Ketar-ketir karena Kerja Sama Rahasia Nuklir Iran-Rusia, AS dan Inggris Disebut Gagal

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 18 вер 2024
  • Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
    TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer membahas kemungkinan Rusia berbagi rahasia nuklir dengan Iran sebagai imbalan atas transfer rudal balistik Iran untuk upaya perang di Ukraina.
    Menurut situs berita Inggris The Guardian, kedua pemimpin membahas prospek kesepakatan tersebut selama pertemuan mereka di Gedung Putih pada hari Jumat.
    Jika dikonfirmasi, hal ini akan memberikan bukti lebih lanjut tentang sifat nonsipil dari program nuklir Iran.
    Pekan lalu, Rusia dan Iran mendeklasifikasi materi yang mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima pengiriman rudal balistik Fath-360 dari Iran.
    Hal ini terjadi tak lama setelah Amerika Serikat, Inggris Raya, Jerman, dan Prancis mengecam rezim Iran karena gagal bekerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional
    Keempat negara tersebut merujuk pada terus berlanjutnya perluasan kegiatan nuklir Iran, yang semakin melanggar perjanjian dalam kesepakatan nuklir, atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama
    Pernyataan yang dikeluarkan oleh negara-negara Barat menuduh Iran secara terang-terangan melanggar semua batasan Je Ce Pe O A baik dalam pengayaan maupun akumulasi uranium yang diperkaya.
    Stok uranium yang diperkaya tinggi hingga 60 persen terus bertambah secara signifikan, tanpa pembenaran sipil yang kredibel.
    Iran juga terus meningkatkan kapasitas produksi uraniumnya selama setahun terakhir dengan memasang dan mengaktifkan sentrifus baru dan canggih untuk memproduksi uranium murni.
    Pernyataan itu muncul menyusul rilis penilaian terbaru IAEA atas kepatuhan Iran terhadap perlindungan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir pada akhir Agustus.
    Penilaian tersebut menyatakan bahwa Iran gagal mematuhi tuntutan resolusi dewan IAEA terbaru dari Juni 2024.
    Laporan itu mengungkap peningkatan berkelanjutan Iran dalam persediaan uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata, dengan total 64,7 kilogram atau 142,7 pon uranium yang diperkaya hingga 60 persen hingga 17 Agustus.
    Ini merupakan peningkatan sebesar 22,6 kilogram atau 49,8 pon sejak laporan terakhir IAEA pada Mei 2024.
    Pada bulan Juni, kantor berita Axios melaporkan bahwa, menurut beberapa laporan intelijen AS dan Israel, ilmuwan nuklir Iran telah melakukan pekerjaan yang terkait dengan persenjataan bahan nuklir Iran, sementara sebuah cerita di Wall Street Journal pada awal Agustus
    mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan penelitian tersebut dapat mempersempit kesenjangan pengetahuan yang dihadapi Teheran dalam menguasai kemampuan untuk membangun senjata.
    Jika Rusia menyediakan Iran dengan keahlian teknis untuk membantunya meningkatkan proses manufaktur, hal itu dapat memungkinkan rezim tersebut memproduksi uranium tingkat senjata dengan cepat dalam waktu singkat dengan persediaan yang ada.
    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ketar-ketir karena Kerja Sama Rahasia Nuklir Iran-Rusia, AS dan Inggris Disebut Gagal, www.tribunnews....
    Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
    Editor: Febri Prasetyo
    Program: News
    Host: AI
    Editor Video: Septian Ade Samanta Les
    Uploader: Septian Ade Samanta Les
    #Tribunnews #tribunLombok #viral #video #trending #beritahariini #Lombokupdate #beritaLombokhariini #beritaterkini #beritanasional #warganet #hottopic #beritakriminalhariini #beritaviral #Shorts

КОМЕНТАРІ • 27