TRIBHUANA TUNGGADEWI TERPAKSA JADI RAJA MAJAPAHIT ?, NAMUN ADA GAJAHMADA DISAMPINGNYA

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 9 лют 2025
  • TRIBHUANA TUNGGADEWI TERPAKSA NAIK TAHTA MAJAPAHIT, DIDAMPINGI GAJAHMADA
    Dalam perjalanan kisah, cerita dan sejarah kegemilangan Nusantara, nama Maharani Tribhuwana Tunggadewi bersinar, sebagai salah satu sosok perempuan kuat yang memimpin Kerajaan Majapahit.
    Sebagai ratu yang bijaksana dan tegas, dia tidak hanya berhasil menjaga kestabilan kerajaan, tetapi juga membangun pondasi budaya dan politik, menuju kebesaran Nusantara.
    Dyah Gitarja, semikian Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi, yang merupakan putri dari pendiri Majapahit, Raden Wijaya dan ibu Gayatri Rajapatni.
    Adik kandungnya bernama Dyah Wiyat, dan Beliau adalah adik tiri dari Prabu Jayanegara, Raja ke-2 Majapahit.
    Setelah Raden Wijaya mangkat pada tahun 1309 M, takhta kerajaan diwariskan kepada Prabu Jayanegara.
    Dan selama memimpin, Jayanegara yang khawatir adiknya akan merebut kekuasaan, sehingga ia melarang kedua adik perempuannya itu menikah.
    Namun, pada tahun 1328 M, Prabu Jayanegara tewas terbunuh oleh tabibnya sendiri.
    Setelah itu para kesatria berdatangan untuk melamar Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat.
    Akhirnya setelah sayembara, didapat dua laki-laki, yaitu Cakradhara sebagai suami Dyah Gitarja, dan Kudamerta sebagai suami Dyah Wiyat.
    Cakradhara diberi nama Kertawardhana Bhre Tumapel, dan dari perkawinan ini lahir Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja.
    Selanjutnya Dyah Hayam Wuruk diangkat sebagai Raja Muda, atau Putra Mahkota, dengan nama Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana, dan Dyah Nertaja diangkat sebagai Bhre Pajang.
    Sepeninggal Prabu Jayanegara, membuat Gayatri yang berstatus sebagai Ibu Permaisuri, atau Rajatni, seharusnya naik takhta, sebagai penguasa Majapahit.
    Namun Gayatri Rajapatni telah memilih jalannya sendiri menjadi seorang Bikuni, sehingga tidak berkenan dinobatkan menjadi raja.
    Sehingga, beliau melimpahkan tugas dan tanggung jawab Tahta Majapahit kepada Putri Sulungnya, Dyah Gitarja.
    Dan hingga akhir masa tugasnya menjadi Rani Majapahit, Dyah Gitarja, atau Rani Tribhuwana Tunggadewi tidak pernah merasa menjadi Raja, namun ia merasa memimpin Majapahit atas nama Ibundanya.
    Hal ini akan dibuktikan, dengan turun tahta, dan menyerahkan kekuasaan Majapahit ketika sang Ibunda wafat.
    Meskipun begitu, beliau tetap dinobatkan sebagai Raja ketiga Majapahit dengan menyandang gelar Sri Tribhuwana Tunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.
    Dalam kisah selanjutnya, belaiau dikenal sebagai ratu dengan jiwa keberanian yang tinggi di medan perang.
    Sumber :
    radarmojokerto...
    www.detik.com/...
    #rajamajapahit
    #tribuanatunggadewi
    #gajahmada
    #nusantara

КОМЕНТАРІ •