Masjid Gede Kauman Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata religi di Yogyakarta. Masjid Gede mempunyai gaya arsitekturnya kental dengan nuansa Jawa dan memberikan kesan yang tenang. Atap dari Masjid yang memiliki pola 3 susun dengan nama Tajug Lambing Teplok yang setiap susun memiliki makna daei bawah hakikat Syariat dan Makrifat. Bagian atas atap terdapat Mustaka seperti Daun Kluwih yang bermakna keistimewaan bagi orang yang mencapai kesempurnaan hidup. Kemudian juga Gede dengan bentuk huruf Alif sebagai lambang bahwa Allah itu Wahid (satu) yang bermakna bagi orang yang menjalani Hakikat Syariat dan Makrifat akan selalu dekat dengan Allah Yang Maha Esa. Kemudian gerbang masuk Masjid memiliki bentuk Semar Tinandu yang dinamakan Gapuro yang diambil dari bahasa Arab yaitu Goof Arok yang artinya pengampunan atas Dosa. Pada sebelah kiri dan kanan terdapat Pagongan yang merupakan tempat menyimpan Gong yang dibunyikan pada saat Sekaten. Sekaten merupakan kegiatan besar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Di dalam lingkungan Masjid bagian Timur, Utara dan Selatan terdapat kolam yang pada zaman dahulu berfungsi untuk mencuci kaki ketika hendak masuk kedalam Masjid. Pintu masuk yang menghubungkan antar Serambi dan dalam Masjid menggunakan warna Emas dan Coklat yang mencerminkan suasana Keraton Yogyakarta. Arsitekturnya masih terawat sampai saat ini dari pilar-pilarnya, atap, tempat khusus bagi Sultan melaksanakan Sholat, mimbar untuk Imam menyampaikan Ceramah, mimbar untuk Sultan menyampaikan Ceramah, pidato dan untuk menyapa masyarakatnya. Temboknya sendiri masih kokoh sampai saat ini.
Makna dari gaya arsitektur tradisional Jawa pada bangunan masjid gedhe adalah dapat saya tulis mulai dari atap masjid yang bertingkat tiga atau dengan nama Tajug Lambing Teplok.Dari bawah hakikat,syariat dan ma'rifat.Di bagian atas atap terdapat mustaka seperti daun kluih yang bermakna keistimewaan bagi orang yang mencapai kesempurnaan hidup.Bentuk huruf alif sebagai lambang bahwa Allah itu wahid atau satu yang bermakna bagi orang yang telah menjalani hakikat,syariat dan ma'rifat akan selalu senantiasa dekat dengan Allah.Berikutnya pada tiang atau pilar masjid terdapat umpak,ukiran kayu dan kaligrafi menggambarkan perkembangan kehidupan beragama di tanah Jawa.Umpak sebagai penggambaran orang Jawa memeluk agama Hindu,kemudian ornamen di atasnya menggambarkan stupa(agama Buddha),dan adapula ornamen menggambarkan masuknya agama Nasrani.Seni pahat yang terdapat pada masjid memiliki makna simbolik yang erat kaitannya dengan agama Islam seperti wajikan,praba,tlacapan dan waluh.Gerbang masjid memiliki bentuk Semar Tinandhu yang diberi nama Gapuro. Gapuro berasal dari kata ghofuro(bahasa Arab)yang berarti ampunan dari dosa.
Masjid Gede Kauman Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata religi di Yogyakarta. Masjid Gede mempunyai gaya arsitekturnya kental dengan nuansa Jawa dan memberikan kesan yang tenang. Atap dari Masjid yang memiliki pola 3 susun dengan nama Tajug Lambing Teplok yang setiap susun memiliki makna daei bawah hakikat Syariat dan Makrifat. Bagian atas atap terdapat Mustaka seperti Daun Kluwih yang bermakna keistimewaan bagi orang yang mencapai kesempurnaan hidup. Kemudian juga Gede dengan bentuk huruf Alif sebagai lambang bahwa Allah itu Wahid (satu) yang bermakna bagi orang yang menjalani Hakikat Syariat dan Makrifat akan selalu dekat dengan Allah Yang Maha Esa. Kemudian gerbang masuk Masjid memiliki bentuk Semar Tinandu yang dinamakan Gapuro yang diambil dari bahasa Arab yaitu Goof Arok yang artinya pengampunan atas Dosa. Pada sebelah kiri dan kanan terdapat Pagongan yang merupakan tempat menyimpan Gong yang dibunyikan pada saat Sekaten. Sekaten merupakan kegiatan besar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Di dalam lingkungan Masjid bagian Timur, Utara dan Selatan terdapat kolam yang pada zaman dahulu berfungsi untuk mencuci kaki ketika hendak masuk kedalam Masjid. Pintu masuk yang menghubungkan antar Serambi dan dalam Masjid menggunakan warna Emas dan Coklat yang mencerminkan suasana Keraton Yogyakarta. Arsitekturnya masih terawat sampai saat ini dari pilar-pilarnya, atap, tempat khusus bagi Sultan melaksanakan Sholat, mimbar untuk Imam menyampaikan Ceramah, mimbar untuk Sultan menyampaikan Ceramah, pidato dan untuk menyapa masyarakatnya. Temboknya sendiri masih kokoh sampai saat ini.
Makna dari gaya arsitektur tradisional Jawa pada bangunan masjid gedhe adalah dapat saya tulis mulai dari atap masjid yang bertingkat tiga atau dengan nama Tajug Lambing Teplok.Dari bawah hakikat,syariat dan ma'rifat.Di bagian atas atap terdapat mustaka seperti daun kluih yang bermakna keistimewaan bagi orang yang mencapai kesempurnaan hidup.Bentuk huruf alif sebagai lambang bahwa Allah itu wahid atau satu yang bermakna bagi orang yang telah menjalani hakikat,syariat dan ma'rifat akan selalu senantiasa dekat dengan Allah.Berikutnya pada tiang atau pilar masjid terdapat umpak,ukiran kayu dan kaligrafi menggambarkan perkembangan kehidupan beragama di tanah Jawa.Umpak sebagai penggambaran orang Jawa memeluk agama Hindu,kemudian ornamen di atasnya menggambarkan stupa(agama Buddha),dan adapula ornamen menggambarkan masuknya agama Nasrani.Seni pahat yang terdapat pada masjid memiliki makna simbolik yang erat kaitannya dengan agama Islam seperti wajikan,praba,tlacapan dan waluh.Gerbang masjid memiliki bentuk Semar Tinandhu yang diberi nama Gapuro. Gapuro berasal dari kata ghofuro(bahasa Arab)yang berarti ampunan dari dosa.