AT-16 Harvard buatan North American, atau lebih tepatnya produksi Noorduyn, merupakan pesawat latih tingkat lanjut (advanced) bermesin piston untuk melatih kadet pilot AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) pada era 1950-an. AURI menerima puluhan AT-16 Harvard sebagai bagian dari penyerahan aset ML-KNIL (Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger) sesuai kesepakatan KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag pada tahun 1949. Puluhan unit diterima selain menerima juga pesawat latih mula (primary) Piper Cub dan latih dasar Vultee BT-13 Valiant. Dengan tiga set pesawat latih ini, AURI dapat melatih para kadet penerbangnya dengan lebih profesional, jauh lebih baik daripada era kemerdekaan, mengandalkan pesawat latih eks Jepang seperti Cureng (Baca : Cureng TJ 62 - Museum Satria Mandala). Selain sebagai pesawat latih lanjut, AT-16 Harvard juga digunakan sebagai pesawat penghubung bahkan jika dilengkapi bom dan pod senapan mesin dapat dimanfaatkan sebagai pesawat serang darat seperti yang pernah dilakukan saat menghadapi pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta) pada tahun 1957-1958. Peran AT-16 Harvard menurun saat AURI mendatangkan pesawat latih Beechcraft T-34A Mentor pada tahun 1960-an. Konfigurasi roda di ekor (tail dragger) sudah tidak cocok lagi karena hampir seluruh pesawat berkonfigurasi roda di hidung (tricycle), ditambah lagi teknologinya yang merupakan peninggalan era 1940-an. AT-16 Harvard perlahan dipensiunkan seiring dengan pergantian nama AURI menjadi TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) pada tahun 1970-an. Ayo lihat pesawat ini di museum Adityawarman, Padang. 👍👍👍🤝🤝
animasi yang sangat membantu memahami how the air plane work...
AT-16 Harvard buatan North American, atau lebih tepatnya produksi Noorduyn, merupakan pesawat latih tingkat lanjut (advanced) bermesin piston untuk melatih kadet pilot AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) pada era 1950-an.
AURI menerima puluhan AT-16 Harvard sebagai bagian dari penyerahan aset ML-KNIL (Militaire Luchtvaart van het Koninklijk Nederlands-Indisch Leger) sesuai kesepakatan KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag pada tahun 1949. Puluhan unit diterima selain menerima juga pesawat latih mula (primary) Piper Cub dan latih dasar Vultee BT-13 Valiant.
Dengan tiga set pesawat latih ini, AURI dapat melatih para kadet penerbangnya dengan lebih profesional, jauh lebih baik daripada era kemerdekaan, mengandalkan pesawat latih eks Jepang seperti Cureng (Baca : Cureng TJ 62 - Museum Satria Mandala). Selain sebagai pesawat latih lanjut, AT-16 Harvard juga digunakan sebagai pesawat penghubung bahkan jika dilengkapi bom dan pod senapan mesin dapat dimanfaatkan sebagai pesawat serang darat seperti yang pernah dilakukan saat menghadapi pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta) pada tahun 1957-1958.
Peran AT-16 Harvard menurun saat AURI mendatangkan pesawat latih Beechcraft T-34A Mentor pada tahun 1960-an.
Konfigurasi roda di ekor (tail dragger) sudah tidak cocok lagi karena hampir seluruh pesawat berkonfigurasi roda di hidung (tricycle), ditambah lagi teknologinya yang merupakan peninggalan era 1940-an.
AT-16 Harvard perlahan dipensiunkan seiring dengan pergantian nama AURI menjadi TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) pada tahun 1970-an.
Ayo lihat pesawat ini di museum Adityawarman, Padang.
👍👍👍🤝🤝