INI BARU KONTEN!! We need part 2 or riot!! Beberapa usul untuk poin2 part 2: 1. Banking untuk industri non traditional(cth:freelancer, youtuber) 2. Apakah bank tau spending habits kita dan melakukan retargeting ads efektif untuk masyarakat? 3. Crypto(well, karena seru dibahas dan bentar lagi mau dikenain ***ak)
Bener tuh. Kita perlu beberapa part untuk pembahasan ini👌🏼 Soalnya bentar lagi Masa Depan dari Ekonomi akan datang..... Kerasa banget dalam 2 dekade ini, dari revolusi bank, crpyto, neobank, dkk.
walaupun saya orang kecil tetapi saya merasa menjadi orang besar saat saya mendengarkan kuliah anda, saya seperti melihat dan berinteraksi dengan orang orang yg berpengaruh di dunia. thanks.. I proud of You
5:30 Gak nyangka Attack on Titan dijadiin analogi referensi persaingan dunia perbankan yang memang sedang terjadi. Memang cuma channel ini yg bisa ngasih penjelasan yg mudah dipahami. 👍
Akhir Part 7 : BANK yang akan menjadi pilihan bukanlah BANK paling mentereng kantor-kantornya, paling banyak modalnya, paling cantik karyawannya, melainkan BANK yang paling mengerti kita, paling mampu mengantisipasi segala kebutuhan kita, serta yang menyajikan solusi untuk kita bahkan sebelum kita memintanya.
Ketika thn 97 saya ikut kursus custumer service perbankan, sang mentor berkata : " suatu waktu nanti jumlah pegawai bank sedikit, hanya beberapa orang saja, karena custumer datang ke kantor bank hanya untuk buka rekening, complain dan tutup rekening". Sepertinya mulai terbukti.
Udah terasa sejak 2019 mas/mbak. Pertama yg menerapkan "kejam"nya kontrak kerja bagi para frontliner adalah BCA, yg menjadikan pekerjaan seperti CS, Teller, dan Admin Kredit sebagai Magang Bakti.. yg ini kemudian diikuti oleh BRI dgn Brilian, Mandiri dgn Kriya, dan BNI dgn Bina. Saya pernah kerja di BNI btw.
Memang ga ngerti ngerti amat sama materinya, tapi penjelasan dr. Indrawan yang menarik mampu membuat saya menonton sampe akhir. Ga musti ilmu tentang perbankan yang harus di dapat dalam konten-konten dr. Indawan. Tapi banyak motivasi dan strategi yang secara ga langsung tersampaikan
Setuju dg pak Yahya Presdir BCA, bank digital yg survive bakal dikit. Kayak market place, tinggal 2 or 3 yg bertahan. Bank digital sekarang yg nawarin interest rate sangat tinggi (6-7%) utk deposits n modalnya terbatas gak sanggup bertahan dalam jangka panjang. Krn cost of funds-nya sangat mahal. Lupakan market value bank digital yg melejit ribuan %, itu hanya ilusi. Mainan para " big player saham" yg dapat order. Fungsi bank sbg intermediary ya harus efisien, karena tekanan bunga kredit yg semakin murah. Mungkin yg jadi lawan bisnis bank sebenarnya adalah technology block chain, terutama ETH dg smart contract-nya.
Kalau sesama perbankan yg Centralized jelas masih bank konvensional dan digital dong. Tapi kalau mau di kaitkan dengan Cryptocurrency yg non-fiat sepertinya tidak. Karena non-fiat masih terpengaruh dengan mother of coin Bitcoin, BTC Dominance jadi terlalu volatile, mungkin menunggu dimana BTC Dominance mengecil atau pergerakan harga volatile nya kecil (< 0.1%). Kalau hanya teknologi nya, Blockchain kemungkinan Bank mau menciptakan teknologi Blockchain Private nya sendiri, ya kalau mereka mau transparent dan Decentralized. Yg pasti andalan bank tersebut adalah fiat token nya sendiri.
Andaikan bank daerah (BUMD) juga bertransformasi menjadi bank digital tetapi mengambil pasar seperti pemberian pinjaman terhadap UKM melalui digital + pembukaan rekening simpedes secara digital juga + fitur pembelajaran mengenai keuangan terhadap masyarakat, maka akan ada kombinasi sempurna antara Edutech dan Fintech.
Tapi anda lupa.. BPD (Bank Pembangunan Daerah) itu justru lebih stabil daripada bank BUMN & BUMS. Ada kebijakan instansi pemerintahan misal payroll/penggajian pegawainya wajib pake layanan BPD. Saya sendiri pernah kerja di bank BUMN. Susah kalo kita realisasi (ngegolkan) pemasaran payroll dan kerjasama dgn instansi pemerintah, karena sudah pasti mereka akan milih kerjasama dgn BPD.
Yang akan END GAME adalah bank - bank konvensional kecil yang bermain di sektor retail, karena bank bank besar yang di top 20 akan membuat layanan DIGITAL nya sendiri. Dan itu juga masih butuh waktu, setidaknya 10 tahun lagi, karena saat ini bank digital hanya bisa menyentuh nasabah retail dan belom banyak yang corporate.
Nantinya, bank yang akan menjadi pilihan bukanlah bank paling mentereng kantor-kantornya, paling byk modalnya, paling cantik karyawannya.. melainkan bank yang paling mengerti kita, paling mampu mengantisipasi segala kebutuhan kita, serta menjanjikan solusi untuk kita bahkan sebelum kita memintanya. Sebagai banker saya bersemangat memberikan yg terbaik utk nasabah.
Yess benar bahkan beberapa nasabah kadang membandingkan dgn bank2 baru skrg sy cm bisa jawab,bagus tdknya perbankan bukan sekedar jago pemasarannya tp bertanggung jawab sebagai wadah keuangan masyarakat. Bahkan satu2nya bank yg cm bertahan di krisis 98 cm tmpat aku bekerja
Luar biasa kontennya. Penulisan script dilema perbankan yang unsur storytelling-nya dikemas dalam judul dan tema film ini jadi hiburan yang super keren terutama buat saya ex-bankers! Thank You kerja kerasnya pak. it's a masterpiece. Two thumbs up!!
Enggame nya .. Di Indonesia ini mayoritas Muslim, dan mereka semakin tahu dan sadar tentang Bank dan Layanan layanan yg mengandung RIBA, dan hal tersebut akan mereka tinggalkan. Mereka akan beralih ke jasa perbankan yang tidak ada unsur riba nya... Ini pasar yang sangat potensial.. Endgame nya saya kira akan kesana
pada kenyataannya banyak nasabah dr bank yg mengandung unsur syariah ke bank konvensional dikarenakan murabahah yang cenderung lebih mahal. Coba lihat bank syariah milik bumn yang dulunya bejibun, sekarang diringkas jadi bank syariah indonesia karena kalah bersaing dan sadarnya masyarakat yang sudah pernah "kecemplung" disana.
Saya sebagai orang yg kerja d Bank merasakan sekali bagaimana dampak dari fintech dan Neobank, bank traditional terasa sudah stagnan, terlihat dari pertumbuhan nasabah bila dibandingkan dngan fintech, d tambah lagi datangny para kolosal Titan yg ikutan makan kue pasar keuangan rasany akan cepat bank traditional akan menemui akhirnya ✌️🙏
Sumpah keren banget, jadi terinspirasi, "bank digital memangkas habis cost operational kantor cabang, tinggal sekarang gimana bank digital ngasih value preposition yang lebih ke customer", mantap 👍, bca uda siap2 ambidexter, penasaran apa yang bakal dilakukan bank bumn 💪💪
Insightful Dr. Indrawan! Saya setuju bahwa inovasi dapat tetap berlangsung di industri yang teregulasi. Yang perlu ditingkatkan di semua industri di Indonesia adalah layanan pelanggan/nasabah. Belum semua industri memiliki SLA
Banking is a business of handling trust and responsibility as much as accountability. Traditional banking sulit tergantikan sebab keunggulan terbesar daripada traditional banking adalah accountability, bukan sekedar trade and commerce. Bagi millennials muda zaman now, accessibility and app based related services adalah sangat penting sebab bagi millennials muda zaman now semua harus serba cepat dan instan bahwa accountability pasti datang dengan sendirinya. Memang itu logis. Tetapi bagi segmen masyarakat yang berusia mapan dan berusia tua maka accountability bukanlah sesuatu yang mudah dibangun dalam semalam. Accountability adalah soal guarantee dan guarantee sifatnya harus sangat long term oriented. And it is all about trust. Mohon maaf atas ketidaknyamanan.
Setuju banget, lagi hype2 nya nih Semacam neobank/bang jago lagi bakar duit, pernah Nyoba pakai bang**** waktu pendaftaran online cuma tatap muka 5 detik langsung diconfirm, mungkin lagi mau ngepuasin investornya haha, biar nanti kalau earning ada Yang di taruh di datanya padahal superfisial
Terimakasih Pak Indrawan atas review-nya untuk bisnis bank konvensional vs bank digital. Menurut saya, apapun produk yang di tawarkan bank konvensinal maupun bank digital.. sejatinya di industri keuangan ini adalah mengenai business services... kehadiran teknologi memang membantu... namun belum tentu "memudahkan" sebagian consumer behaviour... blom lagi satu faktor krusial yaitu KEAMANAN & PRIVASI Banyak kasus teknologi selain industri keuangan... dimana privacy & security user or nasabah nya rentan untuk dapat diamankan.. atau berujung disalah gunakan pihak" tertentu. Privasi dan Keamanan buat saya merupakan faktor kunci yang harus diselesaikan terlebih dahulu (termasuk regulasi-nya) disamping faktor" lain yaitu efisiensi, kemudahan, kenyaman, kecepatan dll... dan juga tentu infrastrukur imo 🙏 Menarik, ditunggu ulasan lanjutan-nya 😘 #ServicesIndicator
Selalu nih si bapak klo bikin headline seperti ini… Saya yakin para bank konvensional mampu bertahan karena didalamnya juga banyak manusia2 yg jauh lbh inovatif…
sebenarnya lemah nya industri kita itu cuman satu gan "studi klinik soal dosis tanaman herbal" kebetulan saya lulusan farmasi gan dan itu adalah kelemahan dari tanaman herbal gan, belum lagi petani herbal kita masih banyak yang belum peka dengan pasar international yang seharusnya di asuh dan di progamkan oleh pemerintah, itu yang saya ketahui sih bang
Tambahan supaya kita tidak terkecoh bank digital khususnya di Indonesia: Kalo lu seorang kapitalis, apakah punya bank bisa bikin kaya? Tidak. Dulu sebelum reformasi mereka pengen punya bank karena ingin nyopet banknya sendiri, bukan pengen kaya. Lalu kenapa mereka bikin bank (rencana) digital? Orang kaya beneran duitnya dari saham. Anda modalin dan poles sebuah bank kecil dengan sesuatu yg lagi terlihat keren, kerjasama dengan bandar saham yg terorganisasi, lalu ambil duit dari saham ritel yang sebagian besar memang mentalnya rakus pengen cepat kaya. Urusan bank digital jadi apa ngga, urusan ntar, yg penting saham pemilik sudah naik gila2an dan dia jelas jadi tambah kaya dari kenaikan saham, bukan dari bisnis banknya sendiri. Lalu kenapa bank2 besar kebakaran jenggot? Kebanyakan manajemen puncak bank bukan pemilik asli, apapun ceritanya mereka hanya "karyawan" yg memiliki kasta tinggi dan dikejar KPI. Anda yg bekerja berdasar KPI tentu tau, kalo KPI ngga tercapai muka taruh di mana? Demi gengsi di komunitas perbankan dan KPI itulah mereka mati2an meyakinkan pemegang saham besar untuk transformasi digital. Nantinya jadi kecele atau ngga, kepancing dengan bank (rencana) digital, itu urusan lain, yg penting salah satu KPI tercapai sebagai parameter untuk naik gaji atau bonus. Apakah ke depan bank (rencana) digital akan sukses, entah. Tapi jika Dr. Indra tau Binance, walau mereka crypto exchange terbesar di dunia, tapi banyak yg ngga sadar kalo mereka sudah seperti layaknya bank. Ada kartu debit, bisa transaksi pakai QR layaknya GoPay, ada pinjaman dengan bunga menarik, dsb dsb. Mereka low profile bisa jadi karena kebanyakan pemerintah masih alergi dengan crypto karena tidak bisa dikontrol kekuasaan. Binance (dan exchanger besar lain) lah sejatinya bank digital. Saya meyakini, blockchain yg akan menjadi game changer di dunia perbankan, tantangan hanya di pemerintah yg belom ikhlas. Bank (rencana) Digital di Indonesia saat ini hanya kosmetik dan kita mulai terkecoh melihatnya, di sisi lain sang kapitalis senyam senyum liat duitnya tambah banyak. Selalu menarik membahas bisnis dari sudut pandang sang kapitalis, bukan dari sudut pandang CEO/manager.
saya pernah bekerja di 2 bank yang disebutkan di video ini, dan saya sepakat dengan apa yang disampaikan Dr. Indrawan. memang setiap bank punya segmen pasar atau customer yang berbeda-beda. semua bank saat ini sudah mengandalkan digitalisasi, namun tidak mudah mengalihkan customer konvensional menjadi digital.
Tp nasabah mau tidak mau suka tidak suka akan dipaksa mengikuti era digital yang akan terus berkembang dg cepat dan pasti Nah pertanyaan nya bkl seperti apa nasabah konvensional yg gaptek? Mereka jg akan di paksa untuk mengikuti dan beradaptasi
Ada betulnya. Namun jangan dilupakan para milenial yang menjadi nasabah baru. Dari pengalaman saya, para milenial ini dengan tanpa ragu menjadi nasabah bank digital ini, berbeda dengan generasi di atasnya seperti Gen-X, apalagi Boomer
Neo bank adlh bank digital terbaik yg prnh saya gunakan. Krna memberikan banyak keuntungan kepada pemggunanya. Dan bebas biaya transfer ke bank apapun. Yg paling enak yaitu klo transfer sesama bank neo dapat cashback. Bank terbesar sprti bca,bri,bni,mandiri dan yg lainnya. Ga berani kasih cashback stiap tranfer ke sesama bank.
Amazing, bank digital vs konvensional menjadi big frame persaingan dalam dunia perbankan, dan itu dikemas dengan rapi dlm video dng durasi kurang dri 20 menit. Namun, akan lebih complete dan lebih menarik lagi menurut sy jika ditambahkan pembahan Central Bank Digital Currency (CBDC) sbg konsep baru untuk era baru sistem perbankan. But still awesome and Thanks Sir 🙏
Intinyaaa, sebanyak apapun bank yang akan bermunculan di indonesia, dan sesengit apapun persaingan nya, Saya tetep memilih jadi pelanggan setia BANK BCA. BANK BCA the best,pelayanan nya sangat sangat memuaskan.
Thank you Coach Indrawan, sangat insightful dan menggambarkan kondisi lampau present hingga future industry perbankan. Engga berasa dengerin cerita industri, more like cerita sehari hari, awesome story teller!
Bank2 konvensional yang masih mengenakan biaya administrasi tinggi tiap bulannya bakalan ditinggal perlahan2 oleh konsumen. Bank2 baru digital mulai memberikan pelayanan tanpa ada biaya administrasi (gratis)
Padahal pas tahun 2019 kemarin. Saya termasuk bagian dari sebuah tim inovator digital bank di salah satu bank Bumn. Tapi inovasi kami dianggap remeh sama pimpinan. 😀 sekarang malah terbukti akan hadirnya digital bank. Saya cuma bisa senyum senyum sinis. Hahaha........
Kupasan yg luar biasa menarik bagi para executive yg saat ini masih gamang menghadapi distruption di segala bidang bisnis...mengikuti video ini layaknya membayar konsultan mahal dg low cost tapi benefit yg besar yaitu knowledge to anticipate to change ...sukses terus Dok👍
Indonesia salah satu negara tercepat dalam revolusi dunia perbankan, dibanding China & Brasil... Justru itu, semakin cepat seseorang dengan kemajuan & perkembangan semakin adaptiv pula dengan berbagai perubahan. Cepat / lambat bank konvensional pasti tersingkir baik dari segi jumlah maupun fungsi. Sama seperti wartel tersingkir oleh handphone, ritel oleh e-commerce opang oleh gojek...
sangat suka sekali mendengarkan Dr indra menyampaikan pendapat berasa nyimak presentasi skripsi. mulai LB RM dll smpai kesimpulan runtut dan analogi nya milenial bnget.. jadi lebih mudah di pahami.. sehat terus Dr indra..
ada plus dan minusnya,sayangnya kejahatan digital juga sangat besar buat masa depan kedepan,dan pemikiran masyarakat negara seperti kita masih butuh waktu untuk menggunakan bank digital tersebut,Apalagi mayoritas dari negara indonesia masih lebih percaya ketika mereka dapat penjelsan langsung dan tatap muka,apalagi sistem keamanan di indonesia yang masih jadi tanda tanya,karena sering banget banyak berita kebocoran data masyarakat.
@Xavier Luna nah bener, masalahnya sistem "keamanan" Yang di pakai di dunia perbankan Indonesia itu masih kalah jauh dengan luar, kalau ada kebocoran data, mereka cuman kasih alasan aja, kalau itu tidak benar dan blabla, itu yg buat pertimbangan masyarakat kita juga masih kurang percaya dengan sistemnya, dari pembagian signal aja di beberapa daerah kabupaten masih susah dpt sinyal,gimana mau menggunakan dunia digital, masih banyak yg harus di evaluasi, ngeri kalau udah masuk ranah "Cyber Crime".
Sebagai yang menikmati dan ikut belajar dari awal-awal video channel Anda, THIS IS THE BEST VIDEO CONCEPT EVER THAT YOU MADE, SIR! KEEP THE GOOD QUALITY CONTENT PLEASE! 👍👍👍
Sebagai pedagang sembako sebenarnya dana cair bukan satu2nya cara utk mengembangkan usaha tapi ketersediaan supply produk yg diminati konsumen dgn harga yg "bersaing". Ada beberapa bisnis online menawarkan ini tapi tidak memuaskan karena harganya tidak mampu bersaing dan kualitas produk serta brand produk kurang berkenan di konsumen. Mungkin ini akan jadi jawaban akan usaha kecil yg saya jalani dari revolusi ekonomi dan keuangan serta supplier.
Lama kelamaan mereka akan berperang di tengah market share yang sama sampai habis-habisan, tapi ada satu sub niche yg bank di Indonesia tidak mau menyentuhnya yaitu transaksi kredit syariah tanpa riba, tanpa denda, dan tanpa sita (kredit kendaraan bermotor, property, keperluan rumah tangga, dll) yang konsumtif. Sekarang saya lihat ada sebagian fintech yang sedang bermain kesitu. Yah nanti kita lihat siapa yang akan bertahan. Sekedar informasi perbankan syariah sekarang masih banyak yang tak sesuai syariah hanya kedok saja (maaf ini bukan kritikan adu domba tapi mmng bgitu adanya) terima kasih.
Perbankan nyawanya ya puteran aset baik produk tabungan, investasi dan pendanaan. Semakin besar aset ya bank akan tetap kuat. Bank digital mesti ngejar aset, divestasi dll kalau ngga revolusioner maka ngga dilirik. Mgkn sekarang terlihat menarik, tetapi kalau udah ngomongin pinjaman modal besar milyaran hingga trilyunan, mgkn ngga bisa berkutik. Dan pintu terakhir cuma regulasi, kalau terlalu bebas maka semua akan keruh, jenuh dan amburadul contoh pinjol ilegal, terlalu banyak payment gateway yang menjadi tidak efisien. Kalau terlalu ketat maka inovasi akan terhambat. Belum kurs rupiah thd mata uang asing, belum lagi proyeksi makro dll. Bank digital hanya pelengkap dr core perbankan biasa. Bukan saling bunuh. Dan ingat literasi perbankan dan keuangan Indonesia sangat masih jauh dari kata standar. Bahkan literasi membaca saja masih amburadul. Pandangan kedepan cuma dua, yang pintar akan makin kaya, yang bodoh akan dimanfaatkan oleh yg pintar dan akan semakin bodoh dan miskin. Indoesia harus bangkit melalui pendidikan yang modern. Udah titik. Itu kuncinya.
Gak begitu setuju sih. Karena sebenarnya dunia kita sedang tidak baik-baik saja. Pertama penyakit menular yang bisa dengan mudah memporak-porandakan ekonomi dan sosial kita. Lalu climate change yang sedang mengancam. Ingat Semarang dan Jakarta diprediksi akan segera tenggelam. Jadi menurutku, tren masa depan kita adalah ketahanan. Ketahanan terhadap penyakit, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, ketahanan bencana. Dan Indonesia sebenarnya sangat berpotensi dalam pengembangan ketahanan pangan. Tapi dasarnya banyak pengusaha dan pejabat yang suka mengkiblat ke tren global, mereka tidak menyadari itu.
@@alkaligreylion4419 iya gan satu point yang ane setuju yaitu (ketahanan pangan) anak muda kita yang enggan terlibat dalam hal tersebut misal menjadi petani atau peternak yang mereka anggap itu merupakan pekerjaan yang kurang bergengsi padahal sudah banyak teknologi yang di ciptakan untuk memudahkan para pelaku pangan untuk terus berinovasi mulai dari mesin produksi, mesin panen, mesin tanam, mesin perawatan DLL
@@higgsH01 "Anak muda enggan menjadi petani atau peternak". Pertanyaan sederhana nya adalah industri pertanian itu di support atau engga? Kalo engga di support ngapain susah susah jadi petani. Contoh sederhananya saja, ketika terjadi konflik agraria antara petani dan pengusaha, siapa yang kira kira akan menang? Apakah ada jaminan bagi petani agar lahannya terus menerus tersedia dan tidak digusur demi infrastruktur? Atau pertanyaan yang lebih sederhana, kita punya data pertanian dan peternakan ngga? Jawaban sederhana nya mungkin "Ada di BPS", tapi bukan itu. Maksudnya adalah ada ngga data jumlah lahan dan jumlah petani atau peternak di Indonesia? Kita sering dibingungkan dengan statement "jumlah petani semakin sedikit" tapi "mayoritas petani miskin". Padahal, jika petani miskin, maka jumlah petani masih terhitung banyak menurut hukum supply demand. Jika jumlah petani sedikit namun lahan luas, maka petani kita pasti sudah sejahtera seperti petani di negara lain. Kurangnya data menunjukkan kurangnya support, kurangnya support menyebabkan minat seseorang menjadi berkurang.
@@alfiantohendrysetyawan5272 setuju gan, kakek saya petani dan jujur sih gabisa hidup kalau hanya ngandelin hasil panan aja. kecuali punya lahan yang luasnya hektaran mungkin bisa hidupnya terjamin
Mungkin saya termasuk orang pertama yang terpapar oleh Digital Banking. Saya merasakan semua kebutuhan sudah bisa dilayani oleh bank digital. Buka rekening mudah tanpa perlu antri, belum lagi banyak cashback dan promonya, banyak fungsi-fungsi unik yg memudahkan manajemen keuangan. Kurangnya 1, belum punya credit card :D
jadi inget masa narik narik kabel di Lintas arta, keluar masuk bank di jakarta. emang banyak banget bank kecil. sekarang tinggal di pedalaman deket way kambas = liat langsung BMT pada tumbang, BPR jadi pelarian kredit yg gak bisa masuk KUR. FIF yg dipaksa rebutan dengan PNM mandiri dan istri yg mulai tergantung shopee pay letter 😭
Bagus informasinya, memang perubahan berlangsung cepat, anak mbak termasuk generasi tanpa dompet dan kartupun hanya satu jadi kemana mana cuma bawa hp dan 1 kartu , keduanya berfungsi buat segalanya termasuk pembayaran ini itu. Anak saya juga tipe jarang injak kantor bank, paling ke atm kalo kepaksa harus masukin uang cash itupun jarang pegang cash karena kebanyakan uang keluar masuk tidak dalam bentuk cash tapi transferan. salam dari kami di Rusia
Sangat menarik, utamanya dengan pemikiran bahwa nantinya “banking” ini menjadi layanan terintegrasi dengan layanan lain seperti e-commerce, karena saat ini perusahaan teknologi adalah pihak yang “paling mengerti” kita dengan segudang data yang mereka miliki terhadap diri kita masing-masing (demografi, psikografi, spending amount and behaviour, interest-wants-needs dari data peramban, dsb)
bank tradisional masih menjadi andalan utk menyimpan uang, bank digital cuma untuk pembayaran. masih lama untuk bank digital menjadi bank penyimpanan, krn membangun TRUST butuh waktu yg panjang 👍
Gk bisa dianggap sepele jg sih.. coba liat perbedaan generasi 90an yg suka nonton youtube dan generasi 2000 yg suka main tiktok. Cuma terpaut 10 thun tapi habbitnya berubah total.
Baru liat ini setelah kemaren bca m banking trouble dengan waktu kurang lebih 6-7 jam. Sepertinya pembahasan di video ini bisa kemungkinan bakal terjadi cepat atau lambat. Keren pak. Salut dan terimakasih untuk bapak.
Yg menang adalah mereka yg akan terus berinovasi dan memandang jauh ke masa depan. Bukannya yg masih menggunakan produk "dinosaurus". Btw, aku jg baru2 bkin konten edukasi. Ternyata ga mudah, tapi ga ppa krna akan berguna bagi byk orng. Kalau berkenan teman2 bisa liat juga ya, thank you 😁🙏
Setelah 1 Tahun mereka masuk, saya tidak melihat Bank Digital akan menjadi ancaman untuk Bank Konvensional. Hal ini terlihat dari pertumbuhan DPK yang masih sangat mini.
Awalnya saya iseng2 download dan daftar neo bank. Pas di coba kok makin hari makin enak ya. Makin nyaman. Makin cepat. Tdk harus ngantri di bank. Nabung dan ambil uang juga cepet.
Terima kasih infonya Pak Indrawan. Tolong bahas tentang strategi Red Bull bisa mendapatkan keuntungan dimana cuma jualan minuman energi tapi bisa mensponsori banyak cabang olahraga, sampai olahraga ekstrim dan esports, bahkan buat acara olahraga sendiri, terima kasih sebelumnya
Pendapat saya, sbgai karyawan bank nasional, kelemahan dri bank berbasis online yaitu kurangnya TRUST dri masyarakat, sdngkan bank yng berbentuk fisik lbih di percaya msyrkat krna jelas mau kemana jika mengadu mslh perbankan
Saya bekerja di salah satu Bank Plat Merah. Dan ombak ombak itu sudah mulai terasa pelan demi pelan..... Sampai datang Ombak Besar yg menghantam. Salam Sehat.
reason perbankan tradisional tidak menjadikan banknya sendiri menjadi bank digital memang bgtu alasan pertama yang paling masuk akal pak. karena legacy sistem itu semacam panten. jika mau di ubah memang waktunya panjang. itulah kenapa banyak bank-bank besar mulai melirik bank-bank kecil untuk di akusisi. seperti yang bapak jelaskan. sangat agree dengan seluruh penjelasan bapak.
Karena gw sering transaksi luar, mantepnya itu gw bisa bayar via Visa pake Bank Jago, jadi gak perlu nyari jasa2 lagi, emang bener 90% puas penggunanya.
Menurut saya, pembagian bank konvensional dan digital harus diperjelas dan harus ada benang merah antara keduanya, biar ngk saling memakan antara satu dengan yg lainnya, pemerintah berperan penting dalam keputusan ini, kalau tidak akan tumpang tindih kebijakannya, jangan terlalu meniru Amerika 100 % tapi ambilah yg sesuai dengan jatidiri kita dalam berekenomi, walaupun keuntungannya sedikit,
neo bank masih baru. dan jg ga ad unit cabang diindonesia. walaupun terdaftar diojk. aq rasa penguna neo bank harus hati" bagi yg simpan duid kesitu. dlm jumlah besar. klw jumlah kecil kecilan masi gpp
Jenius awalnya bilang ga ada biaya admin. Ehh belakangang merubah kebijakan secara sepihak, tiap bulan kena potongan 10rb, lebih mahal dari biaya admin bank lain.
dengan System Cash Bank menawarkan Trusted, tp dg digital bank dipaksa utk super trusted... all transaction in your hand... slogan ini akan jd nadi Perbankan di masa digital
Bener banget nih. Saya pribadi contohnya lebih condong ke arah uang digital. Drpd uang fisik. Mungkin ini hanya perumpamaan. Tp yg faham pasti bakal ngerti. Uang fisik skrng hanya dibawa saat kondangan 😂 dan itu tdk akan pernah musnah
INI BARU KONTEN!! We need part 2 or riot!!
Beberapa usul untuk poin2 part 2:
1. Banking untuk industri non traditional(cth:freelancer, youtuber)
2. Apakah bank tau spending habits kita dan melakukan retargeting ads efektif untuk masyarakat?
3. Crypto(well, karena seru dibahas dan bentar lagi mau dikenain ***ak)
Bener tuh.
Kita perlu beberapa part untuk pembahasan ini👌🏼
Soalnya bentar lagi Masa Depan dari Ekonomi akan datang.....
Kerasa banget dalam 2 dekade ini, dari revolusi bank, crpyto, neobank, dkk.
banking have to worries bout crypto.. binance more efficient menguasai payment market
CBDC juga sih.
Siap2 channel bang Agus akan diakuisisi pak Indra
good point
walaupun saya orang kecil tetapi saya merasa menjadi orang besar saat saya mendengarkan kuliah anda, saya seperti melihat dan berinteraksi dengan orang orang yg berpengaruh di dunia. thanks.. I proud of You
Ini ilmu belum tentu di dapat di bangku kuliah sekalipun di jurusan perbankan 🙏 terima kasih Dokter untuk ilmunya
Gokil, ini berasa baca 1 buku full tentang revolusi industri perbankan.
Sukses selalu Pak Dr. Indrawan
5:30 Gak nyangka Attack on Titan dijadiin analogi referensi persaingan dunia perbankan yang memang sedang terjadi.
Memang cuma channel ini yg bisa ngasih penjelasan yg mudah dipahami. 👍
Hi カイトさん
shinzo sasageyo!!
kamu itu lebay. camkan
@@UCdtq8L-sPVBtmc7676MuQzw Wahh, aku perlu belajar katakana & hiragana ini mah..
Akhir Part 7 : BANK yang akan menjadi pilihan bukanlah BANK paling mentereng kantor-kantornya, paling banyak modalnya, paling cantik karyawannya, melainkan BANK yang paling mengerti kita, paling mampu mengantisipasi segala kebutuhan kita, serta yang menyajikan solusi untuk kita bahkan sebelum kita memintanya.
Mosok?
Y
O
koyok pakar ae kowe. saldo rekening saldp minum aja bct.
Bank yg paling gede bunganyalah (+track record) hahaha
Ketika thn 97 saya ikut kursus custumer service perbankan, sang mentor berkata : " suatu waktu nanti jumlah pegawai bank sedikit, hanya beberapa orang saja, karena custumer datang ke kantor bank hanya untuk buka rekening, complain dan tutup rekening". Sepertinya mulai terbukti.
Bahkan sekarang buka rekening sudah bisa via aplikasi sir 🙏
Udah terasa sejak 2019 mas/mbak. Pertama yg menerapkan "kejam"nya kontrak kerja bagi para frontliner adalah BCA, yg menjadikan pekerjaan seperti CS, Teller, dan Admin Kredit sebagai Magang Bakti.. yg ini kemudian diikuti oleh BRI dgn Brilian, Mandiri dgn Kriya, dan BNI dgn Bina. Saya pernah kerja di BNI btw.
Memang ga ngerti ngerti amat sama materinya, tapi penjelasan dr. Indrawan yang menarik mampu membuat saya menonton sampe akhir. Ga musti ilmu tentang perbankan yang harus di dapat dalam konten-konten dr. Indawan. Tapi banyak motivasi dan strategi yang secara ga langsung tersampaikan
Setuju dg pak Yahya Presdir BCA, bank digital yg survive bakal dikit. Kayak market place, tinggal 2 or 3 yg bertahan. Bank digital sekarang yg nawarin interest rate sangat tinggi (6-7%) utk deposits n modalnya terbatas gak sanggup bertahan dalam jangka panjang. Krn cost of funds-nya sangat mahal. Lupakan market value bank digital yg melejit ribuan %, itu hanya ilusi. Mainan para " big player saham" yg dapat order. Fungsi bank sbg intermediary ya harus efisien, karena tekanan bunga kredit yg semakin murah.
Mungkin yg jadi lawan bisnis bank sebenarnya adalah technology block chain, terutama ETH dg smart contract-nya.
Kalau sesama perbankan yg Centralized jelas masih bank konvensional dan digital dong. Tapi kalau mau di kaitkan dengan Cryptocurrency yg non-fiat sepertinya tidak. Karena non-fiat masih terpengaruh dengan mother of coin Bitcoin, BTC Dominance jadi terlalu volatile, mungkin menunggu dimana BTC Dominance mengecil atau pergerakan harga volatile nya kecil (< 0.1%). Kalau hanya teknologi nya, Blockchain kemungkinan Bank mau menciptakan teknologi Blockchain Private nya sendiri, ya kalau mereka mau transparent dan Decentralized. Yg pasti andalan bank tersebut adalah fiat token nya sendiri.
"Inovasi" itulah kata kuncinya! dan semua industri di tiap sektor akn menghadapi tantangan yg sama yakni perubahan zaman.
Andaikan bank daerah (BUMD) juga bertransformasi menjadi bank digital tetapi mengambil pasar seperti pemberian pinjaman terhadap UKM melalui digital + pembukaan rekening simpedes secara digital juga + fitur pembelajaran mengenai keuangan terhadap masyarakat, maka akan ada kombinasi sempurna antara Edutech dan Fintech.
Tapi anda lupa.. BPD (Bank Pembangunan Daerah) itu justru lebih stabil daripada bank BUMN & BUMS. Ada kebijakan instansi pemerintahan misal payroll/penggajian pegawainya wajib pake layanan BPD. Saya sendiri pernah kerja di bank BUMN. Susah kalo kita realisasi (ngegolkan) pemasaran payroll dan kerjasama dgn instansi pemerintah, karena sudah pasti mereka akan milih kerjasama dgn BPD.
Yang akan END GAME adalah bank - bank konvensional kecil yang bermain di sektor retail, karena bank bank besar yang di top 20 akan membuat layanan DIGITAL nya sendiri. Dan itu juga masih butuh waktu, setidaknya 10 tahun lagi, karena saat ini bank digital hanya bisa menyentuh nasabah retail dan belom banyak yang corporate.
Nantinya, bank yang akan menjadi pilihan bukanlah bank paling mentereng kantor-kantornya, paling byk modalnya, paling cantik karyawannya.. melainkan bank yang paling mengerti kita, paling mampu mengantisipasi segala kebutuhan kita, serta menjanjikan solusi untuk kita bahkan sebelum kita memintanya. Sebagai banker saya bersemangat memberikan yg terbaik utk nasabah.
Yess benar bahkan beberapa nasabah kadang membandingkan dgn bank2 baru skrg sy cm bisa jawab,bagus tdknya perbankan bukan sekedar jago pemasarannya tp bertanggung jawab sebagai wadah keuangan masyarakat. Bahkan satu2nya bank yg cm bertahan di krisis 98 cm tmpat aku bekerja
@@asdfghj2819 kerja dibank apa bang kalo boleh tau?
@@asdfghj2819 BCA BRI?
@@ladangtekno7748 bca sm bumn aja dlu tumbang😂
@@asdfghj2819 apa ya bank yang gak tumbang. DBS?
Luar biasa kontennya. Penulisan script dilema perbankan yang unsur storytelling-nya dikemas dalam judul dan tema film ini jadi hiburan yang super keren terutama buat saya ex-bankers! Thank You kerja kerasnya pak. it's a masterpiece. Two thumbs up!!
Thank you Pak. Appreciate it🙏🙏
@@IndrawanNugroho storry telling nya bapak keren sih.. salut gua 👍🏼
@@IndrawanNugroho Wa qaAa AW aww Wa W qa2a2wa AW aaawwaaaa AW a WA aa Ass A AW see3aaa AW W
Enggame nya ..
Di Indonesia ini mayoritas Muslim, dan mereka semakin tahu dan sadar tentang Bank dan Layanan layanan yg mengandung RIBA, dan hal tersebut akan mereka tinggalkan. Mereka akan beralih ke jasa perbankan yang tidak ada unsur riba nya...
Ini pasar yang sangat potensial..
Endgame nya saya kira akan kesana
pada kenyataannya banyak nasabah dr bank yg mengandung unsur syariah ke bank konvensional dikarenakan murabahah yang cenderung lebih mahal.
Coba lihat bank syariah milik bumn yang dulunya bejibun, sekarang diringkas jadi bank syariah indonesia karena kalah bersaing dan sadarnya masyarakat yang sudah pernah "kecemplung" disana.
Anti riba tp kelakuan hari2 gk beda sama riba. Sama aja masuk neraka om. Wkwkwkwk
Hanya butuh 17 menit,
Saya ngerti soal update perbankan era digital.
Terimakasih om Indra,
Semoga segala ilmu nya bisa jadi ladang pahala
Saya sebagai orang yg kerja d Bank merasakan sekali bagaimana dampak dari fintech dan Neobank, bank traditional terasa sudah stagnan, terlihat dari pertumbuhan nasabah bila dibandingkan dngan fintech, d tambah lagi datangny para kolosal Titan yg ikutan makan kue pasar keuangan rasany akan cepat bank traditional akan menemui akhirnya ✌️🙏
Bank tradisional ada bi ceking
Enggak lah, bank konvensional udah berinovasi. Justru bank digital yg saling bunuh, makin banyak bikin jenuh dan akhirnya merger atau mati.
Sumpah keren banget, jadi terinspirasi, "bank digital memangkas habis cost operational kantor cabang, tinggal sekarang gimana bank digital ngasih value preposition yang lebih ke customer", mantap 👍, bca uda siap2 ambidexter, penasaran apa yang bakal dilakukan bank bumn 💪💪
Channel ini sangat enak ditonton,bahkan untuk Saya yg cuma tukang las yg notabene tidak begitu faham ttg ekonomi dan perbankan
... lanjut pak!
Insightful Dr. Indrawan! Saya setuju bahwa inovasi dapat tetap berlangsung di industri yang teregulasi. Yang perlu ditingkatkan di semua industri di Indonesia adalah layanan pelanggan/nasabah. Belum semua industri memiliki SLA
Banking is a business of handling trust and responsibility as much as accountability.
Traditional banking sulit tergantikan sebab keunggulan terbesar daripada traditional banking adalah accountability, bukan sekedar trade and commerce.
Bagi millennials muda zaman now, accessibility and app based related services adalah sangat penting sebab bagi millennials muda zaman now semua harus serba cepat dan instan bahwa accountability pasti datang dengan sendirinya. Memang itu logis. Tetapi bagi segmen masyarakat yang berusia mapan dan berusia tua maka accountability bukanlah sesuatu yang mudah dibangun dalam semalam. Accountability adalah soal guarantee dan guarantee sifatnya harus sangat long term oriented. And it is all about trust.
Mohon maaf atas ketidaknyamanan.
Setuju banget, lagi hype2 nya nih Semacam neobank/bang jago lagi bakar duit, pernah Nyoba pakai bang**** waktu pendaftaran online cuma tatap muka 5 detik langsung diconfirm, mungkin lagi mau ngepuasin investornya haha, biar nanti kalau earning ada Yang di taruh di datanya padahal superfisial
Jangan lupakan faktor skala dalam industri perbankan
Terimakasih Pak Indrawan atas review-nya untuk bisnis bank konvensional vs bank digital.
Menurut saya, apapun produk yang di tawarkan bank konvensinal maupun bank digital..
sejatinya di industri keuangan ini adalah mengenai business services...
kehadiran teknologi memang membantu... namun belum tentu "memudahkan" sebagian consumer behaviour... blom lagi satu faktor krusial yaitu KEAMANAN & PRIVASI
Banyak kasus teknologi selain industri keuangan... dimana privacy & security user or nasabah nya rentan untuk dapat diamankan.. atau berujung disalah gunakan pihak" tertentu.
Privasi dan Keamanan buat saya merupakan faktor kunci yang harus diselesaikan terlebih dahulu (termasuk regulasi-nya) disamping faktor" lain yaitu efisiensi, kemudahan, kenyaman, kecepatan dll... dan juga tentu infrastrukur imo 🙏
Menarik, ditunggu ulasan lanjutan-nya 😘
#ServicesIndicator
relate sekali utk saya sbg pekerja HR di bidang perbankan ini
konten ini daging banget!! bs membuka wawasan org awam
Selalu nih si bapak klo bikin headline seperti ini…
Saya yakin para bank konvensional mampu bertahan karena didalamnya juga banyak manusia2 yg jauh lbh inovatif…
Seandainya Coach Indrawan mau membahas bisnis konsep UMKM herbal di Indonesia. Seperti apa konsep terbaik utk terus survive di era digitalisasi ini...
Setuju.. krn indo kuatnya di bahan baku herbal
sebenarnya lemah nya industri kita itu cuman satu gan "studi klinik soal dosis tanaman herbal" kebetulan saya lulusan farmasi gan dan itu adalah kelemahan dari tanaman herbal gan, belum lagi petani herbal kita masih banyak yang belum peka dengan pasar international yang seharusnya di asuh dan di progamkan oleh pemerintah, itu yang saya ketahui sih bang
Point nya negeri tidak mensupport dengan mengasuh potensial lokal
Setuju...kebtulan kami juga pelaku usaha herbal
up
Tambahan supaya kita tidak terkecoh bank digital khususnya di Indonesia: Kalo lu seorang kapitalis, apakah punya bank bisa bikin kaya? Tidak. Dulu sebelum reformasi mereka pengen punya bank karena ingin nyopet banknya sendiri, bukan pengen kaya. Lalu kenapa mereka bikin bank (rencana) digital? Orang kaya beneran duitnya dari saham. Anda modalin dan poles sebuah bank kecil dengan sesuatu yg lagi terlihat keren, kerjasama dengan bandar saham yg terorganisasi, lalu ambil duit dari saham ritel yang sebagian besar memang mentalnya rakus pengen cepat kaya. Urusan bank digital jadi apa ngga, urusan ntar, yg penting saham pemilik sudah naik gila2an dan dia jelas jadi tambah kaya dari kenaikan saham, bukan dari bisnis banknya sendiri.
Lalu kenapa bank2 besar kebakaran jenggot? Kebanyakan manajemen puncak bank bukan pemilik asli, apapun ceritanya mereka hanya "karyawan" yg memiliki kasta tinggi dan dikejar KPI. Anda yg bekerja berdasar KPI tentu tau, kalo KPI ngga tercapai muka taruh di mana? Demi gengsi di komunitas perbankan dan KPI itulah mereka mati2an meyakinkan pemegang saham besar untuk transformasi digital. Nantinya jadi kecele atau ngga, kepancing dengan bank (rencana) digital, itu urusan lain, yg penting salah satu KPI tercapai sebagai parameter untuk naik gaji atau bonus.
Apakah ke depan bank (rencana) digital akan sukses, entah. Tapi jika Dr. Indra tau Binance, walau mereka crypto exchange terbesar di dunia, tapi banyak yg ngga sadar kalo mereka sudah seperti layaknya bank. Ada kartu debit, bisa transaksi pakai QR layaknya GoPay, ada pinjaman dengan bunga menarik, dsb dsb. Mereka low profile bisa jadi karena kebanyakan pemerintah masih alergi dengan crypto karena tidak bisa dikontrol kekuasaan. Binance (dan exchanger besar lain) lah sejatinya bank digital.
Saya meyakini, blockchain yg akan menjadi game changer di dunia perbankan, tantangan hanya di pemerintah yg belom ikhlas. Bank (rencana) Digital di Indonesia saat ini hanya kosmetik dan kita mulai terkecoh melihatnya, di sisi lain sang kapitalis senyam senyum liat duitnya tambah banyak. Selalu menarik membahas bisnis dari sudut pandang sang kapitalis, bukan dari sudut pandang CEO/manager.
Terima kasih untuk ulasannya yang panjang dan dalem. Dapat ilmu nih.
Agree .... Binance , Coinbase , Huobi , Bittrex ataupun Indodax , Tokocrypto , Rekeningku ,Pintu etc
Itukah bank digital sejati .Next bahas itu pak Dosen ...
Menarik ya emang para kapitalis itu bermain 😅 yang kita liat belum itu yang jadi tujuan sebenernya 👏
@@budihartanto1283 sorry coinbase skip dulu
saya pernah bekerja di 2 bank yang disebutkan di video ini, dan saya sepakat dengan apa yang disampaikan Dr. Indrawan. memang setiap bank punya segmen pasar atau customer yang berbeda-beda. semua bank saat ini sudah mengandalkan digitalisasi, namun tidak mudah mengalihkan customer konvensional menjadi digital.
betul, butuh beberapa generasi utk mengalihkannya
Tp nasabah mau tidak mau suka tidak suka akan dipaksa mengikuti era digital yang akan terus berkembang dg cepat dan pasti
Nah pertanyaan nya bkl seperti apa nasabah konvensional yg gaptek? Mereka jg akan di paksa untuk mengikuti dan beradaptasi
Ada betulnya. Namun jangan dilupakan para milenial yang menjadi nasabah baru. Dari pengalaman saya, para milenial ini dengan tanpa ragu menjadi nasabah bank digital ini, berbeda dengan generasi di atasnya seperti Gen-X, apalagi Boomer
Neo bank adlh bank digital terbaik yg prnh saya gunakan. Krna memberikan banyak keuntungan kepada pemggunanya. Dan bebas biaya transfer ke bank apapun. Yg paling enak yaitu klo transfer sesama bank neo dapat cashback. Bank terbesar sprti bca,bri,bni,mandiri dan yg lainnya. Ga berani kasih cashback stiap tranfer ke sesama bank.
Amazing, bank digital vs konvensional menjadi big frame persaingan dalam dunia perbankan, dan itu dikemas dengan rapi dlm video dng durasi kurang dri 20 menit. Namun, akan lebih complete dan lebih menarik lagi menurut sy jika ditambahkan pembahan Central Bank Digital Currency (CBDC) sbg konsep baru untuk era baru sistem perbankan. But still awesome and Thanks Sir 🙏
Intinyaaa, sebanyak apapun bank yang akan bermunculan di indonesia, dan sesengit apapun persaingan nya, Saya tetep memilih jadi pelanggan setia BANK BCA.
BANK BCA the best,pelayanan nya sangat sangat memuaskan.
ATM nya oke tarik setor, m-BCA pun handal 👍
Asli saya ngefans sama lu pak... Sebuag wawasan mahal yang gk akan ditemukan di para mentor mentor bisnis maupun strategy
Seperti biasa, insight pak Indrawan benar2 membuka wawasan.. Pergeseran antar chapter pun makin dramatis. Keren..keren..
Thank you Coach Indrawan, sangat insightful dan menggambarkan kondisi lampau present hingga future industry perbankan. Engga berasa dengerin cerita industri, more like cerita sehari hari, awesome story teller!
Bank2 konvensional yang masih mengenakan biaya administrasi tinggi tiap bulannya bakalan ditinggal perlahan2 oleh konsumen.
Bank2 baru digital mulai memberikan pelayanan tanpa ada biaya administrasi (gratis)
Padahal pas tahun 2019 kemarin. Saya termasuk bagian dari sebuah tim inovator digital bank di salah satu bank Bumn. Tapi inovasi kami dianggap remeh sama pimpinan. 😀 sekarang malah terbukti akan hadirnya digital bank. Saya cuma bisa senyum senyum sinis. Hahaha........
Saya kerja di perbankan,...
apa yg saya alami selama ini sy membenarkan apa yg bpk Indrawan sampaikan 95 % aku sihh yeess... 😊👌
Kupasan yg luar biasa menarik bagi para executive yg saat ini masih gamang menghadapi distruption di segala bidang bisnis...mengikuti video ini layaknya membayar konsultan mahal dg low cost tapi benefit yg besar yaitu knowledge to anticipate to change ...sukses terus Dok👍
The best one info thanks
Indonesia salah satu negara tercepat dalam revolusi dunia perbankan, dibanding China & Brasil...
Justru itu, semakin cepat seseorang dengan kemajuan & perkembangan semakin adaptiv pula dengan berbagai perubahan. Cepat / lambat bank konvensional pasti tersingkir baik dari segi jumlah maupun fungsi.
Sama seperti wartel tersingkir oleh handphone,
ritel oleh e-commerce
opang oleh gojek...
Just like tiktok, dulu org benci setengah mati liat tiktok, sampe akhirnya di hp semua org rata2 punya apk tiktok skrg 😁
@@infinitywalks4504 g juga. Mpe skrg g pernah download.. apalagi sampai menggunakan.
@@ZoneIDN cuma lu aja. Market share tt di indonesia melonjak cepat
@@infinitywalks4504 gua banquet ini, dulu benci tiktok sekarang install buat bleaching wajah .......lol
@@acyutadad gk cuma dia aja gw jg, yg pasti banyak. Tiktok bnyk donlot jg karna anak2 ngemis kode referral aja 🗿
seru banget kaya nonton netflix, storytelingnya nyampe banget, sama backsoundnya bagus banget ngebangun suasana!!!
sangat suka sekali mendengarkan Dr indra menyampaikan pendapat berasa nyimak presentasi skripsi. mulai LB RM dll smpai kesimpulan runtut dan analogi nya milenial bnget.. jadi lebih mudah di pahami.. sehat terus Dr indra..
ada plus dan minusnya,sayangnya kejahatan digital juga sangat besar buat masa depan kedepan,dan pemikiran masyarakat negara seperti kita masih butuh waktu untuk menggunakan bank digital tersebut,Apalagi mayoritas dari negara indonesia masih lebih percaya ketika mereka dapat penjelsan langsung dan tatap muka,apalagi sistem keamanan di indonesia yang masih jadi tanda tanya,karena sering banget banyak berita kebocoran data masyarakat.
@Xavier Luna nah bener, masalahnya sistem "keamanan" Yang di pakai di dunia perbankan Indonesia itu masih kalah jauh dengan luar, kalau ada kebocoran data, mereka cuman kasih alasan aja, kalau itu tidak benar dan blabla, itu yg buat pertimbangan masyarakat kita juga masih kurang percaya dengan sistemnya, dari pembagian signal aja di beberapa daerah kabupaten masih susah dpt sinyal,gimana mau menggunakan dunia digital, masih banyak yg harus di evaluasi, ngeri kalau udah masuk ranah "Cyber Crime".
Sebagai yang menikmati dan ikut belajar dari awal-awal video channel Anda, THIS IS THE BEST VIDEO CONCEPT EVER THAT YOU MADE, SIR! KEEP THE GOOD QUALITY CONTENT PLEASE! 👍👍👍
Sebagai pedagang sembako sebenarnya dana cair bukan satu2nya cara utk mengembangkan usaha tapi ketersediaan supply produk yg diminati konsumen dgn harga yg "bersaing".
Ada beberapa bisnis online menawarkan ini tapi tidak memuaskan karena harganya tidak mampu bersaing dan kualitas produk serta brand produk kurang berkenan di konsumen.
Mungkin ini akan jadi jawaban akan usaha kecil yg saya jalani dari revolusi ekonomi dan keuangan serta supplier.
Lama kelamaan mereka akan berperang di tengah market share yang sama sampai habis-habisan, tapi ada satu sub niche yg bank di Indonesia tidak mau menyentuhnya yaitu transaksi kredit syariah tanpa riba, tanpa denda, dan tanpa sita (kredit kendaraan bermotor, property, keperluan rumah tangga, dll) yang konsumtif. Sekarang saya lihat ada sebagian fintech yang sedang bermain kesitu. Yah nanti kita lihat siapa yang akan bertahan. Sekedar informasi perbankan syariah sekarang masih banyak yang tak sesuai syariah hanya kedok saja (maaf ini bukan kritikan adu domba tapi mmng bgitu adanya) terima kasih.
Perbankan nyawanya ya puteran aset baik produk tabungan, investasi dan pendanaan. Semakin besar aset ya bank akan tetap kuat.
Bank digital mesti ngejar aset, divestasi dll kalau ngga revolusioner maka ngga dilirik. Mgkn sekarang terlihat menarik, tetapi kalau udah ngomongin pinjaman modal besar milyaran hingga trilyunan, mgkn ngga bisa berkutik. Dan pintu terakhir cuma regulasi, kalau terlalu bebas maka semua akan keruh, jenuh dan amburadul contoh pinjol ilegal, terlalu banyak payment gateway yang menjadi tidak efisien. Kalau terlalu ketat maka inovasi akan terhambat.
Belum kurs rupiah thd mata uang asing, belum lagi proyeksi makro dll.
Bank digital hanya pelengkap dr core perbankan biasa. Bukan saling bunuh.
Dan ingat literasi perbankan dan keuangan Indonesia sangat masih jauh dari kata standar. Bahkan literasi membaca saja masih amburadul.
Pandangan kedepan cuma dua, yang pintar akan makin kaya, yang bodoh akan dimanfaatkan oleh yg pintar dan akan semakin bodoh dan miskin.
Indoesia harus bangkit melalui pendidikan yang modern. Udah titik. Itu kuncinya.
Nah ini gw setuju
Gak begitu setuju sih. Karena sebenarnya dunia kita sedang tidak baik-baik saja.
Pertama penyakit menular yang bisa dengan mudah memporak-porandakan ekonomi dan sosial kita.
Lalu climate change yang sedang mengancam. Ingat Semarang dan Jakarta diprediksi akan segera tenggelam.
Jadi menurutku, tren masa depan kita adalah ketahanan. Ketahanan terhadap penyakit, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, ketahanan bencana.
Dan Indonesia sebenarnya sangat berpotensi dalam pengembangan ketahanan pangan. Tapi dasarnya banyak pengusaha dan pejabat yang suka mengkiblat ke tren global, mereka tidak menyadari itu.
@@alkaligreylion4419 iya gan satu point yang ane setuju yaitu (ketahanan pangan) anak muda kita yang enggan terlibat dalam hal tersebut misal menjadi petani atau peternak yang mereka anggap itu merupakan pekerjaan yang kurang bergengsi padahal sudah banyak teknologi yang di ciptakan untuk memudahkan para pelaku pangan untuk terus berinovasi mulai dari mesin produksi, mesin panen, mesin tanam, mesin perawatan DLL
@@higgsH01 "Anak muda enggan menjadi petani atau peternak". Pertanyaan sederhana nya adalah industri pertanian itu di support atau engga? Kalo engga di support ngapain susah susah jadi petani. Contoh sederhananya saja, ketika terjadi konflik agraria antara petani dan pengusaha, siapa yang kira kira akan menang? Apakah ada jaminan bagi petani agar lahannya terus menerus tersedia dan tidak digusur demi infrastruktur? Atau pertanyaan yang lebih sederhana, kita punya data pertanian dan peternakan ngga? Jawaban sederhana nya mungkin "Ada di BPS", tapi bukan itu. Maksudnya adalah ada ngga data jumlah lahan dan jumlah petani atau peternak di Indonesia? Kita sering dibingungkan dengan statement "jumlah petani semakin sedikit" tapi "mayoritas petani miskin". Padahal, jika petani miskin, maka jumlah petani masih terhitung banyak menurut hukum supply demand. Jika jumlah petani sedikit namun lahan luas, maka petani kita pasti sudah sejahtera seperti petani di negara lain. Kurangnya data menunjukkan kurangnya support, kurangnya support menyebabkan minat seseorang menjadi berkurang.
@@alfiantohendrysetyawan5272 setuju gan, kakek saya petani dan jujur sih gabisa hidup kalau hanya ngandelin hasil panan aja. kecuali punya lahan yang luasnya hektaran mungkin bisa hidupnya terjamin
Apakah ini akan makin menambah lagi gelombang tsunami pengunduran diri karyawannya? Emang paling seru dengerin kuliahnya pak Prof 👍
Saya udah jadi nasabah bank.NEO COMERCE. dan usaha saya 500% melonjak drastis karna dimudahkan oleh bank NEO .. sukses terus contennya..
Mungkin saya termasuk orang pertama yang terpapar oleh Digital Banking.
Saya merasakan semua kebutuhan sudah bisa dilayani oleh bank digital. Buka rekening mudah tanpa perlu antri, belum lagi banyak cashback dan promonya, banyak fungsi-fungsi unik yg memudahkan manajemen keuangan.
Kurangnya 1, belum punya credit card :D
Makin keren aja kontennya Pak Indra 🤩👍 backsound2 dramatisnya menambah keseruan terus stay on.
Semoga channenya makin innovative..
jadi inget masa narik narik kabel di Lintas arta, keluar masuk bank di jakarta. emang banyak banget bank kecil. sekarang tinggal di pedalaman deket way kambas = liat langsung BMT pada tumbang, BPR jadi pelarian kredit yg gak bisa masuk KUR. FIF yg dipaksa rebutan dengan PNM mandiri dan istri yg mulai tergantung shopee pay letter 😭
Bagus informasinya, memang perubahan berlangsung cepat, anak mbak termasuk generasi tanpa dompet dan kartupun hanya satu jadi kemana mana cuma bawa hp dan 1 kartu , keduanya berfungsi buat segalanya termasuk pembayaran ini itu. Anak saya juga tipe jarang injak kantor bank, paling ke atm kalo kepaksa harus masukin uang cash itupun jarang pegang cash karena kebanyakan uang keluar masuk tidak dalam bentuk cash tapi transferan. salam dari kami di Rusia
suka dengan gaya bicara pak Dr. indrawan.. penyampaiannya jelas dan mudah dimengerti.. terima kasih sharing ilmunya pak
Sangat menarik, utamanya dengan pemikiran bahwa nantinya “banking” ini menjadi layanan terintegrasi dengan layanan lain seperti e-commerce, karena saat ini perusahaan teknologi adalah pihak yang “paling mengerti” kita dengan segudang data yang mereka miliki terhadap diri kita masing-masing (demografi, psikografi, spending amount and behaviour, interest-wants-needs dari data peramban, dsb)
Setiap topik dibahas selalu menarik untuk dibicarakan bersama dengan temen2 saya. Terima kasih, semoga semakin luas yang mencapai video anda.
Juni 2022. Neobanks masih tetap ecek2.
nonton video ini 17 menit, berasa makan daging yg ga ada tulangnya. mudah dicerna, bermanfaat dan ga bertele tele. thanks prof..
Sebagai pegawai sebuah LJK kecil gw sudah merasakan persaingan dengan bank besar yg mengambil pasar.. Mudah2an bisa bertahan..
bank tradisional masih menjadi andalan utk menyimpan uang, bank digital cuma untuk pembayaran. masih lama untuk bank digital menjadi bank penyimpanan, krn membangun TRUST butuh waktu yg panjang 👍
Semua akan tergantikan oleh generasi mendatang
Masih lama ? Ini dah berjalan smpa saat ini digitalisasi tumbuh sangat" cepat . Dan fakta bnyak kantor cabang closed.
gw dah mulai mindahin tabungan ke bank jago sih lebih enak aja
Gk bisa dianggap sepele jg sih.. coba liat perbedaan generasi 90an yg suka nonton youtube dan generasi 2000 yg suka main tiktok. Cuma terpaut 10 thun tapi habbitnya berubah total.
@@infinitywalks4504 iya juga
Baru liat ini setelah kemaren bca m banking trouble dengan waktu kurang lebih 6-7 jam. Sepertinya pembahasan di video ini bisa kemungkinan bakal terjadi cepat atau lambat. Keren pak. Salut dan terimakasih untuk bapak.
Ke sini karena autoplay, stay karena penyampaian informasi yang sempurna. Padahal tidak pernah tertarik dengan topik ini sebelumnya. Great video!
Yg menang adalah mereka yg akan terus berinovasi dan memandang jauh ke masa depan. Bukannya yg masih menggunakan produk "dinosaurus".
Btw, aku jg baru2 bkin konten edukasi. Ternyata ga mudah, tapi ga ppa krna akan berguna bagi byk orng. Kalau berkenan teman2 bisa liat juga ya, thank you 😁🙏
Aku sampai ternganga - nganga mendengarkan penjelasan nya .
Supeeeerrr 🤘
Sama.
Setelah 1 Tahun mereka masuk, saya tidak melihat Bank Digital akan menjadi ancaman untuk Bank Konvensional. Hal ini terlihat dari pertumbuhan DPK yang masih sangat mini.
Menurut gw salah satu jejak revolusi perbankan di Indo itu ketika BTPN bikin Jenius. Menurut gw saat itu sangat inovatif
Lebih pas End Game Bank, karena perbankan sendiri masih tetap ada dan justru bertransformasi ke fully digital. Anyway, pertanyaan usilnya menohok . 😅
saya hanya bisa berdoa Bapak selalu sehat, telah memberikan chanel ilmu sangat bermanfaat..
sehat selalu 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Mantab
Awalnya saya iseng2 download dan daftar neo bank. Pas di coba kok makin hari makin enak ya. Makin nyaman. Makin cepat. Tdk harus ngantri di bank. Nabung dan ambil uang juga cepet.
17:05 Close statement nya EPIC amat!!!!. HOD vs HOB
Terima kasih infonya Pak Indrawan. Tolong bahas tentang strategi Red Bull bisa mendapatkan keuntungan dimana cuma jualan minuman energi tapi bisa mensponsori banyak cabang olahraga, sampai olahraga ekstrim dan esports, bahkan buat acara olahraga sendiri, terima kasih sebelumnya
Up gan
Up up
Up
ua-cam.com/video/cBRNQMolTPw/v-deo.html
pertama modalnya sangat kuat, sisanya iklan di tipi dan even olah raga besar.
Video ini harusnya dapet 1 jt view. Dapet begitu banyak Insight dari Coach Indrawan ⚡
Pendapat saya, sbgai karyawan bank nasional, kelemahan dri bank berbasis online yaitu kurangnya TRUST dri masyarakat, sdngkan bank yng berbentuk fisik lbih di percaya msyrkat krna jelas mau kemana jika mengadu mslh perbankan
Terima kasih sudah membahas ini pak, saya sedang memperhatikan perang digital antar bank bank tersebut. Cukup bisa jadi insight untuk saya
Video paling berkelas 👍
Salah satu channel terbaik Indo 👍
#Dewa !!!
Sangat sangat BER MAN FA'AT
Gila kece emang neobank, ndaftar tanpa tatap muka hanya dgn online, biaya trf nol, siap2 bank2 di indonesia tergeser sama neo.
Andai aku kemarin ambil fokus jurusan pemasaran, ni video jadi ispirasi skripsi
Baru liat konten ini, mantap abis .. Enak di dengar, dan nyaman untuk di lihat sampai akhir... Terus berkarya Om Indra ..
Konter terbaik , FULL DAGING ISINYA.,
Tolong jangan berhenti berbagi walau feedback belum seberapa coach ,🙏
Alhamdulillah. Moga manfaat yaa semua videonya.
thank you dr.indrawan sudah banyak konten yg bermanfaat
Saya bekerja di salah satu Bank Plat Merah. Dan ombak ombak itu sudah mulai terasa pelan demi pelan..... Sampai datang Ombak Besar yg menghantam. Salam Sehat.
reason perbankan tradisional tidak menjadikan banknya sendiri menjadi bank digital memang bgtu alasan pertama yang paling masuk akal pak. karena legacy sistem itu semacam panten. jika mau di ubah memang waktunya panjang. itulah kenapa banyak bank-bank besar mulai melirik bank-bank kecil untuk di akusisi. seperti yang bapak jelaskan. sangat agree dengan seluruh penjelasan bapak.
storytelling nya bagus banget. pembahasan tentang teknologi dibawa layaknya cerita dongeng. mudah dicerna. atmosfirnya kayak nikmati film series
Karena gw sering transaksi luar, mantepnya itu gw bisa bayar via Visa pake Bank Jago, jadi gak perlu nyari jasa2 lagi, emang bener 90% puas penggunanya.
Mantappp bosque.... Kembali ke PELAYANAN & PENYEDIA KEBUTUHAN itu yg akan banyak dipilih
Menurut saya, pembagian bank konvensional dan digital harus diperjelas dan harus ada benang merah antara keduanya, biar ngk saling memakan antara satu dengan yg lainnya, pemerintah berperan penting dalam keputusan ini, kalau tidak akan tumpang tindih kebijakannya, jangan terlalu meniru Amerika 100 % tapi ambilah yg sesuai dengan jatidiri kita dalam berekenomi, walaupun keuntungannya sedikit,
neo bank masih baru. dan jg ga ad unit cabang diindonesia. walaupun terdaftar diojk. aq rasa penguna neo bank harus hati" bagi yg simpan duid kesitu. dlm jumlah besar. klw jumlah kecil kecilan masi gpp
Kecil itu berapa mas yang gampang ditarik saat bank melarikan diri atau colaps? 10jt dibawah 10jt atau 10 sampai 50jt?
@@tempe157 50 jt kebawah la.
Amazing! Terima kasih sudah berbagi ilmu kepada kita yg kurang baca🤧
Seneng sama viewers channel ini bahas bank tapi gak ada yg komen rosthclid hehehe semua komennya penuh literasi dan data
1 kata untuk
Ide
Narasi
Info
Pencerahannya
"DAHSYAT"
👍👍👍👍👍
Banyak ilmu yang didapatkan dari coach Indrawan melalui konten yang ini. Terima kasih untuk penjelasannya.
03:45 Luar biasa
Jenius awalnya bilang ga ada biaya admin. Ehh belakangang merubah kebijakan secara sepihak, tiap bulan kena potongan 10rb, lebih mahal dari biaya admin bank lain.
Apapun yg dishare.. ilmunya selalu menarik untuk tidak di skip.. terima kasih dok
bahas kondisi saham di bursa indonesia yang doyan menggoreng bank digital dong om :D
bank rencana digital bank kan blom tentu jadi he...3x
ini mah nonton creative trader aja wkwk. pak argha udah bahas goreng2an saham bank digital oleh bandar2 lokal dan asing
ua-cam.com/video/tiUi5tNjA90/v-deo.html
Nyindir bang jago nih pasti 😆 ,emang sih harganya gak ngotak , langsung loncat tinggi di angka 14'an
dengan System Cash Bank menawarkan Trusted, tp dg digital bank dipaksa utk super trusted... all transaction in your hand... slogan ini akan jd nadi Perbankan di masa digital
Thankz coach, sangat bermanfaat sekali,
konten mudah d pahami dan di mengerti semangat koccch
Makin keren aja om kontenya, dari mulai editing dan isi semakin kerennn 🔥🔥🔥. sehat dan semangat selalu om indra.
Puas sih sama Neo Bank yang :
-Free admin bulanan
-Free admin isi saldo
-Free biaya TF
Sehingga saya bisa buka jasa TF kecil-kecilan 😁
Keungggulannya itu doang? kalau itu saja
Line bank juga udah cukup,
Gw bikin line bank aja pertama dapat 150k, ga ada potongan lagi
@@bakugoo7142 UI Line bank berat di hp gw.
Btw cara isi line bank gimana ?
Kalau neo, bisa via indo-alfa tanpa biaya admin.
Isi 100 bayar 100
Persaingan yang sehat buat masyarakat Indonesia kita harapkan impian menjadi kenyataan ...
Bener banget nih. Saya pribadi contohnya lebih condong ke arah uang digital. Drpd uang fisik. Mungkin ini hanya perumpamaan. Tp yg faham pasti bakal ngerti.
Uang fisik skrng hanya dibawa saat kondangan 😂 dan itu tdk akan pernah musnah