Terima kasih Dr. Indrawan sudah mengangkat isu ini. Sy desainer grafis, dan beberapa bulan ini menjadi bulan yang kelam bagi sy dan beberapa rekan yang bergerak di industri yg sama. Sebelumnya kami bekerja sebagai contributor di marketplace yang menjual karya seni digital, lalu tiba2 mereka memutuskan kontrak secara sepihak, mereka tidak ingin membeli lagi karya kami, dengan alasan the world is shifting, dan mereka mencoba mengganti bisnis model mereka. Ya, mereka mulai menempatkan AI generator di web mereka. Secara pribadi sy tidak pernah menolak AI, apalagi selama AI dapat membuat sistem kerja menjadi lebih efisien, tapi untuk sebuah karya seni dan ranah kreatif, disini sepertinya AI sudah bertindak terlalu jauh. Sekali lagi terima kasih Dr. Indrawan, saya sangat setuju dengan kalimat terakhir anda, bahwa dibalik setiap karya ada jutaan mimpi, harapan dan pengorbanan. Salam.
saya di bidang animasi 3d bahkan.. tahun ini ada penurunan projek freelance sampai 60%, temen2 illustrator juga ngerasain hal yang sama di tahun ini... bedanya sangat signifikan dibanding tahun kemarin.. satu2nya sumber pemasukan cuma dari hasil jualan aset 2d & 3d di beberapa marketplace itupun semenjak ada AI ini mereka selalu update kebijakan2 baru yang pasti merugikan kontributornya, tapi mau gimana lagi, marketplace pun pasti nggak mau tutup gara2 AI ini... karya2 AI pun jadi legal dan betebaran disana, bahkan beberapa kali dapat rank teratas untuk jumlah download daripada karya original... hadehhhhhh pusiiinggg
Sebenernya org2 seni harusnya sadar lebih awal, ketika AI pertama kali mengalahkan manusia dlm lomba catur harusnya mereka sadar bahwa AI ini bisa mengamati meniru dan memodifikasi, 3 hal tersebut menjadi ancaman bagi kreativitas manusia
Ini kaya ojek pengkolan vs ojol, e-commerce vs toko offline konvensional.. banyak yang ga siap dan ga sanggup dengan dinamika perubahan yang terjadi saat ini
beda...ojol vs opang itu masalah platform, tapi opang punya pilihan untuk gabung ke ojol walau banyak syaratnya ...kalau mau lebih pas perbandingnannya misal ada ibu jualan kue vs toko kue serba ada tapi yang jual dan melayani semua robot. Nah toko serba adanya ini nggak masak ataupun beli bahan kuenya sendiri, tapi nyomot bahan bahan dan serpihan serpihan kue dari ibu ibu yang jualan ini tanpa bayar ke para ibu ini....Nah si toko kue serba ada ini jadi bisa ngelayanin banyak customer dan bikin kue apapun yang kustomer mau dengan cepat dan efisien karena ga perlu masak, tinggal nyomot aja. Si ibu ibu penjual kue ini jadi kehilangan pekerjaan karena kalah saing sama toko kue serba ada ini + merasa dirugikan karena sebenernya si toko kue ini juga nyomot sedikit dari para ibu-ibu ini.... please stop bandingin sama ojol vs opang, kecuali kalau ojol itu pakai anggota tubuh opang buat narik kustomer, baru deh pas. Ini masalah yang lebih besar dari sekedar pergantian dinamika
@@littlelenox8797bener nih, walaupun AI punya pemikiran (logika), AI gak bisa tanpa data, mungkin suatu hari nanti ada AI yg benar2 canggih, tapi itu gak terlepas dari mereka training data, yg dilakukan sama AI cuma amati tiru dan modifikasi dari data training tersebut, sedangkan manusia punya hasrat, berbagai macam hasrat, salah satu yg paling merubah dunia adalah hasrat ingin tau, banyak hal yg ditemukan berawal dr keingintahuan
Tadinya revolusi industri 4.0 dipikir cuma akan menggantikan pekerjaan non skill seperti misalnya buruh, kasir, penjaga tol, dll. Ternyata pekerjaan yang membutuhkan skill pun dimana awalnya tidak akan tergeser revolusi industri 4.0 bisa tergantikan dengan teknologi AI. Kita bisa hidup berdampingan dengan AI dimana kita Membuat AI menyempurnakan pekerjaan kita sendiri, tapi akan menjadi mimpi buruk apabila industri kapitalisme atau pemilik modal yang memilih menggunakan teknologi itu dibandingkan mempekerjakan manusia yang membutuhkan biaya lebih tinggi. Bener bener pedang bermata dua.. 😢
Jangan terlalu cepat menyimpulkan ai tidak bisa menciptakan sesuatu yg baru!? Kita tidak pernah tau itu... tapi yang pasti, harus segera ada UUD yg legal utk pengaplikasian AI dalam setiap aspek apapun! Jangan terlena... ai ini sangat berbahaya untuk "garis besar pada perputaran ekonomi dunia" karena sejatinya ekonomi itu berantai, dunia digital saja sudah banyak membuat perubahan yg drastis!?
Kemajuan teknologi memang tidak bisa dibendung, Itulah perubahan. Tugas manusia adalah memampukan diri untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Satu hal yang pasti, manusia adalah mahakarya super canggih buatan yang Maha Kuasa.
ai menguasai untuk efisiensi memproduksi barang/jasa bagi masyarakat, pendapatan masyarakat berkurang karena banyak sektor terganti ai dan mesin. supply tinggi karena teknologi, demand turun rendah pendapata
Sy penulis sekaligus desain grafis, jujur kebantu banget sama AI kerjaan lebih cepet ngebuka alur baru yg ga kepikiran. Skill murni itu mmg wajib dalam dunia kreatif tapi pemahaman penggunaan tools itu jg penting.
betul, tp yang jd problem adalah kalo klien pun jg paham dengan tools tools AI, akhirnya mereka akan merasa gak butuh profesi kita, atau mungkin nurunin rate kita. akhirnya pekerja kreatif di tuntut untuk inovatif dengan kolaborasi tools2 tsb
Kreativitas diganti dengan AI 😒🙄 Apakah AI sudah sampai ke titik dia bisa baca karakter manusia, dan menempatkan posisi sebagai leader, menjaga motivasi team?
Ai gak pernah demo 😁 , saya paham akhir” ini up berita populasi yg harus dikurangi , karena banyak kerjaan di nanti ambil alih ai , jadi tenaga kerja masiv uda ga dibutuhkan banyak lagi untuk generasi berikutnya 😁
sepertinya kata jaman terus berkembang, dan kita akan tergilas oleh zaman jika tidak bisa beradaptasi. saat ini sudah terjadi di dunia perfilman. semoga tetap bisa bertahan ditengah gempuran modernisasi khususnya dengan AI
betul, beberapa artist udah mengkorporasikan AI ke workflow mereka dan ga komplain, itu baru saya salut ke seniman yg seperti itu karena menggunakan AI sebagai mana mestinya daripada koar koar komplain betapa "buruknya" AI pdhl bisa mempermudah society secara general
perkembangan AI dan generative media / synthetic media pada akhirnya akan menjadi hal umum.. mungkin pada beberapa tahun yang akan datang, proses produksi yang menggunakan manusia riil dan perangkat kamera akan menjadi sebuah "artisanal products" di masa ai production menjadi hal umum..
Budaya KLAIM atau COPY RIGTH yg dasarnya INDIVIDUALISTIS inilah yg jadi masalah bagi mereka. Sedangkan bagi SEBAGIAN BESAR bangsa ASIA menganggap semua IDE berasal dari TUHAN jadi bukanlah hal yg merugikan jika KARYAnya diplagiat orang lain. Karena budaya "PENIRUAN adalah PENGHARGAAN terbesar bagi pencetus pertamanya". TUHAN itu luar biasa, saat harus bekerja MENGKLAIM KARYANYA dari klaim KAUM INDIVIDUALIS langsung MENOHOK lewat PEMIKIRAN/BUDAYA/TEKNOLOGI mereka SENDIRI.
Saya sendiri sekarang menggunakan AI, bedanya Saya di fotografi, Saya sendiri bergerak di bidang fotografi di sekolah, 2 kecamatan sudah di handle. Setidaknya sebulan bisa editing 1500-2500 siswa(tergantung grub sekolahnya), banyak pegawai Saya yang resign bukan karena gaji tapi karena jam kerja yang tinggi, gajinya tinggi & sering Saya beri bonus, tapi namanya anak muda ya gitu sikapnya. Kemudian Saya sendiri menggunakan AI dan akhirnya dengan jumlah pegawai yang ada, editing jauh lebih cepat. Kelemahan dari dulu ada di penggantian background & warna, dengan AI biasanya dikerjakan dengan ½ dengan 1 foto bersama, sekarang gak sampai 1 menit. Produktivitas jadi meningkat, gaji karyawan Saya naikkan & sering Saya kasih bonus
@@budiartomore8369jgn kan sekolah, orang tua murid juga bisa melakukannya dirumah, tinggal beli green screen, atau bahkan ga perlu klo emg AI nya udh canggih bgt
Sy 3d artist sangat terbantu dgn Ai untuk membuat konsep/sketsa awal, g perlu lama mikir. Tinggal generate image sebanyak2ny trus pilih yg cocok buat referensi.
betul, beberapa artist udah mengkorporasikan AI ke workflow mereka dan ga komplain, itu baru saya salut ke seniman yg seperti itu karena menggunakan AI sebagai mana mestinya daripada koar koar komplain betapa "buruknya" AI pdhl bisa mempermudah society secara general
Menurut saya hal tersebut akan seperti kejadian yang dulu pernah terjadi yaitu ketika ojek konvensional kedatangan penantang baru yaitu ojek online dan apa selanjutnya terjadi? Ojek online lah pemenangnya, karena apa? Karena zaman, pada akhirnya perubahan zaman akan menerjang kita semua seperti tsunami sulit sekali untuk dibendung
Semakin modern semakin manusia ingin bermanja2 dgn segala kemudahan dgn menciptakan AI yg akhirnya terjadi ketergantungan pd AI, pd akhirnya suatu peradaban dpt punah disaat daya juang survival menurun secara gradual dgn ketergantungan pd entitas lain💡
Saya sendiri sebagai mahasiswa informatika dan juga AI enthusiast sebenarnya takut juga membuat AI seperti ini. Bahkan saya pernah ngejokes seperti ini ke temen mahasiswa seni walaupun respon dia cukup unik bahwa "seni adalah gambaran ekspresi manusia atau setiap orang, jadi AI tidak bisa melakukan hal yang seperti itu" walaupun saya sendiri setuju tapi tetep takut. Jadi pengembangan AI yang saya lakukan bukan berfokus pada untuk kemudahan kehidupan sehari-hari manusia atau bidang seni, tapi di kolaborasikan dengan bidang ilmu alam lainnya seperti biologi dan kimia karena kebetulan saya suka bidang sains alam dan dari SD suka mapel IPA. Makanya saya mencoba untuk memanfaatkan ilmu AI ini digunakan dalam ranah sains alam terutama di bidang medis seperti percepatan pengembangan vaksin, penemuan obat-obatan, dan juga optimasi obat-obatan yang sudah ada seperti optimasi obat kanker. Sayangnya ada challenge lain dimana keilmuan saya di bidang sains alam masih cukup buruk. Karena dikhawatirkan saya hanya akan membuat AI Generative yang tidak bisa diimplementasikan didunia nyata seperti AI Generative obat-obatan dan bioremediasi plastik, yang dikhawatirkan protein yang didesain oleh AI tidak dapat di sintesis oleh ilmuwan.
Opini pribadi, didunia ini kita tdk bs adil menyenangkan semua orang. Tp kita bs meminimalisir penggunaan ai agar bs lebih adil, ada nya aturan yg ditaati semua pihak. Penggunaan ai terbatas harusnya hanya untuk kartun dan sejenis nya, apabila industri film real dibatasi penggunaan 25-30%. Menghambat kemajuan teknologi tdk bisa tp menghilangkan penghasilan seseorang adalah hal terburuk
Mempermuda Plagiat,, Dalam materi ini yang saya PAHAM itu AI memang penting karena itu Teknologi tapi harus ada Pembatasan... Manusia yg menciptakan AI jgn sampai AI yg berkuasa dalam sektor apapun..
kalau gk salah seniman2 ini lah yg katanya menganggap remeh AI.. mereka bilang waktu awal AI muncul.. nyantai aja.. bidang seni gk bakal musnah oleh AI... wkwkw gk tahunya mereka yang pertama protes gara2 AI...
Terima kasih sudah menangkat isu ini, Dr!"ai hanya tools" hanya pemikiran sempit yang ternyata menyebabkan dampak besar dan kerugian utk begitu banyak pihak, dalam hal ini, para penulis, seniman, aktor, dll. Sudah saatnya dunia melihat dan sadar kalau karya2 seni lewat film, series, games dll itu LAYAK dihargai mahal.
Jujur agak takut sh memang karena sepertinya tidak akan lama lagi smua hal bisa digantikan dengan AI bahkan mungkin yg membuat AI masih belum sadar kalau kdepannya masa depan dia juga bisa d gantikan oleh AI , smoga aja seluruh dunia bisa membuat regulasi yang benar soal AI , karena jujur AI itu sangat membantu dalam kehidupan sehari hari tp jgn sampai itu membuat kita manusia tersingkirkan
Saya yg emang fokus ke machine learning dan generative AI macem Stable diffusion memang jujur aja ya saya, gila gila an demand nya untuk generative AI, banyak orang yang request ke saya utk membuat Lora sebuah karakter atau konsep dan ya lumayan lah bayarannya dollar haha, yg saya amati kebanyakan yg minat juga dari orang China karena memang AI boom di china jg gede bgt
Hanya para kapitalis tersesat pagar yang takut ai dan robotisasi. Manusia tidak butuh bekerja untuk uang. Manusia hanya butuh hati nurani makanan, meneruskan keturunan dan ibadah.
Sebelumnya pekerja buruh yang diserang oleh perkembangan teknologi mesin, sekarang pekerja kreatif yg terusik oleh kecanggihan Ai. Selanjutnya mungkin saja para inventor yang akan di matikan oleh kecerdasan buatan.
sistem hollywood itu kepanjangan supply chain nya, nah di situ banyk yg mark up n korup, bukan AI yg korup ... masak dari camera - mixer sound - masuk nya ke masih cetak gulungan film "(foto) kodak" dulu, kemudian gulungan2 film itu didistribusiin buat masih sistem analog bioskop2 ... nah panen nya ya dari tiket2 bioskop, blun lg klo bioskop nya yg korup, emang land n property kyk gedung2 bioskop getu2 ga ada maintenance / sewa mahal mall mall, berarti mall mall bisa yg korup nya... buset panjang amat chain nya, alias terlalu banyk yg "pungli" sana sini deh wkwkwk
coba perhatikan sitkom tv ud pindah ke yutub aja, artinya klo cuma drama ya bisa bgt pindah ke sistem digital spt konsep teknis yutub aja, paling jauh teknis nya ya mirip2 vlog yg traveler outdoor lah ...sedang kan yg cgi sci fi ya tetap perlu studio hollywood lah, nah disitulah AI masuk untuk membantu cgi sci fi ini lah, bukan drama, ga ada urusan ama drama, toh sitkom survive2 aja kok di yutub kan, apa bedanya ama drama ga terlalu teknis yg hi tech toh
nah isu nya monetisasi, klo tiket bioskop compare ama sponsor iklan tv/adsense yutub, ya itu sistem ekonomi yg beda, ...apalagi klo bluray disc koleksi di rak wkwkwk ud jadul/sistem ekonomi boomers bgt...inti-nya sistem ekonomi nya ud mesti transformasi kuncinya ...klo masih gatek ya kegilas aja kyk "175500 orang2 gatek hollywood" itu lah, mesti nya ditraining ulang tuh ..nah kembali ke hollywood nya, yg ud telanjur korup, claim ud ga ada dana buat nge-train wkwkwk ... mending buruan bubar aja lah klo emang gatek, pindah jd writer dll crew buat production sitkom2 yutub aja lah wkwkwk, yg lebih hi tech jauh, sekalian mentrain diri sendiri, tinggalin aja hollywood itu yg korup ga mau kasi training hi tech
Mela ❤ banget sama isi konten edukatif yg sangat updatenya Soalnya Mela baru tau beritanya lewat kontennya mas Indra Di media mainstream indonesia terlalu monoton isi beritanya Tentang politik Mulu . 🤭☺️
Bisa saja Hollywood memenuhi/mengakomodasi keinginan para pekerja seni tsb...tp dibelahan dunia lain(Cina) siap dengan segala sumberdaya nya menggunakan AI disemua bidang secara powerfull disemua bidang
Saya Dari Masa Depan dan Saya Mengatakan Bahwa AI akan Menjadi Sempurna tanpa cacat bagaikan di film fiksi di abad 20 , Dan setelahnya akan berperang dengan Manusia . Era baru di mulai setelah Peperangan berakhir, dimana Manusia kembali ke zaman batu , tanpa listrik . Percayalah !
Terimakasih banyak doktor Indra.. Mungkin suatu saat bisa tentang Pain of Paying please doktor Indra.. Sehingga menginspirasi inovasi UMKM untuk berjuang di era modernisasi..Terimakasih.. Sabbe satta bhavantu sukhitatta
jika yg tidak ingin hal maju lainya maka kita tidak akan ketemu melalui blog ini. Tidak bisa menerima karena tidak ingin sesuatu hilang dari dirinya, kebanyakan sesuatu itu berhubungan dengan materi keuangan. Yang perlu dilakukan adalah perlahan lahan anda menyesuaikan sebelum profil konvesional anda merugikan secara materi.Ayo jgn sibuk dengan penolakan, sibuklah menyusun strategi penyesuaian yang tepat waktu.
Ya mau gimana lagi teknologi lebih murah lebih simpel lebih bagus masa harus dipaksakan dengan tenaga manusia ada yang lebih jenius dan lebih handal.... Ya seperti seperti telekomunikasi udah nggak zaman pakai sekarang udah zamannya telepon genggam
Kenapa hasil produksi AI YANG SEKARANG ADA belum siap untuk disebut sebagai "karya seni", walaupun bahkan hasilnya lebih baik dari buatan manusia, karena memang ia hanya mesin penghasil kata dan multimedia tanpa pengalaman yang otentik. Karya sastra indah yang dihasilkan AI tidak memiliki kaitan makna apapun dengan pengalaman pembuatnya. Ada waktunya nanti, AI dengan tubuh robotnya hidup di antara kita, mendapatkan banyak rasa yang simultan dan kontinyu setiap harinya dengan waktu hidupnya, baru kemudian hal-hal yang keluar darinya bisa kita sebut sebagai "karya seni". Dan itu sangat mungkin terjadi.
Apa kamu tau bagaimana AI belajar? AI tidak dapat berfikir sendiri, mereka hanya menggunakan data, yg dilakukan AI hanya amati tiru dan modifikasi, AI bukanya gak punya pemikiran (logika), tapi AI gak punya hasrat, dimana hasrat keingin tahuan manusia sudah banyak menghasilkan karya, salah satunya youtube ini
@@MidKnight26 Btw sy pernah ngetrain dan modif code LLM. Pertama terma anda tentang ATM untuk AI kurang tepat. Kedua saya tidak sedang membicarakan AI yang sekarang.
@@fxrdhan_65 boss Microsoft bilang ada namanya AGI 1000x lebih cerdas daripada manusia semua yang manusia bisa kerjaan AI bisa mengerjakan nya hitungan detik
Isu besarnya training generative AI itu melakukan DATA LAUNDERING! Pencucian dan pencurian data.. data2 diakses tanpa CONSENT pemilkinya.. isu keadilan Copyright, HAKI dan Consent of data dikencingi habis habisan.. AI adl force ANTI-HUMANITAS & ANTI-HAKCIPTA
Di Indonesia mah kaya nya ga begitu terpengaruh deh, soal nya di Imdonesia kan banyak artis nya cari sensasi, bukan karya nya tapi sensasi nya yg harus. Wakakakakak
Setuju sm statemen para penulis, AI generate itu mesin plagiat.. yg bikin korporat tersagne2 karna biaya yg murah.. pengembang AI nya jg kyk b4bi terutama AI "Art", ngerusak pasar, supply demand nya jd ga seimbang... kebutuhan primer klo ada masalah dgn konsep kyk gini aja bisa ancur, apalagi ini yg cuma tersier...
lah ? banyak artist2 yg juga udah mulai mengkorporasi kan AI ke workflow mereka kl ada scene tertentu yg terlalu kompleks dan mengurangi beban mereka kok ? lu aja yg cuma ngeliat negatif nya doang tapi kedepannya generative AI ini ibarat gold rush, salut sama Nvidia karena udah nge start generative AI race
Lu komplain suplay demand, sedangkan teknologi gak pernah menurun bahkan dikata stabil stacknan aja kagak, yang ada exponential tahun ke tahun tumbuh pesat. Sedangkan konsumen siapa yg perduli dgn tingkat kesusahan effort dll? Mereka raja mereka mengkonsumsi maka bukan urusan mereka ttg effort creator. Bayangin aja meraka kerja lelah2 pulang rumah pengen santai, trus kemudian harus memilah2 mana plagiat mana kagak. Capek deh. Kualitas bagus ya udah nikmati ..mau ai mau kagak bodo amat.
Gak ada yg bisa bendung inovasi. Andai lu pengusaha kapal layar, trus kemudian ditemukan penemuan pesawat terbang, bisnismu anjlok. Salahin teknologi? Wkwk Soal plagiat gak ada yg perduli dgn itu. Konsumen itu menikmati bukan menganalisa.
@@eonath1043 komplenan gw bukan mengarah k konsumen, justru karna demand nya kg banyak tp supply nya melimpah justru ngejatuhin harga barang kocakkk... Ini keluh kesah gw pelaku industri yg bersangkutan, dan lu konsumen gw tau konsumen g peduli usaha pemberi jasa dll yg penting hasil, lu juga ngapa komplen k gw aneh lu udh lu diem aja duduk santai...
@@Eleganttf2 gw tekenin ya, ada beberapa AI yg di gunakan sbg tool, tp ada juga AI instant yg ngehancurin proses berpikir kita (contoh AI art {seni digital} ini yg nyuri gambar dr internet utk ngelatih mesinnya), bukan ngeliat sisi negatifnya doank, tp emng ada sisi dimana itu ngehancurin pihak2 yg berkaitan... Klo ga ada yg negatif ngapain orang2 disana pada demo coba hahhh..???!!!!
Memang membantu cuman apakah etis menggunakan data yg memiliki hak cipta dijadiin data training tanpa persetujuan dgn pemiliknya? AI saat ini generate apa yg ditraining aja, gak bisa benar2 buat dari nol untuk jadikan sebuah objek yg benar2 orisinil, alias cuman copas dari banyak sumber, dan butuh power compute yg besar, memang ada yg mampu build AI sendiri? Costnya bakal gedhe. Darisini sebenarnya agak berlebihan kalau AI disini benar2 ngegantiin semua jobs. Ini sama kek codepilot, gak bakal bisa ngegantiin job programmer, AI cuman dijadiin alat snippets dan auto correct aja, gak bakal bisa ngegantiin job programmer yg padahal seorang influence dah nakut2in AI bakal ngegantiin jobs. Yg berat itu ke user awam, apalagi yg sotoy 🗿
pernah nyangka ga pas tahun 1990, kalau kita sekarang bakal bisa videocallan sama orang di Yunani dengan mudah? Mau kemana mana tinggal mesen ojol? Ga perlu pakai cash maupun card kalau mau belanja? Developer AI sendiri bilang kalau pertumbuhan AI sekarang masih dalam tahap "bayi" (infancy). Itu sama aja kayak internet di tahun 1990. Dari itu aja udah bisa mikir sendiri
kalau esaf cuman bagian dalamnya gak di cat aja makanya karatan. seharusnya pengecatannya harus dengan teknik celup, agar tidak ada sela sela yang tertinggal.
Ke mall habis bensin ongkos, parkir, makanan mahal, harga barang mahal. lagian pendapatan rata rata semakin lama semakin kecil dibandingkan harga barang.
Kalau mikirnya jauh bisa nggak aman loh. Salah satu jalan pikirnya gini nih bang : Seniman terganti oleh AI > ga perlu aktor/artis>> ga perlu costume designer > ga perlu penjahit > ga perlu material > ga perlu orang yang bawa material > ga perlu supir yang bawa barang > demand kain berkurang > layoff buruh pabrik > pada ga ada duit buat beli gorengan > pendapatan abang gorengan berkurang . Itu baru dampak dari segi kostum 😁
gabisa.. AI kedeapannya akan jauh mengungguli performa manusia dalam hal tertentu yang dimana butuh banyak energi yang manusia butuhkan untuk bbrp menit waktu dimana AI bisa mengerjakannya, hanya saja AI kita sebagai manusia seenggakanya mampu mendevelop AI untuk kita handle sendiri nantinya
@@nuclearfootball9285 justru visi utopis dari salah satu pendiri raksasa AI (midjourney) sendiri dia emang mau menciptakan dimana manusia ga perlu kerja lagi, semua udah dikerjakan oleh AI. Masalahnya itu hanya akan terjadi kalau setiap manusia kesejaheteraannya udah terpenuhi, yang mana kalau kita lihat dari kondisi sekarang mah masih jauh banget. Bahkan kata katanya om fxrdhan di atas yang bilang manusia seenggaknya bisa develop AI buat handle sendiri, AI kedepannya udah akan cukup pintar untuk develop dirinya sendiri. Makanya yang para seniman AS lakukan itu udah bener, kita harus buat batasan dari sekarang jadi AI akan berkembang secara sehat, bukan ga terkontrol kayak kanker
Terima kasih Dr. Indrawan sudah mengangkat isu ini. Sy desainer grafis, dan beberapa bulan ini menjadi bulan yang kelam bagi sy dan beberapa rekan yang bergerak di industri yg sama. Sebelumnya kami bekerja sebagai contributor di marketplace yang menjual karya seni digital, lalu tiba2 mereka memutuskan kontrak secara sepihak, mereka tidak ingin membeli lagi karya kami, dengan alasan the world is shifting, dan mereka mencoba mengganti bisnis model mereka. Ya, mereka mulai menempatkan AI generator di web mereka.
Secara pribadi sy tidak pernah menolak AI, apalagi selama AI dapat membuat sistem kerja menjadi lebih efisien, tapi untuk sebuah karya seni dan ranah kreatif, disini sepertinya AI sudah bertindak terlalu jauh.
Sekali lagi terima kasih Dr. Indrawan, saya sangat setuju dengan kalimat terakhir anda, bahwa dibalik setiap karya ada jutaan mimpi, harapan dan pengorbanan.
Salam.
Shutterstock?
Bukan salah AI tapi salah manusianya, AI tidak bisa bertindak lebih jauh jika manusianya tidak mengijinkanya
Makanya adapatasi. Sama pertama kali kalkulator keluar
@@pathetic49 sempoa skrg buka tempat les anak2 mirip kumon
di kasih mudah mala ngeluh..
saya di bidang animasi 3d bahkan.. tahun ini ada penurunan projek freelance sampai 60%, temen2 illustrator juga ngerasain hal yang sama di tahun ini... bedanya sangat signifikan dibanding tahun kemarin.. satu2nya sumber pemasukan cuma dari hasil jualan aset 2d & 3d di beberapa marketplace itupun semenjak ada AI ini mereka selalu update kebijakan2 baru yang pasti merugikan kontributornya, tapi mau gimana lagi, marketplace pun pasti nggak mau tutup gara2 AI ini... karya2 AI pun jadi legal dan betebaran disana, bahkan beberapa kali dapat rank teratas untuk jumlah download daripada karya original... hadehhhhhh pusiiinggg
Sebenernya org2 seni harusnya sadar lebih awal, ketika AI pertama kali mengalahkan manusia dlm lomba catur harusnya mereka sadar bahwa AI ini bisa mengamati meniru dan memodifikasi, 3 hal tersebut menjadi ancaman bagi kreativitas manusia
Semangatt Dr Indrawan Nugroho, saya petani milenial pemula, sangat suka dengan chanel ini
Ini kaya ojek pengkolan vs ojol, e-commerce vs toko offline konvensional.. banyak yang ga siap dan ga sanggup dengan dinamika perubahan yang terjadi saat ini
beda...ojol vs opang itu masalah platform, tapi opang punya pilihan untuk gabung ke ojol walau banyak syaratnya ...kalau mau lebih pas perbandingnannya misal ada ibu jualan kue vs toko kue serba ada tapi yang jual dan melayani semua robot. Nah toko serba adanya ini nggak masak ataupun beli bahan kuenya sendiri, tapi nyomot bahan bahan dan serpihan serpihan kue dari ibu ibu yang jualan ini tanpa bayar ke para ibu ini....Nah si toko kue serba ada ini jadi bisa ngelayanin banyak customer dan bikin kue apapun yang kustomer mau dengan cepat dan efisien karena ga perlu masak, tinggal nyomot aja. Si ibu ibu penjual kue ini jadi kehilangan pekerjaan karena kalah saing sama toko kue serba ada ini + merasa dirugikan karena sebenernya si toko kue ini juga nyomot sedikit dari para ibu-ibu ini....
please stop bandingin sama ojol vs opang, kecuali kalau ojol itu pakai anggota tubuh opang buat narik kustomer, baru deh pas. Ini masalah yang lebih besar dari sekedar pergantian dinamika
@@littlelenox8797bener nih, walaupun AI punya pemikiran (logika), AI gak bisa tanpa data, mungkin suatu hari nanti ada AI yg benar2 canggih, tapi itu gak terlepas dari mereka training data, yg dilakukan sama AI cuma amati tiru dan modifikasi dari data training tersebut, sedangkan manusia punya hasrat, berbagai macam hasrat, salah satu yg paling merubah dunia adalah hasrat ingin tau, banyak hal yg ditemukan berawal dr keingintahuan
Tadinya revolusi industri 4.0 dipikir cuma akan menggantikan pekerjaan non skill seperti misalnya buruh, kasir, penjaga tol, dll. Ternyata pekerjaan yang membutuhkan skill pun dimana awalnya tidak akan tergeser revolusi industri 4.0 bisa tergantikan dengan teknologi AI.
Kita bisa hidup berdampingan dengan AI dimana kita Membuat AI menyempurnakan pekerjaan kita sendiri, tapi akan menjadi mimpi buruk apabila industri kapitalisme atau pemilik modal yang memilih menggunakan teknologi itu dibandingkan mempekerjakan manusia yang membutuhkan biaya lebih tinggi. Bener bener pedang bermata dua.. 😢
baca buku nya langsung deh, the 4th industrial revolution, by klaus schwaab, dijamin bakal lebih shock lagi 😂
Jangan terlalu cepat menyimpulkan ai tidak bisa menciptakan sesuatu yg baru!? Kita tidak pernah tau itu... tapi yang pasti, harus segera ada UUD yg legal utk pengaplikasian AI dalam setiap aspek apapun! Jangan terlena... ai ini sangat berbahaya untuk "garis besar pada perputaran ekonomi dunia" karena sejatinya ekonomi itu berantai, dunia digital saja sudah banyak membuat perubahan yg drastis!?
Kemajuan teknologi memang tidak bisa dibendung, Itulah perubahan. Tugas manusia adalah memampukan diri untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Satu hal yang pasti, manusia adalah mahakarya super canggih buatan yang Maha Kuasa.
ai menguasai untuk efisiensi memproduksi barang/jasa bagi masyarakat, pendapatan masyarakat berkurang karena banyak sektor terganti ai dan mesin.
supply tinggi karena teknologi, demand turun rendah pendapata
Sy penulis sekaligus desain grafis, jujur kebantu banget sama AI kerjaan lebih cepet ngebuka alur baru yg ga kepikiran. Skill murni itu mmg wajib dalam dunia kreatif tapi pemahaman penggunaan tools itu jg penting.
alur baru yg lo ga kepikiran itu didapat dari pemikiran orang lain yg dipelajarin sm AI
iya ane juga nulis kebantu banget sama AI
betul, tp yang jd problem adalah kalo klien pun jg paham dengan tools tools AI, akhirnya mereka akan merasa gak butuh profesi kita, atau mungkin nurunin rate kita. akhirnya pekerja kreatif di tuntut untuk inovatif dengan kolaborasi tools2 tsb
nah ini
Kreativitas diganti dengan AI 😒🙄
Apakah AI sudah sampai ke titik dia bisa baca karakter manusia, dan menempatkan posisi sebagai leader, menjaga motivasi team?
bisa lah.. masa nggak :v lebih mala.. cuma sayang belum dlm bentuk fisik manusia 😪 klo ada pun mahal bet
Hehehe belum tau aja dia sekarang pacar AI juga udah mulai tren :v
GASSS upload langsung auto nonton
Ai gak pernah demo 😁 , saya paham akhir” ini up berita populasi yg harus dikurangi , karena banyak kerjaan di nanti ambil alih ai , jadi tenaga kerja masiv uda ga dibutuhkan banyak lagi untuk generasi berikutnya 😁
Apakah AI akan menjadi next thanos.
sepertinya kata jaman terus berkembang, dan kita akan tergilas oleh zaman jika tidak bisa beradaptasi. saat ini sudah terjadi di dunia perfilman.
semoga tetap bisa bertahan ditengah gempuran modernisasi khususnya dengan AI
betul, beberapa artist udah mengkorporasikan AI ke workflow mereka dan ga komplain, itu baru saya salut ke seniman yg seperti itu karena menggunakan AI sebagai mana mestinya daripada koar koar komplain betapa "buruknya" AI pdhl bisa mempermudah society secara general
perkembangan AI dan generative media / synthetic media pada akhirnya akan menjadi hal umum.. mungkin pada beberapa tahun yang akan datang, proses produksi yang menggunakan manusia riil dan perangkat kamera akan menjadi sebuah "artisanal products" di masa ai production menjadi hal umum..
Dulu industri kreatif mah aman dari AI sekarang industri kreatif lah yg paleng terancam AI ,sungguh ironi
Budaya KLAIM atau COPY RIGTH yg dasarnya INDIVIDUALISTIS inilah yg jadi masalah bagi mereka.
Sedangkan bagi SEBAGIAN BESAR bangsa ASIA menganggap semua IDE berasal dari TUHAN jadi bukanlah hal yg merugikan jika KARYAnya diplagiat orang lain.
Karena budaya "PENIRUAN adalah PENGHARGAAN terbesar bagi pencetus pertamanya".
TUHAN itu luar biasa, saat harus bekerja MENGKLAIM KARYANYA dari klaim KAUM INDIVIDUALIS langsung MENOHOK lewat PEMIKIRAN/BUDAYA/TEKNOLOGI mereka SENDIRI.
Saya sendiri sekarang menggunakan AI, bedanya Saya di fotografi, Saya sendiri bergerak di bidang fotografi di sekolah, 2 kecamatan sudah di handle. Setidaknya sebulan bisa editing 1500-2500 siswa(tergantung grub sekolahnya), banyak pegawai Saya yang resign bukan karena gaji tapi karena jam kerja yang tinggi, gajinya tinggi & sering Saya beri bonus, tapi namanya anak muda ya gitu sikapnya.
Kemudian Saya sendiri menggunakan AI dan akhirnya dengan jumlah pegawai yang ada, editing jauh lebih cepat. Kelemahan dari dulu ada di penggantian background & warna, dengan AI biasanya dikerjakan dengan ½ dengan 1 foto bersama, sekarang gak sampai 1 menit. Produktivitas jadi meningkat, gaji karyawan Saya naikkan & sering Saya kasih bonus
gaji karyawannya berapa pak ?
kerja bagus
2 tahun lagi sekolah2 juga pakai Ai sendiri pak, jadi gak perlu kerjasama sama bapak,
@@budiartomore8369jgn kan sekolah, orang tua murid juga bisa melakukannya dirumah, tinggal beli green screen, atau bahkan ga perlu klo emg AI nya udh canggih bgt
@@budiartomore8369😂
Semua ini karena kapitalisme yang semakin menggila
Sy 3d artist sangat terbantu dgn Ai untuk membuat konsep/sketsa awal, g perlu lama mikir. Tinggal generate image sebanyak2ny trus pilih yg cocok buat referensi.
Justru kemudahan itu. seiring waktu membuat suatu pekerjaan ga akan dihargai mahal lagi😢
Sekarang terbantu, lama-lama bisa tergantikan.
Awalnya cuman gitu, apakah bakal spt itu terus dan tidak akan berkembang?
😂😂😂😂
betul, beberapa artist udah mengkorporasikan AI ke workflow mereka dan ga komplain, itu baru saya salut ke seniman yg seperti itu karena menggunakan AI sebagai mana mestinya daripada koar koar komplain betapa "buruknya" AI pdhl bisa mempermudah society secara general
Menurut saya hal tersebut akan seperti kejadian yang dulu pernah terjadi yaitu ketika ojek konvensional kedatangan penantang baru yaitu ojek online dan apa selanjutnya terjadi? Ojek online lah pemenangnya, karena apa? Karena zaman, pada akhirnya perubahan zaman akan menerjang kita semua seperti tsunami sulit sekali untuk dibendung
Semakin modern semakin manusia ingin bermanja2 dgn segala kemudahan dgn menciptakan AI yg akhirnya terjadi ketergantungan pd AI, pd akhirnya suatu peradaban dpt punah disaat daya juang survival menurun secara gradual dgn ketergantungan pd entitas lain💡
Saya sendiri sebagai mahasiswa informatika dan juga AI enthusiast sebenarnya takut juga membuat AI seperti ini. Bahkan saya pernah ngejokes seperti ini ke temen mahasiswa seni walaupun respon dia cukup unik bahwa "seni adalah gambaran ekspresi manusia atau setiap orang, jadi AI tidak bisa melakukan hal yang seperti itu" walaupun saya sendiri setuju tapi tetep takut. Jadi pengembangan AI yang saya lakukan bukan berfokus pada untuk kemudahan kehidupan sehari-hari manusia atau bidang seni, tapi di kolaborasikan dengan bidang ilmu alam lainnya seperti biologi dan kimia karena kebetulan saya suka bidang sains alam dan dari SD suka mapel IPA. Makanya saya mencoba untuk memanfaatkan ilmu AI ini digunakan dalam ranah sains alam terutama di bidang medis seperti percepatan pengembangan vaksin, penemuan obat-obatan, dan juga optimasi obat-obatan yang sudah ada seperti optimasi obat kanker. Sayangnya ada challenge lain dimana keilmuan saya di bidang sains alam masih cukup buruk. Karena dikhawatirkan saya hanya akan membuat AI Generative yang tidak bisa diimplementasikan didunia nyata seperti AI Generative obat-obatan dan bioremediasi plastik, yang dikhawatirkan protein yang didesain oleh AI tidak dapat di sintesis oleh ilmuwan.
Opini pribadi, didunia ini kita tdk bs adil menyenangkan semua orang. Tp kita bs meminimalisir penggunaan ai agar bs lebih adil, ada nya aturan yg ditaati semua pihak. Penggunaan ai terbatas harusnya hanya untuk kartun dan sejenis nya, apabila industri film real dibatasi penggunaan 25-30%. Menghambat kemajuan teknologi tdk bisa tp menghilangkan penghasilan seseorang adalah hal terburuk
Thanks Om,, pelajaran yang berharga ini.. salam dari Jayapura
Pada dasarnya AI dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia, tinggal tergantung penggunaannya
Mempermuda Plagiat,, Dalam materi ini yang saya PAHAM itu AI memang penting karena itu Teknologi tapi harus ada Pembatasan... Manusia yg menciptakan AI jgn sampai AI yg berkuasa dalam sektor apapun..
betul, tapi sekarang lebih ke menggantikan pekerjaan. dan efeknya ada di video diatas
udah di titik dapat menggantikan manusia
kalau gk salah seniman2 ini lah yg katanya menganggap remeh AI.. mereka bilang waktu awal AI muncul.. nyantai aja.. bidang seni gk bakal musnah oleh AI... wkwkw gk tahunya mereka yang pertama protes gara2 AI...
Terima kasih sudah menangkat isu ini, Dr!"ai hanya tools" hanya pemikiran sempit yang ternyata menyebabkan dampak besar dan kerugian utk begitu banyak pihak, dalam hal ini, para penulis, seniman, aktor, dll. Sudah saatnya dunia melihat dan sadar kalau karya2 seni lewat film, series, games dll itu LAYAK dihargai mahal.
Pada akhirnya mesin dan otomatisasi akan menang. Manusia terpaksa mencari nafkah dg jualan pop ice dan cilok
😂
klo Indonesia mah ga peduli HKI wkwkwkwk... boro2 kekayaan intelektual, objek lain aja yg bukan hak nya di COLONG, kadang di klaim...
Jujur agak takut sh memang karena sepertinya tidak akan lama lagi smua hal bisa digantikan dengan AI
bahkan mungkin yg membuat AI masih belum sadar kalau kdepannya masa depan dia juga bisa d gantikan oleh AI ,
smoga aja seluruh dunia bisa membuat regulasi yang benar soal AI ,
karena jujur AI itu sangat membantu dalam kehidupan sehari hari
tp jgn sampai itu membuat kita manusia tersingkirkan
Pekerjaan yang tidak terganti kan oleh AI adalah :
- makelar / jual beli tanah
- tulis lain nya yang kamu tahu di sini
😁
Saya yg emang fokus ke machine learning dan generative AI macem Stable diffusion memang jujur aja ya saya, gila gila an demand nya untuk generative AI, banyak orang yang request ke saya utk membuat Lora sebuah karakter atau konsep dan ya lumayan lah bayarannya dollar haha, yg saya amati kebanyakan yg minat juga dari orang China karena memang AI boom di china jg gede bgt
nama di civitai nya gan :) ? yg org bali bukan?
@@yokipop9467 bukan gan haha, dan malu mau share nama disini soalnya lebih ke Lora private sih dan beberapa nsfw wkwk
@@Eleganttf2 ( ͡° ͜ʖ ͡°) wkwk
Akan KALAH seiring WAKTU dan BERGANTINYA GENERASI...
Karena GENERASI BERIKUTNYA sdh TERBIASA dan dibuat NYAMAN oleh AI
kalau generasi berikutnya gajinya kecil, atau banyak pengangguran? apakah nyaman ?
Gagara seniman hollywood mogok kerja. Bulan Agustus belum ada film baru yang rilis. Sedih😣
Hanya para kapitalis tersesat pagar yang takut ai dan robotisasi. Manusia tidak butuh bekerja untuk uang. Manusia hanya butuh hati nurani makanan, meneruskan keturunan dan ibadah.
Sebelumnya pekerja buruh yang diserang oleh perkembangan teknologi mesin, sekarang pekerja kreatif yg terusik oleh kecanggihan Ai. Selanjutnya mungkin saja para inventor yang akan di matikan oleh kecerdasan buatan.
percaya pada AI
bahas studi kasus formula satu dan efeknya akibat pelarangan sponsor rokok dong, kayanya bahasan yang bagus
Ancaman pling nyata adalah kebodohan kita
sistem hollywood itu kepanjangan supply chain nya, nah di situ banyk yg mark up n korup, bukan AI yg korup ... masak dari camera - mixer sound - masuk nya ke masih cetak gulungan film "(foto) kodak" dulu, kemudian gulungan2 film itu didistribusiin buat masih sistem analog bioskop2 ... nah panen nya ya dari tiket2 bioskop, blun lg klo bioskop nya yg korup, emang land n property kyk gedung2 bioskop getu2 ga ada maintenance / sewa mahal mall mall, berarti mall mall bisa yg korup nya... buset panjang amat chain nya, alias terlalu banyk yg "pungli" sana sini deh wkwkwk
coba perhatikan sitkom tv ud pindah ke yutub aja, artinya klo cuma drama ya bisa bgt pindah ke sistem digital spt konsep teknis yutub aja, paling jauh teknis nya ya mirip2 vlog yg traveler outdoor lah ...sedang kan yg cgi sci fi ya tetap perlu studio hollywood lah, nah disitulah AI masuk untuk membantu cgi sci fi ini lah, bukan drama, ga ada urusan ama drama, toh sitkom survive2 aja kok di yutub kan, apa bedanya ama drama ga terlalu teknis yg hi tech toh
nah isu nya monetisasi, klo tiket bioskop compare ama sponsor iklan tv/adsense yutub, ya itu sistem ekonomi yg beda, ...apalagi klo bluray disc koleksi di rak wkwkwk ud jadul/sistem ekonomi boomers bgt...inti-nya sistem ekonomi nya ud mesti transformasi kuncinya ...klo masih gatek ya kegilas aja kyk "175500 orang2 gatek hollywood" itu lah, mesti nya ditraining ulang tuh ..nah kembali ke hollywood nya, yg ud telanjur korup, claim ud ga ada dana buat nge-train wkwkwk ... mending buruan bubar aja lah klo emang gatek, pindah jd writer dll crew buat production sitkom2 yutub aja lah wkwkwk, yg lebih hi tech jauh, sekalian mentrain diri sendiri, tinggalin aja hollywood itu yg korup ga mau kasi training hi tech
Menurut saya satu hal aja prof, tidak ada yang bisa menggantikan karya kerja manusia yang "Otentik"
saya belum bisa paham apakah dari zaman batu sampai sekarang karya kerja manusia tidak membutuhkan materi.
Himbauan kepada para penghuni negara-negara dunia ketiga, tolonglah dikurangi konsumsi scitech hype dan marketing buzzwords. 🤭
Mela ❤ banget sama isi konten edukatif yg sangat updatenya
Soalnya Mela baru tau beritanya lewat kontennya mas Indra
Di media mainstream indonesia terlalu monoton isi beritanya
Tentang politik Mulu . 🤭☺️
Beritanya g kreatif ya? Masa kalah sama generative AI??
@@arsom5552 (^_^)
Dalam perlombaan fotograpi , AI berhasil menjadi pemenang terbaik...
manusia membuat kiamatnya sendiri
Bisa saja Hollywood memenuhi/mengakomodasi keinginan para pekerja seni tsb...tp dibelahan dunia lain(Cina) siap dengan segala sumberdaya nya menggunakan AI disemua bidang secara powerfull disemua bidang
Saya Dari Masa Depan dan Saya Mengatakan Bahwa AI akan Menjadi Sempurna tanpa cacat bagaikan di film fiksi di abad 20 , Dan setelahnya akan berperang dengan Manusia .
Era baru di mulai setelah Peperangan berakhir, dimana Manusia kembali ke zaman batu , tanpa listrik . Percayalah !
Seiring berjalan waktu dan ai semakin berkembang maka 1 AI akan bisa menyamai seluruh kecerdasan manusia yang lahir di dunia ini
Untuk mengalahkan AI, jadilah lebih pintar dari AI itu sendiri karena potensi manusia itu luar biasa.
walau bisa lebih pintar dari AI, tetap saja manusia kalah di harus makan n tidur, kalo AI ga butuh istirahat wkwk@@nuclearfootball9285
@@nuclearfootball9285
AI itu Canggih pak
udah make belom
Untuk saat ini belum terlalu canggih. Ai cuma bsa jawab ditingkat dasar saja
Soal desain grafis, saya akui memang maju
@@feardieshogun8153 sudah dong,,,bahkan tahu metode2 ai yg pada dasarnya terbatas
hmmm...sedang mikir dalam dan panjang tetang anak saya - saya sedang mengarahkan dia untuk rajin menulis cerita. hicks!!!😢😢😢😢
Terimakasih banyak doktor Indra.. Mungkin suatu saat bisa tentang Pain of Paying please doktor Indra.. Sehingga menginspirasi inovasi UMKM untuk berjuang di era modernisasi..Terimakasih.. Sabbe satta bhavantu sukhitatta
Perfileman akan di tinggalkan....yg mudah2 bikin bosan...apa guna jasmani dan otak manusia...bikin film nyata aja
bahas penerapan AI di tiongkok. adakah korelasi dari mandeknya pertumbuhan ekonomi. perasaan deepfake yang mencetus dari tiongkok
Top Pak Indrawan 👍🏻
jika yg tidak ingin hal maju lainya maka kita tidak akan ketemu melalui blog ini. Tidak bisa menerima karena tidak ingin sesuatu hilang dari dirinya, kebanyakan sesuatu itu berhubungan dengan materi keuangan. Yang perlu dilakukan adalah perlahan lahan anda menyesuaikan sebelum profil konvesional anda merugikan secara materi.Ayo jgn sibuk dengan penolakan, sibuklah menyusun strategi penyesuaian yang tepat waktu.
Ya mau gimana lagi teknologi lebih murah lebih simpel lebih bagus masa harus dipaksakan dengan tenaga manusia ada yang lebih jenius dan lebih handal.... Ya seperti seperti telekomunikasi udah nggak zaman pakai sekarang udah zamannya telepon genggam
Kenapa hasil produksi AI YANG SEKARANG ADA belum siap untuk disebut sebagai "karya seni", walaupun bahkan hasilnya lebih baik dari buatan manusia, karena memang ia hanya mesin penghasil kata dan multimedia tanpa pengalaman yang otentik. Karya sastra indah yang dihasilkan AI tidak memiliki kaitan makna apapun dengan pengalaman pembuatnya.
Ada waktunya nanti, AI dengan tubuh robotnya hidup di antara kita, mendapatkan banyak rasa yang simultan dan kontinyu setiap harinya dengan waktu hidupnya, baru kemudian hal-hal yang keluar darinya bisa kita sebut sebagai "karya seni". Dan itu sangat mungkin terjadi.
Apa kamu tau bagaimana AI belajar? AI tidak dapat berfikir sendiri, mereka hanya menggunakan data, yg dilakukan AI hanya amati tiru dan modifikasi, AI bukanya gak punya pemikiran (logika), tapi AI gak punya hasrat, dimana hasrat keingin tahuan manusia sudah banyak menghasilkan karya, salah satunya youtube ini
@@MidKnight26 Btw sy pernah ngetrain dan modif code LLM. Pertama terma anda tentang ATM untuk AI kurang tepat. Kedua saya tidak sedang membicarakan AI yang sekarang.
Bisa2 suatu saat, AI bisa jadi presiden atau raja
gaakan bisa, sampai kapanpun AI hanyalah copilot, yang dipilot oleh Manusia itu sendiri
@@fxrdhan_65 semoga
@@fxrdhan_65 boss Microsoft bilang ada namanya AGI 1000x lebih cerdas daripada manusia semua yang manusia bisa kerjaan AI bisa mengerjakan nya hitungan detik
baru kali ini ada yang nyeritain tentang WGA SAFTA dimana2 gak ada yang bener2 njelasin terima kasih bang
Isu besarnya training generative AI itu melakukan DATA LAUNDERING! Pencucian dan pencurian data.. data2 diakses tanpa CONSENT pemilkinya.. isu keadilan Copyright, HAKI dan Consent of data dikencingi habis habisan..
AI adl force ANTI-HUMANITAS & ANTI-HAKCIPTA
Di Indonesia mah kaya nya ga begitu terpengaruh deh, soal nya di Imdonesia kan banyak artis nya cari sensasi, bukan karya nya tapi sensasi nya yg harus. Wakakakakak
Setuju sm statemen para penulis, AI generate itu mesin plagiat.. yg bikin korporat tersagne2 karna biaya yg murah.. pengembang AI nya jg kyk b4bi terutama AI "Art", ngerusak pasar, supply demand nya jd ga seimbang... kebutuhan primer klo ada masalah dgn konsep kyk gini aja bisa ancur, apalagi ini yg cuma tersier...
lah ? banyak artist2 yg juga udah mulai mengkorporasi kan AI ke workflow mereka kl ada scene tertentu yg terlalu kompleks dan mengurangi beban mereka kok ? lu aja yg cuma ngeliat negatif nya doang tapi kedepannya generative AI ini ibarat gold rush, salut sama Nvidia karena udah nge start generative AI race
Lu komplain suplay demand, sedangkan teknologi gak pernah menurun bahkan dikata stabil stacknan aja kagak, yang ada exponential tahun ke tahun tumbuh pesat.
Sedangkan konsumen siapa yg perduli dgn tingkat kesusahan effort dll? Mereka raja mereka mengkonsumsi maka bukan urusan mereka ttg effort creator.
Bayangin aja meraka kerja lelah2 pulang rumah pengen santai, trus kemudian harus memilah2 mana plagiat mana kagak. Capek deh.
Kualitas bagus ya udah nikmati ..mau ai mau kagak bodo amat.
Gak ada yg bisa bendung inovasi.
Andai lu pengusaha kapal layar, trus kemudian ditemukan penemuan pesawat terbang, bisnismu anjlok. Salahin teknologi? Wkwk
Soal plagiat gak ada yg perduli dgn itu. Konsumen itu menikmati bukan menganalisa.
@@eonath1043 komplenan gw bukan mengarah k konsumen, justru karna demand nya kg banyak tp supply nya melimpah justru ngejatuhin harga barang kocakkk... Ini keluh kesah gw pelaku industri yg bersangkutan, dan lu konsumen gw tau konsumen g peduli usaha pemberi jasa dll yg penting hasil, lu juga ngapa komplen k gw aneh lu udh lu diem aja duduk santai...
@@Eleganttf2 gw tekenin ya, ada beberapa AI yg di gunakan sbg tool, tp ada juga AI instant yg ngehancurin proses berpikir kita (contoh AI art {seni digital} ini yg nyuri gambar dr internet utk ngelatih mesinnya), bukan ngeliat sisi negatifnya doank, tp emng ada sisi dimana itu ngehancurin pihak2 yg berkaitan... Klo ga ada yg negatif ngapain orang2 disana pada demo coba hahhh..???!!!!
Di ide kreatif nya toh, di indo aman karna cuma marah nangis cerai kawin 😂
Mereka yg buat mereka juga merasakan dampak negatifnya 😂
after covid. ott makin gila
Kalo holiwut tutup kita tangkywut siap bangkit lagi 😂
bisa kompak gitu ya disana, beda di kita
Baru sadar d thumbnail gak ada lagi logo pintu tutup
Memang membantu cuman apakah etis menggunakan data yg memiliki hak cipta dijadiin data training tanpa persetujuan dgn pemiliknya?
AI saat ini generate apa yg ditraining aja, gak bisa benar2 buat dari nol untuk jadikan sebuah objek yg benar2 orisinil, alias cuman copas dari banyak sumber, dan butuh power compute yg besar, memang ada yg mampu build AI sendiri? Costnya bakal gedhe.
Darisini sebenarnya agak berlebihan kalau AI disini benar2 ngegantiin semua jobs.
Ini sama kek codepilot, gak bakal bisa ngegantiin job programmer, AI cuman dijadiin alat snippets dan auto correct aja, gak bakal bisa ngegantiin job programmer yg padahal seorang influence dah nakut2in AI bakal ngegantiin jobs.
Yg berat itu ke user awam, apalagi yg sotoy 🗿
belajar lagi dek fundamental AI itu apa.. jujur aja ane males jelasin.. silahkan cari lngsng ke sumber nya.. clue nya.. china-india-amrek ..
pernah nyangka ga pas tahun 1990, kalau kita sekarang bakal bisa videocallan sama orang di Yunani dengan mudah? Mau kemana mana tinggal mesen ojol? Ga perlu pakai cash maupun card kalau mau belanja?
Developer AI sendiri bilang kalau pertumbuhan AI sekarang masih dalam tahap "bayi" (infancy). Itu sama aja kayak internet di tahun 1990.
Dari itu aja udah bisa mikir sendiri
5 tahun lagi lu bakal tarik kata kata lu
Angkat yg lagi viral dong. AHM dan yamaha
Film Terminator contoh nya
christopher nolan be like: challenge accepted
Sisi plus dan Minus AI.
capitalist : 'gonna cry?'
sy hanya tukang las,mau belajar AI untuk bikin rangka motor biar gak karatan
kalau esaf cuman bagian dalamnya gak di cat aja makanya karatan. seharusnya pengecatannya harus dengan teknik celup, agar tidak ada sela sela yang tertinggal.
Terimakasih mas Indra
Seharusnya bidang seni kreatif dan inovasi tidak di kooptasi AI.. Tapi sbg pendukung saja..
Semakin canggih jaman, manusia makin tak di hargai
bukan nya dari dulu manusia uda tdk menghargai satu sama lain? perang dunia I, II bikin bom?
Ribut 😊tehnologi,ribut karna duit,ribut karna tdk sejalan dlm kesepakatan...
Ya karna memang itu merusak dan melanggar hak cipta
Terimakasih
Ini seperti burung biru vs gocek
Kata semoga itu bisa berarti semua mogok dan gagal
Pa bahas tiktok dong yang makin hari makin rame pengguna bahkan mol mol banyak yang sepi, sekarang pada jualan semua di tiktok
Ke mall habis bensin ongkos, parkir, makanan mahal, harga barang mahal. lagian pendapatan rata rata semakin lama semakin kecil dibandingkan harga barang.
Saya karyawan pabrik hanya diam membisu..
Nasibnya tukang gorengan kedepanya gimana ya?
aman
Kalau mikirnya jauh bisa nggak aman loh. Salah satu jalan pikirnya gini nih bang : Seniman terganti oleh AI > ga perlu aktor/artis>> ga perlu costume designer > ga perlu penjahit > ga perlu material > ga perlu orang yang bawa material > ga perlu supir yang bawa barang > demand kain berkurang > layoff buruh pabrik > pada ga ada duit buat beli gorengan > pendapatan abang gorengan berkurang . Itu baru dampak dari segi kostum 😁
Untuk mengalahkan AI, jadilah lebih pintar dari AI itu sendiri karena potensi manusia itu luar biasa.
gabisa.. AI kedeapannya akan jauh mengungguli performa manusia dalam hal tertentu yang dimana butuh banyak energi yang manusia butuhkan untuk bbrp menit waktu dimana AI bisa mengerjakannya, hanya saja AI kita sebagai manusia seenggakanya mampu mendevelop AI untuk kita handle sendiri nantinya
@@fxrdhan_65 terlalu ngayal ente muja2 AI...aplagi ke depan tidak ada yg tahu
@@nuclearfootball9285 justru visi utopis dari salah satu pendiri raksasa AI (midjourney) sendiri dia emang mau menciptakan dimana manusia ga perlu kerja lagi, semua udah dikerjakan oleh AI. Masalahnya itu hanya akan terjadi kalau setiap manusia kesejaheteraannya udah terpenuhi, yang mana kalau kita lihat dari kondisi sekarang mah masih jauh banget. Bahkan kata katanya om fxrdhan di atas yang bilang manusia seenggaknya bisa develop AI buat handle sendiri, AI kedepannya udah akan cukup pintar untuk develop dirinya sendiri. Makanya yang para seniman AS lakukan itu udah bener, kita harus buat batasan dari sekarang jadi AI akan berkembang secara sehat, bukan ga terkontrol kayak kanker
@@nuclearfootball9285liat
"the problem with AI"
@@littlelenox8797 lah ngga mungkin, metode2 AI itu terbatas...contoh, dibagian konstruksi bangunan, dari dulu begitu2 saja.
Dunia lg sibuk bahas AI kita masih sibuk bahas politik agama 😂 kochak
Perebutan sesuap nasi
tai lah kerjaan gw ni
udah di ganti "ai art",
tai la