Setelah para psikolog dan dokter mengupas TikTok dari segi adiksi TikTok pada otak, sekarang bung Ferry menguliti TikTok dari segi ekonomi kerakyatan, mantap bung
@@marshalsashmita3806lah mnm susu kan memang shat bro dan gk ada racunnya. Klo lu merokok ya itu bxk racunnya. Bukan mslh bxk engganya. Gwa jga tau klo smua yg serba kelebihan jga bhya. Mslhnya rokok ada racunnya, apalgi klo merokoo dkat orng bisa bahayain orng. TTP LAH PINTAR BRO.
@@marshalsashmita3806 baru juga dibilangin wkwkkw dah muncul kan perokok ngeyel, susah mau ditolong kalo terus2an nyangkal dan ngelakuin pembenaran utk hal buruk
@@marshalsashmita3806 kalo lo mau bahas butuh nikotin dll, kenapa ga cari sumber yang lain, ga hanya rokok yang punya nikotin, kentang pun ada nikotin dan kandungannya ga berlebihan jadi aman dikonsumsi secara rutin. emang kalo dah ngeyel n closed minded mah gitu wkwk
hal rutin yang biasa saya katakan tiap ketemu kang Ferry adalah :nanyain model rambut. dan sekarang saya katakan : weeeeh rambut lama yang dipotong dan tata baru. seru bahas tiktok pake kacamata ekonom
saya warganegara Malaysia sangat suka dengan produk kosmetik dari Scarlett. & saya tiap bulan mesti akan beli produk Scarlett yang original ye, hehe. kerana sesuai dengan kulit orang asia. good job Indonesia kerana telah mengeluarkan produk yang sangat bagus untuk kulit orang asia khususnya. 👍🏻 support from Malaysian.
klo ngomongin harga nih, kayaknya susah buat dorong masyarakat punya pemikiran kayak gitu. Terkhususnya masyarakat yang penghasilan pas - pasan dan kaum mendang-meding(pengen hemat).
udah uninstal tiktok hampir setahun dan efeknya lumayan, selain ngurangin screentime, jadi jarang pusing karena banyaknya hal2 yg dicerna, informasi pendek, gonta ganti topik. walaupun banyak yg bilang ini masalah algoritma, tapi ini lama2 bikin ga sehat otak karna terlalu nyaman dan bikin betah. banyak juga produk2 yg terlalu dipush padahal ga selalu bagus. buat teman2 jangan kemakan review atau hanya karena diiklankan artis jadinya beli.
@@arifarahmawati1389yaialah video nya aja banyak yang ga berkualitas, joget2 , cewe berpakaian mini, jedag jedug cringe, orang2 lebay, rusak bener dah
Bang, sebagai masukan. Kalau boleh abg bahas masadepan pertanian; sawit, padi, kopi dll. Dan beri edukasi kpd anak muda agar produktif di sektor pertanian. Sebagai info, banyak sarjana muda yang latar belakang ekonomi orang tuanya dari hasil pertanian, si anak malu pulang kampung untuk meneruskan usaha orang tuanya dan lebih memilih bertahan di Kota dengan hidup pas-Pasan dan juga minim sekil.
Tik tok masuknya halus banget, memberikan diskon besar2an tanpa mengurangi pendapatan penjual. Akhirnya mental 'kaya mendadak' rakyat Indonesia menjadi triger sempurna. Berbondong2 pada jualan di tiktok, awalnya menjual produknya sendiri. Lama2 menjual produk made in china karena algoritma lebih menaikkan produk2 itu. Dan duarrr.., banyak sekali produk2 made in china yang dijual di tiktok oleh rakyat Indonesia. Filosofinya berubah, "dari China, oleh China dan untuk China". Coba lihat, jarang sekali di Tiktok yang jualan produk2 original. Kebanyakan produk2 replika dengan embel2 grade ori, grade premium, grade super premium.
Engga juga sih, brand brand official udah pada punya toko sendiri di tiktok. Malah kl promosiin barang KW bisa ke banned karena melanggar paduan komunitas. Gw tau karena gw juga jualan di sana.
Tik Tok Emang Berbahaya Buat Yg Gak Bisa Bijak Memakainya. Begitupun Platform Lain. Contohnya Reels Instagram, Untuk Yg Social Commerce, Itu Bisa Banget Berdampak Di UMKM. Harus Ada Peran Serta Pemerintah Buat Nyelesain Atau Mencegah Dampak Buruk Itu. Thanks Kak Ferry Untuk Kontennya...
Saya salah satu yang gk pernah instal tiktok sampai sekarang ,bukan karna tiktok gk ada sisi positif nya ,tapi hanya karna ini prinsip saya untuk tidak menginstalnya ..🙏
Tiktok merusak nalar, moral, ahlak, dan kognitif manusia. Kita selalu saja di suguhkan konten singkat yg membuat diri kita menjadi manusia yg tidak menghargai sebuah proses dan terkadang konten yg singkat tersebut bersifat destruktif kemudian menjadi trend kemudian menjadi standarisasi hidup. Bukan berarti tidak ada sisi positif yg bisa kita ambil tapi lebih banyak sisi negatif yg dapat kita temukan. Dan itulah yg menjadi alasan terkuat saya tidak mau instal aplikasi tiktok selama 21 tahun hidup di dunia ini, karena pada tahun 2018 ketika saya masih duduk di bangku smp saya hanya melihat tiktok sebagai aplikasi yg isinya adalah orang yg joget² ga jelas. Dan sekarang bung ferry memaparkan betapa mengerikannya tiktok ketika sudah mencapai ranah tertinggi dan superior di e-commerce yang tidak di awasi oleh pemangku kebijakan yg berwenang. Terimakasih atas pembahasannya dan sehat selalu untuk bung ferry irwandi dan keluarga 🙏🔥🔥🔥
gua adalah salah satu mantan konten creator di tiktok yang followers nya udh banyak, tapi gua memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan karena gua sadar bahwa tiktok itu berbahaya karena dapat membuat orang-orang tidak produktif dan hanya menonton tiktok
umkm juga hrus brani improve bang bljar hal baru dengan adanya kompetitor. Bljar marketing & digitalisasi produk, boleh ikut fomo tpi hrus punya ciri khas. jdi jngan ketergantungan pda hal2 yg tetap. hrus punya tekad buat bljar hal2 yg baru
Baru baca berita ttg menkominfo baru dpt tgs dr pak Jokowi. Disuruh kasih regulasi baru khususnya medsos yg berubah menjadi e-commerce krna ingin melindungi UMKM kecil di Indonesia. Lagi2 bang Ferry, menebak dengan tepat.
Bung ferry bukan menebak bang tapi bung ferry emang cerdas sebelum bikin konten bung ferry meriset dulu secara detail makanya selalu tepat. Bung ferry emang bethebest si
Udah nyadar dari lama (soalnya aku pengguna tiktok sejati + punya akun yg lumayan rame) algoritma tiktok bener2 senyeremin ituu.. untungnya selama ini gapernah beli produk viral2 itu.. Semoga umkm di Indonesia baik baik aja aaamiiinn😭🥹
Tiktok bener bener menghancurkan mental dan isi otak generasi Z. ini udah terjadi pada adik Ipar ku, dia diem di kamar full nonton Tiktok, jadi pulang sekolah diem di kamar nonton tiktok, sampe malem gitu terus. Keluar kamar paling kalo ambil makan, itu juga makannya dia bawa ke kamar sambil nonton tiktok. Jadi mudah banget marah2 ke orang tuanya. Heran Semenyeramkan itu untuk perkembangan anak remaja yang masih belum paham risiko aditif sosial media terutama Tiktok.. Sekarang ditambah ini, yakin anak muda kebanyakan akan bodo amat dengan label produk non UMKM, yang penting harga dan kualitas lebih bagus. Itu juga yang terjadi pada dia skrang
tentang skincare2 gitu ya, menurut gua selain dari TikToknya ngefavor mereka, marketingnya juga mulus banget. jujur, gua sendiri juga hampir kemakan iklan TikTok gara2 feelnya tuh kaya bener2 direview bukan endorse. sekarang baru sadar dan bisa stop kemakan iklan2 mreka.
Memang mengerikan .. sudah banyak artikel dan sudah pernah beberapa kali aku bahas .. namun memang kalau di TikTok kita melawan Algoritma yang dimana Algoritma itu sudah diatur .. Semangat terus para pejuang UMKM ! dan juga untuk semua Seller !
Tim yg gaperna belanja online di tiktok. Benar bgt, pemerintah harus ambil tindakan tegas utk hal ini. Karena pengaruh, dan power fyp dan algoritma tiktok. Setuju banget sama konspirasi" yg ada. Gua subscribe lu bg!
Slain smua langkah yg dsebut Om Ferry, hrs mulai dsadari oleh para konsumen Indonesia besarnya dampak dari kputusan mereka membeli suatu produk, tidak hanya secara ekonomi, namun jg sosial, bahkan politik, sehingga inilah saatny kita mewujudkan cinta kita buat Indonesia dgn scara sadar memilih mmbeli produk2 UMKM Indonesia yg brkualitas, bukan hanya skedar ikutan tren yg sedang viral.. Bisa yuk, bisa.. 🇮🇩❤
Improve produk dari pihak umkm juga wajib...konsumen bembeli keburuhan untuk dirinya sendiri pasti beli yg paling oke dan murah..hampir ga ada yg beli suatu produk dari segi wah itu umkm gsrus di beli..ga gitu wwkk konsumen mau nya yg utama itu barang cakep dan murah they dont care about umkm atau bukan wkwk
Waktu: 00:04 - 01:36 Pada awal video, pembicara menyebutkan bahwa TikTok adalah media sosial yang berasal dari Cina dan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Jumlah pengguna TikTok di seluruh dunia mencapai 2,06 miliar, dengan pengguna terbanyak berasal dari Amerika Serikat. Di Indonesia, terdapat lebih dari 109 juta pengguna aktif TikTok. Format vertikal TikTok memberikan pengalaman yang adiktif bagi pengguna, dan platform ini telah mempengaruhi industri kreatif dengan munculnya banyak kreator dan pertumbuhan industri musik dan agensi. Waktu: 01:36 - 03:40 Meskipun TikTok memiliki dampak positif, video ini mengungkapkan potensi ancaman yang dimiliki oleh platform tersebut. TikTok memiliki ambisi untuk menggabungkan aspek sosial media dan e-commerce melalui fitur bernama "TikTok Shop" atau "TikTok Project". Hal ini menjadi masalah karena TikTok beroperasi di ranah abu-abu yang tidak teratur, sehingga resiko penyalahgunaan pengaruh dan kekuatan TikTok menjadi merugikan pelaku usaha lokal, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Waktu: 03:40 - 05:43 Pada tahun 2018, TikTok masuk ke Indonesia, dan ketika pandemi COVID-19 terjadi, popularitas TikTok semakin meningkat. TikTok mencoba menjangkau sektor e-commerce melalui "TikTok Project" dengan membentuk konsep "sosial commerce". Di Inggris, hal ini menjadi masalah karena TikTok mengumpulkan produk yang sedang tren di Inggris, memproduksinya di Cina, dan menjualnya melalui aplikasi TikTok Shop yang disebut "Trendy". Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap peniruan produk dan persaingan yang tidak sehat. Waktu: 05:43 - 08:31 Pada saat ini, TikTok memiliki potensi untuk mengalahkan pengusaha lokal melalui pengaruhnya dalam menentukan produk mana yang akan dipromosikan dan diangkat oleh algoritma TikTok. Produk-produk lokal kalah bersaing dengan produk-produk Cina yang mendapatkan eksposur yang lebih tinggi di platform TikTok Shop. Hal ini dapat menyebabkan pengusaha lokal rugi, merugikan penerimaan negara, dan mempengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Waktu: 08:31 - 09:31 Selain itu, kekhawatiran lainnya adalah privasi dan jaminan dalam transaksi e-commerce yang berada di tangan TikTok, bukan di tangan platform e-commerce yang lain seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak. Hal ini dianggap tidak adil bagi para pelaku e-commerce lainnya. Oleh karena itu, pembicara dalam video ini menyarankan agar pemerintah mengambil tindakan untuk membedakan TikTok sebagai sosial media dan e-commerce, mengatur TikTok Shop dengan peraturan yang sama seperti platform e-commerce lainnya, dan mengatur regulasi yang berlaku untuk TikTok sebagai sosial media. Waktu: 09:31 - 10:03 Dengan pemisahan yang jelas antara TikTok sebagai sosial media dan e-commerce, dapat diciptakan level playing field yang adil dalam industri e-commerce. Selain itu, pembatasan atau pemblokiran TikTok sebagai sosial media tidak akan mengganggu bisnis e-commerce lainnya. Pemisahan ini juga dapat mencegah kejadian seperti "Project Trendy" yang terjadi di Inggris agar tidak terjadi di Indonesia. Pemerintah perlu memikirkan solusi untuk mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari kegiatan sosial commerce TikTok. Kesimpulan Video ini menguraikan potensi ancaman yang dimiliki oleh TikTok terhadap pelaku usaha lokal, ekonomi, dan privasi di Indonesia. Pembicara dalam video mengusulkan pemisahan antara TikTok sebagai sosial media dan e-commerce serta pengaturan regulasi yang jelas untuk memastikan keseimbangan dan perlindungan bagi pelaku usaha lokal dan pengguna e-commerce di Indonesia. Solusi ini diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif dan memastikan pertumbuhan industri e-commerce yang adil dan berkelanjutan di masa depan.
Sebenarnya hal ini dilakukan juga oleh Shopee, sayangnya pendekatannya Shopee lebih ke e-commerce. Sedangkan Tik Tok sosial media, perhatikan juga yang dilakukan gofood pada datanya. Semangat selalu UMKM Indonesia
perlu di akui tik tok memang media sosial nomer 1 di Indonesia bahkan dunia dan mungkin e commerce juga akan begitu. dampak positif dari tik tok juga sangat besar terlebih untuk para konten kreator tik tok. tapi dampak negatif dari tik tok juga ngga kalah besar, bahkan sangat besar. mulai dari segi ekonomi indonesia, sampai SDM masyarakat kita. terlabih lagi untuk generasi muda kita yang hampir rata rata, atau bahkan semuanya sudah instal tik tok. secara tidak langsung sebenarnya kita selama ini sudah di jajah oleh negara asing. dari segi ekonomi ataupun SDM masyarakat kita terutama generasi muda kita. overall tik tok itu bagus asal kita bijak dalam menggunakannya.
Koreksi Mas Ferry, pengguna tiktok terbesar tetap China sekitar 700 juta, namun China menggunakan tiktok versi China sendiri yg namanya douyin. Biasalah tujuannya demi keamanan data negara, makanya dibedakan sama versi tiktok internasional
Setuju bang. Gw pernah ngobrol sama pedagang pasar di kabupaten kecil di jawa yang jualan kain, baju harian dll. Omset jauh menurun katanya kalah sama tiktok
usaha saya hancur sejak shopee muncul di Indonesia, sblm ya sewa toko di mall, makin bnyak yg membandingkan harga dg online, pengusaha di mall bayar pajak 10% dr harga sewa toko, bener kata bung fery umkm rugi pemerintah jg rugi ga dpt pajak. dan sekarang saya malah jadi budak shopee, ojol shopeefood, what a life 😮💨
Ini murni krn strategi bisnis. Mrk sblmnya psti survey dlu brp byk pengguna tiktok ini dan mayoritas dr negara mana. Mrk jg sdh pasti tau tipikial org2 Indonesia, jdi sgt mudah utk mrk menggunakan konsep project s, tujuannya emg selain utk meraup keuntungan jg gamau ekonomi kita maju dripda mrk. UMKM sndri slah satu penyumbang terbesar pemasukan utk kestabilan perekonomian kita. Jdi memang jika trlalu byk beli brg impor feedback-nya ke kita rakyat² ini.
Bang jujur sebelumnya aku pakai produk skincare dari brand lokal gara-gara The Originote muncul terus di Fyp tiktok aku, aku jadi beli itu, sebenernya kualitas brand lokal ga kalah sama the originote, tapi se-pengaruh itu apa yang sering aku lihat di tiktok dengan diriku, akhirnya aku beli meski ga di tiktok shopnya tapi tetap saja itu produk luar, dan sedikitpun ga mau cari tau asal produk the originote ini dan ga tau kalau dampaknya seperti ini. Terimakasih bang Fery, untuk pembelian selanjutnya aku akan balik lagi ke produk lokal indonesia. Sekali lagi terimakasih bang 🙏
kenapa originote lebih murah dan worth it dari brand lokal? karena cost productionnya yang murah dan mass production yang membuat harga jauh dibawah hpp brand lokal. nah harga murah ini yang orang indonesia banget, siapa yang ngga mau moisturizer beli 50k udah dapet 2 wkwkwk. kalo masalah uji klinis jelas udah bpom verified
@@GabrielFileoitu namanya rebranding tonggg, kalau produk cina pakek bahasa cina di semprit tong makanya di rebranding di ubah bahasa di BPOMin di kasih ala ala gtu biar lokal preddd tapi ttp je buatan cina
Aku pelajar, baru lulus smp dan baru masuk sma, gak pernah main tiktok atau pun scrol tiktok. Awalnya saya anggap tiktok itu hal biasa, namun setelah ku amati baik baik para temen temen ku yang main tiktok itu, gua nanya ke diri sendiri, "kenapa ya mereka kecanduan?" "apa mungkin fitur scroll nya?" "kenapa mereka menjadi arogan?" (merasa hidupnya sudah paling baik dan kadang pun merasa hidupnya paling sengsara didunia.) Mulai sejak itu sadar aku dan untungnya aku gak pernah main tiktok ataupun scroll tiktok. Aku merasa gak nyaman kalau berada dikalangan user tiktok, entah kenapa juga aku gak tau, yang mereka bahas pasti tentang tiktok (viral atau fyp apalah itu gak tau aku). Menurutku, youtube lebik baik daripada tiktok, durasi video panjang dan fokus ke satu hal dalam satu video, bukan seperti tiktok, habis nonton tentang A langsung scrol nonton B, enggak nyambung kan?
iya sih, tik tok ngerusakin dopamin *KALAU* sudah terlalu adiktif dgn aplikasi itu. Intinya main tiktok ya boleh saja cuman inget jangan sampe 80% setiap harimu terisi dgn social media
Kalo di saya, sy kurang suka sama tiktok karena apa² harus banyak dipost biar algoritma naik trus dan fyp tiap minggu, sedangkan saya bukan org yg segala apa-apa harus dibuat konten apalagi pencapaian ataupun tantangan yg bersifat privat, sehingga hal semacam itu saya rasa dapat memengaruhi pandangan saya thd kehidupan. Ditambah lagi, saya ga terbiasa utk senantiasa ikut tren atau hal² viral setiap saat. Jadinya, ya utk sebagian org yg prinsipnya fyp number one thd pola pikir saya, mrk akan berkata kalo kehidupan saya membosankan dan itu-itu saja. Tapi, saya ga ambil pusing sama pendapat mrk karena ya pada akhirnya, tiap org pasti punya bahagianya sendiri² dan kadang kebahagiaan ga harus dibagikan ke khalayak banyak apalagi di medsos.
Dulu kalau mau nyari sesuatu entah tutorial judul lagu ke UA-cam sekarang gw lihat-lihat teman teman gw kalau mau nyari langsung buka tiktok awalnya gw pikir aneh banget tapi ternyata semua teman gw ngelakuin itu, sebagai orang yang tidak bermain tiktok itu sih perubahan banget.
Salut sama India, mereka berani nge ban tiktok. Udah harus di ban tik tok. Apakah creator akan rugi? mungkin akan rugi sementara. Tp klo memang benar” seorang kreator yg berkualitas, sy rasa di manapun dia pasti bisa berkarya. platform tidak akan menjadi masalah karena dia memang seorang konten kreator
@@akmalpikrianto0312enapa arahnya karena produk china? Disini yang dipermasalahkan regulasi dan algoritma tiktok Dan harus dipahami akibat dari tiktok shop yang promosi dalam videonya membuat masayarakat cenderung konsumtif Dan mayoritas barang yang di jual di tiktok itu barang instan
@@suryadisihotang6749alasannya gak jelas ,India memang gak suka China maju,India ngeban tiktok sebelum ada tiktok shop,kalau masalah regulasi dan keamanan data ,Facebook dan Google juga mengambil data pengguna,bahkan kedua platform tersebut pernah didenda UE karena ketauan ngambil data
"jangan instal tik tok" menjadi slogan yang sepertinya harus di gaungkan di masyarakat sekarang, tiktok hanya menghasilkan informasi instan tanpa harus bersusah mencari apa yang kita inginkan, hal tersebut pasti berdampak buruk bagi pengguna karena dalam waktu 1 jam mereka mendapatkan informasi yang begitu banyak nya sebelum otak kita dapat mencerna menggunakan akal sehat sehingga akan menimbulkan berbagai misleading atau kesalahpahaman yang bercabang menghasilkan kesimpulan yang salah pula, kita harus tau apa yang kita inginkan dengan mencari tau informasi tersebut step by step sehingga otak kita mampu mencerna dan menelaah informasi tetapi tiktok tidak mengijinkan itu ada membuat penggunaan nya tidak ingin mencari tau kenapa mereka mendapatkan informasi ini lewat fyp tiktok? but overall thanks buat pak Ferry karena telah mengangkt isu ini agar masyarakat kita lebih concern terhadap perkembangan yang out of control ini :)
saya dari awal kluar ny tiktok blm prnh instal atau blm tau dlm ny gmna, tp sangat merasakan dampak ny. di luar dampak ke usaha, yg plg kecil sngat amat menjengkelkan sama perilaku anak muda skrg.. miris sih iya.. bisa saja kl egois2 an gk peduli sm skli, tp lama2 kl di biarin tingkah anak cucu kt kdpn jd generasi kdepan bs jd bencana bg orang tua masing2. bgi yg blm merasakan dampak ny smoga sdkit sadar akan hal ini buat orangan di luar sana..
Bukan cuma tiktok sih sebenernya, "platform vertikal" yang durasinya bentar dan bisa diskip itu yang membuat bermasalah, saya berhenti main ig dan yt short dan berusaha untuk tidak menskip konten panjang, dan hasilnya saya bisa menonton video > 50 menit, tapi ya cukup setuju karena tiktok termasuk salah satu "platform vertikal"
Ini betul bnget. Ga pernah main tiktok tapi di YT short pun konten yg ngaku ngaku fakta itu sangat misleading. Video 12 detik itu ga cukup untuk mencakup informasi.. tapi banyak yg ngambil mentah mentah informasinya
bukan solusi, setelah banyaknya pengguna terus tiba2 kaya gitu termasuk tindakan gak masuk akal. Semua aplikasi sebenarnya sama aja dengan hal yang kamu pikirkan, tapi karena udah berpikir negatif jadinya hanya memandang tiktok yang berdampak buruk padahal semua aplikasi sama aja. Reels IG, UA-cam Short mempunyai sistem yang sama dengan tiktok tapi kenapa cuma tiktok yang kamu pandang buruk? Kalau mau mikirin solusi tuh gimana agar pengguna tetap bisa menggunakan aplikasi seperti biasa tapi tetap terkontrol.
@@fiftynineteennutnovember7678 bukan hanya tiktok, semua itu dasarnya karena internet. Bukan belain tiktok tapi semua aplikasi tuh sama aja karna adanya internet yang bisa menjangkau apapun, sekali lagi APAPUN.
Sebagai orang yang lahir di tahun 2001, saya sangat bersyukur tumbuh di era dimana sosial media atau internet secara umum belum seperti era ini, dan jujur dunia lebih baik saat itu. Sekarang rasanya kita perlahan berjalan menuju distopia
memang hal yg harus dibayar dengan kemajuan teknologi ya gitu, menurut sy kemajuan teknologi seperti ilusi mereka menjual segala kemudahan tp di lain sisi mematikan fungsi manusia dalam beberapa hal belum lagi utopis soal bahwa modernitas membawa kebahagiaan wong cost untuk pengembangan teknologi itu banyak gak hanya materi tp umur bumi juga makin singkat ujung2nya teknologi hanya barang komersil para kaum borjuis.
Pemerintah cuma bisa geram tanpa bisa menghentikan jalur distribusi S Tiktok dengan produk2 China. Pemerintah membiarkan semuanya terjadi seolah natural demi kerjasama bilateral dengan China, tapi merugikan pengusaha lokal.
shadow banning nya itu loh yang kacau. keliatan bgt mau ngehancurin ekonomi negara lain, sementara naikin ekonomi mereka. cara mainnya udah kelewat jahat sih. semoga orang indonesia bisa aware.
Nonton konten bang Ferry asiknya sambil pake headset terus settingan 1080p full screen, berasa kek lagi dimanjain sama kualitas videonya. Sukses terus bang Ferry, semoga kontennya makin lebih baik lagi
Banyak kok manfaat nonton tiktok, banyak informasi baru yg aku tau dari tiktok, kalo nemu yg jelek ya berarti nyariny yg jelek2 aja That used to be my thoughts. Tapi setelah nonton kontennya Hasan Askari yg '3 level ilmu berdasarkan kepentingannya' (?) Jadi mikir lagi. Iya emang aku tau banyak hal dari tiktok. Tapi apa itu berguna buat aku selain buat ngerti ngertian aja? Akhirnya banyak informasi good-to-know yg cuma menuh2in kapasitas kepala dan bikin banyak waktu terbuang. Sekarang cuma pake tiktok buat browser aja kalo emang ada yg lagi dicari, udah stop scrolling tanpa tujuan. Have a good day!
The mind is the battle field, kan? Perlu kita sadari bahwa kemerdekaan bukan atas yang kelihatan, tetapi justru terhadap berbagai ancaman yang tidak kelihatan termasuk salah satunya ini. Perang otoritas dan kontrol, kita sebagai kesatuan keluarga besar bangsa dan negara NKRI kita harus selalu berusaha menang. Terima kasih Bang Ferry buat peningkatan kesadaran dan akal sehat Indonesia harus mengatasi dan membawahi semua pengaruh yang diusahakan untuk memanfaatkan rakyat Indonesia. MERDEKA!!!
bukan tidak mungkin, untuk e-commerce kita sudah punya Tokopedia yg bisa dikatakan hampir sempurna, dan untuk social media lokal jika fitur didalamnya sudah bisa menyaingi tiktok saya rasa banyak masyarakat yg bakal beralih ke sosmed lokal, tinggal di merge deh tokped dengan sosmed lokalnya. tapi yaa butuh dukungan besar dari pemerintah juga sih
@@kiwkiwchannel56 Bukan ga ada dukungan, melainkan karena mereka itu perusahaan yang perlu cari profit. Makanya, lihat sekarang Tokopedia membebankan biaya layanan Rp3,000 per transaksi. Ini tentu memberatkan konsumen mengingat kompetitornya seperti Shopee hanya membebankan biaya layanan sebesar Rp1,000 dan Lazada masih belum membebankan biaya layanan apapun. Padahal, secara UI maupun UX, sebetulnya Tokopedia dan Blibli itu jauh lebih unggul daripada Shopee apalagi Lazada. Namun, balik lagi, mereka beralih platform karena alasan ekonomi. Masa bakar-bakar uangnya Tokopedia sudah habis, mereka harus segera berorientasi pada profit perusahaan agar tidak kehilangan investor dan tidak kolaps.
Ini persis yg dibahas mba - mba UMKM asal Jatim beberapa tahun lalu kalau pengaruh sosial media seperti tiktok yg beralih fungsi menjadi E comerce bsa membahayakan keberadaan UMKM. Dan heran jg kok buka toktok slalu iklan Skintific sm Origan*** yg naik pdhal ak gak pernah bersinggungan sm 2 merk ini. Ternyata bener, emang ada maksd tertentu 😮 Blm lagi ada bahasan dr beberapa influencer/beauty vlogger klo skincare/produk viral di tiktok banyak yg gak sesuai review tapi overrated dan terdongkrak abis2an akibat iklan tiktok. Saya tetap mencintai produk lokal krn jelas aman, bpom dan halalnya.
Sebenarnya sebelum tiktok, Shopee juga pernah melakukan shadowbanning ke produk2 lainya dan juga cenderung mematikan usaha umkm walaupun tidak separah tiktok. Lihat di forum yg bahas shopee banyak yg mengeluh daganganya gk laris dan malah lari ke tokped atau bl. Percaya apa tidak banyak sekali ecommerce asal luar yg justru mau mematikan bisnis umkm tidak hanya tiktok, dan kadang ecommerce dalam negeri lebih membantu umkm daripada ecommerce luar.
Wah penjelasan yang keren sekali bung. Gue juga termasuk yg bingung sama TikTok dari app sosmed malah jadi app e-commerce, bener² bisa membunuh industri UMKM ya ni app. Emang perlu regulasi yg tepat untuk TikTok shop agar bisa seperti e-commerce lain demi bisa menjaga UMKM dalam negeri bisa terus berkembang dan maju
Indonesia tidak boleh hanyut terlalu dalam pada platform yang sebenarnya ada misi dibelakangnya. Video seperti ini sebenarnya bisa membuka mata kita terkait hal-hal yang mungkin tidak terlihat kasat mata, namun sudah terlanjur asik untuk dinikmati tanpa berpikir dampaknya yang sangat besar. Mari belajar hal-hal kritis, agar kita semua bisa menjadi lebih maju.
Terimakasih bang Ferry buat kontennya, bener2 suatu pengetahuan tambahan buat saya yang ga install tiktok dan gatau perkembangan dibalik tiktok. Sebagai pecinta skincare, saya cuman tau skintific dan originote sangat hype di twitter (dan ternyata kedua produk ini memang viral di tiktok). Memang saya akui juga skintific, khususnya beberapa produk yg dikeluarkan, memiliki klaim produk yang kandungannya bisa "memperbaiki skin barrier/melindungi skin barrier". Kandungan tsb memang akhir2 ini memang sepertinya sedang digandrungi pecinta skincare seperti saya, terlebih untuk pemakai skincare yang punya masalah di wajah. Yang saya perhatikan, jargon utama dgn embel2 skin barrier akhirnya ditiru hampir di kebanyakan produk skincare, termasuk produk lokal. Namun, memang produk lokal dgn klaim yang sama belum bisa mengalahkan skintific dan originote (kebetulan saya memakai produk lokal yang beberapa tahun terakhir ini mereformulasi skincarenya juga dgn menambah jargon yg sama dgn skintific dsb, yakni fokus pada skinbarrier).
Ntah kenapaa mereka ini pinter banget fokus tehadap solusi permasalahan yg ada dan mengambil hal tersebut sebagai peluang. Akhirnya yg terjadi yak boom . Dan yak 2 brand tersebut memang sedang rame diriview dan dipake banyak org, bahkan klaimnya bisa dibilang sesuai untuk yg skintific. Alhasil yg terjadi pada brand lokal pun mulai bersaing untuk klaim "skin barrier" ini
@@annisara_ma kalo skin barrier udh bgus gaperlu pake lagi, terkadang org belum paham dan belum nemuin aja skincare basic buat kulitnya sendiri. Karna kategori kulit kan ada yg dry-normal-oily . Klo base dasarnya sudah normal to oily dikasih kandungn skin barrier yg ceramidenya tinggi ya malah jatuhnya jadi makin berminyak . Ataupun kalo ga gitu biasanya basic cleansingnya juga belum benar jadi dapat memicu pertumbuhan jerawat juga
Ohya tanya mbk ato siapapun yg tau.. sy bli scintific di olshop krn reviewer bintang 5 semua pdhal yg beli 48 ribu lebih, review 10 ribu lebih bintang 5 semua. Itu settingan pasti ya? Krn mustahil kan semua ngasi bintang 5
@@sastraguna6806 dari pengalaman2 yg saya pernah baca dan pernah denger, biasanya itu sudah disetting oleh seller mbak, banyak kasus yg rating jeleknya dihapus oleh seller, cmiiw. Untuk keamanan, menurut saya, lebih baik beli di official store skintificnya aja mbak. Semisal untuk pengecekan di akun olshop ybs, bisa dilihat dari bintang 1 dan 2 nya disamping melihat bintang 4/5 saja.
Mungkin umkm pada berkurang tapi sisi positifnya pada konsumen seperti saya yaitu mendapat harga yg murah, karena saya bisa mendapat barang dengan harga suplier.. bukan harga pedagang. Sy kadang gedek juga liat toko offline di daerah sy yang jualannya ambil keuntungan ga ngotak, bahkan bisa ambil untung hampir 100% diharga bawah 50rban. Dengan adanya e comerce entah tiktok,shopee dll sy merasa diuntungkan karena skrg itu konsumen langsung ke suplier
Setuju bang, akhirnya ada orang yang sadar, semoga pemerintah kita bisa ngasih solusi yang tepat, ini dampak nya luas banget bagi UMKM rakyat Indonesia
Betul mas...ini sepenuhnya mjd tanggung jawab pemerintah. Agar rakyatnya mampu bersaing dgn produk LN ...perlu dikasih modal dan edukasi peningkatan kualitas produk dgn cuma² . Selain itu penguasa hrs menghentikan gempuran tiktok ataupun lainnya supaya negara ini mampu berdaulat dlm hal apapun
Saya termasuk orang yang gak mudah terpengaruh hal yang viral, jadi belum pernah sekalipun instal tktk. Beli hp yang ada app tktk langsung uninstal. Saya beli barang di olshop juga berusaha produk lokal, memang soal kualitas kadang masih kurang tapi niatnya mendukung dan menghargai karya lokal
aktifitas fisik seperti berolahraga, membaca buku, menanam tanaman, main remot kontrol, belanja sambil melihat prodUknya langsung itu lebih positif untuk kehidupan sosial dan kesehatan mental menuritku. adiktifnya sosmed bikin orang malas.
Utama yang harus dibenah ialah pemerintah indonesia itu sendiri. Kita bisa melihat china, dimana government nya sangat supportif sekali terhadap seluruh element masyarakatnya (terutama pada perusahaan yang sedang ekspansi ke luar negeri, demi memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di negaranya). Tiktok yang notabennya hanya sosial media mulai merambah ke ecommerce, dan dengan kolaborasi dengan pengusaha setempat (lokal china) serta good support government china hasilnya menciptakan sebuah ekspansi yang halus secara nyata. Dari social media mereka bisa mendapatkan data produk yang sedang trend dengan algoritma yang mereka buat, dan mereka produksi di negaranya dengan menganalisa kekurangan produk lokal dalam negeri (indonesia). Yang akhirnya bisa menciptakan suatu produk yang lebih unggul dan terjangkau.. Tentunya upaya tersebut dapat menyerap banyak tenaga kerja di negara mereka, dan membuat negara kita tercinta hancur secara perlahan (yang dimana sebagian ekonomi kita dibangun dengan tonggak UMKM).
Di china ada BUMN tiga jenis Target , local ( di dalam ) hitech, dan ke luar ( pasar luar negeri ) tentu dengan amunisi riset modal gak kaleng2 .. makanya bisa merajai
Tindakan yang dilakukan oleh TikTok dengan Project S nya tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh Shopee dengan Mr. Hu nya yang membombardir produk lokal terutama UMKM.. Makin ngenes dah tuh UMKM.. Jualan di Shopee diserang Mr. Hu dengan gratis ongkir 0 rupiah nya jika beli produk China.. Jualan di TikTok diserang dengan Project S nya.. wkwkwk
Benar Sebetulnya shopee yang harus dlarang karena produk luar bisa di jual d shopee. Kalau tiktok harus diwaspadai aja, karena hanya menjual produk lokal
@@ega5350 Sebenarnya pakai tokopedia sekalipun juga gak mending.. sebab, tokopedia itu sebenarnya didanai oleh Alibaba.. Alibaba itu adalah perusahaan China.. jadi ya sama aja
sebelum shoppe udah ada lazada bang wkwk. emang negara kita pemangku kebijakan pada molor giliran viral langsung bla bla bla pantesan indonesia jadi sasaran empuk china membombardir pasar produk mereka. wong data masyarakat bahkan penjabatnya aja udah gak ada privasi 🤣
iya juga ya, baru sadar. Gua sebagai cewek lebih sering banget2 liat video endorse atau live product skintific dan the originote. Yang awalny gua suka somethinc (gk salah produk Indo, udah lama jg gk liat mereka di fyp) tapi krn mahal terus liat iklan the originote di mna2 dan murah banget, jadinya pindah ke the originote. Kalau skintific itu yang versi mahalnya
Awal2 download tiktok buat belanja dan jualan. Lama2 ketagihan nnton video, bikin konten. Pdhl sblmny notif di tiktok dinonaktifkan, sampek skrg masih sih. Tp ttp aja buka tiktok. Klo dulu awal2 itu klo g belanja y gak buka.
Berharap semoga pemerintah segera mengatasi permasalahan ini. Tidak sepatutnya permasalahan ini dianggap enteng. Bahwa kenyataan ekonomi kita dibangun oleh pelaku usaha usaha umkm, pemerintah harus melakukan langkah yang benar dan tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Semangat terus bang Fer.
Gara gara bowo tiktok jd naik di Indonesia. Dulu masyarakat menghujat tiktok dan minta di banned, namun masyarakat seolah menelan ludah sendiri. Sungguh ironis
Bang pernah kepikiran nggak.. Semenjak maraknya belanja online / e commerce... Toko di pasar² / mall² jadi sepi... Dan juga mudahnya impor barang dari luar negeri "china" yang bisa dijual murah, barang² lokal makin sulit bersaing...
usaha saya sengaja tidak sya masukan ke e-commerce (Shoppe,Tiktokshop,Toped,dll) kenapa karena disana harga hancur2an. untung 5-10ribu pun mereka jalani, jelas sudah merusak harga pasar. apalagi ada konsumen datang ke toko sya membandingkan harga dengan shopee dan tiktok sya jelas geram dan melayani setengah hati :))
Sudut pandang saya ini tuh teknologi maju kedepan ya,karena dmna satu plafon menjangkau semua bidang seperti informasi,trending,dan ecomers.bilamana plafon ecomers seperti yg lainnya ingin seperti tt harusnya mampu bersaing lebih unggul. Dan untuk kemenpri dan kemenfo harusnya memantau lebih lanjut tentang ecomers lainnya agar tdk ada kambing hitam.
Adek saya pernah jadi korban kecanduan tiktok, sampai lupa makan, akhirnya masuk RS, fisik dan jiwanya kena, di diagnosa bipolar, jempolnya selalu bergerak seperti sedang scroll layar, depresi 2 bulan, akhirnya stop hp. Sekarang alhamdulillah sudah sehat, udah faham bahayanya tiktok dan udah bisa lepas dari kecanduan tiktok..
Menurutku banyak konten positif, tapi dari arah yang berlawanan juga tidak kalah banyaknya. Yang gue tau dari sekian banyak dampak yang ber-efek, salah satu dampaknya adalah kebanyakan seseorang menjadi gagal fokus, badan lemas dan malas, dan yang paling berdampak adalah menyerang psikis seseorang akibat video flexing, quotes singkat tentang masalah hidup, pencapain hidup seseorang, hedonisme, konten viral yang tidak layak, prank sejenisnya dan ke randoman dari algoritma itu sendiri dan betul kata bung ferry, yaitu mematikan umkm. Yang gue tau juga rata-rata dampak dari orang yang biasa menonton video dengan durasi singkat, tidak suka menonton video dengan berdurasi panjang seperti podcast dan se jenisnya. Koreksi guys kalo ada yang mau menambahkan🙏
@@cacinggidi gw gk gitu kok,gw punya tiktok buat nambah ilmu dan beneran bagus singkat,tergantung orang nya aja yang pake,tapi bagaimanapun produk lokal harusnya punya sendiri
sebelum ada tiktok udah jauh2 hari e-commerce lazada dan shopee masukin produk dr china. awalnya dr lokal dulu terus beberapa bulan kemudian ada barang yg sama harga jauh lebih murah dan kagetnya dr china hampir beberapa tahun kebelakang marak di lazada produk dr china udah murah gk kena cukai baru dalam 2 thn terakhir kena cukai tp emang brengseknya china diem2 mereka ngumpulin data konsumennya dulu dan produk lokal yg dipasarkan dan digemari orng indonesia baru mereka buat produknya dan yg punya ecommerce mereka jadi benar mereka naikkan sesuka mereka terutama produk dr china di naikkan dulu mereka copas barang lokal semua. emang hati² semua aplikasi termasuk google sekalipun mereka nganggap kita hanya pasar buat jadi komoditi mereka. negara adidaya skrng perang nya lewat teknologi dan ekonomi ke negara2 berkembang terutama lewat smartphone kita di jejelin produk² murah mereka pasarnya indonesia, malaysia, thai, india, vietnam mayoritas negara berkembang semua.
Pemantik diskusi. Ketika UMKM kita kalah saing sama Tiktok, apakah ngebunuh kompetisi dengan buat regulasi yg ngebatasi/ngontrol Tiktok itu hal yg baik? Tiktok kasih platform gratis, tentu mereka perlu untung untuk bertahan dan berkembang. Kita selalu fokus sama kebijakan proteksi dibanding peningkatan kualitas UMKM. Kenapa barang dr Tiongkok laris? Karena harga murah, kualitas bagus + didukung platform kyk Tiktok dan Alibaba. Blm lg perusahaan dunia kebanyakan produksi barang di Tiongkok. Jadi harus fokus ningkati kualitas SDM dan UMKM sih
Bodoh! USA aja yg negara superpower ngeban tiktok, tiktok sudah salah dulu mekakukan Shadow Ban ke produk lokal. Indo harus utamain kemandirian dalam negeri.
Ini sebetulnya dampak dari RRC yang over-supply produksi padat karya. Upaya untuk ngebanjirin produk2 ke selatan asia dilakukan agar industri2 padat karya mereka ga mati akibat over-supply. Project S TikTok (yang dimana ini dilakukan juga di Amazon yang coba imitasi produk2 populer di e-commercenya) jelas tak terelakan bila RRC masih terus genjot produksi padat karyanya.
Entahlah... Mungkin beberapa diantara saudara kita terlalu sering bolos pelajaran ekonomi ketika sekolah sehingga kesadaran atas pentingnya membeli produk lokal menjadi kurang.
Kalo aja tiap kita warga +62 paham demi kemajuan bersama bangsa kita. Kita akan beli produk bangsa sendiri walo sedikit lbh mahal tapi efeknya dahsyat utk kehidupan anak bangsa di masa depan. Ayo cintai ploduk-ploduk indonesia ❤
gw tinggal di Bali ketemu banyak Cewe cewe eropa Utara...mereka ga terlalu gila medsos seperti Instagram..FB ..tiktok..follower mereka dikit pun mereka ga perduli....apalagi aplikasi tiktok...mereka bilang cewe asia kok terlalu addict sama tiktok dan gila media sosial...makan apa aja di upload..dan suka joged joged depan kamera ...ga jelas gitu 😂😂😂...gw hanya diem ga bisa jawab
Algoritma tik-tok diserahkan pada kewenangan pemerintah itu sama dengan lepas dari mulut buaya, masuk dalam perut singa. Benar sekali bang, tik-tok di Indonesia harus diregulasi. Tetapi masalahnya, jika algoritma tik-tok di kuasai pemerintah maka tik-tok sebagai medsos justru jatuh dalam kekuasaan. Berbahaya sekali jika kemudian "kekuataan" ini justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi penguasa. Setiap WNI yang cerdas pasti memiliki sikap skeptis terhadap politisasi penguasa terhadap kekuatan apa pun termasuk medsos.
sama kek yang di lakuin amazon nih us, cari produk paling laku terus jual sendiri atas nama amazon toko2 yang jualan serupa diturunin engagementnya terus menghilang toko tsb
Ternyata bisa semengerikan ini ya tiktok, terima kasih bang irwandi yang sudah menyuarakan hal ini, kita jadi tahu kalau selama ini memang tiktok berbahaya buat masa depan produk lokal Indonesia
Gua setuju klau tiktok di musnahkan di muka bumi ini terutama untuk di indonesia,karna terlalu bnyak dampak negatifnya bagi kaum" yang kurang berpikir sehat😂
Materi yang selalu menggunakan analisa yang baik,, pasti menghasilkan karya yang baik. konten yang banyak manfaatnya dengan menggunakan metode ilmiah. alangkah baiknya kalo makin banyak konten kreator yang selalu menggunakan analisa dalam menuangkan karya. selain manfaat dunia akan jadi nilai ibadah untuk penyuguhnya
tiktok memprovokasi anak anak muda untuk mengikuti trend yang mungkin kurang baik. mulai dari joget joget gak jelas, pamer tubuh (untuk yang perempuan) standarisasi kehidupan, dan kebiasaan kebiasaan toxcix yg akan di bawa di tongkrongan ataupun lingkungan.
Yaa gak juga sih tiktok gak matokin vidio yg rame harus ini.. Ini.. Dan itu..! Balik lagi tiktok cuma angkat tuh vidio kalo banyaknyg nonton. Din indo mungkin yg rame itu tapi di luar mungkin berbeda lagi. Semua balik lagi ke kebiasaan dan budaya negara.
Shopee mulai merambah juga ke sosial dan live commerce. Kembali kepada kita yang sudah terbiasa hidup konsumtif. Dan persiapan SDM kita untuk bagaimana bersajng, bukan menjegal apa yang sudah ada
Trend video vertikal singkat adalah salah satu trend yg nggak saya ikutin kayak tiktok ini, yt short atau IG reels/story aja jarang saya liat. Entah kenapa video pendek vertikal kek kureng gitu wkwkwkwk. Keknya saya merasakan apa yg boomer rasakan ketika ada trend baru 😂😂😂
Dengan tidak menginstal tiktok tida secara langsung anda membantu perkembangan Indonesia, Bahaya bnget menurut gw buat generasi muda Indonesia kedepannya, ga herankan bocil2 sekarang gmna?? Efeknya males belajar males mengaji dll. 😢😢😢
Terimakasih informasinya bg ferry 🙌🏻 Dari dulu gw udh feeling tiktok arahnya pasti kesono,karna kita tau dagang dan produksi plagiat produk sono gilaa bener barbarnya.Apalagi sdm kita belanja ngasal alias bukan Smart buyer
2 bulan yg lalu upload,bearti om mantap kali utk analisisnya. Walaupun sy sebagai affiliate baru di tiktok aku setuju sama Om ini. Ngeri juga algoritma itu yg nentukan tiktok ya,kalo dia gak senang produk tersebut tidak dinaikkan,yg takutnya itu produk buatan dalam negeri
Tiktok pinter, infonya kl di Cina bisa difokuskan ke anak2 utk pendidikan, kl di luar Cina semisal di Indo, algoritmanya membuat anak2 jadi gak keruan dgn konten2 yg membagongkan...
Takutnya sengaja agar generasi muda ga fokus dan bodoh...kalau sudah bodoh maka mudah dijadikan market negara kita...serta bukan saingan atau ancaman SDM mereka
Contoh aja yg rame bulan" kemarin anak curhat ke kak Seto yg intinya sih dia ngeluh dia gak mau ngerjaiin yg di suruh orng tua nya udah gitu Livetiktok pula. Gilaaa bener anak indo 😅
tiktok itu lebih ketat dari pada ig ama youtube.. di tiktok hal2 berbau giveaway aja dilarang.. saat live juga dilarang menampilkan anak2 kalo ga kena banned...
Setelah para psikolog dan dokter mengupas TikTok dari segi adiksi TikTok pada otak, sekarang bung Ferry menguliti TikTok dari segi ekonomi kerakyatan, mantap bung
Tuh sampe sebegitunya kan orang yg sadar akan buruknya titok. Lalu butuh berapa fakta, dan bukti biar pada melek para pengguna tiktok.
@@Gyokap sama kyk perokok bang, udah dijelasin buruknya masih aja ngerokok
@@marshalsashmita3806lah mnm susu kan memang shat bro dan gk ada racunnya. Klo lu merokok ya itu bxk racunnya. Bukan mslh bxk engganya. Gwa jga tau klo smua yg serba kelebihan jga bhya.
Mslhnya rokok ada racunnya, apalgi klo merokoo dkat orng bisa bahayain orng. TTP LAH PINTAR BRO.
@@marshalsashmita3806 baru juga dibilangin wkwkkw dah muncul kan perokok ngeyel, susah mau ditolong kalo terus2an nyangkal dan ngelakuin pembenaran utk hal buruk
@@marshalsashmita3806 kalo lo mau bahas butuh nikotin dll, kenapa ga cari sumber yang lain, ga hanya rokok yang punya nikotin, kentang pun ada nikotin dan kandungannya ga berlebihan jadi aman dikonsumsi secara rutin. emang kalo dah ngeyel n closed minded mah gitu wkwk
hal rutin yang biasa saya katakan tiap ketemu kang Ferry adalah :nanyain model rambut. dan sekarang saya katakan : weeeeh rambut lama yang dipotong dan tata baru.
seru bahas tiktok pake kacamata ekonom
wah pak guru hdr jg😮
@@Sulawesi_Officialiya dong
Waduh,, hadir di sini 😆
😂😂😂😂
@gurugembul I like you
saya warganegara Malaysia sangat suka dengan produk kosmetik dari Scarlett. & saya tiap bulan mesti akan beli produk Scarlett yang original ye, hehe. kerana sesuai dengan kulit orang asia. good job Indonesia kerana telah mengeluarkan produk yang sangat bagus untuk kulit orang asia khususnya. 👍🏻 support from Malaysian.
Belinya online?? Dikirim dari indo??? Woww
Cintai produk dalam negeri. Membeli bukan hanya soal harga, tetapi empati dan saling suport sesama anak bangsa. Respect, Bang Fery.
Impact with out profit is bullshit
Klo barangnya bagus, pasti ramei yg suport...cuman ya harus ambil market menengah kebawab wksksks
gak mau, gak bisa terus menerus orang beli karena empati. uang yang dikeluarkan harus sesuai dengan value yang diberikan
kadang produk nya standar harga ga sesuai... kalo barang bagus harga terjangkau pasti di beli..
klo ngomongin harga nih, kayaknya susah buat dorong masyarakat punya pemikiran kayak gitu. Terkhususnya masyarakat yang penghasilan pas - pasan dan kaum mendang-meding(pengen hemat).
udah uninstal tiktok hampir setahun dan efeknya lumayan, selain ngurangin screentime, jadi jarang pusing karena banyaknya hal2 yg dicerna, informasi pendek, gonta ganti topik. walaupun banyak yg bilang ini masalah algoritma, tapi ini lama2 bikin ga sehat otak karna terlalu nyaman dan bikin betah.
banyak juga produk2 yg terlalu dipush padahal ga selalu bagus. buat teman2 jangan kemakan review atau hanya karena diiklankan artis jadinya beli.
hahaha sama dlu instal tiktok toxic bgt rasanya alhamdulillah dah lepas hampir 3thn 😂
Ku malah ga betah scroll tiktok. baru 15 menit udh bosen
@@ariadnafriski_ bener banget, kemarin pas masa liburan sempet instal biar ga gabut, endingnya gaada 5 menit uninstal lagi karena bosen
@@ariadnafriski_ artinya anda normal..gk sampek menghapus2
@@arifarahmawati1389yaialah video nya aja banyak yang ga berkualitas, joget2 , cewe berpakaian mini, jedag jedug cringe, orang2 lebay, rusak bener dah
Bang, sebagai masukan. Kalau boleh abg bahas masadepan pertanian; sawit, padi, kopi dll. Dan beri edukasi kpd anak muda agar produktif di sektor pertanian. Sebagai info, banyak sarjana muda yang latar belakang ekonomi orang tuanya dari hasil pertanian, si anak malu pulang kampung untuk meneruskan usaha orang tuanya dan lebih memilih bertahan di Kota dengan hidup pas-Pasan dan juga minim sekil.
Tik tok masuknya halus banget, memberikan diskon besar2an tanpa mengurangi pendapatan penjual. Akhirnya mental 'kaya mendadak' rakyat Indonesia menjadi triger sempurna. Berbondong2 pada jualan di tiktok, awalnya menjual produknya sendiri. Lama2 menjual produk made in china karena algoritma lebih menaikkan produk2 itu. Dan duarrr.., banyak sekali produk2 made in china yang dijual di tiktok oleh rakyat Indonesia. Filosofinya berubah, "dari China, oleh China dan untuk China".
Coba lihat, jarang sekali di Tiktok yang jualan produk2 original. Kebanyakan produk2 replika dengan embel2 grade ori, grade premium, grade super premium.
itu namanya bisnis, kalo di wakanda yang dijajah rakyat sendiri. para petinggi hanya mikirin kantong sendiri.
@@georgealfa2725 ga nyambung pak
@@georgealfa2725sekolah dul, biar pinteran dikit klu koment
Engga juga sih, brand brand official udah pada punya toko sendiri di tiktok. Malah kl promosiin barang KW bisa ke banned karena melanggar paduan komunitas. Gw tau karena gw juga jualan di sana.
Setau saya TikTok malah gabisa jualan barang KW ataupun ori non resmi 😅
Tik Tok Emang Berbahaya Buat Yg Gak Bisa Bijak Memakainya. Begitupun Platform Lain. Contohnya Reels Instagram, Untuk Yg Social Commerce, Itu Bisa Banget Berdampak Di UMKM. Harus Ada Peran Serta Pemerintah Buat Nyelesain Atau Mencegah Dampak Buruk Itu. Thanks Kak Ferry Untuk Kontennya...
Saya salah satu yang gk pernah instal tiktok sampai sekarang ,bukan karna tiktok gk ada sisi positif nya ,tapi hanya karna ini prinsip saya untuk tidak menginstalnya ..🙏
Anda ngga sendirian bang, salam hormat
Sama bang
Gua kdg install kdg uninstall
@@UioAiuyess 😂
Sama, ngga tertarik download tiktok
Tiktok merusak nalar, moral, ahlak, dan kognitif manusia. Kita selalu saja di suguhkan konten singkat yg membuat diri kita menjadi manusia yg tidak menghargai sebuah proses dan terkadang konten yg singkat tersebut bersifat destruktif kemudian menjadi trend kemudian menjadi standarisasi hidup. Bukan berarti tidak ada sisi positif yg bisa kita ambil tapi lebih banyak sisi negatif yg dapat kita temukan. Dan itulah yg menjadi alasan terkuat saya tidak mau instal aplikasi tiktok selama 21 tahun hidup di dunia ini, karena pada tahun 2018 ketika saya masih duduk di bangku smp saya hanya melihat tiktok sebagai aplikasi yg isinya adalah orang yg joget² ga jelas. Dan sekarang bung ferry memaparkan betapa mengerikannya tiktok ketika sudah mencapai ranah tertinggi dan superior di e-commerce yang tidak di awasi oleh pemangku kebijakan yg berwenang. Terimakasih atas pembahasannya dan sehat selalu untuk bung ferry irwandi dan keluarga 🙏🔥🔥🔥
Orang" pada taraf standar tiktok dalam hidupnya
Semua sosmed sama saja
youtube short dan ig reels juga?
Ya orang nya aja yg goblok ngapa nyalahin tiktok nya
Rubah lah mindset dan beahviour "LETS ALIVE WITH THE OLD LIFES"
gua adalah salah satu mantan konten creator di tiktok yang followers nya udh banyak, tapi gua memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan karena gua sadar bahwa tiktok itu berbahaya karena dapat membuat orang-orang tidak produktif dan hanya menonton tiktok
Mantap 👍🏾
Bnr bngt😂😂😂
😱
Trimakasih bang sudah peduli dgn nasib para UMKM , tolong pemerintah dengarkan kami para UMKM jujur kerasa bgt usaha perkonveksian sekarang RUNGKAD 😭
tos dulu om, sama sama konveksi dan ane membenarkan ke rungkad an ini., dulu jual kaos 50rb itu murah bgt. sekarang 50rb kalah sama tiktok 30rb...
Yg usaha konveksi bagi nomor yg bisa dihubungi, saya lagi butuh vendor
dari pihak tiktok indonesia tidak menyediakan fitur trendy beat ini sih diindonesia
Bener rungkad gara2 ada toktok
umkm juga hrus brani improve bang bljar hal baru dengan adanya kompetitor. Bljar marketing & digitalisasi produk, boleh ikut fomo tpi hrus punya ciri khas. jdi jngan ketergantungan pda hal2 yg tetap. hrus punya tekad buat bljar hal2 yg baru
Baru baca berita ttg menkominfo baru dpt tgs dr pak Jokowi. Disuruh kasih regulasi baru khususnya medsos yg berubah menjadi e-commerce krna ingin melindungi UMKM kecil di Indonesia. Lagi2 bang Ferry, menebak dengan tepat.
Bung ferry bukan menebak bang tapi bung ferry emang cerdas sebelum bikin konten bung ferry meriset dulu secara detail makanya selalu tepat. Bung ferry emang bethebest si
Kominfo baru malah fokus mau buat lembaga pengawas sosmed, karena doi dulu ProJo, keknya dengan jabatannya skarang mau adu buzzer 😂
Mau ditertibkan gimana, mereka yg punya alogaritmanya
Disinilah d butuhkannya power negara.. Dan indo butuh pemimpin yg pintar politik internasional.. Bukan cuma pemimpin yg merakyat!
Bacot
Wkwkwkwkwk ngakak gue bro.
Udah nyadar dari lama (soalnya aku pengguna tiktok sejati + punya akun yg lumayan rame) algoritma tiktok bener2 senyeremin ituu.. untungnya selama ini gapernah beli produk viral2 itu..
Semoga umkm di Indonesia baik baik aja aaamiiinn😭🥹
Iyh syg 😂
Tiktok bener bener menghancurkan mental dan isi otak generasi Z. ini udah terjadi pada adik Ipar ku, dia diem di kamar full nonton Tiktok, jadi pulang sekolah diem di kamar nonton tiktok, sampe malem gitu terus. Keluar kamar paling kalo ambil makan, itu juga makannya dia bawa ke kamar sambil nonton tiktok. Jadi mudah banget marah2 ke orang tuanya. Heran Semenyeramkan itu untuk perkembangan anak remaja yang masih belum paham risiko aditif sosial media terutama Tiktok..
Sekarang ditambah ini, yakin anak muda kebanyakan akan bodo amat dengan label produk non UMKM, yang penting harga dan kualitas lebih bagus. Itu juga yang terjadi pada dia skrang
tentang skincare2 gitu ya, menurut gua selain dari TikToknya ngefavor mereka, marketingnya juga mulus banget. jujur, gua sendiri juga hampir kemakan iklan TikTok gara2 feelnya tuh kaya bener2 direview bukan endorse. sekarang baru sadar dan bisa stop kemakan iklan2 mreka.
Tiktok harus ditindak dan ditertibkan!
Semoga pemerintah segera melakukan pemisahan jelas agar bahaya dalam bisnis dalam negeri kita bisa dihindarkan.
Setuju. Pemisahan wajib ada untuk social media dengan social commerce. Ane dukung usulnya Bang!
gw suka malah kalau gabung di tiktok kontennya orang indo mulu
@@josephputra2987yakin? Tiap org beda-beda loh
@@josephputra2987Dari izin legalitas aja tiktok sosial media. Kalo mau jadi e-commerce ya harus dipisah lah
Memang mengerikan .. sudah banyak artikel dan sudah pernah beberapa kali aku bahas .. namun memang kalau di TikTok kita melawan Algoritma yang dimana Algoritma itu sudah diatur ..
Semangat terus para pejuang UMKM ! dan juga untuk semua Seller !
Tim yg gaperna belanja online di tiktok. Benar bgt, pemerintah harus ambil tindakan tegas utk hal ini. Karena pengaruh, dan power fyp dan algoritma tiktok. Setuju banget sama konspirasi" yg ada. Gua subscribe lu bg!
Slain smua langkah yg dsebut Om Ferry, hrs mulai dsadari oleh para konsumen Indonesia besarnya dampak dari kputusan mereka membeli suatu produk, tidak hanya secara ekonomi, namun jg sosial, bahkan politik, sehingga inilah saatny kita mewujudkan cinta kita buat Indonesia dgn scara sadar memilih mmbeli produk2 UMKM Indonesia yg brkualitas, bukan hanya skedar ikutan tren yg sedang viral.. Bisa yuk, bisa.. 🇮🇩❤
Bener aku juga skrg lebih milih produk lokal.. soalnya nggk kalah bagus dri produk LN
Mengarahkan netizen agar tdk ngikutin tren effortny sm dg memberantas koruptor..yg pd intinya butuh kesadaran dari diri sendiri
Improve produk dari pihak umkm juga wajib...konsumen bembeli keburuhan untuk dirinya sendiri pasti beli yg paling oke dan murah..hampir ga ada yg beli suatu produk dari segi wah itu umkm gsrus di beli..ga gitu wwkk konsumen mau nya yg utama itu barang cakep dan murah they dont care about umkm atau bukan wkwk
@@lintangas4534asli.. harga juga😂😂
Netizen yg punya pemikiran cinta tanah air hanya sedikit. Yg mereka pikirkan gimana caranya ngeksis dan eksis.
Setuju sama ide nya mas Ferry, tiktok shop harus di atur regulasi e-commerce
Waktu: 00:04 - 01:36
Pada awal video, pembicara menyebutkan bahwa TikTok adalah media sosial yang berasal dari Cina dan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Jumlah pengguna TikTok di seluruh dunia mencapai 2,06 miliar, dengan pengguna terbanyak berasal dari Amerika Serikat. Di Indonesia, terdapat lebih dari 109 juta pengguna aktif TikTok. Format vertikal TikTok memberikan pengalaman yang adiktif bagi pengguna, dan platform ini telah mempengaruhi industri kreatif dengan munculnya banyak kreator dan pertumbuhan industri musik dan agensi.
Waktu: 01:36 - 03:40
Meskipun TikTok memiliki dampak positif, video ini mengungkapkan potensi ancaman yang dimiliki oleh platform tersebut. TikTok memiliki ambisi untuk menggabungkan aspek sosial media dan e-commerce melalui fitur bernama "TikTok Shop" atau "TikTok Project". Hal ini menjadi masalah karena TikTok beroperasi di ranah abu-abu yang tidak teratur, sehingga resiko penyalahgunaan pengaruh dan kekuatan TikTok menjadi merugikan pelaku usaha lokal, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Waktu: 03:40 - 05:43
Pada tahun 2018, TikTok masuk ke Indonesia, dan ketika pandemi COVID-19 terjadi, popularitas TikTok semakin meningkat. TikTok mencoba menjangkau sektor e-commerce melalui "TikTok Project" dengan membentuk konsep "sosial commerce". Di Inggris, hal ini menjadi masalah karena TikTok mengumpulkan produk yang sedang tren di Inggris, memproduksinya di Cina, dan menjualnya melalui aplikasi TikTok Shop yang disebut "Trendy". Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap peniruan produk dan persaingan yang tidak sehat.
Waktu: 05:43 - 08:31
Pada saat ini, TikTok memiliki potensi untuk mengalahkan pengusaha lokal melalui pengaruhnya dalam menentukan produk mana yang akan dipromosikan dan diangkat oleh algoritma TikTok. Produk-produk lokal kalah bersaing dengan produk-produk Cina yang mendapatkan eksposur yang lebih tinggi di platform TikTok Shop. Hal ini dapat menyebabkan pengusaha lokal rugi, merugikan penerimaan negara, dan mempengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Waktu: 08:31 - 09:31
Selain itu, kekhawatiran lainnya adalah privasi dan jaminan dalam transaksi e-commerce yang berada di tangan TikTok, bukan di tangan platform e-commerce yang lain seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak. Hal ini dianggap tidak adil bagi para pelaku e-commerce lainnya. Oleh karena itu, pembicara dalam video ini menyarankan agar pemerintah mengambil tindakan untuk membedakan TikTok sebagai sosial media dan e-commerce, mengatur TikTok Shop dengan peraturan yang sama seperti platform e-commerce lainnya, dan mengatur regulasi yang berlaku untuk TikTok sebagai sosial media.
Waktu: 09:31 - 10:03
Dengan pemisahan yang jelas antara TikTok sebagai sosial media dan e-commerce, dapat diciptakan level playing field yang adil dalam industri e-commerce. Selain itu, pembatasan atau pemblokiran TikTok sebagai sosial media tidak akan mengganggu bisnis e-commerce lainnya. Pemisahan ini juga dapat mencegah kejadian seperti "Project Trendy" yang terjadi di Inggris agar tidak terjadi di Indonesia. Pemerintah perlu memikirkan solusi untuk mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari kegiatan sosial commerce TikTok.
Kesimpulan
Video ini menguraikan potensi ancaman yang dimiliki oleh TikTok terhadap pelaku usaha lokal, ekonomi, dan privasi di Indonesia. Pembicara dalam video mengusulkan pemisahan antara TikTok sebagai sosial media dan e-commerce serta pengaturan regulasi yang jelas untuk memastikan keseimbangan dan perlindungan bagi pelaku usaha lokal dan pengguna e-commerce di Indonesia. Solusi ini diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif dan memastikan pertumbuhan industri e-commerce yang adil dan berkelanjutan di masa depan.
gokil 👏👍
Niat banget, hebat anda👍👍👍👍👍👍
Salut
Kerja bang
😮
penting banget orang2 seperti ini yang peduli nasib bangsa & negara.salut & terimakasih
Sebenarnya hal ini dilakukan juga oleh Shopee, sayangnya pendekatannya Shopee lebih ke e-commerce. Sedangkan Tik Tok sosial media, perhatikan juga yang dilakukan gofood pada datanya. Semangat selalu UMKM Indonesia
Video vertical di shopee gak enak banget UI/UXnya
@@albertkristian1894 mereka lebih milih ngundang artis korea dibandingin optimalin softwarenya
@@actvientpada akhirnya uang lagi uang lagi
Shope ngeleg di hp 🥔 kaya gua
Yg di noted do Tiktok ini ttg regulasinya omm,klo Shopee regulasinya jlass
perlu di akui tik tok memang media sosial nomer 1 di Indonesia bahkan dunia dan mungkin e commerce juga akan begitu. dampak positif dari tik tok juga sangat besar terlebih untuk para konten kreator tik tok. tapi dampak negatif dari tik tok juga ngga kalah besar, bahkan sangat besar. mulai dari segi ekonomi indonesia, sampai SDM masyarakat kita. terlabih lagi untuk generasi muda kita yang hampir rata rata, atau bahkan semuanya sudah instal tik tok. secara tidak langsung sebenarnya kita selama ini sudah di jajah oleh negara asing. dari segi ekonomi ataupun SDM masyarakat kita terutama generasi muda kita. overall tik tok itu bagus asal kita bijak dalam menggunakannya.
Koreksi Mas Ferry, pengguna tiktok terbesar tetap China sekitar 700 juta, namun China menggunakan tiktok versi China sendiri yg namanya douyin. Biasalah tujuannya demi keamanan data negara, makanya dibedakan sama versi tiktok internasional
Setuju bang. Gw pernah ngobrol sama pedagang pasar di kabupaten kecil di jawa yang jualan kain, baju harian dll. Omset jauh menurun katanya kalah sama tiktok
usaha saya hancur sejak shopee muncul di Indonesia, sblm ya sewa toko di mall, makin bnyak yg membandingkan harga dg online, pengusaha di mall bayar pajak 10% dr harga sewa toko, bener kata bung fery umkm rugi pemerintah jg rugi ga dpt pajak.
dan sekarang saya malah jadi budak shopee, ojol shopeefood, what a life 😮💨
Maaf bang mksudnya gimana ya? Jdi skrang beralih jualan di shopee?
@@joysvsz5350 iya jualan di shopee jg, sama jd driver online shopeefood
Sama nih jadi budak shoppe, semoga bisa mandiri ke depan nya... Aammiin
@@tutorian-uv3dv memangnya kalau jualan d shopee knapa bang? Knpa disebut budah shopee?
@@joysvsz5350 sarkas aja ibarat dlu dihancurin shopee, skrg jd driver shopee
Ini murni krn strategi bisnis. Mrk sblmnya psti survey dlu brp byk pengguna tiktok ini dan mayoritas dr negara mana. Mrk jg sdh pasti tau tipikial org2 Indonesia, jdi sgt mudah utk mrk menggunakan konsep project s, tujuannya emg selain utk meraup keuntungan jg gamau ekonomi kita maju dripda mrk. UMKM sndri slah satu penyumbang terbesar pemasukan utk kestabilan perekonomian kita. Jdi memang jika trlalu byk beli brg impor feedback-nya ke kita rakyat² ini.
Bang jujur sebelumnya aku pakai produk skincare dari brand lokal gara-gara The Originote muncul terus di Fyp tiktok aku, aku jadi beli itu, sebenernya kualitas brand lokal ga kalah sama the originote, tapi se-pengaruh itu apa yang sering aku lihat di tiktok dengan diriku, akhirnya aku beli meski ga di tiktok shopnya tapi tetap saja itu produk luar, dan sedikitpun ga mau cari tau asal produk the originote ini dan ga tau kalau dampaknya seperti ini. Terimakasih bang Fery, untuk pembelian selanjutnya aku akan balik lagi ke produk lokal indonesia. Sekali lagi terimakasih bang 🙏
kenapa originote lebih murah dan worth it dari brand lokal? karena cost productionnya yang murah dan mass production yang membuat harga jauh dibawah hpp brand lokal. nah harga murah ini yang orang indonesia banget, siapa yang ngga mau moisturizer beli 50k udah dapet 2 wkwkwk. kalo masalah uji klinis jelas udah bpom verified
The Originote mmg brand asli Indonesia, namun produksinya hampir seluruhnya di Guangzhou, China.
@@DaffaEnzed dan mungkin main Qty. jadi kerasa banget menguasai market.
Salah satu warga gbl
@@GabrielFileoitu namanya rebranding tonggg, kalau produk cina pakek bahasa cina di semprit tong makanya di rebranding di ubah bahasa di BPOMin di kasih ala ala gtu biar lokal preddd tapi ttp je buatan cina
Aku pelajar, baru lulus smp dan baru masuk sma, gak pernah main tiktok atau pun scrol tiktok. Awalnya saya anggap tiktok itu hal biasa, namun setelah ku amati baik baik para temen temen ku yang main tiktok itu, gua nanya ke diri sendiri,
"kenapa ya mereka kecanduan?"
"apa mungkin fitur scroll nya?"
"kenapa mereka menjadi arogan?" (merasa hidupnya sudah paling baik dan kadang pun merasa hidupnya paling sengsara didunia.)
Mulai sejak itu sadar aku dan untungnya aku gak pernah main tiktok ataupun scroll tiktok. Aku merasa gak nyaman kalau berada dikalangan user tiktok, entah kenapa juga aku gak tau, yang mereka bahas pasti tentang tiktok (viral atau fyp apalah itu gak tau aku).
Menurutku, youtube lebik baik daripada tiktok, durasi video panjang dan fokus ke satu hal dalam satu video, bukan seperti tiktok, habis nonton tentang A langsung scrol nonton B, enggak nyambung kan?
Sy jg GK ngerti ap tu tiktok
Setau sy cm ad org jualan n joget😂
Krn GK faham n GK ngerti
JD sy uninstall aj lh...
Dr PD buang" waktu😅😅
iya sih, tik tok ngerusakin dopamin *KALAU* sudah terlalu adiktif dgn aplikasi itu. Intinya main tiktok ya boleh saja cuman inget jangan sampe 80% setiap harimu terisi dgn social media
buat pusing aja itu sebenernya sih,,, mendingan tidur enak,, wkwk
Kalo di saya, sy kurang suka sama tiktok karena apa² harus banyak dipost biar algoritma naik trus dan fyp tiap minggu, sedangkan saya bukan org yg segala apa-apa harus dibuat konten apalagi pencapaian ataupun tantangan yg bersifat privat, sehingga hal semacam itu saya rasa dapat memengaruhi pandangan saya thd kehidupan. Ditambah lagi, saya ga terbiasa utk senantiasa ikut tren atau hal² viral setiap saat. Jadinya, ya utk sebagian org yg prinsipnya fyp number one thd pola pikir saya, mrk akan berkata kalo kehidupan saya membosankan dan itu-itu saja.
Tapi, saya ga ambil pusing sama pendapat mrk karena ya pada akhirnya, tiap org pasti punya bahagianya sendiri² dan kadang kebahagiaan ga harus dibagikan ke khalayak banyak apalagi di medsos.
Dulu kalau mau nyari sesuatu entah tutorial judul lagu ke UA-cam sekarang gw lihat-lihat teman teman gw kalau mau nyari langsung buka tiktok awalnya gw pikir aneh banget tapi ternyata semua teman gw ngelakuin itu, sebagai orang yang tidak bermain tiktok itu sih perubahan banget.
Salut sama India, mereka berani nge ban tiktok. Udah harus di ban tik tok. Apakah creator akan rugi? mungkin akan rugi sementara. Tp klo memang benar” seorang kreator yg berkualitas, sy rasa di manapun dia pasti bisa berkarya. platform tidak akan menjadi masalah karena dia memang seorang konten kreator
Itu gara2 masalah geopolitik. Shopee aja kena.
@@akmalpikrianto0312enapa arahnya karena produk china?
Disini yang dipermasalahkan regulasi dan algoritma tiktok
Dan harus dipahami akibat dari tiktok shop yang promosi dalam videonya membuat masayarakat cenderung konsumtif
Dan mayoritas barang yang di jual di tiktok itu barang instan
Kalo ban nya dari sekarang sih ya bakalan merugikan walaupun sementara
Kalo seandainya di banned dari dulu pas zaman di bowo,bakalan aman
@@suryadisihotang6749alasannya gak jelas ,India memang gak suka China maju,India ngeban tiktok sebelum ada tiktok shop,kalau masalah regulasi dan keamanan data ,Facebook dan Google juga mengambil data pengguna,bahkan kedua platform tersebut pernah didenda UE karena ketauan ngambil data
@@evancolin2010TT LEBIH PARAH GAK CUMA NYURI DATA TAPI BENER BENER DATA DIOLAH BUAT HANCURIN UMKM NEGERI,,, NGERIIII BNGGGGG
Semenjak banyak yang menggunakan TikTok, aku merasa kayak hidup serasa begitu2 saja, berbeda sebelum adanya TikTok
Betul
Betul bgt
Gw termasuk orang yg ga suka tiktok
Tapi, sekarang berita yang update rata2 dari Tik-Tok. Mungkin tinggal yang pakai sih
Harus dibedakan ecomerce dengan sosial media, pemerintah harus segera menindaklanjuti masalah ini
"jangan instal tik tok" menjadi slogan yang sepertinya harus di gaungkan di masyarakat sekarang, tiktok hanya menghasilkan informasi instan tanpa harus bersusah mencari apa yang kita inginkan, hal tersebut pasti berdampak buruk bagi pengguna karena dalam waktu 1 jam mereka mendapatkan informasi yang begitu banyak nya sebelum otak kita dapat mencerna menggunakan akal sehat sehingga akan menimbulkan berbagai misleading atau kesalahpahaman yang bercabang menghasilkan kesimpulan yang salah pula, kita harus tau apa yang kita inginkan dengan mencari tau informasi tersebut step by step sehingga otak kita mampu mencerna dan menelaah informasi tetapi tiktok tidak mengijinkan itu ada membuat penggunaan nya tidak ingin mencari tau kenapa mereka mendapatkan informasi ini lewat fyp tiktok?
but overall thanks buat pak Ferry karena telah mengangkt isu ini agar masyarakat kita lebih concern terhadap perkembangan yang out of control ini :)
saya dari awal kluar ny tiktok blm prnh instal atau blm tau dlm ny gmna, tp sangat merasakan dampak ny.
di luar dampak ke usaha, yg plg kecil sngat amat menjengkelkan sama perilaku anak muda skrg..
miris sih iya.. bisa saja kl egois2 an gk peduli sm skli, tp lama2 kl di biarin tingkah anak cucu kt kdpn jd generasi kdepan bs jd bencana bg orang tua masing2. bgi yg blm merasakan dampak ny smoga sdkit sadar akan hal ini buat orangan di luar sana..
Bukan cuma tiktok sih sebenernya, "platform vertikal" yang durasinya bentar dan bisa diskip itu yang membuat bermasalah, saya berhenti main ig dan yt short dan berusaha untuk tidak menskip konten panjang, dan hasilnya saya bisa menonton video > 50 menit, tapi ya cukup setuju karena tiktok termasuk salah satu "platform vertikal"
Ini betul bnget. Ga pernah main tiktok tapi di YT short pun konten yg ngaku ngaku fakta itu sangat misleading. Video 12 detik itu ga cukup untuk mencakup informasi.. tapi banyak yg ngambil mentah mentah informasinya
bukan solusi, setelah banyaknya pengguna terus tiba2 kaya gitu termasuk tindakan gak masuk akal. Semua aplikasi sebenarnya sama aja dengan hal yang kamu pikirkan, tapi karena udah berpikir negatif jadinya hanya memandang tiktok yang berdampak buruk padahal semua aplikasi sama aja. Reels IG, UA-cam Short mempunyai sistem yang sama dengan tiktok tapi kenapa cuma tiktok yang kamu pandang buruk? Kalau mau mikirin solusi tuh gimana agar pengguna tetap bisa menggunakan aplikasi seperti biasa tapi tetap terkontrol.
@@fiftynineteennutnovember7678 bukan hanya tiktok, semua itu dasarnya karena internet. Bukan belain tiktok tapi semua aplikasi tuh sama aja karna adanya internet yang bisa menjangkau apapun, sekali lagi APAPUN.
Sebagai orang yang lahir di tahun 2001, saya sangat bersyukur tumbuh di era dimana sosial media atau internet secara umum belum seperti era ini, dan jujur dunia lebih baik saat itu. Sekarang rasanya kita perlahan berjalan menuju distopia
Duh, blum ngrasain indahnya 90an
Coba lahirnya 90 🗿
memang hal yg harus dibayar dengan kemajuan teknologi ya gitu, menurut sy kemajuan teknologi seperti ilusi mereka menjual segala kemudahan tp di lain sisi mematikan fungsi manusia dalam beberapa hal belum lagi utopis soal bahwa modernitas membawa kebahagiaan wong cost untuk pengembangan teknologi itu banyak gak hanya materi tp umur bumi juga makin singkat ujung2nya teknologi hanya barang komersil para kaum borjuis.
Hah!!! 😮 Yang lahir 2001 udah bisa ngomong gini
Kita harus mengikuti perkembangan zaman, tapi jangan terbawa arus yang tidak baik
Pemerintah cuma bisa geram tanpa bisa menghentikan jalur distribusi S Tiktok dengan produk2 China. Pemerintah membiarkan semuanya terjadi seolah natural demi kerjasama bilateral dengan China, tapi merugikan pengusaha lokal.
shadow banning nya itu loh yang kacau. keliatan bgt mau ngehancurin ekonomi negara lain, sementara naikin ekonomi mereka. cara mainnya udah kelewat jahat sih. semoga orang indonesia bisa aware.
Nonton konten bang Ferry asiknya sambil pake headset terus settingan 1080p full screen, berasa kek lagi dimanjain sama kualitas videonya. Sukses terus bang Ferry, semoga kontennya makin lebih baik lagi
setujuuu
TOKPED ada baiknya segera ambil alih dengan mendahulukan produk dalam negeri
Banyak kok manfaat nonton tiktok, banyak informasi baru yg aku tau dari tiktok, kalo nemu yg jelek ya berarti nyariny yg jelek2 aja
That used to be my thoughts. Tapi setelah nonton kontennya Hasan Askari yg '3 level ilmu berdasarkan kepentingannya' (?) Jadi mikir lagi. Iya emang aku tau banyak hal dari tiktok. Tapi apa itu berguna buat aku selain buat ngerti ngertian aja? Akhirnya banyak informasi good-to-know yg cuma menuh2in kapasitas kepala dan bikin banyak waktu terbuang. Sekarang cuma pake tiktok buat browser aja kalo emang ada yg lagi dicari, udah stop scrolling tanpa tujuan. Have a good day!
Saat menonton konten dari Ferry Irwandi berarti saya HIDUP!!
Terimakasih bang
The mind is the battle field, kan? Perlu kita sadari bahwa kemerdekaan bukan atas yang kelihatan, tetapi justru terhadap berbagai ancaman yang tidak kelihatan termasuk salah satunya ini. Perang otoritas dan kontrol, kita sebagai kesatuan keluarga besar bangsa dan negara NKRI kita harus selalu berusaha menang. Terima kasih Bang Ferry buat peningkatan kesadaran dan akal sehat Indonesia harus mengatasi dan membawahi semua pengaruh yang diusahakan untuk memanfaatkan rakyat Indonesia. MERDEKA!!!
Intinya jangan belanja di tiktok selama tiktok tidak ngurus perijinan sbg ecommers macam shopee atau tokopedia.
Bener bingitz. Alhamdulillah gue engga pernah beli di Tiktok shop
Tiktok harganya murah banget? barangnya di subsidi tiktok?
gua sih berharap indonesia punya social commerce karya anak bangsa yang mirip tiktok, tapi rasanya sulit untuk direalisasikan dalam waktu dekat ini
bukan tidak mungkin, untuk e-commerce kita sudah punya Tokopedia yg bisa dikatakan hampir sempurna, dan untuk social media lokal jika fitur didalamnya sudah bisa menyaingi tiktok saya rasa banyak masyarakat yg bakal beralih ke sosmed lokal, tinggal di merge deh tokped dengan sosmed lokalnya. tapi yaa butuh dukungan besar dari pemerintah juga sih
Ga sih bang, kenapa user indonesia yg jelas makin gossip doang isinya
INDO BISA BUAT GOJEK, TOKPED, DLL ITU MEMBUKTIKKAN INDO GAK KALAH SAMA ORANG LUAR TAPIII GK ADA DUKUNGAN DARI MASYARAKAT
@@kiwkiwchannel56 Bukan ga ada dukungan, melainkan karena mereka itu perusahaan yang perlu cari profit. Makanya, lihat sekarang Tokopedia membebankan biaya layanan Rp3,000 per transaksi. Ini tentu memberatkan konsumen mengingat kompetitornya seperti Shopee hanya membebankan biaya layanan sebesar Rp1,000 dan Lazada masih belum membebankan biaya layanan apapun. Padahal, secara UI maupun UX, sebetulnya Tokopedia dan Blibli itu jauh lebih unggul daripada Shopee apalagi Lazada. Namun, balik lagi, mereka beralih platform karena alasan ekonomi. Masa bakar-bakar uangnya Tokopedia sudah habis, mereka harus segera berorientasi pada profit perusahaan agar tidak kehilangan investor dan tidak kolaps.
@@themysabrisyuhada7759 Tokped udah turun jadi Rp. 1.000 bang
Ini persis yg dibahas mba - mba UMKM asal Jatim beberapa tahun lalu kalau pengaruh sosial media seperti tiktok yg beralih fungsi menjadi E comerce bsa membahayakan keberadaan UMKM. Dan heran jg kok buka toktok slalu iklan Skintific sm Origan*** yg naik pdhal ak gak pernah bersinggungan sm 2 merk ini. Ternyata bener, emang ada maksd tertentu 😮 Blm lagi ada bahasan dr beberapa influencer/beauty vlogger klo skincare/produk viral di tiktok banyak yg gak sesuai review tapi overrated dan terdongkrak abis2an akibat iklan tiktok. Saya tetap mencintai produk lokal krn jelas aman, bpom dan halalnya.
Sebenarnya sebelum tiktok, Shopee juga pernah melakukan shadowbanning ke produk2 lainya dan juga cenderung mematikan usaha umkm walaupun tidak separah tiktok. Lihat di forum yg bahas shopee banyak yg mengeluh daganganya gk laris dan malah lari ke tokped atau bl. Percaya apa tidak banyak sekali ecommerce asal luar yg justru mau mematikan bisnis umkm tidak hanya tiktok, dan kadang ecommerce dalam negeri lebih membantu umkm daripada ecommerce luar.
sok tau
@@kuningkasro-ds2jw nah aku mantan seller shopee yg kena shadowbanned.
E comerce dlm negeri apaan?
@@kebonsawit4513 maksudnya apa?
Jualan ga laris kan terjadi bnyk faktor. Kl seller jual brg yang sama semua ya pasti ada bbrp seller yang ga laku.
ini baru konten bagus, sekarang saatnya kita mulai ajak orang sekitar kita buat tidak memakai tiktok
Wah penjelasan yang keren sekali bung.
Gue juga termasuk yg bingung sama TikTok dari app sosmed malah jadi app e-commerce, bener² bisa membunuh industri UMKM ya ni app. Emang perlu regulasi yg tepat untuk TikTok shop agar bisa seperti e-commerce lain demi bisa menjaga UMKM dalam negeri bisa terus berkembang dan maju
Indonesia tidak boleh hanyut terlalu dalam pada platform yang sebenarnya ada misi dibelakangnya. Video seperti ini sebenarnya bisa membuka mata kita terkait hal-hal yang mungkin tidak terlihat kasat mata, namun sudah terlanjur asik untuk dinikmati tanpa berpikir dampaknya yang sangat besar. Mari belajar hal-hal kritis, agar kita semua bisa menjadi lebih maju.
betull kakak.seolah olah reseler toko dan mall ga guna.lama2 lgsg ke produsen semua.PHK masal.warung.ojek .parkir .kuli sktr pasar skrg udh keok
Terimakasih bang Ferry buat kontennya, bener2 suatu pengetahuan tambahan buat saya yang ga install tiktok dan gatau perkembangan dibalik tiktok.
Sebagai pecinta skincare, saya cuman tau skintific dan originote sangat hype di twitter (dan ternyata kedua produk ini memang viral di tiktok). Memang saya akui juga skintific, khususnya beberapa produk yg dikeluarkan, memiliki klaim produk yang kandungannya bisa "memperbaiki skin barrier/melindungi skin barrier". Kandungan tsb memang akhir2 ini memang sepertinya sedang digandrungi pecinta skincare seperti saya, terlebih untuk pemakai skincare yang punya masalah di wajah.
Yang saya perhatikan, jargon utama dgn embel2 skin barrier akhirnya ditiru hampir di kebanyakan produk skincare, termasuk produk lokal. Namun, memang produk lokal dgn klaim yang sama belum bisa mengalahkan skintific dan originote (kebetulan saya memakai produk lokal yang beberapa tahun terakhir ini mereformulasi skincarenya juga dgn menambah jargon yg sama dgn skintific dsb, yakni fokus pada skinbarrier).
Ntah kenapaa mereka ini pinter banget fokus tehadap solusi permasalahan yg ada dan mengambil hal tersebut sebagai peluang. Akhirnya yg terjadi yak boom . Dan yak 2 brand tersebut memang sedang rame diriview dan dipake banyak org, bahkan klaimnya bisa dibilang sesuai untuk yg skintific. Alhasil yg terjadi pada brand lokal pun mulai bersaing untuk klaim "skin barrier" ini
walah saya pake moisturizer skintific yang katanya memperbaiki skin barier biar ga gampang berjerawat tapi malah jerawat tambah banyak
@@annisara_ma kalo skin barrier udh bgus gaperlu pake lagi, terkadang org belum paham dan belum nemuin aja skincare basic buat kulitnya sendiri. Karna kategori kulit kan ada yg dry-normal-oily . Klo base dasarnya sudah normal to oily dikasih kandungn skin barrier yg ceramidenya tinggi ya malah jatuhnya jadi makin berminyak . Ataupun kalo ga gitu biasanya basic cleansingnya juga belum benar jadi dapat memicu pertumbuhan jerawat juga
Ohya tanya mbk ato siapapun yg tau.. sy bli scintific di olshop krn reviewer bintang 5 semua pdhal yg beli 48 ribu lebih, review 10 ribu lebih bintang 5 semua.
Itu settingan pasti ya? Krn mustahil kan semua ngasi bintang 5
@@sastraguna6806 dari pengalaman2 yg saya pernah baca dan pernah denger, biasanya itu sudah disetting oleh seller mbak, banyak kasus yg rating jeleknya dihapus oleh seller, cmiiw. Untuk keamanan, menurut saya, lebih baik beli di official store skintificnya aja mbak. Semisal untuk pengecekan di akun olshop ybs, bisa dilihat dari bintang 1 dan 2 nya disamping melihat bintang 4/5 saja.
Mungkin umkm pada berkurang tapi sisi positifnya pada konsumen seperti saya yaitu mendapat harga yg murah, karena saya bisa mendapat barang dengan harga suplier.. bukan harga pedagang. Sy kadang gedek juga liat toko offline di daerah sy yang jualannya ambil keuntungan ga ngotak, bahkan bisa ambil untung hampir 100% diharga bawah 50rban. Dengan adanya e comerce entah tiktok,shopee dll sy merasa diuntungkan karena skrg itu konsumen langsung ke suplier
Proses disrupsi sedang terjadi, harga dibuat murah banget sampai kompetitor lokal habis bertumbangan baru dia naikan harga jual.
Setuju bang, akhirnya ada orang yang sadar, semoga pemerintah kita bisa ngasih solusi yang tepat, ini dampak nya luas banget bagi UMKM rakyat Indonesia
akhirnya ada yang mewakili suara hati para umkm terkait platform ini
Betul mas...ini sepenuhnya mjd tanggung jawab pemerintah. Agar rakyatnya mampu bersaing dgn produk LN ...perlu dikasih modal dan edukasi peningkatan kualitas produk dgn cuma² . Selain itu penguasa hrs menghentikan gempuran tiktok ataupun lainnya supaya negara ini mampu berdaulat dlm hal apapun
Saya termasuk orang yang gak mudah terpengaruh hal yang viral, jadi belum pernah sekalipun instal tktk. Beli hp yang ada app tktk langsung uninstal. Saya beli barang di olshop juga berusaha produk lokal, memang soal kualitas kadang masih kurang tapi niatnya mendukung dan menghargai karya lokal
Sosmed apapun akan menjadi toxic apabila kebanyakan orang tidak punya pendirian/prinsip.
aktifitas fisik seperti berolahraga, membaca buku, menanam tanaman, main remot kontrol, belanja sambil melihat prodUknya langsung itu lebih positif untuk kehidupan sosial dan kesehatan mental menuritku. adiktifnya sosmed bikin orang malas.
Utama yang harus dibenah ialah pemerintah indonesia itu sendiri.
Kita bisa melihat china, dimana government nya sangat supportif sekali terhadap seluruh element masyarakatnya (terutama pada perusahaan yang sedang ekspansi ke luar negeri, demi memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di negaranya).
Tiktok yang notabennya hanya sosial media mulai merambah ke ecommerce, dan dengan kolaborasi dengan pengusaha setempat (lokal china) serta good support government china hasilnya menciptakan sebuah ekspansi yang halus secara nyata.
Dari social media mereka bisa mendapatkan data produk yang sedang trend dengan algoritma yang mereka buat, dan mereka produksi di negaranya dengan menganalisa kekurangan produk lokal dalam negeri (indonesia). Yang akhirnya bisa menciptakan suatu produk yang lebih unggul dan terjangkau..
Tentunya upaya tersebut dapat menyerap banyak tenaga kerja di negara mereka, dan membuat negara kita tercinta hancur secara perlahan (yang dimana sebagian ekonomi kita dibangun dengan tonggak UMKM).
Di china ada BUMN tiga jenis
Target , local ( di dalam ) hitech, dan ke luar ( pasar luar negeri ) tentu dengan amunisi
riset modal gak kaleng2 ..
makanya bisa merajai
Tindakan yang dilakukan oleh TikTok dengan Project S nya tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh Shopee dengan Mr. Hu nya yang membombardir produk lokal terutama UMKM.. Makin ngenes dah tuh UMKM.. Jualan di Shopee diserang Mr. Hu dengan gratis ongkir 0 rupiah nya jika beli produk China.. Jualan di TikTok diserang dengan Project S nya.. wkwkwk
berarti paling mending pakai tokopedia yg karya anak bangsa kah?
Benar
Sebetulnya shopee yang harus dlarang karena produk luar bisa di jual d shopee. Kalau tiktok harus diwaspadai aja, karena hanya menjual produk lokal
@@ega5350 Sebenarnya pakai tokopedia sekalipun juga gak mending.. sebab, tokopedia itu sebenarnya didanai oleh Alibaba.. Alibaba itu adalah perusahaan China.. jadi ya sama aja
@@jhonnysusanto6192 Untuk saat ini TikTok sedikit demi sedikit juga sudah mulai menjual produk impor dari China
sebelum shoppe udah ada lazada bang wkwk. emang negara kita pemangku kebijakan pada molor giliran viral langsung bla bla bla pantesan indonesia jadi sasaran empuk china membombardir pasar produk mereka. wong data masyarakat bahkan penjabatnya aja udah gak ada privasi 🤣
INI HARUS DITONTON SELURUH PENGGUNA TIKTOK DI INDOOO
terimakasih bung ferry sudah support UMKM lokal.
iya juga ya, baru sadar. Gua sebagai cewek lebih sering banget2 liat video endorse atau live product skintific dan the originote. Yang awalny gua suka somethinc (gk salah produk Indo, udah lama jg gk liat mereka di fyp) tapi krn mahal terus liat iklan the originote di mna2 dan murah banget, jadinya pindah ke the originote. Kalau skintific itu yang versi mahalnya
Awal2 download tiktok buat belanja dan jualan. Lama2 ketagihan nnton video, bikin konten. Pdhl sblmny notif di tiktok dinonaktifkan, sampek skrg masih sih. Tp ttp aja buka tiktok. Klo dulu awal2 itu klo g belanja y gak buka.
up...up...up..up semoga warga sipil negeri ini cinta produk negerinya sendiri
Berharap semoga pemerintah segera mengatasi permasalahan ini. Tidak sepatutnya permasalahan ini dianggap enteng. Bahwa kenyataan ekonomi kita dibangun oleh pelaku usaha usaha umkm, pemerintah harus melakukan langkah yang benar dan tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Semangat terus bang Fer.
Yg saya harapkan disini Kominfo dan Mentri perdagangan melihat Vidio ini
Bagaimana cara agar Mentri kita melihat nya?
@@Erapona tinggal di gedein view nya
Tp bukannya pemerintah kita tunduk sm china dan punya hutang banyak sama china.
@@Eraponadan alhamdulillah sekarang kejadian.
Gara gara bowo tiktok jd naik di Indonesia. Dulu masyarakat menghujat tiktok dan minta di banned, namun masyarakat seolah menelan ludah sendiri. Sungguh ironis
Bang pernah kepikiran nggak.. Semenjak maraknya belanja online / e commerce... Toko di pasar² / mall² jadi sepi... Dan juga mudahnya impor barang dari luar negeri "china" yang bisa dijual murah, barang² lokal makin sulit bersaing...
usaha saya sengaja tidak sya masukan ke e-commerce (Shoppe,Tiktokshop,Toped,dll) kenapa karena disana harga hancur2an. untung 5-10ribu pun mereka jalani, jelas sudah merusak harga pasar. apalagi ada konsumen datang ke toko sya membandingkan harga dengan shopee dan tiktok sya jelas geram dan melayani setengah hati :))
Sudut pandang saya ini tuh teknologi maju kedepan ya,karena dmna satu plafon menjangkau semua bidang seperti informasi,trending,dan ecomers.bilamana plafon ecomers seperti yg lainnya ingin seperti tt harusnya mampu bersaing lebih unggul.
Dan untuk kemenpri dan kemenfo harusnya memantau lebih lanjut tentang ecomers lainnya agar tdk ada kambing hitam.
Saya kurang suka tiktok karena terlalu cepat informasinya jadi sulit disaring. Kecuali cuman meme atau prank yang tepat pada tempatnya oke lah😅
tapi algoritma tiktok lebih baik, gak selalu merekomendasikan berdasarkan minat video kita...
Kalau saya biasanya kepo lagi cari di google, gak mau nerima mentah2
@@aisimoklau menurutku tiktok kebanyakan video jedag jedug ga jelas
Adek saya pernah jadi korban kecanduan tiktok, sampai lupa makan, akhirnya masuk RS, fisik dan jiwanya kena, di diagnosa bipolar, jempolnya selalu bergerak seperti sedang scroll layar, depresi 2 bulan, akhirnya stop hp. Sekarang alhamdulillah sudah sehat, udah faham bahayanya tiktok dan udah bisa lepas dari kecanduan tiktok..
Menurutku banyak konten positif, tapi dari arah yang berlawanan juga tidak kalah banyaknya. Yang gue tau dari sekian banyak dampak yang ber-efek, salah satu dampaknya adalah kebanyakan seseorang menjadi gagal fokus, badan lemas dan malas, dan yang paling berdampak adalah menyerang psikis seseorang akibat video flexing, quotes singkat tentang masalah hidup, pencapain hidup seseorang, hedonisme, konten viral yang tidak layak, prank sejenisnya dan ke randoman dari algoritma itu sendiri dan betul kata bung ferry, yaitu mematikan umkm. Yang gue tau juga rata-rata dampak dari orang yang biasa menonton video dengan durasi singkat, tidak suka menonton video dengan berdurasi panjang seperti podcast dan se jenisnya. Koreksi guys kalo ada yang mau menambahkan🙏
Matamu konten positif, joget2 pamer tubuh itu positif?? Ngakunya islam malu sama istri nabi muhamad
@@cacinggidi gw gk gitu kok,gw punya tiktok buat nambah ilmu dan beneran bagus singkat,tergantung orang nya aja yang pake,tapi bagaimanapun produk lokal harusnya punya sendiri
@@winayasa2610aplikasi nya aja beda, sama pemerintahan disana aja ketat banget
sebelum ada tiktok udah jauh2 hari e-commerce lazada dan shopee masukin produk dr china. awalnya dr lokal dulu terus beberapa bulan kemudian ada barang yg sama harga jauh lebih murah dan kagetnya dr china hampir beberapa tahun kebelakang marak di lazada produk dr china udah murah gk kena cukai baru dalam 2 thn terakhir kena cukai tp emang brengseknya china diem2 mereka ngumpulin data konsumennya dulu dan produk lokal yg dipasarkan dan digemari orng indonesia baru mereka buat produknya dan yg punya ecommerce mereka jadi benar mereka naikkan sesuka mereka terutama produk dr china di naikkan dulu mereka copas barang lokal semua. emang hati² semua aplikasi termasuk google sekalipun mereka nganggap kita hanya pasar buat jadi komoditi mereka. negara adidaya skrng perang nya lewat teknologi dan ekonomi ke negara2 berkembang terutama lewat smartphone kita di jejelin produk² murah mereka pasarnya indonesia, malaysia, thai, india, vietnam mayoritas negara berkembang semua.
Dan influencer juga ikut mempromosikan mereka tanpa menyaring baik atau tidak untuk ketahanan ekonomi kita.
Pemantik diskusi. Ketika UMKM kita kalah saing sama Tiktok, apakah ngebunuh kompetisi dengan buat regulasi yg ngebatasi/ngontrol Tiktok itu hal yg baik? Tiktok kasih platform gratis, tentu mereka perlu untung untuk bertahan dan berkembang. Kita selalu fokus sama kebijakan proteksi dibanding peningkatan kualitas UMKM. Kenapa barang dr Tiongkok laris? Karena harga murah, kualitas bagus + didukung platform kyk Tiktok dan Alibaba. Blm lg perusahaan dunia kebanyakan produksi barang di Tiongkok. Jadi harus fokus ningkati kualitas SDM dan UMKM sih
menurut gua tetep harus kompetitif, melakukan shadowban ke produk lokal juga bukan hal baik
Bodoh! USA aja yg negara superpower ngeban tiktok, tiktok sudah salah dulu mekakukan Shadow Ban ke produk lokal. Indo harus utamain kemandirian dalam negeri.
Ini sebetulnya dampak dari RRC yang over-supply produksi padat karya. Upaya untuk ngebanjirin produk2 ke selatan asia dilakukan agar industri2 padat karya mereka ga mati akibat over-supply. Project S TikTok (yang dimana ini dilakukan juga di Amazon yang coba imitasi produk2 populer di e-commercenya) jelas tak terelakan bila RRC masih terus genjot produksi padat karyanya.
Entahlah... Mungkin beberapa diantara saudara kita terlalu sering bolos pelajaran ekonomi ketika sekolah sehingga kesadaran atas pentingnya membeli produk lokal menjadi kurang.
Kalo aja tiap kita warga +62 paham demi kemajuan bersama bangsa kita.
Kita akan beli produk bangsa sendiri walo sedikit lbh mahal tapi efeknya dahsyat utk kehidupan anak bangsa di masa depan.
Ayo cintai ploduk-ploduk indonesia ❤
gw tinggal di Bali ketemu banyak Cewe cewe eropa Utara...mereka ga terlalu gila medsos seperti Instagram..FB ..tiktok..follower mereka dikit pun mereka ga perduli....apalagi aplikasi tiktok...mereka bilang cewe asia kok terlalu addict sama tiktok dan gila media sosial...makan apa aja di upload..dan suka joged joged depan kamera ...ga jelas gitu 😂😂😂...gw hanya diem ga bisa jawab
Iya pra, terakhir ke bali pas liat perbedaan kebiasaan barat dan asia agak lain memang😅
Algoritma tik-tok diserahkan pada kewenangan pemerintah itu sama dengan lepas dari mulut buaya, masuk dalam perut singa. Benar sekali bang, tik-tok di Indonesia harus diregulasi. Tetapi masalahnya, jika algoritma tik-tok di kuasai pemerintah maka tik-tok sebagai medsos justru jatuh dalam kekuasaan. Berbahaya sekali jika kemudian "kekuataan" ini justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi penguasa. Setiap WNI yang cerdas pasti memiliki sikap skeptis terhadap politisasi penguasa terhadap kekuatan apa pun termasuk medsos.
Ini tentu perlu kesadaran kolektif dari semua orang jadi mari kita viralkan.
sama kek yang di lakuin amazon nih us, cari produk paling laku terus jual sendiri atas nama amazon toko2 yang jualan serupa diturunin engagementnya terus menghilang toko tsb
Yes, alhamdulillah akhirnya gua ketemu jg ni channel..
Sosok mahluk yg gua kagumin beud kepintarannya..
Ternyata bisa semengerikan ini ya tiktok, terima kasih bang irwandi yang sudah menyuarakan hal ini, kita jadi tahu kalau selama ini memang tiktok berbahaya buat masa depan produk lokal Indonesia
Gua setuju klau tiktok di musnahkan di muka bumi ini terutama untuk di indonesia,karna terlalu bnyak dampak negatifnya bagi kaum" yang kurang berpikir sehat😂
Thank you sudah bahas ini
Real Coy 😱
akhirnya ada alasan rasional buat ngbenci tiktok
Wkwk sama bang
Materi yang selalu menggunakan analisa yang baik,, pasti menghasilkan karya yang baik. konten yang banyak manfaatnya dengan menggunakan metode ilmiah. alangkah baiknya kalo makin banyak konten kreator yang selalu menggunakan analisa dalam menuangkan karya. selain manfaat dunia akan jadi nilai ibadah untuk penyuguhnya
PEMERINTAH HARUS PUNYA REGULASI
Ngurus uu korupsi aj belom kelar
@@syabilachmad6915 Kalo ini susah, karna banyak yang berkepentingan.
@@syabilachmad6915dikit2 bandingin dgn korupsi
tiktok memprovokasi anak anak muda untuk mengikuti trend yang mungkin kurang baik. mulai dari joget joget gak jelas, pamer tubuh (untuk yang perempuan) standarisasi kehidupan, dan kebiasaan kebiasaan toxcix yg akan di bawa di tongkrongan ataupun lingkungan.
Yaa gak juga sih tiktok gak matokin vidio yg rame harus ini.. Ini.. Dan itu..! Balik lagi tiktok cuma angkat tuh vidio kalo banyaknyg nonton. Din indo mungkin yg rame itu tapi di luar mungkin berbeda lagi. Semua balik lagi ke kebiasaan dan budaya negara.
Hayooo suka nonton joget joget yaaa
Shopee mulai merambah juga ke sosial dan live commerce.
Kembali kepada kita yang sudah terbiasa hidup konsumtif. Dan persiapan SDM kita untuk bagaimana bersajng, bukan menjegal apa yang sudah ada
Trend video vertikal singkat adalah salah satu trend yg nggak saya ikutin kayak tiktok ini, yt short atau IG reels/story aja jarang saya liat. Entah kenapa video pendek vertikal kek kureng gitu wkwkwkwk. Keknya saya merasakan apa yg boomer rasakan ketika ada trend baru 😂😂😂
Balik lagi ke kesadaran masyarakat dalam mencintai produk dalam negeri❤
Di china sudah banyak bang,produk yg di tulisi MADE IN INDONESIA tp pabriknya di china. 😄
@@budiunited4323Bener. Bahkan iPhone aja dibuat di China 😂
@@Petugas_Khusus_RSJ lha sudah sadar kan.
Agak sulit karena mereka yg belanja di tiktok lebih karena emotional spending dan tiktok "mengajak" orang untuk menjadi adiktif
Dengan tidak menginstal tiktok tida secara langsung anda membantu perkembangan Indonesia,
Bahaya bnget menurut gw buat generasi muda Indonesia kedepannya, ga herankan bocil2 sekarang gmna?? Efeknya males belajar males mengaji dll. 😢😢😢
Terimakasih informasinya bg ferry 🙌🏻
Dari dulu gw udh feeling tiktok arahnya pasti kesono,karna kita tau dagang dan produksi plagiat produk sono gilaa bener barbarnya.Apalagi sdm kita belanja ngasal alias bukan Smart buyer
Sama. Dari beberapa waktu yang lalu gue juga udah menduga seperti itu
Woww keren kak Ferry, bisa menemukan kekurangan TikTok, jujur saya jadi dapet perspektif baru lagi nihh sankyuuu
2 bulan yg lalu upload,bearti om mantap kali utk analisisnya.
Walaupun sy sebagai affiliate baru di tiktok aku setuju sama Om ini.
Ngeri juga algoritma itu yg nentukan tiktok ya,kalo dia gak senang produk tersebut tidak dinaikkan,yg takutnya itu produk buatan dalam negeri
Tiktok pinter, infonya kl di Cina bisa difokuskan ke anak2 utk pendidikan, kl di luar Cina semisal di Indo, algoritmanya membuat anak2 jadi gak keruan dgn konten2 yg membagongkan...
Takutnya sengaja agar generasi muda ga fokus dan bodoh...kalau sudah bodoh maka mudah dijadikan market negara kita...serta bukan saingan atau ancaman SDM mereka
Contoh aja yg rame bulan" kemarin anak curhat ke kak Seto yg intinya sih dia ngeluh dia gak mau ngerjaiin yg di suruh orng tua nya udah gitu Livetiktok pula. Gilaaa bener anak indo 😅
@@winayasa2610 lah..! Justru itu di sengaja lah..! Kocak 😂
tiktok itu lebih ketat dari pada ig ama youtube.. di tiktok hal2 berbau giveaway aja dilarang.. saat live juga dilarang menampilkan anak2 kalo ga kena banned...
@@winayasa2610 bisa jadi