Saya sering mewawancarai murid" saya antara cowo dan cewe. Bagaimana perilaku ibu/bapak mereka. Kebnyakan, diumur SD sekitar 10+ anak cowo kebanyakan keluar rumah melakukan kegiatan kesibukan hobi mereka, namun cewe dirumah dituntut utk membantu org tua membersihkan rumah. Adapun tentang keinginan, Anak cewe cenderung berfikir apakah boleh saya minta apa yg saya inginkan. Dan anak cowo cenderung tidak ada berfikir seperti itu. Mereka spontan mengutarakan apa yg mereka inginkan krna sudah trbiasa selalu dituruti.
Halo Mbak Nana, mungkin selanjutnya isu kesetaraan gender bisa dibahas oleh orang kalangan menengah bawah. Karena sejauh ini mereka yang sangat terdampak. Mereka yang benar2 tidak punya kesempatan memilih. Terimakasihhh ❤
Coba narasumbernya driver gojek, ibu" jualan, pekerja kantoran, pabrik, proyek.. mereka punya pandangan lain kayaknya tentang kesetaraan gender. Biasanya kalangan atas udah sadar campaign ini, tp kalangan menengah kebawah masih melestarikan patriarki
masalahnya mencari org dari kalangan non-elit yang articulate dan jelas dalam menyampaikan maksud dan prinsipnya susah. salah ngomong dikit malah dia yg bakal dipersekusi
Hidup dilingkungan keluarga yang menganggap laki2 dan perempuan setara itu ternyata sebuah previlage yang luar biasa impactnya ke kehidupan masa dewasa.
Dulu waktu aku masih bocah, masih sekolah, aku mikir selalu pengen jadi laki-laki, saking kentalnya budaya patriarki di lingkunganku. Tapi semakin dewasa dan aku belajar tentang gender, pemikiranku berubah, aku bangga jadi perempuan. Terima kasih para pegiat perempuan yang terus menyuarakan kesetaraan gender 🥰🥰
Betul x itu enak laki2 buang airnya bisa kemana aja bisa di arahkan...contoh bisa buang air kedalam botol coba kalau jadi perempuan apa bisa arah kedalam botol...
Tapi laki-laki dituntut untuk bisa lebih (harus sudah kerja kalau lulus kuliah/sekolah, umur 30 tapi belum nikah bakalan didesak terus, kalo anak pertama bakalan jadi tanggung jawab).
pernah di suruh nangkap ular kalau masuk ke rumah?,atau ronda tengah malam kalau lagi byak kasus pencurian??,laki² sering di suruh untuk ngelakuin hal² berbahaya,itu baru yg paling simpelnya, blum kalau bicara perang, emangnya enak apa pergi perang yg kemungkinannya cuma antara pulang hidup² atau mati
Enaknya jadi laki-laki itu selalu dimengerti, dan selalu diutamakan. "Perempuan selalu bener" itu justru salah, kenyataannya kebalikannya, perempuan selalu salah. Kalau laki2 selingkuh, perempuan yg disuruh sadsr diri kenapa lakinya selingkuh, kalo duda disuruh cepet2 nikah giliran janda nikah dikomen gak setia. Perempuan selalu harus ngalah sedangkan laki2 selau dimengerti; perempuan dilarang pake baju tertentu karena takut laki2 akan goda. Perempuan dididik jadi istri sedangkan laki2 gak dididik jadi suami; Kalo perempuan bangun siang, gak beres2, mandi siang pas weekened, dll kita sering denger "nanti kalo kalo jadi istri/nanti kalo punya suami gimana" tapi gak pernah kita denger ortu ngingetin anak lakinya "gimana kalo jadi suami". Dan masih banyak lagi enaknya jadi laki2
Memang sih, Emak gw kuat banget. Pagi nandur di sawah panas panasan sampe duhur. Pulang istirahat 1-2 jam, mempersiapkan kayu buat masak, masak sampe hampir Maghrib, di malam hari santai tapi kadang-kadang ke kondangan atau ngebantu masak di berbagai acara tetangga dan kerabat jauh. Sehingga emak gw mengidap hernia karena sering angkat barang berat uda lama penyakit tersebut di hadapinya. Kalau kumat, gw yang jadi tukang urut. Dan tak hanya itu, gw bisa ikut masak. Yaa walaupun sering dimarahi sih kalau salah dikit. Terus gw lempar pertanyaan" emang Emak waktu muda langsung bisa masak ? ya enggak kan" pokoknya sering debat lah. Kalau kata Gugem belajar masak bisa jadi skill yang sangat berguna, bisa buat usaha dll.
Bener bgt, waktu tangan ibu abis kupatahin, mau gk mau aku yg nyoba gantiin beliau, nyoba masak, dan bersih2, cuci baju dll, masyaoloh punggung berasa remuk bgt, capeknya gk nahan, jauh lebih capek dr cari duit, sedangkan selama ini ibu cari duit jg bantu ayah, sambil ngurus rumah kyk gitu hampir nonstop hampir gk pernah ngeluh. Aku ngomong gini pun dulu di sosmed banyak yg kontra, mereka belum ngalamin kali ya capeknya jd ibu.
Bener banget, ibu subuh-subuh udah bangun masak buat bekal ke kebun dan ikut kerja di sana, pas sampe rumah juga masih tetap harus menyiapkan makanan lagi, sementara bapak udah bisa istirahat nungguin hidangan masakan
Biasanya, kebanyakan perempuan bisa merangkap sosok laki laki ( sebagai ayah). Tapi laki laki belum tentu bisa untuk menjadi sosok perempuan ( sebagai ibu).
Setuju sih kak.. cuma.. kata kata "kebanyakan" sama "belum tentu bisa" itu sebenernya hampir sama loh 😂 izin pendapat ya kak.. di lingkungan saya pun ada seorang ibu yang gabisa menggantikan atau merangkap sosok ayah.. dan ada juga seorang ayah yang bisa mengurus rumah dan bekerja sekaligus.. jadi sebener nya stigma atau kata kata kaya gini itu.. agak gimana ya..😂 untuk bapak yang udah bekerja keras demi anak tanpa sosok istri.. bakal sedih sih baca ini
@@jeboy9163 ia mirip tapi secara makna tetep masih beda..ya makanya saya katakan kebanyakan ( dalam artian , ga semuanya . Karna pasti ada sosok perempuan yg ga bisa menggantikan sosok laki laki ). Dan kenapa saya katakan " belum tentu bisa " karena ga semua lelaki pasti selalu bisa jadi sosok perempuan . Lain arti kalo aku bilang " PASTI "
@@jeboy9163 base on data kebanyakan kriminal di US itu berasal dr single mother. Trus anda perbandingan anak yg dibesarkan sama single mother, father, sama kaum LGBT. Hasilnya anak yg dibesarkan ama single father jauh lebih sukses drpd yg laen loo Klo elu tanya knpa gk pake data di indo, ya karena di indo gk ada datanya lol
Topik malam ini sangat menarik !! Ka Nana, next bahas beauty privilege dong, issue itu masih jarang banget dibahas secara khusus, masih banyak cewe insecure dan pengin lebih PD. Terimakasih ka Nana ❤
Dalam memori kecilku, ibu dan bapak sama2 pekerja. Mereka pergi dan pulang di jam yang bs dibilang sama. Tp yg kuingat, ibu ku selalu tanya ada PR gak? Mau ujian apa? Dan ibu selalu ada waktu buat dampingin aku belajar (meskipun dia pulang pun sudah larut malam, pasti selalu perhatian). Enaknya jd laki2, at least di pengalaman kecilku. Papa ga punya “mandatory” untuk educate anak2 nya, meskipun mereka sama2 bekerja. Berbeda sama mamaku yg punya double bahkan triple job untuk cari uang, educate, dan domestik.
Sebagai perempuan yang hidup di lingkungan keluarga dimana laki-laki nya lepas tanggung jawab, saya bangga sih dikelilingi perempuan hebat tapi ya jadinya saya benci dengan laki-laki disekeliling saya karena laki-laki yang saya temui selalu membuat saya ngebatin "enaknya jadi laki-laki". Penting untuk disadari bahwa patriarki yang sudah mengakar itu nantinya akan berdampak pada anak misalnya output nya kayak saya yang jadi benci sama laki-laki. Makanya diskusi kayak gini tuh penting agar tidak ada lagi yang kayak saya di masa depan.
menurutku ya, dalam hidup itu entah kamu laki-laki atau pun perempuan, semua harus menjadi kuat. Saya memakai kata "menjadi", karena pada dasarnya semua manusia itu sama saja yaitu bertumbuh/berkembang. Lalu definisi kuat itu berbeda untuk setiap "individu", karena ada pria yg lembut/sensitif ada juga wanita yg keras dan agresif. I would say that, perbedaan pria dan wanita itu mungkin hanya pada "kebutuhan" fisiologisnya/fisik. Tapi bukan berarti itu menjadi batasan, kalaupun itu menjadi batasan/masalah, ya harus dicari solusi terbaik tanpa merugikan salah satu pihak.
Tuhan menciptakan laki2 dan perempuan dgn perbedaan..kalau mbahas enaknya laki2 ataupun susahnya perempuan tetap tidak akan menemukan keadilan ..karena dalam otak laki dan perempuan sudah diciptakan berbeda.. sudut pandang akan sll berbeda, jangan adu capek.. yg paling penting gimana menjalankan peran masing2 dan saling respect misal dlm sebuah hubungan..
nah itu intinya kan, saling respect. kenapa dah org" saat ini susah respect tentang hal itu😟,terlepas kondisi masing" ya. cuman secara kodrat aja udh beda cewe dan cowo. mungkin klo diagama gue,itulah pentingnya beragama..
Ngomongin enaknya jadi laki-laki, aku mau ngomongin kebiasaan/tradisi yang terjadi di lingkungan aku. Mungkin kalian ada beberapa yang merasakannya juga. Di rumah, anak/cucu laki-laki biasanya lebih didahulukan dari anak/cucu perempuan dalam banyak aspek. Bahkan anak perempuan akhirnya menanamkan dalam diri mereka bahwa mereka harus bisa melakukan banyak hal, mereka harus jadi yang pertama di berbagai bidang, mereka jadi orang yang ambisius dengan alasan biar mereka lebih bisa dibanggakan daripada saudara laki-laki mereka. Tapi udah melakukan banyak hal pun, perempuan bahkan nggak bisa walau hanya jadi setara dari laki-laki. 😢😢😢😢
Kadang masalahnya adalah para perempuan sudah mempatri di otak mereka bahwa mereka kaum paling tersiksa. Jadi apapun itu pokoknya mereka yang paling tersiksa dan hidupnya paling susah. Titik, gabisa diganggu gugat lagi.
@@abyz3010 Beberapa dari kami memang betul-betul merasa tersiksa karena patriarki yang ada di keluarga kita kak. Kakak pernah nggak sudah terbukti punya kesempatan yang besar untuk melanjutkan pendidikan tapi terhalang karena ada yang bilang "Buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi? Nantinya bakal di dapur dan melayani suami juga". Kalimat tersebut bahkan keluar dari mulut keluarga kita sendiri. Padahal sejatinya guru pertama bagi anak-anak itu ya ibu. Atau kakak pernah lihat nggak ada laki-laki yang jelas-jelas bilang nggak mau melanjutkan kuliah dan mau cari pekerjaan aja. Tapi keluarganya malah bilang "Laki-laki seenggaknya harus kuliah, mau jadi apa kalau cuma lulusan SMA?". Ironis ya. Kakak mungkin nggak merasakannya. Tapi aku dan beberapa perempuan lain merasakannya.
@@shortaubyteen kakakku perempuan, baru lulus s2. Beruntung karena orang tuaku sangat adil dan sayang semua anaknya. Kita perlu manusia manusia yang tidak egois, bisa mengahargai orang lain agar tercipta kesempatan yang sama untuk setiap individu. Masalahnya ini sangat sulit, bahkan jika ada 1 gender pun di dunia ini pasti tetap ada pihak yang tertindas. Sejarah baru harus mulai dari kita. Kalau orang tua kita patriarki, putus itu sampai di kita saja. Jangan jadi kayak panitia ospek, siswa baru ikutan disiksa hanya karena dia dulu disiksa.
@@abyz3010 How lucky u r, punya keluarga dengan orang tua yang adil dan sayang semua anaknya. Aku ikut seneng dengernya. Tapi analogi kamu tentang panitia ospek itu kamu tujukan untuk siapa?
Yang paling terlihat di society saat ini dan banyak dialami oleh kaum perempuan, menurut gue ini: 1. Standar umur untuk pernikahan antara cewek dan cowok itu berbeda. 2. Loker sekarang banyak dibuka untuk kaum laki-laki. 3. Standar kesopanan untuk laki2 dan wanita itu berbeda. 4. Perempuan wajib bisa memasak, mengurus diri, mengurus anak disaat sudah menikah. Tapi yg paling sering terjadi itu kalau soal umur standar pernikahan, perempuan wajib nikah sebelum umur 30 tahun dan wajib lebih muda dari laki-laki nya. Jika diatas 30 tahun maka akan dibilang perawan tua. Disclaimer: ini di negara +62 ya... Hayoloh~~~
ya untuk pernikahan krn laki2 biasa diexpect utk bayar mahar dan smua seluk beluk pernikahan kan. "Nabung bareng" itu cuma dikit yg melakukan. Otomatis harus lebih tua dari perempuan karena harus punya tabungan untuk itu. At least that's how I view the problem.
Kalau menurut saya, kenapa bos lebih memprioritaskan laki-laki daripada wanita apabila kemampuannya sama. Karena suami wajib mencari nafkah, sedangkan wanita tidak wajib mencari nafkah. Ada ancaman Undang Undang lho kalau suami tidak menafkahi. Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004. Suami tidak menafkahi istri dan anak termasuk penelantaran dan bisa dihukum maksimal 3 tahun dan denda 15 juta. Kalau saya jadi bos, terus saya butuh 1 orang sebagai karyawan. Terus datang 2 orang. Satunya wanita dinafkahi suami mau bekerja karena suka saja, ingin diakui sebagai wanita karier. Satunya pria yang perlu duit buat menafkahi istri anak sebagai tanggung jawab. Saya tentu akan menerima pria tersebut sebagai karyawan dan menolak wanita itu. Karena kalau wanita tersebut tidak bekerja, tetap juga dibiayai sama suaminya. Sedangkan pria lebih butuh pekerjaan karena harus membiayai istri, anak, dan saudara perempuannya. Intinya kenapa perusahaan lebih mungutamakan pria dan lowongan kerja lebih banyak untuk pria? Karena PRIA WAJIB MENCARI NAFKAH sedangkan WANITA TIDAK WAJIB BEKERJA. Kalau feminis mau disetarakan dengan pria, berarti kaum feminis tidak boleh menuntut hak dinafkahi suami. Bila perlu wajibkan juga wanita feminis untuk bekerja dan menafkahi.
Konten ini lebih enak ditonton daripada yang Part 2. Semua partisipan bisa saling terbuka meski ada curcol-curcolnya, enggak ada yang menyerang secara personal.
Terima kasih mbak Nana dan tim Mata Najwa beserta semua bintang tamu ka Tasya, ka Rina, Bu Alissa, Bu Ira, ka Ge dan ka David yang sudah membahas issue ini dengan pembawaan yang sangat nyaman untuk disimak, semoga kedepannya issue ini lebih sering dan normal dibahas dan didiskusikan tanpa harus membuat orang-orang yang sedang membahasnya jadi sensi atau merasa tidak didengarkan atau diperhatikan, karena sering sekali saya mengangkat issue ini ditongkrongan atau circle terdekat saya (seperti keluarga) namun endingnya antara saya dicap feminis atau mereka yang tetap menormalisasi sikap patriakis. Tapi saya tidak pernah berkecil hati dan tetap akan membahas issue ini meski dalam prosesnya masih banyak tantangan. Karena menurut saya diskusi topik apapun outputnya bukan siapa yang menang/kalah atau benar/salah, tapi saling mengutarakan pendapat agar satu sama lain bisa tau dan bisa menghargai pendapat lawan bicaranya jika memang berbeda pendapat atau pemikiran. Opsi setuju untuk tidak setuju (agree to disagree) juga ada apabila masing-masing tetap kekeh dengan pendapatnya tanpa harus menjatuhkan pihak lain.
shout out kepada david dan ge yang bisa balance antara serius dan bercanda, cuma kalau misalnya kayak begini itu kesannya mereka jadi samsak tinju para wanita-wanita di sekitarnya. please gue maunya nonton diskusi bukannya satu pihak kena pukul karena dikeroyok T-T kalo mau host yang jago lead dan diffuse the situation, please mbak nana cari yang jam terbangnya sekalian tinggi dan mengerti feminisme. pandji pragiwaksono, ryan adhryandi, raditya dika, itu mereka semua PASTI ngerti. shout out juga sama diversitas narasumber yang selalu mata najwa provide, tapi yang gue liat yang diangkat di pembicaraan ini terlalu surface area banget.... jadi yang diomongin itu terlalu performatif. bukannya nggak penting, tapi intersectionality-nya mana??? kenapa yang bicara cuma perempuan-perempuan kaya yang pasti pengalamannya beda dari ibu ojol yang mesti cari kerja sementara suaminya sakit, atau anak-anak cewek yang harus give up their education karena orang tuanya lebih memberikan kesempatan itu ke saudara lelakinya?? kan tugas kalian mencari orang-orang yang seperti itu? ayolah mbak nana, Susahnya Jadi Perempuan itu iconic banget. tolong krisar aku dibaca dan diterapkan untuk nextnya, supaya discourse feminisme nggak berputar disitu-situ aja.
Saya setuju ini up... dalam kondisi ini memang terjadi diskusi yang kurang balance.. ada yang hal membuat geregetan sebetulnya bisa dijawab oleh lawan diskusi mas ge dan mas david.. Kalau mau dengan budaya patriaki atau feminisme sejauh saya melihat... lebib kearah pilihan dan kerjsama yang sifatnya sudah kelompok kecil kita sebut itu "keluarga" Masalah diluar keluarga ... semua gender dianggap manusia dan dinilai dari kualitas kinerja, kompetensi, sikap, dan potensi pengembangan diri...
Kalau di kehidupan kecil saya, kedua orangtua saya adalah partner kerja terbaik, ibu memasak, Bapa mengambil air, menyetrika baju, membersihkan ladang, ibu menanam jagung, bapak memandikan saya dan Adik2, ibu menyiapkan makan, bapak menemani kami belajar dan bahkan ketika ibu meninggal Bapa menggantikan peran ibu dengan baik. Untuk pendidikan mereka berdua ingin semua anaknya menjadi orang hebat. bapak selalu berkata 'cukup Bapak yang SMA, cukup Bapak yang menjadi Kuli bangunan!. Hal itu ternyata bermanfaat di kehidupan saya saat ini, bahwa semua orang itu berhak mendapatkan kesempatan ❤
Tbtb keinget bapakku. Dulu pas aku masih kecil, tiap beliau ada masalah sama ibukku, bapakku selalu nyuruh anaknya buat bujuk ibukku biar nggak marah, seolah2 anaknya dijadiin senjata biar masalah mereka cepet kelar. Meanwhile ibukku lebih banyak mendem semuanya sendiri, nggak mau anak2nya tau kalo ada masalah. Aku bahkan baru tau jelek2nya bapakku pas aku kuliah, itu pun karena masalahnya udah gede dan mamaku udah gabisa mendem semuanya sendiri. Jd kalo kak najwa dan yg lain bilang perempuan itu kuat, aku setuju banget😭😭
sama aja, inti dari feminisme juga itu. perempuan setara dengan laki-laki dalam beberapa aspek. laki-laki bisa berbahaya, perempuan juga sama. jadi harus hati-hati dengan keduanya.@@nak.lanang
Kalau memang benar ingin memperjuangkan hak-hak perempuan, salah satu yang harus direvolusi adalah pemaknaan peringatan tanggal 22 Desember yang selama ini diperingati sebagai hari ibu, kembalikan kepada makna asasinya yaitu Hari Perempuan Indonesia. Karena secara historis peringatan tanggal 22 Desember ini merujuk pada Kongres Perempuan Indonesia pertama yang dilaksanakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres Indonesia Perempuan I melahirkan dua hal besar yang berdampak bagi kehidupan perempuan Indonesia, yaitu: 1. Muncul hasrat untuk membentuk organisasi yang solid dengan kehadiran "Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI)". 2. Melahirkan tiga mosi yang merajuk pada kemajuan perempuan, seperti tuntutan penambahan sekolah rendah untuk perempuan, perbaikan aturan dalam pernikahan, perbaikan aturan mengenai dukungan janda dan anak yatim. Di sisi lain penyebutan Hari Ibu, bukannya Hari Perempuan, merupakan bagian dari dekonstruksi semangat perjuangan perempuan Indonesia menjadi sekedar perayaan rasa terima kasih kepada seorang ibu. Dan aku pikir, penyebutan "Hari Ibu" adalah bagian dari konstruksi depolitisasi perempuan Indonesia.
Ini yg bener, ini kenapa like nya cuma dikit woi, pasti yg laen "lah klo lu maunya cewe masak, lu bisa masak gk?" wong keluarga biar harmonis ini malah request ganti2an kyk pemaen bola..
Saya rasa yg dibutuhkan perempuan adalah apresiasi dan perhatian. Walaupun suami gak bisa bantu, tapi minimal nawarin bantuan. Nawarin bantuan itu artinya perhatian, artinya peduli. Kadang pekerjaan kecil, misal subuh atau sore beli sayur ke pasar... Walopun bisa ke pasar sendiri, naik motor atau mobil atau jalan kaki sendiri, tapi kalau suami nawarin "mau dianter nggak bu?" itu rasanya senang sekali. Bukan kepingin dianterinnya, tapi itu jadi bentuk perhatian dari suami. Dan sebenernya itu sehat juga bagi si suami, karena suami jadi merasa dibutuhkan oleh istrinya. Merasa bermanfaat. Intinya saling menghargai. Mengapresiasi. Kecuali kalau dasarnya emang males. Istrinya yg males, suaminya yg males, atau dua2nya pemalas..
Udh 3 video yang bahas gender : susah nya jadi perempuan 1 dan 2, enak nya jadi laki-laki. Ditunggu video enak nya jadi perempuan dan susah nya jadi laki-laki. Biar gak cuman liat 1 dimensi aja dimana di kehidupan yang susah cewek aja cowok nya enak.
semua beban sesuai dengan kemampuan masing2. menurut saya, tidak ada yang lebih sulit, tidak ada yang lebih mudah. yg membuat sulit hanya rasa ketidak cukupan atas nikmat yg tlah dikaruniakan Tuhan. semua fase kehidupan hanya perlu dijalani dengan sebaik-baiknya dengan rasa syukur dan sabar. laki-laki dan wanita, mereka diciptakan untuk saling melengkapi, bukan untuk berkompetisi. jd tidak ada menang atau kalah, tidak ada yg lebih baik atau kurang baik. semua punya porsinya masing-masing, ada beban dan kekuatanya masing2.
Seuju dengan penjelasan Ibu Ira mengenai bagimana memilah budaya atau kebiasaan sebuah keluarga dalam berinteraksi, yang akan diteruskan kepada generasi berikutnya. Kenapa memilah? Berpikiran maju, terbuka, revolusioner itu boleh, tapi kurang ajar jangan, sopan wajib, saling menghormati harus. Wanita harus dilindungi, bener. Tapi bukan di "krukupi". Note : sekedar sharing saja.
Kebetulan aku dan partner ku suka bahas-bahas kya gini sambil minum kopi dan sudah menjadi kebiasaan dalam percakapan setiap kali ketemu. Menurutku ini sudah harus menjadi obrolan yang dibumikan. Di akhir percakapan pernah dapet kesimpulan kenapa laki-laki bisa disebut one step lebih daripada perempuan? Ketika perempuan banyak mengalami fenomena-fenomena yang natural dan kodrati, seperti misalnya menstruasi. Laki-laki yang sudah mature secara ilmu pengetahuan 7 hari dalam fase perempuan sedang mengalami menstruas mereka (laki-laki)i sedang memikirkan, merancang atau membuat sesuatu di waktu yang sama ketika perempuan sedang dalam fase menstruasi dimana ada banyak hal yang harus dilewati oleh perempuan, seperti sakitnya menstruasi di 3 hari pertama, hormon menjadi tidak stabil yang bisa mempengaruhi emosi, aktifitas menjadi terganggu, dan perempuan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk hal-hal seperti itu setiap bulannya. Yang dimana laki-laki di fase tersebut sedang create something. Menurutku itu salah satu alasan kenapa laki-laki bisa one step lebih daripada perempuan.
nicely written. jujur saya excited ketika baca tulisan di atas. ternyata ada yang punya pemikiran sama dengan saya. misal pada kasus pemain catur. juara dunia laki-laki drop out dan fokus grinding no life. juara dunia perempuan masih bisa masuk top univ, networking, jaga penampilan, dsb. ada yang bilang, alasan laki-laki lebih hebat itu sebatas karena jam latihan lebih lama. menurutku itu bisa saja benar, tapi gak menutup kemungkinan mungkin hormon testosteron juga berpengaruh. misal si juara catur laki-laki diberi tugas untuk masuk top univ dsb. apakah dia masih bisa mengalahkan si perempuan? kita belum nemu jawaban. di sisi lain, framing argumen doi seolah laki-laki gak mampu multi tasking, tapi saya rasa justru perempuan yang gak bisa overclock untuk satu misi. alasannya ya menstruasi. ini titik akhir diskusi dengan dia.
menurutku feminisme yang ideal itu kayak di china. kenapa perempuan harus kerja ya supaya produktif. sama halnya anak harus sekolah dan kerja secepat mungkin supaya produktif. intinya produktif. jangan menghalangi perempuan cerdas dan berbakat untuk lebih produktif dari laki-laki yang biasa aja. bukan putting her on pedestal, just recognize her talent. untuk masalah usia pernikahan, kalau mau punya anak usia kesuburan perempuan memang 20-30 tahun, ini urusan biologis bukan dogma sosial. sebenernya, bagus kalau laki-laki juga bisa nikah muda, tapi mereka gak bisa nikah sebelum sukses. mungkin kita bisa mempersingkat sekolah wajib sampai smp, sma diganti jadi 1 tahun magang, 2 tahun kerja. usia kuliah harus udah bisa cicil kpr dan ambil pendidikan tinggi dengan biaya sendiri. yah semua ini cuma konsep, jangan dibaawa terlalu serius ya.
Hmm, kalau menurut saya kebanyakan kenapa perempuan agak tertinggal ya karena budaya patriarki dan pernikahan, banyak oerempuan yang rela harus menanggalkan ambisi dan mimpinya karena terbebani dengan urusan domestik tapi laki2 bisa dengan bebas meraih cita citanya
1:09:03: Coba lah bekerja sebagai Nelayan, penambang batu bara, pekerja konstruksi gedung tinggi atau bawah tanah, petugas militer di area konflik, pengemudi truk, teknisi instalasi listrik dunia, petugas penyelamat bencana, kemudiaan, ada pekerja bangunan yg membangun rumah anda, pekerja kontruksi jalan aspal yg anda pakai setiap hari, pekerja ekspedisi yang menggangkat alat2 berat utk mendistribusikan kebutuhan anda anda semua setiap hari. Kalau wanita "Mau" bekerja di bidang2 tsb, barulah kita bicara kesetaraan. terakhir, bersatulah dan lamar lah pekerjaan2 tsb jgn cuman mau kerja di kantor n ber AC, dan jgn lupa bersatulah para wanita turun ke area konflik perang resikokan nyawa anda demi kedamaian dunia. Di titik ini tdk ada tuh wanita yg menuntut kesetaraan? Contoh lagi.. Feminist hanya bisa bicara begini karena kalian hidup enak, berpendidikan, dan berstatus tinggi, tapi seketika jika hidup dlm keadaan sulit n berat, contohnya dlm keadaan perang, wanita akan kembali pada gender role nya masing2, di ukraina laki2 18-60 th wajib dan harus stay dan menjdi prajurit utk melindungi negara, wanita boleh pindah atau liburan kemanapun yg mereka mau. tidk ada tuh wanita yg nuntut kesetaraan gender mau ikut militer juga? contoh lain, dlm sejarah.. saat Titanic tenggelam, yg boleh naik ke sekoci siapa? WANITA dan anak2, laki-laki? dibiarkan mati, agar klian wanita tetap hidup, kenapa wanita ndak teriak kesetaraan saat2 seperti itu terjadi? previllege itu tdk nampak utk org yg memilikinya.
Saya jg termasuk yg dibesarkan dr keluarga patrialis, anak cewek diantara dua saudara cowok. Sejak kecil tugas domestik rumah tangga selalu dibebankan pada ibu saya, saya yg anak perempaun jg kena imbasnya dgn jd yg satu2nya anak yg diminta bantuin ibu saya, sementara dua saudara cowok saya lebih dibebaskan. Rasanya gak adil dan efeknya adalah saya jd nggak mau di posisi seperti ibu saya. Waktu saya ngambil S1 ibu saya bilang setinggi2nya cewek kuliah bakal jd ibu rumah tangga jg. 😢 Sekarang, saya krisis kepercayaan sama laki2. 😅
Krisis kepercayaan kepada laki-laki gapapa, karena banyak juga laki-laki krisis kepercayaan kepada perempuan. Malah laki-laki dan perempuan sama-sama krisis kepercayaan kepada pernikahan. Masalahnya adalah keluarga orang tua Anda bukan keluarga Anda nantinya, Anda dan Calon Suami yang pegang kendali atas keluarga Anda nantinya, cari pasangan yang memang Anda sukai pemikirannya, perilakunya, ucapannya. Bentuk keluarga Anda sendiri tanpa harus meniru keluarga orang tua Anda, didik anak-anak Anda sesuai dengan apa yang Anda inginkan, Anda tidak harus meniru Ibu Anda dalam mendidik anak, karena ketika Anda punya anak maka peran mendidik bukan di tangan Ibu Anda tapi di tangan Anda. Saya tau Anda khawatir terhadap pernikahan, justru karena Anda khawatir berarti Anda orang yang paling siap untuk menikah dan berkeluarga, dibandingkan yang menikah muda tapi ga tau rencana kedepannya apa yang penting nikah aja biar hubungan seks jadi halal.
saya setuju dengan mas@@baguswicaksono1616 . adalah nilai positif kalau kita bisa belajar dari kekhawatiran. di sisi lain, gejala neurotisme yang mempengaruhi kestabilan emosi juga perlu diberi perhatian ektra, kalau bisa disembuhkan.
Penting untuk diingat bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi dunia ini. Perubahan sosial dan kesetaraan gender menjadi bagian integral dari perkembangan masyarakat modern. Menghargai kontribusi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin, merupakan langkah penting menuju masyarakat yang inklusif dan adil.
inilah feminisme yang kita butuhin. bahwa siapapun bisa jadi orang hebat asalkan punya bakat dan mau usaha. contohnya najwa shihab, sri mulyani, retno marsudi, cut nya dien, ibu kartini, dsb.
Banyak laki-laki yang komen disini beranggapan kalau konten ini "merendahkan laki-laki" padahal ini tentang keadaan dan sistem, dimana peran perempuan selalu dilemahkan. Fokusnya harusnya dikonteks ini sih, supaya peran perempuan di Indonesia bisa optimal, kan sebuah negara bisa maju kalau perempuannya maju. Jangan malah laki-laki merasa tidak ingin perempuan menyuarakan suaranya karena terlalu bising dan takut gak bisa diatur lagi, kita sama-sama manusia bro, sama-sama bisa berpikir. Kalau ada sistem yang salah diperbaiki bukan dipungkiri ❤
tapi yg jadi masalah generalisasinya yg membuat banyak laki-laki beranggapan kalau konten ini "merendahkan laki-laki". ada banyak laki-laki juga yang tidak suka dengan sikap laki-laki lain yg merendahkan perempuan atau meremehkan peran perempuan.
17:40 Dari contoh dri yng diberikan David, sebenarnya kita lihat dari pengambilan keputusan antara laki2 dan perempuan. Laki2 ambil keputusan menggunakan dominan menggunakan akal, sementara perempuan mengambil keputusan dominan perasaan nya. Nahh dsini saja bisa dilihat bahwa laki2 sudah dari dulu udah di atur untuk "melindungi perempuan"
Saya perempuan dan saya setuju si sama pernyataan kak david, soalnya bapak saya (sorry banget, walaupun dia bukan bapak kandung tapi saya melihat beliau kayak bapak kandung saya, saking baiknya) dia memang pernah bilang (istilahnya) "mending bapak yang mati daripada kamu" Dan yaa itu jadi menimbulkan rasa respek sama beliau (khususnya saya sendiri)
Kasus yang diutarakan David punya opsi lain yang lebih logis harusnya. Bukan ngelarang istri nyetir, tapi ajarin cara nyetir yang lebih baik biar nggak nabrak.
Ingat skli, wktu SD ada pemilihan ketua kelas. 3 kandidat laki2 semua. Wali kelas minta aku ikut jg jdi kandidat agar perempuan yg jadi bendahara. Ternyata hasil pemilihan, aku yg menang. Bu walasnya sampai mengulang pemilihan hingga 3 kali karena maunya beliau aku jadi bendahara... Walau sampai di putaran ketiga, aku tetap menang. Desprately, beliau menjadikanku ketua kelas :)
Aku juga pernah dapet suara terbanyak untuk jadi ketua organisasi di kampus. Tapi ntah knp dianggap tidak sah hasil pemungutan suaranya. Terus dilakukan pemilihan kedua, perolehan suara ku hanya sedikit. Usut punya usut orang2 yg tadinya milih aku dibelokin suaranya ke kandidat laki2 yg lain, katanya dibikin isu kalo perempuan yg mimpin itu emosional dlm pengambilan keputusan. Akhirnya aku kalah dan cuma dijadikan bendahara yg tugasnya seputar administratif aja 🥲 mau sedih tapi udah ga heran sama dunia yg sangat amat patriarkis 🤣
Memulai apapun dari hal terkecil, buat yg sudah berumah tangga bisa mulai perubahan ini dari kita (suami dan istri), sering berkomunikasi, dan saling memahami
Menurut aku laki-laki dan perempuan punya peran yang berbeda di urusan domestik ataupun urusan sosial, enak dan tidak enak itu soal perasaan dan sangat subjektif. Kalau diskriminasi kayaknya ada di kedua belah pihak deh, jadi lebih baik tidak memojokkan laki-laki karena kita perempuan pun butuh sosok laki-laki yang kuat dan percaya diri untuk survive, dan laki-laki jg gaboleh mandang rendah perempuan karena perempuan yang diapresiasi dan berdaya adalah pondasi kemajuan masyarakat.
hmmm.. saya sebagai perempuan yang punya suami tdk pernah merasa saya butuh laki2 yang kuat dan percaya diri untuk survive, karena saya sendiri sudah kuat dan percaya diri. Saya survive sblm ada suami saya, setelah menikah pun saya tidak ada perubahan, tidak lantas bergantung dengan suami. Terus fungsi menikah apa? simpel, jadi teman sejati saya yang setara
1:03:54 "ketika seorang perempuan terlibat dalam kecelakaan mobil 47% lebih mungkin mengalami cedera serius" pertanyaannya 53% yang lebih mungkin mengalami cedera serius siapa? "17% lebih mungkin meninggal dunia" pertanyaannya 83%nya yang lebih mungkin meninggal dunia siapa?
Gini bro. Itu hitungan relatif mengacu pada pria (100%). 1) pria 100 persen vs 147 persen Misal ada 100 pria terlibat kecelakaan mobil, maka ada 147 wanita terlibat kecelakaan mobil. 2) pria 100 persen vs 117 persen Misal ada 100 pria meninggal, maka ada 117 wanita meninggal.
Gw kerja sebagai programmer. Cuman satu dari 20 programmer lebih yg gw temui, itu perempuan. Monggo ayok masuk ke sektor ini biar gk terlalu gersang wkwk.
zaman dulu gak ada perempuan yang mikir dirinya lebih hebat dari laki-laki, dan laki-laki tahu itu tetapi bukan malah menjatuhkan perempuan keduanya saling respect, dan semakin berkembangnya zaman sampai dititik sekarang hingga perempuan bisa berkata hidup tanpa laki-laki menurutku lucu aja, sama aja kayak gw merintis sampai bisa punya rumah mapan uang ngalir dan istri gw bilang gabutuh gw.
Kalo di film Usual Suspect itu bisa dikatakan, orang paling jahat justru bisa bersembunyi dibalik tubuh yg lemah karena secara social yang paling berhak untuk disalahkan adalah laki2
Thankyou mba Nana, thankyou bgt. bukan ttg merjuangin kesetaraan gender atau enaknya jd laki laki atau susahnya jd perempuan sih, tp ttg penempatan peran laki laki ataupun perempuan yang sesuai porsi dan kedudukannya. itu si inti knp topik ini harus terus dibahas ya.
Ini adalah inspirasi yg sangat baik buat para lelaki maupun para perempuan. Menurut saya harus ada saling take and give meskipun ada perbedaan antara hak lelaki atau hak perempuan.🙏👍
Sungguh membuat kami para gen Z bisa makin menambah wawasan kami, terimakasih mbak nana beserta para narasumber yang telah berbagi ilmu dengan mengangkat tema " enaknya jadi laki laki "
Bicara enaknya jadi laki laki itu menarik.. salah satu contoh menurut saya : ketika laki laki pulang malam, atau larut malam dianggap biasa sja,, sedangkan perempuan akan sulit dan selalu ada komentar negatif
@@onakasuitakai-x5t berat atau tidaknya seorang laki laki /perempuan itu tergantung level ekonomi Memang benar kalo perempuan ada di level mba Nana ,peran lelaki ga terlalu vital Atap bocor ,pompa air ga nyala,kompor ga nyala tinggal panggil tukang service beres Kalo di kalangan bawah beda lagi (Inget yg gali kuburan itu laki laki)🤣🙏
Sangat2 relate di pekerjaan dlm bbrapa thn ini, salah satu contoh aku pernah pngen apply posisi IT programmer sesuai jurusan kuliah, dan sempat nanya lowongan ke manager IT di kantor lama, dia bilang "susah kalo cewek soalnya sering kerja malem, cewek jarang bertahan biasanya (baik itu karena hamil/nikah)" padahal aku sangat2 kuat begadang , dan di pekerjaan ku sekarang hampir setiap hari begadang, jd mundur lagi niat utk apply posisi IT semenjak itu 😢 Dan utk mencari pekerjaan sangat2 banyak pertimbangan dan susahnya minta ampun , contoh karena perempuan harus cantik berpenampilan menarik, dengan makeup dan baju bagus dll, takut gabisa lembur, takut gabisa menghadapi tekanan, takut tidak bisa bekerja diluar kantor dan yang paling sedih masih bnyak perusahaan yang tidak mau menerima karyawan berhijab 😢
Klo stereotip perempuan gk bs lembur dr pengalaman pribadi sih emang gtu yaa. Dulu gua kerja sbg auditor yg kerjanya begadang mulu, waktu awal masuk freshgrade masih 50:50 proporsional auditor cowo ama cewe. Lama kelamaan hampir semua cewe pasti pd akhirnya resign Klo masalah penampilan kyaknya gk berlaku di semua bidang deh. Contohnya akuntan/auditor/konsultan pajak gk perlu tampil cantik, tp klo customer service ama teller bank mungkin iyaa
Perempuan itu berbahaya bukan karena intimidasi mereka tapi karena sifat yang bersembunyi di balik wajah yg mereka tunjukan. Sifat asli yg tidak mereka tunjukan di balik karakter mereka sehari2
Menurut saya, kalau dari statement terakhir mba Nana, laki2 gak bisa handle jadi perempuan. Kalau langsung tiba2 jadi, saya juga rasa gak bisa kuat. Tapi kalau dia dari kecil terlatih, kayak nerima menstruasi, terlatih disakiti dll, bakal kuat2 aja. Menurut saya secara netral, manusia yang terlatih, akan lebih hebat. Walaupun pasti ada bakat, tapi terlatih tetap punya nilai plus tertentu.
sepakat banget sama apa yg dijelaskan bu ira. stigmanya masih kenceng. apa yg diajarkan di generasi sebelumnya, bisa di cut selama dia memang mengandung pola pikir yg dominan, dualistik dan hierarkis (3 poin utama di dalam patriarki).
Akar dari semuanya kenapa Feminist bisa tercipta menurutku adalah self awareness: rasa nyaman, aman, kepentingan diri, kebebasan dan tercukupi. Nggak salah, tapi seringkali hal itu membuat kalian merendahkan laki2
@@geaaa3645 sebenernya kedua2nya itu merugikan semua, semuanya cenderung melenceng, masculinity maupun feminist, keduanya merugikan kedua belah pihak, dan cenderung fokus ke satu sisi saja, contoh yg terjadi ada di US sana, jadi berhati hati juga dalam membaca literasi tentang hal2 itu, terutama books yg terbaru
@@geaaa3645 belajar?, coba lihat dan baca juga, banyak juga yg protes dengan munculnya kurikulum itu di US, terutama di elementary school disana, sudah diajarkan gender, LGBT dll, bukannya itu malah cenderung ke brainwashing, asal kakak tahu pekerjaan ku dulu berkutit di masalah ini, okelah balik lagi ke feminist, kalau tujuan feminist yg bener2 pure mendukung perempuan untuk opened up more opportunities dalam hal pekerjaan dan votes, agar peluangnya sama dengan laki2 saya setuju seperti feminist di late nineteenth, tpi sekarang modern feminist sudah melenceng jauh dari hal2 itu, dan salah satu keluar sebuah gerakan woke culture etc itu juga karena oknum2 dia, sekali lagi saya berbicara tentang feminist yg ada di western, beda konteks lagi kalau di indonesia, justru feminist disini harus bisa mengurangi atau mengimbangi toxicnya patriarchy yg sngat banyak di indonesia ini, tetapi yg saya khawatir kan indonesia perlahan lahan termakan modern feminist dari western ini gtu aja, saya gk benci dengan feminist, karena org terdekat saya juga menganut paham tradisional feminist, banyak wanita2 sukses dan humble disekeliling saya, jadi saya cuman ingin balance aja, tidak memihak ke satu sisi, tidak saling menyalahkan dan bersaing satu sama lain, melainkan support each other dah itu aja, intinya balik ke nature kita aja kita hidup untuk saling support
It’s totally true. Aku setuju tentang stigma sih. I am single mother myself. Enggan menyebut diri sendiri Janda karena sudah terlanjur punya jadi label negative - dari kata JANDA itu sendiri. Surely I am not Janda Gatel atau gimana tapi aku ogah pake label Janda karena stigmanya terlalu negatif buat aku yg fokus dalam hidupnya adalah - kerja dan anak.
Bener banget tentang masalah pekerjaan untuk perempuan di dunia perusahaan antara laki2 dan perempuan itu berbeda,aku ibu 3 anak baru berusia 29 tahun dan sangat susah untuk mencari pekerjaan di perusahaan karena aku sudah punya anak beda dengan laki2 yang sudah punya anak 4 walau sudah berusia 35 tahun masih bisa di terima kerja di perusahaan. Padahal kinerja seseorang kan tidak bisa di ukur dri mslah itu
Kalau saya susah mendapat pekerjaan memang benar. Tapi lebih kepada sulit bagi waktunya karena gak ada support systemnyaaa... Anak masih kecil kecil susah sekali.....
@@nusantarafilms2963 qualified kalau tidak punya privilage waktu dan tenaga tetap akan tersingkir.. karena sejatinya ibu anak 3 dikerjakan semua sendiri gakpunya privilage waktu dan tenaga apalagi biaya..... Berbeda dengan single....
Adam diciptakan seorang diri. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam untuk menjadi teman hidupnya. Wahai para perempuan hebat, kami tidak akan bisa apa-apa tanpa kalian. Terimakasih untuk semua keikhlasan yang kalian lakukan.
Dan ketika perempuan beneran menganggap lo lemah? Hayoloh ~ Kayaknya kamu belum pernah di geruduk feminaz* seberapa menjengkelkannya kaum yg kau puji2 itu.
ada 2 solusi yang mungkin gak akan berjalan baik -hijrah dari lingkungan toxic yang satu ke lingkungan toxic lainnya -menyalahkan diri sendiri sampai rasa percaya diri hancur solusi yang baik -cari sosok mentor hidup yang bisa uplift, contohnya akun resurrecting men di twitter. dia bukan incel yang benci perempuan, dia cinta perempuan dan laki-laki. fokusnya agar kita belajar dari pengalaman nyata untuk navigasi hidup ini
Ngapunten saya ingin beropini, saya sudah menonton videonya 1 jam lebih, tidak terlepas dari data data yang sudah dibahas di video tersebut, saya sendiri malah pernah berfikir enaknya jadi perempuan, dan beberapa teman, atau kebanyakan teman/orang yang saya temui berfikir demikian, dalam konteks lain juga begitu, misal nasib, kekayaan, paras, gaya hidup, tinggi badan, skill, dll dll, ketika ngobrol selalu beradu nasib dan berfikir "bukannya enakan jadi kamu ya? "Dll, apapun pembicaraan yang berkaitan dengan apa yang tidak aku miliki atau aku alami saya beranggapan pembicaraan seperti contoh diatas merupakan fenomena ketidaksyukuran atas yang kita miliki sebagai manusia berjenis kelamin atau gender, dan pada dasarnya manusia selalu ingin memiliki atau mengalami apa yang tidak dialami oleh manusia lain, jadi diskusi seperti video diatas terjadi HANYA KARENA mayoritas didunia ini dihuni lebih banyak perempuan, yakni 4x lebih banyak dibandingkan laki atau bahkan lebih, sehingga masalah yang dihadapi perempuan sesuai data data yang sudah ditunjukkan di video, 4x lebih banyak sehingga lebih speak up dibandingkan yang lain, dengan asumsi tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki dan membuat berfikir menjadi laki laki itu mengenakkan atau nyaman 1. Jadi saya pribadi menyimpulkan berdasarkan yang saya alami sendiri bahwa sebenarnya manusia itu memiliki porsinya masing masing 2. pembahasan ini hanya muncul karena ketidaksyukuran 3. dan apabila laki laki dijadikan sebagai perempuan mungkin juga tidak kuat begitu juga perempuan 4. Saya kira mengungkapkan permasalahan dengan membandingkan lalu berfikir menjadi laki laki itu enak adalah salah No 3 & 4 saya menyoroti opini mbak nana yang bagian akhir. Akan lebih baik jika permasalahan yang kompleks tersebut tidak dibandingkan dengan gender atau jenis kelamin lain Ini hanya opini saya sekian terimakasih 😁
Zaman skrg perempuan jika tidak berdaya abis tuh mereka kena tipu daya, pemanfaatan, oleh laki laki tak bertanggung jawab, bahkan kebanyakn laki2 memaksa penipuan thd perempuan lalu menyalahkan, merendahkan, bahkan menghina mereka karena telah tertipu, bukankah bagus ya jika setiap manusia itu berdaya dan mandiri.
Mental laki-laki kebanyakan dihancurkan oleh social culture. Dan social culture itu kebanyakan yg mendesain adalah perempuan, itulah kenapa gosip itu bisa tercipta, its okay kalo itu bener meskipun itu tetap nggak dibenarkan tapi terkadang juga penuh dengan manipulasi dan fitnah
Saya sebagai ibu rumah tangga sekaligus bussinesswoman di bidang material bangunan kebetulan punya 5 toko bangunan. Saya lebih cocok dan nyaman dengan nilai-nilai patriarki.
Semakin tinggi pendidikan wanita semakin susah untuk diatur dan semakin tinggi agamanya maka ia semakin mulia.. dan belajarlah menerima bukan mengubah suatu hal, belajar dari orang" terdahulu dari orang yang begitu mulia yaitu Rasullullah Saw yang begitu berakhlak maka pelajarilah, semua hanyalah tentang pikiran dan hati" setan itu jauh lebih pintar kalo berbataskan pikiran, kembalilah kepada Allah dan rasulnya dalam semua hal.. Semua ada kelebihan dan kekurangan tidak ada yang tidak adil didunia ini.. Allah maha adil lagi maha melihat...
sukaa selalu sama mata najwa kalo misal bahas soal gender. gue sebagai gen z yg tertarik dengan isu seperti ini, dan mengira bahwa kayanya gen z jarang ada yang bahas soal gender. tapi meskipun representasi dari video ini bukan gen z, terimakasih sudah mengemas isu gender yang sangatt informatif dan mudah dipahami ini. apalagi liat komen nya positif gini. semangat selalu mba nana & team!
Sbg sesama gen Z gua tanya dong, dlm isu kesetaraan knpa itu yg koar2 tentang kesetaraan gk pernah bahas diskriminasi laki2/suami harus menafkahi istri dan anak dlm UU perkawinan??
Kesetaraan gender adalah masalah yang nyata dan serius, perempuan memiliki potensi yang sangat besar,tapi masih banyak ketimpangan dalam berbagai dimensi.
Jadi inget kata dosen saya yaa (beliau kebetulan dosen mata kuliah politik gender) dan pada satu kesempatan beliau bilang (yang pada intinya) tingkat stress antara laki-laki dan Perempuan sebenarnya lebih tinggi laki-laki, contohnya angka bunuh diri dalam masa Pandemi itu lebih tinggi laki-laki, (mungkin benar dari pernyataan sebelumnya bahwa itu merupakan akibat dari output yang salah) dan beliau akhirnya bilang 'jadi sebenarnya kesetaraan gender itu tidak hanya untuk perempuan, tapi juga untuk laki-laki " Gitu si yang beliau bilang Dan ya bener, sebelum pernikahan harus ada kesepakatan bersama antara suami dan Istri supaya perempuan tidak dirugikan
Lbh tinggi angka bunuh diri di pandemi adl pd laki2 bukan krn level stresnya lbh tinggi, tp level kemampuan menanggung stresnya lbh rendah. Mirip kyk kebanyakan laki2 kl ditinggal meningggal istrinya akan menikah lg sedangkan perempuan kebanyakan memilih berjuang sendirian membesarkan anak2
Kita perlu aware juga kalau kelanggengan patriarkal -selain disebabkan oleh kebijakan, peraturan, dan ketidakterbukaan pria tentang hal ini- tidak jarang juga wanita sendiri yang memperangkapkan dirinya. Perempuan seringkali menjadi korban kekerasan simbolis, yaitu kekerasan yang disebabkan karena dirinya sendiri membiarkan dia menjadi korban. Misal, "aku tu pengen bisa kerja kantoran spt suami, tp kok kasian anak2 dan suami nanti gak keurus. Ah yaudah aku buang jauh2 mimpiku, biar suami saja yang meraih karir setinggi langit", akhirnya si istri memilih sendiri keputusan yang mengganjal sampai dia tua, tapi kadang secara tidak sadar melampiaskan ketidakbahagiaannya pada anak dan suami.
Yaps itu karena budaya patriarki bahkan tanpa disadari tekanan keluarga juga berpengaruh, jika lingkungan sosial saling support saya rasa hal2 seperti ini akan minim terjadi
16:38 Pakai alasan "MELINDUNGI" -- ini kayak KRL gerbong wanita, katanya untuk melindungi Wanita, padahal untuk melindungi Pria dari berbagai drama yg bisa saja terjadi 😅 *canda
setuju banget dengan judul, gw laki-laki 50% beban gua lebih ringan ketimbang perempuan, perempuan beban nya jauh lebih berat, salut dengan para perempuan 🔥
Menurutku 'enaknya jadi laki-laki' karena 2 hal pertama laki-lakinya pinter mencari dan mendapatkan pasangan yang bisa saling mendukung, kedua emang ada tipe laki-laki egois dan memanfaatkan kelemahan pasangannya
Wajib banget nonton film ki and ka, film india, menjelaskan si perempuan yg menjalani kehidupan laki-laki dan perempuan yg menjalankan peran laki-laki tapi tanpa menghilang kodratnya masing-masing
Pertanyaan rina nose gampang dijawab: 17:32 pertanyaan: kenapa perempuan harus dilindungi? Apa karena mereka lemah? Jawaban: ya harus dilindungi dong, memang secara lahiriah wanita itu memerlukan perlindungan dari pria bukan sebaliknya, dan memang secara fisik juga pria lebih unggul dari wanita secara umum (bandingkan secara umum, jgn bandingkan wanita ufc dgn pria kurus), bukti kuat pria lebih unggul secara fisik, seberapa bnyak tukang kuli atau profesi lain yg sangat erat dgn pekerjaan fisik dari kalangan perempuan?? Pria membuat aturan untuk wanita bukan bermaksud merendahkan atau menganggap remeh wanita, tetapi karena kewajiban pria untuk melindungi dan menjunjung tinggi wanita, karena pria lebih unggul secara fisik, tapi kaum keseteraan gender salah kaprah dan berprasangka buruk klo pria adalah masalah dan membatasi wanita dalam segala hal,,, 16:00 an, ibu wahid bilang, klo perempuan tdk boleh jadi astronot, krn menstruasi dsb, maka buatlah teknologinya!! Jawaban: pernyataan kocak dari kaum keseteraan gender, teknologi apa yg ibu maksud? Teknologi penghenti menstruasi?? Teknologi agar wanita bisa jadi pria?? Sudah ada wkwk kocak kocak, dan permintaan ibu "suruh buat teknologi" itu ditujukan kesiapa pria atau wanita?? Secara tersirat pasti ibu meminta kpd ilmuwan pria kan?? Inilah bukti klo wanita itu membutuhkan pria secara fisik, ilmu dan sebagainya.. Begitu juga sebaliknya, pria membutuhkan wanita dalam hal lain
Saya cewek dan saya setuju sama anda. Saya gak ngerti mereka tuh mau apa, mau jadi laki laki atau apa sih? Enaknya jadi laki²? Tapi di sisi lain ada enak ya jd cewek...
seminggu lalu bapakku libur dari kerjaannya, di sore hari (jam untuk mengaji di TPQ) adik laki-laki ku ga berangkat, karena udah berhenti hampir 6bulan. si bapak nanya "buk, kok si adek engga sekolah?" "udah berhenti dari lama, bocahnya gak mau" disitu aku yg mendengarkan sekaligus menyaksikan hari-hari sebelumnya punya pikiran "bukannya harusnya bapakku tau perkembangan adekku ya? bukannya harusnya bapakku juga andil di urusan moral adekku ya? bukan cuma biaya aja kan? terus selebihnya urusan ibukku?" banyak pertanyaan serupa sampe ahirnya aku mikir "rumah tangga ini gabisa ku jadiin role model di rumah tanggaku"
kalo urusan kerjaan antara cewe dan cowo mesti disamakan ya jangan nuntut suami mesti menafkahi istri, ditanggung bersama aja urusan rumah tangga. kerjaan minta disamakan tapi nafkah keluarga kudu laki laki dimana keadilannya
I like to playing who's hidding from whom. Jadi siapa yg direndahkan oleh siapa, siapa yg kebanyakan sebenernya dihancurkan oleh siapa. Wanita yg merasa diperlakukan tidak adil ato pria yg banyak dihancurkan mentalnya oleh perempuan? Siapa yg dipermainkan siapa yg membuat permainan, siapa yg menjebak dan siapa yg merasa dijebak
Terus yg harusnya di undang itu bukan kalangan atas Wanita kalangan atas mah kalo benda rusak tinggal panggil tukang service Coba di kalangan bawah,atap bocor
Kenapa yang dibahas itu pekerjaan yang enak" ( MANAGER/KANTOR ) kenapa gak yang di underground". Seperti KULI, mau gak perempuan" jadi kuli, 99 % kuli itu laki". Yang naik ke tiang" listrik itu laki" / perempuan dan masih banyak lagi pekerjaan" berat lainnya. Resiko kecelakaan kerja pada laki" itu sangat tinggi. Laki" ketika kerja, lalu terjadi kecelakaan, misal mukanya kena benda tajam( codet ) itu malah jadi sangar, coba perempuan yang ***** kan jadi kureng, itulah kenapa perempuan lebih baik dirumah ( lebih aman ). Jadi Kenapa laki" mau bekerja keras, karena dia mau mengejar tujuannya (perempuan) contoh : ketika mau menikah, laki" itu jadi semangat bekerja untuk mengumpulkan sejumlah uang untuk biaya acara pernikahannya, dan perempuan adalah motivasi yang hebat. Mungkin itu aja, semoga lanjut part 2 ENAKNYA JADI LAKI" 2
Judulnya enak jadi laki laki tapi 2 laki laki itu jadi pusing 😂😂 Kesalahan 2 lelaki itu melawan kekuatan perempuan, perempuan itu dari awal diciptakan lebih kuat dari laki laki, dalam studi kedokteran yang ada bahwa ketika lahir bayi laki-laki itu lebih lemah dan lebih rentan terkena penyakit , makanya resiko kematian bayi laki-laki lebih besar daripada perempuan.salah satu faktor lain perempuan itu memang di ciptakan lebih kuat dari laki laki, laki laki kalau bisa melahirkan dia akan meninggal di bukaan kedua ,karna laki laki itu tidak akan bisa menahan rasa sakitnya melahirkan, sedangkan perempuan diciptakan untuk kuat menahan rasa sakit yang tidak pernah dibayangkan laki laki (misery)
Emangnya ada cowo yang pernah melahirkan dan meninggal? how do you know that for sure? If women are stronger why aren't more women fighting in wars? Why aren't more women in the police forces? Knpa "kuat" hanya diukur oleh bisanya melahirkan dan merawat anak aja? Ada banyak unsur "kuat" yang lain.
@@tntheat9ini konsepnya mana yg lebih kuat menahan rasa sakit om😂, masalah perang mah emg fisik om lebih kuat daripada saya kan? Otot laki² lebih banyak. Intinya yg diomongin diatas itu, "ketahanan terhadap rasa sakit" bkn ttg "power", kalo power ga usah dibahas jelas² kuatan cowo😂. Coba liat simulasi cowo nyoba alat yg bisa nimbulin sakit setara sama mens, mereka pada ga kuat, cewe sebulan sekali nahan itu. Jadi cowo lebih rentan terhadap rasa sakit, ga punya kemampuan besar buat nahannya, gitu om😂
@@tntheat9yg saya contohin baru mens, belum lagi sakit melahirkan yg banyak kasus ibu meninggal setelah melahirkan saking sakitnya. Belum lagi patah hati, disakitin lah😂, belum yg emosi naik turun tetiba pengen nangis. Oiya fakta uniknya perempuan ga selalu nangis karena sedih, tapi bisa karena emg pengen nangis aja😂. Itu semua bentuk rasa sakit, jadi "kuat" secara rasa sakit yg ditanggung, beda sama kuat versi power atau kekuatan, kalo itu mah kalah telak ya😂
Sebenarnya genre itu sudah pasti tentang perbedaan dan memang tercipta dan hadir dalam perbedaan walau mempunyai kesempatan yang bisa dilakukan walau ada perbedaan tingkatan dalam mencapai sesuatu di kehidupan ! Manusia tercipta adanya perbedaan walau dalam penerapan menyambung pikiran yang sama sudah pasti lebih banyak yang berbeda ketimbang bisa disama2in ! Menurut saya sebenarnya Perempuan itu kebanyakan tidak sehebat kata2nya ibarat orang yang terlalu cenderung menilai yang didalam karena rapuh didalam dan dalam penerapan lebih pentingkan penampilan luar , begitu juga laki-laki kebanyakan lebih kelihatan tidak pedulikan penampilan luar karena terlalu melihat di dalam dan cenderung lebih memilih didalam daripada yang diluar ! Bila perkumpulan demikian yang membahas hal demikian dengan jumlah yang tidak adil juga itu tandanya najwa juga tidak bertindak secara adil karena ingin memaksakan pemikiran bahwa selain genre mirip dirinya lebih kelihatan bersalah untuk memperbaiki didalam karena wanita itu cenderung suka melihat inner didalam yang baik karena banyak dituntut demikian oleh lawan jenis supaya bisa disebut memberikan contoh tapi terkadang orang yang menuntut itu bila dilihat dari kebalikannya memang lebih rapuh disana sehingga lebih sering menampikan keluar tanpa bisa mengendalikan diri :) untuk dilihat oleh orang luar karena hasil pemikirannya yang penting dirinya lebih kelihatan benar ketimbang yang berbeda tapi lupa pada keseimbangan serta hasil, emang hasilnya gimana jadinya ? sesuai ekspetasi bila benar2 ditelaah dalam pemikiran didalam yang sempurna dan kritis itu ! Dalam hasil orang luar melihat content demikian tidak jauh beda adanya penyimpangan juga toh ! Makanya ada pepatah bila mengabungkan sepasang kekasih itu sulit karena memang tercipta adanya perbedaan dan diperlukan untuk saling mengisi kekurangan yang ada ! Bila satu genre itu sangat sempurna dan tidak punya kekurangan maka bisa dipastikan lebih memilih sendiri dari pada berpasangan toh :) Memang kadang melihat orang diluar kita bila dibanding2kan dengan didalam kita belum tentu cara kerjanya cocok apalagi benar dalam penerapan jadi tidak heran bila perbedaan demikian yang tidak berusaha melihat kebenaran cenderung mengarah pada pembenaran semata ! Perempuan itu dalam penerapan pelaksanaan hal yang dituntut dunia lebih susah dibuktikan lebih banyak yang bisa ketimbang laki-laki , kenapa karena fisik luar wanita itu saja sudah lebih lemah ! Walau semua yang disanding2kan harus disamakan walau kelihatannya ada jugapun itu lebih sulit karena wanita tercipta dengan fisik yang lebih lemah dari laki-laki dan itu bukan diciptakan laki-laki pastinya ! BIla memahami sebab akibat maka anda terlahir sebagai perempuan saja ada sebabnya sehingga mempunyai aset demikian yang tidak sempurna dalam menjalani kehidupan . Jadi apakah kenyataan demikian sulit diterima ? sebenarnya dalam sisi saling mengisi memang ada ketimpangan sudah pasti karena intinya adalah saling mengisi tidak bisa disama ratakan dalam semua kehidupan juga , bila diberikan ruang juga belum tentu hasilnya benar ! Perempuan dalam hidup diberikan kekurangan dan terlihat lebih sulit itu karena dalam segi moral dan ketahanan fisik bisa terlahir demikian karena sebab dulu kekurangan itulah yang perlu di perbaiki selama hidup bukan sebaliknya apalagi menyalahkan diluar begitu juga laki-laki karena terlalu berlebihan sehingga terkesan menganggap remeh tampilan di luar ! Jadi bisa disebut bijak bila saling mengisi untuk keseimbangan dan berjalan bersama bukan saling menyalahkan seperti itu ! Lihat aja najwa juga ga adil kan dalam membuat pembahasan cenderung mau memperlihatkan bahwa pembenaran selalu wanita lebih hebat dari lak-laki dari content yang dimunculkan sebagai lawan dari konten ini bila adil mah harusnya contentnya dengan jumlah individu yang balance dalam pengetahuan dan keahlian serta harusnya content selanjutnya adalah enaknya jadi perempuan :) Tapi kenyataan cenderung ingin memperlihatkan kesusahan wanita didalam toh :) Bila pemikiran didalam wanita tidak rapuh seperti itu maka tidak akan muncul pemikiran susahnya jadi perempuan pasti mikirnya enaknya jadi wanita untuk dijadikan content pembanding dan berkeadilan ! Gini deh bila menuntut sesuatu yang sama dan adil , setiap prilaku kita harus menerapkan hal yang sama terlebih dulu ! Apalagi sebagai jurnalis memang dituntut untuk memperlihatkan perbedaan supaya bisa disukai banyak orang , tapi disisi lain bila kebenaran dan keadilan itu menyatu harusnya bukan yang dituntut perbedaan dan kesamaan lagi tapi lebih kepada hasil dari tanggung jawab yang adil dalam perbedaan :) Bila masih menuntut tanggung jawab yang sama dalam perbedaaan itu hanya menolak kodrat yang diberikan tuhan saja selama berkehidupan , terkadang sesama genre aja bisa berbeda bukan tidak benar2 sama persis hanya kepentingan yang dijadikan anggapan pembenaran untuk tujuan yang mirip tapi bukan benar2 persis sama karena setiap orang mempunyai perbedaan dalam hidup ini ! Mana ada setiap manusia dibumi ini berada di tempat yang sama persis atau bisa digantikan diwaktu yang sama maupun prilaku yang pasti sama ! Karena anda lahir didunia aja ga bisa milih bisa memilih tentu ga etis menuntut apalagi sekarang memilih untuk demikian dalam perjalanan hidup sendiri ! Terkadang kita merasa lebih benar dalam menilai orang luar tapi lupa pada hal apa yang benar didiri kita untuk diperlihatkan lebih dulu ! Bila semua perempuan bisa melakukan pekerjaan Pria tidak ada yang melarang , hanya saja dalam penerapan dan tuntutan dunia yang keras seperti hari ini lebih rapuh mana bila bisa handle tentu sudah dilakukan daripada mengeluh karena bila memahami kekurangan dan perbedaan itu mengisi tanpa mengeluh yang benar bila mengisi hanya untuk mengeluh itu berarti ada sesuatu didalam yang perlu dilihat dan diperjelas oleh diri sendiri ! Mau perempuan dan laki-laki semua mempunyai tangguna jawab yang mirip walalu berbeda intinya sama2 hadir didunia karena kekurangan bukan orang yang sempurna pastinya :) Solusinya supaya tidak banyak berselisih dengan lawan jenis adalah ketika memilih berpasangan harus bisa memahami dan menerima perbedaan , yang walau hanya simpel tapi sulit dilakukan ! Kembali kepada pilihan saja itu .. bila memilih ingin intens dengan perbedaan tersebut yah harus siap dengan hal yang tidak benar2 sesuai keinginan ! Bila tidak memilih banyak berhubungan dengan lawan jenis selama hidup ini maka kemungkinan berselisih itu lebih sulit ketimbang kemungkinan bermasalah . Demikianlah adanya ..... :) Semoga komentar saya bisa untuk saling mengobati bukan saling melukai . Terkadang kenyataan itu memang pahit ... tapi untuk mengarah tentu harus ada perbaikan dimasing-masing diri saja . Karena yang bisa mengubah anda menjadi lebih baik adalah diri anda sendiri bukan orang lain pastinya !
Enaknya jadi laki laki, Bermain di anggap tak berguna, istirahat di bilang malas, nganggur tak di hormati, bekerja kadang masih di anggap kurang, tertawa di anggap tak memikirkan masalah, nanggis di kata cengeng, manja di bilang lebay, curhat malah di sepelekan. Akhirnya pria menyimpan semuanya sendirian 👍
Bukannnya sm aja y. Jd istri jg gitu bermain istirahat nganggur dibilang malas. Bahkan kerja 24jam penuh jd IRT pn byk tuh istri yg dikatain suami. "Enak ya jadi kamu.. D rumah aja nyante.. Ga usa kerja😅" Brasa pengen lelepin itu mulut pake cabe Trs kt jg klo nangis.. Curhat etc sering dblg cowo " alah gitu aja nangis.. Sensian bgt sih jd orang"😅
Pecah sih diskusi kali ini , bener bener memberikan kita terkhusus perempuan sendiri untuk membuka wawasan terkait kesetaraan gender dan potensi yang dimilik perempuan . Juga untuk tidak menutup mata terkait kesamaan gender sesama perempuan nya sendiri
ndak mungkin berani undang om ded diskusi begini, yg di undang juga laki model pimp gitu kok, lebih parah yg diskusi susahnya jd prempuan yg di undang Anang, lol, rockie gerung yg notabene feminist. Lol
Budaya kita yang membikin seolah2 laki-laki lebih enak, tapi kalo menggunakan apa yang sunnah ajarkan keduanya ada tanggung jawab yang berat dan sama2 enak.
Gua pernah part time di restoran fast food sebulan, gaji sama semua cowo/cewe, tapi job desk employee cowo 5x lipat dari cewek. Ini salah satu contoh kalo cewek "disamaratakan" maka akan berasa jadi "ratu".
Urusan pekerjaan, saat ini untuk multi-national company posisinya sudah terbalik. Dengan adanya issue gender balance, saat ini aim 50-50 di posisi management, dan hal itu dijadikan KPI. Dimana kondisi saat ini kondisi laki-laki di management terlalu tinggi, sehingga sebagai anak muda laki-laki kita jadi mendapat diskriminasi. Bahkan ada statement dari management, "apabila ada 2 orang laki-laki dan perempuan dengan kapasitas yang sama, pasti yang naik akan perempuan".
Sebagai perempuan yang bekerja di bidang energi di mana laki-laki masih mendominasi, topik ini paling aku tunggu-tunggu. Di bidang ini, biasanya, "Wanita jangan ke lapangan deh, kasihan" sering di dengar. Atau, saat hasil perhitungan yang dilakukan oleh rekan laki-laki dianggap salah, "Laki-laki itu harus bisa main logika! Gini aja kok gak bisa". Peraturan mengenai kesetaraan gender memang sudah ada dan semakin banyak, namun implementasinya masih sangat kurang karena merubah cara berpikir maupun sudut pandang masyarakat Indonesia ini sangat sulit dan hanya sanksi moral yang biasanya ada. Selanjutnya, mungkin narasumbernya bisa dari berbagai generasi, berbagai latar belakang, berbagai tingkat ekonomi, dll agar isu ini bisa semakin didengar dan lambat laun cara berpikir masyarakat dapat berubah.
Sesuai dengan kodratnya, perempuan akan hamil dan merawat anaknya. Ketika perempuan menjadi wanita karir, tentu akan berpengaruh terhadap hubungan atau interaksi kepada si anak. Beda dg ibu rumah tangga yg memang setiap saat menjaga anak tsb. Bukankah ibu merupakan madrasah pertama bagi anak² nya ? Justru kebanyakan wanita karir menggunakan baby sister dalam mengurus anak. Bukan berarti saya melarang perempuan untuk bekerja, namun, jika dipikir ulang, lebih baik mana ? Menjadi ibu rumah tangga yg setiap saat ada untuk anaknya, atau wanita karir yang dg kesibukannya bekerja akan mengurangi kedekatan dg si anak. Secara logika, walaupun wanita karir ini bisa membagi waktu antara kerja dan ngurus anak, tetap saja ibu rumah tangga akan jauh lebih banyak waktunya dlm hal ini.
Perempuan secara biologis memang harus dilindungi,, karena perempuan itu basic perkembangan umat manusia. Untuk keberlangsungan spesies yang disebut manusia ini, maka perempuan harus dilindungi.
Halo mbak Nana, usul donk. Bicarain tentang nasib guru - guru di Indonesia donk.. khususnya guru - guru di sekolah - sekolah swasta daerah yang sudah terdaftar didalam dapodik 5 tahun keatas tetapi masih harus melamar menjadi P3K dengan rentetan tes. Secara logika mestinya kalo sdh lebih dari 5 tahun mengabdi sudah dapat dinilai integritas dan komitmennya
bersyukur inti dari semuanya. hidup hanya sementara. jika ada perempuan yg 100% mau setara dengan laki2. kembali ingat dan merenung khusus muslimah banyak2 ikut kajian. laki laki tidak pernah merendahkan wanita. laki laki sejak Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk selalu memuliakan wanita maka dari itu diberi tanggung jawab yg semuanya mulia..
Laki2 dituntut kuat sendirian sementara kalian bisa curhat sana sini. Percayalah dunia mental laki2 lebih hancur, dunia mental bagi laki2 itu jauh lebih penting karena sekalinya hancur, semua kehidupan kami juga hancur. Kadang kami malah gak peduli sakit ato nggak yg penting mental kami masih mampu. Sementara perempuan lebih mengutamakan dunia fisik, yg penting fisiknya aman, nyaman, terjaga, tercukupi, terpenuhi thats it. Dunia fisik laki2 lebih kuat dibanding dunia mental, sementara dunia mental perempuan lebih kuat dibanding dunia fisik, makanya perempuan lebih cepat dewasa dan laki2 lebih punya potensi gangguan mental
17:45 masalah tidak boleh nyetir ini menurutku fokusnya bukan karena gender, ini masalah peluang. Kalo misal istri david beneran pernah nabrak lampu merah, kesimpulan yg paling masuk akal adalah skill mengemudi istri David belum sebagus suaminya, jadi most likely akan melakukan kesalahan kalo dibandingkan dengan suaminya. Nah, secara logika, pilihan terbaik adalah menyerahkan tanggung jawab mengemudi ke yg skill nya lebih mumpuni, at least sampai istrinya dapat waktu untuk belajar nyetir lebih banyak dan skill mengemudinya sudah lebih baik dari sebelumnya Berdasarkan penjabaran tadi, alasan kenapa aku ngga setuju dengan statement Rina nose di menit 18:20 adalah, bukanya menganggap lemah ya Tapi anggapanya gini, kalo lagi mesen taksi dan seandainya kita bisa milih supir taksi yang kita mau, apakah kita mau pilih supir taksi yang punya track record pernah nabrak lampu merah, atau supir yang sama sekali ngga punya pengalaman kecelakaan di jalan?
Mbak Nana: Enaknya laki-laki itu Gak perlu menghadapi penghakiman luar biasa dari publik atau stigma-stigma. Lalu siapa yg menghadapi penghakiman Tuhan atas keluarganya?
@@geaaa3645 Jangankan nanti dek, sekarang aja perempuan itu unggul dalam hal jumlah. 1 laki berbanding 4 perempuan. Jadi bukan berarti nanti di neraka laki-laki itu sedikit
@@geaaa3645 Kalau masih belum paham dengan logika itu, coba pake logika lain. Misalnya tubuh perempuan itu hampir semua aurat kan? Dan itu bisa jadi sumber dosa yg gak disadari. Lalu kaum mana yg doyan berghibah??? Dan di dalam Al-Quran pun disebutkan harus waspada dengan tipu daya wanita. Bukan begitu???
Berikutnya mantep nih kalo sesi 'enaknya jadi laki-laki' dari sudut pandang perempuan penyandang disabilitas, kelompok minoritas, perempuan yang tampilannya nggak sesuai beauty standard, stayed at home mom yang berdaya, sama perempuan kepala keluarga kali ya? PLUS JANGAN LUPA TAKARIRNYA KAK NANA, supaya teman-teman tuli bisa ikut menikmati diskusi ini.
Tapi sayang ya mba najwa, ada beberapa laki laki yang punya privilage dan peluang sebagus itu tidak bisa dimanfaatkan... Sebagai perempuan yang tidak punya privilage itu melihat laki laki yang tidak memanfaatkan privilage itu sangat pengen banget bilang boleh gak gantian posisi?????? Pengen punya privilage bisa bebas bekerja sambil mengasuh.....
Berani ngga ya najwa datengin narsum yg pengetahuannya lebih luas dan punya sudut pandang yg beda dari najwa seperti guru gembul atau cania citta pas ngomongin topik ini? Dengan begitu saya yakin setidaknya 70% keluhan yg dilontarkan yg mengatasnamakan seluruh perempuan di dunia akan terjawab oleh mereka. Jadi kalau najwa mau jawaban atas keluhan2nya silahkan coba undang mereka, tapi jika hanya mau berkeluh kesah dan hanya mau bilang kalau jadi perempuan ngga enak ya silahkan lanjutkan saja seperti ini😊
sebenernya kita ga lagi memerangi “laki-laki”-nya sih, tapi sistem society laki-laki yang diadopsi sebagian besar laki-laki dan bahkan perempuan, atau yang kita tau patriarki. Udah gitu pihak yg dirugikan oleh sistem tsb ya perempuan itu sendiri. Tapi masih banyak yang mispersepsi.
Saya sering mewawancarai murid" saya antara cowo dan cewe. Bagaimana perilaku ibu/bapak mereka.
Kebnyakan, diumur SD sekitar 10+ anak cowo kebanyakan keluar rumah melakukan kegiatan kesibukan hobi mereka, namun cewe dirumah dituntut utk membantu org tua membersihkan rumah.
Adapun tentang keinginan,
Anak cewe cenderung berfikir apakah boleh saya minta apa yg saya inginkan.
Dan anak cowo cenderung tidak ada berfikir seperti itu. Mereka spontan mengutarakan apa yg mereka inginkan krna sudah trbiasa selalu dituruti.
Halo Mbak Nana, mungkin selanjutnya isu kesetaraan gender bisa dibahas oleh orang kalangan menengah bawah. Karena sejauh ini mereka yang sangat terdampak. Mereka yang benar2 tidak punya kesempatan memilih. Terimakasihhh ❤
setuju, agak aneh kalo yg ngomong diatas ngeluh atas pekerjaan mereka sebagai Ibu atau Istri yang saya kira hidup nya berkecukupan
Up
Setujuu sekali
Setuju banget, karena mereka juga minim wawasan, gak sadar udah kena doktrin patriarki, merasa kalo memperjuangkan hak mereka itu tabu
masuk bet hehe .. stuju si
Coba narasumbernya driver gojek, ibu" jualan, pekerja kantoran, pabrik, proyek.. mereka punya pandangan lain kayaknya tentang kesetaraan gender. Biasanya kalangan atas udah sadar campaign ini, tp kalangan menengah kebawah masih melestarikan patriarki
Up banget sampai dibaca kak nana
Betulll
masalahnya mencari org dari kalangan non-elit yang articulate dan jelas dalam menyampaikan maksud dan prinsipnya susah. salah ngomong dikit malah dia yg bakal dipersekusi
Rill
Up
Hidup dilingkungan keluarga yang menganggap laki2 dan perempuan setara itu ternyata sebuah previlage yang luar biasa impactnya ke kehidupan masa dewasa.
Dulu waktu aku masih bocah, masih sekolah, aku mikir selalu pengen jadi laki-laki, saking kentalnya budaya patriarki di lingkunganku. Tapi semakin dewasa dan aku belajar tentang gender, pemikiranku berubah, aku bangga jadi perempuan. Terima kasih para pegiat perempuan yang terus menyuarakan kesetaraan gender 🥰🥰
Betul x itu enak laki2 buang airnya bisa kemana aja bisa di arahkan...contoh bisa buang air kedalam botol coba kalau jadi perempuan apa bisa arah kedalam botol...
Tapi laki-laki dituntut untuk bisa lebih (harus sudah kerja kalau lulus kuliah/sekolah, umur 30 tapi belum nikah bakalan didesak terus, kalo anak pertama bakalan jadi tanggung jawab).
pernah di suruh nangkap ular kalau masuk ke rumah?,atau ronda tengah malam kalau lagi byak kasus pencurian??,laki² sering di suruh untuk ngelakuin hal² berbahaya,itu baru yg paling simpelnya, blum kalau bicara perang, emangnya enak apa pergi perang yg kemungkinannya cuma antara pulang hidup² atau mati
Ya makanya mbak udh gede baru tahu enaknya jadi perempuan bkn masa kecilnya krn laki2 bnyk tanggungjawabnya
Enaknya jadi laki-laki itu selalu dimengerti, dan selalu diutamakan. "Perempuan selalu bener" itu justru salah, kenyataannya kebalikannya, perempuan selalu salah. Kalau laki2 selingkuh, perempuan yg disuruh sadsr diri kenapa lakinya selingkuh, kalo duda disuruh cepet2 nikah giliran janda nikah dikomen gak setia. Perempuan selalu harus ngalah sedangkan laki2 selau dimengerti; perempuan dilarang pake baju tertentu karena takut laki2 akan goda. Perempuan dididik jadi istri sedangkan laki2 gak dididik jadi suami; Kalo perempuan bangun siang, gak beres2, mandi siang pas weekened, dll kita sering denger "nanti kalo kalo jadi istri/nanti kalo punya suami gimana" tapi gak pernah kita denger ortu ngingetin anak lakinya "gimana kalo jadi suami". Dan masih banyak lagi enaknya jadi laki2
busetttt, i'm totally agreee!
That's true!! Dan ini karna turun temurun sih, mak gue sering bilangin gue begitu
Bener ka..makanya..banyak yg gagal jadi suami
Top comment...
Buset generalisasinya udah darurat ini🤐
Memang sih, Emak gw kuat banget. Pagi nandur di sawah panas panasan sampe duhur. Pulang istirahat 1-2 jam, mempersiapkan kayu buat masak, masak sampe hampir Maghrib, di malam hari santai tapi kadang-kadang ke kondangan atau ngebantu masak di berbagai acara tetangga dan kerabat jauh. Sehingga emak gw mengidap hernia karena sering angkat barang berat uda lama penyakit tersebut di hadapinya. Kalau kumat, gw yang jadi tukang urut. Dan tak hanya itu, gw bisa ikut masak. Yaa walaupun sering dimarahi sih kalau salah dikit. Terus gw lempar pertanyaan" emang Emak waktu muda langsung bisa masak ? ya enggak kan" pokoknya sering debat lah.
Kalau kata Gugem belajar masak bisa jadi skill yang sangat berguna, bisa buat usaha dll.
😊
Bener bgt, waktu tangan ibu abis kupatahin, mau gk mau aku yg nyoba gantiin beliau, nyoba masak, dan bersih2, cuci baju dll, masyaoloh punggung berasa remuk bgt, capeknya gk nahan, jauh lebih capek dr cari duit, sedangkan selama ini ibu cari duit jg bantu ayah, sambil ngurus rumah kyk gitu hampir nonstop hampir gk pernah ngeluh.
Aku ngomong gini pun dulu di sosmed banyak yg kontra, mereka belum ngalamin kali ya capeknya jd ibu.
Bener banget, ibu subuh-subuh udah bangun masak buat bekal ke kebun dan ikut kerja di sana, pas sampe rumah juga masih tetap harus menyiapkan makanan lagi, sementara bapak udah bisa istirahat nungguin hidangan masakan
Bentar2 "kupatahin" 😂 serem bgt bang @@Vall_Ey
@@cahyakamila7798 kalo aku yg bikin ibu jatuh terus bikin tangannya patah, kan otomatis aku kan yg matahin, yah penyesalan seumur hidup sih
Biasanya, kebanyakan perempuan bisa merangkap sosok laki laki ( sebagai ayah). Tapi laki laki belum tentu bisa untuk menjadi sosok perempuan ( sebagai ibu).
Setuju sih kak.. cuma.. kata kata "kebanyakan" sama "belum tentu bisa" itu sebenernya hampir sama loh 😂 izin pendapat ya kak.. di lingkungan saya pun ada seorang ibu yang gabisa menggantikan atau merangkap sosok ayah.. dan ada juga seorang ayah yang bisa mengurus rumah dan bekerja sekaligus.. jadi sebener nya stigma atau kata kata kaya gini itu.. agak gimana ya..😂 untuk bapak yang udah bekerja keras demi anak tanpa sosok istri.. bakal sedih sih baca ini
@@jeboy9163 ia mirip tapi secara makna tetep masih beda..ya makanya saya katakan kebanyakan ( dalam artian , ga semuanya . Karna pasti ada sosok perempuan yg ga bisa menggantikan sosok laki laki ). Dan kenapa saya katakan " belum tentu bisa " karena ga semua lelaki pasti selalu bisa jadi sosok perempuan . Lain arti kalo aku bilang " PASTI "
logika indo itu, dibarat malah kebalikannya. ayah malah lebih ngerangkap.
Dr mana anda ba menyimpulkan hal seperti itu??
@@jeboy9163 base on data kebanyakan kriminal di US itu berasal dr single mother. Trus anda perbandingan anak yg dibesarkan sama single mother, father, sama kaum LGBT. Hasilnya anak yg dibesarkan ama single father jauh lebih sukses drpd yg laen loo
Klo elu tanya knpa gk pake data di indo, ya karena di indo gk ada datanya lol
Topik malam ini sangat menarik !! Ka Nana, next bahas beauty privilege dong, issue itu masih jarang banget dibahas secara khusus, masih banyak cewe insecure dan pengin lebih PD.
Terimakasih ka Nana ❤
Banyak cewek ga ngaku dulu nya, sekarang pada ngerasa kok kalo CANTIK dpt banyak KEMUDAHAN
Dalam memori kecilku, ibu dan bapak sama2 pekerja. Mereka pergi dan pulang di jam yang bs dibilang sama. Tp yg kuingat, ibu ku selalu tanya ada PR gak? Mau ujian apa? Dan ibu selalu ada waktu buat dampingin aku belajar (meskipun dia pulang pun sudah larut malam, pasti selalu perhatian). Enaknya jd laki2, at least di pengalaman kecilku. Papa ga punya “mandatory” untuk educate anak2 nya, meskipun mereka sama2 bekerja. Berbeda sama mamaku yg punya double bahkan triple job untuk cari uang, educate, dan domestik.
Orang2 berpaham semacam ini (feminism) pasti berangkat dr pengalaman pribadi lol
Ya tapi pas ada maling menjebol rumahmu, papahmu pasti yang pertama pasang badan :).
@@virtualjohn418g juga... Klu PP ku sibuk tidur ma perempuan di luar... Kasi makan aja kaga... Apalagi ngurus maling😅 yg ada dy malingnya
kalo dari papamu, apa aja yg dilakuin untuk kamu sebagai anaknya?
@@vera1059halo kak, aku cuma mau ngomong kalo kita sama :")))
Sebagai perempuan yang hidup di lingkungan keluarga dimana laki-laki nya lepas tanggung jawab, saya bangga sih dikelilingi perempuan hebat tapi ya jadinya saya benci dengan laki-laki disekeliling saya karena laki-laki yang saya temui selalu membuat saya ngebatin "enaknya jadi laki-laki". Penting untuk disadari bahwa patriarki yang sudah mengakar itu nantinya akan berdampak pada anak misalnya output nya kayak saya yang jadi benci sama laki-laki. Makanya diskusi kayak gini tuh penting agar tidak ada lagi yang kayak saya di masa depan.
menurutku ya, dalam hidup itu entah kamu laki-laki atau pun perempuan, semua harus menjadi kuat. Saya memakai kata "menjadi", karena pada dasarnya semua manusia itu sama saja yaitu bertumbuh/berkembang. Lalu definisi kuat itu berbeda untuk setiap "individu", karena ada pria yg lembut/sensitif ada juga wanita yg keras dan agresif. I would say that, perbedaan pria dan wanita itu mungkin hanya pada "kebutuhan" fisiologisnya/fisik. Tapi bukan berarti itu menjadi batasan, kalaupun itu menjadi batasan/masalah, ya harus dicari solusi terbaik tanpa merugikan salah satu pihak.
Tuhan menciptakan laki2 dan perempuan dgn perbedaan..kalau mbahas enaknya laki2 ataupun susahnya perempuan tetap tidak akan menemukan keadilan ..karena dalam otak laki dan perempuan sudah diciptakan berbeda.. sudut pandang akan sll berbeda, jangan adu capek.. yg paling penting gimana menjalankan peran masing2 dan saling respect misal dlm sebuah hubungan..
Betul. Intinya diperlukan kesadaran aja sih. Jangan mentang2 udah kerja terus istri dianggap rebahan doang. Terlebih utk istrinya yg jg wanita karier.
True
nah itu intinya kan, saling respect. kenapa dah org" saat ini susah respect tentang hal itu😟,terlepas kondisi masing" ya. cuman secara kodrat aja udh beda cewe dan cowo. mungkin klo diagama gue,itulah pentingnya beragama..
Ngomongin enaknya jadi laki-laki, aku mau ngomongin kebiasaan/tradisi yang terjadi di lingkungan aku. Mungkin kalian ada beberapa yang merasakannya juga. Di rumah, anak/cucu laki-laki biasanya lebih didahulukan dari anak/cucu perempuan dalam banyak aspek. Bahkan anak perempuan akhirnya menanamkan dalam diri mereka bahwa mereka harus bisa melakukan banyak hal, mereka harus jadi yang pertama di berbagai bidang, mereka jadi orang yang ambisius dengan alasan biar mereka lebih bisa dibanggakan daripada saudara laki-laki mereka. Tapi udah melakukan banyak hal pun, perempuan bahkan nggak bisa walau hanya jadi setara dari laki-laki. 😢😢😢😢
Kadang masalahnya adalah para perempuan sudah mempatri di otak mereka bahwa mereka kaum paling tersiksa. Jadi apapun itu pokoknya mereka yang paling tersiksa dan hidupnya paling susah. Titik, gabisa diganggu gugat lagi.
@@abyz3010 Beberapa dari kami memang betul-betul merasa tersiksa karena patriarki yang ada di keluarga kita kak. Kakak pernah nggak sudah terbukti punya kesempatan yang besar untuk melanjutkan pendidikan tapi terhalang karena ada yang bilang "Buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi? Nantinya bakal di dapur dan melayani suami juga". Kalimat tersebut bahkan keluar dari mulut keluarga kita sendiri. Padahal sejatinya guru pertama bagi anak-anak itu ya ibu.
Atau kakak pernah lihat nggak ada laki-laki yang jelas-jelas bilang nggak mau melanjutkan kuliah dan mau cari pekerjaan aja. Tapi keluarganya malah bilang "Laki-laki seenggaknya harus kuliah, mau jadi apa kalau cuma lulusan SMA?".
Ironis ya. Kakak mungkin nggak merasakannya. Tapi aku dan beberapa perempuan lain merasakannya.
@@shortaubyteen kakakku perempuan, baru lulus s2. Beruntung karena orang tuaku sangat adil dan sayang semua anaknya. Kita perlu manusia manusia yang tidak egois, bisa mengahargai orang lain agar tercipta kesempatan yang sama untuk setiap individu. Masalahnya ini sangat sulit, bahkan jika ada 1 gender pun di dunia ini pasti tetap ada pihak yang tertindas. Sejarah baru harus mulai dari kita. Kalau orang tua kita patriarki, putus itu sampai di kita saja. Jangan jadi kayak panitia ospek, siswa baru ikutan disiksa hanya karena dia dulu disiksa.
@@abyz3010 How lucky u r, punya keluarga dengan orang tua yang adil dan sayang semua anaknya. Aku ikut seneng dengernya. Tapi analogi kamu tentang panitia ospek itu kamu tujukan untuk siapa?
@@shortaubyteen untuk kita semua
Yang paling terlihat di society saat ini dan banyak dialami oleh kaum perempuan, menurut gue ini:
1. Standar umur untuk pernikahan antara cewek dan cowok itu berbeda.
2. Loker sekarang banyak dibuka untuk kaum laki-laki.
3. Standar kesopanan untuk laki2 dan wanita itu berbeda.
4. Perempuan wajib bisa memasak, mengurus diri, mengurus anak disaat sudah menikah.
Tapi yg paling sering terjadi itu kalau soal umur standar pernikahan, perempuan wajib nikah sebelum umur 30 tahun dan wajib lebih muda dari laki-laki nya. Jika diatas 30 tahun maka akan dibilang perawan tua. Disclaimer: ini di negara +62 ya... Hayoloh~~~
ya untuk pernikahan krn laki2 biasa diexpect utk bayar mahar dan smua seluk beluk pernikahan kan. "Nabung bareng" itu cuma dikit yg melakukan. Otomatis harus lebih tua dari perempuan karena harus punya tabungan untuk itu. At least that's how I view the problem.
hayolooo
Kalau menurut saya, kenapa bos lebih memprioritaskan laki-laki daripada wanita apabila kemampuannya sama. Karena suami wajib mencari nafkah, sedangkan wanita tidak wajib mencari nafkah.
Ada ancaman Undang Undang lho kalau suami tidak menafkahi. Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004. Suami tidak menafkahi istri dan anak termasuk penelantaran dan bisa dihukum maksimal 3 tahun dan denda 15 juta.
Kalau saya jadi bos, terus saya butuh 1 orang sebagai karyawan. Terus datang 2 orang. Satunya wanita dinafkahi suami mau bekerja karena suka saja, ingin diakui sebagai wanita karier. Satunya pria yang perlu duit buat menafkahi istri anak sebagai tanggung jawab. Saya tentu akan menerima pria tersebut sebagai karyawan dan menolak wanita itu. Karena kalau wanita tersebut tidak bekerja, tetap juga dibiayai sama suaminya. Sedangkan pria lebih butuh pekerjaan karena harus membiayai istri, anak, dan saudara perempuannya.
Intinya kenapa perusahaan lebih mungutamakan pria dan lowongan kerja lebih banyak untuk pria? Karena PRIA WAJIB MENCARI NAFKAH sedangkan WANITA TIDAK WAJIB BEKERJA.
Kalau feminis mau disetarakan dengan pria, berarti kaum feminis tidak boleh menuntut hak dinafkahi suami. Bila perlu wajibkan juga wanita feminis untuk bekerja dan menafkahi.
Cuma rina nose yg mnjelaskan secara sejarah manusia dan memang ada penelitian ilmiah nya 👍
Nah ini gw juga pernah baca
Konten ini lebih enak ditonton daripada yang Part 2. Semua partisipan bisa saling terbuka meski ada curcol-curcolnya, enggak ada yang menyerang secara personal.
Part 2 si anang ngancurin bngt bnjir
@@GelatikGel iya. Mematahkan fakta yg diberikan RG hanya karena beliau belum menikah.
Terima kasih mbak Nana dan tim Mata Najwa beserta semua bintang tamu ka Tasya, ka Rina, Bu Alissa, Bu Ira, ka Ge dan ka David yang sudah membahas issue ini dengan pembawaan yang sangat nyaman untuk disimak, semoga kedepannya issue ini lebih sering dan normal dibahas dan didiskusikan tanpa harus membuat orang-orang yang sedang membahasnya jadi sensi atau merasa tidak didengarkan atau diperhatikan, karena sering sekali saya mengangkat issue ini ditongkrongan atau circle terdekat saya (seperti keluarga) namun endingnya antara saya dicap feminis atau mereka yang tetap menormalisasi sikap patriakis. Tapi saya tidak pernah berkecil hati dan tetap akan membahas issue ini meski dalam prosesnya masih banyak tantangan. Karena menurut saya diskusi topik apapun outputnya bukan siapa yang menang/kalah atau benar/salah, tapi saling mengutarakan pendapat agar satu sama lain bisa tau dan bisa menghargai pendapat lawan bicaranya jika memang berbeda pendapat atau pemikiran. Opsi setuju untuk tidak setuju (agree to disagree) juga ada apabila masing-masing tetap kekeh dengan pendapatnya tanpa harus menjatuhkan pihak lain.
shout out kepada david dan ge yang bisa balance antara serius dan bercanda, cuma kalau misalnya kayak begini itu kesannya mereka jadi samsak tinju para wanita-wanita di sekitarnya. please gue maunya nonton diskusi bukannya satu pihak kena pukul karena dikeroyok T-T kalo mau host yang jago lead dan diffuse the situation, please mbak nana cari yang jam terbangnya sekalian tinggi dan mengerti feminisme. pandji pragiwaksono, ryan adhryandi, raditya dika, itu mereka semua PASTI ngerti.
shout out juga sama diversitas narasumber yang selalu mata najwa provide, tapi yang gue liat yang diangkat di pembicaraan ini terlalu surface area banget.... jadi yang diomongin itu terlalu performatif. bukannya nggak penting, tapi intersectionality-nya mana??? kenapa yang bicara cuma perempuan-perempuan kaya yang pasti pengalamannya beda dari ibu ojol yang mesti cari kerja sementara suaminya sakit, atau anak-anak cewek yang harus give up their education karena orang tuanya lebih memberikan kesempatan itu ke saudara lelakinya?? kan tugas kalian mencari orang-orang yang seperti itu?
ayolah mbak nana, Susahnya Jadi Perempuan itu iconic banget. tolong krisar aku dibaca dan diterapkan untuk nextnya, supaya discourse feminisme nggak berputar disitu-situ aja.
up
up
Setuju
Saya setuju ini up... dalam kondisi ini memang terjadi diskusi yang kurang balance.. ada yang hal membuat geregetan sebetulnya bisa dijawab oleh lawan diskusi mas ge dan mas david..
Kalau mau dengan budaya patriaki atau feminisme sejauh saya melihat... lebib kearah pilihan dan kerjsama yang sifatnya sudah kelompok kecil kita sebut itu "keluarga"
Masalah diluar keluarga ... semua gender dianggap manusia dan dinilai dari kualitas kinerja, kompetensi, sikap, dan potensi pengembangan diri...
Up
Kalau di kehidupan kecil saya, kedua orangtua saya adalah partner kerja terbaik, ibu memasak, Bapa mengambil air, menyetrika baju, membersihkan ladang, ibu menanam jagung, bapak memandikan saya dan Adik2, ibu menyiapkan makan, bapak menemani kami belajar dan bahkan ketika ibu meninggal Bapa menggantikan peran ibu dengan baik. Untuk pendidikan mereka berdua ingin semua anaknya menjadi orang hebat. bapak selalu berkata 'cukup Bapak yang SMA, cukup Bapak yang menjadi Kuli bangunan!.
Hal itu ternyata bermanfaat di kehidupan saya saat ini, bahwa semua orang itu berhak mendapatkan kesempatan ❤
Tbtb keinget bapakku. Dulu pas aku masih kecil, tiap beliau ada masalah sama ibukku, bapakku selalu nyuruh anaknya buat bujuk ibukku biar nggak marah, seolah2 anaknya dijadiin senjata biar masalah mereka cepet kelar. Meanwhile ibukku lebih banyak mendem semuanya sendiri, nggak mau anak2nya tau kalo ada masalah. Aku bahkan baru tau jelek2nya bapakku pas aku kuliah, itu pun karena masalahnya udah gede dan mamaku udah gabisa mendem semuanya sendiri. Jd kalo kak najwa dan yg lain bilang perempuan itu kuat, aku setuju banget😭😭
Di pengamatanku justru kebalik sih ibu2 yg sering gunain anaknya buat senjata lawan suaminya. Hmm...m
Kak who hurt you? Di semua komentar sepertinya kamu gak seneng kalau ada perempuan menyuarakan apa yang dia rasakan @@nak.lanang
sama aja, inti dari feminisme juga itu. perempuan setara dengan laki-laki dalam beberapa aspek. laki-laki bisa berbahaya, perempuan juga sama. jadi harus hati-hati dengan keduanya.@@nak.lanang
@@nak.lanangngakak, lo nilai dunia dari kacamata lo?😂 Dah dikasih data malah curhat ttg lingkungan lo😂
Kalau memang benar ingin memperjuangkan hak-hak perempuan, salah satu yang harus direvolusi adalah pemaknaan peringatan tanggal 22 Desember yang selama ini diperingati sebagai hari ibu, kembalikan kepada makna asasinya yaitu Hari Perempuan Indonesia.
Karena secara historis peringatan tanggal 22 Desember ini merujuk pada Kongres Perempuan Indonesia pertama yang dilaksanakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres Indonesia Perempuan I melahirkan dua hal besar yang berdampak bagi kehidupan perempuan Indonesia, yaitu:
1. Muncul hasrat untuk membentuk organisasi yang solid dengan kehadiran "Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI)".
2. Melahirkan tiga mosi yang merajuk pada kemajuan perempuan, seperti tuntutan penambahan sekolah rendah untuk perempuan, perbaikan aturan dalam pernikahan, perbaikan aturan mengenai dukungan janda dan anak yatim.
Di sisi lain penyebutan Hari Ibu, bukannya Hari Perempuan, merupakan bagian dari dekonstruksi semangat perjuangan perempuan Indonesia menjadi sekedar perayaan rasa terima kasih kepada seorang ibu.
Dan aku pikir, penyebutan "Hari Ibu" adalah bagian dari konstruksi depolitisasi perempuan Indonesia.
Saling melengkapi bukan untuk bergantian tanggung jawab ❤❤
Ini yg bener, ini kenapa like nya cuma dikit woi, pasti yg laen "lah klo lu maunya cewe masak, lu bisa masak gk?" wong keluarga biar harmonis ini malah request ganti2an kyk pemaen bola..
Saya rasa yg dibutuhkan perempuan adalah apresiasi dan perhatian. Walaupun suami gak bisa bantu, tapi minimal nawarin bantuan. Nawarin bantuan itu artinya perhatian, artinya peduli.
Kadang pekerjaan kecil, misal subuh atau sore beli sayur ke pasar... Walopun bisa ke pasar sendiri, naik motor atau mobil atau jalan kaki sendiri, tapi kalau suami nawarin "mau dianter nggak bu?" itu rasanya senang sekali. Bukan kepingin dianterinnya, tapi itu jadi bentuk perhatian dari suami. Dan sebenernya itu sehat juga bagi si suami, karena suami jadi merasa dibutuhkan oleh istrinya. Merasa bermanfaat.
Intinya saling menghargai. Mengapresiasi. Kecuali kalau dasarnya emang males. Istrinya yg males, suaminya yg males, atau dua2nya pemalas..
Udh 3 video yang bahas gender : susah nya jadi perempuan 1 dan 2, enak nya jadi laki-laki. Ditunggu video enak nya jadi perempuan dan susah nya jadi laki-laki. Biar gak cuman liat 1 dimensi aja dimana di kehidupan yang susah cewek aja cowok nya enak.
semua beban sesuai dengan kemampuan masing2. menurut saya, tidak ada yang lebih sulit, tidak ada yang lebih mudah. yg membuat sulit hanya rasa ketidak cukupan atas nikmat yg tlah dikaruniakan Tuhan. semua fase kehidupan hanya perlu dijalani dengan sebaik-baiknya dengan rasa syukur dan sabar. laki-laki dan wanita, mereka diciptakan untuk saling melengkapi, bukan untuk berkompetisi. jd tidak ada menang atau kalah, tidak ada yg lebih baik atau kurang baik. semua punya porsinya masing-masing, ada beban dan kekuatanya masing2.
Ini satu2nya komen wanita disini yg sangat bijak,,,masya Allah....
Seuju dengan penjelasan Ibu Ira mengenai bagimana memilah budaya atau kebiasaan sebuah keluarga dalam berinteraksi, yang akan diteruskan kepada generasi berikutnya. Kenapa memilah? Berpikiran maju, terbuka, revolusioner itu boleh, tapi kurang ajar jangan, sopan wajib, saling menghormati harus.
Wanita harus dilindungi, bener.
Tapi bukan di "krukupi".
Note : sekedar sharing saja.
Kebetulan aku dan partner ku suka bahas-bahas kya gini sambil minum kopi dan sudah menjadi kebiasaan dalam percakapan setiap kali ketemu. Menurutku ini sudah harus menjadi obrolan yang dibumikan. Di akhir percakapan pernah dapet kesimpulan kenapa laki-laki bisa disebut one step lebih daripada perempuan? Ketika perempuan banyak mengalami fenomena-fenomena yang natural dan kodrati, seperti misalnya menstruasi. Laki-laki yang sudah mature secara ilmu pengetahuan 7 hari dalam fase perempuan sedang mengalami menstruas mereka (laki-laki)i sedang memikirkan, merancang atau membuat sesuatu di waktu yang sama ketika perempuan sedang dalam fase menstruasi dimana ada banyak hal yang harus dilewati oleh perempuan, seperti sakitnya menstruasi di 3 hari pertama, hormon menjadi tidak stabil yang bisa mempengaruhi emosi, aktifitas menjadi terganggu, dan perempuan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk hal-hal seperti itu setiap bulannya. Yang dimana laki-laki di fase tersebut sedang create something.
Menurutku itu salah satu alasan kenapa laki-laki bisa one step lebih daripada perempuan.
nicely written. jujur saya excited ketika baca tulisan di atas. ternyata ada yang punya pemikiran sama dengan saya.
misal pada kasus pemain catur. juara dunia laki-laki drop out dan fokus grinding no life. juara dunia perempuan masih bisa masuk top univ, networking, jaga penampilan, dsb.
ada yang bilang, alasan laki-laki lebih hebat itu sebatas karena jam latihan lebih lama. menurutku itu bisa saja benar, tapi gak menutup kemungkinan mungkin hormon testosteron juga berpengaruh. misal si juara catur laki-laki diberi tugas untuk masuk top univ dsb. apakah dia masih bisa mengalahkan si perempuan? kita belum nemu jawaban.
di sisi lain, framing argumen doi seolah laki-laki gak mampu multi tasking, tapi saya rasa justru perempuan yang gak bisa overclock untuk satu misi. alasannya ya menstruasi. ini titik akhir diskusi dengan dia.
menurutku feminisme yang ideal itu kayak di china. kenapa perempuan harus kerja ya supaya produktif. sama halnya anak harus sekolah dan kerja secepat mungkin supaya produktif. intinya produktif. jangan menghalangi perempuan cerdas dan berbakat untuk lebih produktif dari laki-laki yang biasa aja. bukan putting her on pedestal, just recognize her talent.
untuk masalah usia pernikahan, kalau mau punya anak usia kesuburan perempuan memang 20-30 tahun, ini urusan biologis bukan dogma sosial. sebenernya, bagus kalau laki-laki juga bisa nikah muda, tapi mereka gak bisa nikah sebelum sukses. mungkin kita bisa mempersingkat sekolah wajib sampai smp, sma diganti jadi 1 tahun magang, 2 tahun kerja. usia kuliah harus udah bisa cicil kpr dan ambil pendidikan tinggi dengan biaya sendiri. yah semua ini cuma konsep, jangan dibaawa terlalu serius ya.
Hmm, kalau menurut saya kebanyakan kenapa perempuan agak tertinggal ya karena budaya patriarki dan pernikahan, banyak oerempuan yang rela harus menanggalkan ambisi dan mimpinya karena terbebani dengan urusan domestik tapi laki2 bisa dengan bebas meraih cita citanya
The best dah Rina nose, bicara soal gender berarti kita harus paham soal sejarah 😊
1:09:03: Coba lah bekerja sebagai Nelayan, penambang batu bara, pekerja konstruksi gedung tinggi atau bawah tanah, petugas militer di area konflik, pengemudi truk, teknisi instalasi listrik dunia, petugas penyelamat bencana,
kemudiaan, ada pekerja bangunan yg membangun rumah anda, pekerja kontruksi jalan aspal yg anda pakai setiap hari, pekerja ekspedisi yang menggangkat alat2 berat utk mendistribusikan kebutuhan anda anda semua setiap hari.
Kalau wanita "Mau" bekerja di bidang2 tsb, barulah kita bicara kesetaraan.
terakhir, bersatulah dan lamar lah pekerjaan2 tsb jgn cuman mau kerja di kantor n ber AC, dan jgn lupa bersatulah para wanita turun ke area konflik perang resikokan nyawa anda demi kedamaian dunia. Di titik ini tdk ada tuh wanita yg menuntut kesetaraan?
Contoh lagi..
Feminist hanya bisa bicara begini karena kalian hidup enak, berpendidikan, dan berstatus tinggi, tapi seketika jika hidup dlm keadaan sulit n berat, contohnya dlm keadaan perang, wanita akan kembali pada gender role nya masing2,
di ukraina laki2 18-60 th wajib dan harus stay dan menjdi prajurit utk melindungi negara, wanita boleh pindah atau liburan kemanapun yg mereka mau. tidk ada tuh wanita yg nuntut kesetaraan gender mau ikut militer juga?
contoh lain, dlm sejarah..
saat Titanic tenggelam, yg boleh naik ke sekoci siapa? WANITA dan anak2, laki-laki? dibiarkan mati, agar klian wanita tetap hidup, kenapa wanita ndak teriak kesetaraan saat2 seperti itu terjadi?
previllege itu tdk nampak utk org yg memilikinya.
Betul org feminis itu liat enaknya doang, makanya dr zaman dulu disuruh didapur terus
Salah, dalam kondisi perang perempuan dan anak2 paling banyak menjadi korban, kalian bicara perang dll tapi yg mengobarkan perang kaum kalian juga.
Saya jg termasuk yg dibesarkan dr keluarga patrialis, anak cewek diantara dua saudara cowok. Sejak kecil tugas domestik rumah tangga selalu dibebankan pada ibu saya, saya yg anak perempaun jg kena imbasnya dgn jd yg satu2nya anak yg diminta bantuin ibu saya, sementara dua saudara cowok saya lebih dibebaskan. Rasanya gak adil dan efeknya adalah saya jd nggak mau di posisi seperti ibu saya. Waktu saya ngambil S1 ibu saya bilang setinggi2nya cewek kuliah bakal jd ibu rumah tangga jg. 😢
Sekarang, saya krisis kepercayaan sama laki2. 😅
Krisis kepercayaan kepada laki-laki gapapa, karena banyak juga laki-laki krisis kepercayaan kepada perempuan.
Malah laki-laki dan perempuan sama-sama krisis kepercayaan kepada pernikahan.
Masalahnya adalah keluarga orang tua Anda bukan keluarga Anda nantinya, Anda dan Calon Suami yang pegang kendali atas keluarga Anda nantinya, cari pasangan yang memang Anda sukai pemikirannya, perilakunya, ucapannya.
Bentuk keluarga Anda sendiri tanpa harus meniru keluarga orang tua Anda, didik anak-anak Anda sesuai dengan apa yang Anda inginkan, Anda tidak harus meniru Ibu Anda dalam mendidik anak, karena ketika Anda punya anak maka peran mendidik bukan di tangan Ibu Anda tapi di tangan Anda.
Saya tau Anda khawatir terhadap pernikahan, justru karena Anda khawatir berarti Anda orang yang paling siap untuk menikah dan berkeluarga, dibandingkan yang menikah muda tapi ga tau rencana kedepannya apa yang penting nikah aja biar hubungan seks jadi halal.
saya setuju dengan mas@@baguswicaksono1616 . adalah nilai positif kalau kita bisa belajar dari kekhawatiran. di sisi lain, gejala neurotisme yang mempengaruhi kestabilan emosi juga perlu diberi perhatian ektra, kalau bisa disembuhkan.
Penting untuk diingat bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi dunia ini. Perubahan sosial dan kesetaraan gender menjadi bagian integral dari perkembangan masyarakat modern. Menghargai kontribusi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin, merupakan langkah penting menuju masyarakat yang inklusif dan adil.
You drop this Sir 👑
inilah feminisme yang kita butuhin. bahwa siapapun bisa jadi orang hebat asalkan punya bakat dan mau usaha. contohnya najwa shihab, sri mulyani, retno marsudi, cut nya dien, ibu kartini, dsb.
Banyak laki-laki yang komen disini beranggapan kalau konten ini "merendahkan laki-laki" padahal ini tentang keadaan dan sistem, dimana peran perempuan selalu dilemahkan. Fokusnya harusnya dikonteks ini sih, supaya peran perempuan di Indonesia bisa optimal, kan sebuah negara bisa maju kalau perempuannya maju. Jangan malah laki-laki merasa tidak ingin perempuan menyuarakan suaranya karena terlalu bising dan takut gak bisa diatur lagi, kita sama-sama manusia bro, sama-sama bisa berpikir. Kalau ada sistem yang salah diperbaiki bukan dipungkiri ❤
tapi yg jadi masalah generalisasinya yg membuat banyak laki-laki beranggapan kalau konten ini "merendahkan laki-laki". ada banyak laki-laki juga yang tidak suka dengan sikap laki-laki lain yg merendahkan perempuan atau meremehkan peran perempuan.
Perempuan sendiri yg melemahkan dirinya. Saat pdkt saja sudah minta dibayarin makan pas kencan. Minta setara kalo untung aja kalo engga ya gamau.
17:40 Dari contoh dri yng diberikan David, sebenarnya kita lihat dari pengambilan keputusan antara laki2 dan perempuan. Laki2 ambil keputusan menggunakan dominan menggunakan akal, sementara perempuan mengambil keputusan dominan perasaan nya. Nahh dsini saja bisa dilihat bahwa laki2 sudah dari dulu udah di atur untuk "melindungi perempuan"
Kayak gini, pemikiran laki2 "ngg apa2 gw yng luka dripada cewek gw yng terluka". Butt.. ada aja oknum laki3 yng yahh gitu lahh😂
Saya perempuan dan saya setuju si sama pernyataan kak david, soalnya bapak saya (sorry banget, walaupun dia bukan bapak kandung tapi saya melihat beliau kayak bapak kandung saya, saking baiknya) dia memang pernah bilang (istilahnya) "mending bapak yang mati daripada kamu" Dan yaa itu jadi menimbulkan rasa respek sama beliau (khususnya saya sendiri)
Kasus yang diutarakan David punya opsi lain yang lebih logis harusnya. Bukan ngelarang istri nyetir, tapi ajarin cara nyetir yang lebih baik biar nggak nabrak.
Ingat skli, wktu SD ada pemilihan ketua kelas. 3 kandidat laki2 semua. Wali kelas minta aku ikut jg jdi kandidat agar perempuan yg jadi bendahara.
Ternyata hasil pemilihan, aku yg menang. Bu walasnya sampai mengulang pemilihan hingga 3 kali karena maunya beliau aku jadi bendahara...
Walau sampai di putaran ketiga, aku tetap menang. Desprately, beliau menjadikanku ketua kelas :)
Maaf ya kak, bu walas nyaa agak laen si menurut ku, sorry banget kak 😐
Aku juga pernah dapet suara terbanyak untuk jadi ketua organisasi di kampus. Tapi ntah knp dianggap tidak sah hasil pemungutan suaranya. Terus dilakukan pemilihan kedua, perolehan suara ku hanya sedikit. Usut punya usut orang2 yg tadinya milih aku dibelokin suaranya ke kandidat laki2 yg lain, katanya dibikin isu kalo perempuan yg mimpin itu emosional dlm pengambilan keputusan. Akhirnya aku kalah dan cuma dijadikan bendahara yg tugasnya seputar administratif aja 🥲 mau sedih tapi udah ga heran sama dunia yg sangat amat patriarkis 🤣
@@Gomaciato nah kan, orang2 mikir cewe cocoknya jdi bendahara 🤣
Memulai apapun dari hal terkecil, buat yg sudah berumah tangga bisa mulai perubahan ini dari kita (suami dan istri), sering berkomunikasi, dan saling memahami
Menurut aku laki-laki dan perempuan punya peran yang berbeda di urusan domestik ataupun urusan sosial, enak dan tidak enak itu soal perasaan dan sangat subjektif. Kalau diskriminasi kayaknya ada di kedua belah pihak deh, jadi lebih baik tidak memojokkan laki-laki karena kita perempuan pun butuh sosok laki-laki yang kuat dan percaya diri untuk survive, dan laki-laki jg gaboleh mandang rendah perempuan karena perempuan yang diapresiasi dan berdaya adalah pondasi kemajuan masyarakat.
hmmm.. saya sebagai perempuan yang punya suami tdk pernah merasa saya butuh laki2 yang kuat dan percaya diri untuk survive, karena saya sendiri sudah kuat dan percaya diri. Saya survive sblm ada suami saya, setelah menikah pun saya tidak ada perubahan, tidak lantas bergantung dengan suami. Terus fungsi menikah apa? simpel, jadi teman sejati saya yang setara
@@angelinahapsari6798 apa itu sama artinya dgn ibu lebih memilih untuk punya suami yg lemah dan tdk percaya diri?
@angelinahapsari6798 egois bener mba, kan tugas laki" dan perempuan didunia adalah saling melengkapi
@@angelinahapsari6798biar gk ditanya 'kapan nikah?' Mulu..itu fungsinya
1:03:54 "ketika seorang perempuan terlibat dalam kecelakaan mobil 47% lebih mungkin mengalami cedera serius"
pertanyaannya 53% yang lebih mungkin mengalami cedera serius siapa?
"17% lebih mungkin meninggal dunia"
pertanyaannya 83%nya yang lebih mungkin meninggal dunia siapa?
Gini bro. Itu hitungan relatif mengacu pada pria (100%).
1) pria 100 persen vs 147 persen
Misal ada 100 pria terlibat kecelakaan mobil, maka ada 147 wanita terlibat kecelakaan mobil.
2) pria 100 persen vs 117 persen
Misal ada 100 pria meninggal, maka ada 117 wanita meninggal.
Gw kerja sebagai programmer.
Cuman satu dari 20 programmer lebih yg gw temui, itu perempuan.
Monggo ayok masuk ke sektor ini biar gk terlalu gersang wkwk.
zaman dulu gak ada perempuan yang mikir dirinya lebih hebat dari laki-laki, dan laki-laki tahu itu tetapi bukan malah menjatuhkan perempuan keduanya saling respect, dan semakin berkembangnya zaman sampai dititik sekarang hingga perempuan bisa berkata hidup tanpa laki-laki menurutku lucu aja, sama aja kayak gw merintis sampai bisa punya rumah mapan uang ngalir dan istri gw bilang gabutuh gw.
Love this conversation, hope we can break through that challenges so we can make better world for us
Kalo di film Usual Suspect itu bisa dikatakan, orang paling jahat justru bisa bersembunyi dibalik tubuh yg lemah karena secara social yang paling berhak untuk disalahkan adalah laki2
Thankyou mba Nana, thankyou bgt. bukan ttg merjuangin kesetaraan gender atau enaknya jd laki laki atau susahnya jd perempuan sih, tp ttg penempatan peran laki laki ataupun perempuan yang sesuai porsi dan kedudukannya. itu si inti knp topik ini harus terus dibahas ya.
Ini adalah inspirasi yg sangat baik buat para lelaki maupun para perempuan. Menurut saya harus ada saling take and give meskipun ada perbedaan antara hak lelaki atau hak perempuan.🙏👍
intinya positip thinking saja bahwa laki2 dan perempuan itu punya hak yg sama ...klo negatip thinking pasti saling membedakan....🙏
Sungguh membuat kami para gen Z bisa makin menambah wawasan kami, terimakasih mbak nana beserta para narasumber yang telah berbagi ilmu dengan mengangkat tema " enaknya jadi laki laki "
Bicara enaknya jadi laki laki itu menarik.. salah satu contoh menurut saya : ketika laki laki pulang malam, atau larut malam dianggap biasa sja,, sedangkan perempuan akan sulit dan selalu ada komentar negatif
laki-laki pulang malam juga sering dikatain lagi selingkuh, dugem, anak nakal
jadi ya laki-laki dan perempuan juga bakal dapet komentar negatif wkwkwk
@@onakasuitakai-x5tpadahal kerja lembur😂
@@bisalumpat3315 pokoknya jadi laki-laki tuh enak🤣 padahal gatau apa yang laki-laki pikirkan dan dapatkan dari kehidupan sosial wkwkw
@@onakasuitakai-x5t berat atau tidaknya seorang laki laki /perempuan itu tergantung level ekonomi
Memang benar kalo perempuan ada di level mba Nana ,peran lelaki ga terlalu vital
Atap bocor ,pompa air ga nyala,kompor ga nyala tinggal panggil tukang service beres
Kalo di kalangan bawah beda lagi
(Inget yg gali kuburan itu laki laki)🤣🙏
😂ketawa aja
Sangat2 relate di pekerjaan dlm bbrapa thn ini, salah satu contoh aku pernah pngen apply posisi IT programmer sesuai jurusan kuliah, dan sempat nanya lowongan ke manager IT di kantor lama, dia bilang "susah kalo cewek soalnya sering kerja malem, cewek jarang bertahan biasanya (baik itu karena hamil/nikah)" padahal aku sangat2 kuat begadang , dan di pekerjaan ku sekarang hampir setiap hari begadang, jd mundur lagi niat utk apply posisi IT semenjak itu 😢
Dan utk mencari pekerjaan sangat2 banyak pertimbangan dan susahnya minta ampun , contoh karena perempuan harus cantik berpenampilan menarik, dengan makeup dan baju bagus dll, takut gabisa lembur, takut gabisa menghadapi tekanan, takut tidak bisa bekerja diluar kantor dan yang paling sedih masih bnyak perusahaan yang tidak mau menerima karyawan berhijab 😢
Klo stereotip perempuan gk bs lembur dr pengalaman pribadi sih emang gtu yaa. Dulu gua kerja sbg auditor yg kerjanya begadang mulu, waktu awal masuk freshgrade masih 50:50 proporsional auditor cowo ama cewe. Lama kelamaan hampir semua cewe pasti pd akhirnya resign
Klo masalah penampilan kyaknya gk berlaku di semua bidang deh. Contohnya akuntan/auditor/konsultan pajak gk perlu tampil cantik, tp klo customer service ama teller bank mungkin iyaa
Perempuan itu berbahaya bukan karena intimidasi mereka tapi karena sifat yang bersembunyi di balik wajah yg mereka tunjukan. Sifat asli yg tidak mereka tunjukan di balik karakter mereka sehari2
Menurut saya, kalau dari statement terakhir mba Nana, laki2 gak bisa handle jadi perempuan. Kalau langsung tiba2 jadi, saya juga rasa gak bisa kuat. Tapi kalau dia dari kecil terlatih, kayak nerima menstruasi, terlatih disakiti dll, bakal kuat2 aja. Menurut saya secara netral, manusia yang terlatih, akan lebih hebat. Walaupun pasti ada bakat, tapi terlatih tetap punya nilai plus tertentu.
sepakat banget sama apa yg dijelaskan bu ira. stigmanya masih kenceng. apa yg diajarkan di generasi sebelumnya, bisa di cut selama dia memang mengandung pola pikir yg dominan, dualistik dan hierarkis (3 poin utama di dalam patriarki).
Akar dari semuanya kenapa Feminist bisa tercipta menurutku adalah self awareness: rasa nyaman, aman, kepentingan diri, kebebasan dan tercukupi. Nggak salah, tapi seringkali hal itu membuat kalian merendahkan laki2
Udah kelihata kalo najwa kebawa feminist culture kan..
Merendahkan seperti apa? Jika kamu belajar teori feminis secara betul kamu pasti akan melihat bahwa sistem patriarki itu merugikan laki2 juga
@@geaaa3645 sebenernya kedua2nya itu merugikan semua, semuanya cenderung melenceng, masculinity maupun feminist, keduanya merugikan kedua belah pihak, dan cenderung fokus ke satu sisi saja, contoh yg terjadi ada di US sana, jadi berhati hati juga dalam membaca literasi tentang hal2 itu, terutama books yg terbaru
@@mrstifmeister9347 berarti anda belum belajar wkwk, feminis atau gender equality sudah masuk ranah pendidikan bahkan dijadikan mata kuliah khusus
@@geaaa3645 belajar?, coba lihat dan baca juga, banyak juga yg protes dengan munculnya kurikulum itu di US, terutama di elementary school disana, sudah diajarkan gender, LGBT dll, bukannya itu malah cenderung ke brainwashing, asal kakak tahu pekerjaan ku dulu berkutit di masalah ini, okelah balik lagi ke feminist, kalau tujuan feminist yg bener2 pure mendukung perempuan untuk opened up more opportunities dalam hal pekerjaan dan votes, agar peluangnya sama dengan laki2 saya setuju seperti feminist di late nineteenth, tpi sekarang modern feminist sudah melenceng jauh dari hal2 itu, dan salah satu keluar sebuah gerakan woke culture etc itu juga karena oknum2 dia, sekali lagi saya berbicara tentang feminist yg ada di western, beda konteks lagi kalau di indonesia, justru feminist disini harus bisa mengurangi atau mengimbangi toxicnya patriarchy yg sngat banyak di indonesia ini, tetapi yg saya khawatir kan indonesia perlahan lahan termakan modern feminist dari western ini gtu aja, saya gk benci dengan feminist, karena org terdekat saya juga menganut paham tradisional feminist, banyak wanita2 sukses dan humble disekeliling saya, jadi saya cuman ingin balance aja, tidak memihak ke satu sisi, tidak saling menyalahkan dan bersaing satu sama lain, melainkan support each other dah itu aja, intinya balik ke nature kita aja kita hidup untuk saling support
It’s totally true. Aku setuju tentang stigma sih. I am single mother myself. Enggan menyebut diri sendiri Janda karena sudah terlanjur punya jadi label negative - dari kata JANDA itu sendiri.
Surely I am not Janda Gatel atau gimana tapi aku ogah pake label Janda karena stigmanya terlalu negatif buat aku yg fokus dalam hidupnya adalah - kerja dan anak.
Bener banget tentang masalah pekerjaan untuk perempuan di dunia perusahaan antara laki2 dan perempuan itu berbeda,aku ibu 3 anak baru berusia 29 tahun dan sangat susah untuk mencari pekerjaan di perusahaan karena aku sudah punya anak beda dengan laki2 yang sudah punya anak 4 walau sudah berusia 35 tahun masih bisa di terima kerja di perusahaan.
Padahal kinerja seseorang kan tidak bisa di ukur dri mslah itu
Kalau saya susah mendapat pekerjaan memang benar. Tapi lebih kepada sulit bagi waktunya karena gak ada support systemnyaaa... Anak masih kecil kecil susah sekali.....
@@ryanputri6733 klau sya support system full tpi lpngan pkerjaan nya yang susah
kalo memang qualified kenapa tidak. jangan menyalahkan laki2. spg banyak perempuan, klinik kecantikan perempuan juga.
@@nusantarafilms2963 qualified kalau tidak punya privilage waktu dan tenaga tetap akan tersingkir.. karena sejatinya ibu anak 3 dikerjakan semua sendiri gakpunya privilage waktu dan tenaga apalagi biaya..... Berbeda dengan single....
Adam diciptakan seorang diri. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam untuk menjadi teman hidupnya. Wahai para perempuan hebat, kami tidak akan bisa apa-apa tanpa kalian. Terimakasih untuk semua keikhlasan yang kalian lakukan.
Dan ketika perempuan beneran menganggap lo lemah? Hayoloh ~
Kayaknya kamu belum pernah di geruduk feminaz* seberapa menjengkelkannya kaum yg kau puji2 itu.
menjadi manusia yang serba salah adalah hal yang paling tidak enak di dalam sebuah kehidupan
ada 2 solusi yang mungkin gak akan berjalan baik
-hijrah dari lingkungan toxic yang satu ke lingkungan toxic lainnya
-menyalahkan diri sendiri sampai rasa percaya diri hancur
solusi yang baik
-cari sosok mentor hidup yang bisa uplift, contohnya akun resurrecting men di twitter. dia bukan incel yang benci perempuan, dia cinta perempuan dan laki-laki. fokusnya agar kita belajar dari pengalaman nyata untuk navigasi hidup ini
Ngapunten saya ingin beropini, saya sudah menonton videonya 1 jam lebih, tidak terlepas dari data data yang sudah dibahas di video tersebut, saya sendiri malah pernah berfikir enaknya jadi perempuan, dan beberapa teman, atau kebanyakan teman/orang yang saya temui berfikir demikian, dalam konteks lain juga begitu, misal nasib, kekayaan, paras, gaya hidup, tinggi badan, skill, dll dll, ketika ngobrol selalu beradu nasib dan berfikir "bukannya enakan jadi kamu ya? "Dll, apapun pembicaraan yang berkaitan dengan apa yang tidak aku miliki atau aku alami
saya beranggapan pembicaraan seperti contoh diatas merupakan fenomena ketidaksyukuran atas yang kita miliki sebagai manusia berjenis kelamin atau gender, dan pada dasarnya manusia selalu ingin memiliki atau mengalami apa yang tidak dialami oleh manusia lain, jadi diskusi seperti video diatas terjadi HANYA KARENA mayoritas didunia ini dihuni lebih banyak perempuan, yakni 4x lebih banyak dibandingkan laki atau bahkan lebih, sehingga masalah yang dihadapi perempuan sesuai data data yang sudah ditunjukkan di video, 4x lebih banyak sehingga lebih speak up dibandingkan yang lain, dengan asumsi tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki dan membuat berfikir menjadi laki laki itu mengenakkan atau nyaman
1. Jadi saya pribadi menyimpulkan berdasarkan yang saya alami sendiri bahwa sebenarnya manusia itu memiliki porsinya masing masing
2. pembahasan ini hanya muncul karena ketidaksyukuran
3. dan apabila laki laki dijadikan sebagai perempuan mungkin juga tidak kuat begitu juga perempuan
4. Saya kira mengungkapkan permasalahan dengan membandingkan lalu berfikir menjadi laki laki itu enak adalah salah
No 3 & 4 saya menyoroti opini mbak nana yang bagian akhir. Akan lebih baik jika permasalahan yang kompleks tersebut tidak dibandingkan dengan gender atau jenis kelamin lain
Ini hanya opini saya sekian terimakasih 😁
Zaman skrg perempuan jika tidak berdaya abis tuh mereka kena tipu daya, pemanfaatan, oleh laki laki tak bertanggung jawab, bahkan kebanyakn laki2 memaksa penipuan thd perempuan lalu menyalahkan, merendahkan, bahkan menghina mereka karena telah tertipu, bukankah bagus ya jika setiap manusia itu berdaya dan mandiri.
Mental laki-laki kebanyakan dihancurkan oleh social culture. Dan social culture itu kebanyakan yg mendesain adalah perempuan, itulah kenapa gosip itu bisa tercipta, its okay kalo itu bener meskipun itu tetap nggak dibenarkan tapi terkadang juga penuh dengan manipulasi dan fitnah
lu ngomong apa cuy? inti omongan lu apa
Saya sebagai ibu rumah tangga sekaligus bussinesswoman di bidang material bangunan kebetulan punya 5 toko bangunan. Saya lebih cocok dan nyaman dengan nilai-nilai patriarki.
Semakin tinggi pendidikan wanita semakin susah untuk diatur dan semakin tinggi agamanya maka ia semakin mulia.. dan belajarlah menerima bukan mengubah suatu hal, belajar dari orang" terdahulu dari orang yang begitu mulia yaitu Rasullullah Saw yang begitu berakhlak maka pelajarilah, semua hanyalah tentang pikiran dan hati" setan itu jauh lebih pintar kalo berbataskan pikiran, kembalilah kepada Allah dan rasulnya dalam semua hal..
Semua ada kelebihan dan kekurangan tidak ada yang tidak adil didunia ini.. Allah maha adil lagi maha melihat...
Kaka2 sekalian, feeling and compassions are very two different things. Perasaan bisa hilang tapi rasa mengasihi gak bisa hilang
sukaa selalu sama mata najwa kalo misal bahas soal gender. gue sebagai gen z yg tertarik dengan isu seperti ini, dan mengira bahwa kayanya gen z jarang ada yang bahas soal gender. tapi meskipun representasi dari video ini bukan gen z, terimakasih sudah mengemas isu gender yang sangatt informatif dan mudah dipahami ini. apalagi liat komen nya positif gini. semangat selalu mba nana & team!
Sbg sesama gen Z gua tanya dong, dlm isu kesetaraan knpa itu yg koar2 tentang kesetaraan gk pernah bahas diskriminasi laki2/suami harus menafkahi istri dan anak dlm UU perkawinan??
@@nak.lanangkan menguntungkan mereka, kenapa dibahas? Nanti dihapus lho
Kesetaraan gender adalah masalah yang nyata dan serius, perempuan memiliki potensi yang sangat besar,tapi masih banyak ketimpangan dalam berbagai dimensi.
Jadi inget kata dosen saya yaa (beliau kebetulan dosen mata kuliah politik gender) dan pada satu kesempatan beliau bilang (yang pada intinya) tingkat stress antara laki-laki dan Perempuan sebenarnya lebih tinggi laki-laki, contohnya angka bunuh diri dalam masa Pandemi itu lebih tinggi laki-laki, (mungkin benar dari pernyataan sebelumnya bahwa itu merupakan akibat dari output yang salah) dan beliau akhirnya bilang 'jadi sebenarnya kesetaraan gender itu tidak hanya untuk perempuan, tapi juga untuk laki-laki " Gitu si yang beliau bilang
Dan ya bener, sebelum pernikahan harus ada kesepakatan bersama antara suami dan Istri supaya perempuan tidak dirugikan
Lbh tinggi angka bunuh diri di pandemi adl pd laki2 bukan krn level stresnya lbh tinggi, tp level kemampuan menanggung stresnya lbh rendah. Mirip kyk kebanyakan laki2 kl ditinggal meningggal istrinya akan menikah lg sedangkan perempuan kebanyakan memilih berjuang sendirian membesarkan anak2
Kita perlu aware juga kalau kelanggengan patriarkal -selain disebabkan oleh kebijakan, peraturan, dan ketidakterbukaan pria tentang hal ini- tidak jarang juga wanita sendiri yang memperangkapkan dirinya. Perempuan seringkali menjadi korban kekerasan simbolis, yaitu kekerasan yang disebabkan karena dirinya sendiri membiarkan dia menjadi korban. Misal, "aku tu pengen bisa kerja kantoran spt suami, tp kok kasian anak2 dan suami nanti gak keurus. Ah yaudah aku buang jauh2 mimpiku, biar suami saja yang meraih karir setinggi langit", akhirnya si istri memilih sendiri keputusan yang mengganjal sampai dia tua, tapi kadang secara tidak sadar melampiaskan ketidakbahagiaannya pada anak dan suami.
Yaps itu karena budaya patriarki bahkan tanpa disadari tekanan keluarga juga berpengaruh, jika lingkungan sosial saling support saya rasa hal2 seperti ini akan minim terjadi
16:38 Pakai alasan "MELINDUNGI" -- ini kayak KRL gerbong wanita, katanya untuk melindungi Wanita, padahal untuk melindungi Pria dari berbagai drama yg bisa saja terjadi 😅
*canda
Pokok nya kita sukuri apa yang di beri anugerah atau kodrat dari Allah Swt,dimata Allah Swt kita semua sama,sama sama Hamba Allah Swt.
setuju banget dengan judul, gw laki-laki 50% beban gua lebih ringan ketimbang perempuan, perempuan beban nya jauh lebih berat, salut dengan para perempuan 🔥
Menurutku 'enaknya jadi laki-laki' karena 2 hal pertama laki-lakinya pinter mencari dan mendapatkan pasangan yang bisa saling mendukung, kedua emang ada tipe laki-laki egois dan memanfaatkan kelemahan pasangannya
selama masih diperbincangkan, artinya ada yg merasa belum setara.
Wajib banget nonton film ki and ka, film india, menjelaskan si perempuan yg menjalani kehidupan laki-laki dan perempuan yg menjalankan peran laki-laki tapi tanpa menghilang kodratnya masing-masing
Pertanyaan rina nose gampang dijawab:
17:32 pertanyaan: kenapa perempuan harus dilindungi? Apa karena mereka lemah?
Jawaban: ya harus dilindungi dong, memang secara lahiriah wanita itu memerlukan perlindungan dari pria bukan sebaliknya, dan memang secara fisik juga pria lebih unggul dari wanita secara umum (bandingkan secara umum, jgn bandingkan wanita ufc dgn pria kurus), bukti kuat pria lebih unggul secara fisik, seberapa bnyak tukang kuli atau profesi lain yg sangat erat dgn pekerjaan fisik dari kalangan perempuan??
Pria membuat aturan untuk wanita bukan bermaksud merendahkan atau menganggap remeh wanita, tetapi karena kewajiban pria untuk melindungi dan menjunjung tinggi wanita, karena pria lebih unggul secara fisik, tapi kaum keseteraan gender salah kaprah dan berprasangka buruk klo pria adalah masalah dan membatasi wanita dalam segala hal,,,
16:00 an, ibu wahid bilang, klo perempuan tdk boleh jadi astronot, krn menstruasi dsb, maka buatlah teknologinya!!
Jawaban: pernyataan kocak dari kaum keseteraan gender, teknologi apa yg ibu maksud? Teknologi penghenti menstruasi?? Teknologi agar wanita bisa jadi pria?? Sudah ada wkwk kocak kocak, dan permintaan ibu "suruh buat teknologi" itu ditujukan kesiapa pria atau wanita?? Secara tersirat pasti ibu meminta kpd ilmuwan pria kan?? Inilah bukti klo wanita itu membutuhkan pria secara fisik, ilmu dan sebagainya..
Begitu juga sebaliknya, pria membutuhkan wanita dalam hal lain
Saya cewek dan saya setuju sama anda. Saya gak ngerti mereka tuh mau apa, mau jadi laki laki atau apa sih? Enaknya jadi laki²? Tapi di sisi lain ada enak ya jd cewek...
seminggu lalu bapakku libur dari kerjaannya, di sore hari (jam untuk mengaji di TPQ) adik laki-laki ku ga berangkat, karena udah berhenti hampir 6bulan. si bapak nanya "buk, kok si adek engga sekolah?" "udah berhenti dari lama, bocahnya gak mau" disitu aku yg mendengarkan sekaligus menyaksikan hari-hari sebelumnya punya pikiran "bukannya harusnya bapakku tau perkembangan adekku ya? bukannya harusnya bapakku juga andil di urusan moral adekku ya? bukan cuma biaya aja kan? terus selebihnya urusan ibukku?" banyak pertanyaan serupa sampe ahirnya aku mikir "rumah tangga ini gabisa ku jadiin role model di rumah tanggaku"
kalo urusan kerjaan antara cewe dan cowo mesti disamakan ya jangan nuntut suami mesti menafkahi istri, ditanggung bersama aja urusan rumah tangga. kerjaan minta disamakan tapi nafkah keluarga kudu laki laki dimana keadilannya
I like to playing who's hidding from whom. Jadi siapa yg direndahkan oleh siapa, siapa yg kebanyakan sebenernya dihancurkan oleh siapa. Wanita yg merasa diperlakukan tidak adil ato pria yg banyak dihancurkan mentalnya oleh perempuan? Siapa yg dipermainkan siapa yg membuat permainan, siapa yg menjebak dan siapa yg merasa dijebak
Harusnya datangkan narasumber laki2 yang expert di bidang hak hak perempuan. Biar pembicaraan ga terkesan menyerang pihak laki laki semua
Terus yg harusnya di undang itu bukan kalangan atas
Wanita kalangan atas mah kalo benda rusak tinggal panggil tukang service
Coba di kalangan bawah,atap bocor
Kenapa yang dibahas itu pekerjaan yang enak" ( MANAGER/KANTOR ) kenapa gak yang di underground". Seperti KULI, mau gak perempuan" jadi kuli, 99 % kuli itu laki". Yang naik ke tiang" listrik itu laki" / perempuan dan masih banyak lagi pekerjaan" berat lainnya. Resiko kecelakaan kerja pada laki" itu sangat tinggi. Laki" ketika kerja, lalu terjadi kecelakaan, misal mukanya kena benda tajam( codet ) itu malah jadi sangar, coba perempuan yang ***** kan jadi kureng, itulah kenapa perempuan lebih baik dirumah ( lebih aman ). Jadi Kenapa laki" mau bekerja keras, karena dia mau mengejar tujuannya (perempuan) contoh : ketika mau menikah, laki" itu jadi semangat bekerja untuk mengumpulkan sejumlah uang untuk biaya acara pernikahannya, dan perempuan adalah motivasi yang hebat.
Mungkin itu aja, semoga lanjut part 2 ENAKNYA JADI LAKI" 2
Judulnya enak jadi laki laki tapi 2 laki laki itu jadi pusing 😂😂
Kesalahan 2 lelaki itu melawan kekuatan perempuan, perempuan itu dari awal diciptakan lebih kuat dari laki laki, dalam studi kedokteran yang ada bahwa ketika lahir bayi laki-laki itu lebih lemah dan lebih rentan terkena penyakit , makanya resiko kematian bayi laki-laki lebih besar daripada perempuan.salah satu faktor lain perempuan itu memang di ciptakan lebih kuat dari laki laki, laki laki kalau bisa melahirkan dia akan meninggal di bukaan kedua ,karna laki laki itu tidak akan bisa menahan rasa sakitnya melahirkan, sedangkan perempuan diciptakan untuk kuat menahan rasa sakit yang tidak pernah dibayangkan laki laki (misery)
Emangnya ada cowo yang pernah melahirkan dan meninggal? how do you know that for sure? If women are stronger why aren't more women fighting in wars? Why aren't more women in the police forces? Knpa "kuat" hanya diukur oleh bisanya melahirkan dan merawat anak aja? Ada banyak unsur "kuat" yang lain.
@@tntheat9ini konsepnya mana yg lebih kuat menahan rasa sakit om😂, masalah perang mah emg fisik om lebih kuat daripada saya kan? Otot laki² lebih banyak. Intinya yg diomongin diatas itu, "ketahanan terhadap rasa sakit" bkn ttg "power", kalo power ga usah dibahas jelas² kuatan cowo😂. Coba liat simulasi cowo nyoba alat yg bisa nimbulin sakit setara sama mens, mereka pada ga kuat, cewe sebulan sekali nahan itu. Jadi cowo lebih rentan terhadap rasa sakit, ga punya kemampuan besar buat nahannya, gitu om😂
@@tntheat9yg saya contohin baru mens, belum lagi sakit melahirkan yg banyak kasus ibu meninggal setelah melahirkan saking sakitnya. Belum lagi patah hati, disakitin lah😂, belum yg emosi naik turun tetiba pengen nangis. Oiya fakta uniknya perempuan ga selalu nangis karena sedih, tapi bisa karena emg pengen nangis aja😂. Itu semua bentuk rasa sakit, jadi "kuat" secara rasa sakit yg ditanggung, beda sama kuat versi power atau kekuatan, kalo itu mah kalah telak ya😂
Sebenarnya genre itu sudah pasti tentang perbedaan dan memang tercipta dan hadir dalam perbedaan walau mempunyai kesempatan yang bisa dilakukan walau ada perbedaan tingkatan dalam mencapai sesuatu di kehidupan ! Manusia tercipta adanya perbedaan walau dalam penerapan menyambung pikiran yang sama sudah pasti lebih banyak yang berbeda ketimbang bisa disama2in ! Menurut saya sebenarnya Perempuan itu kebanyakan tidak sehebat kata2nya ibarat orang yang terlalu cenderung menilai yang didalam karena rapuh didalam dan dalam penerapan lebih pentingkan penampilan luar , begitu juga laki-laki kebanyakan lebih kelihatan tidak pedulikan penampilan luar karena terlalu melihat di dalam dan cenderung lebih memilih didalam daripada yang diluar ! Bila perkumpulan demikian yang membahas hal demikian dengan jumlah yang tidak adil juga itu tandanya najwa juga tidak bertindak secara adil karena ingin memaksakan pemikiran bahwa selain genre mirip dirinya lebih kelihatan bersalah untuk memperbaiki didalam karena wanita itu cenderung suka melihat inner didalam yang baik karena banyak dituntut demikian oleh lawan jenis supaya bisa disebut memberikan contoh tapi terkadang orang yang menuntut itu bila dilihat dari kebalikannya memang lebih rapuh disana sehingga lebih sering menampikan keluar tanpa bisa mengendalikan diri :) untuk dilihat oleh orang luar karena hasil pemikirannya yang penting dirinya lebih kelihatan benar ketimbang yang berbeda tapi lupa pada keseimbangan serta hasil, emang hasilnya gimana jadinya ? sesuai ekspetasi bila benar2 ditelaah dalam pemikiran didalam yang sempurna dan kritis itu ! Dalam hasil orang luar melihat content demikian tidak jauh beda adanya penyimpangan juga toh ! Makanya ada pepatah bila mengabungkan sepasang kekasih itu sulit karena memang tercipta adanya perbedaan dan diperlukan untuk saling mengisi kekurangan yang ada ! Bila satu genre itu sangat sempurna dan tidak punya kekurangan maka bisa dipastikan lebih memilih sendiri dari pada berpasangan toh :) Memang kadang melihat orang diluar kita bila dibanding2kan dengan didalam kita belum tentu cara kerjanya cocok apalagi benar dalam penerapan jadi tidak heran bila perbedaan demikian yang tidak berusaha melihat kebenaran cenderung mengarah pada pembenaran semata ! Perempuan itu dalam penerapan pelaksanaan hal yang dituntut dunia lebih susah dibuktikan lebih banyak yang bisa ketimbang laki-laki , kenapa karena fisik luar wanita itu saja sudah lebih lemah ! Walau semua yang disanding2kan harus disamakan walau kelihatannya ada jugapun itu lebih sulit karena wanita tercipta dengan fisik yang lebih lemah dari laki-laki dan itu bukan diciptakan laki-laki pastinya ! BIla memahami sebab akibat maka anda terlahir sebagai perempuan saja ada sebabnya sehingga mempunyai aset demikian yang tidak sempurna dalam menjalani kehidupan . Jadi apakah kenyataan demikian sulit diterima ? sebenarnya dalam sisi saling mengisi memang ada ketimpangan sudah pasti karena intinya adalah saling mengisi tidak bisa disama ratakan dalam semua kehidupan juga , bila diberikan ruang juga belum tentu hasilnya benar ! Perempuan dalam hidup diberikan kekurangan dan terlihat lebih sulit itu karena dalam segi moral dan ketahanan fisik bisa terlahir demikian karena sebab dulu kekurangan itulah yang perlu di perbaiki selama hidup bukan sebaliknya apalagi menyalahkan diluar begitu juga laki-laki karena terlalu berlebihan sehingga terkesan menganggap remeh tampilan di luar ! Jadi bisa disebut bijak bila saling mengisi untuk keseimbangan dan berjalan bersama bukan saling menyalahkan seperti itu ! Lihat aja najwa juga ga adil kan dalam membuat pembahasan cenderung mau memperlihatkan bahwa pembenaran selalu wanita lebih hebat dari lak-laki dari content yang dimunculkan sebagai lawan dari konten ini bila adil mah harusnya contentnya dengan jumlah individu yang balance dalam pengetahuan dan keahlian serta harusnya content selanjutnya adalah enaknya jadi perempuan :) Tapi kenyataan cenderung ingin memperlihatkan kesusahan wanita didalam toh :) Bila pemikiran didalam wanita tidak rapuh seperti itu maka tidak akan muncul pemikiran susahnya jadi perempuan pasti mikirnya enaknya jadi wanita untuk dijadikan content pembanding dan berkeadilan ! Gini deh bila menuntut sesuatu yang sama dan adil , setiap prilaku kita harus menerapkan hal yang sama terlebih dulu ! Apalagi sebagai jurnalis memang dituntut untuk memperlihatkan perbedaan supaya bisa disukai banyak orang , tapi disisi lain bila kebenaran dan keadilan itu menyatu harusnya bukan yang dituntut perbedaan dan kesamaan lagi tapi lebih kepada hasil dari tanggung jawab yang adil dalam perbedaan :) Bila masih menuntut tanggung jawab yang sama dalam perbedaaan itu hanya menolak kodrat yang diberikan tuhan saja selama berkehidupan , terkadang sesama genre aja bisa berbeda bukan tidak benar2 sama persis hanya kepentingan yang dijadikan anggapan pembenaran untuk tujuan yang mirip tapi bukan benar2 persis sama karena setiap orang mempunyai perbedaan dalam hidup ini ! Mana ada setiap manusia dibumi ini berada di tempat yang sama persis atau bisa digantikan diwaktu yang sama maupun prilaku yang pasti sama ! Karena anda lahir didunia aja ga bisa milih bisa memilih tentu ga etis menuntut apalagi sekarang memilih untuk demikian dalam perjalanan hidup sendiri ! Terkadang kita merasa lebih benar dalam menilai orang luar tapi lupa pada hal apa yang benar didiri kita untuk diperlihatkan lebih dulu ! Bila semua perempuan bisa melakukan pekerjaan Pria tidak ada yang melarang , hanya saja dalam penerapan dan tuntutan dunia yang keras seperti hari ini lebih rapuh mana bila bisa handle tentu sudah dilakukan daripada mengeluh karena bila memahami kekurangan dan perbedaan itu mengisi tanpa mengeluh yang benar bila mengisi hanya untuk mengeluh itu berarti ada sesuatu didalam yang perlu dilihat dan diperjelas oleh diri sendiri ! Mau perempuan dan laki-laki semua mempunyai tangguna jawab yang mirip walalu berbeda intinya sama2 hadir didunia karena kekurangan bukan orang yang sempurna pastinya :) Solusinya supaya tidak banyak berselisih dengan lawan jenis adalah ketika memilih berpasangan harus bisa memahami dan menerima perbedaan , yang walau hanya simpel tapi sulit dilakukan ! Kembali kepada pilihan saja itu .. bila memilih ingin intens dengan perbedaan tersebut yah harus siap dengan hal yang tidak benar2 sesuai keinginan ! Bila tidak memilih banyak berhubungan dengan lawan jenis selama hidup ini maka kemungkinan berselisih itu lebih sulit ketimbang kemungkinan bermasalah . Demikianlah adanya ..... :) Semoga komentar saya bisa untuk saling mengobati bukan saling melukai . Terkadang kenyataan itu memang pahit ... tapi untuk mengarah tentu harus ada perbaikan dimasing-masing diri saja . Karena yang bisa mengubah anda menjadi lebih baik adalah diri anda sendiri bukan orang lain pastinya !
Enaknya jadi laki laki,
Bermain di anggap tak berguna, istirahat di bilang malas, nganggur tak di hormati, bekerja kadang masih di anggap kurang, tertawa di anggap tak memikirkan masalah, nanggis di kata cengeng, manja di bilang lebay, curhat malah di sepelekan.
Akhirnya pria menyimpan semuanya sendirian 👍
true bgt broo
Bukannnya sm aja y. Jd istri jg gitu bermain istirahat nganggur dibilang malas. Bahkan kerja 24jam penuh jd IRT pn byk tuh istri yg dikatain suami. "Enak ya jadi kamu.. D rumah aja nyante.. Ga usa kerja😅"
Brasa pengen lelepin itu mulut pake cabe
Trs kt jg klo nangis.. Curhat etc sering dblg cowo " alah gitu aja nangis.. Sensian bgt sih jd orang"😅
Pecah sih diskusi kali ini , bener bener memberikan kita terkhusus perempuan sendiri untuk membuka wawasan terkait kesetaraan gender dan potensi yang dimilik perempuan . Juga untuk tidak menutup mata terkait kesamaan gender sesama perempuan nya sendiri
Kita butuh Om Ded di diskusi ini 😂
ndak mungkin berani undang om ded diskusi begini, yg di undang juga laki model pimp gitu kok, lebih parah yg diskusi susahnya jd prempuan yg di undang Anang, lol, rockie gerung yg notabene feminist. Lol
Budaya kita yang membikin seolah2 laki-laki lebih enak, tapi kalo menggunakan apa yang sunnah ajarkan keduanya ada tanggung jawab yang berat dan sama2 enak.
Gua pernah part time di restoran fast food sebulan, gaji sama semua cowo/cewe, tapi job desk employee cowo 5x lipat dari cewek. Ini salah satu contoh kalo cewek "disamaratakan" maka akan berasa jadi "ratu".
Urusan pekerjaan, saat ini untuk multi-national company posisinya sudah terbalik. Dengan adanya issue gender balance, saat ini aim 50-50 di posisi management, dan hal itu dijadikan KPI. Dimana kondisi saat ini kondisi laki-laki di management terlalu tinggi, sehingga sebagai anak muda laki-laki kita jadi mendapat diskriminasi. Bahkan ada statement dari management, "apabila ada 2 orang laki-laki dan perempuan dengan kapasitas yang sama, pasti yang naik akan perempuan".
Sebagai perempuan yang bekerja di bidang energi di mana laki-laki masih mendominasi, topik ini paling aku tunggu-tunggu. Di bidang ini, biasanya, "Wanita jangan ke lapangan deh, kasihan" sering di dengar. Atau, saat hasil perhitungan yang dilakukan oleh rekan laki-laki dianggap salah, "Laki-laki itu harus bisa main logika! Gini aja kok gak bisa". Peraturan mengenai kesetaraan gender memang sudah ada dan semakin banyak, namun implementasinya masih sangat kurang karena merubah cara berpikir maupun sudut pandang masyarakat Indonesia ini sangat sulit dan hanya sanksi moral yang biasanya ada. Selanjutnya, mungkin narasumbernya bisa dari berbagai generasi, berbagai latar belakang, berbagai tingkat ekonomi, dll agar isu ini bisa semakin didengar dan lambat laun cara berpikir masyarakat dapat berubah.
Dari sini saya belajar, kita harus tetap belajar karna supaya bisa berfikir kritis.
Sesuai dengan kodratnya, perempuan akan hamil dan merawat anaknya. Ketika perempuan menjadi wanita karir, tentu akan berpengaruh terhadap hubungan atau interaksi kepada si anak. Beda dg ibu rumah tangga yg memang setiap saat menjaga anak tsb. Bukankah ibu merupakan madrasah pertama bagi anak² nya ? Justru kebanyakan wanita karir menggunakan baby sister dalam mengurus anak.
Bukan berarti saya melarang perempuan untuk bekerja, namun, jika dipikir ulang, lebih baik mana ? Menjadi ibu rumah tangga yg setiap saat ada untuk anaknya, atau wanita karir yang dg kesibukannya bekerja akan mengurangi kedekatan dg si anak. Secara logika, walaupun wanita karir ini bisa membagi waktu antara kerja dan ngurus anak, tetap saja ibu rumah tangga akan jauh lebih banyak waktunya dlm hal ini.
Merawat anak dan mendidik anak bukan hanya tugas ibu, ayah juga harus mendidik anak. Madrasah pertama anak adalah orang tua, bukan hanya ibu saja
@@penulisrumahan6576 jika ayahnya juga bekerja, maka waktu buat anak akan terbagi
Perempuan secara biologis memang harus dilindungi,, karena perempuan itu basic perkembangan umat manusia. Untuk keberlangsungan spesies yang disebut manusia ini, maka perempuan harus dilindungi.
poin mengangkat wanita itu luarbiasa, sayangnya selalu di bawa ke arah menjatuhkan laki-laki.
Halo mbak Nana, usul donk. Bicarain tentang nasib guru - guru di Indonesia donk.. khususnya guru - guru di sekolah - sekolah swasta daerah yang sudah terdaftar didalam dapodik 5 tahun keatas tetapi masih harus melamar menjadi P3K dengan rentetan tes. Secara logika mestinya kalo sdh lebih dari 5 tahun mengabdi sudah dapat dinilai integritas dan komitmennya
Rina memang orang yg jenius pantas jdi angota penguasa negri ini cara bicara dan fikiran nya sangat pinter.
bersyukur inti dari semuanya.
hidup hanya sementara.
jika ada perempuan yg 100% mau setara dengan laki2.
kembali ingat dan merenung khusus muslimah banyak2 ikut kajian.
laki laki tidak pernah merendahkan wanita.
laki laki sejak Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk selalu memuliakan wanita maka dari itu diberi tanggung jawab yg semuanya mulia..
Laki2 dituntut kuat sendirian sementara kalian bisa curhat sana sini. Percayalah dunia mental laki2 lebih hancur, dunia mental bagi laki2 itu jauh lebih penting karena sekalinya hancur, semua kehidupan kami juga hancur. Kadang kami malah gak peduli sakit ato nggak yg penting mental kami masih mampu. Sementara perempuan lebih mengutamakan dunia fisik, yg penting fisiknya aman, nyaman, terjaga, tercukupi, terpenuhi thats it. Dunia fisik laki2 lebih kuat dibanding dunia mental, sementara dunia mental perempuan lebih kuat dibanding dunia fisik, makanya perempuan lebih cepat dewasa dan laki2 lebih punya potensi gangguan mental
17:45 masalah tidak boleh nyetir ini menurutku fokusnya bukan karena gender, ini masalah peluang.
Kalo misal istri david beneran pernah nabrak lampu merah, kesimpulan yg paling masuk akal adalah skill mengemudi istri David belum sebagus suaminya, jadi most likely akan melakukan kesalahan kalo dibandingkan dengan suaminya.
Nah, secara logika, pilihan terbaik adalah menyerahkan tanggung jawab mengemudi ke yg skill nya lebih mumpuni, at least sampai istrinya dapat waktu untuk belajar nyetir lebih banyak dan skill mengemudinya sudah lebih baik dari sebelumnya
Berdasarkan penjabaran tadi, alasan kenapa aku ngga setuju dengan statement Rina nose di menit 18:20 adalah, bukanya menganggap lemah ya
Tapi anggapanya gini, kalo lagi mesen taksi dan seandainya kita bisa milih supir taksi yang kita mau, apakah kita mau pilih supir taksi yang punya track record pernah nabrak lampu merah, atau supir yang sama sekali ngga punya pengalaman kecelakaan di jalan?
Mbak Nana: Enaknya laki-laki itu Gak perlu menghadapi penghakiman luar biasa dari publik atau stigma-stigma. Lalu siapa yg menghadapi penghakiman Tuhan atas keluarganya?
Padahal laki2 sudah menguasai dunia ini dan yang dialam baka, bahkan perempuan paling banyak di siksa di neraka. Apakah itu belum cukup wkwk
@@geaaa3645 Jangankan nanti dek, sekarang aja perempuan itu unggul dalam hal jumlah. 1 laki berbanding 4 perempuan. Jadi bukan berarti nanti di neraka laki-laki itu sedikit
@@geaaa3645 Kalau masih belum paham dengan logika itu, coba pake logika lain. Misalnya tubuh perempuan itu hampir semua aurat kan? Dan itu bisa jadi sumber dosa yg gak disadari. Lalu kaum mana yg doyan berghibah??? Dan di dalam Al-Quran pun disebutkan harus waspada dengan tipu daya wanita. Bukan begitu???
Berikutnya mantep nih kalo sesi 'enaknya jadi laki-laki' dari sudut pandang perempuan penyandang disabilitas, kelompok minoritas, perempuan yang tampilannya nggak sesuai beauty standard, stayed at home mom yang berdaya, sama perempuan kepala keluarga kali ya? PLUS JANGAN LUPA TAKARIRNYA KAK NANA, supaya teman-teman tuli bisa ikut menikmati diskusi ini.
Tapi sayang ya mba najwa, ada beberapa laki laki yang punya privilage dan peluang sebagus itu tidak bisa dimanfaatkan... Sebagai perempuan yang tidak punya privilage itu melihat laki laki yang tidak memanfaatkan privilage itu sangat pengen banget bilang boleh gak gantian posisi?????? Pengen punya privilage bisa bebas bekerja sambil mengasuh.....
Dari sekian keseriusan yang dibahas, pemilihan host yang komika itu tepat, karena akhirnya obrolan ini jadi seru dan gak mumet, lebih enjoy
Berani ngga ya najwa datengin narsum yg pengetahuannya lebih luas dan punya sudut pandang yg beda dari najwa seperti guru gembul atau cania citta pas ngomongin topik ini? Dengan begitu saya yakin setidaknya 70% keluhan yg dilontarkan yg mengatasnamakan seluruh perempuan di dunia akan terjawab oleh mereka. Jadi kalau najwa mau jawaban atas keluhan2nya silahkan coba undang mereka, tapi jika hanya mau berkeluh kesah dan hanya mau bilang kalau jadi perempuan ngga enak ya silahkan lanjutkan saja seperti ini😊
bener juga hahahah
sebenernya kita ga lagi memerangi “laki-laki”-nya sih, tapi sistem society laki-laki yang diadopsi sebagian besar laki-laki dan bahkan perempuan, atau yang kita tau patriarki. Udah gitu pihak yg dirugikan oleh sistem tsb ya perempuan itu sendiri. Tapi masih banyak yang mispersepsi.