FAKTA PEKOJAN BUKANLAH ANGKE!

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 28 сер 2024
  • Hai semua apa kabarnya? Semoga semua kita selalu dalam keadaan sehat ya... Kali ini saya akan sajikan hasil observasi atas suatu dokumentasi yang sudah sekian lama saya belum bisa mengidentifikasinya. Maksudnya adalah dimana sih lokasi dokumentasi itu? Saya penasaran. Nah bagaimana saya berhasil mengidentifikasinya Yuukk…langsung kita mulai saja ya…
    Kadang perlu waktu yang cukup lama untuk mengidentifikasi suatu dokumentasi foto. Ini sering saya alami karena dokumentasi tentang kota Batavia itu bisa mencapai puluhan ribu banyaknya! Dan ketika ada yang memosting foto tersebut serta menyertakan kondisi sekarang sebagai pembanding saya tidak selalu langsung sepakat dengan postingan tersebut. Seperti foto sekitar tahun 1910 tentang suatu persimpangan jalan yang dimana persimpangan tersebut bersinggungan dengan suatu sungai atau kali. Terus terang jika hanya melihat foto ini saja kita sulit untuk mengidentifikasinya. Tetapi entah mengapa ada saja orang yang terkecoh dan mengklaim bahwa lokasinya ada di Jl. Tubagus Angke!
    Biasanya untuk mengidentifikasi suatu dokumen saya memerlukan dokumentasi lain sebagai pembanding - tentunya dari lokasi yang sama baik dengan sudut pengambilan sama atau berbeda. Baik pada tahun yang sama ataupun berbeda. Sebetulnya secara tak sengaja saya sudah menemukan foto pembandingnya pembuatan tahun 1880 namun dari jarak yang lebih dekat terhadap sungai atau kali tersebut serta narasi fotonya berbeda. Yang satu bilang Angke yang satu lagi Chinesse wijk. Tidak ada keterangan lain seperti menyebut Pekojan misalnya. Jadi saya tidak “ngeh” dengan foto pembanding tersebut.
    Dengan berjalannya waktu akhirnya saya sempat membuat konten tentang kawasan Pekojan yang berjudul “Karena Ditinggal Akhirnya Pekojan Menjadi Pecinan” tanpa menyertakan foto tentang Angke tersebut. Lama disibukkan dengan pembuatan konten yang lain maka saat iseng mengamati foto tentang klenteng kecil di suatu Pecinan yang menyempil di deretan rumah etnis Tionghoa maka saya teringat dengan dokumentasi tentang Angke yang masih belum teridentifikasi. Kemudian saya buka kembali dokumen lama tentang foto Angke tersebut untuk mengecek apakah di jejeran rumah Tionghoa tersebut ada yang menyempil bangunan klenteng? Kemudian saya bandingkan juga dengan foto yang bertarikh 1880 tadi itu.
    Praise the Lord, klenteng tersebut akhirnya saya temukan ya dengan bantuan teknik zooming. Namun saya tidak cukup yakin - maka untuk memastikannya lagi saya teliti dengan beberapa foto pembanding yang tersedia yaitu tentang disain klenteng serta bentuk atap rumah tetangga klenteng tersebut yang berdisain khas Tionghoa. Saat itu ada beberapa orang yang berpayung - sepertinya siang itu cuaca sedang panas terik. Di sekitar lokasi foto Angke tersebut ternyata ada pasar kaget ya. Kemudian pada latar belakang ada jembatan kayu. Jadi jelas ya…kunci untuk mengidentifikasi foto ini adalah kehadiran klenteng kecil yang menyempil di jejeran rumah Tionghoa. Ditambah dengan bentuk atap rumah tetangga yang mirip.
    Perhatikan di depan klenteng tersebut dijaga oleh dua patung singa dan di atas pintunya ada papan beraksara Cina. Di samping kanannya ada toko beras dengan ciri khas beras yang disusun seperti gunung kecil. Kemudian pada dokumen yang lain berupa kartu pos berwarna - maka kita ketahui bahwa saat itu klenteng dan toko beras sudah menggunakan spanduk serta saat itu sudah hadir tiang listrik.
    Agar kita bisa membayangkan bagaimana situasi di sekitar foto Angke tersebut pada tempo dulu maka saya sertakan juga dokumentasi yang diambil dari sudut yang berbeda.
    Nah sekarang fotografer berdiri di Jl. Perniagaan Barat atau Jl. Jelakeng dan menghadap ke barat. Di depan kamera adalah kali Krukut dan klenteng kecil ada di sisi kiri foto, dokumentasi ini dibuat tahun 1880. Nampak beberapa perahu sedang ditambat dan perhatikan ada kakus tempat BAB di tepi Kali Krukut.
    Pada dokumentasi tahun 1900’an nampak satu unit perahu feeder yang sarat dengan muatan. Sementara itu disisi kanan Kali Krukut ada pos jaga yang dilabur cat warna putih. Sejajar dengan pos jaga ada bangunan musholla dan kakus. Pada dokumentasi tahun 1920’an ini kita juga bisa melihat ada beberapa rakit bambu yang sedang ditambat di tepi Kali Krukut menunggu untuk dipreteli. Nah di tepi Kali Krukut dan dekat musholla itu ada lapak bambu.
    Pada dokumentasi tahun 1904 kamera menghadap ke arah Utara atau ke Jl. Perniagaan Barat. Perhatikan bahwa di sisi kiri foto ada jembatan kayu yang menghubungkan Jl. Perniagaan barat dengan Jl. Pejagalan Raya.
    Demikianlah bahasan kita kali ini mengenai bagaimana mengidentifikasi foto sekitar Angke yang ternyata lokasi sebenarnya ada di Pekojan Jakarta Barat. Jika ada informasi lain atau ada data baru tentang dokumentasi ini - monggo - infokan saja di kolom komentar. Berharap semoga ini semua bermanfaat bagi kita. Terimakasih sudah menonton hingga akhir. God bless you bro and sis. Please like, comment and subscribe.

КОМЕНТАРІ • 7

  • @DinoBambang
    @DinoBambang Рік тому

    Di perempatan jl Gedong Panjang menuju Bandengan Selatan ada tugu Pekojan dan diberikan singkatan Pekojan = Pesona Kota Jakarta Nyaman

  • @alwialghifari2133
    @alwialghifari2133 Рік тому

    video masjid al anwar angke

  • @truewellu7700
    @truewellu7700 Рік тому

    Nice researh

  • @JengGun
    @JengGun 9 місяців тому

    untuk masa sekarang kelentengnya masih ada atau sudah hilang?

    • @otografivlog
      @otografivlog  9 місяців тому

      Sayang klenteng yang dimaksud sudah tidak ada lagi. Tetapi menariknya kini ada klenteng lain (klenteng Budhi Dharma/Li Ti Kuai) yg lokasinya kira-2 tepat di sisi kiri fotografer namun terpotong oleh bingkai foto (berdasarkan thumbnail).

    • @JengGun
      @JengGun 9 місяців тому +1

      @@otografivlog yang warna merah di sisi kiri jembatan ya sekarang? kalau dr arah perniagaan barat.