+asyhroful huda siapa bilang kh.Ahmad dahlan&kh.Hasyim ashari itu teman salah bung?yg benar ke duanya saudara berguru yg sama di mesir,cuma sekembalinya ke tanah air beda misi saja kh.ahmad dahlan langsung praktek da'wah kalau kh.Hasyim ashari da'wah menulis buku,baca sejarah yg benar
NU ada konsep Islam Nusantara,Muhammaddiyah ada konsep Islam berkemajuan.. kalau digabung kedua konsep ini maka akan menjadi Islam Nusantara yang berkemajuan.
Mantap Allahuma sholli ala muhammad wa ala ali muhammad Nu sholawat pake sayyidina yg artinya tuan, klo muhammadiyah tidak pake sayyidina Dan sholat subuh, nu pake doa qunut muhammadiyah tidak
Pendiri NU Keturunan Nabi SAW... Pendiri Muhammadiyyah Keturunan Nabi SAW... Pendiri FPI Keturunan Nabi SAW... Mari kita bersatu .... Kita semua bersaudara... Jangan mau diadu-domba... Mari bersama-sama menjadi apa yg diinginkan oleh Rosulullah SAW... Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...
saya sebagai warga NU, dan bangga dengan NU, tapi saya salut dan bangga juga terhadap warga Muhammadiyah yang tau sejarah dan biografi sang pendiri Muhammadiyah. salam "JAS MERAH"
Muhammadiyah dan NU itu saudara seperguruan dan seperjuangan, seperjuangan untuk mencerdaskan bangsa.. Semoga kedua organisasi ini selalu bisa menjaga dan mengawal bangsa yg besar ini..
pada awal berdirinya muhammadiyah sekitar tahun 1912, aqidah faham amalan muhammadiyah sama persis dengan NU (pakai qunut subuh, tahlilan, do'a bersama, tarawih witir 23 rakaat, adzan jumat 2 kali dsb). karena pendirinya KH. Ahmad Dahlan satu perguruan dengan KH. Hasyim Asyari pendiri NU (sama2 berguru kepada KH soleh darat semarang, KH kholil bangkalan madura. kitab2 muhammadiyah yg asli jg masih ada d yogyakarta. baru ketika setelah sekitar tahun 1950 an, sepeninggal KH ahmad dahlan, berdirilah majlis tarjih dan amalan muhammadiyah berubah
Guru Muhamadiyah & NU yaitu, Syaikh Ahmad Khathib Al-Minangkabawi asal Minangkabau. Ia lahir di Koto Tuo, Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada tanggal 6 Zulhijah 1276 H dan meninggal di Mekkah pada tanggal 8 Jumadilawal 1334 H.
Dakwah kita itu untuk Islam, bukan untuk gerakan. Kita berjuang untuk Islam lewat gerakan. Jadi jangan fanatik biar gak saling nyinyir. Karena dakwah setiap gerakan itu saling melengkapi. Lihat kelebihannya saja, jangan lihat kurangnya.
Mukti dpt prtanyaan berbeda yg sulit tuk dijawab, tp beliau bisa menjawab dg cair... Dan itu cerdas, said agil bgus jg meski normatif. Nu Muhammadiyah bersatu indonesia MAJU
Sya dri keluarga NU Bertmpt tinggal di wilayah NW Calon suami Salafi Sya nagajar di sekolah Muahammadiayh... MasyaAllah...banyak sekli ilmu yg sya dapat.
NU & Muhammadiyah adalah organisasi islam Nasional indnesian yg damai NU & Muhammadiyah itu jls Organisasi yg di akui sbgai benteng islam yg kokoh keberaadaanya umat yg sangat tolenransi kebenekaan nya bersama NKRI ❤👍🏻👍🏻👍🏻
Muhamadiyah dan NU satu guru satu ilmu mari kita bersatu berpegangan tangan dengan erat dan rangkulah saudara saudar kita satu guru satu ilmu perubahan negara Indonesia yang amanah dan lebih maju
Seharusnya yang paling wajib di Taati adalah ALLAH S W T Dan Rosul-RosulNYA Dan melaksanakan syari'at Islam secara keseluruhan yang ada dalam firman ALLAH S W T Yaitu Al-Qur'an dan hukum Pidana ALLAH S W T atau hukum Qisas supaya ada efek jera pada seluruh manusia.bertobatlah pada ALLAH S W T
Bangga dg Muhamadiyah n NU Mencerdaskan anak bangsa Membuat anak bangsa berahlak baik Dan menghasilkan anak2 bangsa yg berkwalitas Mewujudkan bersama Negara Darussalam ( negara penuh kedamaian ). Saya Muslimah sangat bersyukur tapi saya juga mencintai saudara2 yg non muslim
@@Hamidnurrohman toleransinya kyk gimana dulu, klo toleransi di bidang pekerjaan atau urasan yang berupa duniawi, Muhammadiyah juga toleran. Tapi kalo Sampek kearah agama beda lagi...
Nu rukun Teposeliro rendah diri luar biasa YA NAMANYA ORANG DESA TAPI AKU BANGGA INDONESIA TERCINTA YANG BERDIRI TEGAK SELALU CINTA DAMAI MAKMUR SEJAHTERA UNTUK SELURUH UMAT DAN DUNIA
Sebetulnya pada masa- masa awal berdirinya Muhammadiyah (zaman KH. Ahmad Dahlan) organisasi ini bisa dikatakan sama dengan NU. Sama-sama tarweh 20 rakaat, berqunut shubuh, baca niat pakai usholi, habis sholat baca wirid dll. Dengan kata lain, sama-sama bermazhab Syafi'i. Adapun tentang sumber dan pemaparan sejarah, sebetulnya antara lain bisa dilacak dari beberapa sumber primer, tentang ubudiah (cara beribadah) Muhammadiyah itu pada masa itu masih sama dengan NU. Bukankah keduanya (Kyai Dahlan dan Kyai Hasyim Asy`ari) juga selalu sama dalam keguruan ketika masih santri/mondok --- baik di tanah air maupun di Mekkah?. Dikatakan dari salah seorang cucu beliau, KH. Ahmad Dahlan kalau malam Jum`at biasa membaca Ratib Haddad (semacam wirid seperti tahlilan). Paparan diatas ilmiah dan akurat dari beberapa sumber primer yang bisa dilacak pada pelaku-pelaku sejarah langsung secara berantai yang hidup satu zaman dan generasi sesudahnya (semacam sahabat atau tabi`in kalau zaman Nabi). Termasuk informasi keluarga atau cucunyanya, dan tokoh-tokoh teras Muhammadiyah sendiri. Dari tokoh teras bahkan saya pertama kali mendengar langsung saat kuliah di UNY dan tidak tanggung-tanggung Prof. Dr. Ahmad Syafii Ma`arif yang dikenal sebagai sejarawan (ahli sejarah) dan juga orang kedua di Muhammadiyah (waktu itu ketua umumnya Dr. Amin Rais, wakilnya Pak Syafii Ma`arif itu) menyatakan kalau KH. Ahmad Dahlan itu shalat tarwehnya 20 rakaat seperti NU dll seperti sudah saya sebut diatas. Pak Syafii Maarif pada akhirnya juga menjadi ketua umum Muhammadiyah menggantikan Pak Amin. Sumber primer lain adalah kitab karangan KH. Ahmad Dahlan sendiri yang berjudul “Fikh Muhammadiyah“( 3 jilid) yang beberapa tahun lalu ditemukan dan tersimpan di Keraton Yogyakarta. Teks kopiannya juga bisa dilihat di internet. Sebetulnya yang membedakan NU-Muhammadiyah diawal berdirinya adalah sistem pendidikannya. Hal demikian karena KH. Ahmad Dahlan tertarik kepada pembaharuan Islam yang melanda di dunia Arab waktu itu dari ide-ide Syaikh Muhammad Abduh, Rosyid Ridho, dan Jamaluddin Al- Afghani yang menekankan pentingnya umat Islam belajar ilmu-ilmu modern dari Barat agar tidak tertinggal dengan mereka (Kristen?). Oleh karena itu KH. Ahmad Dahlan kemudian mendirikan sistem madrasah (sekolahan-sekolahan) dengan memadukan ilmu agama dengan ilmu umum. Sementara NU model pendidikannya tetap mempertahankan pada tradisi lama (pesantren) dengan sistem Sorogan dan Bandongan. Sorogan adalah model mengaji seperti di surau-surau atau langgar di zaman dahulu dengan mengajari Alquran kemudian menirukannya. Adapun Bandongan dengan menyimak ketika seorang ulama/kyai membaca sebuah kitab kuning atau hadits. Dari sinilah yang membedakan dengan NU. Jadi dilihat dari sistem pendidikannya yang saling melengkapi. Muhammadiyah kemudian banyak belajar dari pendidikan modern, bahkan KH. Ahmad Dahlan juga tidak jarang melihat-lihat yayasan Katolik di Yogyakarta (di Kota Baru, sebelah timur Sungai Code atau sebelah barat Lapangan Kridosono) mengamati bagaimana berorganisasi pendidikan dan sosial (sekolahan, rumah sakit, gerakan kepanduan dll yang sudah lebih dahulu berdiri). Hasilnya juga bisa kita lihat sekolah-sekolahannya maju, rumah-rumah sakit (PKO) menjadi bersaing dengan RS Bethesda dari Yayasan Katolik yang dahulu dicontohnya. Pendirian sekolah-sekolah (dampak dari politik etis Belanda -- balas budi akibat sistem tanam paksa) dan rumah-rumah sakit sesungguhnya merupakan bagian dari kegiatan missionaris/zending kristenisasi. Tetapi KH. Ahmad Dahlam mengambil sisi positifnya sebagai bagian dari modernisasi agar umat Islam tidak tertinggal dengan dunia Barat. Sebetulnya yang pertama kali berdiri bukan Muhammadiyah, tetapi Jamiat Khoir pada tahun 1901 didirikan oleh para keturunan Arab khususnya para habib yaitu oleh Sayyid Aboebakar bin Alie bin Shahab, Sayyid Abdullah bin Hoesin Alaijdroes, Sayyid Alwi bin Abdulrachman Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Mohamad Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Abdullah Alatas, Sayyid Aijdroes bin Achmad bin Shahab dan dan lain-lain. Dan KH. Ahmad Dahlan sebagaimana kyai-kyai Jawa lain pada masanya dekat dengan kalangan para habib, bahkan nama Ahmad Dahlan sendiri adalah pemberian dari gurunya yang juga seorang habib ketika belajar di Mekkah yaitu Sayyid Abubakar Syatho (sebelumya Ahmad Dahlan itu bernama Darwis). Muhammadiyah sendiri ketika berdirinya (1912), tidak bisa dilupakan peran dari Jamiat Khoir (malah sebelumnya KH. Ahmad Dahlan adalah juga anggota Jamiat Khoir) terutama dorongan Sayyid Abdullah bin Alwi Alatas, beliau memberikan keuangan untuk berdirinya perkumpulan Muhammadiyah. Perkumpulan ini (Jamiat Khoir dan Muhammadiyah) didirikan sebagai reaksi terhadap kondisi umat Islam di zaman Hindia Belanda khususnya di Jawa yang pada waktu itu tidak mampu menghadapi tantangan zaman karena keterbelakangan umat dan kondisi pendidikan Islam yang dinilai sudah kuno, sehingga tidak mampu mengantisipasi dan bersaing dengan sekolah-sekolah Missionaris dan Zending (Katolik dan Protestan). Dua hal itulah tujuannya mengapa organisasi Jamiat Khoir dan Muhammadiyah didirikan (pada waktu itu).
*NU & MUHAMMADIYAH* *Kyai Hasyim* (Hasyim Asy'ari) adalah pendiri NU. Pondoknya di Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Hampir semua kyai pendiri pondok pesantren di Jawa umumnya adalah pernah belajar kepadanya sehingga diberi gelar *Hadratusy Syaikh* (Maha guru). Ada kisah menarik. Waktu itu belum ada Muhammadiyah, belum ada NU. Kedua ormas terbesar di Indonesia itu belum didirikan. Suatu saat ada santri dari Kauman Jogja bernama *Basyir* mengadu dan menjelek-jelekkan *KH. Ahmad Dahlan* dihadapan Kyai Hasyim Asy'ari gurunya. KH. Ahmad Dahlan adalah tetangga Basyir yang baru pulang dari Makkah, dan diangap membuat _odo-odo_ baru, sehingga memancing keresahan antara masyarakat kampungnya di Kauman. “Siapa namanya?” tanya Kyai Hasyim. "Ahmad Dahlan” "Bagaimana ciri-cirinya?” Santri Basyir menggambarkannya. "Itu Kang Dahlan!” Kata Kyai Hasyim. Kyai Hasyim dan Kyai Dahlan adalah teman satu pondokan dalam mengaji di pondok Kyai Saleh Darat Semarang dan ketika ngaji di Mekkah. “Tidak apa-apa”, kata Kyai Hasyim, “yang dia lakukan itu _ndalan_ . Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya." Pada akhirnya Basyir justru mendapat _dawuh_ amanat membantu perjuangan KH. Ahmad Dahlan. Tidak hanya Basyir tetapi juga santri Kyai Hasyim Asy'ari lain yang dari Kauman Jogja yaitu *Fahruddin* juga mendapat _dawuh_ yang sama. Satu tahun kemudian ketika Kiai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kiai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya. Yang menarik kedua santri KH. Hasyim Asy'ari diatas -- putra-putranya akhirnya pernah menjadi orang nomor satu di Muhammadiyah semua. Kyai Fahruddin berputera *Pak A.R Fahruddin* pernah menjabat ketua umum di Muhammadiyah. Setelah itu diganti puteranya Kyai Basyir yaitu *Ahmad Azhar Basyir, M.A.* Kyai Basyir beliau juga titipkan anaknya Ahmad Azhar Basyir kepada kyai NU Kiai Abdul Qodir Munawwir (kakak ipar Kiai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan al-Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan bisa dikatakan, Ahmad Azhar Basyir hampir tak pernah ketinggalan mengikuti pengajian Kiai Ali Ma’shum ketika di Krapyak. *KH. ALI MAKSUM, KH. AZHAR BASYIR dan AZIZ* Senja kala itu, santri dari Pati bernama Aziz tiba di Pesantren Krapyak usai menempuh perjalanan beratus kilo dari kediamannya di bagian utara Jawa Tengah. Merasa letih, Aziz kemudian mencari tempat teduh di celah pesantren sekedar untuk beristirahat sembari menunggu jeda Magrib. Maksud dan tujuan ia datang ke Krapyak adalah untuk mendalami keilmuan KH Ali Maksum. Selepas berjamaah, Aziz sowan ke ndalem (rumah) Mbah Ali, memohon restu mengangsuh-kaweruh di Pesantren Krapyak. Ia memperkenalkan diri, bertukar kabar, sampai berkisah mengenai perjalanannya dari Pati hingga sampai di Krapyak. Alih-alih langsung direstui, Mbah Ali malah menguji Aziz. Ia diperintah Mbah Ali meneruskan bait di nazam Alfiyah. Mulanya, Aziz ketar-ketir mendapat tantangan tersebut. “Ayo coba, teruskan nazam ini..” Mbah Ali melantunkan sebait nazam dan dengan lanyah Aziz meneruskan. “Baik, sekarang dibalik. Dibaca dari belakang..” perintah Mbah Ali. Seperti tantangan pertama, Aziz lanyah, tangkas, meneruskan bait-bait yang diucapkan Mbah Ali. Merasa terkagum, Mbah Ali lantas berujar, “Yo wés Ziz, koe wés ra usah sinau agomo nang aku. Besok pagi selepas subuh ikut aku yaaa…” “Nggih, Kiai.” Aziz menjawab gugup. Namun jiwa santrinya menuntun Aziz memilih _sami’na wa atho’na_ dan segera pamit untuk menyudahi sowan yang begitu menggetarkan tadi. Sembari keluar dari ndalem Mbah Ali, Aziz gusar dan terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Kira-kira besok pagi Mbah Ali mau ngajak ke mana ya?” Keesokan harinya, Aziz diajak Mbah Ali pergi. Berdua mereka berboncengan menaiki vespa. Sementara Mbah Ali menyetir di depan, Aziz yang di belakang semakin gusar. Pertanyaan malam terus menggeliat dalam pikirannya. Hingga vespa Mbah Ali berhenti di depan sebuah rumah. Mbah Ali berucap salam sembari tangan kanannya mengetok pintu rumah. Tak berselang lama seorang membukakan pintu. Yang tampak adalah sosok orang tua gagah, berkaca mata dan berpenampilan rapih. Mbah Ali lalu beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Teh hangat dan hidangan ringan terpapar di meja. Aziz mendapati di sekeliling ruang tamu buku-buku tertata sangat rapih di rak. “Ini Kiai Basyir sekarang kamu kutitipkan di sini. Belajarlah kepadanya, habiskan buku bacaannya,” pesan Mbah Ali pada Aziz. Seketika perasaan Aziz kalut. Ekspestasi kepergiannya ke Krapyak untuk menimba ilmu ke KH. Ali Maksum, tapi seperti ada “takdir” lain. Ia diperintahkan supaya belajar pengetahuan umum ke tokoh Muhammadiyah, KH. Basyir. Selang beberapa tahun kemudian, Mbah Ali berniat mengambil Aziz di kediaman Kiai Azhar Basyir untuk diboyong kembali ke Krapyak. Sendiri beliau mengendarai vespanya. Sesampainya di kediaman Kiai Azhar, Mbah Ali terkekeh ketika mendapati Aziz sedang membaca buku di pelataran rumah Kiai Azhar. “Loh. Sekarang kamu sudah bisa pakai celana, Ziz?” Aziz diam tak membalas. Kepalanya merunduk tersenyum malu. Mbah Ali masih mengamatinya dari ujung kaki sampai pucuk rambut. Terkekeh. Tak berselang lama, Kiai Azhar Basyir mengenali tawa tersebut dan keluar rumah. Kembali mereka berdua beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. “Ngéné yo Syir, sekarang anakku, Aziz mau kubawa kembali ke Krapyak. Kiranya sudah cukup ia dua tahun belajar di sini. Nanti kalau terlalu lama, takutnya ia jadi Muhammadiyah.” Mereka berdua tertawa. Aziz tidak ikut tertawa, merasa belum maqamnya mengikuti tertawa para ulama unggul dari NU dan Muhammadiyah ini. Masih dalam kondisi tertawa, Mbah Ali berujar, “Lihat saja”, telunjuk Mbah Ali tertuju ke celana Aziz, “sekarang dia sudah pakai celana, padahal sewaktu pertama kali ke sini ia masih memakai sarung.” Gelak tawa kembali memenuhi ruang tamu, kecuali Aziz yang hanya mesem. Menurut Shohibul Hikayat, santri bernama Aziz dari Pati ini adalah ayahanda dari M. Imam Aziz (ketua PBNU dan staf khusus wapres). Belakangan diketahui jika Azhar Basyir ketika muda, ia dititipkan kepada KH Abdul Qodir Munawwir oleh ayahnya sendiri, Kiai Basyir-untuk belajar Alquran. Ayah KH Azhar Basyir, yakni Kiai Basyir, pernah mengenyam pendidikan pesantren di Tebuireng Hadrastusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Tidak hanya itu, Azhar muda juga tidak pernah absen mengikuti pengajian kitab kuning yang diampu oleh KH Ali Maksum. Setelah belajar di Krapyak, Azhar melanjutkan ke Tremas-Pacitan dan lalu Kairo. Di Kairo Azhar berjumpa dan berkarib dengan Gus Dur. Sekembalinya dari Kairo, Kiai Azhar Basyir menjadi Ketua PP Muhammadiyah dan Gus Dur menjadi Ketua PBNU. _Hairus Salim_ ..
aku bangga adanya NU dn muhammadiyah yg ada d indonesia buat umat islam bisa bersatu wl ad perbedaan tp tujuanya sm tuk menuntun umat ke jalan yg benar gx sesat,muda mudaan bisa buat contoh ormas2apapun yg damai gx saling menjatuhkn.
NU dan Muhammadiyah tak boleh dipisahkan dua sejoli harmonis tdk saling arogan walaupun ndak sama tp kita bersatu kita bermasyarakat bersama dan saling mengeti dan saling menghargai... Semangat NKRI salam kiyai pribumi yg kain pulang aja kenegaranya
NU-Muhammadiyah itu saling melengkapi, masing2 memiliki kelebihan dan kekurangan. Contoh saja, kenapa di desa-desa itu dengan mudah diislamkan NU sementara susah sekali menerima Muhammadiyah. Sebaliknya di perkotaan lebih bisa menerima Muhammadiyah ketimbang NU. Dengan kata lain, karakter orang kota yang rasional itu lebih cocok dengan Muhammadiyah yang rasional juga. Sementara NU mempertahan tradisi Islam jaman dulu sehingga lebih adaptif dengan masyarakat kultural pedesaan. Misalnya kesaktian para ahli sihir tradisi (ketua adat, dukun, jawara) itu hanya bisa dilawan oleh ulama-ulama semacam NU itu sehingga ketika mereka kalah dengan mukjizat Alquran dari ulama atau kyai mereka baru mengakui dan masuk Islam. Sebaliknya di Muhammadiyah dari latar belakang didirikannya saja yang ingin memajukan masyarakat melalui pendidikan adalah trend dari kemajuan yang tidak bisa dihindari apalagi di perkotaan. Disinilah kenapa Muhammadiyah lebih bisa diterima di perkotaan karena memiliki kesamaan karakter (rasional). Jadi sesungguhnya tidak usah saling klaim mana yang lebih hebat, karena kenyataannya memiliki kelebihan masing-masing. Islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara ini tidak bisa dilepaskan dari peran NU, sebaliknya di kota lebih diambil perannya oleh Muhammadiyah. Mana yang lebih tinggi dan berperan? Ya, tentu saja semuanya berperan dan tinggi di tempat masing-masing.
Saya berdampingan hidup dgn muhammadiah.. Klo td abdul mu'ti bilang lebaran muhammadiah lbh dulu dan banyak yg ikut muhammadiah.. gak semua nya.. karna NU makain kesini makin tambaha banyak
Almuslim akhul muslim , bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, politik jangan dijadikan perpecahan diantara umat muslim, NU, dan Muhamadiyah sama juga Rifaiyah, adalah satu guru, Jayalah ketiganya,
Baru mmbuka pembicaraan udah nyentil #NU tapi gpp nu wong santai kok ahli sunah wal jamaah. kata jamaah itu jumlah yg banyak jadi bisa menghargai pendapat dari setiap orang 😊 bangga banget jadi wong NU
Kalu buah masak biasanya jatuh sndiri,. Gak prtlu di lmpari batu Tapi sayang SAS ahir2 ini kslu pidato kok hsmpir selalu mnjelekan ulamma yg lain, ump Pemilik Jenggot itu biasanya otsknys bodoh, cerita anjing lebih baik dari kiai (cerita versi nya), memuji tradisi karbala (syiah), ..senang kalu iblis ikut solat...., Yg tdk pntas di sampaikan...maaf sy juga pengagum beliau dulu...
Yon doni makanya sering membaca gan, kalau soal jenggot panjang itu bodoh itu hasil ilmu manteknya Imam Syafi'i, anjing lebih mulya itu anjing nya ashabul kaffi, iblis ikut sholat dalam artian elo masih suka di puji ketika elo sholat bukan karna allah melainkan di puji orang lain (itu perbuatan setan/iblis).
Cukup sudah saling menghina antar umat muslim. Beda baju, beda topi beda jubah bahkan beda bendera biarkan saja. Karna Islam/umat muslim punya cara yg beda2 dalam mengAgungkan Allah dan Rasulullah. Yang maha tahu persis isi hati, fikiran manusia Hanya Allah SWT. Demi Allah aku bahagia dan menangis melihat Vidio ini. Mudah2han kita semua diberkahi. Amin.
Gak ada bedanya antara NU Dan muhammadiyah karena pendiri NU dan Muhammadiyah mempunyai guru yang sama dari minangkabau yang merantau ke mekah yaitu syeikh ahmad khatib al-minangkabawi yang menjadi imam besar dimasjidil haram yang bermazhab safi'i..... Sekarang timbul hujat menghujat apa kalian gak malu sama pendiri² kalian..... Tapi buat saya maaf sebelumnya, tolong hilangkan kata² "islam nusantara" itu, ISLAM itu cuman satu. dan kalau tidak di hilangkan kata² ini bisa menimbulkan gejolak baru.....
gak faham islam nusantara ya mas?. 😂😂😂 islam nusantara itu gagasan islam yang ada dinusantara, gak lebih dari itu kok 😂😂 coba tanya kiyai2 dulu deh wkwkk
Saya dari SD - SMP di NU. SMA DI MUHAMMADIYAH, dan di samping belajar Agama belajar cara berorganisasi di Muhammadiyah luar biasa. Alhamdulillah punya manfaat yg luar biasa.
NU Didalam Aqidah Lebih Cenderung Kepada Teologi Asy'ariyah Dan Shufiyah, Mereka Mentakwil Sebagian Ayat-Ayat Tentang Sifat Allah, Seperti Tangan Allah, Wajah Allah, Allah Di Atas Arsy, Dan Yang Lain-Lainnya, Mereka Beristighatsah, Bertawassul Dan Ngelap Berkah Kepada Para Waliy Dan Ulama Yang Telah Diwafatkan Oleh Allah Maupun Masih Hidup, Mereka Dzikir Dan Do'a Dengan Berjama'ah Serta Bershalawatan Berjama'ah, Itulah NU Sedangkan Muhammadiyah Dalam Aqidah Lebih Cenderung Kepada Teologi Salafi-Ibnu Taimiyah, Meyakini Allah Di Atas 'Arsy, Dan Menetapkan Sifat-Sifat Allah Sebagaimana Adanya Seperti Wajah Dan Tangan Allah, Tidak Beristighatsah, Tidak Bertawassul, Tidak Ngalap Berkah Seperti Kaum NU, Itulah Muhammadiyah Kalau Kita Jujur, Sebenarnya Ada Perbedaan Antara Kedua Ormas Itu, Tapi Meski Ada Perbedaan, Kita Tetap Bisa Membangun Negeri Ini Dengan Bersama-Sama Dan Membangun Persaudaraan Tanpa Permusuhan.
Iya benar sebagai orang yg dari kecil diajarkan tentang NU dan saya pernah mengenyam pendidikan di MD. Saya salut dengan MD tentang pendidikany. Tp NU juga bagus dalam segi kejernihan dan ketentraman hati. Saya NU dan akan tetap NU.
Hanya NU dan MUHAMMADIYAH yang berani berbeda, ini adalah pelajar penting bagi umat islam di indonesia, jikalau semua aliran/organisasi ikut sepaham bahwa perbedaan itu adalah rohmatalil'alamim. Bersatulah wahai umat islam indonesia, musuh kita bukan islam juga tapi, musuh kita adalah kafir dan orang munafik.
Saya sebagai anak dari seorang bapak yg aktif berorganisasi di muhamadiyah dan seorang ibu yg aktif berorganisasi di nahdatul ulama bisa saling tenggang rasa saling menghormati di dalam keluarga,,, ataupun didalam bermasyarakat...karena dalam perbedaan pada dasarnya satu tujuan yaitu meng esakan Alloh SWT...
Gak ad bedanya kok muhammadiyah dan nu. Karena ummi ku orang dari pesantren nu almarhum abi ku mengajarkan ku amalan muhammadiyah dan di sekolahkan Di muhammadiyah.mpe akhirnya ak jd bagian pengurus salah satu cabang muhammadiyah Cuma furu'aj nek kalo yakin ya jalanin kalo gak ya udah gak usah di jalanin. Amalan dzikirku nu amalan fardu ku muhammadiyah. Semua ad dalilnya.
Saya lahir dan besar di lingkungan NU. Saya 12 tahun sekolah dikauman muhammadiyah. Saya sholat bacaannya Muhammadiyah, saya juga ikut yasinan dan tahlilan dikampung.
Ya.. Seolah-olah nilai2 kebangsaan ngga ada dalam islam.. Gagalnya negara2 islam itu bukan salah dr islamnya, tp ada salah dr sistemnya dlm menjalankan islam itu sendiri... Pdhl klo mau pke aturan islam, semua aman.. Semua nyaman.. Tentram..
kan sudah di kasih contohnya, negara2 yg mayoritas penduduknya beragama islam, namun kurang ikatan kebangsaannya dilanda konflik terus menerus. Indonesia yg menghargai perbedaan agama, suku, budaya, dll diikat oleh ikatan/persaudaraan kebangsaan, dan sejauh ini tetap kompak dalam NKRI. Sama dulu waktu jaman Rasulullah mendirikan negara madina dimana penduduknya tidak semua beragama Isalam namun mereka bersatu dalam persaudaraan kebangsaan, yg dituangkan dalam piagam madinah. kalo negara madina jaman Rasul punya piagam madinah, Indonesia saat ini punya pancasila.
@@JagatRayaTribuana thanks udah di tag ya.. Sy sudah lumayan lupa detail percakapan di video ini..hhe... Point dlm komen sy adalah, kebangsaan sudah termasuk di dalam islam... otomatis... Piagam madina apakah isinya ada di dalam al-qur'an? Jwbnya ada.. Pancasila apakah ada? InsyaAllah ada.. silahkan di cek... Intinya islam sudah sempurna, manusianya (muslim) tidak... :)
Semoga islam tidak terpecah belah, tidak ada perselisihan ataupun timbul fanatisme pada suatu oganisasi. Tetap damai selalu, tentram, dan semakin banyak pengikutnya.
NU dan Muhammadiyah Itu adalah Organisasi bukan aliran, dan KH Ahmad Dahlan & KH Hasyim Asy'ari adalah teman satu guru.
+asyhroful huda
siapa bilang kh.Ahmad dahlan&kh.Hasyim ashari itu teman salah bung?yg benar ke duanya saudara berguru yg sama di mesir,cuma sekembalinya ke tanah air beda misi saja kh.ahmad dahlan langsung praktek da'wah kalau kh.Hasyim ashari da'wah menulis buku,baca sejarah yg benar
yang benar itu saudara jauh yg masih sedarah
Asyroful Huda guru dar mereka berdua adlh syekh kholil bangkalan
teman satu guru di mekah muridnya Syekh nawawi banten
+Asyroful Huda yaps,beliau berdua keturunanya ketemu di sunan giri kalo ga salah
NU ada konsep Islam Nusantara,Muhammaddiyah ada konsep Islam berkemajuan.. kalau digabung kedua konsep ini maka akan menjadi Islam Nusantara yang berkemajuan.
Mantull mass...
Nu dan muhammdiyah adalah satu guru
Tapi nusantara muncul menjelang pemilu...fatwanya juga aneh2 dan nyeleneh...
@@queen-wi4zn nusantara sudah ada dari dulu mas ya baru baru ini saja banyak yang baru tau
Maaf bang, islam nusantara itu maksudnya gimana ya?? #ask
Islam itu ya islam ga ad islam nusantara . Islam itu sma mau beda negara jg
NU MUHAMMADIYAH = ormas ademm, ormas Islam terhebat bagi INDONESIA
adem yaah pada waktu itu bahas agama juga. skrg jarang yang majelis spt ini adem
@Zain 777 gak ah...
@Zain 777 kebalik. Yg ada NU yg disusupi
@Zain 777 gk ah, Muhammadiyah itu jelas berpegang teguh pada Al Qur'an dan Sunnah bukan pada mazhab
Ada fpi ngamuk disini
Sebaiknya NU+ MUHAMMADIYAH bersatu dan rukun untuk keutuhan bangsa dan negara
NU & MD itu dua rel yg selalu berdampingan untuk melaju kereta ummat menuju selamat...
santri bangor ibarat sandal kanan dan kiri
Wahai saudara ku cobalah sekali2 dengar kajian shalaf, sunggu adem dan menambah ilmu
@@iyan8738 tetap pengajian NU dan Muhammadiyah yg paling adem.
Mbah Kh.Hasyim Asy'ari dan Mbah Kh.dahlan Adalah sama2 dr satu guru.👍👍
Sekarang konon banyak ngamaliyah yg beda ya, bang. Knp begitu ?
Alhamdulillah masih menjaga titipan KH. Ahmad Dahlan ... Semoga ttp istiqomah dgn Muhammadiyahku .
Mantap
Allahuma sholli ala muhammad wa ala ali muhammad
Nu sholawat pake sayyidina yg artinya tuan, klo muhammadiyah tidak pake sayyidina
Dan sholat subuh, nu pake doa qunut muhammadiyah tidak
Istiqomah harus mas..lebih manteb lagi pelajari risalah dr kyai.Dahlan hal ubudiyah amaliyah..salam Nahdliyin ampel
@@fikrifathansyah4343 aku NU tapi kalau sholawat gak pake saydina trs pas sholat shubuh gak pake doa qunut karena kadang² lupa, gmn tuhh?
@@oliviaziee1443 sah sholat nya,,,,,,,pakai qunut atau tidak,,,,saya kan shubuh nya dimasjid ya tidak lupa jadi pakai qunut dipimpin oleh ustad(imam)
@@muhammadsaepulhikam4070 Kalau kagak hapal do'a qunut baca aamiin saja / makmum.
MAYORITAS MUSLIM DI NKRI
NU & MUHAMMADIYAH
#SATU
ALLAHU AKBAR
Alhamdulillah 🙏❤️ Indonesia
4 tahun yg lalu 😱
@@bayu.ajiprasetyo1234 alwowkwowk
@@bayu.ajiprasetyo1234 😏
saya lihat sendiri di youtube Penyelesaian debat nu vs muhammadiyah ..kh.ahmad dahlan dan kh.hasyim itu bersaudara.
Pendiri NU Keturunan Nabi SAW...
Pendiri Muhammadiyyah Keturunan Nabi SAW...
Pendiri FPI Keturunan Nabi SAW...
Mari kita bersatu ....
Kita semua bersaudara...
Jangan mau diadu-domba...
Mari bersama-sama menjadi apa yg diinginkan oleh Rosulullah SAW...
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...
saya sebagai warga NU, dan bangga dengan NU, tapi saya salut dan bangga juga terhadap warga Muhammadiyah yang tau sejarah dan biografi sang pendiri Muhammadiyah.
salam "JAS MERAH"
Apa bangga jadi orang nu jgn ikut2an
Kita bersaudara juga saya Nahdlatul Wathan
Saya Muhammadiyah.... NU dan Muhammadiyah sama sama Bagusnya....
Sama" jaga nkri ya kang😊,,,salam nu
Rafi Nur Hakim salam persaudaraan
Salam seduluran
seeeeeppppp kang
Salam dari muhammadiyah .. cirebon timur
Muhammadiyah dan NU itu saudara seperguruan dan seperjuangan, seperjuangan untuk mencerdaskan bangsa.. Semoga kedua organisasi ini selalu bisa menjaga dan mengawal bangsa yg besar ini..
Pp bab
pada awal berdirinya muhammadiyah sekitar tahun 1912, aqidah faham amalan muhammadiyah sama persis dengan NU (pakai qunut subuh, tahlilan, do'a bersama, tarawih witir 23 rakaat, adzan jumat 2 kali dsb). karena pendirinya KH. Ahmad Dahlan satu perguruan dengan KH. Hasyim Asyari pendiri NU (sama2 berguru kepada KH soleh darat semarang, KH kholil bangkalan madura. kitab2 muhammadiyah yg asli jg masih ada d yogyakarta. baru ketika setelah sekitar tahun 1950 an, sepeninggal KH ahmad dahlan, berdirilah majlis tarjih dan amalan muhammadiyah berubah
👍
ua-cam.com/video/_m4nTooHNYo/v-deo.html
Saya juga baru tau itu dari suami sy..
Kami Muhammadiyyah Bukan Dahlaniyyah
Muhammadiyah bukan dahlanniyah kami mengikuti Al Qur'an dan hadits
Saya NU tapi saya Sekolahnya di MUHAMMADIYAH👍👍👍👍
Podo....
Ko sama ya
Sama😂😂😂😂😂😂
Sama😁
Sma😍😍😍dan gak pernh tuh dibeda2kan dlm mendidik..Nu n Mu..barokallah
NU=Nuntun Umat
NU=nunut Ulama'
NU=Nolong Umat
#NU☝️
Nu: nunut udut
Males ikut NU yg sekarang
@@asmarasmar2048 g usah ikut
NAHDLATUL ULAMA
Tetap berpegang sma datuk nu kh hasyim asy'ari. Bukan sma yg skrg si akil
Saya bukan warga NU, tetapi kesederhanaan warga NU sangat tercermin di kyai kyai kampung kami di pedalaman pulau sumatera
Mantaaaap.dilampung pun sama👍🏻👍🏻👍🏻
NU selalu ku cinta semoga bersama NU dunia akhirat
NU & Muhammadiyah aja bisa akur gini. ini aslinya Islam. 😁
Aku islam
Aku cinta muhammadiyah
Aku cinta nahdlatul ulama
Aku cinta Indonesia
Hidup semuanya
Alhamdulillah adem tentrem kalau lihat ulama-ulama MUHHAMADDIYAH dan NAHDLATUL ULAMA..para ulama yg mempersatu umat dan menjaga NKRI
Mangkanya ISLAM terbesar diindonesia
Guru Muhamadiyah & NU yaitu, Syaikh Ahmad Khathib Al-Minangkabawi asal Minangkabau. Ia lahir di Koto Tuo, Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada tanggal 6 Zulhijah 1276 H dan meninggal di Mekkah pada tanggal 8 Jumadilawal 1334 H.
Dakwah kita itu untuk Islam, bukan untuk gerakan. Kita berjuang untuk Islam lewat gerakan. Jadi jangan fanatik biar gak saling nyinyir. Karena dakwah setiap gerakan itu saling melengkapi. Lihat kelebihannya saja, jangan lihat kurangnya.
Jika MUHAMADIYAH dan NU masih berdiri di INDONESIA insyaAlloh bhineka tunggal ikha terjaga .
NU tetap berkhitah 1926, bersatu majukan umat, minimalkan siyasah, berpolitik
seperti film SANG PENCERAH.... MUHAMMADIYAH....
Mukti dpt prtanyaan berbeda yg sulit tuk dijawab, tp beliau bisa menjawab dg cair... Dan itu cerdas,
said agil bgus jg meski normatif.
Nu Muhammadiyah bersatu indonesia MAJU
kita adalah saudara 🇮🇩🇮🇩🇮🇩 😘😘😘 ..BERSATULAH #NU/ #MUHAMMDIYAH ..
Benteng Dan tentara NKRI, ya NU Dan MUHAMMADIYAH. 🇮🇩
Sya dri keluarga NU
Bertmpt tinggal di wilayah NW
Calon suami Salafi
Sya nagajar di sekolah Muahammadiayh...
MasyaAllah...banyak sekli ilmu yg sya dapat.
Mudah2an ga ikut2an faham wahabi
NU & Muhammadiyah adalah organisasi islam
Nasional indnesian yg damai NU & Muhammadiyah itu jls
Organisasi yg di akui sbgai benteng islam yg kokoh keberaadaanya umat yg sangat tolenransi kebenekaan nya bersama NKRI ❤👍🏻👍🏻👍🏻
negara ini bersyukur punya organisasi muhammadiyah, tdk hanya dlm agama, pemikiran jelas, tdk abu2. tapi jg dlm pendidikan sekolah..
Muhammadiyah dan NU wadah perjuangan dakwah sebagai orang Islam harus mendukungnya sama punya peran adanya negara Indonesia
Aku bangga jadi warga NU
Alhamdulilah Negeriku Punya ORMAS Besar NU Dan Muhammadiyah menjaga Negeriku tetap Aman Dan Damai .NKRI tetap Jaya .
Semoga NU dan MUHAMMADIYAH bersatu dlm membangun lndonesia ini.Amiiin
kh Ahmad Dahlan dan kh Hasim asysri tokoh yang patut diteladani yg perlu di contoh oleh penerusnya
Aku acungin jempol NU am MUHAMMADIYAH rukun damai menuju indonesia adil makmur
Muhamadiyah dan NU satu guru satu ilmu mari kita bersatu berpegangan tangan dengan erat dan rangkulah saudara saudar kita satu guru satu ilmu perubahan negara Indonesia yang amanah dan lebih maju
Seharusnya yang paling wajib di Taati adalah ALLAH S W T Dan Rosul-RosulNYA Dan melaksanakan syari'at Islam secara keseluruhan yang ada dalam firman ALLAH S W T Yaitu Al-Qur'an dan hukum Pidana ALLAH S W T atau hukum Qisas supaya ada efek jera pada seluruh manusia.bertobatlah pada ALLAH S W T
TERNYATA MUHAMMADIYAH BERDIRI KARENA MERUJUK DARI SURAH ALMA'UN....
MUHAMMADIYAH TIDAK HANYA MEMBACA TAPI MENGAMALKAN SECARA LANGSUNG..... 😍😍😍
Bangga dg Muhamadiyah n NU
Mencerdaskan anak bangsa
Membuat anak bangsa berahlak baik
Dan menghasilkan anak2 bangsa yg berkwalitas
Mewujudkan bersama Negara Darussalam ( negara penuh kedamaian ).
Saya Muslimah sangat bersyukur tapi saya juga mencintai saudara2 yg non muslim
Muhadyah cendrung tujuan pendidikan.NU cendrung kenegaraan budaya.tradisional
👍
Semua madrasah di indonesia bernaung di NU sedangkan muhammadiya di umum seperti smp muhammadiya dan smk muhammadiya
NU mengajarkan betapa pentingnya toleransi
@@Hamidnurrohman toleransinya kyk gimana dulu, klo toleransi di bidang pekerjaan atau urasan yang berupa duniawi, Muhammadiyah juga toleran. Tapi kalo Sampek kearah agama beda lagi...
NU hnya teriak2 NKRI,,lihat dong jejak sejarah Muhammadiyah,, pahlawan2 dr Indonesia dr Muhammadyah bnyak
semoga NU & MUHAMMADIYAH nakin berkembang dan makin bermanfaat untuk ummat
amin
Aku bangga menjadi MUSLIM😍
alhamdulillah...islam berkemajuan...the power of love..together....Rahmatan.lil alamin....adem,ayem loh jinawi...ta'awun tuk negeri....sinergi,saling menghormati...
NU itu luar biasa, salah satu Ormas Islam yang memiliki peran besar atas kemerdekaan indonesia
Saya kader IPM di SMK,setelah di jenjang kuliah saya ikut organ PMII yg berideologi NU
Al qur an dan hadis adlh pedoman kami......dan di sertai dgn amaliyah .....itulah ..Muhammadiyah....
Mau Nu atau Muhammadiyah,,point pentingnya adalah,, Allah SWT dan Rasulullah Saw,,sama sama menyebut asma Allah
😍😍
Nu rukun Teposeliro rendah diri luar biasa YA NAMANYA ORANG DESA TAPI AKU BANGGA INDONESIA TERCINTA YANG BERDIRI TEGAK SELALU CINTA DAMAI MAKMUR SEJAHTERA UNTUK SELURUH UMAT DAN DUNIA
Sebetulnya pada masa- masa awal berdirinya Muhammadiyah (zaman KH. Ahmad Dahlan) organisasi ini bisa dikatakan sama dengan NU. Sama-sama tarweh 20 rakaat, berqunut shubuh, baca niat pakai usholi, habis sholat baca wirid dll. Dengan kata lain, sama-sama bermazhab Syafi'i.
Adapun tentang sumber dan pemaparan sejarah, sebetulnya antara lain bisa dilacak dari beberapa sumber primer, tentang ubudiah (cara beribadah) Muhammadiyah itu pada masa itu masih sama dengan NU. Bukankah keduanya (Kyai Dahlan dan Kyai Hasyim Asy`ari) juga selalu sama dalam keguruan ketika masih santri/mondok --- baik di tanah air maupun di Mekkah?.
Dikatakan dari salah seorang cucu beliau, KH. Ahmad Dahlan kalau malam Jum`at biasa membaca Ratib Haddad (semacam wirid seperti tahlilan). Paparan diatas ilmiah dan akurat dari beberapa sumber primer yang bisa dilacak pada pelaku-pelaku sejarah langsung secara berantai yang hidup satu zaman dan generasi sesudahnya (semacam sahabat atau tabi`in kalau zaman Nabi). Termasuk informasi keluarga atau cucunyanya, dan tokoh-tokoh teras Muhammadiyah sendiri. Dari tokoh teras bahkan saya pertama kali mendengar langsung saat kuliah di UNY dan tidak tanggung-tanggung Prof. Dr. Ahmad Syafii Ma`arif yang dikenal sebagai sejarawan (ahli sejarah) dan juga orang kedua di Muhammadiyah (waktu itu ketua umumnya Dr. Amin Rais, wakilnya Pak Syafii Ma`arif itu) menyatakan kalau KH. Ahmad Dahlan itu shalat tarwehnya 20 rakaat seperti NU dll seperti sudah saya sebut diatas. Pak Syafii Maarif pada akhirnya juga menjadi ketua umum Muhammadiyah menggantikan Pak Amin. Sumber primer lain adalah kitab karangan KH. Ahmad Dahlan sendiri yang berjudul “Fikh Muhammadiyah“( 3 jilid) yang beberapa tahun lalu ditemukan dan tersimpan di Keraton Yogyakarta. Teks kopiannya juga bisa dilihat di internet.
Sebetulnya yang membedakan NU-Muhammadiyah diawal berdirinya adalah sistem pendidikannya. Hal demikian karena KH. Ahmad Dahlan tertarik kepada pembaharuan Islam yang melanda di dunia Arab waktu itu dari ide-ide Syaikh Muhammad Abduh, Rosyid Ridho, dan Jamaluddin Al- Afghani yang menekankan pentingnya umat Islam belajar ilmu-ilmu modern dari Barat agar tidak tertinggal dengan mereka (Kristen?). Oleh karena itu KH. Ahmad Dahlan kemudian mendirikan sistem madrasah (sekolahan-sekolahan) dengan memadukan ilmu agama dengan ilmu umum. Sementara NU model pendidikannya tetap mempertahankan pada tradisi lama (pesantren) dengan sistem Sorogan dan Bandongan. Sorogan adalah model mengaji seperti di surau-surau atau langgar di zaman dahulu dengan mengajari Alquran kemudian menirukannya. Adapun Bandongan dengan menyimak ketika seorang ulama/kyai membaca sebuah kitab kuning atau hadits.
Dari sinilah yang membedakan dengan NU. Jadi dilihat dari sistem pendidikannya yang saling melengkapi. Muhammadiyah kemudian banyak belajar dari pendidikan modern, bahkan KH. Ahmad Dahlan juga tidak jarang melihat-lihat yayasan Katolik di Yogyakarta (di Kota Baru, sebelah timur Sungai Code atau sebelah barat Lapangan Kridosono) mengamati bagaimana berorganisasi pendidikan dan sosial (sekolahan, rumah sakit, gerakan kepanduan dll yang sudah lebih dahulu berdiri). Hasilnya juga bisa kita lihat sekolah-sekolahannya maju, rumah-rumah sakit (PKO) menjadi bersaing dengan RS Bethesda dari Yayasan Katolik yang dahulu dicontohnya.
Pendirian sekolah-sekolah (dampak dari politik etis Belanda -- balas budi akibat sistem tanam paksa) dan rumah-rumah sakit sesungguhnya merupakan bagian dari kegiatan missionaris/zending kristenisasi. Tetapi KH. Ahmad Dahlam mengambil sisi positifnya sebagai bagian dari modernisasi agar umat Islam tidak tertinggal dengan dunia Barat.
Sebetulnya yang pertama kali berdiri bukan Muhammadiyah, tetapi Jamiat Khoir pada tahun 1901 didirikan oleh para keturunan Arab khususnya para habib yaitu oleh Sayyid Aboebakar bin Alie bin Shahab, Sayyid Abdullah bin Hoesin Alaijdroes, Sayyid Alwi bin Abdulrachman Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Mohamad Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Abdullah Alatas, Sayyid Aijdroes bin Achmad bin Shahab dan dan lain-lain. Dan KH. Ahmad Dahlan sebagaimana kyai-kyai Jawa lain pada masanya dekat dengan kalangan para habib, bahkan nama Ahmad Dahlan sendiri adalah pemberian dari gurunya yang juga seorang habib ketika belajar di Mekkah yaitu Sayyid Abubakar Syatho (sebelumya Ahmad Dahlan itu bernama Darwis).
Muhammadiyah sendiri ketika berdirinya (1912), tidak bisa dilupakan peran dari Jamiat Khoir (malah sebelumnya KH. Ahmad Dahlan adalah juga anggota Jamiat Khoir) terutama dorongan Sayyid Abdullah bin Alwi Alatas, beliau memberikan keuangan untuk berdirinya perkumpulan Muhammadiyah. Perkumpulan ini (Jamiat Khoir dan Muhammadiyah) didirikan sebagai reaksi terhadap kondisi umat Islam di zaman Hindia Belanda khususnya di Jawa yang pada waktu itu tidak mampu menghadapi tantangan zaman karena keterbelakangan umat dan kondisi pendidikan Islam yang dinilai sudah kuno, sehingga tidak mampu mengantisipasi dan bersaing dengan sekolah-sekolah Missionaris dan Zending (Katolik dan Protestan). Dua hal itulah tujuannya mengapa organisasi Jamiat Khoir dan Muhammadiyah didirikan (pada waktu itu).
Mantap
*NU & MUHAMMADIYAH*
*Kyai Hasyim* (Hasyim Asy'ari) adalah pendiri NU. Pondoknya di Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Hampir semua kyai pendiri pondok pesantren di Jawa umumnya adalah pernah belajar kepadanya sehingga diberi gelar *Hadratusy Syaikh* (Maha guru).
Ada kisah menarik. Waktu itu belum ada Muhammadiyah, belum ada NU. Kedua ormas terbesar di Indonesia itu belum didirikan. Suatu saat ada santri dari Kauman Jogja bernama *Basyir* mengadu dan menjelek-jelekkan *KH. Ahmad Dahlan* dihadapan Kyai Hasyim Asy'ari gurunya. KH. Ahmad Dahlan adalah tetangga Basyir yang baru pulang dari Makkah, dan diangap membuat _odo-odo_ baru, sehingga memancing keresahan antara masyarakat kampungnya di Kauman.
“Siapa namanya?” tanya Kyai Hasyim.
"Ahmad Dahlan”
"Bagaimana ciri-cirinya?”
Santri Basyir menggambarkannya.
"Itu Kang Dahlan!” Kata Kyai Hasyim.
Kyai Hasyim dan Kyai Dahlan adalah teman satu pondokan dalam mengaji di pondok Kyai Saleh Darat Semarang dan ketika ngaji di Mekkah. “Tidak apa-apa”, kata Kyai Hasyim, “yang dia lakukan itu _ndalan_ . Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya."
Pada akhirnya Basyir justru mendapat _dawuh_ amanat membantu perjuangan KH. Ahmad Dahlan.
Tidak hanya Basyir tetapi juga santri Kyai Hasyim Asy'ari lain yang dari Kauman Jogja yaitu *Fahruddin* juga mendapat _dawuh_ yang sama. Satu tahun kemudian ketika Kiai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kiai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya.
Yang menarik kedua santri KH. Hasyim Asy'ari diatas -- putra-putranya akhirnya pernah menjadi orang nomor satu di Muhammadiyah semua. Kyai Fahruddin berputera *Pak A.R Fahruddin* pernah menjabat ketua umum di Muhammadiyah. Setelah itu diganti puteranya Kyai Basyir yaitu *Ahmad Azhar Basyir, M.A.*
Kyai Basyir beliau juga titipkan anaknya Ahmad Azhar Basyir kepada kyai NU Kiai Abdul Qodir Munawwir (kakak ipar Kiai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan al-Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan bisa dikatakan, Ahmad Azhar Basyir hampir tak pernah ketinggalan mengikuti pengajian Kiai Ali Ma’shum ketika di Krapyak.
*KH. ALI MAKSUM, KH. AZHAR BASYIR dan AZIZ*
Senja kala itu, santri dari Pati bernama Aziz tiba di Pesantren Krapyak usai menempuh perjalanan beratus kilo dari kediamannya di bagian utara Jawa Tengah. Merasa letih, Aziz kemudian mencari tempat teduh di celah pesantren sekedar untuk beristirahat sembari menunggu jeda Magrib.
Maksud dan tujuan ia datang ke Krapyak adalah untuk mendalami keilmuan KH Ali Maksum.
Selepas berjamaah, Aziz sowan ke ndalem (rumah) Mbah Ali, memohon restu mengangsuh-kaweruh di Pesantren Krapyak. Ia memperkenalkan diri, bertukar kabar, sampai berkisah mengenai perjalanannya dari Pati hingga sampai di Krapyak.
Alih-alih langsung direstui, Mbah Ali malah menguji Aziz. Ia diperintah Mbah Ali meneruskan bait di nazam Alfiyah.
Mulanya, Aziz ketar-ketir mendapat tantangan tersebut.
“Ayo coba, teruskan nazam ini..” Mbah Ali melantunkan sebait nazam dan dengan lanyah Aziz meneruskan.
“Baik, sekarang dibalik. Dibaca dari belakang..” perintah Mbah Ali.
Seperti tantangan pertama, Aziz lanyah, tangkas, meneruskan bait-bait yang diucapkan Mbah Ali.
Merasa terkagum, Mbah Ali lantas berujar, “Yo wés Ziz, koe wés ra usah sinau agomo nang aku. Besok pagi selepas subuh ikut aku yaaa…”
“Nggih, Kiai.” Aziz menjawab gugup. Namun jiwa santrinya menuntun Aziz memilih _sami’na wa atho’na_ dan segera pamit untuk menyudahi sowan yang begitu menggetarkan tadi.
Sembari keluar dari ndalem Mbah Ali, Aziz gusar dan terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Kira-kira besok pagi Mbah Ali mau ngajak ke mana ya?”
Keesokan harinya, Aziz diajak Mbah Ali pergi. Berdua mereka berboncengan menaiki vespa. Sementara Mbah Ali menyetir di depan, Aziz yang di belakang semakin gusar. Pertanyaan malam terus menggeliat dalam pikirannya.
Hingga vespa Mbah Ali berhenti di depan sebuah rumah. Mbah Ali berucap salam sembari tangan kanannya mengetok pintu rumah. Tak berselang lama seorang membukakan pintu. Yang tampak adalah sosok orang tua gagah, berkaca mata dan berpenampilan rapih. Mbah Ali lalu beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya.
Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Teh hangat dan hidangan ringan terpapar di meja. Aziz mendapati di sekeliling ruang tamu buku-buku tertata sangat rapih di rak.
“Ini Kiai Basyir sekarang kamu kutitipkan di sini. Belajarlah kepadanya, habiskan buku bacaannya,” pesan Mbah Ali pada Aziz.
Seketika perasaan Aziz kalut. Ekspestasi kepergiannya ke Krapyak untuk menimba ilmu ke KH. Ali Maksum, tapi seperti ada “takdir” lain. Ia diperintahkan supaya belajar pengetahuan umum ke tokoh Muhammadiyah, KH. Basyir.
Selang beberapa tahun kemudian, Mbah Ali berniat mengambil Aziz di kediaman Kiai Azhar Basyir untuk diboyong kembali ke Krapyak. Sendiri beliau mengendarai vespanya. Sesampainya di kediaman Kiai Azhar, Mbah Ali terkekeh ketika mendapati Aziz sedang membaca buku di pelataran rumah Kiai Azhar.
“Loh. Sekarang kamu sudah bisa pakai celana, Ziz?”
Aziz diam tak membalas. Kepalanya merunduk tersenyum malu.
Mbah Ali masih mengamatinya dari ujung kaki sampai pucuk rambut. Terkekeh.
Tak berselang lama, Kiai Azhar Basyir mengenali tawa tersebut dan keluar rumah. Kembali mereka berdua beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya.
“Ngéné yo Syir, sekarang anakku, Aziz mau kubawa kembali ke Krapyak. Kiranya sudah cukup ia dua tahun belajar di sini. Nanti kalau terlalu lama, takutnya ia jadi Muhammadiyah.” Mereka berdua tertawa. Aziz tidak ikut tertawa, merasa belum maqamnya mengikuti tertawa para ulama unggul dari NU dan Muhammadiyah ini. Masih dalam kondisi tertawa, Mbah Ali berujar, “Lihat saja”, telunjuk Mbah Ali tertuju ke celana Aziz, “sekarang dia sudah pakai celana, padahal sewaktu pertama kali ke sini ia masih memakai sarung.” Gelak tawa kembali memenuhi ruang tamu, kecuali Aziz yang hanya mesem. Menurut Shohibul Hikayat, santri bernama Aziz dari Pati ini adalah ayahanda dari M. Imam Aziz (ketua PBNU dan staf khusus wapres).
Belakangan diketahui jika Azhar Basyir ketika muda, ia dititipkan kepada KH Abdul Qodir Munawwir oleh ayahnya sendiri, Kiai Basyir-untuk belajar Alquran. Ayah KH Azhar Basyir, yakni Kiai Basyir, pernah mengenyam pendidikan pesantren di Tebuireng Hadrastusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari.
Tidak hanya itu, Azhar muda juga tidak pernah absen mengikuti pengajian kitab kuning yang diampu oleh KH Ali Maksum.
Setelah belajar di Krapyak, Azhar melanjutkan ke Tremas-Pacitan dan lalu Kairo. Di Kairo Azhar berjumpa dan berkarib dengan Gus Dur. Sekembalinya dari Kairo, Kiai Azhar Basyir menjadi Ketua PP Muhammadiyah dan Gus Dur menjadi Ketua PBNU.
_Hairus Salim_ ..
KH. Hasyim Asy'ari & KH. Ahmad Dahlan adalah Ulama besar Indonesia, Keduanya tokoh besar bangsa Indonesia & patut menjadi teladan
Muhammadiyah ajaran yang jadi ikutan ummat yang pinter dan cerdas dan berkemajuan.Terima Muhammadiyah.
7:27 when Kyai Aqil said : "sebenarnya yang tarawih 8 itu 20 juga tapi di diskon 60%"🤣
The power of Indonesian islamic organisation. NU & Muhammadiyah
belajar ya dari rosullulloh...
beliau berdua juga para penuntut ilmu
aku bangga adanya NU dn muhammadiyah yg ada d indonesia buat umat islam bisa bersatu wl ad perbedaan tp tujuanya sm tuk menuntun umat ke jalan yg benar gx sesat,muda mudaan bisa buat contoh ormas2apapun yg damai gx saling menjatuhkn.
de vide et imperanya VOC memang ampuh...
Ratu Welmina berhasil memecah persatuan dan kesatuan islam khususnya dan indonesia umumnya.
NU dan Muhammadiyah tak boleh dipisahkan dua sejoli harmonis tdk saling arogan walaupun ndak sama tp kita bersatu kita bermasyarakat bersama dan saling mengeti dan saling menghargai... Semangat NKRI salam kiyai pribumi yg kain pulang aja kenegaranya
NU yesss sampai matipun ikut ulama NU...
NU-Muhammadiyah itu saling melengkapi, masing2 memiliki kelebihan dan kekurangan. Contoh saja, kenapa di desa-desa itu dengan mudah diislamkan NU sementara susah sekali menerima Muhammadiyah. Sebaliknya di perkotaan lebih bisa menerima Muhammadiyah ketimbang NU. Dengan kata lain, karakter orang kota yang rasional itu lebih cocok dengan Muhammadiyah yang rasional juga. Sementara NU mempertahan tradisi Islam jaman dulu sehingga lebih adaptif dengan masyarakat kultural pedesaan. Misalnya kesaktian para ahli sihir tradisi (ketua adat, dukun, jawara) itu hanya bisa dilawan oleh ulama-ulama semacam NU itu sehingga ketika mereka kalah dengan mukjizat Alquran dari ulama atau kyai mereka baru mengakui dan masuk Islam. Sebaliknya di Muhammadiyah dari latar belakang didirikannya saja yang ingin memajukan masyarakat melalui pendidikan adalah trend dari kemajuan yang tidak bisa dihindari apalagi di perkotaan. Disinilah kenapa Muhammadiyah lebih bisa diterima di perkotaan karena memiliki kesamaan karakter (rasional). Jadi sesungguhnya tidak usah saling klaim mana yang lebih hebat, karena kenyataannya memiliki kelebihan masing-masing. Islamisasi pedesaan-pedesaan Nusantara ini tidak bisa dilepaskan dari peran NU, sebaliknya di kota lebih diambil perannya oleh Muhammadiyah. Mana yang lebih tinggi dan berperan? Ya, tentu saja semuanya berperan dan tinggi di tempat masing-masing.
Ayo NU & MD bersatu untuk Damainya Negri
Saya nu tapi saya pernah punya bos seorang muhammadiyah, beliau tu orgnya baik bgt, penyabar, dan yg paling penting disiplin..
Skolah di Muhammadiyah
Mengaji di guru NU . 🥰🥰🥰
Saya berdampingan hidup dgn muhammadiah..
Klo td abdul mu'ti bilang lebaran muhammadiah lbh dulu dan banyak yg ikut muhammadiah.. gak semua nya.. karna NU makain kesini makin tambaha banyak
NU di dadaku
islam di qolbuku
em supis tube mana orang d komenmu gini kok??
Almuslim akhul muslim , bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, politik jangan dijadikan perpecahan diantara umat muslim,
NU, dan Muhamadiyah sama juga Rifaiyah, adalah satu guru, Jayalah ketiganya,
Pendirinya adslah Waliyullah semua baik Muhamadiyah Nu dan Rifaiyah, ,satu guru ,,
Siapa yang masih nonton tahun 2020
Angkat kakinya😁
☝️☝️☝️☝️
Aku orang islam,,, aku cinta NU aku cinta Muhammadiah, pendirinya satu guru, mereka punya konsep ketuhanan dan konsep kemanusiaan yang luar biasa
Alhamdulillah Bangga Terlahir di Dalam Keluarga Besar N.U
Insya Allah Tetap N.U 🙏❤
Baru mmbuka pembicaraan udah nyentil #NU tapi gpp nu wong santai kok ahli sunah wal jamaah. kata jamaah itu jumlah yg banyak jadi bisa menghargai pendapat dari setiap orang 😊 bangga banget jadi wong NU
Sama2 menyembah Allah, Muhammadiyah❤️
Organisasi yang saling melengkapi kekurang dimasing-masing organisasinya. Berdakwa dengan cara msing-masing..NU & Muhammadiyah.👍👍
Ceramah yg rukun kyak gini buat HTI adem
Bismillah... alhmdulillah...krn beliau2 lah yg sdh berjuang demi islam ..agama yg d ridhoi allah swt
Seneng ya liat NU sama MU rukun 😁
Assalamualaikum
Saya NU
Yang setuju NU & MUHAMMADIYAH BERSATU DEMI NKRI LIKE.
🙏🙏
👇
dua ormas yang luar biasa 👍
menjaga keutuhan NKRI
palalu ormass
Kedua ormas ini adalah produk asli Indonesia tapi riwayat ilmunya sampai ke Rasulullah Saw dan jadi bagian Penting dari perjuangan bangsa
Kang said 👍👍 salud saya dg anda sabar walau fitnah tk henti" , hanya buah yg matang dan bagus yg di lempari batu
Havid Lalana keren bro kata2 nya singkat tpi dalem
Stuju bro...mnrutku beliau adalah second of guru bangsa gus dur 😍😍
Kalu buah masak biasanya jatuh sndiri,. Gak prtlu di lmpari batu
Tapi sayang SAS ahir2 ini kslu pidato kok hsmpir selalu mnjelekan ulamma yg lain, ump
Pemilik Jenggot itu biasanya otsknys bodoh, cerita anjing lebih baik dari kiai (cerita versi nya), memuji tradisi karbala (syiah), ..senang kalu iblis ikut solat...., Yg tdk pntas di sampaikan...maaf sy juga pengagum beliau dulu...
Yon doni makanya sering membaca gan, kalau soal jenggot panjang itu bodoh itu hasil ilmu manteknya Imam Syafi'i, anjing lebih mulya itu anjing nya ashabul kaffi, iblis ikut sholat dalam artian elo masih suka di puji ketika elo sholat bukan karna allah melainkan di puji orang lain (itu perbuatan setan/iblis).
Yon doni maknya jngn sering liat video potongan,,jdi g tau terusannya,,
Cukup sudah saling menghina antar umat muslim. Beda baju, beda topi beda jubah bahkan beda bendera biarkan saja. Karna Islam/umat muslim punya cara yg beda2 dalam mengAgungkan Allah dan Rasulullah. Yang maha tahu persis isi hati, fikiran manusia Hanya Allah SWT. Demi Allah aku bahagia dan menangis melihat Vidio ini. Mudah2han kita semua diberkahi. Amin.
Gak ada bedanya antara NU Dan muhammadiyah karena pendiri NU dan Muhammadiyah mempunyai guru yang sama dari minangkabau yang merantau ke mekah yaitu syeikh ahmad khatib al-minangkabawi yang menjadi imam besar dimasjidil haram yang bermazhab safi'i.....
Sekarang timbul hujat menghujat apa kalian gak malu sama pendiri² kalian.....
Tapi buat saya maaf sebelumnya, tolong hilangkan kata² "islam nusantara" itu, ISLAM itu cuman satu. dan kalau tidak di hilangkan kata² ini bisa menimbulkan gejolak baru.....
gak faham islam nusantara ya mas?. 😂😂😂
islam nusantara itu gagasan islam yang ada dinusantara, gak lebih dari itu kok 😂😂 coba tanya kiyai2 dulu deh wkwkk
@@kalapmadaz islam nusantara hanya mengkotak kotakan kelompok saja , mudah perpecahan ..
Saya dari SD - SMP di NU. SMA DI MUHAMMADIYAH, dan di samping belajar Agama belajar cara berorganisasi di Muhammadiyah luar biasa. Alhamdulillah punya manfaat yg luar biasa.
Tiangkokoh di indonesia nu dan muhammadiyah
Semoga nu mengikuti jejak muhamadiyah ...
@@munawankalil5412 nu sekarang Penjilat Bro Ga akan bisa
Islam itu SATU... Insya_Allah...
NU Didalam Aqidah Lebih Cenderung Kepada Teologi Asy'ariyah Dan Shufiyah,
Mereka Mentakwil Sebagian Ayat-Ayat Tentang Sifat Allah, Seperti Tangan Allah, Wajah Allah, Allah Di Atas Arsy, Dan Yang Lain-Lainnya,
Mereka Beristighatsah, Bertawassul Dan Ngelap Berkah Kepada Para Waliy Dan Ulama Yang Telah Diwafatkan Oleh Allah Maupun Masih Hidup,
Mereka Dzikir Dan Do'a Dengan Berjama'ah Serta Bershalawatan Berjama'ah,
Itulah NU
Sedangkan Muhammadiyah Dalam Aqidah Lebih Cenderung Kepada Teologi Salafi-Ibnu Taimiyah,
Meyakini Allah Di Atas 'Arsy, Dan Menetapkan Sifat-Sifat Allah Sebagaimana Adanya Seperti Wajah Dan Tangan Allah,
Tidak Beristighatsah, Tidak Bertawassul, Tidak Ngalap Berkah Seperti Kaum NU,
Itulah Muhammadiyah
Kalau Kita Jujur, Sebenarnya Ada Perbedaan Antara Kedua Ormas Itu,
Tapi Meski Ada Perbedaan,
Kita Tetap Bisa Membangun Negeri Ini Dengan Bersama-Sama Dan Membangun Persaudaraan Tanpa Permusuhan.
Bener
Iya benar sebagai orang yg dari kecil diajarkan tentang NU dan saya pernah mengenyam pendidikan di MD. Saya salut dengan MD tentang pendidikany. Tp NU juga bagus dalam segi kejernihan dan ketentraman hati. Saya NU dan akan tetap NU.
Vi
yg nonton 2020 angkat tangan😁..salam buat yg nntn di tahun 2050
""Semoga dua sayap Islam Indonesia menginspirasi Kejayaan Indonesia dan semoga terbang menjadi dua sayap Islam Dunia"".
Aamiin
Subhanallah guruku tercinta semoga Alloh SWT memberikan kesehatan kepada kedua beliau
keri ng
sutarto
rahmad
senin kemis untuk nerakat
Hanya NU dan MUHAMMADIYAH yang berani berbeda, ini adalah pelajar penting bagi umat islam di indonesia, jikalau semua aliran/organisasi ikut sepaham bahwa perbedaan itu adalah rohmatalil'alamim. Bersatulah wahai umat islam indonesia, musuh kita bukan islam juga tapi, musuh kita adalah kafir dan orang munafik.
we love muhmmadiyah.
We love Muhammadiyah ......
I love both ❤️ i love islam❤️
Video
Mantap keluarga saya muhammadiyah semua
Muhammadiyah 😘🥰
Saya sebagai anak dari seorang bapak yg aktif berorganisasi di muhamadiyah dan seorang ibu yg aktif berorganisasi di nahdatul ulama bisa saling tenggang rasa saling menghormati di dalam keluarga,,, ataupun didalam bermasyarakat...karena dalam perbedaan pada dasarnya satu tujuan yaitu meng esakan Alloh SWT...
Tinggal entenya milih ngeroko atau bukan🤣
Muhammadiyah gerakankuu
#IPM
#like
Alhamdulillah ...tetep.maju Muhammadiyahku...pemikiran2 yang selalu berkelanjutan...untuk ummat manusia yg lebih baik....
Gak ad bedanya kok muhammadiyah dan nu. Karena ummi ku orang dari pesantren nu almarhum abi ku mengajarkan ku amalan muhammadiyah dan di sekolahkan Di muhammadiyah.mpe akhirnya ak jd bagian pengurus salah satu cabang muhammadiyah Cuma furu'aj nek kalo yakin ya jalanin kalo gak ya udah gak usah di jalanin. Amalan dzikirku nu amalan fardu ku muhammadiyah. Semua ad dalilnya.
bho nge jos sampean mas, salam dari saya orang NU yang pernah bersekolah di muhammaddiah
Saya lahir dan besar di lingkungan NU. Saya 12 tahun sekolah dikauman muhammadiyah. Saya sholat bacaannya Muhammadiyah, saya juga ikut yasinan dan tahlilan dikampung.
@@imampramudyo178 ya ra popo ga dosa
Keren!
Mau Nu atau Muhammadiyah,,point pentingnya adalah ingat Gusti Allah dan Kanjeng nabi
Saya NU tulen.....tapi juga sangat hormat kepada teman2 Muhammadiyah
saya kurang sepaham dengan Said Aqil, menurut saya Islam sangat cukup untuk menyatukan umat dan nusantara
Dede Kurniawan pretttt
Ya.. Seolah-olah nilai2 kebangsaan ngga ada dalam islam.. Gagalnya negara2 islam itu bukan salah dr islamnya, tp ada salah dr sistemnya dlm menjalankan islam itu sendiri... Pdhl klo mau pke aturan islam, semua aman.. Semua nyaman.. Tentram..
kan sudah di kasih contohnya, negara2 yg mayoritas penduduknya beragama islam, namun kurang ikatan kebangsaannya dilanda konflik terus menerus.
Indonesia yg menghargai perbedaan agama, suku, budaya, dll diikat oleh ikatan/persaudaraan kebangsaan, dan sejauh ini tetap kompak dalam NKRI. Sama dulu waktu jaman Rasulullah mendirikan negara madina dimana penduduknya tidak semua beragama Isalam namun mereka bersatu dalam persaudaraan kebangsaan, yg dituangkan dalam piagam madinah.
kalo negara madina jaman Rasul punya piagam madinah, Indonesia saat ini punya pancasila.
Orang yg pintar semakin tinggi toleransinya
@@JagatRayaTribuana thanks udah di tag ya..
Sy sudah lumayan lupa detail percakapan di video ini..hhe...
Point dlm komen sy adalah, kebangsaan sudah termasuk di dalam islam... otomatis...
Piagam madina apakah isinya ada di dalam al-qur'an? Jwbnya ada..
Pancasila apakah ada? InsyaAllah ada.. silahkan di cek...
Intinya islam sudah sempurna, manusianya (muslim) tidak... :)
Semoga islam tidak terpecah belah, tidak ada perselisihan ataupun timbul fanatisme pada suatu oganisasi. Tetap damai selalu, tentram, dan semakin banyak pengikutnya.
Alhamdulillah saya NAHDLATUL ULAMA 🙏🏻