Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Waktu pagi sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya”. Dan kita tahu di waktu pagi adalah salah satu tolak ukur keberhasilan seorang hamba disepanjang hari tersebut, sampai-sampai sebagian ulama mengatakan bahwa Hari itu diibaratkan Unta yang apabila kita ingin menguasainya maka kuasai Kepalanya dan Kepala itulah waktu pagi, sehingga kita bisa kuasai kepala Unta maka seluruh badannya akan ikut dan tidak mungkin ekornya atau kakinya walk out misalnya dan itu tidak mungkin. Oleh karena itu, ini bukan tentang kajian yang hanya -+ ½ jam, namun ini tentang bagaimana menjaga performa kita di hari ini, karena kalau Allah terima amal ibadah kita di waktu pagi, maka itu adalah modal besar menjalani hari ini, sebagaimana kaidah mengatakan, ‘Balasan dari kebaikan adalah kebaikan berikutnya’. Jadi kalau kajian ini Allah terima dan Allah nilai sebagai sebuah kebaikan maka ini akan mengundang kebaikan-kebaikan berikutnya seperti di waktu-waktu Dhuha, Siang, Sore dan Malam harinya. Dan sebaliknya ‘Balasan dari keburukan adalah keburukan berikutnya’, jadi kalau kita isi waktu pagi kita dengan maksiat maka konsekuensinya Dhuha itu bermasalah, lalu dzuhur bermasalah, lalu Ashar dan malam pun bermasalah. Dan ini kaidah yang harus kita ingat terus menerus. Dan semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk bisa mengisi waktu pagi dengan baik dan semoga Allah terima amal ibadah tersebut, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Kita kembali bersama Kitab Riyadhush Shalihin dan masih membahas Bab. 43 yaitu “Memuliakan Ahlul Bait (Keluarga) Rasulullah ﷺ Dan Penjelasan Tentang Keutamaan Mereka”. Dan pada pertemuan yang lalu kita sudah menyelesaikan QS Al-Ahzab: 32-33 bahwa bagaimana الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ingin menghilangkan dosa kekejian dan keburukan dari ahlul bait Rasulullah ﷺ, istri-istri Rasulullah ﷺ dengan perintah dan larangan Allah, yang Allah berikan kepada mereka. Dan tujuan perintah dan larangan itu adalahإِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. Jadi tujuan perintah dan larangan, tujuan Allah perintahkan kita Shalat, Allah perintahkan kita membayar Zakat, itu semata-mata untuk membersihkan diri kita, hati kita, dan menghilangkan segala keburukan dosa dan gangguan dari kehidupan kita. Maka makna tersirat dari ayat ini para ulama mengatakan, maka bersyukurlah kepada Allah, bertahmidlah kepada Allah atau bersyukurlah kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala pada saat Allah memberikan kalian perintah dan larangan atau pada saat Allah memberikan sebuah resep yang akan membuat kalian bersih, baik dan mensucikan hati kalian. Sehingga asumsi bahwa perintah dan larangan seringkali diasumsikan sebagai beban dan seringkali dijodohkan dengan ancaman dan itu yang dialami banyak diantara kita dari kecil, misalnya dengan mengatakan, ‘Shalatlah nak, kalau tidak shalat maka masuk Neraka’. Jadi bukan salah substansi tetapi bagaimana image yang di bangun dan itu perintah, apalagi larangan dan larangan itu seringkali diasosiasikan dengan ancaman Neraka, di Bakar dan di Panggang dan seterusnya. Padahal di sisi lain dan sisi ini sangat besar dan sangat dominan, karena Allah berfirman, hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, beliau berkata, لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الخَلْقَ، كَتَبَ في كِتَابٍ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ العَرْشِ: إِنَّ رَحْمتي تَغْلِبُ غَضَبِي “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas 'Arsy, "Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku". (HR Bukhari no 7404 dan Muslim no 2751). Sesungguhnya Rahmat-Ku lebih besar daripada Murka-Ku atau Rahmat-Ku lebih dulu atau mengungguli daripada Amarah dan Murka-Ku dan itu Allah yang mengatakan. Dan salah satu bentuknya bahwa perintah dan larangan itu bentuk kasih sayang dan kebaikan Allah kepada kita. Resep agar hidup kita bersih dan bahagia, إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS Al-Ahzab: 33). Sesungguhnya tujuan Allah hanya untuk membersihkan kalian atau menghilangkan keburukan atau menghilangkan dosa dari kalian wahai ahlul bait dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya, membersihkan kalian dari virus-virus dan dari noda-noda hati dan hal-hal yang bisa mencederai kehidupan kita dan membuat kita gagal bahagia di Dunia maupun di Akhirat. Bukan membuat susah atau membatas-batasi atau membuat kalian sengsara bukan seperti itu. Oleh karena itu, ini yang perlu kita camkan dan kita renungkan bersama-sama dan ini hal yang sangat dalam dan sangat mahal, karena perbedaan angle itu bisa mempengaruhi banyak hal. Makanya banyak pihak malas beribadah karena mereka seringkali tidak nyaman atau menjadi apatis dan tidak suka. Jadi apakah ancaman itu tidak penting? Penting, tetapi kalau overdosis itu tidak bagus hasilnya dan semua demikian. Jangankan ancaman, misalnya shalat overdosis juga tidak bagus misalnya shalat subuh 3 rakaat, apakah itu bagus? Dan itu jelas tidak bagus, makanya kita harus tahu bagaimana Allah dan Rasul-Nya menjelaskan tentang agama-Nya dan salah satunya sisi Rahmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى itu sangat dominan. Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى membawakan ayat Kedua dalam Al-Qur’an pada Bab 43 ini dengan firman Allah dalam QS Al-Hajj: 32 yang berbunyi; ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ Yang artinya, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (QS Al-Hajj: 32). To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Senin, 3 Rabiul Awal 1445 AH/18 September 2023 Ahida Muhsin
Bismillah,ini bagiamana kita menghargai waktu pagi,kalau kita menggunakan waktu pgi dengan baik akan mengundang kebaikan,kalau kita isi pgi dengan bermaksiat zuhur bermaslaah dhuha bermasalah sore bermasalah dan malam juga,ijibkaidah yg harus kita ingat terus,pertemuan yg lalu,bagaimana Allah ingin mengahpus dosa istri istri nabi shalaulahu alahiwassalam ,tujuannya semata mata menghilangkan keburukan wahai ahlu bait,untk mensucikan kalain,tujuan Allah perintahkan kita sholat dan zakatbuntk membersihkan hati kita,bersyukurlah kepada Allah ketika Allah memebrikan kita larangan dan perintah,karena hal tersebut mensucikan hati kalain,asumsi perintah dan larangan seringkalibdiasumsikan sebagaibbeban,seringkali diasumsi ancaman ,bukan salah substansi tpi bahiamana image yg diabngun ,larangan itu seringkalai di asumsikan dnegan ancaman neraka ,padahal disis lain rahmat Allah senantiasa mengalahkan murkaku,dan salah satu bentuknya perintah dan larangan bentuk kebaikan Allah,resep agar kita bersih dan bahagia,sesungguhnya tujuan Allah membersihkan kalian ,yg mencederai hati kita yg membuat kita gagal didujia dan di akhirat ,bkn untuk membuat kalian sengsara ,ini hak yg sanagt dalam dan mahal ,karena perbedaan enggel mempengaruhi banyak hal,maknya banyak pihak malas beribadah karena gk nyaman karena ancaman tdi,ancaman lenting kalau overdasis gak bagus ,semua kalau berlebihan ga bagus ,salah satunya sisi rahmat Allah sangat diminan ,adapaun ayat yg ke 2,qs al haj ayat 32 ,beliau menyampaikan Allah berfirman barng siapa menggungkan syiar syiar Allah ,itu tinbuk dri ketaqwaan di hati,sesungguhnya beng siaapa yg mengagungkan siar siar Alah ,maka itu hukti ketaqwaan didaam hati ,apa yg dimaksud syiar syira Allah ,mana ada kalimat at diksi keluarga rasulluah ,tdk ada kata ahlu bait dalam ayat ini,namun ketika imam nawawi menulis ayat ini ,jadi hadirin yg Allah muliakan brng siapa yg memuliakan keluarga nabi shalauh alahiwassalam,apa itu syiar ,diantrnya perintah perintah Allah yg berhbngn dengn Agama,bisa juga simbol simbol agama yg nyata,
LAST PART Makna ke-1 dari QS Al-Hajj: 32 adalah sebagai berikut; Allah berfirman dalam QS Al-Hajj: 32 yaitu ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ artinya, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS Al-Hajj: 32). Lalu apa yang dimaksud dengan Syi'ar-Syi'ar Allah? Dan mana ada kalimat atau diksi Ahlul Bait atau keluarga Rasulullah ﷺ di dalam ayat ini? tidak ada kata Ahlul Bait atau keluarga Nabi ﷺ di dalam ayat ini. Namun ketika Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى memasukkan ayat ini ke dalam Bab yang sedang kita bahas, ini memberikan pesan kepada kita bahwa salah satu Syi'ar-Syi'ar Allah adalah keluarga Rasulullah ﷺ pada saat kita memuliakan dan mengagungkan tanpa Ifrath dan Tafrith. Ifrath adalah tidak melampaui batas dan Tafrith adalah tidak kurang dosis. Maka barangsiapa yang memuliakan keluarga Rasulullah ﷺ, maka itu menunjukkan ketaqwaan di dalam hati. Lalu pertanyaannya apa itu Syi'ar-Syi'ar Allah? kalau kita mendengar kata Syi'ar, ada beberapa keterangan tentang Syi'ar dan bisa di cek di beberapa buku tafsir seperti tafsir Ibnu Katshier atau tafsir At-Tobari atau tafsir-tafsir yang lain, diantaranya Syi'ar itu perintah-perintah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Diantara yang menjelaskan Syi’ar itu perkara-perkara agama secara mutlak. Bisa juga lebih specifik lagi dan ini seringkali yang kita fahami bahwa Syi’ar itu adalah simbol-simbol agama yang nyata, makanya konteks ayat ini awalanya tentang Haji dan Haji adalah ibadah yang ketika kita kerjakan itu menarik perhatian seluruh dunia, bukan hanya menarik perhatian orang Mekkah saja. Bahkan bukan hanya umat Islam di seluruh Dunia, tetapi seluruh umat di Dunia. Bukankah orang yang mau berangkat Haji misalnya akan mengurus Visa Haji dan Visa Haji tidak bisa dilepaskan dengan kerjasama dua Negara, karena diberikan Kuota dan tidak bebas, dan dengan demikian negara-negara tersebut tahu ternyata ada Haji dari tanggal sekian sampai sekian, karena warga negara yang Muslim mengurus visa untuk bisa menunaikan Haji. Makanya Haji itu dinamakan Syi’ar, karena begitu dikerjakan secara zahir menarik perhatian seluruh umat dunia dan nampak juga terlihat. Makanya diantara ulama tafsir juga mengatakan, dinamakan Syi’ar karena memberikan pesan dan membuat orang menjadi merasakan dan menjadi tahu. Jadi Syi’ar punya makna umum dan bisa punya makna khusus. Imam Nawawi رحمه الله تَعَالَى membawakan ayat ke dalam pembahasan yang sedang kita bahas ini menunjukkan bahwa Keluarga Nabi ﷺ itu bagian dari Syi’ar. Jadi memang berbicara tentang keluarga Rasulullah ﷺ itu bagian dari Syi’ar yang harus dimuliakan dan diagungkan dan juga terlihat. Karena salah satu makna Syi’ar itu terlihat dan kalau kita lakukan itu maka itu ada bukti ketakwaan di dalam hati kita. Karena hanya orang bertakwa yang bisa mengagungkan syi’ar-syi’ar itu. Makanya itu bukti bahwa ada ketakwaan dan imannya benar, karena sebagian ulama mengatakan, kita tidak mungkin memuliakan syi’ar tersebut kecuali lahir dari memuliakan Allah Tabraka wa Ta’ala dan meninggikan dan mengagungkan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana kita tidak mungkin memuliakan keluarga Nabi ﷺ kecuali lahir dari mencintai dan memuliakan Rasulillahi ﷺ. Sebenarnya makna ini sama dengan Bab sebelumnya, kenapa kita diperintahkan untuk memuliakan atau berbuat baik kepada sahabat orang tua atau istri atau suami kita, karena itu bukti bahwa kita mencintai mereka. Dan kalau itu keluarga kita, lalu bagaimana dengan Rasulullah ﷺ? Manusia terbaik dan manusia yang seharusnya paling kita cintai di muka bumi ini, maka salah satu bentuk mencintai beliau عليه الصلاة و السلام adalah memuliakan keluarga beliau ﷺ. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Senin, 3 Rabiul Awal 1445 AH/18 September 2023 Ahida Muhsin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, orangtua beliau, keluarga beliau, guru-guru beliau, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru guru kami dan anak anak kami, keluarga kami, sahabat sahabat kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada. Jazakumullah Khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza ustadz, atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, barakallah fiikum
Assalamualaikum... smoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, Ustadz dan Tim serta seluruh umat muslim. Ustadz, jadinya dgn memuliakan, mengagungkan, sampai mengelu2kan para habib spt yg sering trjadi blakangan, apakah itu termasuk syiar ustadz? Syukran, jazaakumullah khoiran..
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
PART ONE
Waktu pagi sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya”. Dan kita tahu di waktu pagi adalah salah satu tolak ukur keberhasilan seorang hamba disepanjang hari tersebut, sampai-sampai sebagian ulama mengatakan bahwa Hari itu diibaratkan Unta yang apabila kita ingin menguasainya maka kuasai Kepalanya dan Kepala itulah waktu pagi, sehingga kita bisa kuasai kepala Unta maka seluruh badannya akan ikut dan tidak mungkin ekornya atau kakinya walk out misalnya dan itu tidak mungkin. Oleh karena itu, ini bukan tentang kajian yang hanya -+ ½ jam, namun ini tentang bagaimana menjaga performa kita di hari ini, karena kalau Allah terima amal ibadah kita di waktu pagi, maka itu adalah modal besar menjalani hari ini, sebagaimana kaidah mengatakan, ‘Balasan dari kebaikan adalah kebaikan berikutnya’. Jadi kalau kajian ini Allah terima dan Allah nilai sebagai sebuah kebaikan maka ini akan mengundang kebaikan-kebaikan berikutnya seperti di waktu-waktu Dhuha, Siang, Sore dan Malam harinya. Dan sebaliknya ‘Balasan dari keburukan adalah keburukan berikutnya’, jadi kalau kita isi waktu pagi kita dengan maksiat maka konsekuensinya Dhuha itu bermasalah, lalu dzuhur bermasalah, lalu Ashar dan malam pun bermasalah. Dan ini kaidah yang harus kita ingat terus menerus. Dan semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk bisa mengisi waktu pagi dengan baik dan semoga Allah terima amal ibadah tersebut, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Kita kembali bersama Kitab Riyadhush Shalihin dan masih membahas Bab. 43 yaitu “Memuliakan Ahlul Bait (Keluarga) Rasulullah ﷺ Dan Penjelasan Tentang Keutamaan Mereka”. Dan pada pertemuan yang lalu kita sudah menyelesaikan QS Al-Ahzab: 32-33 bahwa bagaimana الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ingin menghilangkan dosa kekejian dan keburukan dari ahlul bait Rasulullah ﷺ, istri-istri Rasulullah ﷺ dengan perintah dan larangan Allah, yang Allah berikan kepada mereka. Dan tujuan perintah dan larangan itu adalahإِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. Jadi tujuan perintah dan larangan, tujuan Allah perintahkan kita Shalat, Allah perintahkan kita membayar Zakat, itu semata-mata untuk membersihkan diri kita, hati kita, dan menghilangkan segala keburukan dosa dan gangguan dari kehidupan kita. Maka makna tersirat dari ayat ini para ulama mengatakan, maka bersyukurlah kepada Allah, bertahmidlah kepada Allah atau bersyukurlah kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala pada saat Allah memberikan kalian perintah dan larangan atau pada saat Allah memberikan sebuah resep yang akan membuat kalian bersih, baik dan mensucikan hati kalian. Sehingga asumsi bahwa perintah dan larangan seringkali diasumsikan sebagai beban dan seringkali dijodohkan dengan ancaman dan itu yang dialami banyak diantara kita dari kecil, misalnya dengan mengatakan, ‘Shalatlah nak, kalau tidak shalat maka masuk Neraka’. Jadi bukan salah substansi tetapi bagaimana image yang di bangun dan itu perintah, apalagi larangan dan larangan itu seringkali diasosiasikan dengan ancaman Neraka, di Bakar dan di Panggang dan seterusnya. Padahal di sisi lain dan sisi ini sangat besar dan sangat dominan, karena Allah berfirman, hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, dari Nabi ﷺ, beliau berkata, لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الخَلْقَ، كَتَبَ في كِتَابٍ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ العَرْشِ: إِنَّ رَحْمتي تَغْلِبُ غَضَبِي “Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas 'Arsy, "Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku". (HR Bukhari no 7404 dan Muslim no 2751). Sesungguhnya Rahmat-Ku lebih besar daripada Murka-Ku atau Rahmat-Ku lebih dulu atau mengungguli daripada Amarah dan Murka-Ku dan itu Allah yang mengatakan. Dan salah satu bentuknya bahwa perintah dan larangan itu bentuk kasih sayang dan kebaikan Allah kepada kita. Resep agar hidup kita bersih dan bahagia, إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS Al-Ahzab: 33). Sesungguhnya tujuan Allah hanya untuk membersihkan kalian atau menghilangkan keburukan atau menghilangkan dosa dari kalian wahai ahlul bait dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya, membersihkan kalian dari virus-virus dan dari noda-noda hati dan hal-hal yang bisa mencederai kehidupan kita dan membuat kita gagal bahagia di Dunia maupun di Akhirat. Bukan membuat susah atau membatas-batasi atau membuat kalian sengsara bukan seperti itu. Oleh karena itu, ini yang perlu kita camkan dan kita renungkan bersama-sama dan ini hal yang sangat dalam dan sangat mahal, karena perbedaan angle itu bisa mempengaruhi banyak hal. Makanya banyak pihak malas beribadah karena mereka seringkali tidak nyaman atau menjadi apatis dan tidak suka. Jadi apakah ancaman itu tidak penting? Penting, tetapi kalau overdosis itu tidak bagus hasilnya dan semua demikian. Jangankan ancaman, misalnya shalat overdosis juga tidak bagus misalnya shalat subuh 3 rakaat, apakah itu bagus? Dan itu jelas tidak bagus, makanya kita harus tahu bagaimana Allah dan Rasul-Nya menjelaskan tentang agama-Nya dan salah satunya sisi Rahmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى itu sangat dominan.
Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى membawakan ayat Kedua dalam Al-Qur’an pada Bab 43 ini dengan firman Allah dalam QS Al-Hajj: 32 yang berbunyi;
ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Yang artinya, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (QS Al-Hajj: 32).
To be continued 1 of 2 part
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Senin, 3 Rabiul Awal 1445 AH/18 September 2023
Ahida Muhsin
Masya Allah Tabarakallah
Bismillah,ini bagiamana kita menghargai waktu pagi,kalau kita menggunakan waktu pgi dengan baik akan mengundang kebaikan,kalau kita isi pgi dengan bermaksiat zuhur bermaslaah dhuha bermasalah sore bermasalah dan malam juga,ijibkaidah yg harus kita ingat terus,pertemuan yg lalu,bagaimana Allah ingin mengahpus dosa istri istri nabi shalaulahu alahiwassalam ,tujuannya semata mata menghilangkan keburukan wahai ahlu bait,untk mensucikan kalain,tujuan Allah perintahkan kita sholat dan zakatbuntk membersihkan hati kita,bersyukurlah kepada Allah ketika Allah memebrikan kita larangan dan perintah,karena hal tersebut mensucikan hati kalain,asumsi perintah dan larangan seringkalibdiasumsikan sebagaibbeban,seringkali diasumsi ancaman ,bukan salah substansi tpi bahiamana image yg diabngun ,larangan itu seringkalai di asumsikan dnegan ancaman neraka ,padahal disis lain rahmat Allah senantiasa mengalahkan murkaku,dan salah satu bentuknya perintah dan larangan bentuk kebaikan Allah,resep agar kita bersih dan bahagia,sesungguhnya tujuan Allah membersihkan kalian ,yg mencederai hati kita yg membuat kita gagal didujia dan di akhirat ,bkn untuk membuat kalian sengsara ,ini hak yg sanagt dalam dan mahal ,karena perbedaan enggel mempengaruhi banyak hal,maknya banyak pihak malas beribadah karena gk nyaman karena ancaman tdi,ancaman lenting kalau overdasis gak bagus ,semua kalau berlebihan ga bagus ,salah satunya sisi rahmat Allah sangat diminan ,adapaun ayat yg ke 2,qs al haj ayat 32 ,beliau menyampaikan Allah berfirman barng siapa menggungkan syiar syiar Allah ,itu tinbuk dri ketaqwaan di hati,sesungguhnya beng siaapa yg mengagungkan siar siar Alah ,maka itu hukti ketaqwaan didaam hati ,apa yg dimaksud syiar syira Allah ,mana ada kalimat at diksi keluarga rasulluah ,tdk ada kata ahlu bait dalam ayat ini,namun ketika imam nawawi menulis ayat ini ,jadi hadirin yg Allah muliakan brng siapa yg memuliakan keluarga nabi shalauh alahiwassalam,apa itu syiar ,diantrnya perintah perintah Allah yg berhbngn dengn Agama,bisa juga simbol simbol agama yg nyata,
Alhamdulillah
Jazakumullahu khairan Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri dan tim atas ilmunya...
Barakallahu fiikum
Barakallaahu fiikum Imam Nawawi Rahimahullaah. Barakallaahu fiikum Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri. Jazakallaahu khayran. Hafidzakallaah
Alhamdulilah
Bismillahirrohmanirrohim .alhamdulilah .syukron wa jazakumullah khayran atas ilmu nya ustadz .wa yubarokallah fikum.
LAST PART
Makna ke-1 dari QS Al-Hajj: 32 adalah sebagai berikut;
Allah berfirman dalam QS Al-Hajj: 32 yaitu ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ artinya, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS Al-Hajj: 32). Lalu apa yang dimaksud dengan Syi'ar-Syi'ar Allah? Dan mana ada kalimat atau diksi Ahlul Bait atau keluarga Rasulullah ﷺ di dalam ayat ini? tidak ada kata Ahlul Bait atau keluarga Nabi ﷺ di dalam ayat ini. Namun ketika Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى memasukkan ayat ini ke dalam Bab yang sedang kita bahas, ini memberikan pesan kepada kita bahwa salah satu Syi'ar-Syi'ar Allah adalah keluarga Rasulullah ﷺ pada saat kita memuliakan dan mengagungkan tanpa Ifrath dan Tafrith. Ifrath adalah tidak melampaui batas dan Tafrith adalah tidak kurang dosis. Maka barangsiapa yang memuliakan keluarga Rasulullah ﷺ, maka itu menunjukkan ketaqwaan di dalam hati. Lalu pertanyaannya apa itu Syi'ar-Syi'ar Allah? kalau kita mendengar kata Syi'ar, ada beberapa keterangan tentang Syi'ar dan bisa di cek di beberapa buku tafsir seperti tafsir Ibnu Katshier atau tafsir At-Tobari atau tafsir-tafsir yang lain, diantaranya Syi'ar itu perintah-perintah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Diantara yang menjelaskan Syi’ar itu perkara-perkara agama secara mutlak. Bisa juga lebih specifik lagi dan ini seringkali yang kita fahami bahwa Syi’ar itu adalah simbol-simbol agama yang nyata, makanya konteks ayat ini awalanya tentang Haji dan Haji adalah ibadah yang ketika kita kerjakan itu menarik perhatian seluruh dunia, bukan hanya menarik perhatian orang Mekkah saja. Bahkan bukan hanya umat Islam di seluruh Dunia, tetapi seluruh umat di Dunia. Bukankah orang yang mau berangkat Haji misalnya akan mengurus Visa Haji dan Visa Haji tidak bisa dilepaskan dengan kerjasama dua Negara, karena diberikan Kuota dan tidak bebas, dan dengan demikian negara-negara tersebut tahu ternyata ada Haji dari tanggal sekian sampai sekian, karena warga negara yang Muslim mengurus visa untuk bisa menunaikan Haji. Makanya Haji itu dinamakan Syi’ar, karena begitu dikerjakan secara zahir menarik perhatian seluruh umat dunia dan nampak juga terlihat. Makanya diantara ulama tafsir juga mengatakan, dinamakan Syi’ar karena memberikan pesan dan membuat orang menjadi merasakan dan menjadi tahu. Jadi Syi’ar punya makna umum dan bisa punya makna khusus.
Imam Nawawi رحمه الله تَعَالَى membawakan ayat ke dalam pembahasan yang sedang kita bahas ini menunjukkan bahwa Keluarga Nabi ﷺ itu bagian dari Syi’ar. Jadi memang berbicara tentang keluarga Rasulullah ﷺ itu bagian dari Syi’ar yang harus dimuliakan dan diagungkan dan juga terlihat. Karena salah satu makna Syi’ar itu terlihat dan kalau kita lakukan itu maka itu ada bukti ketakwaan di dalam hati kita. Karena hanya orang bertakwa yang bisa mengagungkan syi’ar-syi’ar itu. Makanya itu bukti bahwa ada ketakwaan dan imannya benar, karena sebagian ulama mengatakan, kita tidak mungkin memuliakan syi’ar tersebut kecuali lahir dari memuliakan Allah Tabraka wa Ta’ala dan meninggikan dan mengagungkan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana kita tidak mungkin memuliakan keluarga Nabi ﷺ kecuali lahir dari mencintai dan memuliakan Rasulillahi ﷺ.
Sebenarnya makna ini sama dengan Bab sebelumnya, kenapa kita diperintahkan untuk memuliakan atau berbuat baik kepada sahabat orang tua atau istri atau suami kita, karena itu bukti bahwa kita mencintai mereka. Dan kalau itu keluarga kita, lalu bagaimana dengan Rasulullah ﷺ? Manusia terbaik dan manusia yang seharusnya paling kita cintai di muka bumi ini, maka salah satu bentuk mencintai beliau عليه الصلاة و السلام adalah memuliakan keluarga beliau ﷺ.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Senin, 3 Rabiul Awal 1445 AH/18 September 2023
Ahida Muhsin
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, orangtua beliau, keluarga beliau, guru-guru beliau, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru guru kami dan anak anak kami, keluarga kami, sahabat sahabat kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada. Jazakumullah Khairan katsiran wa jazakumullah ahsanal jaza ustadz, atas ilmu yang sangat bermanfaat ini, barakallah fiikum
.
yg
?.
n
g.
h
,
jt
t
😢person 🎉
19:37 19:38 😊Slide clips to delete them🎉 19:49 rgg
🎉.h.
.m😅
Jazakallahu khairan ustadz ilmunya, barakallahu fiikum
Assalamualaikum... smoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, Ustadz dan Tim serta seluruh umat muslim. Ustadz, jadinya dgn memuliakan, mengagungkan, sampai mengelu2kan para habib spt yg sering trjadi blakangan, apakah itu termasuk syiar ustadz? Syukran, jazaakumullah khoiran..