Carok di Pilkada Sampang Tradisi atau Tragedi

Tonton video lengkapnya di sini:
Saksi Pilkada Sampang tewas mengenaskan akibat bentrokan berdarah yang disebut carok. Peristiwa ini memicu pertanyaan besar: apakah ini murni konflik adat, atau ada kepentingan politik di baliknya? Bagaimana hukum akan menangani kasus yang memprihatinkan ini? Simak kronologi lengkap dan pembahasannya dari Jurnalis detikJatim dalam Indonesia Detik Ini.
20.detik.com/d...
Ayo tonton dan share detik ini juga!
click our website :
detikcom: www.detik.com
20detik: 20.detik.com
Follow official account detikcom di:
Twitter: / detikcom
Instagram detikcom: / detikcom
Instagram 20detik: / 20detik
Facebook detikcom: / detikcom
Facebook 20detik: / 20detik

[@imamsyafiie3737]

Tolong risetnya lebih berkualitas lagi ya, carok dan pengeroyokan itu dua hal yang berbeda.

[@mikhoilrezkyromadhoni3405]

Carok itu duel 1 vs 1 sama2 pegang clurit....kalo ini mah pengeroyokan,dan korban yg meninggal ini tangan kosong gk peganng clurit .

[@ImamUddin-sg3lb]

Pantura Madura masih Pola Pikirnya masih Primitif...

[@usmaniba4805]

Mohon maaf. Wartawannya kurang cakap
.. Tak lancar bicaranya

[@apriantoputran2639]

Yg Lebih Gila Lagi Menghilangkan Nyawa Orang Lain Secara Sadis Ancaman Hukumanya Cuman 10 Thn..Itulah Hukum Konoha..

[@malifcandramata198]

Bangsa Indonesia ini terdiri dari ratusan suku dan etnis. Dari sekian banyak suku tsb, sangat sedikit suku yg mempunyai karakter egaliter dan objektif.
Banyak suku yg mempunyai sifat suka mengkultuskan seseorang lebih dominan daripada berpikir jernih.
Dari hal tsb, maka demokrasi yg cocok dan sesuai untuk bangsa ini adalah Demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi perwakilan seperti yg tertuang dalam UUD 1945 (yg asli).
Karena memilih sistem demokrasi yg tidak benar, yg tidak sesuai dg karakter dan budaya bangsa, maka beberapa tahun lagi Negara Republik Indonesia yg besar ini ada kemungkinan akan pecah seperti Uni Soviet atau Yugoslavia atau Cekoslowakia.
Atau Negara Republik Indonesia ini akan hancur seperti Lebanon, Irak, Libya atau Suriah. Itulah semua Negara2 yg terlalu mengagungkan demokrasi.
Negara Republik Indonesia yg besar dan luas ini sudah diacak-acak, dihancurkan, diatur dan dikendalikan oleh Para Buzzer, Para Lembaga Survei, Pihak Asing dan Media massa.
Para Buzzer & Lembaga Survei sudah menjadi Raja di Negeri ini dan Media massa sebagai corongnya, serta Para Mafia dan Para Cukong sebagai penyandang dananya.
Sejak Reformasi th.1998, setiap ada Pemilu, Pilkada atau Pilpres terjadi hiruk pikuk, agitasi, tarik-menarik, intimidasi, pemaksaan, sogok-menyogok, kekacauan dan perpecahan pada hampir semua level masyarakat mulai dari tingkat kota sampai desa, pegawai PNS, pegawai pemda, perangkat aparat desa & kelurahan, pegawai Instansi pemerintah, pegawai BUMN, dan akhirnya sebagian besar waktu dan kegiatan menjadi kontraproduktif, tidak efektif dan tidak efisien.
Sistem Demokrasi yg berjalan di Indonesia saat ini adalah demokrasi individu yg liberal, tidak cocok dan tidak sesuai untuk diterapkan pada bangsa ini.
Negeri ini terlalu mubazir dan terlalu boros membuang2 waktu, tenaga, sumber daya dan biaya hanya untuk sebuah sistem demokrasi yg tidak benar, padahal rakyat masih banyak yg miskin dan bodoh.
Sebagian besar rakyat Indonesia tidak tertarik dg urusan politik. Mereka yg peduli dg politik itu jumlahnya tidak lebih dari 10%.
Rakyat tidak butuh hiruk pikuk politik, Pileg, Pilkada, Pilpres. Rakyat membutuhkan makanan, kesehatan yg baik, pendidikan yg baik, tempat tinggal yg baik & sehat dan hidup damai.
KESIMPULAN :
Negeri dan bangsa ini sudah rusak. Untuk menyelamatkan Negeri ini dari kekacauan, disintegrasi, kehancuran dan untuk kemaslahatan rakyat & masyarakat serta supaya Lembaga KPU dan BAWASLU fungsi dan kinerjanya lebih efektif, efisien dan dapat dipercaya sehingga Negara bisa menghemat biaya yg sangat besar untuk penyelenggaraan Pemilu (Pileg, Pilkada, Pilpres), maka :
1. Negara harus kembali ke UUD 1945 yg asli (Presiden dipilih oleh MPR dan Kepala Daerah dipilih oleh DPRD).
2. Jumlah Partai Politik paling banyak 3 Partai Politik.
3. Biaya Operasional Partai Politik ditanggung 100% oleh Negara.
4. Untuk menjadi anggota Partai Politik dan anggota Legislatif harus melewati persyaratan yg ketat & selektif. Anggota Partai Politik dan anggota Legislatif harus orang2 yg berakhlak & kompeten.
----------------------------------
Catatan :
Kembali ke UUD 1945 yg asli itu bukan berarti kita kembali kepada zaman Orde Baru atau Orde Lama, tetapi adalah kembali kepada cita2 kemerdekaan bangsa Indonesia, kembali kepada tujuan kesepakatan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

[@MoksaSamoksa]

Itu pembunuhan berencana urusan nyawa kumohon jg di hukum boss sebab manusia sedunia takmampu menghidupilagi boss

[@Imamsyafii-f5f]

Tragedi; kalo tradisi gak kayak gitu cara tanding nya, memalukan

[@MohHasan-u3s]

Yang terbunuh g bawak sajam yang ngeroyok pakai sajam jalas kalah gitu loh

[@rozhifachrur]

Duuuuhhhh mak deyyeh
Jhek padeh tretanan madhureh
Gara gara politik
Olle apah can...
Mun la Deyyeh niser klurga korban maupun kluarga pelaku se e budih...

[@syafriwibowo9200]

Bukan carok tapi ini pengeroyokan dg clurit

[@PakorBoto-cs1up]

Aa.. eee...aaaeee..aa... ee...

[@bambangspsp3596]

Bukan carok.pengeroyokan lawan tanpa senjata

[@WedangSereh]

Kontributor tv bicaranya kebanyakan e... e... e....
Pelit kosakata.... Duuuhhhh....
.
Itu pengeroyokan & pembunuhan karena korban tidak bawa senjata

[@agussetianto5502]

Bener bang, reporter tv bcrne mbulet aee alias kurang pinter😂

[@gedeardanaofficial]

Ini pembunuhan bukan carok browww

[@MohSulton-lm3zo]

kasih judul yg benar bos ini bukan carok

[@putrajaguar7382]

Mana ada carok.. itu bukan carok tapi pembunuhan...

[@aldoaldakeenan4197]

Reporternya ngomongnya kok berbelit2 gk jelas..

[@WedangSereh]

Itulah 👌 👍
Kebanyakan e... e... e....
Mbelgedess

[@MiskanDimas]

Itu bukan carok itu pembunuhan, klu carok sama"lawan dan sama bersenjata