Alhamdulillah dijaman Medsos sekarang ini banyak ilmu yg kita dapatkan..! Informasi tanpa batas..! Dulu belum tahu itu yg Namanya Sunny dan Syiah dan ternyata sekarang sudah jelas semuanya berkat teknologi informasi..! Ternyata Syiah itu bukan bagian dari islam tapi Mereka musuh Islam juga..! Mungkin banyak orang terkecoh..! Dikira saya Syiah itu cuman beda diantara yg 4 Mahzab itu..! Ternyata tidak samasekali..! Mereka bukan Islam..!lihat saja cara beribadahnya saja beda..! Berani Menghina Nabi Muhammad..! Seandainya tidak ada media sosial sperti sekarang ini umat Islam terkecoh dgn Aliran Syiah..! Terkecoh dgn penampilan dan Nama2 tokoh mereka seperti Seorang tokoh Ayatullah Komeini..!
Banyak yang ngaku Habib ternyata mereka syiah....waspada kedok mereka. Didepan kaum muslim mereka berbaik namun ternyata ada strategi lain dibalik itu semua. Waspada, mereka sudah banyak masuk dalam berbagai lini, baik dalam organisasi, organisasi keagamaan, pendakwah, sekolah sekolah, bahkan pemerintahan...waspada
broh si syiah iran dapet jatah kuota haji 70.000 dari saudi. artinya buat saudi penjaga mekah, iran adalah muslim. jadi ada 70.000 orang iran diterima sebagai tamu Alloh.
Harus difahami diiran ada jg sunni yg terpaksa bertaqiah spt syiah demi nyawa mereka.kuota diberi sekadar diplomatik bro,tp jangan lupa ulah syiah dimakkah,peristiwa berdarah,hajarul aswad 20 tahun hilang semua ulahnya syiah
Bukan syiah nya, di iran ada juga yang muslim. Muslim nya yg dapat kuota haji. Bukan iran adalah muslim, tapi didalam iran ada orang muslimnya itu yg insyaa allah lebih tepat. Allahu a’lam
Sekacau ini akidah syiah, oun sudah keluar fatwa MUI tentang kesesatan syiah bahkan MUI menerbitkan buku saku untuk dibagikan ke ummat Islam secara gratis, tiba2 ada ormas keagamaan yang bermesraan dengan orang2 syiah, tahu ormas mana khaaaaaaaan.......????
Biang-fitnah dan Biang-kudeta(PilPres2019) ini (si abdul-Tomat) mem-fitnah Baginda-Kanjeng-Rosul Muhammad SAW yang SUCI MANUSIA PALING-SUCI DAN PALING-MULIA SEOLAH-OLAH: "Suka gonta-ganti pasangan-seks" dengan Nikah-Mut'ah. Cuman karena pengen bisnis-massa dan pengen meng-intimidasi murid-murid nya Kanjeng-Imam Ali as (Muslim-Syiah) kemudian Baginda-Rosul-SAW otomatis terfitnah sesuai DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH karangan mereka-sendiri. Kenapa tidak riset dulu mencari definisi-asli dari Nikah-Mut'ah??? Kalau gengsi belajar sejarah-Islam dari Muslim-Syiah, kami bisa sediakan buku-buku tarikh-kuno nya, tinggal mereka membaca. Paling-bagus kalau mereka silaturahmi kepada Marja dan Ayatollah di Iran. Tabayun sambil menjalin ukhuwah-islamiyah. Sekian-bulan tinggal di Iran untuk merajut benang-kusut sejarah-Islam versi mereka yang selama ini sudah berabad-abad dipalsukan oleh Wahabi (anak-keturunan faham Muawiyah bin Abu-Sofyan LA). UNTUK BISA MENEMUKAN APA AJARAN-ASLI NIKAH-MUT'AH ITU. Kami bahkan masih simpan salinan kitab-kitab yang klasik dari Madzhab Muslim-Sunni yang selama berabad-abad dipalsukan perlahan-lahan oleh Wahabi dan para-pendahulu mereka. Bahkan kami punya dokumentasi hampir-semua perubahan (degradasi) untuk beberapa kitab-terpenting akibat kejahatan-tahrif(pemalsuan) oleh Wahabi terhadap kitab-klasik. Mantan-preman ini (Adnan bin Haji Zainal) tidak-bersalah. Amat-sangat wajar jika reaksi dari kaum-awam akan menjadi kebingungan dan marah karena merasa Agama-Islam nya dibikin seolah meragukan dan sangat-rancu. Wajar sekali karena SEOLAH-OLAH ada manipulasi/rekayasa: Cuman karena pengen memfitnah dan mengintimidasi Muslim-Syiah dengan Hukum Nikah-Mut'ah nya ISLAM MAU DIBIKIN KAYAK KRISTEN (ada rekayasa/manipulasi tangan-manusia didalamnya UNTUNG SAJA BARU MASALAH FIQH belum-sampai masalah TAUHID-konsep-ketuhanan SEPERTI KRISTEN): 1.Ada ayat-Quran (An-Nisa:24) berbenturan dengan ayat-Quran lainnya (Al-Muminun[23]:5-6); 2.Ada ayat-Quran (sumber-hukum-tertinggi) dibatalkan dengan hadits (sumber-hukum yang levelnya dibawah ayat-Quran). Sudah jelas itu hadits-palsu donk kalo ada hadits yang berbenturan dengan (hadits mengkoreksi) ayat-Quran; 3.Kok ada revisi Hukum nya Gusti Alloh SWT dan Rosul-NYA yang suci (bebas dari tindakan-keliru apalagi PERBUATAN-HINA DALAM DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH buatan tangan manusia-nakal). Kalau begitu, bisa saja Hukum Sholat yang tadinya WAJIB jadi TIDAK-WAJIB. Ada revisi sebagaimana di ajaran-asli Nabi Isa: "MAKAN BABI ITU HARAM HUKUMNYA tapi di tangan Paulus jadi HALAL"; 4.Belum lagi ada pejabat esselon dibawahnya-Rosul kok boleh merevisi hukum-Rosul/Tuhan. ua-cam.com/video/WQQV5gf9Tvg/v-deo.html ua-cam.com/video/DzMFk-xZ4KE/v-deo.html
Sesungguhx pertentangan syiah sunni dlm islam adalah perbedaan sikap politik.. mestix kita generasi akhir zaman mencari titik temu dr perbedaan itu. Knp justru kita yg menambah jarak perbedaan? Yg kami tahu Syiah yg yg tdk seaqidah/ menyimpang itu hy syiah rafidah.. sebaikx jgn digeneralisir pak ustadz. Sebaikx kita di akhir zaman mewaspadai 2 golongan dr masing2 syiah dan sunni yg menurut sebagian ulama adalah kelompok yg disusupi yahudi dan khawarij. Siapa mrk? Dr kalangan syiah adalah yg terll keras menentang sunni yaitu syiah Rafidah sdgkn dr golongan sunni jg yg paling keras menentang syiah yaitu golongan Wahabi. Wallahu a'lam.. Yg jelas ummat akhir zaman perlu tahu sesungguhx ahlul bait itu syiah.. tp bukan rafidah. Knp kita ikut2an membenci ahlul bait?? Ingat Imam Syafi,i sj hy melarang sholat di belakang syiah Rafidah.. bkn syiah scr umum. Dan Imam Mahdi yg kita tunggu2 adalah turunan ahlul bait.. Jd logika sy mengatakan tdk akan turun Imam Mahdi sebelum Sunni dan Syiah berdamai. Smg logika ini tdk sesat 😁✌
Ikhwan Hidayanto Aamiin ya Allah.. maaf jika bahasa sy agak kasar ikhwan.. jika ada yg keliru tolong diluruskan🙏 terimakasih atas do'anya.. smg antum dg keluarga jg sll dlm ridho Allah Rabbul Arsyil Adzim..
Biang-fitnah dan Biang-kudeta(PilPres2019) ini (si abdul-Tomat) mem-fitnah Baginda-Kanjeng-Rosul Muhammad SAW yang SUCI MANUSIA PALING-SUCI DAN PALING-MULIA SEOLAH-OLAH: "Suka gonta-ganti pasangan-seks" dengan Nikah-Mut'ah. Cuman karena pengen bisnis-massa dan pengen meng-intimidasi murid-murid nya Kanjeng-Imam Ali as (Muslim-Syiah) kemudian Baginda-Rosul-SAW otomatis terfitnah sesuai DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH karangan mereka-sendiri. Kenapa tidak riset dulu mencari definisi-asli dari Nikah-Mut'ah??? Kalau gengsi belajar sejarah-Islam dari Muslim-Syiah, kami bisa sediakan buku-buku tarikh-kuno nya, tinggal mereka membaca. Paling-bagus kalau mereka silaturahmi kepada Marja dan Ayatollah di Iran. Tabayun sambil menjalin ukhuwah-islamiyah. Sekian-bulan tinggal di Iran untuk merajut benang-kusut sejarah-Islam versi mereka yang selama ini sudah berabad-abad dipalsukan oleh Wahabi (anak-keturunan faham Muawiyah bin Abu-Sofyan LA). UNTUK BISA MENEMUKAN APA AJARAN-ASLI NIKAH-MUT'AH ITU. Kami bahkan masih simpan salinan kitab-kitab yang klasik dari Madzhab Muslim-Sunni yang selama berabad-abad dipalsukan perlahan-lahan oleh Wahabi dan para-pendahulu mereka. Bahkan kami punya dokumentasi hampir-semua perubahan (degradasi) untuk beberapa kitab-terpenting akibat kejahatan-tahrif(pemalsuan) oleh Wahabi terhadap kitab-klasik. Mantan-preman ini (Adnan bin Haji Zainal) tidak-bersalah. Amat-sangat wajar jika reaksi dari kaum-awam akan menjadi kebingungan dan marah karena merasa Agama-Islam nya dibikin seolah meragukan dan sangat-rancu. Wajar sekali karena SEOLAH-OLAH ada manipulasi/rekayasa: Cuman karena pengen memfitnah dan mengintimidasi Muslim-Syiah dengan Hukum Nikah-Mut'ah nya ISLAM MAU DIBIKIN KAYAK KRISTEN (ada rekayasa/manipulasi tangan-manusia didalamnya UNTUNG SAJA BARU MASALAH FIQH belum-sampai masalah TAUHID-konsep-ketuhanan SEPERTI KRISTEN): 1.Ada ayat-Quran (An-Nisa:24) berbenturan dengan ayat-Quran lainnya (Al-Muminun[23]:5-6); 2.Ada ayat-Quran (sumber-hukum-tertinggi) dibatalkan dengan hadits (sumber-hukum yang levelnya dibawah ayat-Quran). Sudah jelas itu hadits-palsu donk kalo ada hadits yang berbenturan dengan (hadits mengkoreksi) ayat-Quran; 3.Kok ada revisi Hukum nya Gusti Alloh SWT dan Rosul-NYA yang suci (bebas dari tindakan-keliru apalagi PERBUATAN-HINA DALAM DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH buatan tangan manusia-nakal). Kalau begitu, bisa saja Hukum Sholat yang tadinya WAJIB jadi TIDAK-WAJIB. Ada revisi sebagaimana di ajaran-asli Nabi Isa: "MAKAN BABI ITU HARAM HUKUMNYA tapi di tangan Paulus jadi HALAL"; 4.Belum lagi ada pejabat esselon dibawahnya-Rosul kok boleh merevisi hukum-Rosul/Tuhan. ua-cam.com/video/WQQV5gf9Tvg/v-deo.html ua-cam.com/video/DzMFk-xZ4KE/v-deo.html
PERAWI SYIAH DALAM KITAB SAHIH BUKHARI WA SHAHIH MUSLIM Ada 56 orang perawi Syi'ah di dalam kitab Sahih Al Bukhari yang meriwayatkan 2.854 hadis, dan 36 orang di dalam kitab Sahih Muslim dengan 3.871 hadis. Imam Bukhari ataupun Imam Muslim tidak menjadikan 'keyakinan/aliran/doktrin mazhab yang dianut periwayatnya' sebagai ukuran untuk dapat diterima atau tidak diterima di dalam meriwayatkan hadis. Yang menjadi fokus penilaian keduanya terhadap para perawi adalah sifat saduq atau kejujuran serta thiqah atau dapat dipercaya dan bertanggung jawab secara moral dan intelektual. Kita mungkin hampir tidak percaya bahwa ternyata orang orang Syi'ah menjadi guru Imam Bukhari dan Imam Muslim. Misalnya, ketika membicarakan 'Ubayd Allah ibn Musa, Al Dhahabi menulis di dalam Asma'nya : 'Guru Al Bukhari, thiqah, shi'i jalad'. Lalu, tentang Abu Nu'aym Al Fadl ibn Dukayn, Ibn Athir menulis : 'Dia guru Imam Bukhari dan Muslim.....shi'iyyan (syiah) Yang lebih menakjubkan lagi ialah terungkap adanya relasi mutualistik dan harmonis antara kedua imam hadis Sunni ini dengan para periwayat dari komunitas muslim Syi'ah. Hendaknya, hal ini menjadi pembelajaran buat kita semua dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian diantara sesama umat, khususnya antara muslim Sunni dan muslim Syi'ah. Jangan mudah terprovokasi dan gampang terpengaruh untuk mendeskreditkan Syi'ah oleh orang orang atau kelompok kelompok yang tujuannya sedari awal untuk memecah belah dan menimbulkan kebencian diantara sesama umat Islam dan tidak berupaya untuk mempersatukannya.
@@farhanzaki9336 TAQIYAH MENURUT SYIAH Banyak sekali dalil-dalil yang menjelaskan tentang larangan atau haramnya berdusta, baik di dalam Alquran maupun hadis. Antara lain; 1. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya. (QS. Al-Isrâ [17]: 36) 2. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qâf [50]: 18). Nabi bersabda, “Ciri-ciri orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia dusta, dan apabila berjanji, ia mengingkari, dan apabila dipercaya dia berkhianat.” Dusta pada dasarnya haram karena konotasi primernya selalu negatif. Ini juga didasarkan pada definisinya yang umum, yaitu mengutarakan atau mengekspresikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bila dusta dianggap sebagai sesuatu yang mutlak buruk, maka semua jenis dusta, didasari niat baik maupun buruk, adalah buruk. Artinya, keburukan dusta merupakan sifat substansial, bukan aksidental. Demikian pula, kejujuran. Bila kejujuran dianggap baik secara mutlak, maka kejujuran yang dapat mengakibatkan malapetaka dan akibat buruk adalah baik dan wajib hukumnya. Syekh Muhammad Ridha Al-Muzhaffar dalam kitabnya, Aqâ’id Al-Imâmiyah, menuliskan, “Taqiyah harus sesuai dengan aturan khusus berdasarkan kondisi dimana bahaya besar mengancam. Aturan-aturan ini, tercantum dalam banyak kitab fiqih, beserta seberapa besar atau kecilnya bahaya yang menentukan keabsahan taqiyah sendiri. Taqiyah tidak wajib dilakukan di setiap waktu; sebaliknya, taqiyah boleh dilakukan, dan kadang-kadang perlu untuk tidak bertaqiyah. Contohnya pada kasus dimana mengungkapkan kebenaran akan melancarkan tujuan agama, dan memberi manfaat langsung kepada Islam; dan berjuang demi Islam; sesungguhnya, pada situasi demikian, harta benda dan nyawa harus dikorbankan. Selain itu, taqiyah tidak boleh dilakukan pada kasus yang berakibat pada tersebarnya kerusakan dan terbunuhnya orang-orang tak berdosa; dan pada kasus yang akan mengakibatkan hancurnya agama, dan/atau kerugian yang nyata akan menimpa umat Muslim, baik menyesatkan mereka atau merusak dan menindas mereka.” Selain itu, sebagaimana yang diyakini kaum Syiah, taqiyah tidak menjadikan kaum Syiah sebagai organisasi rahasia yang berusaha menghancurkan dan merusak, sebagaimana yang coba ditampilkan pembenci Syiah tentang kaum Syiah; kritik-kritik ini memperlihatkan serangan mereka secara verbal tanpa benar-benar memperhatikan persoalan dan berusaha memahami pendapat kami mengenai taqiyah. Taqiyah juga tidak menjadikan bahwa agama beserta perintah-perintahnya menjadi sebuah rahasia dalam rahasia yang tidak dapat diungkap kepada orang-orang yang tidak menganut ajaran-ajarannya. Lalu bagaimana dapat, ketika kitab-kitab Imamiyah kaum Syiah yang membahas persoalan fiqih, kalam dan agama jumlahnya begitu banyak, dan telah melebihi batas publikasi, mengharapkan negara lain menyatakan keyakinannya. Imam Khomeini dalam bukunya “Pemerintahan Islam” juga memberikan pendapatnya mengenai taqiyah. Ia meyakini bahwa taqiyah boleh dilakukan hanya apabila nyawa seseorang terancam. Sedangkan pada kasus dimana agama Allah Swt, Islam, dalam keadaan terancam, taqiyah tidak boleh dilakukan walau akan menyebabkan kematian orang itu. Dalam bukunya, Islam Shia” (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Seyyed Hossein Nasr), ulama Syiah, Allamah Thabathaba’i mendefinisikan taqiyah sebagai suatu kondisi dimana seseorang menyembunyikan agamanya atau amalan tertentu agamanya dalam situasi yang akan menimbulkan bahaya sebagai akibat dari tindakan orang-orang yang menentang agamanya atau amalan tertentu agamanya. Bahaya besar yang menjadikan taqiyah menjadi boleh dilakukan merupakan persoalan yang telah diperdebatkan di antara banyak ulama-ulama Syiah. Menurut pandangan kami, praktik taqiyah diperbolehkan apabila ada bahaya yang nyata yang mengancam nyawa seseorang atau nyawa keluarga seseorang, atau kemungkinan hilangnya kehormatan dan harga diri istri seseorang atau anggota keluarga wanita lainnya dari keluarga itu, atau bahaya hilangnya harta benda seseorang sedemikian rupa sehingga menyebabkan kemiskinan dan membuat seorang lelaki tidak dapat menopang dirinya dan keluarganya. Thabathaba’i mengutip dua ayat Alquran sebagai rujukan taqiyah, Kecuali karena siasat (tattaquh) untuk melindungi diri (tuqatan) dari mereka… (QS. Âli ‘Imrân [3]: 28). Mengenai ayat ini, ulama Sunni terkenal, Al-Maududi, memberikan penafsirannya dalam mendukung taqiyah. Perhatikanlah bahwa pada ayat di atas, kata “tattaqu” dan “tuqat” memiliki akar kata yang sama seperti taqiyah. Ayat kedua, Barang siapa kafir setelah beriman, kecuali orang-orang yang dipaksa sedangkan hatinya tetap beriman; tetapi barangsiapa tetap teguh dalam kekafirannya murka Allah menimpanya dan bagi mereka siksaan yang pedih. (QS Al-Nahl [16]:106). Kemudian Thabathaba’i menjelaskan, “Sebagaimana yang disebutkan dalam sumber hadis kaum Sunni maupun Syi’ah, ayat ini turun berkenaan dengan Ammar Ibn Yasir. Setelah hijrahnya Nabi Muhammad Saw, orang-orang kafir Mekkah memenjarakan beberapa orang Muslim kota itu dan menganiaya mereka. Mereka memaksa orang-orang untuk meninggalkan Islam dan kembali kepada agama tuhan mereka sebelumnya. Di antara orang-orang yang dianiaya di kelompok ini terdapat Ammar, Ayahnya, dan Ibunya. OrangTua Ammar menolak keluar dari Islam dan mereka meninggal dalam keadaan teraniaya. Tetapi ‘Ammar, untuk menghindari diri dari penganiayaan dan kematian, pura-pura berpaling dari Islam dan menerima tuhan-tuhan berhala. Ia, oleh karenanya menghindari diri dari bahaya. Setelah bebas, ia meninggalkan Mekkah secara sembunyi-sembunyi untuk pergi ke Madinah. Di Madinah, ia menemui Nabi Muhammad Saw. Dalam keadaan perasaan penuh penyesalan dan tekanan atas apa yang telah ia lakukan, ia bertanya kepada Nabi Muhammad Saw apakah perbuatannya telah mengeluarkannya dari agama Islam. Kemudian Nabi Muhammad Saw berkata bahwa kewajibannya adalah apa yang telah ia lakukan. Ayat di atas lalu diturunkan.” Dua ayat yang disebutkan di atas turun berkenaan dengan kasus-kasus khusus tetapi maknanya meliputi seluruh keadaan dimana pernyataan keyakinan agama atau praktik-praktik agama secara terang-terangan akan menimbulkan bahaya. Selain ayat-ayat ini, ada banyak hadis yang berasal dari anggota keluarga Nabi Muhammad, yang memerintahkan untuk melakukan taqiyah apabila ada bahaya yang mengancam. Beberapa orang mengkritik kaum Syiah bahwa bertaqiyah dalam agama bertentangan dengan keberanian. Dengan mempertimbangkan tuduhan ini, akan menjelaskan ketidakabsahannya, karena taqiyah dilakukan pada suatu kondisi dimana seseorang menghadapi bahaya yang tidak dapat ia tanggung dan ia lawan. Melindungi diri dari bahaya semacam itu dan ketidakmampuan melakukan taqiyah dalam situasi tersebut menunjukkan kecerobohan dan kebodohan, bukan keteguhan hati atau keberanian. Kualitas keteguhan hati dan keberanian hanya berlaku ketika ada sedikit celah keberhasilan dalam usaha seseorang. Tetapi sebelum adanya bahaya yang nyata dimana tidak ada kemungkinan selamat, seperti minum air yang mungkin berisi racun atau melemparkan diri ke tumpukan kayu yang sedang menyala atau berbaring di rel dimana kereta api sedang melintas. Tindakan seperti ini merupakan bentuk tindakan yang gila dan bertentangan dengan logika dan akal sehat. Oleh karena itu, kita dapat meringkasnya bahwa taqiyah harus dilakukan hanya ketika ada bahaya yang tidak dapat dihindari dan tidak ada harapan selamat dari usaha kita. Dengan demikian, jelaslah, dari kutipan di atas, bahwa kaum Syiah tidak menganjurkan kemunafikan, rahasia, dan kepengecutan, sebagaimana yang diartikan segelintir orang. Mereka telah menjadi korban yang menyalahartikan makna taqiyah dengan kemunafikan. Sebenarnya, taqiyah dan kemunafikan adalah dua hal yang sangat berseberangan. Taqiyah adalah menyembunyikan keyakinan dan menampakkan kekafiran, sedangkan kemunafikan adalah menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keyakinan. Keduanya sangat bertentangan dalam fungsi, bentuk, dan maknanya. Alquran menyatakan kemunafikan dengan ayat berikut, Ketika mereka bertemu dengan orang-orang yang telah beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi ketika mereka kembali kepada para setan mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami berada di pihakmu, dan kami hanya berolok-olok terhadap mereka.” (QS. Al-Baqarah [2]: 14) Alquran kemudian menyatakan taqiyah dengan ayat berikut, Seorang mukmin dari kalangan Fir’aun, yang menyembunyikan keimanannya, berkata, “Apakah kalian akan membunuh seseorang karena ia mengatakan, Tuhanku adalah Allah?” (QS. Al-Mu’min [40]: 28). Selain itu, Barang siapa kafir setelah beriman, kecuali orang-orang yang dipaksa sedangkan hatinya tetap beriman, barangsiapa teguh dalam kekafirannya, murka Allah menimpanya dan bagi mereka siksaan yang pedih. (QS. Al-Nahl [16]: 106) Dan ayat lain menyatakan, Orang-orang beriman tidak boleh lebih memilih orang-orang kafir daripada orang-orang beriman sebagai kawan dan pelindung. Siapa yang melakukan hal itu, putuslah hubungan dengan Allah kecuali karena siasat (tattaquh) untuk melindungi diri (tuqatan) dari mereka… (QS. Âli ‘Imrân [3]: 28) Penjelasan selengkapnya dapat di baca di : www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/index.php/s13-berita/penjelasan-mengenai-taqiyah/
@@hamzahsamah4558 PESAN RASULULLAH MUHAMMAD SAW KEPADA MUSLIMIN UNTUK MENJADI SYIAH AHLULBAIT ATAU MENJADIKAN IMAM AHLULBAIT SEBAGAI KHALIFAH JIKA BELIAU SAW MENINGGAL Dalil dalam kitab sunni yg menganjurkan muslim untuk bersyiah ke ahlulbait atau menjadikan ahlulbait sebagai khalifah pasca wafatnya rasulullah saw : Dari Zaid bin Tsabit RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian dua Khalifah yaitu Kitab Allah yang merupakan Tali yang terbentang antara bumi dan langit, serta KeturunanKu Ahlul BaitKu. Keduanya tidak akan berpisah sampai menemuiKu di Telaga Surga Al Haudh. (Hadis Ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad jilid 5 hal 182, Syaikh Syuaib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad menyatakan bahwa hadis ini shahih. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir jilid 5 hal 154, Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid jilid 1 hal 170 berkata “para perawi hadis ini tsiqah”. Hadis ini juga disebutkan oleh As Suyuthi dalam Jami’ Ash Shaghir hadis no 2631 dan beliau menyatakan hadis tersebut Shahih.) Hadis di atas adalah Hadis Tsaqalain dengan matan yang khusus menggunakan kata Khalifah. Hadis ini adalah hadis yang Shahih sanadnya dan dengan jelas menyatakan bahwa Al Ithrah Ahlul Bait Nabi SAW adalah Khalifah bagi Umat islam. Oleh karena itu Premis bahwa Sang Khalifah setelah Rasulullah SAW itu ditunjuk dan diangkat oleh Rasulullah SAW adalah sangat beralasan dan berdalil.
@@hamzahsamah4558 SYIAH MENURUT RASULULLAH MUHAMMAD SAW Beda dengan ummatnya yg mengaku islam tapi sebagian kecil diantaranya dari jaman dulu hingga sekarang ada yg membenci hingga mengkafirkan dan menghalalkan darah imam ahlulbait dan syiahnya, Rasulullah Muhammad saw justru memuji yg menjadi syiah ahlulbait, berikut sekumpulan hadits shahih dari beliau saw : 1. Hadis dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pernah bersama Nabi Saw dan pada saat yang Ali (bin Abi Thâlib) datang. Rasulullah Saw pun bersabda, ‘Demi Allah yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini (Ali) dan Syiahnya adalah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat.’ Kemudian turunlah ayat, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.(QS. Al-Bayyinah [98]: 7) Sejak saat itu, para sahabat Nabi setiap kali Ali datang berkata, ‘Sebaik-baik makhluk telah datang.’” (Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Al-Durr Al-Mantsûr fî Al-Tafsîr bi Al-Ma’tsûr, juz. 15, h. 577, Dar Al-Fikr, Mesir, cet. 1, 2003 M (1424 H). Riwayat tersebut juga diriwayatkan oleh: Sayyid Mahmud Al-Alusi Al-Baghdadi, Rûh Al-Ma’ân-Al’ Sab-Azhîm wa Al’-ân Al’Qur-î fî Tafsîr AlMatsânî, juz 15, h. 431-432, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 1994. Ibnu ‘Athiyyah, Al-Andalusi, Abd Al-Haqq bin Ghalib, Al-Muharrar Al-Wajîz fî Tafsîr Al-Kitâb Al-Azîz, juz 5, h. 508, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 2001. Ubaydullah bin Ahmad Haskani, Syawâhid Al-Tanzîl li Qawâid Al-Tafdhîl, vol. 2, h. 459-461, cet. 1, Publication of Ministry of Islamic Guidance, Tehran, Iran, 1990. Muhammad bin Ali Al-Syaukani, Fath Al-Qâdir, juz. 5, h. 581-2, cet. 1, Dar Al-Kalim Al-Thayyib, Beirut, Lebanon, 1993). 2. Hadis Abdullah bin Abi Rafi’ dari ayahnya, “Nabi Saw bersabda kepada Ali, ‘Engkau dan Syiahmu, nanti menjumpaiku di telaga akan minum sepuasnya, wajah-wajah kalian putih bersinar, sementara musuh-musuhmu akan menjumpaiku dalam keadaan haus.’”(Al-Thabarani, Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, cet. 2, Maktabah Ibnu Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1983). 3. Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata, Rasulullah Saw berkhutbah dan aku mendengar beliau bersabda, “Wahai manusia! Barang siapa membenci kami Ahlul Bait niscaya ia akan dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan Yahudi.” Aku bertanya, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat dan menganggap dirinya seorang muslim…, maka aku memohon ampunan untuk Ali dan Syiahnya.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 272-3, hadis 15009, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M, 1414 H. Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Awsath, juz 4, h. 211-2, hadis 4002, Dar Al-Haramain, Kairo, Mesir, 1995 M / 1415 H). 4. Dari Abu Hurairah, bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, mana yang lebih anda cintai, aku ataukah Fatimah?” Rasul bersabda, ‘Fatimah lebih aku cintai dari pada kamu, sementara kamu lebih mulia darinya. Sehingga seakan-akan aku bersamamu di telagaku, sementara manusia diusir dari telaga. Sesungguhnya di atas telaga itu ada cawan-cawan seperti bilangan bintang di langit. Sungguh aku, kamu, Al-Hasan, Al-Husain, Fatimah, Aqil, dan Jafar berada di surga bersama di atas dipan-dipan yang saling berhadapan. Kamu bersamaku dan Syiahmu di surga.’ kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat, Mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.’ (QS. Al-Hijr [15]: 44) “Tidak seorang pun memperhatikan temannya di belakang.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 274-5, hadis 15016, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M / 1414 H). Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Sesungguhnya empat kelompok pertama yang akan masuk surga adalah aku dan engkau, Al-Hasan dan Al-Husein beserta keturunan kita di belakang kita, sementara para istri kita di belakang keturunan kita, dan Syiah kita di sisi kanan dan kiri kita?”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 950, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H). Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Engkau dan Syiahmu akan mendatangiku di telaga dengan puas meminumnya, wajah-wajah kalian bercahaya, sedangkan musuh-musuhmu akan mendatangiku kehausan dan berwajah buruk.”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 948, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H). 5. Dari Ali bin Abi Thalib ra, “Kekasihku Saw bersabda, ‘Wahai Ali! Engkau dan Syiahmu akan menghadap Allah dalam keadaan ridha dan diridhai sedangkan musuhmu dalam keadaan marah dan jijik.’”(Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 214, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H). 6. Al-Thabari (w. 310 H/923 M) dalam Tafsîr Al-Thabarî, menuliskan tafsir Q.S Al-Bayyinah [98]: 7, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk, Rasulullah Saw bersabda, ‘Engkau ya Ali dan Syiahmu.’ (Al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarîr, Tafsîr Al-Thabari: Jâmi’ Al-Bayân ‘an Ta’wîl Al-Qur’ân, juz 24, h. 556, cet. 1, Markaz Buhuts wa Al-Dirasat Al-’Arabiyyah wa Al-Islamiyyah, Kairo, Mesir, 2001 M / 1422 H). Semua riwayat yang tertera di atas membuktikan bahwa istilah “Syiah Ali” diucapkan sendiri oleh lisan suci Rasulullah Saw untuk pengikut Ali bin Abi Thalib, bukan produk sejarah seperti yang dituduhkan. Hadis-hadis tersebut diriwayatkan oleh para ulama besar Ahlusunnah, seperti Al-Thabari yang kitab tafsirnya diakui oleh mayoritas kaum muslimin. Bahkan, Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 M) ketika ditanya tentang tafsir yang paling mendekati kebenaran dengan Alquran, antara Al-Zamakhsyari (w. 538/1143 M), Al-Qurthubi (w. 671 H/1273 M), dan Al-Baghawi (w. 510/1116) , dia berkata, “Adapun kitab tafsir paling sahih di antara tafsir-tafsir yang ada di hadapan manusia, adalah Tafsir Muhammad bin Jarir Al-Thabari. Karena beliau menyebutkan perkataan para salaf dengan sanad-sanad yang kuat. Tidak ada bidah di dalamnya…”(Al-Imam Al-Allamah Taqiy Al-Din Ibnu Taimiyah, Tafsîr Al-Kabîr, juz 2, h. 254-5, Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon).
Memang Allah berbahasa Arab ??? Aneh Allah itu kepunyaan segala bangsa jadi sdh pasti Allah tdk berbahasa arab tetapi Allah berbahasa segala bahasa yg ada didunia ini
Wallahualam yaaa... Yang jelas Al Qur'an Allah turunkan dg bahasa Arab. Itu ada penjelasan2nya kenapa dg bahasa arab. Gak usah byk mikir.. nanti keblinger kayak islam nusantara.
Gakusah menghujat, shiah bilang sunni yg sesat, sunni bilang shiah yg sesat , dmk juga ahmadiyah dia mengatakan dialah yg benar islam ????? pusing gue nih
Jangan sembarangan menyesatkan orang lain dan kalian bukan tuhan, klo kalian merasa benar, mk silahkan uraikan ttg 12 Amir atau 12 Khalifah yg ada di Kitab Hadist SHAHIHAIN, klo tdk bisa buktikan, kemungkinannya kalian WAHABI dan pasti akan bersebrangan agama yg dibawa oleh Bani Hasyim. Silahkan jwab.
Mengapa shiah berkembang pesat di iran? Apa orang iran itu tidak berakal bisa memilah dan memilah yg baik dan buruk? Jika shiah sesat knp bagi orang iran malah diterima dgn suka cita? Aneh yah? Heran bagi saya sih.
RIWAYAT SHAHIH TENTANG TANDUK SETAN (DAJJAL) DARI NAJD (sekarang YAMAMAH RIYADH, DIR'AH, dan sekitarnya di KERAJAAN SAUDI ARABIA) : Dari ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda :”Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman bagi kami.“ Mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” beliau menjawab: “Ya Allah berkahilah Syam (palestina, libanon, jordania, suriah) dan Yaman bagi kami.” mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: Di Najd itu tempatnya segala kegoncangan dan berbagai macam fitnah. Dan disana akan lahir generasi pengikut syetan.” Hadit shahih ini diriwayatkan oleh Al Bukhari (979), al-Turmudzi (3888) dan ahmad (5715). Menurut para ulama seperti al-Imam al-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Al-Hafidz Al-Ghummari, al-Hafidz al-‘Abdari dan lain-lain, maksud dari generasi pengikut syetan adalah yang akan lahir di Najd dalam hadits tersebut adalah kelompok Wahabi. Karena sangat pentingnya untuk mewaspadai hal tersebut, maka akan timbul pertanyaan, siapakah kelompok Wahabi itu sebenarnya? serta amaliyah- amaliyah seperti apa yang mereka lakukan sehingga Nabi mengatakan bahwa mereka adalah generasi pengikut syetan? Disini akan diuraikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sangat fundamental tersebut. Pelopor kelompok ini adalah Muhammad bin Abdul Wahab an Najdi. Oleh karena itu para ulama mengatakan paham/sekte ini dengan sebutan Wahabiyah, dinisbatkan kepada ayahnya yaitu Abdul Wahab. Walaupun secara nomenklatur penamaannya sebenarnya salah, karena pembangun pertama asas gerakan ini adalah Muhammad, bukan Abdul Wahab. Namun bukan merupakan esensi mengenai permasalahan ini. Muhammad bin Abdul Wahab berasal dari kabilah bani Tamim, lahir tahun 1115 H, dan wafat 1206 H. menurut buku Kasyfus Syubahat yang ditulis oleh cucunya, yaitu Abdul Lathif bin Ibrahim Ali Syekh bahwa Muhammda bin Abdul Wahab lahir di suatu desa yang bernama “ainiyah”. Pada awalnya dia belajar di Makkah dan Madinah, diantara gurunya adalah Syekh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syekh Abdul Wahab (ayahnya sendiri), dan kakaknya Sulaiman bin Abdul Wahab. Namun sungguhpun demikian, walaupun semua gurunya berfaham ahlusunnah wal jama’ah, akan tetapi Muhammad bin abdul Wahab ini mengajarkan ajaran baru yang nyleneh dan tidak sesuai dengan kebanyakan para ulama. Mula-mula pada saat dia di Madinah melihat amalan-amalan/ibadat-ibadat orang Islam dihadapan makam Nabi yang berlainan dengan syari’at Islam, menurut kacamatanya. Kemudian pindah ke Basra dan menyiarkan fatwanya yang ganjil-ganjil tetapi dia segera diusir oleh penguasa dan dikeluarkan dari kota Basrah. Kemudian ia menyampaikan fatwanya yang lagi-lagi sangat ganjil di negerinya sendiri yaitu ‘ainiyah. Tetapi Raja di negeri itu yang namanya Utsman bin Ahmad bin Ma’mar yang mulanya menolong tetapi setelah mendengar fatwa-fatwanya lalu mengusir dan berusaha membunuhnya. Kemudian ia pindah ke Dur’iyah yang rajanya bernama Muhammad bin Sa’ud. Di daerah ini Muhammad bin Abdul Wahab didukung sepenuhnya oleh penguasa negeri tersebut, sehingga bersatulah antara ulama dan penguasa yang akhirnya bergabunglah antara paham agama dengan raja. Karena didukung oleh kekuasaan Raja, maka Muhammad bin Abdul Wahab sangat leluasa menfatwakan faham-fahamnya tersebut, bahkan pengikutnya semakin bertambah. Biasanya dia menfatwakan orang-orang di Makkah itu banyak yang kafir, karena mereka berdo’a dengan bertawasul dihadapan makam Nabi, membolehkan berkunjung jauh menziarahi makam Nabi, memuji-muji Nabi dengan membaca sholawat burdah, dalailul khairat yang dianggap berlebih-lebihan memuji Nabi, membaca kisah-kisah maulid Barzanji dan akhirnya mereka dikafirkan karena tidak mau mengikuti Muhammad bin Abdul Wahab. Pendapat-pendapat mereka yang terkesan berani dan ekstrem, antara lain: mengingkari kenabian Adam, Syits, dan Idris, mengkafirkan Hawa, mengatakan alam azali, neraka fana’, menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, mengatakan Allah jism, menisbatkan anggota badan, duduk dan sifat-sifat makhluk kepada Allah. Faham-faham Wahabi yang bisa kita lihat pada saat sekarang adalah dengan cara mengetahui amalan-amalannya antara lain : mengharamkan berdo’a berjama’ah, mengharamkan adzan kedua pada sholat Jum’at, mengharamkan sholat sunnah qobliyah Jum’at, mengharamkan berjabat tangan setelah selesai sholat berjam;ah, haram beristigotsah, tawasul, tahlilan dan lain sebagainya. Penisbatan radikalisme dalam kubu gerakan ini dikarenakan barang siapa yang tidak sesuai atau ikut dalam kelompoknya, maka halal darahnya untuk dibunuh karena sudah berstatus kafir. Salah satu contohnya adalah seperti yang dikutip dalam koran As-Safar Sabtu 30 Mei 2001, Muhammad Hasanin merilis isi sebuah dokumen yang mengatakan bahwa salah seorang pembesar Wahabiyah mengatakan: “Tidak seyogyanya ada peperangan antara orang-orang pilihan Islam (Wahabi) kecuali melawan orang-orang musyrik dan kafir, orang kafir yang musyrik pertama kali adalah orang-orang Turki Usmaniyah dan juga keturunan Bani Hasyim dan ringkasnya seluruh pengikut Nabi Muhammd selain kelompok Wahabi.”
@@farhanzaki9336 هَلۡ عِندَكُم مِّنۡ عِلۡمٍ فَتُخۡرِجُوهُ لَنَآ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا تَخۡرُصُونَ ...... "Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira." Q.S. Al-An'aam:148
@@farhanzaki9336 SYIAH MENURUT RASULULLAH MUHAMMAD SAW Beda dengan ummatnya yg mengaku islam tapi sebagian kecil diantaranya dari jaman dulu hingga sekarang ada yg membenci hingga mengkafirkan dan menghalalkan darah imam ahlulbait dan syiahnya, Rasulullah Muhammad saw justru memuji yg menjadi syiah ahlulbait, berikut sekumpulan hadits shahih dari beliau saw : 1. Hadis dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pernah bersama Nabi Saw dan pada saat yang Ali (bin Abi Thâlib) datang. Rasulullah Saw pun bersabda, ‘Demi Allah yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini (Ali) dan Syiahnya adalah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat.’ Kemudian turunlah ayat, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.(QS. Al-Bayyinah [98]: 7) Sejak saat itu, para sahabat Nabi setiap kali Ali datang berkata, ‘Sebaik-baik makhluk telah datang.’” (Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Al-Durr Al-Mantsûr fî Al-Tafsîr bi Al-Ma’tsûr, juz. 15, h. 577, Dar Al-Fikr, Mesir, cet. 1, 2003 M (1424 H). Riwayat tersebut juga diriwayatkan oleh: Sayyid Mahmud Al-Alusi Al-Baghdadi, Rûh Al-Ma’ân-Al’ Sab-Azhîm wa Al’-ân Al’Qur-î fî Tafsîr AlMatsânî, juz 15, h. 431-432, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 1994. Ibnu ‘Athiyyah, Al-Andalusi, Abd Al-Haqq bin Ghalib, Al-Muharrar Al-Wajîz fî Tafsîr Al-Kitâb Al-Azîz, juz 5, h. 508, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 2001. Ubaydullah bin Ahmad Haskani, Syawâhid Al-Tanzîl li Qawâid Al-Tafdhîl, vol. 2, h. 459-461, cet. 1, Publication of Ministry of Islamic Guidance, Tehran, Iran, 1990. Muhammad bin Ali Al-Syaukani, Fath Al-Qâdir, juz. 5, h. 581-2, cet. 1, Dar Al-Kalim Al-Thayyib, Beirut, Lebanon, 1993). 2. Hadis Abdullah bin Abi Rafi’ dari ayahnya, “Nabi Saw bersabda kepada Ali, ‘Engkau dan Syiahmu, nanti menjumpaiku di telaga akan minum sepuasnya, wajah-wajah kalian putih bersinar, sementara musuh-musuhmu akan menjumpaiku dalam keadaan haus.’”(Al-Thabarani, Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, cet. 2, Maktabah Ibnu Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1983). 3. Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata, Rasulullah Saw berkhutbah dan aku mendengar beliau bersabda, “Wahai manusia! Barang siapa membenci kami Ahlul Bait niscaya ia akan dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan Yahudi.” Aku bertanya, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat dan menganggap dirinya seorang muslim…, maka aku memohon ampunan untuk Ali dan Syiahnya.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 272-3, hadis 15009, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M, 1414 H. Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Awsath, juz 4, h. 211-2, hadis 4002, Dar Al-Haramain, Kairo, Mesir, 1995 M / 1415 H). 4. Dari Abu Hurairah, bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, mana yang lebih anda cintai, aku ataukah Fatimah?” Rasul bersabda, ‘Fatimah lebih aku cintai dari pada kamu, sementara kamu lebih mulia darinya. Sehingga seakan-akan aku bersamamu di telagaku, sementara manusia diusir dari telaga. Sesungguhnya di atas telaga itu ada cawan-cawan seperti bilangan bintang di langit. Sungguh aku, kamu, Al-Hasan, Al-Husain, Fatimah, Aqil, dan Jafar berada di surga bersama di atas dipan-dipan yang saling berhadapan. Kamu bersamaku dan Syiahmu di surga.’ kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat, Mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.’ (QS. Al-Hijr [15]: 44) “Tidak seorang pun memperhatikan temannya di belakang.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 274-5, hadis 15016, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M / 1414 H). Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Sesungguhnya empat kelompok pertama yang akan masuk surga adalah aku dan engkau, Al-Hasan dan Al-Husein beserta keturunan kita di belakang kita, sementara para istri kita di belakang keturunan kita, dan Syiah kita di sisi kanan dan kiri kita?”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 950, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H). Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Engkau dan Syiahmu akan mendatangiku di telaga dengan puas meminumnya, wajah-wajah kalian bercahaya, sedangkan musuh-musuhmu akan mendatangiku kehausan dan berwajah buruk.”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 948, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H). 5. Dari Ali bin Abi Thalib ra, “Kekasihku Saw bersabda, ‘Wahai Ali! Engkau dan Syiahmu akan menghadap Allah dalam keadaan ridha dan diridhai sedangkan musuhmu dalam keadaan marah dan jijik.’”(Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 214, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H). 6. Al-Thabari (w. 310 H/923 M) dalam Tafsîr Al-Thabarî, menuliskan tafsir Q.S Al-Bayyinah [98]: 7, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk, Rasulullah Saw bersabda, ‘Engkau ya Ali dan Syiahmu.’ (Al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarîr, Tafsîr Al-Thabari: Jâmi’ Al-Bayân ‘an Ta’wîl Al-Qur’ân, juz 24, h. 556, cet. 1, Markaz Buhuts wa Al-Dirasat Al-’Arabiyyah wa Al-Islamiyyah, Kairo, Mesir, 2001 M / 1422 H). Semua riwayat yang tertera di atas membuktikan bahwa istilah “Syiah Ali” diucapkan sendiri oleh lisan suci Rasulullah Saw untuk pengikut Ali bin Abi Thalib, bukan produk sejarah seperti yang dituduhkan. Hadis-hadis tersebut diriwayatkan oleh para ulama besar Ahlusunnah, seperti Al-Thabari yang kitab tafsirnya diakui oleh mayoritas kaum muslimin. Bahkan, Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 M) ketika ditanya tentang tafsir yang paling mendekati kebenaran dengan Alquran dan Alsunnah, antara Al-Zamakhsyari (w. 538/1143 M), Al-Qurthubi (w. 671 H/1273 M), dan Al-Baghawi (w. 510/1116) , dia berkata, “Adapun kitab tafsir paling sahih di antara tafsir-tafsir yang ada di hadapan manusia, adalah Tafsir Muhammad bin Jarir Al-Thabari. Karena beliau menyebutkan perkataan para salaf dengan sanad-sanad yang kuat. Tidak ada bidah di dalamnya…”(Al-Imam Al-Allamah Taqiy Al-Din Ibnu Taimiyah, Tafsîr Al-Kabîr, juz 2, h. 254-5, Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon).
SYUHADA KARBALA (SYUHADA SYIAH YANG SYAHID DI KARBALA) Syuhada Karbala (bahasa Arab:شهداء كربلاء) yaitu 70an hingga 100an orang-orang muslim mencakup Imam Husain as dan syiahnya (sebagian besar dari keturunan Bani Hasyim dan sebagian besar para sahabat Imam Husain) yang gugur syahid berperang melawan sekitar 20.000an muslim pasukan Umar bin Sa'ad pada hari Asyura tahun 61 H/681 di Karbala. Jumlah Syuhada Karbala tidak diketahui secara tepat, namun menurut perkataan masyhur, mereka semua berjumlah kurang lebih 70an orang atau sekitar 120an orang. Nama-nama sebagian dari mereka disebutkan dalam kitab-kitab yang menerangkan tentang Peristiwa Karbala. Namun, nama-nama sebagian lainnya hanya disebut dalam beberapa sumber tertentu saja. 18 orang dari syuhada Karbala dari keturunan Bani Hasyim dan sisanya dari para sahabat Imam Husain as. Abbas bin Ali as dan Ali Akbar, putra Imam Husain adalah dua tokoh yang paling terkenal dari syuhada Bani Hasyim dan Hur bin Yazid al-Riyahi, Habib bin Mazhahir dan Muslim bin Ausajah adalah para tokoh yang paling ternama dari syuhada selain Bani Hasyim. Selain Hur bin Yazid, syuhada ini dikuburkan di Karbala. Berikut daftar beberapa nama nama Syuhada Karbala : Anak-Anak Imam Ali as : 1. Abbas bin Ali as (Abul Fadhl Abbas) 2. Abdullah bin Ali 3. Utsman bin Ali 4. Ja'far bin Ali 5. Abu Bakar bin Ali 6. Muhammad bin Ali 7. Aun bin Ali 8. Umar bin Ali Anak-Anak Imam Hasan as : 1. Qasim bin Hasan 2. Abu Bakar bin Hasan 3. Abdullah bin Hasan Anak-Anak Imam Husain as : 1. Ali bin Husain, yang terkenal dengan Ali Akbar 2. Abdullah bin Husain, yang terkenal dengan Ali Ashgar Keluarga Bani Hasyim Lainnya : 1. Ja'far bin Aqil 2. Abdurrahman bin Aqil 3. Abdullah bin Aqil 4. Muhammad bin Abu Sa'id bin Aqil 5. Abdullah bin Muslim bin Aqil 6. Muhammad bin Abdullah bin Ja'far 7. Aun bin Abdullah bin Jakfar Nama 42 orang dari keluarga Bani Hasyim yang syahid di Karbala dan hanya tercatat dalam beberapa sumber saja : 1. Ibrahim bin Ali 2. Abbas Ashgar bin Ali 3. Ja'far bin Ali 4. Abdullah Akbar bin Ali 5. Abdullah Ashgar bin Ali 6. Ubaidillah bin Ali 7. Umar bin Ali 8. 'Atiq bin Ali 9. Qasim bin Ali 10. Basyar bin Hasan 11. Umar bin Hasan 12. Abu Bakar bin Husain 13. Abu Bakar bin Qasim bin Husain 14. Ibrahim bin Husain 15. Ja'far bin Husain 16. Hamzah bin Husain 17. Zaid bin Husain 18. Qasim bin Husain 19. Muhammad bin Husain 20. Umar bin Husain 21. Muhammad bin Aqil 22. Muhammad bin Abdullah bin Aqil 23. Hamzah bin Aqil 24. Ali bin Aqil 25. 'Aun bin Aqil 26. Ja'far bin Muhammad bin Aqil 27. Abu Sa'id bin Aqil 28. Ibrahim bin Muslim bin Aqil 29. Muhammad bin Muslim bin Aqil 30. Abdurrahman bin Muslim bin Aqil 31. Ubaidillah bin Muslim bin Aqil 32. Abu Abdillah bin Muslim bin Aqil 33. Ali bin Muslim bin Aqil 34. Ibrahim bin Ja'far 35. Abu Bakar bin Abdulah bin Ja'far 36. 'Aun Ashgar bin Abdullah bin Ja'far 37. Husain bin Abdullah bin Ja'far 38. Ubaidillah bin Abdullah bin Ja'far 39. 'Aun bin Ja'far bin Ja'far 40. Muhammad bin Ja'far 41. Muhammad bin Abbas 42. Ahmad bin Muhammad Hasyimi Dari Kalangan Sahabat Rasulullah saw : 1. Anas bin Harits 2. Abdurrahman bin Abdu Rabbah Anshari 3. Muslim bin Ausajah Asadi Dari Kalangan Sahabat Imam Ali a.s : 1. Abu Tsumamah al-Shaidi 2. Habib bin Mazhahir Asadi 3. Zahir 4. Ammar bin Abi Salamah Dalani al-Hamdani 5. Sa’ad bin Harits al-Khuzai 6. Abdullah bin ‘Umair Kalbi 7. Kardaus bin Zahir 8. Nafi’ bin Hilal Jamali Dari Sahabat-sahabat Imam Husain a.s : 1. Abu Ibrahim bin Husain 2. Kemenakan Hudzaifah bin Asid Ghifari 3. Abu Hayyaj 4. Adham bin Umayyah 5. Anis bin Ma’qil Ashbahi 6. Burair bin Khudhair al-Hamdani 7. Basyir bin Amr Hadhrami 8. Jabir bin Hajjaj 9. Jabalah bin Ali Syaibani 10. Junadah bin Harits 11. Jundab bin Jarir 12. Jaun 13. Juwain bin Malik 14. Harits bin Imru’ al-Qais 15. Harits bin Nabhan 16. Budak Hamzah bin Abdul Mutthalib 17. Hatuf bin Harits 18. Hajjaj bin Zaid 19. Hajjaj bin Masyruq 20. Hurr bin Yazid al-Riyahi 21. Hallas bin ‘Amr 22. Nu’man bin ‘Amr 23. Hanzhalah bin As’ad 24. Rafi’, yang mengikat perjanjian dengan Bani Syandah 25. Zumaits bin ‘Amr 26. Zuhair bin Bisyr Khan’ami 27. Zuhair bin salim Azdi 28. Zuhair bin Qain Bajali 29. Zaid bin Ma’qil 30. Salim, yang mengikat perjanjian dengan Ibnu Mudniyah 31. Sa’ad bin Hanzhalah Tamimi 32. Sa’id bin Abdullah Hanafi 33. Sa’id bin Kardam 34. Sulaiman 35. Sulaiman bin Rabi’ah 36. Siwwar bin Abu Himyar 37. Suwaid bin ‘Amr bin Abi Mutha’ 38. Saif bin Harits Jabiri 39. Syabib bin Abdullah Nahsyali 40. Saif bin Malik 41. Dharghamah bin Malik 42. Syaudzab 43. Dhubab bin Amir 44. Abbas bin Abu Syabib Syakiri 45. Amir bin Muslim 46. Salim 47. ‘Ibad bin Abi Muhajir 48. Abdurrahman bin Abdullah Arhabi (Yazani) 49. Abdullah bin Qais Ghifari 50. Abdurrahman bin Qais Ghifari 51. Uqbah bin Shalut 52. Ammar bin Hishan Thayi 53. Imran bin Ka’ab 54. Umar bin Ahduts Hadhrami 55. Umar bin Khalid Shaidawi 56. Sa’ad 57. ‘Amr bin Khalid Azdi 58. Khalid bin ‘Amr Azdi 59. ‘Amr bin Dhabi’ah 60. ‘Amr bin Abdullah Junda’i 61. ‘Amr bin Qarazhah Anshari 62. Ghulam Turk 63. Qarib 64. Qasim bin Habib Azdi 65. Qa’nab bin ‘Amr Namiri 66. Kinanah bin ‘Athiq 67. Malik bin Abd bin Sari’ Jabiri 68. Mujammi’ bin Ziyad 69. Mujammi’ bin Abdullah ‘Aidzi 70. Putra Mujammi’ bin Abdullah ‘Aidzi 71. Mas’ud bin Hajjaj 72. Abdurrahman bin Mas’ud 73. Muslim (Aslam) bin Katsir 74. Munjih 75. Na’im bin ‘Ajlan 76. Hafhaf bin Muhannad Rasibi 77. Hammam bin Salamah Qanishi (Qaidhi) 78. Wahb bin Wahb 79. Yahya bin salim Mazini 80. Abu Sya’sya’a, Yazid bin Ziyad bin Muhashir 81. Yazid bin Nabith ‘Abdi 82. Abdullah bin Nabith ‘Abdi 83. Ubaidillah bin Nabith ‘Abdi Proses dan Tempat Kuburan Para Syuhada : Dijelaskan bahwa hari ke-11 atau hari ke-13 Muharram adalah waktu penguburan para syuhada Karbala. menurut sebagian perkataan, sekembalinya Ibnu Sa’ad dan para pengikutnya, sekelompok dari Bani Asad yang berdiam di sekitar Karbala ketika malam mereka memasuki ke arena Karbala supaya terjaga dari para musuh dan mulai menyalati Imam Husain as dan para sahabatnya dan kemudian menguburkan mereka. Sebagian besar para syuhada Karbala dikuburkan di perkuburan massal yang letaknya lebih rendah dari kuburan Imam Husain as di Karbala. Ali Akbar dikuburkan dekat kaki Imam Husain as. Sementara Ali Ashgar berdasarkan pendapat yang masyhur dikuburkan di samping Imam Husain as. Makam Abbas bin Ali terletak dekat sungai ‘Alqamah. Hurr bin Yazid al-Riyahi dikuburkan di luar kota Karbala.
@@ilalangberbisik5368 PEMBUNUH IMAM HUSAIN AS YG TERCATAT DALAM KITAB ASWAJA Ulama ulama Sunni telah menegaskan bahwa Yazid bin Mu’awiyah adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Imam Husain, diantara Ulama ulama Sunni yang berpendapat demikian adalah Ibnu Katsiir, Ibnu Jauziy, Adz Dzahabiy, As Suyuthiy, Ibnu Hazm dan selainnya. قلت ولما فعل يزيد بأهل المدينة ما فعل وقتل الحسين وأخوته وآله وشرب يزيد الخمر وارتكب أشياء منكرة بغضه الناس وخرج عليه غير واحد ولم يبارك الله في عمره [Adz Dzahabiy] aku katakan “dan ketika Yazid melakukan terhadap penduduk Madinah apa yang telah ia lakukan, membunuh Husain, saudaranya dan keluarganya, Yazid meminum khamar, dan melakukan berbagai perbuatan mungkar, orang-orang jadi membencinya, menyimpang darinya lebih dari sekali dan Allah SWT tidak memberikan barakah dalam hidupnya” [Tarikh Al Islam Adz Dzahabiy 2/65] As Suyuthiy dalam Tarikh Al Khulafaa’ setelah menyebutkan kisah pembunuhan Imam Husain, ia berkata : لعن الله قاتله و ابن زياد معه و يزيد Laknat Allah atas yang membunuhnya, Ibnu Ziyaad dan Yaziid [Tarikh Al Khulafaa’ 1/182] Ibnu Katsiir dalam kitabnya Bidayah Wan Nihayah berkata : وقد أخطأ يزيد خطأ فاحشا في قوله لمسلم بن عقبة أن يبيح المدينة ثلاثة أيام، وهذا خطأ كبير فاحش، مع ما انضم إلى ذلك من قتل خلق من الصحابة وأبنائهم، وقد تقدم أنه قتلالحسين وأصحابه على يدي عبيد الله بن زياد Dan sungguh Yazid telah berbuat kesalahan dengan kesalahan yang begitu keji, ia memerintahkan kepada Muslim bin ‘Uqbah untuk menyerang Madinah selama tiga hari, dan ini kesalahan yang besar dan keji, bersamaan dengan itu banyak sahabat dan anak-anak mereka terbunuh, dan telah disebutkan sebelumnya bahwa ia telah membunuh Husain dan para sahabatnya melalui tangan Ubaidillah bin Ziyaad [Al Bidayah Wan Nihayah 8/243] Terdapat riwayat yang menunjukkan bahwa Yazid terlibat dalam pembunuhan Imam Husain sehingga kepala Imam Husain dibawa Ubaidillah bin Ziyaad kepada Yazid dan Yazid menusuk kepala Imam Husain tersebut : قال ابن أبي الدنيا وثنا أبو الوليد ، قال ثنا خالد بن يزيد بن أسد قال ثنا عمار الدهني عن أبي جعفر قال وضع رأس الحسين بين يدي يزيد وعنده أبو برزة، فجعل يزيد ينكت بالقضيب على فيه ، ويقول نفلقن هاماً…فقال له أبو برزة : ارفع قضيبك فوالله لربما رأيت فاه رسول الله صلى الله عليه وسلم على فيه يلثمه قال ابن ابي الدنيا وثنا سلمة بن شبيب قال ثنا الحميدي عن سفيان قال سمعت سالم بن أبي حفصة يقول قال الحسن جعل يزيد بن معاوية يطعن بالقضيب موضع في رسول الله صلى الله عليه وسلم Ibnu Abi Dunyaa berkata telah menceritakan kepada kami Abul Waliid yang berkata telah menceritakan kepada kami Khalid bin Yaziid bin Asad yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ammar Ad Duhniy dari Abu Ja’far yang berkata Kepala Husain diletakkan dihadapan Yazid dan disisinya ada Abu Barzah, maka Yazid menusuknya dengan tongkat seraya berkata “telah terpotong kepala…” maka Abu Barzah berkata “angkat tongkatmu, demi Allah aku telah melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menciumnya” Ibnu Abi Dunyaa berkata dan telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabiib yang berkata telah menceritakan kepada kami Al Humaidiy dari Sufyaan yang berkata aku mendengar Salim bin Abi Hafshah mengatakan Al Hasan berkata “Yazid bin Mu’awiyah menusuk dengan tongkat [kepala Husain] pada tempat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] [menciumnya]…[Ar Rad ‘Ala Al Muta’ashib Ibnu Jauziy hal 58] Sanad dari Ibnu Jauziy sampai ke Ibnu Abi Dunyaa, disebutkan dalam riwayat yaitu sebagai berikut : أخبرنا محمد بن ناصر ، قال : أخبرنا جعفر بن أحمد بن السراج ، قال : أخبرنا أبو طاهر محمد بن علي العلاف ، قال : أخبرنا أبو الحسين ابن أخي ميمي ، قال : ثنا الحسين بن صفوان ، قال : ثنا عبد الله بن محمد بن أبي الدنيا القرشي Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Naashr yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ja’far bin Ahmad bin As Siraaj yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abu Thaahir Muhammad bin Aliy Al ‘Alaaf yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abu Husain bin Akhiy Miimiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Shafwaan yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad bin Abi Dunyaa Al Qurasyiy… [Ar Rad ‘Ala Al Muta’ashib Ibnu Jauziy hal 57] Riwayat Ibnu Abi Dunyaa di atas dikuatkan pula oleh riwayat Ibnu Sa’ad : أخبرنا كثير بن هشام قال حدثنا جعفر ابن برقان قال حدثنا يزيد بن أبي زياد قال لما أتي يزيد بن معاوية برأس الحسين بن علي جعل ينكت بمخصرة معه سنه Telah mengabarkan kepada kami Katsiir bin Hisyaam yang berkata telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Burqaan yang berkata telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Abi Ziyaad yang berkata ketika didatangkan kepada Yazid bin Mu’awiyah kepala Husain bin Aliy ia menusuknya dengan tongkat yang ia bawa…[Thabaqat Ibnu Sa’ad 6/448] Kemudian dikuatkan lagi oleh riwayat Dhahhaak bin Utsman Al Hazaamiy sebagaimana yang disebutkan Ath Thabraniy : حدثنا علي بن عبد العزيز ثنا الزبير بن بكار حدثني محمد بن الضحاك بن عثمان الحزامي عن أبيه قال خرج الحسين بن علي رضي الله عنهما إلى الكوفة ساخطا لولاية يزيد بن معاوية فكتب يزيد بن معاوية إلى عبيد الله بن زياد وهو واليه على العراق إنه قد بلغني أن حسينا قد سار إلى الكوفة وقد ابتلى به زمانك من بين الأزمان وبلدك من بين البلدان وابتليت به من بين العمال وعندها يعتق أو يعود عبدا كما يعتبد العبيد فقتله عبيد الله بن زياد وبعث برأسه إليه فلما وضع بين يديه تمثل بقول الحسين بن الحمامنفلق هاما من رجال أحبة … إلينا وهم كانو أعق وأظلما Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Abdul Aziz yang berkata telah menceritakan kepada kami Zubair bin Bakaar yang berkata telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Dhahhaak bin ‘Utsman Al Hazaamiiy dari Ayahnya yang berkata Husain bin Aliy [radiallahu ‘anhum] pergi menuju Kufah dalam keadaan marah terhadap kepemimpinan Yazid bin Mu’awiyah. Maka Yazid bin Mu’awiyah menulis kepada ‘Ubaidillah bin Ziyaad dan ia adalah wali-nya atas Irak “bahwasanya telah sampai kepadaku Husain melakukan perjalanan menuju Kufah dan sungguh itu akan menjadi bencana bagi zamanmu dibanding zaman-zaman lainnya dan negrimu dibanding negri-negri lainnya dan akan menimpamu dibanding perbuatan lainnya, dan dengannya engkau akan terbebas atau akan kembali menjadi budak seperti halnya perbudakan para budak, maka Ubaidillah bin Ziyad membunuhnya [Husain] dan mengirimkan kepalanya kepada Yazid, ketika [Kepala Husain] diletakkan di hadapannya maka ia berujar dengan perkataan Husain bin Hamaam “telah terpotong kepala orang yang dicintai…kepada kami mereka durhaka dan zalim” [Mu’jam Al Kabir Ath Thabraniy 3/115 no 2846] Riwayat Shahih Bukhariy : حدثني محمد بن الحسين بن إبراهيم قال حدثني حسين بن محمد حدثنا جرير عن محمد عن أنس بن مالك رضي الله عنهأتي عبيد الله بن زياد برأس الحسين بن علي عليه السلام فجعل في طست فجعل ينكث وقال في حسنه شيئا فقال أنس كان أشبههم برسول الله صلى الله عليه و سلم وكان مخصوبا بالوسمة Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Husain bin Ibrahiim yang berkata telah menceritakan kepadaku Husain bin Muhammad yang berkata telah menceritakan kepada kami Jariir dari Muhammad dari Anas bin Malik [radiallahu ‘anhu] “didatangkan kepada Ubaidillah bin Ziyaad kepala Husain bin Aliy [‘alaihis salaam] maka ia meletakkannya di bejana dan menusuknya, seraya berkata tentang ketampanannya. Maka Anas berkata “Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan saat itu rambutnya disemir dengan wasmah [Shahih Bukhariy 5/26 no 3748]
@@ilalangberbisik5368 PEMBUNUH IMAM HUSAIN AS YG TERCATAT DALAM KITAB SYIAH Terdapat riwayat shahih di sisi mazhab Syi’ah yang membuktikan bahwa Yazid bin Mu’awiyah adalah orang yang bertanggung-jawab atas pembunuhan Imam Husain [‘alaihis salaam] ابن محبوب، عن عبد الله بن سنان قال سمعت أبا عبد الله (عليه السلام) يقولثلاث هن فخر المؤمن وزينه في الدنيا والآخرة: الصلاة في آخر الليل ويأسه مما في أيدي الناس وولايته الامام من آل محمد (صلى الله عليه وآله) قال: وثلاثة هم شرار الخلق ابتلى بهم خيار الخلق: أبو سفيان أحدهم قاتل رسول الله (صلى الله عليه وآله) وعاداه ومعاوية قاتل عليا (عليه السلام) وعاداه ويزيد بن معاوية لعنه الله قاتل الحسين بن علي (عليهما السلام) وعاداه حتى قتله Ibnu Mahbuub dari ‘Abdullah bin Sinaan yang berkata aku mendengar Aba ‘Abdullah [‘alaihis salaam] mengatakan Ada tiga hal yang menjadi kebanggan seorang mukmin dan menjadi keindahan baginya dalam kehidupan dunia dan akhirat yaitu Shalat di akhir malam, tidak mengharapnya ia terhadap apa yang ada di tangan orang-orang, dan wilayah Imam dari keluarga Muhammad [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Beliau berkata “dan ada tiga orang makhluk yang paling buruk telah menyakiti makhluk yang paling baik yaitu Abu Sufyan yang memerangi Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan memusuhinya, Mu’awiyah yang memerangi Aliy [‘alaihis salaam] dan memusuhinya, dan Yazid bin Mu’awiyah laknat Allah atasnya, yang memerangi Husain bin Aliy [‘alaihis salaam] dan memusuhinya sampai membunuhnya [Al Kafiy Al Kulainiy 8/234] Riwayat Al Kulainiy di atas sanadnya shahih, sanad Al Kulainiy sampai Hasan bin Mahbuub telah disebutkan dalam riwayat sebelumnya yaitu dari Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya [Al Kafiy Al Kulainiy 8/233]. Jadi sanad lengkap riwayat di atas adalah Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya dari Hasan bin Mahbuub dari ‘Abdullah bin Sinaan 1. Aliy bin Ibrahim bin Haasyim Al Qummiy adalah seorang yang tsiqat dalam hadis, tsabit, mu’tamad, shahih mazhabnya [Rijal An Najasyiy hal 260 no 680] 2. Ibrahim bin Haasyim Al Qummiy seorang yang tsiqat jaliil. Ibnu Thawus pernah menyatakan hadis yang dalam sanadnya ada Ibrahim bin Haasyim bahwa para perawinya disepakati tsiqat [Al Mustadrakat Ilm Rijal Al Hadis, Asy Syahruudiy 1/222] 3. Hasan bin Mahbuub As Saraad seorang penduduk kufah yang tsiqat [Rijal Ath Thuusiy hal 354] 4. ‘Abdullah bin Sinaan seorang yang tsiqat jaliil tidak ada celaan sedikitpun terhadapnya, ia meriwayatkan dari Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] [Rijal An Najasyiy hal 214 no 558] Riwayat di atas menunjukkan bahwa di sisi mazhab Syi’ah pandangan bahwa Yazid bin Mu’awiyah yang membunuh Imam Husain [‘alaihis salaam] adalah pandangan yang shahih.
@@farhanzaki9336 1. Pahamilah paham Sunni menurut Sunni. Lalu pahamilah Syi'ah menurut Syi'ah. Lalu timbanglah kedua faham tersebut dengan Al Qur'an (القران) dan hadits yang terdapat dalam kitab kutubut tis'ah (كتب التسعة) ala Sunni dan kutubul arba'ah (كتب الأربعة) ala Syiah. 2. Jangan pahami Sunni menurut Syi'ah atau Syi'ah menurut Sunni, dan jangan pula ditimbang dengan hawa nafsu. 3. Sunni dan Syiah adalah muslim. Semoga Allah senantiasa menaungi mereka dengan Maghfiroh dan ridho-Nya..Aamiin.
Arab saudi masih menerima syiah di mekkah dengan tangan terbuka.... diturki erdogan pidato dihadapan masa syiah saat merayakan hari asyura.....di istambul, khalifah ustmaniyah pada masa jayanya menjadikan tentara syiah yanisari sebagai pasukan khususnya.....di indonesia, para ustad sibuk meyakinkan kita untuk memusuhi syiah, Astagfirullah
Saksi perjinahan harus 4 saksi. Saksi yang bagaimana ya pa ustaz. 1 hanya melihat wanita dan pria ada di satu ruangan? 2 saksi melihat keduanya telanjang di satu ruangan. 3 saksi menyaksikan keduanya berpelukan telanjang 4 keempat saksi melihat kelamin laki keluar masuk ke kelamin wanita 5 keempat saksi hanya melihat kedua orang sedang berpelukan telanjang. Mohon lebih jelas agar tidak jadi fitnah.
Ngomong gak nganggo ilmu...gak usah ngomongke syiah...lebih baik ngoreksi diri...lama ngaji kitab kitab hadist tp gak ngerti yen hadist hadist wong wahabi iki menentang Al qur'an...gadist bukori muslim abi dawud dst ditulis atas perintah khalifah Abasiah...khalifsh Abasiah menyiksa ,memenjarakan,dan mengancam keluarganya jk tak mau menulis hadist yg membelokan dan menentang secara tidak langsung ...kaium Ahlus sunah adalah senjata perisai yg diciptakan Abasiah untuk melindungi kekuasaannya atas mekah dan madinah...Ahlus sunah adalah mesin pembunuh yg diciptakan Abasiah untuk msnghabisi bani Hasyim dan pengikut Ali kaum Syiah...Abasiah menciptakan Islam KW 2..yg berpedoman pd hadist hadist yg menentang Al qur'an ..ditulis ktk semua para sahabat sudah meniggal dan tidak menyaksikan apa yg ditulis umat setelahnya...Kekejaman Abasiah melebihi bani Umayah...mereka membantai ribuan kaum mukmin dan menghancurkan bani Hasyim...yg setia pada ajaran Imam Ali dan Itroh Ahlul bait Rosul yaitu Al qur'an dan tagsirnya....Abasiah telah melakukan Genosida pd bani hasyim dan kaum mukmin pengikut Ali...dan menciptakan Islam KW 2...yg berpedoman pd hadist yg menentang Al qur'an. Kalau memang Hadist sbg pedoman dan pendamping Al qur'an kenapa tidak ditulis bersama dg Al qur'an...kenapa hrs menunggu 250 thn penulisannya...mk kalian telah diadu domba oleh khalifah khalifah Abasiah...Abasiah berkuasa selama 1257 thn atas mekah dan madinah setelah menumbangkan Bani Umayah....dan memandang pengikut Ali dan bani hasyim adalah musuh...wahai km yg dungu dan cubluk...belajar agama Islam bertahun tahun tapi tak mendapatkan apa kecuali fitnah dan kesesatan dan menjadi budak kaum Munafig Abasiah yg akan menjadikan tumbal umat tak berdosa dg mengatas namakan Islam...mk kembalilah pd Ajaran ajaran Imam Ali yg telah menuliskan Al Qur'an tanpa cacat dan cela..memerintahkan pd muridnya Aswad duali untuk memberi harokat pd setiap kt dan kalimat Al gur'an....dan menafsirkan Al qur'an spt Rosul menafsirkanya agar umat terjaga dari kesesatan dan perselisihan yg menjadi sbb kehancuran umat...tapi itu semua dihancurkan Abasiah...jgn berbicara seperti bencong kaya Ubstad Wahabi ini...Salam....
Manusia yang selalu menjelekkan dia gak lebih baik dari yang dia jelekkan orang kaya gini jadi ustadz gak cocok kalau jadi penjual jamu di pasar kaget mungkin lebih baik
Subhanallah
Ada 🔥🔥🔥🔥🔥🔥
diberikan sehat buat Pak Ustadz .terus jihad menyebarkan tentang bahayannya syiah .
Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarrakatuh ....barraqallahu fiq Ust
Alhamdulillah dijaman Medsos sekarang ini banyak ilmu yg kita dapatkan..! Informasi tanpa batas..! Dulu belum tahu itu yg Namanya Sunny dan Syiah dan ternyata sekarang sudah jelas semuanya berkat teknologi informasi..! Ternyata Syiah itu bukan bagian dari islam tapi Mereka musuh Islam juga..! Mungkin banyak orang terkecoh..! Dikira saya Syiah itu cuman beda diantara yg 4 Mahzab itu..! Ternyata tidak samasekali..! Mereka bukan Islam..!lihat saja cara beribadahnya saja beda..! Berani Menghina Nabi Muhammad..! Seandainya tidak ada media sosial sperti sekarang ini umat Islam terkecoh dgn Aliran Syiah..! Terkecoh dgn penampilan dan Nama2 tokoh mereka seperti Seorang tokoh Ayatullah Komeini..!
Cri gru dan mengaji langsung biar sanad nya jelas dan nyambung bkn sekedar tau
sie kenz Syia'h bukan Islam. Syi'ah musuh Islam dan umat Islam.
@@johanerojohan2935 betul skali.kapan ya aku blg syiah islam???
@@theblack8356 dya cman mau ngasi tau ja lo saudara ku..
Jngan pkek emosi
Rilakkkk...
Ya allah lindungilah kami umat islam dari segala kesesatan... aamiinn...
Hebat .
Siah raja tega Pembunuh pemberontak di belahan bumi, di negara Yaman orang2 Islam dibunuh dibantai secara sadis. Waspada klo berkembang NKRI
Ada orang syiah mengatakan d komenan youtube, mereka mencitai Nabi Muhammad setelah itu baru Husein, bagaimana ini? Apakah hny tipu daya mereka?00
Ayo saudara muslimin bubarkan syiah di seluruh indonesia jangan kasih tempat
Dilindungi sama aqil sirot juga di jaga banser.
@@farhanzaki9336 buktinya?
alhamdulillah dasar sih'ah majnun
Banyak yang ngaku Habib ternyata mereka syiah....waspada kedok mereka. Didepan kaum muslim mereka berbaik namun ternyata ada strategi lain dibalik itu semua. Waspada, mereka sudah banyak masuk dalam berbagai lini, baik dalam organisasi, organisasi keagamaan, pendakwah, sekolah sekolah, bahkan pemerintahan...waspada
Mngkin itu habaib dr keturunan persia yaitu dr keturunan husen yg beristri org persia.
Syi'ah jelas bukan Islam 👊🏼
broh si syiah iran dapet jatah kuota haji 70.000 dari saudi. artinya buat saudi penjaga mekah, iran adalah muslim. jadi ada 70.000 orang iran diterima sebagai tamu Alloh.
Harus difahami diiran ada jg sunni yg terpaksa bertaqiah spt syiah demi nyawa mereka.kuota diberi sekadar diplomatik bro,tp jangan lupa ulah syiah dimakkah,peristiwa berdarah,hajarul aswad 20 tahun hilang semua ulahnya syiah
Apakah benar 70.000????, Anda lihat sumber darimana
Iran bukan semua syiah,ada sekitar gak lebih 10% islam sunni.
Bukan syiah nya, di iran ada juga yang muslim. Muslim nya yg dapat kuota haji. Bukan iran adalah muslim, tapi didalam iran ada orang muslimnya itu yg insyaa allah lebih tepat. Allahu a’lam
👍💟🤲💟🙏💟😭😭😭
Laknatullah...
Sekacau ini akidah syiah, oun sudah keluar fatwa MUI tentang kesesatan syiah bahkan MUI menerbitkan buku saku untuk dibagikan ke ummat Islam secara gratis, tiba2 ada ormas keagamaan yang bermesraan dengan orang2 syiah, tahu ormas mana khaaaaaaaan.......????
Syiah no Islam !!!...syiah no muslim !!.. jauhi !! Agar kalian selamat..
murrotal openningnya itu syaikh sapa min?
Apakah mungkin syiah benar... ataukah dia salah? Hx para saksi yg tau
SYIAH LEBIH KAFIR DARI ORNG KAFIR
DAN LEBIH SESAT DARI PADA IBLIS.!!
Syi'ah bukan Islam. Syi'ah musuh Islam dan umat Islam.
Biang-fitnah dan Biang-kudeta(PilPres2019) ini (si abdul-Tomat)
mem-fitnah Baginda-Kanjeng-Rosul Muhammad SAW yang SUCI
MANUSIA PALING-SUCI DAN PALING-MULIA SEOLAH-OLAH:
"Suka gonta-ganti pasangan-seks" dengan Nikah-Mut'ah.
Cuman karena pengen bisnis-massa dan pengen meng-intimidasi
murid-murid nya Kanjeng-Imam Ali as (Muslim-Syiah) kemudian
Baginda-Rosul-SAW otomatis terfitnah sesuai
DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH karangan mereka-sendiri.
Kenapa tidak riset dulu mencari definisi-asli dari Nikah-Mut'ah???
Kalau gengsi belajar sejarah-Islam dari Muslim-Syiah, kami bisa
sediakan buku-buku tarikh-kuno nya, tinggal mereka membaca.
Paling-bagus kalau mereka silaturahmi kepada Marja dan Ayatollah
di Iran. Tabayun sambil menjalin ukhuwah-islamiyah. Sekian-bulan
tinggal di Iran untuk merajut benang-kusut sejarah-Islam versi
mereka yang selama ini sudah berabad-abad dipalsukan oleh
Wahabi (anak-keturunan faham Muawiyah bin Abu-Sofyan LA).
UNTUK BISA MENEMUKAN APA AJARAN-ASLI NIKAH-MUT'AH ITU.
Kami bahkan masih simpan salinan kitab-kitab yang klasik
dari Madzhab Muslim-Sunni yang selama berabad-abad dipalsukan
perlahan-lahan oleh Wahabi dan para-pendahulu mereka.
Bahkan kami punya dokumentasi hampir-semua perubahan
(degradasi) untuk beberapa kitab-terpenting akibat
kejahatan-tahrif(pemalsuan) oleh Wahabi terhadap kitab-klasik.
Mantan-preman ini (Adnan bin Haji Zainal) tidak-bersalah.
Amat-sangat wajar jika reaksi dari kaum-awam akan menjadi
kebingungan dan marah karena merasa Agama-Islam nya dibikin
seolah meragukan dan sangat-rancu.
Wajar sekali karena SEOLAH-OLAH ada manipulasi/rekayasa:
Cuman karena pengen memfitnah dan mengintimidasi
Muslim-Syiah dengan Hukum Nikah-Mut'ah nya
ISLAM MAU DIBIKIN KAYAK KRISTEN
(ada rekayasa/manipulasi tangan-manusia didalamnya
UNTUNG SAJA BARU MASALAH FIQH belum-sampai
masalah TAUHID-konsep-ketuhanan SEPERTI KRISTEN):
1.Ada ayat-Quran (An-Nisa:24) berbenturan dengan ayat-Quran
lainnya (Al-Muminun[23]:5-6);
2.Ada ayat-Quran (sumber-hukum-tertinggi) dibatalkan dengan
hadits (sumber-hukum yang levelnya dibawah ayat-Quran).
Sudah jelas itu hadits-palsu donk kalo ada hadits yang
berbenturan dengan (hadits mengkoreksi) ayat-Quran;
3.Kok ada revisi Hukum nya Gusti Alloh SWT dan Rosul-NYA yang
suci (bebas dari tindakan-keliru apalagi PERBUATAN-HINA DALAM
DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH buatan tangan manusia-nakal).
Kalau begitu, bisa saja Hukum Sholat yang tadinya WAJIB jadi
TIDAK-WAJIB. Ada revisi sebagaimana di ajaran-asli Nabi Isa:
"MAKAN BABI ITU HARAM HUKUMNYA tapi di tangan Paulus jadi
HALAL";
4.Belum lagi ada pejabat esselon dibawahnya-Rosul kok
boleh merevisi hukum-Rosul/Tuhan.
ua-cam.com/video/WQQV5gf9Tvg/v-deo.html
ua-cam.com/video/DzMFk-xZ4KE/v-deo.html
Ilham Firdaus Syia'h bukan Islam. Syi'ah musuh Islam dan umat Islam.
Ilham Firdaus yang doyan kawin mut'ah itu adalah orang orang Syi'ah.
koq bisa Syiah menyebar d Indonesia..udh jelas sesat. Koq pada mengikuti
Sesungguhx pertentangan syiah sunni dlm islam adalah perbedaan sikap politik.. mestix kita generasi akhir zaman mencari titik temu dr perbedaan itu. Knp justru kita yg menambah jarak perbedaan?
Yg kami tahu Syiah yg yg tdk seaqidah/ menyimpang itu hy syiah rafidah.. sebaikx jgn digeneralisir pak ustadz.
Sebaikx kita di akhir zaman mewaspadai 2 golongan dr masing2 syiah dan sunni yg menurut sebagian ulama adalah kelompok yg disusupi yahudi dan khawarij. Siapa mrk? Dr kalangan syiah adalah yg terll keras menentang sunni yaitu syiah Rafidah sdgkn dr golongan sunni jg yg paling keras menentang syiah yaitu golongan Wahabi.
Wallahu a'lam..
Yg jelas ummat akhir zaman perlu tahu sesungguhx ahlul bait itu syiah.. tp bukan rafidah.
Knp kita ikut2an membenci ahlul bait??
Ingat Imam Syafi,i sj hy melarang sholat di belakang syiah Rafidah.. bkn syiah scr umum.
Dan Imam Mahdi yg kita tunggu2 adalah turunan ahlul bait..
Jd logika sy mengatakan tdk akan turun Imam Mahdi sebelum Sunni dan Syiah berdamai.
Smg logika ini tdk sesat 😁✌
joss...
tp ada baiknya bhs anda di perhalus sedikit
semoga anda sekeluarga dlm kebaikan dan dlm rahmat dan kasih sayang Alloh yg tiada batas
Ikhwan Hidayanto Aamiin ya Allah.. maaf jika bahasa sy agak kasar ikhwan.. jika ada yg keliru tolong diluruskan🙏 terimakasih atas do'anya.. smg antum dg keluarga jg sll dlm ridho Allah Rabbul Arsyil Adzim..
Fiz Haq Semua Syi'ah bukan Islam. Semua Syia'h musuh Islam dan umat Islam.
Johanero Johan byk2 membaca bro..
Fiz Haq kamu Kristen ya?
Fitnah yang jelek tentang nabi Muhamad....gak perlu di ulang ulang...saya gak suka mendengarnya ...
Biadab bener tuh syi'ah menuduh istrinya rosulullah tukang jinah.
Biang-fitnah dan Biang-kudeta(PilPres2019) ini (si abdul-Tomat)
mem-fitnah Baginda-Kanjeng-Rosul Muhammad SAW yang SUCI
MANUSIA PALING-SUCI DAN PALING-MULIA SEOLAH-OLAH:
"Suka gonta-ganti pasangan-seks" dengan Nikah-Mut'ah.
Cuman karena pengen bisnis-massa dan pengen meng-intimidasi
murid-murid nya Kanjeng-Imam Ali as (Muslim-Syiah) kemudian
Baginda-Rosul-SAW otomatis terfitnah sesuai
DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH karangan mereka-sendiri.
Kenapa tidak riset dulu mencari definisi-asli dari Nikah-Mut'ah???
Kalau gengsi belajar sejarah-Islam dari Muslim-Syiah, kami bisa
sediakan buku-buku tarikh-kuno nya, tinggal mereka membaca.
Paling-bagus kalau mereka silaturahmi kepada Marja dan Ayatollah
di Iran. Tabayun sambil menjalin ukhuwah-islamiyah. Sekian-bulan
tinggal di Iran untuk merajut benang-kusut sejarah-Islam versi
mereka yang selama ini sudah berabad-abad dipalsukan oleh
Wahabi (anak-keturunan faham Muawiyah bin Abu-Sofyan LA).
UNTUK BISA MENEMUKAN APA AJARAN-ASLI NIKAH-MUT'AH ITU.
Kami bahkan masih simpan salinan kitab-kitab yang klasik
dari Madzhab Muslim-Sunni yang selama berabad-abad dipalsukan
perlahan-lahan oleh Wahabi dan para-pendahulu mereka.
Bahkan kami punya dokumentasi hampir-semua perubahan
(degradasi) untuk beberapa kitab-terpenting akibat
kejahatan-tahrif(pemalsuan) oleh Wahabi terhadap kitab-klasik.
Mantan-preman ini (Adnan bin Haji Zainal) tidak-bersalah.
Amat-sangat wajar jika reaksi dari kaum-awam akan menjadi
kebingungan dan marah karena merasa Agama-Islam nya dibikin
seolah meragukan dan sangat-rancu.
Wajar sekali karena SEOLAH-OLAH ada manipulasi/rekayasa:
Cuman karena pengen memfitnah dan mengintimidasi
Muslim-Syiah dengan Hukum Nikah-Mut'ah nya
ISLAM MAU DIBIKIN KAYAK KRISTEN
(ada rekayasa/manipulasi tangan-manusia didalamnya
UNTUNG SAJA BARU MASALAH FIQH belum-sampai
masalah TAUHID-konsep-ketuhanan SEPERTI KRISTEN):
1.Ada ayat-Quran (An-Nisa:24) berbenturan dengan ayat-Quran
lainnya (Al-Muminun[23]:5-6);
2.Ada ayat-Quran (sumber-hukum-tertinggi) dibatalkan dengan
hadits (sumber-hukum yang levelnya dibawah ayat-Quran).
Sudah jelas itu hadits-palsu donk kalo ada hadits yang
berbenturan dengan (hadits mengkoreksi) ayat-Quran;
3.Kok ada revisi Hukum nya Gusti Alloh SWT dan Rosul-NYA yang
suci (bebas dari tindakan-keliru apalagi PERBUATAN-HINA DALAM
DEFINISI-PALSU NIKAH-MUTAH buatan tangan manusia-nakal).
Kalau begitu, bisa saja Hukum Sholat yang tadinya WAJIB jadi
TIDAK-WAJIB. Ada revisi sebagaimana di ajaran-asli Nabi Isa:
"MAKAN BABI ITU HARAM HUKUMNYA tapi di tangan Paulus jadi
HALAL";
4.Belum lagi ada pejabat esselon dibawahnya-Rosul kok
boleh merevisi hukum-Rosul/Tuhan.
ua-cam.com/video/WQQV5gf9Tvg/v-deo.html
ua-cam.com/video/DzMFk-xZ4KE/v-deo.html
Ilham Firdaus Syia'h bukan Islam. Syi'ah musuh yang Islam dan umat Islam.
Ilham Firdaus kamu Kristen ya?
Ilham Firdaus kamu Syia'h ya.
Ilham Firdaus yg memfitnah Nabi Muhammad Saw adalah orang orang Syi'ah.
Ilham Firdaus yang doyan kawin mut'ah adalah orang orang Syi'ah.
Aisyah bukan istri nabi yang terbaik. Bahkan Aisyah sering menyakiti hati nabi saw saat nabi masih hidup dan sesudah meninggalkan dunia.
Bagaimn bentuk perlakuan aisyah yg mnyakiti Nabi bang? Sy belum pernah dgr ad yg mngisahkannya
@@pelajar2299
Saya persilakan anda untuk membuka kitab :
احياء علوم الدين- الإمام الغزالى- الجزء الثاني : ٤٤ - دار الحياء الكتب العربية.
Syi,ah Laknatullah...
@@untungali-78820
اهل السنة وأهل الشيعة رحمهم الله.
@@almu6496 ngawur ello pngikut ayatolloh khomani iron edan..😆😆😃😂😂
PERAWI SYIAH DALAM KITAB SAHIH BUKHARI WA SHAHIH MUSLIM
Ada 56 orang perawi Syi'ah di dalam kitab Sahih Al Bukhari yang meriwayatkan 2.854 hadis, dan 36 orang di dalam kitab Sahih Muslim dengan 3.871 hadis.
Imam Bukhari ataupun Imam Muslim tidak menjadikan 'keyakinan/aliran/doktrin mazhab yang dianut periwayatnya' sebagai ukuran untuk dapat diterima atau tidak diterima di dalam meriwayatkan hadis.
Yang menjadi fokus penilaian keduanya terhadap para perawi adalah sifat saduq atau kejujuran serta thiqah atau dapat dipercaya dan bertanggung jawab secara moral dan intelektual.
Kita mungkin hampir tidak percaya bahwa ternyata orang orang Syi'ah menjadi guru Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Misalnya, ketika membicarakan 'Ubayd Allah ibn Musa, Al Dhahabi menulis di dalam Asma'nya : 'Guru Al Bukhari, thiqah, shi'i jalad'.
Lalu, tentang Abu Nu'aym Al Fadl ibn Dukayn, Ibn Athir menulis : 'Dia guru Imam Bukhari dan Muslim.....shi'iyyan (syiah)
Yang lebih menakjubkan lagi ialah terungkap adanya relasi mutualistik dan harmonis antara kedua imam hadis Sunni ini dengan para periwayat dari komunitas muslim Syi'ah.
Hendaknya, hal ini menjadi pembelajaran buat kita semua dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian diantara sesama umat, khususnya antara muslim Sunni dan muslim Syi'ah.
Jangan mudah terprovokasi dan gampang terpengaruh untuk mendeskreditkan Syi'ah oleh orang orang atau kelompok kelompok yang tujuannya sedari awal untuk memecah belah dan menimbulkan kebencian diantara sesama umat Islam dan tidak berupaya untuk mempersatukannya.
Gak usah taqiyah.
@@farhanzaki9336
TAQIYAH MENURUT SYIAH
Banyak sekali dalil-dalil yang menjelaskan tentang larangan atau haramnya berdusta, baik di dalam Alquran maupun hadis. Antara lain;
1. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya. (QS. Al-Isrâ [17]: 36)
2. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qâf [50]: 18).
Nabi bersabda, “Ciri-ciri orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia dusta, dan apabila berjanji, ia mengingkari, dan apabila dipercaya dia berkhianat.”
Dusta pada dasarnya haram karena konotasi primernya selalu negatif. Ini juga didasarkan pada definisinya yang umum, yaitu mengutarakan atau mengekspresikan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Bila dusta dianggap sebagai sesuatu yang mutlak buruk, maka semua jenis dusta, didasari niat baik maupun buruk, adalah buruk. Artinya, keburukan dusta merupakan sifat substansial, bukan aksidental. Demikian pula, kejujuran. Bila kejujuran dianggap baik secara mutlak, maka kejujuran yang dapat mengakibatkan malapetaka dan akibat buruk adalah baik dan wajib hukumnya.
Syekh Muhammad Ridha Al-Muzhaffar dalam kitabnya, Aqâ’id Al-Imâmiyah, menuliskan, “Taqiyah harus sesuai dengan aturan khusus berdasarkan kondisi dimana bahaya besar mengancam. Aturan-aturan ini, tercantum dalam banyak kitab fiqih, beserta seberapa besar atau kecilnya bahaya yang menentukan keabsahan taqiyah sendiri.
Taqiyah tidak wajib dilakukan di setiap waktu; sebaliknya, taqiyah boleh dilakukan, dan kadang-kadang perlu untuk tidak bertaqiyah. Contohnya pada kasus dimana mengungkapkan kebenaran akan melancarkan tujuan agama, dan memberi manfaat langsung kepada Islam; dan berjuang demi Islam; sesungguhnya, pada situasi demikian, harta benda dan nyawa harus dikorbankan. Selain itu, taqiyah tidak boleh dilakukan pada kasus yang berakibat pada tersebarnya kerusakan dan terbunuhnya orang-orang tak berdosa; dan pada kasus yang akan mengakibatkan hancurnya agama, dan/atau kerugian yang nyata akan menimpa umat Muslim, baik menyesatkan mereka atau merusak dan menindas mereka.”
Selain itu, sebagaimana yang diyakini kaum Syiah, taqiyah tidak menjadikan kaum Syiah sebagai organisasi rahasia yang berusaha menghancurkan dan merusak, sebagaimana yang coba ditampilkan pembenci Syiah tentang kaum Syiah; kritik-kritik ini memperlihatkan serangan mereka secara verbal tanpa benar-benar memperhatikan persoalan dan berusaha memahami pendapat kami mengenai taqiyah. Taqiyah juga tidak menjadikan bahwa agama beserta perintah-perintahnya menjadi sebuah rahasia dalam rahasia yang tidak dapat diungkap kepada orang-orang yang tidak menganut ajaran-ajarannya.
Lalu bagaimana dapat, ketika kitab-kitab Imamiyah kaum Syiah yang membahas persoalan fiqih, kalam dan agama jumlahnya begitu banyak, dan telah melebihi batas publikasi, mengharapkan negara lain menyatakan keyakinannya. Imam Khomeini dalam bukunya “Pemerintahan Islam” juga memberikan pendapatnya mengenai taqiyah. Ia meyakini bahwa taqiyah boleh dilakukan hanya apabila nyawa seseorang terancam. Sedangkan pada kasus dimana agama Allah Swt, Islam, dalam keadaan terancam, taqiyah tidak boleh dilakukan walau akan menyebabkan kematian orang itu.
Dalam bukunya, Islam Shia” (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Seyyed Hossein Nasr), ulama Syiah, Allamah Thabathaba’i mendefinisikan taqiyah sebagai suatu kondisi dimana seseorang menyembunyikan agamanya atau amalan tertentu agamanya dalam situasi yang akan menimbulkan bahaya sebagai akibat dari tindakan orang-orang yang menentang agamanya atau amalan tertentu agamanya.
Bahaya besar yang menjadikan taqiyah menjadi boleh dilakukan merupakan persoalan yang telah diperdebatkan di antara banyak ulama-ulama Syiah. Menurut pandangan kami, praktik taqiyah diperbolehkan apabila ada bahaya yang nyata yang mengancam nyawa seseorang atau nyawa keluarga seseorang, atau kemungkinan hilangnya kehormatan dan harga diri istri seseorang atau anggota keluarga wanita lainnya dari keluarga itu, atau bahaya hilangnya harta benda seseorang sedemikian rupa sehingga menyebabkan kemiskinan dan membuat seorang lelaki tidak dapat menopang dirinya dan keluarganya.
Thabathaba’i mengutip dua ayat Alquran sebagai rujukan taqiyah, Kecuali karena siasat (tattaquh) untuk melindungi diri (tuqatan) dari mereka… (QS. Âli ‘Imrân [3]: 28). Mengenai ayat ini, ulama Sunni terkenal, Al-Maududi, memberikan penafsirannya dalam mendukung taqiyah. Perhatikanlah bahwa pada ayat di atas, kata “tattaqu” dan “tuqat” memiliki akar kata yang sama seperti taqiyah.
Ayat kedua, Barang siapa kafir setelah beriman, kecuali orang-orang yang dipaksa sedangkan hatinya tetap beriman; tetapi barangsiapa tetap teguh dalam kekafirannya murka Allah menimpanya dan bagi mereka siksaan yang pedih. (QS Al-Nahl [16]:106).
Kemudian Thabathaba’i menjelaskan, “Sebagaimana yang disebutkan dalam sumber hadis kaum Sunni maupun Syi’ah, ayat ini turun berkenaan dengan Ammar Ibn Yasir. Setelah hijrahnya Nabi Muhammad Saw, orang-orang kafir Mekkah memenjarakan beberapa orang Muslim kota itu dan menganiaya mereka. Mereka memaksa orang-orang untuk meninggalkan Islam dan kembali kepada agama tuhan mereka sebelumnya.
Di antara orang-orang yang dianiaya di kelompok ini terdapat Ammar, Ayahnya, dan Ibunya. OrangTua Ammar menolak keluar dari Islam dan mereka meninggal dalam keadaan teraniaya. Tetapi ‘Ammar, untuk menghindari diri dari penganiayaan dan kematian, pura-pura berpaling dari Islam dan menerima tuhan-tuhan berhala. Ia, oleh karenanya menghindari diri dari bahaya. Setelah bebas, ia meninggalkan Mekkah secara sembunyi-sembunyi untuk pergi ke Madinah. Di Madinah, ia menemui Nabi Muhammad Saw. Dalam keadaan perasaan penuh penyesalan dan tekanan atas apa yang telah ia lakukan, ia bertanya kepada Nabi Muhammad Saw apakah perbuatannya telah mengeluarkannya dari agama Islam. Kemudian Nabi Muhammad Saw berkata bahwa kewajibannya adalah apa yang telah ia lakukan. Ayat di atas lalu diturunkan.”
Dua ayat yang disebutkan di atas turun berkenaan dengan kasus-kasus khusus tetapi maknanya meliputi seluruh keadaan dimana pernyataan keyakinan agama atau praktik-praktik agama secara terang-terangan akan menimbulkan bahaya. Selain ayat-ayat ini, ada banyak hadis yang berasal dari anggota keluarga Nabi Muhammad, yang memerintahkan untuk melakukan taqiyah apabila ada bahaya yang mengancam.
Beberapa orang mengkritik kaum Syiah bahwa bertaqiyah dalam agama bertentangan dengan keberanian. Dengan mempertimbangkan tuduhan ini, akan menjelaskan ketidakabsahannya, karena taqiyah dilakukan pada suatu kondisi dimana seseorang menghadapi bahaya yang tidak dapat ia tanggung dan ia lawan.
Melindungi diri dari bahaya semacam itu dan ketidakmampuan melakukan taqiyah dalam situasi tersebut menunjukkan kecerobohan dan kebodohan, bukan keteguhan hati atau keberanian. Kualitas keteguhan hati dan keberanian hanya berlaku ketika ada sedikit celah keberhasilan dalam usaha seseorang. Tetapi sebelum adanya bahaya yang nyata dimana tidak ada kemungkinan selamat, seperti minum air yang mungkin berisi racun atau melemparkan diri ke tumpukan kayu yang sedang menyala atau berbaring di rel dimana kereta api sedang melintas. Tindakan seperti ini merupakan bentuk tindakan yang gila dan bertentangan dengan logika dan akal sehat. Oleh karena itu, kita dapat meringkasnya bahwa taqiyah harus dilakukan hanya ketika ada bahaya yang tidak dapat dihindari dan tidak ada harapan selamat dari usaha kita.
Dengan demikian, jelaslah, dari kutipan di atas, bahwa kaum Syiah tidak menganjurkan kemunafikan, rahasia, dan kepengecutan, sebagaimana yang diartikan segelintir orang. Mereka telah menjadi korban yang menyalahartikan makna taqiyah dengan kemunafikan. Sebenarnya, taqiyah dan kemunafikan adalah dua hal yang sangat berseberangan. Taqiyah adalah menyembunyikan keyakinan dan menampakkan kekafiran, sedangkan kemunafikan adalah menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keyakinan. Keduanya sangat bertentangan dalam fungsi, bentuk, dan maknanya.
Alquran menyatakan kemunafikan dengan ayat berikut, Ketika mereka bertemu dengan orang-orang yang telah beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi ketika mereka kembali kepada para setan mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami berada di pihakmu, dan kami hanya berolok-olok terhadap mereka.” (QS. Al-Baqarah [2]: 14)
Alquran kemudian menyatakan taqiyah dengan ayat berikut, Seorang mukmin dari kalangan Fir’aun, yang menyembunyikan keimanannya, berkata, “Apakah kalian akan membunuh seseorang karena ia mengatakan, Tuhanku adalah Allah?” (QS. Al-Mu’min [40]: 28).
Selain itu, Barang siapa kafir setelah beriman, kecuali orang-orang yang dipaksa sedangkan hatinya tetap beriman, barangsiapa teguh dalam kekafirannya, murka Allah menimpanya dan bagi mereka siksaan yang pedih. (QS. Al-Nahl [16]: 106)
Dan ayat lain menyatakan, Orang-orang beriman tidak boleh lebih memilih orang-orang kafir daripada orang-orang beriman sebagai kawan dan pelindung. Siapa yang melakukan hal itu, putuslah hubungan dengan Allah kecuali karena siasat (tattaquh) untuk melindungi diri (tuqatan) dari mereka… (QS. Âli ‘Imrân [3]: 28)
Penjelasan selengkapnya dapat di baca di :
www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/index.php/s13-berita/penjelasan-mengenai-taqiyah/
Jangan menyesatkan umat islam.kau sesatkan aja golongan kau yg dah sesat tu.
@@hamzahsamah4558
PESAN RASULULLAH MUHAMMAD SAW KEPADA MUSLIMIN UNTUK MENJADI SYIAH AHLULBAIT ATAU MENJADIKAN IMAM AHLULBAIT SEBAGAI KHALIFAH JIKA BELIAU SAW MENINGGAL
Dalil dalam kitab sunni yg menganjurkan muslim untuk bersyiah ke ahlulbait atau menjadikan ahlulbait sebagai khalifah pasca wafatnya rasulullah saw :
Dari Zaid bin Tsabit RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian dua Khalifah yaitu Kitab Allah yang merupakan Tali yang terbentang antara bumi dan langit, serta KeturunanKu Ahlul BaitKu. Keduanya tidak akan berpisah sampai menemuiKu di Telaga Surga Al Haudh. (Hadis Ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad jilid 5 hal 182, Syaikh Syuaib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad menyatakan bahwa hadis ini shahih. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir jilid 5 hal 154, Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid jilid 1 hal 170 berkata “para perawi hadis ini tsiqah”. Hadis ini juga disebutkan oleh As Suyuthi dalam Jami’ Ash Shaghir hadis no 2631 dan beliau menyatakan hadis tersebut Shahih.)
Hadis di atas adalah Hadis Tsaqalain dengan matan yang khusus menggunakan kata Khalifah. Hadis ini adalah hadis yang Shahih sanadnya dan dengan jelas menyatakan bahwa Al Ithrah Ahlul Bait Nabi SAW adalah Khalifah bagi Umat islam. Oleh karena itu Premis bahwa Sang Khalifah setelah Rasulullah SAW itu ditunjuk dan diangkat oleh Rasulullah SAW adalah sangat beralasan dan berdalil.
@@hamzahsamah4558 SYIAH MENURUT RASULULLAH MUHAMMAD SAW
Beda dengan ummatnya yg mengaku islam tapi sebagian kecil diantaranya dari jaman dulu hingga sekarang ada yg membenci hingga mengkafirkan dan menghalalkan darah imam ahlulbait dan syiahnya, Rasulullah Muhammad saw justru memuji yg menjadi syiah ahlulbait, berikut sekumpulan hadits shahih dari beliau saw :
1. Hadis dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pernah bersama Nabi Saw dan pada saat yang Ali (bin Abi Thâlib) datang. Rasulullah Saw pun bersabda, ‘Demi Allah yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini (Ali) dan Syiahnya adalah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat.’ Kemudian turunlah ayat, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.(QS. Al-Bayyinah [98]: 7) Sejak saat itu, para sahabat Nabi setiap kali Ali datang berkata, ‘Sebaik-baik makhluk telah datang.’” (Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Al-Durr Al-Mantsûr fî Al-Tafsîr bi Al-Ma’tsûr, juz. 15, h. 577, Dar Al-Fikr, Mesir, cet. 1, 2003 M (1424 H).
Riwayat tersebut juga diriwayatkan oleh:
Sayyid Mahmud Al-Alusi Al-Baghdadi, Rûh Al-Ma’ân-Al’ Sab-Azhîm wa Al’-ân Al’Qur-î fî Tafsîr AlMatsânî, juz 15, h. 431-432, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 1994.
Ibnu ‘Athiyyah, Al-Andalusi, Abd Al-Haqq bin Ghalib, Al-Muharrar Al-Wajîz fî Tafsîr Al-Kitâb Al-Azîz, juz 5, h. 508, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 2001.
Ubaydullah bin Ahmad Haskani, Syawâhid Al-Tanzîl li Qawâid Al-Tafdhîl, vol. 2, h. 459-461, cet. 1, Publication of Ministry of Islamic Guidance, Tehran, Iran, 1990.
Muhammad bin Ali Al-Syaukani, Fath Al-Qâdir, juz. 5, h. 581-2, cet. 1, Dar Al-Kalim Al-Thayyib, Beirut, Lebanon, 1993).
2. Hadis Abdullah bin Abi Rafi’ dari ayahnya, “Nabi Saw bersabda kepada Ali, ‘Engkau dan Syiahmu, nanti menjumpaiku di telaga akan minum sepuasnya, wajah-wajah kalian putih bersinar, sementara musuh-musuhmu akan menjumpaiku dalam keadaan haus.’”(Al-Thabarani, Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, cet. 2, Maktabah Ibnu Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1983).
3. Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata, Rasulullah Saw berkhutbah dan aku mendengar beliau bersabda,
“Wahai manusia! Barang siapa membenci kami Ahlul Bait niscaya ia akan dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan Yahudi.”
Aku bertanya, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat dan menganggap dirinya seorang muslim…, maka aku memohon ampunan untuk Ali dan Syiahnya.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 272-3, hadis 15009, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M, 1414 H. Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Awsath, juz 4, h. 211-2, hadis 4002, Dar Al-Haramain, Kairo, Mesir, 1995 M / 1415 H).
4. Dari Abu Hurairah, bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, mana yang lebih anda cintai, aku ataukah Fatimah?” Rasul bersabda, ‘Fatimah lebih aku cintai dari pada kamu, sementara kamu lebih mulia darinya. Sehingga seakan-akan aku bersamamu di telagaku, sementara manusia diusir dari telaga. Sesungguhnya di atas telaga itu ada cawan-cawan seperti bilangan bintang di langit. Sungguh aku, kamu, Al-Hasan, Al-Husain, Fatimah, Aqil, dan Jafar berada di surga bersama di atas dipan-dipan yang saling berhadapan. Kamu bersamaku dan Syiahmu di surga.’ kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat, Mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.’ (QS. Al-Hijr [15]: 44) “Tidak seorang pun memperhatikan temannya di belakang.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 274-5, hadis 15016, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M / 1414 H).
Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Sesungguhnya empat kelompok pertama yang akan masuk surga adalah aku dan engkau, Al-Hasan dan Al-Husein beserta keturunan kita di belakang kita, sementara para istri kita di belakang keturunan kita, dan Syiah kita di sisi kanan dan kiri kita?”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 950, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H).
Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Engkau dan Syiahmu akan mendatangiku di telaga dengan puas meminumnya, wajah-wajah kalian bercahaya, sedangkan musuh-musuhmu akan mendatangiku kehausan dan berwajah buruk.”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 948, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H).
5. Dari Ali bin Abi Thalib ra, “Kekasihku Saw bersabda, ‘Wahai Ali! Engkau dan Syiahmu akan menghadap Allah dalam keadaan ridha dan diridhai sedangkan musuhmu dalam keadaan marah dan jijik.’”(Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 214, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H).
6. Al-Thabari (w. 310 H/923 M) dalam Tafsîr Al-Thabarî, menuliskan tafsir Q.S Al-Bayyinah [98]: 7, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk, Rasulullah Saw bersabda, ‘Engkau ya Ali dan Syiahmu.’ (Al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarîr, Tafsîr Al-Thabari: Jâmi’ Al-Bayân ‘an Ta’wîl Al-Qur’ân, juz 24, h. 556, cet. 1, Markaz Buhuts wa Al-Dirasat Al-’Arabiyyah wa Al-Islamiyyah, Kairo, Mesir, 2001 M / 1422 H).
Semua riwayat yang tertera di atas membuktikan bahwa istilah “Syiah Ali” diucapkan sendiri oleh lisan suci Rasulullah Saw untuk pengikut Ali bin Abi Thalib, bukan produk sejarah seperti yang dituduhkan. Hadis-hadis tersebut diriwayatkan oleh para ulama besar Ahlusunnah, seperti Al-Thabari yang kitab tafsirnya diakui oleh mayoritas kaum muslimin.
Bahkan, Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 M) ketika ditanya tentang tafsir yang paling mendekati kebenaran dengan Alquran, antara Al-Zamakhsyari (w. 538/1143 M), Al-Qurthubi (w. 671 H/1273 M), dan Al-Baghawi (w. 510/1116) , dia berkata, “Adapun kitab tafsir paling sahih di antara tafsir-tafsir yang ada di hadapan manusia, adalah Tafsir Muhammad bin Jarir Al-Thabari. Karena beliau menyebutkan perkataan para salaf dengan sanad-sanad yang kuat. Tidak ada bidah di dalamnya…”(Al-Imam Al-Allamah Taqiy Al-Din Ibnu Taimiyah, Tafsîr Al-Kabîr, juz 2, h. 254-5, Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon).
Memang Allah berbahasa Arab ??? Aneh Allah itu kepunyaan segala bangsa jadi sdh pasti Allah tdk berbahasa arab tetapi Allah berbahasa segala bahasa yg ada didunia ini
Nah kamu tau itu?? Allah Swt itu berbahasa apa saja dengan Ummat nya.. Jadi paham kan??
Ada dalilnya anda katakan Allah berbahasa segala bahasa 😂😂😂😂
Agustina Sukirman kamu Kristen ya?
@@arafahmantang2273 otak dongo
Wallahualam yaaa...
Yang jelas Al Qur'an Allah turunkan dg bahasa Arab. Itu ada penjelasan2nya kenapa dg bahasa arab. Gak usah byk mikir.. nanti keblinger kayak islam nusantara.
Syiah bukan Islam banyak perbezaan syiah sesat
Hiiii jijik i kata2nya..
islam itu 1
g ada sunni
g ada pula syiah
umat yg 1
tidak bercerai berai
sunni itu buatan orang
begitupun syiah
Gakusah menghujat, shiah bilang sunni yg sesat, sunni bilang shiah yg sesat , dmk juga ahmadiyah dia mengatakan dialah yg benar islam ????? pusing gue nih
Biar gk pusing belajar lagi tentang kebenaran alqur'an dan hadist soheh
Jgn slh syiah bkn muslim (islam).
Org2 yg suka membid'ah kan sm bahayanya dgn syiah...
Sebab pelaku bid'ah cikal bakalnya dari syiah...
Jangan sembarangan menyesatkan orang lain dan kalian bukan tuhan, klo kalian merasa benar, mk silahkan uraikan ttg 12 Amir atau 12 Khalifah yg ada di Kitab Hadist SHAHIHAIN, klo tdk bisa buktikan, kemungkinannya kalian WAHABI dan pasti akan bersebrangan agama yg dibawa oleh Bani Hasyim. Silahkan jwab.
Gak sembarangan tapi terbukti syiah itu bukan Islam,jadi kalau bukan islam kafirlah.
Mengapa shiah berkembang pesat di iran? Apa orang iran itu tidak berakal bisa memilah dan memilah yg baik dan buruk? Jika shiah sesat knp bagi orang iran malah diterima dgn suka cita? Aneh yah? Heran bagi saya sih.
Krena kesamaan paham dgn dalih ahlul bait kmudian di bumbui dendam politik antar bangsa.
Syiah ujut kerna dedam parsi pd islam dn mrk bijak m,mensong umt islm oleh sng mrk d ikut pd mrk yg lmh iman nya,
Kata alloh kaya kenal alloh aja
Lamun ustadz anu moal ngagogoreng mahzab nu lainna mun ustadz pagadaganana mitnah aing te ragu kana omonganana
Ngustadz wahabi bisanya bikin fitnah dari kitab2 wahabi saja g laku di dunia mwsir menolak ajaran wahabi tapi shiah di ajarkan waktu akan membuktikan
RIWAYAT SHAHIH TENTANG TANDUK SETAN (DAJJAL) DARI NAJD (sekarang YAMAMAH RIYADH, DIR'AH, dan sekitarnya di KERAJAAN SAUDI ARABIA) :
Dari ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda :”Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman bagi kami.“ Mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” beliau menjawab: “Ya Allah berkahilah Syam (palestina, libanon, jordania, suriah) dan Yaman bagi kami.” mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: Di Najd itu tempatnya segala kegoncangan dan berbagai macam fitnah. Dan disana akan lahir generasi pengikut syetan.”
Hadit shahih ini diriwayatkan oleh Al Bukhari (979), al-Turmudzi (3888) dan ahmad (5715). Menurut para ulama seperti al-Imam al-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Al-Hafidz Al-Ghummari, al-Hafidz al-‘Abdari dan lain-lain, maksud dari generasi pengikut syetan adalah yang akan lahir di Najd dalam hadits tersebut adalah kelompok Wahabi.
Karena sangat pentingnya untuk mewaspadai hal tersebut, maka akan timbul pertanyaan, siapakah kelompok Wahabi itu sebenarnya? serta amaliyah- amaliyah seperti apa yang mereka lakukan sehingga Nabi mengatakan bahwa mereka adalah generasi pengikut syetan? Disini akan diuraikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sangat fundamental tersebut.
Pelopor kelompok ini adalah Muhammad bin Abdul Wahab an Najdi. Oleh karena itu para ulama mengatakan paham/sekte ini dengan sebutan Wahabiyah, dinisbatkan kepada ayahnya yaitu Abdul Wahab. Walaupun secara nomenklatur penamaannya sebenarnya salah, karena pembangun pertama asas gerakan ini adalah Muhammad, bukan Abdul Wahab. Namun bukan merupakan esensi mengenai permasalahan ini.
Muhammad bin Abdul Wahab berasal dari kabilah bani Tamim, lahir tahun 1115 H, dan wafat 1206 H. menurut buku Kasyfus Syubahat yang ditulis oleh cucunya, yaitu Abdul Lathif bin Ibrahim Ali Syekh bahwa Muhammda bin Abdul Wahab lahir di suatu desa yang bernama “ainiyah”.
Pada awalnya dia belajar di Makkah dan Madinah, diantara gurunya adalah Syekh Muhammad Sulaiman Al Kurdi, Syekh Abdul Wahab (ayahnya sendiri), dan kakaknya Sulaiman bin Abdul Wahab. Namun sungguhpun demikian, walaupun semua gurunya berfaham ahlusunnah wal jama’ah, akan tetapi Muhammad bin abdul Wahab ini mengajarkan ajaran baru yang nyleneh dan tidak sesuai dengan kebanyakan para ulama.
Mula-mula pada saat dia di Madinah melihat amalan-amalan/ibadat-ibadat orang Islam dihadapan makam Nabi yang berlainan dengan syari’at Islam, menurut kacamatanya. Kemudian pindah ke Basra dan menyiarkan fatwanya yang ganjil-ganjil tetapi dia segera diusir oleh penguasa dan dikeluarkan dari kota Basrah.
Kemudian ia menyampaikan fatwanya yang lagi-lagi sangat ganjil di negerinya sendiri yaitu ‘ainiyah. Tetapi Raja di negeri itu yang namanya Utsman bin Ahmad bin Ma’mar yang mulanya menolong tetapi setelah mendengar fatwa-fatwanya lalu mengusir dan berusaha membunuhnya. Kemudian ia pindah ke Dur’iyah yang rajanya bernama Muhammad bin Sa’ud. Di daerah ini Muhammad bin Abdul Wahab didukung sepenuhnya oleh penguasa negeri tersebut, sehingga bersatulah antara ulama dan penguasa yang akhirnya bergabunglah antara paham agama dengan raja.
Karena didukung oleh kekuasaan Raja, maka Muhammad bin Abdul Wahab sangat leluasa menfatwakan faham-fahamnya tersebut, bahkan pengikutnya semakin bertambah. Biasanya dia menfatwakan orang-orang di Makkah itu banyak yang kafir, karena mereka berdo’a dengan bertawasul dihadapan makam Nabi, membolehkan berkunjung jauh menziarahi makam Nabi, memuji-muji Nabi dengan membaca sholawat burdah, dalailul khairat yang dianggap berlebih-lebihan memuji Nabi, membaca kisah-kisah maulid Barzanji dan akhirnya mereka dikafirkan karena tidak mau mengikuti Muhammad bin Abdul Wahab.
Pendapat-pendapat mereka yang terkesan berani dan ekstrem, antara lain: mengingkari kenabian Adam, Syits, dan Idris, mengkafirkan Hawa, mengatakan alam azali, neraka fana’, menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, mengatakan Allah jism, menisbatkan anggota badan, duduk dan sifat-sifat makhluk kepada Allah.
Faham-faham Wahabi yang bisa kita lihat pada saat sekarang adalah dengan cara mengetahui amalan-amalannya antara lain : mengharamkan berdo’a berjama’ah, mengharamkan adzan kedua pada sholat Jum’at, mengharamkan sholat sunnah qobliyah Jum’at, mengharamkan berjabat tangan setelah selesai sholat berjam;ah, haram beristigotsah, tawasul, tahlilan dan lain sebagainya.
Penisbatan radikalisme dalam kubu gerakan ini dikarenakan barang siapa yang tidak sesuai atau ikut dalam kelompoknya, maka halal darahnya untuk dibunuh karena sudah berstatus kafir. Salah satu contohnya adalah seperti yang dikutip dalam koran As-Safar Sabtu 30 Mei 2001, Muhammad Hasanin merilis isi sebuah dokumen yang mengatakan bahwa salah seorang pembesar Wahabiyah mengatakan: “Tidak seyogyanya ada peperangan antara orang-orang pilihan Islam (Wahabi) kecuali melawan orang-orang musyrik dan kafir, orang kafir yang musyrik pertama kali adalah orang-orang Turki Usmaniyah dan juga keturunan Bani Hasyim dan ringkasnya seluruh pengikut Nabi Muhammd selain kelompok Wahabi.”
Bung..Joni... saya mendukung mu...
Lho sesama syi'ah saling mendukung kesesatan
@@farhanzaki9336
هَلۡ عِندَكُم مِّنۡ عِلۡمٍ فَتُخۡرِجُوهُ لَنَآ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا تَخۡرُصُونَ
...... "Apakah kamu mempunyai pengetahuan yang dapat kamu kemukakan kepada kami? Yang kamu ikuti hanya persangkaan belaka, dan kamu hanya mengira."
Q.S. Al-An'aam:148
@@farhanzaki9336 SYIAH MENURUT RASULULLAH MUHAMMAD SAW
Beda dengan ummatnya yg mengaku islam tapi sebagian kecil diantaranya dari jaman dulu hingga sekarang ada yg membenci hingga mengkafirkan dan menghalalkan darah imam ahlulbait dan syiahnya, Rasulullah Muhammad saw justru memuji yg menjadi syiah ahlulbait, berikut sekumpulan hadits shahih dari beliau saw :
1. Hadis dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pernah bersama Nabi Saw dan pada saat yang Ali (bin Abi Thâlib) datang. Rasulullah Saw pun bersabda, ‘Demi Allah yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya orang ini (Ali) dan Syiahnya adalah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat.’ Kemudian turunlah ayat, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.(QS. Al-Bayyinah [98]: 7) Sejak saat itu, para sahabat Nabi setiap kali Ali datang berkata, ‘Sebaik-baik makhluk telah datang.’” (Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Al-Durr Al-Mantsûr fî Al-Tafsîr bi Al-Ma’tsûr, juz. 15, h. 577, Dar Al-Fikr, Mesir, cet. 1, 2003 M (1424 H).
Riwayat tersebut juga diriwayatkan oleh:
Sayyid Mahmud Al-Alusi Al-Baghdadi, Rûh Al-Ma’ân-Al’ Sab-Azhîm wa Al’-ân Al’Qur-î fî Tafsîr AlMatsânî, juz 15, h. 431-432, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 1994.
Ibnu ‘Athiyyah, Al-Andalusi, Abd Al-Haqq bin Ghalib, Al-Muharrar Al-Wajîz fî Tafsîr Al-Kitâb Al-Azîz, juz 5, h. 508, cet. 1, Dâr Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon, 2001.
Ubaydullah bin Ahmad Haskani, Syawâhid Al-Tanzîl li Qawâid Al-Tafdhîl, vol. 2, h. 459-461, cet. 1, Publication of Ministry of Islamic Guidance, Tehran, Iran, 1990.
Muhammad bin Ali Al-Syaukani, Fath Al-Qâdir, juz. 5, h. 581-2, cet. 1, Dar Al-Kalim Al-Thayyib, Beirut, Lebanon, 1993).
2. Hadis Abdullah bin Abi Rafi’ dari ayahnya, “Nabi Saw bersabda kepada Ali, ‘Engkau dan Syiahmu, nanti menjumpaiku di telaga akan minum sepuasnya, wajah-wajah kalian putih bersinar, sementara musuh-musuhmu akan menjumpaiku dalam keadaan haus.’”(Al-Thabarani, Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, cet. 2, Maktabah Ibnu Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1983).
3. Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata, Rasulullah Saw berkhutbah dan aku mendengar beliau bersabda,
“Wahai manusia! Barang siapa membenci kami Ahlul Bait niscaya ia akan dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan Yahudi.”
Aku bertanya, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Meskipun dia berpuasa dan salat dan menganggap dirinya seorang muslim…, maka aku memohon ampunan untuk Ali dan Syiahnya.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 272-3, hadis 15009, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M, 1414 H. Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Awsath, juz 4, h. 211-2, hadis 4002, Dar Al-Haramain, Kairo, Mesir, 1995 M / 1415 H).
4. Dari Abu Hurairah, bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, mana yang lebih anda cintai, aku ataukah Fatimah?” Rasul bersabda, ‘Fatimah lebih aku cintai dari pada kamu, sementara kamu lebih mulia darinya. Sehingga seakan-akan aku bersamamu di telagaku, sementara manusia diusir dari telaga. Sesungguhnya di atas telaga itu ada cawan-cawan seperti bilangan bintang di langit. Sungguh aku, kamu, Al-Hasan, Al-Husain, Fatimah, Aqil, dan Jafar berada di surga bersama di atas dipan-dipan yang saling berhadapan. Kamu bersamaku dan Syiahmu di surga.’ kemudian Rasulullah Saw membacakan ayat, Mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.’ (QS. Al-Hijr [15]: 44) “Tidak seorang pun memperhatikan temannya di belakang.’”(Al-Haitsami, Nur Al-Din Ali bin Abu Bakar, Majma’ Al-Zawâid wa Manba’ Al-Fawâid, tahkik Abdullah bin Muhammad Al-Darwisy, j. 9, h. 274-5, hadis 15016, cet. 1, Dar Al-Fikr, Beirut, Lebanon, 1994 M / 1414 H).
Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Sesungguhnya empat kelompok pertama yang akan masuk surga adalah aku dan engkau, Al-Hasan dan Al-Husein beserta keturunan kita di belakang kita, sementara para istri kita di belakang keturunan kita, dan Syiah kita di sisi kanan dan kiri kita?”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 950, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H).
Rasulullah Saw bersabda kepada Ali ra, “Engkau dan Syiahmu akan mendatangiku di telaga dengan puas meminumnya, wajah-wajah kalian bercahaya, sedangkan musuh-musuhmu akan mendatangiku kehausan dan berwajah buruk.”(Al-Thabarani, Al-Mu’jam Al-Kabîr, juz 1, h. 319, hadis 948, cet. 2, Maktabah Ibn Taimiyyah, Kairo, Mesir, 1404 H. Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 224, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H).
5. Dari Ali bin Abi Thalib ra, “Kekasihku Saw bersabda, ‘Wahai Ali! Engkau dan Syiahmu akan menghadap Allah dalam keadaan ridha dan diridhai sedangkan musuhmu dalam keadaan marah dan jijik.’”(Al-Haitsami, Al-Shawâiq Al-Muhriqah, h. 214, bab 11, fi Fadhail Ahl Al-Bait Al-Nabawi, Maktabah Al-Haqiqah, Istanbul, Turki, 2003 M / 1424 H).
6. Al-Thabari (w. 310 H/923 M) dalam Tafsîr Al-Thabarî, menuliskan tafsir Q.S Al-Bayyinah [98]: 7, Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk, Rasulullah Saw bersabda, ‘Engkau ya Ali dan Syiahmu.’ (Al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarîr, Tafsîr Al-Thabari: Jâmi’ Al-Bayân ‘an Ta’wîl Al-Qur’ân, juz 24, h. 556, cet. 1, Markaz Buhuts wa Al-Dirasat Al-’Arabiyyah wa Al-Islamiyyah, Kairo, Mesir, 2001 M / 1422 H).
Semua riwayat yang tertera di atas membuktikan bahwa istilah “Syiah Ali” diucapkan sendiri oleh lisan suci Rasulullah Saw untuk pengikut Ali bin Abi Thalib, bukan produk sejarah seperti yang dituduhkan. Hadis-hadis tersebut diriwayatkan oleh para ulama besar Ahlusunnah, seperti Al-Thabari yang kitab tafsirnya diakui oleh mayoritas kaum muslimin.
Bahkan, Ibnu Taimiyah (w. 728 H/1328 M) ketika ditanya tentang tafsir yang paling mendekati kebenaran dengan Alquran dan Alsunnah, antara Al-Zamakhsyari (w. 538/1143 M), Al-Qurthubi (w. 671 H/1273 M), dan Al-Baghawi (w. 510/1116) , dia berkata, “Adapun kitab tafsir paling sahih di antara tafsir-tafsir yang ada di hadapan manusia, adalah Tafsir Muhammad bin Jarir Al-Thabari. Karena beliau menyebutkan perkataan para salaf dengan sanad-sanad yang kuat. Tidak ada bidah di dalamnya…”(Al-Imam Al-Allamah Taqiy Al-Din Ibnu Taimiyah, Tafsîr Al-Kabîr, juz 2, h. 254-5, Dar Al-Kutub Al-’Ilmiyyah, Beirut, Lebanon).
@@jonigonronwibawa6469 rosul tidak pernah menyebut syi'ah.lho gk usah ngawur.
Lanjutkan kesesatan anda.kalau lho gk puas ajak debat ustad.kami gk mungkin percaya dongeng2 pengikut syi'ah
SYUHADA KARBALA (SYUHADA SYIAH YANG SYAHID DI KARBALA)
Syuhada Karbala (bahasa Arab:شهداء كربلاء) yaitu 70an hingga 100an orang-orang muslim mencakup Imam Husain as dan syiahnya (sebagian besar dari keturunan Bani Hasyim dan sebagian besar para sahabat Imam Husain) yang gugur syahid berperang melawan sekitar 20.000an muslim pasukan Umar bin Sa'ad pada hari Asyura tahun 61 H/681 di Karbala. Jumlah Syuhada Karbala tidak diketahui secara tepat, namun menurut perkataan masyhur, mereka semua berjumlah kurang lebih 70an orang atau sekitar 120an orang. Nama-nama sebagian dari mereka disebutkan dalam kitab-kitab yang menerangkan tentang Peristiwa Karbala. Namun, nama-nama sebagian lainnya hanya disebut dalam beberapa sumber tertentu saja. 18 orang dari syuhada Karbala dari keturunan Bani Hasyim dan sisanya dari para sahabat Imam Husain as. Abbas bin Ali as dan Ali Akbar, putra Imam Husain adalah dua tokoh yang paling terkenal dari syuhada Bani Hasyim dan Hur bin Yazid al-Riyahi, Habib bin Mazhahir dan Muslim bin Ausajah adalah para tokoh yang paling ternama dari syuhada selain Bani Hasyim. Selain Hur bin Yazid, syuhada ini dikuburkan di Karbala.
Berikut daftar beberapa nama nama Syuhada Karbala :
Anak-Anak Imam Ali as :
1. Abbas bin Ali as (Abul Fadhl Abbas)
2. Abdullah bin Ali
3. Utsman bin Ali
4. Ja'far bin Ali
5. Abu Bakar bin Ali
6. Muhammad bin Ali
7. Aun bin Ali
8. Umar bin Ali
Anak-Anak Imam Hasan as :
1. Qasim bin Hasan
2. Abu Bakar bin Hasan
3. Abdullah bin Hasan
Anak-Anak Imam Husain as :
1. Ali bin Husain, yang terkenal dengan Ali Akbar
2. Abdullah bin Husain, yang terkenal dengan Ali Ashgar
Keluarga Bani Hasyim Lainnya :
1. Ja'far bin Aqil
2. Abdurrahman bin Aqil
3. Abdullah bin Aqil
4. Muhammad bin Abu Sa'id bin Aqil
5. Abdullah bin Muslim bin Aqil
6. Muhammad bin Abdullah bin Ja'far
7. Aun bin Abdullah bin Jakfar
Nama 42 orang dari keluarga Bani Hasyim yang syahid di Karbala dan hanya tercatat dalam beberapa sumber saja :
1. Ibrahim bin Ali
2. Abbas Ashgar bin Ali
3. Ja'far bin Ali
4. Abdullah Akbar bin Ali
5. Abdullah Ashgar bin Ali
6. Ubaidillah bin Ali
7. Umar bin Ali
8. 'Atiq bin Ali
9. Qasim bin Ali
10. Basyar bin Hasan
11. Umar bin Hasan
12. Abu Bakar bin Husain
13. Abu Bakar bin Qasim bin Husain
14. Ibrahim bin Husain
15. Ja'far bin Husain
16. Hamzah bin Husain
17. Zaid bin Husain
18. Qasim bin Husain
19. Muhammad bin Husain
20. Umar bin Husain
21. Muhammad bin Aqil
22. Muhammad bin Abdullah bin Aqil
23. Hamzah bin Aqil
24. Ali bin Aqil
25. 'Aun bin Aqil
26. Ja'far bin Muhammad bin Aqil
27. Abu Sa'id bin Aqil
28. Ibrahim bin Muslim bin Aqil
29. Muhammad bin Muslim bin Aqil
30. Abdurrahman bin Muslim bin Aqil
31. Ubaidillah bin Muslim bin Aqil
32. Abu Abdillah bin Muslim bin Aqil
33. Ali bin Muslim bin Aqil
34. Ibrahim bin Ja'far
35. Abu Bakar bin Abdulah bin Ja'far
36. 'Aun Ashgar bin Abdullah bin Ja'far
37. Husain bin Abdullah bin Ja'far
38. Ubaidillah bin Abdullah bin Ja'far
39. 'Aun bin Ja'far bin Ja'far
40. Muhammad bin Ja'far
41. Muhammad bin Abbas
42. Ahmad bin Muhammad Hasyimi
Dari Kalangan Sahabat Rasulullah saw :
1. Anas bin Harits
2. Abdurrahman bin Abdu Rabbah Anshari
3. Muslim bin Ausajah Asadi
Dari Kalangan Sahabat Imam Ali a.s :
1. Abu Tsumamah al-Shaidi
2. Habib bin Mazhahir Asadi
3. Zahir
4. Ammar bin Abi Salamah Dalani al-Hamdani
5. Sa’ad bin Harits al-Khuzai
6. Abdullah bin ‘Umair Kalbi
7. Kardaus bin Zahir
8. Nafi’ bin Hilal Jamali
Dari Sahabat-sahabat Imam Husain a.s :
1. Abu Ibrahim bin Husain
2. Kemenakan Hudzaifah bin Asid Ghifari
3. Abu Hayyaj
4. Adham bin Umayyah
5. Anis bin Ma’qil Ashbahi
6. Burair bin Khudhair al-Hamdani
7. Basyir bin Amr Hadhrami
8. Jabir bin Hajjaj
9. Jabalah bin Ali Syaibani
10. Junadah bin Harits
11. Jundab bin Jarir
12. Jaun
13. Juwain bin Malik
14. Harits bin Imru’ al-Qais
15. Harits bin Nabhan
16. Budak Hamzah bin Abdul Mutthalib
17. Hatuf bin Harits
18. Hajjaj bin Zaid
19. Hajjaj bin Masyruq
20. Hurr bin Yazid al-Riyahi
21. Hallas bin ‘Amr
22. Nu’man bin ‘Amr
23. Hanzhalah bin As’ad
24. Rafi’, yang mengikat perjanjian dengan Bani Syandah
25. Zumaits bin ‘Amr
26. Zuhair bin Bisyr Khan’ami
27. Zuhair bin salim Azdi
28. Zuhair bin Qain Bajali
29. Zaid bin Ma’qil
30. Salim, yang mengikat perjanjian dengan Ibnu Mudniyah
31. Sa’ad bin Hanzhalah Tamimi
32. Sa’id bin Abdullah Hanafi
33. Sa’id bin Kardam
34. Sulaiman
35. Sulaiman bin Rabi’ah
36. Siwwar bin Abu Himyar
37. Suwaid bin ‘Amr bin Abi Mutha’
38. Saif bin Harits Jabiri
39. Syabib bin Abdullah Nahsyali
40. Saif bin Malik
41. Dharghamah bin Malik
42. Syaudzab
43. Dhubab bin Amir
44. Abbas bin Abu Syabib Syakiri
45. Amir bin Muslim
46. Salim
47. ‘Ibad bin Abi Muhajir
48. Abdurrahman bin Abdullah Arhabi (Yazani)
49. Abdullah bin Qais Ghifari
50. Abdurrahman bin Qais Ghifari
51. Uqbah bin Shalut
52. Ammar bin Hishan Thayi
53. Imran bin Ka’ab
54. Umar bin Ahduts Hadhrami
55. Umar bin Khalid Shaidawi
56. Sa’ad
57. ‘Amr bin Khalid Azdi
58. Khalid bin ‘Amr Azdi
59. ‘Amr bin Dhabi’ah
60. ‘Amr bin Abdullah Junda’i
61. ‘Amr bin Qarazhah Anshari
62. Ghulam Turk
63. Qarib
64. Qasim bin Habib Azdi
65. Qa’nab bin ‘Amr Namiri
66. Kinanah bin ‘Athiq
67. Malik bin Abd bin Sari’ Jabiri
68. Mujammi’ bin Ziyad
69. Mujammi’ bin Abdullah ‘Aidzi
70. Putra Mujammi’ bin Abdullah ‘Aidzi
71. Mas’ud bin Hajjaj
72. Abdurrahman bin Mas’ud
73. Muslim (Aslam) bin Katsir
74. Munjih
75. Na’im bin ‘Ajlan
76. Hafhaf bin Muhannad Rasibi
77. Hammam bin Salamah Qanishi (Qaidhi)
78. Wahb bin Wahb
79. Yahya bin salim Mazini
80. Abu Sya’sya’a, Yazid bin Ziyad bin Muhashir
81. Yazid bin Nabith ‘Abdi
82. Abdullah bin Nabith ‘Abdi
83. Ubaidillah bin Nabith ‘Abdi
Proses dan Tempat Kuburan Para Syuhada :
Dijelaskan bahwa hari ke-11 atau hari ke-13 Muharram adalah waktu penguburan para syuhada Karbala. menurut sebagian perkataan, sekembalinya Ibnu Sa’ad dan para pengikutnya, sekelompok dari Bani Asad yang berdiam di sekitar Karbala ketika malam mereka memasuki ke arena Karbala supaya terjaga dari para musuh dan mulai menyalati Imam Husain as dan para sahabatnya dan kemudian menguburkan mereka.
Sebagian besar para syuhada Karbala dikuburkan di perkuburan massal yang letaknya lebih rendah dari kuburan Imam Husain as di Karbala. Ali Akbar dikuburkan dekat kaki Imam Husain as. Sementara Ali Ashgar berdasarkan pendapat yang masyhur dikuburkan di samping Imam Husain as. Makam Abbas bin Ali terletak dekat sungai ‘Alqamah. Hurr bin Yazid al-Riyahi dikuburkan di luar kota Karbala.
Sebenarnya yg membunuh Husein Radiyalahu anhu...orang kufah sendiri yg sekarang mengaku syiah...
@@ilalangberbisik5368 PEMBUNUH IMAM HUSAIN AS YG TERCATAT DALAM KITAB ASWAJA
Ulama ulama Sunni telah menegaskan bahwa Yazid bin Mu’awiyah adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Imam Husain, diantara Ulama ulama Sunni yang berpendapat demikian adalah Ibnu Katsiir, Ibnu Jauziy, Adz Dzahabiy, As Suyuthiy, Ibnu Hazm dan selainnya.
قلت ولما فعل يزيد بأهل المدينة ما فعل وقتل الحسين وأخوته وآله وشرب يزيد الخمر وارتكب أشياء منكرة بغضه الناس وخرج عليه غير واحد ولم يبارك الله في عمره
[Adz Dzahabiy] aku katakan “dan ketika Yazid melakukan terhadap penduduk Madinah apa yang telah ia lakukan, membunuh Husain, saudaranya dan keluarganya, Yazid meminum khamar, dan melakukan berbagai perbuatan mungkar, orang-orang jadi membencinya, menyimpang darinya lebih dari sekali dan Allah SWT tidak memberikan barakah dalam hidupnya” [Tarikh Al Islam Adz Dzahabiy 2/65]
As Suyuthiy dalam Tarikh Al Khulafaa’ setelah menyebutkan kisah pembunuhan Imam Husain, ia berkata :
لعن الله قاتله و ابن زياد معه و يزيد
Laknat Allah atas yang membunuhnya, Ibnu Ziyaad dan Yaziid [Tarikh Al Khulafaa’ 1/182]
Ibnu Katsiir dalam kitabnya Bidayah Wan Nihayah berkata :
وقد أخطأ يزيد خطأ فاحشا في قوله لمسلم بن عقبة أن يبيح المدينة ثلاثة أيام، وهذا خطأ كبير فاحش، مع ما انضم إلى ذلك من قتل خلق من الصحابة وأبنائهم، وقد تقدم أنه قتلالحسين وأصحابه على يدي عبيد الله بن زياد
Dan sungguh Yazid telah berbuat kesalahan dengan kesalahan yang begitu keji, ia memerintahkan kepada Muslim bin ‘Uqbah untuk menyerang Madinah selama tiga hari, dan ini kesalahan yang besar dan keji, bersamaan dengan itu banyak sahabat dan anak-anak mereka terbunuh, dan telah disebutkan sebelumnya bahwa ia telah membunuh Husain dan para sahabatnya melalui tangan Ubaidillah bin Ziyaad [Al Bidayah Wan Nihayah 8/243]
Terdapat riwayat yang menunjukkan bahwa Yazid terlibat dalam pembunuhan Imam Husain sehingga kepala Imam Husain dibawa Ubaidillah bin Ziyaad kepada Yazid dan Yazid menusuk kepala Imam Husain tersebut :
قال ابن أبي الدنيا وثنا أبو الوليد ، قال ثنا خالد بن يزيد بن أسد قال ثنا عمار الدهني عن أبي جعفر قال وضع رأس الحسين بين يدي يزيد وعنده أبو برزة، فجعل يزيد ينكت بالقضيب على فيه ، ويقول نفلقن هاماً…فقال له أبو برزة : ارفع قضيبك فوالله لربما رأيت فاه رسول الله صلى الله عليه وسلم على فيه يلثمه
قال ابن ابي الدنيا وثنا سلمة بن شبيب قال ثنا الحميدي عن سفيان قال سمعت سالم بن أبي حفصة يقول قال الحسن جعل يزيد بن معاوية يطعن بالقضيب موضع في رسول الله صلى الله عليه وسلم
Ibnu Abi Dunyaa berkata telah menceritakan kepada kami Abul Waliid yang berkata telah menceritakan kepada kami Khalid bin Yaziid bin Asad yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ammar Ad Duhniy dari Abu Ja’far yang berkata Kepala Husain diletakkan dihadapan Yazid dan disisinya ada Abu Barzah, maka Yazid menusuknya dengan tongkat seraya berkata “telah terpotong kepala…” maka Abu Barzah berkata “angkat tongkatmu, demi Allah aku telah melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menciumnya”
Ibnu Abi Dunyaa berkata dan telah menceritakan kepada kami Salamah bin Syabiib yang berkata telah menceritakan kepada kami Al Humaidiy dari Sufyaan yang berkata aku mendengar Salim bin Abi Hafshah mengatakan Al Hasan berkata “Yazid bin Mu’awiyah menusuk dengan tongkat [kepala Husain] pada tempat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] [menciumnya]…[Ar Rad ‘Ala Al Muta’ashib Ibnu Jauziy hal 58]
Sanad dari Ibnu Jauziy sampai ke Ibnu Abi Dunyaa, disebutkan dalam riwayat yaitu sebagai berikut :
أخبرنا محمد بن ناصر ، قال : أخبرنا جعفر بن أحمد بن السراج ، قال : أخبرنا أبو طاهر محمد بن علي العلاف ، قال : أخبرنا أبو الحسين ابن أخي ميمي ، قال : ثنا الحسين بن صفوان ، قال : ثنا عبد الله بن محمد بن أبي الدنيا القرشي
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Naashr yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ja’far bin Ahmad bin As Siraaj yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abu Thaahir Muhammad bin Aliy Al ‘Alaaf yang berkata telah mengabarkan kepada kami Abu Husain bin Akhiy Miimiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Shafwaan yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad bin Abi Dunyaa Al Qurasyiy… [Ar Rad ‘Ala Al Muta’ashib Ibnu Jauziy hal 57]
Riwayat Ibnu Abi Dunyaa di atas dikuatkan pula oleh riwayat Ibnu Sa’ad :
أخبرنا كثير بن هشام قال حدثنا جعفر ابن برقان قال حدثنا يزيد بن أبي زياد قال لما أتي يزيد بن معاوية برأس الحسين بن علي جعل ينكت بمخصرة معه سنه
Telah mengabarkan kepada kami Katsiir bin Hisyaam yang berkata telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Burqaan yang berkata telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Abi Ziyaad yang berkata ketika didatangkan kepada Yazid bin Mu’awiyah kepala Husain bin Aliy ia menusuknya dengan tongkat yang ia bawa…[Thabaqat Ibnu Sa’ad 6/448]
Kemudian dikuatkan lagi oleh riwayat Dhahhaak bin Utsman Al Hazaamiy sebagaimana yang disebutkan Ath Thabraniy :
حدثنا علي بن عبد العزيز ثنا الزبير بن بكار حدثني محمد بن الضحاك بن عثمان الحزامي عن أبيه قال خرج الحسين بن علي رضي الله عنهما إلى الكوفة ساخطا لولاية يزيد بن معاوية فكتب يزيد بن معاوية إلى عبيد الله بن زياد وهو واليه على العراق إنه قد بلغني أن حسينا قد سار إلى الكوفة وقد ابتلى به زمانك من بين الأزمان وبلدك من بين البلدان وابتليت به من بين العمال وعندها يعتق أو يعود عبدا كما يعتبد العبيد فقتله عبيد الله بن زياد وبعث برأسه إليه فلما وضع بين يديه تمثل بقول الحسين بن الحمامنفلق هاما من رجال أحبة … إلينا وهم كانو أعق وأظلما
Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Abdul Aziz yang berkata telah menceritakan kepada kami Zubair bin Bakaar yang berkata telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Dhahhaak bin ‘Utsman Al Hazaamiiy dari Ayahnya yang berkata Husain bin Aliy [radiallahu ‘anhum] pergi menuju Kufah dalam keadaan marah terhadap kepemimpinan Yazid bin Mu’awiyah. Maka Yazid bin Mu’awiyah menulis kepada ‘Ubaidillah bin Ziyaad dan ia adalah wali-nya atas Irak “bahwasanya telah sampai kepadaku Husain melakukan perjalanan menuju Kufah dan sungguh itu akan menjadi bencana bagi zamanmu dibanding zaman-zaman lainnya dan negrimu dibanding negri-negri lainnya dan akan menimpamu dibanding perbuatan lainnya, dan dengannya engkau akan terbebas atau akan kembali menjadi budak seperti halnya perbudakan para budak, maka Ubaidillah bin Ziyad membunuhnya [Husain] dan mengirimkan kepalanya kepada Yazid, ketika [Kepala Husain] diletakkan di hadapannya maka ia berujar dengan perkataan Husain bin Hamaam “telah terpotong kepala orang yang dicintai…kepada kami mereka durhaka dan zalim” [Mu’jam Al Kabir Ath Thabraniy 3/115 no 2846]
Riwayat Shahih Bukhariy :
حدثني محمد بن الحسين بن إبراهيم قال حدثني حسين بن محمد حدثنا جرير عن محمد عن أنس بن مالك رضي الله عنهأتي عبيد الله بن زياد برأس الحسين بن علي عليه السلام فجعل في طست فجعل ينكث وقال في حسنه شيئا فقال أنس كان أشبههم برسول الله صلى الله عليه و سلم وكان مخصوبا بالوسمة
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Husain bin Ibrahiim yang berkata telah menceritakan kepadaku Husain bin Muhammad yang berkata telah menceritakan kepada kami Jariir dari Muhammad dari Anas bin Malik [radiallahu ‘anhu] “didatangkan kepada Ubaidillah bin Ziyaad kepala Husain bin Aliy [‘alaihis salaam] maka ia meletakkannya di bejana dan menusuknya, seraya berkata tentang ketampanannya. Maka Anas berkata “Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan saat itu rambutnya disemir dengan wasmah [Shahih Bukhariy 5/26 no 3748]
@@ilalangberbisik5368 PEMBUNUH IMAM HUSAIN AS YG TERCATAT DALAM KITAB SYIAH
Terdapat riwayat shahih di sisi mazhab Syi’ah yang membuktikan bahwa Yazid bin Mu’awiyah adalah orang yang bertanggung-jawab atas pembunuhan Imam Husain [‘alaihis salaam]
ابن محبوب، عن عبد الله بن سنان قال سمعت أبا عبد الله (عليه السلام) يقولثلاث هن فخر المؤمن وزينه في الدنيا والآخرة: الصلاة في آخر الليل ويأسه مما في أيدي الناس وولايته الامام من آل محمد (صلى الله عليه وآله) قال: وثلاثة هم شرار الخلق ابتلى بهم خيار الخلق: أبو سفيان أحدهم قاتل رسول الله (صلى الله عليه وآله) وعاداه ومعاوية قاتل عليا (عليه السلام) وعاداه ويزيد بن معاوية لعنه الله قاتل الحسين بن علي (عليهما السلام) وعاداه حتى قتله
Ibnu Mahbuub dari ‘Abdullah bin Sinaan yang berkata aku mendengar Aba ‘Abdullah [‘alaihis salaam] mengatakan Ada tiga hal yang menjadi kebanggan seorang mukmin dan menjadi keindahan baginya dalam kehidupan dunia dan akhirat yaitu Shalat di akhir malam, tidak mengharapnya ia terhadap apa yang ada di tangan orang-orang, dan wilayah Imam dari keluarga Muhammad [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Beliau berkata “dan ada tiga orang makhluk yang paling buruk telah menyakiti makhluk yang paling baik yaitu Abu Sufyan yang memerangi Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] dan memusuhinya, Mu’awiyah yang memerangi Aliy [‘alaihis salaam] dan memusuhinya, dan Yazid bin Mu’awiyah laknat Allah atasnya, yang memerangi Husain bin Aliy [‘alaihis salaam] dan memusuhinya sampai membunuhnya [Al Kafiy Al Kulainiy 8/234]
Riwayat Al Kulainiy di atas sanadnya shahih, sanad Al Kulainiy sampai Hasan bin Mahbuub telah disebutkan dalam riwayat sebelumnya yaitu dari Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya [Al Kafiy Al Kulainiy 8/233]. Jadi sanad lengkap riwayat di atas adalah Aliy bin Ibrahim dari Ayahnya dari Hasan bin Mahbuub dari ‘Abdullah bin Sinaan
1. Aliy bin Ibrahim bin Haasyim Al Qummiy adalah seorang yang tsiqat dalam hadis, tsabit, mu’tamad, shahih mazhabnya [Rijal An Najasyiy hal 260 no 680]
2. Ibrahim bin Haasyim Al Qummiy seorang yang tsiqat jaliil. Ibnu Thawus pernah menyatakan hadis yang dalam sanadnya ada Ibrahim bin Haasyim bahwa para perawinya disepakati tsiqat [Al Mustadrakat Ilm Rijal Al Hadis, Asy Syahruudiy 1/222]
3. Hasan bin Mahbuub As Saraad seorang penduduk kufah yang tsiqat [Rijal Ath Thuusiy hal 354]
4. ‘Abdullah bin Sinaan seorang yang tsiqat jaliil tidak ada celaan sedikitpun terhadapnya, ia meriwayatkan dari Abu ‘Abdullah [‘alaihis salaam] [Rijal An Najasyiy hal 214 no 558]
Riwayat di atas menunjukkan bahwa di sisi mazhab Syi’ah pandangan bahwa Yazid bin Mu’awiyah yang membunuh Imam Husain [‘alaihis salaam] adalah pandangan yang shahih.
Ustadz yang cethek ilmunya dan penebar fitnah.
Kenapa lho diam aja gk ngajak dia debat kalau ilmu lho tinggi.
Gk usah sembunyi di balik taqiyah lho
@@farhanzaki9336
1. Pahamilah paham Sunni menurut Sunni.
Lalu pahamilah Syi'ah menurut Syi'ah.
Lalu timbanglah kedua faham tersebut dengan Al Qur'an (القران) dan hadits yang terdapat dalam kitab kutubut tis'ah (كتب التسعة) ala Sunni dan kutubul arba'ah (كتب الأربعة) ala Syiah.
2. Jangan pahami Sunni menurut Syi'ah atau Syi'ah menurut Sunni, dan jangan pula ditimbang dengan hawa nafsu.
3. Sunni dan Syiah adalah muslim.
Semoga Allah senantiasa menaungi mereka dengan Maghfiroh dan ridho-Nya..Aamiin.
Cie cie tersinggung
@@homelighting915
Kenalilah kebenaran, maka Kamu akan tahu orang-orang yang benar.
Arab saudi masih menerima syiah di mekkah dengan tangan terbuka.... diturki erdogan pidato dihadapan masa syiah saat merayakan hari asyura.....di istambul, khalifah ustmaniyah pada masa jayanya menjadikan tentara syiah yanisari sebagai pasukan khususnya.....di indonesia, para ustad sibuk meyakinkan kita untuk memusuhi syiah, Astagfirullah
Karena erdogan itu syiah... itu aja gak tau.
@@homelighting915 ah masa?
Saksi perjinahan harus 4 saksi.
Saksi yang bagaimana ya pa ustaz.
1 hanya melihat wanita dan pria ada di satu ruangan?
2 saksi melihat keduanya telanjang di satu ruangan.
3 saksi menyaksikan keduanya berpelukan telanjang
4 keempat saksi melihat kelamin laki keluar masuk ke kelamin wanita
5 keempat saksi hanya melihat kedua orang sedang berpelukan telanjang.
Mohon lebih jelas agar tidak jadi fitnah.
Ngomong gak nganggo ilmu...gak usah ngomongke syiah...lebih baik ngoreksi diri...lama ngaji kitab kitab hadist tp gak ngerti yen hadist hadist wong wahabi iki menentang Al qur'an...gadist bukori muslim abi dawud dst ditulis atas perintah khalifah Abasiah...khalifsh Abasiah menyiksa ,memenjarakan,dan mengancam keluarganya jk tak mau menulis hadist yg membelokan dan menentang secara tidak langsung ...kaium Ahlus sunah adalah senjata perisai yg diciptakan Abasiah untuk melindungi kekuasaannya atas mekah dan madinah...Ahlus sunah adalah mesin pembunuh yg diciptakan Abasiah untuk msnghabisi bani Hasyim dan pengikut Ali kaum Syiah...Abasiah menciptakan Islam KW 2..yg berpedoman pd hadist hadist yg menentang Al qur'an
..ditulis ktk semua para sahabat sudah meniggal dan tidak menyaksikan apa yg ditulis umat setelahnya...Kekejaman Abasiah melebihi bani Umayah...mereka membantai ribuan kaum mukmin dan menghancurkan bani Hasyim...yg setia pada ajaran Imam Ali dan Itroh Ahlul bait Rosul yaitu Al qur'an dan tagsirnya....Abasiah telah melakukan Genosida pd bani hasyim dan kaum mukmin pengikut Ali...dan menciptakan Islam KW 2...yg berpedoman pd hadist yg menentang Al qur'an. Kalau memang Hadist sbg pedoman dan pendamping Al qur'an kenapa tidak ditulis bersama dg Al qur'an...kenapa hrs menunggu 250 thn penulisannya...mk kalian telah diadu domba oleh khalifah khalifah Abasiah...Abasiah berkuasa selama 1257 thn atas mekah dan madinah setelah menumbangkan Bani Umayah....dan memandang pengikut Ali dan bani hasyim adalah musuh...wahai km yg dungu dan cubluk...belajar agama Islam bertahun tahun tapi tak mendapatkan apa kecuali fitnah dan kesesatan dan menjadi budak kaum Munafig Abasiah yg akan menjadikan tumbal umat tak berdosa dg mengatas namakan Islam...mk kembalilah pd Ajaran ajaran Imam Ali yg telah menuliskan Al Qur'an tanpa cacat dan cela..memerintahkan pd muridnya Aswad duali untuk memberi harokat pd setiap kt dan kalimat Al gur'an....dan menafsirkan Al qur'an spt Rosul menafsirkanya agar umat terjaga dari kesesatan dan perselisihan yg menjadi sbb kehancuran umat...tapi itu semua dihancurkan Abasiah...jgn berbicara seperti bencong kaya Ubstad Wahabi ini...Salam....
Taek
Haduuuh pingin ketawa... membedakan mana wahabi dan non wahabi aja gak bisa. Tapi mau bicara panjang lebar menjelekan ulama sebagai wahabi....
Manusia yang selalu menjelekkan dia gak lebih baik dari yang dia jelekkan orang kaya gini jadi ustadz gak cocok kalau jadi penjual jamu di pasar kaget mungkin lebih baik
Emang syiah sesat ente gak tau apa ente syiah???
Gak bermanfaat konyol😂😂😂😂
Apalagi elho syi'ah laknattullah