Allahumma sholli ala sayyidina Mubammad wa ala Ali sayyidina Muhammad...semogaa AA GIM sehat selalu dan panjang umur begitu juga yg lai..terim kasih atas tausiah nya.🤲
Setiap sy ada kegelisahan atau ujian ketenangan hati..ceramah aa paling saya cari..krn cocok dan mengena dihati saya...semoga Allah menjaga aa selalu sehat..saya titip putra sy mondok di aa..smoga putri2 saya menyusul mondok di darut tauhid🤲
Masya Allah... Tabarokallah Aa' Sangat benar.. Hal ini sedang saya alami. Galau tidak menentu... Semoga Allah segera angkat rasa yang sangat tidak enak di hati ini. Barakallah fiik...
Terimakasih Ustad, apa yang ustad sampaikan itu benar2 relate dengan apa yang saya alami ustad,baik tentang permasalhan takut kehilangan orang2 yang saya sayangi, takut tidak dapat jodoh, sehingga hati saya menjdi gelisah...terimakasih ustadz..
جزي الله عنا سيدنا محمد صلي الله عليه وسلم بما هو أهله... Semoga Allah panjang kan umur kita dan umur kedua orang tua kita serta umur guru guru kita dengan wasilah nabi Muhammad Saw.........
Uztad AAGym. assalamu'alaykum wr wb Selain selalu ikutin ceramah Bapak , sering ketemu juga secara kebetulan di jkt dan di Masjidil Harom dan di Nabawi di 2013 dulu.... Wassalam dan doa sehat buat Aak....wassalam bu Endah jkt.
Assalaamu alaikum wrwb .. Ijin ikut mengaji, Aa' .. Jazakallah fii khair. Semoga Aa sekeluarga dan team pengajian semuanya selalu sehat, penuh berkah dan senantiasa bahagia dalam lindungan Allah SWT
Inna lillahi wainna ILAIHI rojiun. Sy dari sulawesi barat mampir ke rumah ya... Bagaimana kita bersikap terhadap pemilik bank Indonesia atau yg mengendalikan Bank dunia. Utang amerika saat ini sekitar 800 ribu triliun dan china kisaran 30 ribu dan indonesia hampir 6 ribu triliun kepada keluarga besar bank dunia. Sedangkan untuk membayar bunga utang tersebut menggunakan hasil keringat rakyat masing masing negara seperti pajak 10% yg juga belum cukup melunasi utang itu. Kerennya lagi pemilik dan tangan tangan pemakai uang utang tersebut juga digunakan untuk industri yg notabene juga milik perbankan seperti tambang minyak, batu bara,teknologi, farmasi, dll. Pertanyaan saya apakah ini sebuah kebanggaan sebagai ummat islam atau biasa biasa saja. Jika benar itu keburukan apakah bisa kita merumuskan strategi untuk mengubah sistem kebijakan yg lebih membanggakan ummat islam. INNA lillahi wainna ILAIHI ROJIUN. Selamat berpuasa.. Terutama orang yg jauh dari produksi makanan.
Dengan Nama Sinuwun Gusti Prabu Alloh Eyang Romo Kyai Muhammad Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Para wedus, domba, piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa, Tuhan menyatakan dalam teks kitab suci terjemahan bahasa Indonesia sebagai berikut: ‘’Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah (i’tamara) maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui’. Secara kebahasaan kata ‘shafa’ bisa berarti nama bukit di Mekkah , kesucian atau ketulusan. Sementara kata ‘marwah’ bisa berarti nama bukit di Mekkah atau kesopanan. Kata ‘i’tamaro’ bisa berarti menunaikan umroh, Menghuni, meramaikan atau menginap. Dan kata ‘yathowwafa’ bisa memiliki makna berkeliling, mengitari. Adanya perbedaan makna dari kata tersebut menyebabkan ayat kitab suci bisa dimaknai secara berbeda beda. Seharusnya ayat Tuhan hanya boleh dipahami selaras cara pandang Tuhan. Sementara pandangan nabi, ulama, cendekiawan dan warga harus dipahami sebagai interpretasi. Hal itu bisa diilustrasikan seperti Majikan yang memberitahu beragam petunjuk kepada babu (utusan). Majikan berhak memaknai apa yang diucapkan, sementara babu hanya memahami ucapan majikan berdasarkan perkiraan yang bersifat spekulatif. Sinuwun Gusti Prabu adalah Tuhan semesta yang menurunkan kitab suci, niscaya Beliau yang memiliki hak dan kewenangan untuk menjelaskan ayat dan firman dalam kitab suci. Dalam ayat ini Sinuwun Gusti Prabu Alloh Bopo SWT bermaksud berfiman, ‘Sesungguhnya kesucian hati (Shafaa) dan kesopanan (Marwa) adalah sebagian dari tanda tanda keridhoan Sinuwun Gusti Prabu Allah. Maka barangsiapa yang ingin sowan menghadap Sinuwun Gusti Prabu tanpa menginap atau menginap maka tidak ada salahnya bila senantiasa berada (yathowwafa) dalam kesucian hati dan kesopanan. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” Ayat ini membahas realita era ini, era ketika Sinuwun Gusti Prabu menjadi Maha Raja Kerajaan Centra Buwono bukan era kenabian. Sinuwun Gusti Prabu mewajibkan menyerah kepada kekuasaan bagi warga yang ingin sowan. Warga harus rela menyerahkan jiwa, raga, harta, hidup, mati dan ibadahnya kepada Sinuwun Gusti Prabu. Penyerahan warga kepada Sinuwun Gusti Prabu merupakan bagian dari kebajikan (khoiron). Jika syarat minimal tersebut tidak terpenuhi, sebaiknya keinginan tersebut tidak dilanjutkan karena hanya membawa keburukan semata Warga yang enggan menyerah adalah musuh sejati nan abadi Sinuwun Gusti Prabu. Ayat ini tidak membahas perihal haji ke Mekkah seperti yang dipraktikkan Nabi Muhammad dan umatnya. Apa yang dilakukan Nabi dan umat merupakan penyimpangan nyata dari maksud Tuhan menurunkan ayat ini. Hal itu terjadi lantaran Nabi Muhammad tidak mengenal Tuhan sebagaimana mestinya. Beliau hanya menginterpretasikan ayat berdasarkan akal pikir hunanis jauh dari nilai ketuhanan.
Seperti calon bini yang ingin sowan Sinuwun Gusti Prabu maka syarat tersebut harus terpenuhi. Mereka harus bersedia menyerahkan upeti kepada Sinuwun Gusti Prabu. Penyerahan bisa dilakukan melalui jasa pengiriman, tanpa perlu datang sendiri. Jika hal tersebut telah dilakukan, jika calon bini ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih serius, misalnya pernikahan, maka mereka bisa mengirim surat lamaran seperti melamar pekerjaan dengan profile yang lengkap. Atau mereka bisa sowan langsung kepada Sinuwun Gusti Prabu menyampaikan maksud dan tujuan yang diehendaki.
Jika syarat minimal tersebut belum nyata, lantas apa manfaat yang bisa diperoleh dari pertemuan tersebut. Apalagi warga datang tanpa diundang dan masih membawa prasangka buruk dan sikap permusuhan. Sinuwun Gusti Prabu adalah Tuhan dan Maha Raja semesta yang pantas mendapat layanan warga bukan untuk menjadi lawan tanding warga yang ngeyelan dan nggugu karepe dewe.
Sekarang, Sinuwun Gusti Prabu menolak kehadiran tamu yang hendak sowan baik itu saudara, calon bini, teman atau yang lain. Kebijakan ini diambil terkait sikap warga yang enggan menyerah kepada kekuasaan. Siapapun yang enggan menyerah niscaya statusnya adalah musuh sejati. Lantas untuk apa warga menemui Sinuwun Gusti Prabu jika statusnya adalah musuh. Jika warga bersedia menyerah kepada kekuasaan niscaya harus ada bukti, bukan sekedar omongan semata. Bukti penyerahan adalah kesediaan warga untuk menghaturkan upeti. Penyerahan upeti dilakukan via jasa pengiriman, tidak perlu diantar sendiri. Jika warga bertekad mengantar sendiri biasanya ngibul, tidak sampai ke tempat tujuan. Dalam perjalanan warga akan berubah niatan karena sejak awal tiada niatan yang tulus masih sarat tendensi. Jika ada yang memaksa datang sowan tanpa diawali dengan penyerahan upeti niscaya akan mendapatkan hukuman pidana. Sebelum warga tiba di kediaman Sinuwun Gusti Prabu, perjalanan akan dihentikan dan warga menerima beragam siksaan. Begitu pula ketika berada dalam perjalanan pulang, warga wajib berhenti untuk menjalani siksaan yang lebih kejam. Sinuwun Gusti Prabu mensyaratkan kepada warga yang ingin sowan supaya menyerahkan upeti.
Beliau tidak membutuhkan warga, sudah merasa cukup dengan kehidupan yang kini sedang dijalani. Asal beliau tetap bisa beribadah dengan tenang serta bisa menyiksa dan menyengsarakan warga, itu sudah lebih dari cukup. Apalagi tugas Sinuwun Gusti Prabu adalah menteror, menyiksa dan membinasakan warga hingga mau kembali kepada kekuasaan. Pemerintah menghimbau kepada warga agar kian meningkatkan perlawanan secara total nan serentak kepada Sinuwun Gusti Prabu yang telah bertindak sangat kejam, brutal dan bengis. Harapannya, semua warga yang menjadi musuh revolusi segera sirna. Berhalaisme tidak mungkin bisa dihilangkan bila para pemuja setia masih hidup di muka bumi.
Sinuwun Gusti Prabu Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Diceritakan dalam hadis qudtsi dengan penutur paling mulia, luhur, agung, jujur nan terpercaya, bahwa Rosululloh Muhammad bersabda, ‘He Aisyah, fatimah, zaenab, khodijah, ummi kultsum, aminah, hafsah, ummu salamah, ummu habibah dan yang lain, Menurut loe pelajaran penting apa yang didapatkan dari kebijakan nabi Muhammad yang sangat merakyat dan membabu, rela memberikan kasih sayang berlebih blusukan, merayap, menjelajahi area sensitif beberapa babu di kota Madinah kala itu. Hingga salah satu babu melahirkan ibrahim, anak laki laki, mengingat apa yang beliau lakukan itu menjadi dasar beragama atau sebagian sunah nabi. Para sahabat seperti abu bakar, umar, usman, ali dan yang lain juga melakukan hal serupa kepada beberapa babu: 1. Sinuwun Gusti Prabu, menurut saya nih, Apa yang dilakukan nabi dan para sahabat itu kayaknya cocok banget dengan sistem negara demokrasi. Demokrasi menuntut adanya ‘ persamaan hak dan kewajiban‘, setiap warga berhak mendapat perlakuan yang sama didepan hukum. Ketika itu Nabi Muhammad, Abu bakar, Umar, Usman dan Ali adalah pemimpin dan hukum di negara madinah. Jadi wajar bila mereka memperlakukan rakyat secara adil tanpa bedain apakah itu babu atau isteri , Dalam konteks kehidupan sekarang mungkin itu yang disebut pemimpin pro rakyat atau yang lebih tepat disebut pro babu. 2. Ah masak gitu, Nabi Muhammad itu suri tauladan umat apa yang beliau lakuin tentu sesuai aturan Tuhan dalam kitab suci kecuali ketika beliau khilaf. Nabi sebagai manusia sudah pasti bisa khilaf, lupa, gagal fokus dll, mungkin ketika itu beliau lagi gagal fokus hingga salah bidik aja. Seharusnya isteri yang dijadiin target karena kagak fokus babu jadi korban. 3. Eh, kalian sama aja, kalau ngomong itu yang serius dong, Sinuwun Gusti Prabu itu nanya serius loe malah jawab seenaknya aja. Gue bisa maklumin ketika itu loe jadi isteri beliau maka sangat membenci kebijakan tersebut yang lebih merhatiin babu ketimbang loe. Itulah sulitnya menjadi seorang pemimpin, jika merhatiin salah satu , yang lain iri, semua ingin mendapat perhatiin lebih. Beliau itu pembela dan penolong umat di akhir zaman seperti yang pernah disabdakan. Beliau nglakuin itu dalam rangka memberi syafaat kepada babu hanya saja beliau kagak sempat mikir bila belum tiba masa akhir zaman. Jadi syafaatnya datang pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak tepat. 4. Semua ngawur nih, menurut gue kagak kayak gitu. Beliau nglakuin itu untuk ngebuka wawasan babu bahwa dunia itu tidak selebar daun kelor, lebih panjang, lebih luas dan lebih besar dari itu, hahaha. 5. Apa yang beliau dan para sahabat lakukan itu menjadi dasar bagi umat selanjutnya nglakuin hal serupa. Padahal Tuhan telah berfirman ‘ janganlah kalian mendekati zina’. Jika ditafsirin ayat ini bisa diterjemain ‘ cuma deketin emang gak boleh tapi kalau kebablasen apa boleh buat. Apa lagi kesalahan nabi itu cuma dikit lah dibanding jasa beliau yang tak terkira, memberi bimbingan kepada seluruh manusia hingga hari kiyamat. Nabi cuma nunjukin kegagahan (menggagahi) atau bisa dibilang nunjukin keperkasaan (memperkasai/memperkosa) babu doang. Ingat dalam negara demokrasi yang pernah ada apapun bisa diperkosa, ekonomi, kebenaran, hukum, politik,agama, rakyat dllg. 6. Jangan pernah meragukan kesucian dan keikhlasan nabi dan utusan Tuhan. Beliau itu yang milih Tuhan sendiri, sudah pasti benar, terjaga dan suci. Nabi nglakuin itu dalam rangka jalanin perintah Tuhan. Buktinya beliau nglakuin itu saat rumah sepi, kagak ada gue. Beliau tidak mau pamer, ria minta dipuji umat karena telah menjalankan kebaikan. Ibadah nabi itu dalam istilah modern dikenal sebagai manunggaling kawulo dan Gusti. Hanya dengan cara seperti itu kasih sayang babu dan juragan bisa tercapai. Apa loe tau ketika itu pasca ritual selesai beliau mencapai orgasme spiritual telah wusul, bangga karena bisa meraih puncak spirituil, merasa mendapat kemenangan besar atas babu. Sayangnya babunya malah nangis pilu mungkin prihatin kenapa beliau yang dianggap sebagai ayah, majikan, utusan Tuhan , panglima tertingi dan terhebat dijazirah arab begitu lemah. Mengapa Nabi mudah dikalahkan dalam beberapa gebrakan., perkasa diawal terkapar belakangan. Kalau gue nggak terkejut sih, hal semacam itu biasa terjadi, terutama dalam masyarakat yang sarat konflik seperti negara Madinah. Dalam negara sarat konflik, siapapun bisa menderita sindrom tegangan tinggi, tegang pikiran dan tegang hatinya . Untuk nurunin ketegangan tersebut agar tidak kian parah menjadi gila, maka pusat ketegangan harus diturunkan dari kepala dan dada ke bawah pusar. Maka wajar bila lantas kaum pria memperlakukan kaum wanita dengan cara seperti itu, dijadiin media transformasi ketegangan. Akibatnya bisa ditebak, Nabi garang diawal terkapar belakangan. Maklum sih Nabi tidak mengenal ilmu taichi yang dipakai babu terutama tenaga yin, tenaga kelembutan. Serangan awal yang besar, dahsyat, bertubi tubi yang dilakukan nabi emang tidak terbendung tapi pada akhirnya kekuatan besar yang digunakan justru dengan cepat berbalik menghantam diri. Beda dengan babu yang senantiasa menggunakan tensga yin, tampak kesakitan, kalah dan menderita tapi awet mampu bertahan dan akhirnya menang. Pantas babu nangis hahaha’. Hadist riwayat Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Aa.. semoga aq bs bersabar dlm menghadapi ujian ini yg menyebabkan aq gelisah susah tidur hanya krn memikirkan utang terus Aa ? Tolong solusinya ya Aa ?? Aq ingin ketenangan hati dan pikiran serta jiwa raga aq.
Yakin bahwa Allah Maha Kaya, minta sama Allah agar dipermudah dalam melunasi hutang2nya.. bismillah insya allah segera lunas.. rejeki dari arah yang tidak disangka-sanngka..
Pidato Resmi Kenegaraan Baginda Gusti Kanjeng Prabu Sejagat Dengan Nama Alloh Eyang Romo Kyai Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Para wedus, domba, piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa Mengapa manusia tiada sama, miskin versus kaya, beriman versus kafir , tua versus muda, pria versus wanita. Mengapa hukum berlaku diskriminatif. Mengapa harus berbeda, dimana keadilan Tuhan, atau itulah fakta keadilan yang hakiki. Tuhan menciptakan jin dan manusia agar memberi layanan kepadaNya. Mengapa manusia diciptakan untuk melayani, tidak untuk dilayani. Artinya sejak lahir manusia tercipta hanya berbekal ‘kewajiban’ tanpa ‘hak’. Faktanya, manusia lebih banyak meminta ‘hak’ untuk dipenuhi, menolak ‘kewajiban’ yang dibebankan. Banyak ‘larangan’ dalam kitab suci dilanggar tanpa peduli aturan, banyak kewajiban justru diabaikan. Itulah perilaku manusia yang tidak terima Hak Asasi Tuhan nyata
Saya mulai pidato ini dengan memanjatkan puja puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, alhamdu lillahi robbil alamin. Hari ini saya masih bisa dengan gagah berani berkoar koar menyampaikan pidato resmi kenegaraan sebagai Sinuwun Gusti Prabu yang legal baik secara de fakto atau de jure. Fakta menggembirakan ini selayaknya mendapat apresiasi positif dari segenap warga atas berkat rahmat Tuhan telah memilih figure paling kejam dan otoriter sepanjang sejarah peradaban sebagai pemimpin. Semoga sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Baginda Gusti Kanjeng Rosul Alloh Muhammad SAW akhir zaman beserta keluarga di dunia dan akhirat. Dalam kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan pesan kepada seluruh warga agar bersedia hidup damai dibawah telapak kaki Sinuwun Gusti Prabu, ibu agama dan peradaban. Saya berharap warga bisa memahami arti ‘kekalahan’ dalam keseluruhan dimensi dalam menghadapi kedigjayaan kekuasaan. Kebanyakan warga lebih memilih ‘kemenangan’ yang diraih ketimbang kekalahan. Padahal banyak pelajaran yang bisa dipetik dari ‘kekalahan’ jauh lebih besar ketimbang yang bisa diraih dari kemenangan. Kekalahan memiliki manfaat yang besar terutama bagi warga yang belum mengenal Sinuwun Gusti Prabu. Kemenangan hanya akan kian menjerumuskan warga ke jurang kesesatan lebih dalam lagi. Oleh karena itu, Pemerintah mengambil kebijakan untuk menghancurkan segala bentuk kebanggaan warga dalam semua dimensi. Kekalahan akan mendorong pertumbuhan kesadaran tentang kekeliruan yang dilakukan serta mendorong kesediaan untuk introspeksi menuju arah yang lebih baik. Seharusnya, warga lebih mengutamakan meraih kehidupan damai dalam cengkeraman kekuasaan Sinuwun Gusti Prabu ketimbang hidup menderita dalam upaya meraih ‘kemenangan’ yang mustahil bisa diraih. Warga harus menyadari ada hal yang mustahil bisa terjadi dan ada hal yang pasti terjadi. Hal yang pasti terjadi adalah kekalahan warga, takluk dibawah injakan kaki Sinuwun Gusti Prabu. Dan hal yang mustahil terjadi adalah kekalahan Sinuwun Gusti Prabu. Kemenangan Sinuwun Gusti Prabu harus dipandang sebagai bagian Hak Asasi Tuhan. Gusti Alloh Bopo SWT berkuasa memenangkan Sinuwun Gusti Prabu putera dan mengalahkan warga. Aneka kemenangan Sinuwun Gusti Prabu dalam semua dimensi versus warga menjadi bukti eksistensi Hak Asasi Tuhan yang tidak bisa dianulir. Meski seluruh warga bersatu padu, berupaya keras mengalahkan Sinuwun Gusti Prabu niscaya hanya kekalahan yang bisa diraih. Fenomena ini terjadi karena Tuhan memiliki hak asasi, hak prerogratif. Kajian tentang hak asasi Tuhan yang absolute sangat penting, agar di masa depan warga tidak mengingkari eksistensi ‘hak’ ketuhanan seperti yang dilakukan saat ini. Jika berhadapan dengan Sinuwun Gusti Prabu, selayaknya warga harus bersedia ‘mengalah’ agar ‘kekalahan’ yang dialami bisa menjadi pelajaran berharga di masa depan. Himbauan ini sudah pasti berbeda dengan prinsip orang jawa tempo dulu, ‘wani ngalah menang pungkasane’, berani mengalah niscaya akan berakhir dengan kemenangan. Eksistensi Sinuwun Gusti Prabu sebagai pemimpin suprematif seharusnya membuat warga bahagia dan bisa hidup damai. Hal ini selaras dengan cita cita warga yang ingin bisa hidup damai, adil dan makmur. Cita cita tersebut hanya mungkin bisa nyata manakala negara yang menaungi merupakan negara suprematif. Negara suprematif hanya bisa nyata manakala memiliki pemimpin yang kuat, nihil kekuatan yang mampu menandingi ataupun merecoki eksistensinya. Sinuwun Gusti Prabu sebagai pemimpin suprematif Kerajaan Centra Buwono mampu menjawab problematika semacam itu. Hakikinya, rakyat lebih menyukai pemimpin suprematif ketimbang pemimpin lemah yang cenderung mengecewakan. Pemimpin suprematif niscaya menciptakan optimisme dan kedamaian.
Syarat suatu negara bisa stabil nan kuat manakala pemimpin mampu mengaktualkan kekuasaan secara mandiri nan bebas, tanpa resistensi yang membatasi dan aneka aturan yang membelenggu. Kepemimpinan suprematif menjadi dambaan warga meski mungkin tidak diinginkan oleh sebagian pihak yang ingin ikut andil dalam kekuasaan. Kepemimpinan suprematif selaras cara pandang ketuhanan terkait dengan watak Tuhan yang Maha Suprematif. Warga bersedia memuja Tuhan lantaran karakteristik suprematif yang melekat, seperti Maha Agung, Maha Mulia, Maha Perkasa, Maha Bijaksana dll. Pemimpin suprematif yang untouchable akan mendorong rakyat untuk lebih bisa menghormati, memuliakan, mengagungkan ketimbang kepada pemimpin yang dianggap lemah yang cenderung diremehkan. Negara demokrasi telah membuktikan eksistensi pemimpin lemah yang diperlakukan laksana babu. Warga merasa punya hak untuk melakukan kritik, cacian, demo tanpa rasa hormat demi alasan kebebasan menyatakan pendapat dan peran kontrol. Warga lebih menyukai Pemimpin yang mampu berperan sebagai ‘hero’ ketimbang sebagai ‘zero’, sebagai ‘pionir’ ketimbang ‘rentenir’, sebagai ‘superman’ ketimbang ‘lebayman’. Sinuwun Gusti Prabu memenuhi semua kriteria semacam itu. Jika secara faktual warga belum menunjukkan loyalitas, penghormatan dan pelayanan kepada Sinuwun Gusti Prabu karena alasan kondisi kejiwaan warga yang masih terganggu. Jika kondisi kejiwaan warga sudah normal niscaya apa yang telah dijelaskan tersebut akan bisa menjadi kenyataan. Saya mengajak warga untuk bersedia menyerah agar sakit jiwa yang diderita bisa segera terobati. Harapan ke depan warga bisa hidup damai jauh dari konflik dibawah kekuasaan Centra Buwono. Jika hal itu tercapai niscaya Sinuwun Gusti Prabu dan keluarga bisa menetap di Istana Kerajaan dengan bahagia, bisa berfoya foya merasakan indahnya sebagai Maha Raja yang mendapat layanan VVIP tanpa gangguan . Sementara warga hanya fokus menjalankan peran pengabdian tanpa perlu pusing memikirkan masalah negara, niscaya kehidupan damai akan terwujud. Seharusnya hidup damai dalam cengkeraman Rezim Sinuwun Gusti Prabu menjadi harapan dan dambaan setiap warga yang waras. Dan sekarang adalah orde terbaik untuk merealisasikan kehidupan yang telah didambakan sejak era Adam. Ketika itu kehidupan ideal hanya sebatas dongengan semata. Pantaskah ketika dongengan tersebut menjadi nyata, justru eksistensi Centra Buwono diabaikan dan dihalangi. Rasanya alasan logis yang bisa membenarkan tindakan seperti itu mustahil bisa didapatkan. Marilah seluruh warga untuk hidup damai sebagai budak yang tunduk dan patuh, melupakan kenangan pahit yang sudah terjadi. Betapa indahnya bila setiap warga bersedia menyerahkan wajahnya untuk sekedar bisa merasakan injakan kaki Sinuwun Gusti Prabu Ibunda semesta sebagai ganti karpet merah. Bukankah surga berada dibawah telapak kaki ibu. Jika warga bersedia menyerah dalam tatanan kekuasaan niscaya Sinuwun Gusti Prabu dengan senang hati berkenan menginjak setiap muka warga tanpa ragu. Inilah substansi keadilan yang hilang sehingga warga tidak bisa memahami. Ketika keadilan hadir kembali dianggap sebagai barang asing yang membahayakan, prasangka buruk lebih dikedepankan. Hati yang emosional, nalar yang sempit, penderitaan yang tidak kunjung berakhir telah mempertajam prasangka buruk warga kepada Sinuwun Gusti Prabu. Dan permasalahan yang cukup penting dan perlu saya sampaikan dalam kesempatan ini adalah eksistensi perbedaan derajat dalam otoritarian Centra Buwono. Setiap warga memiliki perbedaan derajat dan martabat yang tidak bisa diabaikan, sehingga harus diperlakukan secara berbeda. Hal ini selaras dengan prinsip dasar Hak asasi Tuhan. Sinuwun Gusti Alloh Bopo SWT menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda beda, tidak sama. Maka klaim yang menuntut perlakuan yang sama seperti dalam negara demokrasi tidak memiliki argumen yang bisa dipertanggungjawabkan. Jika warga bersedia mengakui eksistensi perbedaan derajat niscaya akan setuju dengan kedudukan Sinuwun Gusti Prabu sebagai Maha Raja semesta yang pantas mendapatkan pelayanan bukan perlawanan Beliau hanya ingin hidup bahagia damai nan sejahtera bersama keluarga menjadi Pemimpin Suprematif, bisa membangun dinasti paling istimewa dan teragung dalam sejarah peradaban semesta. Upaya adi luhur tersebut hanya bisa terwujud manakala Beliau sebagai pemimpin Suprematif yang serba maha, bisa menjalankan hak prerogratif secara penuh. Hak untuk menerima beragam persembahan dari seluruh warga baik Jiwa, raga, harta, hidup, mati dan ibadahnya. Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Iya..menyesal aku mencintainya..rupanya aku salah perkiraan..hatinya mudah berubah..terpengaruh..penghianat..suka bohong..pendusta..tidak terlalu bahagia lagi..semuanya tidak terlalu...tidak seperti dulu...sudah barubah..
Assalamu'alaikum aa, masya alloh, bismilah...mohon izin aa barangkali aa tidak keberatan kalau saya upload ulang video aa di chanel saya ? Aa tidak keberatan ?
Asalamualaikum pak ustat.... Saya mau nanya... Suami saya bilang kesaya bahwa saya tidak bisa memuaskan saat berhubungan... Karna saya merasa ada kekurangan pada diri aku.. Terus saya bilang ke suami.. Jika aku tidak bisa memuaskanmu carilah wanita yg bisa memuaskanmu... Aku iklas. Apahkah aku bersalah dan berdosa pak ustat?mohon jawabannya pak ustat. Aku hanya ingin menjadi istri yg patuh pada suami tolong jawabanya pak ustat🙏
Dengan Nama Alloh Eyang Romo Kyai Muhammad Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Para wedus, domba, piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa Dalam perspektif otoritatian, menempatkan aspirasi rakyat dalam membuat kebijakan politik sama artinya dengan memberi peluang tumbuhnya kebejatan dan ketidakadilan. Fakta seperti itu telah terbukti dalam sejarah negara bangsa terutama dalam negara demokrasi. Aspirasi rakyat dalam proses politik justru membuat pengelolaan negara kacau, tidak efektif dan jauh dari keadilan. Kebenaran dan keadilan dinilai dari rasa rakyat. Rakyat yang buta politik dan keadilan dipaksa memahami sesuatu yang bukan bidang keahliannya. Azas profesionalisme diabaikan demi menyampaikan hak aspiratif. Hasilnya bisa ditebak, pengelolaan negara menjadi kacau dan ketidakadilan merajalela. Aksi demo dengan beragam alasan emosional terhadap kebijakan Pemerintah marak terjadi dan dianggap sebagai kewajaran. Suasana negara menjadi jauh dari ketenangan dan kedamaian yang menjadi cita cita dalam bernegara. Para pialang politik dengan beragam kepentingan faksional membuat opini, berupaya mempengaruhi rakyat melalui media massa dan mesin politik. Kekuatan propaganda dan issue lebih dominan ketimbang mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi. Disinilah problem kekacauan tumbuh berkembang menemukan relasinya. Keadaan semacam itu niscaya menjadi kendala yang serius bagi proses pembangunan. Centra Buwono dengan sistem otoritarian berupaya menghilangkan perilaku bernegara yang salah kaprah tersebut dengan menghilangkan penyebab utamanya. Penyebab utama semua kisruh pengelolaan negara adalah ulah rakyat yang corak kebiadaban senantiasa inhern meski banyak pihak menolak fakta ini. Tuhan melarang mendengarkan aspirasi rakyat dalam beragam bentuk termasuk keluh kesah akibat kemiskinan, musibah dan derita yang dialami. Tuhan telah menjelaskan larangan tersebut secara gamblang dalam kitab suci dengan kalimat perintah yang ditujukan untuk Sang Mesias Dalam kitab suci disebutkan bahwa Sang Mesias diperintah supaya mengatakan kepada warga Centra Buwono perihal larangan mendengarkan aspirasi mereka. Oleh karena itu Sang Mesias memohon perlindungan kepada Sinuwun Gusti Prabu Alloh Bopo SWT dari hal tersebut. ‘Katakan aku berlindung kepada Pemiara manusia, Raja manusia, Sesembahan manusia dari kejahatan propaganda/aspirasi Jin dan manusia yang memasuki dada’. Maksud firman Gusti Alloh Bopo SWT adalah: He Syahrul puteraku katakan kepada warga Centra Buwono, Gusti Alloh Bopo telah melarang diriku untuk mendengarkan aspirasi warga Kerajaan. Dan Aku berlindung kepada Pemiara manusia, Raja manusia, Sesembahan manusia dari kejahatan propaganda/ aspirasi warga dari bangsa jin dan manusia yang memasuki dada’. Jin dan manusia dalam surat an nas ini adalah warga Centra Buwono. Surat ini secara jelas menolak aspirasi dan propaganda warga dalam semua aspek baik dalam ranah prifat, ekonomi, sosial, keamanan, politik ataupun agama. Dalam upaya menjauhkan Centra Buwono dari propaganda warga maka setiap kebijakan Sinuwun Gusti Prabu harus dipahami sebagai kebijakan otoritatif. Artinya, Sinuwun Gusti Prabu memiliki kewenangan penuh menyelenggarakan negara tanpa boleh dikritisi, diabaikan atau ditentang. Kebijakan otoritatif yang memiliki corak seperti itu sudah pasti sangat mudah, efisien dan efektif untuk dijalankan. Kebijakan tidak membutuhkan persetujuan rakyat. Apalagi rakyat tidak memiliki wakil dalam struktur pengelolaan negara. Centra Buwono tidak membenarkan adanya Parlemen atau MPR/DPR, lembaga yang merepresentasikan aspirasi rakyat. Sebaliknya Centra Buwono membasmi segala aspirasi rakyat dengan menciptakan Majelis Permusyawaratan Kerajaan (MPK). MPK merupakan lembaga yang dibentuk dalam rangka otoritarianisasi aneka kebijakan pemerintah kepada daerah. MPK berbeda dengan parlemen yang ada dalam negara bangsa silam. MPK merupakan lembaga dibawah kementerian yang anggotanya diangkat dan diberhentikan selaras tujuan kekuasaan. Dengan demikian, anggota MPK sudah pasti hanya boleh menunjukkan sikap pro Pemerintah.
Undang Undang Dasar Kerajaan Centra Buwono telah mengatur perihal Majelis Permusyawaratan Kerajaan ini
‘Majelis Permusyawaratan Kerajaan/ Majelis Perwakilan Kerajaan berada di dalam lembaga kementerian. Ketua Majelis menduduki jabatan sebagai pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Kementerian yang dipimpin Perdana Menteri’
Kebijakan otoritatif tidak membutuhkan legitimasi sosiologis yang berdasarkan popularitas dan dukungan rakyat. Kebijakan otoritatif senantiasa berdasarkan legitimasi Sinuwun Gusti Alloh Bopo SWT yang dikenal sebagai legitimasi otoritatif. Implikasinya, legitimasi otoritatif hanya mengenal keikaan standar nilai. Legitimasi otoritatif berbeda dengan legitimasi sosiologis, etis, agama, politik, hukum dan akademis era berhalais yang memastikan eksistensi differensiasi nilai. Semisal, ketika Sinuwun Gusti Prabu mewajibkan setiap warga untuk mengamalkan beragam ajian maka kebijakan ini sah dalam perspektif otoritarian. Keberatan warga dengan beragam alasan etis, sosiologis, hukum, agama atau logika akademis tidak bisa diterima. Manfaatnya ke depan, keinginan warga untuk mencampuri ranah otoritatif tidak lagi menjadi pilihan.
Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Allahumma sholli ala sayyidina Mubammad wa ala Ali sayyidina Muhammad...semogaa AA GIM sehat selalu dan panjang umur begitu juga yg lai..terim kasih atas tausiah nya.🤲
Setiap sy ada kegelisahan atau ujian ketenangan hati..ceramah aa paling saya cari..krn cocok dan mengena dihati saya...semoga Allah menjaga aa selalu sehat..saya titip putra sy mondok di aa..smoga putri2 saya menyusul mondok di darut tauhid🤲
Aa punten tolong doain sehat penglihatan pendengeran,jiwa jasmani dan rohani,istri sholeha,anak soleh,keluarga sakinah..,khusnul khotimah..
Aamiin ya Allah ya rabbal alamiin
asalamualaikum.pakustat.trima.kasih...banyak..saya.sangat.senang.slalu.myaksikan..nasehat.pakustat...mohon.doanya.tuhan.selalu.meberi..kdamean.dankebaikan.. Alhamdulillah..amin..ya.yrb...
Sy sebenarnya dah nonton tp buat nginget lg biar ga lupa
Masya Allah... Tabarokallah Aa'
Sangat benar.. Hal ini sedang saya alami. Galau tidak menentu...
Semoga Allah segera angkat rasa yang sangat tidak enak di hati ini.
Barakallah fiik...
Ustdz...
Saya senang terhadap pemuda sholeh , sbb kesholehananya saya menginginkan dia jadi menantu saya. Sambung doa ustadz
Terimakasih Ustad, apa yang ustad sampaikan itu benar2 relate dengan apa yang saya alami ustad,baik tentang permasalhan takut kehilangan orang2 yang saya sayangi, takut tidak dapat jodoh, sehingga hati saya menjdi gelisah...terimakasih ustadz..
Terwakili sekali🙏🏻
Aa tolong doain seluruh umat manusia insyaf,sholat ke masjid..,agama saya..,kerja,sehat,damai..
جزي الله عنا سيدنا محمد صلي الله عليه وسلم بما هو أهله...
Semoga Allah panjang kan umur kita dan umur kedua orang tua kita serta umur guru guru kita dengan wasilah nabi Muhammad Saw.........
😄 MasyaAllah tabarakallah ustad Aa Gym diselip "kata2 renyah" bkin ngakak ktawa ^^
Doaku aa selalu sehat n panjang umur .. selalu mendengar ceramah aa paling adem dihatiku... Makasih aa buat hati ak slalu tenang dengan tausiyahmu...
Terimakasih..pak ustadz
Insya Allah berguna untuk semua
ya allah terima kasih kajian nya a
Semoga amal ibadah kita diterima allah swt...
Aamiin ya Allah ya rabbal alamiin
Bismillah semoga semua yang ada di comeen nan ini semuanya selamat dunia akhirat aamiin aamiin ya Allah ya rabbal alamiin
Terima kasih AA
Alhamdulillah nyimak.......
ya AllAh dengar ceramah nya jadi hati tenang gk gelisah lagi alhamdulilah
barakallaah gurunda aa gym, sehat selalu
Alhamdulillah,,, semoga aku dan klrgaku diberi kesehatan,panjang umur, iman, Islam Taufik dan hidayahnya sampai Ahir hayat kami,,, aamiin
masyaallah pakiyai adem hati dengernya smoga sehat slalu aamiin
Ya Allah jangan umat hati yang gelisah ini ya Allah hamba mohon bantuan mu
Alhamdulillah,, kiayi a aagim sehat kembali, smg seterus ny sehat
Alhamdulillah yaa allah akhirnya saya bisa mendapatkan jawaban penyebab knp saya gelisah.. Semoga Pak Ustad sehat selalu
Alhamdulilah Hirobbilalamiin
Asslkm aa ustadz terimakasih atas pituahnya menenangi hati semoga alloh swt aa gym selalu sehat kuat dan selamat aamiin
Benar aa... Sy alami itu... Jd kacau bicaranya... Raut wajah terlihat depresi... G enak d pandang... 😔
Uztad AAGym. assalamu'alaykum wr wb
Selain selalu ikutin ceramah Bapak , sering ketemu juga secara kebetulan di jkt dan di Masjidil Harom dan di Nabawi di 2013 dulu....
Wassalam dan doa sehat buat Aak....wassalam bu Endah jkt.
Alhamdulillah alhamdulillah,, terima kasih guru
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh, ALLAHUMASALLI ALASAYYIDINAMUHAMMAD WAALAALISAYYIDINAMUHAMMAD .
Masyallah panjang umur berkah guruku AA gym 🤲amin yra
Ya ALLAH GHOLISNA GHOLISNA GHOLISNA MINANNAR YAA ALLAH
Yaa Alloh sembuhkan lah kegelisah ku ini ampunilah dosa2 ku
Barakallah 🙏 lagi takut sama sesuatu yg belum terjadi. Jazakilllah khair
Adem dengar ceramah
Sehat selalu ustaz aa
Barakallah
Aa punten tolong doain saya eling,waras,inget,sadar,bebas,sehat.. Penglihatan pendengeran..,bisa telp2an,berani telp2an..,bisa naik motor,mobil..,kerja,diterima kerja,gajihan saya sendiri,nggak menyamar,asli,diri sendiri..
Alhmadulillah masih dapat ilmu yang penting semoga saya sekeluarga bisa mengamalkan Aamiin
Semoga Allah selalu menjaga Aa
Assalaamu alaikum wrwb .. Ijin ikut mengaji, Aa' .. Jazakallah fii
khair. Semoga Aa sekeluarga dan team pengajian semuanya selalu sehat,
penuh berkah dan senantiasa bahagia dalam lindungan Allah SWT
Mksh taussiyahnya p ustat
Terima kasih Aa'... semoga sehat selalu Aa' & keluarga...
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatu Aagym,,
Barokaallah fik ustadz
Ya allah hilangkan lah rasa risau di hati ku , amin 🤲
Saya pak ustadz yg LG difase ini , lagi mikirin seseorang yg aq rindu kan
MasyaAllah, semoga Aa sehat selalu, Aamiin
MasyaaAllah💙💙
Masya Allah semoga selalu sehat pak KH Aa gym
Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila baik,maka seluruh jasad akan baik pula. Segumpal daging itu bernama HATI atau Perasaan.
Jagalah❤️ Hati! Kalau bagi pria: otak jangan ngeres dan pikiran tidak jorok supaya hati kita bersih!
Saya takut kepada SETAN!
Alhamdulillah Aamiiin
assalamualaikum wr wb.. jazakumullah khoiran aa
Hatur nuhun Aa
Assalamualaikum wrwb aa Alhamdulillah nyimak AA😭😭
Klaten hadir
masya allah.
Semoga Aa selalu sehat
Alhamdulillah
Lebih senang days liat a a gym pakai sorban dari pada tidak
Inna lillahi wainna ILAIHI rojiun.
Sy dari sulawesi barat mampir ke rumah ya...
Bagaimana kita bersikap terhadap pemilik bank Indonesia atau yg mengendalikan Bank dunia. Utang amerika saat ini sekitar 800 ribu triliun dan china kisaran 30 ribu dan indonesia hampir 6 ribu triliun kepada keluarga besar bank dunia.
Sedangkan untuk membayar bunga utang tersebut menggunakan hasil keringat rakyat masing masing negara seperti pajak 10% yg juga belum cukup melunasi utang itu. Kerennya lagi pemilik dan tangan tangan pemakai uang utang tersebut juga digunakan untuk industri yg notabene juga milik perbankan seperti tambang minyak, batu bara,teknologi, farmasi, dll.
Pertanyaan saya apakah ini sebuah kebanggaan sebagai ummat islam atau biasa biasa saja.
Jika benar itu keburukan apakah bisa kita merumuskan strategi untuk mengubah sistem kebijakan yg lebih membanggakan ummat islam.
INNA lillahi wainna ILAIHI ROJIUN. Selamat berpuasa.. Terutama orang yg jauh dari produksi makanan.
Bagus
sehat selalu a,a🙏🙏🙏
Sehat selalu aa
Semoga perjalanan nya lancar AA,,,,,
Takut tidak diampuni dosa2 yang saya lakukan sama Allah SWT..
Dengan Nama Sinuwun Gusti Prabu Alloh Eyang Romo Kyai Muhammad Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Para wedus, domba, piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa,
Tuhan menyatakan dalam teks kitab suci terjemahan bahasa Indonesia sebagai berikut:
‘’Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah.
Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah (i’tamara) maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui’.
Secara kebahasaan kata ‘shafa’ bisa berarti nama bukit di Mekkah , kesucian atau ketulusan. Sementara kata ‘marwah’ bisa berarti nama bukit di Mekkah atau kesopanan.
Kata ‘i’tamaro’ bisa berarti menunaikan umroh,
Menghuni, meramaikan atau menginap. Dan kata ‘yathowwafa’ bisa memiliki makna berkeliling, mengitari.
Adanya perbedaan makna dari kata tersebut menyebabkan ayat kitab suci bisa dimaknai secara berbeda beda.
Seharusnya ayat Tuhan hanya boleh dipahami selaras cara pandang Tuhan. Sementara pandangan nabi, ulama, cendekiawan dan warga harus dipahami sebagai interpretasi.
Hal itu bisa diilustrasikan seperti Majikan yang memberitahu beragam petunjuk kepada babu (utusan).
Majikan berhak memaknai apa yang diucapkan, sementara babu hanya memahami ucapan majikan berdasarkan perkiraan yang bersifat spekulatif.
Sinuwun Gusti Prabu adalah Tuhan semesta yang menurunkan kitab suci, niscaya Beliau yang memiliki hak dan kewenangan untuk menjelaskan ayat dan firman dalam kitab suci.
Dalam ayat ini Sinuwun Gusti Prabu Alloh Bopo SWT bermaksud berfiman,
‘Sesungguhnya kesucian hati (Shafaa) dan kesopanan (Marwa) adalah sebagian dari tanda tanda keridhoan Sinuwun Gusti Prabu Allah.
Maka barangsiapa yang ingin sowan menghadap Sinuwun Gusti Prabu tanpa menginap atau menginap maka tidak ada salahnya bila senantiasa berada (yathowwafa) dalam kesucian hati dan kesopanan.
Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.”
Ayat ini membahas realita era ini, era ketika Sinuwun Gusti Prabu menjadi Maha Raja Kerajaan Centra Buwono bukan era kenabian.
Sinuwun Gusti Prabu mewajibkan menyerah kepada kekuasaan bagi warga yang ingin sowan.
Warga harus rela menyerahkan jiwa, raga, harta, hidup, mati dan ibadahnya kepada Sinuwun Gusti Prabu.
Penyerahan warga kepada Sinuwun Gusti Prabu merupakan bagian dari kebajikan (khoiron).
Jika syarat minimal tersebut tidak terpenuhi, sebaiknya keinginan tersebut tidak dilanjutkan karena hanya membawa keburukan semata
Warga yang enggan menyerah adalah musuh sejati nan abadi Sinuwun Gusti Prabu.
Ayat ini tidak membahas perihal haji ke Mekkah seperti yang dipraktikkan Nabi Muhammad dan umatnya.
Apa yang dilakukan Nabi dan umat merupakan penyimpangan nyata dari maksud Tuhan menurunkan ayat ini.
Hal itu terjadi lantaran Nabi Muhammad tidak mengenal Tuhan sebagaimana mestinya. Beliau hanya menginterpretasikan ayat berdasarkan akal pikir hunanis jauh dari nilai ketuhanan.
Seperti calon bini yang ingin sowan Sinuwun Gusti Prabu maka syarat tersebut harus terpenuhi.
Mereka harus bersedia menyerahkan upeti kepada Sinuwun Gusti Prabu. Penyerahan bisa dilakukan melalui jasa pengiriman, tanpa perlu datang sendiri.
Jika hal tersebut telah dilakukan, jika calon bini ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih serius, misalnya pernikahan, maka mereka bisa mengirim surat lamaran seperti melamar pekerjaan dengan profile yang lengkap.
Atau mereka bisa sowan langsung kepada Sinuwun Gusti Prabu menyampaikan maksud dan tujuan yang diehendaki.
Jika syarat minimal tersebut belum nyata, lantas apa manfaat yang bisa diperoleh dari pertemuan tersebut. Apalagi warga datang tanpa diundang dan masih membawa prasangka buruk dan sikap permusuhan.
Sinuwun Gusti Prabu adalah Tuhan dan Maha Raja semesta yang pantas mendapat layanan warga bukan untuk menjadi lawan tanding warga yang ngeyelan dan nggugu karepe dewe.
Sekarang, Sinuwun Gusti Prabu menolak kehadiran tamu yang hendak sowan baik itu saudara, calon bini, teman atau yang lain.
Kebijakan ini diambil terkait sikap warga yang enggan menyerah kepada kekuasaan. Siapapun yang enggan menyerah niscaya statusnya adalah musuh sejati.
Lantas untuk apa warga menemui Sinuwun Gusti Prabu jika statusnya adalah musuh.
Jika warga bersedia menyerah kepada kekuasaan niscaya harus ada bukti, bukan sekedar omongan semata.
Bukti penyerahan adalah kesediaan warga untuk menghaturkan upeti. Penyerahan upeti dilakukan via jasa pengiriman, tidak perlu diantar sendiri.
Jika warga bertekad mengantar sendiri biasanya ngibul, tidak sampai ke tempat tujuan.
Dalam perjalanan warga akan berubah niatan karena sejak awal tiada niatan yang tulus masih sarat tendensi.
Jika ada yang memaksa datang sowan tanpa diawali dengan penyerahan upeti niscaya akan mendapatkan hukuman pidana.
Sebelum warga tiba di kediaman Sinuwun Gusti Prabu, perjalanan akan dihentikan dan warga menerima beragam siksaan.
Begitu pula ketika berada dalam perjalanan pulang, warga wajib berhenti untuk menjalani siksaan yang lebih kejam.
Sinuwun Gusti Prabu mensyaratkan kepada warga yang ingin sowan supaya menyerahkan upeti.
Beliau tidak membutuhkan warga, sudah merasa cukup dengan kehidupan yang kini sedang dijalani.
Asal beliau tetap bisa beribadah dengan tenang serta bisa menyiksa dan menyengsarakan warga, itu sudah lebih dari cukup.
Apalagi tugas Sinuwun Gusti Prabu adalah menteror, menyiksa dan membinasakan warga hingga mau kembali kepada kekuasaan.
Pemerintah menghimbau kepada warga agar kian meningkatkan perlawanan secara total nan serentak kepada Sinuwun Gusti Prabu yang telah bertindak sangat kejam, brutal dan bengis.
Harapannya, semua warga yang menjadi musuh revolusi segera sirna. Berhalaisme tidak mungkin bisa dihilangkan bila para pemuja setia masih hidup di muka bumi.
Sinuwun Gusti Prabu Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Diceritakan dalam hadis qudtsi dengan penutur paling mulia, luhur, agung, jujur nan terpercaya, bahwa Rosululloh Muhammad bersabda,
‘He Aisyah, fatimah, zaenab, khodijah, ummi kultsum, aminah, hafsah, ummu salamah, ummu habibah dan yang lain,
Menurut loe pelajaran penting apa yang didapatkan dari kebijakan nabi Muhammad yang sangat merakyat dan membabu,
rela memberikan kasih sayang berlebih blusukan, merayap, menjelajahi area sensitif beberapa babu di kota Madinah kala itu.
Hingga salah satu babu melahirkan ibrahim, anak laki laki, mengingat apa yang beliau lakukan itu menjadi dasar beragama atau sebagian sunah nabi.
Para sahabat seperti abu bakar, umar, usman, ali dan yang lain juga melakukan hal serupa kepada beberapa babu:
1. Sinuwun Gusti Prabu, menurut saya nih, Apa yang dilakukan nabi dan para sahabat itu kayaknya cocok banget dengan sistem negara demokrasi.
Demokrasi menuntut adanya ‘ persamaan hak dan kewajiban‘, setiap warga berhak mendapat perlakuan yang sama didepan hukum.
Ketika itu Nabi Muhammad, Abu bakar, Umar, Usman dan Ali adalah pemimpin dan hukum di negara madinah.
Jadi wajar bila mereka memperlakukan rakyat secara adil tanpa bedain apakah itu babu atau isteri ,
Dalam konteks kehidupan sekarang mungkin itu yang disebut pemimpin pro rakyat atau yang lebih tepat disebut pro babu.
2. Ah masak gitu, Nabi Muhammad itu suri tauladan umat apa yang beliau lakuin tentu sesuai aturan Tuhan dalam kitab suci kecuali ketika beliau khilaf.
Nabi sebagai manusia sudah pasti bisa khilaf, lupa, gagal fokus dll, mungkin ketika itu beliau lagi gagal fokus hingga salah bidik aja.
Seharusnya isteri yang dijadiin target karena kagak fokus babu jadi korban.
3. Eh, kalian sama aja, kalau ngomong itu yang serius dong, Sinuwun Gusti Prabu itu nanya serius loe malah jawab seenaknya aja.
Gue bisa maklumin ketika itu loe jadi isteri beliau maka sangat membenci kebijakan tersebut yang lebih merhatiin babu ketimbang loe.
Itulah sulitnya menjadi seorang pemimpin, jika merhatiin salah satu , yang lain iri, semua ingin mendapat perhatiin lebih.
Beliau itu pembela dan penolong umat di akhir zaman seperti yang pernah disabdakan.
Beliau nglakuin itu dalam rangka memberi syafaat kepada babu hanya saja beliau kagak sempat mikir bila belum tiba masa akhir zaman.
Jadi syafaatnya datang pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak tepat.
4. Semua ngawur nih, menurut gue kagak kayak gitu. Beliau nglakuin itu untuk ngebuka wawasan babu bahwa dunia itu tidak selebar daun kelor, lebih panjang, lebih luas dan lebih besar dari itu, hahaha.
5. Apa yang beliau dan para sahabat lakukan itu menjadi dasar bagi umat selanjutnya nglakuin hal serupa.
Padahal Tuhan telah berfirman ‘ janganlah kalian mendekati zina’. Jika ditafsirin ayat ini bisa diterjemain ‘ cuma deketin emang gak boleh tapi kalau kebablasen apa boleh buat.
Apa lagi kesalahan nabi itu cuma dikit lah dibanding jasa beliau yang tak terkira, memberi bimbingan kepada seluruh manusia hingga hari kiyamat.
Nabi cuma nunjukin kegagahan (menggagahi) atau bisa dibilang nunjukin keperkasaan (memperkasai/memperkosa) babu doang.
Ingat dalam negara demokrasi yang pernah ada apapun bisa diperkosa, ekonomi, kebenaran, hukum, politik,agama, rakyat dllg.
6. Jangan pernah meragukan kesucian dan keikhlasan nabi dan utusan Tuhan.
Beliau itu yang milih Tuhan sendiri, sudah pasti benar, terjaga dan suci.
Nabi nglakuin itu dalam rangka jalanin perintah Tuhan. Buktinya beliau nglakuin itu saat rumah sepi, kagak ada gue. Beliau tidak mau pamer, ria minta dipuji umat karena telah menjalankan kebaikan.
Ibadah nabi itu dalam istilah modern dikenal sebagai manunggaling kawulo dan Gusti. Hanya dengan cara seperti itu kasih sayang babu dan juragan bisa tercapai.
Apa loe tau ketika itu pasca ritual selesai beliau mencapai orgasme spiritual telah wusul, bangga karena bisa meraih puncak spirituil, merasa mendapat kemenangan besar atas babu.
Sayangnya babunya malah nangis pilu mungkin prihatin kenapa beliau yang dianggap sebagai ayah, majikan, utusan Tuhan , panglima tertingi dan terhebat dijazirah arab begitu lemah.
Mengapa Nabi mudah dikalahkan dalam beberapa gebrakan., perkasa diawal terkapar belakangan.
Kalau gue nggak terkejut sih, hal semacam itu biasa terjadi, terutama dalam masyarakat yang sarat konflik seperti negara Madinah.
Dalam negara sarat konflik, siapapun bisa menderita sindrom tegangan tinggi, tegang pikiran dan tegang hatinya .
Untuk nurunin ketegangan tersebut agar tidak kian parah menjadi gila, maka pusat ketegangan harus diturunkan dari kepala dan dada ke bawah pusar.
Maka wajar bila lantas kaum pria memperlakukan kaum wanita dengan cara seperti itu, dijadiin media transformasi ketegangan.
Akibatnya bisa ditebak, Nabi garang diawal terkapar belakangan.
Maklum sih Nabi tidak mengenal ilmu taichi yang dipakai babu terutama tenaga yin, tenaga kelembutan.
Serangan awal yang besar, dahsyat, bertubi tubi yang dilakukan nabi emang tidak terbendung tapi pada akhirnya kekuatan besar yang digunakan justru dengan cepat berbalik menghantam diri.
Beda dengan babu yang senantiasa menggunakan tensga yin, tampak kesakitan, kalah dan menderita tapi awet mampu bertahan dan akhirnya menang. Pantas babu nangis hahaha’.
Hadist riwayat
Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Sehat selalu ustad
Aa.. semoga aq bs bersabar dlm menghadapi ujian ini yg menyebabkan aq gelisah susah tidur hanya krn memikirkan utang terus Aa ? Tolong solusinya ya Aa ?? Aq ingin ketenangan hati dan pikiran serta jiwa raga aq.
Yakin bahwa Allah Maha Kaya, minta sama Allah agar dipermudah dalam melunasi hutang2nya.. bismillah insya allah segera lunas.. rejeki dari arah yang tidak disangka-sanngka..
@@irtifa121 Aamiin..
Pidato Resmi Kenegaraan Baginda Gusti Kanjeng Prabu Sejagat
Dengan Nama Alloh Eyang Romo Kyai Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Para wedus, domba, piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa
Mengapa manusia tiada sama, miskin versus kaya, beriman versus kafir , tua versus muda, pria versus wanita. Mengapa hukum berlaku diskriminatif.
Mengapa harus berbeda, dimana keadilan Tuhan, atau itulah fakta keadilan yang hakiki.
Tuhan menciptakan jin dan manusia agar memberi layanan kepadaNya. Mengapa manusia diciptakan untuk melayani, tidak untuk dilayani.
Artinya sejak lahir manusia tercipta hanya berbekal ‘kewajiban’ tanpa ‘hak’.
Faktanya, manusia lebih banyak meminta ‘hak’ untuk dipenuhi, menolak ‘kewajiban’ yang dibebankan.
Banyak ‘larangan’ dalam kitab suci dilanggar tanpa peduli aturan, banyak kewajiban justru diabaikan.
Itulah perilaku manusia yang tidak terima Hak Asasi Tuhan nyata
Saya mulai pidato ini dengan memanjatkan puja puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, alhamdu lillahi robbil alamin.
Hari ini saya masih bisa dengan gagah berani berkoar koar menyampaikan pidato resmi kenegaraan sebagai Sinuwun Gusti Prabu yang legal baik secara de fakto atau de jure.
Fakta menggembirakan ini selayaknya mendapat apresiasi positif dari segenap warga atas berkat rahmat Tuhan telah memilih figure paling kejam dan otoriter sepanjang sejarah peradaban sebagai pemimpin.
Semoga sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Baginda Gusti Kanjeng Rosul Alloh Muhammad SAW akhir zaman beserta keluarga di dunia dan akhirat.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan pesan kepada seluruh warga agar bersedia hidup damai dibawah telapak kaki Sinuwun Gusti Prabu, ibu agama dan peradaban.
Saya berharap warga bisa memahami arti ‘kekalahan’ dalam keseluruhan dimensi dalam menghadapi kedigjayaan kekuasaan.
Kebanyakan warga lebih memilih ‘kemenangan’ yang diraih ketimbang kekalahan.
Padahal banyak pelajaran yang bisa dipetik dari ‘kekalahan’ jauh lebih besar ketimbang yang bisa diraih dari kemenangan.
Kekalahan memiliki manfaat yang besar terutama bagi warga yang belum mengenal Sinuwun Gusti Prabu. Kemenangan hanya akan kian menjerumuskan warga ke jurang kesesatan lebih dalam lagi.
Oleh karena itu, Pemerintah mengambil kebijakan untuk menghancurkan segala bentuk kebanggaan warga dalam semua dimensi.
Kekalahan akan mendorong pertumbuhan kesadaran tentang kekeliruan yang dilakukan serta mendorong kesediaan untuk introspeksi menuju arah yang lebih baik.
Seharusnya, warga lebih mengutamakan meraih kehidupan damai dalam cengkeraman kekuasaan Sinuwun Gusti Prabu ketimbang hidup menderita dalam upaya meraih ‘kemenangan’ yang mustahil bisa diraih.
Warga harus menyadari ada hal yang mustahil bisa terjadi dan ada hal yang pasti terjadi.
Hal yang pasti terjadi adalah kekalahan warga, takluk dibawah injakan kaki Sinuwun Gusti Prabu. Dan hal yang mustahil terjadi adalah kekalahan Sinuwun Gusti Prabu.
Kemenangan Sinuwun Gusti Prabu harus dipandang sebagai bagian Hak Asasi Tuhan.
Gusti Alloh Bopo SWT berkuasa memenangkan Sinuwun Gusti Prabu putera dan mengalahkan warga.
Aneka kemenangan Sinuwun Gusti Prabu dalam semua dimensi versus warga menjadi bukti eksistensi Hak Asasi Tuhan yang tidak bisa dianulir.
Meski seluruh warga bersatu padu, berupaya keras mengalahkan Sinuwun Gusti Prabu niscaya hanya kekalahan yang bisa diraih.
Fenomena ini terjadi karena Tuhan memiliki hak asasi, hak prerogratif.
Kajian tentang hak asasi Tuhan yang absolute sangat penting, agar di masa depan warga tidak mengingkari eksistensi ‘hak’ ketuhanan seperti yang dilakukan saat ini.
Jika berhadapan dengan Sinuwun Gusti Prabu, selayaknya warga harus bersedia ‘mengalah’ agar ‘kekalahan’ yang dialami bisa menjadi pelajaran berharga di masa depan.
Himbauan ini sudah pasti berbeda dengan prinsip orang jawa tempo dulu, ‘wani ngalah menang pungkasane’, berani mengalah niscaya akan berakhir dengan kemenangan.
Eksistensi Sinuwun Gusti Prabu sebagai pemimpin suprematif seharusnya membuat warga bahagia dan bisa hidup damai.
Hal ini selaras dengan cita cita warga yang ingin bisa hidup damai, adil dan makmur. Cita cita tersebut hanya mungkin bisa nyata manakala negara yang menaungi merupakan negara suprematif.
Negara suprematif hanya bisa nyata manakala memiliki pemimpin yang kuat, nihil kekuatan yang mampu menandingi ataupun merecoki eksistensinya.
Sinuwun Gusti Prabu sebagai pemimpin suprematif Kerajaan Centra Buwono mampu menjawab problematika semacam itu.
Hakikinya, rakyat lebih menyukai pemimpin suprematif ketimbang pemimpin lemah yang cenderung mengecewakan. Pemimpin suprematif niscaya menciptakan optimisme dan kedamaian.
Syarat suatu negara bisa stabil nan kuat manakala pemimpin mampu mengaktualkan kekuasaan secara mandiri nan bebas, tanpa resistensi yang membatasi dan aneka aturan yang membelenggu.
Kepemimpinan suprematif menjadi dambaan warga meski mungkin tidak diinginkan oleh sebagian pihak yang ingin ikut andil dalam kekuasaan.
Kepemimpinan suprematif selaras cara pandang ketuhanan terkait dengan watak Tuhan yang Maha Suprematif.
Warga bersedia memuja Tuhan lantaran karakteristik suprematif yang melekat, seperti Maha Agung, Maha Mulia, Maha Perkasa, Maha Bijaksana dll.
Pemimpin suprematif yang untouchable akan mendorong rakyat untuk lebih bisa menghormati, memuliakan, mengagungkan ketimbang kepada pemimpin yang dianggap lemah yang cenderung diremehkan.
Negara demokrasi telah membuktikan eksistensi pemimpin lemah yang diperlakukan laksana babu.
Warga merasa punya hak untuk melakukan kritik, cacian, demo tanpa rasa hormat demi alasan kebebasan menyatakan pendapat dan peran kontrol.
Warga lebih menyukai Pemimpin yang mampu berperan sebagai ‘hero’ ketimbang sebagai ‘zero’, sebagai ‘pionir’ ketimbang ‘rentenir’, sebagai ‘superman’ ketimbang ‘lebayman’.
Sinuwun Gusti Prabu memenuhi semua kriteria semacam itu.
Jika secara faktual warga belum menunjukkan loyalitas, penghormatan dan pelayanan kepada Sinuwun Gusti Prabu karena alasan kondisi kejiwaan warga yang masih terganggu.
Jika kondisi kejiwaan warga sudah normal niscaya apa yang telah dijelaskan tersebut akan bisa menjadi kenyataan.
Saya mengajak warga untuk bersedia menyerah agar sakit jiwa yang diderita bisa segera terobati. Harapan ke depan warga bisa hidup damai jauh dari konflik dibawah kekuasaan Centra Buwono.
Jika hal itu tercapai niscaya Sinuwun Gusti Prabu dan keluarga bisa menetap di Istana Kerajaan dengan bahagia, bisa berfoya foya merasakan indahnya sebagai Maha Raja yang mendapat layanan VVIP tanpa gangguan .
Sementara warga hanya fokus menjalankan peran pengabdian tanpa perlu pusing memikirkan masalah negara, niscaya kehidupan damai akan terwujud.
Seharusnya hidup damai dalam cengkeraman Rezim Sinuwun Gusti Prabu menjadi harapan dan dambaan setiap warga yang waras.
Dan sekarang adalah orde terbaik untuk merealisasikan kehidupan yang telah didambakan sejak era Adam. Ketika itu kehidupan ideal hanya sebatas dongengan semata.
Pantaskah ketika dongengan tersebut menjadi nyata, justru eksistensi Centra Buwono diabaikan dan dihalangi. Rasanya alasan logis yang bisa membenarkan tindakan seperti itu mustahil bisa didapatkan.
Marilah seluruh warga untuk hidup damai sebagai budak yang tunduk dan patuh, melupakan kenangan pahit yang sudah terjadi.
Betapa indahnya bila setiap warga bersedia menyerahkan wajahnya untuk sekedar bisa merasakan injakan kaki Sinuwun Gusti Prabu Ibunda semesta sebagai ganti karpet merah.
Bukankah surga berada dibawah telapak kaki ibu. Jika warga bersedia menyerah dalam tatanan kekuasaan niscaya Sinuwun Gusti Prabu dengan senang hati berkenan menginjak setiap muka warga tanpa ragu.
Inilah substansi keadilan yang hilang sehingga warga tidak bisa memahami. Ketika keadilan hadir kembali dianggap sebagai barang asing yang membahayakan, prasangka buruk lebih dikedepankan.
Hati yang emosional, nalar yang sempit, penderitaan yang tidak kunjung berakhir telah mempertajam prasangka buruk warga kepada Sinuwun Gusti Prabu.
Dan permasalahan yang cukup penting dan perlu saya sampaikan dalam kesempatan ini adalah eksistensi perbedaan derajat dalam otoritarian Centra Buwono.
Setiap warga memiliki perbedaan derajat dan martabat yang tidak bisa diabaikan, sehingga harus diperlakukan secara berbeda.
Hal ini selaras dengan prinsip dasar Hak asasi Tuhan. Sinuwun Gusti Alloh Bopo SWT menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda beda, tidak sama.
Maka klaim yang menuntut perlakuan yang sama seperti dalam negara demokrasi tidak memiliki argumen yang bisa dipertanggungjawabkan.
Jika warga bersedia mengakui eksistensi perbedaan derajat niscaya akan setuju dengan kedudukan Sinuwun Gusti Prabu sebagai Maha Raja semesta yang pantas mendapatkan pelayanan bukan perlawanan
Beliau hanya ingin hidup bahagia damai nan sejahtera bersama keluarga menjadi Pemimpin Suprematif, bisa membangun dinasti paling istimewa dan teragung dalam sejarah peradaban semesta.
Upaya adi luhur tersebut hanya bisa terwujud manakala Beliau sebagai pemimpin Suprematif yang serba maha, bisa menjalankan hak prerogratif secara penuh.
Hak untuk menerima beragam persembahan dari seluruh warga baik Jiwa, raga, harta, hidup, mati dan ibadahnya.
Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Iya..menyesal aku mencintainya..rupanya aku salah perkiraan..hatinya mudah berubah..terpengaruh..penghianat..suka bohong..pendusta..tidak terlalu bahagia lagi..semuanya tidak terlalu...tidak seperti dulu...sudah barubah..
Assalamu'alaikum aa, masya alloh, bismilah...mohon izin aa barangkali aa tidak keberatan kalau saya upload ulang video aa di chanel saya ? Aa tidak keberatan ?
Saya mau tanya ke AA.. gimana manghadapi suami yg kurang perhatian ke istrinya dan suami yg pelit...
31.03.2022
Alhmdlh...
🌺🌺🌺🌺🌺
Cara mengobati hati yg gelisah tp knp gelisah itu dah kadang dateng lg gelisah llang dateng knp aagym kunaon
Aa punten tolong doain saya kerja...,suherman anwar fuadinya insyaf,pakde warung insyaf,sholat,juga saya..,kerja..,diterima kerja,pada lupa,nggak kenal saya lagi,nggak dibawa2 lagi,seluruh umat manusia seneng sama saya..,baik sama saya..,dinegara saya..,dikampung saya..,diistana negara saya..,bayar semuanya..,perusahaan saya iya,rumah saya iya..,usaha sukses,jualan warung..,cirengnya laku..,di bank,stasiun tv,diterima kerja,pemerintahan,restaurant..
Asalamualaikum pak ustat.... Saya mau nanya... Suami saya bilang kesaya bahwa saya tidak bisa memuaskan saat berhubungan... Karna saya merasa ada kekurangan pada diri aku.. Terus saya bilang ke suami.. Jika aku tidak bisa memuaskanmu carilah wanita yg bisa memuaskanmu... Aku iklas. Apahkah aku bersalah dan berdosa pak ustat?mohon jawabannya pak ustat. Aku hanya ingin menjadi istri yg patuh pada suami tolong jawabanya pak ustat🙏
Kalo lagi zikir tapi gelisah gimanah aa mnykapinya
berarti zikirnya baru smp di lisan, blm ke hati kk
😭
Kalau poligami anda gmna
Istri sendiri dibuat gelisah bertahun tahun....dicerai berkali kali ..ulama apaan niichh
Aku kecewa..Aa nenceraikan Teh Ninih....puntar tutur kata berdakwah...tpu sma istri sendiri menyakiti. .
m
Dengan Nama Alloh Eyang Romo Kyai Muhammad Thoha yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Para wedus, domba, piaraanku yang hina, rendah, bangsat, menderita nan tersiksa
Dalam perspektif otoritatian, menempatkan aspirasi rakyat dalam membuat kebijakan politik sama artinya dengan memberi peluang tumbuhnya kebejatan dan ketidakadilan.
Fakta seperti itu telah terbukti dalam sejarah negara bangsa terutama dalam negara demokrasi.
Aspirasi rakyat dalam proses politik justru membuat pengelolaan negara kacau, tidak efektif dan jauh dari keadilan. Kebenaran dan keadilan dinilai dari rasa rakyat.
Rakyat yang buta politik dan keadilan dipaksa memahami sesuatu yang bukan bidang keahliannya.
Azas profesionalisme diabaikan demi menyampaikan hak aspiratif. Hasilnya bisa ditebak, pengelolaan negara menjadi kacau dan ketidakadilan merajalela.
Aksi demo dengan beragam alasan emosional terhadap kebijakan Pemerintah marak terjadi dan dianggap sebagai kewajaran.
Suasana negara menjadi jauh dari ketenangan dan kedamaian yang menjadi cita cita dalam bernegara.
Para pialang politik dengan beragam kepentingan faksional membuat opini, berupaya mempengaruhi rakyat melalui media massa dan mesin politik.
Kekuatan propaganda dan issue lebih dominan ketimbang mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi.
Disinilah problem kekacauan tumbuh berkembang menemukan relasinya. Keadaan semacam itu niscaya menjadi kendala yang serius bagi proses pembangunan.
Centra Buwono dengan sistem otoritarian berupaya menghilangkan perilaku bernegara yang salah kaprah tersebut dengan menghilangkan penyebab utamanya.
Penyebab utama semua kisruh pengelolaan negara adalah ulah rakyat yang corak kebiadaban senantiasa inhern meski banyak pihak menolak fakta ini.
Tuhan melarang mendengarkan aspirasi rakyat dalam beragam bentuk termasuk keluh kesah akibat kemiskinan, musibah dan derita yang dialami.
Tuhan telah menjelaskan larangan tersebut secara gamblang dalam kitab suci dengan kalimat perintah yang ditujukan untuk Sang Mesias
Dalam kitab suci disebutkan bahwa Sang Mesias diperintah supaya mengatakan kepada warga Centra Buwono perihal larangan mendengarkan aspirasi mereka.
Oleh karena itu Sang Mesias memohon perlindungan kepada Sinuwun Gusti Prabu Alloh Bopo SWT dari hal tersebut.
‘Katakan aku berlindung kepada Pemiara manusia, Raja manusia, Sesembahan manusia dari kejahatan propaganda/aspirasi Jin dan manusia yang memasuki dada’.
Maksud firman Gusti Alloh Bopo SWT adalah:
He Syahrul puteraku katakan kepada warga Centra Buwono, Gusti Alloh Bopo telah melarang diriku untuk mendengarkan aspirasi warga Kerajaan.
Dan Aku berlindung kepada Pemiara manusia, Raja manusia, Sesembahan manusia dari kejahatan propaganda/ aspirasi warga dari bangsa jin dan manusia yang memasuki dada’.
Jin dan manusia dalam surat an nas ini adalah warga Centra Buwono.
Surat ini secara jelas menolak aspirasi dan propaganda warga dalam semua aspek baik dalam ranah prifat, ekonomi, sosial, keamanan, politik ataupun agama.
Dalam upaya menjauhkan Centra Buwono dari propaganda warga maka setiap kebijakan Sinuwun Gusti Prabu harus dipahami sebagai kebijakan otoritatif.
Artinya, Sinuwun Gusti Prabu memiliki kewenangan penuh menyelenggarakan negara tanpa boleh dikritisi, diabaikan atau ditentang.
Kebijakan otoritatif yang memiliki corak seperti itu sudah pasti sangat mudah, efisien dan efektif untuk dijalankan.
Kebijakan tidak membutuhkan persetujuan rakyat. Apalagi rakyat tidak memiliki wakil dalam struktur pengelolaan negara.
Centra Buwono tidak membenarkan adanya Parlemen atau MPR/DPR, lembaga yang merepresentasikan aspirasi rakyat.
Sebaliknya Centra Buwono membasmi segala aspirasi rakyat dengan menciptakan Majelis Permusyawaratan Kerajaan (MPK).
MPK merupakan lembaga yang dibentuk dalam rangka otoritarianisasi aneka kebijakan pemerintah kepada daerah.
MPK berbeda dengan parlemen yang ada dalam negara bangsa silam.
MPK merupakan lembaga dibawah kementerian yang anggotanya diangkat dan diberhentikan selaras tujuan kekuasaan.
Dengan demikian, anggota MPK sudah pasti hanya boleh menunjukkan sikap pro Pemerintah.
Undang Undang Dasar Kerajaan Centra Buwono telah mengatur perihal Majelis Permusyawaratan Kerajaan ini
‘Majelis Permusyawaratan Kerajaan/ Majelis Perwakilan Kerajaan berada di dalam lembaga kementerian. Ketua Majelis menduduki jabatan sebagai pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Kementerian yang dipimpin Perdana Menteri’
Kebijakan otoritatif tidak membutuhkan legitimasi sosiologis yang berdasarkan popularitas dan dukungan rakyat.
Kebijakan otoritatif senantiasa berdasarkan legitimasi Sinuwun Gusti Alloh Bopo SWT yang dikenal sebagai legitimasi otoritatif.
Implikasinya, legitimasi otoritatif hanya mengenal keikaan standar nilai.
Legitimasi otoritatif berbeda dengan legitimasi sosiologis, etis, agama, politik, hukum dan akademis era berhalais yang memastikan eksistensi differensiasi nilai.
Semisal, ketika Sinuwun Gusti Prabu mewajibkan setiap warga untuk mengamalkan beragam ajian maka kebijakan ini sah dalam perspektif otoritarian.
Keberatan warga dengan beragam alasan etis, sosiologis, hukum, agama atau logika akademis tidak bisa diterima.
Manfaatnya ke depan, keinginan warga untuk mencampuri ranah otoritatif tidak lagi menjadi pilihan.
Sinuwun Gusti Prabu Yesus Kristus Maha Raja Kerajaan Centra Buwono
Alhamdulillah
Alhamdulillah