir dipimpin oleh seorang Nabi yg
Filsuf dan Lawyer namanya Musa. Kepadanya Tuhan memberi-
tahu mama-NYA yang filosofis juga "AKU ADA YANG AKU ADA"
(I Am That I Am.) "Sang ADA/ Being = Hidup" inilah yang menjadi
dasar bagi segala "ke-ber-ada-an/ eksistensi."
Ketika Descartes mencari apa "yang pasti" di dalam ke-ber
-ada-an, dia menemukan "ragu/ sadar/ berfikir/ ya HIDUP/
ADA (Be ing) itu sendiri, tohhh. Kenapa dia tidak sampai
pada tegas menyebut Ada itu adalah HIDUP/ Tuhan ... kok,
dia cuma menabur kata "ragu" doang. Apa yg menyulitkan ?
Heidegger mau menjungkir-balik Descartes dengan berpen
-dapat bahwa "yang pasti" di dim ke-ber-ada-an/ eksistensi
adalah "MATI." Manusia "ber-ada" terlempar begitu saja,
"ber-ada" tdk karena diminta, maka manusia tdk bertang-
gung-jawab terhadap apa pun, ... dan akhirnya "mati." (pdhl
Heidegger dulunya sekolah Theology ... kok, dia lupa/ tdk
tahu arti "anugerah" = ke-ber-ada-an adlh pemberian sema
-ta/ tdk karena diminta atau karena jasa.)
Aku pikir ... buku "Eksistensialisne" yg paling sempurna ialah "Buku Peng-
khotbah" di dalam Alkitab. (Disana diberitahukan segala "ke-ber-ada-an"/
suka-duka hidupnya manusia yg penuh keraguan/ tetapi ... dituntun kpd penghapan yg pasti/ kpd HIDUP/ tidak pada keraguan/ "kematian" yang tiada.
Tanya : Kenapa Suara Alkitab yang turun dari atas ... menjadi sulit masuk
... untuk menghidupkan Suara Filsafat yg muncul dari bawah ...
(seperti pada Descartes yg cuma ragu dan Heidegger yg menuju
mati/ ke-tiada-an ini) ?
BANG, BAHAS TENTANG LOGIKA DONG..
Apa itu filsafat
Msh bertanya aku smpai sekaran.
"Kuliah filsafat? Mau jadi dukun?"
Pertanyaan orang-orang ditahun pertama kuliah...
Bukannya itu pertanyaan buat psikologi ya??
@@irinamartowiharjo1356 waduh, ngga paham juga saya.. malah bisa jadi itu pertanyaan buat matematika..
@@wakhidhasyiempa9379 kalau matematika saya yakin gak akan kayak gitu pertanyaannya. Pertanyaan isengnya paling "Matematika? Gak bosen apa? Mau jadi guru?".
Meskipun matematika erat dengan filsafat, tapi matematika bisa membuktikan apapun (sejauh yang observable) dengan rumusan sistematis yang kita tahu. Entah itu dengan aljabar, geometri, kalkulus, trigonometri, serta aritmatika.
@@irinamartowiharjo1356 wah iya tuh.. sepertinya gitu lebih bisa diterima..
Wkwkwkwk debat sm kepsek malah jadi sohib dipinjemin buku, what a great story!