@@aloysiuskuweng1909 "Terima kasih banyak! Mari kita terus belajar bersama dan berkembang menjadi lebih baik. Jangan lupa ikuti terus konten menarik berikutnya, ya!"
"Terima kasih atas komentarnya! 😊 Untuk kereta cepat, menggunakan sistem listrik dengan tegangan tinggi, yaitu 25.000 V AC, berbeda dengan KRL yang biasanya hanya 1.500 V DC. Tegangan tinggi ini dipilih agar lebih efisien dalam mendukung kebutuhan daya besar dan stabilitas kecepatan tinggi hingga 350 km/jam atau lebih. Selain itu, infrastruktur khusus seperti jalur lurus dan kabel overhead dirancang untuk mengoptimalkan performanya. Semoga informasi ini membantu ya!"
@sutediheriyonoBaladMaUng Terima kasih atas komentarnya yang sangat menginspirasi! Kereta cepat memang luar biasa, mengandalkan tenaga listrik tanpa harus selalu lewat kabel seperti di Transport Tycoon. Teknologi modern seperti overhead wire dan third rail menunjukkan betapa majunya inovasi transportasi saat ini. Ditambah lagi dengan maglev yang menggunakan medan magnet untuk mengurangi gesekan, benar-benar sebuah keajaiban teknologi. Salut untuk ide dan wawasan luar biasanya! Jangan lupa cek video maglev dan hyperloop transportasi masa depan.
Secara teknis baik kereta cepat, MRT, LRT, ataupun KAIC itu ya KRL. Karena KRL itu sebutan buat kereta dimana propulsinya dari listrik. Entah itu rel aliran atas (overhead wire) ataupun rel ketiga (third rail). Bedanya, kereta cepat itu pakai listrik tegangan tinggi 25000 V, sementara KRL buat kereta komuter, kereta metro dll biasanya berkisar 750-1500 V. Rel juga berbeda, kereta cepat khusus pakai sepur standar 1435 mm dan rel UIC 60, sementara kereta komuter atau metro bisa pakai sepur yang lebih sempit dan rel UIC 54. Entah kenapa di Indonesia kereta komuter malah dipanggil KRL. Padahal kereta komuter bisa jadi tenaganya diesel (KRD) kayak di Filipina 😅
@bembs0256 "Terima kasih atas penjelasan teknis yang sangat detail dan informatif! Kebanyakan, istilah KRL di Indonesia lebih mengacu pada branding dan kebiasaan, bukan spesifikasi teknisnya. Sungguh, komentar seperti ini sangat berharga untuk diskusi yang lebih mendalam. Salut!"
@@endiendien569 "Wah, ini mah bukan kereta, ini udah kayak spare part tubuh manusia! Iso ada, babat ada, ati ada, paru ada... tinggal nambah ginjal, bisa buka bengkel tubuh sehat, haha!"
Komentar Anda sangat menarik, tetapi ada sedikit koreksi. Sistem magnet berlawanan digunakan pada kereta maglev untuk melayang di atas rel. Sebagian besar kereta cepat konvensional, seperti Shinkansen atau TGV, masih menggunakan roda dan rel dengan desain canggih untuk mencapai kecepatan tinggi. Terima kasih atas pendapat Anda yang memicu diskusi menarik ini! Anda bisa melihatnya di chanel ini tentang kereta maglev dan nantikan video kereta Hyperloop yang akan di bahas.
seperti nya admin pemuja jepang whoosh kan china yang bangun tetapi tidak ada Teknologi china yang di bahas padahal china sekarang penguasa kereta cepat di Dunia jepang mah tidak ada apanya di bandingkan dengan china
@@hakkanyin686 "China memiliki jaringan kereta cepat terbesar dan tercepat di dunia dengan teknologi inovatif, sementara Jepang adalah pelopor dengan Shinkansen yang dikenal akan keamanannya dan kenyamanannya. Keduanya juga sedang mengembangkan teknologi kereta maglev, seperti yang digunakan di Shanghai (China) dan yang sedang diuji di Jepang. Tonton video ini untuk melihat lebih dekat tentang kereta maglev dan potensi revolusi transportasi masa depan di chanel ini!"
@Mokasmks soal kenyamanan shikansen jepang kalah dengan fuxing hao nya china itu sudah di buktikan oleh orang jepang yang mencoba naik whoosh dan di tambah pengujian koin bisa berdiri sedangkan shinkansen tidak bisa berdiri
@Mokasmks maglave tidak akan bisa menggantikan kereta cepat yang menggunakan rel karena untuk membangun infrastruktur dan biaya operasinal nya sangat Mahal memang jepang dan china lagi kembangkan maglave tetapi lintasan nya tidak akan panjang
@@hakkanyin686 Anda benar, biaya pembangunan dan operasional kereta maglev memang tinggi, sehingga sulit menggantikan kereta cepat berbasis rel dalam jarak jauh. Jepang dan China masih mengembangkan maglev, namun lintasannya terbatas. Anda bisa menonton video tentang Hyperloop yang sedang direncanakan oleh Elon Musk. Terima kasih atas pendapat Anda yang sangat bermanfaat, sangat menghargai diskusi ini! Sukses selalu.
Hebat... luar biasa .
@@aloysiuskuweng1909 "Terima kasih banyak! Mari kita terus belajar bersama dan berkembang menjadi lebih baik. Jangan lupa ikuti terus konten menarik berikutnya, ya!"
woooo😮
hadirr
Terimakasih telah mampir. Sukses selalu
Ini sistem KRL bukan sistem kereta cepat😂
"Terima kasih atas komentarnya! 😊 Untuk kereta cepat, menggunakan sistem listrik dengan tegangan tinggi, yaitu 25.000 V AC, berbeda dengan KRL yang biasanya hanya 1.500 V DC. Tegangan tinggi ini dipilih agar lebih efisien dalam mendukung kebutuhan daya besar dan stabilitas kecepatan tinggi hingga 350 km/jam atau lebih. Selain itu, infrastruktur khusus seperti jalur lurus dan kabel overhead dirancang untuk mengoptimalkan performanya. Semoga informasi ini membantu ya!"
Kwkw... main TRANSPORT TYCOON biar paham kakau KA CEPAT itu menggunakan TENAGA LISTRIK, walau tak harus lewat kabel.
@sutediheriyonoBaladMaUng Terima kasih atas komentarnya yang sangat menginspirasi! Kereta cepat memang luar biasa, mengandalkan tenaga listrik tanpa harus selalu lewat kabel seperti di Transport Tycoon. Teknologi modern seperti overhead wire dan third rail menunjukkan betapa majunya inovasi transportasi saat ini. Ditambah lagi dengan maglev yang menggunakan medan magnet untuk mengurangi gesekan, benar-benar sebuah keajaiban teknologi. Salut untuk ide dan wawasan luar biasanya! Jangan lupa cek video maglev dan hyperloop transportasi masa depan.
Secara teknis baik kereta cepat, MRT, LRT, ataupun KAIC itu ya KRL. Karena KRL itu sebutan buat kereta dimana propulsinya dari listrik. Entah itu rel aliran atas (overhead wire) ataupun rel ketiga (third rail).
Bedanya, kereta cepat itu pakai listrik tegangan tinggi 25000 V, sementara KRL buat kereta komuter, kereta metro dll biasanya berkisar 750-1500 V. Rel juga berbeda, kereta cepat khusus pakai sepur standar 1435 mm dan rel UIC 60, sementara kereta komuter atau metro bisa pakai sepur yang lebih sempit dan rel UIC 54.
Entah kenapa di Indonesia kereta komuter malah dipanggil KRL. Padahal kereta komuter bisa jadi tenaganya diesel (KRD) kayak di Filipina 😅
@bembs0256 "Terima kasih atas penjelasan teknis yang sangat detail dan informatif! Kebanyakan, istilah KRL di Indonesia lebih mengacu pada branding dan kebiasaan, bukan spesifikasi teknisnya. Sungguh, komentar seperti ini sangat berharga untuk diskusi yang lebih mendalam. Salut!"
isi dalemannya ...ada iso...babat....ati...paru...😂
@@endiendien569 "Wah, ini mah bukan kereta, ini udah kayak spare part tubuh manusia! Iso ada, babat ada, ati ada, paru ada... tinggal nambah ginjal, bisa buka bengkel tubuh sehat, haha!"
ini dari lessics indonesia nih videonya, cuma ganti suara aja dan tutup beberapa dengan watermark
Dari awal udah bedah ya kk. Kalau di upload pun pasti kena hak cipta kalau mirip. Mari sama sama belajar yah. Sukses selalu
bukankah sistem kereta cepat menggunakan magnet yang berlawanan
Komentar Anda sangat menarik, tetapi ada sedikit koreksi. Sistem magnet berlawanan digunakan pada kereta maglev untuk melayang di atas rel. Sebagian besar kereta cepat konvensional, seperti Shinkansen atau TGV, masih menggunakan roda dan rel dengan desain canggih untuk mencapai kecepatan tinggi. Terima kasih atas pendapat Anda yang memicu diskusi menarik ini! Anda bisa melihatnya di chanel ini tentang kereta maglev dan nantikan video kereta Hyperloop yang akan di bahas.
seperti nya admin pemuja jepang
whoosh kan china yang bangun
tetapi tidak ada Teknologi china
yang di bahas
padahal china sekarang penguasa kereta cepat di Dunia
jepang mah tidak ada apanya di bandingkan dengan china
@@hakkanyin686 "China memiliki jaringan kereta cepat terbesar dan tercepat di dunia dengan teknologi inovatif, sementara Jepang adalah pelopor dengan Shinkansen yang dikenal akan keamanannya dan kenyamanannya. Keduanya juga sedang mengembangkan teknologi kereta maglev, seperti yang digunakan di Shanghai (China) dan yang sedang diuji di Jepang. Tonton video ini untuk melihat lebih dekat tentang kereta maglev dan potensi revolusi transportasi masa depan di chanel ini!"
@Mokasmks
soal kenyamanan
shikansen jepang kalah dengan fuxing hao nya china
itu sudah di buktikan oleh orang jepang yang mencoba naik whoosh dan di tambah pengujian koin bisa berdiri
sedangkan shinkansen tidak bisa berdiri
@Mokasmks
maglave tidak akan bisa menggantikan kereta cepat yang menggunakan rel
karena untuk membangun infrastruktur dan biaya operasinal nya sangat Mahal
memang jepang dan china
lagi kembangkan maglave tetapi lintasan nya tidak akan panjang
@@hakkanyin686 Anda benar, biaya pembangunan dan operasional kereta maglev memang tinggi, sehingga sulit menggantikan kereta cepat berbasis rel dalam jarak jauh. Jepang dan China masih mengembangkan maglev, namun lintasannya terbatas. Anda bisa menonton video tentang Hyperloop yang sedang direncanakan oleh Elon Musk. Terima kasih atas pendapat Anda yang sangat bermanfaat, sangat menghargai diskusi ini! Sukses selalu.