Mohon maaf saya ada sedikit pertanyaan. Sehubungan dengan memang benar pernyataan tentang laki-laki memiliki hormon testosteron lebih besar dari perempuan, itu yang menyebabkan laki-laki memiliki keinginan akan sesuatu itu sangat kuat dan apa bila gagal meraihnya itu sangat susah diterima, dan seperti yang dibilang bisa saja stres. Tapi jikalau ada laki-laki yang semisal di posisi testosteronnya tidak terpuaskan, terus dia lebih ke arah pasrah, lebih ke arah menerima apa adanya dan berusaha memperbaiki apa yang salah. Apakah itu ada kaitannya dengan kekurangan atau mungkin malah kelainan dengan hormonnya?
SEKOLAH DAN KULIAH PEMBODOHAN MASAL KALIAN HANYA BUTUH 3 KEAHLIAN 1.MEMBACA 2.MENGHITUNG 3.FOKUS PADA PROFESI YG INGIN DICAPAI SEHINGGA PUNYA PENGHASILAN.
kecakapan hidup dasar perlu diprioritaskan untuk diajarkan sekalipun anak tidak suka/bakat. Misal: 1. Kemampuan beradaptasi 2. Kemampuan berkomunikasi 3. Kemampuan bahasa 4. Berburu/bercocok tanam (cari makan) 5. Menjalin kerjasama 6. Baca tulis hitung 7. Literasi 8. Memasak 9. Berempati Untuk materi2 tingkat lanjut serahkan saja kepada bakat minat anak, misal matematika, kimia, fisika, TIK, dll
rangkuman: - kesalahan pendidikan indonesia: 1. dijauhkan dari takdir krn bakat uniknya tdk dikembangkan 2. diajarkan duduk diam unt pelajaran2 yg tdk berguna di hidupnya 3. melanggar HAM lewat standardisasi nilai KKM 4. proses kerja otak ibarat wadah karet: pas kecil ditarik2 biar melebar, ktk besar baru diisi informasi yg penting. di indo sebaliknya sejak kecil dijejali pelajaran hingga karet robek, hingga trauma belajar 5. anak2 & remaja suka sepak bola. krn testosterone mendorong persaingan trmsk yg di dunia nyata tdk dihadapi. penyebabnya krn stress di sekolah - bermental kawanan. takut berada di luar kelompok, shg menciptakan identitas2 palsu, agar bs mjd bagian dr kel yg lebih besar - demokrasi, anarkisme, teokrasi, dll itu hanya topeng moral. wajah sebenarnya adl pihak yg kuat berkuasa atas pihak yg lemah. seharusnya presiden di demokrasi itu berkuasa. aslinya, siapapun presidennya hanya akan memberikan dampak kecil thd negaranya
1. Bakat bisa di asah lewat minat tp bakat alamiah itu muncul biasanya krn minat yg menjadi kebiasaan .. 2. Formalitas pendidikan dgn metode hafalan yg dijadikan sbg gimmick sebuah lembaga pendidikan 3. Umumnya nilai siswa didongkrak lewat sikap dan kepribadiannya sehingga lulus KKM padahal aspek kognitifnya pada njomplang . 4. Lebih mengutamakan pembelajaran teacher center bukan pada perkembangan intelegensia anak" itu sendiri alhasil guru yg sibuk belajar sendiri sdgkan siswanya pd bengong .. 5. Hukum berkelompok yg kemudian diadopsi ke masyarakat pd saat dewasa dan praktik" primordialisme mulai perlahan digeneralisasi,,.
@@haoxianguser ga donk itu malah akan jdi maniak sprti Messi atau Ronaldo klu bermain bola ala kadarnya ya ga akan ada Messi2 atau Ronaldo2 selanjutnya
Pendidikan harus berbasis MINA BAKAT. Usia paud: 1. eksplorasi minat bakat. 2. Bermain (organisasi). 3. Pengenalan diri dan kemandirian. Usia SD kls 1-3: 1. Eksplorasi minat bakat. 2. Bermain (organisasi). 3. Calistung. 4. Filsafat dan logika. Usia SD kls 4 hingga SMA: 1. Kejuruan sesuai minat bakat. 2. Bermain (organisasi). 3. Filsafat dan logika. *paud hingga sd kls 3 Harus ada psikolog yang bertugas sebagai guru untuk eksplorasi dan menemukan minat bakat anak. * WAWASAN UMUM bisa didapatkan dari otodidak.
Saya sangat setuju dengan pak guru gembul..... saya pernah berdiskusi dengan teman dari luar (Amerika) yg ahli bidang monyet, mereka katanya sebenarnya kagum dengan anak2 Indonesia.... karena rata2 anak Indonesia itu tahu segala macam ilmu dari ilmu sains (matematika,biologi,kimia,dll) ilmu sosial (sejarah,PMP,dll), hanya rata2 anak indonesia cukup sekedar tahu dan tidak terlalu mendalami, tetapi kalo diluar rata2 anak2 cukup mempelajari 2/3 bidang saja yg dia minati, begitu sudah kuliah fokus 1 saja yg dipelajari sehingga biar cuma 1 tapi sangat fasih dibidangnya.....
Krn anak INA disetting dipaksa jd generalis. Tahu semua tp cuman seupil. Sedang anak" negara maju dididik utk jadi spesialis Tahu lah brp penghasilan dokter umum dibanding dokter spesialis😅
Anak2 sekolah di negri ini cukup tahu saja (terlalu banyak yg diajarkannya) yg penting saat ujian nilainya bagus, tdk hrs sampai faham yg mendalam dan diakhir masa belajar lulus ujian dapat ijazah.... beres dech. Soal nanti ilmunya kepakai atau tdk itu urusan belakang silakan bersaing sebisanya dgn yg lain untuk dapat pekerjaan. Klu nanti jadi orang kaya krn pekerjaannya itu maka akan dapat sambutan orang yg sukses.
Mudah mudahan pak dalam sanubarinya tetap teguh beridilogi Pancasila dan Berbhineka Tunggal Ika juga UUD 45, sehingga tetap lebih baik. Terimakasih Guru
Bener ini.... hampir di sekolah" asing di Indonesia mata pelajaran nya banyak praktek dan bermain, artinya siswa di rangsang berpikir logika mengerjakan hal nyata
Sistem pendidikan yg diutarakan pak guru Gempul sdh diterapkan di sekolah Trihita Alam Ecoschool.Bali...semoga banyak yg mengikuti...Terimakasih pak guru
Betul sekali, banyak orang dipaksa untuk menjadi sesuatu yang bukan dirinya,ditanam diotak harus jadi pegawai negri, harus jadi dokter, harus kuliah dengan jurusan yang tidak akan dicapai dengan maksimal, yang penting dapat gelar sarjana orang tua bangga,apalagi sekolah adalah bisnis.
Obrolan yg luar biasa.... Saya sependapat dgn pak guru. Pendidikan itu bukan sekedar membuat orang itu "bisa" tapi harusnya membuat orang "bisa bahagia"! Saat bahagia, kita akan lebih bisa memahami esensi/hikmah/manfaat dari suatu peristiwa/benda/pengalaman.
Saya sangat tidak setuju, karena setiap murid sekarang pengennya cuman dapet saku terus bermain, pengennya cuman jamkos, & saat dia lulus langsung nyalahin sistem pendidikan negeri ini salah. Kocakkk sih
Sekarang udah jamannya Pendidikan yang berfokus kepada murid Dan materi yang esensial yang akan dia hadapi di dunia kerja dan itu ada di kurikulum merdeka
Jujur saja, saya generasi kelahiran 90-an dan saya merasakan sangat stress saat sekolah. Banyaknya pelajaran dan orang tua selalu mengharapkan saya mendapatkan rangking
Sbnrnya orang tuamu generasi baby boomers itu memasukkan dirimu pada cerminan pendidikan pada masa orang tuamu. Karena pada masa orang tuamu (gen boomers) itu, orang yang ranking di sekolah pasti akan jadi orang besar di perusahaan ataupun di institusi. Kenapa pasti ? Karena di generasi boomers, orang bersekolah tinggi itu masih sedikit, disebabkan terhimpit masalah ekonomi. Ini bisa dilihat range ekonomi di tahun 1960-1996 + teknologi belum merata. Jadi orang tuamu gak salah juga karena mereka belajar base by pengalaman. Tapi masalahnya di pendidikannya, sistem pendidikan tidak mampu mengantisipasi transisi dari teknologi yang pada saat itu hanya ada (TV, Radio, Komputer: Ngetik, Design, Program) berubah pada Era Internet. Arus Informasi di tahun 2000'an sudah mulai gencar seperti Friendster, Facebook, Mxit, Browser walopun jaringan 2G / Edge, dan Pendidikan Indonesia gelagapan terhadap teknologi ini, akibatnya Pengajaran nya tidak menyesuaikan dg karakter murid yang sudah mulai menyukai pembelajaran dg Visual (efek melihat video² apapun di internet) daripada Mendengar - Mencatat. Sehingga murid terasa terbebani, dan stress.
Terkadang, saya sebagai siswa SMA kelas 2 masih belum ada namanya bakat dan minat. Karena belum meningkatkan bakat dan minat, saya sering merasa malu dengan "SKILL" seangkatan aku😞. Tetapi, saya cuman bisa menerima "Kenyataan" dalam diri saya. Semoga video pak guru gembul memotivasi saya dan seluruh penonton disini untuk menghadapi era technologysme 😇🙏
Tetap semangat, setiap orang memiliki bakat/keahlian hanya membutuhkan momentum dan cekatan dalam melihat bakat/skill dalam diri pribadi tersebut. Keep learn and learn aja 👌🏻
Jgn putus asa, sy dulu merasa sprti anda, jd sy memaksa utk kuliah mjd guru krn relatif lbh murah sppnya pd saat itu. Trs berusaha dan berdoa, dan jg cari peluang di daerah lain yg tdk bnyk pesaing. Mg anda sukses ke depannya, aamiin.
Terima kasih Pak, saya juga seorang Guru, yang sangat berterima kasih atas apa yang sudah dijelaskan sehingga ini menjadi inspirasi buat saya dalam memberikan pendidikan dan pengajaran bagi anak didik. sehingga dalam proses pembelajaran harus perlu identifikasi minat dan bakat dari anak didik dan dalam prosesnya pun harus didasarkan pada pembelajaran yang berbasis pada minat anak, terima kasih sudah memberikan informasi yang berguna, sukses selalu, Tuhan memberkati, Amin
Bukan hanya tentang Pendidikan & Agama, Guru gembul juga membahas filosofis, teori konspirasi, kritik hingga sejarah. Dengan larar belakangnya sebagai guru, Ia berhasil menyederhanakan materi-materi berat menjadi ringan dan mudah dipahami setiap golongan usia yang nonton. Ia mungkin dianggap nyeleneh, tapi apa yang ia sampaikan hampir semuanya benar dan faktual.
guru seperti ini lah yang bisa disebut sebagai guru. memberikan pemahaman yang mudah dimengerti kepada muridnya dan membuat ilmu yang disampaikan sulit dilupakan. the best emang
Sy nggak sependapat sgn guru gumbul cuma hisa ngomong doang ..bicara pendidikan sangat luas dankomplek.....kayanta yg cocok bicara pendidikan utu anies baswedan....
@@hanyachanelbiasa8357 ketika dijajah hindia belanda, wajib ada pelajaran bahasa belanda. 1942 sampai 1945 wajib ada pelajaran bahasa jepang. kini ya jerman dan mandarin.
Saya sedang mencoba mendidik anak saya dengan rumus 7x3 ala sayyidina ali bin abi thalib 1. 0-7 tahun anak adalah raja (memberikan haknya) 2. 8-14 tahun anak adalah tawanan (menjukan kewajiban2nya) 3. 15-21 tahun anak adalah sahabat (mendiskusikan hak dan kewajibannya)
Saat anak saya masih SD, saya pernah "membantu" teman2 anak saya membuat PR dan belaja. Para orang tua mereka bingung karena mereka harus menjemput ke rumah saya kok anaknya ingin belajar padahal di rumahnya sulit sekali, kemudian nilai anak2 mereka jadi bagus dan sikap mereka jadi lebih "baik". Saya jelaskan bahwa saya " mengajarkan" mereka dengan cara yang menyenangkan dan bahagia agar minat mereka belajar tumbuh. Jika mereka menolak suatu pelajaran tertentu, bicaralah dengan mereka karena mereka pasti terkendala atas sesuatu tetapi tidak/belum mampu mengutarakannya. Berilah suatu solusi yang dapat mereka mengerti dari sudut pandang mereka
Saya jadi guru swasta 34 tahun, mengajar berbagai mapel sebelum sertifikasi tetapi sekarang 1 mapel saja sesuai sertifikasi, dulu murid sekolah kami banyak, sekarang sedikit setelah pemerintah menggratiskan sekolah negeri dan sistem zoonasi yang akhirnya sekolah swasta sma antara hidup dan mati, mestinya pemerintah menerapkan sistem yg adil dan ingat sekolah swasta juga telah menyumbang dgn mencerdaskan kehidupan bangsa....
Pendidikan indonesia menerapkan bagi anak2 yg pintar bisa sekolah negri dan gratis sampai SMA, dan FAKTAnya yang dpt skolah gratis kebanyakan org2 yg mengengah keatas, org2 menengah kebawah rata2 swasta. Berarti bener pribahasa dr dulu Indonesia yg kaya makin kaya yg miskin makin kismin
Salut pada pak Guru Gembul, wawasan ttng Edukasi luar biasa, sangat layak jadi duta Pendidikan Indonesia, 👍, saya 100%- sangat setuju dengan pikiran pikirannya, sangat layak "ilmu" diimplementasikan , mantap 👍, lanjutkan pak Guru Gembul, terus berjuang demi masa depan anak2 Indonesia, Viralkan , biar pihak yg berkompeten - para pengambil keputusan di dunia Pendidikan segeralah berubah 🙏
Sepaham nih pemikirannya pak guru gembul sama kurikulum baru kita, di kurikulum merdeka juga menekankan materi mendasar Dan berhak sama kebutuhan murid
Kalo pak Guru Gembul sdh bercerita tdk ada bosannya dengerin, padat dan mudah dimengerti. Makasih mas Tom sdh ngundang beliau. Salam sehat dan tetap semangat..👍💪
Saya bersyukur bahwa ortu saya tidak pernah mengharapkan saya untuk rangking 1 di sekolah, ortu saya cuma mau saya memiliki bakat. Saya udah bersyukur mempunyai ortu yang begini
So sweet,,,,mantap Pak Guru...!!! Ketika anak-anak murid diberi waktu untuk menggambar, Mereka berteriak bahagia dengan mengatakan yes... yes... yes...! Ekspresi wajah anak-anak pun ceria dan sangat gembira. Begitupun dgn tuangan gambar imajinasi mereka menunjukkan cara kehidupan mereka yg mereka rindukan.
Akhirnya muncul jg manusia" yg bermoral yg benar" mencerdaskan kehidupan berbangsa n bernegara Semoga misi anda cepat tersalurkan di negri ini om GBU👉👍👍👍👍👍
Saya seorang pendidik, meskipun apa yang disampaikan Bapak Guru Gembul ada yang perlu dipertimbangkan lagi ....tapi jujur saja ....saya sangat menikmati banget dari yang disampaikan Bapak Guru Gembul....👍👍👍👍💪💪💪💪💪
3:34 bner bgt.. Orang bodoh memikirkan bagaimana supaya bisa makan.yaitu dgn cara kerja sesuai bakat dan kemampuan nya.. akhir nya dia bisa membuka lowongan pekerjaan.. Orang pintar setelah selesai sekolah. Memikirkan bagaimana caranya saya dapat pekerjaan.. Dri pengertian ini saja sdah sgt bisa di pahami sekali..
Terlepas diluar konteks atau tidak, saya sekolah umum sampai sma, dapat pelajaran bahasa inggris , ga paham paham, rasanya bingung kapan pakai verb 1, 2, verb ing. pusing aja. Saat kuliah, teman kuliah saya ga sengaja ketemu bule, terus santai ngobrol ama bulenya. Kaget saya, kamu belajar bahasa inggris dimana, di EF katanya. Akhirnya saya ambil les disana, di tes , dimasukkan level 1, saya belajar dari level paling dasar. Saya ambil 2 level saja karena terbatas biaya. Yang saya pelajari itu di EF, sistemnya bagussssssssss, kita diajari satu pola kalimat dibolak balik itu saja 3 bulan, sampai kita hafal diluar kepala. Selanjutnya saya jadi mengerti dasar nya , jadi bisa lebih cepat memvariasikan kalimat. Hasilnya, saya diterima bekerja karena ijazah EF , saat saya bekerja, kemampuan bahasa inggris saya sangat membantu saya bekerja. Bahkan Ibu saya yang notabene seorang lulusan sastra inggris, guru bahasa inggris sma, melihat peningkatan skill saya, membaca buku pelajaran EF saya dan berkesimpulan seandainya saja kurikulum sekolah dibuat seperti ini maka kemampuan umum bahasa inggris anak didik akan lebih baik dan si anak akan lebih paham dasarnya. Dan kita Jangan salahkan guru sekolah , mereka juga ditargetkan oleh kurikulum yang harus diajarkan, kadang dalam hati mereka merasa bertentangan , mereka tahu materi itu terlalu berat buat anak didiknya, tapi apa daya mereka dituntut juga untuk menjelaskan materi itu. Yang harus diubah memamg kurikulum, menteri pendidikan harus memikirkan dan menata kurikulum yang lebih efisien, libatkanlah psikolog, tidak hanya ilmuan. Agar pendidikan ini bisa senyaman dan disesuaikan dengan kemampuan otak mereka.
konsep pendidikan kt sedang menuju kesana. tp guru gurunya masih banyak pemahaman lama. guru BK betul paham kalau siswa main itu bagus untuk perkembangan emosi dan sosialnya
Terimakasih coach Tom MC Ifle, sudah berbagi informasi dan mengundang Guru Gembul terkait kondisi pendidikan di Indonesia sukses selalu coach Salam dari Bontang - Kaltim 🇮🇩
Sepertinya saya sudah sejalan dengan pemikiran pak guru gembul... Banyak kasus sekarang, terutama di sekolah2 swasta... Anak tidak tahu potensi dirinya dan lelah untuk mencarinya... Makanya timbul rasa malas... Kita sebagai guru wajib mencari tahu, dan mengidentifikasi murid minat dan bakatnya apa... Jika memang sulit ditemukan, kita sebagai guru bisa menciptakan minat bakat mereka... Kalo sudah ketemu, kita para guru wajib untuk sepakat agar tidak menggangu minat bakat anak... Jika memang tidak bisa ya jangan dipaksa begitu...
Banyak yg sepakat bahwa pendidikan saat ini perlu dirombak. Baik menegemen gurunya, kk nya, proses belajar mengajarnya. Sehingga anak sejak dari paud, tk, sd,smp, pt, selalu mendapat pendidikan jatidiri bangsa, sikap gotong royong, rukun, jujur, toleransi, cinta tanah air, cinta tehnologi, punya logika tinggi, tidak didoktrin sesuatu yg menyesatkan logika.
Pendidikan secara struktur harus dibagi menjadi dua; 1. Pendidikan dasar sampai menengah orientasinya diarahkan pembentukan KARAKTER. 2. Pendidikan tinggi orientasinya orang disiapkan untuk mengisi panggung-panggung kehidupan. Yg harus dibangun adalah semangat belajar bukan prestasi belajar. Orang sedari mungkin dikuatkan literasinya (_reading culture_ -nya), ilmu alatnya harus diperkuat (bahasa, logika), diperkuat kemauannya.
beberapa hal yg membuat pendidikan kt kurang menghasilkan hasil yg maksimal menurut sy : >. pelajaran yg tidak "bertangga". (misal d kelas 1), si anak baru pindah dr TK (tempat dia bermain sambil belajar), pas ke sd dia udah harus siap dgn sgala bacaan, tulisan dan hitungan yg lumayan padat. bukan lg dasar² membaca, menulis dan berhitung. ketika si anak kesulitan 3 dasar tsb, hasilnya dia kebingungan, mental down, berujung pd ga peduli lg pda proses belajar. >. pendidikan akhlak, tata krama, sopan santun yg tdk menjadi fokus pendidikan..Guru bukan lg sbg guru, Guru dituntut jd "teman" bg murid, akhirnya murid pun biasa aja sm guru nya😁 >kebanyakan pakar pendidikan yg lupa diri...kurang setuju sm pakar pendidikan yg bilang " murid harus di arahkan kpd minat dan bakatnya, murid jgn dipaksa d jejeli materi² yg tdk disukainya." lah yg nama nya anak.. kalo disuruh main(contoh bola) dr pagi sampe pulang sekolah juga dia bakal betah main bola, tp masa iya dia bolaa aja. pakar² lupa kalo dia bs jd pakar, dulu nya di SD diajari dgn cara dijejel. krn di jejel(dipaksa) belajar hal² dasar, muncullah pengetahuan dasar, dr pengetahuan dasar muncul minat, dan bakat yg ingin dia kejar. Einstein ga kan jd Einstein klo dia keseringan main bola . >faktor Guru, lingkungan, dan kebijakan pemerintah juga pengaruh besar thd suksesnya pendidikan.
@@fandifatullah1872 namanya anak klo dijejeli materi yang nggak disukai ya tetep aja muntah pak, lebih baik tumbuhkan kesadaran si anak tentang fungsi dan pentingnya materi itu supaya anak mau meresapi materi yang enggak dia sukai, syukur2 bisa masuk materinya, kalo enggak atau belum masuk pun ya udah, semua ada waktunya, orang tua harus bersabar, anak jangan dipaksa menyukai yang tidak/belum dia sukai, kasihan si anak bisa2 stress
Saya punya pandangan yg sama tentang pendidikan ketika saya ikut kursus pgtk, memang benar pendidikan sekrg itu hanya formalitas bukan kualitas yg mendukung perkembangan anak. Tetapi saya tetap menekan satu hal penting kepada anak yaitu tetap harus hormat kepada sesorang guru sebodoh apa pun itu guru kita. Dan saya tdk menekan dan menuntut anak utk menjadi pintar di aekolah tpi saya lebih menekankan tentang karakter, dan rendah hati. Utk belajar di era sekarang bisa dari berbagai sumber. Apalah daya kita utk merubah sistem pendidikan itu. Jadi kitaemilih utk kenyamanan saja
Saya sempet SMP di sekolah Islam Terpadu, bukan pesantren, tapi sekolah islam swasta, dan kemudian lanjut di SMA Negeri. Ada dua hal yang sangat berbeda dari sistem pendidikan antara SMP islam dan SMA Negeri, di SMP, metode pengajaran antara guru dan siswa sangat amat dekat, layaknya keluarga, guru2nya juga sangat melek akan perkembangan zaman, tanpa keluar dari konteks sekolah islam. Fokusnya adalah membangun dan membentuk karakter setiap siswa, tapi tetap mengajarkan pelajaran umum, dan secara bersamaan memaksimalkan potensi bakat dari tiap anak. Sehingga saya merasa senang bersekolah dan bahkan mengambil pelajaran tambahan. Berbeda di sekolah Negeri, entah guru atau wali kelas, pendekatan ke masing2 siswa sangat kurang, bahkan bisa d blg siswa yg diperhatikan hanya siswa/siswi yang pintar dlm kebanyakan mata pelajaran. Sampai saya merasa sangat malas bersekolah krn merasa tdk dpt perhatian lebih dan di biarkan ketinggalan. Saya murid yg bisa saja, tdk nakal, tdk pintar, saya mau pintar dlm bbrapa mata pelajaran, tapi tdk dapat perhatian dan bahkan diabaikan untuk bisa lebih mengerti lg trhdp pelajaran tsb. Tampa me generalisasi semua sekolah negeri, hanya pengalaman pribadi.
Untuk saat ini sekolah yang diburu dan dikejar oleh orang tua murid adalah sekolah yang berbasis SDIT meski harus mahal orang tua rela mengeluarkan biaya besar dan kwalitas nya memang lebih baik daripada sekolah negeri
Nara sumber bini tdk punya dasar utk mengembangkan Pendidikan dia ini hanya berhalunisasi, Bagaimana bisa pintar kalau tdk di didik dgn sistem pendidikan. Apalagi tdk ada fasilitas, di Amerika saja Negara maju belum lengkap Fasilitas untuk mengembangkan pengetahuan SDM pribadi jadi omongannya bini ngawur. Coba saya bertanya Bisakah anda membuat solusi utk meningkatkan pendidikan utk pribadi pribadi Hampir Pasti tdk bisa di buatnya. Pasti Jawabannya tergantung sama orangnya. Alias ngawur.
@@pontuspurba9225 menurut saya tidak ada salahnya melihat sisi lain. Tidak di pungkiri saat ini, orang-orang yang berpendidikan tinggi banyak yang menganggur, terlebih tidak produktif sederhananya negara kita masih bergantung teknologi, science, ekonomi dll. Guru gembul memberi solusi masalah pendidikan di konten pribadinya. Masalah pendidikan tidak bisa dibicarakan hanya semalaman tapi butuh riset dan orang-orang kompetens yang berkaitan dengan pendidikan.
@@pontuspurba9225 namanya juga orang filsafat, jawabannya ngambang mulu tapi diviralkan dimana2... yang kurang viewer ngajak kolab... yang lainnya cari konten
Salam dari saya Guru Khas dr Malaysia... 24 thn mengajar. Saya setuju sangat² dengan dikau Sdrku... Semoga kita sama² mempertahankan nilai sekolah kerana Allah, untuk Rasulullah SAW. Ujian dari para atasan skrg makin dahsyat.. Semoga Allah pelihara kita....
Iyaa benar. Selama sekolah saya gk tau tujuannya saya belajar ini. Tapi saya kurang setuju kalo yg diajarkan pada kita tidak penting. Karna walau demikian semua yg kita pelajari tanpa sadar melatih cara berpikir kita. Mungkin kita harus tau dulu untuk apa kita belajar itu, apa pentingnya. Saya rasa itu akan lebih mudah bagi diri saya dulu memahami pelajaran2 yg diajarkan pada saya. Saya tidak berasal dr bidang pendidikan, tapi entah kenapa dengan sendirinya saya sangat konsen dg pendidikan bagi anak2 di Indonesia. Saya tidak bisa tidak khawatir. Saya bahkan melihat sendiri bagaimana orang2 di sekitar saya yg berprofesi sebagai pendidik dalam kehidupannya membuat saya berpikir mereka tidak cukup baik untuk bisa mendidik anak2 bangsa. Karna saya pikir seharusnya pendidik juga tidak hanya mengajarkan tapi juga memberi contoh bagi anak2. Saya berharap ada lebih banyak pendidik seperti pak guru gembul di negara kita
Iyaa bener makanya sekarang banyak program yang bisa meningkatkan kualitas guru contohnya guru penggerak, diaman orientasi Belajar berubah yang beepihak kepada murid. Dan materi2 esensial
saya bersyukur karena saya bisa mengajar di era sekarang. karena paradigma pendidikan sekarang jauh lebih baik dari yang dulu dulu. lagi semangat-semangatnya buat ngarahin anak anak menuju ke hal apa yang diminatinya. yang penting sebagai guru jangan pernah merasa 'si paling berilmu'. jadi guru harus selalu semangat untuk belajar dan belajar. tapi kalau pendidikan dasar memang perlu bangetsih mengenalkan berbagai macam ilmu. biarkan mereka merasakan berbagai ilmu dasar yang mungkin bisa mereka gunakan dimasa depan. semangat untuk para orang tua dan pendidik. Karena tantangan semakin berat.
Apa yg didampaikan bpk di atas tdk semuanya benar, juga tdk semua salah. Jika endidikan dilakukan dg pendekatan personal /berdasarkan bakat sejak dini/SD berapa biaya yg dibutukhkan. Selain itu jika anak sejak sd hanya diberi materi yg lansung beekaitan dg bakat, maka akan mencetak generasi yg egois. Perlu diingat ilmu dasar yg dipelajari siswa akan membantu siswa yg bersangkutan dlm menjalani .hidup.yg perlu ditekankanadalah lbh mengintensifkan materi yg berkaitan dg bakat anak dan ini bisa dimulai dr smp,, sma ditingkatkan lagi, di PT sdh lbh spisialis
Saya sangat tdk setuju dg opini bapak ini, dg tanpa perasaan berbicara ttg pendidikan, mendidik siswa itu tdk seperti teori yg bapak smpaikan, karena kenyataan itu tdk persis Sama dg teori, disini saya mendengarkan menurut bapak ini system pendidikan di Indonesia banyak salah nya daripada benarnya, faktanya apa? Di mulai dari TK anak2 sdh dibekali dg pengenalan Cali stung, mmbaca, menulis dan berhitung juga diajari untuk bersosialisasi antar teman,sekaligus tata krama yg baik yg sdh distandartkan oleh masyarakat, di SD usia mereka dari 7 th- 12 th pendidikan secara general sdh trapkan, tetapi daya kmmpuan anak menerima materi berbeda ada yg cerdas, ada yg pandai, ada yg kurang factor penyebamakas macam2 ada yg bakat alami, ada yg rajin belajar, ada yg malas,intinya di Indonesia sdh betul cara mendidik anak2 mulai TK-PERGURUAN TINGGI, systemnya sdh benar, tdk membebani orang tua murid dari SD-SLTA dg tdk usah mm bayar SPP,anak Indonesia bnyk yg pinter bahkan ada yg menjuarai matematika tingkat dunia, klo bapak ini obsesinya terlalu muluk dan berlebihan, bsa diterapkan tapi dilngkungan keluarganya sndiri dg home schooling
luar biasa, pangkat guru kelas namun pemikirannya di posisi guru besar karena menguasai berbagai aspek dalam bidang pendidikan dari mulai penyelenggaraan, pelayanan, pembelajaran sampai pada konten segala materi. semoga menjadi inspirasi pada guru guru lainnya.
Se7 Guru gembul dan saya menjadi salah satu korban dari pendidikan di Indonesia Semoga ada orang yang berani buka sekolah di Indonesia yang membangkitkan bakat alami dari murid Guru gembul bisa mempeloporinya
Pa Guru Gembul...Saya sangat setuju dg apa yang bapa sampaikan. Sangat menginspirasi, mencerahkan dan mudah dipahami. Simpel, menarik, dan kekinian. Salam sukses dan sehat selalu....👍👍👏👏🌹🌹
Sepemikiran, dulu dosen sy pernah bilang, klo perbandingan anak² di indonesia dan di negara maju dibuat grafiknya, di indonesia dr SD sampai SMA grafiknya tajam ke atas, tp sesudah lewat SMA grafiknya melandai. Sebaliknya, di negara maju ketika SD sampai SMA grafiknya menanjak tp landai, baru selepas SMA grafiknya naik tajam. Makanya ga aneh klo byk anak sekolah dr indonesia juara olimpiade matematika, fisika, dll, tp di level universitas jauh berkurang, krn sudah banyak yg jenuh belajar.
Ini alasan kenapa Nadiem bikin kurikulum merdeka, karena standarisasi yang ada itu bikin guru dan siswa buru2 ngebut selesain subjek pelajaran, padahal kondisi di masing-masing daerah itu berbeda-beda pengetahuannya. Kalo di kurikulum merdeka guru boleh "melambat" untuk menyesuaikan kondisi pengetahuan siswanya
Ya sekarang jujur saja ya bukan saya mau gimana gimana. Ini cuma sekedar kritik. Satu hal perbedaan yang saya rasa jelas sekali antara universitas di Indonesia dan Inggris sendiri adalah di critical thinking. Ketika kuliah di Indonesia sendiri kadang saya merasa bahwa materi kuliah sendiri tidak dipersiapkan dengan baik oleh dosen. Contohnya apa? Kadang mereka suka sekali memakai method presentation and discussion, tapi 90% proporsinya lebih ditekankan ke debat antara mahasiswa. Dan ujungngnya semua hanya kembali ke "opini". Lecture juga biasanya lebih ke terkesan berpedoman pada text book, dan sedikit sekali evidence dari research article yang dipakai. Kadang dosen juga suka gak masuk kelas karena alasan apalah entah. Sistem bimbingan skripsi yang kucing kucingan dan gak jelas. Dan satu yang yang paling fatal adalah gak jarang universitas terkemuka di Indonesia yang bahkan gak punya mata kuliah academic writing, atau setidaknya optional course buat itu. Jadi terkesan ibarat disuruh bikin rendang, tapi bumbu dan cara masaknya aja gak dikasih tahu. Kalau mau jujur lagi, yang harus dirombah dari sistem pendidikan indonesia itu banyak sekali. Mulai dari kurikulum, dosen atau pengajarnya sendiri, norma hierarki antara guru dan murid yang kadang terlalu kaku, sampai ke fasilitas, baik berupa physical tool atau free access ke research articles sendiri.
Iya benar sekolah di negri ini anak dijauhkan utk tidak mengeluarkan karya-karyanya. Dibatasi dengan segala aturan yang justru membuat anak merasa terkekang. Justru merasa tidak butuh pendidikan tho apa yang didapat disekolah tidak terlalu dibutuhkan didunia nyata.
Setelah nonton video apa yg disampaikan pak guru , saya setuju terhadap sebagian potret pendidikan kita yg masih kalah maju dibandikan beberapa negara lain. Tapi saya tetap bangga terhadap pendidikan pada bangsaku indonesia yang masih konsisten menjadikan generasinya menjadi yg orang yg sukses dunia dan akhiratnya melalui pelajarsn agama.
Agama itu urusan private...gak perlu diajarkan di sekolah...negara2 maju kek Singapore gak ada mapel agama di sekolah...pelajaran agama bisa kursus sendiri sore hari.
Kalau saja para guru di negri ini punya pemikiran seperti pak guru Gembul ini betapa brilian nya bangsa ini , barangkali mental penjilat akan terkikis dari generasi bangsa ini , mantap pak guru kita menerima apa yang di sampaikan pak guru,👍👍👍💙
Yapp. Aku merasa kasian sama adekku yg masih SD. Jadwal padat dari senin sampai jumat pulang sore sekitar jam 3 an. Gaada waktu buat main. Pulang sekolah kecapekan, malamnya ngerjain PR. Belom lagi ada jadwal TPA. Belom lagi dituntut untuk khatam Al-Quran. Para guru sebenernya juga kasian sama murid2. Aku ngajar di SMA daerah pegunungan, dimana akses internet masih seret, komputer juga tidak memadai, kemarin simulasi ujian CBT tapi gaada komputer terpaksa pakai HP alhasil simulasi tidak berjalan lancar 😭. Tapi mau gimana lagi ya, guru, sekolah dan murid adalah korban 🙂
Jujur saya juga nggak senafas dg pembuat kebijakkan full day,karena apa,belajar dg bekerja itu beda,siapapun belajar lebih dari 6jam tanpa henti pasti payah, apalagi sampai 8 jam non stop,beda dg kerja apalagi dg pekerjaan yg kita cintai/panggilan hati,pastinya nggak terasa berst,enjoi saja.
salah satu kemampuan utama seorang guru yang bagus adalah keterampilan bercerita. materi pelajaran dikemas dalam rangkaian kalimat yang sederhana, menarik dan mudah dipahami. NB: trims pag guru gembul sudah mengutarkan apa yang menjadi keprihatinan sebagian kalangan masyarakat.
Setiap anak itu unik, anak punya kemampuan khusus alias spesialis yg persentasenya tinggi mewakili kemampuan generalis yang sedikit persentasenya. Tinggal diasah di habit lingkungan yg mendukung profesi nya.
Setuju. dik Gembul. Saya berani menuruti hati nurani(memilih musik) meski secara finansial "TDK memuaskan", hidup pas2 pasan setelah pensiun 2016 dari guru musik SMP di Malang. Tapi saya tetap yakin bisa hidup dr ide2 musik saya. Salah satunya: karya musik saya dan ide musik sebagai media belajar khususnya anak seumur TK/SD. Salam kenal dik Gembul dr Singo Edan, di Malang.
Benar sekali apa yg di bicarakan guru gembul Fakta nya akan berdampak setelah 30tahun umur anak. Bahwa apa yg anda pelajari dari TK,SD,SMP,SMA,S1. tidak memberikan apapun dlm tujuan hidup. Dalam hal ini yg d maksud tujuan hidup Mempunyai kebebasan waktu.
Mungkin gara2 dulu sering ada yang bilang, jadi pemimpin itu gak perlu pinter2 banget. Anak2 jaman sekarang kalau masuk sekolah negeri biasanya diseleksi berdasarkan lokasi dan nilai rapor. Padahal standar masing2 sekolah itu berbeda-beda maka nilai 70 di satu sekolah belum tentu sama dengan nilai 70 di sekolah lain. Lucunya, karena ini nilai2 di sekolah bener2 diobral. Sebaiknya ada tes standar untuk masuk ke sekolah negeri, supaya ada keadilan.
Alhamdulillah.. terimakasih pak gembul.. Semoga sehat selalu pak gembul dan teruslah berkembang untuk kemajuan bangsa ini.. Jangan takut pak gembul.. Allah bersama orang yang beriman dan bertaqwa..
Mantap Pak Guru, betul banget👍👍👍.Gagasan pak guru memang istimewa.Semoga apa yang menjadi ide Pak Guru bisa direalisasikan untuk sistem pendidikan di Indonesia ke depan.
Bener. Gw juga dulu males malesan sekolah. Guru ku bilang kamu kedepannya mau jadi apa. Terus aku jawab gak tau lah. Tapi pas terjun ke dunia kerja. Jujur lebih asik kerja di Banding sekolah.
Kesalahan yg sangat mendasar pada pendidikan di negeri ini terketak pada konsep dan implementasi pembelajaran bhs. Indonesia sejak awal. Karena siswa tdk pernah diapresiasi atau dinilai tentang 3 kemampuan dalam proses pembelajaran, yaitu: 1. Kemampuan siswa dalam memahami bahasa dalam segala bentuk, baik lisan maupun tulis. Misalnya memahami suatu pesan, kesan, ide, gagasan, teks certa, gambar, slogan, maupun memahami bahasa dlm bentuk lain baik scr lisan maupun tulis. Kemampuan itu semua tidak pernah dinilai oleh guru dlm bentuk format tersendiri. Sehingga guru tdk pernah tau siswa yg mempunyai kemampuan pemahaman yg baik dan tdk baik. 2. Kemampuan siswa dalam penggunaan bahasa, dalam segala bentuknya, baik secara lisan maupun tulis. Misalnya kemampuan mengutarakan pendapat, ide, gagasan, pesan, pengalamannya baik secara lisan dan tulis. Sehingga guru tdk pernah tau siswa mana yg mempunyai kemampuan dlm penggunaan bahasa yg baik. 3. Kemampuan penguasaan kaidah bahasa atau hal kebahasaan baik secara lisan maupun tulis. Kebahasaan secara lisan misalnya kemampuan siswa dalam melafalkan kata dan mengintonasikan tanda baca dengan benar. Sebab salah lafal artinya menjadi salah, dan salah intonasi juga dpt salah arti atau makna. Jadi dpt disimpulkan pembelajaran bhs. Indonesia selama ini gersang, hampa, tanpa makna. Karena tdk bisa memberi isi otak anak, tdk mendidik karakter anak tentang apa yg dikehendaki dlm tujuan pendidikan melalui 3 alat ukur tadi. Sehingga hasilnya yaaa seperti sekarang ini.... Banyak kejadian yg bertentangan dng tujuan pendidikan, seperti tawuran antar siswa, pelecehan seksual, anak menjadi brural, banyak penculikan, pencurian, pencabulan, pembunuhan, dsb.
Memang betul. Materi B. Indonesia saat ini hanya terpaku pada teks2 yang hanya berupa teori. Bisa saja dibuat lebih menarik jika gurunya kreatif. Tp tentu saja tidak semua guru seperti itu. Kondisi setiap orang berbeda2 dan kita tidak bisa menyalahkannya. Saya rasa materi2 kurikulum yg dulu lebih baik karena langsung mengaitkan dg kegiatan sehari2 spt latihan berwawancara, berpidato, bernegosiasi, berdebat dan lainnya. Smg ke depannya kurikulum B. Indonesia bisa jauh lebih baik.
Jika kita melakukan 3 pembelajan dan menilainya, misal : 1. Pembelajaran pemahaman, bahannya misalnya diambil dari video kekerasan, atau peristiwa perkelahian, kegiatan siswa menyimak, memperhatikan/melihat video tersebut dng waktu yg telah ditentukan guru, dan guru membuat pertanyaan untuk mengukur kemampuan siswa dlm memahami video tersebut. Pertanyaan yg dibuat oleh guru adalah hal yg tersurat atau kelihatan pd video bukan yg tersirat pd video. Misalkan 10 soal. Maka setelah menyimak siswa mengerjakan soal atau pertanyaan dari guru. Sehingga pada akhirnya guru tahu siswa yg mempunyai kemampuan memahami bahasa dlm bentuk video tersebut. Tentu dari 20 orang anak kemampuan mereka tdk sama. Setelah itu siswa diberi soal untuk penggunaan bhs. Seperti siswa diminta untuk menanggapi peristiwa pd video td. Atau diminta untuk berpendapat, membuat kalimat, mengarang dsb. Dan tentu kemampuan siswa dlm menggunakan bhs akan berbeda. Dengan demikian siswa langsung ikut merasakan, mengutarakan pendapat sesuai dng yg dipahami pd video tersebut. Dan yg ke 3 adalah penguasaan kebahasaan atau tentang penguasaan kaidah bhs. Misalnya tentang penggunaan tnda baca, kalimat langsung, penggunaan huruf besar, kata dasar, penerapan kata depan, dsb. Sehingga pd dasarnya ada 3 kemampuan yg harus dinilai pd diri siswa: 1. Kemampuan pemahaman bhs dlm segala bentuk baik lisan maupun tulis. 2. Kemampuan penggunaan bhs dengan segala bentuk baik lisan maupun tulis. 3. Kemampuan menguasai kebahasaan/kaidah baik lisan maupun tulis. 3 aspek kemampuan tersebut sebagai wujud dari kemampuan siswa dlm berbahasa atau berkomunikasi. Sebab arti mampu berkomunikasi sebagai tujuan pembjrn bhs. Indonesia masih abstrak. Maka harus diwujudkan dlm 3aspek tersebut.
Saya sudah pernah mempraktikan 3 pembelajaran dan sekaligus memberi nilai pd siswa pada 3 kemampuan tersebut, dan hasilnya luar biasa. Karena saya sebagai guru tahu : 1. Siswa yg memiliki kemampuan pemahaman bahasa, baik scr lisan maupun tulis. 2. Siswa yg mampu dan kurang mampu dlm menggunakan bhs. baik lisan maupun tulis. 3. Siswa yg memiliki kemampuan dlm hal kebahasaan baik lisan maupun tulis. Hal yg terkait dng kebahasaan lisan itu terdiri dari kemampuan tentang intonasi dan lafal serta ekspresi. Sedangkan kebahasaan tulis itu misalnya dlm hal menggunakan tanda baca, penerapan huruf kapital, tentang kata dasar, kata penghubung, kata depan, kata ganti, apostrof dsb (kaidah bhs) dan bahannya ada pd buku EYD atau PUEBI dan buku kamus besar.
Dengan melakukan 3 pembelajaran bahan pembelajan bisa diupdate setiap saat. Kita sebagai guru harus berani melakukan pembaharuan, jangan takut untuk melakukan pembaharuan sehingga tdk berani keluar dari buku. Kebanyakan guru takut keluar dari buku shngga bahan ajar menjadi kaku bahkan mati tdk menyentuh perkembangan dlm kehidupan nyata. Bacaanya ya ituuuu... Itu saja. Jadi intinya dlm pembelajaran bhs Indonesia anak dididik untuk memiliki 3 kemampuan, yaitu: 1. Kemampuan untuk memahami bahasa dlm segala bentuk baik scr lisan maupun tulis. 2. Kemampuan untuk bisa menggunakan bhs dengan segala bentuk, baik lisan maupun tulis. 3. Kemampuan menguasai kebahasaan atau kaidah bhs baik lisan maupun tulis. Dengan demikian guru hrs. membuat format nilai 3 aspek tersebut baik lisan maupun tulis. Catatan: Jika pembelajaran pemahan scr lusan, maka bahan yg disajikan berbentuk suara, tayangan video, atau bahan yg dibacakan. Kegiatan siswa mendengarkan atau menyimak. Jika pembelajan pemahaman tulis, maka bahan berupa tulisan atau gambar. Dan kegiatan siswa membaca dan atau menyimak.
Yang paling parah dalam lingkup dunia pendidikan Indonesia adalah : 1. Suka ganti kurikulum. 2. Pemborosan anggaran belanja beli buku karena imbas ganti kurikulum.
Saya sangat setuju dengan guru gembul, pendidikan di indonesia sekarang ini memang tidak memihak kepada bakat anak. Saya memiliki kesamaan pemahaman bahwa setiap anak itu unik dan memiliki cara belajar dan kemampuan menangkap pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Tidak harus pandai di semua pembelajaran. Saya ingin bertanya kepada guru gembul, bagaimana contoh yang baik sebagai seorang guru untuk membantu anak yang berbeda-beda terserbut agar dapat memaksimalkan bakat yang dimilikinya??
Setuju sama pak guru, kebetulan saya sedang menjalani PPG kami diajarkan untuk mendidik anak sesuai kodrat nya, selama ini kita salah pendidikan paradigma lama cenderung menuntut anak untuk memilki pengetahuan dan keterampilan sesuai kehendak guru tpi kami belajar di PPG bagaimana mendidik anak dengan paradigma baru yaitu menuntun anak sesuai dengan bakat dan minatnya
Bukan hanya tentang Pendidikan & Agama, Guru gembul juga membahas filosofis, teori konspirasi, kritik hingga sejarah. Dengan larar belakangnya sebagai guru, Ia berhasil menyederhanakan materi-materi berat
Salut untuk coach Tom MC Ifle, ini postingan yang keren banget. Berisi obrolan yang ringan tapi bukan kaleng-kaleng. Untuk pak Guru Gembul ide-idenya sangat bagus dan menggugah. Selaras dengan yang selama ini dicita-citakan oleh menteri Nadiem Makarim. Kurikulum Merdeka yang dipakai di sekolah2 sangat cocok dengan pandangan pak Guru Gembul. Sekali lagi salut 👍👍👍
Anak sy skrg kls X, sdh menggunakan kurikulum merdeka yg dimulai pada bulan ke 2 semester peryama. Awalnya 1 bulan pertama anak sy sdh diberikan jurusan IPA msh kurikulum 13 dan membeli buku cetak kurikulum 13 tsb di sekolahnya , trs bulan ke dua ternyata beralih ke kurikulum merdeka, anaknya skrg tanpa penjurusan...dan disarankan membeli buku kurikulum merdeka di sekolahnya untuk semua mata pelajaran ( umum, IPA dam IPS) krn blm ada penjurusannya. Begitulah kondisinya saat ini, ga tau ke depan spt apa.
@@hermitazaikamar4718 Waduh, repot juga ya. Turut prihatin. Bu Hermita tinggal di mana? Kalau di Jakarta dari awal sudah dijelaskan bahwa di kelas X blm ada penjurusan
Tolong Part 2 nya pak, walaupun sebenernya pak guru gembul sudah pernah membahas ini di channel pirbadinya tapi saya tetap suka mendengarkannya karena cara story telling pak guru gembul very satisfying!
Kalo saya punya pendapat gini : kenapa sekolah nggak dibikin kayak, kita SD milih bidang kita tapi baru dasar nya doang, nah udah gitu SMP kita ngelanjutin bidang tapi menengah nya, terus nanti SMA itu akhirnya, nah baru nanti waktu kuliah semua intinya. Kalo gak ya kayak gini : SD kita ngerasain semua pelajaran, nah pas smp kita nanti milih bidang dah gitu diajarin tengah² nya , udah gitu SMA nanti belajar bidang akhir, terus kuliah baru intinya. Kalo gak ya kenapa kita gak langsung aja kuliah, jadi nanti kuliah itu ada pembelajaran dasar, menengah , sama akhir , dan inti. Y kalo aku sih mau nya salah satu dari itu sih.
Saya aneh aja ya saya pernah sekolah SD SMP SMA, tapi nggak pernah diajari cara mencari uang, cara beribadah yg baik dan benar,, jadi kayak semacam ngapain sekolah lama2 kayaknya setelah SD aja udah cukup 😂😂😂😂 saya malah harus bayar2 kursus untuk gimna cara jualan, saya harus mondok biar tau gimna ibadah yg baik, semoga para orang tua sadar dan paham, nggak perlu maksain aneh2 pda anak, kecuali yg memng dari kecil pngen jadi profesional kayak dokter, arsitek baru harus seolah yg bagus
Anda sekolah d mana..misal di muhammadiah atau nu ada oendidikan agama dan beribadah.ada mts.dan sebagainya.kalau d sd negeri juga ada pelajaran agama tp waktumya beda dgn yg mts atau yg lainnya.😂
@@FarreldartikSRini saya sekolah Sd, mts, MA, mondok salaf setelah saya mondok salaf iilmu yg diajarkan mts NU sama MA NU saya masih sangat kurang,, stelah mondok baru tau yg sedetail2 nya,,
Saya saking pilih2 materi yang dicekokin ke anak, saya masukan anak saya TK sampai 2x dan stop TK nya, krn anak saya belum juga bisa baca, lalu saya masukin les belajar baca 2 bulan eh belum juga lancar baca, akhirnya saya ajarkan anak saya baca sendiri alhamdulillah hanya dua hari anak saya lancar membaca. Saya memang dari kecilpun sudah protes dengan pendidikan sekolah umum, maaf benci banget saya, dari SD berjam2 hanya duduk diam mendengarkan materi yang membosankan dan tidak saya sukai, sedangkan waktu bermain cuma 15 menit aaarghhhh pendidikan macam apa itu, yang saya butuhkan saat saya SD itu adalah siapakah Tuhan, dimana Tuhan dan mengapa Tuhan menciptakan saya... Itulah yang saya pikirkan ketika kecil, justru itu tidak saya dapatkan saya samasekali. Makanya saya carikan anak saya sekolah SD yg bisa mengajarkan hal tersebut, ketemu alhamdulillah, tapi sayangnya sekolah itu mencampurkan materi tsb dg materi2 umum yang buanyaks karena mengacu ke kurikulum pemerintah yg sebenernya sangat tidak perlu dibutuhkan oleh anak-anak usia SD, dan bayangkan sekolah yang ada materi agama tapi disana ada pemaksaan kemampuan, semua anak harus bisa materi yg sama, harus hafal quran sekian2 setiap hari, padahal kemampuan anak itu beda2 kan, padahal anak yg interest agama itu cuma 1-2 orang, anak2 calon ustadz calon ulama itu sudah terlihat dari kecil minat dan kemampuannya, dan itu maaf, bukan anak saya, anak saya memang butuh agama tapi dia tidak bercita2 jadi ustadz/ulamak, jadi semua siswa seakan2 diarahkan jadi ustadz jadi ulamak, subhanallah dan itu ibarat menyatukan semua penghuni hutan tapi diajarkan untuk bisa naik pohon semua, bayangkan, anak saya jago gambar, tapi bagian itu cuma sekali disentuh dalam seminggu, itupun hanya 1 jam saja, bayangkan, ketika anak saya bawa raket badminton di sekolah malah dilarang kwkwkwk padahal anak saya harus bangun jam 5 pagi, sampai sekolah jam 7, pulang jam 2.30 sore bayangkan, itupun harus dituntut utk hafal quran sekian2, kapan anak saya istirahat, kapan anak saya main???? Subhanallah akhirnya saya putuskan anak saya berhenti ketika kelas 4, saya kemudian mengajar sendiri anak saya sedikit demi sedikit dengan materi2 yg dia butuhkan sbg seorang hamba Allah, begitulah, dan saya tidak menyesal dengan apa yang saya putuskan saat ini. Saya hanya ingin satu saja mengajar anak saya : takut kepada Allah. Btw saya samasekali tidak tertarik memasukkan anak ke pesantren, karena anak saya cuma 2, rumah saya besar, saya ingin anak2 saya saat kecil bersama saya, bukan keluar dari rumahnya, rumah dibangun untuk anak2 ketika mereka kecil, anak2 saya adalah anak saya, bukan anak orang lain, maka saya pun belajar agama secara otodidak dg cara2 yang paling mudah bagi saya, lalu saya ajarkan anak saya, basic2 agama, bahkan saya akhirnya bisa baca Quran dg tajwid dan makhorijul yang benar hanya bbrp bulan saja, lihatlah bagaimana mudahnya mempelajari ilmu agama saat ini dari rumah sendiri. Karena memang basisnya pendidikan adalah dari dalam rumah sendiri. Yang wajib mendidik anak itu ya orang tuanya sendiri, yang wajib belajar agama itu ya orang tua atau orang yang mau menikah itu jika dia islam wajib paham halal haram wajib takut kepada Tuhan, dan orang tua juga harus tahu bagaimana mendidik anak supaya paham halal haram dan takut kepada Tuhan yg notabene Sang Khalik atau Penciptanya, karena orang islam itu dari bangun tidur sampai mau tidur itu diatur halal-haramnya. Sekian.
Pak, bu.. Anda juga punya andil.. Pendidikan negara yg maju anak anak.. Masuk sekolah dari tk.. Tak ada wajib bisa mbaca..pemgaetahuan kognitip belum perlu Yg ada hanya latihan empati. Buang sampah, latihan antri ,latihan menghargai milik orang ,bermain Setelah anak anak sdh ada otak kesadarannya baru belajar pengetahuan kognitip.. Kira kira rata rata berumur 9 tahun.. Tapi pendidikan di indo baik yg umum maupun di pesantren sama seperti yg sampean gambarkan... Jadi ya susah juga 😄😄😄😄
Kewajiban bisa membaca sudah dri TK, tapi apalah daya anak saya berbeda, belum bisa membaca , saya yakin semua anak pasti bisa membaca dengan sendirinya pada waktu yg tepat sesuai dengan kemampuan dia, kita sbg org tua memaksakan hrus bisa karena tuntutan sekolah dan kurikulum nya
Anak kelas 4 keluar terus memutuskan untuk belajar di rumah,terus sekarang sudah umur berapa?apa nanti mau ikut paket A B C kesetaraan?real nya kl nanti mau kerja kan harus ada ijazah ,Atau mungkin berniat wirausaha
Belajar adalah persoalan masing2 anak, beradab adalah persoalan bersama disekolah sering kebalik, belajar diseragamkan, mjd manusia yg beradab hak masing2 bukankah terbalik
MANTAB SEKALI PAK GURU GEMBUL 👍🇲🇨. MEMANG......Sistem pendidikan jaman sekarang ini bisa di bilang terlalu di paksakan. Sekarang kelas 1SD sudah di ajarkan merangkum. La wong membaca aja baru mulai lancar. Apa gak bikin jebol otak anak kita 😞😔🙏
Pendidikan itu idealnya bagi anak haruslah seperti mencari jodoh. Dimulai mencari yg sesuai kriteria (tingkat SD) - - > Melakukan pendekatan setelah menemukan yg sesuai kriteria (tingkat SMP) - - > Barulah di tingkat SMA si anak masuk ke tahap yg lebih serius dari pendekatan tadi (tingkat SMA) hingga akhirnya bisa langsung menikah (lulus SMA langsung bekerja) atau tunangan terlebih dahulu (lanjut kuliah) baru sehabis itu si anak akan menemukan pekerjaan yg memang sesuai dgn bakat dan minatnya
Yakin? Anak" Kan pengennya cuman dapet uang saku terus bermain, waktu masuk SMK , Kuliah aja masih ngikut" Temen bukan karena minat & bakat mereka sendiri, pas udah lulus kok nyalahin sistem? Wkwkwkwkwkwkwkwwk sekolah cuman pengen uang saku & bermain kok nyalahin sistemnya wkwkwkwkwkwkw
@@bustanulhakim9573 kalo sejak awal bakat & minat mmng sudah diasah dari sekolah dasar, psti juga bakal excited dgn pembelajaran yg akan dilakukan, sistem di Indonesia hnya mementingkan materi dan teori tp tdk mengembangkan kemampuan anak sehingga ketika mrka kuliah mereka tdk bisa maksimal dlm jurusan/bidang yg diambilnya krna kurang mengasah kemampuannya sndri. lebih baik ahli dalam 1 bidang dari pada tau semua bidang tp hanya pada dasar" nya saja, itu opini saya 🙏
@@bustanulhakim9573 kalau pengennya cuma saku dan main ya berarti ada masalahny ortunya. Ya pendidikan dari ortu sama sekolah lah, anaknya lepas aja ya begitulah jadinya
Pengalaman waktu masih sekolah terkait meraih rengking/ peringkat prestasi hasil belajar saya sama sekali tdk merasa terbebani ,saya belajar dgn tekun ,baca hafalan , Bu at rangkuman , rumus MTK, IPA dll.ternyata ketekunan saya membuahkan Hasil ,bisa menyelesaikan soal " ujian, untuk peringkat tdk ada prioritas ,dgn sendirinya penghargaan itu didapatkan tanpa egousne .
sotoy ... dari dulu sampai skrg Guru tdk melarang bakat siswa contoh bila siswa mengikuti lomba renang diijinkan utk mengikutinya dll ... senang bakat siswa meningkat diabarengi ekskul ... program sosialisasi kurikulum merdeka yg belum ada parameter dan penelitiannya... buzzer semua untuk memenangkan proyek baru di dunia penidikan... bilang aja proyek kurikulum ? kurikulu merdekaa
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh , saya punya pendapat bahwa pendidikan formal terutama pendidikan dasar tetap mutlak perlu, penting. Yaitu SD sampai SMP. Tapi guru di sekolah tidak boleh menganaktirikan mata pelajaran tertentu . Dan jangan hanya mengejar nilai teori atau tertulis. Tapi praktek dan produk juga penting. Juga guru harus bisa memahami yang diinginkan anak didik. Anak ingin jam pelajaran penjaskes jangan karena kosong tidak diganti dengan mapel matematika, IPA Bahasa Indonesia, ya guru jangan memaksakan. Waktu saya jadi guru saya punya keyakinan kuncinya anak didik saya buat senang belajar dan berada di sekolah, seolah-olah sekolah adalah rumah ke dua. Dengan cara pelajaran yang anak sukai jangan sampai jam pelajaran itu diabaikan atau diganti dengan pelajaran yang anak benci atau anak takuti, seperti matematika. Justru pelajaran yang anak sukai ditambah di luar jam pelajaran. Jadi walaupun saya mengajar kelas VI, tapi saya tetap berusaha menyelesaikan target materi semua mata pelajaran , jadi kalau les, saya selang-seling antara mata pelajaran yang UN, dengan mata pelajaran yang tidak diujikan secara UN. Seperti Bahasa Jawa, Penjaskes dan SBK. Setiap jam pelajaran penjaskes ada jam untuk bermain. Hal it,u dampaknya sangat baik anak-anak jadi hatinya bahagia, maka setelah pelajaran yang mereka sukai diberi pelajaran matematika, IPA Bahasa Indonesia akan mudah menyerap materi pelajaran. Dan setiap hari, setiap mau pulang pasti menyanyi bersama. Di sela-sela KBM saya sering mengadakan selingan dengan menyanyi, bercerita atau mengadakan permainan. Alhamdulillah anak-anak kerasan di sekolah.
Tetep gak bs diubah. Yang jadi bos pasti butuh karyawan, sistem sekolah itu menanamkan nilai2 s.o.p. nantinya yg memang anak kreativ pastinya akan tetep ada, walau cuman sedikit
Serba susah,, anak2 smp dan sebagian sma/smk belum punya tujuan pasti mau kemana, masih ikut2 temanya . Dan perlu diiingat juga mengenai garis tangan , dan kita tidak tau perjalanan hidup ini. Smp ingin jadi dokter, pas sma berubah lagi
Ngomongin soal minat bakat ya, Kurikulum Merdeka sudah menerapkan seperti itu. 1. Fokus kepada pembelajaran yg menyenangkan dan interaktif 2. Kebebasan dalam memilih mata pelajaran 3. Ada pembelajaran berbasis proyek yang manfaatnya baik, apa lg kan ada Profil Pelajar Pancasila tuh 4. Kinerja guru jg bisa lebih fokus dgn adanya penurangan beban Administrasi
Pada waktu dlu pernah saya tanyakan ke salah satu guru saya di SMK."kenapa sih pak kita sekolah di suruh tau semua mata pelajaran pak".dan beliau cuma menjawab.ini semua tentang sistem pendidikan kita.jdi kita di paksa dengan sistem kurikulum di indonesia.dan bener kata guru gembul.bahwa siswa guru dan sekolah itu korban dari sistem yang di buat para pemimpin kita.
Di menit 22:05 itu benar, soalnya di waktu pemilu di pesantren yg saya belajar(pesantren besar yg nga mau saya sebutinn namanya), santrinya termasuk saya di wajibkan memilih caleg dari pilihan kiai tersebut, dan lagi pemilunya di dalam area pesantran.
GURU GEMBUL , apa yang bapak sampaikan sepertinya sangat bermanfaat sekali buat meninjau kembali tujuan pendidikan kita , Guru Gembul 👍👍👍♥️♥️♥️ sangat membuka mata sekali .,
Kami mendukung tesis ilmiah KH Imaduddin lanjutkan jangan pernah berhenti jangan pernah takut untuk mengungkapkan kebenaran yang diyakininya sebagai khazanah keilmuan harus tetap terjaga dengan baik Jangan dibungkam
PART 2:
ua-cam.com/video/XMq2UA6tT_A/v-deo.html&ab_channel=TomMCIfle
Mohon maaf saya ada sedikit pertanyaan. Sehubungan dengan memang benar pernyataan tentang laki-laki memiliki hormon testosteron lebih besar dari perempuan, itu yang menyebabkan laki-laki memiliki keinginan akan sesuatu itu sangat kuat dan apa bila gagal meraihnya itu sangat susah diterima, dan seperti yang dibilang bisa saja stres.
Tapi jikalau ada laki-laki yang semisal di posisi testosteronnya tidak terpuaskan, terus dia lebih ke arah pasrah, lebih ke arah menerima apa adanya dan berusaha memperbaiki apa yang salah. Apakah itu ada kaitannya dengan kekurangan atau mungkin malah kelainan dengan hormonnya?
Very good
Mengapa pengusaha atau pabrik, membutuhkan pekerja tidak berdasarkan bakat
Q
@kura2 cepat2 berarti orang-orang yg korupsi dana pendidikan yg menghancurkan pendidikan itu sendiri karena ga berkah.
SEKOLAH DAN KULIAH
PEMBODOHAN MASAL
KALIAN HANYA BUTUH 3 KEAHLIAN
1.MEMBACA
2.MENGHITUNG
3.FOKUS PADA PROFESI YG INGIN DICAPAI SEHINGGA PUNYA PENGHASILAN.
Dan keahlian tersebut tidak didapat dari jalanan atau warung kopi..tapi di sekolah..😅😅😅😅😅
Keahlian apa yg bisa di pelajari di gedung sekolah untuk masa depang blok@@flowergenerations
kecakapan hidup dasar perlu diprioritaskan untuk diajarkan sekalipun anak tidak suka/bakat. Misal:
1. Kemampuan beradaptasi
2. Kemampuan berkomunikasi
3. Kemampuan bahasa
4. Berburu/bercocok tanam (cari makan)
5. Menjalin kerjasama
6. Baca tulis hitung
7. Literasi
8. Memasak
9. Berempati
Untuk materi2 tingkat lanjut serahkan saja kepada bakat minat anak, misal matematika, kimia, fisika, TIK, dll
rangkuman:
- kesalahan pendidikan indonesia:
1. dijauhkan dari takdir krn bakat uniknya tdk dikembangkan
2. diajarkan duduk diam unt pelajaran2 yg tdk berguna di hidupnya
3. melanggar HAM lewat standardisasi nilai KKM
4. proses kerja otak ibarat wadah karet: pas kecil ditarik2 biar melebar, ktk besar baru diisi informasi yg penting. di indo sebaliknya sejak kecil dijejali pelajaran hingga karet robek, hingga trauma belajar
5. anak2 & remaja suka sepak bola. krn testosterone mendorong persaingan trmsk yg di dunia nyata tdk dihadapi. penyebabnya krn stress di sekolah
- bermental kawanan. takut berada di luar kelompok, shg menciptakan identitas2 palsu, agar bs mjd bagian dr kel yg lebih besar
- demokrasi, anarkisme, teokrasi, dll itu hanya topeng moral. wajah sebenarnya adl pihak yg kuat berkuasa atas pihak yg lemah.
seharusnya presiden di demokrasi itu berkuasa. aslinya, siapapun presidennya hanya akan memberikan dampak kecil thd negaranya
00p
1. Bakat bisa di asah lewat minat tp bakat alamiah itu muncul biasanya krn minat yg menjadi kebiasaan ..
2. Formalitas pendidikan dgn metode hafalan yg dijadikan sbg gimmick sebuah lembaga pendidikan
3. Umumnya nilai siswa didongkrak lewat sikap dan kepribadiannya sehingga lulus KKM padahal aspek kognitifnya pada njomplang .
4. Lebih mengutamakan pembelajaran teacher center bukan pada perkembangan intelegensia anak" itu sendiri alhasil guru yg sibuk belajar sendiri sdgkan siswanya pd bengong ..
5. Hukum berkelompok yg kemudian diadopsi ke masyarakat pd saat dewasa dan praktik" primordialisme mulai perlahan digeneralisasi,,.
Suka bola itu normal. Tapi kecanduan berlebihan itu berbahaya.
Itu yg dimaksud pak guru gembul.
terimakasih notulennya kang sekjen 🙏
@@haoxianguser ga donk itu malah akan jdi maniak sprti Messi atau Ronaldo klu bermain bola ala kadarnya ya ga akan ada Messi2 atau Ronaldo2 selanjutnya
Pendidikan harus berbasis MINA BAKAT.
Usia paud:
1. eksplorasi minat bakat.
2. Bermain (organisasi).
3. Pengenalan diri dan kemandirian.
Usia SD kls 1-3:
1. Eksplorasi minat bakat.
2. Bermain (organisasi).
3. Calistung.
4. Filsafat dan logika.
Usia SD kls 4 hingga SMA:
1. Kejuruan sesuai minat bakat.
2. Bermain (organisasi).
3. Filsafat dan logika.
*paud hingga sd kls 3 Harus ada psikolog yang bertugas sebagai guru untuk eksplorasi dan menemukan minat bakat anak.
* WAWASAN UMUM bisa didapatkan dari otodidak.
Ditambah konsep pendidikan harus jg didasari dgn cinta tanah air Indonesia!
Filasafat sepenting itu kah???
BETUL SEKALI GURU GEMBUL. Saya sependapat dgn pemikiran bapak. Bapak sangat CERDAS..Saya do a kan 2024 bapak menjadi mentri pendidikan .Aamiin YRA
Saya sangat setuju dengan pak guru gembul..... saya pernah berdiskusi dengan teman dari luar (Amerika) yg ahli bidang monyet, mereka katanya sebenarnya kagum dengan anak2 Indonesia.... karena rata2 anak Indonesia itu tahu segala macam ilmu dari ilmu sains (matematika,biologi,kimia,dll) ilmu sosial (sejarah,PMP,dll), hanya rata2 anak indonesia cukup sekedar tahu dan tidak terlalu mendalami, tetapi kalo diluar rata2 anak2 cukup mempelajari 2/3 bidang saja yg dia minati, begitu sudah kuliah fokus 1 saja yg dipelajari sehingga biar cuma 1 tapi sangat fasih dibidangnya.....
Krn anak INA disetting dipaksa jd generalis. Tahu semua tp cuman seupil. Sedang anak" negara maju dididik utk jadi spesialis
Tahu lah brp penghasilan dokter umum dibanding dokter spesialis😅
luar lebih suka yang expert2 beda ma wakanda
Anak2 sekolah di negri ini cukup tahu saja (terlalu banyak yg diajarkannya) yg penting saat ujian nilainya bagus, tdk hrs sampai faham yg mendalam dan diakhir masa belajar lulus ujian dapat ijazah.... beres dech. Soal nanti ilmunya kepakai atau tdk itu urusan belakang silakan bersaing sebisanya dgn yg lain untuk dapat pekerjaan. Klu nanti jadi orang kaya krn pekerjaannya itu maka akan dapat sambutan orang yg sukses.
Mudah mudahan pak dalam sanubarinya tetap teguh beridilogi Pancasila dan Berbhineka Tunggal Ika juga UUD 45, sehingga tetap lebih baik. Terimakasih Guru
Pantas saja orang luar negrri ga hapal sama letak negara dunia. Sdngkan kita disuruh hapalin dipelajaran geografi
Bener ini.... hampir di sekolah" asing di Indonesia mata pelajaran nya banyak praktek dan bermain, artinya siswa di rangsang berpikir logika mengerjakan hal nyata
ooo
Terimakasih pak gembul.. saya mantan guru MI merasa terwakili.. 😭😭 .. semoga Alloh menjaga mu juga k3luarga mu.. semoga keberkahan bersama mu..
Sistem pendidikan yg diutarakan pak guru Gempul sdh diterapkan di sekolah Trihita Alam Ecoschool.Bali...semoga banyak yg mengikuti...Terimakasih pak guru
Maaf pak, saya tertarik karena sangat menantang, 😊😊😊
Betul sekali, banyak orang dipaksa untuk menjadi sesuatu yang bukan dirinya,ditanam diotak harus jadi pegawai negri, harus jadi dokter, harus kuliah dengan jurusan yang tidak akan dicapai dengan maksimal, yang penting dapat gelar sarjana orang tua bangga,apalagi sekolah adalah bisnis.
Contohnya saya, saya sukanya sama film dan menulis cerita malah di pojokan guru, sad bgt....
Obrolan yg luar biasa.... Saya sependapat dgn pak guru. Pendidikan itu bukan sekedar membuat orang itu "bisa" tapi harusnya membuat orang "bisa bahagia"! Saat bahagia, kita akan lebih bisa memahami esensi/hikmah/manfaat dari suatu peristiwa/benda/pengalaman.
Pendidikan di Sekolah itu berhubungan dengan Akademik dan Sistematis tidak dapat dipakai untuk Ukuran Rohani dan Spiritual misalnya Kebahagiaan, dsb !
Saya sangat tidak setuju, karena setiap murid sekarang pengennya cuman dapet saku terus bermain, pengennya cuman jamkos, & saat dia lulus langsung nyalahin sistem pendidikan negeri ini salah. Kocakkk sih
Sekarang udah jamannya Pendidikan yang berfokus kepada murid Dan materi yang esensial yang akan dia hadapi di dunia kerja dan itu ada di kurikulum merdeka
Betul
Saya juga pake identitas palsu untuk menyiarkan ilmu otak ilmu mikir logika di pesbuk , banyak yg ngehujat tapi juga ada yg membenarkan dan memuji
Jujur saja, saya generasi kelahiran 90-an dan saya merasakan sangat stress saat sekolah. Banyaknya pelajaran dan orang tua selalu mengharapkan saya mendapatkan rangking
Sbnrnya orang tuamu generasi baby boomers itu memasukkan dirimu pada cerminan pendidikan pada masa orang tuamu.
Karena pada masa orang tuamu (gen boomers) itu, orang yang ranking di sekolah pasti akan jadi orang besar di perusahaan ataupun di institusi. Kenapa pasti ? Karena di generasi boomers, orang bersekolah tinggi itu masih sedikit, disebabkan terhimpit masalah ekonomi. Ini bisa dilihat range ekonomi di tahun 1960-1996 + teknologi belum merata. Jadi orang tuamu gak salah juga karena mereka belajar base by pengalaman. Tapi masalahnya di pendidikannya, sistem pendidikan tidak mampu mengantisipasi transisi dari teknologi yang pada saat itu hanya ada (TV, Radio, Komputer: Ngetik, Design, Program) berubah pada Era Internet. Arus Informasi di tahun 2000'an sudah mulai gencar seperti Friendster, Facebook, Mxit, Browser walopun jaringan 2G / Edge, dan Pendidikan Indonesia gelagapan terhadap teknologi ini, akibatnya Pengajaran nya tidak menyesuaikan dg karakter murid yang sudah mulai menyukai pembelajaran dg Visual (efek melihat video² apapun di internet) daripada Mendengar - Mencatat. Sehingga murid terasa terbebani, dan stress.
Kok senasib wkwkwk
Bahkan sy skrg nganggur yah you know lah birokrasinya nglamar kerja
Org tuanya suruh sekolah aja lagiii...blg sm org tua mu,mereka dl apakah slalu dpt rangking
Ntar klo ga dapet ranking pasti di bandingin sama sodara/anak tetangga yang lebih pinter wkwk🤣🤣
Alhamdulillah Sekian lama tinggal di indonesia, akhirnya ada yang membuka pikiran umat, mantap terus pak guru gembul
Semoga pak Guru bisa dengan cepat ketemu ahli muda Om Tunjung Dimas Bintoro dari Magetan
Miris ya yg menyadarkan umat bukan malah khotbah yg di rumah2 tuhan
@@sastrowijoyo7171 benar, kasihan anak-anak kini. pelajarannya luar biasa.
@@editorizal ironi, tapi ya kenyataannya begitu.
Terkadang, saya sebagai siswa SMA kelas 2 masih belum ada namanya bakat dan minat. Karena belum meningkatkan bakat dan minat, saya sering merasa malu dengan "SKILL" seangkatan aku😞. Tetapi, saya cuman bisa menerima "Kenyataan" dalam diri saya. Semoga video pak guru gembul memotivasi saya dan seluruh penonton disini untuk menghadapi era technologysme 😇🙏
Semangat bro. Saya jg baru nemu bakat saya dalam bbrp tahun terakhir dan lg mengembangkannya sebaik mungkin (btw ane kelas 3 SMA).
@@hamizanhammBaik Bang, Terimakasih ya atas dukungannya. Abang juga semangat dalam mengejar impian abang
Tetap semangat, setiap orang memiliki bakat/keahlian hanya membutuhkan momentum dan cekatan dalam melihat bakat/skill dalam diri pribadi tersebut. Keep learn and learn aja 👌🏻
Jgn putus asa, sy dulu merasa sprti anda, jd sy memaksa utk kuliah mjd guru krn relatif lbh murah sppnya pd saat itu.
Trs berusaha dan berdoa, dan jg cari peluang di daerah lain yg tdk bnyk pesaing. Mg anda sukses ke depannya, aamiin.
Karena itu penting sejak dini tanpa teknologi. Bebaskan dirimu untuk bermain dengan dunia nyata, karena disitulah bakatmu dan skill mu akan ketemu
Terima kasih Pak, saya juga seorang Guru, yang sangat berterima kasih atas apa yang sudah dijelaskan sehingga ini menjadi inspirasi buat saya dalam memberikan pendidikan dan pengajaran bagi anak didik. sehingga dalam proses pembelajaran harus perlu identifikasi minat dan bakat dari anak didik dan dalam prosesnya pun harus didasarkan pada pembelajaran yang berbasis pada minat anak, terima kasih sudah memberikan informasi yang berguna, sukses selalu, Tuhan memberkati, Amin
Bukan hanya tentang Pendidikan & Agama, Guru gembul juga membahas filosofis, teori konspirasi, kritik hingga sejarah. Dengan larar belakangnya sebagai guru, Ia berhasil menyederhanakan materi-materi berat menjadi ringan dan mudah dipahami setiap golongan usia yang nonton.
Ia mungkin dianggap nyeleneh, tapi apa yang ia sampaikan hampir semuanya benar dan faktual.
guru seperti ini lah yang bisa disebut sebagai guru.
memberikan pemahaman yang mudah dimengerti kepada muridnya dan membuat ilmu yang disampaikan sulit dilupakan. the best emang
Gagasannya bagus sekali 👍 mantap, penuh Edukasi, inspiratif semoga ada realusasinya.
Sy nggak sependapat sgn guru gumbul cuma hisa ngomong doang ..bicara pendidikan sangat luas dankomplek.....kayanta yg cocok bicara pendidikan utu anies baswedan....
@@hanyachanelbiasa8357 ketika dijajah hindia belanda, wajib ada pelajaran bahasa belanda. 1942 sampai 1945 wajib ada pelajaran bahasa jepang. kini ya jerman dan mandarin.
@@wirdahs7127cakkkksssss 😂😂 lucu benget
Saya sedang mencoba mendidik anak saya dengan rumus 7x3 ala sayyidina ali bin abi thalib
1. 0-7 tahun anak adalah raja (memberikan haknya)
2. 8-14 tahun anak adalah tawanan (menjukan kewajiban2nya)
3. 15-21 tahun anak adalah sahabat (mendiskusikan hak dan kewajibannya)
Sepakat
Sepakat mas
Sepakat
Lanjutkan
Anaknya umur berapa skrg???
Saat anak saya masih SD, saya pernah "membantu" teman2 anak saya membuat PR dan belaja. Para orang tua mereka bingung karena mereka harus menjemput ke rumah saya kok anaknya ingin belajar padahal di rumahnya sulit sekali, kemudian nilai anak2 mereka jadi bagus dan sikap mereka jadi lebih "baik". Saya jelaskan bahwa saya " mengajarkan" mereka dengan cara yang menyenangkan dan bahagia agar minat mereka belajar tumbuh. Jika mereka menolak suatu pelajaran tertentu, bicaralah dengan mereka karena mereka pasti terkendala atas sesuatu tetapi tidak/belum mampu mengutarakannya. Berilah suatu solusi yang dapat mereka mengerti dari sudut pandang mereka
Saya jadi guru swasta 34 tahun, mengajar berbagai mapel sebelum sertifikasi tetapi sekarang 1 mapel saja sesuai sertifikasi, dulu murid sekolah kami banyak, sekarang sedikit setelah pemerintah menggratiskan sekolah negeri dan sistem zoonasi yang akhirnya sekolah swasta sma antara hidup dan mati, mestinya pemerintah menerapkan sistem yg adil dan ingat sekolah swasta juga telah menyumbang dgn mencerdaskan kehidupan bangsa....
Pendidikan indonesia menerapkan bagi anak2 yg pintar bisa sekolah negri dan gratis sampai SMA, dan FAKTAnya yang dpt skolah gratis kebanyakan org2 yg mengengah keatas, org2 menengah kebawah rata2 swasta.
Berarti bener pribahasa dr dulu Indonesia yg kaya makin kaya yg miskin makin kismin
Salut pada pak Guru Gembul, wawasan ttng Edukasi luar biasa, sangat layak jadi duta Pendidikan Indonesia, 👍, saya 100%- sangat setuju dengan pikiran pikirannya, sangat layak "ilmu" diimplementasikan , mantap 👍, lanjutkan pak Guru Gembul, terus berjuang demi masa depan anak2 Indonesia, Viralkan , biar pihak yg berkompeten - para pengambil keputusan di dunia Pendidikan segeralah berubah 🙏
Sepaham nih pemikirannya pak guru gembul sama kurikulum baru kita, di kurikulum merdeka juga menekankan materi mendasar Dan berhak sama kebutuhan murid
Kalo pak Guru Gembul sdh bercerita tdk ada bosannya dengerin, padat dan mudah dimengerti. Makasih mas Tom sdh ngundang beliau. Salam sehat dan tetap semangat..👍💪
Saya bersyukur bahwa ortu saya tidak pernah mengharapkan saya untuk rangking 1 di sekolah, ortu saya cuma mau saya memiliki bakat. Saya udah bersyukur mempunyai ortu yang begini
Anda beruntung sekali 🎉
So sweet,,,,mantap Pak Guru...!!!
Ketika anak-anak murid diberi waktu untuk menggambar, Mereka berteriak bahagia dengan mengatakan yes... yes... yes...! Ekspresi wajah anak-anak pun ceria dan sangat gembira. Begitupun dgn tuangan gambar imajinasi mereka menunjukkan cara kehidupan mereka yg mereka rindukan.
Akhirnya muncul jg manusia" yg bermoral yg benar" mencerdaskan kehidupan berbangsa n bernegara Semoga misi anda cepat tersalurkan di negri ini om GBU👉👍👍👍👍👍
Jgn telan mentah2, harus bersifat kritis, pnyampsi guru ini gk smua bnar dan gk smua salah. Di saring2 dulu dri penjelasannya...
Saya seorang pendidik, meskipun apa yang disampaikan Bapak Guru Gembul ada yang perlu dipertimbangkan lagi ....tapi jujur saja ....saya sangat menikmati banget dari yang disampaikan Bapak Guru Gembul....👍👍👍👍💪💪💪💪💪
Ayo Pak Guru bikin sekolahan, ajak guru yg sepaham dan dipahamkan, ajak investor yg sosialis😀
Nah ini, keren, jadi bisa lebih independent, sekolah kita gimana kita, Bener ngga?
3:34 bner bgt..
Orang bodoh memikirkan bagaimana supaya bisa makan.yaitu dgn cara kerja sesuai bakat dan kemampuan nya.. akhir nya dia bisa membuka lowongan pekerjaan..
Orang pintar setelah selesai sekolah. Memikirkan bagaimana caranya saya dapat pekerjaan..
Dri pengertian ini saja sdah sgt bisa di pahami sekali..
Terlepas diluar konteks atau tidak, saya sekolah umum sampai sma, dapat pelajaran bahasa inggris , ga paham paham, rasanya bingung kapan pakai verb 1, 2, verb ing. pusing aja. Saat kuliah, teman kuliah saya ga sengaja ketemu bule, terus santai ngobrol ama bulenya. Kaget saya, kamu belajar bahasa inggris dimana, di EF katanya. Akhirnya saya ambil les disana, di tes , dimasukkan level 1, saya belajar dari level paling dasar. Saya ambil 2 level saja karena terbatas biaya. Yang saya pelajari itu di EF, sistemnya bagussssssssss, kita diajari satu pola kalimat dibolak balik itu saja 3 bulan, sampai kita hafal diluar kepala. Selanjutnya saya jadi mengerti dasar nya , jadi bisa lebih cepat memvariasikan kalimat. Hasilnya, saya diterima bekerja karena ijazah EF , saat saya bekerja, kemampuan bahasa inggris saya sangat membantu saya bekerja. Bahkan Ibu saya yang notabene seorang lulusan sastra inggris, guru bahasa inggris sma, melihat peningkatan skill saya, membaca buku pelajaran EF saya dan berkesimpulan seandainya saja kurikulum sekolah dibuat seperti ini maka kemampuan umum bahasa inggris anak didik akan lebih baik dan si anak akan lebih paham dasarnya. Dan kita Jangan salahkan guru sekolah , mereka juga ditargetkan oleh kurikulum yang harus diajarkan, kadang dalam hati mereka merasa bertentangan , mereka tahu materi itu terlalu berat buat anak didiknya, tapi apa daya mereka dituntut juga untuk menjelaskan materi itu. Yang harus diubah memamg kurikulum, menteri pendidikan harus memikirkan dan menata kurikulum yang lebih efisien, libatkanlah psikolog, tidak hanya ilmuan. Agar pendidikan ini bisa senyaman dan disesuaikan dengan kemampuan otak mereka.
Ma"af saya taya...apa EF itu
Les di EF itu brp ya per term. ..? Rata rata yg bisa les di EF penghasilan orang tuanya brp ya ?
Mantap pak guru gembul,teruskan perjuangan pendidikan di Indonesia.
Sistem pendidikan di Indonesia jangan di bawah ke dalam ranah politik.👍
konsep pendidikan kt sedang menuju kesana. tp guru gurunya masih banyak pemahaman lama. guru BK betul paham kalau siswa main itu bagus untuk perkembangan emosi dan sosialnya
Bukan gurunya tapi mental anaknya ga siap di suruh mandiri.
Jangan cuma bisa nyalahkan guru dasar kopla
Terimakasih coach Tom MC Ifle, sudah berbagi informasi dan mengundang Guru Gembul terkait kondisi pendidikan di Indonesia
sukses selalu coach
Salam dari Bontang - Kaltim 🇮🇩
Sepertinya saya sudah sejalan dengan pemikiran pak guru gembul... Banyak kasus sekarang, terutama di sekolah2 swasta... Anak tidak tahu potensi dirinya dan lelah untuk mencarinya... Makanya timbul rasa malas... Kita sebagai guru wajib mencari tahu, dan mengidentifikasi murid minat dan bakatnya apa... Jika memang sulit ditemukan, kita sebagai guru bisa menciptakan minat bakat mereka... Kalo sudah ketemu, kita para guru wajib untuk sepakat agar tidak menggangu minat bakat anak... Jika memang tidak bisa ya jangan dipaksa begitu...
Banyak yg sepakat bahwa pendidikan saat ini perlu dirombak. Baik menegemen gurunya, kk nya, proses belajar mengajarnya. Sehingga anak sejak dari paud, tk, sd,smp, pt, selalu mendapat pendidikan jatidiri bangsa, sikap gotong royong, rukun, jujur, toleransi, cinta tanah air, cinta tehnologi, punya logika tinggi, tidak didoktrin sesuatu yg menyesatkan logika.
Pendidikan secara struktur harus dibagi menjadi dua;
1. Pendidikan dasar sampai menengah orientasinya diarahkan pembentukan KARAKTER.
2. Pendidikan tinggi orientasinya orang disiapkan untuk mengisi panggung-panggung kehidupan.
Yg harus dibangun adalah semangat belajar bukan prestasi belajar. Orang sedari mungkin dikuatkan literasinya (_reading culture_ -nya), ilmu alatnya harus diperkuat (bahasa, logika), diperkuat kemauannya.
beberapa hal yg membuat pendidikan kt kurang menghasilkan hasil yg maksimal menurut sy :
>. pelajaran yg tidak "bertangga". (misal d kelas 1), si anak baru pindah dr TK (tempat dia bermain sambil belajar), pas ke sd dia udah harus siap dgn sgala bacaan, tulisan dan hitungan yg lumayan padat. bukan lg dasar² membaca, menulis dan berhitung. ketika si anak kesulitan 3 dasar tsb, hasilnya dia kebingungan, mental down, berujung pd ga peduli lg pda proses belajar.
>. pendidikan akhlak, tata krama, sopan santun yg tdk menjadi fokus pendidikan..Guru bukan lg sbg guru, Guru dituntut jd "teman" bg murid, akhirnya murid pun biasa aja sm guru nya😁
>kebanyakan pakar pendidikan yg lupa diri...kurang setuju sm pakar pendidikan yg bilang " murid harus di arahkan kpd minat dan bakatnya, murid jgn dipaksa d jejeli materi² yg tdk disukainya." lah yg nama nya anak.. kalo disuruh main(contoh bola) dr pagi sampe pulang sekolah juga dia bakal betah main bola, tp masa iya dia bolaa aja. pakar² lupa kalo dia bs jd pakar, dulu nya di SD diajari dgn cara dijejel. krn di jejel(dipaksa) belajar hal² dasar, muncullah pengetahuan dasar, dr pengetahuan dasar muncul minat, dan bakat yg ingin dia kejar. Einstein ga kan jd Einstein klo dia keseringan main bola .
>faktor Guru, lingkungan, dan kebijakan pemerintah juga pengaruh besar thd suksesnya pendidikan.
Kur mer solusinya
@@fandifatullah1872 namanya anak klo dijejeli materi yang nggak disukai ya tetep aja muntah pak, lebih baik tumbuhkan kesadaran si anak tentang fungsi dan pentingnya materi itu supaya anak mau meresapi materi yang enggak dia sukai, syukur2 bisa masuk materinya, kalo enggak atau belum masuk pun ya udah, semua ada waktunya, orang tua harus bersabar, anak jangan dipaksa menyukai yang tidak/belum dia sukai, kasihan si anak bisa2 stress
Saya punya pandangan yg sama tentang pendidikan ketika saya ikut kursus pgtk, memang benar pendidikan sekrg itu hanya formalitas bukan kualitas yg mendukung perkembangan anak. Tetapi saya tetap menekan satu hal penting kepada anak yaitu tetap harus hormat kepada sesorang guru sebodoh apa pun itu guru kita. Dan saya tdk menekan dan menuntut anak utk menjadi pintar di aekolah tpi saya lebih menekankan tentang karakter, dan rendah hati. Utk belajar di era sekarang bisa dari berbagai sumber. Apalah daya kita utk merubah sistem pendidikan itu. Jadi kitaemilih utk kenyamanan saja
Utk anak kok coba2, ya cari sekolah yg kompeten utk mendidik anak
@@kigenterkusnodirejo763 "belajar di era sekarang sekarang bisa dari berbagai sumber"
Saya sempet SMP di sekolah Islam Terpadu, bukan pesantren, tapi sekolah islam swasta, dan kemudian lanjut di SMA Negeri. Ada dua hal yang sangat berbeda dari sistem pendidikan antara SMP islam dan SMA Negeri, di SMP, metode pengajaran antara guru dan siswa sangat amat dekat, layaknya keluarga, guru2nya juga sangat melek akan perkembangan zaman, tanpa keluar dari konteks sekolah islam. Fokusnya adalah membangun dan membentuk karakter setiap siswa, tapi tetap mengajarkan pelajaran umum, dan secara bersamaan memaksimalkan potensi bakat dari tiap anak. Sehingga saya merasa senang bersekolah dan bahkan mengambil pelajaran tambahan. Berbeda di sekolah Negeri, entah guru atau wali kelas, pendekatan ke masing2 siswa sangat kurang, bahkan bisa d blg siswa yg diperhatikan hanya siswa/siswi yang pintar dlm kebanyakan mata pelajaran. Sampai saya merasa sangat malas bersekolah krn merasa tdk dpt perhatian lebih dan di biarkan ketinggalan. Saya murid yg bisa saja, tdk nakal, tdk pintar, saya mau pintar dlm bbrapa mata pelajaran, tapi tdk dapat perhatian dan bahkan diabaikan untuk bisa lebih mengerti lg trhdp pelajaran tsb. Tampa me generalisasi semua sekolah negeri, hanya pengalaman pribadi.
Untuk saat ini sekolah yang diburu dan dikejar oleh orang tua murid adalah sekolah yang berbasis SDIT meski harus mahal orang tua rela mengeluarkan biaya besar dan kwalitas nya memang lebih baik daripada sekolah negeri
Nara sumber bini tdk punya dasar utk mengembangkan Pendidikan dia ini hanya berhalunisasi, Bagaimana bisa pintar kalau tdk di didik dgn sistem pendidikan. Apalagi tdk ada fasilitas, di Amerika saja Negara maju belum lengkap Fasilitas untuk mengembangkan pengetahuan SDM pribadi jadi omongannya bini ngawur. Coba saya bertanya Bisakah anda membuat solusi utk meningkatkan pendidikan utk pribadi pribadi Hampir Pasti tdk bisa di buatnya. Pasti Jawabannya tergantung sama orangnya. Alias ngawur.
@@pontuspurba9225 menurut saya tidak ada salahnya melihat sisi lain. Tidak di pungkiri saat ini, orang-orang yang berpendidikan tinggi banyak yang menganggur, terlebih tidak produktif sederhananya negara kita masih bergantung teknologi, science, ekonomi dll.
Guru gembul memberi solusi masalah pendidikan di konten pribadinya. Masalah pendidikan tidak bisa dibicarakan hanya semalaman tapi butuh riset dan orang-orang kompetens yang berkaitan dengan pendidikan.
@@pontuspurba9225 namanya juga orang filsafat, jawabannya ngambang mulu tapi diviralkan dimana2... yang kurang viewer ngajak kolab... yang lainnya cari konten
Sekolah swasta biasanya lebih baik karena finansial guru2 nya lebih terjamin, sehingga berdampak kepada kualitas para guru yg lebih baik juga
Salam dari saya Guru Khas dr Malaysia... 24 thn mengajar. Saya setuju sangat² dengan dikau Sdrku... Semoga kita sama² mempertahankan nilai sekolah kerana Allah, untuk Rasulullah SAW. Ujian dari para atasan skrg makin dahsyat.. Semoga Allah pelihara kita....
Apa bener Butoh itu artinya kon***?
Udah lama lewat di temlen tp gk tergugah buat nonton.
Pas sekali nonton gk pengen diskip.
Baguslah bro sukses terus buat channel nya.
Iyaa benar. Selama sekolah saya gk tau tujuannya saya belajar ini. Tapi saya kurang setuju kalo yg diajarkan pada kita tidak penting. Karna walau demikian semua yg kita pelajari tanpa sadar melatih cara berpikir kita. Mungkin kita harus tau dulu untuk apa kita belajar itu, apa pentingnya. Saya rasa itu akan lebih mudah bagi diri saya dulu memahami pelajaran2 yg diajarkan pada saya. Saya tidak berasal dr bidang pendidikan, tapi entah kenapa dengan sendirinya saya sangat konsen dg pendidikan bagi anak2 di Indonesia. Saya tidak bisa tidak khawatir. Saya bahkan melihat sendiri bagaimana orang2 di sekitar saya yg berprofesi sebagai pendidik dalam kehidupannya membuat saya berpikir mereka tidak cukup baik untuk bisa mendidik anak2 bangsa. Karna saya pikir seharusnya pendidik juga tidak hanya mengajarkan tapi juga memberi contoh bagi anak2. Saya berharap ada lebih banyak pendidik seperti pak guru gembul di negara kita
Iyaa bener makanya sekarang banyak program yang bisa meningkatkan kualitas guru contohnya guru penggerak, diaman orientasi Belajar berubah yang beepihak kepada murid. Dan materi2 esensial
saya bersyukur karena saya bisa mengajar di era sekarang. karena paradigma pendidikan sekarang jauh lebih baik dari yang dulu dulu. lagi semangat-semangatnya buat ngarahin anak anak menuju ke hal apa yang diminatinya. yang penting sebagai guru jangan pernah merasa 'si paling berilmu'. jadi guru harus selalu semangat untuk belajar dan belajar. tapi kalau pendidikan dasar memang perlu bangetsih mengenalkan berbagai macam ilmu. biarkan mereka merasakan berbagai ilmu dasar yang mungkin bisa mereka gunakan dimasa depan. semangat untuk para orang tua dan pendidik. Karena tantangan semakin berat.
Apa yg didampaikan bpk di atas tdk semuanya benar, juga tdk semua salah. Jika endidikan dilakukan dg pendekatan personal /berdasarkan bakat sejak dini/SD berapa biaya yg dibutukhkan. Selain itu jika anak sejak sd hanya diberi materi yg lansung beekaitan dg bakat, maka akan mencetak generasi yg egois. Perlu diingat ilmu dasar yg dipelajari siswa akan membantu siswa yg bersangkutan dlm menjalani .hidup.yg perlu ditekankanadalah lbh mengintensifkan materi yg berkaitan dg bakat anak dan ini bisa dimulai dr smp,, sma ditingkatkan lagi, di PT sdh lbh spisialis
@@jamaludinlatif8158 setuju
@@jamaludinlatif8158 saya sangat setuju👍👍👍👍👍
Saya sangat tdk setuju dg opini bapak ini, dg tanpa perasaan berbicara ttg pendidikan, mendidik siswa itu tdk seperti teori yg bapak smpaikan, karena kenyataan itu tdk persis Sama dg teori, disini saya mendengarkan menurut bapak ini system pendidikan di Indonesia banyak salah nya daripada benarnya, faktanya apa? Di mulai dari TK anak2 sdh dibekali dg pengenalan Cali stung, mmbaca, menulis dan berhitung juga diajari untuk bersosialisasi antar teman,sekaligus tata krama yg baik yg sdh distandartkan oleh masyarakat, di SD usia mereka dari 7 th- 12 th pendidikan secara general sdh trapkan, tetapi daya kmmpuan anak menerima materi berbeda ada yg cerdas, ada yg pandai, ada yg kurang factor penyebamakas macam2 ada yg bakat alami, ada yg rajin belajar, ada yg malas,intinya di Indonesia sdh betul cara mendidik anak2 mulai TK-PERGURUAN TINGGI, systemnya sdh benar, tdk membebani orang tua murid dari SD-SLTA dg tdk usah mm bayar SPP,anak Indonesia bnyk yg pinter bahkan ada yg menjuarai matematika tingkat dunia, klo bapak ini obsesinya terlalu muluk dan berlebihan, bsa diterapkan tapi dilngkungan keluarganya sndiri dg home schooling
Klu menemukn ide baru hrs dipelajari secara masiv jngan lngsung tdak sepakat dng ide brilian yg langka hrs ada terobosan baru di dunia pendidikan ,
luar biasa, pangkat guru kelas namun pemikirannya di posisi guru besar karena menguasai berbagai aspek dalam bidang pendidikan dari mulai penyelenggaraan, pelayanan, pembelajaran sampai pada konten segala materi. semoga menjadi inspirasi pada guru guru lainnya.
udh sekelas doktor pemikiran guru gembul menurut ku
@@msayyid9345 sekelas professor dan mentri pendidikan.
Mantap pa Guru Gembul.Semoga menjadi Presiden Indonesia.Atw Mentri Pendidikan🤲🤲🤲
@@abahsanusi128 opini saya bung gembul itu hanya pandai ngomong doang/omdob kalau hanya ngomong bosman dan roki gerung juga pandai kalau hanya bicara.
@@dadangsuryajaya5084 lha daripada ga ada yang ngomong,....pada diem aja...
Se7 Guru gembul dan saya menjadi salah satu korban dari pendidikan di Indonesia
Semoga ada orang yang berani buka sekolah di Indonesia yang membangkitkan bakat alami dari murid
Guru gembul bisa mempeloporinya
Pa Guru Gembul...Saya sangat setuju dg apa yang bapa sampaikan. Sangat menginspirasi, mencerahkan dan mudah dipahami. Simpel, menarik, dan kekinian.
Salam sukses dan sehat selalu....👍👍👏👏🌹🌹
Orang orang seperti inilah yang dicari dan dibutuhkan bangsa
Sepemikiran, dulu dosen sy pernah bilang, klo perbandingan anak² di indonesia dan di negara maju dibuat grafiknya, di indonesia dr SD sampai SMA grafiknya tajam ke atas, tp sesudah lewat SMA grafiknya melandai. Sebaliknya, di negara maju ketika SD sampai SMA grafiknya menanjak tp landai, baru selepas SMA grafiknya naik tajam. Makanya ga aneh klo byk anak sekolah dr indonesia juara olimpiade matematika, fisika, dll, tp di level universitas jauh berkurang, krn sudah banyak yg jenuh belajar.
Krena alat dukung di universitas kurang memadai
Krena alat dukung di universitas kurang memadai
@@wanscoco5993 itu salah satu dari sekian penyebabnya
Ini alasan kenapa Nadiem bikin kurikulum merdeka, karena standarisasi yang ada itu bikin guru dan siswa buru2 ngebut selesain subjek pelajaran, padahal kondisi di masing-masing daerah itu berbeda-beda pengetahuannya. Kalo di kurikulum merdeka guru boleh "melambat" untuk menyesuaikan kondisi pengetahuan siswanya
Ya sekarang jujur saja ya bukan saya mau gimana gimana. Ini cuma sekedar kritik. Satu hal perbedaan yang saya rasa jelas sekali antara universitas di Indonesia dan Inggris sendiri adalah di critical thinking.
Ketika kuliah di Indonesia sendiri kadang saya merasa bahwa materi kuliah sendiri tidak dipersiapkan dengan baik oleh dosen. Contohnya apa? Kadang mereka suka sekali memakai method presentation and discussion, tapi 90% proporsinya lebih ditekankan ke debat antara mahasiswa. Dan ujungngnya semua hanya kembali ke "opini". Lecture juga biasanya lebih ke terkesan berpedoman pada text book, dan sedikit sekali evidence dari research article yang dipakai. Kadang dosen juga suka gak masuk kelas karena alasan apalah entah. Sistem bimbingan skripsi yang kucing kucingan dan gak jelas. Dan satu yang yang paling fatal adalah gak jarang universitas terkemuka di Indonesia yang bahkan gak punya mata kuliah academic writing, atau setidaknya optional course buat itu. Jadi terkesan ibarat disuruh bikin rendang, tapi bumbu dan cara masaknya aja gak dikasih tahu.
Kalau mau jujur lagi, yang harus dirombah dari sistem pendidikan indonesia itu banyak sekali. Mulai dari kurikulum, dosen atau pengajarnya sendiri, norma hierarki antara guru dan murid yang kadang terlalu kaku, sampai ke fasilitas, baik berupa physical tool atau free access ke research articles sendiri.
Iya benar sekolah di negri ini anak dijauhkan utk tidak mengeluarkan karya-karyanya. Dibatasi dengan segala aturan yang justru membuat anak merasa terkekang. Justru merasa tidak butuh pendidikan tho apa yang didapat disekolah tidak terlalu dibutuhkan didunia nyata.
SEKOLAH CUMA BUAT STUDY TOUR....ada sekola yg tiap tahun study tour
@@helmimuhaymin ada
Dan pemikiran yg beda seperti ini pasti nya dianggap sesat 😄
Setuju
Dan banyak tmn2 sy yg SD aja gk tamat tpi hidupnya/ masadepannya sukses
Setelah nonton video apa yg disampaikan pak guru , saya setuju terhadap sebagian potret pendidikan kita yg masih kalah maju dibandikan beberapa negara lain. Tapi saya tetap bangga terhadap pendidikan pada bangsaku indonesia yang masih konsisten menjadikan generasinya menjadi yg orang yg sukses dunia dan akhiratnya melalui pelajarsn agama.
Agama itu urusan private...gak perlu diajarkan di sekolah...negara2 maju kek Singapore gak ada mapel agama di sekolah...pelajaran agama bisa kursus sendiri sore hari.
kalau yg jadi PNS atau pegawai BUMN itu banyak yg korup...itu gmn ya ceritanya?? Padahal mrk juga anak2 cerdas lho.
Kalau saja para guru di negri ini punya pemikiran seperti pak guru Gembul ini betapa brilian nya bangsa ini , barangkali mental penjilat akan terkikis dari generasi bangsa ini , mantap pak guru kita menerima apa yang di sampaikan pak guru,👍👍👍💙
Yapp. Aku merasa kasian sama adekku yg masih SD. Jadwal padat dari senin sampai jumat pulang sore sekitar jam 3 an. Gaada waktu buat main. Pulang sekolah kecapekan, malamnya ngerjain PR. Belom lagi ada jadwal TPA. Belom lagi dituntut untuk khatam Al-Quran. Para guru sebenernya juga kasian sama murid2. Aku ngajar di SMA daerah pegunungan, dimana akses internet masih seret, komputer juga tidak memadai, kemarin simulasi ujian CBT tapi gaada komputer terpaksa pakai HP alhasil simulasi tidak berjalan lancar 😭. Tapi mau gimana lagi ya, guru, sekolah dan murid adalah korban 🙂
Jujur saya juga nggak senafas dg pembuat kebijakkan full day,karena apa,belajar dg bekerja itu beda,siapapun belajar lebih dari 6jam tanpa henti pasti payah, apalagi sampai 8 jam non stop,beda dg kerja apalagi dg pekerjaan yg kita cintai/panggilan hati,pastinya nggak terasa berst,enjoi saja.
@@suprajitnoba2186 apalagi kalau sekolah jam 5 pagi. tapi ingatlah tidak.
salah satu kemampuan utama seorang guru yang bagus adalah keterampilan bercerita. materi pelajaran dikemas dalam rangkaian kalimat yang sederhana, menarik dan mudah dipahami.
NB: trims pag guru gembul sudah mengutarkan apa yang menjadi keprihatinan sebagian kalangan masyarakat.
itu langka bagi guru zaman now
Setiap anak itu unik, anak punya kemampuan khusus alias spesialis yg persentasenya tinggi mewakili kemampuan generalis yang sedikit persentasenya. Tinggal diasah di habit lingkungan yg mendukung profesi nya.
Itu namanya talenta bro
Setuju. dik Gembul. Saya berani menuruti hati nurani(memilih musik) meski secara finansial "TDK memuaskan", hidup pas2 pasan setelah pensiun 2016 dari guru musik SMP di Malang. Tapi saya tetap yakin bisa hidup dr ide2 musik saya. Salah satunya: karya musik saya dan ide musik sebagai media belajar khususnya anak seumur TK/SD. Salam kenal dik Gembul dr Singo Edan, di Malang.
Benar sekali apa yg di bicarakan guru gembul
Fakta nya akan berdampak setelah 30tahun umur anak.
Bahwa apa yg anda pelajari dari TK,SD,SMP,SMA,S1.
tidak memberikan apapun dlm tujuan hidup.
Dalam hal ini yg d maksud tujuan hidup
Mempunyai kebebasan waktu.
Mungkin gara2 dulu sering ada yang bilang, jadi pemimpin itu gak perlu pinter2 banget. Anak2 jaman sekarang kalau masuk sekolah negeri biasanya diseleksi berdasarkan lokasi dan nilai rapor. Padahal standar masing2 sekolah itu berbeda-beda maka nilai 70 di satu sekolah belum tentu sama dengan nilai 70 di sekolah lain. Lucunya, karena ini nilai2 di sekolah bener2 diobral. Sebaiknya ada tes standar untuk masuk ke sekolah negeri, supaya ada keadilan.
semoga capres 2024 terpilih, melantik guru gembul sebagai menteri pendidikan 🤲🏻
Tdk akn mgkn dan tdk trjdi ksn,karena oligarki ingin indonesia ttp bodoh agar selalu bs menguras SDA dan rakyatnya masa bodoh
Setuju banget pak gembul. , Seandainya jaman saya dulu guru nya seperti pak gembul maka seneng saya 😂😂😅😅
Saya dukung hal ini pak gembul 💪💪👍👍
Alhamdulillah.. terimakasih pak gembul..
Semoga sehat selalu pak gembul dan teruslah berkembang untuk kemajuan bangsa ini..
Jangan takut pak gembul..
Allah bersama orang yang beriman dan bertaqwa..
Mantap Pak Guru, betul banget👍👍👍.Gagasan pak guru memang istimewa.Semoga apa yang menjadi ide Pak Guru bisa direalisasikan untuk sistem pendidikan di Indonesia ke depan.
Pak Tom cara nanyanya asyik+smart karena wawasannya luas..jadi Pak GG keluar banyak bom2nya...dr yg kecil sampai yg menengah...
Bener. Gw juga dulu males malesan sekolah. Guru ku bilang kamu kedepannya mau jadi apa. Terus aku jawab gak tau lah. Tapi pas terjun ke dunia kerja. Jujur lebih asik kerja di Banding sekolah.
benar, lebih asyik kerja dari pada sekolah, kebanyakan sekolah ilmunya ga guna setelah tamat🔥
Kesalahan yg sangat mendasar pada pendidikan di negeri ini terketak pada konsep dan implementasi pembelajaran bhs. Indonesia sejak awal.
Karena siswa tdk pernah diapresiasi atau dinilai tentang 3 kemampuan dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Kemampuan siswa dalam memahami bahasa dalam segala bentuk, baik lisan maupun tulis. Misalnya memahami suatu pesan, kesan, ide, gagasan, teks certa, gambar, slogan, maupun memahami bahasa dlm bentuk lain baik scr lisan maupun tulis. Kemampuan itu semua tidak pernah dinilai oleh guru dlm bentuk format tersendiri. Sehingga guru tdk pernah tau siswa yg mempunyai kemampuan pemahaman yg baik dan tdk baik.
2. Kemampuan siswa dalam penggunaan bahasa, dalam segala bentuknya, baik secara lisan maupun tulis. Misalnya kemampuan mengutarakan pendapat, ide, gagasan, pesan, pengalamannya baik secara lisan dan tulis. Sehingga guru tdk pernah tau siswa mana yg mempunyai kemampuan dlm penggunaan bahasa yg baik.
3. Kemampuan penguasaan kaidah bahasa atau hal kebahasaan baik secara lisan maupun tulis. Kebahasaan secara lisan misalnya kemampuan siswa dalam melafalkan kata dan mengintonasikan tanda baca dengan benar. Sebab salah lafal artinya menjadi salah, dan salah intonasi juga dpt salah arti atau makna.
Jadi dpt disimpulkan pembelajaran bhs. Indonesia selama ini gersang, hampa, tanpa makna. Karena tdk bisa memberi isi otak anak, tdk mendidik karakter anak tentang apa yg dikehendaki dlm tujuan pendidikan melalui 3 alat ukur tadi.
Sehingga hasilnya yaaa seperti sekarang ini.... Banyak kejadian yg bertentangan dng tujuan pendidikan, seperti tawuran antar siswa, pelecehan seksual, anak menjadi brural, banyak penculikan, pencurian, pencabulan, pembunuhan, dsb.
Trims argumennya, sy mulai berpikir cari solusinya.
Memang betul. Materi B. Indonesia saat ini hanya terpaku pada teks2 yang hanya berupa teori. Bisa saja dibuat lebih menarik jika gurunya kreatif. Tp tentu saja tidak semua guru seperti itu. Kondisi setiap orang berbeda2 dan kita tidak bisa menyalahkannya. Saya rasa materi2 kurikulum yg dulu lebih baik karena langsung mengaitkan dg kegiatan sehari2 spt latihan berwawancara, berpidato, bernegosiasi, berdebat dan lainnya. Smg ke depannya kurikulum B. Indonesia bisa jauh lebih baik.
Jika kita melakukan 3 pembelajan dan menilainya, misal :
1. Pembelajaran pemahaman, bahannya misalnya diambil dari video kekerasan, atau peristiwa perkelahian, kegiatan siswa menyimak, memperhatikan/melihat video tersebut dng waktu yg telah ditentukan guru, dan guru membuat pertanyaan untuk mengukur kemampuan siswa dlm memahami video tersebut. Pertanyaan yg dibuat oleh guru adalah hal yg tersurat atau kelihatan pd video bukan yg tersirat pd video. Misalkan 10 soal. Maka setelah menyimak siswa mengerjakan soal atau pertanyaan dari guru. Sehingga pada akhirnya guru tahu siswa yg mempunyai kemampuan memahami bahasa dlm bentuk video tersebut. Tentu dari 20 orang anak kemampuan mereka tdk sama.
Setelah itu siswa diberi soal untuk penggunaan bhs. Seperti siswa diminta untuk menanggapi peristiwa pd video td. Atau diminta untuk berpendapat, membuat kalimat, mengarang dsb. Dan tentu kemampuan siswa dlm menggunakan bhs akan berbeda. Dengan demikian siswa langsung ikut merasakan, mengutarakan pendapat sesuai dng yg dipahami pd video tersebut. Dan yg ke 3 adalah penguasaan kebahasaan atau tentang penguasaan kaidah bhs. Misalnya tentang penggunaan tnda baca, kalimat langsung, penggunaan huruf besar, kata dasar, penerapan kata depan, dsb.
Sehingga pd dasarnya ada 3 kemampuan yg harus dinilai pd diri siswa:
1. Kemampuan pemahaman bhs dlm segala bentuk baik lisan maupun tulis.
2. Kemampuan penggunaan bhs dengan segala bentuk baik lisan maupun tulis.
3. Kemampuan menguasai kebahasaan/kaidah baik lisan maupun tulis.
3 aspek kemampuan tersebut sebagai wujud dari kemampuan siswa dlm berbahasa atau berkomunikasi.
Sebab arti mampu berkomunikasi sebagai tujuan pembjrn bhs. Indonesia masih abstrak. Maka harus diwujudkan dlm 3aspek tersebut.
Saya sudah pernah mempraktikan 3 pembelajaran dan sekaligus memberi nilai pd siswa pada 3 kemampuan tersebut, dan hasilnya luar biasa. Karena saya sebagai guru tahu :
1. Siswa yg memiliki kemampuan pemahaman bahasa, baik scr lisan maupun tulis.
2. Siswa yg mampu dan kurang mampu dlm menggunakan bhs. baik lisan maupun tulis.
3. Siswa yg memiliki kemampuan dlm hal kebahasaan baik lisan maupun tulis.
Hal yg terkait dng kebahasaan lisan itu terdiri dari kemampuan tentang intonasi dan lafal serta ekspresi. Sedangkan kebahasaan tulis itu misalnya dlm hal menggunakan tanda baca, penerapan huruf kapital, tentang kata dasar, kata penghubung, kata depan, kata ganti, apostrof dsb (kaidah bhs) dan bahannya ada pd buku EYD atau PUEBI dan buku kamus besar.
Dengan melakukan 3 pembelajaran bahan pembelajan bisa diupdate setiap saat. Kita sebagai guru harus berani melakukan pembaharuan, jangan takut untuk melakukan pembaharuan sehingga tdk berani keluar dari buku.
Kebanyakan guru takut keluar dari buku shngga bahan ajar menjadi kaku bahkan mati tdk menyentuh perkembangan dlm kehidupan nyata. Bacaanya ya ituuuu... Itu saja.
Jadi intinya dlm pembelajaran bhs Indonesia anak dididik untuk memiliki 3 kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan untuk memahami bahasa dlm segala bentuk baik scr lisan maupun tulis.
2. Kemampuan untuk bisa menggunakan bhs dengan segala bentuk, baik lisan maupun tulis.
3. Kemampuan menguasai kebahasaan atau kaidah bhs baik lisan maupun tulis.
Dengan demikian guru hrs. membuat format nilai 3 aspek tersebut baik lisan maupun tulis.
Catatan:
Jika pembelajaran pemahan scr lusan, maka bahan yg disajikan berbentuk suara, tayangan video, atau bahan yg dibacakan. Kegiatan siswa mendengarkan atau menyimak.
Jika pembelajan pemahaman tulis, maka bahan berupa tulisan atau gambar. Dan kegiatan siswa membaca dan atau menyimak.
Yang paling parah dalam lingkup dunia pendidikan Indonesia adalah :
1. Suka ganti kurikulum.
2. Pemborosan anggaran belanja beli buku karena imbas ganti kurikulum.
Dan ganti kurikulum bukan tambah bagus tapi tambah gak jelas...
Ternyata apa yg pikirkan selama ini ,,ada di Chanel ini 🙏🙏👍👍👍👍
Saya sangat setuju dengan guru gembul, pendidikan di indonesia sekarang ini memang tidak memihak kepada bakat anak. Saya memiliki kesamaan pemahaman bahwa setiap anak itu unik dan memiliki cara belajar dan kemampuan menangkap pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Tidak harus pandai di semua pembelajaran. Saya ingin bertanya kepada guru gembul, bagaimana contoh yang baik sebagai seorang guru untuk membantu anak yang berbeda-beda terserbut agar dapat memaksimalkan bakat yang dimilikinya??
Lama saya mcari orang yg sepemikiran dengan saya...maju terus guru embul
Setuju sama pak guru, kebetulan saya sedang menjalani PPG kami diajarkan untuk mendidik anak sesuai kodrat nya, selama ini kita salah pendidikan paradigma lama cenderung menuntut anak untuk memilki pengetahuan dan keterampilan sesuai kehendak guru tpi kami belajar di PPG bagaimana mendidik anak dengan paradigma baru yaitu menuntun anak sesuai dengan bakat dan minatnya
Bagaimana cara mendidik anak yg tdk punya bakat dan minat?
@@aprilrudianto8495 berarti kau salah jdi orang tua
@@shutup1037 😄😄😄 saya belum punya anak
Bukan hanya tentang Pendidikan & Agama, Guru gembul juga membahas filosofis, teori konspirasi, kritik hingga sejarah. Dengan larar belakangnya sebagai guru, Ia berhasil menyederhanakan materi-materi berat
Bravo Pak Guru, merci, et continue à parlera plus fort. 🙏🙏🙏👍👍👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Salut untuk coach Tom MC Ifle, ini postingan yang keren banget.
Berisi obrolan yang ringan tapi bukan kaleng-kaleng.
Untuk pak Guru Gembul ide-idenya sangat bagus dan menggugah. Selaras dengan yang selama ini dicita-citakan oleh menteri Nadiem Makarim. Kurikulum Merdeka yang dipakai di sekolah2 sangat cocok dengan pandangan pak Guru Gembul.
Sekali lagi salut 👍👍👍
Anak sy skrg kls X, sdh menggunakan kurikulum merdeka yg dimulai pada bulan ke 2 semester peryama. Awalnya 1 bulan pertama anak sy sdh diberikan jurusan IPA msh kurikulum 13 dan membeli buku cetak kurikulum 13 tsb di sekolahnya , trs bulan ke dua ternyata beralih ke kurikulum merdeka, anaknya skrg tanpa penjurusan...dan disarankan membeli buku kurikulum merdeka di sekolahnya untuk semua mata pelajaran ( umum, IPA dam IPS) krn blm ada penjurusannya. Begitulah kondisinya saat ini, ga tau ke depan spt apa.
@@hermitazaikamar4718 Waduh, repot juga ya. Turut prihatin. Bu Hermita tinggal di mana? Kalau di Jakarta dari awal sudah dijelaskan bahwa di kelas X blm ada penjurusan
Tolong Part 2 nya pak, walaupun sebenernya pak guru gembul sudah pernah membahas ini di channel pirbadinya tapi saya tetap suka mendengarkannya karena cara story telling pak guru gembul very satisfying!
terima kasih pak telah mengundang guru gembul
Benar bangat^ 12 tahun saya sekolah, ilmu yang saya dapat Hanya bisa membaca, menulis dan berhitung , tidak lebih tidak kurang TITIK amin
Kalo saya punya pendapat gini : kenapa sekolah nggak dibikin kayak, kita SD milih bidang kita tapi baru dasar nya doang, nah udah gitu SMP kita ngelanjutin bidang tapi menengah nya, terus nanti SMA itu akhirnya, nah baru nanti waktu kuliah semua intinya. Kalo gak ya kayak gini : SD kita ngerasain semua pelajaran, nah pas smp kita nanti milih bidang dah gitu diajarin tengah² nya , udah gitu SMA nanti belajar bidang akhir, terus kuliah baru intinya.
Kalo gak ya kenapa kita gak langsung aja kuliah, jadi nanti kuliah itu ada pembelajaran dasar, menengah , sama akhir , dan inti. Y kalo aku sih mau nya salah satu dari itu sih.
Saya aneh aja ya saya pernah sekolah SD SMP SMA, tapi nggak pernah diajari cara mencari uang, cara beribadah yg baik dan benar,, jadi kayak semacam ngapain sekolah lama2 kayaknya setelah SD aja udah cukup 😂😂😂😂 saya malah harus bayar2 kursus untuk gimna cara jualan, saya harus mondok biar tau gimna ibadah yg baik, semoga para orang tua sadar dan paham, nggak perlu maksain aneh2 pda anak, kecuali yg memng dari kecil pngen jadi profesional kayak dokter, arsitek baru harus seolah yg bagus
Kelamaan dikursi, ngabisin bnyk biaya
Anda sekolah d mana..misal di muhammadiah atau nu ada oendidikan agama dan beribadah.ada mts.dan sebagainya.kalau d sd negeri juga ada pelajaran agama tp waktumya beda dgn yg mts atau yg lainnya.😂
@@FarreldartikSRini saya sekolah Sd, mts, MA, mondok salaf setelah saya mondok salaf iilmu yg diajarkan mts NU sama MA NU saya masih sangat kurang,, stelah mondok baru tau yg sedetail2 nya,,
Saya ga mau tau, pokoknya part 2 harus di upload segera..!!!!
Siappp
setuju wkwkkwkwkwk
wwkwkwk sabar
@@TomMCIfle weh di pin 😅
unek unek say akhirnya terwakilkan
adek sy sll sy larang u sekolah walu kenyataanya bmasih sekolah
Saya saking pilih2 materi yang dicekokin ke anak, saya masukan anak saya TK sampai 2x dan stop TK nya, krn anak saya belum juga bisa baca, lalu saya masukin les belajar baca 2 bulan eh belum juga lancar baca, akhirnya saya ajarkan anak saya baca sendiri alhamdulillah hanya dua hari anak saya lancar membaca. Saya memang dari kecilpun sudah protes dengan pendidikan sekolah umum, maaf benci banget saya, dari SD berjam2 hanya duduk diam mendengarkan materi yang membosankan dan tidak saya sukai, sedangkan waktu bermain cuma 15 menit aaarghhhh pendidikan macam apa itu, yang saya butuhkan saat saya SD itu adalah siapakah Tuhan, dimana Tuhan dan mengapa Tuhan menciptakan saya... Itulah yang saya pikirkan ketika kecil, justru itu tidak saya dapatkan saya samasekali. Makanya saya carikan anak saya sekolah SD yg bisa mengajarkan hal tersebut, ketemu alhamdulillah, tapi sayangnya sekolah itu mencampurkan materi tsb dg materi2 umum yang buanyaks karena mengacu ke kurikulum pemerintah yg sebenernya sangat tidak perlu dibutuhkan oleh anak-anak usia SD, dan bayangkan sekolah yang ada materi agama tapi disana ada pemaksaan kemampuan, semua anak harus bisa materi yg sama, harus hafal quran sekian2 setiap hari, padahal kemampuan anak itu beda2 kan, padahal anak yg interest agama itu cuma 1-2 orang, anak2 calon ustadz calon ulama itu sudah terlihat dari kecil minat dan kemampuannya, dan itu maaf, bukan anak saya, anak saya memang butuh agama tapi dia tidak bercita2 jadi ustadz/ulamak, jadi semua siswa seakan2 diarahkan jadi ustadz jadi ulamak, subhanallah dan itu ibarat menyatukan semua penghuni hutan tapi diajarkan untuk bisa naik pohon semua, bayangkan, anak saya jago gambar, tapi bagian itu cuma sekali disentuh dalam seminggu, itupun hanya 1 jam saja, bayangkan, ketika anak saya bawa raket badminton di sekolah malah dilarang kwkwkwk padahal anak saya harus bangun jam 5 pagi, sampai sekolah jam 7, pulang jam 2.30 sore bayangkan, itupun harus dituntut utk hafal quran sekian2, kapan anak saya istirahat, kapan anak saya main???? Subhanallah akhirnya saya putuskan anak saya berhenti ketika kelas 4, saya kemudian mengajar sendiri anak saya sedikit demi sedikit dengan materi2 yg dia butuhkan sbg seorang hamba Allah, begitulah, dan saya tidak menyesal dengan apa yang saya putuskan saat ini. Saya hanya ingin satu saja mengajar anak saya : takut kepada Allah. Btw saya samasekali tidak tertarik memasukkan anak ke pesantren, karena anak saya cuma 2, rumah saya besar, saya ingin anak2 saya saat kecil bersama saya, bukan keluar dari rumahnya, rumah dibangun untuk anak2 ketika mereka kecil, anak2 saya adalah anak saya, bukan anak orang lain, maka saya pun belajar agama secara otodidak dg cara2 yang paling mudah bagi saya, lalu saya ajarkan anak saya, basic2 agama, bahkan saya akhirnya bisa baca Quran dg tajwid dan makhorijul yang benar hanya bbrp bulan saja, lihatlah bagaimana mudahnya mempelajari ilmu agama saat ini dari rumah sendiri. Karena memang basisnya pendidikan adalah dari dalam rumah sendiri. Yang wajib mendidik anak itu ya orang tuanya sendiri, yang wajib belajar agama itu ya orang tua atau orang yang mau menikah itu jika dia islam wajib paham halal haram wajib takut kepada Tuhan, dan orang tua juga harus tahu bagaimana mendidik anak supaya paham halal haram dan takut kepada Tuhan yg notabene Sang Khalik atau Penciptanya, karena orang islam itu dari bangun tidur sampai mau tidur itu diatur halal-haramnya. Sekian.
Pak, bu.. Anda juga punya andil.. Pendidikan negara yg maju anak anak.. Masuk sekolah dari tk.. Tak ada wajib bisa mbaca..pemgaetahuan kognitip belum perlu Yg ada hanya latihan empati. Buang sampah, latihan antri ,latihan menghargai milik orang ,bermain Setelah anak anak sdh ada otak kesadarannya baru belajar pengetahuan kognitip.. Kira kira rata rata berumur 9 tahun.. Tapi pendidikan di indo baik yg umum maupun di pesantren sama seperti yg sampean gambarkan... Jadi ya susah juga 😄😄😄😄
Wow
Kewajiban bisa membaca sudah dri TK, tapi apalah daya anak saya berbeda, belum bisa membaca , saya yakin semua anak pasti bisa membaca dengan sendirinya pada waktu yg tepat sesuai dengan kemampuan dia, kita sbg org tua memaksakan hrus bisa karena tuntutan sekolah dan kurikulum nya
Anak kelas 4 keluar terus memutuskan untuk belajar di rumah,terus sekarang sudah umur berapa?apa nanti mau ikut paket A B C kesetaraan?real nya kl nanti mau kerja kan harus ada ijazah
,Atau mungkin berniat wirausaha
Belajar adalah persoalan masing2 anak, beradab adalah persoalan bersama disekolah sering kebalik, belajar diseragamkan, mjd manusia yg beradab hak masing2 bukankah terbalik
Nih guru gmbul udah diundang kmna2..sblmny dtmpt deddy lah...d helmy yahya ..eh skrg nongol d tmpt ini...keren2...
MANTAB SEKALI PAK GURU GEMBUL 👍🇲🇨. MEMANG......Sistem pendidikan jaman sekarang ini bisa di bilang terlalu di paksakan. Sekarang kelas 1SD sudah di ajarkan merangkum. La wong membaca aja baru mulai lancar. Apa gak bikin jebol otak anak kita 😞😔🙏
suruh gurunya aja yg rangkum..
Pendidikan itu idealnya bagi anak haruslah seperti mencari jodoh. Dimulai mencari yg sesuai kriteria (tingkat SD) - - > Melakukan pendekatan setelah menemukan yg sesuai kriteria (tingkat SMP) - - > Barulah di tingkat SMA si anak masuk ke tahap yg lebih serius dari pendekatan tadi (tingkat SMA) hingga akhirnya bisa langsung menikah (lulus SMA langsung bekerja) atau tunangan terlebih dahulu (lanjut kuliah) baru sehabis itu si anak akan menemukan pekerjaan yg memang sesuai dgn bakat dan minatnya
Sepakat
Yakin? Anak" Kan pengennya cuman dapet uang saku terus bermain, waktu masuk SMK , Kuliah aja masih ngikut" Temen bukan karena minat & bakat mereka sendiri, pas udah lulus kok nyalahin sistem? Wkwkwkwkwkwkwkwwk sekolah cuman pengen uang saku & bermain kok nyalahin sistemnya wkwkwkwkwkwkw
@@bustanulhakim9573 kalo sejak awal bakat & minat mmng sudah diasah dari sekolah dasar, psti juga bakal excited dgn pembelajaran yg akan dilakukan, sistem di Indonesia hnya mementingkan materi dan teori tp tdk mengembangkan kemampuan anak sehingga ketika mrka kuliah mereka tdk bisa maksimal dlm jurusan/bidang yg diambilnya krna kurang mengasah kemampuannya sndri. lebih baik ahli dalam 1 bidang dari pada tau semua bidang tp hanya pada dasar" nya saja, itu opini saya 🙏
@@bustanulhakim9573 kalau pengennya cuma saku dan main ya berarti ada masalahny ortunya. Ya pendidikan dari ortu sama sekolah lah, anaknya lepas aja ya begitulah jadinya
@@bustanulhakim9573 lu menceritakan diri lu sendiri ya?
Pengalaman waktu masih sekolah terkait meraih rengking/ peringkat prestasi hasil belajar saya sama sekali tdk merasa terbebani ,saya belajar dgn tekun ,baca hafalan , Bu at rangkuman , rumus MTK, IPA dll.ternyata ketekunan saya membuahkan Hasil ,bisa menyelesaikan soal " ujian, untuk peringkat tdk ada prioritas ,dgn sendirinya penghargaan itu didapatkan tanpa egousne .
Gw stuju si ama om ini..
Gw jga sadar kalau sekolah seharusnya sesuai dgn bakat yg di miliki oleh anak2.agar bermanfaat utk si anak di masa dpn.
Setuju banget pak guru.. inilah inovasi pendidikan terbaik untuk generasi terbaik kedepannya
sotoy ... dari dulu sampai skrg Guru tdk melarang bakat siswa contoh bila siswa mengikuti lomba renang diijinkan utk mengikutinya dll ... senang bakat siswa meningkat diabarengi ekskul ...
program sosialisasi kurikulum merdeka yg belum ada parameter dan penelitiannya...
buzzer semua untuk memenangkan proyek baru di dunia penidikan...
bilang aja proyek kurikulum ?
kurikulu merdekaa
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh , saya punya pendapat bahwa pendidikan formal terutama pendidikan dasar tetap mutlak perlu, penting. Yaitu SD sampai SMP. Tapi guru di sekolah tidak boleh menganaktirikan mata pelajaran tertentu . Dan jangan hanya mengejar nilai teori atau tertulis. Tapi praktek dan produk juga penting. Juga guru harus bisa memahami yang diinginkan anak didik. Anak ingin jam pelajaran penjaskes jangan karena kosong tidak diganti dengan mapel matematika, IPA Bahasa Indonesia, ya guru jangan memaksakan. Waktu saya jadi guru saya punya keyakinan kuncinya anak didik saya buat senang belajar dan berada di sekolah, seolah-olah sekolah adalah rumah ke dua. Dengan cara pelajaran yang anak sukai jangan sampai jam pelajaran itu diabaikan atau diganti dengan pelajaran yang anak benci atau anak takuti, seperti matematika. Justru pelajaran yang anak sukai ditambah di luar jam pelajaran. Jadi walaupun saya mengajar kelas VI, tapi saya tetap berusaha menyelesaikan target materi semua mata pelajaran , jadi kalau les, saya selang-seling antara mata pelajaran yang UN, dengan mata pelajaran yang tidak diujikan secara UN. Seperti Bahasa Jawa, Penjaskes dan SBK. Setiap jam pelajaran penjaskes ada jam untuk bermain. Hal it,u dampaknya sangat baik anak-anak jadi hatinya bahagia, maka setelah pelajaran yang mereka sukai diberi pelajaran matematika, IPA Bahasa Indonesia akan mudah menyerap materi pelajaran. Dan setiap hari, setiap mau pulang pasti menyanyi bersama. Di sela-sela KBM saya sering mengadakan selingan dengan menyanyi, bercerita atau mengadakan permainan. Alhamdulillah anak-anak kerasan di sekolah.
Kreatif n keren sekali👍🫶
Wa'alaukumussalaam..
Tetep gak bs diubah. Yang jadi bos pasti butuh karyawan, sistem sekolah itu menanamkan nilai2 s.o.p. nantinya yg memang anak kreativ pastinya akan tetep ada, walau cuman sedikit
Informasi informasi mindblowing mengalir deras, luar biasa mencerdaskan bangsa 💪💪💪
Serba susah,, anak2 smp dan sebagian sma/smk belum punya tujuan pasti mau kemana, masih ikut2 temanya . Dan perlu diiingat juga mengenai garis tangan , dan kita tidak tau perjalanan hidup ini. Smp ingin jadi dokter, pas sma berubah lagi
Good mentor tidak mengajarkan apa yang harus di pikirkan tetapi bagaimana cara berpikir🔥
oh ya
Ngomongin soal minat bakat ya, Kurikulum Merdeka sudah menerapkan seperti itu.
1. Fokus kepada pembelajaran yg menyenangkan dan interaktif
2. Kebebasan dalam memilih mata pelajaran
3. Ada pembelajaran berbasis proyek yang manfaatnya baik, apa lg kan ada Profil Pelajar Pancasila tuh
4. Kinerja guru jg bisa lebih fokus dgn adanya penurangan beban Administrasi
Wah bikin candu nih obrolan, part 2 nya dong pak
Sangat bagus sekali materi yg dibahas...saya sampaikan bahwa saya sefrekwensi sama pak guru.
Sangat setuju dengan apa yg disampaikan beliau👍👍👍👍
Pada waktu dlu pernah saya tanyakan ke salah satu guru saya di SMK."kenapa sih pak kita sekolah di suruh tau semua mata pelajaran pak".dan beliau cuma menjawab.ini semua tentang sistem pendidikan kita.jdi kita di paksa dengan sistem kurikulum di indonesia.dan bener kata guru gembul.bahwa siswa guru dan sekolah itu korban dari sistem yang di buat para pemimpin kita.
Sebagai seorang guru.... saya setuju dengan pendapat pak guru....👍👍
Jangan lewatkan tayangan part 2 nya hari ini, banyak membahas tentang generasi setelah gen-Z juga
semangat & teruslah berjuang utk peradaban Nusantara yg Lebih Baik!
💪😎👍
benar, minimal papua maju banyak orang jawa.
Di menit 22:05 itu benar, soalnya di waktu pemilu di pesantren yg saya belajar(pesantren besar yg nga mau saya sebutinn namanya), santrinya termasuk saya di wajibkan memilih caleg dari pilihan kiai tersebut, dan lagi pemilunya di dalam area pesantran.
GURU GEMBUL , apa yang bapak sampaikan sepertinya sangat bermanfaat sekali buat meninjau kembali tujuan pendidikan kita , Guru Gembul 👍👍👍♥️♥️♥️ sangat membuka mata sekali .,
Saya setuju bngt dgn teori pak gembul...jarang sekali yg memiliki pemikiran spt pak gembul...menurutku teori pak gembul HEBBAT...👍👍👍👍
Kami mendukung tesis ilmiah KH Imaduddin lanjutkan jangan pernah berhenti jangan pernah takut untuk mengungkapkan kebenaran yang diyakininya sebagai khazanah keilmuan harus tetap terjaga dengan baik
Jangan dibungkam