Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Makna Ke-5 dari QS Al-Kahfi: 28 adalah sebagai berikut; Kita masih membahas dalil keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam QS Al-Kahfi: 28 yaitu, وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا artinya, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. Dan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melarang Nabi kita ﷺ dan kita semua, وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini”, dari orang-orang yang senantiasa beribadah dan berdo’a khususnya Dzikir Pagi dan Petang dan mereka hanya mengharapkan wajah Allah Tabaraka wa Ta’ala. Jangan palingkan mata anda dari mereka, karena anda menginginkan kepentingan Dunia atau karena anda menginginkan perhiasan Dunia. Para ulama kita ketika membawakan atau menjelaskan tafsir dari ayat ini, bahwa kita harus bersama dengan orang-orang shalih, orang-orang yang beribadah kepada Allah khususnya di Pagi dan Petang terlepas mereka adalah orang miskin atau orang kaya. Dan disampaikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ‘Ayat ini diturunkan dalam konteks tokoh-tokoh Quraish atau pembesar-pembesar Quraish ketika mereka meminta kepada Rasulullah ﷺ untuk duduk hanya bersama mereka dan tidak mencampur mereka dengan orang-orang lemah dari Sahabat Nabi ﷺ seperti Bilal, Amar, Shuhaib, Khabbab, Ibnu Mas’ud dan mereka ingin Majlis yang khusus dan tidak mau bergabung dengan orang-orang miskin dan orang-orang lemah karena tujuan Dunia dan di dalam riwayat mereka mengatakan, ‘Tinggalkan mereka (orang-orang miskin dan lemah) dan tidak mau bergabung dengan mereka, agar mereka tidak berani kepada kami atau tidak merasa sejajar dengan kami’ dan tidak bisa disatukan dengan mereka. Jadi ini tentang urusan Dunia yang tidak mau disamakan dengan orang-orang miskin dan lemah dan kita special dengan kekayaan kita, kita mulia karena uang kita dan kita berkelas karena itu. Jadi bukan karena maslahat syar’i, kenapa demikian? Karena Nabi ﷺ pun kita tahu sering hanya bersama dengan Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ. Dan kita tahu strata social mereka tinggi dan kaya dan Nabi ﷺ khusus dengan mereka, tetapi bukan karena mereka tidak mau bergabung dengan orang miskin dan lemah, tetapi karena ada maslahat syar’i, maka adakalanya kita hanya bisa duduk dan berbicara hanya dengan orang-orang tertentu saja. Diambil dari pembahasan ini bahwa kita harus bisa membedakan duduk dengan orang-orang tertentu yang punya kedudukan untuk maslahat syar’i misalnya, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar atau membicarakan masalah umat, social, kemiskinan, bagaimana meningkatkan kesejahteraan dan pembicaraan-pembicaraan seperti itu apakah bisa melibatkan semua orang? Tidak bisa, namun hanya melibatkan orang-orang yang punya kedudukan dan punya decision di dalam pembahasan tersebut dan itu biasanya di bahas secara tertutup. Dan itu tidak ada masalah kata para ulama kalau memang tujuannya untuk Amar Ma’ruf Nahi Mungkar lalu ada maslahat syar’i nya berbicara hanya dengan mereka di sebuah Majlis. Adapun hanya sebatas senang-senang, berbangga-bangga, nyaman-nyamanan saja dengan duduk bersama dengan orang-orang besar, para pejabat, orang-orang yang punya uang dan dimanjakan dengan fasilitas lalu personal branding dan tidak bermajlis dengan orang-orang atau masyarakat yang lemah atau orang-orang miskin, dan kalau seperti ini tujuannya maka tercela. Dan lihat Allah berfirman, وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini”. Sesungguhnya yang terpuji adalah orang-orang yang duduk, bermajlis dan bersahabat bersama dengan orang-orang yang bertakwa, yang lebih dan paling bertakwa dari manusia, baik dari orang-orang miskin maupun dari orang-orang kaya, baik orang yang strata socialnya rendah maupun strata socialnya tinggi, karena parameternya adalah ridha Allah dan mencintai orang-orang yang mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan ini yang harus didekati, dibersamai dan hidup bersama dan menjadi sahabat terlepas orang itu kaya atau miskin, orang itu punya kedudukan tinggi atau kedudukannya rendah secara social. Jadi merangkul semua status social selama mereka bertakwa kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Makanya sekali lagi, sosok-sosok yang dekat dengan Nabi ﷺ ada yang kaya dan ada yang miskin dan ada yang secara strata social tinggi dan rendah dan itulah lingkungan yang ideal, karena itu yang diterapkan oleh Rasulullah ﷺ. Dan jangan salah faham, misalnya ada yang mengatakan dan berfikir bahwa kita tidak boleh bermajlis hanya dengan orang-orang yang punya kedudukan dan lihat tujuannya apa dulu. Namun intinya hidup di Dunia itu harus bersama dengan orang-orang yang bertakwa dari berbagai macam lapisan masyarakat baik yang kaya atau miskin, baik yang strata social tinggi atau rendah dan jangan berpaling dari orang-orang yang bertakwa walaupun dia miskin atau dia sedang di bawah hanya karena kita menginginkan perhiasan Dunia. Dan sebagaimana yang sudah dijelaskan kemarin bahwa kalau itu terjadi apa yang akan kita alami, itu akan merusak kita dan tidak akan bermanfaat bagi kehidupan kita dan maslahat Akhirat kita akan terputus dan kualitas agama kita akan rusak. Mungkin dengan kita bergaul dengan mereka kita mendapatkan uang, popularitas, kedudukan tetapi Agama kita rusak. Dan yang menjadi parameter adalah ridha Allah dan mencintai orang yang mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, mau dia kaya atau miskin. Dan ini menunjukan Islam tidak kontra dengan orang kaya sebagaimana tidak merendahkan orang miskin dan menjauhi orang miskin, namun justru dekat dengan orang miskin. Dan ini terbukti, manusia terbaik setelah Rasulullah ﷺ itu Abu Bakr dan Abu Bakr adalah orang kaya dan beliau Khalifah atau Penguasa setelah Rasulullah ﷺ. Jadi tergantung tujuannya seperti apa, dan kalau tujuannya bukan untuk Dunia, orang yang punya majlis dengan orang-orang yang punya kedudukan dan orang-orang yang punya kekayaan itu dipastikan dia tidak akan meninggalkan orang miskin dan dia akan duduk bersama mereka, mencintai mereka dan bersahabat dengan mereka. Dan dia juga akan punya majlis dimana orang-orang kaya dan orang-orang miskin bisa duduk bersama-sama. Dan dia hanya duduk bersama orang yang punya kedudukan itu hanya untuk Maslahat Syar’i yaitu membicarakan yang dibenarkan oleh syariat seperti, untuk kepentingan umat, umum, tentang kebijakan public atau tentang bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan salah satu maslahatnya itu dia akan membicarakan orang miskin, bagaimana mengangkat mereka, memberikan dakwah kepada mereka. Gunakanlah kedudukan dan harta anda untuk kebaikan di jalan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, lalu untuk membantu orang-orang yang lemah yang tidak diberikan kekayaan sebagaimana anda. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Senin, 02 Sha’ban 1445 AH/12 Februari 2024 Ahida Muhsin
Alhamdulillah, jazaakumullaahu khoiron ustadz dan tim, semoga Allah senantiasa melindungi kita dan seluruh kaum muslimin serta diberikan ilmu yang bermanfaat, aamiin allahumma aamiin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushalihat, semoga Allah selalu merahmati Imam Nawawi, keluarga beliau, guru guru beliau, semoga Allah juga selalu menjaga Ustadz Nuzul, keluarga, tim, dan umat muslim di seluruh dunia. Jazakumullah khairan katsiran untuk ilmu yang bermanfaat wa baarakallahu fiikum. Semoga Allah selalu memanjangkan umur kita di atas ketaatan dan selalu diberi taufik oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Alhamdulilah .syukron wa jazakumullah khayran atas ilmu nya ustadz wa yubarokallah fikum .semoga allah merahmati imam nawawi beserta orang orang yang beliau cintai.semoga allah merahmati ustadz dan tim beserta orang orang yang antumma cintai .semoga allah merahmati umat muslim dimana pun berada
Barakallah ustad dan tim, serasa belajar formal karena sangat enak dan sistematis. Jazaakumullahu khayr ustad dan tim Semoga yang lagi ikhtiar jodoh dimudahkan, yang ikhtiar garis 2 semoga lekas dipantaskan, yang pejuang nafkah dibukakan jalannya. Aamiin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Makna Ke-5 dari QS Al-Kahfi: 28 adalah sebagai berikut;
Kita masih membahas dalil keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam QS Al-Kahfi: 28 yaitu, وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا artinya, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. Dan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melarang Nabi kita ﷺ dan kita semua, وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini”, dari orang-orang yang senantiasa beribadah dan berdo’a khususnya Dzikir Pagi dan Petang dan mereka hanya mengharapkan wajah Allah Tabaraka wa Ta’ala. Jangan palingkan mata anda dari mereka, karena anda menginginkan kepentingan Dunia atau karena anda menginginkan perhiasan Dunia. Para ulama kita ketika membawakan atau menjelaskan tafsir dari ayat ini, bahwa kita harus bersama dengan orang-orang shalih, orang-orang yang beribadah kepada Allah khususnya di Pagi dan Petang terlepas mereka adalah orang miskin atau orang kaya. Dan disampaikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ‘Ayat ini diturunkan dalam konteks tokoh-tokoh Quraish atau pembesar-pembesar Quraish ketika mereka meminta kepada Rasulullah ﷺ untuk duduk hanya bersama mereka dan tidak mencampur mereka dengan orang-orang lemah dari Sahabat Nabi ﷺ seperti Bilal, Amar, Shuhaib, Khabbab, Ibnu Mas’ud dan mereka ingin Majlis yang khusus dan tidak mau bergabung dengan orang-orang miskin dan orang-orang lemah karena tujuan Dunia dan di dalam riwayat mereka mengatakan, ‘Tinggalkan mereka (orang-orang miskin dan lemah) dan tidak mau bergabung dengan mereka, agar mereka tidak berani kepada kami atau tidak merasa sejajar dengan kami’ dan tidak bisa disatukan dengan mereka. Jadi ini tentang urusan Dunia yang tidak mau disamakan dengan orang-orang miskin dan lemah dan kita special dengan kekayaan kita, kita mulia karena uang kita dan kita berkelas karena itu. Jadi bukan karena maslahat syar’i, kenapa demikian? Karena Nabi ﷺ pun kita tahu sering hanya bersama dengan Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ. Dan kita tahu strata social mereka tinggi dan kaya dan Nabi ﷺ khusus dengan mereka, tetapi bukan karena mereka tidak mau bergabung dengan orang miskin dan lemah, tetapi karena ada maslahat syar’i, maka adakalanya kita hanya bisa duduk dan berbicara hanya dengan orang-orang tertentu saja.
Diambil dari pembahasan ini bahwa kita harus bisa membedakan duduk dengan orang-orang tertentu yang punya kedudukan untuk maslahat syar’i misalnya, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar atau membicarakan masalah umat, social, kemiskinan, bagaimana meningkatkan kesejahteraan dan pembicaraan-pembicaraan seperti itu apakah bisa melibatkan semua orang? Tidak bisa, namun hanya melibatkan orang-orang yang punya kedudukan dan punya decision di dalam pembahasan tersebut dan itu biasanya di bahas secara tertutup. Dan itu tidak ada masalah kata para ulama kalau memang tujuannya untuk Amar Ma’ruf Nahi Mungkar lalu ada maslahat syar’i nya berbicara hanya dengan mereka di sebuah Majlis. Adapun hanya sebatas senang-senang, berbangga-bangga, nyaman-nyamanan saja dengan duduk bersama dengan orang-orang besar, para pejabat, orang-orang yang punya uang dan dimanjakan dengan fasilitas lalu personal branding dan tidak bermajlis dengan orang-orang atau masyarakat yang lemah atau orang-orang miskin, dan kalau seperti ini tujuannya maka tercela. Dan lihat Allah berfirman, وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini”. Sesungguhnya yang terpuji adalah orang-orang yang duduk, bermajlis dan bersahabat bersama dengan orang-orang yang bertakwa, yang lebih dan paling bertakwa dari manusia, baik dari orang-orang miskin maupun dari orang-orang kaya, baik orang yang strata socialnya rendah maupun strata socialnya tinggi, karena parameternya adalah ridha Allah dan mencintai orang-orang yang mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan ini yang harus didekati, dibersamai dan hidup bersama dan menjadi sahabat terlepas orang itu kaya atau miskin, orang itu punya kedudukan tinggi atau kedudukannya rendah secara social. Jadi merangkul semua status social selama mereka bertakwa kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
Makanya sekali lagi, sosok-sosok yang dekat dengan Nabi ﷺ ada yang kaya dan ada yang miskin dan ada yang secara strata social tinggi dan rendah dan itulah lingkungan yang ideal, karena itu yang diterapkan oleh Rasulullah ﷺ. Dan jangan salah faham, misalnya ada yang mengatakan dan berfikir bahwa kita tidak boleh bermajlis hanya dengan orang-orang yang punya kedudukan dan lihat tujuannya apa dulu. Namun intinya hidup di Dunia itu harus bersama dengan orang-orang yang bertakwa dari berbagai macam lapisan masyarakat baik yang kaya atau miskin, baik yang strata social tinggi atau rendah dan jangan berpaling dari orang-orang yang bertakwa walaupun dia miskin atau dia sedang di bawah hanya karena kita menginginkan perhiasan Dunia. Dan sebagaimana yang sudah dijelaskan kemarin bahwa kalau itu terjadi apa yang akan kita alami, itu akan merusak kita dan tidak akan bermanfaat bagi kehidupan kita dan maslahat Akhirat kita akan terputus dan kualitas agama kita akan rusak. Mungkin dengan kita bergaul dengan mereka kita mendapatkan uang, popularitas, kedudukan tetapi Agama kita rusak. Dan yang menjadi parameter adalah ridha Allah dan mencintai orang yang mencintai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, mau dia kaya atau miskin. Dan ini menunjukan Islam tidak kontra dengan orang kaya sebagaimana tidak merendahkan orang miskin dan menjauhi orang miskin, namun justru dekat dengan orang miskin. Dan ini terbukti, manusia terbaik setelah Rasulullah ﷺ itu Abu Bakr dan Abu Bakr adalah orang kaya dan beliau Khalifah atau Penguasa setelah Rasulullah ﷺ. Jadi tergantung tujuannya seperti apa, dan kalau tujuannya bukan untuk Dunia, orang yang punya majlis dengan orang-orang yang punya kedudukan dan orang-orang yang punya kekayaan itu dipastikan dia tidak akan meninggalkan orang miskin dan dia akan duduk bersama mereka, mencintai mereka dan bersahabat dengan mereka. Dan dia juga akan punya majlis dimana orang-orang kaya dan orang-orang miskin bisa duduk bersama-sama. Dan dia hanya duduk bersama orang yang punya kedudukan itu hanya untuk Maslahat Syar’i yaitu membicarakan yang dibenarkan oleh syariat seperti, untuk kepentingan umat, umum, tentang kebijakan public atau tentang bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan salah satu maslahatnya itu dia akan membicarakan orang miskin, bagaimana mengangkat mereka, memberikan dakwah kepada mereka. Gunakanlah kedudukan dan harta anda untuk kebaikan di jalan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, lalu untuk membantu orang-orang yang lemah yang tidak diberikan kekayaan sebagaimana anda.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Senin, 02 Sha’ban 1445 AH/12 Februari 2024
Ahida Muhsin
Alhamdulillah, jazaakumullaahu khoiron ustadz dan tim, semoga Allah senantiasa melindungi kita dan seluruh kaum muslimin serta diberikan ilmu yang bermanfaat, aamiin allahumma aamiin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushalihat, semoga Allah selalu merahmati Imam Nawawi, keluarga beliau, guru guru beliau, semoga Allah juga selalu menjaga Ustadz Nuzul, keluarga, tim, dan umat muslim di seluruh dunia. Jazakumullah khairan katsiran untuk ilmu yang bermanfaat wa baarakallahu fiikum. Semoga Allah selalu memanjangkan umur kita di atas ketaatan dan selalu diberi taufik oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Alhamdulilah .syukron wa jazakumullah khayran atas ilmu nya ustadz wa yubarokallah fikum .semoga allah merahmati imam nawawi beserta orang orang yang beliau cintai.semoga allah merahmati ustadz dan tim beserta orang orang yang antumma cintai .semoga allah merahmati umat muslim dimana pun berada
Semoga Allaah Ta'ala merahmati Imam Nawawi Rahimahullah.
Semoga Allaah Ta'ala merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri. Jazakumullah khayran. Hafidzakumullah.
Barakallahu fiikum ustadz dan tim.
Masya Allah Tabarakallah
Bismillah
Barakallah ustad dan tim, serasa belajar formal karena sangat enak dan sistematis.
Jazaakumullahu khayr ustad dan tim
Semoga yang lagi ikhtiar jodoh dimudahkan, yang ikhtiar garis 2 semoga lekas dipantaskan, yang pejuang nafkah dibukakan jalannya. Aamiin
Alhamdulillah
Jazakallahu khairan Ustadz. Syukron ustadz Ilmunya
🙏