Menurut saya, adanya privilege tidak terlepas dari pembahasan estetika. Manusia akan cepat tunduk terhadap sesuatu yang ia anggap sebagai "indah" Dan berusaha untuk menggapainya dan itulah privilege. Kesempatan yang diberikan yang tidak dapat orang lain dapatkan bukanlah sebuah kemustahilan karena itu adah persepsi bagaimana kita memandang itu "indah" Jadi sebenarnya tidak ada yang disebut sebagai privilage, yang ada adalah kebutuhan kita terhadap "keindahan" Kalau kata Nietzsche dalam teori anti darwin nya mengatakan makhluk hidup berevolusi bukan karena kelaparan dan "kesakitan" Tapi karena ingin menjadi yang terpuncak, menjadi berkuasa dan hasrat untuk dihargai dan dihormati, dari situlah timbul sesuatu yang kita sebut sebagai privilage adalah rasa tunduk kita terhadap kemewahan, terhadap kekuasaan dan lain sebagainya. Jadi pada dasarnya semua mempunyai privilege yang sama, hanya saja kita karena kita tunduk pada hasrat "keindahan" Maka itu mulai terkotak-kotak seperti yang sudah dijelaskan divideo ini. Semua orang cantik dan tampan, tapi karena kebanyakan dari mereka adalah orang yang kulitnya berwarna maka mereka bosan terhadap itu dan memandang sesuatu yang berbeda dan minoritas sebagai sesuatu yang langka dan istimewa dan itu adalah orang yang berkulit putih dan itu dijadikan sebuah standar dari kecantikan dan ketampanan dan mendapatkan privilege yang lebih dari apa yang biasa orang mayoritas dapatkan karena hasrat terhadap "keindahan" Itu tadi yang membuat mereka tidak dapat melawan dan memilih patuh terhadap nya sebagai sebuah aturan baku dari sesuatu yang disimbolkan cantik dan tampan tadi dan mereka akan melayani nya agar sesuatu yang kata Nietzsche sebagai refleksi dari diri kita (sesuatu yang kita anggap indah kita membutuhkan benda untuk dapat menggambarkan atau memantulkan agar kita dapat melihat kepada diri kita kalau itu adalah sesuatu yang indah dari diri kita) tidak hilang dari permukaan dan pastinya kalau benda refleksi tersenut hilang maka tidak ada lagi benda yang akan menjadi pantulan dari diri kita dan berakibat pada kurangnya kepuasan kita terhadap diri kita karena tidak ada sesuatu yang menjadi bukti kalau sesuatu yang kita yakini "indah" Itu ada. Cuma pendapat pribadi, kalo mau diperbaiki dari pendapat ini silahkan, dan juga kalo ada yng mau didiskusikan atau memperbaiki kesalahan dari pendapat ini :3
Waaah... Keren mas analisanya. Bisa didiskusikan nih, tapi sayangnya dibeberapa wilayah sesuatu yang minoritas tidak selalu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa atau indah, seperti dulu di Amerika bagaimana kulit hitam mendapatkan diskriminasi dr kulit putih karena mereka minoritas. Tapi yg mas sampaikan ada benarnya juga, orang akan menganggap sesuatu itu istimewa dan dianggap sbg privilege ketika sesuatu itu bukan sesuatu yang umum di masyarakat.
@@ahmadroyani92 wkwkwk iya sih. Selain faktor minoritas, kebutuhan atas estetika juga termasuk faktor lain yang membuat terciptanya sebuah privilege yang diterima oleh seseorang dan banyak faktor-faktor lainnya yang dapat menjadi alasan timbulnya sebuah privilege yang didapatkan. Tapi setelah baca ini. Jadi kepikiran, kenapa orang yang berkulit putih lebih superior dari pada orang yang kulitnua berwarna, jadi bingung juga kadang dari mana timbul pikiran seperti itu. Kalo boleh dijadiin konten mas 😁🙏
Menurut saya, adanya privilege tidak terlepas dari pembahasan estetika. Manusia akan cepat tunduk terhadap sesuatu yang ia anggap sebagai "indah" Dan berusaha untuk menggapainya dan itulah privilege. Kesempatan yang diberikan yang tidak dapat orang lain dapatkan bukanlah sebuah kemustahilan karena itu adah persepsi bagaimana kita memandang itu "indah" Jadi sebenarnya tidak ada yang disebut sebagai privilage, yang ada adalah kebutuhan kita terhadap "keindahan" Kalau kata Nietzsche dalam teori anti darwin nya mengatakan makhluk hidup berevolusi bukan karena kelaparan dan "kesakitan" Tapi karena ingin menjadi yang terpuncak, menjadi berkuasa dan hasrat untuk dihargai dan dihormati, dari situlah timbul sesuatu yang kita sebut sebagai privilage adalah rasa tunduk kita terhadap kemewahan, terhadap kekuasaan dan lain sebagainya.
Jadi pada dasarnya semua mempunyai privilege yang sama, hanya saja kita karena kita tunduk pada hasrat "keindahan" Maka itu mulai terkotak-kotak seperti yang sudah dijelaskan divideo ini. Semua orang cantik dan tampan, tapi karena kebanyakan dari mereka adalah orang yang kulitnya berwarna maka mereka bosan terhadap itu dan memandang sesuatu yang berbeda dan minoritas sebagai sesuatu yang langka dan istimewa dan itu adalah orang yang berkulit putih dan itu dijadikan sebuah standar dari kecantikan dan ketampanan dan mendapatkan privilege yang lebih dari apa yang biasa orang mayoritas dapatkan karena hasrat terhadap "keindahan" Itu tadi yang membuat mereka tidak dapat melawan dan memilih patuh terhadap nya sebagai sebuah aturan baku dari sesuatu yang disimbolkan cantik dan tampan tadi dan mereka akan melayani nya agar sesuatu yang kata Nietzsche sebagai refleksi dari diri kita (sesuatu yang kita anggap indah kita membutuhkan benda untuk dapat menggambarkan atau memantulkan agar kita dapat melihat kepada diri kita kalau itu adalah sesuatu yang indah dari diri kita) tidak hilang dari permukaan dan pastinya kalau benda refleksi tersenut hilang maka tidak ada lagi benda yang akan menjadi pantulan dari diri kita dan berakibat pada kurangnya kepuasan kita terhadap diri kita karena tidak ada sesuatu yang menjadi bukti kalau sesuatu yang kita yakini "indah" Itu ada.
Cuma pendapat pribadi, kalo mau diperbaiki dari pendapat ini silahkan, dan juga kalo ada yng mau didiskusikan atau memperbaiki kesalahan dari pendapat ini :3
Waaah... Keren mas analisanya. Bisa didiskusikan nih, tapi sayangnya dibeberapa wilayah sesuatu yang minoritas tidak selalu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa atau indah, seperti dulu di Amerika bagaimana kulit hitam mendapatkan diskriminasi dr kulit putih karena mereka minoritas.
Tapi yg mas sampaikan ada benarnya juga, orang akan menganggap sesuatu itu istimewa dan dianggap sbg privilege ketika sesuatu itu bukan sesuatu yang umum di masyarakat.
@@ahmadroyani92 wkwkwk iya sih. Selain faktor minoritas, kebutuhan atas estetika juga termasuk faktor lain yang membuat terciptanya sebuah privilege yang diterima oleh seseorang dan banyak faktor-faktor lainnya yang dapat menjadi alasan timbulnya sebuah privilege yang didapatkan.
Tapi setelah baca ini. Jadi kepikiran, kenapa orang yang berkulit putih lebih superior dari pada orang yang kulitnua berwarna, jadi bingung juga kadang dari mana timbul pikiran seperti itu. Kalo boleh dijadiin konten mas 😁🙏
Alhamdulillah, sudah ada iklannya mas
Alhamdulillah. Terimakasih atas supportnya y mas