Yg di sebut ahli sunnah wajamah itu yg mengikuti Alqur an dan hadis nabi yg soheh. Tdk melakukan ke bid ahan. Yg bermanhaj salaflah yg ahli sunnah waljamaah.
@@indonesia_pusaka70 *betul ente Toong. Wahabi mahluk nisbi tsb sejak dipelihara oleh Kyai" Pendongeng ente yg Syiah cabang Assu+waja jadi Wahyudi (Wahabi cabang Yahudi) Pertanyaannya . . yg sallah siapa yaa Toong. Apakah yg sallah yg dipelihara atau yg memelihara yaa Toong ?? Silakan jawab Toong. Tappi . . kalaubeh ana saran, aeblum ente jawab diskusikan dulu dengan Kyai" Pendongeng ente yg Syiah cabang Assu+waja tsb Toong. Agar jawaban ente nantinya sesuai dengan birahi ente dan birahi Kyai" Pebdongeng ente tsb Toong.*
Akibat ikut ISLAM SYI'AH RAFIDHOH & ISLAM SUFI tidak ada dosa syirik penyebab kekufuran dan pembatal keislaman serta bebas ritual amalan bid'ah sesuai selera adat budaya orang-orang musyrikin. Halal tidak shalat bila telah mencapai makrifat tertinggi disebut WALI MAJDUB / WALI KUTUB yg manusianya Bego & Gila. Dan di HALAL kan wanita tdk menutup AURAT dgn sempurna masih kelihatan MATA KAKINYA, LEHER & RAMBUT KEPALA dihadapan laki-laki yang bukan MAHRAMNYA. Bebas berzina (pacaran / tunangan) yg halal bersentuhan daging bertemu daging yg bukan MAHRAMNYA asalkan tidak MELAHIRKAN diluar nikah. Dan bebas hidup tumbuh dari makanan dan harta haram (riba / kredit). Sok koar-koar bicara IMAM ??? Orang-orang KAFIR dari Nasrani, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu tertawa melihat KEBODOHAN kalian. Bruakakaka...
Bismillah walhamdulillah, assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Pak ustadz terimakasih banyak atas penjelasannya, mudah2 Allah merahmati dan meridhoi pak ustadz...Amiiin Allohumma Amiiin.
Alhamdulillah, terimakasih Pak Ustadz, sangat mencerahkan, semoga kita Istiqomah dalam naungan AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH,...Aamiin Yaa Robbal Aalamiin🤲🤲🤲.
@zainalkoto : oppo, ngoppo dan soppo Wahabi Tong ?? Ente nganut agama Syiah cabamg Asuwaja udah berapa lammaaa Tong ?? Udah seberapa sering ente saling Mut'ah dengan Imam Syiah ente Tong ??
MasyaAlloh Barokalloh ustadz Ana jadi tercerahkan Jazakumulloh khairan katsiran Ustadz... Smoga ustadz di ridhoi di rahmati dilindungi Istiqomah di akhiri khusnul khotimah Aamiin yra
g. Para ulama salaf tidak pernah memandang sinis orang yang tidak sependapat dengan mereka, dan mereka juga tidak mudah-mudah memvonis orang lain sebagai ahli bid’ah, apalagi hanya karena perbedaan pendapat di dalam masalah furu’ (cabang). Imam Ahmad yang tidak membaca do’a qunut pada shalat shubuh tidak pernah menuding Imam Syafi’I yang melakukannya setiap shubuh sebagai pelaku bid’ah. Masih banyak hal-hal lain yang bila ditelusuri maka akan tampak jelas bahwa antara pemahaman kaum Salafi & Wahabi dengan para ulama salaf tentang dalil-dalil agama sungguh jauh berbeda. Jadi, sebenarnya kaum Salafi & Wahabi ini mengikuti ajaran siapa? Pendapat para ulama salaf itu bagaikan barang dagangan di sebuah Supemarket, bermacam-macam ragam, jenis, dan warnanya. Kaum Salafi & Wahabi memasuki “Supermarket ulama salaf” itu sebagai pelanggan yang punya selera tertentu. Anggaplah bahwa pelanggan itu penggemar warna merah, dan ia menganggap bahwa warna merah adalah warna yang sempurna. Maka, saat memasuki Supermarket tersebut, ia hanya akan memilih belanjaan yang serba merah warnanya. Setelah itu ia bercerita kepada setiap orang seolah-olah Supermarket itu hanya menjual barang-barang berwarna merah. Pada tahap berikutnya, ia meyakinkan orang bahwa dirinya adalah penyalur resmi dari Supermarket “merah” tersebut, sehingga orang-orang percaya dan merasa tidak perlu datang sendiri jauh-jauh ke supermarket tersebut, dan tentunya mereka merasa cukup dengan sang penyalur resmi “gadungan” dalam keadaan tetap tidak tahu bahwa supermarket “merah” itu sebenarnya juga menjual barang-barang berwarna hijau, biru, kuning, putih, hitam, orange, dan lain-lainnya. Ya, kaum Salafi & Wahabi ini tampil meyakinkan sebagai “penyalur resmi” ajaran ulama salaf, dan mereka berhasil meyakinkan banyak orang bahwa ajaran ulama salaf yang murni adalah seperti apa yang mereka sampaikan dalam fatwa-fatwa anti bid’ah mereka. Pada akhirnya orang-orang yang percaya tipu daya ini mencukupkan diri untuk memahami ajaran ulama salaf hanya melalui mereka. Padahal, si “penyalur gadungan” ini sebenarnya hanya mengumpulkan pendapat ulama salaf yang sejalan dengan tendensi pemikirannya sendiri, lalu menyajikannya atas nama mazhab ulama salaf. Jadi, yang mereka sampaikan sebenarnya bukan ajaran ulama salaf, melainkan hasil seleksi, persepsi, dan kesimpulan mereka terhadap ajaran ulama salaf. Beda, kan?!! SUMBER: Buku “Menyingkap Tipu Daya dan Fitnah Keji Salafi WAHABI
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : apa saja yg aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yg aku perintahkan kpd kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yg telah membinasakan orang² sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi perintah Nabi² mereka. (HR. Bukhary no.7288 dan Muslim no.1337)
Akibat ikut ISLAM SYI'AH RAFIDHOH & ISLAM SUFI tidak ada dosa syirik penyebab kekufuran dan pembatal keislaman serta bebas ritual amalan bid'ah sesuai selera adat budaya orang-orang musyrikin. Halal tidak shalat bila telah mencapai makrifat tertinggi disebut WALI MAJDUB / WALI KUTUB yg manusianya Bego & Gila. Dan di HALAL kan wanita tdk menutup AURAT dgn sempurna masih kelihatan MATA KAKINYA, LEHER & RAMBUT KEPALA dihadapan laki-laki yang bukan MAHRAMNYA. Bebas berzina (pacaran / tunangan) yg halal bersentuhan daging bertemu daging yg bukan MAHRAMNYA asalkan tidak MELAHIRKAN diluar nikah. Dan bebas hidup tumbuh dari makanan dan harta haram (riba / kredit). Sok koar-koar bicara IMAM ??? Orang-orang KAFIR dari Nasrani, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu tertawa melihat KEBODOHAN kalian. Bruakakaka... Ngakak
bersikukuh dengan pandangan tersebut. jika saja masalah ini kita kolerasikan dengan permasalahan-permasalahan negatif buruk lainnya, niscaya kita merasakan bahwa kedudukan Nabi saw. di hati mereka tidak seperti yang diharapkan. Dan kecintaan mereka terhadap Nabi saw. tidak benar-benar tulus bahkan patut diragukan. Di sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa cinta itu tidak akan meningkatkan rasa sakit kepada orang yang dicintai. Dan tidak diragukan pula bahwa mengatakan sesuatu yang buruk mengenai kedua orang tua Rasulullah saw. itu jelas akan menyakiti hati beliau. Sementara Allah swt. telah jelas dengan firman-Nya, "Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul." (al-'Israa': 15) Terlepas dari perdebatan di atas, seharusnya kita sebagai umat Islam berharap semoga kedua orang tua Rasulullah saw. dapat selamat dari siksaan Allah swt., bahkan semua nenek moyangnya. Semoga Allah Ta'ala memberikan kita rezeki kecintaan kepada Rasulullah saw., dan dapat mengetahui betapa penting kedudukan beliau. Bagaimanapun kerasnya kaum radikal dan ekstremnya gerakan mereka, ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. tetaplah agama yang benar dan rahmat bagi sekalian alam. Sesuai firman-Nya, "Dan tidaklah Kami mengutus kamu (wahai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. " (al-Anbiya a' : 107) Semoga buku yang ditulis oleh Prof. DR. Ali ]um'ah ini dapat mencerahkan semua pihak, dan memberikan kesadaran khusus bagi kalangan ekstrem dalam menyamai benih-benih dakwah.💎🙏
Dari Abdullah ibn Mas’ud ra., Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di zamanku, kemudian orang-orang setelahnya, kemudian orang-orang setelahnya”. (HR. Bukhari, No. 2652, Muslim, No. 6635). Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri (tanpa guru) dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan.” (HR. Ahmad) Ibnul Mubarak berkata: ”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 No. 32 ) Imam Malik ra. berkata: “Hendaklah seseorang penuntut itu hafalannya (matan hadith dan ilmu) daripada ulama, bukan daripada Suhuf (lembaran).” (Al-Kifayah oleh Imam Al Khatib m/s 108) Imam Asy Syafi’i ra. mengatakan: “Tiada ilmu tanpa sanad.” Berkata Imam Asy Syafi’i ra.: “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu.” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433) Berkata pula Imam Ats Tsauri ra.: “Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”, berkata pula Imam Ibnul Mubarak: “Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad.” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
@@nazirwanwan4935 *AQIDAH PARA IMAM MADZHAB* 1- Imam Abu hanifah: لايشبه شيئا من الأشياء من خلقه ولا يشبهه شيء من خلقه Maknanya:: (Allah) tidak menyerupai sesuatu pun daripada makhlukNya, dan tidak ada sesuatu makhluk pun yang menyerupaiNya.Kitab Fiqh al Akbar, karangan Imam Abu Hanifah, muka surat 1 2-Imam Syafie: انه تعالى كان ولا مكان فخلق المكان وهو على صفته الأزلية كما كان قبل خلقه المكان لايجوز عليه التغيير Maknanya: sesungguhnya Dia Ta’ala ada (dari azali) dan tempat belum dicipta lagi, kemudian Allah mencipta tempat dan Dia tetap dengan sifatnnya yang azali itu seperti mana sebelum terciptanya tempat, tidak harus ke atas Allah perubahan. Dinuqilkan oleh Imam Al-Zabidi dalam kitabnya Ithaf al-Sadatil Muttaqin jilid 2 muka surat 23 3-Imam Ahmad bin Hanbal : -استوى كما اخبر لا كما يخطر للبشر Maknanya: Dia (Allah) istawa sepertimana Dia khabarkan (di dalam al Quran), bukannya seperti yang terlintas di fikiran manusia. Dinuqilkan oleh Imam al-Rifae dalam kitabnya al-Burhan al-Muayyad, dan juga al-Husoni dalam kitabnya Dafu’ syubh man syabbaha Wa Tamarrad. وما اشتهر بين جهلة المنسوبين الى هذا الامام المجتهد من أنه -قائل بشىء من الجهة أو نحوها فكذب وبهتان وافتراء عليه Maknanya: dan apa yang telah masyhur di kalangan orang-orang jahil yang menisbahkan diri mereka pada Imam Mujtahid ini (Ahmad bin Hanbal) bahawa dia ada mengatakan tentang (Allah) berada di arah atau seumpamanya, maka itu adalah pendustaan dan kepalsuan ke atasnya(Imam Ahmad) Kitab Fatawa Hadisiah karangan Ibn Hajar al- Haitami 4- Imam Malik : الاستواء غير المجهول والكيف غير المعقول والايمان به واجب و السؤال عنه بدعة Maknannya: Kalimah istiwa’ tidak majhul (diketahui dalam al quran) dan kaif(bentuk) tidak diterima aqal, dan iman dengannya wajib, dan soal tentangnya bidaah. lihat disini : imam malik menulis kata istiwa (لاستواء) bukan jalasa atau duduk atau bersemayam atau bertempat (istiqrar)…..
@@nazirwanwan4935 *WAHABI & AQIDAHNYA* Wahabiyah mengkafirkan Ahlussunnah Wal Jama’ah, mereka mengkafirkan Asya’irah dan Maturidiyah dan menganggapnya sebagai kelompok yang sesat dan bahwasanya Asy’ariyah Maturidiyah reinkarnasi muktazilah (Abdur Rahman al Syekh, Fath al Majid, dicetak oleh asosiasi mereka yang bernama Jam’iyyah Ihya’ Turats al Islami, hal. 353). Cukup bagi kita untuk merenungkan perkataan imam al Hafidz Muhammad Murtadha al Zabidi: 115 “Apabila dikatakan Ahlussunnah Wal Jama’ah maka yang dimaksud adalah al Asya’irah dan al Maturidiyah” [Muhammad Murtadha az Zabidi, Ithaf al Sadah al Muttaqin bi Syarh Ihya’ Ulum al Din, (Beirut: Dar al Fikr), Juz. 2, hal. 6] Golongan Asy’ariyah dan Maturidiyah yang dinisbatkan kepada imam Ahlussunnah Wal Jama’ah imam Abul Hasan al Asy’ari dan Abu Manshur al Maturidi dipandang oleh golongan Wahabiyah dengan pandangan penuh dengki, kebencian dan pengkafiran. Karenanya, tidak heran jika mereka melecehkan para ulama Asy’ariyah seperti al Hafidz Ibn Hajar al Asqalani, an-Nawawi, al Hakim dan panglima muslim Sulthan Shalahuddin al Ayyubi, dan yang lainnya. Wahabiyah telah mengkafirkan satu setengah milyar umat Islam al Asyairah dan al Maturidiyah sebagaimana disebutkan dalam kata pengantar Muhammad ibn Shalih al Fauzan pada kitab yang berjudul at-Tauhid karya Ibn Khuzaimah, ia mengatakan: “al Asyairah dan al Maturidiyah adalah murid-murid al Jahmiyah dan Mutazilah serta titisan golongan Mu’atthilah (yang berarti menurut mereka kafir semua).” Doktrin mereka bahwa golongan Asy’ariyah syirik juga disebutkan dalam kurikulum resmi pelajaran “at-Tauhid” tingkat Aliyah kelas 1 karya Shalih al Fauzan terbitan Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Kerajaan Saudi Arabia tahun 1424 H hal.66 dan 67, mereka katakan bahwa Asy’ariyah dan al Maturidiyah syirik. Mereka juga sebutkan bahwa orang-orang musyrik generasi awal adalah kelompok Jahmiyah, Mu’tazilah dan Asyairah. Salah seorang syekh Wahabiyah yaitu Jasir al Hijazi dalam sebuah kaset rekaman dengan suaranya di sebuah situs internet mengatakan: “Shalahuddin al Ayyubi adalah seorang Asy’ari dalam aqidahnya dan dia sesat.” Dia juga mengatakan: “Sesungguhnya para sultan bani Utsmaniyah, dahulu mereka mengajak manusia untuk menyembah kuburan”. Pengkafiran ini disebabkan karena mereka (dinasti Ustmaniyah) penganut Maturidiyah dan ini berarti pengkafiran juga terhadap Sultan Muhammad al Fatih. Pengkafiran terhadap Sultan Muhammad al Fatih sama saja dengan menentang Rasulullah SAW karena beliau bersabda: “Konstantinopel benar-benar akan tertakhlukkan, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin perang ketika itu dan sebaik-baik tentara adalah tentara tersebut”. (HR. Ahmad) dan yang menaklukkannya adalah Sultan Muhammad al Fatih al Maturidi -semoga Allah meridhoinya Wahabiyah menganut aqidah tasybih dan tajsim, dalam kitab Majmu’ al Fatawa Ibn Taimiyah mengatakan: “Sesungguhnya Muhammad Rasulullah SAW Tuhannya mendudukkannya di atas “Arsy bersamaNya”. Ia juga mengatakan: “Sesungguhnya Allah turun dari Arsy akan tetapi Arsy tidak pernah kosong dariNya”. Ia juga menetapkan sifat duduk bagi Allah ta’ala. Semoga Allah melindungi kita dari aqidah seperti ini, Maha Suci Allah dari yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Sedangkan Ahlussunnah Wal Jama’ah, mereka mensucikan Allah ta’ala dari sifat-sifat makhluk seperti duduk, bersemayam dan bertempat pada satu tempat. Imam Abu Mansur al Baghdadi telah mengutip ijma’ ulama atas kemahasucian Allah ta’ala dari tempat, beliau mengatakan: “Mereka (Ahlussunnah) telah sepakat bahwa Allah tidak diliputi oleh tempat dan tidak berlaku baginya zaman”.
Abu Hurairah r.a. berkata : bersabda Rasulullah SAW : Semua ummatku masuk surga kecuali yg menolak. Ditanya : siapakah yg menolak ya Rasulullah..? Jawab Rasulullah SAW : siapa yg ta'at padaku masuk surga dan siapa yg tidak mengikutiku berarti menolak. (HR. Bukhary) NB : orang² yg suka buat bid'ah berarti menolak masuk surga.
Alloh bersifat qidam mka mustahil didahului Adam firmn Alloh hual awwalu walahiru Alloh ga ada awal juga ga ada akhir Alloh tiada lapang bginya klo Allo turun aqidah yg salh
Hanafi, serta orang-orang yang utama dari madzhab Hanbali (Fudhala’ al-Hanabilah). Aqidah ini diajarkan di pesantren-pesantren Ahlussunnah di negara kita, Indonesia. Dan al-Hamdulillah, aqidah ini juga diyakini oleh ratusan juta kaum muslimin di seluruh dunia seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, India, Pakistan, Mesir (terutama al-Azhar), negara-negara Syam (Syiria, Yordania, Lebanon dan Palestina), Maroko, Yaman, Irak, Turki, Daghistan, Checnya, Afghanistan dan masih banyak lagi di negara-negara lainnya. Maka wajib bagi kita untuk senantiasa penuh perhatian dan keseriusan dalam mendalami aqidah al- Firqah al-Najiyah yang merupakan aqidah golongan mayoritas. Karena ilmu aqidah adalah ilmu yang paling mulia, sebab ia menjelaskan pokok atau dasar agama. Abu Hanifah menamakan ilmu ini dengan al-Fiqh al-Akbar. Karenanya, mempelajari ilmu ini harus lebih didahulukan dari mempelajari ilmuilmu lainnya. Setelah cukup mempelajari ilmu ini baru disusul dengan ilmu-ilmu yang lain. Inilah metode yang diikuti para sahabat nabi dan ulama rabbaniyyun dari kalangan salaf maupun khalaf dalam mempelajari agama ini. Tradisi semacam ini sudah ada dari masa Rasulullah, sebagaimana dikatakan sahabat Ibn ‘Umar Maknanya: “Kami -selagi remaja saat mendekati baligh- bersama Rasulullah mempelajari iman (tauhid) dan belum mepelajari al-Qur’an. Kemudian kami mempelajari al-Qur’an maka bertambahlah keimanan kami”. (H.R. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh al-Hafidz al-Bushiri). Ilmu aqidah juga disebut dengan ilmu kalam. Hal tersebut dikarenakan banyaknya golongan yang mengatas namakan Islam justru menentang aqidah Islam yang benar dan banyaknya kalam (adu argumentasi) dari setiap golongan untuk membela aqidah mereka yang sesat. Tidak semua ilmu kalam itu tercela, sebagaimana dikatakan oleh golongan Musyabbihah (kelompok yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya). Akan tetapi ilmu kalam terbagi menjadi dua bagian: ilmu kalam yang terpuji dan ilmu kalam yang tercela. Ilmu kalam yang kedua inilah yang menyalahi aqidah Islam karena sengaja dikarang dan ditekuni oleh golongan-golongan yang sesat seperti Mu’tazilah, Musyabbihah (golongan yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, sepeti kaum Wahabiyyah) dan ahli bid’ah lainnya. Adapun ilmu kalam yang terpuji ialah ilmu kalam yang dipelajari oleh Ahlussunah untuk membantah golongan yang sesat. Dikatakan terpuji karena pada hakekatnya ilmu kalam Ahlussunnah adalah taqrir dan penyajian prinsip-prinsip aqidah dalam formatnya yang sistematis dan argumentatif; dilengkapi dengan dalil-dalil naqli dan aqli. Dasar-dasar ilmu kalam ini telah ada di kalangan para sahabat. Di antaranya, sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib dengan argumentasinya yang kuat dapat mengalahkan golongan Khawarij, Mu’tazilah juga dapat membantah empat puluh orang yahudi yang meyakini bahwa Allah adalah jism (benda). Demikian pula sahabat ‘Abdullah ibn Abbas, al-Hasan ibn ‘Ali ibn Abi Thalib dan ‘Abdullah ibn Umar juga membantah kaum Mu’tazilah. Sementara dari kalangan tabi’in; imam al-Hasan al-Bashri, imam al-Hasan ibn Muhamad ibn al-Hanafiyyah; cucu sayyidina Ali ibn Abi Thalib dan khalifah Umar ibn Abdul Aziz juga pernah membantah kaum Mu’tazilah.
*Hakikat Mengikuti Salaf Menurut Ulama* Sesungguhnya mengikuti salaf tidak bisa hanya sebatas pada makna sederhana kata salaf atau sebagian sikap mereka. Karena pada dasarnya kalangan salaf secara pribadi tidak pernah menuntut semua itu. Akan tetapi, mengikuti salaf secara benar adalah dengan cara kembali merujuk apa-apa yang menjadi pedoman mereka dalam merumuskan hukum. Mulai dari kaidah-kaidah dalam penafsiran Al-Qur'an, sunnah, kaidah dalam berijtihad dan dasar-dasar hukum agama lainnya.
@@nazirwanwan4935 TDK ada seorg Muslim yg BERIMAN MENGIKARI *KEMULIAAN MANHAJ SALAF* !!! TDK ada keselamatan tanpa mengikuti jalannya para SALAFUSSHOLEH... *Masalahnya... jalan SALAFUSSHOLEH yg sy yakini TDK SEPERTI yg DIPAHAMI Wahabi* yg cuma nge klaim doang... JUSTRU prakteknya byk.menyelisihi Manhaj Salaf yg mulia itu sendiri...Demikian...!!!
Sok mengaku pengikut salaf coba kamu sebut satu aja nama salafmu dlm masalah tahlilan kematian apa lagi bicara maulid nabi tdk ada salafmu. Kalian sebenarnya nu sufi termuter. Salam nu sufi termuter.enak nari2 sufi.enak gila.
@@nazirwanwan4935 Maaf..... keterangan2 Apapun yg keluar dari person yg no kompeten dg sendirinya TERTOLAK !!! Yg berkompeten mengistimbath hukum Al-Qur'an & SUNNAH itu tentu ULAMA...kita tinggal pilih ikuti ulama siapa...jika ada perkara Ikhtilaf diantara MEREKA,itulah kaidah paling Aman APALAGI jika membahas PERKARA AQIDAH....!!! Semua person silahkan mengklaim AQIDAH Mereka yg sesuai dg AQIDAH RASULULLAH..... Akal sehat sy memberikan nasehat pada diri yg dhoif ini ikuti saja para ULAMA yg SDH menghabiskan Usia hidupnya dlm ILMU DINUL ISLAM ini... daripada mengikuti keterangan/PENDPT dari org yg memperoleh ILMU hanya lewat kajian seminggu SEKALI itupun gak sampai.2 jam...*SELESAI*
@@nazirwanwan4935 Menurut pengetahuan yg sampai ke anda adakah Ikhtilaf antar Sahabat Rasullullah dlm perkara2 agama yg Mulia semasa RASULULLAH hidup, & bagaimana cara Rasulullah menyelesaikannya...tolong sebutkan contoh perkara tsb ???
Afwan...Saya bukan Asy'ari Tetapi Saya Memperluas Wawasan Agar Tidak Sempit....Kata Para Ulama Asy'ari Kita Tidak Membatasi Sifat Allah 20 Tetapi Itu Adalah Sifat Wajib Bagi Allah....Gini Ajalah...Klo Kita Nanya Orang Baru Pertama Kali Ketemu Apanya Yang Kita Tanya....Nama... Tempat Tinggal....Asal....Kabar...Dll Itukan Yang Kita Tanya? Gitu Ya Jadi Saya Ini Atsariyyah Tetapi Saya Coba Memperluas Wawasan Dari Ulama Yang Berbeda Pendapat Dengan Kita. Mafhum Ustadz?
@@zankarshassan536 maaf ya ustazd, diawal kalimat antum bilang asy'ari, tapi diakhir kalimat kok bilang asyaria? Apakah yg dimaksud sifat yg wajib bagi Allah? mohon bisa dijelaskan
Banyak orang yang tersesat karena tidak memiliki ilmu sejarah Islam, banyak orang awam yang ikut Wahabi salafi berpendapat bahwa mereka satu satu nya ulama salaf seperti zaman rasulullah Saw dan para sahabat ,
Ciri ciri salafi wahabi: 1. Tidak memuja muja kuburan apalagi sampai mencium batu nisan 2. Tidak sesajenan terhadap roh roh leluhur 3. Tidak menjadikan orang gila sebagai wali 4. Tidak ikut natalan di gereja 5. Tidak bejoged2 ketika berselawat dan berzikir 6. Mencukupkan diri beribadah dgn dalil 7. Tidak berinovasi dalam beribadah 8. Ketika ada hajatan, tamu laki2 dan perempuan dipisah 9. Kajiannya ilmiyah, selalu di barengi dengan dalil al quran hadis dan pendapat para ulama
Ente yakin dengan yg ente sampaikan ini yakin benarnya dan yakin ente Istiqomah dan tolong keluarkan Dalil yg menguatkan atau dalil yg soheh tg berhubungan dengan poin2 yg ente sampaikan
*Menyingkap Tipu Daya dan Fitnah Keji Salafi Wahabi* Sudah diketahui secara luas, bahwa kaum Salafi & Wahabi ini mengaku sebagai “pengikut ulama salaf”. Dengan modal pengakuan itu, ditambah lagi dengan banyak menyebut rujukan kitab-kitab atau perkataan para ulama salaf, mereka berhasil meyakinkan banyak kalangan awam bahwa mereka benar-benar “salafi” dan ajaran Islam yang mereka sampaikan adalah ajaran yang murni yang tidak terkontaminasi oleh bid’ah. Tahukah anda, bahwa itu semua hanya sebatas pengakuan yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Mereka tidak benar-benar mengikuti para ulama salaf, bahkan mereka sungguh tidak sejalan dengan para ulama salaf. Mengapa begitu, apa buktinya? Jawabannya, karena kaum Salafi & Wahabi ini tidak menjadikan seluruh ajaran ulama salaf atau pendapat-pendapat mereka sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan beragama, tetapi yang mereka lakukan sebenarnya adalah memilih-milih (mensortir/menyeleksi) pendapat para ulama salaf yang sejalan dengan faham Salafi & Wahabi. Lalu hasil seleksi (sortiran) itu kemudian mereka kumpulkan dalam bentuk tulisan-tulisan yang menghiasi fatwa-fatwa mereka tentang bid’ah. Kemasan seperti ini berhasil menipu banyak orang, padahal fatwa-fatwa atau sikap beragama mereka banyak yang bertentangan dengan para ulama salaf. Contohnya: a. Kaum Salafi & Wahabi yang mengaku beribadah selalu berasarkan sunnah Rasulullah Saw. sepertinya tidak suka memakai ‘imamah (sorban yang dililit di kepala), padahal itu adalah sunnah Rasulullah Saw. yang dikerjakan oleh para ulama salaf, seperti Imam Malik bin Anas (lihat Ad-Dibaj al-Madzhab, Ibrahim al-Ya’muri, juz 1, hal. 19). b. Kaum Salafi & Wahabi menganggap bahwa membaca al-Qur’an di kuburan adalah bid’ah dan haram hukumnya, sementara Imam Syafi’I & Imam Ahmad menyatakan boleh dan bermanfaat bagi si mayit (lihat Fiqh as-Sunnah, Sayyid Sabiq, juz 1, hal. 472). Bahkan Ibnul-Qayyim (rujukan Kaum Salafi) menyatakan bahwa sejumlah ulama salaf berwasiat untuk dibacakan al-Qur’an di kuburan mereka (lihat Ar-Ruh, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, hal. 33). c. Kaum Salafi & Wahabi berpendapat bahwa bertawassul dengan orang yang sudah meninggal seperti Rasulullah Saw. atau para wali adalah bid’ah yang tentunya diharamkan, padahal para ulama salaf (seperti: Sufyan bin ‘Uyainah, Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Thabrani, dan lain-lainnya) bukan duma membolehkannya, bahkan mereka juga melakukannya dan menganjurkannya (lihat Membongkar Kebohongan Buku “Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat & Zikir Syirik”, Tim PCNU Jember, hal. 37-54). d. Kaum Salafi & Wahabi tidak mau menerima pembagian bid’ah menjadi dua (sayyi’ah/madzmumah & hasanah/mahmudah) karena menurut mereka setiap bid’ah adalah kesesatan, padahal Imam Syafi’I (ulama salaf) telah menyatakan pembagian itu dengan jelas, dan pendapatnya ini disetujui oleh mayoritas ulama setelah beliau. e. Kaum Salafi & Wahabi seperti sangat alergi dengan hadis-hadis dha’if (lemah), apalagi yang dijadikan dasar untuk mengamalkan suatu amalan yang mereka anggap bid’ah, padahal ulama salaf seperti Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Mahdi menganggap hadis-hadis dha’if sebagai hujjah dalam hukum. sedangkan para ulama hadis telah menyetujui penggunaan hadis-hadis dha’if untuk kepentingan fadha’il a’mal (keutamaan amal). (Lihat al-Ba’its al-Hatsis, Ahmad Muhammad Syakir, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut, hal. 85-86). f. Para ulama salaf tidak pernah mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. atau yang lainnya sebagaimana yang difatwakan kaum Salafi & Wahabi sebagai bid’ah tanpa dalil terperinci.
sama. Mereka pun berbeda pendapat di dalam banyak perkara furu'hingga bermuara pada hukum yang bersifat amali, maupun masalah akidah yang bersifat cabang. Dan dampaknya masih kita temui sampai masa sekarang dalam perselisihan antar mazhab. Bercermin dari itu, tidaklah benar bila ada yang mengatakan bahwa hukum masalah furu'iiyah yang benar itu adalah pendapat kalangan salaf. Sebab, pendapat seperti itu berimplikasi memunculkan dua asumsi berikutnya: Pertama, adanya anggapan bahwa kalangan salaf mempunyai mazhab fikih yang sudah-disepakati bersama. Ini opini yang salah. Kedua, pendapat di atas juga bermakna bahwa sesungguhnya mazhab salaf ini bukan seperti yang disampaikan oleh para imam mazhab fikih dari guru mereka yang masih dari kalangan tabi'in.Itu juga jelas keliru. Yang benar adalah, mazhab-mazhab fikih yang dikembangkan oleh para imam mazhab merupakan hasil transfer dari pendapat para salaf, dari mazhab itu juga merupakan wadah untuk mengembangkan pendapat-pendapat ulama fikih yang lain. Seperti halnya bacaan yan g mut aw atir di dalam Al-Qur' an menjadi cara untuk menyampaikan Kitabullah, begitu pula sanad di dalam hadits merupakan jalan untuk mentransfer atau menyampaikan hadits Nabi. Mazhab-mazhab fikih pun merupakan jalan untuk mentransfer pendapat-pendapat dan aliran-aliran fikih semenjak zaman para sahabat dulu.
Oleh kerena itu, tidaklah bisa dibenarkan apabila ada orang mengatakan: "Ini adalah pendapat salaf kecuali bila pendapat itu telah disepakati oleh mereka(salaf) semua. Tapi perlu dicatat bahwa jumlah pendapat yang disepakati oleh semua salaf itu itu sangat sedikit..!!!
*MENJAWAB DA'WAH KAUM WAHABI* Umat Islam di seantero dunia dewasa ini kian gencar digelinding oleh paham-paham baru ke islaman yang sangat meresahkan, tidak terkecuali di Indonesia. Wabah takfir (pengkafiran), tasyriik (pemusyrikan) maupun Mubtabdii (pembid'ahan) adalah salah satu jenis paham menggeliat bak jamur di musim hujan. Bergulir bagaikan bola liar. 'Disepak dan dihantam' ke segala arah, akibatnya menimbulkan 'prahara'baru di tengah masyarakat. Fenomena ini tidak hanya mengeroposi bingkai-bingkai ukhuwwah, namun telah melabrak tonggak-tonggak agama yang telah menjadi konsensus ulama dan umat. Doktrin gerakan yang menyebut diri sebagai "Salafi" ini, atau yang oleh kalangan di luar mereka dikenal dengan "Wahabi", dan mengaku sebagai satu satunya pewaris manhaj dan ajaran salafus saleh ini membuat pengusungnya kian berada di atas angin, sehingga dengan enteng menghina dan melecehkan orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga menganggap bahwa hanya kelompok mereka-lah yang memiliki otoritas untuk penafsiran Al-Quran dan Sunnah. Kemajuan teknologi informasi dan perkembangan pesat media dewasa ini membuat banyak fatwa'mentah' begitu mudah tersebar ke tengah masyarakat. Apalagi kaum radikal ini juga punya akses kuat ke berbagai media eletronik dan cetak untuk menyebarluaskan fatwa "sekejap mata" versi mereka. Dampaknya, tercipta lah faudha' al-fataawa (kekacauan fatwa) di tengah masyarakat. Ironisnya lagi, mayoritas mereka yang ditunjuk sebagai narasumber adalah orang-orang yang kurang memiliki kapasitas unfuk berfatwa" maupun menerapkan hukum syariah di lingkungan kaum muslimin. Jika seorangMuslim menelaah hakikat, syarat dan adab-adab berfatwa yang harus dimiliki seorang mufti, maka ia akan mengetahui betapa jauhnya para narasumber itu dari keahlian dalam berfatwa. Bagaimana timpang-tindihnya fatwa di tengah masyarakat dewasa ini, semua dipaparkan dengan jelas dalam buku ini. Kaum ekstrem berpegang teguh dengan beberapa masalah furu'iyyah (cabang) yang sebenarnya tidak bisa menjadi standaritas untuk melabeli umat. Akan tetapi, mereka menilai masalah itu memiliki rumusan hukum yang qath'i (pasti) dan tidak ada pertentangan sedikitpun di dalamnya. Orang yang mengemukakan pendapat bertentangan dengan mereka, akan divonis sebagai menyimpang, tidak taat dan meremehkan urusan agama. Bahkan diklaim sebagai ingkar sunnah. Mereka menyibukkan kaum muslimin dengan berbagai permasalahan tersebut. Implikasi nyatanya ketika melihat ada yang menengadahkan tangan berdoa, maka mereka akan menghardiknya dan menyebut perbuatan itu bid'ah. Alasannya Rasulullah saw. tidak pernah melakukannya. Begitu pula, ketika ada yang mengajak mereka bersalaman sehabis shalat, mereka akan berkata bahwa perbuatan itu tak pemah dilakukan Rasulullah saw.. Pertanyaannya, apakah benar perbuatan yang tidak dilakukan Rasulullah saw. itu termasuk bid'ah dan sesat? Semuanya akan terkuak jelas dalam buku yang ada di tangan Anda ini. Kalangan ekstrem ini tak ubahnya Khawarij, yang menganggap selain mereka adalah sesat. Mereka dengan mudah mengharamkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan'titah' kelompoknya. Mereka mengharamkan tawasul; mengharamkan shalat di masjid yang ada kuburannya; mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw; mengharamkan ziarah kubur; mereka menuduh syirik setiap orang yang mencoba bertabarruk dengan orang-orang saleh, dan masih banyak lagi keanehan yang mereka gulirkan. Semua terkuak jelas dan ilmiah melalui buku ini. Tidak kalah miris, dan membuat hati setiap muslim tersayat- sayat adalah mereka mengklaim kedua orangtua Rasulullah sebagai ahli neraka di Hari Kiamat kelak. Sekalipun tidak ada dalil yang dapat menguatkan argumentasi ini, namun mereka bersikukuh dengan pandangan tersebut. jika saja masalah ini kita kolerasikan dengan permasalahan-permasalahan negatif buruk lainnya, niscaya kita merasakan bahwa kedudukan Nabi saw. di hati mereka tidak seperti yang diharapkan. Dan kecintaan mereka terhadap Nabi saw. tidak benar-benar tulus bahkan patut diragukan. Di sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa cinta itu tidak akan meningkatkan rasa sakit kepada orang yang dicintai. Dan tidak diragukan pula bahwa mengatakan sesuatu yang buruk mengenai kedua orang tua Rasulullah saw. itu jelas akan menyakiti hati beliau. Sementara Allah swt. telah jelas dengan firman-Nya, "Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul." (al-'Israa': 15) Terlepas dari perdebatan di atas, seharusnya kita sebagai umat Islam berharap semoga kedua orang tua Rasulullah saw. dapat selamat dari siksaan Allah swt., bahkan semua nenek moyangnya. Semoga Allah Ta'ala memberikan kita rezeki kecintaan kepada Rasulullah saw., dan dapat mengetahui betapa penting kedudukan beliau. Bagaimanapun kerasnya kaum radikal dan ekstremnya gerakan mereka, ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. tetaplah agama yang benar dan rahmat bagi sekalian alam. Sesuai firman-Nya, "Dan tidaklah Kami mengutus kamu (wahai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. " (al-Anbiya a' : 107) Semoga buku yang ditulis oleh Prof. DR. Ali ]um'ah ini dapat mencerahkan semua pihak, dan memberikan kesadaran khusus bagi kalangan ekstrem dalam menyamai benih-benih dakwah.💎🙏
@@nazirwanwan4935 1. Soal AQIDAH SDH sangat jelas dg keterangan yg SDH sy posting 2. Soal apa itu MANHAJ & MADZHAB...apakah anda ingin jawaban apa adanya, yg seperempat, yg separoh atau kah yg full.....???
Al-Jama’ah dalam hadits ini tidak boleh diartikan dengan orang yang selalu menjalankan shalat dengan berjama’ah, jama’ah masjid tertentu atau dengan arti ulama hadits, karena tidak sesuai dengan konteks pembicaraan hadits ini sendiri dan bertentangan dengan hadits-hadits lain. Konteks pembicaraan hadits ini jelas mengisyaratkan bahwa yang dimaksud al-Jama’ah adalah mayoritas umat Muhammad dari sisi kuantitas. Penafsiran ini diperkuat juga oleh hadits yang kita tulis di awal pembahasan. Yaitu hadits riwayat Abu Dawud yang merupakan hadits Shahih Masyhur, diriwayatkan oleh lebih dari 10 orang sahabat. Hadits ini memberi kesaksian akan kebenaran mayoritas umat Muhammad bukan kebenaran firqah-firqah yang menyempal. Jumlah pengikut firqah-firqah yang menyempal ini, dibanding pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah sangatlah sedikit. Selanjutnya di kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah dikenal istilah “ulama salaf”. Mereka adalah orang-orang yang terbaik dari kalangan Ahlusssunnah Wal Jama’ah yang hidup pada 3 abad pertama hijriyah sebagaimana sabda nabi: Maknanya: “Sebaik-baik abad adalah abadku kemudian abad setelah mereka kemudian abad setelah mereka”. (H.R. Tirmidzi) Pada masa ulama salaf ini, di sekitar tahun 260 H, mulai menyebar bid’ah Mu’tazilah, Khawarij, Musyabbihah dan lainnya dari kelompok-kelompok yang membuat faham baru. Kemudian dua imam agung; Abu al-Hasan al-Asy’ari (W. 324 H) dan Abu Manshur al-Maturidi (W. 333 H) -semoga Allah meridlai keduanya- dating dengan menjelaskan aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang diyakini para sahabat nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka, dengan mengemukakan dalil-dalil naqli (nash-nash al-Quran dan Hadits) dan dalil-dalil aqli (argumen rasional) disertai dengan bantahan-bantahan terhadap syubhat-syubhat (sesuatu yang dilontarkan untuk mengaburkan hal yang sebenarnya) Mu’tazilah, Musyabbihah, Khawarij tersebut di atas dan ahli bid’ah lainnya. Sehingga Ahlussunnah dinisbatkan kepada keduanya. Mereka; Ahlussunnah Wal Jamaah akhirnya dikenal dengan nama al-Asy’ariyyun (para pengikut imam Abu al-Hasan Asy’ari) dan al-Maturidiyyun (para pengikut imam Abu Manshur al-Maturidi). Hal ini tidak menafikan bahwa mereka adalah satu golongan yaitu al-Jama’ah. Karena sebenarnya jalan yang ditempuh oleh al-Asy’ari dan al-Maturidi dalam pokok aqidah adalah sama dan satu. Adapun perbedaan yang terjadi di antara keduanya hanya pada sebagian masalah-masalah furu’ (cabang) aqidah. Hal tersebut tidak menjadikan keduanya saling menghujat atau saling menyesatkan, serta tidak menjadikan keduanya lepas dari ikatan golongan yang selamat (al-Firqah al-Najiyah). Perbedaan antara al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah ini adalah seperti halnya perselisihan yang terjadi antara para sahabat nabi, perihal apakah Rasulullah melihat Allah pada saat Mi’raj?. Sebagian sahabat, seperti ‘Aisyah dan Ibn Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah r tidak melihat Tuhannya pada waktu Mi’raj. Sedangkan Abdullah ibn ‘Abbas mengatakan bahwa Rasulullah r melihat Allah dengan hatinya. Allah memberi kemampuan melihat kepada hati Nabi Muhammad r sehingga dapat melihat Allah. Namun demikian al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah ini tetap sepaham dan sehaluan dalam dasar-dasar aqidah. Al-Hafizh Murtadla az-Zabidi (W. 1205 H) mengatakan: “Jika dikatakan Ahlussunnah wal Jama’ah, maka yang dimaksud adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah “. (al-Ithaf, juz 2 hlm 6) Jadi aqidah yang benar dan diyakini oleh para ulama salaf yang shalih adalah aqidah yang diyakini oleh al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah. Karena sebenarnya keduanya hanyalah meringkas dan menjelaskan aqidah yang diyakini oleh para nabi dan rasul serta para sahabat. Aqidah Ahlusssunnah adalah aqidah yang diyakini oleh ratusan juta umat Islam, mereka adalah para pengikut madzhab Syafi’i, Maliki,
@@odintks7809 Maaf sdr ku sy domisili di Balikpapan, sy bukan lah org ber ilmu, namun sy sedikit di anugerahkan Allah pemahaman ttg Dinul Islam ini...jika anda nanya dalil dg sy maka anda akan salah alamat,namun jika anda mau berdiskusi dg sy perihal pemahaman Agama sebatas yg sy ketahui silahkan kita bersilaturahmi 🙏🙏🙏
@@odintks7809 Maaf sdrku keterangan tsb hanya copas sy ambil dari sumber yg Valid dari Ulama yg bisa dipertanggung jawabkan di akhirat kelak menurut keyakinan pribadi sy... Sy ingat pesan UAS mengambil.ilmu mesti hanya copas asal sumber jelas & bisa dipertanggung jawabkan jauh lebih *AMAN & SELAMAT* daripada keluar dari karangan sendiri meskipun terlihat rangkaian kata-kata nya terlihat indah & cerdas itu justru membahayakan bagi dia apalagi bagi org lain...
Kebenaran yang paling benar, lurus, tepat, diterima dan diredhoi oleh Allah & Rasulnya dalah berpegang dengan Quran & Hadis sesuai, seiring, selari pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin inilah manhaj salaf atau metode genarasi solafussoleh. Semua orang mengaku islam mestilah bermetode seperti diatas kerana inilah metode yang diperakui oleh Allah & rasulnya. Pakar dan hafal Al Quran serta Hadis seandainya tidak sesuai pahaman solafussoleh sesrta khulafaurasihidin maka tidak diterima Allah alias sesat sudah pasti tempatnya dineraka. Tidak ada salafi wahabi atau salafi saja atau wahabi. Semua orang islam adalah bermanhaj salaf. Setiap orang islam boleh memakai atau membuang atau menukar2 baju ormas tetapi tidak boleh metode beragama selain dari sesuai pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin. Salafi adalah semua orang islam yang beriman dan bertakwa bukan milik individu, kemompok, ormas atau negara tertentu. Menolak islam sesuai, selari, seiring pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin ertinya munafiq dan kafir. Tidak ada manusia yang betul sepenuhnya, maksum dan bebas dari kesalahan apa tah lagi dari genarasi kholaf. Perbandingkan kebenaran melalui pelbagai jenis pendakwah. Jangan taksub dengan hanya ustad2 atau kelompok2 atau ormas2 tertentu. Kebenaran tidak ditentutkan oleh tokoh2, kelompok atau ormas2 tertentu. Jadilah kita umat yang mengajak semua orang islam berpegang dengan Quran & Hadis sesuai, seiring, selari pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin kerana inilah metode beragama paling benar, akurat diredhoi oleh Allah & rasulnya.
*AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH: GOLONGAN YANG SELAMAT* (al Firqah an-Najiyah) Maknanya: “…dan sesungguhnya ummat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 di antaranya di neraka dan hanya satu yang di surga yaitu al-Jama’ah”. (H.R. Abu Dawud) Akal adalah syahid (saksi dan bukti) akan kebenaran syara’. Inilah sebenarnya yang dilakukan oleh ulama tauhid atau ulama al-kalam (teologi). Yang mereka lakukan adalah taufiq (pemaduan) antara kebenaran syara’ dengan kebenaran akal, mengikuti jejak nabi Ibrahim -seperti dikisahkan al-Quran- ketika membantah raja Namrud dan kaumnya, di mana beliau menundukkan mereka dengan dalil akal. Fungsi akal dalam agama adalah sebagai saksi bagi kebenaran syara’ bukan sebagai peletak dasar bagi agama itu sendiri. Berbeda dengan para filosof yang berbicara tentang Allah, malaikat dan banyak hal lainnya yang hanya berdasarkan penalaran akal semata. Mereka menjadikan akal sebagai dasar agama tanpa memandang ajaran yang dibawa para nabi. Tuduhan kaum Musyabbihah; kaum yang sama sekali tidak memfungsikan akal dalam agama, terhadap Ahlussunnah sebagai ’Aqlaniyyun (kaum yang hanya mengutamakan akal) atau sebagai kaum Mu’tazilah atau Afrakh al-Mu’tazilah (anak bibitan kaum Mu’tazilah) dengan alasan karena lebih mengedepankan akal, adalah tuduhan yang salah alamat. Ini tidak ubahnya seperti seperti kata pepatah arab “Qabihul Kalam Silahulliam” (kata-kata yang jelek adalah senjata para pengecut). Secara singkat namun komprehensif, kita ketengahkan bahasan tentang Ahlissunnah sebagai al-Firqah an-Najiyah (golongan yang selamat), asal-usulnya, dasar-dasar ajaran dan sistematikanya. PEMBAHASAN Sejarah mencatat bahwa di kalangan umat Islam dari mulai abad-abad permulaan (mulai dari masa khalifah sayyidina Ali ibn Abi Thalib) sampai sekarang terdapat banyak firqah (golongan) dalam masalah aqidah yang faham satu dengan lainnya sangat berbeda bahkan saling bertentangan. Ini fakta yang tak dapat dibantah. Bahkan dengan tegas dan gamblang Rasulullah telah menjelaskan bahwa umatnya akan pecah menjadi 73 golongan. Semua ini tentunya dengan kehendak Allah dengan berbagai hikmah tersendiri, walaupun tidak kita ketahui secara pasti. Dia-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Namun Rasulullah juga telah menjelaskan jalan selamat yang harus kita tempuh agar tidak terjerumus dalam kesesatan. Yaitu dengan mengikuti apa yang diyakini oleh al-Jama’ah; mayoritas umat Islam. Karena Allah telah menjanjikan kepada Rasul-Nya, Muhammad , bahwa umatnya tidak akan tersesat selama mereka berpegang teguh kepada apa yang disepakati oleh kebanyakan mereka. Allah tidak akan menyatukan mereka dalam kesesatan. Kesesatan akan menimpa mereka yang menyempal dan memisahkan diri dari keyakinan mayoritas. Mayoritas umat Muhammad dari dulu sampai sekarang adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Mereka adalah para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam Ushul al-I’tiqad (dasar-dasar aqidah); yaitu Ushul al-Iman al-Sittah (dasar-dasar iman yang enam) yang disabdakan Rasulullah dalam hadits Jibril: Maknanya: “Iman adalah engkau mempercayai Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir serta Qadar (ketentuan Allah); yang baik maupun buruk”.(H.R. al Bukhari dan Muslim) Perihal al-Jama’ah dan pengertiannya sebagai mayoritas umat Muhammad yang tidak lain adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya : Maknanya: “Aku berwasiat kepada kalian untuk mengikuti sahabat-sahabatku, kemudian -mengikuti- orang-orang yang datang setelah mereka, kemudian mengikuti yang dating setelah mereka“. Dan termasuk rangkaian hadits ini: “Tetaplah bersama al-Jama’ah dan jauhi perpecahan karena syaitan akan menyertai orang yang sendiri. Dia (syaitan) dari dua orang akan lebih jauh, maka barang siapa menginginkan tempat lapang di surga hendaklah ia berpegang teguh pada (keyakinan) al-Jama’ah”. (H.R. at-Turmudzi, ia berkata hadits ini Hasan Shahih juga hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim).
Teori asalnya Allah itu harus statis.. seperti kata aristoteles.. itulah kalo teologi ketuhanan diambil dari ilmu filsafat.. bukan yang dikabarkan sesuai dengan Al Qur'an..
Jadi jelaslah sebenarnya siapa yg ahlus sunnah dan siapa yg bukan ahlussunnah, yaitu dari cara2 kaifiat beribadah nya dan juga akidah nya, jelas sangat jelaa sekali.
setelah masa mereka berbeda pendapat dr bawah. naungan manhaj yang sama. Selama perbedaan pendapat itu tidak menggerus kesatuan Islam terpecah menjadi dua kubu: taat dan menyimpang. Adapun perbedaan pendapat generasi setelah masa salafus saleh tidak bisa mempengaruhi kesatuan Islam mereka, dan tidak pula menggiring mereka terpecah menjadi dua bagian salafi dan ahlul bid'ah. Kalangan salaf sendiri tidak pernah menjadikan makna kata as-salafiah secata khusus sebagai identitas kelompok atau pemikiran tertentu untuk membedakan mereka dari kaum muslimin yang lain. Mereka juga tidak meletakkan sesuatu mengenai akidah, akhlak dan budi pekerti mereka dalam rel jamaah Islam atau seseorang yang memiliki filosofi atau identitas pemikiran tertentu. Akan tetapi, di antara mereka (salaf)dan orang yang kita katakan dengan sebutan Salafi telah terbangun hubungan yang produktif, khususnya dalam pertukaran pemahaman. Selain itu, mereka juga saling mengambil dan memberi di bawah metode yang telah disepakati bersama dan dijadikan sebagai pedoman hukum. Tidak pernah terbesit di benak kalangan salaf maupun pengikut mereka untuk membangun tembok pemisah di tengah kaum muslimin melalui kelompok tertentu, agar terlihat sebagai golongan eksklusif. Tidak pula membagi generasi Islam menjadi dua bagian dengan varian dan warnanya masing- masing sesuai pemikiran, pemahaman dan pandangan mereka. Begitu pula dalam masalah furu'iyyah (cabang agama), kalangan salaf tidaklaih berada dalam satu pemahaman yang
Muslim di setiap masa wajib kembali kepada semua itu. Dalam artian, semangat itu tidak hanya terbatas pada kalangan salaf, namun khalaf juga mempunyai kewajiban yang sama. Dalam kontek ini salaf TDK dapat dikatakan lebih istimewa daripada khalaf, kecuali keistimewaan mereka sebagai orang pertama yang konsen terhadap kaidah-kaidah tersebut. Mereka juga berpandangan jauh ke depan, dan menyadari pentingnya kaidah itu bagi umat setelah mereka (utk memahami agama ini). Berangkat dari itulah, mereka akhimya fokus menulis dan' membukukannya. Dengan demikian, as-salafiah yang sebenarnya berarti ! kekonsistenan (pengikutnya) dalam mengambil manhaj salaf ketika berinteraksi dengan AlQur'an dan as-Sunnah. Inilah manhaj yang telah mendarah daging dan tercermin pada perilaku salafus saleh dahulu. Oleh karena itu, setiap orang yang konsisten berpegang dengan manhaj ini, ia akan masuk dalam kesatuan yang diberi gelar Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sekalipun ia hidup di akhir usia dunia. Sebaliknya orang yang tidak mau beramal sesuai dengan manhaj ini, maka ia akan keluar dari kesatuan ini, meskipun ia hidup di masa-masa awal Islam. Salafiyah tiada lain adalah gelar atau bentuk umum bagi seluruh kaum muslimin. Maksudnya untuk setiap orang yang mencontoh perilaku, mengambil ilmu mereka (salaf) dan berusaha mempraktekkannya secara benar. Berangkat dari itu, maka boleh-boleh saja bagi yang mengikuti manhaj salaf berselisih pendapat, selama dalam naungan yang satu. Dengan alasan itu pula adalah wajar bila ada seseorang
Alhamdulillah pencerahanya tadz, wahabi salapi biar taubat dan paham krn kelompok ini yg mengaku2 pengikut salaf tapi faktanya malah menyalahinya...Wahabi salafi pengikut muhammad bin abdul wahab yg lahir di abad 19 Masehi alias orang kemarin lahir termasuk utsaimin, bin baz, abani di INDONESIA Abdul qodir mawas, badrusalam, khalid basalamah, syafiq basalamah, ustadz abdat, abdullah zaen, ustadz bajri dll...itulah ustadz2 salapi wahabi kelompok khowarij gaya baru
@@muhammadsidiq6066 Alhamdulillah, itu hanya keterangan dari Syaikh Ali Jum'ah yg SY copas sdrku...maaf menurut pendapat saya copas dari keterangan/pendapat ulama *JAUH LEBIH AMAN & SELAMAT* dari pada ocehan kata kata sendiri yg dirangkai sedemikian rupa agar terlihat cerdas namun sejatinya *JAHIL* !!!
RENUNGKAN DENGAN KECERDASAN. Akidah Abul Hasan Al-Asy'ariy sama dengan akidah para Sahabat dan mengambil dari Nabi saw. Kelompok Khawarij sekarang mempertanyakan berbagai masalah agama yang sudah dijelaskan oleh para ulama yang otoritatif. Khawarij memiliki sejarah hitam sewaktu Nabi membagikan ghanimah, ada seorang khawarij protes dengan kurang ajar berkata "Ya Muhammad, berbuat adillah Engkau". Saudaraku kaum muslim. Peruatan orang tsb.diatas bisa mendatangkan kutukan. Coba dipikirkan. Begitu beraninya dan kurang ajarnya orang tsb. diatas kepada Nabinya. Saw. Nabi saw yang sudah diberi kepercayaan oleh Allah swt, diprotes dengan bahasa kurang ajar.
Jamaah kaum wahabi janganlah menutup mata menutup telinga belajar yg benar jangan kebawa arus jangan membidah bidahkan orang islam yg lain sekali lagi ilmu alloh itu luas dalil dalil udah jelas quran dan hadis ijma ulama qias dll apa lagi ...broooo
Jadi pak ustad,Wahabi,persis, Muhammadiyah dan Al Irsyad golongan yang tidak mengikuti Sunnah ? Apakah hanya NU yang ahlussunnah ? Kalau iya,pantas NU mengklaim bahwa orang NU pasti masuk surga,cukup beli kalender NU,hanya lewat di ponpes NU dan yang paling hebat menurut SAS,kalau ditanya malaikat man rabbuka maka jawab , kami pengikut KH Hasyim Asy'ari dan kita ( orang NU ) akan aman...dan yang terakhir,apa aqidah Rasulullah dan para sahabat beliau ? Apakah ngikut imam Al Asy'ari? Kami orang Muhammadiyah hanya ngikut aqidah Rasulullah salallahualaihi wasalam.
Terkait Pertanyaan Saudara, Coba Cek Video Terbaru terkait dengan 73 Golongan, Mana bagian yang masuk surga dan Masuk Neraka, disitu dijelaskan oleh beliau. Semoga semakin Faham 🤲
Tapi sekarang kenyataa nya terbalik 180 derjat, yaitu yg mengaku ahlussunnah waljamaah yg suka tahlilan, mauludan ,dzikir berjamaah, melafalkan ushali dgn jahar dst dst, apakah ini gak terbalik pak ustadz??????.
@@mastumba783 alhamdulillah, ana sdh belajar agama dari kecil mungkin ente blm lahir ana sdh belajar, dari mulai nu muhammadiyah, jamaatablig, asyairoh ana sdh jajaki semua itu
@@mamangrabgancit7798 JANGAN TERTIPU JARGON WAHABI CEK DAN PELAJARI SEMUA FATWA2 MULUT PEGAWAI WAHABI JANGAN TERTIPU JARGON JARGON Wawasan hanya bid'ah karena Salah Fikir SETAHU SAYA dalil andalan wahabi Cek semua fatwa2 dari mulut PEGAWAI WAHABI.. byk saling bertabrakan Wahabi cuma sebatas JARGON 😊
Sifat 20 adalah aqidah imam al as'ari ketika masih di fase ke 2 / mu'tazilah.. Imam al as'ari sdh bertaubat pada fase ke 3 ikut aqidah imam ahmad bin hambal/ salafussoleh.. Jejak pertaubatsnya ada dlm kitab: 1 . Al ibanah 2 . Al muqollatul Islamiuyi Dan masih ada kitab lain yaknii al saghr.. Ahli bid'ah ya org yg mengadakan ibadah baru yg rosul ydk contohkan.. Siapa.. Aswaja kw.. Yg ada syi'ah liberal, hasanadiqoh dll.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh Bismillah. Alhamdulillah. Semangat imam ashari hampir sama dengan semangat muhammad bin abdul wahab. Memurnikan islam seperti pemahaman sahabat. Hanya beda penguasa zaman mujtazillah untuk ashari. Sedang muhammad bin abdul wahab zaman khalifah Turki. dr cerita ustad, ashari tidak mengembangkan sufiisme. mungkin generasi pengikut yg mengembangkannya. Semangat imam ashari seharusnya juga membenahi bid'ah diumat. sehingga tdk ada pertentangan dengan pengikut muhammad bin abdul wahab. sehingga yg menyebut aswaja tidak mendukung bid'ah. Kalau untuk pemahaman tauhid pendapat saya lebih luas disalafi sedang diashari hanya pada sifat saja. Mari kita sama sama tegakkan sunnah. dan buang segala bentuk bid'ah. seperti semangat imam ashari.
Kalo kita me ngikuti imam hanafi, malik, syafii dan imam ahmad bin hambal dan mengikuti para sahabat nabi dan juga mengikuti nabi salallahualaihiwassalam maka kita disebut ahlusunnah waljamaah. Dan kita mengikuti ulama ulama yg mengikuti para imam( imamyg 4/ imam madhab) dst sampai ke baginda nabi salallahu alaihiwassalam, maka kita di sebut ahlussunnah waljamaah. Dan ketahuilah saudaraku semua yg kita ikuti semua itu tadi, mereka tdk pernah merayakan maulidan tiap tahun nya, tdk pernah melakukan tahlilan dari 1hari 3 hari 7 hari 40 hari dst, bila ada saudaranya yg meninggal, mereka juga msrayakan 7 bulanaan bila ada yg hamil dst, itulah ciri atau bukti yg nyata org yg di sebut ahlussunnah waljamaah,
Ohhh begitu ya, memang susah jelasinnya ke wahabi, hatinya sudah dipenuhi setan, yg mnjadi dalil untuk kalian hanya jika tak pernah dilakukan nabi bid'ah, terserah kalianlahh, dijelasin jiga nggak ada gunanya.
JANGAN TERTIPU JARGON WAHABI kembali ke Qur'an Sunnah(cuma jargon) Cek dulu dan pelajari dg baik fatwa2 CANGKEM ELEK WAHABI yg mengaku2 paling nyunnah sesuai Nabi yg lain salah sesat masuk neraka, dan pelaku bid'ah lebih berbahaya dari pada orang kafir, kata Wahabi. 😬 Qunut shubuh bid'ah sesat masuk neraka. Tarawih 20 rokaat tidak sah sesat masuk neraka. Do'a bersama bid'ah sesat masuk neraka. Kultum Ramadhan bid'ah sesat masuk neraka. Beduk bid'ah sesat masuk neraka. Tasbih bid'ah sesat masuk neraka. Sorban bid'ah sesat masuk neraka. Sajadah bid'ah sesat masuk neraka. Kaligrafi bid'ah sesat masuk neraka. Shodaqoh Jum'at berkah bid'ah sesat masuk neraka. Shodaqollohul'adzim abis baca Qur'an bid'ah sesat masuk neraka. Halal Bihalal bid'ah sesat masuk neraka. INI bid'ah sesat sesat sesat ITU bid'ah sesat sesat sesat Mic gak bid'ah krn Wahabi suka ama mic 😁 HORMAT BENDERA sYIRIK 😬 Merayakan hari raya kemerdekaan negara HARAAMMM 😁 Wisata Borobudur HARAAAMM TAI KUCING SUCI 😬 ONANI TIDAK MEMBATALKAN PUASA YANG TIDAK PERCAYA BUMI DATAR KAFIR MURTAD biarpun diketawain manusia WAHABI = WAWASAN HANYA BID'AH Otaknya jadi gemar menuduh sesat masuk neraka. TERUS BELAJAR KE BANYAK ULAMA AGAR OTAK TIDAK GEMAR MENUDUH SESAT MASUK NERAKA Waspadalah WAHABI SALAH FIKIR
asari itu sudah bertobat ,tapi pengikutnya yang gak mau bertobat, masih melakukan kebidahan ,makanya ikutlah bertobat mengikuti ahlussunah bukan ahlulbidah
saya rela di namakan ahli bid'ah bila membaca yasin kalimat tahlil bersolawat berjamaah di anggap bid'ah masuk neraka pun rela pertanyaanya mungkinkah allah mengazab orang yg melakukan semua itu??!! bagi yg menuduh sesat justru mungkin yg mendapat azab gitu saja kok repot
Semoga anak2 kita tidak terjerumus Wahabi. Semoga pengikut Wahabi ayah ibunya semua masuk nereka sebagai mana mereka mengatakan ayah ibu nabi masuk neraka.
Alhamdulillaah.
Terimakasih Ustadz Alnof.
Bagus sekali logika dan sistimatika penyampaiannya.
Semoga para santri NU lebih banyak aktif di medsos untuk memberikan pencerahan kpd masyarakat
Se7👍🏻👍🏻👍🏻
@Habi bahhh : iyyaaa . . . memang sebaiknya santri NU bermedia sosial ajja. Biarlah santri Salaf yg belajar Syariat Islam.
@@nurmathiasmathias4001
Waspada WAHABI dan SYI'AH ya, Tong
@@amungdoc3969 nggal punya hujjah lagi Tong ??
@@amungdoc3969 jadi ente Taqiyah yaa . . . hari ini ente udah ber-mut'ah dengan Imam Syiah ente Tong ??
Semoga Ustad sehat lahir batin panjang umur dan banyak rizqi Aamiiin.
Aamiin ya Rabb 🤲
Alhamdulillah...
Semoga channel2 Aswaja tambah berkembang, mencerahkan dan mencerdaskan ummat Islam
Trimakasih 👍👍👍
Aamiiin
Chanel aswaja kw alias nu sufi termuter.
Salam nu sufi termuter.enak nari2 sufi.enak gila.
@@iwanbudianto5983 Kaum minuritas hujjahnya Syi'ah, Sufi. Kl berani smua ustadmu suruh bantah itu baru hebat.
@@iwanbudianto5983 betulllll.
Masya Allah..ternyata bnyk sekali ulama2 besar di riau..Alhamdulillah semoga mrk smua sehat agar sll jd benteng ahlussunnah wal jamaah
Aamiin ya Rabb ❤
Yg di sebut ahli sunnah wajamah itu yg mengikuti Alqur an dan hadis nabi yg soheh. Tdk melakukan ke bid ahan. Yg bermanhaj salaflah yg ahli sunnah waljamaah.
@@wawanhermawan7502 Hati² salafi cabang wahyudi (wahabi yahudi)
@@indonesia_pusaka70 *betul ente Toong. Wahabi mahluk nisbi tsb sejak dipelihara oleh Kyai" Pendongeng ente yg Syiah cabang Assu+waja jadi Wahyudi (Wahabi cabang Yahudi) Pertanyaannya . . yg sallah siapa yaa Toong. Apakah yg sallah yg dipelihara atau yg memelihara yaa Toong ?? Silakan jawab Toong. Tappi . . kalaubeh ana saran, aeblum ente jawab diskusikan dulu dengan Kyai" Pendongeng ente yg Syiah cabang Assu+waja tsb Toong. Agar jawaban ente nantinya sesuai dengan birahi ente dan birahi Kyai" Pebdongeng ente tsb Toong.*
@salafiawam : *Iyyaaa . . banyak sekali dan banyak duakali ulama" Pendongeng Syiah cabang Assu-waja di Riau.*
Makasih banyak ustadz atas ilmunya...dan semoga ustadz panjang umur serta sehat selalu...
Mantap Wak Ustadz... Sami'na WA Ato'na Ahlussunnah Wal Jama'ah 🙏🏿🙏🏿🙏🏿🙏🏿
Akibat ikut ISLAM SYI'AH RAFIDHOH & ISLAM SUFI tidak ada dosa syirik penyebab kekufuran dan pembatal keislaman serta bebas ritual amalan bid'ah sesuai selera adat budaya orang-orang musyrikin.
Halal tidak shalat bila telah mencapai makrifat tertinggi disebut WALI MAJDUB / WALI KUTUB yg manusianya Bego & Gila.
Dan di HALAL kan wanita tdk menutup AURAT dgn sempurna masih kelihatan MATA KAKINYA, LEHER & RAMBUT KEPALA dihadapan laki-laki yang bukan MAHRAMNYA.
Bebas berzina (pacaran / tunangan) yg halal bersentuhan daging bertemu daging yg bukan MAHRAMNYA asalkan tidak MELAHIRKAN diluar nikah.
Dan bebas hidup tumbuh dari makanan dan harta haram (riba / kredit).
Sok koar-koar bicara IMAM ???
Orang-orang KAFIR dari Nasrani, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu tertawa melihat KEBODOHAN kalian. Bruakakaka...
Lanjutkan dakwah ustad biar pengikut wahabi segera tobat dan kembali ke jalan aswaja...
Maa syaa Allah, sangat clear penjelasannya Ustadz, Jazaakallahu khairan katsiran
Barokah ilmunya ustadz
Penjelasan sejarahnya sangat jelas
Bismillah walhamdulillah, assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Pak ustadz terimakasih banyak atas penjelasannya, mudah2 Allah merahmati dan meridhoi pak ustadz...Amiiin Allohumma Amiiin.
Alhamdulillah, terimakasih Pak Ustadz, sangat mencerahkan, semoga kita Istiqomah dalam naungan AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH,...Aamiin Yaa Robbal Aalamiin🤲🤲🤲.
Jazakallah ustadz
Semoga makin sering memberikan pencerahan tentang agama islam sehingga makin banyak yang paham dengan ahlussunnah waljamaah
mantap ini channel .
lanjut menuju indonesia maju ...
Wa, Alaikum salam warahmatullahi wa barokaatuh ❤
Alhamdulillah....
inilah ilmu yg menjelaskan kefahaman beriman ...
Alhamdulillah...
Syukron Ustadz...!
Saya mulai mengerti ulama salaf zaman para sahabat nabi bukan seperti salafi Wahabi yang sekarang
Salafi wahabi hanya sebuah pengakuan kosong, zaman dahulunya wahabi yaitu muhamad bin abdul wahab yg menghidupkan ajaran ibnu taimiyah...
@zainalkoto : oppo, ngoppo dan soppo Wahabi Tong ?? Ente nganut agama Syiah cabamg Asuwaja udah berapa lammaaa Tong ?? Udah seberapa sering ente saling Mut'ah dengan Imam Syiah ente Tong ??
@@nurmathiasmathias4001
Ente tolol ngga sembuh sembuh ya...?🤣
@@yudha613 jangan samakan ente dengan ana Tong.
@@nurmathiasmathias4001
Iya, ente lebih ke arah onta...🤣
Ikut nyimak Yai ✍️✍️🙏, Semoga Yai sehat selalu. 🤲, Karawang.
MasyaAlloh
Barokalloh ustadz
Ana jadi tercerahkan
Jazakumulloh khairan katsiran
Ustadz...
Smoga ustadz di ridhoi di rahmati dilindungi
Istiqomah di akhiri khusnul khotimah
Aamiin yra
Alhamdulillah, iman,Aqidah,Tauhid 👍 sudah clearly,
Terimakasih banyak ceramahnya
Alhamdulilah, sangat bermakna;
Salam..Terimakasih Ustaz..Skrg ini baru saya tau Imam Asya'ari tidak meyakini boleh melihat Allah SWT di syurga..
Bongkarr trusss ustadz, sampai wahabi paham👍👍👍
Pendakwah yg paling mudah perhisapanya adalah yg menyampaikan kebenaran menurut alquran dan hadist tanpa menambahkan hawa nafsunya
terima ksih ustadz semoga banyak umat sadar dri paham uwahabi syiah uwahris salafiyah dn lain
Suka banget dngr pnjlsnnya
g. Para ulama salaf tidak pernah memandang sinis orang yang tidak sependapat dengan mereka, dan mereka juga tidak mudah-mudah memvonis orang lain sebagai ahli bid’ah, apalagi hanya karena perbedaan pendapat di dalam masalah furu’ (cabang). Imam Ahmad yang tidak membaca do’a qunut pada shalat shubuh tidak pernah menuding Imam Syafi’I yang melakukannya setiap shubuh sebagai pelaku bid’ah.
Masih banyak hal-hal lain yang bila ditelusuri maka akan tampak jelas bahwa antara pemahaman kaum Salafi & Wahabi dengan para ulama salaf tentang dalil-dalil agama sungguh jauh berbeda. Jadi, sebenarnya kaum Salafi & Wahabi ini mengikuti ajaran siapa?
Pendapat para ulama salaf itu bagaikan barang dagangan di sebuah Supemarket, bermacam-macam ragam, jenis, dan warnanya. Kaum Salafi & Wahabi memasuki “Supermarket ulama salaf” itu sebagai pelanggan yang punya selera tertentu. Anggaplah bahwa pelanggan itu penggemar warna merah, dan ia menganggap bahwa warna merah adalah warna yang sempurna. Maka, saat memasuki Supermarket tersebut, ia hanya akan memilih belanjaan yang serba merah warnanya. Setelah itu ia bercerita kepada setiap orang seolah-olah Supermarket itu hanya menjual barang-barang berwarna merah.
Pada tahap berikutnya, ia meyakinkan orang bahwa dirinya adalah penyalur resmi dari Supermarket “merah” tersebut, sehingga orang-orang percaya dan merasa tidak perlu datang sendiri jauh-jauh ke supermarket tersebut, dan tentunya mereka merasa cukup dengan sang penyalur resmi “gadungan” dalam keadaan tetap tidak tahu bahwa supermarket “merah” itu sebenarnya juga menjual barang-barang berwarna hijau, biru, kuning, putih, hitam, orange, dan lain-lainnya.
Ya, kaum Salafi & Wahabi ini tampil meyakinkan sebagai “penyalur resmi” ajaran ulama salaf, dan mereka berhasil meyakinkan banyak orang bahwa ajaran ulama salaf yang murni adalah seperti apa yang mereka sampaikan dalam fatwa-fatwa anti bid’ah mereka. Pada akhirnya orang-orang yang percaya tipu daya ini mencukupkan diri untuk memahami ajaran ulama salaf hanya melalui mereka. Padahal, si “penyalur gadungan” ini sebenarnya hanya mengumpulkan pendapat ulama salaf yang sejalan dengan tendensi pemikirannya sendiri, lalu menyajikannya atas nama mazhab ulama salaf. Jadi, yang mereka sampaikan sebenarnya bukan ajaran ulama salaf, melainkan hasil seleksi, persepsi, dan kesimpulan mereka terhadap ajaran ulama salaf. Beda, kan?!!
SUMBER: Buku “Menyingkap Tipu Daya dan Fitnah Keji Salafi WAHABI
Josss 👍👍👍
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : apa saja yg aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yg aku perintahkan kpd kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya yg telah membinasakan orang² sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi perintah Nabi² mereka.
(HR. Bukhary no.7288 dan Muslim no.1337)
Aswaja top mayoritas didunia..
Izin upload video nya saudaraku 🙏, ini sangat penting untuk di syi'ar kan
Akibat ikut ISLAM SYI'AH RAFIDHOH & ISLAM SUFI tidak ada dosa syirik penyebab kekufuran dan pembatal keislaman serta bebas ritual amalan bid'ah sesuai selera adat budaya orang-orang musyrikin.
Halal tidak shalat bila telah mencapai makrifat tertinggi disebut WALI MAJDUB / WALI KUTUB yg manusianya Bego & Gila.
Dan di HALAL kan wanita tdk menutup AURAT dgn sempurna masih kelihatan MATA KAKINYA, LEHER & RAMBUT KEPALA dihadapan laki-laki yang bukan MAHRAMNYA.
Bebas berzina (pacaran / tunangan) yg halal bersentuhan daging bertemu daging yg bukan MAHRAMNYA asalkan tidak MELAHIRKAN diluar nikah.
Dan bebas hidup tumbuh dari makanan dan harta haram (riba / kredit).
Sok koar-koar bicara IMAM ???
Orang-orang KAFIR dari Nasrani, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu tertawa melihat KEBODOHAN kalian. Bruakakaka... Ngakak
👍👍👍mantap Tadz.. !
Jazakallahu khair ustadz... Lanjutkan
terimakasih
Masya allah,,, Semabgat syiarnyaaa
Assalamu'alaikum wr wb, kabupaten tangerang provinsi banten ... menyimak pak ustadz ... 🙏🙏🙏
Walaikumsalam, smoga bermanfaat
MAntavvv ustadz..
Gaeskeunn..
bersikukuh dengan pandangan tersebut. jika saja masalah ini
kita kolerasikan dengan permasalahan-permasalahan negatif
buruk lainnya, niscaya kita merasakan bahwa kedudukan
Nabi saw. di hati mereka tidak seperti yang diharapkan. Dan
kecintaan mereka terhadap Nabi saw. tidak benar-benar tulus
bahkan patut diragukan.
Di sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa cinta itu tidak
akan meningkatkan rasa sakit kepada orang yang dicintai.
Dan tidak diragukan pula bahwa mengatakan sesuatu yang
buruk mengenai kedua orang tua Rasulullah saw. itu jelas
akan menyakiti hati beliau. Sementara Allah swt. telah jelas
dengan firman-Nya,
"Dan Kami tidak akan mengazab sebelum
Kami mengutus seorang rasul." (al-'Israa': 15)
Terlepas dari perdebatan di atas, seharusnya kita sebagai
umat Islam berharap semoga kedua orang tua Rasulullah saw.
dapat selamat dari siksaan Allah swt., bahkan semua nenek
moyangnya. Semoga Allah Ta'ala memberikan kita rezeki
kecintaan kepada Rasulullah saw., dan dapat mengetahui
betapa penting kedudukan beliau.
Bagaimanapun kerasnya kaum radikal dan ekstremnya
gerakan mereka, ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw. tetaplah agama yang benar dan rahmat bagi
sekalian alam. Sesuai firman-Nya, "Dan tidaklah Kami mengutus
kamu (wahai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. " (al-Anbiya a' : 107)
Semoga buku yang ditulis oleh Prof. DR. Ali ]um'ah ini
dapat mencerahkan semua pihak, dan memberikan kesadaran
khusus bagi kalangan ekstrem dalam menyamai benih-benih
dakwah.💎🙏
Dari Abdullah ibn Mas’ud ra., Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di zamanku, kemudian orang-orang setelahnya, kemudian orang-orang setelahnya”. (HR. Bukhari, No. 2652, Muslim, No. 6635).
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri (tanpa guru) dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan.” (HR. Ahmad)
Ibnul Mubarak berkata: ”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 No. 32 )
Imam Malik ra. berkata: “Hendaklah seseorang penuntut itu hafalannya (matan hadith dan ilmu) daripada ulama, bukan daripada Suhuf (lembaran).” (Al-Kifayah oleh Imam Al Khatib m/s 108)
Imam Asy Syafi’i ra. mengatakan: “Tiada ilmu tanpa sanad.”
Berkata Imam Asy Syafi’i ra.: “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu.” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433)
Berkata pula Imam Ats Tsauri ra.: “Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”, berkata pula Imam Ibnul Mubarak: “Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad.” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
@@nazirwanwan4935 Alhamdulilah akal sehat mengatakan jauh lebih aman & selamat mengikuti PENDAPAT para IMAM tsb dibandingkan pendpt anda....!!!
@@nazirwanwan4935 *AQIDAH PARA IMAM MADZHAB*
1- Imam Abu hanifah:
لايشبه شيئا من الأشياء من خلقه ولا يشبهه شيء من خلقه
Maknanya:: (Allah) tidak menyerupai sesuatu pun daripada makhlukNya, dan tidak ada sesuatu makhluk pun yang menyerupaiNya.Kitab Fiqh al Akbar, karangan Imam Abu Hanifah, muka surat 1
2-Imam Syafie:
انه تعالى كان ولا مكان فخلق المكان وهو على صفته الأزلية كما كان قبل خلقه المكان لايجوز عليه التغيير
Maknanya: sesungguhnya Dia Ta’ala ada (dari azali) dan tempat belum dicipta lagi, kemudian Allah mencipta tempat dan Dia tetap dengan sifatnnya yang azali itu seperti mana sebelum terciptanya tempat, tidak harus ke atas Allah perubahan. Dinuqilkan oleh Imam Al-Zabidi dalam kitabnya Ithaf al-Sadatil Muttaqin jilid 2 muka surat 23
3-Imam Ahmad bin Hanbal :
-استوى كما اخبر لا كما يخطر للبشر
Maknanya: Dia (Allah) istawa sepertimana Dia khabarkan (di dalam al Quran), bukannya seperti yang terlintas di fikiran manusia. Dinuqilkan oleh Imam al-Rifae dalam kitabnya al-Burhan al-Muayyad, dan juga al-Husoni dalam kitabnya Dafu’ syubh man syabbaha Wa Tamarrad.
وما اشتهر بين جهلة المنسوبين الى هذا الامام المجتهد من أنه -قائل بشىء من الجهة أو نحوها فكذب وبهتان وافتراء عليه
Maknanya: dan apa yang telah masyhur di kalangan orang-orang jahil yang menisbahkan diri mereka pada Imam Mujtahid ini (Ahmad bin Hanbal) bahawa dia ada mengatakan tentang (Allah) berada di arah atau seumpamanya, maka itu adalah pendustaan dan kepalsuan ke atasnya(Imam Ahmad) Kitab Fatawa Hadisiah karangan Ibn Hajar al- Haitami
4- Imam Malik :
الاستواء غير المجهول والكيف غير المعقول والايمان به واجب و السؤال عنه بدعة
Maknannya: Kalimah istiwa’ tidak majhul (diketahui dalam al quran) dan kaif(bentuk) tidak diterima aqal, dan iman dengannya wajib, dan soal tentangnya bidaah.
lihat disini : imam malik menulis kata istiwa (لاستواء) bukan jalasa atau duduk atau bersemayam atau bertempat (istiqrar)…..
@@nazirwanwan4935 *WAHABI & AQIDAHNYA*
Wahabiyah mengkafirkan Ahlussunnah Wal Jama’ah, mereka mengkafirkan Asya’irah dan Maturidiyah dan menganggapnya sebagai kelompok yang sesat dan bahwasanya Asy’ariyah Maturidiyah reinkarnasi muktazilah (Abdur Rahman al Syekh, Fath al Majid, dicetak oleh asosiasi mereka yang bernama Jam’iyyah Ihya’ Turats al Islami, hal. 353). Cukup bagi kita untuk merenungkan perkataan imam al Hafidz Muhammad Murtadha al Zabidi: 115
“Apabila dikatakan Ahlussunnah Wal Jama’ah maka yang dimaksud adalah al Asya’irah dan al Maturidiyah” [Muhammad Murtadha az Zabidi, Ithaf al Sadah al Muttaqin bi Syarh Ihya’ Ulum al Din, (Beirut: Dar al Fikr), Juz. 2, hal. 6]
Golongan Asy’ariyah dan Maturidiyah yang dinisbatkan kepada imam Ahlussunnah Wal Jama’ah imam Abul Hasan al Asy’ari dan Abu Manshur al Maturidi dipandang oleh golongan Wahabiyah dengan pandangan penuh dengki, kebencian dan pengkafiran. Karenanya, tidak heran jika mereka melecehkan para ulama Asy’ariyah seperti al Hafidz Ibn Hajar al Asqalani, an-Nawawi, al Hakim dan panglima muslim Sulthan Shalahuddin al Ayyubi, dan yang lainnya.
Wahabiyah telah mengkafirkan satu setengah milyar umat Islam al Asyairah dan al Maturidiyah sebagaimana disebutkan dalam kata pengantar Muhammad ibn Shalih al Fauzan pada kitab yang berjudul at-Tauhid karya Ibn Khuzaimah, ia mengatakan: “al Asyairah dan al Maturidiyah adalah murid-murid al Jahmiyah dan Mutazilah serta titisan golongan Mu’atthilah (yang berarti menurut mereka kafir semua).” Doktrin mereka bahwa golongan Asy’ariyah syirik juga disebutkan dalam kurikulum resmi pelajaran “at-Tauhid” tingkat Aliyah kelas 1 karya Shalih al Fauzan terbitan Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Kerajaan Saudi Arabia tahun 1424 H hal.66 dan 67, mereka katakan bahwa Asy’ariyah dan al Maturidiyah syirik. Mereka juga sebutkan bahwa orang-orang musyrik generasi awal adalah kelompok Jahmiyah, Mu’tazilah dan Asyairah.
Salah seorang syekh Wahabiyah yaitu Jasir al Hijazi dalam sebuah kaset rekaman dengan suaranya di sebuah situs internet mengatakan: “Shalahuddin al Ayyubi adalah seorang Asy’ari dalam aqidahnya dan dia sesat.” Dia juga mengatakan: “Sesungguhnya para sultan bani Utsmaniyah, dahulu mereka mengajak manusia untuk menyembah kuburan”. Pengkafiran ini disebabkan karena mereka (dinasti Ustmaniyah) penganut Maturidiyah dan ini berarti pengkafiran juga terhadap Sultan Muhammad al Fatih. Pengkafiran terhadap Sultan Muhammad al Fatih sama saja dengan menentang Rasulullah SAW karena beliau bersabda: “Konstantinopel benar-benar akan tertakhlukkan, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin perang ketika itu dan sebaik-baik tentara adalah tentara tersebut”. (HR. Ahmad) dan yang menaklukkannya adalah Sultan Muhammad al Fatih al Maturidi -semoga Allah meridhoinya
Wahabiyah menganut aqidah tasybih dan tajsim, dalam kitab Majmu’ al Fatawa Ibn Taimiyah mengatakan: “Sesungguhnya Muhammad Rasulullah SAW Tuhannya mendudukkannya di atas “Arsy bersamaNya”.
Ia juga mengatakan: “Sesungguhnya Allah turun dari Arsy akan tetapi Arsy tidak pernah kosong dariNya”.
Ia juga menetapkan sifat duduk bagi Allah ta’ala. Semoga Allah melindungi kita dari aqidah seperti ini, Maha Suci Allah dari yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Sedangkan Ahlussunnah Wal Jama’ah, mereka mensucikan Allah ta’ala dari sifat-sifat makhluk seperti duduk, bersemayam dan bertempat pada satu tempat. Imam Abu Mansur al Baghdadi telah mengutip ijma’ ulama atas kemahasucian Allah ta’ala dari tempat, beliau mengatakan: “Mereka (Ahlussunnah) telah sepakat bahwa Allah tidak diliputi oleh tempat dan tidak berlaku baginya zaman”.
@@nazirwanwan4935 *APAKAH MASIH KURANG JELAS KETERANGAN TSB PERBEDAAN NYA* ...!!!
@@nazirwanwan4935 *APAKAH ANDA INGIN MENGETAHUI AKIDAH AHLI SUNNAH WAL JAMA'AH* ???
imam asy'ari berguru ke imam Syafi'i nya kpn ya tadz?
Kok berguru ke Imam Syafi'i??
Semoga kita tetap dalam ahli Sunnah wal jamaah dan mengamalkannya
👍👍alhamdulillah
Gas terus pak ustad
Mantap... coba ust terangkan bagai mana aqidah imam syafi'i dan bagaimana pula imam abu hasan asyariy? Apakah nenar bemar sama??
Abu Hurairah r.a. berkata : bersabda Rasulullah SAW : Semua ummatku masuk surga kecuali yg menolak. Ditanya : siapakah yg menolak ya Rasulullah..? Jawab Rasulullah SAW : siapa yg ta'at padaku masuk surga dan siapa yg tidak mengikutiku berarti menolak.
(HR. Bukhary)
NB : orang² yg suka buat bid'ah berarti menolak masuk surga.
Alloh bersifat qidam mka mustahil didahului Adam firmn Alloh hual awwalu walahiru Alloh ga ada awal juga ga ada akhir Alloh tiada lapang bginya klo Allo turun aqidah yg salh
Hanafi, serta orang-orang yang utama dari madzhab Hanbali (Fudhala’ al-Hanabilah). Aqidah ini diajarkan di pesantren-pesantren Ahlussunnah di negara kita, Indonesia. Dan al-Hamdulillah, aqidah ini juga diyakini oleh ratusan juta kaum muslimin di seluruh dunia seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, India, Pakistan, Mesir (terutama al-Azhar), negara-negara Syam (Syiria, Yordania, Lebanon dan Palestina), Maroko, Yaman, Irak, Turki, Daghistan, Checnya, Afghanistan dan masih banyak lagi di negara-negara lainnya. Maka wajib bagi kita untuk senantiasa penuh perhatian dan keseriusan dalam mendalami aqidah al- Firqah al-Najiyah yang merupakan aqidah golongan mayoritas.
Karena ilmu aqidah adalah ilmu yang paling mulia, sebab ia menjelaskan pokok atau dasar agama. Abu Hanifah menamakan ilmu ini dengan al-Fiqh al-Akbar. Karenanya, mempelajari ilmu ini harus lebih didahulukan dari mempelajari ilmuilmu lainnya. Setelah cukup mempelajari ilmu ini baru disusul dengan ilmu-ilmu yang lain. Inilah metode yang diikuti para sahabat nabi dan ulama rabbaniyyun dari kalangan salaf maupun khalaf dalam mempelajari agama ini. Tradisi semacam ini sudah ada dari masa Rasulullah, sebagaimana dikatakan sahabat Ibn ‘Umar
Maknanya: “Kami -selagi remaja saat mendekati baligh- bersama Rasulullah mempelajari
iman (tauhid) dan belum mepelajari al-Qur’an. Kemudian kami mempelajari al-Qur’an maka bertambahlah keimanan kami”. (H.R. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh al-Hafidz al-Bushiri).
Ilmu aqidah juga disebut dengan ilmu kalam. Hal tersebut dikarenakan banyaknya golongan yang mengatas namakan Islam justru menentang aqidah Islam yang benar dan banyaknya kalam (adu argumentasi) dari setiap golongan untuk membela aqidah mereka yang sesat.
Tidak semua ilmu kalam itu tercela, sebagaimana dikatakan oleh golongan Musyabbihah (kelompok yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya). Akan tetapi ilmu kalam terbagi menjadi dua bagian: ilmu kalam yang terpuji dan ilmu kalam yang tercela. Ilmu kalam yang kedua inilah yang menyalahi aqidah Islam karena sengaja dikarang dan ditekuni oleh golongan-golongan yang sesat seperti Mu’tazilah, Musyabbihah (golongan yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, sepeti kaum Wahabiyyah) dan ahli bid’ah lainnya. Adapun ilmu kalam yang terpuji ialah ilmu kalam yang dipelajari oleh Ahlussunah untuk membantah golongan yang sesat. Dikatakan terpuji karena pada hakekatnya ilmu kalam Ahlussunnah adalah taqrir dan penyajian prinsip-prinsip aqidah dalam formatnya yang sistematis dan argumentatif; dilengkapi dengan dalil-dalil naqli dan aqli.
Dasar-dasar ilmu kalam ini telah ada di kalangan para sahabat. Di antaranya, sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib dengan argumentasinya yang kuat dapat mengalahkan golongan Khawarij, Mu’tazilah juga dapat membantah empat puluh orang yahudi yang meyakini bahwa Allah adalah jism (benda). Demikian pula sahabat ‘Abdullah ibn Abbas, al-Hasan ibn ‘Ali ibn Abi Thalib dan ‘Abdullah ibn Umar juga membantah kaum Mu’tazilah. Sementara dari kalangan tabi’in; imam al-Hasan al-Bashri, imam al-Hasan ibn Muhamad ibn al-Hanafiyyah; cucu sayyidina Ali ibn Abi Thalib dan khalifah Umar ibn Abdul Aziz juga pernah membantah kaum Mu’tazilah.
Kendal Jateng hadir...
nanya min, kitab yg dibaca ust tersebut judulnya apa?
*Hakikat Mengikuti Salaf Menurut Ulama*
Sesungguhnya mengikuti salaf tidak bisa hanya sebatas pada
makna sederhana kata salaf atau sebagian sikap mereka. Karena
pada dasarnya kalangan salaf secara pribadi tidak pernah
menuntut semua itu. Akan tetapi, mengikuti salaf secara benar
adalah dengan cara kembali merujuk apa-apa yang menjadi
pedoman mereka dalam merumuskan hukum. Mulai dari
kaidah-kaidah dalam penafsiran Al-Qur'an, sunnah, kaidah
dalam berijtihad dan dasar-dasar hukum agama lainnya.
@@nazirwanwan4935 TDK ada seorg Muslim yg BERIMAN MENGIKARI *KEMULIAAN MANHAJ SALAF* !!!
TDK ada keselamatan tanpa mengikuti jalannya para SALAFUSSHOLEH...
*Masalahnya... jalan SALAFUSSHOLEH yg sy yakini TDK SEPERTI yg DIPAHAMI Wahabi* yg cuma nge klaim doang... JUSTRU prakteknya byk.menyelisihi Manhaj Salaf yg mulia itu sendiri...Demikian...!!!
Sok mengaku pengikut salaf coba kamu sebut satu aja nama salafmu dlm masalah tahlilan kematian apa lagi bicara maulid nabi tdk ada salafmu.
Kalian sebenarnya nu sufi termuter.
Salam nu sufi termuter.enak nari2 sufi.enak gila.
@@nazirwanwan4935 Maaf..... keterangan2 Apapun yg keluar dari person yg no kompeten dg sendirinya TERTOLAK !!!
Yg berkompeten mengistimbath hukum Al-Qur'an & SUNNAH itu tentu ULAMA...kita tinggal pilih ikuti ulama siapa...jika ada perkara Ikhtilaf diantara MEREKA,itulah kaidah paling Aman APALAGI jika membahas PERKARA AQIDAH....!!! Semua person silahkan mengklaim AQIDAH Mereka yg sesuai dg AQIDAH RASULULLAH.....
Akal sehat sy memberikan nasehat pada diri yg dhoif ini ikuti saja para ULAMA yg SDH menghabiskan Usia hidupnya dlm ILMU DINUL ISLAM ini... daripada mengikuti keterangan/PENDPT dari org yg memperoleh ILMU hanya lewat kajian seminggu SEKALI itupun gak sampai.2 jam...*SELESAI*
@@nazirwanwan4935 Menurut pengetahuan yg sampai ke anda adakah Ikhtilaf antar Sahabat Rasullullah dlm perkara2 agama yg Mulia semasa RASULULLAH hidup, & bagaimana cara Rasulullah menyelesaikannya...tolong sebutkan contoh perkara tsb ???
@@iwanbudianto5983 ...kamu wahabi bego..kurang ilmu....pemuja dulwahab....pret kampret
Mantaap singa aswaja baru....
Fakta muncul sekte aliran Asyariah maturidiah karena menolak sifat Allah.
Sifat Allah yang mana? 😂
JANGAN TERTIPU JARGON WAHABI
SALAH FIKIR
BUMI KANDUNG PERSAUDARAAN TUNAS MUDA WINONGO .STK .
HADIR MUGI BERKAH .
Ustadz, apakah sifat 20 diyakini juga oleh para sahabat juga imam 4 mahzab?
Afwan...Saya bukan Asy'ari Tetapi Saya Memperluas Wawasan Agar Tidak Sempit....Kata Para Ulama Asy'ari Kita Tidak Membatasi Sifat Allah 20 Tetapi Itu Adalah Sifat Wajib Bagi Allah....Gini Ajalah...Klo Kita Nanya Orang Baru Pertama Kali Ketemu Apanya Yang Kita Tanya....Nama... Tempat Tinggal....Asal....Kabar...Dll Itukan Yang Kita Tanya? Gitu Ya Jadi Saya Ini Atsariyyah Tetapi Saya Coba Memperluas Wawasan Dari Ulama Yang Berbeda Pendapat Dengan Kita.
Mafhum Ustadz?
@@zankarshassan536 maaf ya ustazd, diawal kalimat antum bilang asy'ari, tapi diakhir kalimat kok bilang asyaria?
Apakah yg dimaksud sifat yg wajib bagi Allah? mohon bisa dijelaskan
@@aburatyad5006
WASPADALAH
WAHABI itu SALAH FIKIR aja
Banyak orang yang tersesat karena tidak memiliki ilmu sejarah Islam, banyak orang awam yang ikut Wahabi salafi berpendapat bahwa mereka satu satu nya ulama salaf seperti zaman rasulullah Saw dan para sahabat ,
Ciri ciri salafi wahabi:
1. Tidak memuja muja kuburan apalagi sampai mencium batu nisan
2. Tidak sesajenan terhadap roh roh leluhur
3. Tidak menjadikan orang gila sebagai wali
4. Tidak ikut natalan di gereja
5. Tidak bejoged2 ketika berselawat dan berzikir
6. Mencukupkan diri beribadah dgn dalil
7. Tidak berinovasi dalam beribadah
8. Ketika ada hajatan, tamu laki2 dan perempuan dipisah
9. Kajiannya ilmiyah, selalu di barengi dengan dalil al quran hadis dan pendapat para ulama
Ente yakin dengan yg ente sampaikan ini yakin benarnya dan yakin ente Istiqomah dan tolong keluarkan Dalil yg menguatkan atau dalil yg soheh tg berhubungan dengan poin2 yg ente sampaikan
*Menyingkap Tipu Daya dan Fitnah Keji Salafi Wahabi*
Sudah diketahui secara luas, bahwa kaum Salafi & Wahabi ini mengaku sebagai “pengikut ulama salaf”. Dengan modal pengakuan itu, ditambah lagi dengan banyak menyebut rujukan kitab-kitab atau perkataan para ulama salaf, mereka berhasil meyakinkan banyak kalangan awam bahwa mereka benar-benar “salafi” dan ajaran Islam yang mereka sampaikan adalah ajaran yang murni yang tidak terkontaminasi oleh bid’ah.
Tahukah anda, bahwa itu semua hanya sebatas pengakuan yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Mereka tidak benar-benar mengikuti para ulama salaf, bahkan mereka sungguh tidak sejalan dengan para ulama salaf. Mengapa begitu, apa buktinya?
Jawabannya, karena kaum Salafi & Wahabi ini tidak menjadikan seluruh ajaran ulama salaf atau pendapat-pendapat mereka sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan beragama, tetapi yang mereka lakukan sebenarnya adalah memilih-milih (mensortir/menyeleksi) pendapat para ulama salaf yang sejalan dengan faham Salafi & Wahabi. Lalu hasil seleksi (sortiran) itu kemudian mereka kumpulkan dalam bentuk tulisan-tulisan yang menghiasi fatwa-fatwa mereka tentang bid’ah. Kemasan seperti ini berhasil menipu banyak orang, padahal fatwa-fatwa atau sikap beragama mereka banyak yang bertentangan dengan para ulama salaf. Contohnya:
a. Kaum Salafi & Wahabi yang mengaku beribadah selalu berasarkan sunnah Rasulullah Saw. sepertinya tidak suka memakai ‘imamah (sorban yang dililit di kepala), padahal itu adalah sunnah Rasulullah Saw. yang dikerjakan oleh para ulama salaf, seperti Imam Malik bin Anas (lihat Ad-Dibaj al-Madzhab, Ibrahim al-Ya’muri, juz 1, hal. 19).
b. Kaum Salafi & Wahabi menganggap bahwa membaca al-Qur’an di kuburan adalah bid’ah dan haram hukumnya, sementara Imam Syafi’I & Imam Ahmad menyatakan boleh dan bermanfaat bagi si mayit (lihat Fiqh as-Sunnah, Sayyid Sabiq, juz 1, hal. 472). Bahkan Ibnul-Qayyim (rujukan Kaum Salafi) menyatakan bahwa sejumlah ulama salaf berwasiat untuk dibacakan al-Qur’an di kuburan mereka (lihat Ar-Ruh, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, hal. 33).
c. Kaum Salafi & Wahabi berpendapat bahwa bertawassul dengan orang yang sudah meninggal seperti Rasulullah Saw. atau para wali adalah bid’ah yang tentunya diharamkan, padahal para ulama salaf (seperti: Sufyan bin ‘Uyainah, Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Thabrani, dan lain-lainnya) bukan duma membolehkannya, bahkan mereka juga melakukannya dan menganjurkannya (lihat Membongkar Kebohongan Buku “Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat & Zikir Syirik”, Tim PCNU Jember, hal. 37-54).
d. Kaum Salafi & Wahabi tidak mau menerima pembagian bid’ah menjadi dua (sayyi’ah/madzmumah & hasanah/mahmudah) karena menurut mereka setiap bid’ah adalah kesesatan, padahal Imam Syafi’I (ulama salaf) telah menyatakan pembagian itu dengan jelas, dan pendapatnya ini disetujui oleh mayoritas ulama setelah beliau.
e. Kaum Salafi & Wahabi seperti sangat alergi dengan hadis-hadis dha’if (lemah), apalagi yang dijadikan dasar untuk mengamalkan suatu amalan yang mereka anggap bid’ah, padahal ulama salaf seperti Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Mahdi menganggap hadis-hadis dha’if sebagai hujjah dalam hukum. sedangkan para ulama hadis telah menyetujui penggunaan hadis-hadis dha’if untuk kepentingan fadha’il a’mal (keutamaan amal). (Lihat al-Ba’its al-Hatsis, Ahmad Muhammad Syakir, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut, hal. 85-86).
f. Para ulama salaf tidak pernah mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. atau yang lainnya sebagaimana yang difatwakan kaum Salafi & Wahabi sebagai bid’ah tanpa dalil terperinci.
WAHABI itu SALAH FIKIR
Waspadalah kita
Ternyata ahli bid'ah pun teriak bid'ah jg ya.
sama. Mereka pun berbeda pendapat di dalam banyak perkara
furu'hingga bermuara pada hukum yang bersifat amali,
maupun masalah akidah yang bersifat cabang. Dan dampaknya
masih kita temui sampai masa sekarang dalam perselisihan
antar mazhab.
Bercermin dari itu, tidaklah benar bila ada yang mengatakan
bahwa hukum masalah furu'iiyah yang benar itu adalah
pendapat kalangan salaf. Sebab, pendapat seperti itu
berimplikasi memunculkan dua asumsi berikutnya:
Pertama, adanya anggapan bahwa kalangan salaf mempunyai
mazhab fikih yang sudah-disepakati bersama. Ini opini yang
salah.
Kedua, pendapat di atas juga bermakna bahwa sesungguhnya
mazhab salaf ini bukan seperti yang disampaikan oleh para
imam mazhab fikih dari guru mereka yang masih dari
kalangan tabi'in.Itu juga jelas keliru. Yang benar adalah,
mazhab-mazhab fikih yang dikembangkan oleh para imam
mazhab merupakan hasil transfer dari pendapat para salaf, dari
mazhab itu juga merupakan wadah untuk mengembangkan
pendapat-pendapat ulama fikih yang lain. Seperti halnya
bacaan yan g mut aw atir di dalam Al-Qur' an menjadi cara untuk
menyampaikan Kitabullah, begitu pula sanad di dalam hadits
merupakan jalan untuk mentransfer atau menyampaikan
hadits Nabi. Mazhab-mazhab fikih pun merupakan jalan
untuk mentransfer pendapat-pendapat dan aliran-aliran fikih
semenjak zaman para sahabat dulu.
Wahai manusia kita yakini sja Alloh bersifat wujud artinya ada mka mustahil tiada dalilnya firmn Alloh allohulladzi kholakossamawati wal aur
Dimana ini min?
Masjid Nurul Fajar Jl. Melur Pekanbaru
Oleh kerena itu, tidaklah bisa dibenarkan apabila ada orang
mengatakan: "Ini adalah pendapat salaf kecuali bila pendapat
itu telah disepakati oleh mereka(salaf) semua. Tapi perlu dicatat
bahwa jumlah pendapat yang disepakati oleh semua salaf itu
itu sangat sedikit..!!!
Tanya Min.. Siapa nama ustadz yg ceramah ini...?
Ust. Alnofiandri Dinar, Lc., MA. (Ketua yayasan Tabung wakaf umat yg didirikan Ust. Abdul somad)
*MENJAWAB DA'WAH KAUM WAHABI*
Umat Islam di seantero dunia dewasa ini kian gencar
digelinding oleh paham-paham baru ke islaman yang
sangat meresahkan, tidak terkecuali di Indonesia. Wabah
takfir (pengkafiran), tasyriik (pemusyrikan) maupun Mubtabdii
(pembid'ahan) adalah salah satu jenis paham menggeliat bak
jamur di musim hujan. Bergulir bagaikan bola liar. 'Disepak
dan dihantam' ke segala arah, akibatnya menimbulkan
'prahara'baru di tengah masyarakat. Fenomena ini tidak
hanya mengeroposi bingkai-bingkai ukhuwwah, namun telah melabrak tonggak-tonggak agama yang telah menjadi
konsensus ulama dan umat.
Doktrin gerakan yang menyebut diri sebagai "Salafi"
ini, atau yang oleh kalangan di luar mereka dikenal dengan
"Wahabi", dan mengaku sebagai satu satunya pewaris manhaj
dan ajaran salafus saleh ini membuat pengusungnya kian
berada di atas angin, sehingga dengan enteng menghina
dan melecehkan orang-orang yang tidak sependapat dengan
mereka. Tidak hanya itu, mereka juga menganggap bahwa
hanya kelompok mereka-lah yang memiliki otoritas untuk
penafsiran Al-Quran dan Sunnah.
Kemajuan teknologi informasi dan perkembangan pesat
media dewasa ini membuat banyak fatwa'mentah' begitu
mudah tersebar ke tengah masyarakat. Apalagi kaum radikal
ini juga punya akses kuat ke berbagai media eletronik dan cetak
untuk menyebarluaskan fatwa "sekejap mata" versi mereka.
Dampaknya, tercipta lah faudha' al-fataawa (kekacauan fatwa)
di tengah masyarakat.
Ironisnya lagi, mayoritas mereka yang ditunjuk sebagai
narasumber adalah orang-orang yang kurang memiliki
kapasitas unfuk berfatwa" maupun menerapkan hukum syariah
di lingkungan kaum muslimin. Jika seorangMuslim menelaah
hakikat, syarat dan adab-adab berfatwa yang harus dimiliki
seorang mufti, maka ia akan mengetahui betapa jauhnya para
narasumber itu dari keahlian dalam berfatwa. Bagaimana
timpang-tindihnya fatwa di tengah masyarakat dewasa ini,
semua dipaparkan dengan jelas dalam buku ini.
Kaum ekstrem berpegang teguh dengan beberapa masalah
furu'iyyah (cabang) yang sebenarnya tidak bisa menjadi
standaritas untuk melabeli umat. Akan tetapi, mereka menilai
masalah itu memiliki rumusan hukum yang qath'i (pasti) dan
tidak ada pertentangan sedikitpun di dalamnya. Orang yang
mengemukakan pendapat bertentangan dengan mereka, akan
divonis sebagai menyimpang, tidak taat dan meremehkan
urusan agama. Bahkan diklaim sebagai ingkar sunnah. Mereka
menyibukkan kaum muslimin dengan berbagai permasalahan
tersebut.
Implikasi nyatanya ketika melihat ada yang menengadahkan
tangan berdoa, maka mereka akan menghardiknya dan
menyebut perbuatan itu bid'ah. Alasannya Rasulullah saw.
tidak pernah melakukannya. Begitu pula, ketika ada yang
mengajak mereka bersalaman sehabis shalat, mereka akan
berkata bahwa perbuatan itu tak pemah dilakukan Rasulullah
saw.. Pertanyaannya, apakah benar perbuatan yang tidak
dilakukan Rasulullah saw. itu termasuk bid'ah dan sesat?
Semuanya akan terkuak jelas dalam buku yang ada di tangan
Anda ini.
Kalangan ekstrem ini tak ubahnya Khawarij, yang
menganggap selain mereka adalah sesat. Mereka dengan
mudah mengharamkan segala sesuatu yang tidak sesuai
dengan'titah' kelompoknya. Mereka mengharamkan tawasul;
mengharamkan shalat di masjid yang ada kuburannya;
mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw;
mengharamkan ziarah kubur; mereka menuduh syirik setiap
orang yang mencoba bertabarruk dengan orang-orang saleh, dan masih banyak lagi keanehan yang mereka gulirkan. Semua
terkuak jelas dan ilmiah melalui buku ini.
Tidak kalah miris, dan membuat hati setiap muslim tersayat-
sayat adalah mereka mengklaim kedua orangtua Rasulullah
sebagai ahli neraka di Hari Kiamat kelak. Sekalipun tidak ada
dalil yang dapat menguatkan argumentasi ini, namun mereka
bersikukuh dengan pandangan tersebut. jika saja masalah ini
kita kolerasikan dengan permasalahan-permasalahan negatif
buruk lainnya, niscaya kita merasakan bahwa kedudukan
Nabi saw. di hati mereka tidak seperti yang diharapkan. Dan
kecintaan mereka terhadap Nabi saw. tidak benar-benar tulus
bahkan patut diragukan.
Di sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa cinta itu tidak
akan meningkatkan rasa sakit kepada orang yang dicintai.
Dan tidak diragukan pula bahwa mengatakan sesuatu yang
buruk mengenai kedua orang tua Rasulullah saw. itu jelas
akan menyakiti hati beliau. Sementara Allah swt. telah jelas
dengan firman-Nya,
"Dan Kami tidak akan mengazab sebelum
Kami mengutus seorang rasul." (al-'Israa': 15)
Terlepas dari perdebatan di atas, seharusnya kita sebagai
umat Islam berharap semoga kedua orang tua Rasulullah saw.
dapat selamat dari siksaan Allah swt., bahkan semua nenek
moyangnya. Semoga Allah Ta'ala memberikan kita rezeki
kecintaan kepada Rasulullah saw., dan dapat mengetahui
betapa penting kedudukan beliau.
Bagaimanapun kerasnya kaum radikal dan ekstremnya
gerakan mereka, ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw. tetaplah agama yang benar dan rahmat bagi
sekalian alam. Sesuai firman-Nya, "Dan tidaklah Kami mengutus
kamu (wahai Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. " (al-Anbiya a' : 107)
Semoga buku yang ditulis oleh Prof. DR. Ali ]um'ah ini
dapat mencerahkan semua pihak, dan memberikan kesadaran
khusus bagi kalangan ekstrem dalam menyamai benih-benih
dakwah.💎🙏
MasyaAllah👍
@@nazirwanwan4935 yg anda butuhkan jawaban sesungguhnya pendpt para ulama yg SDH SDH Masyhur ? Apakah pendpt pribadi sy ???
@@nazirwanwan4935 1. Soal AQIDAH SDH sangat jelas dg keterangan yg SDH sy posting
2. Soal apa itu MANHAJ & MADZHAB...apakah anda ingin jawaban apa adanya, yg seperempat, yg separoh atau kah yg full.....???
@@nazirwanwan4935 hati hati bro membahas PERKARA AQIDAH....lebih aman & selamat mengikuti Rumusan yg SDH Masyhur saja...yaitu AQIDAH Ahlusunah Wal Jama'ah...yaitu AQIDAH Asy'ari/Maruridi atau AQIDAH Athohawi...jgn anda membuat BID'AH dlm perkara AQIDAH....TDK ada.keselamatan didunia & Akhirat jika anda TDK.berpegang pada AQIDAH tsb...
WAHABI salah fikir.. hati2
Al-Jama’ah dalam hadits ini tidak boleh diartikan dengan orang yang selalu menjalankan shalat dengan berjama’ah, jama’ah masjid tertentu atau dengan arti ulama hadits, karena tidak sesuai dengan konteks pembicaraan hadits ini sendiri dan bertentangan dengan hadits-hadits lain. Konteks pembicaraan hadits ini jelas mengisyaratkan bahwa yang dimaksud al-Jama’ah adalah mayoritas umat Muhammad dari sisi kuantitas.
Penafsiran ini diperkuat juga oleh hadits yang kita tulis di awal pembahasan. Yaitu hadits riwayat Abu Dawud yang merupakan hadits Shahih Masyhur, diriwayatkan oleh lebih dari 10 orang sahabat. Hadits ini memberi kesaksian akan kebenaran mayoritas umat Muhammad bukan kebenaran firqah-firqah yang menyempal. Jumlah pengikut firqah-firqah yang menyempal ini, dibanding pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah sangatlah sedikit.
Selanjutnya di kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah dikenal istilah “ulama salaf”. Mereka adalah orang-orang yang terbaik dari kalangan Ahlusssunnah Wal Jama’ah yang hidup pada 3 abad pertama hijriyah sebagaimana sabda nabi:
Maknanya: “Sebaik-baik abad adalah abadku kemudian abad setelah mereka kemudian abad setelah mereka”. (H.R. Tirmidzi)
Pada masa ulama salaf ini, di sekitar tahun 260 H, mulai menyebar bid’ah Mu’tazilah, Khawarij, Musyabbihah dan lainnya dari kelompok-kelompok yang membuat faham baru. Kemudian dua imam agung; Abu al-Hasan al-Asy’ari (W. 324 H) dan Abu Manshur al-Maturidi (W. 333 H) -semoga Allah meridlai keduanya- dating dengan menjelaskan aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang diyakini para sahabat nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka, dengan mengemukakan dalil-dalil naqli (nash-nash al-Quran dan Hadits) dan dalil-dalil aqli (argumen rasional) disertai dengan bantahan-bantahan terhadap syubhat-syubhat (sesuatu yang dilontarkan untuk mengaburkan hal yang sebenarnya) Mu’tazilah, Musyabbihah, Khawarij tersebut di atas dan ahli bid’ah lainnya. Sehingga Ahlussunnah dinisbatkan kepada keduanya. Mereka; Ahlussunnah Wal Jamaah akhirnya dikenal dengan nama al-Asy’ariyyun (para pengikut imam Abu al-Hasan Asy’ari) dan al-Maturidiyyun (para pengikut imam Abu Manshur al-Maturidi). Hal ini tidak menafikan bahwa mereka adalah satu golongan yaitu al-Jama’ah. Karena sebenarnya jalan yang ditempuh oleh al-Asy’ari dan al-Maturidi dalam pokok aqidah adalah sama dan satu.
Adapun perbedaan yang terjadi di antara keduanya hanya pada sebagian masalah-masalah furu’ (cabang) aqidah. Hal tersebut tidak menjadikan keduanya saling menghujat atau saling menyesatkan, serta tidak menjadikan keduanya lepas dari ikatan golongan yang selamat (al-Firqah al-Najiyah). Perbedaan antara al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah ini adalah seperti halnya perselisihan yang terjadi antara para sahabat nabi, perihal apakah Rasulullah melihat Allah pada saat Mi’raj?. Sebagian sahabat, seperti ‘Aisyah dan Ibn Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah r tidak melihat Tuhannya pada waktu Mi’raj. Sedangkan Abdullah ibn ‘Abbas mengatakan bahwa Rasulullah r melihat Allah dengan hatinya. Allah memberi kemampuan melihat kepada hati Nabi Muhammad r sehingga dapat melihat Allah. Namun demikian al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah ini tetap sepaham dan sehaluan dalam dasar-dasar aqidah. Al-Hafizh Murtadla az-Zabidi (W. 1205 H) mengatakan:
“Jika dikatakan Ahlussunnah wal Jama’ah, maka yang dimaksud adalah al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah “. (al-Ithaf, juz 2 hlm 6)
Jadi aqidah yang benar dan diyakini oleh para ulama salaf yang shalih adalah aqidah yang diyakini oleh al-Asy’ariyyah dan al-Maturidiyyah. Karena sebenarnya keduanya hanyalah meringkas dan menjelaskan aqidah yang diyakini oleh para nabi dan rasul serta para sahabat. Aqidah Ahlusssunnah adalah aqidah yang diyakini oleh ratusan juta umat Islam, mereka adalah para pengikut madzhab Syafi’i, Maliki,
@@nazirwanwan4935 SUMBER & rujukannya jelas dikatakan TDK ILMIAH, trus yg ilmiah itu seperti apa Bro...
@@abahtaswa151 wawasan anda... Luas kalau boleh tau anda org mana.? Nanti bisa nanya2 🙏
@@odintks7809 Maaf sdr ku sy domisili di Balikpapan, sy bukan lah org ber ilmu, namun sy sedikit di anugerahkan Allah pemahaman ttg Dinul Islam ini...jika anda nanya dalil dg sy maka anda akan salah alamat,namun jika anda mau berdiskusi dg sy perihal pemahaman Agama sebatas yg sy ketahui silahkan kita bersilaturahmi 🙏🙏🙏
@@abahtaswa151 saya tidak tahu dalil... 🤭 apa yg di tanyakan... Saya cuma lihat wawasan anda dalam pengetahuan ttg dinul islam..!!!
@@odintks7809 Maaf sdrku keterangan tsb hanya copas sy ambil dari sumber yg Valid dari Ulama yg bisa dipertanggung jawabkan di akhirat kelak menurut keyakinan pribadi sy...
Sy ingat pesan UAS mengambil.ilmu mesti hanya copas asal sumber jelas & bisa dipertanggung jawabkan jauh lebih *AMAN & SELAMAT* daripada keluar dari karangan sendiri meskipun terlihat rangkaian kata-kata nya terlihat indah & cerdas itu justru membahayakan bagi dia apalagi bagi org lain...
Kebenaran yang paling benar, lurus, tepat, diterima dan diredhoi oleh Allah & Rasulnya dalah berpegang dengan Quran & Hadis sesuai, seiring, selari pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin inilah manhaj salaf atau metode genarasi solafussoleh.
Semua orang mengaku islam mestilah bermetode seperti diatas kerana inilah metode yang diperakui oleh Allah & rasulnya.
Pakar dan hafal Al Quran serta Hadis seandainya tidak sesuai pahaman solafussoleh sesrta khulafaurasihidin maka tidak diterima Allah alias sesat sudah pasti tempatnya dineraka.
Tidak ada salafi wahabi atau salafi saja atau wahabi. Semua orang islam adalah bermanhaj salaf. Setiap orang islam boleh memakai atau membuang atau menukar2 baju ormas tetapi tidak boleh metode beragama selain dari sesuai pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin. Salafi adalah semua orang islam yang beriman dan bertakwa bukan milik individu, kemompok, ormas atau negara tertentu.
Menolak islam sesuai, selari, seiring pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin ertinya munafiq dan kafir. Tidak ada manusia yang betul sepenuhnya, maksum dan bebas dari kesalahan apa tah lagi dari genarasi kholaf. Perbandingkan kebenaran melalui pelbagai jenis pendakwah. Jangan taksub dengan hanya ustad2 atau kelompok2 atau ormas2 tertentu. Kebenaran tidak ditentutkan oleh tokoh2, kelompok atau ormas2 tertentu.
Jadilah kita umat yang mengajak semua orang islam berpegang dengan Quran & Hadis sesuai, seiring, selari pahaman solafussoleh serta khulafaurasihidin kerana inilah metode beragama paling benar, akurat diredhoi oleh Allah & rasulnya.
*AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH: GOLONGAN YANG SELAMAT*
(al Firqah an-Najiyah)
Maknanya: “…dan sesungguhnya ummat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 di
antaranya di neraka dan hanya satu yang di surga yaitu al-Jama’ah”. (H.R. Abu Dawud)
Akal adalah syahid (saksi dan bukti) akan kebenaran syara’. Inilah sebenarnya yang dilakukan oleh ulama tauhid atau ulama al-kalam (teologi). Yang mereka lakukan adalah taufiq (pemaduan) antara kebenaran syara’ dengan kebenaran akal, mengikuti jejak nabi Ibrahim -seperti dikisahkan al-Quran- ketika membantah raja Namrud dan kaumnya, di mana beliau menundukkan mereka dengan dalil akal. Fungsi akal dalam agama adalah sebagai saksi bagi kebenaran syara’ bukan sebagai peletak dasar bagi agama itu sendiri. Berbeda dengan para filosof yang berbicara tentang Allah, malaikat dan banyak hal lainnya yang hanya berdasarkan penalaran akal semata. Mereka menjadikan akal sebagai dasar agama tanpa memandang ajaran yang dibawa para nabi.
Tuduhan kaum Musyabbihah; kaum yang sama sekali tidak memfungsikan akal dalam agama, terhadap Ahlussunnah sebagai ’Aqlaniyyun (kaum yang hanya mengutamakan akal) atau sebagai kaum Mu’tazilah atau Afrakh al-Mu’tazilah (anak bibitan kaum Mu’tazilah) dengan alasan karena lebih mengedepankan akal, adalah tuduhan yang salah alamat. Ini tidak ubahnya seperti seperti kata pepatah arab “Qabihul Kalam Silahulliam” (kata-kata yang jelek adalah senjata para pengecut). Secara singkat namun komprehensif, kita ketengahkan bahasan tentang Ahlissunnah sebagai al-Firqah an-Najiyah (golongan yang selamat), asal-usulnya, dasar-dasar ajaran dan sistematikanya.
PEMBAHASAN
Sejarah mencatat bahwa di kalangan umat Islam dari mulai abad-abad permulaan (mulai dari masa khalifah sayyidina Ali ibn Abi Thalib) sampai sekarang terdapat banyak firqah (golongan) dalam masalah aqidah yang faham satu dengan lainnya sangat berbeda bahkan saling bertentangan. Ini fakta yang tak dapat dibantah. Bahkan dengan tegas dan gamblang Rasulullah telah menjelaskan bahwa umatnya akan pecah menjadi 73 golongan. Semua ini tentunya dengan kehendak Allah dengan berbagai hikmah tersendiri, walaupun tidak kita ketahui secara pasti. Dia-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Namun Rasulullah juga telah menjelaskan jalan selamat yang harus kita
tempuh agar tidak terjerumus dalam kesesatan. Yaitu dengan mengikuti apa yang diyakini oleh al-Jama’ah; mayoritas umat Islam. Karena Allah telah menjanjikan kepada Rasul-Nya, Muhammad , bahwa umatnya tidak akan tersesat selama mereka berpegang teguh kepada apa yang disepakati oleh kebanyakan mereka. Allah tidak akan menyatukan mereka dalam kesesatan. Kesesatan akan menimpa mereka yang menyempal dan memisahkan diri dari keyakinan mayoritas. Mayoritas umat Muhammad dari dulu sampai sekarang adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Mereka adalah para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam Ushul al-I’tiqad (dasar-dasar aqidah); yaitu Ushul al-Iman al-Sittah (dasar-dasar iman yang enam) yang disabdakan Rasulullah dalam hadits Jibril:
Maknanya: “Iman adalah engkau mempercayai Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir serta Qadar (ketentuan Allah); yang baik maupun buruk”.(H.R. al Bukhari dan Muslim)
Perihal al-Jama’ah dan pengertiannya sebagai mayoritas umat Muhammad yang tidak lain adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya :
Maknanya: “Aku berwasiat kepada kalian untuk mengikuti sahabat-sahabatku, kemudian -mengikuti- orang-orang yang datang setelah mereka, kemudian mengikuti yang dating setelah mereka“. Dan termasuk rangkaian hadits ini: “Tetaplah bersama al-Jama’ah dan jauhi perpecahan karena syaitan akan menyertai orang yang sendiri. Dia (syaitan) dari dua orang akan lebih jauh, maka barang siapa menginginkan tempat lapang di surga hendaklah ia berpegang teguh pada (keyakinan) al-Jama’ah”. (H.R. at-Turmudzi, ia berkata hadits ini Hasan Shahih juga hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim).
Teori asalnya Allah itu harus statis.. seperti kata aristoteles.. itulah kalo teologi ketuhanan diambil dari ilmu filsafat.. bukan yang dikabarkan sesuai dengan Al Qur'an..
Berasa guru sekolah saya di aliyah dulu
Jadi jelaslah sebenarnya siapa yg ahlus sunnah dan siapa yg bukan ahlussunnah, yaitu dari cara2 kaifiat beribadah nya dan juga akidah nya, jelas sangat jelaa sekali.
Maju terus pejuang aswaja
Nanti ajaran Islam di zaman almahdi kembali ke ajaran rosulullah yg murni termasuk di Mekkah dan Madinah sekarang berarti sekarang bukan yg murni
setelah masa mereka berbeda pendapat dr bawah. naungan
manhaj yang sama. Selama perbedaan pendapat itu tidak
menggerus kesatuan Islam terpecah menjadi dua kubu: taat dan
menyimpang. Adapun perbedaan pendapat generasi setelah
masa salafus saleh tidak bisa mempengaruhi kesatuan Islam
mereka, dan tidak pula menggiring mereka terpecah menjadi
dua bagian salafi dan ahlul bid'ah.
Kalangan salaf sendiri tidak pernah menjadikan makna
kata as-salafiah secata khusus sebagai identitas kelompok
atau pemikiran tertentu untuk membedakan mereka dari
kaum muslimin yang lain. Mereka juga tidak meletakkan
sesuatu mengenai akidah, akhlak dan budi pekerti mereka
dalam rel jamaah Islam atau seseorang yang memiliki filosofi
atau identitas pemikiran tertentu. Akan tetapi, di antara
mereka (salaf)dan orang yang kita katakan dengan sebutan
Salafi telah terbangun hubungan yang produktif, khususnya
dalam pertukaran pemahaman. Selain itu, mereka juga
saling mengambil dan memberi di bawah metode yang telah
disepakati bersama dan dijadikan sebagai pedoman hukum.
Tidak pernah terbesit di benak kalangan salaf maupun
pengikut mereka untuk membangun tembok pemisah di
tengah kaum muslimin melalui kelompok tertentu, agar terlihat
sebagai golongan eksklusif. Tidak pula membagi generasi Islam
menjadi dua bagian dengan varian dan warnanya masing-
masing sesuai pemikiran, pemahaman dan pandangan mereka.
Begitu pula dalam masalah furu'iyyah (cabang agama),
kalangan salaf tidaklaih berada dalam satu pemahaman yang
asya'ary adalah ahlul bida'ah menurut imam Abu Ya'la (380-485H) dalam kitab al i'tiqod.
Muslim di setiap masa wajib kembali kepada semua itu. Dalam
artian, semangat itu tidak hanya terbatas pada kalangan salaf,
namun khalaf juga mempunyai kewajiban yang sama.
Dalam kontek ini salaf TDK dapat dikatakan lebih istimewa
daripada khalaf, kecuali keistimewaan mereka sebagai orang
pertama yang konsen terhadap kaidah-kaidah tersebut. Mereka
juga berpandangan jauh ke depan, dan menyadari pentingnya
kaidah itu bagi umat setelah mereka (utk memahami agama
ini). Berangkat dari itulah, mereka akhimya fokus menulis dan'
membukukannya.
Dengan demikian, as-salafiah yang sebenarnya berarti !
kekonsistenan (pengikutnya) dalam mengambil manhaj salaf
ketika berinteraksi dengan AlQur'an dan as-Sunnah. Inilah
manhaj yang telah mendarah daging dan tercermin pada
perilaku salafus saleh dahulu. Oleh karena itu, setiap orang yang
konsisten berpegang dengan manhaj ini, ia akan masuk dalam
kesatuan yang diberi gelar Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sekalipun
ia hidup di akhir usia dunia. Sebaliknya orang yang tidak mau
beramal sesuai dengan manhaj ini, maka ia akan keluar dari
kesatuan ini, meskipun ia hidup di masa-masa awal Islam.
Salafiyah tiada lain adalah gelar atau bentuk umum bagi
seluruh kaum muslimin. Maksudnya untuk setiap orang
yang mencontoh perilaku, mengambil ilmu mereka (salaf)
dan berusaha mempraktekkannya secara benar. Berangkat
dari itu, maka boleh-boleh saja bagi yang mengikuti manhaj
salaf berselisih pendapat, selama dalam naungan yang satu.
Dengan alasan itu pula adalah wajar bila ada seseorang
Alhamdulillah pencerahanya tadz, wahabi salapi biar taubat dan paham krn kelompok ini yg mengaku2 pengikut salaf tapi faktanya malah menyalahinya...Wahabi salafi pengikut muhammad bin abdul wahab yg lahir di abad 19 Masehi alias orang kemarin lahir termasuk utsaimin, bin baz, abani di INDONESIA Abdul qodir mawas, badrusalam, khalid basalamah, syafiq basalamah, ustadz abdat, abdullah zaen, ustadz bajri dll...itulah ustadz2 salapi wahabi kelompok khowarij gaya baru
@@muhammadsidiq6066 Alhamdulillah, itu hanya keterangan dari Syaikh Ali Jum'ah yg SY copas sdrku...maaf menurut pendapat saya copas dari keterangan/pendapat ulama *JAUH LEBIH AMAN & SELAMAT* dari pada ocehan kata kata sendiri yg dirangkai sedemikian rupa agar terlihat cerdas namun sejatinya *JAHIL* !!!
@@abahtaswa151
WAHABI SALAH FIKIR
TRI TAUHID bukan ajaran ulama salaf.
Wahabi hanya ngaku2 aja ikut ulama salaf.
Waspadalah
Ustad gagal paham,termasuk pirkah yg disebut kan
Yg suka mauludan yg suka tahlilan yg suka dzikir teriak2 berjamaah, yg melafalkan ushali dgn jahar itu kan org2 asy'ariah bukan?????
Kelompok sebelah pasti kepanasan 🤣
RENUNGKAN DENGAN KECERDASAN.
Akidah Abul Hasan Al-Asy'ariy sama dengan akidah para Sahabat dan mengambil dari Nabi saw.
Kelompok Khawarij sekarang mempertanyakan berbagai masalah agama yang sudah dijelaskan oleh para ulama yang otoritatif.
Khawarij memiliki sejarah hitam sewaktu Nabi membagikan ghanimah, ada seorang khawarij protes dengan kurang ajar berkata "Ya Muhammad, berbuat adillah Engkau".
Saudaraku kaum muslim. Peruatan orang tsb.diatas bisa mendatangkan kutukan.
Coba dipikirkan. Begitu beraninya dan kurang ajarnya orang tsb. diatas kepada Nabinya. Saw.
Nabi saw yang sudah diberi kepercayaan oleh Allah swt, diprotes dengan bahasa kurang ajar.
Jamaah kaum wahabi janganlah menutup mata menutup telinga belajar yg benar jangan kebawa arus jangan membidah bidahkan orang islam yg lain sekali lagi ilmu alloh itu luas dalil dalil udah jelas quran dan hadis ijma ulama qias dll apa lagi ...broooo
Jadi pak ustad,Wahabi,persis, Muhammadiyah dan Al Irsyad golongan yang tidak mengikuti Sunnah ? Apakah hanya NU yang ahlussunnah ? Kalau iya,pantas NU mengklaim bahwa orang NU pasti masuk surga,cukup beli kalender NU,hanya lewat di ponpes NU dan yang paling hebat menurut SAS,kalau ditanya malaikat man rabbuka maka jawab , kami pengikut KH Hasyim Asy'ari dan kita ( orang NU ) akan aman...dan yang terakhir,apa aqidah Rasulullah dan para sahabat beliau ? Apakah ngikut imam Al Asy'ari? Kami orang Muhammadiyah hanya ngikut aqidah Rasulullah salallahualaihi wasalam.
Mantap Gan, Akidah langsung kepada Rasulullah 👍
Terkait Pertanyaan Saudara, Coba Cek Video Terbaru terkait dengan 73 Golongan, Mana bagian yang masuk surga dan Masuk Neraka, disitu dijelaskan oleh beliau. Semoga semakin Faham 🤲
Komen dan pertanyaan mu menunjukan kwalitasmu kawan...😁. belajar lg lbh bnyk y..🤭😂😂
Wahabi salah fikir.
Otak Wahabi gemar menuduh sesat.
Waspadalah
Tapi sekarang kenyataa nya terbalik 180 derjat, yaitu yg mengaku ahlussunnah waljamaah yg suka tahlilan, mauludan ,dzikir berjamaah, melafalkan ushali dgn jahar dst dst, apakah ini gak terbalik pak ustadz??????.
Ente belajar lagi deh pak, pertanyaan ente terlalu rendah, pertanyaan anak SD
@@mastumba783 alhamdulillah, ana sdh belajar agama dari kecil mungkin ente blm lahir ana sdh belajar, dari mulai nu muhammadiyah, jamaatablig, asyairoh ana sdh jajaki semua itu
Wkwkkwk....umur brp mas?..
@@mamangrabgancit7798
JANGAN TERTIPU JARGON WAHABI
CEK DAN PELAJARI SEMUA FATWA2 MULUT PEGAWAI WAHABI
JANGAN TERTIPU JARGON JARGON
Wawasan hanya bid'ah karena Salah Fikir
SETAHU SAYA dalil andalan wahabi
Cek semua fatwa2 dari mulut PEGAWAI WAHABI.. byk saling bertabrakan
Wahabi cuma sebatas JARGON 😊
Sifat 20 adalah aqidah imam al as'ari ketika masih di fase ke 2 / mu'tazilah..
Imam al as'ari sdh bertaubat pada fase ke 3 ikut aqidah imam ahmad bin hambal/ salafussoleh..
Jejak pertaubatsnya ada dlm kitab:
1 . Al ibanah
2 . Al muqollatul Islamiuyi
Dan masih ada kitab lain yaknii al saghr..
Ahli bid'ah ya org yg mengadakan ibadah baru yg rosul ydk contohkan..
Siapa.. Aswaja kw.. Yg ada syi'ah liberal, hasanadiqoh dll.
💙💙💙💙💙💙💙
Saya heran kenapa WAHABI semakin di fitnah semakin banyak yg hijrah sehingga begitu di minati pondok2 pesantren yg ada di Riau - Padang 😂😂😂
Dulu aku pernah mendengar belajar bahasa ingris haram.memakai topi haram
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh Bismillah. Alhamdulillah. Semangat imam ashari hampir sama dengan semangat muhammad bin abdul wahab. Memurnikan islam seperti pemahaman sahabat. Hanya beda penguasa zaman mujtazillah untuk ashari. Sedang muhammad bin abdul wahab zaman khalifah Turki. dr cerita ustad, ashari tidak mengembangkan sufiisme. mungkin generasi pengikut yg mengembangkannya. Semangat imam ashari seharusnya juga membenahi bid'ah diumat. sehingga tdk ada pertentangan dengan pengikut muhammad bin abdul wahab. sehingga yg menyebut aswaja tidak mendukung bid'ah. Kalau untuk pemahaman tauhid pendapat saya lebih luas disalafi sedang diashari hanya pada sifat saja. Mari kita sama sama tegakkan sunnah. dan buang segala bentuk bid'ah. seperti semangat imam ashari.
Tbah lagi aliran islam :
1. Sufi
2. Islam nusantara
3. Islam NU
Kamu wahabi...jongos dulwahab ya...
@@priamisterius2174 kamu dajal ya..
Waspada WAHABI SALAH FIKIR
😊cara ngetik
Min...Ustad ini namanya siapa ya...
Ustadz Alnofiandri Dinar, Lc., MA
@@nurulfajar terimakasih...
Nama buya ininsiapa? Saya mau belajsr fikih
Ust. Alnofiandri Dinar, Lc., MA Ketua yayasan tabung wakaf umat yg didirikan oleh Ust. Abdul Somad, Lc., MA
Kalo kita me ngikuti imam hanafi, malik, syafii dan imam ahmad bin hambal dan mengikuti para sahabat nabi dan juga mengikuti nabi salallahualaihiwassalam maka kita disebut ahlusunnah waljamaah. Dan kita mengikuti ulama ulama yg mengikuti para imam( imamyg 4/ imam madhab) dst sampai ke baginda nabi salallahu alaihiwassalam, maka kita di sebut ahlussunnah waljamaah. Dan ketahuilah saudaraku semua yg kita ikuti semua itu tadi, mereka tdk pernah merayakan maulidan tiap tahun nya, tdk pernah melakukan tahlilan dari 1hari 3 hari 7 hari 40 hari dst, bila ada saudaranya yg meninggal, mereka juga msrayakan 7 bulanaan bila ada yg hamil dst, itulah ciri atau bukti yg nyata org yg di sebut ahlussunnah waljamaah,
Ohhh begitu ya, memang susah jelasinnya ke wahabi, hatinya sudah dipenuhi setan, yg mnjadi dalil untuk kalian hanya jika tak pernah dilakukan nabi bid'ah, terserah kalianlahh, dijelasin jiga nggak ada gunanya.
Ketahulah wahai wahabi, mereka salafus saleh tidak pernah membagi tauhid menjadi tiga. Itu bidah
Ngaji mu krg bnyk son...
WAHABI salah fikir
Hati2 kita semua
SILAHKAN BACA BUKU JUDULNYA ABDULLAH BIN SABA' TOKOH FIKTIF. ABDULLAH BIN SABA ADALAH CERITA KARANGAN SAIF BIN UMAR.
Apakah ada referensi nya?
JANGAN TERTIPU JARGON WAHABI kembali ke Qur'an Sunnah(cuma jargon)
Cek dulu dan pelajari dg baik fatwa2 CANGKEM ELEK WAHABI yg mengaku2 paling nyunnah sesuai Nabi yg lain salah sesat masuk neraka, dan pelaku bid'ah lebih berbahaya dari pada orang kafir, kata Wahabi. 😬
Qunut shubuh bid'ah sesat masuk neraka.
Tarawih 20 rokaat tidak sah sesat masuk neraka.
Do'a bersama bid'ah sesat masuk neraka.
Kultum Ramadhan bid'ah sesat masuk neraka.
Beduk bid'ah sesat masuk neraka.
Tasbih bid'ah sesat masuk neraka.
Sorban bid'ah sesat masuk neraka.
Sajadah bid'ah sesat masuk neraka.
Kaligrafi bid'ah sesat masuk neraka.
Shodaqoh Jum'at berkah bid'ah sesat masuk neraka.
Shodaqollohul'adzim abis baca Qur'an bid'ah sesat masuk neraka.
Halal Bihalal bid'ah sesat masuk neraka.
INI bid'ah sesat sesat sesat
ITU bid'ah sesat sesat sesat
Mic gak bid'ah krn Wahabi suka ama mic 😁
HORMAT BENDERA sYIRIK 😬
Merayakan hari raya kemerdekaan negara HARAAMMM 😁
Wisata Borobudur HARAAAMM
TAI KUCING SUCI 😬
ONANI TIDAK MEMBATALKAN PUASA
YANG TIDAK PERCAYA BUMI DATAR KAFIR MURTAD biarpun diketawain manusia
WAHABI = WAWASAN HANYA BID'AH
Otaknya jadi gemar menuduh sesat masuk neraka.
TERUS BELAJAR KE BANYAK ULAMA
AGAR OTAK TIDAK GEMAR MENUDUH SESAT MASUK NERAKA
Waspadalah
WAHABI SALAH FIKIR
Wahabi muncul saat intelijen Yahudi nyamar jd islam
asari itu sudah bertobat ,tapi pengikutnya yang gak mau bertobat, masih melakukan kebidahan ,makanya ikutlah bertobat mengikuti ahlussunah bukan ahlulbidah
saya rela di namakan ahli bid'ah bila membaca yasin kalimat tahlil bersolawat berjamaah di anggap bid'ah masuk neraka pun rela pertanyaanya mungkinkah allah mengazab orang yg melakukan semua itu??!! bagi yg menuduh sesat justru mungkin yg mendapat azab gitu saja kok repot
WAHABI SALAH FIKIR ya Akhi..
Waspadalah kita
TASAWWUF dengan faham Wihdatul wujud atau manunggaling kawulo gusti kok gak di sebut ?
Mengapa aswaja kok masih banyak yg berbuat bidah, sdgkan ulama abu hasan Al as'ary da meninggalkan bidah
jgn dok tau nanti malu sendiri
Alhamdulillah pondok pesantren WAHABI sangat di minati masyarakat , terbukti di Riau menjamurnya pondok2 WAHABI
Semoga anak2 kita tidak terjerumus Wahabi. Semoga pengikut Wahabi ayah ibunya semua masuk nereka sebagai mana mereka mengatakan ayah ibu nabi masuk neraka.