Saya senang melihat dosen yg mau terjun ke dunia YT ini. jarang sekali ada yg seperti bapak. tetap semangat berkarya pak, panjang umur, dan tebarkan ilmu biar bisa dikonsumsi oleh smeua orang. Salam sobat PS>>>
Reina Azzahra Sosiologi E Semester 5. Sebelumnya terimakasih pak videonya sangat menarik dan mudah dipahami. Izin menyimpulkan sesuai dengan apa yang saya pahami pak, jadi teori konstruksi realitas sosial Berger ini menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Proses konstruksi realitas sosial ini terbagi menjadi 3 proses yaitu eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi. Eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi adalah dialektika yang berjalan simultan, artinya ada proses menarik keluar (eksternalisasi) sehingga seakan-akan hal itu berada di luar (objektif) dan kemudian terdapat proses penarikan kembali ke dalam (internalisasi) sehingga sesuatu yang berada di luar tersebut seakan-akan berada dalam diri atau kenyataan subyektif. Pemahaman akan realitas yang dianggap objektif pun terbentuk, melalui proses eksternalisasi dan objektifasi, individu dibentuk sebagai produk sosial. Sehingga dapat dikatakan, setiap individu memiliki pengetahuan dan identitas sosial sesuai dengan peran institusional yang terbentuk atau yang diperankannya.
Terima kasih banyak pak jadi tertarik melakukan penelitian dari pertanyaan bapak di akhir. Sehat selalu pak. Video ini sangat membantu saya memahami Bab konstruktivisme
Terimakasih pak atas materi tentang Teori Konstruksi Realitas Sosial dari Peter L. Berger sangat menarik dan bermanfaat, sukses selalu untuk Channel Perspektif Sosiologi
Terimakasih banyak pak untuk penjelasan mengenai teori konstruksi realitas sosial oleh Peter L. Berger yang sangat jelas, bermanfaat, dan bisa dipahami dengan baik 🙏🏻
Nama saya wita puspita sari dari sosiologi 5/E. Dilihat dari pengertian nya Realitas sosial itu sendiri adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Masuknya virus corona ini membuat kegemparan sendiri pada masyarakat Indonesia. Meskipun diawal-awal semua orang hampir tidak meperdulikan, namun setelah banyak korban berjatuhan mulailah rasa takut menghantui setiap orang. dari mulai panik hingga masyarakat pun mulai bodo amat krena memang banyak berita simpang siur dan realitas nya masih banyak oknum yang memanfaatkan celah peristiwa merebaknya virus corona di Indonesia untuk mengambil keuntungan bagi mereka dan menimbulkan banyak masalah baru.
Salsabilla Naprilia Monna - 5E Terimakasih Pak atas materi tentang Konstruksi Realitas Sosial dari Peter L Berger sangat menarik dan bermanfaat, sukses selalu untuk Channel Perspektif Sosiologi
terima kasih banyak atas ilmunya Pak,setiap kali saya ingin menugas selalu terlebih dahulu melihat penjelasan dari materi teori-teori sosiologi yang Bapak sampaikan dan sangat bermanfaat sekali.Sehat selalu untuk Bapak dan rekan crew yang lain.Semoga kedepannya tetap suksess
Bismillah, nama saya yunas dari kelas 5e. Menurut saya covid 19 tidak bisa termasuk kedalam kontruksi realitas sosial karena ada tahapan yang terlewat yaitu tahapan eksternalisasi. Sebab pandangan kita sebelum pandemi ini kita tidak pernah mengetahui sedikit pun informasi tentang virus tsb atau pun stock knowledge tentang virus ini. Kita langsung memasuki tahap objektivasi dimana ada sifat koersif yang membuat realitas sosial menjadi seperti saat ini.
analisa yg bagus. tapi proses eksternalisasi dilakukan oleh individu yg lain. kita mungkin tidak mlkknnya, tapi yg lain melakukan itu dan kemudian menjadi sebuah realitas objektif. banyak keanyataan sosial yg sebenarnya bukan hasil ekstenalisasi kita, tpi orang lain. lalu kita menerima nya
@@PerspektifSosiologi ohh iya pa benar saya juga lupa dr pembahasan awal memang sudah jelas mengapa realitas sosial kadang diterima atau tidak diterima oleh masyrakat A B dan C.
Terima kasih pak atas penjelasan singkat namun substansial mengenai teori Konstruksi Realitas Sosial. Salam dari Mahasiswa Sosiologi Universitas Airlangga pak hehehe
Bismillah, Saya Ulfah Halimatussadiah dari kelas Sosiologi 5E, izin menjawab pertanyaan 'apakah realitas sosial tentang teorism merupakan sebuah konstruksi sosial atau bukan?' menurut pendapat saya iya, karena dalam teori Peter L. Berger mengenai konstruksi sosial ada sebuah tahapan-tahapan, yaitu proses eksternalisasi dimana teorism merupakan perbuatan yang menggunakan ancaman kekerasan yang menimbulkan rasa takut secara mendalam pada diri seseorang. Kemudian hal tersebut diketahui dan diserap oleh individu sehingga menjadi sebuah kenyataan yang disadari dan disaksikan oleh individu yang lain (Objektivasi). Dan (internalisasi) nya ialah ketika seseorang dapat mengetahui tentang teorism merupakan sebuah tindakan kekerasan itu dari adanya sosialisasi yang dilakukan. Terimakasih
karena masyarakat tidak sama, ada yang setuju dan tidak. satu tindakan sosial bisa menjadi sistem/struktru sosial jika diterima dan menjadi milik bersama
Selamat siang pak, Terima kasih atas materi yang sudah di paparkan. Saya ingin bertanya mengenai paradigma apa yaaa yang dipakai dalam teori kontruksi sosial ini, soalnya saya dan teman saya masih berdebat antara paradigma definisi atau fakta sosial. Mohon penjelasannya ya pak, Terima kasih
ya, konsep paradigma adalah salah satu diantara beberapa konsep yang menjelaskan bermacam-macam teori dalam sosiologi. konsep ini dari Ritzer, nanti ada juga pengelompokan dari Sosiolog lain, misalnya dari buku Margaret Poloma yang berbbeda lagi menjadi: naturalistik/positivistik, interpretatif dan paradigma evaluatif. Nah, pengelompokkan paradigma oleh Ritzer jg banyak dikritik karena salah satunya mengelompokkan beberpa teori yang bertolak belakang dalam satu kelompok paradigma. pengelompokkan ke dalam paradigma didasarkan salah satunya pada level analisis nya, misalnya yg definisi sosial lebih ke mikro (Weber), fakta Sosial ke Makro (Durkheim). tetapi diluar itu ada juga teori yang melintasi dua dikotomi analisi individu (agen) vs stuktur (sistem, masyarakat), misal teori Strukturasi dari Giddens, dan dalam beberapa hal juga teori konstruksi sosial Berger. dalam analisis ini tidak hanya fokus pada salah satu yang menjadi determinan dalam realitas sosial, tetapi keduanya. dalam istilah Giddens disebut sebagai The Thrid way atau jalan tengan dengan teori strukturasi. bagaimana dengan teori konstruksi sosial? nampak seperti fakta sosial, tetapi juga ada konstribusi individu dalam proses internalisasi. saya kira posisi paradigma nya seperti teorinya Giddens. karena itu pengelompokan pada paradigma bukan sesuatu yang mutlak.
Terima kasih pak atas materinya sangat mudah untuk dipahami. Saya ingin bertanya pak, teori konstruksi sosial ini terkait fungsi, tujuan, dan karakteristiknya apa saja ya? Terima kasih sebelumnya🙏🏻
Terimakasih banyak pak atas penjelasannya. Saya Wina Meliana dari sosiologi 5F izin bertanya. Sebelumnya ada sesuatu yang membuat saya bingung pak. Saya menemukan bahwa teori konstruksi sosial Peter L. Berger ini berasal dari paradigma konstruktivis. Dimana dalam paradigma ini mengatakan bahwa realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan juga bersifat relatif. Berarti, teori konstruksi sosial ini memang tidak termasuk dalam paradigma fakta sosial dan definisi sosial ya pak? Tapi yang saya bingungkan adalah, dalam teori konstruksi sosial Peter L. Berger ini menyebutkan bahwa definisi subjektif atau pemaknaan individu mengenai sesuatu itu nantinya akan membentuk realitas sosial. Berarti disini individu menjadi agen dalam membentuk struktur ya pak? Perbedaan individu dalam memaknai sesuatu menurut definisi sosial Weber dengan Peter L. Berger ini apa ya pak? Atau memang sebenarnya sama saja, hanya fokunya saja yang berbeda? Soalnya saya juga membaca, ternyata teori Berger ini di pengaruhi oleh Weber tentang makna makna subjektif pak. Terimakasih pak sebelumnya
ok, Wina. teori sosiologi dari Berger menggabungkan dikotomi antara analisi mikro (individu) seperti dlm teori Sosiologi Weber dan juga analisis makro (fakta sosial) seperti dalam teori sosiologi Durkheim. makanya tidak pas menempatkan dalam salah satu paradigma yg disebutkan tadi. konsep paradgma sendiri memang tidak bisa diterapkan utk semua teori sosiologi, terutama yg modern. jadi teori Berger ini salah satu upaya menengahi dikotomi sebagaimana ditemukan dalam teori sosiologi sebelumnya
Assalamualaikum....saya syahrul kurniawan dari sosoiologi 5E Izin menjawab pertanyaan "Apa realitas sosial tentang terorism sebuah kontuksi sosial atau bukan??" Menurut pendapat saya bahwasanya terorism itu merupakan sebuah kontruksi sosial, dimana menurut Peter L Berger mengenai tiga tahapan dalam proses kontrksi sosial yaitu : eksternalisasi dimana menurut pengetahuan cadangan (subjektif) saya bahwa sebuah tindakan kekerasan atau penghancuran dan menyebabkan ketakutan atau teror merupakan tindakan terorism. Kemudian dari objektivasinya bahwa ketika pelaku peroarangan/grup memiliki tujuan untuk melakukan teror maka di sebut tindakan terorism. Dan internalisasi nya yaitu ketika individu mengetahui tentang terorism maka individu tersebut akan berusaha mencari informasi dan memahami mengenai terorism. Sekian pendapat saya....terimakasih
waalkmsslm. thank you Syahrul Kurniawan for being the first commentator! wah bagus tuh sudah bisa menggunakan teori tadi sebagai sebuah kacamata utk analisa sosial. tapi nanti analisanya bisa dilengkapi, bagaimana realitas ttg teror sebagai proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi...coba deh, bisa jadi tulisan yg menarik
05:40 pak izin bertanya, saya sedang berusaha memahami lebih dalam soal pemikiran Berger ini tentang teori konstruksi realitas sosial .. lalu dimenit tersebut bapak mengambil contoh dengan papan tulis dan dengan orang asing yang menyebutnya dengan bahasa lain soal papan tulis tersebut. Selanjutnya bapak memberikan penjelasan soal makna subjektif yang artinya individu2 membentuk pemaknaan bersama, nah yang saya masih kurang pahami adalah mengapa bapak mengambil contoh dengan orang asing yang menamai papan tulis tersebut dengan bahasa mereka? bukankah itu hanya soal perbedaan bahasa? makna dari papan tulis itu sendiri kita semua memahami nya dengan pemahaman yang sama baik untuk orang indonesia, arab, inggris, dll .. bukannya saya lancang tapi rasanya contoh yang bapak berikan hanyalah soal perbedaan bahasa, bukan perbedaan makna dari papan tulis tersebut .. saya butuh penjelasan dari bapak mengenai pendapat saya diatas dan apabila memang saya salah dalam memahami nya🙏
ya, contoh itu utk menjelaskan adanya aspek stock of knowledge dalam proseses konstruksi sebuah makna. penjelasan ini memang tidak ditemukan dalam teori konstruksi realitas sosial Berger, tapi bisa di lihat dalam tradisi strukturalisme dan post strukturalisme terkait dengan sifat bahasa yang abriter. demikan jg dalam proses kontrusksi realitas sosial ada dimensi arbiterer tadi
Terima kasih atas ilmunya pak. Sebelumnya saya juga ingin bertanya (walaupun belum tentu dijawab) apakah teori konstruksi realitas sosial memiliki hubungan dengan teori semiotika? Terima kasih sebelumnya pak.
tidak ada hubungan. Semiotika ada di kajian bahasa. tetapi ada aspek yang mirip antara logika dalam semiotika dengan konstryksi sosial. Bahasa salah satunya bentuk konstruksi terhadap realitas (ini di bahas di semiotika)
Assalamualaikum, saya siti aisyah fitriani izin menjawab mengenai aapakah realitas sosial merupakan kontruksi sosial atau bukan? Menurut saya ya realitas tsb merupakan konstruksi karena memenuhi 3 aspek ; yg pertama eksternalisasi dmna masyarakat menilai bahwa org yg melakukan kekerasan spt bom dll merupakan sebuah tindakan terorism, yg kedua objektivitasnya yaitu pelaku itu sendiri yg kemudian menjadi sebuah lembaga seperti isis , yg ketiga internalisasi masyarakat mnjadi semakin memahami dan mencari tahu tentang terorism.
Saya ada baca buku teori sosiologi kontemporer karya Margaret poloma pak. Di sana saya menemukan Peter L berger menjelaskan tentang masyarakat sebagai realitas yang objektif dan masyarakat sebagai realitas yang subjektif. Tapi saya kurang paham apa maksudnya ?. Kalau menurut penjelasan bapak sendiri bagaimana?
Realitas objektif itu adalah kenyataan yang ada diluar individu. kalau kita lihat ada lembaga sosial, nah, lembaga sosial itu dibentuk oleh individu sebegai subjek, lalau ketika sudah terbentuk, lembaga sosial itu berada di luar individu, dapat mengatur individu, dengan demikian, posisi lembaga sosial itu adalah realitas objektif
@@PerspektifSosiologi artinya secara tidak langsung ada hubungan antara masyarakat dengan individu namun terjadi pada dua sisi, masyarakat mempengaruhi individu begitu pula sebaliknya individu mempengaruhi masyarakat. Apa begitu pak? Terimakasih dan mohon maaf sebelumnya 🙏
teori agenda setting sebenar nya tidak terkait langsung dengan teori Berger. teori Agenda Setting digunakan dalam kajian media, mungkin digunakan dalam teori komunikasi massa. Pertama kali teori ini dikemukakan oleh Maxwell Combs dengan reiset terkait pemilu di Amerika Serikat (1986). gagasan pokok nya bahwa media memberikan perhatian yg berbeda pada setiap isu atau kejadian. apa yang diberitakan media dianggap hal yang penting juga untuk publik. Saya kira kedekatan ide nya dengan Teori Konstruksi realitas sosial adalah pada proses mengkonstruksi realitas tertentu sebagai peristiwa yang penting atau tidak.
Bapak izin bertanya, saya membuat tulisan mengenai konstruksi realitas sosial perempuan dalam sebuah drama. Pada proses objektivasi apakah boleh memproduksi individu dalam lingkup keluarga bukan lingkup yang besar seperti institusi sekolah? Saya sangat berharap mendapatkan jawaban dari bapak, terima kasih🙏
Bisa. Prinsipnya proses objectivasi itu dgn menjadikan eksternal, diluar individu. Wujudnya dlm sistem sosial bisa tradisi, adat, lembaga keluarga dll.
waalaikumsslam. terima kasih sudah mampir ke channel ini. Untuk komunikasi DM bisa ke akun IG : perspektif_sosiologi atau ke no WA official PS: 088-222-673-081. Mudah-mudahan bisa berbagi pengetahuan ya
pak mau tanya, apakah benar media melakukan kontruksi realtias sosial atas peristiwa pemerkosaan yang selalu dikaitkan dengan alkohol? bagaimana kontruksi itu dilakukan oleh media? dan apakah dlm proses kontruksi itu media mempraktekannya dalam wacana atau framing? terimakasih mohon dijawab ke 3nya ya pak
Proses kontruksi sosial dlm media berlangsung pada proses pemilihan isu dan berita. dari banyak berita, media akan memilih salah satu yang sesuai dengan ideologi dan kepentingan media. tentu saja pilihan tersebut bisa salah, bisa juga benar, tergantung perspektif yang menilainya. termasuk dalam hal pemberitaan antara pemerkosaan dengan minuman beralkohol. perlu kajian yang lebih dalam untuk sampai pada kesimpulan adanya kaitan antara dua hal ini. tetapi dalam kasus berita di media, dengan adanya pemebritaan dalam membentuk pemahaman adanya kaitan antara tindak pemerkosaan dan alkohol. semakin sering diberitakan, maka akan mengkosntruksi pemahaman dalam benak pembaca. -proses konstruksi itu terbentuk dalam proses pemilihan berita (termasuk framing) , penyajian berita dan akhirnya membentuk pemahaman pembaca -salah satu cara pembentukan itu lewat FRAMING berita dan dan isu. pilihan framing ini tentu tidak bebas kepentingan
Bismillah, nama saya Nabila Farisa dari sosiologi 5 D izin menanggapi pertanyaan mengenai terorism sebuah konstruksi sosial atau bukan. Menurut saya iya, ketika kita melihat ada sebuah tindakan yang mengandung unsur kekerasan dalam bentuk serangan tertentu yang menyebabkan suasana teror yang bisa mengakibatkan berbagai kerugian baik korban, kerusakan fasilitas dsb, kita mengkonstruksikan itu sebagai terorisme yang kemudian orang lain juga mengetahui bahwa hal itu adalah sebuah terorisme, proses pengetahuan kita mengenai teroris ituu terjadi karna adanya sosialisasi dimana orang orang menyebarkan informasi terorisme tersebut
Assalamualaikum Wr.Wb. Izin memberikan tanggapan terhadap pertanyaan bapak yaitu apakah perilaku terorism termasuk konstruksi sosial? Jawaban menurut saya adalah betu terorism adalah sebuah kontruksi dimasyarakat, gal tersebut disebabkan karena adanya proses eksternalisasi, jika di negara atau masyarakat yang berpihak pada terorism ini tentu mereka akan setuju karena mereka menggangap menurut pengetahuannya ini adalah hal yang benar dengan kata lain mereka berjihad namun di masyarakat lain ini tentu akan di tolak karena tidak sesuai dengan norma nilai dan pengetahuan yang ada. Terimakasih
Assalamu'alaikum wr wb. Bismillah. Saya Nina Fauziah dari kelas Sosiologi/5D izin mencoba untuk menjawab pertanyaan apakah perilaku terorism termasuk konstruksi sosial? Jawabannya adalah iya. Karena dalam proses eksternalisasi, menurut pemahaman saya terorism adalah tindakan meneror dan menyiksa yang dilakukan oleh sebuah kelompok tertentu sehingga mempengaruhi mental seseorang. Perspektif tersebut kemudian diproduksi oleh individu lain yang kemudian menjadi sebuah realitas tersendiri, dan diketahui oleh individu-individu lain (objektivasi). Proses seseorang mengetahui makna dari terorisme sebagai sebuah tindakan kejahatan oleh kelompok tertentu diperoleh melalui proses sosialisasi (internalisasi) Terima kasih🙏
@@chintyakoestri1129 tidak secara spesifik, prinsipnya fenomenologi itu memulai dari realitas yg terlihat sebagai bagian dari analisa. Cara ini juga ada dalam prinsip berpikir konstruksi realitas sosial yang memahami realitas sosial sebagai sebuah bentukan "kosntruksi"
Bismillah.. Pak saya Qintan izin mencoba menjawab 2 pertanyaan bapak di akhir.. 1. Apa realitas di balik situasi Covid-19? Saya melihat Covid-19 ini memang benar adanya. Dilihat dari fakta di lapangan banyaknya korban yang berjatuhan itu sudah menjadi salah satu indikasi bahwa Corona itu ada. Walau ada segelintir orang yang beranggapan Corona sebagai suatu konspirasi belaka. 2. Apa realitas sosial tentang terorisme sebuah kontruksi sosial atau bukan? Saya rasa ya. Berangkat dari pemahaman bawah sesuatu itu dikonstruksi oleh masyarakat sehingga ada masyarakat yang menolak adapula yang menerima. Sama spt studi kasus LGBT yang bapak sebutkan di awal. Menurut saya, terorisme juga seperti itu. Di satu sisi masyarakat menolak karena terorisme termasuk hal berbau radikalisme, kekerasan, pelanggaran HAM, dan dampak negatif2 lainnya. Tapi di sisi lain, dari kelompok yang menjalankan terorisme itu sendiri. Mereka beranggapan bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang benar atau suci, berjuang dengan versi 'jihad' mereka sendiri. Begitu pak, mohon dikoreksi bisa salah..
baik, Qintan. komentar yg menarik. mungkin point nya tidak pada ada atau tidak ada, tapi teori ini membantu memberikan pemahaman bahwa realitas sosial itu dikonstruksi. pertanyaan selanjutnya, bisa jadi lebih penting, who has constructed this reality? for what?
@@PerspektifSosiologi oh iya pak, berarti memang perspektif teori ini ya realitas sosial itu pasti dikonstruksi ya. Huft, this question so hard for me, I can't answer.😅 Mungkin masyarakat itu sendiri dan untuk kepentingan mereka yang mengkonstruksi pak?
Bismillah.. Bapak, mohon maaf, nina juga izin bertanya. Bapak tadi menjelaskan bahwa "proses objektivasi yang kemudian membentuk sebuah realitas sosial itu memiliki unsur tertentu seperti kekuatan koersif" Nah itu maksudnya bagaimana yah pak, apakah itu berarti suatu lembaga tertentu memiliki kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi individu dan dilakukan secara kekerasan fisik? Terima kasih pak.
koersif artinya memaksa. misalnya sebuah kenyataan sosial/realitas sosial memiliki daya paksa pada individu. misal, Lembaga Pernikahan sebagai sebuah realitas sosial yg menjadi sistem sosial, memiliki pengaruh/daya koersif dalam tindakan invidu. ini proses dimana realitas sosial membentuk individu. begitu
Pak , kalau saya izin bertanya sedikit mengenai penerapan teori konstruksi sosial milik Peter Ludwig Berger apakah boleh pak? Jadi seperti ini pak. Misalkan dalam teori konstruksi sosial milik Peter Berger kan ada istilah proses eksternalisasi, proses obyektivasi, dan proses Internalisasi. Apabila ada pertanyaan Bagaimana konstruksi sosial penambangan tanpa izin di kecamatan X? Apabila diterpakan dalam proses- proses diatas kerangka berpikirnya bagaimana ya pak? Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
terima kasih sudah mampir ke channel ini. tiga konsepsi tadi menjelaskan bagaimana sebuah realitas sosial dibentuk dalam masyarakat, yaitu melalui tiga tahapan. jadi strutktur sosial yg ada dlm masyarakat, misalnya sistem keagamaan, itu terbentuk melalui proses konstruksi sosial melalui tiga tahap itu. misalnya, ketika pada tahap internalisasi ketika invidu mengkesternalisasi (memasukan) apa yang dipahaminya dari lingkungan sekitar, kemudian dieksternalisasikan, diwujudkan dalam bentuk tindakan, sikap atau perilaku, nah, setelah itu, ketika sudah terbentuk tindakan dan dilakukan secara terus menerus, maka terjadi proses objektivasi dimana realitas tersebut terlepas dari pelaku/aktor yang melakukan tindakan. makanya, kalau kita lihat sistem sosial (politik, tradisi, aturan) itu merupakan bagian dari konstruksi/buatan manusia. Nah, termasuk contoh penambangan tan izin, pada awalnya terbentuk dari individu bisa satu orang atau banyak menginternalisasi peristiwa atau hal-hal yang ada diluar diri mereka, misalnya lingkungan pertambangan, lalu melakukan internalisasi dari apa yg dihadapinya, dari situ kemudian memunculkan suatu tindakan, misalnya melakukan penambangan tanpa izin. ketika perbuatan ini terus dilakukan, maka akan menjadi sebuah kebiasaan, bisa kemudian menjadi aturan atau kesepakatan bersama. dan ketika itu telah menjadi sebuah kebiasaan, atau realitas yang dibiarkan oleh pihak-pihak lain, maka menjadi proses objektivasi. Kebiasaan tadi (penambang tanpa izin) menjadi struktur sosial yang terlepas dari individu, maka seringkali jadi alasan orang melakukan hal yang sama
@@PerspektifSosiologi Terima kasih bapak, pola pikir yang saya buat juga sudah seperti itu. Bapak apakah boleh minta tolong saya sangat ingin sekali bisa konsultasi dengan bapak. Apakah bisa saya minta kontak WA bapak? Terima kasih sebelumnya pak
Terima kasih atas pemaparan materi mengenai Teori Konstruksi Realitas Sosial. Mohon maaf izin bertanya pak, sepengetahuan saya teori ini menjembatani antara kaum positivisme dan humanistik. Saya ingin bertanya apa kritik-kritik terhadap teori ini terima kasih?
suatu teori pastinya tidak akan sempurna dalam menjelaskan realitas sosial yang dianalisanya. kalau menurut saya, letak kritik saya pada teori konstrksi relaitas adalah kerelevannya dengan konteks sekarang dimana masyarakt dan teknologi sudah berkembang sedemikian canggih. diantaranya adalah adanya media massa dan juga media sosila yang menjadi bagian dari proses kontruksi sosial, dan itu belum ada pada saat teori ini dirumuskan
Objektivasi itu adalah sesuatu yang sudah terinstitusionalisasi menjadi sebuah lembaga (struktur sosial). Jadi dia berada di luar individu. bisa dibayangkan dalam sebuah masyarakat ada nilai, tindakan yang dilakukan secara terus menerus, kemudian menjadi sebuah lembaga. proses tersebut adalah objektivasi. nilai yg tadinya bagian dari tindakan individu kemudian menjadi sebuah struktur sosial yang mengatur individu, dan itu berada dari luar individu
Saya senang melihat dosen yg mau terjun ke dunia YT ini. jarang sekali ada yg seperti bapak. tetap semangat berkarya pak, panjang umur, dan tebarkan ilmu biar bisa dikonsumsi oleh smeua orang. Salam sobat PS>>>
terima kasih. Sukse juga buat Anda.
Reina Azzahra Sosiologi E Semester 5. Sebelumnya terimakasih pak videonya sangat menarik dan mudah dipahami. Izin menyimpulkan sesuai dengan apa yang saya pahami pak, jadi teori konstruksi realitas sosial Berger ini menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Proses konstruksi realitas sosial ini terbagi menjadi 3 proses yaitu eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi. Eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi adalah dialektika yang berjalan simultan, artinya ada proses menarik keluar (eksternalisasi) sehingga seakan-akan hal itu berada di luar (objektif) dan kemudian terdapat proses penarikan kembali ke dalam (internalisasi) sehingga sesuatu yang berada di luar tersebut seakan-akan berada dalam diri atau kenyataan subyektif. Pemahaman akan realitas yang dianggap objektif pun terbentuk, melalui proses eksternalisasi dan objektifasi, individu dibentuk sebagai produk sosial. Sehingga dapat dikatakan, setiap individu memiliki pengetahuan dan identitas sosial sesuai dengan peran institusional yang terbentuk atau yang diperankannya.
liat kesimpulan kaka ini makin mudah untuk dipahami, makasih kak
Trimaksih ats ilmunya pak Dr. Dede Syarif
Terima kasih banyak pak jadi tertarik melakukan penelitian dari pertanyaan bapak di akhir. Sehat selalu pak. Video ini sangat membantu saya memahami Bab konstruktivisme
Terimakasih pak atas materi tentang Teori Konstruksi Realitas Sosial dari Peter L. Berger sangat menarik dan bermanfaat, sukses selalu untuk Channel Perspektif Sosiologi
Sangat mudah difahami
Saya saefuloh hidayat 5E, merasa senang atas pemaparan yang bapak berikan yang mampu membuat pemahaman saya dengan mudah dan cepat memahami.
Terimakasih banyak pak untuk penjelasan mengenai teori konstruksi realitas sosial oleh Peter L. Berger yang sangat jelas, bermanfaat, dan bisa dipahami dengan baik 🙏🏻
Terimakasih banyak pak, semoga video yang bapak unggah ini bermanfaat bagi masyarakat luas.
Terima kasih pak... berkarya terus melintasi batas jarak dan waktu.
Alhamdulillah Terimakasih banyak atas pembahasannya pak, mudah dipahami serta di mengerti. izin share juga pak.
Terimakasihh
terimakasih atas penjelasannya, sangat mudah di pahami
Alhamdulillah dapat dipahami pak.. Terima kasih banyak atas penjelasan nya..
Terima kasih banyak ilmunya pak ...
Terima kasih banyak pak atas penjelasan materinya, semoga bisa saya gunakan dalam menganalisis dalam realita sosial
Alhamdulilah terimakasih pak atas pemaparan materinya, sangat bermanfaat untuk menambah ilmu serta mudah dalam memahaminya🙏
terimakasih bapak, sudah membantu saya memahami realitas sosial dan teori tersebut juga menjadi teori acuan dalam skripsi saya.
terimakasih banyak penjelasannya mudah pak
Terimakasih pak
Nama saya wita puspita sari dari sosiologi 5/E.
Dilihat dari pengertian nya Realitas sosial itu sendiri adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Masuknya virus corona ini membuat kegemparan sendiri pada masyarakat Indonesia. Meskipun diawal-awal semua orang hampir tidak meperdulikan, namun setelah banyak korban berjatuhan mulailah rasa takut menghantui setiap orang. dari mulai panik hingga masyarakat pun mulai bodo amat krena memang banyak berita simpang siur dan realitas nya masih banyak oknum yang memanfaatkan celah peristiwa merebaknya virus corona di Indonesia untuk mengambil keuntungan bagi mereka dan menimbulkan banyak masalah baru.
jadi menurut Wita itu konstruksi sosial?
Terimakasih pak atas penjelasan materinya🙏
Mantap ada referensi nya
alhamdulillah terimakasih pak, sgt dapat dipahami penjelasannyaa
Terimakasih pak untuk penjelasannya, insyaAllah dapat dipahami🙏
Alhamdulillah terimakasih banyak bapak atas ilmunya, semoga sehat selalu pak dan semoga allah membalas kebaikan yg telah bapak lakukan amin
Alhamdulillah, terima kasih pak atas penjelasannya sangat mudah dipahami. Semoga bapak sehat selalu 🙏
Salsabilla Naprilia Monna - 5E
Terimakasih Pak atas materi tentang Konstruksi Realitas Sosial dari Peter L Berger sangat menarik dan bermanfaat, sukses selalu untuk Channel Perspektif Sosiologi
Terimakasih pak, penjelasan nya mudah dipahami🙏🏻
terimakasih atas penjelasannya pak sangat mudah di pahami, semoga bermanfaat selalu ilmunyaaa🙏😊
Terimakasih pak atas penjelasannya, sangat bermanfaat 🙏
Terimakasih penjelasannya pak, singkat namun sangat mudah di pahami..terus sharing materi materi perkuliahan lainnya ya pak:)
Keren, sangat membantu untk skripsi saya 😭😭🙏🙏🙌🙌
Jazakallah terimakasih atas penjelasannya pak :)
Terimakasih ilmunya
Mantaps Pak
terima kasih
alhamdulillah, terimakasih banyak pak atas penjelasannya, insyaallah dapat dipahami🙏🏻
terima kasih banyak atas ilmunya Pak,setiap kali saya ingin menugas selalu terlebih dahulu melihat penjelasan dari materi teori-teori sosiologi yang Bapak sampaikan dan sangat bermanfaat sekali.Sehat selalu untuk Bapak dan rekan crew yang lain.Semoga kedepannya tetap suksess
terima kasih
Sukses terus pak
pengen bimbingan rasanyaaa, soalnya skripsi ku pake teori inii😭😭😭
Bismillah, nama saya yunas dari kelas 5e.
Menurut saya covid 19 tidak bisa termasuk kedalam kontruksi realitas sosial karena ada tahapan yang terlewat yaitu tahapan eksternalisasi. Sebab pandangan kita sebelum pandemi ini kita tidak pernah mengetahui sedikit pun informasi tentang virus tsb atau pun stock knowledge tentang virus ini. Kita langsung memasuki tahap objektivasi dimana ada sifat koersif yang membuat realitas sosial menjadi seperti saat ini.
analisa yg bagus. tapi proses eksternalisasi dilakukan oleh individu yg lain. kita mungkin tidak mlkknnya, tapi yg lain melakukan itu dan kemudian menjadi sebuah realitas objektif. banyak keanyataan sosial yg sebenarnya bukan hasil ekstenalisasi kita, tpi orang lain. lalu kita menerima nya
@@PerspektifSosiologi ohh iya pa benar saya juga lupa dr pembahasan awal memang sudah jelas mengapa realitas sosial kadang diterima atau tidak diterima oleh masyrakat A B dan C.
Terima kasih pak atas penjelasan singkat namun substansial mengenai teori Konstruksi Realitas Sosial. Salam dari Mahasiswa Sosiologi Universitas Airlangga pak hehehe
Terima kasih sudah mampir ke Channel ini. Salam kenal
Bismillah, Saya Ulfah Halimatussadiah dari kelas Sosiologi 5E, izin menjawab pertanyaan 'apakah realitas sosial tentang teorism merupakan sebuah konstruksi sosial atau bukan?' menurut pendapat saya iya, karena dalam teori Peter L. Berger mengenai konstruksi sosial ada sebuah tahapan-tahapan, yaitu proses eksternalisasi dimana teorism merupakan perbuatan yang menggunakan ancaman kekerasan yang menimbulkan rasa takut secara mendalam pada diri seseorang. Kemudian hal tersebut diketahui dan diserap oleh individu sehingga menjadi sebuah kenyataan yang disadari dan disaksikan oleh individu yang lain (Objektivasi). Dan (internalisasi) nya ialah ketika seseorang dapat mengetahui tentang teorism merupakan sebuah tindakan kekerasan itu dari adanya sosialisasi yang dilakukan. Terimakasih
Ulfah bisa latihan menggunakan perspektif teori konstruksi sosial utk memahami kasus yg lain. silakan coba
sip
Baru mengikuti, Agustus 2023
terimakasih pak atas penjelasan materi nya, mau bertanya pak menurut teori berger kenapa suatu realitas tertentu dapat ditolak dari masyarakat
karena masyarakat tidak sama, ada yang setuju dan tidak. satu tindakan sosial bisa menjadi sistem/struktru sosial jika diterima dan menjadi milik bersama
Selamat siang pak, Terima kasih atas materi yang sudah di paparkan. Saya ingin bertanya mengenai paradigma apa yaaa yang dipakai dalam teori kontruksi sosial ini, soalnya saya dan teman saya masih berdebat antara paradigma definisi atau fakta sosial. Mohon penjelasannya ya pak, Terima kasih
ya, konsep paradigma adalah salah satu diantara beberapa konsep yang menjelaskan bermacam-macam teori dalam sosiologi. konsep ini dari Ritzer, nanti ada juga pengelompokan dari Sosiolog lain, misalnya dari buku Margaret Poloma yang berbbeda lagi menjadi: naturalistik/positivistik, interpretatif dan paradigma evaluatif.
Nah, pengelompokkan paradigma oleh Ritzer jg banyak dikritik karena salah satunya mengelompokkan beberpa teori yang bertolak belakang dalam satu kelompok paradigma.
pengelompokkan ke dalam paradigma didasarkan salah satunya pada level analisis nya, misalnya yg definisi sosial lebih ke mikro (Weber), fakta Sosial ke Makro (Durkheim). tetapi diluar itu ada juga teori yang melintasi dua dikotomi analisi individu (agen) vs stuktur (sistem, masyarakat), misal teori Strukturasi dari Giddens, dan dalam beberapa hal juga teori konstruksi sosial Berger. dalam analisis ini tidak hanya fokus pada salah satu yang menjadi determinan dalam realitas sosial, tetapi keduanya. dalam istilah Giddens disebut sebagai The Thrid way atau jalan tengan dengan teori strukturasi.
bagaimana dengan teori konstruksi sosial? nampak seperti fakta sosial, tetapi juga ada konstribusi individu dalam proses internalisasi. saya kira posisi paradigma nya seperti teorinya Giddens.
karena itu pengelompokan pada paradigma bukan sesuatu yang mutlak.
Terima kasih pak atas materinya sangat mudah untuk dipahami. Saya ingin bertanya pak, teori konstruksi sosial ini terkait fungsi, tujuan, dan karakteristiknya apa saja ya? Terima kasih sebelumnya🙏🏻
tentang realitas sosial yg terbentuk/dibentuk secara sosial bukan sesuat yg taken for granted
Pak kalo gerakan blikot itu sendiri apakah sebuah konstruksi atas realitas?
Terimakasih banyak pak atas penjelasannya. Saya Wina Meliana dari sosiologi 5F izin bertanya. Sebelumnya ada sesuatu yang membuat saya bingung pak. Saya menemukan bahwa teori konstruksi sosial Peter L. Berger ini berasal dari paradigma konstruktivis. Dimana dalam paradigma ini mengatakan bahwa realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan juga bersifat relatif. Berarti, teori konstruksi sosial ini memang tidak termasuk dalam paradigma fakta sosial dan definisi sosial ya pak? Tapi yang saya bingungkan adalah, dalam teori konstruksi sosial Peter L. Berger ini menyebutkan bahwa definisi subjektif atau pemaknaan individu mengenai sesuatu itu nantinya akan membentuk realitas sosial. Berarti disini individu menjadi agen dalam membentuk struktur ya pak? Perbedaan individu dalam memaknai sesuatu menurut definisi sosial Weber dengan Peter L. Berger ini apa ya pak? Atau memang sebenarnya sama saja, hanya fokunya saja yang berbeda? Soalnya saya juga membaca, ternyata teori Berger ini di pengaruhi oleh Weber tentang makna makna subjektif pak.
Terimakasih pak sebelumnya
ok, Wina. teori sosiologi dari Berger menggabungkan dikotomi antara analisi mikro (individu) seperti dlm teori Sosiologi Weber dan juga analisis makro (fakta sosial) seperti dalam teori sosiologi Durkheim. makanya tidak pas menempatkan dalam salah satu paradigma yg disebutkan tadi. konsep paradgma sendiri memang tidak bisa diterapkan utk semua teori sosiologi, terutama yg modern. jadi teori Berger ini salah satu upaya menengahi dikotomi sebagaimana ditemukan dalam teori sosiologi sebelumnya
@@PerspektifSosiologi Baik pak terimakasih, Alhamdulillah ada pencerahan 🙏🏻😊
Assalamualaikum....saya syahrul kurniawan dari sosoiologi 5E Izin menjawab pertanyaan "Apa realitas sosial tentang terorism sebuah kontuksi sosial atau bukan??"
Menurut pendapat saya bahwasanya terorism itu merupakan sebuah kontruksi sosial, dimana menurut Peter L Berger
mengenai tiga tahapan dalam proses kontrksi sosial yaitu : eksternalisasi dimana menurut pengetahuan cadangan (subjektif) saya bahwa sebuah tindakan kekerasan atau penghancuran dan menyebabkan ketakutan atau teror merupakan tindakan terorism. Kemudian dari objektivasinya bahwa ketika pelaku peroarangan/grup memiliki tujuan untuk melakukan teror maka di sebut tindakan terorism. Dan internalisasi nya yaitu ketika individu mengetahui tentang terorism maka individu tersebut akan berusaha mencari informasi dan memahami mengenai terorism.
Sekian pendapat saya....terimakasih
waalkmsslm. thank you Syahrul Kurniawan for being the first commentator! wah bagus tuh sudah bisa menggunakan teori tadi sebagai sebuah kacamata utk analisa sosial. tapi nanti analisanya bisa dilengkapi, bagaimana realitas ttg teror sebagai proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi...coba deh, bisa jadi tulisan yg menarik
@@PerspektifSosiologi baik pak..terimakasih atas masukannya
Ijin bertanya, teori yg menjelaskan tentang fenomena sosial dapat membentuk sebuah kelompok sosial?
Banyak. bisa simak teori Khaldun, Durkheim, Marx dll
05:40 pak izin bertanya, saya sedang berusaha memahami lebih dalam soal pemikiran Berger ini tentang teori konstruksi realitas sosial .. lalu dimenit tersebut bapak mengambil contoh dengan papan tulis dan dengan orang asing yang menyebutnya dengan bahasa lain soal papan tulis tersebut. Selanjutnya bapak memberikan penjelasan soal makna subjektif yang artinya individu2 membentuk pemaknaan bersama, nah yang saya masih kurang pahami adalah mengapa bapak mengambil contoh dengan orang asing yang menamai papan tulis tersebut dengan bahasa mereka? bukankah itu hanya soal perbedaan bahasa? makna dari papan tulis itu sendiri kita semua memahami nya dengan pemahaman yang sama baik untuk orang indonesia, arab, inggris, dll .. bukannya saya lancang tapi rasanya contoh yang bapak berikan hanyalah soal perbedaan bahasa, bukan perbedaan makna dari papan tulis tersebut .. saya butuh penjelasan dari bapak mengenai pendapat saya diatas dan apabila memang saya salah dalam memahami nya🙏
ya, contoh itu utk menjelaskan adanya aspek stock of knowledge dalam proseses konstruksi sebuah makna. penjelasan ini memang tidak ditemukan dalam teori konstruksi realitas sosial Berger, tapi bisa di lihat dalam tradisi strukturalisme dan post strukturalisme terkait dengan sifat bahasa yang abriter. demikan jg dalam proses kontrusksi realitas sosial ada dimensi arbiterer tadi
Terima kasih atas ilmunya pak. Sebelumnya saya juga ingin bertanya (walaupun belum tentu dijawab) apakah teori konstruksi realitas sosial memiliki hubungan dengan teori semiotika? Terima kasih sebelumnya pak.
tidak ada hubungan. Semiotika ada di kajian bahasa. tetapi ada aspek yang mirip antara logika dalam semiotika dengan konstryksi sosial. Bahasa salah satunya bentuk konstruksi terhadap realitas (ini di bahas di semiotika)
Assalamualaikum, saya siti aisyah fitriani izin menjawab mengenai aapakah realitas sosial merupakan kontruksi sosial atau bukan? Menurut saya ya realitas tsb merupakan konstruksi karena memenuhi 3 aspek ; yg pertama eksternalisasi dmna masyarakat menilai bahwa org yg melakukan kekerasan spt bom dll merupakan sebuah tindakan terorism, yg kedua objektivitasnya yaitu pelaku itu sendiri yg kemudian menjadi sebuah lembaga seperti isis , yg ketiga internalisasi masyarakat mnjadi semakin memahami dan mencari tahu tentang terorism.
Okay Siti Aisyah. bisa dicoba utk analisa kasus yg lain jg
Saya ada baca buku teori sosiologi kontemporer karya Margaret poloma pak. Di sana saya menemukan Peter L berger menjelaskan tentang masyarakat sebagai realitas yang objektif dan masyarakat sebagai realitas yang subjektif. Tapi saya kurang paham apa maksudnya ?. Kalau menurut penjelasan bapak sendiri bagaimana?
Realitas objektif itu adalah kenyataan yang ada diluar individu. kalau kita lihat ada lembaga sosial, nah, lembaga sosial itu dibentuk oleh individu sebegai subjek, lalau ketika sudah terbentuk, lembaga sosial itu berada di luar individu, dapat mengatur individu, dengan demikian, posisi lembaga sosial itu adalah realitas objektif
@@PerspektifSosiologi artinya secara tidak langsung ada hubungan antara masyarakat dengan individu namun terjadi pada dua sisi, masyarakat mempengaruhi individu begitu pula sebaliknya individu mempengaruhi masyarakat. Apa begitu pak? Terimakasih dan mohon maaf sebelumnya 🙏
@@gastvolk5926 ya, betul sekali begitu saling mempengaruhi antara individu (agent) dan masyarakat (strujtur)
@@gastvolk5926 betul begitu
perbedaan dengan agenda setting apa ya pak
teori agenda setting sebenar nya tidak terkait langsung dengan teori Berger. teori Agenda Setting digunakan dalam kajian media, mungkin digunakan dalam teori komunikasi massa. Pertama kali teori ini dikemukakan oleh Maxwell Combs dengan reiset terkait pemilu di Amerika Serikat (1986). gagasan pokok nya bahwa media memberikan perhatian yg berbeda pada setiap isu atau kejadian. apa yang diberitakan media dianggap hal yang penting juga untuk publik. Saya kira kedekatan ide nya dengan Teori Konstruksi realitas sosial adalah pada proses mengkonstruksi realitas tertentu sebagai peristiwa yang penting atau tidak.
@@PerspektifSosiologi terima kasih banyak pak, saya jadi lebih paham
Bapak izin bertanya, saya membuat tulisan mengenai konstruksi realitas sosial perempuan dalam sebuah drama. Pada proses objektivasi apakah boleh memproduksi individu dalam lingkup keluarga bukan lingkup yang besar seperti institusi sekolah? Saya sangat berharap mendapatkan jawaban dari bapak, terima kasih🙏
Bisa. Prinsipnya proses objectivasi itu dgn menjadikan eksternal, diluar individu. Wujudnya dlm sistem sosial bisa tradisi, adat, lembaga keluarga dll.
@@PerspektifSosiologiterima kasih bapak atas jawaban yang membuat saya tercerahkan. Semoga selalu diberi kesehatan dan dilimpahi keberkahan pak🙏
Assalamulaikum mohon kalau bisa ada ngk ustad no wa group saling diskusi bantuan ilmunya.
waalaikumsslam. terima kasih sudah mampir ke channel ini. Untuk komunikasi DM bisa ke akun IG : perspektif_sosiologi atau ke no WA official PS: 088-222-673-081. Mudah-mudahan bisa berbagi pengetahuan ya
@@PerspektifSosiologi baik
pak mau tanya, apakah benar media melakukan kontruksi realtias sosial atas peristiwa pemerkosaan yang selalu dikaitkan dengan alkohol? bagaimana kontruksi itu dilakukan oleh media? dan apakah dlm proses kontruksi itu media mempraktekannya dalam wacana atau framing? terimakasih mohon dijawab ke 3nya ya pak
Proses kontruksi sosial dlm media berlangsung pada proses pemilihan isu dan berita. dari banyak berita, media akan memilih salah satu yang sesuai dengan ideologi dan kepentingan media. tentu saja pilihan tersebut bisa salah, bisa juga benar, tergantung perspektif yang menilainya. termasuk dalam hal pemberitaan antara pemerkosaan dengan minuman beralkohol. perlu kajian yang lebih dalam untuk sampai pada kesimpulan adanya kaitan antara dua hal ini. tetapi dalam kasus berita di media, dengan adanya pemebritaan dalam membentuk pemahaman adanya kaitan antara tindak pemerkosaan dan alkohol. semakin sering diberitakan, maka akan mengkosntruksi pemahaman dalam benak pembaca.
-proses konstruksi itu terbentuk dalam proses pemilihan berita (termasuk framing) , penyajian berita dan akhirnya membentuk pemahaman pembaca
-salah satu cara pembentukan itu lewat FRAMING berita dan dan isu. pilihan framing ini tentu tidak bebas kepentingan
Bismillah, nama saya Nabila Farisa dari sosiologi 5 D izin menanggapi pertanyaan mengenai terorism sebuah konstruksi sosial atau bukan.
Menurut saya iya, ketika kita melihat ada sebuah tindakan yang mengandung unsur kekerasan dalam bentuk serangan tertentu yang menyebabkan suasana teror yang bisa mengakibatkan berbagai kerugian baik korban, kerusakan fasilitas dsb, kita mengkonstruksikan itu sebagai terorisme yang kemudian orang lain juga mengetahui bahwa hal itu adalah sebuah terorisme, proses pengetahuan kita mengenai teroris ituu terjadi karna adanya sosialisasi dimana orang orang menyebarkan informasi terorisme tersebut
penting juga bertanya, siapa yg mengkonstruksi nya? utk apa? gitu ya. thanks Nabila
Teori ini masuk kedalam middle theory pak? Kalau masuk middle theory, untuk grand theorynya apa ya pak? Terima kasih
Dasar teorinya, atau bisa disebut grand theory nya ada di teori Durkheim ttg social fact. logika berpikirnya sama
Assalamualaikum Wr.Wb. Izin memberikan tanggapan terhadap pertanyaan bapak yaitu apakah perilaku terorism termasuk konstruksi sosial?
Jawaban menurut saya adalah betu terorism adalah sebuah kontruksi dimasyarakat, gal tersebut disebabkan karena adanya proses eksternalisasi, jika di negara atau masyarakat yang berpihak pada terorism ini tentu mereka akan setuju karena mereka menggangap menurut pengetahuannya ini adalah hal yang benar dengan kata lain mereka berjihad namun di masyarakat lain ini tentu akan di tolak karena tidak sesuai dengan norma nilai dan pengetahuan yang ada. Terimakasih
coba teori ini digunakan utk analisa kasus yg lain..thanks Reza
Assalamu'alaikum wr wb.
Bismillah.
Saya Nina Fauziah dari kelas Sosiologi/5D izin mencoba untuk menjawab pertanyaan apakah perilaku terorism termasuk konstruksi sosial? Jawabannya adalah iya.
Karena dalam proses eksternalisasi, menurut pemahaman saya terorism adalah tindakan meneror dan menyiksa yang dilakukan oleh sebuah kelompok tertentu sehingga mempengaruhi mental seseorang. Perspektif tersebut kemudian diproduksi oleh individu lain yang kemudian menjadi sebuah realitas tersendiri, dan diketahui oleh individu-individu lain (objektivasi).
Proses seseorang mengetahui makna dari terorisme sebagai sebuah tindakan kejahatan oleh kelompok tertentu diperoleh melalui proses sosialisasi (internalisasi)
Terima kasih🙏
Mantap, Nina sudah bisa melakukan analisis sosiologi juga
@@PerspektifSosiologi terima kasih pak
Berarti pemikiran nya Peter L berger ini apakah terpengaruh oleh Fenomenologi Alfred Schultz?
betul sekali, Berger banyak dipengaruhi pemikiran fenomenologi, diantaranya dari Schultz
@@PerspektifSosiologi Contoh bentuk pemikiran fenomenologi Schutz yg mempengaruhi konstruksi sosial Berger apa ya pak ?
@@chintyakoestri1129 tidak secara spesifik, prinsipnya fenomenologi itu memulai dari realitas yg terlihat sebagai bagian dari analisa. Cara ini juga ada dalam prinsip berpikir konstruksi realitas sosial yang memahami realitas sosial sebagai sebuah bentukan "kosntruksi"
Assalamualikum, w,w mau tanya Pak, bagaimana dengan konstruksi identitas, apa bedanya dengan konstruksi realitas sosial
Identitas bagian dari realitas sosial
Bismillah..
Pak saya Qintan izin mencoba menjawab 2 pertanyaan bapak di akhir..
1. Apa realitas di balik situasi Covid-19?
Saya melihat Covid-19 ini memang benar adanya. Dilihat dari fakta di lapangan banyaknya korban yang berjatuhan itu sudah menjadi salah satu indikasi bahwa Corona itu ada. Walau ada segelintir orang yang beranggapan Corona sebagai suatu konspirasi belaka.
2. Apa realitas sosial tentang terorisme sebuah kontruksi sosial atau bukan?
Saya rasa ya. Berangkat dari pemahaman bawah sesuatu itu dikonstruksi oleh masyarakat sehingga ada masyarakat yang menolak adapula yang menerima. Sama spt studi kasus LGBT yang bapak sebutkan di awal. Menurut saya, terorisme juga seperti itu. Di satu sisi masyarakat menolak karena terorisme termasuk hal berbau radikalisme, kekerasan, pelanggaran HAM, dan dampak negatif2 lainnya.
Tapi di sisi lain, dari kelompok yang menjalankan terorisme itu sendiri. Mereka beranggapan bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang benar atau suci, berjuang dengan versi 'jihad' mereka sendiri.
Begitu pak, mohon dikoreksi bisa salah..
baik, Qintan. komentar yg menarik. mungkin point nya tidak pada ada atau tidak ada, tapi teori ini membantu memberikan pemahaman bahwa realitas sosial itu dikonstruksi. pertanyaan selanjutnya, bisa jadi lebih penting, who has constructed this reality? for what?
@@PerspektifSosiologi oh iya pak, berarti memang perspektif teori ini ya realitas sosial itu pasti dikonstruksi ya. Huft, this question so hard for me, I can't answer.😅 Mungkin masyarakat itu sendiri dan untuk kepentingan mereka yang mengkonstruksi pak?
Paa ini kalo boleh tau referensi nya dari mana yah?
Ada di deskripsi
Bismillah.. Bapak, mohon maaf, nina juga izin bertanya.
Bapak tadi menjelaskan bahwa "proses objektivasi yang kemudian membentuk sebuah realitas sosial itu memiliki unsur tertentu seperti kekuatan koersif"
Nah itu maksudnya bagaimana yah pak, apakah itu berarti suatu lembaga tertentu memiliki kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi individu dan dilakukan secara kekerasan fisik?
Terima kasih pak.
koersif artinya memaksa. misalnya sebuah kenyataan sosial/realitas sosial memiliki daya paksa pada individu. misal, Lembaga Pernikahan sebagai sebuah realitas sosial yg menjadi sistem sosial, memiliki pengaruh/daya koersif dalam tindakan invidu. ini proses dimana realitas sosial membentuk individu. begitu
@@PerspektifSosiologi ohh seperti itu. Baik pak terima kasih
Pak , kalau saya izin bertanya sedikit mengenai penerapan teori konstruksi sosial milik Peter Ludwig Berger apakah boleh pak?
Jadi seperti ini pak. Misalkan dalam teori konstruksi sosial milik Peter Berger kan ada istilah proses eksternalisasi, proses obyektivasi, dan proses Internalisasi.
Apabila ada pertanyaan Bagaimana konstruksi sosial penambangan tanpa izin di kecamatan X?
Apabila diterpakan dalam proses- proses diatas kerangka berpikirnya bagaimana ya pak?
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
terima kasih sudah mampir ke channel ini.
tiga konsepsi tadi menjelaskan bagaimana sebuah realitas sosial dibentuk dalam masyarakat, yaitu melalui tiga tahapan. jadi strutktur sosial yg ada dlm masyarakat, misalnya sistem keagamaan, itu terbentuk melalui proses konstruksi sosial melalui tiga tahap itu. misalnya, ketika pada tahap internalisasi ketika invidu mengkesternalisasi (memasukan) apa yang dipahaminya dari lingkungan sekitar, kemudian dieksternalisasikan, diwujudkan dalam bentuk tindakan, sikap atau perilaku, nah, setelah itu, ketika sudah terbentuk tindakan dan dilakukan secara terus menerus, maka terjadi proses objektivasi dimana realitas tersebut terlepas dari pelaku/aktor yang melakukan tindakan. makanya, kalau kita lihat sistem sosial (politik, tradisi, aturan) itu merupakan bagian dari konstruksi/buatan manusia.
Nah, termasuk contoh penambangan tan izin, pada awalnya terbentuk dari individu bisa satu orang atau banyak menginternalisasi peristiwa atau hal-hal yang ada diluar diri mereka, misalnya lingkungan pertambangan, lalu melakukan internalisasi dari apa yg dihadapinya, dari situ kemudian memunculkan suatu tindakan, misalnya melakukan penambangan tanpa izin. ketika perbuatan ini terus dilakukan, maka akan menjadi sebuah kebiasaan, bisa kemudian menjadi aturan atau kesepakatan bersama. dan ketika itu telah menjadi sebuah kebiasaan, atau realitas yang dibiarkan oleh pihak-pihak lain, maka menjadi proses objektivasi. Kebiasaan tadi (penambang tanpa izin) menjadi struktur sosial yang terlepas dari individu, maka seringkali jadi alasan orang melakukan hal yang sama
@@PerspektifSosiologi Terima kasih bapak, pola pikir yang saya buat juga sudah seperti itu. Bapak apakah boleh minta tolong saya sangat ingin sekali bisa konsultasi dengan bapak. Apakah bisa saya minta kontak WA bapak? Terima kasih sebelumnya pak
Terima kasih atas pemaparan materi mengenai Teori Konstruksi Realitas Sosial. Mohon maaf izin bertanya pak, sepengetahuan saya teori ini menjembatani antara kaum positivisme dan humanistik. Saya ingin bertanya apa kritik-kritik terhadap teori ini terima kasih?
suatu teori pastinya tidak akan sempurna dalam menjelaskan realitas sosial yang dianalisanya. kalau menurut saya, letak kritik saya pada teori konstrksi relaitas adalah kerelevannya dengan konteks sekarang dimana masyarakt dan teknologi sudah berkembang sedemikian canggih. diantaranya adalah adanya media massa dan juga media sosila yang menjadi bagian dari proses kontruksi sosial, dan itu belum ada pada saat teori ini dirumuskan
Contoh objektivasi apa ya pak ? Saya tidak paham 🙏
Objektivasi itu adalah sesuatu yang sudah terinstitusionalisasi menjadi sebuah lembaga (struktur sosial). Jadi dia berada di luar individu. bisa dibayangkan dalam sebuah masyarakat ada nilai, tindakan yang dilakukan secara terus menerus, kemudian menjadi sebuah lembaga. proses tersebut adalah objektivasi. nilai yg tadinya bagian dari tindakan individu kemudian menjadi sebuah struktur sosial yang mengatur individu, dan itu berada dari luar individu
Teori sosial non sosial itu bagaimana wujudnya,. Aku tak paham, mengapa aku tak paham, karena banyak cakap yg berliku-liku
2:48
Saya pikir kuliah sosiologi supaya bisa menjadi presiden
Dokter banyak akan tetapi sosiolog sangat sedikit
terimakasih atas penjelasan materinya pak🙏🏻
terimakasih banyak pak atas penjelasannya, mudah dipahami🙏🏻