Maaf om saya sangat telas membalas,karena sedang survei lokasi mingguan kemren. Kepekaan tanah itu bisa dilihat di jurnal jurnal dan buku2 om, salah satu acuan yang bisa membantu sedikit untuk di baca, sdh aaya terterakan di deskripsi om
Kalau misalnya mau tau di desa A, luas kerawanan rendahnya berapa, sedangnya berapa, tingginya berapa, itu sama kah caranya bang? Soalnya kalau di intersect, luasnya masih sama, hanya tiap kelas kerawanan, jadi cuma ketahuan di desa A itu terdiri dari kelas kerawanan apa saja 🙏 Mohon dijawab bang🙏
@@rahasiawkwk maaf ni om telat balas, kemren banyak kesibukan nggk fokus, dengan temen2 yg koment di youtube. Misal nama desanya AA. cara menghitungnya. 1. Intersect lahan longsor dengan peta AA, = hasil interset (ABA) 2. buat field baru di ABA lalu hitung luasnya di sana (pada open attribut tabel ) 3. Pada attribut tabel di ABA, klik select by atribut lalu buat formula disana AA=kerawanan rendah. 4. Setelah terselect hitung luasnya per tingkat kerawanan. Atau bisa juga dari penghitungan luas tersebut, di export ke excel, lalu hitung pertingkat kerawanannya di excel
terima kasih atas berbagi ilmunya, semoga berkah dan segala kebaikan dari manfaat channel ini bisa kembali berbuah manis untuk channel ini.. saya mau bertanya, apakah sumber yang menjadi patokan untuk menentukan jenis tanah peka, kurang peka, sangat peka?? saya mencari sumbernya namun belum ketemu. mohon pencerahan. terima kasih.
Alhamdulillah terima kasih banyak mbk. Untuk kepekaan jenis tanah itu memang ada literaturnya mbk, semuanya sdh saya cantumkan linknya di deskripsi mbk.
Biasanya intersect itu gagal karena : 1. Ketidak samaan sistem koordinat terkadang itu berpengaruh, jadi usahakan ubah ke wgs 1984 atau utm 1984, yg penting mereka 1 sistem koordinat yg sama 2. Pada shp pemotongnya ada celah atau ruang terlebih di banding yg menjadi bahan untuk di potong, misal di beberapa titik, mungkin ada ruang pada bahan untuk di potong itu lebih kecil dari bahan pemotong 3.jika tidak bisa intersect coba pake clip
Bisa jadi. 1. Masih kondisi editor maka matikan editor 2. Sistem koordinat tidak sama maka sama kan sistem koordinat yaitu WGS 1984 3. Areal nya jangan terlalu besar
Bang, boleh tanya bang. Data yang didapatkan SHP nya dari laman web Atau bikin sendiri Klasifikasi nya bg? Kalau datanya Dari laman web, boleh bagi datanya bg? Kebetulan kawasan nya sama2 Sumatera Barat juga
Bang bagaimana pembobotan curah hujan jika kita gunakan data curah hujan harian. Karena untuk wilayah NTT curah hujan tahunan memang kecil. Tetapi banjir bandang kemarin menimbulkan banjir dan tanah longsor di NTT. Sehingga kita gunakan data curah hujan pada hari terjadinya banjir bandang. Mohon penjelasannya.
Klw untuk data CH nya dari data harian untuk peta longsor, itu akan lebih bagus bg. Untuk faktor pengkelasan Ch harian, saya sdh cari dan belum dapat bg. Saran saya, sebaiknya abg cari literatur pengkelasan CH Harian, setelah mendapatkan kelas Ch harian dari literatur, contoh pengkelasan Kelas Ch harian >11,1 sangat basah skor 5 8,3 - 11.1 basah skor 4 Dan seterusnya kemudian baru abg lakukan pengolahan datanya seperti biasa (seperti video ini)
Ini saya dapat dari BMKG0 mm/hari (abu-abu) : Berawan 0.5 - 20 mm/hari (hijau) : Hujan ringan 20 - 50 mm/hari (kuning) : Hujan sedang 50 - 100 mm/hari (oranye): Hujan lebat 100 - 150 mm/hari (merah) : Hujan sangat lebat >150 mm / hari (ungu) : Hujan ekstrem Jika pada saat banjir bandang di NTT curah hujan yg tercatat di salah satu stasiun meteorologi 150,4. Berarti masuk hujan ekstrim. Jadi apakah bisa skor pembobotannya 5?
Data Ch itu kita ambil dari data BPS atau bisa juga dari BMKG. Data PL, tanah dll itu ada di web jadi kita nggk buat, semua data itu ada di blog warungmapping.my.id
Bang, untuk Bobot klasifikasi Tutupan Lahan selain yang ada ditutorial bagaimana? Di data SHP saya ada yang belum ada di kriteria seperti: BANDARA/PELABUHAN, BELUKAR RAWA, HUTAN RAWA SEKUNDER, HUTAN TANAMAN, PERKEBUNAN, RAWA, SAVANA, TAMBAK, TRANSMIGRASI. Apakah abang punya sumber literatur untuk pembobotannya?
Hal itu bisa terjadi karena mungkin ada shp yg tidak sama sistem koordinatnya, ada shp yg bolong atau kosong, jika intersect tidak bisa, maka pake union atau merge saja bg
Wah ketemu jawabannya disini tengkyuuuu
Alhamdulillah mkasih om
Terima kasih banyak pak, tugas kami sangat terbantu
Alhamdulillah, terima kasih Mbk Noresca D
😊😊 r
terima kasih pak, sangat bermanfaat 😁
Alhamdulillah baik om sami2
bg untuk kepekaan tanah cek dimana ya?
Maaf om saya sangat telas membalas,karena sedang survei lokasi mingguan kemren.
Kepekaan tanah itu bisa dilihat di jurnal jurnal dan buku2 om, salah satu acuan yang bisa membantu sedikit untuk di baca, sdh aaya terterakan di deskripsi om
Bang kalau udah jadi, terus mau hitung luas tiap klasifikasi kerawanannya per desa harus diapain dulu ya?
Hitung dulu luasan kerawannya, lalu interseck saja dengan batas desa om
Kalau misalnya mau tau di desa A, luas kerawanan rendahnya berapa, sedangnya berapa, tingginya berapa, itu sama kah caranya bang?
Soalnya kalau di intersect, luasnya masih sama, hanya tiap kelas kerawanan, jadi cuma ketahuan di desa A itu terdiri dari kelas kerawanan apa saja 🙏
Mohon dijawab bang🙏
@@rahasiawkwk maaf ni om telat balas, kemren banyak kesibukan nggk fokus, dengan temen2 yg koment di youtube.
Misal nama desanya AA. cara menghitungnya.
1. Intersect lahan longsor dengan peta AA, = hasil interset (ABA)
2. buat field baru di ABA lalu hitung luasnya di sana (pada open attribut tabel )
3. Pada attribut tabel di ABA, klik select by atribut lalu buat formula disana AA=kerawanan rendah.
4. Setelah terselect hitung luasnya per tingkat kerawanan.
Atau bisa juga dari penghitungan luas tersebut, di export ke excel, lalu hitung pertingkat kerawanannya di excel
Bang untuk shp penggunaan lahan Lampung tahun 2014 ada tidak bang?🙏
Maaf mbak saya nggak punya aja.
@@warungmapping oke terimakasih bang 🙏
@@dewiratnafahmi3220 baik mbk sami2
terima kasih atas berbagi ilmunya, semoga berkah dan segala kebaikan dari manfaat channel ini bisa kembali berbuah manis untuk channel ini.. saya mau bertanya, apakah sumber yang menjadi patokan untuk menentukan jenis tanah peka, kurang peka, sangat peka?? saya mencari sumbernya namun belum ketemu. mohon pencerahan. terima kasih.
Alhamdulillah terima kasih banyak mbk.
Untuk kepekaan jenis tanah itu memang ada literaturnya mbk, semuanya sdh saya cantumkan linknya di deskripsi mbk.
mas untuk membuat tipe batuan jadi 3 klas itu ada acuannya ya?
Ada, sesuai dengan literqtur yg di gunakan om
@@warungmapping ada literaturnya mas, mau belajar buat juga, karena shp batuan yg di download tidak ada field type batuannya 🙏
@@dyangis bahan dan litetaurnyq sdh saya letakin di deskripsi om, silahkan di klik aja linknya.
Bang mau nanya ketika intersect gagal bang paramter yg sya gunakan yaitu penggunaan lahan kemringan curah hujan dn jenins tanah bang
Biasanya intersect itu gagal karena :
1. Ketidak samaan sistem koordinat terkadang itu berpengaruh, jadi usahakan ubah ke wgs 1984 atau utm 1984, yg penting mereka 1 sistem koordinat yg sama
2. Pada shp pemotongnya ada celah atau ruang terlebih di banding yg menjadi bahan untuk di potong, misal di beberapa titik, mungkin ada ruang pada bahan untuk di potong itu lebih kecil dari bahan pemotong
3.jika tidak bisa intersect coba pake clip
@@warungmapping baik bang terimaksih untuk penjelsannya 🙏🙏
mas, kalo intersect gagal pdahal sudah proyeksinya sama. itu bgaimana ya solusinya?
kenapa ya saat sy melakukan intersect selalalu gagal pak?
Bisa jadi.
1. Masih kondisi editor maka matikan editor
2. Sistem koordinat tidak sama maka sama kan sistem koordinat yaitu WGS 1984
3. Areal nya jangan terlalu besar
Mksih
baik bg. sama-sama
untuk membuat file SHP Jarak ke jalan Raya (Distance to Road) bagaiamana caranya bang? apa ada tutorialnya?
Itu cara buatnya sama seperti ini om ua-cam.com/video/ENQNYagdSPg/v-deo.html
Bang, boleh tanya bang. Data yang didapatkan SHP nya dari laman web Atau bikin sendiri Klasifikasi nya bg? Kalau datanya Dari laman web, boleh bagi datanya bg? Kebetulan kawasan nya sama2 Sumatera Barat juga
Data apa itu om?
Bisa minta data shp curah hujannya kh bg
Bisa, tapi saat ini saya sedang di lapangan, nggk bisa buka laptop, nnti saya kasih link klw sdh bisa
sekalian data shp lereng bg itu aja, mkasih
@@Hylecsa untuk Kebutuhan SHP dpat dilihat disini www.warungmapping.my.id/2021/01/download-data-shapefile-shp-terbaru.html
untuk CH dapat dilihta disini drive.google.com/file/d/1ERwZCLZHWcClvYc3EBgHBJyWd7_DRZSO/view?usp=sharing
Ok bg mkasih
kalau nama desa nya biar terlihat gimna bg?
Lihat saja caranya di sini
ua-cam.com/video/VV4YClOhtL8/v-deo.html
Bang bagaimana pembobotan curah hujan jika kita gunakan data curah hujan harian. Karena untuk wilayah NTT curah hujan tahunan memang kecil. Tetapi banjir bandang kemarin menimbulkan banjir dan tanah longsor di NTT. Sehingga kita gunakan data curah hujan pada hari terjadinya banjir bandang. Mohon penjelasannya.
Klw untuk data CH nya dari data harian untuk peta longsor, itu akan lebih bagus bg.
Untuk faktor pengkelasan Ch harian, saya sdh cari dan belum dapat bg.
Saran saya, sebaiknya abg cari literatur pengkelasan CH Harian, setelah mendapatkan kelas Ch harian dari literatur, contoh pengkelasan
Kelas Ch harian
>11,1 sangat basah skor 5
8,3 - 11.1 basah skor 4
Dan seterusnya
kemudian baru abg lakukan pengolahan datanya seperti biasa (seperti video ini)
Ok makasih bang atas penjelasannya.
@@p4r4d0c3s baik bg sami2
Ini saya dapat dari BMKG0 mm/hari (abu-abu) : Berawan
0.5 - 20 mm/hari (hijau) : Hujan ringan
20 - 50 mm/hari (kuning) : Hujan sedang
50 - 100 mm/hari (oranye): Hujan lebat
100 - 150 mm/hari (merah) : Hujan sangat lebat
>150 mm / hari (ungu) : Hujan ekstrem
Jika pada saat banjir bandang di NTT curah hujan yg tercatat di salah satu stasiun meteorologi 150,4. Berarti masuk hujan ekstrim. Jadi apakah bisa skor pembobotannya 5?
@@p4r4d0c3s iya bg, bisa skor 5 itu.
Assalamualaikum bang. Shp Penggunaan Lahan 2011 Lampung bang. Boleh bang kalo ada
Sudah saya cantumkan link nya di deskripsi bg. Coba bg download saja disana
Siap bang, makasih bang
@@yahyaikhlasulamal baik bg, sami2
peta batuan dari mana ya?
Coba abg buka di sini www.warungmapping.my.id, klik bahan shapefile
@@warungmapping baik terima kasih mas, nanti kalau ada pertanyaan lg saya sampaikan 🙏
bang itu file curah hujan, penggunaan lahan, tanah, sama lahan itu filenya kita bikin sendiri berdasarkan data apa emang ada di web?
Data Ch itu kita ambil dari data BPS atau bisa juga dari BMKG. Data PL, tanah dll itu ada di web jadi kita nggk buat, semua data itu ada di blog warungmapping.my.id
@@warungmapping makasi bang
@@andreray1928 oke,sami2
Bang, untuk Bobot klasifikasi Tutupan Lahan selain yang ada ditutorial bagaimana? Di data SHP saya ada yang belum ada di kriteria seperti: BANDARA/PELABUHAN, BELUKAR RAWA, HUTAN RAWA SEKUNDER, HUTAN TANAMAN, PERKEBUNAN, RAWA, SAVANA, TAMBAK, TRANSMIGRASI. Apakah abang punya sumber literatur untuk pembobotannya?
Coba abg, lihat disini www.warungmapping.my.id/2021/02/literatur-longsor.html?m=1
@@warungmapping Siap bang. Makasih infonya.
@@p4r4d0c3s baik bg sami2
Bang punya data SHP jenis Tanah yang sudah memuat tentang parameter KEPEKAAN, TIDAK PEKA, AGAK PEKA, KURANG PEKA, SANGAT PEKA?
@@p4r4d0c3s maaf bg, saya nggk punya bg
Bang. Kenapa pas di intersect selalu gagal, dan semisal jadi pun ga semua data yg telah di intersect terbaca?
Maaf bg saya tadi sedang dilapangan (kehutan) susah sinyal, file apa yg abg intersect?
Hal itu bisa terjadi karena mungkin ada shp yg tidak sama sistem koordinatnya, ada shp yg bolong atau kosong, jika intersect tidak bisa, maka pake union atau merge saja bg
Tdk ada gambarnya min
gambar apa bg?
@@warungmapping oh ada mi gambarnya pak...pak di klom deksripsi apa dilampirkan cnth datanya pak buat bljr?
@@afiefzul9825 iya bg. saya lampirkan datashapefile nya.
@@warungmapping ok bang trimah kasih banyak
@@afiefzul9825 baik bg. sama2
Bang boleh minta wa/instagram pngntanya bang
boleh bg ini instagram saya instagram.com/abdurrohim_1/channel/?hl=id