Jawaban Cerdas Syaikh Ali Jaber Tentang Menyikapi Perbedaan Beragama Antara NU dan MUHAMMADIYAH

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 20 січ 2021

КОМЕНТАРІ • 71

  • @bachtiarbachtiar2111
    @bachtiarbachtiar2111 Рік тому +9

    Allahu Akbar,Masukkanlah hambamu syek ali jaber ke sorgamu ya Allahu Akbar❤️

  • @anakynkoerniawan6365
    @anakynkoerniawan6365 Рік тому +3

    MasyaAllah ust Ali zabir luas pemahamannya. Gak mau maksa pemahaman tertentu dan lebih berimbang.

  • @akucintaalam5140
    @akucintaalam5140 Рік тому +5

    Jawaban bagus almarhum syeh ali jaber.alhamdulillah hati saya tenang

  • @imamcimon9249
    @imamcimon9249 Рік тому +4

    Paling adem dan mencerahkan .. alfatuhah buat gurunda ustad ali jaber

  • @kaksunarya2061
    @kaksunarya2061 Рік тому +4

    Kalau Alloh berkehendak (mau) Membuat manusia itu satu (sama), Alloh PASTI MAMPU (karena Alloh Maha Kuasa). Tapi justru dengan adanya Perbedaan, kita bisa SALING.....!!
    SALING :
    ~ Belajar
    ~ Menasehati
    ~ Memberi & Menerima
    ~ Mengisi (kalau ada kekurangan)
    Dan ini semua bisa MEMBERI PELUANG bagi kita untuk berbuat baik...dan InsyaAlloh bernilai Ibadah dan dibalas dg Pahala....!!
    Enak kaaan.....!!??

  • @RACHANEL84
    @RACHANEL84 3 місяці тому +1

    Allahumma firlahu...

  • @fuadmahesta3736
    @fuadmahesta3736 2 роки тому +7

    Masya Allah,Islam itu Indah

  • @pawang_mesin
    @pawang_mesin 7 місяців тому +1

    Terimakasih ilmunyaa

  • @samingunkebonkolot
    @samingunkebonkolot 11 місяців тому +1

    Mantap2..

  • @TNI570
    @TNI570 2 роки тому +3

    betul betul betul betul memang betul

  • @antonanugerahprabowo702
    @antonanugerahprabowo702 Рік тому +1

    ALHAMDULILLAH ..... Syaikh Ali JABER ..
    .. ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
    🙏🙏🙏🙏🙏😘😘😘😘😘

  • @HaryantoSMP1PaliyanGK
    @HaryantoSMP1PaliyanGK Рік тому +10

    *HEBATNYA NU DAN MUHAMMADIYAH*
    NU-Muhammadiyah itu *saling melengkapi.* Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Contoh saja, kenapa di desa-desa dengan mudah diislamkan NU sementara susah sekali menerima Muhammadiyah. Sebaliknya di perkotaan lebih bisa menerima Muhammadiyah ketimbang NU.
    Dengan kata lain, karakter NU yang konservatif mempertahankan tradisi Islam zaman duhulu dari empat madzab fikh melalui *saluran tasawuf* membuatnya lebih adaptif dengan masyarakat kultural pedesaan. Misalnya kepercayaan mistik atau orang sakti, ilmu sihir ketua adat, dukun atau jawara hanya bisa ditakhlukkan oleh ulama-ulama semacam NU itu sehingga ketika mereka kalah dengan mukjizat Alqurannya ulama atau kyai, baru masyarakat mengakui dan masuk Islam.
    Sebaliknya, Muhammadiyah yang bersifat lebih rasional memiliki kesamaan karakter budaya kota yang modern. Muhammadiyah dari latar belakang didirikannya yang ingin memajukan masyarakat melalui pendidikan adalah _trend_ dari kemajuan yang tidak bisa dihindari apalagi di perkotaan. Manajemen berorganisasi yang tertata rapi dari sekolahan, perguruan tinggi, rumah sakit dan lembaga-lembaga lainnya menjadikan Muhammadiyah lebih bisa diterima di perkotaan karena memiliki kesamaan karakter rasional masyarakat kota.
    Jadi sesungguhnya tidak sepatutnya saling klaim mana yang lebih hebat antara NU dan Muhammadiyah, karena kenyataannya memiliki kelebihan di area masing-masing. Islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara ini tidak bisa dilepaskan dari peran NU, sebaliknya di kota-kota lebih diambil perannya oleh Muhammadiyah. Mana yang lebih tinggi dan berperan? Tentu saja semuanya berperan dan *tinggi di tempat masing-masing,* dengan begitu agama ini merata dan menyebar ke seluruh penjuru Nusantara berkat keduanya. Baik di kota maupun desa-desa, sesuai karakter masing-masing.
    Betul kata Gus Baha, ormas Islam tidak usah banyak-banyak, dua saja *cukup NU atau Muhammadiyah* karena mayoritas. Alasannya karena Nabi berpesan, _"Umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan. Barang siapa yang menyimpang dari kesepakatan mayoritas, merasa benar sendiri, berarti ia mengasingkan diri menuju neraka”._ (HR. Al-Turmudzi).

    • @ragamjadulku5618
      @ragamjadulku5618 Рік тому

      sementara NU mempertahankan tradisi islam zaman dulu? di saat anda mengatakan tradisi disinilah tlihat perbedaan nya muhammadiyah tdk mcampur adukan agama ke tradisi..sbtl nya itu tradisi jawa atau kejawen zmn dlu itu bkn tradisi islam jgn salah dlm menyebutkan nya sbb tradisi jawa tlalu jauh dgn tradisi islam yg ada tradisi jawa di jlnkn dgn bnuansa islam sbg contoh di bacakan ayat2 suci dlm upacara nya

    • @HaryantoSMP1PaliyanGK
      @HaryantoSMP1PaliyanGK Рік тому +3

      @@ragamjadulku5618
      MENURUT AKU TIDAK SEMUA TRADISI ITU JELEK. Dalam kaidah fikh (hukum Islam) dikatakan, *"Al-hukmu yaduuru ma'a al 'illati wujudan wa 'adaman"* (ada atau tidaknya suatu hukum itu amat tergantung pada sebab-sebab yang mempengaruhinya).
      Tradisi-tradisi lokal _(local wisdom)_ sesungguhnya diperbolehkan sepanjang tidak menyimpang dari tauhid. Konon dasarnya adalah ada sebagian tradisi-tradisi sebelum Islam tetapi Nabi tidak melarang dan tetap diteruskan dalam masyarakat Qurays.
      Ka'bah di Mekkah zaman Nabi sebetulnya juga akulturasi budaya peninggalan tradisi kaum kafir Quraisy (bukan Ka'bah seperti yang dibangun Nabi Ibrahim) namun begitu Nabi Muhammad tidak merubahnya dan tetap menghormatinya sebab tujuan dakwah Nabi adalah tauhidnya itu bukan pada bentuk fisiknya tradisi. Baru dizaman zaman Abdullah ibn Zubair Ka'bah dikembalikan mengikuti seperti zaman Nabi Ibrahim.
      Sebelum Islam masuk Nusantra kepercayaan masyarakat asli adalah memuja *animisme dinamisme* (percaya kekuatan gaib arwah nenek moyang) dari peninggalan tradisi megalitik masyarakat Zaman Praaksara. Bentuknya antara lain pemujaan kepada "cikal bakal" desa _(danyang)_ dengan pemberian _sesaji_ pada setiap acara hajatan agar diberi "keselamatan" sehingga sering juga disebut *slametan* .
      Pada zaman walisongo menyebarkan agama Islam upacara-upacara adat itu tidak serta merta dihilangkan, tetapi tetap dipakai bahkan digunakan untuk menyebarkan agama Islam dengan mengganti mantera-mantera dalam selamatan dengan *kalimat tauhid* (dzikir-dzikir tahlilan) sehingga setiap selamatan upacara adat apa saja dari nikah, sunat, mendirikan rumah, syukuran, kematian dll doanya tahlilan tadi dimasa lalu. Penyertaan jamuan makan dalam upacara adat atau membagikan makanan kepada tetangga sekitar menurut walisanga namanya *sedekah* _(shadaqoh)_ -- dalam ajaran agama rasul _shadaqoh_ itu bisa menolak bala' agar selamat terhindar dari bencana.
      Salah satu bentuk kearifan lokal lain adalah *akulturasi* , paduan dari unsur budaya yang berbeda. Misalnya, bentuk masjid kuno di Nusantara zaman dulu atap masjidnya berbentuk tumpang (berundak atau tingkat-tingkat) memadukan dengan unsur budaya local seperti Masjid Demak, Minang, Aceh, Cirebon, Banten dan masjid-masjid lain di Nusantara di zaman dahulu. Cerita wayang sesungguhnya adalah juga cerita Hindu yang oleh para walisongo digunakan untuk menyebarkan agama Islam, hal demikian juga untuk mengesankan bahwa Islam itu “ramah”, toleran dan universal agar bisa diterima masyarakat.
      Bahkan bentuk masjid sekarang yang berbentuk kubah seperi bentuk masjid-masjid pada umumya diadopsi dari bentuk Gereja Aya Shopia ketika Islam menguasai Eropa zaman Perang Salib. Baju koko sebagai identitas baju takwa muslim yang kita pakai ternyata aslinya adalah pakaian budaya Cina yang banyak dijumpai di kuil-kuil agama Budha. Baju gamis yang sering dicap identitas baju musilmah adalah bajunya para bangsawan dari Timur Tengah sebelum Islam
      Dengan KEARIFAN LOKAL tidak serta merta mengharamkan segala sesuatu yang berbeda, bahkan kalau bisa digunakan sebagai “sarana” atau “alat syiar”. Mantera-mantera yang menyebut lafal danyang diganti dengan kalimat tauhid (tahlilan). Atau bahkan Sultan Agung bagaimana menarik rakyatnya agar beragama Islam dengan menciptakan Kalender Jawa dari paduan Kalender Hijriyah (Islam) dengan Kalender Caka (Hindu).
      Sebaliknya kalau TIDAK MENGGUNAKAN KEARIFAN LOKAL misalnya tiba-tiba dakwah di masyarakat pelosok desa-desa itu tradisi-tradisinya kita babat atau dibumihanguskan dengan mengatakan syirik, bid`ah, masuk neraka -- dijamin 100% mereka tersinggung dan menentang. Kalau sudah begini ada dua kerugian. *Pertama* , harusnya bisa diajak ke agama tauhid tetapi malah menjadi antipati (membenci) agama kita _(wis ora keno iwake, buthak banyune)_ . *Kedua* , citra agama kita juga menjadi jelek karena ulah kita, mereka ganti membalas merasa kepercayaan mereka disalahkan- karena kita terlanjur “menyalahkan” menjelekkan keyakinan mereka --- sehingga ganti dibalas keyakinan kita (Islam) yang kena getahnya nama Islam jadi jelek dikesankan oleh masyarakat. Persinggunggan demikian sering terjadi di masyarakat-masyarakat pedesaan (tradisional), tidak hanya di Jawa bahkan nyaris merata di pelosok-pelosok nusantara masa lalu (bahkan mungkin sampai sekarang).
      Dalam "hidup bermasyarakat" terutama di desa-desa menghapus tradisi itu memang pekerjaan tidak mudah. Masyarakat Sumatra Barat atau Aceh misalnya, kendatipun dikenal sebagai daerah yang religius agamanya kuat --- tetapi disana juga memiliki tradisi yang kuat dan apabila dilanggar akan memiliki sanksi sosial tersendiri. Seolah-olah tradisi itu sebuah pemersatu masyarakat setempat.
      Ditempat kita (Jawa) ada tradisi berkumpul keluarga setiap hari raya lebaran idul fitri dengan halal bil halal saling memaafkan sehingga anak atau keluarga yang dari jauh (mudik) pada berkumpul semua. Apabila kita tidak pernah datang pada tradisi demikian, rasanya juga tidak enak. Walaupun tradisi ini dianggap pemersatu dalam tubuh keluarga dan masyarakat, tetapi kebiasaan (tradisi) demikian sesungguhnya tidak memiliki dalil langsung dalam agama sehingga teman sebelah ada yang bertanya, "itu dalilnya mana?".
      Tradisi atau kebiasaan itu sesungguhnya hukumnya tidak wajib, ditinggal tidak apa-apa. Namun demikian kadang memiliki nilai pemersatu yang baik. Shalat tarweh berjamaah yang sekarang marak di dunia Islam setiap bulan Romadhan sesungguhnya juga sebuah tradisi dari kreasi yang dirintis sahabat Umar bin Khatab dalam posisinya sebagai kholifah waktu itu. Uniknya pada masa Nabi, agak dihindari takut kalau nantinya akan dianggap sebagai sebuah kewajiban. Tetapi dimasa Khalifah Umar justru dihidupkan dan disatukan sehingga menjadi kebiasaan rutin tahunan yang tetap lestari di masjid-masjid dan surau setiap bulan Romadhon sampai sekarang. Kata Khalifah Umar, *"Ni'mat al-bid'atu hadzihi”* _(Sebaik-baik bid'ah adalah ini)_ .
      Tradisi adalah sama dengan "kebiasaan" saja pada diri seseorang, masyarakat, suku atau bangsa. Ada yang sesuai dengan sunnah tetapi juga ada yang tidak. Adapun kalau tradisi diri atau keluarga misalnya Pak Anu keluarganya memiliki "tradisi pendidikan yang ketat" diwajibkannya membaca Alquran setiap hari, shalat dhuha dan shalat malam. Hal demikian tentu sekilas agak aneh mewajibkan sesuatu yang tidak wajib hukumnya dalam agama tentu saja bertentangan dengan hukum agama itu sendiri. Tetapi ternyata bisa juga memiliki nilai positip, konon kata putra-putranya kalau misalnya sehari saja kelewatan atau meninggalkan yang sudah menjadi kebiasaan rasanya ada yang hilang atau menyesal. Padahal cuma meninggalkan kebiasaan tahajud semalam lowong. Kadang begitulah sesuatu yang sudah ditradisikan (kebiasaan) yang dianggapnya positip ternyata juga membawa nilai lebih.
      Dalam Alquran dikatakan Allah itu menciptakan manusia dengan keragaman, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa yang tentu saja dari masing-masing suku dan bangsa itu memiliki kebiasaan (tradisi) yang berbeda-beda. Ini sudah sunatullah yang tidak bisa diingkari. Namun demikian dari ketidaksamaan berbagai macam suku bangsa itu ditujukan untuk saling kenal-mengenal. Dari tradisi-tradisi mereka kita hargai. Tradisi-tradisi jahiliyah yang tidak sesuai dengan agama, kita tinggal tetapi sepanjang tidak bertentangan bisa kita ambil sebagai hikmah dan pelajaran. Ada kata bijak yang terkenal dari seorang ulama besar madzab Maliki, Imam Syihab al-Din al-Qarafi :
      *“Manakala tradisi telah terbarui, ambillah, jika tidak, biarkanlah. Janganlah kamu bersikap kaku terhadap sumber-sumber tertulis dalam buku-bukumu sepanjang hidupmu. Jika ada seseorang datang kepadamu dari negeri lain dengan maksud meminta fatwa kepadamu, janganlah kamu sampaikan fatwa berdasarkan tradisi negerimu. Bertanyalahg lebih dulu tentang tradisinya, dan berikanlah fatwa berdasarkan tradisinya, bukan tradisimu dan bukan pula menurut yang ada di buku-bukumu. Ini adalah cara yang benar dan jelas."*
      Dalam sejarah fikh Imam Syafii dikenal istilah *qoul qodim* dan *qoul jadid.* Latar belakang munculnya kaidah hukum fikh "qoul jadid" --- tentang pendapat-pendapat yang baru menggantikan "qoul qodim" pendapat-pendapatnya yang lama antara lain setelah beliau pindah ke Mesir ternyata juga disebabkan *perbedaan budaya tradisi adat-istiadatnya dan geografisnya tidak sama* dengan di Irak tempat tinggalnya yang terdahulu.

    • @HaryantoSMP1PaliyanGK
      @HaryantoSMP1PaliyanGK Рік тому

      @@ragamjadulku5618
      Ketika saya masih muda dahulu punya prinsip, *“tradisi harus menyesuaikan agama, bukan agama yang menyesuaikan tradisi.”* Pokoknya dipukul rata, tidak ada toleransi (biasa kan jiwa muda?). Bahkan ketika KKN mahasiswa, beridealisme ingin dakwahi masyarakat agar *tradisi dirubah di “agama” kan begitu.* Biasa usia-usia seperti itu kan penuh dengan gagasan-gagasan (idealism) ya? Yang dianggap benar adalah kalau sesuai dengan idealisme kita (waktu itu).
      Tetapi manusia itu dimatangkan oleh “proses” sesuai berjalannya usia, dan dimanapun idealisme atau gagasan selalu “kalah” dengan kenyataan. Hikmah yang diperoleh dari proses itu, tambah matang ilmunya, juga mengendap jiwanya. Intropeksi dimasa-masa dulu ternyata banyak yang masih “mentah” dari menuruti idealisme itu (mungkin proses yang harus dilalui dan alamiah ya?)
      Sementara belajar dari para wali dan ulama-ulama terdahulu bagaimana membuat orang-orang Nusantara ini berhasil membawanya ke agama tauhid (Islam) karena memang beliau-beliau itu ilmu dan jiwanya sudah mengendap tidak lagi hanya sekedar idealism bocah-bocah muda yang masih mentah tadi. Sehingga memang benar kalau syiar bisa diterima orang banyak itu dibutuhkan kearifan dan sikap bijak, misalnya seperti anjuran atau perintah berikut;
      *Pertama,* _“Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah malampaui batas; maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut"._ (QS. Thaha: 43-44). Dalam tafsir al-Qurthubi dijelaskan: _“Jika Nabi Musa dan Harun saja diperintahkan untuk mengatakan perkataan yang lemah-lembut kepada Fir’aun, maka orang yang derajatnya jauh dibawahnya seperti kita-kita ini lebih pantas meneladani hal itu di dalam pembicaraannya, dan di dalam perkataannya saat memerintahkan yang ma’ruf”._
      *Kedua,* _“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu._ (QS. Ali Imron: 159).
      *Ketiga,* Kebiasaan Rasulullah jika mengutus seseorang dari para sahabatnya di dalam sebagian keperluan -- beliau bersabda: _“Sampaikan berita gembira dan janganlah membuat (orang) lari (menjauhi agama), mudahkanlah dan janganlah membuat sulit!”_ (HR. Muslim).

    • @ragamjadulku5618
      @ragamjadulku5618 Рік тому

      sy tdk mbaca detail anda inti nya gini aja gunakan akal dlm islam n sgala hal dlm islam bpulanglah pd aquran n hadist n tntg budaya jawa khusus nya NU mjalankan sdgkn muhamadiyah tlepas dr tradisi...contoh di jawa msh bnyk tradisi selamatan,panen dr hamil,lahir hingga ke mati n warga muhammadiyah biar suku jawa tdk lh mjalankan itu aja point nya

    • @HaryantoSMP1PaliyanGK
      @HaryantoSMP1PaliyanGK Рік тому

      *TAHLILAN ITU BUTUH DALIL !!!*
      *DALILNYA MANA?*
      Kalimah dzikir-dzikir dalam tahlilan itu dari siapa kalau bukan dari Nabi, bukankah itu semua (dzikir tahlilan) itu diambil dari hadits-hadits? Lalu dijadikan kumpulan dzikir.
      Contoh, dalam tahlilan dibaca : _Subhanallah wabihamdih, subhanallahi 'adzhiim,_ ini dari Nabi. Sabdanya: “Dua kalimat yang ringan di lidah, pahalanya berat di timbangan amal dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, adalah: *Subhaanallaah wabi-hamdih, subhaanallaahil ‘azhiim.”* (HR. Bukhari, Muslim). Ini dibaca dalam tahlilan.
      Dalam tahlilan juga dibaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas), Al-Baqarah ayat 1-5, 255 (ayat kursi), 285-286, istighfar, shalawat, tasbih, tahmid, tahlil, hauqalah dll -- itu karena semata-mata anjuran atau dawuh saja, kalau baca yang disebut diatas pahalanya demikian-demikian menurut janji Nabi.
      Masak membaca anjuran Nabi dari kumpulan dzikir diatas (tahlilan) malah dikatakan sesat, bid'ah, berdosa, masuk neraka? Bahkan dikatakan kafir !
      Dalam hal ini kita harus hati-hati kalau membuat tuduhan bahwa itu salah, kafir atau bid'ah sebab bisa jadi akan berbalik kepada dirinya, seperti kata hadits, seandainya seseorang menuduh kafir saudaranya, maka tuduhan kafir tersebut akan kembali kepada salah satu di antara keduanya” (HR al-Bukhari).
      Tahlilan itu asalnya diambil sebagai dzikir-dzikir pilihan dari hadits dan bersifat umum dibaca kapan saja sebagai amalan dzikir harian, mingguan atau bebas kapan saja tidak mengikat asal dalam kondisi tidak berhadats.
      Apabila bacaan-bacaan dzikir tahlil (tahlilan) itu tujuannya disedekahkan pahalanya "sebagai doa" untuk meringankan dosa-dosa almarhum orang tua yang meninggal maka dalil-dalil yang digunakan adalah karena kisah-kisah berikut :
      Kisah-1; “Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ (HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i)
      Kisah-2; “Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” (HR Ahmad, Muslim dan lain-lain).
      Kisah-3; “Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia : ‘Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” (HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i)
      Kisah-4; “Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: Labbaik an Syubrumah (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: Siapa Syubrumah itu? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah (pahalanya) untuk Syubrumah ! ”. (HR.Abu Daud).
      Kisah-5; Kisah dua anak yatim dari orangtua yang sholeh, sebagaimana termaktub surat Al-Kahfi:82. Itu pun sepenuhnya merupakan manfaat yang diperoleh dari orang lain, bukan dari amal kebajikan dua anak yatim itu sendiri.
      Kisah-6; Rasulallah saw menangguhkan sholat mayyit bagi orang yang wafat dalam keadaan berhutang hingga hutangnya dilunasi oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh Qatadah ra dan Imam Ali bin Abi Thalib ra. Itupun merupakan kenyataan bahwa manfaat dapat di peroleh dari amal kebajikan orang lain.
      Kisah-7; Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21).
      Kisah-8; Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah).
      Kisah-9; Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa'at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup.
      Kisah-10; Para periwayat hadits seperti Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya, memasukkan hadits ini dengan judul Bab Wushul Tsawab Ash Shadaqat Ilal Mayyit (Bab: Sampainya pahala Sedekah kepada Mayit). Imam An Nasa’i dalam kitab Sunannya memasukkan hadits ini dengan judul Bab Fadhlu Ash Shadaqat ‘anil Mayyit (Bab: Keutamaan Bersedekah Untuk Mayyit). Imam Al Bukhari dalam kitab Shahih-nya dengan judul Bab Maa Yustahabu Liman Tuwufiya Fuja’atan An Yatashaddaquu Anhu wa Qadha’i An Nudzur ‘anil Mayyit (Bab: Apa saja yang dianjurkan bagi yang wafat tiba-tiba, bersedekah untuknya, dan memenuhi nazar si mayyit).
      Kisah-11; disebutkan Nabi SAW pernah melewati kuburan, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya, sedang yang lainnya ia dahulu suka mengadu domba”. Kemudian beliau meminta pelepah kurma yang masih basah dan dibelahnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: “Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering”(HR. Bukhari , Muslim). Bukankah di al-Quran juga disebutkan bahwa tumbuh-tumbuhan itu selalu bertasbih kepada Allah hanya manusia tidak mendengarnya? Pengarang Tafsir al-Qur`an Al-Qurthubi mengatakan : “Ulama kita menjelaskan, kalau tasbihnya kayu saja (pelepah kurma) dapat meringankan azab kubur (bermanfaat kepada mayat), maka apalagi bacaan al-qur’an yang dilakukan oleh seorang mukmin?.”
      Kisah-12; “Sesungguhnya setiap tasbih adalah sadaqah, setiap takbir sadaqah, setiap tahmid sadaqah dan setiap tahlil adalah sadaqah. (H.R. Muslim).
      Bukankah dalam tahlilan itu isinya mencakup semuanya: ya shadaqoh harta yang dikeluarkan, ya shadaqoh bacaan Quran, ya shadaqah bacaan tasbih, shadaqah bacaan takbir, shadaqah bacaan tahmid, shadaqah bacaan tahlil dll? 💯.

  • @syamsuddinsindang4251
    @syamsuddinsindang4251 Рік тому +2

    Kesamaan yang banyak dan hal hal pokok, jangan dikalah kan, dengan hal yg kecil, syeton memang pintar meng adu domba manusia, kusus nya orang iman dan Islam,

  • @duwimaryanto607
    @duwimaryanto607 2 роки тому +1

    Alhamdulillah

  • @muhammadngazis9091
    @muhammadngazis9091 Рік тому +1

    Semoga Allah memberikan kedamaian bagi beliau. Ini yg tak pernah dipahami oleh salafiun/Wahabi/kelompok tersunah atau apa lagi sebutan mereka yg menyebut ustadz Sunnah bagi mereka yang benar adalah pemahaman mereka yang lain firqah bid'ah', kafir sesat, yg benar adalah pemahaman imamnya ustadNya, ahli hadistnya. Tunggulah keegoisan tokoh tokoh mereka akan menyebabkan perpecahan yg akan semakin meruncing setelah pengikut masing masing banyak dan kuat. Dan sikap intoleransi mereka kepada kelompok yg tidak mengikuti pemahaman mereka akan semakin tajam dengan dalih yg tidakwngikuti pemahaman mereka adalah pelaku bid'ah', dan pelaku bid'ah' lebih rendah dan sesat dari orang kafir dan tak beriman. Barokallah . Semoga sekh damai disisi Allah. Amin.

    • @restyfitrianti3322
      @restyfitrianti3322 28 днів тому

      Hati hati dengan komentarmu , barang kali kelak allah jebloskan dirimu pada kelompok yang kau katakan begitu

  • @abimanyu8951
    @abimanyu8951 Рік тому +1

    MasyaAllah

  • @tobarijuhdi5291
    @tobarijuhdi5291 Рік тому +1

    cakep sheh

  • @birhasanidrs4113
    @birhasanidrs4113 Рік тому +2

    Kalau ada perbedaan .dizaman nabi yang menyatakan benar itu nabi . Tetapi nabi menyatakan jika umur panjang ummat akan menyAksikan perpecaran . Lulu yang selamat perbedaan firgah aswaja. Maka kita harus menganalisa dari orgasasi mana paham firqah yang selamat0

  • @ripaji9425
    @ripaji9425 Рік тому +1

    Kesimpulannya dengarkn dulu sblm di tolak. Jngn kita saling cela intinya.

  • @user-db9nj8rx6q
    @user-db9nj8rx6q 9 місяців тому +1

    ok

  • @jaissyakbani7765
    @jaissyakbani7765 Рік тому +5

    Kenyataan orang Muhammadiyah banyak yang yasinan dan jiarah kubur...karena intinya mendoakan orang-orang yang telah meninggal.

    • @HaryantoSMP1PaliyanGK
      @HaryantoSMP1PaliyanGK Рік тому +1

      Kebetulan saya orang sejarah, Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, almarhum, yang mantan ketua umum Muhammadiyah itu dosen saya dan beliau seorang sejarawan, ahli sejarah. Dalam sejarahnya, KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah itu sebetulnya juga tahlilan dan ziarah kubur. Bahkan ketika orang tua KH. Ahmad Dahlan (KH. Abubakar) meninggal juga didoakan dengan tahlilan sebagai doa pengampunan. Tidak hanya itu ketika KH. Ahmad Dahlan (waktu itu namanya masih Darwis) mau naik haji berangkat ke Mekkah juga digelar acara tahlilan dan pembacaan Maulid Barzanji di rumahnya. Ini adalah bagian dari sejarah, biografi KH. Ahmad Dahlan.
      Keputusan Muhammadiyah tidak tahlilan itu belakangan setelah Kyai Dahlan wafat, yaitu sejak periode KH. Mas Mansyur membentuk Majlis Tarjih dan dari sinilah sebetulnya banyak peribadatan-peribadatan lama ditinggal menyesuaikan perkembangan zaman. Misalnya penafsiran agama yang lebih praktis dan rasional. Majlis Tarjih juga memutuskan meninggalkan kebiasaan doa qunut dalam shalat shubuh, shalat tarwih menjadi 8 rakaat, doa iftitah dari kabiro diganti baid baini, ushali dalam shalat tidak dicapkan dll.
      Dengan kata lain, banyak peribadatan² dizaman KH. Ahmad Dahlan direvisi dan ditinggal oleh Majlis Tarjih karena Majlis Tarjih adalah produk penggodokan hukum melalui *ijtihad* di tubuh Muhammadiyah yang memiliki semangat pembaharuan.
      Drs. Sukriyanto AR M.Hum (anaknya Pak AR Fahruddin, mantan ketua Muhammadiyah) Ketua PP Muhammadiyah mengakui bahwa, Muhammadiyah masa Kyai Ahmad Dahlan memang belum ada penekanan khusus terhadap perkembangan fiqih. Masih menggunakan sayyidina dalam menyebut nama Nabi Muhammad saw, masih menggunakan qunut dalam sholat shubuh. Bahkan kata putra Pak AR Fahruddin tersebut, Kyai Dahlan biasa mengajak santrinya untuk berziarah kubur tahlilan mendoakan para wali ketika menjelang tiba bulan Ramadhan.

    • @munai207
      @munai207 Рік тому

      ​@@HaryantoSMP1PaliyanGK
      Benar sekali, Mas. Kalau kita
      mau membaca dan mempe-
      lajari buku yang berjudul =
      Muhammadiyah Itu NU, karya
      Moh. Ali Shodikin. Akan terbuka
      cakrawala pemikiran kita.

  • @ndedkun7577
    @ndedkun7577 8 місяців тому +2

    Pendapat boleh beda,tapi jangan memecah belah ummat

  • @ryannuraliansah714
    @ryannuraliansah714 Рік тому +2

    Assalamualaikum, Rasulullah Muhammad Saw, pernah bersabda sebelum wapat, ,,,,,,, umat ku nanti akan berpecah pecah menjadi 73 golongan, satu diantara 73 golongan tersebut yang akan masuk surga, yaitu Ahlu Sunnah walzamaaah, golongan yang 72 itu di anggap sesat,,,,,,,,, dari imam Tirmidzi hadist itu sahih ,(HR) Tirmidzi dari abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ,,,,,,,,dan baca juga Al-Quran surah Al-An'am ayat 159 ,,,,,,,, Allah hummasali alasaidina Muhammad waalaali Alasaidina Muhammad,

  • @alfarizi3634
    @alfarizi3634 Рік тому +10

    Nu dan muhammadia mantap bagus baik benar ngk ada beda nya tuhan nya 1 allah swt amin 2 semoga dua dua nya masuk surga

    • @arifrachman9931
      @arifrachman9931 Рік тому +1

      Di gadang malang ada musholla at taqwa adalah nu kalau masjid al falah muhammadiyah😊

    • @tinaayundabastari9565
      @tinaayundabastari9565 10 місяців тому

      Aamiin.
      Sy sih g netral,, seperti yg syekh katakan.
      Tp jika boleh berpendapat, organisasi yg disini yg terlihat angkuh, suka mencaci, merasa paling benar, yg banyak teriak2,banyak ngomong jorok,merendahkan pihak lain, adalah organisasi NU.
      ayolah saudara sesama muslim.kita bersatu.bkn terpecah belah bgini,dg kurang nya pemahaman,atau kurang nya rasa TAWADHU.

    • @riyanadi9793
      @riyanadi9793 4 місяці тому

      ​@@tinaayundabastari9565betul NU selalu bubarin kajian dan muhammadiyah aja di bilang wahabi dan manhaj salaf dibilang wahabi lalu wahabi sbnrnya siapa😂😂😂

  • @boieka4979
    @boieka4979 Рік тому +1

    Perbedaan,itu Rahmah. Yang jadi masalah,,bila Anda tidak mau menerima perbedaan. Nah,itu jadi masalah. Okey?

  • @chanelbisnis2162
    @chanelbisnis2162 8 місяців тому +1

    Jika saya Muhammadiyah shalat di masjid NU, apakah tata cara shalat nya ikutin imam? Seperti pake ushali? Dan iftitah nya Allahuakbar kabiro? Atau sesuai kebiasaan saya langsung baid baynii?

  • @gunturfaisal7094
    @gunturfaisal7094 6 місяців тому +2

    Ya benar islam di indonesia bukan nu atau muhammadiyah atau yang lainnya.......yang penting ahlusunnah wal jamaah.......

  • @Daslend
    @Daslend Рік тому +1

    Mantap Muhammadiyah, benar, 1sawal jatuh Hari Jumaat

    • @Damarbagusku
      @Damarbagusku Рік тому

      Eits.. Tapi ternyata bulan purnama nya pas tanggal 15 pada malam sabtu. Jadi, otomatis tanggal 1 syawal benar sesuai sidang isbat pemerintah... Alhamdulillah

  • @feridachi9515
    @feridachi9515 4 місяці тому +1

    NU madzhab Syafi'i n Muhammadiyah Mazhab Hambali. Sebenarnya NU gak murni madzhab Syafi'i. Buktinya abis sholat jamaah dzikirnya berjamaah n jahar sesuai pendapat Imam Hambali yang menganggap hadits ttg Rasul dzikir jahar sesudah sholat jamaah itu untuk terus menerus. Sedangkan imam Syafi'i menta'wil klo Rasulullah melaksanakan dzikir jahar supaya para sahabat hapal dzikir n klo dah pada hapal disunahkan dzikir nya masing-masing n tidak jahar yg justru diamalkan oleh warga Muhammadiyah yg bermazhab Hambali. Semua pendapat Imam-imam tersebut n pengamalan yg dilakukan NU n Muhammadiyah tuh dah benar. Yg gak bener tuh yg tak mau sholat n berdzikir

  • @toginn810
    @toginn810 Рік тому

    adakah hadits yang mengatakan, hanya orang N. U. yang masuk surga, pak Ustadz 🙏🙏

  • @irwandiiwanirwandiiwan
    @irwandiiwanirwandiiwan 8 місяців тому +1

    Giman ya nik kayaknya ulama terlalu mengumbar yang sunah sunah ini umat mau dibawa kemana

  • @sofiansulaiman4308
    @sofiansulaiman4308 Рік тому

    Assala-mualaikum warohmatullah hiwabarokatuh wahai sedara seAgama dgnku sekelian.
    Sy tak berapa setuju dgn amalan Sheikh Jabeer Ali.
    "Bila sy pergi tempat yg baca siir....sy akan siir. Kl tempat itu jahar....sy akan jahar. Kl tempat itu....zikir bersama sama, sy akan zikir bersama sama. Kl tempat itu tidak zikir, sy tidak akan zikir."
    Ini dinamakan "Play Safe".
    Mahu semua org...suka pada dirinya.
    Ini bukan cara/kaedah yg di ajar oleh Rasulullah saw.
    Bid'ah tetap Bid'ah.
    Mahu terus beramal dgn Bid'ah, silakan.
    Sebab itu, di tempat sy....ada Imam Solat yg memulakan dgn:
    1. Surah An Nas
    2. Lila hi taala
    3. Astaqfirrullah hal Azim
    4. Usolli
    Sy sebagai makmum, takbir sahaja.
    Selepas beri Salam.....
    Imam akan beristiqfar 3×
    Astaqfirrullah hal azim alladzhi.....
    Sy hanya istiqfar pendek 3×
    Apabila Imam zikir seterusny, sy tidak akan ikuti.(nak solat baqdiyah....tak boleh sebab suasana bising. Ia mengganggu solat)
    Sy tunggu hingga jemaah selesai zikir mrk, then baru sy solat baqdiyah.
    Wsalam

    • @MuhammadImran-ec6ps
      @MuhammadImran-ec6ps Рік тому

      Yah silahkan.. Hanya Allah yang tahu mana benar dan salah

    • @muhammadngazis9091
      @muhammadngazis9091 Рік тому

      Apa menurut anda bacaan basmalah jhr dan baca kunut bid'ah'?, Setelah shalat berIkir,baca thlil, tahmid, berdoa bid'ah' apakah bila tidak melakukan hal itu, mereka anggap shalatnya gak sah? Dan apakah anda hapal semua hadist yg membahas hal tersebut dari yg dhaif Samapi yg sahih? , Sekh ali diterima oleh berbagai ormaa keagamaan tapi saya rasa anda yg fanatik dengan pemahaman kelompokmu Taka akan suka.

    • @muhammadngazis9091
      @muhammadngazis9091 Рік тому +1

      Mengapa tidak mencari masjid yg zikir sendiri sendiri ?, Atau pulang dan shalat sunah dirumah saja?, Mengapa kau Bebani dirimu dengan perasaan yg akan mbawa dirimu pada kebncian ?, Atau bilaampu maka seharusnya anda tampil untuk mimpin? Dan merubah keadaan. Bila tidak jangan yerlaluemaksakan diri dan jangan terkenal pada slogan cinta dan benci. Bisa jadi yg berbeda itu juga sunah, bisa jadi yg kau anggap bid'ah',juga bukan bid'ah'. Makasih.

  • @abumamat874
    @abumamat874 Рік тому +1

    Maknanya Islam di dirikan atas pendapat ulama Ustaz kiayai bkn wahyu....NGAWUR...
    Islam agama ciptaan manusia 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣