Kenyataan Gelap Ternak Ayam Broiler

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 21 жов 2024
  • Di video ini kita akan membahas tentang kenyataan gelap ternak ayam broiler. Mungkin selama ini banyak orang yang memandang bahwa usaha ternak ayam broiler adalah usaha yang baik. Dianggap baik karena solah terlihat selalu ramai, kebutuhan pasarnya banyak, para pengusahanya terlihat kaya, atau usaha jangka panjang karena sarananya mudah didapat. Mungkin sebaiknya kita berfikir dulu atau mencari fakta lebih banyak. Pada kenyataannya, usaha ayam broiler tidaklah semanis yang kita bayangkan. Namun, bukan berarti kita harus mengurungkan niat apabila sudah memiliki tekat yang kuat. Hanya saja ada hal hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum melangkah lebih jauh untuk terjun menekuni usaha ini. Berikut adalah hal hal yang bisa menjadi pertimbangan apakah nantinya akan melanjutkan usaha peternakan ayam broiler atau usaha di bidang lain.
    Pertama adalah harga ayam broiler yang tidak stabil. Harga ayam broiler bisa naik turun dipengaruhi oleh banyaknya stock hasil panen di suatu waktu. Selain stock hasil panen, harga ayam juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kebutuhan pasar. Masalah yang sering dihadapi dan sering membuat peternak ayam broiler hawatir adalah ketika harga pasar lebih rendah daripada harga pokok produksi. Semisal, untuk menghasilkan satu kilogram daging ayam, kita membutuhkan biaya sebesar 17.000 rupiah. Kenyataan di pasaran harga ayam hidup berkisar di angka 16.000 hingga 18.000 rupiah. Tentunya para peternak akan sangat beresiko menghadapi kerugian. Kerugian tidak hanya berupa biaya produksi, tapi juga kerugian waktu pemeliharaan. Untuk menghindari kerugian seperti ini kita bisa memilih untuk beternak secara kemitraan dengan perusahaan. Bermitra dengan perusahaan akan membuat ayam kita dibeli dengan harga kontrak yang tentunya lebih tinggi dari harga produksi
    Kedua adalah nilai investasi yang sangat besar. Nilai investasi untuk pemeliharaan ayam broiler bisa mencapai angka ratusan juta hingga milyaran rupiah. Salah satu aspek yang nilainya besar adalah pembuatan kandang. Untuk membuat kandang close house standar, kita membutuhkan biaya di kisaran 50.000 rupiah per ekor ayam Artinya, jika kita hendak memelihara 5000 ekor ayam, maka biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang adalah 50.000 rupiah dikalikan dengan 5000 ekor, hasilnya adalah 250 juta rupiah. Nilai ini diluar lahan yang sudah harus kita sediakan sebelumnya Aspek berikutnya yang merupakan investasi besar adalah sapronak. Untuk memelihara 5000 ekor ayam broiler kita membutuhkan 300 karung pakan, satu karung pakan dibandrol dengan harga 450.000 rupiah, maka biaya yang kita butuhkan untuk membeli pakan adalah 450.000 dikali dengan 300 hasilnya adalah 135 juta rupiah. Nilai ratusan juta yang sudah kita bahas, belum termasuk biaya pembelian bibit, biaya operasional pemeliharaan dan biaya biaya lainnya
    Ketiga adalah Penawaran tengkulak atau bakul ayam yang seenak sendiri. Hal ini sering terjadi pada peternak skala kecil atau peternak rumahan. Setelah melalui masa pemeliharaan selama 35 hari, ayam broiler sudah waktunya untuk panen. Untuk menjual hasil panen, peternak biasa memanggil tengkulak. Para tengkulak ini sering meminta harga lebih rendah daripada harga pasaran. Dalam hal ini, seringkali peternak tidak bisa menolak tawaran tersebut, karena jika tidak segera dipanen, ayam akan lebih banyak mengonsumsi pakan padahal beratnya tidak bisa bertambah. Banyaknya konsumsi pakan malah akan membuat peternak merugi. Akibatnya peternak terpaksa menjual hasil panennya dengan harga murah. Dari sini dapat kita ambil pelajaran, sebelum menjalankan ternak ayam broiler, sebaiknya kita pahami terlebih dahulu akan dijual ke mana.

КОМЕНТАРІ •