Teknologi Omik dan Cita-Cita Riset Bioteknologi yang Lebih Baik | Prof. Risa Nofiani (2022)

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 10 лют 2025
  • Sebagai seorang murid, saya menyimak orasi ilmiah ini adalah konten yang memang secara konsisten beliau tekuni bertahun-tahun. Mengusung tema tentang perkembangan bioteknologi dalam penemuan senyawa bioaktif baru serta cerita perjuangan melakukan riset biokimia di Indonesia, orasi ini memberikan beberapa wawasan utama dan sudut pandang yang menarik, diantaranya:
    Pertama, fakta tentang pesatnya perkembangan teknologi untuk mencapai kesejahteraan manusia. Salah satu teknologi yang berkembang pesat, banyak digunakan dan multidisiplin adalah teknologi “omik”. Omik diambil dari kata akhiran dalam bahasa Yunani yaitu “ome” yang berarti semua/keseluruhan/komplit. Teknologi omik ini digunakan untuk menggali peran, hubungan dan aksi bermacam-macam tipe molekul dengan menggunakan bermacam-macam data yaitu gen (genomik/metagenomik), RNA (transkriptomik), protein (proteomik) dan profil molekul (metabolomik).
    Kedua, dari cerita perjuangan melakukan riset, ada satu prinsip yang selalu beliau “tanamkan”, yaitu: “Hasil Bukan Tujuan Utama Tetapi Proses Untuk Mencapai Tujuanlah Yang Paling Penting”. Bagi anak-anak bimbingan beliau, kami diajarkan untuk berproses. Kegagalan adalah hal yang harus dihadapi, bukan memilih lari. Hingga pada satu titik waktu temu, ikhtiar dicukupkan dan direstui untuk melanjutkan tahapan. Hehee.
    Ketiga, saya mengenal beliau sebagai Guru yang memberi teladan untuk “going to extra miles”. Saya ingat, tidak lama berselang setelah saya lulus di tahun 2011, beliau berangkat ke Amerika sebagai Visiting Scholar di Life Science Institute - University of Michigan melalui program US. Civillian Research Development and Foundation. Pada tahun tersebut atmosfer akademik untuk mengikuti program internasional di kampus kami masih sangat terbatas. Maka, tak heran jika salah satu pesan dalam orasi ini adalah tentang mengajak kepada mahasiswa untuk mempunyai mimpi dan menjadi orang yang berilmu bukan menjadi bejana ilmu.
    Keempat. The last but the best. Orasi ini ditutup dengan mantap dengan pantun ala-ala biokimia yang kami rangkai bersama. “Asam Glutamat Penyedap Rasa; Digunakan untuk masak bersama-sama; Demikian orasi ilmiah dari saya; Terima kasih atas perhatiannya.” Para hadirin pun menyambutnya dengan riuh tepuk tangan.
    ---
    *A story behind the scenes
    Sebuah kesempatan baik bagi saya untuk terlibat dalam produksi visual Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar, Prof. Risa Nofiani. Beliau adalah guru saya sejak menimba ilmu di bangku kuliah, menjadi pembimbing utama ketika berjibaku dengan penelitian tugas akhir hingga Alhamdulillah menyelesaikan skripsweet, menjadi mentor bertukar pikiran dan inspirasi kehidupan. Pernah juga menjadi rekan kerja saat masa pengabdian Beasiswa Unggulan di kampus almamater saya. Namun, seiring perjalanan di garis waktu, saya memilih jalan karir yang berbeda.
    “Soal ujian kamu mudah banget Do? | Sudah mudah, tapi masih banyak yang gak bisa jawab Bu, ujar saya memberikan fakta, hahaa”
    “Kamu kayaknya gak cocok jadi dosen. Jiwa kamu entertainment” | Sebuah kejujuran terbaik, dan memang validasi yang saya tunggu, ujar saya dalam hati saja, hehee”
    Maka pada akhir bulan November 2022 lalu, saat sebuah pesan Whatsapp saya terima dari Ibu tentang keperluan membuat visual orasi ilmiahnya, saya langsung mengiyakan. Let’s start science entertainment! Hahaa. And, long story short, Alhamdulillah, atas izin Allah, semua berjalan baik dan lancar. Teriring doa, semoga Ibu sekeluarga senantiasa sehat, dapat terus memberikan manfaat dengan Ilmu Pengetahuan, serta selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT. Aamiin.

КОМЕНТАРІ • 1