makin ngefens saya sama ustd Nuruddin, Saya rekomendasikan para generasi muda islam banyak nonton ceramah beliau dan beli buku beliau, sangat rekomendet bangat, menambah wawasan kita dan menguatkan akidah kita❤❤❤❤😊
@@master-xm betul, krn banyak di ayat quran menyebutkan allah di langit. itulah kenapa ust nurudin, tetap maksa bahwa allah bukan di langit, kontradiksi dgn qurannya sendiri. krn secara filsafat, mustahil tuhan bagian dari ciptaannya, apalagi duduk di singgasana, menunjukan tuhan punya phan that.
Kenalkan saya dosen UIN Bukittinggi. Terus terang saya bangga dengan pengetahuan Anda! Keilmuan Anda harus masuk ke dunia kampus UIN agar intelektual UIN yg fikirannya terkontaminasi oleh beberapa syubhat kembali murni jernih kembali! Semoga!
UIN? Filsafat? Banyak profesor2 filsafat dalam UIN. Hasilnya adalah UIN yang sekarang. Banyak pemikiran menyimpang terutama sekuler, plural, liberal. Dan ustadz Udin ini termasuk berpemahaman liberal.
@@AlbertaValrista mana mau berpikir mereka, manut "habib". dengan iming-iming mencintai habib berharap dapat syafaat dari habib, mana ada lagi yang menjamin surga dari seorang habib 🤣
@@AlbertaValrista semua pada perbedaan, indah sebenarnya. Hanya segelintir orang, yg menjadikan perbedaan itu sebagai alat untuk merendahkan. Saya orang awam yg jauh dari ilmu agama, lahir dari keluarga Muhammadiyah, tapi saya senang apabila ada tetangga yang ngundang tahlilan. Selama itu saya mendengar lantunan ayat, puji" an. Yang mungkin apabila di artikan, pasti memiliki arti yang baik. Dan Alhamdulillah dengan melandaskan pada perbedaan itu adalah keindahan, dengan tetap berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah. Rasanya selama tuhan kita sama dan percaya pada nabi Muhammad adalah nabi penyempurna. Apalah arti perbedaan itu. Karena kita semua umat yang paling dirindukan oleh nabi.
@@AlbertaValrista Alhamdulillah dari TK sampai SMA sekolah di Muhammadiyah, tidak ada membungkuk merangkak. Hanya salam penghormatan kepada ustad dan guru guru kami. Untuk khurafatnya kabib, saya pun setuju. Dan Alhamdulillah tidak pernah sekalipun bertemu dengan habaib. Karena mungkin latarbelakang keluarga sudah seperti ini.
MasyaAllah Terimakasih Ilmunya Ustadz mirisnya d indonesia orang2 yg ilmu pas2an pula yg ngomongnya paling kencang 😅 Semoga Allah SWT memberbanyak orang2 berilmu dan menyampaikan seperti Ustadz Nuruddin
Saat kami bljrr di univ.Al Azhar,Kairo,Mesir 93-98,jurusan Ushuluddin,kami di ajar Filsafat oleh Prof.DR Zaqzuq. Di dlm muqorror/diktat dan pengajaran dri dosen Al Azhar yg mengajar filsafat,milal wan nihal,dan aqidah justru untuk membantah/merod syubhat2,doktrin2 sesat dan kufur dr sekte2 sesat sprt mujassimah,qodariah,filosof ateis dll... Bhkn ,saat tingkat 3,kami mndpt spesialisasi Hadits dan ilmu2 nya,juga di ajarkan cara merod/menjwab syubhat2 dr golongan sesat... Jadi,perdalam dulu Aqidah yg shohihah agar kita bisa mmbntengi diri sklgus mnjwb narasi2 sesat dr keompok sesat yg tidk mengikuti logika islami dr para ulama salafan wa kholafan. Teruskan dakwah mu,wahai adik satu jurusan ....robbunaa ma'aka,in syaa Alloh.
Filsafat itu bukan sesuatu yg di imani. Filsafat itu buanyak, antar isme bisa saling menafikkan saling bantah. Tetapi filsafat itu membantu dalam memahami sesuatu dg lebih clear.
@@megialminangkabawy1874 ada debat di Malaysia, 5 jam, antara ustaz Salman Ali dg 2 orang perwakilan dari Aswaja apa gitu, lupa namanya. Selama 5 jam itu, kesimpulannya adalah definisi wahabi itu masih gak jelas 😂. Apalagi pas 2 org itu gak mau berbicara soal Sosok Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, malah bicara sosok Syaikh Bin Baz atau Syaikh Utsaimin. Lawak
Keseimbangan Akidah dan Filsafat dalam Tradisi Islam Dalam sejarah Islam, hubungan antara akidah dan filsafat sering menjadi diskusi yang menarik. Akidah adalah fondasi keimanan, yang mengajarkan keyakinan kepada Allah, Rasul-Nya, dan kebenaran agama dengan hati yang kokoh. Sementara itu, filsafat adalah upaya rasional manusia untuk memahami kebenaran melalui pemikiran mendalam. Dua disiplin ini, meskipun tampak bertolak belakang, dapat saling melengkapi ketika dipahami dengan tepat. Tradisi keilmuan Islam menunjukkan bahwa banyak ulama besar mampu memadukan akidah dan filsafat. Al-Ghazali, misalnya, mengkritik filsafat yang bertentangan dengan akidah, tetapi tetap menggunakan pendekatan filsafat untuk memperkuat argumen teologis. Ibnu Sina dan Al-Farabi, meskipun sering dianggap terlalu filosofis, juga mencari cara untuk menjembatani rasionalitas dan wahyu dalam pemikiran mereka. Keseimbangan ini penting untuk memastikan bahwa filsafat tidak menjadi alat yang menyesatkan, tetapi justru memperkaya pemahaman akan akidah. Akidah memberi arah dan batasan, sementara filsafat menyediakan alat untuk menganalisis dan menggali lebih dalam. Bersama-sama, keduanya menciptakan sintesis yang memperkuat tradisi keilmuan Islam. Kesimpulan Akidah dan filsafat, bila diintegrasikan secara bijak, adalah seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Akidah menjaga keimanan tetap murni, sementara filsafat memberikan ruang bagi akal untuk berkembang. Dalam tradisi Islam, keduanya berjalan beriringan untuk menciptakan pemahaman yang mendalam tentang kebenaran Ilahi. Ini adalah pelajaran penting bahwa iman dan akal bukanlah lawan, melainkan mitra dalam perjalanan menuju kebenaran.
@@adisumiyar769 banyak yg semakin tercerahkan dg.dakwah Salafiy.mengikut pemahaman para salafush shalih..bukan soal lawaaaan..maju...trus menang..yg satu kalah..ooh noo..tp.terbukanya hati utk.memahami kaedah beragama sebagaimana dituntut dan tuntunannya secara benar.Merasa benarkah..? Tdk..! Tp.jalan itu jelas dan luas...lagi lapang..@
Di Manakah Allah (4), Empat Imam Madzhab Sepakat Bahwa Allah Berada di Atas Langit ------------------------------- 1.Imam Abu Hanifah Sikap Keras Abu Hanifah[1] Terhadap Orang Yang Tidak Tahu Di Manakah Allah Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqhul Akbar, من انكر ان الله تعالى في السماء فقد كفر “Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.”[2] Dari Abu Muthi’ Al Hakam bin Abdillah Al Balkhiy -pemilik kitab Al Fiqhul Akbar-[3], beliau berkata, سألت أبا حنيفة عمن يقول لا أعرف ربي في السماء أو في الأرض فقال قد كفر لأن الله تعالى يقول الرحمن على العرش استوى وعرشه فوق سمواته فقلت إنه يقول أقول على العرش استوى ولكن قال لا يدري العرش في السماء أو في الأرض قال إذا أنكر أنه في السماء فقد كفر رواها صاحب الفاروق بإسناد عن أبي بكر بن نصير بن يحيى عن الحكم Aku bertanya pada Abu Hanifah mengenai perkataan seseorang yang menyatakan, “Aku tidak mengetahui di manakah Rabbku, di langit ataukah di bumi?” Imam Abu Hanifah lantas mengatakan, “Orang tersebut telah kafir karena Allah Ta’ala sendiri berfirman, الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى “Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”.[4] Dan ‘Arsy-Nya berada di atas langit.” Orang tersebut mengatakan lagi, “Aku berkata bahwa Allah memang menetap di atas ‘Arsy.” Akan tetapi orang ini tidak mengetahui di manakah ‘Arsy, di langit ataukah di bumi. Abu Hanifah lantas mengatakan, “Jika orang tersebut mengingkari Allah di atas langit, maka dia kafir.”[5] Imam Malik bin Anas[6], Imam Darul Hijroh Meyakini Allah di Atas Langit Dari Abdullah bin Ahmad bin Hambal ketika membantah paham Jahmiyah, ia mengatakan bahwa Imam Ahmad mengatakan dari Syraih bin An Nu’man, dari Abdullah bin Nafi’, ia berkata bahwa Imam Malik bin Anas mengatakan, الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء “Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”[7] Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, جاء رجل إلى مالك فقال يا أبا عبد الله الرحمن على العرش استوى كيف استوى قال فما رأيت مالكا وجد من شيء كموجدته من مقالته وعلاه الرحضاء يعني العرق وأطرق القوم فسري عن مالك وقال الكيف غير معقول والإستواء منه غير مجهول والإيمان به واجب والسؤال عنه بدعة وإني أخاف أن تكون ضالا وأمر به فأخرج “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman, الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى “Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”[8]. Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata, الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ “Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar.[9] Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah. Imam Asy Syafi’i[10] -yang menjadi rujukan mayoritas kaum muslimin di Indonesia dalam masalah fiqih- meyakini Allah berada di atas langit Syaikhul Islam berkata bahwa telah mengabarkan kepada kami Abu Ya’la Al Kholil bin Abdullah Al Hafizh, beliau berkata bahwa telah memberitahukan kepada kami Abul Qosim bin ‘Alqomah Al Abhariy, beliau berkata bahwa Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Roziyah telah memberitahukan pada kami, dari Abu Syu’aib dan Abu Tsaur, dari Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (yang terkenal dengan Imam Syafi’i), beliau berkata, القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد “Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya.[11] Imam Ahmad bin Hambal[12] Meyakini Allah bukan Di Mana-mana, namun di atas ‘Arsy-Nya Adz Dzahabiy rahimahullah mengatakan, “Pembahasan dari Imam Ahmad mengenai ketinggian Allah di atas seluruh makhluk-Nya amatlah banyak. Karena beliaulah pembela sunnah, sabar menghadapi cobaan, semoga beliau disaksikan sebagai ahli surga. Imam Ahmad mengatakan kafirnya orang yang mengatakan Al Qur’an itu makhluk, sebagaimana telah mutawatir dari beliau mengenai hal ini. Beliau pun menetapkan adanya sifat ru’yah (Allah itu akan dilihat di akhirat kelak) dan sifat Al ‘Uluw (ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya).”[13] Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, ما معنى قوله وهو معكم أينما كنتم و ما يكون من نجوى ثلاثه الا هو رابعهم قال علمه عالم الغيب والشهاده علمه محيط بكل شيء شاهد علام الغيوب يعلم الغيب ربنا على العرش بلا حد ولا صفه وسع كرسيه السموات والأرض “Apa makna firman Allah, وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ “Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.”[14] مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.”[15] Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.” Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata, قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”[16] Abu Bakr Al Atsrom mengatakan bahwa Muhammad bin Ibrahim Al Qoisi mengabarkan padanya, ia berkata bahwa Imam Ahmad bin Hambal menceritakan dari Ibnul Mubarok ketika ada yang bertanya padanya, كيف نعرف ربنا “Bagaimana kami bisa mengetahui Rabb kami?” Ibnul Mubarok menjawab, في السماء السابعة على عرشه “Allah di atas langit yang tujuh, di atas ‘Arsy-Nya.” Imam Ahmad lantas mengatakan, هكذا هو عندنا “Begitu juga keyakinan kami.”[17]
Alhamdulillah atas pencerahannya ustaz. Ustad yang cerdas dan berilmu begini masih saja ada orang yang tidak suka dan merasa diri lebih pintar astagfirullah
Semoga Allah selalu jaga iman kita.. Kita yang berilmu dan dengan ilmu tersebut kita sampai kan utk ummat dengan harapan ummat juga berilmu, bila ilmu tersebut membawa iman ummat semakin kuat maka InsyaAllah akan kita petik buah yg manis kelak di akherat, begitu juga sebaliknya bila ilmu yg kita sampai ternyata membuat ummat bingung hingga imannya goyah bahkan menjadi sesat, maka kelak kita akan memetik buah yg pahit serta busuk..
Benar ustadz, saya ingat dengan dosen filsafat saya,. Beliau pernah berkata salah satu kemunduran dari umat Islam adalah ketika para toko islam tidak lagi menggunakan filsafat atau melarang filsafat. Dalam hal ini kerangka berfikir yg benar. Karna filsafat mengajarkan cara berfikir yg logis. Sehat" selalu ustadzz❤
yg jadi masalah itu ketika kita memakai paham filsafat dalam masalah ketuhanan.. maka itu akan kontradiktif dengan Wahyu.. karena akal menolak ketika Allah menurunkan Wahyu yg menunjukan bahwa Allah itu punya tangan,jari,wajah,di atas Arsy dll, dan jelas itu akan di tolak oleh faham filsafat dalam aqidah... sebenarnya maezhab asy'Ari itu mendalami filsafat untuk mendebat org org filsafat tentang ketuhanan, tapi dia sendiri yg terjebak dalam faham filsafat tersebut.. filsafat itu boleh di perdalam, tapi dalam masalah keilmuan di luar ketuhanan..
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Ustadz Nuruddin hafizhahullah, semoga Allah senantiasa menjaga dan memberkahi beliau. Pokok persoalan yang menjadi inti perdebatan ini berakar pada metodologi yang diadopsi oleh para ulama Asy’ariyah dalam mendekati pemahaman tentang sifat-sifat Allah. Mereka cenderung menggagas pendekatan berbasis ilmu kalam, suatu metode yang bersandar pada kerangka logika dan filsafat untuk mengurai hakikat sifat-sifat Ilahi. Dalam proses ini, mereka kerap terperosok ke dalam jebakan rasionalisasi, menakwil sifat-sifat Allah ke dalam makna-makna kiasan (majazi), yang pada hakikatnya keliru dari jalur murni yang ditempuh oleh salafus shalih-para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Manhaj sahabat nabi, sebagaimana diteladani oleh generasi terbaik umat ini, adalah sikap pasrah yang tulus terhadap nash-nash Al-Qur’an dan sunnah. Mereka menerima sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan tanpa takwil, tahrif (mengubah makna), ta’thil (menolak sifat) dan takyif. Sebab, memahami hakikat sifat Allah yang ghaib adalah domain eksklusif Sang Pencipta, jauh dari jangkauan nalar makhluk yang terbatas. Namun, ketika para ulama Asy’ariyah, dalam perdebatan melawan filsuf atau kelompok lain yang menggunakan akal sebagai landasan utama, justru mengadopsi metodologi ahlul kalam. Padahal, substansi yang mereka perdebatkan menyentuh aspek ghaib yang tak mungkin diraba oleh akal manusia. Jika memang tujuan mereka adalah memenangkan argumen, mengapa mereka tidak tetap berpegang pada metodologi salaf, yang lebih mendalam dan mengakar pada kemurnian wahyu? Penggunaan ilmu kalam mungkin memiliki tempat ketika menghadapi tantangan rasional dari para filsuf, tetapi hanya dalam batas persoalan-persoalan eksoteris (yang dapat dicerna akal) dan bukan perkara ghaib yang hanya diketahui Allah. Justru di sinilah letak kekeliruannya: ketika metodologi yang digunakan malah menyeret keluar dari orbit kesucian manhaj salaful ummah dan membawa mereka ke dalam debat logis yang sering kali mereduksi hakikat kebenaran. Semoga Allah melimpahkan cahaya petunjuk kepada kita semua, agar tetap teguh dalam meniti jalan para sahabat nabi, tanpa tergelincir ke dalam jurang rasionalisme yang menjauhkan dari hakikat wahyu. Sebab, di sanalah terdapat ketenangan hati dan kemurnian tauhid yang sejati.
Saya orang awam yg gaak paham Agama, tp sedikit pendapat dari saya apa yg saudara paparkan itu menurut saya benar, . Tp ada poin yg harus dijaga agar umat gak keliru. pemahaman para shohabat , yg anda uraikan itu menurut saya jg benar, tp seiring masuknya ilmu2 filsafat dlm dunia Islam membuat orang berfikir kritis termasuk terhadap ayat2 sifat, saya setuju mentakwil ayat2 sifat kurang tepat sb gak ada kata atau bahasa yg bisa mensifati Tuhan yg maha sempurna,karena kata,bahasa adalah makluk sangat terbatas.mustahil sesuatu yg terbatas menjelaskan yg takterbatas. Hanya saja takwil itu bisa jadi suatu keharusan guna menjaga umat dari paham mujasimah,maupun muktazilah, jadi poin terpenting dr takwil disini mensucikan sifat2 Tuhan dari sifat2 makluk. Contoh adaa ayat dlm bahasa artinya Tangan, orang awam yg gak paham ilmu tauhid secara otomatis akan mengenggab itu jisim (anggota badan) meski pada bilang gak spt tangan makluk tp kan tetep menganggap jisim, maka dr itu di perlukan takwil meski kurang tepat dngn tujuan menjaga dr menjisimkan Tuhan. Sejauh ini yg saya tau bgt
saya pernah bertanya ke beberapa ustadz saya akhi tentang ayat ayat mutasyabihat ada yang mentakwilnya (menafsirkan menurut sumber yang ustadz saya ketahui bukan mengubah maknanya) itupun di akhiri wallahu a'lam dan ada yang meyakini hanya allah yang mengetahui makna tersebut. jadi yang saya simpulkan dari beberapa ustadz saya, mau yang mentakwil maupun yang enggak ujung ujungnya ya sama wallahu a'lam hanya allah yang tahu tapi saya suka dengan komentar akhi yang sopan dan lembut tidak seperti beberapa oknum yang membandingkan ustadz kita bahkan menghina nya. perbuatan itu kan tidak mencerminkan ajaran kita nah gimana pendapat antum tentang hal itu
dalam Al-Qur'an,..kita diminta menjadi umat yang ber "pikir" dan ber "akal". disitulah lahir generasi para penemu islam,..apa jdi-nya kalo kita membatasi hanya lingkup lateral saja. itu justru merendahkan mukjizat Al-Quran itu sendiri,...ingat orang barat banyak masuk islam melalui "Akal" dan "pikirannya" bukan hanya membaca lateral seperi umat hari ini,...
Filasafat adalah konsep berfikir yg kelihatannya logis tp lingkupnya hanya yg manusia ketahui saja akhirnya ketika dipakai diatas syariat akhirnya menimbulkan penyimpangan
Saya dulu plek ketiplek kayak mas Heri , setelah saya mulai membaca,mulai merenung,mulai ketemu banyak orang dari berbagai latar belakang dst , akhirnya saya sadar , saya dulu begitu karena kebodohan dan keangkuhan diri sendiri
@muhammadmirza7641 didalamAl-Quran kita disuruh berpikir dan ber-akal,..ente malah bilang "tidak perlu akal",..lucu banget beragama gak pake akal,.. justru pernyataan ente merendahkan Al-Qur'an ya Akhi,..
Gw asli mlz bgt reply komen, tapi gemes juga. Emang, waktu sekolah dasar, ga ada yang ngasih tau kalo syarat mukallaf salah satunya aqil alias berakal?
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Subhanallah, Alhamdulillah, Lailahailallah Allahuakbar. Semoga ustadz sehat selalu dan tetap istiqamah dalam berdakwah dgn keilmuan dan sanad yang jelas.
Terima kasih banyak Ustadz.. Sudah banyak nasehat dan ceramahnya yg kita tonton.. MasyaAllah sungguh sangat2 bermanfaat dan membantu kami keluar dari masalah.. Semoga Ustadz Nuruddin tetap sehat dan dijaga oleh Allah Subhanahu Wata a'la.. Untuk Salafi Wahabi semoga mereka sadar kembali ke pemahaman yg benar Ahlussunnah Waljamaah..
Alhamdulillah semakin memperkuat kecerdasan dan keimanan. Dakwah ahlusunanah wal jamaah yang semakin menunjukkan jalan yang lurus. Barakallah ustadz Nuruddin.
Masya'alloh keterangan yang didukung dengan kematangan keilmuan. Tapi sayang yang nentang hanya pesilat yang tiba-tiba tampil sebagai pendakwah. "Sesingkat itu proses pendakwah SALAFI WAHABI"
bahaya bgt gak belajar logika dan alur berpikir ilmiah apalagi jaman sekarang. makin banyak pemikiran aneh, makin banyak manusia tipu2 bertopeng agama. bahkan jualan jamu dilabeli produk sunnah juga laku keras di masyarakat krn logikanyan masyarakat pada gak jalan. yg penting ada sunnah2nya langsung percayaaa
Sepertinya ada yg salah faham menyikapi polemik yg berkembang saat ini. Kalo mmg tujuan belajar filsafat adl utk membantah orang2 yg aqidahnya menyimpang sepertinya boleh2 saja spt itu. Tapi kalo belajar filsafat utk membantah aqidah yg sdh lurus ya akan ada polemik spt itu. Ketika filsafat digunakan utk membantah Allah diatas ArsyNya dan membolehkan mengucapkan selamat utk agama lain, ini artinya membantah aqidah yg sdh lurus. Saran saya, cobalah Ustadz Nuruddin mencoba membuka diri utk berdialog dgn ustadz2 selain dari Al Azhar. Karena setahu saya Al Azhar banyak tercampur jg aqidahnya. Karena kalo patokannya hanya ulama dan kitab Al Azhar, khawatirnya akan tercampur jg aqidahnya. Saya teringat penjelasan dari ustadz Riyadh Badjrey yg jg pernah kuliah di Al Azhar. Beliau masih jg membuka diri dgn ulama2 lain di luar Al Azhar. Beliau menyempatkan diri duduk di majelis ilmu para syech besar lainnya di kairo. Sehingga beliau akhirnya bs benar2 membandingkan dan memilah mana ilmu yg memang benar2 diperlukan seorang muslim dalam menjaga aqidahnya. Ini hanya sekedar nasehat dari saudara sesama muslim agar Ustadz bs mempertimbangkan saran2 yg ada. Mudah2an ukhuwah kita tetap terjaga dan semoga Allah selalu menjaga aqidah kita tetap berada di jalan yg haq.
Filsafat itu cara berfikir, setiap orang sejatinya punya cara berfilsafat masing-masing. Termasuk ente berkomentar panjang, filsafat nya panjang banget.. 😂
@@jain461 beragama ada aturannya dan Rosulullah sdh memberi petunjuk pada kita. Saya hanya mengajak kita semua utk mau kembali mengikuti petunjuk Rosulullah. Cobalah kita belajar utk memilah kapan kita berfilsafat dan kapan kita harus mau menerima petunjuk Rosulullah.
@@SunardiSunardi-t8mAh yg benar?sdh baca sejarah belum, tanah suci blm tentu manusianya suci...terus masjidil aqso/palestina apakah itu bukan kota suci?
@@iffatbey9708 apakah cukup berhenti di Al qur'an dan sunnah, tanpa menggunakan/memperhatikan pendapat para salafusshalih dan para ulama terdahulu melalui kitab2 yang mereka tulis dan masih ada sampai sekarang ?
terima kasih ustadz atas pencerahannya, dengan hadirnya ustadz saya semakin yakin untuk mengikuti akidah ahlus sunnah wal jama'ah. hampir-hampir saja saya terbawa akidah mujassimah dari golongan wahabi
Mudah2an umur antum panjang dan barokah, ustadz. Alhamdulillahi Rabbil'alamin. Tolong tetap jelaskan dengan mudah dan sederhana agar lebih mudah kami pahami. Kita perlu ulama lurus yg tidak meninggalkan ummat dalam ketersesatan. جزاك الله خيرا
Aku salut sma dokter zakir naik yng membantah non muslim dengan itu membantah pakai dalil dengan perbandingan kitabnya al quran dan hadis , bukan dengan bantahan dengan cara pake filsafat atau logikanya, tapi luar biasanya beliau banyak menginslamkan manuasia dangan cara itu,
Saya sangat berharap Ustad Nuruddin bisa membuat buku terjemahan kitab Al Mu'jam Falsafi karya Jamil Saliba (buku kamus istilah2 filsafat) pasti banyak yg cari untuk sumber2 keilmuan terutama para mahasiswa khususnya dan masyarakat umum pada umumnya yang tertarik istilah2 dalam filsafat
Akhi semua muslim pasti berbanhaj salaf , semua merujuk kepada Qur'an hadist , sahabat , tabiin, tabiut tabiin mana mungkin Ndak merujuk ke sana , cuma memang ada perbedaan furu'iyah harus berlapang dada , Ndak bisa di klaim manhaj salaf cuma satu golongan saja
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ … “Sesungguhnya Tuhan kami ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam diatas ‘Arsy…” (al-A’raf (7): 54).
Sodara2 istawa bhs arab kemudian diterjemahkan ke bhs indonesia( la pantaslah mereka gak kenal bersemayam)kalo tdk diterjemahkan ke bhs indonesia orang indo tdk paham apa itu istawa. Jadi bukan salah terjemahan tapi salah dlm menggunakan kaidah2 menyikapi ayat 2 sifat.
USTAD....SAYA SANGAT SUKA SAAT USTAD BERDEBAT DENGAN GURU GEMBUL, DAN SAAT ITU JUGA SAYA KENAL USTAD....CUMA SARAN SAYA USTAD SUPAYA UMAT TIDAK BERPECAH BELAH OLEH ORG2 YG MEMANFAATKAN MASALAH SALAFI DAN AHLUL SUNAH LEBIH BAIK KITA HINDARI MEMBAHAS MASALAH INI...LEBIH BAIK MEMBAHAS MASALAH ILMU YG LAIN YG LEBIH MENYATUKAN UMAT DAN HAL2 ILMIAH LAINNYA....SEMOGA ALLAH MEMBERI PAHALA YG BANYAK UNTUK USTAD..AMIN❤❤
awalny belaiu jg g pernh kok bawa2 istilah salafi wahabi ,asyairah dll... pdhl yg dibawakn beliau itu ilmu2ny ulama2 asyairah...tp tak sekalipun utsdz nurdin bawa2 nama asyairah yg sy tahu... tp sampai ktka saat2 ini... kaum wahabi salafi smkin berisik mengganggu dan memfitnah belaiu... akhirny keluarlh kata2 itu wahabi,salafi,asyairah dll
Imam Adz Dzahabi pernah berkata: Lebih baik seseorang itu hidup hidup dalam keadaan bisu daripada hatinya dipenuhi oleh ilmu kalam dan filsafat. (Akidah Asy Syafii hal.128) oleh Syaikh Nu'man Al Watr Itu salah satu contoh celaan ulama salaf terhadap ilmu filsafat dari sekian banyak pernyataan ulama lainnya.
Filsafat itu mempelajari 'fikiran'. Kita mencari kebenaran dengan cara berpikir. Bagaimana cara menggunakan pikiran dengan tepat, belajarnya di filsafat.
Terjemahan dari kutipan kitab tersebut adalah “Tidak ada yang lebih aku benci dibanding kalam dan ahli kalam”... Konteks “kalam” di pernyataan as-Syafi’i itu merujuk pada kaum qadariyyah dan ‘nufat as-shifat’ (para penyangkal sifat-sifat Allah). Filsafat berguna untuk merumuskan pertanyaan yang baik (yang menjadi awal dari ilmu) dan dengan logika, yang merupakan salah satu bagian dari filsafat, menertibkan pikiran untuk menjawab pertanyaan itu.
Saya ga paham.. cuma penting banget untuk menanam ahlak.. sebelum menghakimi sesuatu pelajari dulu sesuatu itu... Weh enak banget dengernya... Jadi keinget ustad dikampung dulu kalau menasehati begini...
Bagus, tapi tetap harus adil. Ulama-ulama salafiy abad ini juga saling membantah satu sama lain terhadap akidah masing-masing. Artinya jelas ada perbedaan.
@channelislami7960 "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran. (Q.S. Al Baqarah 186)
Biasanya pelarian salafi setelah mendapat argumen ini adalah: "Antum ini terlalu berfilsafat, agamanya kurang", atau pertanyaan ilusi "Antum ini ikut filsuf atau Nabi", atau "Antum ikut nabi atau Asyari?" Baru nanti terakhir lempar gaslighting "Salafi yg kau benci ternyata baik, banyak sedekah etc." Atau playing victim "Ustadz, lihat Salafi yg kamu hujat cuman ingin mempertahankan kemurnian aqidah" 😊
Buku-buku karya Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., MA 1. Dasar-Dasar Akidah Ahlussunah Wal Jamaah untuk Tingkat Pemula 2. Logical Fallacy (Menguak Kesalahan-Kesalahan Berpikir yang Kerap Kita Jumpai Sehari-Hari) 3. Ilmu Mantik (Panduan Mudah & Lengkap untuk Memahami Kaidah Berpikir) 4. Ilmu Maqulat 5. Ilmu Debat (Panduan Praktis & Tepat untuk Memahami Kaidah-Kaidah Penting dalam Berdebat) 6. Seputar Ketuhanan 7. Membuktikan Al-Qur'an Sebagai Kalam Ilahi 8. Meluruskan Tasawwuf Yang Disalahpahami 9. Pesan-Pesan Kehidupan 10. Khotbah-Khotbah Penyejuk Iman 11. Agar Kita Gila Membaca & Menulis 12. Runtuhnya Teori Polemik Kitab Suci 13. Nikah Beda Agama (Dalil Keharaman, Pendapat Ulama, dan Bantahan untuk Orang-Orang yang Membolehkannya)
Dan yang belum terbit 14. Akidah Ringkas Untuk Para Pemalas (Arab & Indo) 15. Agar Kamu Betah Hidup Di Pondok 16. Panduan Praktis & Mudah Untuk Memahami Kitab Jurumiyah 17. Muhadatsah Bahasa Arab (2 Jilid Putra & 2 Jilid Putri)
Yang saya fahami dan perhatikan. Saudara2 kita di Salafi memang belajar aqidah dasar yang fungsinya mengukuhkan aqidah dasar. Sedangkan ustadz Nuruddin sudah setingkat lebih naik. Setelah selesai belajar aqidah, selanjutnya mempelajari filsafat untuk berdakwah di kalangan lebih luas diluar umat Islam.
Ada benarnya bang beliau ungul karena jangkauannya lebih jauh bukan hanya orang islam bahkan umat non muslim jadi harus kita Terima dengan baik dan berlapang dada karena ilmu terus berkembang dan metodelogi dalam menyampaikan dakwah juga terus berkembang sesuai keahlian masing masing
Karena memang dakwah itu aslinya untuk mengajak non Islam ke kepada Islam. Dan sekarang terjawab kenapa sih dulu yang mengajak orang menjadi mu'alaf itu malah dari kalangan mu'alaf sendiri, sedangkan dari kalangan ustadz sendiri sangat jarang.
Mohon jangan salah paham. Maksud dasar aqidah itu aqidah yang diajarkan Rasul, para Sababat dan Salafussholih. Dan itu wajib dipelajari setiap Muslim agar punya dasar aqidah yang benar.
Subhanallah Luar biasa. Andai 20% orang Indonesia seperti anda dan masuk ke titik strategis keputusan republik ini. Insyaallah kemungkinan besar Republik ini akan jadi negara yg maju
Klo ga bisa membantah argumen dan klaim nya,jgn nyerang individu nya..yang anda lakukan itu adalah logical fallacy.idealnya lawan argumen vs argumen,klaim vs klaim..
@Abu_jabir_Al-faruq2905 Betul... bnyak yg pintar soal agama,banyak banget,tapi ketika pemahamannya menyimpang dn jauh dari yg di ajarkan Rosulallaah,gak ada guna ilmu nya,prof doktor ilmu Islam aja bnyk yg berfikiran liberal,menganggap smua agama benar dll ini jelas jauh dari ajaran nabi dn merasa lebih pintar dari nabi
Telah berlalu orang-orang yang mereka itu cerdas dan memiliki bahasa-bahasa yang bisa memukau, tapi mereka tak diberikan kesucian hati. Alhamdulillah para ulama dengan aqidah yang shahih menjaga kemurnian pemahaman islam dari orang-orang yang menyimpang aqidahnya dalam balutan kecerdasan dan retorika menakjubkan. Ilmu berasal dari madinah, dan ia akan kembali kesana bagaikan ular yang kembali ke sarangnya. Andaikan saudara kembali madinah dan mendalami aqidah di sana, mungkin saudara akan jadi diantara para ulama yang murni tersebut..... Mungkin.
Orang berilmu & beradab mah enak banget didengar oleh telinga bahasanya tertata rapih 😊...
Barakallahfiikum Ustadz 🤲
@@ramborambo6052 hehe..guwe tau nih..commentnya gk masuk2..hwhe.Coba di reset dulu hp nya..10 menit kira2...
@@sugimandharsono trims atas infonya 🙏
@@ramborambo6052 Ok..berarti dah bisa John..? Alhamdulillah..🤣🤣
@@sugimandharsono gak pak, emang udah bisa aja.. nanti lah kalo lelet lg..
Hati hati syubhat emang gitu, serasa lembut tapi menyesatkan
Alhamdulillah, keilmuan Islam itu sangat luas. Terima kasih ustadz Nuruddin atas pencerahannya.
makin ngefens saya sama ustd Nuruddin, Saya rekomendasikan para generasi muda islam banyak nonton ceramah beliau dan beli buku beliau, sangat rekomendet bangat, menambah wawasan kita dan menguatkan akidah kita❤❤❤❤😊
Alhamdulillah hal ini juga di bahas ustadz nuruddin hafidzahullah,semoga Allah menjaga keilmuan ini🙏🏻🙏🏻
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
rombongan mukiprass@@master-xm
NURUDIN AL KABURI😂😂😂
Saya membenarkan allah dekat
@@master-xm betul, krn banyak di ayat quran menyebutkan allah di langit. itulah kenapa ust nurudin, tetap maksa bahwa allah bukan di langit, kontradiksi dgn qurannya sendiri. krn secara filsafat, mustahil tuhan bagian dari ciptaannya, apalagi duduk di singgasana, menunjukan tuhan punya phan that.
Kenalkan saya dosen UIN Bukittinggi. Terus terang saya bangga dengan pengetahuan Anda! Keilmuan Anda harus masuk ke dunia kampus UIN agar intelektual UIN yg fikirannya terkontaminasi oleh beberapa syubhat kembali murni jernih kembali! Semoga!
asli
UIN 😂
Apa kabar uang palsu wkwk didikan NU hebat sampe bisa bikin uang sendiri bahkan lolos beberapa alat detektor uang palsu 🤣
UIN?
Filsafat?
Banyak profesor2 filsafat dalam UIN.
Hasilnya adalah UIN yang sekarang.
Banyak pemikiran menyimpang terutama sekuler, plural, liberal.
Dan ustadz Udin ini termasuk berpemahaman liberal.
bukannya kemarin ibu2 profesor liberal juga dosen uin, yg bilang masuk surga gak harus islam
Dengerinnya enak sambil ngopi, gada meme yg menjatuhkan, tidak ada cemoohan apalagi kata" yg kurang sopan. Sehat selalu ustad.🙏
@@AlbertaValrista mana mau berpikir mereka, manut "habib". dengan iming-iming mencintai habib berharap dapat syafaat dari habib, mana ada lagi yang menjamin surga dari seorang habib 🤣
@@AlbertaValrista sayangnya pihak resmi Muhammadiyah gak mau disamakan dengan Sawah (Salafi Wahabi) 😅😅
@@AlbertaValrista semua pada perbedaan, indah sebenarnya. Hanya segelintir orang, yg menjadikan perbedaan itu sebagai alat untuk merendahkan. Saya orang awam yg jauh dari ilmu agama, lahir dari keluarga Muhammadiyah, tapi saya senang apabila ada tetangga yang ngundang tahlilan. Selama itu saya mendengar lantunan ayat, puji" an. Yang mungkin apabila di artikan, pasti memiliki arti yang baik. Dan Alhamdulillah dengan melandaskan pada perbedaan itu adalah keindahan, dengan tetap berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah. Rasanya selama tuhan kita sama dan percaya pada nabi Muhammad adalah nabi penyempurna. Apalah arti perbedaan itu. Karena kita semua umat yang paling dirindukan oleh nabi.
@@AlbertaValrista Alhamdulillah dari TK sampai SMA sekolah di Muhammadiyah, tidak ada membungkuk merangkak. Hanya salam penghormatan kepada ustad dan guru guru kami. Untuk khurafatnya kabib, saya pun setuju. Dan Alhamdulillah tidak pernah sekalipun bertemu dengan habaib. Karena mungkin latarbelakang keluarga sudah seperti ini.
@@AlbertaValrista... Ya udah pilih Salafi wahabi kalo menurut anda baik. Gitu aja Freeport.
Buat Saya pribadi nggak 😅
Masyaallah, terimakasih penjelasannya ustad, membuka wawasan kita tentang agama, bahwasanya agama itu mempunyai pemahaman yang luas.
mantab
Ustadz muda favorit saya.
MasyaaALLAH TabarakaLLAH... semoga videonya bermanfaat untuk umat yg sedang mencari informasi kebenaran..
Sangat menyejukkan kalo orang berilmu itu menyampaikan ilmu,
MasyaAllah Terimakasih Ilmunya Ustadz
mirisnya d indonesia orang2 yg ilmu pas2an pula yg ngomongnya paling kencang 😅
Semoga Allah SWT memberbanyak orang2 berilmu dan menyampaikan seperti Ustadz Nuruddin
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
Wah mna linknya sodara@@master-xm
👍
@@MuhammadMuhammad-df1rx
ua-cam.com/video/h9XJHKTUrX0/v-deo.htmlfeature=shared
Dimana Allah?
1. QS. Thoha : 5
2. QS. AI Hadid : 4
3. QS. Al-Araf : 54
4. QS. Al-Furqan : 59
5. QS. An Nahl : 102
6. QS. Fushshilat : 2
7. QS. Fushshilat : 42
8. QS. AI'Araf : 206
9. QS. Ghafir : 2
10. QS. Az Zumar : 1
11. QS. As Syu'aro : 51
12. QS. Saba' : 23
13. QS. AI Baqoroh : 244
14. QS. Ali Imron : 55
15. QS. An Nisa : 158
16. QS. Fathir : 10
17. QS. Al Ma'arij : 4
18. QS. AL An'am : 18,61
19. QS. An Nahl : 50
20. QS. Al Mulk : 16
21. QS. Al Anbiya' : 19
22. QS. Ad Dhukhan : 102
@MuhammadMuhammad-df1rx
ua-cam.com/video/h9XJHKTUrX0/v-deo.htmlfeature=shared
Dimana Allah?
1. QS. Thoha : 5
2. QS. AI Hadid : 4
3. QS. Al-Araf : 54
4. QS. Al-Furqan : 59
5. QS. An Nahl : 102
6. QS. Fushshilat : 2
7. QS. Fushshilat : 42
8. QS. AI'Araf : 206
9. QS. Ghafir : 2
10. QS. Az Zumar : 1
11. QS. As Syu'aro : 51
12. QS. Saba' : 23
13. QS. AI Baqoroh : 244
14. QS. Ali Imron : 55
15. QS. An Nisa : 158
16. QS. Fathir : 10
17. QS. Al Ma'arij : 4
18. QS. AL An'am : 18,61
19. QS. An Nahl : 50
20. QS. Al Mulk : 16
21. QS. Al Anbiya' : 19
22. QS. Ad Dhukhan : 102
Stuju.. Ada mmg org prlu kuat dlam mmahami br mau yakn dgn islam... Pke akal. Logika... Tntuny logika yg lurus sprt ini.. Mntap...
Saat kami bljrr di univ.Al Azhar,Kairo,Mesir 93-98,jurusan Ushuluddin,kami di ajar Filsafat oleh Prof.DR Zaqzuq.
Di dlm muqorror/diktat dan pengajaran dri dosen Al Azhar yg mengajar filsafat,milal wan nihal,dan aqidah justru untuk membantah/merod syubhat2,doktrin2 sesat dan kufur dr sekte2 sesat sprt mujassimah,qodariah,filosof ateis dll...
Bhkn ,saat tingkat 3,kami mndpt spesialisasi Hadits dan ilmu2 nya,juga di ajarkan cara merod/menjwab syubhat2 dr golongan sesat...
Jadi,perdalam dulu Aqidah yg shohihah agar kita bisa mmbntengi diri sklgus mnjwb narasi2 sesat dr keompok sesat yg tidk mengikuti logika islami dr para ulama salafan wa kholafan.
Teruskan dakwah mu,wahai adik satu jurusan ....robbunaa ma'aka,in syaa Alloh.
ua-cam.com/video/7yX4lVNkhdM/v-deo.htmlsi=GSwsjZH1e7Cwbrqm
Beda dg ust nidhol masyhudi( pemerhati asy ariyah) sama 2 lulusan al azhar jurusan filsafat, ust nidhol menetapkan sifat2 Allah , ust nurudin mengingkari sifat Allah. Contoh vidionya
ua-cam.com/video/rqvU5IH3dpY/v-deo.htmlfeature=shared
Filsafat itu bukan sesuatu yg di imani. Filsafat itu buanyak, antar isme bisa saling menafikkan saling bantah. Tetapi filsafat itu membantu dalam memahami sesuatu dg lebih clear.
Tercerahkan sekali, Barakallahu fik ustadz, terimakasih atas penyampaiannya yang sangat berbobot sekali
Teruskan ustadz Nurudin, selamat kan umat dari kesesatan wahabi
@@nurwahidwahid8942 wahabi itu apa ya pak?
Masya Alloh benci sekali anda dengan Sunnah nabi..
Iya Wahabi itu apak?
Paham yg merasa paling benar.orang lain ngk nyunnah cuma dia saja sama golongannya. @@darussalam1505
@@megialminangkabawy1874 ada debat di Malaysia, 5 jam, antara ustaz Salman Ali dg 2 orang perwakilan dari Aswaja apa gitu, lupa namanya. Selama 5 jam itu, kesimpulannya adalah definisi wahabi itu masih gak jelas 😂. Apalagi pas 2 org itu gak mau berbicara soal Sosok Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, malah bicara sosok Syaikh Bin Baz atau Syaikh Utsaimin. Lawak
Benar sekali ustadz...filsafat justru menguatkan pemahaman aqidah Islam..dan kita tdk mudah oleng dg pemikiran yg berbeda
Barokallahu fiikum Ustad.. ❤❤❤
Keseimbangan Akidah dan Filsafat dalam Tradisi Islam
Dalam sejarah Islam, hubungan antara akidah dan filsafat sering menjadi diskusi yang menarik. Akidah adalah fondasi keimanan, yang mengajarkan keyakinan kepada Allah, Rasul-Nya, dan kebenaran agama dengan hati yang kokoh. Sementara itu, filsafat adalah upaya rasional manusia untuk memahami kebenaran melalui pemikiran mendalam. Dua disiplin ini, meskipun tampak bertolak belakang, dapat saling melengkapi ketika dipahami dengan tepat.
Tradisi keilmuan Islam menunjukkan bahwa banyak ulama besar mampu memadukan akidah dan filsafat. Al-Ghazali, misalnya, mengkritik filsafat yang bertentangan dengan akidah, tetapi tetap menggunakan pendekatan filsafat untuk memperkuat argumen teologis. Ibnu Sina dan Al-Farabi, meskipun sering dianggap terlalu filosofis, juga mencari cara untuk menjembatani rasionalitas dan wahyu dalam pemikiran mereka.
Keseimbangan ini penting untuk memastikan bahwa filsafat tidak menjadi alat yang menyesatkan, tetapi justru memperkaya pemahaman akan akidah. Akidah memberi arah dan batasan, sementara filsafat menyediakan alat untuk menganalisis dan menggali lebih dalam. Bersama-sama, keduanya menciptakan sintesis yang memperkuat tradisi keilmuan Islam.
Kesimpulan
Akidah dan filsafat, bila diintegrasikan secara bijak, adalah seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Akidah menjaga keimanan tetap murni, sementara filsafat memberikan ruang bagi akal untuk berkembang. Dalam tradisi Islam, keduanya berjalan beriringan untuk menciptakan pemahaman yang mendalam tentang kebenaran Ilahi. Ini adalah pelajaran penting bahwa iman dan akal bukanlah lawan, melainkan mitra dalam perjalanan menuju kebenaran.
Alhamdulillah terimakasih ustd, semoga istiqomah melawan Wahabi
👍
@MuhammadMuhammad-df1rx
Dimana Allah?
1. QS. Thoha : 5
2. QS. AI Hadid : 4
3. QS. Al-Araf : 54
4. QS. Al-Furqan : 59
5. QS. An Nahl : 102
6. QS. Fushshilat : 2
7. QS. Fushshilat : 42
8. QS. AI'Araf : 206
9. QS. Ghafir : 2
10. QS. Az Zumar : 1
11. QS. As Syu'aro : 51
12. QS. Saba' : 23
13. QS. AI Baqoroh : 244
14. QS. Ali Imron : 55
15. QS. An Nisa : 158
16. QS. Fathir : 10
17. QS. Al Ma'arij : 4
18. QS. AL An'am : 18,61
19. QS. An Nahl : 50
20. QS. Al Mulk : 16
21. QS. Al Anbiya' : 19
22. QS. Ad Dhukhan : 102
@@adisumiyar769 banyak yg semakin tercerahkan dg.dakwah Salafiy.mengikut pemahaman para salafush shalih..bukan soal lawaaaan..maju...trus menang..yg satu kalah..ooh noo..tp.terbukanya hati utk.memahami kaedah beragama sebagaimana dituntut dan tuntunannya secara benar.Merasa benarkah..? Tdk..! Tp.jalan itu jelas dan luas...lagi lapang..@
Sehat selalu ustad :)
Mantapp, jarang loh generasi muda seperti ini
Di Manakah Allah (4), Empat Imam Madzhab Sepakat Bahwa Allah Berada di Atas Langit
-------------------------------
1.Imam Abu Hanifah
Sikap Keras Abu Hanifah[1] Terhadap Orang Yang Tidak Tahu Di Manakah Allah
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqhul Akbar,
من انكر ان الله تعالى في السماء فقد كفر
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.”[2]
Dari Abu Muthi’ Al Hakam bin Abdillah Al Balkhiy -pemilik kitab Al Fiqhul Akbar-[3], beliau berkata,
سألت أبا حنيفة عمن يقول لا أعرف ربي في السماء أو في الأرض فقال قد كفر لأن الله تعالى يقول الرحمن على العرش استوى وعرشه فوق سمواته فقلت إنه يقول أقول على العرش استوى ولكن قال لا يدري العرش في السماء أو في الأرض قال إذا أنكر أنه في السماء فقد كفر رواها صاحب الفاروق بإسناد عن أبي بكر بن نصير بن يحيى عن الحكم
Aku bertanya pada Abu Hanifah mengenai perkataan seseorang yang menyatakan, “Aku tidak mengetahui di manakah Rabbku, di langit ataukah di bumi?” Imam Abu Hanifah lantas mengatakan, “Orang tersebut telah kafir karena Allah Ta’ala sendiri berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”.[4] Dan ‘Arsy-Nya berada di atas langit.” Orang tersebut mengatakan lagi, “Aku berkata bahwa Allah memang menetap di atas ‘Arsy.” Akan tetapi orang ini tidak mengetahui di manakah ‘Arsy, di langit ataukah di bumi. Abu Hanifah lantas mengatakan, “Jika orang tersebut mengingkari Allah di atas langit, maka dia kafir.”[5]
Imam Malik bin Anas[6], Imam Darul Hijroh Meyakini Allah di Atas Langit
Dari Abdullah bin Ahmad bin Hambal ketika membantah paham Jahmiyah, ia mengatakan bahwa Imam Ahmad mengatakan dari Syraih bin An Nu’man, dari Abdullah bin Nafi’, ia berkata bahwa Imam Malik bin Anas mengatakan,
الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”[7]
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata,
جاء رجل إلى مالك فقال يا أبا عبد الله الرحمن على العرش استوى كيف استوى قال فما رأيت مالكا وجد من شيء كموجدته من مقالته وعلاه الرحضاء يعني العرق وأطرق القوم فسري عن مالك وقال الكيف غير معقول والإستواء منه غير مجهول والإيمان به واجب والسؤال عنه بدعة وإني أخاف أن تكون ضالا وأمر به فأخرج
“Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy”[8]. Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar.[9]
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Asy Syafi’i[10] -yang menjadi rujukan mayoritas kaum muslimin di Indonesia dalam masalah fiqih- meyakini Allah berada di atas langit
Syaikhul Islam berkata bahwa telah mengabarkan kepada kami Abu Ya’la Al Kholil bin Abdullah Al Hafizh, beliau berkata bahwa telah memberitahukan kepada kami Abul Qosim bin ‘Alqomah Al Abhariy, beliau berkata bahwa Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Roziyah telah memberitahukan pada kami, dari Abu Syu’aib dan Abu Tsaur, dari Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (yang terkenal dengan Imam Syafi’i), beliau berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya.[11]
Imam Ahmad bin Hambal[12] Meyakini Allah bukan Di Mana-mana, namun di atas ‘Arsy-Nya
Adz Dzahabiy rahimahullah mengatakan, “Pembahasan dari Imam Ahmad mengenai ketinggian Allah di atas seluruh makhluk-Nya amatlah banyak. Karena beliaulah pembela sunnah, sabar menghadapi cobaan, semoga beliau disaksikan sebagai ahli surga. Imam Ahmad mengatakan kafirnya orang yang mengatakan Al Qur’an itu makhluk, sebagaimana telah mutawatir dari beliau mengenai hal ini. Beliau pun menetapkan adanya sifat ru’yah (Allah itu akan dilihat di akhirat kelak) dan sifat Al ‘Uluw (ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya).”[13]
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya,
ما معنى قوله وهو معكم أينما كنتم و ما يكون من نجوى ثلاثه الا هو رابعهم قال علمه عالم الغيب والشهاده علمه محيط بكل شيء شاهد علام الغيوب يعلم الغيب ربنا على العرش بلا حد ولا صفه وسع كرسيه السموات والأرض
“Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.”[14]
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.”[15]
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”[16]
Abu Bakr Al Atsrom mengatakan bahwa Muhammad bin Ibrahim Al Qoisi mengabarkan padanya, ia berkata bahwa Imam Ahmad bin Hambal menceritakan dari Ibnul Mubarok ketika ada yang bertanya padanya,
كيف نعرف ربنا
“Bagaimana kami bisa mengetahui Rabb kami?” Ibnul Mubarok menjawab,
في السماء السابعة على عرشه
“Allah di atas langit yang tujuh, di atas ‘Arsy-Nya.” Imam Ahmad lantas mengatakan,
هكذا هو عندنا
“Begitu juga keyakinan kami.”[17]
Makasiih ustadz, bimbingannya.. jazakallaah khairan
Wa'alaikum Salaam wr wb.
Matur nuwun atas doa dan mau'idhohnya,Ustadz.
JAZAAKUMULLOHU Ahsanal Jazaa.
Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin.
Sehat selalu Ustadz ku.
Selalu cerdas kan umat, agar tidak dibodoh-bodohi
Ilmu sahabat sahabat nabi lu bilang membodohi. Mikir
Syukron ustadz ...pencerahannya ❤
Alhamdulillah atas pencerahannya ustaz. Ustad yang cerdas dan berilmu begini masih saja ada orang yang tidak suka dan merasa diri lebih pintar astagfirullah
Alhamdulillah , Terima kasih ustadz
Semoga Allah selalu jaga iman kita..
Kita yang berilmu dan dengan ilmu tersebut kita sampai kan utk ummat dengan harapan ummat juga berilmu, bila ilmu tersebut membawa iman ummat semakin kuat maka InsyaAllah akan kita petik buah yg manis kelak di akherat, begitu juga sebaliknya bila ilmu yg kita sampai ternyata membuat ummat bingung hingga imannya goyah bahkan menjadi sesat, maka kelak kita akan memetik buah yg pahit serta busuk..
Benar ustadz, saya ingat dengan dosen filsafat saya,. Beliau pernah berkata salah satu kemunduran dari umat Islam adalah ketika para toko islam tidak lagi menggunakan filsafat atau melarang filsafat. Dalam hal ini kerangka berfikir yg benar. Karna filsafat mengajarkan cara berfikir yg logis.
Sehat" selalu ustadzz❤
Coba sebutkan mana yg pakai filsafat di zaman keemasan nabi Muhammad dan para sahabat nabi?
Alhamdulillah, terimakasih ust
Alhamdulillah , Masya Allah,👍.. semangat dakwahnya ustadz mudah mudahan jadi amal jariyah❤
Aamiin
Baru kali ini ,saya setuju dengan ustadz ini mengunakan akal sehat untuk melihat fenomena yang terjadi
yg jadi masalah itu ketika kita memakai paham filsafat dalam masalah ketuhanan.. maka itu akan kontradiktif dengan Wahyu.. karena akal menolak ketika Allah menurunkan Wahyu yg menunjukan bahwa Allah itu punya tangan,jari,wajah,di atas Arsy dll, dan jelas itu akan di tolak oleh faham filsafat dalam aqidah...
sebenarnya maezhab asy'Ari itu mendalami filsafat untuk mendebat org org filsafat tentang ketuhanan, tapi dia sendiri yg terjebak dalam faham filsafat tersebut..
filsafat itu boleh di perdalam, tapi dalam masalah keilmuan di luar ketuhanan..
Masya Allah sehat selalu panutanku Ustd Muhammad Nuruddin, Makin cinta saya sama ustd ini❤🥹🤲🏻🫡🙏🏼😊
masya Allah terima kasih atas penjelasannya ust
MasyaAllah sangat bermanfaat ilmu antum ustad... BarakaAllah... Sehat selalu.... 🤲🤲🤲🤲
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Ustadz Nuruddin hafizhahullah, semoga Allah senantiasa menjaga dan memberkahi beliau.
Pokok persoalan yang menjadi inti perdebatan ini berakar pada metodologi yang diadopsi oleh para ulama Asy’ariyah dalam mendekati pemahaman tentang sifat-sifat Allah. Mereka cenderung menggagas pendekatan berbasis ilmu kalam, suatu metode yang bersandar pada kerangka logika dan filsafat untuk mengurai hakikat sifat-sifat Ilahi. Dalam proses ini, mereka kerap terperosok ke dalam jebakan rasionalisasi, menakwil sifat-sifat Allah ke dalam makna-makna kiasan (majazi), yang pada hakikatnya keliru dari jalur murni yang ditempuh oleh salafus shalih-para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in.
Manhaj sahabat nabi, sebagaimana diteladani oleh generasi terbaik umat ini, adalah sikap pasrah yang tulus terhadap nash-nash Al-Qur’an dan sunnah. Mereka menerima sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan tanpa takwil, tahrif (mengubah makna), ta’thil (menolak sifat) dan takyif. Sebab, memahami hakikat sifat Allah yang ghaib adalah domain eksklusif Sang Pencipta, jauh dari jangkauan nalar makhluk yang terbatas.
Namun, ketika para ulama Asy’ariyah, dalam perdebatan melawan filsuf atau kelompok lain yang menggunakan akal sebagai landasan utama, justru mengadopsi metodologi ahlul kalam. Padahal, substansi yang mereka perdebatkan menyentuh aspek ghaib yang tak mungkin diraba oleh akal manusia. Jika memang tujuan mereka adalah memenangkan argumen, mengapa mereka tidak tetap berpegang pada metodologi salaf, yang lebih mendalam dan mengakar pada kemurnian wahyu?
Penggunaan ilmu kalam mungkin memiliki tempat ketika menghadapi tantangan rasional dari para filsuf, tetapi hanya dalam batas persoalan-persoalan eksoteris (yang dapat dicerna akal) dan bukan perkara ghaib yang hanya diketahui Allah. Justru di sinilah letak kekeliruannya: ketika metodologi yang digunakan malah menyeret keluar dari orbit kesucian manhaj salaful ummah dan membawa mereka ke dalam debat logis yang sering kali mereduksi hakikat kebenaran.
Semoga Allah melimpahkan cahaya petunjuk kepada kita semua, agar tetap teguh dalam meniti jalan para sahabat nabi, tanpa tergelincir ke dalam jurang rasionalisme yang menjauhkan dari hakikat wahyu. Sebab, di sanalah terdapat ketenangan hati dan kemurnian tauhid yang sejati.
Kan sudah diterangkan, bahwa para sahabat pun ada yang bertakwil. Diantaranya Ibnu Abbas. Ada bukunya, dan sudah dijelaskan pula oleh ustadz Nuruddin.
Saya orang awam yg gaak paham Agama, tp sedikit pendapat dari saya apa yg saudara paparkan itu menurut saya benar, . Tp ada poin yg harus dijaga agar umat gak keliru.
pemahaman para shohabat , yg anda uraikan itu menurut saya jg benar, tp seiring masuknya ilmu2 filsafat dlm dunia Islam membuat orang berfikir kritis termasuk terhadap ayat2 sifat, saya setuju mentakwil ayat2 sifat kurang tepat sb gak ada kata atau bahasa yg bisa mensifati Tuhan yg maha sempurna,karena kata,bahasa adalah makluk sangat terbatas.mustahil sesuatu yg terbatas menjelaskan yg takterbatas. Hanya saja takwil itu bisa jadi suatu keharusan guna menjaga umat dari paham mujasimah,maupun muktazilah, jadi poin terpenting dr takwil disini mensucikan sifat2 Tuhan dari sifat2 makluk.
Contoh adaa ayat dlm bahasa artinya Tangan, orang awam yg gak paham ilmu tauhid secara otomatis akan mengenggab itu jisim (anggota badan) meski pada bilang gak spt tangan makluk tp kan tetep menganggap jisim, maka dr itu di perlukan takwil meski kurang tepat dngn tujuan menjaga dr menjisimkan Tuhan. Sejauh ini yg saya tau bgt
Bagus akhiy. Biar lebih bebas langsung diskusi dengan beliau
saya pernah bertanya ke beberapa ustadz saya akhi tentang ayat ayat mutasyabihat ada yang mentakwilnya (menafsirkan menurut sumber yang ustadz saya ketahui bukan mengubah maknanya) itupun di akhiri wallahu a'lam dan ada yang meyakini hanya allah yang mengetahui makna tersebut. jadi yang saya simpulkan dari beberapa ustadz saya, mau yang mentakwil maupun yang enggak ujung ujungnya ya sama wallahu a'lam hanya allah yang tahu tapi saya suka dengan komentar akhi yang sopan dan lembut tidak seperti beberapa oknum yang membandingkan ustadz kita bahkan menghina nya. perbuatan itu kan tidak mencerminkan ajaran kita nah gimana pendapat antum tentang hal itu
dalam Al-Qur'an,..kita diminta menjadi umat yang ber "pikir" dan ber "akal". disitulah lahir generasi para penemu islam,..apa jdi-nya kalo kita membatasi hanya lingkup lateral saja. itu justru merendahkan mukjizat Al-Quran itu sendiri,...ingat orang barat banyak masuk islam melalui "Akal" dan "pikirannya" bukan hanya membaca lateral seperi umat hari ini,...
Filasafat adalah konsep berfikir yg kelihatannya logis tp lingkupnya hanya yg manusia ketahui saja akhirnya ketika dipakai diatas syariat akhirnya menimbulkan penyimpangan
Saya dulu plek ketiplek kayak mas Heri , setelah saya mulai membaca,mulai merenung,mulai ketemu banyak orang dari berbagai latar belakang dst , akhirnya saya sadar , saya dulu begitu karena kebodohan dan keangkuhan diri sendiri
aduh kang, sama. hahaha, agak kurang main saya juga dulu. kurang belajar dan malah angkuh dengan ilmu yang masih sedikit
@rizkytp sebetulnya kalau mau kendorin sedikit ego , insya Allah cepet sembuh dari kebodohan sendiri 😄
Wah berarti ada yg salah kang belajarnya.. Aqidah itu jelas loh.. Tidak perlu akal, yg diperlukan hati yg lapang
@muhammadmirza7641 didalamAl-Quran kita disuruh berpikir dan ber-akal,..ente malah bilang "tidak perlu akal",..lucu banget beragama gak pake akal,..
justru pernyataan ente merendahkan Al-Qur'an ya Akhi,..
Gw asli mlz bgt reply komen, tapi gemes juga. Emang, waktu sekolah dasar, ga ada yang ngasih tau kalo syarat mukallaf salah satunya aqil alias berakal?
Alhamdulillah, terima kasih ustadz atas pencerahanny
page one..... setuju ustadz. sami'na wa tho'na.... izinkan saya untuk diakui sebagai murid antum meskipun hanya melalui digital
Semoga Allah memberkahi dan memberi hidayah buat kita semua ya kang. Aamiin.
Orang berilmu berbicara, semoga kami terus dibimbing Alllah dijalan Nabi Muhammad ahlussunnah waljamaah Asy'ariy Maturidy
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Subhanallah, Alhamdulillah, Lailahailallah Allahuakbar.
Semoga ustadz sehat selalu dan tetap istiqamah dalam berdakwah dgn keilmuan dan sanad yang jelas.
Mantaffff.... semoga ustadz nuruddin sehat selalu dan terus berbagi ilmu keislaman...
Terima kasih banyak Ustadz.. Sudah banyak nasehat dan ceramahnya yg kita tonton.. MasyaAllah sungguh sangat2 bermanfaat dan membantu kami keluar dari masalah.. Semoga Ustadz Nuruddin tetap sehat dan dijaga oleh Allah Subhanahu Wata a'la.. Untuk Salafi Wahabi semoga mereka sadar kembali ke pemahaman yg benar Ahlussunnah Waljamaah..
Alhamdulillah semakin memperkuat kecerdasan dan keimanan. Dakwah ahlusunanah wal jamaah yang semakin menunjukkan jalan yang lurus. Barakallah ustadz Nuruddin.
Sangat bermanfaat sekali vidio pendek seperti ini.
Masyaallah ustad penjelasannya bisa difahami..
Sehat selalu ustadz terimakasih atas ilmunya 🙏
Luasnya khazanah keilmuan Islam... Baarakallahu fikum
Jazakallahu bi khoir Ustd Nuruddin..semoga sentiasa dalam lindungan GustiAlloh SWT..tetap dalam ahlus sunnah wal jama'ah dan auto bermanhaj salaf..😊
👍
Beliau itu sangat benci sama manhaj salaf, menurut beliau Syi'ah masih lebih baik dari salafi, kalau ga percaya coba lihat video2 dulunya
@muhammadarif6075 🤣🤣 kmu thu manhaj salaf itu apa?
Terimakasih Ustadz ❤❤❤❤❤
Masya'alloh keterangan yang didukung dengan kematangan keilmuan. Tapi sayang yang nentang hanya pesilat yang tiba-tiba tampil sebagai pendakwah. "Sesingkat itu proses pendakwah SALAFI WAHABI"
Betul sekali, akidah adalah benteng awal sebelom kita mengembara semesta di bawah jalur2 yang di ridhoi Allah SWT
Ma syaa Allah.... melalui channel ini semskin bersyukur mengikuti manhaj salaf... semoga diistiqomahkan 💚💚💚
hahahaa...beragama gak boleh pakai akal kalau manhaj salaf. mikir aje pake dengkul sono. pantesan ustadz senior salafi bilang, menjelaskan sebab terjadinya hujan secara sains termasuk perbuatan kufur 😂
bahaya bgt gak belajar logika dan alur berpikir ilmiah apalagi jaman sekarang. makin banyak pemikiran aneh, makin banyak manusia tipu2 bertopeng agama. bahkan jualan jamu dilabeli produk sunnah juga laku keras di masyarakat krn logikanyan masyarakat pada gak jalan. yg penting ada sunnah2nya langsung percayaaa
@@buncaramelizedberarti dangkal paham lo
istiqomah dalam kesesatan😂😂😂
Kuburiyyun sdh muncul.... kuburiyyun gak ngibul ya nyabul, innalillahi...
Jazakallahu khoiron ustadz atas pencerahannya..
Allahumma Shalli'ala Sayyidina Muhammad Wa'ala Ali Sayyidina Muhammad 🤲♥️
Barakallah fiikum
ya di sampaikan sama seperti yg guru² beliau sampaiKan..syehk Muttawali as'syarawi & syehk Ali jum'ah ❤
alhamdulillah, setelah mendengar ini semakin mantap bermanhaj salaf...
Saya dukung Ustadz
👍
saya engga
Maturnuwun mas.
Maa syaa Allah ustdz, semoga ustdz selalu dilindungi oleh Allah, semoga saudara2 kita bisa tercerahkan pikurannya aamiin yaa rabbal aalamiin
Gus Baha membenarkan Allah di atas langit 👍👍👍👍
Alhamdulillah aqidah salaf paling mudah utk difahami bagi semua kalangan
Sepertinya ada yg salah faham menyikapi polemik yg berkembang saat ini. Kalo mmg tujuan belajar filsafat adl utk membantah orang2 yg aqidahnya menyimpang sepertinya boleh2 saja spt itu. Tapi kalo belajar filsafat utk membantah aqidah yg sdh lurus ya akan ada polemik spt itu. Ketika filsafat digunakan utk membantah Allah diatas ArsyNya dan membolehkan mengucapkan selamat utk agama lain, ini artinya membantah aqidah yg sdh lurus. Saran saya, cobalah Ustadz Nuruddin mencoba membuka diri utk berdialog dgn ustadz2 selain dari Al Azhar. Karena setahu saya Al Azhar banyak tercampur jg aqidahnya. Karena kalo patokannya hanya ulama dan kitab Al Azhar, khawatirnya akan tercampur jg aqidahnya. Saya teringat penjelasan dari ustadz Riyadh Badjrey yg jg pernah kuliah di Al Azhar. Beliau masih jg membuka diri dgn ulama2 lain di luar Al Azhar. Beliau menyempatkan diri duduk di majelis ilmu para syech besar lainnya di kairo. Sehingga beliau akhirnya bs benar2 membandingkan dan memilah mana ilmu yg memang benar2 diperlukan seorang muslim dalam menjaga aqidahnya. Ini hanya sekedar nasehat dari saudara sesama muslim agar Ustadz bs mempertimbangkan saran2 yg ada. Mudah2an ukhuwah kita tetap terjaga dan semoga Allah selalu menjaga aqidah kita tetap berada di jalan yg haq.
Filsafat itu cara berfikir, setiap orang sejatinya punya cara berfilsafat masing-masing.
Termasuk ente berkomentar panjang, filsafat nya panjang banget.. 😂
Allah menjamin agama yg lurus di mekah dan madinah, yg di luar akan lebih banyak subhatnya..
@@jain461 beragama ada aturannya dan Rosulullah sdh memberi petunjuk pada kita. Saya hanya mengajak kita semua utk mau kembali mengikuti petunjuk Rosulullah. Cobalah kita belajar utk memilah kapan kita berfilsafat dan kapan kita harus mau menerima petunjuk Rosulullah.
@@SunardiSunardi-t8mAh yg benar?sdh baca sejarah belum, tanah suci blm tentu manusianya suci...terus masjidil aqso/palestina apakah itu bukan kota suci?
@@iffatbey9708 apakah cukup berhenti di Al qur'an dan sunnah, tanpa menggunakan/memperhatikan pendapat para salafusshalih dan para ulama terdahulu melalui kitab2 yang mereka tulis dan masih ada sampai sekarang ?
terima kasih ustadz atas pencerahannya, dengan hadirnya ustadz saya semakin yakin untuk mengikuti akidah ahlus sunnah wal jama'ah. hampir-hampir saja saya terbawa akidah mujassimah dari golongan wahabi
Terima kasih, ustad,
Alhamdulillah... Semoga pak Nuruddin tetap Istiqomah di dalam mengajarkan ilmu Islam yg baik dan benar
Mudah2an umur antum panjang dan barokah, ustadz. Alhamdulillahi Rabbil'alamin. Tolong tetap jelaskan dengan mudah dan sederhana agar lebih mudah kami pahami. Kita perlu ulama lurus yg tidak meninggalkan ummat dalam ketersesatan. جزاك الله خيرا
Aku salut sma dokter zakir naik yng membantah non muslim dengan itu membantah pakai dalil dengan perbandingan kitabnya al quran dan hadis , bukan dengan bantahan dengan cara pake filsafat atau logikanya, tapi luar biasanya beliau banyak menginslamkan manuasia dangan cara itu,
Saya sangat berharap Ustad Nuruddin bisa membuat buku terjemahan kitab Al Mu'jam Falsafi karya Jamil Saliba (buku kamus istilah2 filsafat) pasti banyak yg cari untuk sumber2 keilmuan terutama para mahasiswa khususnya dan masyarakat umum pada umumnya yang tertarik istilah2 dalam filsafat
Banyak ilmu kita dapat dari chanel ini auto subscribe...klik tombol Lonceng...semoga Ustadz.K.Nuruddin di mudahkan jalan dakwah nya....Amieen
Terima kasih pencerahannya ust, saya semakin yakim dengan manhaj salaf
Akhi semua muslim pasti berbanhaj salaf , semua merujuk kepada Qur'an hadist , sahabat , tabiin, tabiut tabiin mana mungkin Ndak merujuk ke sana , cuma memang ada perbedaan furu'iyah harus berlapang dada , Ndak bisa di klaim manhaj salaf cuma satu golongan saja
Yakin sekali dengan manhaj salaf
Saya semakin yakin bahwa Anda pengkavling salaf
salaf yg mana,
paling salaf khowarij & mujasimah
manhaj wahabi dusta ngaku salaf
Bukan manhaj salaf tp manhaj Wahabi 😂😂
Banyak hikmah semuanya yg antum berikan
إِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ …
“Sesungguhnya Tuhan kami ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam diatas ‘Arsy…” (al-A’raf (7): 54).
Itu yg nerjemahin siapa bng??? ...bertanya
Rasul dan sahabat gak mengartikan Istawa bersemayam. Hanya umat akhir zaman yg mengartikan ayat suka2 hatinya,.
Ciri khas wahabi salafi. Mentafsirkan alquran modal terjemah saja.
Sodara2 istawa bhs arab kemudian diterjemahkan ke bhs indonesia( la pantaslah mereka gak kenal bersemayam)kalo tdk diterjemahkan ke bhs indonesia orang indo tdk paham apa itu istawa. Jadi bukan salah terjemahan tapi salah dlm menggunakan kaidah2 menyikapi ayat 2 sifat.
@@linto0Rosul dan para shohabatnya kan orang Arab.bukan orang Indonesia.jadi kalimat Istiwa' nggak perlu diartikan bersemayam.
USTAD....SAYA SANGAT SUKA SAAT USTAD BERDEBAT DENGAN GURU GEMBUL, DAN SAAT ITU JUGA SAYA KENAL USTAD....CUMA SARAN SAYA USTAD SUPAYA UMAT TIDAK BERPECAH BELAH OLEH ORG2 YG MEMANFAATKAN MASALAH SALAFI DAN AHLUL SUNAH LEBIH BAIK KITA HINDARI MEMBAHAS MASALAH INI...LEBIH BAIK MEMBAHAS MASALAH ILMU YG LAIN YG LEBIH MENYATUKAN UMAT DAN HAL2 ILMIAH LAINNYA....SEMOGA ALLAH MEMBERI PAHALA YG BANYAK UNTUK USTAD..AMIN❤❤
awalny belaiu jg g pernh kok bawa2 istilah salafi wahabi ,asyairah dll... pdhl yg dibawakn beliau itu ilmu2ny ulama2 asyairah...tp tak sekalipun utsdz nurdin bawa2 nama asyairah yg sy tahu... tp sampai ktka saat2 ini... kaum wahabi salafi smkin berisik mengganggu dan memfitnah belaiu... akhirny keluarlh kata2 itu wahabi,salafi,asyairah dll
abis dari nonton arie untung ada ustad fahmi salim, langsung kesini ustad 😎
Barakallahu fiik Ustadz,...
Imam Adz Dzahabi pernah berkata:
Lebih baik seseorang itu hidup hidup dalam keadaan bisu daripada hatinya dipenuhi oleh ilmu kalam dan filsafat.
(Akidah Asy Syafii hal.128) oleh Syaikh Nu'man Al Watr
Itu salah satu contoh celaan ulama salaf terhadap ilmu filsafat dari sekian banyak pernyataan ulama lainnya.
Filsafat itu mempelajari 'fikiran'. Kita mencari kebenaran dengan cara berpikir. Bagaimana cara menggunakan pikiran dengan tepat, belajarnya di filsafat.
seperti biasa begitu ngomong secuil trus kabur g ada kelanjutannya he3
Terjemahan dari kutipan kitab tersebut adalah “Tidak
ada yang lebih aku benci dibanding kalam dan ahli kalam”...
Konteks “kalam” di pernyataan as-Syafi’i itu
merujuk pada kaum qadariyyah dan ‘nufat as-shifat’ (para penyangkal sifat-sifat Allah).
Filsafat berguna untuk
merumuskan pertanyaan yang baik (yang menjadi awal dari ilmu) dan dengan
logika, yang merupakan salah satu bagian dari filsafat, menertibkan pikiran untuk
menjawab pertanyaan itu.
Saya ga paham.. cuma penting banget untuk menanam ahlak.. sebelum menghakimi sesuatu pelajari dulu sesuatu itu... Weh enak banget dengernya... Jadi keinget ustad dikampung dulu kalau menasehati begini...
Aku cinta Manhaj salaf ❤❤❤.
Manjat salak🤣
Boleeeh
siapa ,heri pras maksudnya . wakakakakakakaka
Ciee si paling salaf. 😂😂
Semoga diistiqomahkan...
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh ❤ aamiin 🤲
Makasih ustadz
Kenapa ya ketika saya mendengarkan video ustadz nuruddin, makin mantap dengan manhaj salaf.
Gpp, itu bagus. Yg penting ketika ada yg berbeda pendapat jg langsung memvonis sesat.
Bagus, tapi tetap harus adil. Ulama-ulama salafiy abad ini juga saling membantah satu sama lain terhadap akidah masing-masing. Artinya jelas ada perbedaan.
ngaku2 manhaj salaf, eh ust jawaz menginggal, ngumpul2 jugak di rumab almarhum😂😂
manjat salak kali😂
Kamu lebih suka dengar syeh heri pras ya... 😂😂
Terussslah berdakwah Aswaja Ustad Nuruddin
Masya allah tabarokallah
Luar biass
Muantap ustad
Hanya yg mati hati nya yg tidak bs mnrima ktrngn ustad
Setuju kalau kita hrs belajar aqidah dulu atau kita hrs memperkuat akidah kita dulu agar kita tdk tersesat .barulah kita mempelajari filsafat.
Barakallahu fiik Ustadz🥰
Alhamdulillah Ustad Nuruddin benteng Ahlus Sunnah untuk menghadapi fitnah Wahhabi.
Dimana Allah?
1. QS. Thoha : 5
2. QS. AI Hadid : 4
3. QS. Al-Araf : 54
4. QS. Al-Furqan : 59
5. QS. An Nahl : 102
6. QS. Fushshilat : 2
7. QS. Fushshilat : 42
8. QS. AI'Araf : 206
9. QS. Ghafir : 2
10. QS. Az Zumar : 1
11. QS. As Syu'aro : 51
12. QS. Saba' : 23
13. QS. AI Baqoroh : 244
14. QS. Ali Imron : 55
15. QS. An Nisa : 158
16. QS. Fathir : 10
17. QS. Al Ma'arij : 4
18. QS. AL An'am : 18,61
19. QS. An Nahl : 50
20. QS. Al Mulk : 16
21. QS. Al Anbiya' : 19
22. QS. Ad Dhukhan : 102
@channelislami7960 "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran. (Q.S. Al Baqarah 186)
Selamat natal ustadz@@rahmadnazmi8099
Betul ustad ...ada org2 yg butuh penjelasan yg logis yg detail , TDK asal penjelasan..contoh nya ustadz Felix ..pernah cerita di podcast nya ....
Biasanya pelarian salafi setelah mendapat argumen ini adalah: "Antum ini terlalu berfilsafat, agamanya kurang", atau pertanyaan ilusi "Antum ini ikut filsuf atau Nabi", atau "Antum ikut nabi atau Asyari?"
Baru nanti terakhir lempar gaslighting "Salafi yg kau benci ternyata baik, banyak sedekah etc." Atau playing victim "Ustadz, lihat Salafi yg kamu hujat cuman ingin mempertahankan kemurnian aqidah" 😊
Terakhir mnyerang pribadi dgn istilah kuburiun ,syiah ,bla😂
😂😂😂 klw gk gitu buka salafi wahabi namanya. semua sama dia salah dialah satu2nya yang benar. padahal otak dangkal.
@@laskarpelangi6094 emang nyata wkwkwk, noh liat gus miftah
@@valenmuntaqo dan generalisir masalah. Kaya komen anak muda ini...😮
@@laskarpelangi6094fakta lapangan, NU dan sufi😅 adalah paling banyak keanehan 😊
Sepandai" nya mengelak, fakta lapangan sufi dan NU 😅
Alhamdulillah ustadz tercerah kan 🙌🔥
Buku-buku karya Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., MA
1. Dasar-Dasar Akidah Ahlussunah Wal Jamaah untuk Tingkat Pemula
2. Logical Fallacy (Menguak Kesalahan-Kesalahan Berpikir yang Kerap Kita Jumpai Sehari-Hari)
3. Ilmu Mantik (Panduan Mudah & Lengkap untuk Memahami Kaidah Berpikir)
4. Ilmu Maqulat
5. Ilmu Debat (Panduan Praktis & Tepat untuk Memahami Kaidah-Kaidah Penting dalam Berdebat)
6. Seputar Ketuhanan
7. Membuktikan Al-Qur'an Sebagai Kalam Ilahi
8. Meluruskan Tasawwuf Yang Disalahpahami
9. Pesan-Pesan Kehidupan
10. Khotbah-Khotbah Penyejuk Iman
11. Agar Kita Gila Membaca & Menulis
12. Runtuhnya Teori Polemik Kitab Suci
13. Nikah Beda Agama (Dalil Keharaman, Pendapat Ulama, dan Bantahan untuk Orang-Orang yang Membolehkannya)
Dan yang belum terbit
14. Akidah Ringkas Untuk Para Pemalas (Arab & Indo)
15. Agar Kamu Betah Hidup Di Pondok
16. Panduan Praktis & Mudah Untuk Memahami Kitab Jurumiyah
17. Muhadatsah Bahasa Arab (2 Jilid Putra & 2 Jilid Putri)
Ustadz Nuruddin Alumnus Al-Azhar Jurusan Aqidah Filsafat S1 & S2, sekarang dalam proses penyusunan disertasi S3 di Universitas & Jurusan yang sama
Channel You Tube yang biasa uploud video Ustadz Nuruddin: Muhammad Nuruddin Official, Kaifa Media, AN NABAWI TV & SevenTube
Silakan disalin dan dishare tulisan di atas👍
@@ahmadahdal2838 terima kasih bnyk infonya akhi , sangat bermanfaat,🙏🏻🙏🏻
Setuju Ustadz,,yg boleh bicara yg menjalanin dan berproses dalam keilmuannya..
Yang saya fahami dan perhatikan. Saudara2 kita di Salafi memang belajar aqidah dasar yang fungsinya mengukuhkan aqidah dasar.
Sedangkan ustadz Nuruddin sudah setingkat lebih naik. Setelah selesai belajar aqidah, selanjutnya mempelajari filsafat untuk berdakwah di kalangan lebih luas diluar umat Islam.
Ada benarnya bang beliau ungul karena jangkauannya lebih jauh bukan hanya orang islam bahkan umat non muslim jadi harus kita Terima dengan baik dan berlapang dada karena ilmu terus berkembang dan metodelogi dalam menyampaikan dakwah juga terus berkembang sesuai keahlian masing masing
Karena memang dakwah itu aslinya untuk mengajak non Islam ke kepada Islam.
Dan sekarang terjawab kenapa sih dulu yang mengajak orang menjadi mu'alaf itu malah dari kalangan mu'alaf sendiri, sedangkan dari kalangan ustadz sendiri sangat jarang.
Anda kurang referensi di soal ini @@syamifasha
salafy dasar?Nabi sahabat tabiin dasar gitu jika gak berfilsafat,gak bertasauf?
Mohon jangan salah paham.
Maksud dasar aqidah itu aqidah yang diajarkan Rasul, para Sababat dan Salafussholih. Dan itu wajib dipelajari setiap Muslim agar punya dasar aqidah yang benar.
Allahu Akbar, semoga senantiasa dlm lindungan Allah selalu buat ust Nuruddin
Karena sekarang orang gaperlu belajar, untuk mengerti aqurah,filsafat, na'udzubillah
Sehat sehat Ustadz
Subhanallah Luar biasa. Andai 20% orang Indonesia seperti anda dan masuk ke titik strategis keputusan republik ini. Insyaallah kemungkinan besar Republik ini akan jadi negara yg maju
Jngan prnah trlalu terkesima dn tertipu dngan kecerdasan seseorng, krna orng cerdas dn aqidahnya sesat itu bnyak... Tpi perhatikan lah kesesuaiannya dngan Al-Qur'an dn Sunnah serta keselarasan nya dngan pemahaman para salafus sholih jga😊🙏
@@Abu_Jabir_Al-faruq2905 yg bagaimana yg berkesesuaian dg Qur'an dan sunnah menurut antum? Kalo Imam Ghazali berkesesuaian dg Qur'an dan Sunnah ga bg?
Klo ga bisa membantah argumen dan klaim nya,jgn nyerang individu nya..yang anda lakukan itu adalah logical fallacy.idealnya lawan argumen vs argumen,klaim vs klaim..
Sesuai Qur'an hadits, atau sesuai otak dangkalmu?
@Abu_jabir_Al-faruq2905 Betul... bnyak yg pintar soal agama,banyak banget,tapi ketika pemahamannya menyimpang dn jauh dari yg di ajarkan Rosulallaah,gak ada guna ilmu nya,prof doktor ilmu Islam aja bnyk yg berfikiran liberal,menganggap smua agama benar dll ini jelas jauh dari ajaran nabi dn merasa lebih pintar dari nabi
rujukan itu salafussoleh(yang real) bukan tb” ke hadis quran dengan pemahaman sendiri tanpa pemahaman para salafussoleh
Telah berlalu orang-orang yang mereka itu cerdas dan memiliki bahasa-bahasa yang bisa memukau, tapi mereka tak diberikan kesucian hati. Alhamdulillah para ulama dengan aqidah yang shahih menjaga kemurnian pemahaman islam dari orang-orang yang menyimpang aqidahnya dalam balutan kecerdasan dan retorika menakjubkan. Ilmu berasal dari madinah, dan ia akan kembali kesana bagaikan ular yang kembali ke sarangnya. Andaikan saudara kembali madinah dan mendalami aqidah di sana, mungkin saudara akan jadi diantara para ulama yang murni tersebut..... Mungkin.
Berarti sekarang ilmunya sudah keluar dari madinah...ngapain ke madinah kalau cuma jadi wahabi?