Erving Goffman: Teori Dramaturgi
Вставка
- Опубліковано 21 лис 2024
- Tayangan berikut menjelaskan tentang teori interaksionisme simbolik dari Erving Goffman. Dengan menganalisa pada persoalan mikro yaitu interaksi sosial, Goffman menggambarkan kehidupan sosial masyarakat seperti sebuah drama. Bagaimana penjelasan nya? Yuk simak saja pembahasan berikut ini.
===========================
Ref.
-Doyle P. Johnson, Teori Sosiologi Klasik Modern 2. Jakarta: PT Gramedia, 1986.
-G. Ritzer, Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
-Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Bryan S. Turner. Kamus Sosiologi ( The Penguin Dictionary of Sociology) (terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
=========================
Dukung channel ini dengan cara subscribe, like, share dan comment agar dapat terus berbagi pengetahuan.
=========================
Reporter : M. Akbar YT
Madihatut
Host : Dr. Dede Syarif
Madihatur Rabiah
Content editor : Paelani Setia, S. Sos
Data dan organisasi : M. Akbar YT
========================
Follow akun PS:
IG: / perspektif_sosi. .
FB: m. profile.php?id=100057127781894&ref=content_filter
Salam, PS
#interaksionisme #simbolik #dramaturgi #backstage #frontstage #stigma #sosiologi #goffman
Terimakasih banyak pak atas penjelasannya, alhamdulillah jadi dapat lebih memahami teori dramaturgi, bahwasannya tindakan kita atau perilaku kita itu pasti akan berbeda ketika berada di panggung depan dengan di panggung belakang contoh nya itu ketika kita berada dikampus dengan dirumah pasti cara berpkaiannya akan berbeda.
Rini Nur Aisyah kelas E
Izin menanggapi pak
Yang dapat saya pahami
*Panggung depan* itu berarti cara seseorang untuk menciptakan kesan pada orang lain, seperti halnya sule sebagai komedian maka ketika tampil dihadapan khalayak umum bagaimanapun caranya ia harus terlihat lucu tidak menyeramkan seperti master limbad yang seorang magister
Kalo *back stage* , itu semacam rahasia dapurnya, kalo didepan khalayak ramai sule harus terlihat lucu, maka ketika dengan keluarga ia tidak dituntut untuk lucu bahkan ia boleh saja menangis dan mengekspresikan jati dirinya yang tidak selalu lucu
Terimakasih pak atas materinya sangat jelas sehingga mudah untuk dipahami🙏🙏
ya, begitulah. apa Rini penggemar Sule dan Limbad? heheh
Siti Salamah (sosiologi f/4)
Alhamdulillah, terimakasih banyak pak atas penjelasannya, sangat mudah untuk dipahami. Ketika menonton penjelasan bapak ini, saya jadi teringat dalam sebuah forum atau artikel yang membahas tentang manusia yang mempunyai 3 wajah. Wajah yg pertama adalah yg ia tunjukkan kepada dunia, wajah ini merupakan impression yang ingin dia tunjukkan kepada orang lain agar diterima dikalangan masyarakat, yaitu dengan menunjukkan attitude yg baik. Yang kedua, wajah yang ia tunjukkan hanya kepada orang2 terdekatnya, hal ini karena mungkin ia telah menaruh kepercayaan kepada orang2 tsb, seperti misalnya kepada keluarga, sahabat, pasangan dan lain sebagainya. Dan wajah yang ketiga adalah wajah yg tidak satupun orang mengetahuinya, ia menyimpan wajah tsb hanya untuk dirinya sendiri, tidak untuk diketahui orang lain, bahkan orang terdekatnya. Itulah mengapa kadang kita melihat wajah atau sikap seseorang berubah atau berbeda dalam waktu2 tertentu.
Sekali lagi terimakasih pak atas videonya, sangat membantu dalam memahami materi.
wah artikel yg menarik itu ya
Halo kak.. saya lihat komenan Kaka dan tertarik ingin tahu artikelnya, jika berkenan boleh sy tau kak artikelnya bs dicari dmn dan judulnya apa, ya? Terima kasih
Terima kasih banyak pak atas penjelasannya, InsyaAllah sangat mudah dipahami🙏🏻
Salsabila Fawwaz, sosiologi 4/E
Alhamdulillah terimakasih pak atas pemaparannya, membantu sekali dalam memahami Teori dramaturgi ini..
Dan mungkin yang bisa salsa tangkap dari apa yang bapak sampaikan yaitu aspek penting dalam teori dramaturgi dalam konteks komunikasi adalah konsep khalayak dan hubungan antara individu dengan khalayak dalam suatu waktu dan tempat tertentu. Melalui pengelolaan kesan atau impression. Dalam teori dramaturgi ini, dapat dilihat dua elemen sekaligus yaitu pengelolaan kesan atau impression management serta cermin diri looking-glass self
Alhamdulillah, terimakasih pak dapat difahami sekali🙏
Terimakasih banyak pak untuk penjelasannya, sangat jelas, bermanfaat, dan mudah dipahami🙏🏻
Wah bagus, Kak, terima kasih banyak🤩. Ayo up lagi video baru, Kak👍👍
Keren banget belajar sosiologi. Terima kasih pak 🙏
Thank you pak video nya. Alhamdulillah semakin paham materi dan teorinya. Sukses terus pak.
Nisa Muhfriliani dari sosiologi E semester 4, sebelumnya terimakasih banyak pak atas ilmunya dan pastinya sangat bermanfaat.. dalam pembahasan kali ini sangat menarik sekali ya menurut saya karena materi kali ini membahas mengenai hal-hal yang sering kita lakukan dalam sehari-hari.. izin menanggapi pak, menurut saya jadi dalam teori ini Fokus pendekatan dramaturgisnya itu adalah bukan apa yang orang lakukan, bukan apa yang ingin mereka lakukan, atau mengapa mereka melakukan, melainkan bagaimana mereka melakukannya. Juga Dramaturgi menekankan dimensi ekspresif atau impresif aktivitas manusia, yakni bahwa makna kegiatan manusia terdapat dalam cara mereka mengekspresikan diri dalam interaksi dengan orang lain yang juga ekspresif. Oleh karena perilaku manusia bersifat ekspresif inilah maka perilaku manusia bersifat dramatik.
fokus nya pada cara bagaimana mereka menciptakan kesan di hapadan orang lain ketika berinteraksi sosial
Syaniah Khoeriah (Sosiologi 4 F)
Sebelumnya terimakasih banyak Pak atas penjelasannya, sungguh penjelasannya menarik sekali dan sangat membantu pemahaman saya terhadap teori sosiologi modern Goffman ini.
Dari cuplikan ini, dapat dipahami bahwa kajian dramaturgi ini erat kaitannya dengan interaksi sosial, bagaimana membentuk impresi, kemudian bagaimana seseorang itu menciptakan sebuah impresi atau kesan yang diinginkan oleh individu. Begitu juga dengan stigma.
Keren,,,,, sukses terus PS 😊🙏
Sukses juga Syaniah!
terimakasih pak atas penjelasannya, sangat padat dan jelas sehingga mudah dipahami🙏
Terimakasih banyak pak atas penjelasannya sangat mudah untuk dipahami
Suryami 4 F
Terimakasih bapak materi yang di sampaikan sangat menarik,
Mungkin teori dramaturgi juga dapat dilihat di dunia politik
Seperti saat pemilu, para calon pemimpin sibuk membuat kesan atau persepsi yg baik di fornt stage nya yaitu masyarakat, dengan melakukan kampanye, kemudian melakukan kegiatan yg bersifat sosial dengan membantu masyarakat misalnya dan lain sebagainya, yang akhirnya dapat menggiring persepsi masyarakat untuk yakin memilih calon pemimpin tersebut.
Ya, betul sekali, teori dramaturgi ini bisa digunakan untuk menganalisa peristiwa yang lain, termasuk di dalam proses pencalonan di dunia politik
Terimakasih pak penjelasan materi ini sangat mudah dimengerti, membantu pemahaman Vina setelah melihat juga pemaparan video Teori Dramaturgi dalam Media Sosial yang sebelumnya telah bapak unggah juga 🙏
penjelasan yang baik
Alhamdulillah Terimakasih Pak dapat dipahami 🙏
Terimakasih Pak, alhamdulillah penjelasan yang bapak berikan mudah saya pahami 🙏
Tarisa Aliefia Khafiefa 4F
Sebelumnya terimakasih untuk bapak dede yang sangat jelas dan mudah dipahami dalam memaparkan materi perkuliahan, seperti yg diketahui bahwa stigma setiap orang berbeda-beda tergantung bagaimana kita menciptakan impresi kepada orang tersebut, lau bagaimana pak jika cara mengubah stigma buruk orang lain terhadap sesuatu yg mereka sendiri pun tidak mengetahui kebenarannya?
Contohnya seperti berita burung yg beredar bahwasanya vaksin tidak halal kemudian masyarakat memandang nya sebagai sesuatu yg tidak harus dilakukan.
caranya, harus diedukasi, dikasih informasi yang benar. biar gak denger kabar dari burung...
Terimakasih banyak pak , Alhamdulillah ilmunya sangat bermanfaat dan pemaparan maternya juga mudah difahami🙏
Terimakasih pak atas ilmunya. Menurut saya materi kali ini sangat menarik karena sangat relate dengan keadaan hidup saya yang dimana banyak bertemu dengan orang baru lalu mengemukakan impresi pertamanya pada saya dan itu menjadi sebuah hal yang menyenangkan. 🙏🏻
alhamdulillah, boleh juga kalau diberikancontoh pengalamannya
Terimakasih pak atas penjelasannya 🙏
Terimakasih banyak pak atas penjelasannya, dapat dipahami 🙏
Terimakasih pak atas penjelasan bapak, mudah dipahami pak🙏
Silvia meilani ( sosiologi 4'F)
Alhamdulillah terimaksih pak atas penjelasannya sangat mudah di pahami🙏
terimakasih pak atas penjelasanya.
penjelasan yang bapak sampaikan sangat bermanfaat dan dimengerti
Terima kasih pak atas pemaparan materinya🙏🏻 saya jadi teringat lagu nicky astria yang judulnya panggung sandiwara
Ayo atuh nyanyikannnn
thank you pakkk, bahasanya mudah dipahamiii
Terimakasih pak atas penjelasanya sangat mudah dipahami🙏
Berarti pak kita tu seperti memainkan drama di setiap harinya..yg apabila kita tampil penampilan kita harus perfeck di depan orang tanpa orang tau bagaimana keadaan di back stage nya.
Taufiq Hidayat - Sosiologi 4F
Terima kasih pak atas penjelasannya yg mudah di pahami🙏
Riqi Nurhafidzi 4’E
Terimakasih pak atas penjelasan nya, sangat bermanfaat sekali.
Kalo saya boleh bilang pak berarti semua hal yg dilakukan dalam front stage itu harus bersifat profesional demi memuaskan para audiens
Bagus nya demikian kalau kita mau membentuk kesan yg baik tentang diri kita dihadapa orang lain
Saefuloh Hidayat 4E
Terimakasih pak atas pencerahannya
Shifannida 4f
Baik pak terimakasih atas penjelasannya mungkin dari video tersebut bahwasanya Pada dasarnya, Teori Dramaturgis merupakan teori yang mempelajari proses dari perilaku dan bukan hasil dari perilaku. Dimana teori ini menggambarkan sebuah sandiwara saat seseorang ataupun sekelompok orang tersebut berperan bukan berdasarkan kepribadiannya melainkan berdasarkan kondisi yang ada dan memanfaatkan peranan yang ia miliki. Yang didukung oleh front dan back region yang ada. Front nya mencakup setting, personal front (penampilan diri), expressive equipment (peralatan untuk mengekspresikan diri). Sedangkan back nya mencakup semua kegiatan yang tersembunyi untuk melengkapi keberhasilan acting atau penampilan diri yang ada pada front.
Contoh analisa pada kehidupan sehari-hari:
Seorang front officer atau resepsionis yang harus selalu bersikap ramah dan murah senyum serta sabar kepada para pelanggan. Ia harus memerankan konsep dramaturginya dengan front stage dan back stage yang berbeda. Di depan ia harus tetap tampil tersenyum dan profesional walaupun di back stagenya dia sedang sedih atau memiliki masalah misal dimarahi manajer atau atasan di hotel akibat kelalaiannya. Inilah yang disebut dramaturgi, bagaimana seseorang seperti sedang bermain drama dalam kehidupannya, antara front stage dan back stage yang sangat bertolak belakang.
Wah bagus nih contohnya. bisa juga nanti buat skripsi
@@PerspektifSosiologi baik pak terimakasih 😀
thank u for your explanation, Mr.Dede. your video covered all that material but in more understandable and accessible terms🙏🏻
you are welcome Zahra. happy to hear that!
Salisa Nadia 4E
Terimakasih atas video penjelasannya pak, sangat bermanfaat🙏🏻
Tria latifani sabrina (4F)
Terimakasih pak atas penjelasannya yang singkat, jelas dan mudah dipahami.
Izin bertanya pak, melihat kasus dalam kehidupan keseharian saya pak bahwasannya memang benar manusia itu memiliki 2 sisi berbeda. Namun sering kali saya lihat, saat di front stage manusia tidak memainkan peran nya berdasarkan keinginan diri sendiri melainkan berdasarkan persepsi orang lain karena takut kena bully dalam kehidupan sosial.
Misalnya saat seseorang berkata 'kamu gendutan' 'kamu ga cocok pakai baju ini' 'make up mu menor' dan sebagai nya yang membuat seseorang itu merasa takut atau insecure untuk tampil menjadi sosok dia yang asli.
Atau contoh lain nya dalam stigma masyarakat, dimana stadarisasi kencantikan pun dapat membuat orang orang yang merasa di bawah standar itu jadi tidak nyaman dalam bersosial dan akhirnya dia pun lebih memilih untuk menutup diri atau bahkan ada yang berusaha agar memenuhi standar itu dengan berbagai cara, misalnya lewat oplas.
Dan kasus ini diperparah oleh adanya sosmed, dimana mereka lebih berani melontarkan kata² yang kurang baik dibalik layar. Sehingga banyak individu yang dalam real life nya menjadi seseorang yang merasa diri nya tidak pantas atau bahkan terdampak mental illnes
Nah, bagaimana menurut pandangan bapak agar seseorang itu dapat bertindak sesuai keinginannya sendiri dan mengurangi stigma kurang baik terhadap kita tanpa kita harus berusaha menjadi orang lain..
Terimakasih pak🙏
hmmmm, wah serius banget ini pertanyaannya...ya harus menjadi diri sendiri, karena "kadang tak apa utk tak baik-baik saja" (tau kan lirik lagu itu...?) yah caranya menjadi diri kita yg kritis dan percaya diri
terimakasih pak atas penjelasannya, saya mau tanya lagi pak tentang , boleh ga pak dijelasin sedikit tentang mazhab chichago pak, terimakasih pakk
BAGUS BANGET KAK BISMILLAH HEADSHOT
Wafi Ammalul Setiyadi-Sosiologi 4F
Terimakasih atas pemaparan materinya pak sangat mudah dipahami, saya izin bertanya pak, dijelaskan stigma sosial bagaimana kita menciptakan kesan dari diri kita terhadap orang lain, apakah hal ini bisa menciptakan konflik sosial pak jika orang lain menyebarkan sesuatu stigma yang tidak benar terhadap seseorang, dan bagaimana cara pandang sosiologi dalam melihat hal ini bahwa stigma sosial bisa menciptakan konflik sosial ? Terimakasih pak.
Pembahasan pada tayangan ini dari Sosiologi, itu yang dijelaskan
Salma Choirunissa Fadzira
4 E
Terima kasih sebelumnya pak atas penjelasannya, sangat mudah dimengerti dan sangat membantu.
Izin bertanya pak, dalam teorinya Guffman memusatkan perhatiannya pada cara-cara bagaimana aktor memanipulasi gerak isyarat untuk menciptakan kesan di dalam sebuah panggung pertunjukkan, apakah seseorang yang mempunyai kepribadian ganda/memiliki dua atau lebih status kepribadian yang berbeda, termasuk ke dalam teori tersebut pak?
Ya bisa jadi dalam menampilkan dirinya ketika berinteraksi menampilkan citra diri yg beda. tetapi istilah kepribadian ganda merupakan istilah psikologi, jadi ada pembahasan yang berbeda
Sifa Fauziah (sosiologi 4F)
Assalamu'alaikum, terimakasih sebelumnya untuk penjelasannya pak, cukup dipahami. Dan izin bertanya, bagaimana pendekatan dramaturgi saat pandemi seperti ini? Misalnya dalam lingkup pasar/ekonomi, dimana saat ini terjadi banyak persaingan yang tidak sehat/saling mencurangi antar pedagang atau pengusaha.🙏
Teori ini menejlaskan soal interaksi dan bagaimana hal tesebut menjadi bagian dalam proses membuat kesan/impresi dalam interkasi.
Sebelumnya terimakasih pak Dede atas pemaparan materinya yang sangat bagus dan menarik mengenai "Teori Dramaturgi dari Goffman" ini. Saya Novi Ujianti Sos'E smt 4 izin bertanya, mengenai teori interaksionisme simbolik yang memberikan kesan dan juga makna kepada orang lain, nah apa perbedaan yang mendasar daripada teori interaksionisme simbolik dengan teori dramaturgi Goffman ini dari sisi aspek dalam memberikan kesan pak? terimakasih🙏
Teori Goffman adalah bagian dari teori interaksionisme simbolik. setiap tokoh dalam satu kelompok teori yang sama memiliki kontribusi teori khas nya. Nah, Goffman juga membahas tentang interkasi terutama tentang bagaimana pembuatan impressi dalam proses konsep diri yg digambarkan dalam teori dramaturgi
Widya Mustika Rahayu / Sosiologi F 4
Terima kasih Pak atas pemaparannya sangat mudah dipahami.
Berarti Pak, Teori dramaturgi ini seperti seseorang yang sedang berada di dalam atau di depan panggung pertunjukan yang di mana ada seorang aktor yang berada di depan panggung dan ketika aktor tersebut sudah selesai melakukan pertunjukan . maka seorang aktor itu pergi kebelakang panggung yang dimana hanya bisa dimasuki oleh aktor tersebut.
Contoh lainnya ketika sedang presentasi yang menjadi aktor nya adalah kelompok yang sedang berpresentasi sedangkan audiensnya adalah teman-teman yang berada di dalam ruang kelas, sedangkan panggung belakang yang itu adalah tempat kelompok untuk berdiskusi dan hanya kelompok tersebutlah yang bisa ada di situ.
Apakah begitu pa? Mohon maaf bila keliru 🙏
Ya begitu sekali Widya. menarik sekali memang teori ini menjelaskan realitas sosial
@@PerspektifSosiologi baik pa terimakasih 🙏
Shafitri Nurul Husna (1198030243), Sosiologi 4F
Terimakasih banyak pak atas penjelasan materinya, sangat menarik dan bermanfaat☺
Izin menyimpulkan berdasarkan yang saya pahami dalam video ini, bahwasannya Teori Dramaturgi seperti yang sudah dijelaskan oleh Erving Goffman ini menceritakan tentang kehidupan sebagai sebuah sandiwara, yang di dalamnya terdapat Front Stage (yakni menciptakan impresi bagaimana kita menciptakan kesan yang sangat bagus dihadapan orang lain, seperti misalnya menyiapkan materi presentasi dengan baik agar kita dapat terlihat menguasai materi tersebut dengan baik), dan juga Back Stage (yakni bagian tertutup yang tidak dapat diakses oleh orang lain, terutama oleh audience).
Adapun Stigma Sosial, merupakan pembicaraan tentang bagaimana interaksi sosial itu membentuk sebuah konsepsi diri bagi manusia, bagi kita yang berinteraksi dengan orang lain. Seperti misal orang yang terpapar virus Covid-19 dianggap sangat berbahaya oleh orang sekitarnya, sehingga menimbulkan sikap berlebihan.
Atau misal saya ingin memberikan contoh, ketika seorang wanita lulusan S2 memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dibanding melanjutkan menjadi wanita karir, mungkin orang lain menganggap percuma untuk menganyam pendidikan tinggi tapi pada akhirnya hanya menjadi ibu rumah tangga. Padahal, dengan ilmu yang telah diperolehnya itu dapat diturunkan kepada anaknya kelak sehingga dapat menghasilkan keturunan yang berkualitas.
Hal itu terkait dengan sebuah stigma sosial, bagaimana membentuk impresi, bagaimana membentuk kesan antara orang tersebut dengan masyarakat secara keseluruhan dalam interaksi sosial.
Mungkin seperti itu, mohon maaf apabila kurang tepat pak🙏🏻
Zaelani Yusuf Sosiologi 4F
Terimakasih pak, atas penyampaian teori dramaturgi ini penjelasan nya cukup mudah di pahami.
iizin bertanya pa, saya membaca teori dramatugi dari suatu sumber yang menyebutkan "Ketika individu dihadapkan kepada panggung, ia akan menggunakan simbol-simbol yang relevan untuk memperkuat identitas karakterny, namun ketika individu tersebut telah habis masa pementasannya, maka dibelakang panggung akan terlihat penampilan seutuhnya individu tersebut". nah pertanyaan saya, apakah pernyataan tersebut mengartikan bahwa semua orang atau setiap individu ini mereka selalu berpura-pura dalam setiap interaksi yang dihadapinya ?
Teori ini menjelaskan suatu realitas tertentu, bisa jadi tidak semua melakukan "kepura-puraan" di front stage. tapi yg ingin dijelaskan teori ini adalah bagaiman seorang individu itu seperti aktor ketika berinteraksi, dia akan berusaha utk menciptakan impresi terhadap orang lain. ada yg berbeda antara fron dan back, ada juga yg tidak terlalu menggurusi hal itu, ini adalah sebuah terori yg menjelaskan realitas tertentu, dan tiadk mesti semua begitu
@@PerspektifSosiologi oiyaa pak bisa di pahami. Jadi bisa saja seseorang melakukan kepura puraan namun bukan seharusnya seperti itu ya pa. Baik terimakasih atas jawabanya pa
Mantap pak salam dr bali!🙏
Heh pandan, nyasar kesini jg
Salam kenal, senang sudah sampai di Bali. semoga bermanfaat
Sri Shuci Andini 119i030256
terimakasih sebelumnya pak atas penjelasan materi dramaturgi dan stigma sosial dari Erving Goffman ini, namun ada hal yang ingin saya tanyakan pak, dalam sumber lain yang telah saya baca dalam Stigma Goffman menjelaskan keterkaitan antara self dan identity. Nah dalam Identity ini Goffman membaginya menjadi 2, yaitu virtual social
identity dan actual social identity. Virtual social identity ini merupakan identitas yang terbentuk dari
karakter-karakter yang kita
asumsikan atau kita pikirkan
terhadap seseorang yang disebut
dengan karakterisasi. Sedangkan
actual social identity adalah identitas
yang terbentuk dari karakter-karakter
yang telah terbukti.
Namun Goffman menyebutkan bahwa sebenarnya Virtual
identity dan actual identity
merupakan dua hal yang berbeda.
Apabila perbedaan di antara itu diketahui
oleh publik, orang yang
terstigmatisasi akan merasa terkucil.
Nah perbedaan apa yang dimaksud disini ya pak? kenapa bila perbedaan antara Virtual identity dan Sosial Identity ini di ketahui publik bisa membuat orang yg terstigmatisasi itu merasa terkucil?
terimakasih
okay Sri Suci. perbedaan terletak pada proses aktor menampilakn dirinya diantara virtual social identity VS actual identity. Misalnya: foto yg kita share di akun media sosial itu virtual social identity. umumnya dibuat sesempurna mungkin. tapi di actual identitynya gak seperti itu. nah, kalau publik mengetahui ini ya akan berubah lah persepsinya...tau kan kasus aris yg saya jelaskan dalam tayangan Dramaturgi di Media sosial?
@@PerspektifSosiologi ohh iya pak tau, penjelasannya dapat saya pahami, terimakasih🙏
Nurridha Rizky Abdillah - 4/E
Terima kasih, Pak, atas penjelasannya. Namun saya ada pertanyaan terkait teori Dramaturgi ini. Jika kita mengenal seseorang dari back stage nya dan ternyata keadaan di back stage sangat berbeda dengan apa yang disajikan di front stage, apakah itu dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap front stage individu tersebut?
Ya begitu, karena kita bisa menemukan dua gambaran yg berbeda dari satu aktor yang sama. ingat kasus selebgram atau artis di medos kayak begitu yg beda antara yg ditunjukan di media sosial dan kesehariannya. bagaimana menurut Nurridha
Nama : Restya Nur Septiani
Kelas : E/4
terima kasih atas materi yang bapak sampaikan dalam video diatas karena memudahkan saya dalam memahami materi
sebelumnya izinkan saya bertanya bahwa konsep stigma Goffman seperitcontohnya seperti presepsi orang lain terhadap orang-orang difabel akan dinilai berdasarkan fisik bukan dari kemampuan yang mana bisa saja orang-orang difabel ini kemampuannya lebih dari orang normal, yang saya tanyakan apakah konsep stigma Goffman ini hanya berlaku untuk penilaian dari fisiknya saja atau semisal seperti orang normal yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah sehingga membuat stigma atau presepsi terhadap dirinya sendiri?
okay Restya, pada awalnya, konsep dasar dari teori stigma ini dicontohkan Goffman pada kasus orang difable, tetapi teori ini banyak juga digunakan untuk menggambarkan bentuk stigma yg tidak terkait dengan fisik, misal yang dicontohkan Restya di pertanyaan. bisa juga dalam kasus penyintas covid 19 banyak yg dapat stigma karena kketidak pahama orang terhadap penyakit ini. begitu, bgmn?
@@PerspektifSosiologi jelas pak, contoh seperti penyintas covid-19 juga sudah bapak sebutkan dalam video, terima kasih pak
Wina Meliana sosiologi 4F
Terimakasih banyak pak atas penjelasannya🙏
Sebelumnya izin bertanya pak, stigma dibentuk oleh persepsi masyarakat terhadap individu. Apabila orang yang terkena stigma tersebut ingin merubah persepsi orang lain tentang dirinya yang terlanjur di cap buruk, apa konsep Dramaturgi ini setidaknya bisa digunakan untuk mengurangi stigma negatif terhadap individu itu pak? Dimana kita mengetahui dalam Dramaturgi, individu berusaha untuk menyampaikan perasaannya lewat peran yang dimainkan dan berharap audiens bisa menangkap kesan tersebut
Terimakasih pak
wah, susah nih pertanyaan nya....ya bisa juga merubah stigma dari orang lain. yaitu menunjukan kebalikan dari apa yg dikesankan oleh orang lain. Misal, kalau orang lain menstigma seorang difabel yg tidak memiliki tangan, lalu berusaha untuk menunjukan bahwa dia bisa melakukan segala yang sama seperti orang yg memiliki tangan. nah,bisa jadi stigma nya akan hilang juga. tetapi kesan bahwa orang tadi difabel tetap saja ada.
widia damayanti sosiologi f
izin bertanya perihal stigma yang tadi disampaikan. stigma ini terbentuk atas persepsi individu lain terhadap kesan yang terbentuk pada satu individu. misalnya adalah ketika seorang melakukan kesalahan yang dianggap fatal, lalu kemudian terbentuk kesan yang buruk atas individu tersebut. lalu kemudian seseorang itu memperbaiki atau bertaubat atas kesalahannya tetapi tetap saja kesannya jelek dimata orang lain. pertanyaannya apakah stigma terhadap orang lain tidak bisa diubah? meskipun hal yang salah itu telah diperbaiki? terimakasih pak
Stigma itu terbentuk dalam proses interaksi. karena hal itu dibentuk, maka sangat mungking juga utk dibentuk ulang utk menciptakan kesann yg positif, yang berbeda dengan kesan dalam stigma. caranya, buktikan bahwa apa yg distigmakan itu tidak begitu adanya
@@PerspektifSosiologi baik pak terimakasih atas koreksi dan penjelasannya
Vina Paujiah Agnia / Sosiologi 4 F
Assalamualaikum wr.wb pak. Sebelumnya terimakasih atas penjelasannya pak. Sekilas dapat saya simpulkan pak bahwasannya interaksionisme Simbolik Goffman dalam teori Dramaturgi nya menjelaskan bahwa Interaksi Sosial itu seperti halnya sebuah pentas drama atau panggung sandiwara di mana sebuah pesan pesan yang akan disampaikan tentunya dipersiapkan terlebih dahulu.
Namun di satu sisi, saya izin bertanya pak, dalam kehidupan ini sebetulnya setiap interaksi ini bukan berarti bisa diibaratkan sebagai panggung sandiwara saja karena pastinya terdapat realitas realitas sosial yang terjadi antar interaksi masyarakat sendiri. Oleh karena itu pak, adakah tokoh dan teori yang menyanggah Teori Dramaturgi ini?
Kemudian bilamana dalam interaksi sosial itu suatu pesan disampaikan secara spontan dan tanpa persiapan apapun bagaimana pak apakah masih termasuk kedalam konsep Teori Dramaturgi ini?
Terimakasih pak sebelumnya🙏
Waalkmsslm. Ok Vina, nanti akan bahas teori yang lain sebagai respon terhadap penjelasan interaksionsime simbolik ini, dan disitu diberikan kritik tehadap kelemahan teori ini.
ya, pada kehidupan nyata, memang tidak semua yg kita tampilkan dipersiapkan layaknya sebuah pertunjukan. namun yg ingin dijelaskan dengan teori ini bahwa ketika kita merepresentasikan diri kita kepada orang lain dalam interaksi maka terdapat upaya untuk mendapat kesan (impresi) tertentu. bisa jadi ketika spontan sekalipun tetap ada impresi yg hendak kita bangun dihapan orang lain
ijin ngutip materinya bang buat bikin tugas
Pak masih boleh tanya kah😁saya mau tanga mengenai stigma sosial itu dalam teori goffman
Apakah stigma itu satu kesatuan dari teori dramaturgi atau berbeda
Terimakssih
Salma Rizkia Rahmani / Sosiologi 4 E
Assalamualaikum pak. Sebelumnya terimakasih banyak atas penjelasannya, penjelasan materinya sangat mudah dimengerti sehingga membantu pemahaman saya dalam memahami teori dramaturgi🙏
Saya izin bertanya pak, saat seseorang mempertunjukkan gambaran idealis mereka di front stage karena alasan alasan seperti ia ingin menutupi/menyembunyikan masa lalunya yang kelam, misalnya semasa sekolah ia di bully oleh kelompok sosialnya di sekolah karena dia tidak pintar. Dan saat kuliah ternyata dia sekeras mungkin mencitrakan dirinya pintar dengan aktif di kelas, berbuat seolah olah ia selalu tau dan paham materi kuliah, dan belajar walau sebenarnya dia menanggung tekanan dirinya sendiri demi audience nya (yaitu teman kuliahnya) tidak tau masa lalu dia itu.
Lalu, pertanyaannya, apakah seseorang itu memiliki kecenderungan bahwa ia tidak dapat lepas dari upaya mempertahankan citra dirinya kepada target audiencenya karena dia ingin menyembunyikan sesuatu yang ada dalam dirinya yang sebenarnya?
Ya itu bisa jadi bagian strategi mengelola impresi agar tercipta gambaran dirinya sebagaimana yg diinginkan. Apakah bisa lepas atau tidak dari kecendrungan ini? selama berinteraksi sosial kecendrungan ini akan terjadi. Hanya setiap orang akan berbeda dalam cara diri menampilkan dirinya di front dan back itu
Ijin bertanya, berarti frontstage inj bentuknya bisa bermacam-macam ya, Pak?
ya betul sekali. front stage sendiri adalah perumpamaan dari pertunjukan teater dimana ada panggung depan dan panggung belakang. nah, analogi ini bisa digunakan untuk konteks apa saja dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari politik, agama, hingga sosial media
Nama : Ade Siti Nuryani
Kelas : Sosiologi 4A
NIM : 1208030005
Alhamdulillah, terima kasih sebalumnya kepada bapak atas penjelasan yang diberikan. Saya disini akan menyampaikan pemahaman yang saya tangkap dari materi yang diberikan.
Goffman mengatakan bahwa manusia itu selalu disibukkan terlibat dengan proses bagaimana Harus menciptakan kesan kepada orang lain dan bagaimana orang lain menciptakan kesan terhadap dirinya.
Goffman memfokuskan pada interaksi sosial dan goffman ini ada dalam satu kelompok pemikiran dalam sosiologi yang disebut sebagai interaksionisme simbolik. Ada beberapa buku penting dari goffman Yang pastinya ada salah satunya yang berjudul "the presentation of self in everyday life" yaitu tentang presentasi di dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama teori Dramaturgi, goffman mengatakan bahwa proses pembentukan impresi adalah sesuatu yang sebenarnya ada pada satu bagian tertentu dalam kehidupan manusia yang disebut sebagai front stage atau panggung depan didalam kehidupan manusia setiap orang memiliki tanggung nya masing-masing. Goffman juga mengatakan bahwa dalam interaksi sosial manusia juga ada yang disebut sebagai backstage atau panggung belakang, panggung belakang ini berbeda dengan konsepsi yang disampaikan pada back stage dimana biasanya backstage adalah satu bagian yang tertutup dari audience.
Kedua yaitu teori stigma, konsep stigma ini juga masih terkait dengan bagaimana menciptakan kesan dari diri kita juga orang lain terhadap diri kita stigma berdasarkan pada penelitian yang dilakukan goffman itu terkait dengan kasus interaksi sosial yang dihadapi oleh mereka yang memiliki keterbatasan fisik dan juga mengatakan bahwa orang cacat itu pasti menghadapi situasi yang sangat sulit ketidak ketika berhadapan dengan orang lain dalam konsepsi umum orang akan mempersepsikan orang yang memiliki keterbatasan fisik itu adalah yang tidak mampu sebenarnya stigma itu bisa jadi pada realitanya orang itu bisa melakukan hal yang sama dengan orang normal.
Terimakasih Pak Dede atas materi dan penjelasannya ...
saya Salsabilla Naprilia Monna dari kelas Sosiologi IV E
izin bertanya, Goffman memusatkan perhatiannya pada interaksi tatap muka atau kehadiran bersama (co-presence). Di masa pandemi seperti ini kan kebanyakan dari kita berinteraksi lewat daring online, jadi dengan begitu dalam masa ini tidak termasuk dalam teori dramaturgi dari Goffman ya pak?
wah pertanyaan menarik ini. Baik Salsabilla, proses tatap muka sekarang masih juga berlangsung, meskipun tidak secara fisik. dalam proses daring sekalipun ada usaha kita untuk dapat menciptakan kesan/impresi dari orang lain terhadap kita. jadi pada prinsipnya tetap sama terjadi proses dramaturgi meskipun lewat digital. makanya yg nampak di akun media sosial foto-foto nya kelihatan menarik, ganteng, cantik dan yg positif-posiitif, yag belum tentu juga gambar ril nya begitu
Jadi walaupun lewat daring online prosesnya tetap bisa dikatakan dramaturgi karena didalam transaksinya ada bukti nampak seperti foto, video, atau yang lainnya. Baik dapat dipahami, terimakasih banyak pak dede
Nama: Cici Pitriani
Kelas: Sosiologi 4A
NIM: 1208030047
Terimakasih banyak bapak atas penjelasannya🙏 Izin bertanya pak, seperti yang tadi sudah bapak jelaskan dimana seorang aktor bisa saja berpenampilan rapih di panggung depan, selain itu ia juga bisa berpenampilan tidak menarik di panggung belakang. Nah, di zaman sekarang ini banyak sekali audiens yang membeda-bedakan aktor dengan cara meremehkan aktor tersebut. Contohnya begini "Ih orang itu di media sosial cantik banget, tapi kalo bertemu secara langsung mukanya biasa aja, gak cantik-cantik amat". Nah, pertanyaan nya bagaimana gitu pak cara agar aktor bisa menghadapi audiens yang seperti itu dengan tenang? Terimakasih pak🙏
memiliki kesadaran terhadap identitas diri nya sendiri, jangan sampai ter"makan" oleh tuntutan dan kesan dari orang lain.
Nama: Annisa Nabila Nurfajrina
Kelas: Sosiologi 4A
NIM: 1208030031
Izin bertanya bapak, terkait stigma sosial. Stigma sosial sendiri atau pelabelan ini sudah biasa terjadi di masyarakat. Baik yang arahnya kepada yang positif ataupun negatif. Nah, tidak jarang dalam masyarakat khususnya di desa-desa seringkali terjadi pelabelan yg sifatnya negatif terhadap suatu individu, hingga mengakibatkan individu itu kehilangan kemampuannya. Lantas, bagaimana cara mengatasi hal tersebut bila dilihat dari teori Goffman ini pak? Terima kasih 🙏🏻
Dengan mengacu pada teori ini, pihak yang menjadi korban stigma harus kritis dan sadar bahwa yang distigmakan orang itu tidak benar, kemudian bersikap sebagaimana diri adanya
Nona lisnawati sosiologi 4E , izin menanggapi pak di video bapak menjelaskan bahwa teori dramaturgi ini menceritakan tentang kehidupan sebagai sebuah sandiwara, Apakah teori ini bisa dikatakan layaknya seperti pertunjukan drama pak ?
Vina Paujiah Agnia / Sosiologi 4 F
Izin memberikan pendapat pak, Goffman dalam Teori Dramaturgi ini melihat seolah olah dunia itu merupakan panggung, dan setiap manusia hanyalah seperti pemain-pemain sandiwara saja di atas panggung tersebut. Masing-masing memainkan peran dan membawakan lakon. Yang kemudian nanti akan direspon atau diberi kesan oleh manusia lainnya juga. Sebagaimana jika kita memainkan drama, pasti ada respon dari penonton seperti ekspresi ketawanya, nagisnya dll. Begitu pun dengan implenentasi Teori Dramaturgi ini dalam kehidupan sehari hari, seperti hal nya kita sebagai mahasiswa memainkan peran saat presentasi, pasti ada respon dari mahasiswa lainnya yang menjadi audiens saat kita presentasi. Jadi, secara tidak langsung, menurut saya pribadi panggung sandiwara yang tadi saya paparkan, ya, termasuk ke dalam pertunjukan drama juga. Akan ada hal yang dipersiapkan, peran yang dimainkan, kemudian kesan yang diberikan.
Mohon maaf bila keliru
betul, namanya juga Dramaturgy dari kata drama juga
Saya mahasiswa sosiologi ingin bertanya pak terkait teori dramaturgi, nah di dalam teori dramaturgi tu sendiri ada yang namanya panggungg depan dan belakang.. saya ingin bertanya panggung di dalam daramaturgi ini dimana?
ini analogi atau perumpamaan antara kehidupan sosial itu seperti panggung dalam sebuah pertunjukkan. front stage (panggung depan) ketika orang berinteraksi dengan orang lain atau dengan publik. maka dia akan berusaha membangun kesan yg positif. sementara panggung belakang, adalah sisi lain dari aktor yg sama yg tidak dilihat oleh orang lain atau oleh publik.
mau tanya pak, apakah stigma itu pandangan masyarakat yang salah
secara teori stigma itu pandangan dari masyarakat. salah dan benar adalah hal lain. yang jelas stigma itu penilaian orang lain terhadap seorang individu atau kelompok. teori ini ada kaitannya juga dengan teori labelling. silakan disimak di pembahasan ttg Teori labeling
Vina Mutiara Zahara 1198030269
Terima kasih pak atas penjelasannya sangat mudah dipahami
Wilis safitri 1198030276
Alhamdulillah terimakasih pak, penjelasannya mudah di pahami🙏
Terimakasih banyak pak atas penjelasannya, insyaallah sangat mudah dipahami 🙏🙏
Terimakasih pak penjelasannya, dapat dipahami🙏
Terimakasih atas penjelasannya pak, insyaallah dapat dipahami 🙏
Terimakasih pak untuk penjelasannya, sangat jelas ❤️
Bapak terima kasih banyak, videonya sangat mudah dipahami🙏🙏
Terimakasih atas penjelasannya pak, insyaallah dapat dipahami 🙏
terimakasih banyak pak atas penjelasannya sangat mudah dipahami🙏🏻
Terimakasih pak penjelasan materi yg bapak sampaikan mudah dipahami
Terimakasih pak atas penjelasannya, dapat dipahami dan sangat bermanfaat🙏🏻
kak blh sebutkan apa yg KK dpt dri video berikut 😭
Terimakasih banyak pak, alhamdulillah penjelasannya dapat saya pahami 🙏