AVIDYA: KETIDAKTAHUAN AKAR SEMUA MASALAH
Вставка
- Опубліковано 8 лют 2025
- • AVIDYA: KETIDAKTAHUAN ...
AVIDYA: KETIDAKTAHUAN AKAR SEMUA MASALAH
#Avidya
#Kebodohan
#Masalah
AVIDYA: KETIDAKTAHUAN AKAR SEMUA MASALAH. Avidya sering disebutkan dengan kebodohan dan ketidaktahuan, serta keterbatasan. Dalam pribahasa nusantara sering disebut dengan “Kebodohan Pangkal Keancuran”. Mengapa manusia gelisah, sedih, jengkel, ketawa, bertengkar, marah bahkan sampai ngamuk, semua itu disebabkan karena avidya, kebodohan, ketidaktahuan. Demikian dinyatakan dalam buku I.VIII.1 geguritas Sucita-Subudi (pupuh Ginanti) sebagai berikut: Mirib suba liyu tahu, kadine mungguh ring aji, jatin sangsara punika, wetu saking tingkah pelih, pelih saking ketambetan, tambet dadi dasar sedih” artinya: Sepertinya sudah banyak orang mengetahuinya, sebagaimana yang tercantum di dalam pustaka suci, sesungguhnya sengsara itu, datangnya dari perilaku yang salah, kesalahan itu datang dari kebodohan atau ketidaktahuan, ketidaktahuan itu dasar kesedihan. Lebih lanjut pada buku I.VIII.2 dinyatakan “Tambete ngawinang lacur, bulak balik manumadi, bingkih malahibin duhka, dekah nguber sukan hati, ngalih hidup mati bakat, ngalih bajang tuwa panggih. Artinya: Avidya, ketidaktahuan atau kebodohan itu penyebab kemiskinan, lahir beulang-ulang atau reinkarnasi berulang kali, tergopoh-gopoh menghindari duhka, dan hingga tersengal-sengal mengejar kesukaan hati, (tetapi tidak dapat dielakan) berhadap hidup selamanya akhirnya mati didapat, berharap muda selamanya (toh) akhirnya tuwa diperoleh. Lebih lanjut pada buku yang sama bab VIII.3 dibahas lagi tentang avidya atau ketidaktahuan itu seperti: “Tambet tan lyan puniku, dadi kranan sami-sami, krana jenged kadi jantra, suka duhka malinder panggih, jani sedih nyanan girang, suwud girang sedih malih, artinya: “Avidya, ketidaktahuan dan kebodohan tiada lain. penyebab segalanya, sebab semua hal di dunia berputar cepat seperti putaran roda, suka dan duhka selalu dialami secara berputar, sekarang sedih nanti gembira, sehabis gembira sedih lagi. Pengetahuan itu memusnakan kebodohan dan ketidaktahuan serta segala penderitaan dunia. Pengetahuan melebur (pemberisih, penyuci, dan penghapus) segalanya. Pengetahuan itu adalah intisari Tuhan (Buku I Sucita-Subudi, IX:1, pupuh Sinom).
Dalam kitab Bhagawadgita (Jo.Bhagavadgita, IV.36) dinyatakan “pengetahuan dapat membakar seluruh dosa-dosa”. api ced asi pàpebhyaá sarvebhyaá pàpa-kåt tamaá, sarvaý jñàna-plavenaiva våjinaý santariûyasi. Walau seandainya engkau paling berdosa di antara manusia yang memikul dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini, lautan dosa akan engkau seberangi”. Selanjutnya dalam kitab Manava Dharmasastra XI.247 dinyatakan “Laksana api yang membakar kayu-kayuan dengan nyalanya yang cemerlang di tempatnya, demikianlah orang yang memahami pengetahuan (Veda) memusnahkan semua dosa-dosanya dengan api pengetahuannya. Pengetahuan dalam banyak kitab dapat mengantarkan manusia kepada kemuliaan hidup di dunia ini maupun di dunia setelah kematian. Oleh sebab itu, jangan pernah menjadi insan yang awidya, bodoh, dan tidak berpengetahuan. Semua itu pangkal masalah, pangkal kegelapan, dan keterbelakangan. Di dalam geguritan Sucita-Subudi lebih lanjut dijelaskan bahwa cukup pengetahuan saja belum baik, apalagi tidak berpengetahuan atau bodoh. Teks dalam geguritan Sucita-Subudi I.IX.2 dinyatakan “Jani jumunin makanda, nabdabang raga apikin, tan nyandang jeg pragatang, reh liyunan tonden panggih, limbakang tudtudang malih, ane jati madan cukup, pangked bisane bes katah, yan anak mabudi cupit, cagwah purun, mastyang na kari samar. Artinya: “Sekarang kita ulangi berdiskusi, mari persiakan diri masing-masing, tidak boleh langsung menjastifikasi, karena kebanyakan belum diketahui, lanjut kita bahasa lagi, yang sesungguhnya disebut cukup, tingkat bisanya itu sangat banyak, jika orang berbudi sempit, inging cepat, memastikan yang masih kabur. Lebih lanjut pada I.IX.3 kitab yang sama dituliskan sebagai berikut: “Mrasa cukup mrasa bisa, mrasa nawang cara pasti, mrasa sakti miwah kuwat, mrasa bagus turin sugih, mrasa tan ada nglangkungin, tur mrasa dewek pangaruh, ento sanget ngawenang punyah, sipok kenehe ngungkulin, meh mananjung, yan ada bani mamapas. Artinya: “Merasa cukup merasa bisa, merasa tahu secara pasti, merasa sakti dan juga kuwat, merasa bagus dan kaya, merasa tidak ada mengalahkan, Juga merasa diri berpangaruh, Itu sangat menyebabkan mabuk, Kasar inginnya menang saja, Bisa jadi menendang, Jika ada yang berani berpapasan. Demikian pentingnya pengetahuan, maka mari kita tidak pernah berhenti belajar dan memperdalam pengetahuan agar kita tida menjadi avidya.
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada UA-cam, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
www.youtube.co...
Facebook:
yudhatriguna
Instagram:
/ yudhatrigunachannel
Website:
www.yudhatrigu...
Suksme TuAji sesuluh hari ini. Bahwa manusia adl mahluk tertinggi dari ciptaan Tuhan, namun mereka tidak menyadari ketidaktahuan nya. Salam hormat buat saudaraku Ketut Donder, semoga tetap sehat dan TuAji tetap berkarya shg orang lain tetap bisa menikmati.
.🙏🙏
Suksma yasinta
Pengetahuan merupakan kekayaan tertinggi. Maturnuwun Prof. Yuda 🙏
Bunda ternyata ingat juga dengan pernyataan yang sangat lam, matursuwun
Om swastyastu, materi keren niki, jadi ilmu memilki pengertian sama dengan teknologi yaitu mempermudah hidup
Suksma Agus
Om Swastyastu, suksme tuaji sesuluh yg luarbiasa guna menambahan pemahaman, suksme dahat
Suksma pak Nyoman
Sungguh mempesona sesuluh kali ini, dg pupuh,hub dg ilmu pengetahuan, rasanya tty sketika menjadi cerdas, Matursuksma Tuaji
Suksma bu Made
Om Swastyastu Tuaji dan Bapak Ketut Donder, matur suksma atas sesuluhnya.
Suksma pak Nengah
Suksma Tuaji Prof Yudha Triguna dan Dr Kt Donder, becik pisan ulasan ttg AWIDYA....
Roh/ Jiwa/ Kehidupan ini hanya dpt disucikan/ dibersihkan/ diperbaiki dg ILMU PENGETAHUAN..... matur suksma. 🙏🙏🙏
Suksma pak agung
Luar biasa sangat menarik topiknya dari pakar2 agama Hindu. Suksema tuaji dan pak donder
Matur suksma
Suksma... pencerahan Bp Dr Ketut Donder tentang Awidya yg sangat mendasar dan mendalam serta contoh yg praktis
Suksma
Mantaf Atu Aji... berpartner dgn Pak DR. Ketut Donder...
Suksma Gede
Mantaaap my Professor.. inspirasi 👍👍👍🙏
Siaaap adindaku
Mantap Tuaji dan pak Donder ..
Inilah hidup dan kehidupan
Siaaap boss Jaya
Om swastiastu. Matur suksme Tu aji. Perpaduan Ilmu dari 2 pakar. Sangat menginsfirasi.
Suksma bu Wayan
Suksma TuAji sesuluhnya, dan mengundang tamu yang luar biasa
Suksma Komang
Om swastiastu, terus berkarya ajik, supaya ilmunya bisa menular ke kami 😊😊😊
Suksma Ratna
Mantap Tu Ajik, tiang tunggu episode berikutnya.🙏🙏
Suksma Johni
Suksma antuk warta hindu,dumogi hindu bali bisa menjadi sepiritual masyarakat dunia yang penuh kedamaian nan arifbijaksana tanpa mengatakan yg lain tidak baik
Matur suksma, dumogi rahayu
Kolaborasi 2 guru besar Hindu, yg selalu menginspirasi dan membangkitkan kebanggan generasi muda Hindu... 🌹🙏
Matur suksme pencerahannya, dumogi state rahayu lan Santi 🌹🙏🙏🙏
Matur suksma
Suksme Tuaji pencerahannya luar biasa, smg kita smua trus dpt menggali pengetahuan agar tdk mnjadi bodoh yg abadi
Suksma
Benar sekali.. Kebodohan adalah akar penderitaan. Kebodohan ini bisa dikurangi dengan Tattwa.
Sedangkan Tiga Kerangka dasar agama Hindu di Bali sangat tidak seimbang.. cenderung berat ke Ritual. Karena para pemimpin agama kurang mencerahkan Tattwa Sastra kepada umat.. hanya lebih menekankan ritual dan banten.
Mohon kepada Ratu Aji.. cerahkan kepada Umat tentang Panca Sradha, Catur Purusa Artha, Catur Asrama, Yadnya Satwika yang semua Tattwa ini sesuai dengan Jaman.
Tradisi terjaga sesuai jaman.. tradisi mengarah ke Yadnya Alit disertai Dharma Wacana dan Dana Punia.
Terima kasih
Setuju tuaji....bahwa kebodohan pangkal kemelaratan 👍👍🙏
Suksma atu
Suksma atas pencerahan Ratu Aji Dateng Nara sumber
suksma
Matur suksma ratu aji prof.wenjangan sangat bermanfaat pisa🙏🙏🙏
Suksma bu nengah
Suksma tu aji 🙏
Suksma Guruji
Luar biasa pencerahannya yang mengulas posisi sifat² manusia (manawa) diantara sifat² dewa (madawa) dan sifat² raksasa (danawa). Penting sekali widya untuk memanusiakan manusia. Matur suksma bapak natasumber dan juga Ratu Aji atas sesuluhnya🙏🙏
Suksma bapak Ardhi
Saya Setujuuu🙏😇
Suksma
Suksme Pak Prof Ilmunya sangat berguna 🙏🙏🙏
Suksma
Suksma tuaji pencerahanya
Suksma bu Komang
Kejahatan, kesalahan, kebencian, sifat2 raksasa timbul dari Avidya = Kebodohan (Ketidak tahuan) Maka di perlukan Pengetahuan Suci (Veda) asal kata Vid = Vidya.
Suksma