PEMENTASAN OGOH-OGOH ABIAN KAPAS KAJA 2018

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 15 жов 2024

КОМЕНТАРІ • 3

  • @adhemeduri.printingmas6369
    @adhemeduri.printingmas6369 4 роки тому +1

    Mih luung ajan ogoh ogoh tiange

  • @palncf
    @palncf 6 років тому +2

    Pawitning Candang - Candang (2018)
    Peformed By 100% ST. EKA CITA
    Br. ABIAN KAPAS KAJA 2018
    Arsitek Made Putra
    Amateur video by Palgunadi Wayan
    Kali ini kami mengangkat cerita tentang keberadaan candang atau hama pada tanaman padi berupa ulat-ulat kecil yang sangat mengganggu tanaman padi tersebut.
    Setelah kami telaah ternyata didalamnya sangat banyak tersimpan nilai filosofi nya, dan mengapa hal tersebut kemudian menjadi sebuah rangkaian ritual di dalam kehidupan masyarakat Bali.
    Kami mulai dari sebuah cerita yang tertuang didalam Lontar Sri Purana Tatwa di mana menceriterakan perjalanan cinta dari I Bawi Srenggi guna mendapatkan Bhatari Sri untuk bisa dijadikan istrinya. Saking inginnya dia memiliki Cintanya, menyebabkan dia menjadi buta dalam artian gelap, hilang akal dan nalarnya. Merasa akan memiliki kesaktian yang hebat, membuat I Bawi Srenggi menjadi sosok kekuatan perusak yang dasyat.
    Kita sambung lagi perjalan cerita ini. Dikisahkan saat itu Bhatari Sri sudah memiliki pendamping yaitu Bhatara Rambut Sedana. Mereka sedang turun ke dunia untuk melihat keadaan manusianya guna memberikan restu dan berkah.
    Disaat Bhatari Sri dan Rambut Sedana tengah asik melihat para manusia didunia sedang berbahagia menikmati karunia yang mereka berikan, datanglah I Bawi Srenggi dan berniat melarikan Bhatari Sri.
    Tetapi ini membuat marah Bhatara Rambut Sedana.
    Maka perang tidak dapat dihindari antara Bhatara Rambut sedana dengan I Bawi Srenggi.
    Singkat cerita I Bawi srenggi dapat dikalahkan oleh Bhatara Rambut Sedana dengan menggunakan batang bambu kuning yang dihujamkan ke tubuh Bawi Srenggi.
    Tetapi sebelum I Bawi Srenggi menghembuskan nafas terakhirnya, disana dia sempat memberikan sebuah kutukan kepada Bhatari Sri.
    Bahwa walaupun setelah dia mati, dirinya tidak akan
    pernah berhenti untuk mengejar Bhatari Sri. Dia berkata setelah dirinya mati, beberapa bagian dari tubuhnya akan hidup lagi menjadi candang-candang atau hama pengganggu tanaman padi.
    Darahnya menjadi Candang Api (penyakit tanaman padi berupa ulat-ulat kecil yang menyebabkan pucuk-pucuk padi kering),
    Nafasnya menjadi Candang Aus,
    Kukunya menjadi Candang Gehep,
    Kulitnya menjadi Candang Kubal (ulat kecil yang menyebabkan daun padi keputih-putihan),
    Bulunya menjadi balang sangit,
    Hidungnya menjadi balang sengkot (sejenis serangga hama padi)
    Ekornya menjadi tikus dan
    Keringatnya menjadi garam. pal
    Demikian sepenggalan cerita tentan asal muasal hama.
    Apa yang kami angkat dari nilai filosofi cerita ini, ada beberapa yaitu;
    1. I Bawi Srenggi menjelma dalam sebuah kekuatan perusak sehingga kami gambarkan dalam sosok detya, atau raksasa berkepala babi. Dapat juga kami gambarkan menjadi
    Rena terlahir dari sosok bhuta kala, dalam artian sebuah kekuatan yang maha dasyat keinginan yang mendalam yang diasah oleh sebuah perjalanan waktu.
    2. Bhatari Sri dan Bhatara Rambut Sedana turun ke dunia, dalam artian bukan secara nyata beliau turun, tetapi lebih ke sebuah nilai rasa. Dimana manusia ada didalam sebuah rasa yang bahagia, dimana manusia menikmati kemakmuran dengar melimpahnya semua kebutuhan hidupnya.
    Bhatari Sri sebagai lambang kemakmuran yaitu tanaman padi yang menjadi sumber panganan pokok manusia. Berpasangan dengan Bhatara Rambut Sedana yaitu lambang kekayaan.
    Kekayaan saat itu dinilai dengan jumlah hasil panen yang melimpah, sehingga manusia menjadi kaya, tidak kekurangan sumber kehidupan.
    3. Kemudian datang I Bawi Srenggi sampai akhir tanaman padi tidak akan pernah terlepas dari hama hama pengganggu.
    Maka manusia itu harus berusaha untuk menjaga tanaman padi itu supaya terbebas dari ancaman hama hama padi tersebut (usaha).
    Maka terlahirlah tradisi Nangluk Mrana, yaitu memohon kepada alam semesta supaya tanaman padinya terhindar dari segala ancaman hama ( Bhakti)., Dengn ritual tersebut diharapka segala bentuk kekuatan perusak (Bhuta Kala) dapat somia atau dihilangkan atau dinetralisir, sehingga kemakmuran dan kekayaan dapat dipenuhi.
    Demikian beberapa nilai filosofi yang kami angkat dalam tema garapan ogoh - ogoh kami kali ini.
    Yang kami harapkan nilai-nilai filosofi warisan leluhur masyarakat Bali ini dapat dijaga dan dilestarikan.
    #diketik ulang oleh palncf

  • @iwayanagusbudiartha3313
    @iwayanagusbudiartha3313 3 роки тому +1

    Br abian kapas kaja itu br aku bro