Це відео не доступне.
Перепрошуємо.

🔴PERTANIAN DAN PERKEBUNAN BUAH MERAH JUS NANAS, JERUK BOKONDINI KAB,TOLIKARA 🔴

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 9 чер 2024
  • Pertanian dan Perkebunan
    Sektor pertanian dan perkebunan merupakan sektor penting dan menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian masyarakat asli Tolikara.
    Lebih dari 90 persen masyarakat Tolikara menggeluti sektor yang satu ini. Selain karena kondisi tanah yang sangat subur, sektor pertanian di Tolikara didukung ketersediaan air melimpah.
    Ada pun luas kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Tolikara adalah 2.231,62 Ha.
    Adapun potensi pertanian tanaman pangan yang dapat dikembangkan adalah:
    Pertanian lahan basah berupa pertanian padi sawah skala kecil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdapat di Distrik Dow dan Distrik Wari;
    Pertanian tanaman pangan lahan kering yang diarahkan untuk pengembangan komoditas:
    Ubi-ubian dan keladi yang terdapat di Distrik Bokondini, Distrik Geya, Distrik Kembu, Distrik Bokoneri, Distrik Goyage, Distrik Poganeri dan Distrik Wunin;
    Kacang merah dan kacang tanah di seluruh distrik; dan
    Kacang kedelai di Distrik Goyage dan Distrik Poganeri.
    Saat ini, Pemerintah Kabupaten Tolikara berupaya memajukan pembangunan bidang pertanian yang meliputi program peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan hasil produksi dengan kegiatan seperti penyediaan sarana, pelatihan, bimtek, penyuluhan dan sosialisasi.
    Perkembangan positif semakin terlihat dimana masyarakat mulai menggeluti subsektor pertanian yang terdiri dari sektor tanaman pangan, hortikultura, buah-buahan, perkebunan, peternakan dan perikanan.
    Sektor tanaman pangan didominasi tanaman ubi kayu, keladi, ubi jalar, jagung, kacang tanah, kedelai, sayur-sayuran, dan beberapa jenis buah-buahan. Ubi jalar sebagai tanaman pokok pertanian, mendominasi luasan tanaman yang diusahakan masyarakat. Produksi ubi jalar 47.502 ton dari luas tanam 1.353 hektare di tahun 2020 meningkat menjadi 63.051 ton dari luas tanam 8.486 hektare di tahun 2020.
    Tanaman padi mulai dipopulerkan di Kabupaten Tolikara. Selain komoditi padi sawah, dikembangkan pula komoditi padi ladang untuk menjamin kesiapan masyarakat dalam upaya menjaga keamanan ketersediaan pangan.
    Penanaman padi ladang secara berturut-turut seluas 34 hektare di tahun 2012 dan 2013, 80 hektare di tahun 2019, dan 130 hektare di tahun 2020 tersebar di beberapa distrik dalam bentuk kegiatan Demonstrasi Plot (Demplot) para kontak tani. Produksi padi yang dihasilkan yaitu 49,50 ton di tahun 2012 dan 2013, 1120 ton di tahun 2014 dan 162 ton di tahun 2015.
    Tanaman sayuran dan palawija mengalami peningkatan dalam luasan tanaman dan produksi antara lain kol, sawi, wortel, kacang panjang, labu siam, dan sayuran lainnya.
    Luas keseluruhan penanaman sayuran di Kabupaten Tolikara 1.381,50 hektare di tahun 2012 meningkat menjadi 2.523 hektare di tahun 2016. Sedangkan produksi hasil panenan sayuran yaitu 4.634,50 ton di tahun 2012 naik menjadi 9.193 di tahun 2016.
    Produk unggulan pertanian dan perkebunan lainnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun adalah komoditi buah-buahan seperti jeruk, nanas, kopi arabika dan buah merah.
    Semua komoditi buah-buahan tersebut sangat cocok ditanam di seluruh wilayah Kabupaten Tolikara.
    Tanaman buah merah yang sebelumnya merupakan tanaman hutan, mulai tahun 2015 digolongkan ke dalam tanaman hortikultura, karena ditinjau dari fungsinya sehari-hari produksi tanaman ini dijadikan bahan konsumsi pencampur sayuran.
    Nilai gizi buah merah sangat tinggi dan baik bagi kesehatan, terutama kandungan pro vitamin A yang dapat menunjang daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit dari hasil experiment penelitian tim ahli Universitas Cenderawasi Papua Uncen beberapa tahun yang lalu .
    Jumlah luas tanaman buah merah di tahun 2015 adalah 628 hektare dengan produksi 3.139 ton dan luas tanaman 680 hektare di tahun 2016 dengan produksi 3.200 ton.
    Buah nanas asli Tolikara tepatnya dari Distrik Bokondini memiliki rasa manis nan khas. Meskipun ditanam masih dalam jumlah yang kecil yakni sekitar puluhan hektar, namun pemerintah dan masyarakat bertekad mengembangkan hasil komoditi yang satu ini. Menurut rencana, buah nanas asli Bokondini akan diproduksi menjadi minuman kemasan dan bahan pembuatan kue.
    Pembudidayaan kopi menyebar di hampir seluruh distrik. Pada tahun 2012 tercatat luas tanaman kopi arabika sebanyak 301 hektare dan dalam perkembangannya hingga tahun 2016 menjadi 698,50 hektare, atau meningkat sebesar 132,06%, dengan produksi mencapai 98,20 ton atau meningkat sebesar 87,69%.
    Komoditi kopi arabika Tolikara saat ini menjadi perhatian karena memiliki cita rasa yang khas dan banyak diminati. Kopi arabika olahan dari Tolikara telah diproduksi dan dipasarkan dalam kemasan Toli Coffee dan Bokondini Coffee.
    #httpsyoutube #pengikut #httpsplatincoincom #tolikara #location #coversong #culture #https TOLITVNEWS 🙏🙏

КОМЕНТАРІ •