nach ini yang ditunggu-tunggu munculnya diksi mesianisme. soekarno dan jokowi termasuk tokoh-tokoh idola mesianisme. soeharto, yang terkenal dengan laku kejawennya, tetapi tidak populer sebagai tokoh mesian. justru diksi mesian dilekatkan pada bu tien, istri pak harto. dalam konteks pribadi (bukan presiden) tokoh jendral besar sudirman terlihat selalu mengenakan keris yang bisa ditafsirkan sebagai kejawen, tetapi toh juga bukan tokoh mesian. hal yang kita maksudkan ialah ada perbedaan kinerja pemerintahan. kita masih bisa mencari justifikasi sisi keberhasilan soekarno, tetapi tidak bisa terhadap era jokowi. setidaknya informasi-informasi publik, analisis para ahli dan amicus curiae guru-guru besar dan rohaniwan bisa menjadi data dan fakta. tidak jauh dari pengumuman kpu, dikabarkan prabowopun diposisikan sebagai tokoh mesian dengan mendapatkan wahyu modern bernama wahyu pancasila atau wahyu garuda pancasila (?). kalau kita lihat salah satu kitab suci, yang menyebut dulu jin dan manusia itu bebas naik turun memasuki pintu langit (diduga saat kenabian sulaiman), tetapi pada abad ke-6 M, dinyatakan akses itu ditutup dengan penjagaan ketat dan dengan alat usir yang efektif berupa meteor, bintang pijar panas seperti panah api yang mengejar dan mengazab kelompok jin dan manusia yang mencoba nguping di dekat pintu langit. jika demikian, kita memperoleh pemahaman jika segala rekayasa bumi (jin dan manusia, mungkin yang dimaksud para dukun atau ahli kitab) dipastikan belum tentu sesuai dengan ketetapan langit, ketatapan ilahiah, makanya dipopulerkan ada satu malam yang bernilai atau memiliki keutamaan seribu bulan sebagai ketetapan prerogatif langit. di samping satu malam pada setahun sekali itu, langit juga memberi informasi ada waktu-waktu yang serupa seperti waktu (dan tempat) arofah, tiap malam jum,at, tiap hari senin dan kamis, pada sepertiga malam tiap harinya, dan setiap nyawa sebelum sampai kerongkongan. bahkan kehadiran nabi isa juga dianggap momentum mesian (bc. rahmat Tuhan) terakhir agar Tuhan tidak dituduh membiarkan orang tersesat (masalahnya, dalam konteks waktu seperti apa, dan berapa lama nabi Isa dalam momentum itu). jika demikian, sejauhmana kita masih percaya mesianisme, apalagi metode dan kategori-kategori yang berbeda-beda dari berbagai praktisi (bc.peramal, dukun, praktisi spiritual, dll), apalagi terkait dengan performa (misalnya) pak jokowi. apakah tidak lebih baik jika kita mulai mendalami, eksplorasi (sebagai contoh) misi UU Pemda, mumpung musim pilkada. ada satu kata konci pada UU ini yang tidak ada kandidat kepala daerah yang "memakainya", yakni akselerasi peningkatan realisasi kesejahtaraan. diksi akselerasi adalah ciri uu 23/2014, tidak pada uu sebelumnya. uu sebelumnya hanya sampai pada diksi peningkatan perwujudan kesejahteraan, yang juga masih kita jumpai pada uu desa, 6/2014. mungkin karena akselerasi ini mengindikasikan pemikiran yang rumit dan bisa terkoneksi dengan teknologi tidak menarik bangsa indonesia. menurut mochtar lubis (1977), bangsa indonesia itu cenderung suka dengan seni, bukan ilmu pengetahuan. cobalah sedikit kita perhatikan visi, misi dan strategi para kandidat kepala daerah, adakah yang terkoneksi dengan usaha-usaha ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak. tidak sama sekali. jika demikian, maka masihlah terasa pantas mengatakan quo vadis indonesia.
TEPAT. karna dari awal bangsa ini bingung "mau jadi apa". sebelum menanyakan "bagaiman caranya". belum tau tujuannya, tapi sudah merumuskan "bagaimana caranya" 😂
Mohon maaf bukan bermaksud rasis, hanya saja 3x punya atasan orang jawa dan ketiganya kuat banget kolusi dan nepotisme nya jd toxic cuma tampak nya aja baik🙏 alhamdulillah sekarang udh pindah kerja dan dapat lingkungan yg lebih baik dan supportive
saya kira suku apa saja itu baik. jika melakukan sesuatu yang buruk bukan berarti salah karena sukunya. yg jelas itu salah si individunya. ini relate dengan agama atau apapun. jika salh itu ya si individunya.
@@irwangunawan2210 kiranya betul, 1. bukan soal RAS, melainkan tentang sifat manusia, yg bisa ditelusuri hingga DNAnya. Cendekiawan alm mochtar lubis (1977) menyebut demikian, 6 sifat manusia indonesia. 2. Kasus-kasus KKN di birokrasi nyaris terjadi dimana-mana dan tidak pandang bulu. Sejauh ini, pengamatan mengungkapkan jika mereka hanya digerakkan oleh kepentingan pribadi dan kepentingan pribadinya. Dan fenomena ini bisa lebih kejam. Kita bisa bayangkan, sebagai contoh, seseorang dalam pangkat tertentu sudah >10 tahun, tiba-tiba dipimpin oleh dua-tiga tingkat lebih rendah yg kebetulan ybs adalah orang"istana" (bc. pemegang kekuasaan tertinggi di daerah). Dapat dipastikan orientasi pembinaan kepegawaian tidak berfungsi dg baik. Sisi lain terjadi politik nepotisme dan kolusi yg nyata.
di kira selain jawa gak nepotisme.... saya punya pengalaman bagaimana saudara saya nyalon lurah di sumatra, para pendukung nya di rampok sama warga setempat.😂
Budaya jawa sekarang itu dekadensi sebenarnya dari jawa jaman dulu coba pelajari karakter jawa zaman dulu menurut catatan org2 asing, dulu jawa pedagang besar kaya seperti china & Bugis, pelaut pelayar, prajurit, gagah, blak2an, pemburu, akibat feodalisme Belanda atas Mataram ratusan tahun jadi bangsa yg nunduk2, senyam senyum mamng jadi lebih sopan santun tapi sering over jadi intrik2 lain muka lain belakang.
"Wani silit ra wani rai" ethok ethok/pura pura mendukung/merakyat /pencitraan diri, kemudian menusuk dari belakang. Tradisi nilai nilai KSATRIA sudah hilang. Topeng topeng Kebohongan, kemunafikan yang muncul. Seperti yg saat ini dipraktekkan oleh Rezim Jokowi. Pengkhianatan yang terjadi...sikap kianat. Tidak ada etika politik.yg ada menghalalkan segala cara, menabrak nilai nilai moral dan etika hukum. Kalau di dunia campus fisip ilmu politik atau ilmu pemerintahan kita masih mengenal mata kuliah Etika politik.. Kalau Ronggowarsito diulas dalam buku zaman bergerak. Dia adalah tokoh yang di jadi alat belanda untuk mengontrol masyarakat jawa waktu itu. Tokoh Ronggowarsito diberi fasilitas sebagai pendidik, ada rekonstruksi budaya jawa bagaimana menjauhkan nilai nilai jawa yang original dan dibelokkan menjadi konstruksi sesuai yg dikehendaki oleh VOC yg diselaraskan dg Politik devite et impera (yg dipakai voc belanda saat itu) .Bagaimana mengusai wilayah dg politik pecah belah. Bagaimana para bangsawan jawa diadu, diprovokasi hingga mereka berkonflik dan berperang sendiri. Bagaimana VoC masuk dg menawarkan bantuan dg syarat pembagian kekuasaan. Hingga pada akhirnya kerajaan Mataram islam terpecah dg sultan penguasa sendiri2 dg wilayah yg semakin mengecil. diaceh kita mengenal antropolog snouck hurgronje kalau di jawa kita kenal Ronggowarsito.
21:00 Dalam pandangan Sosial Ibn Khaldun, hal tersebut di definisikan sebagai Ashobiyah atau sifat kesukuan. Dalam Islam, sifat Ashobiyah ini sangat ditentang oleh Nabi, untuk mengubah pandangan kesukuan menjadi Egaliter Alasannya, saat itu orang orang Arab sangat menjunjung tingginsifat Ashobiyah, benar atau salah jika ia bagian dari suku, maka dibela. Maka dari itu, strategi dakwah sosial pertama Nabi setiba nya ke Yatsrib/Madinah itu mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar Orang orang Yatsrib sejak lama dikenal santun, hal ini dapat dibuktikan dengan kampanye militer Raja Yaman ke Yatsrib karena anaknya terbunuh, namun juga kagum dengan kebaikan masyarakat Yatsrib yanv kalo perang dijeda, mereka mengirimkan makanan, dsb Konflik internal terjadi karena penduduk Yahudi melakukan adu domba terhadap kedua suku yang merupakan penduduk asli, kemudian Nabi hadir menyatukan mereka sebagai Anshar, namun dalam perjalanannya pun, konflik2 Ashobiyah masih terjadi Maka dari itu, Ibn Khaldun tidak menafikan keburukan Ashobiyah tersebut, namun memberikan tawaran bagaimana Ashobiyah dalam pandangan Islam bisa mewujudkan tatanan dunia baru (secara sosial politik), diberi contoh Dinasti Umayyah
Semua berhulu pada fanatisme yg sering dikobar kobarkan khususnya pada agama. Peneliti Clifford Geertz (?) pernah mengatakan.."DIDALAM FANATISME TERDAPAT DAYA PENGHANCUR DIRI"
KEJUJURAN itu perbuatan yg wajib dilaksanakan oleh orang Jawa, dan BERBOHONG itu adlh perbuatan yg sebisa mungkin dihindari Ada nasehat Jawa, ojok ngulinakno mbejuk ben ora dadi kulino, sing biso nyarakno awakmu dewe. Isok dadi wong apik utowo wong bener iku kudu dibiasakno. Wong sing ngutamakno laku bener iku SENO/WERKUDORO, ning sing ngutamakno kebejikan iku KUNTO DEWO cacak e SENO. Dadi bener lan apik iku durung mesti podho. Ma'af jika saya salah
Dulu di awal menjabat sampai periode kedua tidak banyak tokoh publik yang berani mengkritik jkw. Kebanyakan masih menganggapnya sebagai tokoh yang ditunggu kedatangannya. Kini setelah semua terpampang jelas, bermunculan pengkritik yang sebelumnya hanya diam memuja
Alim yg punya kaweruh itu ngerti ketika fitnah dan person yg bawa diawalnya dan kasih aware ke khalayak.. Level santri tholabul ilmi n ngerti ketika semuanya telah dan sedang berlangsung... Awam manusia abangannya baru ngerti fan ngeh setelah goro goro selesai dan berlalu
Menteri penerangan era pak Harto yg paling menonjol adalah Harmoko, Moerdiono klo dak salah menteri sekretaris kabinet.. Monggo di ralat klo krg pas...
di level rakyat oke lah saya setuju , tp pada level pimpinan kita bisa pelajari dari sejarah bahwa pengkhianatan itu hal biasa mrk lakukan , dan selalu yg menjadi korban adalah rakyat yg mengganggap mrk adalah orang2 terhormat
Berdamai dengan keadaan bukanlah berpura pura, tapi memahami dan menjadikannya hikmah. Orang ini salah MELIHAT/PERSPEKTIF akhirnya menarik KESIMPULAN YG SALAH/PENGHAKIMAN. Type pecundang.
Jadi inget obrolan dg Pak Iman. beliau pernah sempat beri pertanyaan: pakaian adat yg sering dipakai, pakaian adat nusantara atau pakaian adat bangsawan nusantara? Pertanyaan yg menggelitik
Maaf saya tidak setuju, bagi saya obrolan anda terkesan self hating dan masokistik terhadap identitas dan budaya sendiri, setiap bangsa besar mempunyai sejarah feodalisme, imperialisme, isme-isme lain tapi bukan berarti karena ini maka seluruh landasan budaya dan tradisi perlu dihilangkan Anda mencontoh orang Jepang, Cina, Korea, apakah mereka melakukan revolusi besar untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa barat? Betul. Apakah berarti mereka menghilangkan seluruh identitas, budaya, kebanggaan terhadap peradaban mereka? Tidak sama sekali justru setelah restorasi Meiji, revolusi budaya Cina, diktatorisme Korea, yang muncul selanjutnya adalah kebangkitan budaya nasional, Jepang dengan kekaisaran timur rayanya, Cina dengan "sosialisne dengan karakteristik Cina" ala Dengxiaoping, Korea yang terus mengembangkan budayanya sampai seluruh dunia ikutan-ikutan memakai kostum Hanbok dan memakan Kimchi karena gemar menonton drama sejarah kerajaan Korea, sedangkan anda malu memakai Blangkon? Menyedihkan Jika anda percaya dengan kekuatan peradaban bangsa kita, maka jangan lah masokis menjelek-jelekan membunuh budaya kita sendiri, orang Jepang juga punya budaya sopan santun Tatemae macam yang anda bicarakan namun tidak menjelekan diri seperti ini. Jika ada moral yang dirasa perlu diperbaiki mengapa tidak mengambil dari keluhuran etos ksatria? Layaknya bangsa Jepang mengambil etos Samurai sebagai budaya kerja modern mereka? Anda-anda yang terobsesi untuk menjadi paling modern harus sadar bahwa zaman "modern", akan segera berakhir dan kita akan kembali ke dunia multipolar dimana peradaban-peradaban kuno baik Cina, India, Rusia akan bangkit dari tidurnya dan kuasa tunggal barat akan dunia akan segera berakhir. Disini budaya sebagai spirit roh bangsa akan menjadi penentu akankah kita bisa berdiri sebagai peradaban sendiri atau kita akan menjadi jongos dengan inferiority complex yang menjilat soft power dari bangsa lain. Jadi sebaiknya berhentilah mengolok identitas bangsa, datang dengan niat memperbaiki bukan meninggalkan atau menghancurkan
Kalau Cina, mereka memang revolusinya meninggalkan kebudayaan mereka secara total saat awal era komunis. Rakyat dibuat benci sama nilai2 leluhurnya confucius oleh Mao.
@@terusanzues6571 Cina maju seperti sekarang bukan karena revolusi budaya Mao, tapi karena kebijakan keterbukaan Deng Xiaoping, jika Cina masih terus dengan revolusi destruktif Mao, maka Cina akan tetap seperti Korea Utara zaman sekarang Anda tahu motto pembangunan Cina? Deng Xiaoping : Socialism with Chinese characteristics Sekarang zaman Xi Jinping : Great rejuvenation of the Chinese nation Coba lihat mengenai slogan pembangunan berdasarkan kebudayaan mereka, apakah mereka membenci diri seperti dalam podcast ini? ua-cam.com/video/UvBzy2wCE9g/v-deo.html
@@terusanzues6571 Cina tidak maju karena revolusi budaya era Mao, tapi karena kebijakan keterbukaan era Deng Xiaoping, dimana secara terang-terangan Cina menolak komunisme internasional dan menerapkan ''Socialism with Chinese Characteristics'', dimana nilai-nilai peradaban terdahulu dibangkitkan kembali. Hal ini diteruskan dengan kebijakan Xi Jinping dengan nama ''Chinese Dream'' atau ''The Great Cultural Rejuvenation of the Chinese Nation'' dimana Cina ingin mengukuhkan kembali posisinya sebagai peradaban terbesar ras Asia, dan menolak hegemoni barat. Proyek infrastruktur seperti ''Belt and Road'' sejatinya adalah usaha Cina membangkitkan kembali ''Silk Road'', atau jalur sutra kuno. Coba lihat keterangan dari mereka mengenai etos pembangunan berdasarkan kebudayaan mereka, apakah mereka terlihat seperti orang yang membenci dirinya sendiri seperti dalam podcast ini? ua-cam.com/video/UvBzy2wCE9g/v-deo.html
@@terusanzues6571 Cina tidak maju karena revolusi budaya era Mao, tapi karena kebijakan keterbukaan era Deng Xiaoping, dimana secara terang-terangan Cina menolak komunisme internasional dan menerapkan ''Socialism with Chinese Characteristics'', dimana nilai-nilai peradaban terdahulu dibangkitkan kembali. Hal ini diteruskan dengan kebijakan Xi Jinping dengan nama ''Chinese Dream'' atau ''The Great Cultural Rejuvenation of the Chinese Nation'' dimana Cina ingin mengukuhkan kembali posisinya sebagai peradaban terbesar ras Asia, dan menolak hegemoni barat. Proyek infrastruktur seperti ''Belt and Road'' sejatinya adalah usaha Cina membangkitkan kembali ''Silk Road'', atau jalur sutra kuno.
Budaya jawa sekarang itu dekadensi sebenarnya dari jawa jaman dulu coba pelajari karakter jawa zaman dulu menurut catatan org2 asing, dulu jawa pedagang besar kaya china & Bugis, pelaut pelayar, prajurit, gagah, blak2an, pemburu, akibat feodalisme Belanda atas Mataram ratusan tahun jadi bangsa yg nunduk2, senyam senyum sopan santun tapi intrik2 lain muka lain belakang
Sekarang ada gerakan Tegakkan System Khilafah dari Mataram Islam (DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur), sekarang sudah di 34 propinsi. Gerakan ini muncul karena hasil pemilu curang (tidak bisa dipungkiri), dan perusakan system demokrasi yg jauh nilainya dari awal kemerdekaan dulu. Niat awal gerakan Tegakkan System Khilafah adalah "Pembebasan Palistina" atau "Palistina Merdeka". Nampaknya gerakan ini berlanjut sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi di Indonesia yang carut marut. Gerakan Tegaknya System Khilafah, nampak betul-betul berpegang pada sumber hukum Islam (Qur'an, Sunnah) secara murni dan meneladani generasi shahabat, Abu Bakar Sidiq ra, Umar bin Khattab ra, dan lainnya. Dan menurut perhitungan jeda (100 tahun) tegaknya System Khilafah akan jatuh tempo pada tahun 2024. System khilafah tegak, maka system syari'ah dapat diamalkan, dipraktekkan. Penerapan System syari'ah telah dilakukan Persyarikatan Muhammadiyah, dapat disaksikan hasilnya. Ada pendapat :"Indonesia kalah dengan Persyarikatan Muhammadiyah".
@@maharany5308 hlo suara parlemen semua juga nolak bukan hanya ganjar. Masa iya hanya suara seorang kepala daerah lebih tinggi keputusanya dari pada presiden dan selama ini juga gak jujur kan dengan alasan apa batalnya.... Padahal di tempo sudah dikuliti bahwa gagal bukan murni ganjar
nach ini yang ditunggu-tunggu munculnya diksi mesianisme. soekarno dan jokowi termasuk tokoh-tokoh idola mesianisme. soeharto, yang terkenal dengan laku kejawennya, tetapi tidak populer sebagai tokoh mesian. justru diksi mesian dilekatkan pada bu tien, istri pak harto. dalam konteks pribadi (bukan presiden) tokoh jendral besar sudirman terlihat selalu mengenakan keris yang bisa ditafsirkan sebagai kejawen, tetapi toh juga bukan tokoh mesian. hal yang kita maksudkan ialah ada perbedaan kinerja pemerintahan. kita masih bisa mencari justifikasi sisi keberhasilan soekarno, tetapi tidak bisa terhadap era jokowi. setidaknya informasi-informasi publik, analisis para ahli dan amicus curiae guru-guru besar dan rohaniwan bisa menjadi data dan fakta. tidak jauh dari pengumuman kpu, dikabarkan prabowopun diposisikan sebagai tokoh mesian dengan mendapatkan wahyu modern bernama wahyu pancasila atau wahyu garuda pancasila (?). kalau kita lihat salah satu kitab suci, yang menyebut dulu jin dan manusia itu bebas naik turun memasuki pintu langit (diduga saat kenabian sulaiman), tetapi pada abad ke-6 M, dinyatakan akses itu ditutup dengan penjagaan ketat dan dengan alat usir yang efektif berupa meteor, bintang pijar panas seperti panah api yang mengejar dan mengazab kelompok jin dan manusia yang mencoba nguping di dekat pintu langit. jika demikian, kita memperoleh pemahaman jika segala rekayasa bumi (jin dan manusia, mungkin yang dimaksud para dukun atau ahli kitab) dipastikan belum tentu sesuai dengan ketetapan langit, ketatapan ilahiah, makanya dipopulerkan ada satu malam yang bernilai atau memiliki keutamaan seribu bulan sebagai ketetapan prerogatif langit. di samping satu malam pada setahun sekali itu, langit juga memberi informasi ada waktu-waktu yang serupa seperti waktu (dan tempat) arofah, tiap malam jum,at, tiap hari senin dan kamis, pada sepertiga malam tiap harinya, dan setiap nyawa sebelum sampai kerongkongan. bahkan kehadiran nabi isa juga dianggap momentum mesian (bc. rahmat Tuhan) terakhir agar Tuhan tidak dituduh membiarkan orang tersesat (masalahnya, dalam konteks waktu seperti apa, dan berapa lama nabi Isa dalam momentum itu). jika demikian, sejauhmana kita masih percaya mesianisme, apalagi metode dan kategori-kategori yang berbeda-beda dari berbagai praktisi (bc.peramal, dukun, praktisi spiritual, dll), apalagi terkait dengan performa (misalnya) pak jokowi. apakah tidak lebih baik jika kita mulai mendalami, eksplorasi (sebagai contoh) misi UU Pemda, mumpung musim pilkada. ada satu kata konci pada UU ini yang tidak ada kandidat kepala daerah yang "memakainya", yakni akselerasi peningkatan realisasi kesejahtaraan. diksi akselerasi adalah ciri uu 23/2014, tidak pada uu sebelumnya. uu sebelumnya hanya sampai pada diksi peningkatan perwujudan kesejahteraan, yang juga masih kita jumpai pada uu desa, 6/2014. mungkin karena akselerasi ini mengindikasikan pemikiran yang rumit dan bisa terkoneksi dengan teknologi tidak menarik bangsa indonesia. menurut mochtar lubis (1977), bangsa indonesia itu cenderung suka dengan seni, bukan ilmu pengetahuan. cobalah sedikit kita perhatikan visi, misi dan strategi para kandidat kepala daerah, adakah yang terkoneksi dengan usaha-usaha ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak. tidak sama sekali. jika demikian, maka masihlah terasa pantas mengatakan quo vadis indonesia.
"yang modern ngga kekejar, yang tradisi hilang"
TEPAT. karna dari awal bangsa ini bingung "mau jadi apa". sebelum menanyakan "bagaiman caranya".
belum tau tujuannya, tapi sudah merumuskan "bagaimana caranya" 😂
Sejak era mataram kuno hingga sekarang jawa gk pernah kosong dalam perpolitikan dan pertumpahan darah ..
Mohon maaf bukan bermaksud rasis, hanya saja 3x punya atasan orang jawa dan ketiganya kuat banget kolusi dan nepotisme nya jd toxic cuma tampak nya aja baik🙏 alhamdulillah sekarang udh pindah kerja dan dapat lingkungan yg lebih baik dan supportive
saya kira suku apa saja itu baik. jika melakukan sesuatu yang buruk bukan berarti salah karena sukunya. yg jelas itu salah si individunya. ini relate dengan agama atau apapun. jika salh itu ya si individunya.
Jokowi LAMIS, mulutnya bicara manis tp hatinya sadis. Lamis = pura2, identik dg Penipu, pembohong, tukang ngibul.
Sini ke Papua untuk belajar lebih banyak karakter biar tdk melihat pemimpin orang jawa
@@irwangunawan2210 kiranya betul, 1. bukan soal RAS, melainkan tentang sifat manusia, yg bisa ditelusuri hingga DNAnya. Cendekiawan alm mochtar lubis (1977) menyebut demikian, 6 sifat manusia indonesia. 2. Kasus-kasus KKN di birokrasi nyaris terjadi dimana-mana dan tidak pandang bulu. Sejauh ini, pengamatan mengungkapkan jika mereka hanya digerakkan oleh kepentingan pribadi dan kepentingan pribadinya. Dan fenomena ini bisa lebih kejam. Kita bisa bayangkan, sebagai contoh, seseorang dalam pangkat tertentu sudah >10 tahun, tiba-tiba dipimpin oleh dua-tiga tingkat lebih rendah yg kebetulan ybs adalah orang"istana" (bc. pemegang kekuasaan tertinggi di daerah). Dapat dipastikan orientasi pembinaan kepegawaian tidak berfungsi dg baik. Sisi lain terjadi politik nepotisme dan kolusi yg nyata.
di kira selain jawa gak nepotisme....
saya punya pengalaman bagaimana saudara saya nyalon lurah di sumatra, para pendukung nya di rampok sama warga setempat.😂
Bisa jd Michael Corleone terinspirasi kisah2 Raja Jawa saat bilang "Don't hate your enemy, (it) affect your judgement"....
saestu kulo kepingin nyantrik teng gus Irfan
Budaya jawa sekarang itu dekadensi sebenarnya dari jawa jaman dulu coba pelajari karakter jawa zaman dulu menurut catatan org2 asing, dulu jawa pedagang besar kaya seperti china & Bugis, pelaut pelayar, prajurit, gagah, blak2an, pemburu, akibat feodalisme Belanda atas Mataram ratusan tahun jadi bangsa yg nunduk2, senyam senyum mamng jadi lebih sopan santun tapi sering over jadi intrik2 lain muka lain belakang.
"Wani silit ra wani rai" ethok ethok/pura pura mendukung/merakyat /pencitraan diri, kemudian menusuk dari belakang. Tradisi nilai nilai KSATRIA sudah hilang. Topeng topeng Kebohongan, kemunafikan yang muncul. Seperti yg saat ini dipraktekkan oleh Rezim Jokowi.
Pengkhianatan yang terjadi...sikap kianat. Tidak ada etika politik.yg ada menghalalkan segala cara, menabrak nilai nilai moral dan etika hukum.
Kalau di dunia campus fisip ilmu politik atau ilmu pemerintahan kita masih mengenal mata kuliah Etika politik..
Kalau Ronggowarsito diulas dalam buku zaman bergerak. Dia adalah tokoh yang di jadi alat belanda untuk mengontrol masyarakat jawa waktu itu. Tokoh Ronggowarsito diberi fasilitas sebagai pendidik, ada rekonstruksi budaya jawa bagaimana menjauhkan nilai nilai jawa yang original dan dibelokkan menjadi konstruksi sesuai yg dikehendaki oleh VOC yg diselaraskan dg Politik devite et impera (yg dipakai voc belanda saat itu) .Bagaimana mengusai wilayah dg politik pecah belah. Bagaimana para bangsawan jawa diadu, diprovokasi hingga mereka berkonflik dan berperang sendiri. Bagaimana VoC masuk dg menawarkan bantuan dg syarat pembagian kekuasaan. Hingga pada akhirnya kerajaan Mataram islam terpecah dg sultan penguasa sendiri2 dg wilayah yg semakin mengecil.
diaceh kita mengenal antropolog snouck hurgronje kalau di jawa kita kenal Ronggowarsito.
Terima kasih.
21:00 Dalam pandangan Sosial Ibn Khaldun, hal tersebut di definisikan sebagai Ashobiyah atau sifat kesukuan. Dalam Islam, sifat Ashobiyah ini sangat ditentang oleh Nabi, untuk mengubah pandangan kesukuan menjadi Egaliter
Alasannya, saat itu orang orang Arab sangat menjunjung tingginsifat Ashobiyah, benar atau salah jika ia bagian dari suku, maka dibela. Maka dari itu, strategi dakwah sosial pertama Nabi setiba nya ke Yatsrib/Madinah itu mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar
Orang orang Yatsrib sejak lama dikenal santun, hal ini dapat dibuktikan dengan kampanye militer Raja Yaman ke Yatsrib karena anaknya terbunuh, namun juga kagum dengan kebaikan masyarakat Yatsrib yanv kalo perang dijeda, mereka mengirimkan makanan, dsb
Konflik internal terjadi karena penduduk Yahudi melakukan adu domba terhadap kedua suku yang merupakan penduduk asli, kemudian Nabi hadir menyatukan mereka sebagai Anshar, namun dalam perjalanannya pun, konflik2 Ashobiyah masih terjadi
Maka dari itu, Ibn Khaldun tidak menafikan keburukan Ashobiyah tersebut, namun memberikan tawaran bagaimana Ashobiyah dalam pandangan Islam bisa mewujudkan tatanan dunia baru (secara sosial politik), diberi contoh Dinasti Umayyah
Semua berhulu pada fanatisme yg sering dikobar kobarkan khususnya pada agama.
Peneliti Clifford Geertz (?) pernah mengatakan.."DIDALAM FANATISME TERDAPAT DAYA PENGHANCUR DIRI"
Yang penting pengungsi Yaman yang ngaku Cucu nabi dibalikan ke Yaman lebih dulu
Salah satu faktor Madilognya Tan malaka ngga "payu" ya ini
mantap gus irfan afifi
KEJUJURAN itu perbuatan yg wajib dilaksanakan oleh orang Jawa, dan BERBOHONG itu adlh perbuatan yg sebisa mungkin dihindari
Ada nasehat Jawa,
ojok ngulinakno mbejuk ben ora dadi kulino, sing biso nyarakno awakmu dewe.
Isok dadi wong apik utowo wong bener iku kudu dibiasakno.
Wong sing ngutamakno laku bener iku SENO/WERKUDORO, ning sing ngutamakno kebejikan iku KUNTO DEWO cacak e SENO. Dadi bener lan apik iku durung mesti podho.
Ma'af jika saya salah
Tidak bisa digeneralisir semua masyarakat jawa, hanya sebagian saja yg percaya dgn narasi itu.
Dulu di awal menjabat sampai periode kedua tidak banyak tokoh publik yang berani mengkritik jkw. Kebanyakan masih menganggapnya sebagai tokoh yang ditunggu kedatangannya. Kini setelah semua terpampang jelas, bermunculan pengkritik yang sebelumnya hanya diam memuja
Alim yg punya kaweruh itu ngerti ketika fitnah dan person yg bawa diawalnya dan kasih aware ke khalayak..
Level santri tholabul ilmi n ngerti ketika semuanya telah dan sedang berlangsung...
Awam manusia abangannya baru ngerti fan ngeh setelah goro goro selesai dan berlalu
Menteri penerangan era pak Harto yg paling menonjol adalah Harmoko, Moerdiono klo dak salah menteri sekretaris kabinet.. Monggo di ralat klo krg pas...
ghathok matuk. orang jawa bukan penipu mas. kejujuran sangat diagungkan dalam budaya jawa
di level rakyat oke lah saya setuju , tp pada level pimpinan kita bisa pelajari dari sejarah bahwa pengkhianatan itu hal biasa mrk lakukan , dan selalu yg menjadi korban adalah rakyat yg mengganggap mrk adalah orang2 terhormat
Berdamai dengan keadaan bukanlah berpura pura, tapi memahami dan menjadikannya hikmah.
Orang ini salah MELIHAT/PERSPEKTIF akhirnya menarik KESIMPULAN YG SALAH/PENGHAKIMAN.
Type pecundang.
Indonesia sdh di ramal dan di setting oleh yg punya cerita menuju Indonesia makmur.sejarah berurutan
ini yg benar..mknya kadang di pimpin golongan putih hitam purih hitam putih saat ini hitam😢...slnjutnya.. putihhh hingga akhir jaman...
Jadi inget obrolan dg Pak Iman. beliau pernah sempat beri pertanyaan: pakaian adat yg sering dipakai, pakaian adat nusantara atau pakaian adat bangsawan nusantara? Pertanyaan yg menggelitik
Orang jawa suka berpura2 bijak biar kelihatan keren dan berwibawa. Aslinya sih ahh sudahlah😂
Benar kita kubur dalam tradisi dep deppan....
Istilah berpura pura Irfan Afifi kurang pas, lebih pas pengendalian diri orang jawa relatif baik
Narasumber pake referensi KATANYA???....apa kabar mojok???
SETENGAH JAJAHAN SETENGAH FEODAL
Sing jelas wong jowo kuwi seneng golek rai kak, pengen di akui...
itu dimiliki semua manusia. ingin diperhatikan, ingin diakui, ingin dipandang baik, itu watak manusia. gak cuma orang jawa.
@ruangpulangmu gk yo mung wong jowo, liyane gk nemen nemen. Aku peneliti dadi ojo ngeyel we
Maaf saya tidak setuju, bagi saya obrolan anda terkesan self hating dan masokistik terhadap identitas dan budaya sendiri, setiap bangsa besar mempunyai sejarah feodalisme, imperialisme, isme-isme lain tapi bukan berarti karena ini maka seluruh landasan budaya dan tradisi perlu dihilangkan
Anda mencontoh orang Jepang, Cina, Korea, apakah mereka melakukan revolusi besar untuk mengejar ketertinggalan dengan bangsa barat? Betul. Apakah berarti mereka menghilangkan seluruh identitas, budaya, kebanggaan terhadap peradaban mereka? Tidak sama sekali justru setelah restorasi Meiji, revolusi budaya Cina, diktatorisme Korea, yang muncul selanjutnya adalah kebangkitan budaya nasional, Jepang dengan kekaisaran timur rayanya, Cina dengan "sosialisne dengan karakteristik Cina" ala Dengxiaoping, Korea yang terus mengembangkan budayanya sampai seluruh dunia ikutan-ikutan memakai kostum Hanbok dan memakan Kimchi karena gemar menonton drama sejarah kerajaan Korea, sedangkan anda malu memakai Blangkon? Menyedihkan
Jika anda percaya dengan kekuatan peradaban bangsa kita, maka jangan lah masokis menjelek-jelekan membunuh budaya kita sendiri, orang Jepang juga punya budaya sopan santun Tatemae macam yang anda bicarakan namun tidak menjelekan diri seperti ini. Jika ada moral yang dirasa perlu diperbaiki mengapa tidak mengambil dari keluhuran etos ksatria? Layaknya bangsa Jepang mengambil etos Samurai sebagai budaya kerja modern mereka?
Anda-anda yang terobsesi untuk menjadi paling modern harus sadar bahwa zaman "modern", akan segera berakhir dan kita akan kembali ke dunia multipolar dimana peradaban-peradaban kuno baik Cina, India, Rusia akan bangkit dari tidurnya dan kuasa tunggal barat akan dunia akan segera berakhir. Disini budaya sebagai spirit roh bangsa akan menjadi penentu akankah kita bisa berdiri sebagai peradaban sendiri atau kita akan menjadi jongos dengan inferiority complex yang menjilat soft power dari bangsa lain. Jadi sebaiknya berhentilah mengolok identitas bangsa, datang dengan niat memperbaiki bukan meninggalkan atau menghancurkan
Kalau Cina, mereka memang revolusinya meninggalkan kebudayaan mereka secara total saat awal era komunis. Rakyat dibuat benci sama nilai2 leluhurnya confucius oleh Mao.
@@terusanzues6571 Cina maju seperti sekarang bukan karena revolusi budaya Mao, tapi karena kebijakan keterbukaan Deng Xiaoping, jika Cina masih terus dengan revolusi destruktif Mao, maka Cina akan tetap seperti Korea Utara zaman sekarang
Anda tahu motto pembangunan Cina?
Deng Xiaoping : Socialism with Chinese characteristics
Sekarang zaman Xi Jinping : Great rejuvenation of the Chinese nation
Coba lihat mengenai slogan pembangunan berdasarkan kebudayaan mereka, apakah mereka membenci diri seperti dalam podcast ini? ua-cam.com/video/UvBzy2wCE9g/v-deo.html
@@terusanzues6571 Cina tidak maju karena revolusi budaya era Mao, tapi karena kebijakan keterbukaan era Deng Xiaoping, dimana secara terang-terangan Cina menolak komunisme internasional dan menerapkan ''Socialism with Chinese Characteristics'', dimana nilai-nilai peradaban terdahulu dibangkitkan kembali.
Hal ini diteruskan dengan kebijakan Xi Jinping dengan nama ''Chinese Dream'' atau ''The Great Cultural Rejuvenation of the Chinese Nation'' dimana Cina ingin mengukuhkan kembali posisinya sebagai peradaban terbesar ras Asia, dan menolak hegemoni barat. Proyek infrastruktur seperti ''Belt and Road'' sejatinya adalah usaha Cina membangkitkan kembali ''Silk Road'', atau jalur sutra kuno.
Coba lihat keterangan dari mereka mengenai etos pembangunan berdasarkan kebudayaan mereka, apakah mereka terlihat seperti orang yang membenci dirinya sendiri seperti dalam podcast ini? ua-cam.com/video/UvBzy2wCE9g/v-deo.html
@@terusanzues6571 Cina tidak maju karena revolusi budaya era Mao, tapi karena kebijakan keterbukaan era Deng Xiaoping, dimana secara terang-terangan Cina menolak komunisme internasional dan menerapkan ''Socialism with Chinese Characteristics'', dimana nilai-nilai peradaban terdahulu dibangkitkan kembali.
Hal ini diteruskan dengan kebijakan Xi Jinping dengan nama ''Chinese Dream'' atau ''The Great Cultural Rejuvenation of the Chinese Nation'' dimana Cina ingin mengukuhkan kembali posisinya sebagai peradaban terbesar ras Asia, dan menolak hegemoni barat. Proyek infrastruktur seperti ''Belt and Road'' sejatinya adalah usaha Cina membangkitkan kembali ''Silk Road'', atau jalur sutra kuno.
Budaya jawa sekarang itu dekadensi sebenarnya dari jawa jaman dulu coba pelajari karakter jawa zaman dulu menurut catatan org2 asing, dulu jawa pedagang besar kaya china & Bugis, pelaut pelayar, prajurit, gagah, blak2an, pemburu, akibat feodalisme Belanda atas Mataram ratusan tahun jadi bangsa yg nunduk2, senyam senyum sopan santun tapi intrik2 lain muka lain belakang
Headline' gak menake' kanggone' wong jowo.
Pertama komen..
Ok
Semoga ortumu bangga nak 👍
Kandani og
Karna itu ganjar kalah karna dlm debat pilpres serang terus 😂
Jowo ilang separo
Siapapun mereka, bila dirinya punya watak² feodalis, nepotism, manis dibibir, memutar fakta, mereka sudah tergolong JAWA.
Sekarang ada gerakan Tegakkan System Khilafah dari Mataram Islam (DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur), sekarang sudah di 34 propinsi. Gerakan ini muncul karena hasil pemilu curang (tidak bisa dipungkiri), dan perusakan system demokrasi yg jauh nilainya dari awal kemerdekaan dulu.
Niat awal gerakan Tegakkan System Khilafah adalah "Pembebasan Palistina" atau "Palistina Merdeka". Nampaknya gerakan ini berlanjut sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi di Indonesia yang carut marut.
Gerakan Tegaknya System Khilafah, nampak betul-betul berpegang pada sumber hukum Islam (Qur'an, Sunnah) secara murni dan meneladani generasi shahabat, Abu Bakar Sidiq ra, Umar bin Khattab ra, dan lainnya. Dan menurut perhitungan jeda (100 tahun) tegaknya System Khilafah akan jatuh tempo pada tahun 2024. System khilafah tegak, maka system syari'ah dapat diamalkan, dipraktekkan. Penerapan System syari'ah telah dilakukan Persyarikatan Muhammadiyah, dapat disaksikan hasilnya. Ada pendapat :"Indonesia kalah dengan Persyarikatan Muhammadiyah".
Ilmu NGIBUL.
Mbahas opo toh ,,, iki rah mudeng
mbahas RATU koncone Bedor Kenci seko jeneng2 kertu Chino
Koe ra tekan bro, sinau O sek wae wmwmkw
Piala dunia u20 di tusuk seko mburi.. Diacak2.. Titenono...
Ngerti ngerti ganjar 16%
Due kuoso opo ganjar.... ??? Padahal akeh sing nolak...... Bahkan parlemen mayoritas nolak....
sabar...Gusti Allah mboten sare..gk suwe kok lur bkle ngunduh..sabar ae
@@lekekoklaten5529sopo sg nolak...klu di begal iyo..jujur ae lur..sesuatu yg gk jujur akn kembwa khncuran untuk ngri ini..
@@maharany5308 hlo suara parlemen semua juga nolak bukan hanya ganjar. Masa iya hanya suara seorang kepala daerah lebih tinggi keputusanya dari pada presiden dan selama ini juga gak jujur kan dengan alasan apa batalnya.... Padahal di tempo sudah dikuliti bahwa gagal bukan murni ganjar
@@lekekoklaten5529a ya jls bunn murni pk ganjar to😂..ada yg slg dgn komen saya😂😂 ngopi sek lur...sy yg dekengi pk ganjar jdi tau semuanta sy dlu 2014 jg yg dwkengi owi..yg pnghianat itu.