Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Makna Ke-6 dari QS Al-Kahfi: 28 adalah sebagai berikut; Kita masih membahas dalil keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam QS Al-Kahfi: 28 yaitu, وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا artinya, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. Bersahabat dengan orang baik dan orang bertakwa dan orang beriman itu sangat penting. Dan pemahaman terbaliknya atau mafhum mukhalafah atau dalil al khitab dalam ilmu ushul fiqh, bersahabat dengan orang-orang bertakwa, ikhlas, beriman dan berilmu itu akan membuat kita punya akal sehat dan akal sehat kita akan semakin terasah dan tidak membuat hati kita terpaut akan harta dunia walaupun kita kaya raya dan seumur hidup tidak pernah mengalami kemiskinan misalnya, karena pergaulan. Jadi untuk membuat hati tidak terpaut dengan harta Dunia, anda tidak harus memiskinkan diri anda sendiri, tetapi kembali kepada Allah dan punya lingkungan yang shalih dan shalihah. Dan otomatis hati kita juga akan terjaga dari focus terhadap syahwat dan tetap punya syahwat karena penting, ada hal-hal yang tidak bisa terwujud kecuali dengan syahwat, tetapi syahwatnya proporsional. Lalu pembahasan selanjutnya, Allah berfirman tentang وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. Para ulama mengatakan bahwa ini الجزاء من جنس العمل “Balasan itu tergantung jenis perbuatan”, maksudnya Allah memberikan pesan bahwa وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami”, dan berdzikir kepada Kami adalah orang yang lalai kepada Kami, jadi balasan lalai dilalaikan. Karena orang yang tidak bersalah atau orang yang tidak lalai lalu terus dilalaikan maka itu zhalim dan Allah tidak mungkin zhalim. Allah berfirman, “Aku telah mengharamkan kezhaliman terhadap diriKu”, jadi Allah tidak mungkin zhalim. Jadi yang dilalaikan itu melalaikan, maka dari sini kita وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami” وَاتَّبَعَ هَوَاهُ “serta menuruti hawa nafsunya” وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا “dan adalah keadaannya itu melewati batas” dan ini profil orang-orang yang bermasalah. Jadi orang-orang yang bermasalah dia punya dua sifat dalam ayat ini yaitu Lalai dan pengikut hawa nafsu. Dan kalau kita bertemu dengan dua orang ini jangan diikuti, karena itu dijelaskan oleh para ulama seperti dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Qoyyim رحمه الله تَعَالَى bahwa ini dua penyakit besar yaitu Lalai dan Mengikuti Hawa Nafsu. Lalu apa yang di maksud dengan pengikut hawa nafsu? Dia ikuti terus hawa nafsunya dan yang dia inginkan hawa nafsunya dia akan kerjakan dan dia akan perjuangkan walaupun itu menghancurkan dan merugikan dia dan walaupun itu Haram dan dosa yang penting dia suka dan ingin. Jadi hati-hati dengan hal-hal seperti ini, karena tidak akan berhasil. Dan ingat, hidup itu bukan punya kita, Dunia ini Bumi ini bukan milik kita, dan kita yang mengatakan itu setiap Shalat, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (QS Al-Fatihah: 2), Pencipta, Pemilik, Pengatur-Nya alam semesta, maka kehidupan kita bukan punya kita dan bukan kita yang mengatur. Allah berfirman وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (QS At-Takwir: 29). Jadi betapa berantakannya orang yang mengikuti hawa nafsu, karena ia pasti akan bertabrakan dengan kehendak Allah dan keinginan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan dia akan gagal, terpukul dan dia akan hancur. Makanya semua harus dimulai dari tauhid, siapa yang punya ini semua? Tidak bisa kita yang mengatur dan kita ngotot keinginan kita dan harus berhasil atau terus berhasil. Dunia ini milik Allah, Allah yang mengatur. Dunia ini punya Allah dan Allah yang menetapkan. Anda hanya mengerjakan tugas anda dengan keikhlasan dan anda hanya berusaha dengan cara yang Allah halalkan dan yang harus anda fikirkan bukan saya mau A atau B atau C, tetapi yang harus kita pikirkan adalah apa yang Allah mau dari kita dan apa yang Allah inginkan dan ridhoi dan apa yang Allah perintahkan dari kita dan seterusnya. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Rabu, 04 Sha’ban 1445 AH/14 Februari 2024 Ahida Muhsin
Alhamdulilah syukron wa jazakumullah khayran atas ilmu nya ustadz wa yubarokallah fikum .semoga allah merahmati imam nawawi beserta orang orang yang beliau cintai .semoga allah merahmati ustadz dan tim beserta orang orang yang antumma cintai .semoga allah merahmati umat muslim dimanapun berada.
Jazaakumullahu khayr ustad dan tim Semoga yang lagi ikhtiar jodoh dimudahkan, yang ikhtiar garis 2 semoga lekas dipantaskan, yang pejuang nafkah dibukakan jalannya. Aamiin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Makna Ke-6 dari QS Al-Kahfi: 28 adalah sebagai berikut;
Kita masih membahas dalil keDua yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam QS Al-Kahfi: 28 yaitu, وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا artinya, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. Bersahabat dengan orang baik dan orang bertakwa dan orang beriman itu sangat penting. Dan pemahaman terbaliknya atau mafhum mukhalafah atau dalil al khitab dalam ilmu ushul fiqh, bersahabat dengan orang-orang bertakwa, ikhlas, beriman dan berilmu itu akan membuat kita punya akal sehat dan akal sehat kita akan semakin terasah dan tidak membuat hati kita terpaut akan harta dunia walaupun kita kaya raya dan seumur hidup tidak pernah mengalami kemiskinan misalnya, karena pergaulan. Jadi untuk membuat hati tidak terpaut dengan harta Dunia, anda tidak harus memiskinkan diri anda sendiri, tetapi kembali kepada Allah dan punya lingkungan yang shalih dan shalihah. Dan otomatis hati kita juga akan terjaga dari focus terhadap syahwat dan tetap punya syahwat karena penting, ada hal-hal yang tidak bisa terwujud kecuali dengan syahwat, tetapi syahwatnya proporsional. Lalu pembahasan selanjutnya, Allah berfirman tentang وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. Para ulama mengatakan bahwa ini الجزاء من جنس العمل “Balasan itu tergantung jenis perbuatan”, maksudnya Allah memberikan pesan bahwa وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami”, dan berdzikir kepada Kami adalah orang yang lalai kepada Kami, jadi balasan lalai dilalaikan. Karena orang yang tidak bersalah atau orang yang tidak lalai lalu terus dilalaikan maka itu zhalim dan Allah tidak mungkin zhalim. Allah berfirman, “Aku telah mengharamkan kezhaliman terhadap diriKu”, jadi Allah tidak mungkin zhalim. Jadi yang dilalaikan itu melalaikan, maka dari sini kita وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami” وَاتَّبَعَ هَوَاهُ “serta menuruti hawa nafsunya” وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا “dan adalah keadaannya itu melewati batas” dan ini profil orang-orang yang bermasalah. Jadi orang-orang yang bermasalah dia punya dua sifat dalam ayat ini yaitu Lalai dan pengikut hawa nafsu. Dan kalau kita bertemu dengan dua orang ini jangan diikuti, karena itu dijelaskan oleh para ulama seperti dijelaskan oleh Al Imam Ibnu Qoyyim رحمه الله تَعَالَى bahwa ini dua penyakit besar yaitu Lalai dan Mengikuti Hawa Nafsu. Lalu apa yang di maksud dengan pengikut hawa nafsu? Dia ikuti terus hawa nafsunya dan yang dia inginkan hawa nafsunya dia akan kerjakan dan dia akan perjuangkan walaupun itu menghancurkan dan merugikan dia dan walaupun itu Haram dan dosa yang penting dia suka dan ingin. Jadi hati-hati dengan hal-hal seperti ini, karena tidak akan berhasil.
Dan ingat, hidup itu bukan punya kita, Dunia ini Bumi ini bukan milik kita, dan kita yang mengatakan itu setiap Shalat, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (QS Al-Fatihah: 2), Pencipta, Pemilik, Pengatur-Nya alam semesta, maka kehidupan kita bukan punya kita dan bukan kita yang mengatur. Allah berfirman وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (QS At-Takwir: 29). Jadi betapa berantakannya orang yang mengikuti hawa nafsu, karena ia pasti akan bertabrakan dengan kehendak Allah dan keinginan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan dia akan gagal, terpukul dan dia akan hancur. Makanya semua harus dimulai dari tauhid, siapa yang punya ini semua? Tidak bisa kita yang mengatur dan kita ngotot keinginan kita dan harus berhasil atau terus berhasil. Dunia ini milik Allah, Allah yang mengatur. Dunia ini punya Allah dan Allah yang menetapkan. Anda hanya mengerjakan tugas anda dengan keikhlasan dan anda hanya berusaha dengan cara yang Allah halalkan dan yang harus anda fikirkan bukan saya mau A atau B atau C, tetapi yang harus kita pikirkan adalah apa yang Allah mau dari kita dan apa yang Allah inginkan dan ridhoi dan apa yang Allah perintahkan dari kita dan seterusnya.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Rabu, 04 Sha’ban 1445 AH/14 Februari 2024
Ahida Muhsin
Masya Allah Tabarakallah
Alhamdulillah.
Barakallahu fiikum ustadz dan tim.
Semoga Allaah sentiasa merahmati imam Nawawi, ustadz dan tim, dan seluruh ulama dan umat dimanapun berada, Aamiin
Bismillah
Alhamdulilah syukron wa jazakumullah khayran atas ilmu nya ustadz wa yubarokallah fikum .semoga allah merahmati imam nawawi beserta orang orang yang beliau cintai .semoga allah merahmati ustadz dan tim beserta orang orang yang antumma cintai .semoga allah merahmati umat muslim dimanapun berada.
Alhamdulillah...
Barakallahu fiikum ustadz
jazakumullahu khaira ustadz dan tim
🙏
🤲🤲🙏🙏🤲🤲☝️☝️☀️🌟 Bismillah...
Jazaakumullahu khayr ustad dan tim
Semoga yang lagi ikhtiar jodoh dimudahkan, yang ikhtiar garis 2 semoga lekas dipantaskan, yang pejuang nafkah dibukakan jalannya. Aamiin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bismillah
Alhamdulillah
23:39