Saya kadang suka sedih kalau tetiba melihat postingan seorang ikhwah yang meminta donasi pengobatan penyakitnya Padahal harusnya kalau dia sudah ikut bpjs, sudah tercover Kalau kamu penghasilan +15 juta, ya gak usah ikut monggo. Tapi kalau umr, na'udzubillahi min dzaalik, tetiba terkena musibah harus posting minta-minta bantuan. Yakin mau seperti itu? Ataukah lebih halal minta di sosmed daripada meminta bantuan pemerintah yg pemerintah sendiri sudah sediakan jalannnya lewat bpjs? Berpikir sedikit logis yuk. Niatin ikut bpjs untuk bantu yang lain. Karena bpjs itu akad sosial. itulah yang saya yakini. Wallahua'lam.
Shahih. Sdh ana posting ulang video ustadz erwandi mengenai hukum bpjs yang diperbolehkan . Silahkan bisa disimak insyaallah dan semoga bisa memberi pencerahan bagi kita semua. Barakallahu fikum
Affwan tadz, menurut saya bpjs keaehatan itu gharar sosial. Karena berbeda jauh dg prinsip asuransi yg ustdz jelaskan (jika ada klaim maka diberi santunan sekian rupiah). Yg terjadi di bpjs kesehatan, ketika peaerta klaim maka akan di biayai pengobatannya sampai sembuh....bukan me dapatkan dana sekian rupiah
Setau aku klo santunan yg dicontohkan ustadz td lbh condong ke asuransi jiwa...coba cek asuransi kesehatan swasta, sama aja kok sama bpjs, klo klaim jg sampe sembuh, tergantung pertanggungannya aj yg berapa, bpjs pum kelas 1,2,3 pertanggungannya jg beda2 kok , misal untuk operasi A, kelas 1 pertanggungan 13 jt, kelas 2 nnt 11 jt, kelas 3 nnt 9jt,, sama ama asuransi swasta, semakin besar preminya jg semakin besar pertanggungannya, jd nnt sesuaiin aja biaya di RS sama pertanggungan, jd g perlu ada selisih bayar...
Saya jg sependapat, tp menurut saya alangkah baik nya bila kita mampu utk membayar tanpa bpjs lbh baik. Tp kalau kita tdk mampu baru pakai hukum ghoror sosial spt yg di jelaskan ustad. Wallahua'alam.
Saya pasien cuci darah, biaya cuci darah sekali itu minimal 1juta Sampe 2juta,, sedangkan dalam sepekan saya 3 kali cuci darah dan divonis seumur hidup. Tp Alhamdulillah terbantu BPJS. Jadi harusnya aman ya? Krn udah jelas sakit dan tindakannya..
menurut saya jalan paling aman ya menghindari BPJS (terutama untuk kalangan mampu secara finansial) karena sifatnya yang abu-abu , tidak jelas halal haramnya. Tapi karena ini program pemerintah dan kita dipaksa buat ikut, apa boleh buat mau tidak mau harus ikut. Biarkan pemerintah yang mempertanggungjawabkan kebijakannya di akhirat kelak.
Lah iya ustadz nya bingung hukum bpjs hh Masak di paksa ngutang apalagi yg gk mampu Ingat undang undang nya rakyat miskin itu terjamin oleh negra secara mutlak
@@anggiissetianto kalau dia ngisi formulir dan daftar. Entah ya kalau di tempat lain otomatis diisikan oleh kantor. Dulu di tempat saya diminta pegawainya sendiri yang ngisi. Saya gak ngisi dan gak ngumpulin
Saya cenderung pendapat BPJSK gharar sosial. Mengapa? Karena BPJSK adalah lembaga nirlaba, tidak mengambil untung, bahkan selalu defisit (setidaknya sampai sekarang). Jadi saya berharap BPJS selalu defisit, yg defisitnya ditanggung APBN. Bahkan kalau bisa nantinya semua operasional dan klaim BPJS ditanggung APBN semua, tp entah kapan. Selain itu juga hapuskan denda, karena dengan denda, munculah riba.
BPJS kesehatan itu menurut bhs saya adalah hutang piutang... Contoh : 1.orng sakit pinjam dulu biaya nya dari orang yng sehat yng ikut BPJS Nanti setelah pasien yng 1 sembuh kewajiban di pasien 1 membayar atau kembalikan uang yng di pakai tsb misalkan uang di pakai 5 juta kembalikan dengan nominal serupa lagi sampai selesai, Cuman kembali kepada kesadaran pemilik BPJS masing masing, klo sudah menggunakan BPJS tsb bayar bulanan nya , balikin uang yng sudah di pakai biaya kesehatan atau berobat.. Menurut ana sih hutang piutang Klo kata orng sunda "Hula hili heula " Pakai uang orng lain yng sehat, tentu nya harus di kembalikan.. Nah di sni problem nya, apa hukum nya apakah ghoror sosial atau bukan * klo di niatin di pulangkan jumlah biaya yng di pakai, itu gimana hukum nya, walaupun di cicil, BPJS kan alur nya gtu, cicil perbulan Klo yng udh di gunakan.... Klo salah mohon ralat, hanya pendapat
@@pitrinurhayatichanel8776 sabar aja neng nnti you juga akan bisa tau pandangan mata yang kosong dengan pandangan mata yang isi..sabar ya yang penting rajin²lah belajar dan yaqini faham yang benar² sesuai dengan Al Qur'an dan Hadits.. saya sarankan agar you jangan hanya berguru kepada satu ustad saja dan jangan mau jika you dikekang atau didoktrin ga boleh mencari ustad lain..bahaya itu namanya pemaksaan..sudah melanggar HAM dan you sudah dibodohi
Saya kadang suka sedih kalau tetiba melihat postingan seorang ikhwah yang meminta donasi pengobatan penyakitnya
Padahal harusnya kalau dia sudah ikut bpjs, sudah tercover
Kalau kamu penghasilan +15 juta, ya gak usah ikut monggo.
Tapi kalau umr, na'udzubillahi min dzaalik, tetiba terkena musibah harus posting minta-minta bantuan. Yakin mau seperti itu? Ataukah lebih halal minta di sosmed daripada meminta bantuan pemerintah yg pemerintah sendiri sudah sediakan jalannnya lewat bpjs? Berpikir sedikit logis yuk.
Niatin ikut bpjs untuk bantu yang lain. Karena bpjs itu akad sosial. itulah yang saya yakini. Wallahua'lam.
Shahih. Sdh ana posting ulang video ustadz erwandi mengenai hukum bpjs yang diperbolehkan . Silahkan bisa disimak insyaallah dan semoga bisa memberi pencerahan bagi kita semua. Barakallahu fikum
Syukron Jazakumullahu Khayran ustadz
Affwan tadz, menurut saya bpjs keaehatan itu gharar sosial. Karena berbeda jauh dg prinsip asuransi yg ustdz jelaskan (jika ada klaim maka diberi santunan sekian rupiah). Yg terjadi di bpjs kesehatan, ketika peaerta klaim maka akan di biayai pengobatannya sampai sembuh....bukan me dapatkan dana sekian rupiah
Setau aku klo santunan yg dicontohkan ustadz td lbh condong ke asuransi jiwa...coba cek asuransi kesehatan swasta, sama aja kok sama bpjs, klo klaim jg sampe sembuh, tergantung pertanggungannya aj yg berapa, bpjs pum kelas 1,2,3 pertanggungannya jg beda2 kok , misal untuk operasi A, kelas 1 pertanggungan 13 jt, kelas 2 nnt 11 jt, kelas 3 nnt 9jt,, sama ama asuransi swasta, semakin besar preminya jg semakin besar pertanggungannya, jd nnt sesuaiin aja biaya di RS sama pertanggungan, jd g perlu ada selisih bayar...
Saya jg sependapat, tp menurut saya alangkah baik nya bila kita mampu utk membayar tanpa bpjs lbh baik. Tp kalau kita tdk mampu baru pakai hukum ghoror sosial spt yg di jelaskan ustad. Wallahua'alam.
Saya pasien cuci darah, biaya cuci darah sekali itu minimal 1juta Sampe 2juta,, sedangkan dalam sepekan saya 3 kali cuci darah dan divonis seumur hidup. Tp Alhamdulillah terbantu BPJS. Jadi harusnya aman ya? Krn udah jelas sakit dan tindakannya..
menurut saya jalan paling aman ya menghindari BPJS (terutama untuk kalangan mampu secara finansial) karena sifatnya yang abu-abu , tidak jelas halal haramnya. Tapi karena ini program pemerintah dan kita dipaksa buat ikut, apa boleh buat mau tidak mau harus ikut. Biarkan pemerintah yang mempertanggungjawabkan kebijakannya di akhirat kelak.
Lah iya ustadz nya bingung hukum bpjs hh
Masak di paksa ngutang apalagi yg gk mampu
Ingat undang undang nya rakyat miskin itu terjamin oleh negra secara mutlak
Naam. Setuju. Insyaallah.
Masih bisa kok tanpa BPJS. Saya PNS tidak daftat BPJS. Alhamdulillah sampai sekarang semua lancar saja.
@@arwankhoiruddin bukannya PNS udah dipotong gaji gk sih
@@anggiissetianto kalau dia ngisi formulir dan daftar. Entah ya kalau di tempat lain otomatis diisikan oleh kantor. Dulu di tempat saya diminta pegawainya sendiri yang ngisi. Saya gak ngisi dan gak ngumpulin
Saya cenderung pendapat BPJSK gharar sosial. Mengapa?
Karena BPJSK adalah lembaga nirlaba, tidak mengambil untung, bahkan selalu defisit (setidaknya sampai sekarang).
Jadi saya berharap BPJS selalu defisit, yg defisitnya ditanggung APBN.
Bahkan kalau bisa nantinya semua operasional dan klaim BPJS ditanggung APBN semua, tp entah kapan.
Selain itu juga hapuskan denda, karena dengan denda, munculah riba.
Boleh minta link sumber asli videonya? JazakAllah khayr
kita termasuk warga miskin, ustadz #kaum99%
BPJS kesehatan itu menurut bhs saya adalah hutang piutang...
Contoh :
1.orng sakit pinjam dulu biaya nya dari orang yng sehat yng ikut BPJS
Nanti setelah pasien yng 1 sembuh kewajiban di pasien 1 membayar atau kembalikan uang yng di pakai tsb misalkan uang di pakai 5 juta kembalikan dengan nominal serupa lagi sampai selesai,
Cuman kembali kepada kesadaran pemilik BPJS masing masing, klo sudah menggunakan BPJS tsb bayar bulanan nya , balikin uang yng sudah di pakai biaya kesehatan atau berobat..
Menurut ana sih hutang piutang
Klo kata orng sunda
"Hula hili heula "
Pakai uang orng lain yng sehat, tentu nya harus di kembalikan..
Nah di sni problem nya, apa hukum nya apakah ghoror sosial atau bukan
* klo di niatin di pulangkan jumlah biaya yng di pakai, itu gimana hukum nya, walaupun di cicil,
BPJS kan alur nya gtu, cicil perbulan
Klo yng udh di gunakan....
Klo salah mohon ralat, hanya pendapat
Bukan hutang piutang tergantung akadnya. Tp menurut saya akadnya bkn hutang piutang
Waduh haram riba. Kita harus pake dinar dirham dan barter itulah jalan yang selamat
Kek berlebihan gitu
Kalau sy liat ustad ini pandangan matanya kok kosong ya..apa sy aja yang salah liat..maaf
Emang yang ngisi kaya gimaa
@@pitrinurhayatichanel8776 sabar aja neng nnti you juga akan bisa tau pandangan mata yang kosong dengan pandangan mata yang isi..sabar ya yang penting rajin²lah belajar dan yaqini faham yang benar² sesuai dengan Al Qur'an dan Hadits.. saya sarankan agar you jangan hanya berguru kepada satu ustad saja dan jangan mau jika you dikekang atau didoktrin ga boleh mencari ustad lain..bahaya itu namanya pemaksaan..sudah melanggar HAM dan you sudah dibodohi
You si paling isi
@@pedangkebenaran3105 dari mana you tau pdhl you ga liat wajah I..jgn ghibah mulu ga baek
Entah apa tujuan komen anda ini