Dulu aku anggap tiktok ga selamanya negatif, banyak video ilmu pengetahuan, tips" yg aku ga tau sebelumnya. Tapi sekarang aku mulai sadar. Tiktok membuat candu yg luar biasa. Ketika lagi scroll, 2 jam 3 jam tak terasa. Akhirnya banyak waktu berhargaku yg terbuang sia-sia. Lalu aku memutuskan uninstal aja, karena menurutku banyak informasi positif seperti ilmu pengetahuan, tips n trik di platform lain, contohnya youtube. Sekarang aku lebih bahagia terutama masalah kesehatan mental. Aku juga mulai mengurangi penggunaan sosmed khususnya IG karena membuat mental kita tidak sehat. Semoga kita semuanya dapat memanfaatkan hal" positif di era berlebihan informasi ini.
Sama buka ig cuma liat liat berita tok. Lebih sering buka youtube bisa milih konten yang sesuai dengan kita dan sepertinya ekosistem youtube cukup lebih baik.
Sebenarnya algorithma Tik Tok itu bagus untuk membantu kita melakukan sesuatu hal yang kita gak tahu. Yah emang banyak hal baik dan hal buruk agak samar untuk bisa dibedakan.
Saya selalu bahas hal ini ke teman2,,dan kalimat yg keluar dr mulut mreka sbagian besar adalah ga usah mikir terlalu jauh.. Tiktok dgn sangat halus menyerang mental dan kecerdasan.. bkan untuk generasi kita yg sdh dewasa skr ( wlopun notabene bnyak juga org dewasa yg kena ),, tp yg utama adalah untuk generasi 20-30 th mendatang.. Efeknya keberhasilannya sdh tampak nyata ddepan kita,, sangat nyata!!! Tp sygnya ga semua org paham.. Real new form of opium..
betul sekali, orang yang biasa nonton konten durasi singkat akan merasa cepat bosan saat belajar. Proses dalam belajar memerlukan waktu yang tidak sebentar jika ingin paham secara keseluruhan, kalau konten di tiktok walau memang ada "ilmu" nya tapi cuma bagian permukaan aja
Sudah disebutkan dalam video ini, lebih tepatnya "Attention Span" sebagian besar berkurang nya rentan perhatian, kalau di jabarkan sangat luas, dan sebagian kecil saya berharap anda mempunyai attention span.. 🙏🏻 salam..
setiap generasi, punya pelampiasan candu. dulu generasi milenial, masih kecanduan friendster. kemudian beralih ke facebook, sekarang facebook kemungkinan dipakai oleh generasi boomer kemudian milenial dan genz memiliki candu antara instagram, twitter.. lalu adik2 kita sudah kecanduan tiktok. setiap generasi, memiliki candunya masing - masing.
Video yg sangat bagus. Sedikit tambahan bahwa Tiktok tidak akan mampu menguasai orang2 dgn level pemikiran yg cukup tinggi dan psikologi yg sehat. Cukup wajar kalo di negara kita anak2 yg banyak menjadi korban. Ini bukan salah Tiktok, tp salah orangtua mereka
Penonton konten saya di yutub sekarang sepi, banyak nya ditiktok. Namun di titkok tak ada monetisasi, jadi percuma penonton dan folowers di titkok banyak tapi sulit dapat income tetap. Sulit juga menarik penonton dari tiktok ke youtube.
Sudah jelas beda ,,penonton itu mencari yg lebih cepat ,menghibur dan dapat disimpan tanpa mendownload ,, sudah jelas di paparkan dalam video fitur scroll itu membuat pengguna menjadi lebih betah di banding UA-cam..apa lgi rasa kepuasan menemukan apa yg di cari ..apa lagi sekarang tik tok sudah memperpanjang waktu videonya yg tdnya hanya 1 min Sekarang sudah bisa sampai 10 menit
Bahkan di lingkungan saya, yang menggunakan TikTok lebih banyak adalah anak-anak mulai usia TK dan SD. Bagi kita yang dewasa mungkin kurang atau belum tertarik dengan TikTok namun anak-anak sangat tertarik. Bahkan saya diajari oleh keponakan saya yang berusia 6 tahun dalam menggunakan TikTok. Pembatasan usia oleh Kominfo nyatanya belum mengatasi. Anak-anak dengan mudah menggunakan TikTok.
Ya itu salah kalianlah orang dewasa kok ga mengawasi & membiarkan mereka main tiktok? Dari aplikasinya sendiri udah ada batas usianya & ada batasan usia juga dari pemerintah. Artinya manusia yg belum mencapai batas umut tsb ya gaboleh akses. Si adek² itu gamungkin bisa akses tiktok kalo pake email sendiri yg batas usianya ga sampe. Mereka pasti pake email dari bapaknya/emaknya, disini jelas yg salah siapa? Salah orangtuanya/orang disekelilingnya. Jangan tolol amatlah jadi orang 👌
Kalo ponakan saya yg masih 10 tahun, dah sdari awal saya set hp nya ga bisa download aplikasi berbahaya kayak tiktok. Mending anak kecil main game kayak roblox atau minecraft, lebih berfaedah untuk kreatifitas nya.
@@nunjukai Si paling cerdas. Luar biasa kakak dewa pebe. TS nya ga niat berantem bahkan gak menyalahkan siapapun, eh ini orang main ngegas aja. Lagi kecanduan apa nih suhu? 🤡
Sebagai mobile developer memang perlu diakui user experience tiktok berupa gebrakan yang cukup wow yaa, kita diberikan content dengan layar fullscreen dan potrait pula jadi gak perlu repot" lagi untuk memutar hp, dan untuk mengganti content hanya dengan swipe up
Bang mau tanya, misal nih kita sering like² atau komen konten² tentang perang, nah yg sering muncul di beranda jg konten2 tentang perang. Nah pertanyaannya nah itukan tentu diatur oleh developernya yg berhubungan dengan Big data, nah yg kek gituan ilmunya masuk kebagian mana yah bang? Ke ilmu data secience atau apakah gitu
@@javadev9841 itu namanya algoritma, di youtube juga begitu. sebenarnya ini gak lebih dari propaganda dan penggiringan/penggiringan opini, saya bisa buka facebook dan lihat iklan dari tokep yang baru aja saya buka beberapa jam sebelumnya. Karena faktanya tik tok videonya berdurasi pendek dan gampang di gunakan, ini dua faktor utama yang membuat orang banyak yang suka. masuk akal khan? Di banding facebook yang dikit2 ban 30 hari tanpa alasan. Melesatnya tiktok dan kejatuhan sosmed2 barat hanya alasan bisnis untuk menyebut china ingin menguasai dunia dengan memata2i. Dari dulu juga begitu propagandanya, katanya di china pemthnya pasang kamera cctv buat mantau rakyatnya, jadi pembentukan opini kayak robot aja di sana. Faktanya kamera cctv yang dipasang fungsinya sama kayak di gedung2 di indonesia juga, gak ada kerjaan kali pemthnya memata2i begitu banyak orang dan buat apa pula. Itu mah amerika, kayak pilem enemy of the state.
Orang kalau sudah paham psikologi target memang jadi pintu awal berbagai celah dan kesempatan. Hanya manusia yang berpikir kritis secara logis dan mampu sadar dari euphoria sesaat yang keluar dari lingkaran setan. Terima kasih ilmunya pak. Meski tidak bisa menghindar atau melawan sistem predator seperti tiktok, setidaknya jika sadar dengan realita di baliknya, orang bisa memilih untk tidak jadi kelas bawah yang diperbudak disruptor.
Game online dan media sosial merupakan "Candu Modern" yg kurang di sadari para usernya, memanfaatkan hormon adrenalin (dlm game) sehingga kita terus terpacu untuk memainkannya dan hormon dopamin (sosmed) di otak kita sehingga kita mendapatkan "rasa bahagia sesaat" terutama dari dari fitur *di sukai oleh dan dilihat oleh* itulah yg bikin kecanduan, jadi sadari dan mainlah game dan medsos *SECUKUPNYA*
Untuk orang yg tak menghasilkan uang, mungkin terlihat sia-sia..tpi kalau untuk yg bisa merubah hidupnya, mungkin bisa jadi bermanfaat untuk dia. Intinya jadilah orang yg cerdas aja.
Perbedaan antara: 1. Mereka yg BUKAN user Tiktok 2. USER Tiktok tapi cuma utk kerjaan 3. USER Tiktok yg kecanduan & militan. Dapat Anda lihat bedanya lewat balasan komen di bawah ini 👇👇👇👇👇👇 Silakan tentukan mau jadi yg mana. Komentar awal: "Sampai hari ini belum tertarik utk download Tiktok :) nonton UA-cam lebih sering utk nambah ilmu dan nonton podcast. Jadi memang butuh yg durasi agak panjang. UA-cam tetap akan punya tempatnya sendiri sih ya. BTW, apakah semua aplikasi medsos ini juga berbagi data mereka dengan pemerintah kita??"
Jangan didownload mba, biar ketinggalan kereta🤣🤣🤣 Kadang kita perlu buka diri untuk tahu apa yang belum kita tahu, supaya sebelum kita membading, penilaian kita objektif. Salam sukses buat DR. Indrawan Nugroho yang tidak pernah terlewat youtube channelnya dan tiktok channelnya 👍👍👍
Quote : " Kegelisahan akan membuat anda terbangun & tergerak untuk berbuat untuk belajar untuk berkarya, kegelisahan akan memaksa anda untuk keluar dari zona nyaman melewati lembah - lembah ketakutan dan akhirnya naik ke puncak pertumbuhan".
Semua sosmed pun kalo soal data pun bisa didebatkan soal privasinya. Tapi Tiktok ini sangat berbahaya karena benar-benar “memudahkan” orang untuk merasakan jadi terkenal. Gak cuma kecanduan liat konten, banyak juga yang kecanduan jadi terkenal dan cari popularitas dengan cara apa pun di Tiktok. Benar apa yang direkomendasikan oleh Tiktok bisa kita atur dan menyesuaikan dengan apa yang kita biasa tonton dan sukai. Tapi dibanding sosmed lain, mengendalikan algoritma Tiktok jauh lebih sulit dan Tiktok seolah mengedepankan algoritma FYPnya dibanding koneksi dengan orang-orang yang memang kita follow.
Instagram 10 tahun lalu juga begitu, organic reach nya begitu bagus sama kaya FYP nya Tiktok, sudah hal lumrah semua platform sosial media akan seperti ini cara main nya
Harus ada kampanye sosial tentang pembatasan penggunaan gadget untuk anak-anak dan remaja, karena mereka adalah kelompok usia yang paling rentan terhadap dampak negatif aplikasi2 di smartphone.
Hari2 saya lebih senang di you tube, belajar dan menyimak para ahli di bidangnya. You tube yang memungkinkan kita mengenal dan tahu lebih banyak orang2 yang berkompeten.
Ngeri banget dengerin analisanya pak Doktor. Bener2 candu. That's why I focus on videos with at least 7 mins duration. Krn bisa tetap maintain focus & grasp ilmu nya bukan asal tahu sekelumit. Terima kasih buat analisa2nya yang awesome always! 🤩
Mending jualan di lazada, Shopee, dan toko pedia. 4 thn saya aman gak dirugikan oleh pihak aplkasi. Sedangkan TOKTOK tidak❌ ada live chat langsung untuk keluh kesah penjual.
Dahulu china pernah kalah perang karena mereka di serang oleh senjata candu, sekarang mereka balik menciptakan senjata candu modern untuk menyerang target mereka, menurut videonya mardigu wp TikTok memang alat mata-mata intelijen China.
Benar, dok. Ketika penghasilan di youtube menipis sebaliknya penghasilan di tiktok meningkat tajam. Alasan selanjutnya tiktok mempersilahkan konten kreator mengunggah video panjang hingha 10 menit. Tiktok juga memberikan penghasilan besar, mulai dari bonus, afiliasi hingga berjualan online dan LIVE. Penghasilannya sangat gede
Pengen ngomong aja sebenarnya: 1.Dari awal kulihat , para pakar yg mengkritik tiktok kebanyakan berasal dari barat (entah Amerika atau sekutunya), dan kebanyakan darinya cenderung menyindir, seperti tiktok menyebabkan candu, gangguan mental dll.dll, kecurigaan saya terdapat semacam ketidakpuasan atau bahkan kebencian negara barat terhadap kemajuan perekonomian negara Asia. 2. Menurut saya tiktok dimasa depan akan jadi semacam bahtera Nuh kedua, dimana ia akan menyeleksi kaum kaumnya berdasarkan habbit dan bahkan lebih buruk, ras/agama dsb. 3.Trus jadi Ndak nyesel belajar Jean baudillard dengan teori konsumerisme, setidaknya jadi tau batasan², mana yg perlu dimakan mana yg tidak
DIbalik kontennya yang sangat mencerahkan, saya semakin kagum dengan cara bertutur Pak Indrawan. Spoke person, narator, dan pelulis dengan kemampuan diksi yang keren. Salam Pak.
semakin canggih technology, mungkin semakin memudahkan kita sebagai manusia dalam berbagai aktivitas, di sisi lain semakin membutakan kita sebagai mahluk sosial, hilangnya keramahtamahan, tidak adanya human touch, hingga lupa bahwa dunia ini hanya tempat bersinggah, mengumpulkan bekal. Astagfirullah...
Menurut saya semua aplikasi medsos seperti youtube, IG, facebook membuat kita tdk akan lepas umtuk menatap smartphone berjam jam, dan semua aplkasi tersebut dibuat di amerika yg berarti data diri kita, keinginan kita sudah mereka ketahui
Akhirnya ada orang yang terpandang bilang ini. Dulu 2020 saya bilang di facebook bahwa tiktok itu bahaya dan mencandu, eh malah di serang banyak orang dengan cacian. Semoga bisa membuka mata semua orang dengan video ini.
Sangat bermanfaat untuk generasi muda berikutnya... Semoga semua orang menyadari dampak negarif ari tiktok ,,luar biasa terima kasih selalu untuk mas indrawan semoga selalu di berikan kesehatan panjang umur dan terus membuat konten bermanfaat
Banyak sekali insight bagus dan penting dari sini. Saya simpulkan sendiri jadi 3: 1. Betapa dahsyatnya pengaruh Tiktok (sekarang dan yang akan datang) 2. Tiktok punya efek candu karena kecanggihan algoritmanya mengenali pengguna 3. Kita harusnya resah dan gelisah dengan keberadaan tiktok untuk bisa menghasilkan karya "Saya berharap videonya membuat anda takut atau setidaknya gelisah. Karena kalau enggak anda akan terus tenggelam dalam kenyamanan perasaan berhasil Anda hari ini yang itu fana. Kegelisahan akan membuat Anda terbangun dan tergerak untuk berbuat untuk belajar untuk berkarya. Kegelisahan akan memaksa anda keluar dari zona nyaman melewati lembah ketakutan dan akhirnya naik ke puncak pertumbuhan karena seperti kata Andrew Grove, CEO Intel yang pertama: "Only the paranoid servive!" Thanks Coach Indra. Semoga inspirasinya mendorong saya dan kita semua untuk menghasilkan karya!
Yg bikin Candu itu HP kita semua,, Internet, sosmed, Game,,, semua yg candu itu yg kita HP genggam skrg. Tidak sekedar 1 aplikasi yg di kambing hitamkan. Semua ada sisi positif & negatif.. yg penting paham kontrol diri.
@@kaumkusam9148 di Tiktok banyak manfaat ketika digunakan secara positif kita bisa dapat informasi terkini, hiburan, promosi usaha/dagangan kita.. Jadi tidak setuju kalo semua yg ada di Tiktok itu negatif
Pembelajaran yg di dapat bisnis itu kemampuan membentuk Ekosistem dgn cara mempunyai data, empati customer, kreativitas solusi dan kebutuhan customer. Trima kasih pak Indra atas pencerahannya.
Tanggungjawab orang tua untuk melindungi anaknya dari hal yang sia-sia, apalagi yang buruk. Sibuk tidak bisa dijadikan alasan untuk kabur dari tanggungjawab.
mnutku ga cuma tiktok yg kaya gitu, bahkan aplikasi yg kita pakai skrng juga pasti ngumpulin data mirip sama tiktok. Daripada tiktok, google lebih hebat kalo ngumpulin data. Apalagi akun google sudah hampir dipakai di semua device, bahkan lampu, pintu, wifi, semua bisa otomatis pakai google. Kalo ada orang yg bilang stop pakai tiktok tapi tetep pakai google agak munafik sih. Menurutku gaperlu stop, mungkin cukup batasi aja penggunaannya, kalau bisa ya ikut mencari kesempatan di tiktok atau aplikasi lainnya yg dapat menguntungkan.
Hal seperti ini harus diedukasi untuk generasi Z saat ini. Tidak ada lagi mental bahwa keberhasilan adalah jalannya dengan melalui Berproses. Semua serba instan. Semangat untuk membuat konten seperti ini.
Respect so much untuk mu Dr, ilmiah dalam membuktikan besarnya kerusakan yang di buat oleh sosial media (tidak hanya) tiktok. Bahkan saya merasakan kegelisahan nya dr Indrawan. Terbaik
sebagai penikmat UA-cam generasi pertama. Sy udh nonton UA-cam dari tahun 2006. Dan sy ingat betul dulu UA-cam itu didominasi video pendek yang absurd dan dance2 gitu. Dan video itu banyak yang direkam secara vertikal/portrait dengan kamera Hape. UA-cam di masa itu sangat FUN, mungkin karena sy juga kala itu ada di generasi yang baru saja tamat SMA. Tapi kemudian sejak dibeli Google, UA-cam bertransformasi jadi kayak TV yang mana algoritma lebih mementingkan video panjang kayak acara TV. Kemudian acara UA-cam mulai berkembang ke acara berbudget tinggi... bahkan hampir menyaingi acara TV sebenarnya. Sy tentu saja enjoy, karena ternyata UA-cam "menua" bersama usia sy. Tiktok jelas konsumsi anak muda... Tp spirit nya Tiktok sama persis dengan UA-cam di awal2.... Video vertikal/portrait dan pendek2.
Terima kasih sharingnya Dr. Indra, dari segala kontroversialnya Tiktok, terbuka sebuah peluang bagaimana kita bisa ikut bermain dengan senjata "Tiktok" dalam dunia bisnis.
Disrupsi bukan dimulai Tiktok, tapi Instagram yang memulai. Banyak penelitian beberapa tahun lalu mengenai efek social media social media yang menyebabkan kecanduan di kalangan usia muda. Tapi tidak pernah ada satu mediapun di Indonesia yang membahas kecenderungan itu. Dopamine building karena likes sudah dimulai dan justru memang dimanfaatkan oleh perusahaan social media ini karena mereka memiliki ahli yang mengerti psikologi manusia. Bedanya tiktok itu berbentuk video dan video pasti lebih addictive dibandingkan foto. Dan sewaktu instagram mulai mengadaptasi menjadi video yang disebut real, Instagram sudah terlambat karena Tiktok sudah menguasai pasar.
@Ahmad Junaidi Bener, cuma dengan adanya tiktok terjadi akselerasi dan jangkauannya menjadi lebih luas. Tiktok berhasil menjaring user yang jauh lebih muda daripada instagram dan facebook.
@@imamcimon9249 Kurang tau juga karena saya bukan expert. Mungkin konsep "metaverse" dibuat untuk menyelamatkan perusahaan tersebut meskipun metaverse sendiri masih sangat abstract konsepnya bagi aku yang awam. Jadi ya memang ada kemungkinan IG FB bernasib seperti Nokia dan Blackberry kecuali mereka bisa menemukan cara untuk menarik kembali user yang pindah platform. Di sini ilmu psikologi berbicara :)
Apa ada yg menangis.....saya takjub dg kecanggihannya tp sedih krn akibatnya yg lbh bnyk negatifnya,terlihat biasa tetapi seperti penjelasan bapak bisa memabukkan,melenakan dst,smntr waktu bernilai tp bnyk utk sebab hal yg kt tdk diperintahkan.ingn mnjd mnsa yg memberi bnyk manfaat dg sgl kmdhn zaman,tp takut dg t.jwb yg akn diper t.jwbkn.inikah zaman dmn dunia dibuka seluas2nya,bgt mdh mndptkn materi tp kdg kita lupa akn t.jwb yg akn kt pikul nanti. Terimakasih pak,sehat selalu.sy like krn mencerdaskan...bismillah
penjelasan yang menarik, kita tunggu kedepannya apakah algoritma tiktok bisa mengontrol tindakan manusia secara kehidupan sosial. semoga hal baik terus menyertai kehidupan insonesia yang beragama dan berbudaya. aminn
Saya sudah sadar terkait bahaya TikTok sejak 2 tahun yg lalu, tepatnya pertengahan 2020. TikTok benar-benar sangat bahaya secara Teknologi, mampu memanipulasi psikologi pengguna dan memanipulasi culture. Maka dari itu saya Uninstall TikTok mulai saat itu agar Otak dan Psikologi saya Sehat. Dan hanya install UA-cam & Twitter.
Intinya kemajuan teknologi tidak bisa kita cegah perkembangannya, fokus ke yg bisa kita handle secara internal, memang menjadi orang tua masa kini lebih berat tantangannya, mulailah dari hal kecil seperti membatasi anak dalam penggunaan hp dan seiring waktu bisa ditingkatkan lagi ketahapan edukasi berikutnya.
Douyin di China bener2 berbeda dengan di Indonesia. Kalau di China itu ada pengaturan untuk pembatasan dibawah umur dengan mengunci konten2 dewasa, yang muncul hanya konten2 anak dibawah umur seperti cara menggambar, mengenalkan nama2 buah, dll yang berbau anak2. Ini bener2 membantu untuk orang tua yang sudah memberikan anak kecil HP(khususnya di Indonesia) namun disini belum ada pengaturan ini.
emang bapak ini keren banget diliat dari segala sisi kalo bahas bisnis entah jadi pembawa acara, pengisi acara, atau konten kreator semua ilmunya itu terasa kayak nasehat orang tua, mudah untuk diambil informasinya pastinya butuh pengalaman untuk bisa membentuk gaya bahasa dan pembawaan kayak gini sehat terus pak
Mantap dok ilmunya.. Dagiiing.. Saya memang ragu sejak awal dengan tiktok.. Perasaan saya mengatakan pasti ada misi tersembunyi di balik cerdasnya tiktok ini, karena itu alkhamdulillah saya tidak pernah punya tiktok atau akunnya.. Semoga video ini bisa tersebar luaskan segera agar banyak yang segera terselamatkan dari keindahan fana ini..
sebagai generasi yang pernah kecanduan chat MiRC dan medsos Friendster di awal-awal tahun 2000-an, saya sama sekali tidak tertarik menggunakan TikTok. Hidup tanpa narsisme di medsos membuat hidup lebih tenang.
aplikasi sosial media china cepat gede dan bisa bersaing di kancah global karena punya penduduk yg besar dan pemerintah di sana sangat kuat mengontrol pasar mereka, jadi saat produk mereka menguasai pasar lokal maka sudah cukup untuk bisa bertengger di posisi puncak perusahaan global.
Ditambah lagi krn anak2 muda China tuh jenius2, rata2 berIQ tinggi, yg didukung oleh pemerintah tentunya. Cuma dr sisi global, masih banyak kepengaruh oleh pandangan barat soal china yg kolot, kaku, tidak berisi orang2 pintar, hanya bisa bikin bajakan. Jadi tiap China ada berita soal kemajuan teknologi, pihak luar menilainya "ah propaganda nih, fake" Pdhl ya soal teknologi seperti ini contohnya, maju banget. Belom lagi penelitian2 lain yg terus digenjot.
Dg penduduk 1,4 miliar tp rata rata iq bisa 103 itu gila njer wkkwkw. Berarti klo menurut statistik bisa jd 1/5 penduduk china itu jenius alias iqnya diatas 120 an. Gmn kgk banyak coba sdmnya. Rakyat kita yg iq diatas 120 paling nggak sampe 1 persen wkkwkw. China kayak bgini karena gizinya dikuatin pas mao zedong. Mao zedong prioritaskan gizi dulu makanya china dpt hasilnya skrg yaitu warganya pintar semua. Memperbaiki gizi sebuah negara itu gk cuman dlm satu generasi tp hrs berkelanjutan. Nah ini yg mungkin kurang diterapkan di indonesia. Di vietnam aja dh melakukan hal itu pemerintahnya. Orang yg punya iq tinggi biasanya bisa survive lebih dr iq rendah. Liat aja statistik, dh pasti negara maju punya iq tertinggi di dunia.
@@Navra-sc2ws dikita pemerintah baru mulai mengurangi stunting 😅 masih tahap membina ibu2 soal koneksi gizi bumil, bocil dg kecerdasan otak. Jelas kalah langkah. Belum lagi pernah denger kalo algoritma tiktok di China tuh gak kek di luar, jadi untuk anak sekolah algoritmanya lebih ngasih video edukatif ketimbang video joget random (cmiiw)
Medsos apapun sih tergantung orangnya, saya ngonten di TikTok tapi nggak pernah menikmati kontennya, alhamdulillah dapat cuan juga darinya. Buat yg skeptis dengan TikTok mungkin memang pengendalian dirinya kurang dengan mudah dikendalikan aplikasi
FIlm dokumenter "The Social Dilemma" mirip penjelasannya dengan apa yang pak Indrawan paparkan. Bagaimana sosial media menjerat kita semua dan menanamkan sesuatu ke alam bawah sadar kita. Terdengar kayak teori konspirasi, tapi beneran keliatan di sekitar kita kalo diperhatikan baik-baik. The more we know, the less we know.
saya sebagai developer os , semua apk bisa jadi dampak negative atau positive...khusus anak dibawa umur kita sebagai orang tua wajib mendampingi dan membatasi . . .kita juga sebagai orang tua harus lebih berpengalaman dalam dunia teknolgi dari pada anak kita....
sebagai seorang pengusaha saya sangat tertarik dengan peluang yang tiktok berikan, tapi sebagai orang yang beragama dan berbudaya serta berkeluarga akan menjadikan Conflict of Interest karena dampak negative yg ditimbulkan jauh lebih banyak
Teknologi sosmed terus berkembang. Cara satu satunya ya ikut masuk dan manfaatkan sebaik mungkin. Namun ingat batas, kita tdk bisa melarang kemajuan teknologi sosmed, namun kita punya kuasa utk menolak terjerumus dari candu negatif sosmed.
Walaupun ga mungkin Tiktok harusnya diblokir di Indonesia karena saya juga merasakan walaupun tidak nonton Tiktok jelas UA-cam Short sangat menganggu dan membuat banyak kehilangan waktu
Tapi bagi gua kalau UA-cam gak seberapa negatif & mengganggu karena kebanyakan anak di bawah umur gak seberapa minat dengan YT, buktinya gua jarang melihat bocil di YT beda dengan Tiktok yang banyak bocilnya itulah penyebab kenapa gua setuju kalau TikTok di BLOKIR👍
Secara keseluruhan saya setuju yg disampaikan pak indra, dan skrg pak jga masih banyak konten negatif di tiktok seperti cewek2 seksi joget2 ga jelas, dll, yg saya khawatirkan ini akan merusak generasi penerus bangsa, terima kasih pak indra ilmunya 🔥🙏
Terima kasih atas insight yang bermanfaat Dr. Indra, Sebenarnya ada yang lebih powerfull dan digdaya dibandingkan Tiktok yaitu Google dan Microsoft. Dimana sudah mendistrupsi kehidupan kita sehari-hari. Mereka bisa memanfaatkan semua device yang kita gunakan dari sistem yang mereka buat untuk mempelajari aktivitas kita dan mengetahui habbit seseorang/negara. Serta bisa menjadikannya senjata untuk propaganda dan mendapatkan keuntungan. Mungkin dalam lingkup yang lebih kecil, Saat ini juga mulai ada penerapan monitoring kinerja karyawan bagi perusahaan dari aktivitas yang dilakukannya didepan komputer. Aplikasi tersebut mencatat setiap proses apps dan website apa saja yang dibuka dan regular screenshot aktivitas yang sedang dilakukan untuk bisa menilai karyawan tersebut produktif/tidak.
Wah ngawur ini, kalau gt melanggar data protection mas.. orang whatsapp aja terenkripsi ..penggunaan cctv di tempat kerja aja diatur sama data protection law..untung aja lo ga jadi menkominfo ya jngan2 kalo jadi menkominfo semua warga negara lo mata2in lagi aktivitasnya
@@5past30minutes whatsapp memang terenskripsi, tapi coba cek... kebanyakan orang pakai aplikasi keyboard apa nih? kebanyakan orang pakai gboard.. dan itu punya google, dia merekam apa yg kita ketik. walau si google ga bisa baca semua kalimatnya, tapi si AI bekerja jd jangan heran lagi ngomongin kopi di whatsapp, terus kena iklan kopi blm lagi maps, pernah lihat "lalu lintas lancar/padat" di bagian google maps? itu bukan dari kamera, tapi google tahu pergerakan GPS setiap manusia 😀😀
Terimakasih informasinya sangat inovatif, walaupun belum pernah instal aplikasi tiktok, dan menjadi landasan tidak mau instal tiktok karena ada beberapa perusahaan china yang merugikan indonesia, seperti tambang di morowali dan terlihat jelas membuang limbah hasil tambang ke laut
11:04 kayaknya gak begitu pak, krn GDev ketat dalam menyeleksi app di PS terkait perizinan, apalagi utk versi baru dgn minimum API 31. Justru google lah yg masih lebih banyak mengambil data kita krn OS pun punya mereka. Utk tiktok, ya algoritmanya hebat krn cara membaca behaviour nya kita, bukan membaca semua isi hp kita (typing, googling, app, dll) tapi menganalisa video2 yg sering kita cari atau nontonnya lama. Yg bikin nanggung di tiktok itu, videonya random dan sesuai behaviour masing2 serta semua berkesempatan sama utk bisa ngetop disitu, asalkan pinter2 aja ngebaca trend. Sedangkan google, apapun yg pernah kita googling, iklan terkaitpun akan muncul bukan hanya di chrome atau browser bawaan, di yt juga iklannya terkait dgn apa yg pernah kita cari, padahal beda app kan chrome / browser bawaan sama yt. Jadi bukan soal lebih canggihnya sih, tapi lebih jago menarik minat aja. Tiktok nyiptain sesuatu yg "BUKAN DIBUTUHKAN" tapi "UNTUK DIBUTUHKAN" maka strategy bisnispun mulai bergeser. Menurut gw seeh 😄
Tiktok bukan yang pertama juga punya tujuan untuk menguasai dunia dengan mengumpulkan dan memanipulasi data pengguna. Sudah banyak pendahulunya sampai sekarang seperti Google, Facebook. Bahkan jauh sebelum online, seperti pengumpulan data secara offline. Bedanya, dulu petugas yang mendatangi kita untuk meminta data. Sekarang kita yang mendatangi mereka untuk memberikan data secara sukarela, atau secara tidak sadar karena kita sudah mengkonsumsi OPIUM yang dikatakan di video ini. Untuk menetralisir efek dari OPIUM ini yang sudah mengendalikan pikiran. Biasanya teknik pengolahan napas sederhana dapat membantu untuk mengerem aktifitas kecanduan ini agar pikiran kita lebih terkendali. Semoga generasi muda kita terselamatkan 🙏
Jujur saya late adapter tiktok karena stigma negatif tiktok di awal2... But when i download the apps.. believe me or not is so addictive and useful... Asal algoritma udah bagus fyp kalian juga bakal bermanfaat untuk kalian sendiri.. try it
Luar biasa banget teknologi tiktok, yang membuat para user ketagihan membuat konten, karena ditonton oleh banyak sekali viewers hanya dalan beberapa menit serta mendapat reward. Sementara pemakai akan selalu tergantung menonton konten yang tengah viral. Arus informasi bergerak sangat cepat. Inilah bahayanya, algoritma akan selalu sama seperti yang diinginkan oleh users. Kecuali users melabeli tidak suka. Algoritmanya akan berubah. Algoritma berbahaya inilah intinya. Jika demikian konten tidak penting akan selalu viral, tidak peduli konten bermanfaat atau tidak bermanfaat. Informasi yang viral itulah yang membentuk warga negara Tiktok terpengaruh hal hal tak penting. Mengaburkan fokus kehidupan mereka.
Terimakasih Pak Indra, benar-benar membuka pikiran setelah melihat video ini. Dan benar, setelah selesai melihat video ini, saya merasakan 'kegelisahan', persis seperti yang Pak Indra bilang di akhir video.
Daging semua..!! Thanks pak Dr atas analisa dan penjelasannya.. Atas video yang "mahal" ini semoga menjadi bermanfaat dalam membangun generasi emas indonesia & menjadi amal jariyah yang tak putus untuk pak Dr. sendiri
Ada yang mengatakan algoritma tik tok merakyat, tidak seperti youtube yang algoritmanya untuk memcapai viral butuh usaha besar dan itu tidak selalu berhasil, apakah setuju pak Dr. dg pernyataan ini ?
Menurut saya, durasi sangat berpengaruh dalam mengekspos konten kreator. Dalam video tersebut tercantum bahwa dalam sehari, tik tokers dapat menonton 200 video dalam sehari. Artinya, dalam sehari, lebih dari 100 pencipta konten di tik tok akan ditampilkan ke seorang tik tokers (Ini masih untuk 1 orang pengguna tik tok saja ya, belum lagi jutaan pengguna tik tok di seluruh dunia). Jika kita mengubah 200 video tersebut menjadi 200 menit, artinya pengguna youtube hanya dapat menonton 18 video dari youtube jika kita mengambil data seperti di video (Rata-rata video youtube = 11 menit). Hal ini merugikan youtubers karena maksimal hanya 18 konten kreator yang dapat terekspos ke sebuah pengguna, dibandingkan dengan ratusan tik tokers yang dapat ditampilkan untuk seorang pengguna. Meskipun youtube telah mengganti kebijakannya dengan mengekspos video dengan views lebih kecil dan mengurangi durasi "sweet spot" dari 10 menit menjadi 8 menit serta menambah youtube shorts, tetap saja youtube akan kalah dalam hal tersebut. Ditambah lagi dengan kemudahan membuat konten di tik tok serta alasan lain yang terdapat di video yang membuat youtube semakin kalah saing.
malah sekarang instagram ketar-ketir dengan makin populer nya TikTok sampai-sampai Reels di rilis guna untuk menyaingi TikTok tapi malah user Instagram me-repost konten TikTok ke Reels hingga pihak Instagram mengeluarkan statement untuk melarang penggunanya untuk me-repost konten TikTok ke Reels. tak sampai disitu, UA-cam tak mau ketinggalan ingin menyaingi TikTok dan lahirnya UA-cam Shorts. semua video kurang dari 60detik yang di upload ke UA-cam akan masuk kategori Shorts bukan Video reguler. terlepas dari persaingan itu semua TikTok tidak bisa tertandingi karena emang sejatinya TikTok lahir menjadi platform berbagi video pendek. sedangkan UA-cam terlahir sebagai platform berbagi video panjang. dan Instagram yang terlahir sebagai platform berbagi foto 1:1 ala polaroid dan video singkat 15 detiknya. tapi karena perkembangan dan pertumbuhan teknologi makin pesat persaingan pun tak terhindari hingga sampai ada yang mengorbankan jatidiri platform itu sendiri yaitu Instagram. Instagram platform berbagi foto 1:1 dan video singkat 15 detiknya kini tinggal kenangan.
Btw gw dulu benci bgt sama tiktok,tp sekarang dari konten musik,sejarah,misteri,olah raga,video lucu,cewek2 gemes,sampe berita apa yg lagi update luar/dalam negri gw tau dari tiktok. Kalo untuk ig usah jarang banget gw buka,bosen,kayak gitu2 aja,explore ig isinya juga hampir semua repost dari tiktok
@@idihidih8586 gua malah sebalik nya bg otak ,dan fikiran gua malah down Saat melihat aplikasi tiktok , uda 6 bulan gua hapus aplikasi tiktok dari hidup gua , sebagai pelarian gua fokus di pliksai yutub alur nya agak lambat ngk membuat pusing
Saat kita memilik sebuah smartphone, secara tidak langsung kita memberikan data pribadi, saya rasa semua orang sudah mengetahui itu. Kita tidak bisa menghindari perkembangan teknologi ini, karena teknologi memberikan kita kemudahan dalam hidup dan tentunya memberikan hiburan. Teknologi seperti pisau bermata, baik buruknya tergantung kita yang menggunakannya. Saya rasa yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah memberikan edukasi kepada generasi muda bagaimana menggunakan teknologi dengan baik dan benar. Peran dari orang tua dalam pengawasan dan kontrol penggunaan gagdet sejak dini juga sangat diperlukan agar anak-anak kita dapat terhindar dari dampak buruk dari perkembangan teknologi.
Data sangat penting dalam segala aspek, tetapi masih banyak organisasi dan usaha konvensional maupun digital belum menggunakan data sebagai acuan maupun memaksimalkannya.
Dia akhir video disebutkan TikTok sudah bukan berupa aplikasi lagi namun sudah terintegrasi ke setiap Device. Hal ini sudah dilakukan duluan oleh Google. Saya sadar betul betapa berbahayanya Google dengan Android nya ini bisa mengkoleksi data kita, membaca minat kita, mendengar percakapan kita dan mengikuti kemana kita pergi selama ber tahun2 lamanya. Bukan, google tidak akan mengancam umat manusia dengan perang nuklir seperti Skynet di film Terminator ya, namun kita bisa bayangkan jika Google mematikan semua layanan nya di Indonesia 1 hari saja, akan sebesar apa kerugian nya?
Udah jd ekosistem baru kayak listrik. Udh saling bergantung, kalo suatu saat ada hal diluar dugaan terjadi dalam jangka waktu yg lama atau bahkan sistemnya runtuh yg bertahan hanya masyarakat diluar perkotaan yg pakai internet gak punya akun (email, sosmed, maupun online shop) & sekedar menjelajah di mesin pencari meskipun sangat jarang.
Sy malah merasa lucu periode Donald Trump, US blokir Tiktok karena merasa diancam keamanan nasionalnya oleh China. Padahal intervensi US ke negara lain melalui teknologi (politik) lebih banyak, agresif, dan lama. Menarik siapa ngikutin siapa yg bakal mendominasi.
Ada film dokumentasinya tentang Google dkk. Buat yg belum nonton, namanya Social Dilemma ada di Netflix. Mantan Founder2 yg jadi narasumbernya. Ngeri bos
Klw opium pribadi sy adalah Dr Indrawan. Karna selalu menambah wawasan dan dapat pemahaman berbagai sudut pandang. Yg membuat sy selalu penasaran wawasan apalagi yg akan di bagikan😁
@@visimisi4750 makanya saya bilang, yang kurang hanya orang jujur. Orang cerdas sudah banyak tapi ya itu, kecerdasannya dipake buat hal gak bener seperti menipu dll.
Salut dan sekaligus terima kasih buat mas indrawan 🙏🏻, sudah menyajikan konten pembahasan seperti ini, mulai dari histori, analisa, analogi berpikir, dan cara implementasi penyampaian yang luar biasa dalam pembahasan ini khusus nya untuk aplikasi ini ( saya tidak mau menyebutkan nama aplikasinya). Sekali lagi terima kasih untuk konten seperti ini.. Salam 🙏🏻
as a developer, justru kelebihan tiktok yang menjadi kekurangannya. There's so many services running in background yang bisa menghabiskan resource (battery) cukup massive. Permission yang terbilang aneh saat diinstall membuat saya selalu ragu untuk menginstallnya.. namun ini hanya opini pribadi
sebagai developer anda bikin aplikasi apa.... harusnya klo tau kelemahan TikTok berarti anda bisa membuat aplikasi seperti TikTok malah lebih hebat cuma bacod.... Gus Syamsudin jg bisa😁😁😁 bikin dong yg unicorn atau decacorn anak SMP jg bisa jadi developer....jgn ninggi tapi 0
13:20 bener banget. Fitur FYP sangat membuat kreator kecanduan. Sy baru mulai dan punya follower 80 aja.. dpt penonton 100k , otomatis lngsung terpacu buat video lagi untuk mendapatkan sensasi fyp tersebut alias terkenal..
Terima kasih pak videonya.. dari sebelum tiktok viral saya pernah install tapi saya uninstall lagi dan gak pernah install lagi sampe sekarang.. ternyata salah satu alasan saya dibahas juga di video ini..
Regulasinya yang harus diatur & disesuaikan dengan norma dan etika masyarakat Indonesia. Berikan sanksi yang tegas apabila pihak Tik Tok tidak mau mematuhi aturan dan syarat yang telah ditetapkan karena kita punya hak sebagai negara berdaulat yang wajib melindungi rakyatnya dari dampak negatif
@@JaketHitam7 tik tok lebih adaptif dari UA-cam 😅, saya salah satu pencandunya 😐 dan menurut saya berhenti nonton tik tok lebih sulit dari berhenti ngerokok😢
Tiktok memang banyak memiliki sisi negatif tapi tiktok sangat membantu para pengusaha apalagi dengan adanya fitur tiktok live, dulu yang buat live hanya orang-orang gak jelas atau cewe2 seksi, tapi sekarang live isinya orang jualan semua, bahkan perusahaan tempat gw kerja harus bersaing dengan brand lain buat bikin live streaming berjam-jam untuk memperoleh sales yang tinggi dan terbukti sangat efektif, tergantung masing-masing kita sih.
Videonya bermanfaat sekali, pada awalnya saya hanya berpikir kalau TikTok berbahaya untuk industri digital karena menghambat aplikasi buatan Indonesia seperti Tokopedia yang akan didisrupsi oleh TikTok Shop dan aplikasi Sosial Media Indonesia selanjutnya yang mungkin akan dikembangkan nantinya tetapi karena TikTok terlalu populer maka aplikasi buatan kita sendiri kurang diminati Ternyata lebih dari itu sampai mempengaruhi psikologis tiap individu
Efek merusak khususnya bagi generasi muda itu memang di kemampuan konsentrasi mereka yg menjadi sangat rendah, hanya hitungan detik saja. Dan Dr Indrawan menyebut "belum ada bukti data tiktok digunakan PKC (pemerintah China)" itu sudah tidak valid. Sudah ada buktinya bagaimana PKC bahkan menggunakan tiktok untuk memata2i pejabat pemerintah, pejabat militer dan keluarganya (pergerakan mereka, posisi mereka, nama dan posisi mereka dalam struktur organisasi, dsb. Kalau tidak salah ingat, channel "serpentza" pernah menunjukkan buktinya.
@@gadgetgasspoll Korban? 🤔 Bisa ngebantah nggak sama bukti2 yg dibabar si Winston? Doi belasan tahun tinggal di China dan punya istri org sana lho.... Atau cuma sekedar komen fifty cent army yg menelan bulat2 propaganda dan dusta PKC? 😂
Ma syaa Allah, keren banget insightnya pak, Alhamdulillah dari channel ini saya banyak belajar untuk terus Rise Above the Crowd. Semoga senantiasa sehat dan berkah selalu ilmunya pak..😇😇
Kontennya selalu daging Dok, suka banget analisanya 😭 Alhamdulillah nggak pernah nginstal tiktok sih, tapi kontennya emang beneran menjamur banget di semua platform, aku main pinterest/youtube/twitter banyak banget nemu konten2 reupload dari tiktok Tapi China memang aku akui hebat banget sih, nggak cuma bisa nyiptain aplikasi di bidang media sosial yang bikin candu tapi bisa juga nyiptain aplikasi games yang bikin candu kayak Genshin Impact buatan mihoyo/hoyoverse, sampe-sampe ada developer luar yang ngejiplak Genshin, gila sih aku akui sumber daya manusia di China pada pinter-pinter semua, heran
Sebenarnya TOF itu game buatan China juga dibawah payung Perfect World Co.Ltd, secara kasarnya dulu Korea Selatan menguasai pasar game dan mobile tapi itu dulu Sekarang ada penguasa baru yg namanya Tencent trus Perfect World Co.Ltd hampir semua game mobile itu dikuasai 2 perusahaan raksasa itu sebenarnya
Sampai saat ini saya gak punya Tiktok. Orang yang mengupload Tiktok, rata-rata menggunakan facebook, IG dan medsos lain untuk promosi Tiktok. Anak-anak di daerah saya, awalnya suka Tiktok, tapi lama-lama mereka bosan, dan lebih banyak melihat youtube, karena mereka bisa melihat video panjang, baik itu animasi, game, hingga komedi dibandingkan Tiktok yang singkat. Yang semakin menggila sepertinya youtuber karena sangat menjanjikan untuk mendapatkan income. Tapi lihat saja nanti, China pun bukan negara yang tanpa hutang, hutangnya menembus 500.000 ribu Triliun. Ini sekarang Amerika membatasi bahkan bisa menyetop Nvidia dan AMD. Sedangkan teknologi China sangat ketergantungan dengan itu.
Kalo saya boleh merangkum sih bukan hanya obat²an yang bisa memberi dampak adiktif, sosmed pun bisa menjadi adiktif bila "dikonsumsi " berlebihan. Dulu generasi saya selalu dikontrol dan diawasi generasi yang lebih dewasa agar kami dapat mengatur waktu dan mengarahkan kami agar kami mengerti kapan kami bermain, kapan belajar, kapan beristirahat, dan aktivitas lainnya. Karena patut diingat kalau modal utama manusia yang sering terabaikan adalah waktu sehingga beberapa diantara manusia sering healing yang berlebihan sampai kehilangan momentum untuk bounce back. Pertanyaannya sekarang apakah "generasi dewasa" saat ini mampu mengarahkan generasi selanjutnya di tengah tantangan global yang pasti akan semakin menantang. Anyways thanks alot pak dok 🙏
Bagi saya, Opium saya adalah Channel pak Dr.Indrawan Nugroho :D... selalu menyandukan untuk melatih otak menjadi lebih cerdas.
Dulu aku anggap tiktok ga selamanya negatif, banyak video ilmu pengetahuan, tips" yg aku ga tau sebelumnya. Tapi sekarang aku mulai sadar. Tiktok membuat candu yg luar biasa. Ketika lagi scroll, 2 jam 3 jam tak terasa. Akhirnya banyak waktu berhargaku yg terbuang sia-sia. Lalu aku memutuskan uninstal aja, karena menurutku banyak informasi positif seperti ilmu pengetahuan, tips n trik di platform lain, contohnya youtube. Sekarang aku lebih bahagia terutama masalah kesehatan mental. Aku juga mulai mengurangi penggunaan sosmed khususnya IG karena membuat mental kita tidak sehat. Semoga kita semuanya dapat memanfaatkan hal" positif di era berlebihan informasi ini.
Nice 👍. Jangan ampe candu ama tu 2 sosmed
Sama buka ig cuma liat liat berita tok. Lebih sering buka youtube bisa milih konten yang sesuai dengan kita dan sepertinya ekosistem youtube cukup lebih baik.
Sebenarnya algorithma Tik Tok itu bagus untuk membantu kita melakukan sesuatu hal yang kita gak tahu. Yah emang banyak hal baik dan hal buruk agak samar untuk bisa dibedakan.
Bener banget.
Detox dopamine
Saya selalu bahas hal ini ke teman2,,dan kalimat yg keluar dr mulut mreka sbagian besar adalah ga usah mikir terlalu jauh..
Tiktok dgn sangat halus menyerang mental dan kecerdasan.. bkan untuk generasi kita yg sdh dewasa skr ( wlopun notabene bnyak juga org dewasa yg kena ),, tp yg utama adalah untuk generasi 20-30 th mendatang..
Efeknya keberhasilannya sdh tampak nyata ddepan kita,, sangat nyata!!! Tp sygnya ga semua org paham..
Real new form of opium..
betul sekali, orang yang biasa nonton konten durasi singkat akan merasa cepat bosan saat belajar. Proses dalam belajar memerlukan waktu yang tidak sebentar jika ingin paham secara keseluruhan, kalau konten di tiktok walau memang ada "ilmu" nya tapi cuma bagian permukaan aja
Sudah disebutkan dalam video ini, lebih tepatnya "Attention Span" sebagian besar berkurang nya rentan perhatian, kalau di jabarkan sangat luas, dan sebagian kecil saya berharap anda mempunyai attention span.. 🙏🏻
salam..
5 tahun lagi udah ganti metaverse.. Nantinya tiktok juga ketemu titik jenuhnya
setiap generasi, punya pelampiasan candu.
dulu generasi milenial, masih kecanduan friendster.
kemudian beralih ke facebook, sekarang facebook kemungkinan dipakai oleh generasi boomer
kemudian milenial dan genz memiliki candu antara instagram, twitter..
lalu adik2 kita sudah kecanduan tiktok.
setiap generasi, memiliki candunya masing - masing.
Iya jaman dulu gw kecanduan MIRC wkwkkw
Dulu komik jepang menjadi candu
Video yg sangat bagus. Sedikit tambahan bahwa Tiktok tidak akan mampu menguasai orang2 dgn level pemikiran yg cukup tinggi dan psikologi yg sehat. Cukup wajar kalo di negara kita anak2 yg banyak menjadi korban. Ini bukan salah Tiktok, tp salah orangtua mereka
Penonton konten saya di yutub sekarang sepi, banyak nya ditiktok. Namun di titkok tak ada monetisasi, jadi percuma penonton dan folowers di titkok banyak tapi sulit dapat income tetap. Sulit juga menarik penonton dari tiktok ke youtube.
makanya andalan nya itu live ama keranjang kuning
banyak peluang monetisasinya, dan disini yg belum ada regulasinyq dr pemerintah
Sudah jelas beda ,,penonton itu mencari yg lebih cepat ,menghibur dan dapat disimpan tanpa mendownload ,, sudah jelas di paparkan dalam video fitur scroll itu membuat pengguna menjadi lebih betah di banding UA-cam..apa lgi rasa kepuasan menemukan apa yg di cari ..apa lagi sekarang tik tok sudah memperpanjang waktu videonya yg tdnya hanya 1 min Sekarang sudah bisa sampai 10 menit
Bahkan di lingkungan saya, yang menggunakan TikTok lebih banyak adalah anak-anak mulai usia TK dan SD. Bagi kita yang dewasa mungkin kurang atau belum tertarik dengan TikTok namun anak-anak sangat tertarik. Bahkan saya diajari oleh keponakan saya yang berusia 6 tahun dalam menggunakan TikTok. Pembatasan usia oleh Kominfo nyatanya belum mengatasi. Anak-anak dengan mudah menggunakan TikTok.
Ya itu salah kalianlah orang dewasa kok ga mengawasi & membiarkan mereka main tiktok? Dari aplikasinya sendiri udah ada batas usianya & ada batasan usia juga dari pemerintah. Artinya manusia yg belum mencapai batas umut tsb ya gaboleh akses. Si adek² itu gamungkin bisa akses tiktok kalo pake email sendiri yg batas usianya ga sampe. Mereka pasti pake email dari bapaknya/emaknya, disini jelas yg salah siapa? Salah orangtuanya/orang disekelilingnya. Jangan tolol amatlah jadi orang 👌
Kalo ponakan saya yg masih 10 tahun, dah sdari awal saya set hp nya ga bisa download aplikasi berbahaya kayak tiktok. Mending anak kecil main game kayak roblox atau minecraft, lebih berfaedah untuk kreatifitas nya.
@@nunjukai Si paling cerdas. Luar biasa kakak dewa pebe. TS nya ga niat berantem bahkan gak menyalahkan siapapun, eh ini orang main ngegas aja. Lagi kecanduan apa nih suhu? 🤡
@@asar1065 Mantap kamu Asa, dah tua wibu pula wkwkwk argumen wibu ga dianggap dek, sana lanjut main genshin impact kwowkwokwowkow
@@asar1065 apaan sih? Bukannya dia ngomong nyata dilapangan yah? Kok dihujat? Gk nyambung lgi argumentnya 😪. Lu kenp bego 🗿
Sebagai mobile developer memang perlu diakui user experience tiktok berupa gebrakan yang cukup wow yaa, kita diberikan content dengan layar fullscreen dan potrait pula jadi gak perlu repot" lagi untuk memutar hp, dan untuk mengganti content hanya dengan swipe up
Bang mau tanya, misal nih kita sering like² atau komen konten² tentang perang, nah yg sering muncul di beranda jg konten2 tentang perang. Nah pertanyaannya nah itukan tentu diatur oleh developernya yg berhubungan dengan Big data, nah yg kek gituan ilmunya masuk kebagian mana yah bang? Ke ilmu data secience atau apakah gitu
@@javadev9841 masuk di data analitic atau data scientist mungkin
ViewPager2. Bukan hanya full screenya sih tapi juga algirthma nya.
@@javadev9841 algorithm
@@javadev9841 itu namanya algoritma, di youtube juga begitu. sebenarnya ini gak lebih dari propaganda dan penggiringan/penggiringan opini, saya bisa buka facebook dan lihat iklan dari tokep yang baru aja saya buka beberapa jam sebelumnya. Karena faktanya tik tok videonya berdurasi pendek dan gampang di gunakan, ini dua faktor utama yang membuat orang banyak yang suka. masuk akal khan? Di banding facebook yang dikit2 ban 30 hari tanpa alasan. Melesatnya tiktok dan kejatuhan sosmed2 barat hanya alasan bisnis untuk menyebut china ingin menguasai dunia dengan memata2i. Dari dulu juga begitu propagandanya, katanya di china pemthnya pasang kamera cctv buat mantau rakyatnya, jadi pembentukan opini kayak robot aja di sana. Faktanya kamera cctv yang dipasang fungsinya sama kayak di gedung2 di indonesia juga, gak ada kerjaan kali pemthnya memata2i begitu banyak orang dan buat apa pula. Itu mah amerika, kayak pilem enemy of the state.
Orang kalau sudah paham psikologi target memang jadi pintu awal berbagai celah dan kesempatan. Hanya manusia yang berpikir kritis secara logis dan mampu sadar dari euphoria sesaat yang keluar dari lingkaran setan.
Terima kasih ilmunya pak. Meski tidak bisa menghindar atau melawan sistem predator seperti tiktok, setidaknya jika sadar dengan realita di baliknya, orang bisa memilih untk tidak jadi kelas bawah yang diperbudak disruptor.
Pppppp
Pp
Pp
Game online dan media sosial merupakan "Candu Modern" yg kurang di sadari para usernya, memanfaatkan hormon adrenalin (dlm game) sehingga kita terus terpacu untuk memainkannya dan hormon dopamin (sosmed) di otak kita sehingga kita mendapatkan "rasa bahagia sesaat" terutama dari dari fitur *di sukai oleh dan dilihat oleh* itulah yg bikin kecanduan, jadi sadari dan mainlah game dan medsos *SECUKUPNYA*
Manfaatkan saja dan ambil positifnya.
Untuk orang yg tak menghasilkan uang, mungkin terlihat sia-sia..tpi kalau untuk yg bisa merubah hidupnya, mungkin bisa jadi bermanfaat untuk dia. Intinya jadilah orang yg cerdas aja.
Perbedaan antara:
1. Mereka yg BUKAN user Tiktok
2. USER Tiktok tapi cuma utk kerjaan
3. USER Tiktok yg kecanduan & militan.
Dapat Anda lihat bedanya lewat balasan komen di bawah ini 👇👇👇👇👇👇
Silakan tentukan mau jadi yg mana.
Komentar awal:
"Sampai hari ini belum tertarik utk download Tiktok :) nonton UA-cam lebih sering utk nambah ilmu dan nonton podcast. Jadi memang butuh yg durasi agak panjang. UA-cam tetap akan punya tempatnya sendiri sih ya. BTW, apakah semua aplikasi medsos ini juga berbagi data mereka dengan pemerintah kita??"
jngn sampai donlot.ntar kecanduan. kya saya,dulunya anti tiktod.skrng tiap hri buka tiktod
Iya sy juga..
Jangan didownload mba, biar ketinggalan kereta🤣🤣🤣
Kadang kita perlu buka diri untuk tahu apa yang belum kita tahu, supaya sebelum kita membading, penilaian kita objektif. Salam sukses buat DR. Indrawan Nugroho yang tidak pernah terlewat youtube channelnya dan tiktok channelnya 👍👍👍
Aku juga belum pernah download Tik tok, tapi rada tertarik karena denger orang sekitar belanja di tik tok beneran free ongkir.
cuman tunggu waktu nanti bakalan di dowenload juga
Quote : " Kegelisahan akan membuat anda terbangun & tergerak untuk berbuat untuk belajar untuk berkarya, kegelisahan akan memaksa anda untuk keluar dari zona nyaman melewati lembah - lembah ketakutan dan akhirnya naik ke puncak pertumbuhan".
Semua sosmed pun kalo soal data pun bisa didebatkan soal privasinya. Tapi Tiktok ini sangat berbahaya karena benar-benar “memudahkan” orang untuk merasakan jadi terkenal. Gak cuma kecanduan liat konten, banyak juga yang kecanduan jadi terkenal dan cari popularitas dengan cara apa pun di Tiktok.
Benar apa yang direkomendasikan oleh Tiktok bisa kita atur dan menyesuaikan dengan apa yang kita biasa tonton dan sukai. Tapi dibanding sosmed lain, mengendalikan algoritma Tiktok jauh lebih sulit dan Tiktok seolah mengedepankan algoritma FYPnya dibanding koneksi dengan orang-orang yang memang kita follow.
mendistrupsi dunia entertainment
Instagram 10 tahun lalu juga begitu, organic reach nya begitu bagus sama kaya FYP nya Tiktok, sudah hal lumrah semua platform sosial media akan seperti ini cara main nya
KERDEN SEKALI DOK…!!! Sampai kepslok sy JEBOL
@@randi-q6k instagram dulu gk candu + konten instagram yg kita tonton dari orang yg kita follow saja/yg kita kenal
Beda dengan tiktok
@@randi-q6k Instagram juga punya fitur explore tapi bukan itu yang ditampilin di laman depan.
Harus ada kampanye sosial tentang pembatasan penggunaan gadget untuk anak-anak dan remaja, karena mereka adalah kelompok usia yang paling rentan terhadap dampak negatif aplikasi2 di smartphone.
Sependapat
Hari2 saya lebih senang di you tube, belajar dan menyimak para ahli di bidangnya. You tube yang memungkinkan kita mengenal dan tahu lebih banyak orang2 yang berkompeten.
Ngeri banget dengerin analisanya pak Doktor. Bener2 candu. That's why I focus on videos with at least 7 mins duration. Krn bisa tetap maintain focus & grasp ilmu nya bukan asal tahu sekelumit.
Terima kasih buat analisa2nya yang awesome always! 🤩
Percuma hanya merugikan pihak penjual.
Yang untung hanya pembeli.
Mending jualan di lazada, Shopee, dan toko pedia. 4 thn saya aman gak dirugikan oleh pihak aplkasi.
Sedangkan TOKTOK tidak❌ ada live chat langsung untuk keluh kesah penjual.
Dahulu china pernah kalah perang karena mereka di serang oleh senjata candu, sekarang mereka balik menciptakan senjata candu modern untuk menyerang target mereka, menurut videonya mardigu wp TikTok memang alat mata-mata intelijen China.
ngomong apa cok! bahasa di campur2
@@labold552 nah ini baru benar. kenapa komen bahasanya di campur campur goblok
Benar, dok. Ketika penghasilan di youtube menipis sebaliknya penghasilan di tiktok meningkat tajam.
Alasan selanjutnya tiktok mempersilahkan konten kreator mengunggah video panjang hingha 10 menit.
Tiktok juga memberikan penghasilan besar, mulai dari bonus, afiliasi hingga berjualan online dan LIVE. Penghasilannya sangat gede
Pengen ngomong aja sebenarnya:
1.Dari awal kulihat , para pakar yg mengkritik tiktok kebanyakan berasal dari barat (entah Amerika atau sekutunya), dan kebanyakan darinya cenderung menyindir, seperti tiktok menyebabkan candu, gangguan mental dll.dll, kecurigaan saya terdapat semacam ketidakpuasan atau bahkan kebencian negara barat terhadap kemajuan perekonomian negara Asia.
2. Menurut saya tiktok dimasa depan akan jadi semacam bahtera Nuh kedua, dimana ia akan menyeleksi kaum kaumnya berdasarkan habbit dan bahkan lebih buruk, ras/agama dsb.
3.Trus jadi Ndak nyesel belajar Jean baudillard dengan teori konsumerisme, setidaknya jadi tau batasan², mana yg perlu dimakan mana yg tidak
Iya FB ama IG uda kalah ama tik tok soalnya
Setuju sekali
DIbalik kontennya yang sangat mencerahkan, saya semakin kagum dengan cara bertutur Pak Indrawan. Spoke person, narator, dan pelulis dengan kemampuan diksi yang keren. Salam Pak.
Jual akun instagram & tiktok real indo
ua-cam.com/video/rrHAmQoBEhg/v-deo.html
Cocok buat akun bisnis & pribadi
FStore punya banyak reseller
semakin canggih technology, mungkin semakin memudahkan kita sebagai manusia dalam berbagai aktivitas, di sisi lain semakin membutakan kita sebagai mahluk sosial, hilangnya keramahtamahan, tidak adanya human touch, hingga lupa bahwa dunia ini hanya tempat bersinggah, mengumpulkan bekal. Astagfirullah...
Matinya rasa Sosial dari humaniti/manusia sebagai mahluk sosial.
Menurut saya semua aplikasi medsos seperti youtube, IG, facebook membuat kita tdk akan lepas umtuk menatap smartphone berjam jam, dan semua aplkasi tersebut dibuat di amerika yg berarti data diri kita, keinginan kita sudah mereka ketahui
Benar bang,
Akhirnya ada orang yang terpandang bilang ini.
Dulu 2020 saya bilang di facebook bahwa tiktok itu bahaya dan mencandu, eh malah di serang banyak orang dengan cacian.
Semoga bisa membuka mata semua orang dengan video ini.
Kadang orang memang gak suka kalo app favoritnya diusik...wkwk
@@bangzalfilm wkwkwk betul om.
Mungkin saling addictnya jadi malah kaya bela belain
Masih mending, coba senggol fans K-Pop niscaya akunmu menghilang
Sangat bermanfaat untuk generasi muda berikutnya... Semoga semua orang menyadari dampak negarif ari tiktok ,,luar biasa terima kasih selalu untuk mas indrawan semoga selalu di berikan kesehatan panjang umur dan terus membuat konten bermanfaat
PUSAT JUAL AKUN INSTAGRAM TERBESAR SELURUH INDONESIA
ua-cam.com/video/rrHAmQoBEhg/v-deo.html
Banyak sekali insight bagus dan penting dari sini. Saya simpulkan sendiri jadi 3:
1. Betapa dahsyatnya pengaruh Tiktok (sekarang dan yang akan datang)
2. Tiktok punya efek candu karena kecanggihan algoritmanya mengenali pengguna
3. Kita harusnya resah dan gelisah dengan keberadaan tiktok untuk bisa menghasilkan karya
"Saya berharap videonya membuat anda takut atau setidaknya gelisah. Karena kalau enggak anda akan terus tenggelam dalam kenyamanan perasaan berhasil Anda hari ini yang itu fana. Kegelisahan akan membuat Anda terbangun dan tergerak untuk berbuat untuk belajar untuk berkarya. Kegelisahan akan memaksa anda keluar dari zona nyaman melewati lembah ketakutan dan akhirnya naik ke puncak pertumbuhan karena seperti kata Andrew Grove, CEO Intel yang pertama: "Only the paranoid servive!"
Thanks Coach Indra. Semoga inspirasinya mendorong saya dan kita semua untuk menghasilkan karya!
Yg bikin Candu itu HP kita semua,,
Internet, sosmed, Game,,,
semua yg candu itu yg kita HP genggam skrg. Tidak sekedar 1 aplikasi yg di kambing hitamkan.
Semua ada sisi positif & negatif.. yg penting paham kontrol diri.
Betul .. HP lebih tepatnya yg bikin Candu
@@kaumkusam9148 di Tiktok banyak manfaat ketika digunakan secara positif kita bisa dapat informasi terkini, hiburan, promosi usaha/dagangan kita..
Jadi tidak setuju kalo semua yg ada di Tiktok itu negatif
Pembelajaran yg di dapat bisnis itu kemampuan membentuk Ekosistem dgn cara mempunyai data, empati customer, kreativitas solusi dan kebutuhan customer. Trima kasih pak Indra atas pencerahannya.
Tanggungjawab orang tua untuk melindungi anaknya dari hal yang sia-sia, apalagi yang buruk. Sibuk tidak bisa dijadikan alasan untuk kabur dari tanggungjawab.
Satu lagi coach indrawan, bahwa layar yg digunakan adalah potrait. Cukup membuat nyaman pengguna, tanpa mereka harus memutar lanscape layar hpnya
mnutku ga cuma tiktok yg kaya gitu, bahkan aplikasi yg kita pakai skrng juga pasti ngumpulin data mirip sama tiktok. Daripada tiktok, google lebih hebat kalo ngumpulin data. Apalagi akun google sudah hampir dipakai di semua device, bahkan lampu, pintu, wifi, semua bisa otomatis pakai google. Kalo ada orang yg bilang stop pakai tiktok tapi tetep pakai google agak munafik sih. Menurutku gaperlu stop, mungkin cukup batasi aja penggunaannya, kalau bisa ya ikut mencari kesempatan di tiktok atau aplikasi lainnya yg dapat menguntungkan.
Hal seperti ini harus diedukasi untuk generasi Z saat ini. Tidak ada lagi mental bahwa keberhasilan adalah jalannya dengan melalui Berproses. Semua serba instan. Semangat untuk membuat konten seperti ini.
Jual akun instagram & tiktok real indo
ua-cam.com/video/rrHAmQoBEhg/v-deo.html
Cocok buat akun bisnis & pribadi
💥 Open Reseller
Respect so much untuk mu Dr, ilmiah dalam membuktikan besarnya kerusakan yang di buat oleh sosial media (tidak hanya) tiktok. Bahkan saya merasakan kegelisahan nya dr Indrawan. Terbaik
sebagai penikmat UA-cam generasi pertama. Sy udh nonton UA-cam dari tahun 2006. Dan sy ingat betul dulu UA-cam itu didominasi video pendek yang absurd dan dance2 gitu. Dan video itu banyak yang direkam secara vertikal/portrait dengan kamera Hape.
UA-cam di masa itu sangat FUN, mungkin karena sy juga kala itu ada di generasi yang baru saja tamat SMA.
Tapi kemudian sejak dibeli Google, UA-cam bertransformasi jadi kayak TV yang mana algoritma lebih mementingkan video panjang kayak acara TV. Kemudian acara UA-cam mulai berkembang ke acara berbudget tinggi... bahkan hampir menyaingi acara TV sebenarnya.
Sy tentu saja enjoy, karena ternyata UA-cam "menua" bersama usia sy.
Tiktok jelas konsumsi anak muda... Tp spirit nya Tiktok sama persis dengan UA-cam di awal2.... Video vertikal/portrait dan pendek2.
Iyah gw liat video2 UA-cam thn 2005-2006 kocak2. Absurb gimana gitu 😂
waduh kangen youtube lama
Terima kasih sharingnya Dr. Indra, dari segala kontroversialnya Tiktok, terbuka sebuah peluang bagaimana kita bisa ikut bermain dengan senjata "Tiktok" dalam dunia bisnis.
Sy juga ngarah kesitu 👍😀
Disrupsi bukan dimulai Tiktok, tapi Instagram yang memulai. Banyak penelitian beberapa tahun lalu mengenai efek social media social media yang menyebabkan kecanduan di kalangan usia muda. Tapi tidak pernah ada satu mediapun di Indonesia yang membahas kecenderungan itu. Dopamine building karena likes sudah dimulai dan justru memang dimanfaatkan oleh perusahaan social media ini karena mereka memiliki ahli yang mengerti psikologi manusia. Bedanya tiktok itu berbentuk video dan video pasti lebih addictive dibandingkan foto. Dan sewaktu instagram mulai mengadaptasi menjadi video yang disebut real, Instagram sudah terlambat karena Tiktok sudah menguasai pasar.
🆙
@Ahmad Junaidi Bener, cuma dengan adanya tiktok terjadi akselerasi dan jangkauannya menjadi lebih luas. Tiktok berhasil menjaring user yang jauh lebih muda daripada instagram dan facebook.
@@unseen6420 jd ksimpulan.. ig fb akan kah bernasib sma sprti nokia dan blackberry kah
@@imamcimon9249 Kurang tau juga karena saya bukan expert. Mungkin konsep "metaverse" dibuat untuk menyelamatkan perusahaan tersebut meskipun metaverse sendiri masih sangat abstract konsepnya bagi aku yang awam.
Jadi ya memang ada kemungkinan IG FB bernasib seperti Nokia dan Blackberry kecuali mereka bisa menemukan cara untuk menarik kembali user yang pindah platform. Di sini ilmu psikologi berbicara :)
@@both82 Iya , sebagai orang yang mengalami sendiri zaman yang disebutkan diatas. Teknologi bergerak sedemikian cepat.
Apa ada yg menangis.....saya takjub dg kecanggihannya tp sedih krn akibatnya yg lbh bnyk negatifnya,terlihat biasa tetapi seperti penjelasan bapak bisa memabukkan,melenakan dst,smntr waktu bernilai tp bnyk utk sebab hal yg kt tdk diperintahkan.ingn mnjd mnsa yg memberi bnyk manfaat dg sgl kmdhn zaman,tp takut dg t.jwb yg akn diper t.jwbkn.inikah zaman dmn dunia dibuka seluas2nya,bgt mdh mndptkn materi tp kdg kita lupa akn t.jwb yg akn kt pikul nanti.
Terimakasih pak,sehat selalu.sy like krn mencerdaskan...bismillah
Tiktok juga membuat marketplace yang menolong banyak penjual online sukses. Bener bener candu
penjelasan yang menarik, kita tunggu kedepannya apakah algoritma tiktok bisa mengontrol tindakan manusia secara kehidupan sosial. semoga hal baik terus menyertai kehidupan insonesia yang beragama dan berbudaya. aminn
jangan tunggu kedepannya. pengalaman anak saya lebih senang dengan hp ketimbang kumpul dg keluarga
Saya sudah sadar terkait bahaya TikTok sejak 2 tahun yg lalu, tepatnya pertengahan 2020. TikTok benar-benar sangat bahaya secara Teknologi, mampu memanipulasi psikologi pengguna dan memanipulasi culture. Maka dari itu saya Uninstall TikTok mulai saat itu agar Otak dan Psikologi saya Sehat. Dan hanya install UA-cam & Twitter.
YES, media sosial adalah "Candu Modern/Neo Candu" memanfaatkan cairan dopamin di otak kita.
Selamat malam Pak. Maaf permisi bertanya, umur bapak kepala 6 ya? Sekian dan terima kasih,
hapus youtube,dll juga pak 😀
@@aplikasipapua132 lebih baik tidak pakai sama sekali
Hapus Twitter, biar gk jadi Toksik. Malah Twitter lebih mengerikan dan cepat buat merusak mental dri.
Intinya kemajuan teknologi tidak bisa kita cegah perkembangannya, fokus ke yg bisa kita handle secara internal, memang menjadi orang tua masa kini lebih berat tantangannya, mulailah dari hal kecil seperti membatasi anak dalam penggunaan hp dan seiring waktu bisa ditingkatkan lagi ketahapan edukasi berikutnya.
Douyin di China bener2 berbeda dengan di Indonesia. Kalau di China itu ada pengaturan untuk pembatasan dibawah umur dengan mengunci konten2 dewasa, yang muncul hanya konten2 anak dibawah umur seperti cara menggambar, mengenalkan nama2 buah, dll yang berbau anak2. Ini bener2 membantu untuk orang tua yang sudah memberikan anak kecil HP(khususnya di Indonesia) namun disini belum ada pengaturan ini.
Ternyata pendukung KOMUNIS CHINA ada juga disini
@@maisloloda8848 lah
@@maisloloda8848 saya bangga komunis
@@maisloloda8848 terus lo mau ape kalo ga suka sini kita duel
@@wisnuakbarprakosa9939 bocil mental sosmed
Zaman sekarang kebanyakan social media seperti Instagram UA-cam meniru tiktokdll.karena mereka tau tiktok adalah pesaing berat bagi mereka
TERIMA KASIH PAK, sangat bermanfaat sekali ini video ini untuk membantu mengembalikan kehidupan yang normal 🙏
emang bapak ini keren banget
diliat dari segala sisi kalo bahas bisnis entah jadi pembawa acara, pengisi acara, atau konten kreator semua ilmunya itu terasa kayak nasehat orang tua, mudah untuk diambil informasinya
pastinya butuh pengalaman untuk bisa membentuk gaya bahasa dan pembawaan kayak gini
sehat terus pak
dan sudah terjadi sekarang. Dr.Indrawan Nugroho adalah org yg cerdas.
Luar Biasa Pak Indrawan
Edukasi dan Motivasi nya semoga mencerdaskan yg menonton Video ini.
terus bagaimana dengan Social Media Indonesia Symbolic ID, apakah sosmed ini akan bisa mendisrupsi sosmed2 yang sudah ada?
Hm saya aja belum pernah dengar. Kalo iklannya gencar dan aplikasinya memang bagus pasti bakal laku
pemiliknya noe letto itu bukan
Iya kak foundernya mas sabrang neo letto
Semua platform sekarang berlomba2 ngeluarin fitur kayak TikTok. Jadi tinggal pilih data kita mau dikasih ke siapa.
Wkwkwkwwkwkw betul bingitz, secara sudah kita serahkan ke Android atau iPhone 🤭
Mantap dok ilmunya.. Dagiiing..
Saya memang ragu sejak awal dengan tiktok.. Perasaan saya mengatakan pasti ada misi tersembunyi di balik cerdasnya tiktok ini, karena itu alkhamdulillah saya tidak pernah punya tiktok atau akunnya.. Semoga video ini bisa tersebar luaskan segera agar banyak yang segera terselamatkan dari keindahan fana ini..
sebagai generasi yang pernah kecanduan chat MiRC dan medsos Friendster di awal-awal tahun 2000-an, saya sama sekali tidak tertarik menggunakan TikTok. Hidup tanpa narsisme di medsos membuat hidup lebih tenang.
aplikasi sosial media china cepat gede dan bisa bersaing di kancah global karena punya penduduk yg besar dan pemerintah di sana sangat kuat mengontrol pasar mereka, jadi saat produk mereka menguasai pasar lokal maka sudah cukup untuk bisa bertengger di posisi puncak perusahaan global.
Gak juga
Ditambah lagi krn anak2 muda China tuh jenius2, rata2 berIQ tinggi, yg didukung oleh pemerintah tentunya.
Cuma dr sisi global, masih banyak kepengaruh oleh pandangan barat soal china yg kolot, kaku, tidak berisi orang2 pintar, hanya bisa bikin bajakan. Jadi tiap China ada berita soal kemajuan teknologi, pihak luar menilainya "ah propaganda nih, fake"
Pdhl ya soal teknologi seperti ini contohnya, maju banget. Belom lagi penelitian2 lain yg terus digenjot.
Dg penduduk 1,4 miliar tp rata rata iq bisa 103 itu gila njer wkkwkw. Berarti klo menurut statistik bisa jd 1/5 penduduk china itu jenius alias iqnya diatas 120 an. Gmn kgk banyak coba sdmnya. Rakyat kita yg iq diatas 120 paling nggak sampe 1 persen wkkwkw. China kayak bgini karena gizinya dikuatin pas mao zedong. Mao zedong prioritaskan gizi dulu makanya china dpt hasilnya skrg yaitu warganya pintar semua. Memperbaiki gizi sebuah negara itu gk cuman dlm satu generasi tp hrs berkelanjutan. Nah ini yg mungkin kurang diterapkan di indonesia. Di vietnam aja dh melakukan hal itu pemerintahnya. Orang yg punya iq tinggi biasanya bisa survive lebih dr iq rendah. Liat aja statistik, dh pasti negara maju punya iq tertinggi di dunia.
@@Navra-sc2ws dikita pemerintah baru mulai mengurangi stunting 😅 masih tahap membina ibu2 soal koneksi gizi bumil, bocil dg kecerdasan otak. Jelas kalah langkah.
Belum lagi pernah denger kalo algoritma tiktok di China tuh gak kek di luar, jadi untuk anak sekolah algoritmanya lebih ngasih video edukatif ketimbang video joget random (cmiiw)
Medsos apapun sih tergantung orangnya, saya ngonten di TikTok tapi nggak pernah menikmati kontennya, alhamdulillah dapat cuan juga darinya. Buat yg skeptis dengan TikTok mungkin memang pengendalian dirinya kurang dengan mudah dikendalikan aplikasi
Konten apa bang?
@@jagogameplay766 dua akun bang, satu akun istri, ttg rumah tangga, akun saya dakwah
Dapet cuannya dari affiliate atau dari live bang? Tq
@@jagogameplay766 dari jualan langsung, dari affiliate dan dari live, hajar semua bang, yg penting cuan
FIlm dokumenter "The Social Dilemma" mirip penjelasannya dengan apa yang pak Indrawan paparkan. Bagaimana sosial media menjerat kita semua dan menanamkan sesuatu ke alam bawah sadar kita. Terdengar kayak teori konspirasi, tapi beneran keliatan di sekitar kita kalo diperhatikan baik-baik. The more we know, the less we know.
hhhyylhhhhhhhhhhjjhhhhhhhjjhhhhh
jhhhhhlhhhhjhlhhh jhhhjhhhhhhhhhhhhhhhhhjhhhhhhhbphjlhhhhhhhjhh
jhjhhhhhhhhh
Nonton nya di mana ya mas?
@@riyankurniawan4208 netflix
ua-cam.com/video/sZWbBLSQYZk/v-deo.html
saya sebagai developer os , semua apk bisa jadi dampak negative atau positive...khusus anak dibawa umur kita sebagai orang tua wajib mendampingi dan membatasi . . .kita juga sebagai orang tua harus lebih berpengalaman dalam dunia teknolgi dari pada anak kita....
Alhamdulillah buka tiktok cuma 1/2x tiap minggu (iseng doank)
lbh suka liat youtube yg mengedukasi. bisa berjam2 gua nonton video yg bermanfaat seperti ini di youtube. berasa manfaat ilmunya.
kadang cuma denger aja, layar mati. seperti dengar Podcast
Pak indra ini jenius, kalo bikin konten selalu on point. Good job pak
Satu hal lagi, ketika kita memutar musik yang di gunakan sebagai latar belakang, streamer/creator tidak terkena Copyright.
sebagai seorang pengusaha saya sangat tertarik dengan peluang yang tiktok berikan, tapi sebagai orang yang beragama dan berbudaya serta berkeluarga akan menjadikan Conflict of Interest karena dampak negative yg ditimbulkan jauh lebih banyak
Teknologi sosmed terus berkembang. Cara satu satunya ya ikut masuk dan manfaatkan sebaik mungkin. Namun ingat batas, kita tdk bisa melarang kemajuan teknologi sosmed, namun kita punya kuasa utk menolak terjerumus dari candu negatif sosmed.
Walaupun ga mungkin Tiktok harusnya diblokir di Indonesia karena saya juga merasakan walaupun tidak nonton Tiktok jelas UA-cam Short sangat menganggu dan membuat banyak kehilangan waktu
Tapi bagi gua kalau UA-cam gak seberapa negatif & mengganggu karena kebanyakan anak di bawah umur gak seberapa minat dengan YT, buktinya gua jarang melihat bocil di YT beda dengan Tiktok yang banyak bocilnya itulah penyebab kenapa gua setuju kalau TikTok di BLOKIR👍
Secara keseluruhan saya setuju yg disampaikan pak indra, dan skrg pak jga masih banyak konten negatif di tiktok seperti cewek2 seksi joget2 ga jelas, dll, yg saya khawatirkan ini akan merusak generasi penerus bangsa, terima kasih pak indra ilmunya 🔥🙏
Terima kasih atas insight yang bermanfaat Dr. Indra, Sebenarnya ada yang lebih powerfull dan digdaya dibandingkan Tiktok yaitu Google dan Microsoft. Dimana sudah mendistrupsi kehidupan kita sehari-hari. Mereka bisa memanfaatkan semua device yang kita gunakan dari sistem yang mereka buat untuk mempelajari aktivitas kita dan mengetahui habbit seseorang/negara. Serta bisa menjadikannya senjata untuk propaganda dan mendapatkan keuntungan.
Mungkin dalam lingkup yang lebih kecil, Saat ini juga mulai ada penerapan monitoring kinerja karyawan bagi perusahaan dari aktivitas yang dilakukannya didepan komputer. Aplikasi tersebut mencatat setiap proses apps dan website apa saja yang dibuka dan regular screenshot aktivitas yang sedang dilakukan untuk bisa menilai karyawan tersebut produktif/tidak.
Wah ngawur ini, kalau gt melanggar data protection mas.. orang whatsapp aja terenkripsi ..penggunaan cctv di tempat kerja aja diatur sama data protection law..untung aja lo ga jadi menkominfo ya jngan2 kalo jadi menkominfo semua warga negara lo mata2in lagi aktivitasnya
@@5past30minutes coba search aja employee productivity monitoring, ada cukup banyak penjelasan disana.
@@5past30minutes whatsapp memang terenskripsi, tapi coba cek... kebanyakan orang pakai aplikasi keyboard apa nih? kebanyakan orang pakai gboard..
dan itu punya google, dia merekam apa yg kita ketik. walau si google ga bisa baca semua kalimatnya, tapi si AI bekerja
jd jangan heran lagi ngomongin kopi di whatsapp, terus kena iklan kopi
blm lagi maps, pernah lihat "lalu lintas lancar/padat" di bagian google maps? itu bukan dari kamera, tapi google tahu pergerakan GPS setiap manusia 😀😀
@@muhamadhelmifikri5061 ini true sih, apalagi dibagian iklan yang kita dapat
PUSAT JUAL AKUN INSTAGRAM TERBESAR SELURUH INDONESIA
ua-cam.com/video/rrHAmQoBEhg/v-deo.html
Luar biasa.. tafsir realitas medsos yang luar biasa.. Anda Benar.. benar sekali.. medsos memang "opium"..
Materi sangat berbobot dan mudah penjelasan bisa di terima, mksih bang
Terimakasih informasinya sangat inovatif, walaupun belum pernah instal aplikasi tiktok, dan menjadi landasan tidak mau instal tiktok karena ada beberapa perusahaan china yang merugikan indonesia, seperti tambang di morowali dan terlihat jelas membuang limbah hasil tambang ke laut
11:04 kayaknya gak begitu pak, krn GDev ketat dalam menyeleksi app di PS terkait perizinan, apalagi utk versi baru dgn minimum API 31. Justru google lah yg masih lebih banyak mengambil data kita krn OS pun punya mereka. Utk tiktok, ya algoritmanya hebat krn cara membaca behaviour nya kita, bukan membaca semua isi hp kita (typing, googling, app, dll) tapi menganalisa video2 yg sering kita cari atau nontonnya lama. Yg bikin nanggung di tiktok itu, videonya random dan sesuai behaviour masing2 serta semua berkesempatan sama utk bisa ngetop disitu, asalkan pinter2 aja ngebaca trend. Sedangkan google, apapun yg pernah kita googling, iklan terkaitpun akan muncul bukan hanya di chrome atau browser bawaan, di yt juga iklannya terkait dgn apa yg pernah kita cari, padahal beda app kan chrome / browser bawaan sama yt. Jadi bukan soal lebih canggihnya sih, tapi lebih jago menarik minat aja. Tiktok nyiptain sesuatu yg "BUKAN DIBUTUHKAN" tapi "UNTUK DIBUTUHKAN" maka strategy bisnispun mulai bergeser. Menurut gw seeh 😄
Yes.....
Aplikasi plg lebay
@Daily Cute Cats Pada dasarnya semua aplikasi sama aja kok, bukan aplikasinya yang salah. Tergantung kebijakan masing-masing user aja
Mungkin ini adalah video pesanan sibarat kak. 😁. Klo di compare sama google android ya tiktok jelas
Masih kalah banyak soal data2x user.
@@atonch TikTok cuma numpang di Android, sedangkan yang punya kuasa Android yaitu Google gak dibahas 🤭
Tiktok bukan yang pertama juga punya tujuan untuk menguasai dunia dengan mengumpulkan dan memanipulasi data pengguna. Sudah banyak pendahulunya sampai sekarang seperti Google, Facebook. Bahkan jauh sebelum online, seperti pengumpulan data secara offline. Bedanya, dulu petugas yang mendatangi kita untuk meminta data. Sekarang kita yang mendatangi mereka untuk memberikan data secara sukarela, atau secara tidak sadar karena kita sudah mengkonsumsi OPIUM yang dikatakan di video ini.
Untuk menetralisir efek dari OPIUM ini yang sudah mengendalikan pikiran. Biasanya teknik pengolahan napas sederhana dapat membantu untuk mengerem aktifitas kecanduan ini agar pikiran kita lebih terkendali.
Semoga generasi muda kita terselamatkan 🙏
Untuk meningkatkan daya saing seharusnya Indonesia menggalakkan export lem Aibon tapi di luar negeri dipasarkan dalam bentuk parfum
Aduh jadi pengen beli tiktok 🤔🙄 tapi mahal banget ya
pak..
ampe skg sy ga pernah download tiktok, dan melalui konten ini sy sangat tercerahkan sekali....
Sebagai kelahiran 1979, saya nggak punya tik tok atau Instagram. Tapi sejak video ini, saya jadi tertarik menginstal tik tok.
tolong dibahas psikologi tentang game .. dopamine nya game. terutama gamification ....thanks pak Indra
Jujur saya late adapter tiktok karena stigma negatif tiktok di awal2... But when i download the apps.. believe me or not is so addictive and useful... Asal algoritma udah bagus fyp kalian juga bakal bermanfaat untuk kalian sendiri.. try it
iya, mrk taunya cuma goyang gajelas, padahal ga semua itu aja, lagian youtube short pun bnyk repost video dari tiktok
Bermanfaat nya gimana kak?
Luar biasa banget teknologi tiktok, yang membuat para user ketagihan membuat konten, karena ditonton oleh banyak sekali viewers hanya dalan beberapa menit serta mendapat reward. Sementara pemakai akan selalu tergantung menonton konten yang tengah viral. Arus informasi bergerak sangat cepat. Inilah bahayanya, algoritma akan selalu sama seperti yang diinginkan oleh users. Kecuali users melabeli tidak suka. Algoritmanya akan berubah. Algoritma berbahaya inilah intinya. Jika demikian konten tidak penting akan selalu viral, tidak peduli konten bermanfaat atau tidak bermanfaat. Informasi yang viral itulah yang membentuk warga negara Tiktok terpengaruh hal hal tak penting. Mengaburkan fokus kehidupan mereka.
Good, mengaburkan fokus kehidupan
Perlu saya dengarkan berkali-kali ni... Biar saya bagi ke anak didik saya agar tidak kecanduan tiktok.. thanks
Terimakasih Pak Indra, benar-benar membuka pikiran setelah melihat video ini. Dan benar, setelah selesai melihat video ini, saya merasakan 'kegelisahan', persis seperti yang Pak Indra bilang di akhir video.
Daging semua..!! Thanks pak Dr atas analisa dan penjelasannya..
Atas video yang "mahal" ini semoga menjadi bermanfaat dalam membangun generasi emas indonesia & menjadi amal jariyah yang tak putus untuk pak Dr. sendiri
Ada yang mengatakan algoritma tik tok merakyat, tidak seperti youtube yang algoritmanya untuk memcapai viral butuh usaha besar dan itu tidak selalu berhasil, apakah setuju pak Dr. dg pernyataan ini ?
Menurut saya, durasi sangat berpengaruh dalam mengekspos konten kreator. Dalam video tersebut tercantum bahwa dalam sehari, tik tokers dapat menonton 200 video dalam sehari. Artinya, dalam sehari, lebih dari 100 pencipta konten di tik tok akan ditampilkan ke seorang tik tokers (Ini masih untuk 1 orang pengguna tik tok saja ya, belum lagi jutaan pengguna tik tok di seluruh dunia).
Jika kita mengubah 200 video tersebut menjadi 200 menit, artinya pengguna youtube hanya dapat menonton 18 video dari youtube jika kita mengambil data seperti di video (Rata-rata video youtube = 11 menit). Hal ini merugikan youtubers karena maksimal hanya 18 konten kreator yang dapat terekspos ke sebuah pengguna, dibandingkan dengan ratusan tik tokers yang dapat ditampilkan untuk seorang pengguna.
Meskipun youtube telah mengganti kebijakannya dengan mengekspos video dengan views lebih kecil dan mengurangi durasi "sweet spot" dari 10 menit menjadi 8 menit serta menambah youtube shorts, tetap saja youtube akan kalah dalam hal tersebut. Ditambah lagi dengan kemudahan membuat konten di tik tok serta alasan lain yang terdapat di video yang membuat youtube semakin kalah saing.
Setuju sih, alam itu adil siapa yang niat dia yang naik, bukan asal joget lipsync trs ditonton jutaan dan itu disebut "berkarya"🤣🤣🤣
Ada yg mau saldo SPay 35rb??
malah sekarang instagram ketar-ketir dengan makin populer nya TikTok sampai-sampai Reels di rilis guna untuk menyaingi TikTok tapi malah user Instagram me-repost konten TikTok ke Reels hingga pihak Instagram mengeluarkan statement untuk melarang penggunanya untuk me-repost konten TikTok ke Reels. tak sampai disitu, UA-cam tak mau ketinggalan ingin menyaingi TikTok dan lahirnya UA-cam Shorts. semua video kurang dari 60detik yang di upload ke UA-cam akan masuk kategori Shorts bukan Video reguler. terlepas dari persaingan itu semua TikTok tidak bisa tertandingi karena emang sejatinya TikTok lahir menjadi platform berbagi video pendek. sedangkan UA-cam terlahir sebagai platform berbagi video panjang. dan Instagram yang terlahir sebagai platform berbagi foto 1:1 ala polaroid dan video singkat 15 detiknya. tapi karena perkembangan dan pertumbuhan teknologi makin pesat persaingan pun tak terhindari hingga sampai ada yang mengorbankan jatidiri platform itu sendiri yaitu Instagram. Instagram platform berbagi foto 1:1 dan video singkat 15 detiknya kini tinggal kenangan.
Tapi sayangnya reell dan live di IG ga dapet duid 🤣
Btw gw dulu benci bgt sama tiktok,tp sekarang dari konten musik,sejarah,misteri,olah raga,video lucu,cewek2 gemes,sampe berita apa yg lagi update luar/dalam negri gw tau dari tiktok.
Kalo untuk ig usah jarang banget gw buka,bosen,kayak gitu2 aja,explore ig isinya juga hampir semua repost dari tiktok
@@idihidih8586 gua malah sebalik nya bg otak ,dan fikiran gua malah down Saat melihat aplikasi tiktok , uda 6 bulan gua hapus aplikasi tiktok dari hidup gua , sebagai pelarian gua fokus di pliksai yutub alur nya agak lambat ngk membuat pusing
Saat kita memilik sebuah smartphone, secara tidak langsung kita memberikan data pribadi, saya rasa semua orang sudah mengetahui itu. Kita tidak bisa menghindari perkembangan teknologi ini, karena teknologi memberikan kita kemudahan dalam hidup dan tentunya memberikan hiburan. Teknologi seperti pisau bermata, baik buruknya tergantung kita yang menggunakannya.
Saya rasa yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah memberikan edukasi kepada generasi muda bagaimana menggunakan teknologi dengan baik dan benar. Peran dari orang tua dalam pengawasan dan kontrol penggunaan gagdet sejak dini juga sangat diperlukan agar anak-anak kita dapat terhindar dari dampak buruk dari perkembangan teknologi.
9:15 otak saya kok langsung ingat ke permainan jackpot ...ehh bener dong di menit selanjutnya pak Indrawan ngomongin masalah permainan jackpot 👍
Data sangat penting dalam segala aspek, tetapi masih banyak organisasi dan usaha konvensional maupun digital belum menggunakan data sebagai acuan maupun memaksimalkannya.
Dan juga APP jaman sekarang ngebuat orang jadi lebih mementingkan diri:)
Dia akhir video disebutkan TikTok sudah bukan berupa aplikasi lagi namun sudah terintegrasi ke setiap Device. Hal ini sudah dilakukan duluan oleh Google.
Saya sadar betul betapa berbahayanya Google dengan Android nya ini bisa mengkoleksi data kita, membaca minat kita, mendengar percakapan kita dan mengikuti kemana kita pergi selama ber tahun2 lamanya.
Bukan, google tidak akan mengancam umat manusia dengan perang nuklir seperti Skynet di film Terminator ya, namun kita bisa bayangkan jika Google mematikan semua layanan nya di Indonesia 1 hari saja, akan sebesar apa kerugian nya?
Udah jd ekosistem baru kayak listrik. Udh saling bergantung, kalo suatu saat ada hal diluar dugaan terjadi dalam jangka waktu yg lama atau bahkan sistemnya runtuh yg bertahan hanya masyarakat diluar perkotaan yg pakai internet gak punya akun (email, sosmed, maupun online shop) & sekedar menjelajah di mesin pencari meskipun sangat jarang.
Sy malah merasa lucu periode Donald Trump, US blokir Tiktok karena merasa diancam keamanan nasionalnya oleh China. Padahal intervensi US ke negara lain melalui teknologi (politik) lebih banyak, agresif, dan lama. Menarik siapa ngikutin siapa yg bakal mendominasi.
Gojek/grab tuh maps nya pakai Google Maps nggak sih
@@arwahsapi betul pakai. Google juga kan salah satu investor Gojek.
Ada film dokumentasinya tentang Google dkk. Buat yg belum nonton, namanya Social Dilemma ada di Netflix. Mantan Founder2 yg jadi narasumbernya. Ngeri bos
Klw opium pribadi sy adalah Dr Indrawan.
Karna selalu menambah wawasan dan dapat pemahaman berbagai sudut pandang. Yg membuat sy selalu penasaran wawasan apalagi yg akan di bagikan😁
Algoritma tiktok untuk video2 pendek lebih bagus menurutku dibanding reels instagram maupun yt short
jangankan tiktok,, fb sm ig aja udh nyandu,, kdg aku kelewatan jg sih,, hbs waktu buat scroll
TERUSKAN DALAM MENCERDASKAN BANGSA PAK!!
Anak bangsa gak sempet nonton lagi asik joget joget pake jedag jedug🤣🤣🤣
Anak bangsa sudah cerdas cerdas. Yang dibutuhkan oleh bangsa adalah rakyat rakyat yang jujur.
@@iyanriyana6534 cerdas dalam hal apa nih? Cerdas menipu 🤭🤭🤭
@@visimisi4750 makanya saya bilang, yang kurang hanya orang jujur. Orang cerdas sudah banyak tapi ya itu, kecerdasannya dipake buat hal gak bener seperti menipu dll.
@@yudist84 afh iyah gweh masih 14 tahun ko nonton nih video Ampe abis
Salut dan sekaligus terima kasih buat mas indrawan 🙏🏻, sudah menyajikan konten pembahasan seperti ini, mulai dari histori, analisa, analogi berpikir, dan cara implementasi penyampaian yang luar biasa dalam pembahasan ini khusus nya untuk aplikasi ini ( saya tidak mau menyebutkan nama aplikasinya).
Sekali lagi terima kasih untuk konten seperti ini..
Salam 🙏🏻
as a developer, justru kelebihan tiktok yang menjadi kekurangannya. There's so many services running in background yang bisa menghabiskan resource (battery) cukup massive. Permission yang terbilang aneh saat diinstall membuat saya selalu ragu untuk menginstallnya.. namun ini hanya opini pribadi
ya broo, tapi concern nya bukan itu. dan kebanyakan orang indo gak berpikir sprti itu
sebagai developer anda bikin aplikasi apa....
harusnya klo tau kelemahan TikTok berarti anda bisa membuat aplikasi seperti TikTok malah lebih hebat
cuma bacod.... Gus Syamsudin jg bisa😁😁😁
bikin dong yg unicorn atau decacorn
anak SMP jg bisa jadi developer....jgn ninggi tapi 0
@@supardibarnez6703 kok ngegas bro supardi ni ya
@@gilgamesh1245 contoh user tiktok yg udah kena candu
13:20 bener banget. Fitur FYP sangat membuat kreator kecanduan. Sy baru mulai dan punya follower 80 aja.. dpt penonton 100k , otomatis lngsung terpacu buat video lagi untuk mendapatkan sensasi fyp tersebut alias terkenal..
Terima kasih pak videonya.. dari sebelum tiktok viral saya pernah install tapi saya uninstall lagi dan gak pernah install lagi sampe sekarang.. ternyata salah satu alasan saya dibahas juga di video ini..
Regulasinya yang harus diatur & disesuaikan dengan norma dan etika masyarakat Indonesia. Berikan sanksi yang tegas apabila pihak Tik Tok tidak mau mematuhi aturan dan syarat yang telah ditetapkan karena kita punya hak sebagai negara berdaulat yang wajib melindungi rakyatnya dari dampak negatif
Tiktok lebih ketat dari youtube
@@JaketHitam7 tik tok lebih adaptif dari UA-cam 😅, saya salah satu pencandunya 😐 dan menurut saya berhenti nonton tik tok lebih sulit dari berhenti ngerokok😢
@@arifmeisaputra4467 "adiktif"
Terimakasih doktor atas ilmunya, semoga kita tidak terus berada dalam kenyamanan yang semu 👍
Tiktok memang banyak memiliki sisi negatif tapi tiktok sangat membantu para pengusaha apalagi dengan adanya fitur tiktok live, dulu yang buat live hanya orang-orang gak jelas atau cewe2 seksi, tapi sekarang live isinya orang jualan semua, bahkan perusahaan tempat gw kerja harus bersaing dengan brand lain buat bikin live streaming berjam-jam untuk memperoleh sales yang tinggi dan terbukti sangat efektif, tergantung masing-masing kita sih.
Salah satu alasan mesti subscribe YT DR. Irawan Nugroho 🙏🏻
Videonya bermanfaat sekali, pada awalnya saya hanya berpikir kalau TikTok berbahaya untuk industri digital karena menghambat aplikasi buatan Indonesia seperti Tokopedia yang akan didisrupsi oleh TikTok Shop dan aplikasi Sosial Media Indonesia selanjutnya yang mungkin akan dikembangkan nantinya tetapi karena TikTok terlalu populer maka aplikasi buatan kita sendiri kurang diminati
Ternyata lebih dari itu sampai mempengaruhi psikologis tiap individu
Efek merusak khususnya bagi generasi muda itu memang di kemampuan konsentrasi mereka yg menjadi sangat rendah, hanya hitungan detik saja.
Dan Dr Indrawan menyebut "belum ada bukti data tiktok digunakan PKC (pemerintah China)" itu sudah tidak valid. Sudah ada buktinya bagaimana PKC bahkan menggunakan tiktok untuk memata2i pejabat pemerintah, pejabat militer dan keluarganya (pergerakan mereka, posisi mereka, nama dan posisi mereka dalam struktur organisasi, dsb. Kalau tidak salah ingat, channel "serpentza" pernah menunjukkan buktinya.
Wkwkwkwwkwkw korban si ular serpentZa ada juga nih 🤭
@@gadgetgasspoll Korban? 🤔
Bisa ngebantah nggak sama bukti2 yg dibabar si Winston? Doi belasan tahun tinggal di China dan punya istri org sana lho....
Atau cuma sekedar komen fifty cent army yg menelan bulat2 propaganda dan dusta PKC? 😂
Ma syaa Allah, keren banget insightnya pak, Alhamdulillah dari channel ini saya banyak belajar untuk terus Rise Above the Crowd.
Semoga senantiasa sehat dan berkah selalu ilmunya pak..😇😇
Kontennya selalu daging Dok, suka banget analisanya 😭
Alhamdulillah nggak pernah nginstal tiktok sih, tapi kontennya emang beneran menjamur banget di semua platform, aku main pinterest/youtube/twitter banyak banget nemu konten2 reupload dari tiktok
Tapi China memang aku akui hebat banget sih, nggak cuma bisa nyiptain aplikasi di bidang media sosial yang bikin candu tapi bisa juga nyiptain aplikasi games yang bikin candu kayak Genshin Impact buatan mihoyo/hoyoverse, sampe-sampe ada developer luar yang ngejiplak Genshin, gila sih aku akui sumber daya manusia di China pada pinter-pinter semua, heran
Sebenarnya TOF itu game buatan China juga dibawah payung Perfect World Co.Ltd, secara kasarnya dulu Korea Selatan menguasai pasar game dan mobile tapi itu dulu Sekarang ada penguasa baru yg namanya Tencent trus Perfect World Co.Ltd hampir semua game mobile itu dikuasai 2 perusahaan raksasa itu sebenarnya
Jual akun instagram & tiktok real indo
ua-cam.com/video/rrHAmQoBEhg/v-deo.html
Cocok buat akun bisnis & pribadi
💥 Open Reseller
@@gakpakenama116 Ah I see, makasih infonya, aku nggak tau tentang perfect world tapi kalo tencent pernah denger sih
analisa yg bagus dok..terimakasih sdah membagikan informasi
Sampai saat ini saya gak punya Tiktok. Orang yang mengupload Tiktok, rata-rata menggunakan facebook, IG dan medsos lain untuk promosi Tiktok.
Anak-anak di daerah saya, awalnya suka Tiktok, tapi lama-lama mereka bosan, dan lebih banyak melihat youtube, karena mereka bisa melihat video panjang, baik itu animasi, game, hingga komedi dibandingkan Tiktok yang singkat.
Yang semakin menggila sepertinya youtuber karena sangat menjanjikan untuk mendapatkan income.
Tapi lihat saja nanti, China pun bukan negara yang tanpa hutang, hutangnya menembus 500.000 ribu Triliun. Ini sekarang Amerika membatasi bahkan bisa menyetop Nvidia dan AMD. Sedangkan teknologi China sangat ketergantungan dengan itu.
Kalo saya boleh merangkum sih bukan hanya obat²an yang bisa memberi dampak adiktif, sosmed pun bisa menjadi adiktif bila "dikonsumsi " berlebihan.
Dulu generasi saya selalu dikontrol dan diawasi generasi yang lebih dewasa agar kami dapat mengatur waktu dan mengarahkan kami agar kami mengerti kapan kami bermain, kapan belajar, kapan beristirahat, dan aktivitas lainnya. Karena patut diingat kalau modal utama manusia yang sering terabaikan adalah waktu sehingga beberapa diantara manusia sering healing yang berlebihan sampai kehilangan momentum untuk bounce back.
Pertanyaannya sekarang apakah "generasi dewasa" saat ini mampu mengarahkan generasi selanjutnya di tengah tantangan global yang pasti akan semakin menantang.
Anyways thanks alot pak dok 🙏