MENJAWAB SYUBUHAT #1: TUHAN PRODUK PIKIRAN MANUSIA?

#tuhan #pikiran #manusia
"Di dunia ini ada banyak Tuhan. Dan kita tidak tahu Tuhan yang asli itu Tuhan yang mana?" Ini pernyataan yang cukup sering kita jumpai dari orang-orang Ateis. Banyaknya gambaran manusia tentang Tuhan mereka jadikan sebagai alasan untuk menyimpulkan bahwa Tuhan itu banyak. Dan dengan begitu Tuhan, kata mereka, tak lebih dari sekedar produk nalar manusia belaka. Tuhan baru ada setelah adanya manusia. Karena itu, kata mereka, "sebelum manusia ada, Tuhan tidak ada". Pertanyaannya, logiskah kesimpulan semacam itu? Dan bagaimana kita menjawabnya? Mari kita simak bersama-sama.

[@riabifahmad4467]

Saya Selalu Seneng kalau ngaji Tauhid Ummul Barohin sama Kifayatul Awam

[@andriwahyu1456]

Ikut nyimak belajar lagi..

[@riabifahmad4467]

Mantab penerus Imam Ibrahim bin Muhammad Al Bayjuri 🌹🌹🌹🌹👍🏻👍🏻👍🏻

[@dmmeforscript4729]

Sangat bermanfaat,semoga allah merahmati anda.

[@massamin9085]

Sering2 upload Vidio yang membahas tentang ilmu Kalam ust dan ilmu logika yang lain .kami selalu menunggu

[@rahmatamaknya539]

Bikin kecanduan aja nih channel

[@riabifahmad4467]

Kuncinya Hukum Akal Wajib Mustahil Jaiz,, Nafsiyah Akal sehat itu sendiri

[@zulhannasution2687]

Mau bertanya pak ustadz...zat tuhan tidak bisa kita lihat.tidak bisa di pikirkan.tidak bisa bayangkan atau diimajinasikan didunia ini.. jadi pak ustadz manusia nanti di akhirat bertemu dengan allah dengan apa kita pak ustadz..

[@muhammadal8492]

Ustaadz.. Apakah akan ada kajian Ilmu Manthiq sampai selesai??? Mohon Jawabannya Ustaadz

[@muhammadnuruddinofficial]

Sudah dimulai. Soal selesai atau tidak, saya tidak bisa memastikan.

[@muhammadal8492]

@@muhammadnuruddinofficial Semoga Allooh Memberikan Taufiqnya kepada kita Semua Ustaadz.. izin Belajar dari Channel Antum 🙏

[@husamidhiwa356]

kalau Tuhan menghendaki adanya " A " apakah " A " menjadi wajib ( harus ) ada ? atau tetap bisa jadi ada, atau tidak ada ?
sebaliknya, kalau Tuhan menghendaki ' A ' tidak ada, apakah menjenjadi mustahil ada ?
pencerahannya ustadz

[@muhammadnuruddinofficial]

Di sinilah pentingnya membedakan apa yang disebut dengan wajib lighairihi (wajib karena sesuatu yg lain) dengan wajib lidzatihi (wajib karena dirinya sendiri). Saya sudah memaparkan dua istilah ini, dengan contoh2nya, dalam buku Ilmu Maqulat. Cari artikel dengan judul "Tiga Macam Wajib". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda bisa membaca artikel itu. Sekian.

[@husamidhiwa356]

@@muhammadnuruddinofficial bisa minta link artikelnya, ustadz ? saya cari - cari belum ketemu.

[@muhammadnuruddinofficial]

@@husamidhiwa356 Sya bilang di buku mas. Bukunya bisa Anda dapatkan di toko online.

[@HSChanel-23]

Kalo tuhan ada dan tetap ada,,beda dengan makluk dari tiada memjadi ada dan akan tiada, dan tdk ada setelahnya. beda dgn huruf B setelahnya ada C,dan sebelumnya ada huruf A..

[@HSChanel-23]

Tuhan ada dan tdk akan tiada

[@isyqiliiisyqi9077]

Tetapi ust,kalau menurut saya apa yang saya bayangkan itu sama dengan benda itu sendiri. Buku yang saya bayangkan(dalam pikiran) itu sama dengan buku yang ada di luar pikiran saya. Bedanya hanya pada efek. Buku yg ada dipikiran tidak bisa memberikan efek sedangkan yg di luar memberikan efek.

[@muhammadnuruddinofficial]

Mengatakan "sama dengan benda itu sendiri" tidak berarti menganggap dia adalah barang itu sendiri kan?

[@isyqiliiisyqi9077]

@@muhammadnuruddinofficial kalau menurut saya benda itu sendiri. Hanya beda tempatnya saja. Yang satu terletak di pikiran sesangkan yang satunya lagi berada di luar pikiran. Bukan begitu ust...?

[@isyqiliiisyqi9077]

@@muhammadnuruddinofficial dan kalau pemahaman saya tentang buku berbeda dengan buku itu sendiri, maka sampai kapan pun kita tidak akan pernah memahami buku sebagai buku.

[@muhammadnuruddinofficial]

@@isyqiliiisyqi9077 Tadi Anda katakan, yang satu bisa memberikan efek, yang lain tidak. Dengan mengatakan begitu, maka Anda sesungguhnya tidak memandang pengetahuan Anda tentang buku sebagai buku itu sendiri. Karena kalau Anda mengatakan bahwa pengetahuan tentang buku itu adalah buku itu sendiri, harusnya kedua-duanya sama2 memberikan efek, atau sama2 tidak memberikan efek. Itu kalau kita mengatakan bahwa pengetahuan kita tentang dia adalah dia itu sendiri. Wujud keduanya jelas berbeda. Yang satu tergolong wujud eksternal (wujud khariji), yang satu lagi tergolong sebagai wujud rasional (wujud dzihni). Contoh lain yang paling mudah. Pengetahuan Anda tentang api. Apa Anda bisa mengatakan bahwa pengetahuan Anda tentang api adalah api itu sendiri? Kalau iya, harusnya kepala Anda ikut terbakar. Kenyataannya tidak. Karena gambaran tentang sesuatu bukanlah sesuatu itu sendiri.

[@isyqiliiisyqi9077]

@@muhammadnuruddinofficial sedikit saya ralat, pada hakikatnya kedua-duanya memberikan efek,hanya saja efek yg diberikan berbeda. Buku yang di luar pikiran bisa mematikan kecoa sedangkan buku yang di dalam pikiran tidak bisa.namun efek yang diberikannya adalah berupa "pengetahuan".
Bukankah api dengan panas itu bisa dipisahkan di wilayah pikiran? Api dan panas itu adalah dua hal yang berbeda. Api itu adalah kelaziman dari api tapi bukanlah api itu sendiri. Jadi, api yang ada di luar dengan api yang ada di dalam itu adalah sama. Hanya berbeda efeknya. Bukan begitu ust...?

[@lontongsayur6128]

TUHAN KOK BANYAK? TERUS KOK PADA MERASA PALING BENAR?

[@radjagoekgoek]

Mohon maaf pak ustad, saya punya Tuhan, apakah pak ustad akan mengatakan bahwa kita punya Tuhan yang sama?

[@muhammadnuruddinofficial]

Sudah ada jawaban tentang pertanyaan itu dalam video lain. Bisa Anda akses di channel ini.

[@lontongsayur6128]

TUHAN KOK BANYAK?